Anda di halaman 1dari 3

BAB III

KERANGKA KONSEPTUAL

A. Bagan kerangka konsep

Air jeruk nipis memiliki kandungan asam


sitrat yang dapat mengikat logam
berat

Daging ayam yang


mengandung Perendaman menggunakan air jeruk
residu tetrasiklin nipis dengan konsentrasi 20%,
40%, 60%, 80% dan 100% (v/v)

Di analisa menggunakan metode


spektrofotometri Uv-Vis

Ketentuan nilai
Penurunan kadar residu Batas Maksimum
Residu (BMR)
dalam produk
ternak
Daging ayam aman
berdasarkan SNI
untuk dikonsumsi
01-6366-2000BMR
golongan
tetrasiklin pada
produk ternak
yaitu sebesar 0,1
ppm.
B. Kerangka teori
Dalam pemeliharaan dan perawatan kesehatan ayam broiler diberikan antibiotik
dalam campuran pakan dengan tujuan untuk merangsang pertumbuhan, mencegah
penyakit, dan efektifitas pakan. Hampir semua pabrik pakan menambahkan
antibiotika ke dalam pakan komersial, sehingga sebagian besar pakan komersial
yang beredar di Indonesia mengandung antibiotika. Jika pakan yang dicampur
antibiotik secara terus menerus, maka residu antibiotik tersebut akan terakumulasi
di dalam jaringan dengan konsentrasi yang berbeda antara organ tubuh. Residu
tetrasikin pada daging ayam broiler ini dapat menyebabkan gangguan kesehatan
jika dikonsumsi secara terus menerus dan dalam jangka yang lama yaitu dapat
menyebabkan gangguan gastrointestinal, risiko teratogenik pada fetus, reaksi alergi,
permasalahan tulang dan gigi, memicu resistensi bakteri terhadap antibiotik.
Untuk mengurangi kadar residu tetrasiklin pada daging ayam dapat dilakukan
dengan cara yang mudah dan sederhana yaitu, dengan merendam daging ayam
menggunakan perasan air jeruk nipis dengan waktu perendaman yang bervariasi.
Jeruk nipis merupakan buah yang mudah diperoleh dan harganya relatif murah,
pada umumnya masyarakat Indonesia menggunakan air jeruk nipis untuk
menambah cita rasa dan menghilangkan bau amis pada makanan seperti daging
ayam dan ikan. Jeruk nipis dapat digunakan sebagai pereduksi logam berat karena
mengandung senyawa asam organik yaitu asam sitrat. Asam sitrat yang ada dalam
jeruk nipis dapat berfungsi sebagai senyawa yang mengikat logam berat dalam
daging kerang (Sari, Riyadi & Anggo, 2014). Berdasarkan penelitian yang
dilakukan oleh Razak, Djamal, & Revilla, (2013), jeruk nipis juga terbukti memiliki
kemampuan dalam menghambat pertumbuhan bakteri Staphylococcus aureus
secara in vitro dalam beberapa konsentrasi yaitu 25%, 50%, 75%, dan 100%,
dimana semakin tinggi konsentrasi jeruk nipis maka akan semakin baik daya
hambatnya.
Pada penelitian ini analisis dilakukan dengan metode spektrofotometri Uv-Vis.
Metode ini dipilih karena mampu menganalisa larutan dengan konsentrasi yang
kecil, panjang glombang dari sinar putih dapat lebih terseleksi, pengerjaannya
mudah dan sedehana.
Dengan demikian pada penelitian ini akan dipelajari pengaruh perendaman air
jeruk nipis terhadap kadar residu antibiotik tetrasiklin pada daging ayam yang di
ukur dengan metode spektrofotometri Uv-Vis

C. Hipotesis
Dari kerangka dan konsep berpikir yang dipaparkan di atas, maka dapat
dirumuskan hipotesis penelitian sebagai berikut :
1. Perendaman air jeruk nipis dengan variasi konsentrasi 20%, 40%, 60%, 80%
dan 100% (v/v) dapat menurunkan kadar residu tetrasiklin.
2. Perendaman air jeruk nipis dengan variasi waktu perendaman perendaman
yaitu, 30 menit, 1 jam, 5 jam, 24 jam dan 48 jam dapat menurunkan kadar
residu tetrasiklin.
3. Penggunaan metode perendaman dengan air jeruk nipis memberikan validasi
yang tinggi terhadap penurunan kadar residu tetrasiklin.

Anda mungkin juga menyukai