Anda di halaman 1dari 4

Kisah Sukses Generasi Muda, dari Pengusaha

Muda Hingga Menteri


Generasi muda selalu memberikan kejutan dari generasi ke generasi. Dari kejutan yang sifatnya
menguntungkan hingga yang meresahkan. Tulisan Zenius Blog kali ini membicarakan beberapa
generasi muda serta peran yang dia lakukan saat ini.

“Berikan aku 1000 orang tua niscaya akan aku cabut semeru dari akarnya, berikan aku 10 orang
pemuda niscaya akan ku guncangkan dunia,” – Ir. Soekarno
Sebuah ungkapan yang sangat tidak asing dari presiden pertama Republik Indonesia. Ungkapan yang
menggambarkan betapa besarnya pengaruh yang bisa diberikan oleh kaum muda. Ungkapan ini
sangatlah relevan apabila kita melihat bagaimana banyak sejarah dunia dapat terjadi. Banyak hal
telah dibuktikan oleh generasi muda sepanjang sejarah. Mulai dari menjadi pengusaha muda hingga
menjadi menteri seperti menteri olahraga Malaysia, Syed Saddiq. Sudah banyak kisah sukses di usia
muda dan tokoh inspirasi berusia muda yang bisa diteladani.
Daniel Marc Cohn-Bendit pada usianya yang baru menginjak 23 tahun menjadi tokoh di balik
peristiwa Paris 68. Joshua Wong, tokoh di balik Umbrella Revolution, menjadi tokoh penggerak
demonstrasi besar di Hong Kong sejak usianya masih 18 tahun pada tahun 2014. Greta Thunberg,
remaja yang kini berusia 16 tahun, melalui aksinya melawan perubahan iklim membuat sekitar 4 juta
orang ikut turun ke jalan.
Di Indonesia sendiri tokoh-tokoh pemuda turut berkontribusi besar dalam peristiwa yang terjadi
dalam sejarah. Mulai dari Wikana dan Darwis sebagai beberapa pemuda di balik Peristiwa
Rengasdengklok. Arief Rahman Hakim dan Soe Hok-gie menjadi beberapa nama pemuda yang
moncer dalam peristiwa 66. Dalam perjalanan sejarah, pemuda banyak terlibat dan kontribusinya
tidak dapat dipandang sebelah mata.
Dalam tulisan kali ini, Zenius Blog membahas tokoh-tokoh muda yang memiliki peran pada hari ini.
Ada yang berkarya sebagai menteri, wakil menteri, juga berkarya di bidang-bidang lain.
Nadiem Anwar Makarim
Adakah pembaca yang tidak mengenal sosok ini? Beliau adalah Nadiem Makarim, pendiri dari salah
satu perusahaan rintisan terbesar di Indonesia, Go-jek. Pria kelahiran 4 Juli 1984 ini sekarang
menjabat sebagai Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia. Kementerian ini
memiliki tugas sebagai penyelenggara pendidikan anak usia dini, pendidikan dasar, pendidikan
menengah, dan pendidikan masyarakat, serta pengelolaan kebudayaan. Saat dilantik sebagai menteri,
usia Nadiem baru menyentuh angka 35 tahun dan menjadikannya sebagai menteri termuda dalam
Kabinet Indonesia Maju.
Nadiem menempuh studi hubungan internasional di Brown University, Rhode Island. Brown
University sendiri merupakan salah satu universitas Ivy League, kelompok universitas bergengsi
yang terdiri dari 8 universitas. Pendidikan Nadiem tak berhenti di level strata satu saja. Nadiem
berhasil memperoleh gelar master dari salah satu universitas paling bergengsi di dunia, Harvard
Business School.
Sebelum membesarkan Go-jek menjadi sebesar saat ini, Nadiem memulai karir profesionalnya
sebagai konsultan di McKinsey & Company. Selepas dari sana, Nadiem menjadi Managing Director
di Zalora dan Chief Innovation Officer di Kartuku. Setelahnya, Nadiem fokus mengembangkan Go-
jek yang awalnya hanyalah berupa call center yang menghubungkan pelanggan dengan pengemudi
ojek. Kini, Go-jek telah bertransformasi menjadi salah satu perusahaan rintisan paling berpengaruh di
Indonesia. Bahkan mungkin beberapa dari kalian sudah menjadikan go-jek sebagai salah satu aplikasi
yang kalian tidak bisa lepas darinya untuk sehari saja. Entah kalian menggunakannya untuk pergi ke
sekolah atau untuk memesan makanan.
Dengan banyaknya kontribusi Nadiem melalui perusahaannya, Nadiem diganjar banyak penghargaan
bergengsi. Pada tahun 2016, Nadiem menjadi salah satu Straits Times Asias of The Year.
Penghargaan ini diberikan kepada mereka yang berkontribusi baik di dalam negerinya sendiri
maupun dalam ruang lingkup yang lebih luas seperti regional. Pada tahun 2018 silam, nama Nadiem
Makarim bertengger dalam The Bloomberg 50: The People Who Defined Global Business in 2018.
Penghargaan ini diberikan kepadanya atas pencapaiannya yang telah mengubah cara hidup banyak
orang Indonesia. Go-jek yang sebelumnya ‘hanya’ mampu menyediakan layanan ojek telah
bertransformasi menjadi tempat memesan makanan, layanan pijat, hingga tempat melakukan
transaksi pembayaran.
Kini, Nadiem telah mengundurkan diri dari posisi CEO Go-jek dan mulai menjabat sebagai Menteri
Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia. Tugas dan tanggung jawab yang diemban Nadiem
tentunya amat berbeda dengan apa yang dilakukannya selama ini.
Angela Herliani Tanoesoedibjo
Kini Angela menjabat sebagai Wakil Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif. Usianya saat dilantik
adalah 32 tahun dan menjadikannya sebagai wakil menteri termuda dalam Kabinet Indonesia Maju.
Angela menempuh pendidikan strata satunya di University of Technology Sydney di bidang
komunikasi. Kemudian Angela meneruskan pendidikannya dengan mengambil master di bidang
keuangan di University of New South Wales.
Walau usianya baru 32 tahun, Angela telah memiliki segudang pengalaman mulai dari staff keuangan
hingga menjadi Direktur Media Nusantara Citra (MNC). Sebelumnya, pada tahun 2008, Angela
mendirikan majalah bernama Highend Magazine yang kemudian dilanjutkan dengan mendirikan
Highendteen Magazine. Majalah tersebut berfokus untuk membahas gaya hidup.
Dua orang di atas adalah orang muda yang berkontribusi pada level pemerintahan dengan
kewenangannya dalam membuat kebijakan. Kita semua tentunya memiliki peran masing-masing
dengan kontribusi pada tingkatan yang berbeda-beda. Intinya, dimanapun kita berada, kita selalu bisa
berkontribusi. Karena bagaimanapun juga, tidak perlu untuk menggapai level tertentu terlebih dahulu
untuk menebar manfaat. Kita selalu bisa menjadi pribadi yang bermanfaat dengan apapun posisi kita.
Sebagaimana yang dilakukan oleh beberapa Alumni Zenius. Kini mereka telah menuntaskan studinya
dan telah memulai menapaki karirnya masing-masing. Di sana, mereka mulai menebarkan manfaat
dengan Zenius sebagai salah satu bekalnya.
Johann Wibowo
Pemuda yang berasal dari Curup, Bengkulu, ini sekarang menjabat sebagai Project Team Leader di
PLN Enjiniring. Usia lulusan ITB ini sekarang belumlah melebihi angka 26 tahun. PLN Enjiniring
sendiri merupakan salah satu anak perusahaan PT. PLN (Persero) yang berfokus menjadi konsultan
teknik dalam bidang listrik maupun non-listrik.
Fanni Irsanti
Berikutnya ada Fanni. Fanni adalah lulusan Teknik Elektro UGM, Yogyakarta, yang saat ini
berperan sebagai tenaga ahli muda kantor staf kepresidenan. Usianya belumlah melebihi angka 30
tahun. Walau masih muda, Fanni memiliki tanggung jawab yang tidak mudah karena dirinya terlibat
dalam memberikan rekomendasi kebijakan pemerintah negeri ini. Nasib rakyat salah satunya
ditentukan oleh peran Fanni.
Fanni Irsanti
Berikutnya ada Fanni. Fanni adalah lulusan Teknik Elektro UGM, Yogyakarta, yang saat ini
berperan sebagai tenaga ahli muda kantor staf kepresidenan. Usianya belumlah melebihi angka 30
tahun. Walau masih muda, Fanni memiliki tanggung jawab yang tidak mudah karena dirinya terlibat
dalam memberikan rekomendasi kebijakan pemerintah negeri ini. Nasib rakyat salah satunya
ditentukan oleh peran Fanni.
Mereka-mereka ini adalah para pemuda Indonesia yang memiliki peran berbeda-beda. Mulai dari
menteri hingga karyawan di sebuah capital venture. Di tangan mereka dan kitalah nasib Indonesia
akan ditentukan. Tak peduli berapapun umurmu, kamu memiliki peranmu sendiri-sendiri di
masyarakat. Kamu tetap bisa berkontribusi meski kamu belum bisa memperoleh KTP. Orang-orang
yang kita bahas di atas adalah contoh yang patut untuk diteladani. Mulai dari Greta, remaja berusia
16 tahun, hingga Nadiem yang telah berumur 35. Tak ada istilah terlalu cepat atau terlambat untuk
berkontribusi.

Anda mungkin juga menyukai