Anda di halaman 1dari 3

Tugas Ringkasan Jurnal Kualitatif

Sumber
Zibricky, C. D. (2014). Not knowledge about motherhood: An autoethnography on raising a
disabled child, Journal of Family Studies, 20(1), 39-47. DOI: 10.5172/jfs.2014.20.1.39

Judul
New Knowledge About Motherhood: An Autoethnography on Raising a Disabled Child

Peneliti
C Dawn Zibricky

Latar Belakang Penelitian


Sejak 2009, peneliti memiliki seorang anak yang didiagnosis memiliki sindrom autism. Pada saat
itu, ia mendapatkan penilaian dari psikolog anak bahwa seorang anak dengan autisme tidak akan
mampu mengenali dirinya sebagai ibu, tidak dapat tumbuh kembang secara mandiri, dan lebih
baik ditempatkan dalam penampungan masyarakat. Peneliti juga menyadari akan kuatnya stigma
negatif dari lingkungan sekitar (seperti keluarga, sekolah, tetangga, dan masyarakat sekitar)
terkait peran seorang ibu dengan sistem partriarkis yang tidak hanya dibatasi tugasnya sebaarena
gender, ras, dan kelas, tetapi juga semakin merasa terpinggirkan karena peneliti memiliki anak
dengan kebutuhan khusus. Oleh sebab itu, peneliti terdorong untuk membuka serta membagikan
pengalamannya yang mungkin selama ini tertutupi di kalangan masyarakat dan dianggap tabu
untuk kemudian dianalisis secara lebih sistematik menggunakan teori pengasuhan seorang ibu
(motherhood) dan disabilitas melalui metode penelitian kualitatif.

Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menjelaskan pengalaman personal peneliti sebagai
seorang ibu yang membesarkan anak dengan kebutuhan khusus.

Metode Penelitian
Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian kualitatif berupa autoetnografi.
Autoetnografi merupakan suatu pendekatan penelitian yang memungkinkan peneliti dapat secara
sistematis mendeskripsikan serta menganalisis pengalaman pribadinya yang dikatikan dengan
pengalaman budaya (Ellis, Adam, & Bochner, 2011). Dalam hal ini, peneliti secara kritis
merefeksikan serta menganalisis tujuh pengalaman pribadinya dengan menggunakan dua teori
berupa pengasuhan seorang ibu (motherhood) dan disabilitas yang dikaitkan dengan budaya.

Hasil Penelitian
- Pengalaman di masa kecil yang membuatnya memiliki pola pemikiran bahwa tugas
seorang perempuan adalah sebagai seorang istri dan ibu bagi anak-anaknya yang
dikaitkan dengan kenyaataan bahwa ia tidak dapat menjadi seorang ibu seutuhnya ketika
mendapatkan diagnosi tentang anaknya dari psikolog
- Pengalaman bagaimana ia berusaha menangani anaknya dengan cara yang sendiri dan
usaha yang bervariasi di tengah ia mendapat berbagai masukan tentang intervensi bagi
anak dengan autism yang malah membuatnya kebingungan dan merasa tertekan.
- Pengalaman ia harus mampu memprediksikan berbagai kemungkinan yang terjadi untuk
dapat mempersiapkan anaknya sebelum melakukan suatu kegiatan di tempat umum agar
tidak menunjukkan perilaku tantrum sekaligus bagaimana ia juga harus membangun
kesiapan dirinya sendiri ketika menghadapi respon orang lain yang negatif maupun hal-
hal yang di luar prediksi.
- Pengalaman mendapatkan respon negatif dari pihak sekolah berupa tidak diperbolehkan
masuk ke sekolah dahulu ketika menghadapi situasi anaknya yang menunjukkan perilaku
agresif kepada guru akibat kekhasan disabilitasnya serta penolakan keras atas usulannya
untuk mengadakan pelatihan tentang penanganan autisme bagi para pengajar.
- Pengalaman mendapatkan label “ibu yang spesial” akibat tulisan seorang ibu dengan
anak berkebutuhan khusus lain yang membuatnya malah merasa semakin terpinggirkan
dan menurunkan perasaan berharganya sebagai seorang ibu yang memiliki keinginan
untuk dianggap sama dengan ibu bagi anak-anak pada umumnya.
- Pengalaman menemani anaknya mengikuti berbagai terapi di beberapa tempat hingga
akhirnya pada usia 10 tahun anaknya meminta berhenti untuk terapi, namun ia kesulitan
untuk memutuskannya karena di satu sisi ia juga menyadari bahwa selama ini ia sedang
berusaha untuk membuat anaknya bisa berkembang secara normal seperti anak pada
umumnya agar juga dapat diterima di masyarakat sekaligus dapat memberikan perasaan
bangga tersendiri baginya karena sudah bisa berhasil mendidik anaknya.
- Pengalaman berat untuk memutuskan anaknya akan ditempatkan pada tempat
penampungan masyarakat agar bisa memperoleh jaminan dari pemerintah atau
membiarkannya mencoba mencari pekerjaan secara mandiri karena kekhawatirannya
akan nasib anaknya sendiri ketika nanti dewasa.
- Berdasarkan pengalaman tersebut peneliti menemukan empat tema yang juga terhubung
dengan konsep besar pengasuhan seorang ibu dan disabilitas, yakni penilaian
(judgement), prediktabilitas, kekecewaan, dan ketakukan untuk melepaskan. Penilaian
berkaitan dengan bagaimana respon dari orang di sekitar peneliti terkait pengasuhannya
sebagai seorang ibu dengan anak berkebutuhan khusus berupa kritikan, penolakan, dan
tidak adanya jaminan yang terus menerus dan menyakitkan yang merupakan hasil dari
budaya di masyarakat sepanjang waktu. Prediktabilitas berkaitan dengan bagaimana
anaknya memerlukan kepastian di masa mendatang agar dapat merasa aman dan nyaman
sekaligus bagaimana ia sendiri sebagai orang tua dapat mencari tahu, menegosiasi, serta
mengelola berbagai kemungkinan yang terjadi bagi dirinya sendiri yang akan bertemu
banyak orang dengan respon yang tidak terprediksi. Kekecewaan berkaitan dengan
respon anggota masyarakat pada umumnya, profesional, anggota keluarga, dan teman
yang dipengaruhi oleh unsur budaya yang dominan, sehingga membuatnya merasa tidak
diterima sebagai seorang ibu maupun ketika mempraktikkan pengasuhannya secara unik.
Terakhir, ketakutan untuk melepaskan berkaitan dengan kecemasannya ketika melihat
anaknya semakin dewasa dan keinginannya untuk tetap melindungi anaknya, sehingga
membuatnya ingin tetap berusaha membuat rencana dan prediksi terbaik bagi anaknya.

Anda mungkin juga menyukai