Anda di halaman 1dari 11

I.

Latar Belakang

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan berada di bawah dan bertanggung


jawab kepada Presiden. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan dipimpin oleh
seorang Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud). Kementerian
Pendidikan dan Kebudayaan mempunyai tugas menyelenggarakan urusan
pemerintahan di bidang pendidikan anak usia dini, pendidikan dasar, pendidikan
menengah, dan pendidikan masyarakat, serta pengelolaan kebudayaan untuk
membantu Presiden dalam menyelenggarakan pemerintahan negara. Kementerian
Pendidikan dan Kebudayaan dan Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan
Tinggi pada periode Jokowi dan Jusuf Kalla menjadi bagian yang berbeda
sedangkan pada periode sekarang Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan dan
Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi menjadi bagian yang sama.
Kepemilihan Muhadjir Effendy sebagai Menteri Pendidikan dan Kebudayaan
dalam Kabinet Kerja pada tanggal 27 Juli 2016 yang dipilih oleh Presiden Joko
Widodo berbeda dengan pemilihan Nadiem Anwar Makarim sebagai Menteri
Pendidikan dan Kebudayaan dalam Kabinet Indonesia Maju pada tanggal 23
Oktober 2019 yang dipilih oleh Presiden Joko Widodo juga. Pemilihan Nadiem
Anwar Makarim menjadi banyak sorotan di media massa pada saat pemilihan
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan dalam Kabinet Indonesia Maju
II. Identifikasi dan Rumusan Masalah

1. Siapa sosok Nadiem Anwar Makarim sebelum menjadi Menteri


Pendidikan dan Kebudayaan?
2. Apa saja program kerja Nadiem Anwar Makarim?
3. Apa saja alasan terpilihnya Nadiem Anwar Makarim menjadi Menteri
Pendidikan dan Kebudayaan?
4. Bagaimana pandangan masyarakat Indonesia yang menerima dan tidak
menerima dengan adanya Nadiem Anwar Makarim sebagai Menteri
Pendidikan dan Kebudayaan?
III. Pembahasan

1. Sosok Nadiem Anwar Makarim

Salah satu tokoh yang cukup mencuri perhatian adalah Nadiem Makarim. Pendiri
dan CEO Gojek ini akhirnya diumumkan menjabat sebagai Menteri Pendidikan
dan Kebudayaan (Mendikbud). Selain karena sosoknya yang lekat dengan
perusahaan startup Gojek, Nadiem (35) juga menjadi menteri termuda di kabinet
ini. Nadiem memang dikenal sebagai pengusaha. Namun, latar belakang
keluarganya jauh dari ranah bisnis. Pria kelahiran Singapura, 4 April 1984, ini
merupakan anak ketiga pasangan Nono Anwar Makarim dan Atika Algadri. Ayah
Nadiem merupakan aktivis sekaligus pengacara ternama di tanah air. Ia
menghabiskan masa sekolah dasar dan menengah pertama di Indonesia, lalu
melanjutkan pendidikan menengah atas di Singapura. Lepas dari SMA, Nadiem
melanjutkan pendidikan ke salah satu universitas Ivy League di Amerika Serikat.
Jenjang strata satu ia tempuh di Brown University jurusan Hubungan
Internasional. Ia juga sempat ikut pertukaran pelajar di London School of
Economics and Political Science di Inggris. Setelah menyabet gelar BA (Bachelor
of Arts), Nadiem melanjutkan S2 ke almamater sang ayah, Harvard University,
hingga meraih gelar Master of Business Administration. Dengan ijazahnya,
Nadiem kembali ke Indonesia dan bekerja di perusahaan konsultan bertaraf. Ia
menghabiskan waktunya selama tiga tahun di perusahaan tersebut. Nadiem
kemudian pindah ke Zalora Indonesia sebagai Co-founder dan Managing Editor
selama setahun. Kemudian Nadiem berpindah perusahaan ke KartuKu dan
menjabat sebagai Chief Innovation Officer di perusahaan layanan pembayaran
nontunai itu pada 2013-2014. Di tengah-tengah lompat dari satu perusahaan ke
perusahaan lain, pada 2010 ia mulai mendirikan startup sendiri yakni Gojek yang
kini menjadi PT Aplikasi Karya Anak Bangsa. Gojek lahir dari kejelian insting
bisnis Nadiem yang mengaku sering menggunakan ojek untuk ke kantor. Ia pun
mencoba mengawinkan teknologi dan ojek menjadi inovasi baru. Kehadiran
Gojek sangat distruptif. Gojek menjadi alat transportasi umum "rasa baru" di
Indonesia dan cepat menarik perhatian masyarakat karena kemudahan akses yang
ditawarkan. Transportasi ini disambut baik dan berkembang hingga hari ini meski
sempat beberapa mengundang kontroversi, terutama dari pekerja ojek
konvensional. Saat ini, Gojek berkembang pesat dan menjadi decacorn pertama di
Indonesia sebagai startup dengan valuasi lebih dari 10 miliar dollar AS.

2. Program kerja Nadiem Anwar Makarim

Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Kabinet Indonesia Maju, Nadiem Makarim


menyampaikan akan banyak belajar dan menyerap aspirasi dari berbagai pihak,
terkait penunjukan dirinya oleh Presiden Joko Widodo. "Saya tidak ada rencana
100 hari. Rencana saya 100 hari adalah untuk duduk dan mendengar. Berbicara
dengan pakar-pakar di depan saya ini yang telah bertahun-tahun berdampak pada
kualitas pendidikan Indonesia. Saya ingin belajar dari mereka," ujar Nadiem
Makarim dalam sambutan di acara Serah Terima Jabatan di Gedung
Kemendikbud, Jakarta (23/10/2019). Nadiem menyampaikan, "Selama 100 hari
pertama saya akan mengerjakan apa aspirasi saya untuk semua anak Indonesia
yaitu belajar." "Jadi saya di sini bukan menjadi guru, saya untuk menjadi murid.
Saya mulai dari nol di pendidikan dan saya akan belajar sebanyak-banyaknya,"
lanjutnya. Nadiem menyampaikan meski demikian dirinya adalah pribadi yang
cepat untuk belajar. "Mohon satu hal kepada para dirjen, mohon sabar dengan
saya walau saya bukan dari latar belakang pendidikan tapi saya murid yang cepat
baik. Saya belajar cepat," ujarnya.

Prinsip gotong royong

Dalam kesempatan sama, Mendikbud Nadiem juga menyampaikan prinsip


gotong-royong dan kolaborasi akan menjadi kata kunci yang akan banyak
mewarnai kementerian dipimpinnya. Ia menyampaikan, "Gotong royong adalah
satu asas, satu value yang akan saya bawa ke dalam semua aktivitas dan interaksi
kita. Baik di level kementerian, baik dengan menteri-menteri lain, baik dengan
guru dan kepala sekolah dan pemerintah."

"Kata gotong royong ini akan menjadi kata kunci di perjalanan kita bersama,"
tegasnya. "Kita nggak bisa lakukan ini sendiri. Semua; pemerintah daerah,
pemerintah pusat, guru, organisasi masyarakat,orangtua dan murid. Semua harus
terlibat, semua harus gotong-royong untuk menciptakan kualitas pendidikan di
Indonesia," ujar Menteri Nadiem kepada para jurnalis. Nadiem meyakini
pendidikan dan generasi muda menjadi cara paling efektif mentrasformasi suatu
negara. "Tanpa perubahan mindset, tanpa merubah generasi selanjutnya,
Indonesia tidak akan maju di panggung dunia. Semua masalah itu bisa dipecahkan
dengan meningkatkan kualitas orang muda kita," ujarnya.

Fokus utama Pendidikan

Menjawab pertanyaan media soal tantangan dunia pendidikan Indonesia saat ini,
Nadiem melihat skala atau ukuran pendidikan menjadi tantangan besar. "Kita
memiliki sistem pendidikan 4 terbesar di dunia. Tiga ratus ribu sekolah itu luar
biasa. Jumlah muridnya, jumlah gurunya, jumlah pemerintah daerahnya.
Tantangan utama adalah skalanya, size-nya," ujar Nadiem. Lalu apakah sesuai
ekspektasi masyarakat bahwa Nadiem nantinya akan membawa teknologi dalam
dunia pendidikan di Indonesia, ia menjawab, "Sudah pasti peran teknologi akan
ada di situ (pendidikan). Dalam bentuk apanya belum tahu," jawab Nadiem.
Menurutnya langkah awal yang harus dilakukan bukan dengan aksi tapi mulai
dengan belajar dulu dari para stake holder yang ada. "Step pertama jangan selalu
memberikan solusi. Step pertama harus menjadi murid yang baik, belajar dulu,
kondisi lapangan seperti apa. Dari situlah kita baru menemukan solusi-solusi baik
teknologi mapun non-teknologi yang bisa meningkatkan kualitas.

Karakter dan relevansi Pendidikan

Nadiem kemudian menyampaikan, "Yang sudah jelas ada beberapa prinsip yang
ingin kita capai. Kita ingin memfokuskan pada manusia yang keluar dalam sistem
pendidikan kita harus seperti apa." "Yang pertama, harus berkarakter. Sistem
pendidikan berdasarkan kompetensi bukan hanya informasi saja namun
berdasarkan kompetensi, skill. Kedua, kemudian juga harus ada relevansi,"
jelasnya. "Selalu Pak Presiden menekankan link and match antar industri dan juga
institusi pendidikan. Relevansi dari skil-skil yang kita pelajari itu harus relevan,"
tutup Nadiem.
3. Alasan terpilihnya Nadiem Anwar Makarim menjadi Menteri
Pendidikan dan Kebudayaan

Banyak yang tidak menyangka Nadiem Makarim ditunjuk sebagai Menteri


Pendidikan dan Kebudayaan oleh Presiden Jokowi. Apalagi dalam kabinet ini,
Kemdikbud juga akan mengurus pendidikan tinggi, yang sebelumnya masuk
Kementerian Riset.

Namun Nadiem, yang sebelumnya diperkirakan akan menjadi menteri di bidang


informatika atau ekonomi kreatif sesuai keberhasilannya melahirkan dan
membesarkan Gojek, punya jawaban.

"Alasan kenapa saya terpilih walaupun saya bukan dari sektor pendidikan adalah
pertama saya lebih mengerti, belum tentu mengerti, tapi lebih mengerti apa yang
akan ada di masa depan kita," katanya setelah acara pelantikan menteri di Istana
Negara Jakarta, Rabu, 23 Oktober 2019.

Nadiem, yang dikenal sebagai pembangun perusahaan teknologi, dinilai mampu


mengantisipasi tantangan masa depan, termasuk yang berkenaan dengan
kebutuhan lingkungan pekerjaan pada masa mendatang.

"Sekali lagi ini adalah visi Bapak Presiden bukan visi saya, link and match itu
adalah saya akan mencoba menyambung apa yang dilakukan di institusi
pendidikan, menyambung apa yang dibutuhkan di luar institusi pendidikan, agar
bisa adaptasi dengan segala perubahan itu," kata pria yang lahir di Singapura pada
4 Juli 1984 itu. Alasan berikutnya berhubungan dengan pentingnya peran
teknologi dalam mendukung pengembangan 300.000 sekolah dan 50 juta murid di
Indonesia.

4. Pandangan masyarakat Indonesia kepada Nadiem Anwar Makarim


sebagai Menteri Pendidikan dan Kebudayaan

Presiden Joko Widodo (Jokowi) dikabarkan akan membentuk kementerian baru,


salah satunya Badan Ekonomi Kreatif (Bekraf) yang naik tingkat menjadi
Kementerian Ekonomi Digital dan Ekonomi Kreatif. Kementerian baru ini yang
diprediksi bakal menjadi tempat Nadiem Makarim bertugas nanti.
Pendiri Gojek, Nadiem Makariem, menjadi salah satu tokoh yang datang ke
istana negara jelang pengumuman kabinet Jokowi. Nadiem mengakui adanya
pembahasan jabatan di kabinet dengan Presiden Jokowi.
Meski tidak mengungkap langsung jabatan yang akan diembannya, dia
menyatakan siap untuk bergabung dalam kabinet baru nantinya. "Untuk spesifik,
saya belum bisa bicara karena itu hak prerogatif presiden," tutur Nadiem.
Chief Corporate Affairs Gojek, Nila Marita, menilai penunjukkan Nadiem di
kabinet menjadi sejarah baru bagi startup Indonesia. Dia yakin Nadiem akan
membawa Indonesia semakin maju di dunia.
"Hari ini Nadiem dipanggil Presiden Joko Widodo untuk hadir di Istana Negara
untuk menjadi bagian dari kabinet baru. Hal ini belum pernah terjadi
sebelumnya, di mana visi seorang pendiri startup lokal mendapat pengakuan dan
dijadikan contoh untuk pembangunan bangsa," ujarnya dalam keterangan tertulis
di Jakarta, Senin (21/10).

Prestasi Sudah Teruji

Rektor UI Periode 2019-2014 Prof Ari Kuncoro menilai, kinerja Nadiem


Makarim sudah teruji lewat menahkodai perusahaan besar sekelas Go-Jek.
Selain itu, reputasi Nadiem menurut dia juga sudah terbukti sebagai jebolan dari
Universitas Harvard.
"Sekarang masyarakat sudah bisa membentuk ekspektasi terhadap pemerintahan
dan membentuk tingkah laku. Ini adalah suatu bentuk aplikasi dari kredibilitas,"
tuturnya di Gedung BEI, Senin (21/10).
Kuncoro mengatakan, latar belakang Nadiem sebagai pengusaha akan membantu
menelurkan kebijakan-kebijakan kreatif untuk mendorong pertumbuhan
ekonomi Indonesia di tahun-tahun mendatang.
Selain itu, sosok Nadiem Makarim juga dinilai dapat meningkatkan kepercayaan
investor asing untuk datang ke pasar domestik. "Investor-investor bisa melirik
Indonesia dengan pendekatan door to door karena sosok orangnya," kata dia.
Prospek Gojek Masih Baik

Nadiem Makarim secara resmi telah mundur sebagai CEO dari perusahaan
transportasi yang didirikannya tersebut. Sebagai gantinya, Andre Soelistyo,
Presiden Go-Jek Grup dan Kevin Aluwi, co-founder Go-Jek akan berbagi
tanggung jawab untuk menjalankan perusahaan sebagai co-CEO, dengan fokus
membawa perusahaan ke tahap selanjutnya. Rektor UI, Ari Kuncoro
memprediksi prospek Go-Jek ke depannya akan tetap berjalan karena sang
pendiri telah berhasil membangun Go-Jek hingga sebesar ini.
"Untuk prospek Go-Jek (Nadiem) memang harus cari orang lagi. Tapi yang pasti
kalau sudah jalan bisnisnya ya gampang ke depannya. Kalau pengusaha kan
yang penting ide awal," tuturnya di Gedung BEI, Senin (21/10).

Driver Ojek Online Ancam Demo Massal

Pengemudi ojek online (ojol) yang tergabung dalam Gabungan Aksi Roda Dua
(Garda) rupanya tak setuju bila Nadiem dijadikan menteri oleh Jokowi. Ketua
Presidium Nasional Garda Igun Wicaksono bahkan mengancam bakal
mengerahkan massa dalam jumlah besar bila Nadiem menerima ajakan Jokowi.
"Ojol tidak setuju apabila Nadiem Makariem jadi salah satu menterinya Jokowi.
Akan ada pergerakan seluruh Indonesia sebagai penolakan," seru Igun saat
ditanyai Liputan6.com, Senin (21/10).

Meski sudah tak lagi memegang jabatan tertinggi di perusahaan, Igun


mengatakan, Nadiem saat ini masih tercatat sebagai pemilik bisnis Gojek. Oleh
karenanya, dia meminta kepada Nadiem untuk terlebih dahulu mensejahterakan
para driver ojol sebagai mitra kerjanya sebelum beralih pijakan menjadi seorang
menteri.

Presiden Joko Widodo mengumumkan kabinet jilid 2019-2024 atau Kabinet


Indonesia Maju di Istana Negara pada Rabu (23/10/2019).
Salah satunya adalah Nadiem Makarim yang ditunjuk sebagai Menteri
Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud).

Pasalnya, Nadiem Makarim bukanlah Mendikbud yang dipilih dari kalangan


akademisi seperti para pendahulunya. Namun demikian, pelaku startup di bidang
edutech atau edukasi berbasis pendidikan menyambut baik dipilihnya pendiri
startup decacorn Tanah Air, Gojek.

Diungkapkan oleh Country Manager PT Extramarks Indonesia Fernando Uffie,


dalam mengelola dunia pendidikan di Indonesia dibutuhkan orang yang
memiliki kemampuan melihat gambaran besar dan mampu memprediksi
tantangan di masa depan.

"Dari 9 tahun Pak Nadiem melakukan pengembangan terhadap fintech, yang


namanya Gojek, saya pikir itu adalah suatu kemampuannya untuk melihat
gambar besar dari industri, dalam hal ini adalah fintech pada saat itu," kata Uffie
ditemui di Jakarta, Kamis (24/10/2019).

Dengan pola pikir Nadiem, Uffie percaya, Nadiem Makarim bisa melihat
gambaran besar dari cita-cita pendidikan Indonesia.

"Kalau berbicara mengenai edutech, kami menyambut baik ini, karena secara
resmi, kita mempunyai orang yang memang mengerti. Dengan demikian, dalam
implementasinya (di dunia pendidikan) kita tak perlu meragukan, apalagi dengan
apa yang sudah dilakukan Pak Nadiem (di Gojek)," kata dia.

Sebelumnya, Presiden Joko Widodo mengumumkan kabinet jilid 2019-2024


atau Kabinet Indonesia Maju di Istana Negara pada Rabu (23/10/2019).

Salah satunya adalah Nadiem Makarim yang ditunjuk sebagai Menteri


Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud).

"Mas Nadiem Anwar Makarim, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan," kata


Jokowi saat mengumumkan Nadiem Makarim sebagai Mendikbud. Jokowi
menyebut, tugas Nadiem di Kemendikbud adalah membuat terobosan yang
signifikan dalam pengembangan sumber daya manusia.
"Kita akan membuat terobosan-terobosan yang signifikan dalam pengembangan
SDM, menyiapkan SDM yang siap kerja, siap berusaha yang me-link and match-
kan antara pendidikan dan industri nanti berada di wilayah Mas Nadiem
Makarim," kata Jokowi. Sekadar informasi, Nadiem Makarim menggantikan
Muhadjir Effendi yang sebelumnya menjabat sebagai Mendikbud.

IV. PENUTUP

Kesimpulan

Menteri Pendidikan dan Kebudayaan sangat penting bagi Pendidikan masyarakat


Indonesia. Dengan adanya perubahan sosok wajah pada pemilihan Menteri
Pendidikan dan Kebudayaan dari yang sebelum dan sekarang banyak
menimbulkan perbincangan dalam kehidupan masyarakat Indonesia. Karena,
adanya latarbelakang dari sosok Nadiem Anwar Makarim banyak menimbulkan
perbedaan dengan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan sebelumnya. Menteri
Pendidikan dan Kebudayaan semakin berat tugas dan tanggung jawabnya karena
ada penggabungan Kemendikbud dan Kemenristekdikti. Tetapi, Bapak Presiden
Jokowi tidak ragu-ragu dalam memilih Nadiem Anwar Makarim untuk menjadi
Menteri Pendidikandan Kebudayaan karena ia melihat dalam pengalaman dan
Pendidikan seorang Nadiem Anwar Makarim yang cocok untuk menjadi Menteri
Pendidikan dan Kebudayaan.

Saran

Menurut saya, dalam pemilihan Menteri sangat perlu yang namanya latar
belakang dari seorang Menteri tersebut. Tetapi, kita juga harus melihat dari
pengalaman seseorang tersebut karena, seseorang tidak perlu selalu melihat
hanya ada satu bidang tersebut untuk menjadi sebuah seorang pemimpin. Bukan
berarti karena ada wajah baru dalam Menteri Pendidikan dan Kebudayaan
membuat masyarakat Indonesia meragukannya.
Daftar Pustaka

https://www.tribunnews.com/nasional/2019/10/26/muhadjir-effendy-nadiem-
sosok-tepat-untuk-pimpin-kemendikbud
https://www.merdeka.com/uang/pro-kontra-nadiem-makarim-jadi-menteri-
peningkatan-ekonomi-hingga-nasib-gojek.html
https://edukasi.kompas.com/read/2019/10/23/15150611/ini-program-100-hari-
mendikbud-nadiem-di-kementerian-pendidikan?page=all
https://tekno.kompas.com/read/2019/10/23/09431827/profil-menteri-pendidikan-
nadiem-makarim-lulusan-harvard-yang-dirikan-gojek?page=all
https://newsmaker.tribunnews.com/amp/2019/10/25/tak-berlatar-belakang-
pendidikan-ini-alasan-nadiem-makarim-dipilih-presiden-jokowi-jadi-
mendikbud?page=2&_ga=2.48466725.2063503178.1574060497-
896891613.1574060489
https://tekno.tempo.co/read/1264074/3-alasan-jokowi-pilih-nadiem-makarim-
sebagai-mendikbud

Anda mungkin juga menyukai