Anda di halaman 1dari 9

ni Bu Nani, Guru Viral karena Status WA Bijak 'Nilai Ujian Tak Penting'

Fakhri Fadlurrohman - detikNews


Minggu, 29 Mei 2022 11:33 WIB
8 komentar
BAGIKAN
URL telah disalin
Bu Nani atau Nani Roswati, guru di SMKN 1 Tambun Selatan, Bekasi. (Fakhri Fadlurrohman/detikcom)
Bu Nani atau Nani Roswati, guru di SMKN 1 Tambun Selatan, Bekasi. (Fakhri Fadlurrohman/detikcom)
Bekasi -

Dengan buku pelajaran dan absensi di tangan, Bu Nani berjalan dari lorong menuju kelas. Pagi itu dirinya
akan mengajar di kelas X di SMKN 1 Tambun Selatan, Kabupaten Bekasi.

"Assalamualaikum, selamat pagi anak-anak," ucap Nani kepada muridnya dengan semringah. Dia berdiri
di dalam kelas, Jumat (27/5/2022).
Baca juga:
Bu Nani Jelaskan Asal-usul Status WA 'Nilai Ujian Tak Penting' yang Viral

Saat saya melihat Nani mengajar, interaksi dia dengan murid-muridnya tampak cair. Sesekali, murid-
murid 'curhat' kepadanya. Ini adalah SMK jurusan perkantoran dan perhotelan. Nani mengajar prakarya
dan kewirausahaan.

Bu Nani atau Nani Roswati, guru di SMKN 1 Tambun Selatan, Bekasi. (Fakhri Fadlurrohman/detikcom)Bu
Nani atau Nani Roswati, guru di SMKN 1 Tambun Selatan, Bekasi. (Fakhri Fadlurrohman/detikcom)
Status WA Membuatnya Viral Dua Kali

Nani Roswati, ibu beranak tiga, merupakan guru serta wali kelas X di SMKN 1 Tambun Selatan. Sosoknya
sempat viral pada 2019 saat salah seorang alumnus di sekolahnya membagikan status WA miliknya di
media sosial Twitter. Muridnya itu adalah Alfia yang mencuit di Twitter pada 21 Desember 2019.

Status tersebut berisikan pesan-pesan kepada orang tua murid mengenai potensi anak-anaknya. Bagi
Nani, nilai-nilai yang ada di rapor bukanlah jaminan kesuksesan anak didiknya.

Beberapa hari lalu, status WA dari Nani itu kembali viral. Sampai-sampai Wakil Gubernur DKI Jakarta
Ahmad Riza Patria juga mengapresiasi lewat unggahannya di akun Instagram, Rabu (25/5) kemarin.

Berikut ini adalah status WA Nani yang viral itu:

(1) Ujian anak Anda telah selesai


(2) Saya tahu Anda cemas dan berharap anak Anda berhasil dalam ujiannya.
(3) Tapi, mohon diingat,
(4) di tengah-tengah para pelajar yang menjalani ujian itu,
(5) ada calon seniman yang tidak perlu mengerti matematika,
(6) ada calon pengusaha yang tidak butuh pelajaran sejarah atau sastra,
(7) ada calon musisi yang nilai kimia-nya tak akan berarti,
(8) ada calon olahragawan yang lebih mementingkan fisik daripada fisika,
(9) ada calon fotografer yang lebih berkarakter dengan sudut pandang art berbeda yang tentunya
ilmunya bukan dari sekolah ini.
(10) Sekiranya anak Anda lulus menjadi yang teratas, hebat!
(11) Tapi bila tidak, mohon jangan rampas rasa percaya diri dan harga diri mereka.
(12) Katakan saja, "Tidak apa-apa. Itu hanya sekadar ujian."
(13) Anak-anak itu diciptakan untuk sesuatu yang lebih besar lagi dalam hidup ini.
(14) Katakan pada mereka, tidak penting berapapun nilai ujian mereka,
(15) Anda mencintai mereka dan tak akan menghakimi mereka.
(16) Sebuah ujian atau nilai rendah takkan bisa mencabut impian dan bakat mereka.
(17) Berhentilah berpikir bahwa hanya dokter dan insinyur yang bahagia di dunia ini.
(18) Hormat saya, Wali kelas

Nani bercerita, sebelum dia menjadi guru, dia pernah beberapa kali bekerja di perusahaan swasta.
Barulah di tahun 2013 dirinya berkecimpung di dunia pendidikan menjadi praktisi pengajar.

"Awalnya saya bekerja di swasta saya pernah bekerja di Hyundai, Lippo Cikarang, pernah bekerja di Bank
Niaga, di Bank BNI, sampai qodarullah saya terdampar di Tambun Selatan, sampai akhirnya saya ngajar
di SMK 1 Tambun Selatan itu dari tahun 2013," tutur Nani yang kini berusia 42 tahun ini.
Baca juga:
Sosok Bu Nani Viral, Sosok Keibuan-Mau Jemput Murid Bermasalah

Kerinduan akan masa-masa sekolah menjadi salah satu alasan Nani ingin menjadi guru. Nani mengaku,
selama di sekolah, ia adalah murid yang aktif. Sejak SD dia sudah aktif berorganisasi. Saat SMP ia pernah
menjadi ketua OSIS, dan saat SMA dia aktif di Paskibra.

Menurutnya, tidak butuh waktu lama untuk beradaptasi menjadi pengajar. Ia mengaku pengetahuan
dan ilmu yang ia dapatkan di perusahaan-perusahaan sebelumnya membantu ia mengajar para murid
SMK.

"Alhamdulillah karena punya pengalaman di dunia industri ya merasakan langsung bekerja di PT pernah
kerja di bank, jadi di sana (SMK) juga ada jurusan itu bisnis daring dan pemasaran, kemudian
administrasi perkantoran, perhotelan, tata boga," ungkapnya.
Baca juga:
Bagaimana Cara Pondok Tasawuf Underground Merangkul Anak Punk?

Tidak hanya mengajar pelajaran yang ada di kurikulum, Nani berkeinginan membuka wacana berpikir
para anak didiknya. Ia paham betul murid-muridnya di SMK mayoritas ingin bekerja setelah lulus
sekolah. Namun ia tidak hanya ingin anak muridnya lulus menjadi pekerja saja, melainkan bisa membuat
lapangan pekerjaan.

"Saya mengubah mindset siswa, ketika dulunya mindset-nya setelah lulus itu kerja atau terjun ke dunia
industri, diubah, saya harus bisa mempengaruhi bahwa selepas mereka dari SMK mereka tidak melulu
bekerja di industri, bekerja kepada orang lain, tapi juga bisa membuat lapangan pekerjaan," ungkap
sarjana Universitas Krisnadwipayana dan master dari Universitas Indraprasta PGRI ini.

Selain itu, Nani ingin setiap di waktu-waktu belajar muridnya bahagia. Ia bercerita, dia beberapa kali
sempat tidak diperbolehkan keluar kelas walau bel pelajaran usai sudah berbunyi.

"Belajar itu harus bahagia, menyenangkan, ketika rasanya bahagia menyenangkan nggak ingin berhenti,
saya itu nggak boleh keluar dari kelas padahal sudah bel, 'Belum sesi curhat, Bun', katanya," cerita Nani.

Sampai saat ini dirinya sudah sembilan tahun menjalani hidup menjadi guru. Belum lama ini, Nani
mengatakan dirinya lolos ASN dan akan menjadi pengajar di SMAN 2 Kota Bekasi pada tahun ajaran baru
Juni mendatang.
Memasuki era industri 4.0, dunia pendidikan turut serta menyesuaikan diri dengan perubahan yang
terjadi. Bagi seorang pengajar kondisi ini tentu menjadi sebuah tantangan, pasalnya posisi guru
kemungkinan bisa tergantikan oleh teknologi. Hasil penelitian yang dilakukan Hole in the Wall oleh
Sugata Mitra di India, menemukan bahwa anak muda sekarang bisa belajar sendiri menggunakan
komputer dan internet. OECD juga menemukan bahwa siswa yang sudah memahami bagaimana
mengoperasikan komputer dan internet untuk belajar, ternyata memiliki rata-rata nilai yang lebih tinggi
dibanding anak lainnya.

Baca Juga Guruku Pelitaku, Program Spesial untuk Mendukung Pengembangan Karir Guru di Indonesia

Fenomena ini bisa menjadi ancaman bagi eksistensi guru, jika guru masih berkutik dan hanya fokus
mengajar dengan metode pembelajaran konvensional. Namun, hal ini bukan berarti menjadi penghalang
bagi guru untuk terus menebar ilmu. Sebaliknya, guru harus mempunyai semangat yang tinggi untuk
beradaptasi dan meningkatkan kualitas diri dalam mengajar.

Untuk itu, guru sebagai pendidik harus paham bagaimana cara menjadi pengajar di era digital, berikut
tips suksesnya.

Kreativitas dalam kegiatan belajar mengajar

Ide kreatif yang muncul dari seorang guru sangat dibutuhkan untuk memberi perubahan pada proses
belajar-mengajar menjadi lebih menarik dan mendorong semangat siswa. Di era teknologi digital, ide
pembelajaran bisa dikembangkan dengan memanfaatkan teknologi dan internet, karena umumnya
generasi muda sekarang lebih menyukai hal-hal yang up-to-date. Anda dapat mengembangkan metode
pembelajaran yang interaktif dan menyenangkan.

Guru sebagai inovator pembelajaran

Sebagai inovator pembelajaran harus senantiasa meningkatkan kemampuan dirinya, meliputi : 1)


kemampuan teknologi yang mendukung terbentuknya inovasi dan penyesuaian. 2) Adanya kreativitas
yang muncul dari gagasan-gagasan baru. Seorang inovator adalah orang yang berhasil memanfaatkan
peluang dan merealisasikan gagasan yang ada untuk dikembangkan.

Berikan contoh-contoh yang relevan

Banyak cara yang dapat Anda gunakan untuk membuat para siswa memahami materi yang disampaikan.
Salah satunya adalah dengan memberikan contoh-contoh yang berhubungan/relevan dengan kehidupan
sehari-hari siswa. Lakukanlah riset sederhana untuk mengetahui apakah ada hal yang bisa dijadikan
contoh berkaitan dengan materi yang akan disampaikan. Materi yang interaktif akan membuat siswa
lebih mudah dalam mencerna materi pemasaran yang ingin disampaikan.
 

Terbuka akan perubahan teknologi & informasi

Menggunakan teknologi tidak hanya efektif dalam kegiatan mengajar, tetapi juga untuk lebih
memudahkan para siswa dalam hal komunikasi dengan guru. Generasi saat ini sangat cepat mempelajari
teknologi, mereka mampu mengoperasikan berbagai perangkat untuk menunjang kegiatannya. Demi
menyeimbangkan diri dengan perkembangan pola kegiatan anak yang aktif menggunakan teknologi,
guru harus terus belajar dan memahami teknologi yang sifatnya dinamis.

Itu tadi 4 tips sukses berkarir sebagai guru di era digital. Dapatkan lebih banyak informasi dan tips
seputar dunia pendidikan yang bermanfaat untuk menunjang profesi Anda sebagai pengajar di artikel
Untuk Guru.
Berbasis Digital di Institusi Pendidikan!

Puri Pintek Send an email March 30, 2021

531 4 minutes read

Facebook Twitter LinkedIn Tumblr Pinterest Reddit

Pemerintah melalui Kemendikbud (Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan) saat ini tengah gencar
mensosialisasikan rencana pengembangan pendidikan berbasis digital di Indonesia.

Hal tersebut dilakukan demi mewujudkan pendidikan 4.0 di industri yang sudah semakin maju. Dengan
begitu, Indonesia dapat mencetak sumber daya unggul agar dapat bersaing di era global.

Pendidikan 4.0 juga bisa dikatakan sebagai masa depan pendidikan yang akan menerapkan teknologi
cyber  ke dalam metode pembelajaran. Program ini sangat didorong untuk segera terealisasi mengingat
perkembangan teknologi informasi yang sudah semakin cepat.

Dunia pendidikan harus bisa mengikuti percepatan yang saat ini sedang terjadi. Sekolah dan perguruan
tinggi harus bisa segera bertransformasi supaya bisa tetap relevan dengan revolusi industri 4.0.

Pendidikan 4.0 di era digital

Program pendidikan 4.0 harus segera diterapkan agar dapat mengikuti perkembangan zaman. Oleh
karena itu, institusi pendidikan harus segera menerapkan metode pembelajaran secara digital agar lebih
efisien. Dengan begitu, peserta didik juga akan terdorong untuk lebih melek digital.

Akan tetapi, digitalisasi sekolah tak semudah yang dibayangkan. Pasalnya, masih banyak tenaga pendidik
yang mengalami kesulitan untuk keep up dengan perkembangan teknologi.

Kondisi tersebut tentu saja membuat metode pembelajaran di kelas belum dapat terlaksana dengan
maksimal.

Dengan demikian, institusi pendidikan harus bisa menyusun rencana supaya program ini bisa segera
dilaksanakan dengan melakukan beberapa cara, seperti:

 Kompetensi guru harus ditingkatkan

 Melengkapi sarana dan prasarana di sekolah

 Metode pembelajaran digital harus mulai diterapkan

 Seluruh sistem yang ada di sekolah perlahan tapi pasti harus terdigitalisasi.

Baca Juga: Peran Guru dalam Pembelajaran dan Cara Menghadapi Tantangan di Era Digital!
Cara mewujudkan digitalisasi sekolah

Meski tidak mudah, tapi institusi pendidikan mau tidak mau harus segera menerapkan pembelajaran
digital. Berikut beberapa perencanaan yang dapat dijalankan.

1. Memberikan pelatihan mengenai digital

Sebelum bisa menerapkan pembelajaran digital, seluruh guru perlu dipersiapkan. Guru perlu mendapat
pelatihan tentang metode pembelajaran digital.

Pelatihannya meliputi penguasaan aplikasi penunjang, penggunaan media ajar, memaksimalkan fungsi
internet, mengoptimalkan penggunaan source digital, dll.

Institusi pendidikan tidak bisa sepenuhnya bergantung dengan program peningkatan kompetensi guru
yang dijalankan pemerintah. Pihak sekolah bisa melaksanakan sendiri program pelatihan bagi guru-guru.

Untuk memaksimalkan pelatihan, tentu saja membutuhkan tentor yang berpengalaman. Institusi
pendidikan butuh menyiapkan anggaran khusus untuk memenuhi hal ini.

2. Melengkapi media pembelajaran

Untuk mendukung pelatihan kepada para guru, maka pihak sekolah juga harus melengkapi media
pembelajaran seperti laptop dan proyektor. Dengan begitu, materi pelajaran dapat lebih mudah
ditampilkan.

Siswa juga bisa didukung dengan tablet sebagai media belajar guna mendorong pembelajaran yang lebih
optimal. Pemerintah sudah menggagas hal ini dan mulai mendistribusikan tablet ke beberapa sekolah
negeri.

Bagi sekolah swasta, perlu menyediakan anggaran yang besar untuk pengadaan ini. Jika sekolah belum
mampu menanggung, peserta didik bisa dihimbau untuk memiliki tablet pribadi.

Tiap-tiap kelas juga perlu disediakan stop contact yang cukup banyak supaya lebih mudah untuk mengisi
daya pada tablet atau laptop yang dibawa siswa dan guru.

Baca Juga: Fasilitas Sekolah Jangan Diabaikan, Ini 5 Perannya dalam Pembelajaran!

3. Menjalankan e-learning

E-learning merupakan metode pembelajaran yang dapat dilakukan secara online yakni berupa video call
atau menyediakan materi pelajaran dalam bentuk digital.

Dengan begitu, aktivitas belajar mengajar dapat dilakukan dari jarak jauh. Selain itu, siswa juga bisa
mengakses materi ajar dimanapun dan kapanpun.

Terutama di masa pandemi seperti saat ini, e-learning tentu menjadi pilihan metode pembelajaran yang
tepat.
Namun, untuk dapat melaksanakan perencanaan digitalisasi sekolah tentu membutuhkan dana yang
tidak sedikit. Sayangnya, masih banyak institusi pendidikan yang tidak memiliki dana cukup untuk
melakukan pengembangan.

Hal tersebut tentu saja dapat menghambat aktivitas pembelajaran dan berdampak dengan lambatnya
dalam mewujudkan pendidikan 4.0.

Meski Pemerintah sudah menyalurkan bantuan dana BOS ke seluruh satuan pendidikan di Indonesia.
Tapi pemberian dana BOS hanya ditujukan untuk sekolah negeri. Sedangkan sekolah swasta harus lebih
ekstra mencari dana.

Itulah yang menjadi salah satu alasan mengapa sekolah swasta kerap memberikan iuran sekolah atau
SPP lebih besar ketimbang sekolah negeri.

Akan tetapi, penerapan SPP besar hanya berlaku bagi sekolah swasta yang memang sudah mapan
dengan infrastruktur penunjang yang sudah lengkap. Jika masih tahap pengembangan awal, rasanya
kurang bijak jika harus menarik bayaran terlalu mahal.

Lalu, bagaimana solusinya?

Tak perlu khawatir, karena Pintek hadir untuk memberikan solusi kepada lembaga pendidikan yang ingin
mengembangkan sarana dan prasarana di sekolah.

Pintek adalah perusahaan finansial teknologi yang sudah terdaftar dan diawasi oleh Otoritas Jasa
Keuangan (OJK) sejak tahun 2018 ini memiliki misi yaitu mendukung transformasi pendidikan di
Indonesia.

Baca Juga: Pinjaman Online Terpercaya untuk Lembaga Pendidikan dan Cara Pengajuannya!

Tak perlu takut mengajukan pendanaan di Pintek karena sejak tahun 2018, Pintek sudah mendapat izin
dan diawasi oleh Otoritas Lembaga Keuangan (OJK) dan terdaftar di Asosiasi Fintech Pendanaan
Bersama Indonesia (AFPI).

Bukan hanya itu, Pintek juga sudah menerapkan standar kebijakan privasi berdasarkan sertifikasi ISO
27001:2013 yang akan menjamin data dan informasi peminjam. Dengan begitu, seluruh transaksi di
Pintek akan terjamin keamanannya.

Untuk mewujudkan pendidikan 4.0, lembaga pendidikan dapat mengajukan pendanaan modal kerja
atau working capital loan.

Pinjaman modal kerja adalah jenis pinjaman yang dapat digunakan untuk pengadaan inventaris sekolah,
membayar biaya operasional sekolah hingga membangun ruang kelas atau pengembangan
perpustakaan.

Melalui Pinjaman Modal Kerja, institusi pendidikan bisa mendapatkan pendanaan mulai dari Rp 50 juta
hingga miliaran rupiah. Pihak sekolah bisa mendapatkan pencairan dana sebesar 10-20% dari total
piutang secara bertahap selama tenor berjalan.

Untuk memberikan dukungan terhadap pendidikan di Indonesia, Pintek juga tidak akan memberatkan
pihak sekolah dalam pengembalian dana. Pasalnya, Pintek memberikan tenor mencapai 24 bulan
dengan grace period hingga 3 bulan.
Bunga yang ditawarkan juga relatif ringan yaitu bunga flat mulai dari 0,9 hingga 2 persen per bulannya.
Namun, pemberian bunga tersebut berdasarkan dari credit scoring yang sudah ditentukan oleh tim
Pintek.

Dengan dana pinjaman tersebut, institusi pendidikan bisa mengerjakan rencana pengembangan
pendidikan dengan lebih baik. Dana pinjaman dari Pintek tidak membebankan bunga yang terlalu besar.
Dana juga bisa dikembalikan dengan skema cicilan ringan.

Untuk mengetahui informasi lebih lanjut, kamu dapat langsung mengunjungi situs resmi Pintek atau
berdiskusi dengan tim Pintek melalui DiskusiPintek maupun nomor 021-50884607.

Anda mungkin juga menyukai