Anda di halaman 1dari 15

LAPORAN PRAKTIKUM

DASAR AGRONOMI

ACARA VI
ORIENTASI LAPANGAN

Semester :
Ganjil 2019

Oleh:
Ayub Pramana
A1D018059/06
PJ Acara: Widiyanto

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN


UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN
FAKULTAS PERTANIAN
PURWOKERTO
2019
I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Lingkungan yang cocok bagi tanaman adalah lingkungan dimana tanaman


tersebut dapat tumbuh dan berkembang dengan baik sehingga dapat
menghasilkan produk yang berkualitas. Kualitas tanaman yang baik sangat penting
karena dapat meningkatkan daya saing tinggi dan dapat dikomersilkan.orientasi
lapangan ini dapat mengetahui lingkungan yang cocok untuk suatu tanaman.
Budidaya tanaman adalah usaha tani yang memanipulasi kondisi
lingkungan guna memperoleh produktifitas yang berdaya saing tinggi untuk
mencukupi kebutuhan manusia. Budidaya tanaman meliputi seluruh aspek
budidaya yang mengatur respon terhadap lingkungannya, agar tanaman dapat
tumbuh dan berkembang dengan baik. Budidaya tanaman yang dimaksud adalah
teknik dalam pengolahan tanaman budidaya. Tanaman yang akan dibudidayakan
adalah tanaman yang mempunyai peluang tinggi untuk dikonsumsi konsumen
atau merupakan termasuk kedalam kebutuhan pokok sehari-hari. Budidaya
tanaman dapat berhasil jika lingkungan yang dipilih cocok. Hal ini tergantung dari
sifat-sifat tanaman tersebut yang dibudidayakan. Jika para petani telah mengenal
dengan baik sifat-sifat tanaman yang akan dibudidayakan, maka dengan mudah
petani dapat menentukan lingkungan yang cocok untuk tanaman tersebut karena
setiap tanaman membutuhkan perlakuan lingkungan yang berbeda-beda tergantung
dari sifat dan jenis genetiknya

Kondisi lingkungan secara langsung maupun tidak langsung dipengaruhi sifat


dan jenis lahan, jenis tanah, tipe iklim, vegetasi lainya serta tindakan manusia.
Kondisi lingkungan dari desa ke desa berbeda-beda. Orientasi lapang perlu
dilakukan untuk mendapatkan hasil produk budidaya tanaman yang maksimal.

92
B. Tujuan

Tujuan praktikum ini adalah mengamati dan mempelajari berbagai aspek


budidaya tanaman pada kondisi lingkungan yang berbeda-beda.

93
II. TINJAUAN PUSTAKA

Istilah budidaya tanaman diturunkan dari pengertian kata budidaya dan


tanaman. Budidaya bermakna usaha yang memberikan hasil. Kata tanaman merujuk
pada pengertiantumbuh-tumbuhan yang diusahakan manusia, yang biasanya telah
melampaui proses domestikasi. Budidaya tanaman adalah usaha untuk
menghasilkan bahan pangan serta produk- produk agroindustri
dengan memanfaatkan sumberdaya tumbuhan (Silviani, 2008).
faktor yang mempengaruhi hasil tanaman dalam budidaya tanaman.Salah satu
faktor yang memepengaruhi produktivitas tanaman adalah faktor lingkungan.
Faktorlingkungan yang mempengaruhi perkembangan, pertumbuhan, reproduksi
serta produksi budidaya tanaman antara lain:
1. Edafik dan Fisiografik
Edafik dan Fisiografik meliputi macam lahan, jenis tanah topografi, sifat fisik,
dankimia tanah (tekstur tanah, strutur tanah, kelembaban, dan pH tanah).
a. Macam lahan
Lahan mempunyai sifat yang berbeda-beda, sehingga jenis lahannya pun
dikatakan berbeda (Sutiyoso, 2003)
b. Jenis tanah
Tanah merupakan akumulasi tubuh alam bebas, menduduki sebagian besar
permukaan planet bumi yang mampu menumbuhkan tanaman dan memliki
sifat sebagai akibat pengaruhiklim dan jasad hidup yang bertindak terhadap
bahan induk dan keaadaan relief tertentu selama jangka waktu tertentu pula
(Lingga, 2002)
c. Struktur tanah
Struktur tanah adalah susunan zarah-zarah tanah yang membentuk pola
keruangan. Proses yang terlibat dalam pembentukan struktur tanah ini ialah
penjojotan dan agredasi, dengan atau tanpa atau diikuti sementasi. Faktor-
faktor yang menentukan struktur yang baik adalah ukuran dan keteraturannya

94
kedalam butiran dari partikel-partikel mineral dari berbagai
ukuran tersebar bersama bahan organik (Lingga, 2002).
2. Klimatik
Klimatik termasuk ke dalam unsur-unsur iklim dibawah ini, antara lain :
a. Intensitas cahaya matahari
Intensitas cahaya matahari sangatlah mempengaruhi pertumbuhan tanaman
karenacahaya matahari adalah sumber energi tanaman untuk proses fotosintesis
yang kelak dapatmemproduksi hasil tanaman yang berguna untuk kebutuhan
pokok sehari-hari bagi manusia (Mas’ud, 2009).
b. Kelembaban dan curah hujan
Kelembaban udara sangat mempengaruhi tanaman dalam proses transpirasi
atau penguapan (Mas’ud, 2009 .
c. Gerakan udara serta iklim miko
Gerakan udara serta iklim mikro berpengaruh pada proses pembuahan
atau pembungaan yang membutuhkan faktor lingkungan tersebut (Mas’ud,
2009).
3. Biotik
Biotik yaitu flora dan fauna yang hidup di sekeliling tanaman, baik yang
bersifat merugikan maupun menguntungkan.
a. Flora
Flora yang menguntungkan Flora yang menguntungkan adalah tumbuhan
yang membantu tanaman budidaya untuk terus tumbuh dan berkembang
(Mubyarto, 1995). Flora yang merugikan akan mengganggu pertumbuhan
tanaman budidaya utntuk terus tumbuh dan berkembang seperti gulma
sebagai parasit yang terdapat pada tanaman budidaya sehingga menghambat
pertumbuhan tanaman budidaya karena nutrisi yang ada pada
tanaman budidaya diserap oleh gulma (Mubyarto, 1995).
Gulma adalah tumbuhan yang tumbuh tidak pada tempatnya dan memiliki
pengaruh negatif,sehingga kehadirannya tidak dikehendaki oleh manusia.
b. Fauna

95
Fauna yang menguntungkan seperti jenis serangga dapat membantu
tanaman budidaya dalam proses pembuahan maupun pembungaan
(Mubyarto, 1995).Fauna yang merugikan yang dimaksud adalah seranga
dari hama. Dengan adanya hamatanaman maka tanaman budidaya tidak
dapat tumbuh dan berkembang secara optimal (Mubyarto, 1995).
4. Budidaya tanaman
Budidaya tanaman meliputi seluruh aspek budidaya yang mengatur respon
terhadap lingkungannya, agar tanaman dapat tumbuh dan berkembang dengan
baik. Budidaya tanaman yang dimaksud adalah teknik dalam pengolahan tanaman
budidaya. Tanaman yang akan dibudidayakan adalah tanaman yang mempunyai
peluang tinggi untuk dikonsumsi konsumen atau merupakan termasuk kedalam
kebutuhan pokok sehari-hari. Contoh kecil dari hal tersebut adalah tanaman
sayuran. Salah satu tanaman sayuran yang berdaya saing tinggi adalah jagung,cabai,
dan tomat (Soekartawi, 2003).

96
III. METODE PRAKTIKUM

A. Alat dan Bahan

Alat yang digunakan pada praktikum adalah kuisioner, kamera, data iklim,
profil wilayah, dan alat tulis. Bahan yang digunakan adalah pertanaman semusim
dalam suatu wilayah.

B. Prosedur Kerja

Prosedur kerja yang digunakan pada praktikum ini adalah :


1. Sampel ditetapkan (area sampel untuk diamati).
2. Data dari sampel yang bersangkutan diamati dan dicatat, berdasarkan kuisioner
yang telah disampaikan.
3. Laporan dibuat berdasarkan data yang diperoleh secara deskriptif.

97
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil

(Terlampir)

B. Pembahasan

Orientasi adalah peninjauan untuk menentukan sikap, arah, tempat dan


sebagainya yang tepat dan benar atau pandangan yang mendasari pikiran, perhatian
atau kecenderungan. Orientasi lapangan adalah melakukan pengamatan secara
langsung di lapangan. Menurut Asmiani (2016) Orientasi lapangan atau survey
pendahuluan merupakan tahap awal pelaksanaan pengukuran di lapangan, yang
tujuannya untuk mengetahui secara pasti batas areal pengukuran, kondisi
topography seluruh areal proyek, serta mengetahui semua bangunan existing yang
ada, untuk selanjutnya dapat disusun rencana kerja secara detail dan menyeluruh.
Kegiatan orientasi lapangan merupakan rangkaian kegiatan pelatihan yang
menerapkan metode kunjungan pada suatu daerah yang telah terakreditasi dengan
tujuan untuk memperoleh pengetahuan dan pengalaman. Perencanaan yang
dilakukan dalam persiapan kegiatan orientasi lapangan adalah menentukan tujuan
orientasi lapangan, keikutsertaan dalam perencanaan, pemilihan tempat tujuan,
pengaturan pihak organisasi yang akan dikunjungi, pengaturan waktu, pengaturan
transportasi dan konsumsi, bahan dan pelengkap, dan pembentukan kepanitiaan
(Pratiwi, 2017). Menurut Roemantyo & Noerdjito (2012) orientasi lapang bertujuan
untuk mengenal area yang akan di survey, mengumpulkan informasi, mengetahui
seberapa luas area survey, dan membantu penelitian.
Faktor-faktor input produksi pertanian seperti tenaga kerja, modal, lahan dan
manajemen usaha mampu meningkatkan output produksi pertanian. Masing-
masing faktor mempunyai fungsi yang berbeda dan saling terkait satu sama lain.

98
Teknologi juga berperan dalam menentukan saling keterkaitan antar faktor
produksi. Misalnya bila seseorang akan mengupayakan usaha tanaman pangan
seluas satu hektar bagaimana menentukan jumlah modal dan tenaga kerja yang
dibutuhkan, dapat ditentukan dengan menetapkan teknologi yang akan diterapkan
(Dewi et al., 2017).
Produksi adalah suatu kegiatan antar faktor-faktor produksi dan capaian
tingkat produksi yang dihasilkan,dimana faktor tersebut sering disebut output.
Dalam ekonomi pertanian, produksi adalah banyaknya produk usaha tani yang
diperoleh dalam rentang waktu tertentu. Satuan yang banyak digunakan adalah ton
per tahun atau kg per tahun, tergantung dari potensi hasil setiap jenis komoditi.
Produksi tanaman sebagai kegiatan atau sistem budidaya tanaman yang melibatkan
beberapa faktor produksi seperti tanah, iklim, farietas, kultur teknik, pengelolaan
serta alat-alat agar diperoleh hasil maksimum secara berkesinambungan (Aak,
1999).
Faktor produksi adalah semua korbanan yang diberikan pada tanaman agar
tanaman tersebut mampu tumbuh/berkembang dan menghasilkan hasil memuaskan
(Triana, 2013). Faktor produksi dikenal pula dengan istilah input dan korbanan
produksi. Faktor produksi memang sangat menentukan besar-kecilnya produksi
yang diperoleh kembali. Macam-macam faktor produksi dibagi menjadi empat
yaitu:
1. Tanah (land)
Tanah sebagai salah satu faktor produksi merupakan pabrik hasil-hasil
pertanian yaitu tempat dimana produksi berjalan dan darimana hasil produksi ke
luar. Faktor produksi tanah mempunyai kedudukan paling penting. Hal ini terbukti
dari besarnya balas jasa yang diterima oleh tanah dibandingkan faktor-faktor
produksi lainnya (Mubyarto, 1995). Potensi ekonomi lahan pertanian organik
dipengaruhi oleh sejumlah faktor yang berperan dalam perubahan biaya dan
pendapatan ekonomi lahan. Setiap lahan memiliki potensi ekonomi bervariasi
(kondisi produksi dan pemasaran), karena lahan pertanian memiliki karakteristik
berbeda yang disesuaikan dengan kondisi lahan tersebut. Maka faktor-faktornya
bervariasi dari satu lahan ke lahan yang lain dan dari satu negara ke negara yang

99
lain. Secara umum, semakin banyak perubahan dan adopsi yang diperlukan dalam
lahan pertanian, semakin tinggi pula resiko ekonomi yang ditanggung untuk
perubahan-perubahan tersebut. Kemampuan ekonomi suatu lahan dapat diukur dari
keuntungan yang didapat oleh petani dalam bentuk pendapatannya. Keuntungan ini
bergantung pada kondisi-kondisi produksi dan pemasaran. Keuntungan merupakan
selisih antara biaya (costs) dan hasil (returns).
2. Tenaga kerja ( Labour )
Faktor produksi tenaga kerja, merupakan faktor produksi yang penting dan
perlu diperhitungkan dalam proses produksi dalam jumlah yang cukup bukan saja
dilihat dari tersedianya tenaga kerja tetapi juga kualitas dan macam tenaga kerja
perlu pula diperhatikan.
3. Modal (capital)
Modal dibedakan menjadi dua macam yaitu modal tetap dan tidak tetap.
Perbedaan tersebut disebabkan karena ciri yang dimiliki oleh model tersebut. Faktor
produksi seperti tanah, bangunan, dan mesin-mesin sering dimasukkan dalam
kategori modal tetap. Dengan demikian modal tetap didefinisikan sebagai biaya
yang dikeluarkan dalam proses produksi yang tidak habis dalam sekali proses
produk tersebut .Peristiwa ini terjadi dalam waktu yang relative pendek dan tidak
berlaku untuk jangka panjang (Soekartawi,2003). Sebaliknya dengan modal tidak
tetap atau modal variabel adalah biaya yang dikeluarkandalamprosesproduksi dan
habis dalam satu kali dalam proses produksi tersebut, misalnya biaya produksi yang
dikeluarkan untuk membeli benih, pupuk, obat-obatan, atau yang dibayarkan untuk
pembayaran tenagakerja (Soekartawi,2003).
4. Manajemen (science dan skill)
Manajemen terdiri dari merencanakan, mengorganisasikan dan melaksanakan
serta mengevalusi suatu proses produksi. Karena proses produksi ini melibatkan
sejumlah orang (tenaga kerja) dari berbagai tingkatan, maka manajemen berarti
pula bagaimana mengelola orang-orang tersebut dalam tingkatan atau dalam
tahapan proses produksi (Soekartawi, 2003).
Untuk mencapai keberhasilan dalam penelitian lapangan, seorang peneliti
perlu mengembangkan langkah-langkah sebagai berikut:

100
1. Persiapan, mengkaji bahan pustaka, dan memperluas fokus perhatian.
2. Memilih lokasi lapangan dan memperoleh akses untuk masuk dalam lokasi
tersebut
3. Memulai di tempat penelitian dan menjalin hubungan sosial dengan orang yang
diteliti
4. Memilih peran sosial
5. Mengumpulkan data di lapangan.
6. Menganalisis data, mengembangkan, dan mengevaluasi hipotesis kerja
7. Memfokuskan pada aspek-aspek khusus dari setting yang diamati dan
melakukan pengambilan sampel secara teoretis.
8. Melakukan wawancara
9. Meninggalkan lokasi, menyelesaikan analisis, dan menulis laporan penelitian
lapangan (Neuman, 2006).
Pengambilan data dapat dilakukan dengano bservasi langsung maupun
wawancara dengan narasumber setempat. Apabila datanya telah terkumpul lalu
diklasifikasikan menjadi dua kelompok data, yaitu kuantitatif yang berbentuk
angka-angka dan data kualitatif yang dinyatakan dalam kata-kata atau simbol. Data
kualitatif yang berbentuk kata-kata tersebut disisihkan untuk sementara, karena
akan sangat berguna untuk menyertai dan melengkapi gambaran yang diperoleh
dari analisis data kuantitatif (Arikunto, 2006).

101
V. KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Kesimpulan yang dapat praktikan dapatkan, setelah dilakukannya praktikum,


yaitu: Budidaya tanaman meliputi seluruh aspek budidaya yang mengatur respon
terhadap lingkungannya, agar tanaman dapat tumbuh dan berkembang dengan
baik. Budidaya tanaman yang dimaksud adalah teknik dalam pengolahan tanaman
budidaya. Tanaman yang akan dibudidayakan adalah tanaman yang mempunyai
peluang tinggi untuk dikonsumsi konsumen atau merupakan termasuk kedalam
kebutuhan pokok sehari-hari.

B. Saran

Saran yang dapat diberikan pada acara enam ini, yaitu praktikan harus aktif
berbicara dengan petani, sehingga tidak monoton denga pertanyaan di kuisioner.

102
DAFTAR PUSTAKA

Asmiani Nur, Sri Widodo , M. Guntur Daing Sibali. 2016. 80 studi pemboran dan
peledakan tambang bawah tanah kabupaten halmahera utara provinsi maluku
utara. Jurnal Geomine, Vol 4(2): 80-82

Lingga, P. 2002. Hidroponik Bercocok Tanam Tanpa Tanah. Penebar Swadaya


Jakarta.

Mas’ud, Hidayati. 2009. Sistem Hidroponik Dengan Nutrisi Dan Media Tanam
Berbeda Terhadap Pertumbuhan Dan Hasil Selada. Media Litbang Sulteng,
Vol 2(2) : 131–136. ISSN : 1979 – 5971

Mubyarto, 1995. Pengantar Ekonomi Pertanian. LP3ES. Jakarta.


Silvina, Fetmi dan Syafrinal. 2008. Penggunaan Berbagai Medium Tanam Dan
Konsentrasi Pupuk Organik Cair Pada Pertumbuhan dan Produksi Mentimun
Jepang (Cucumis Sativus) Secara Hidroponik. Jurnal SAGU, Vol 7(1): 7-12.
ISSN.1412-4424

Soekartawi. 2003. Teori Ekonomi Produksi dengan Pokok Bahasan Analisis


CobbDouglas. PT RajaGrafindo Persada. Jakarta.

Sutiyoso, Y. 2003. Meramu Pupuk Hidroponik. Penebar Swadaya. Jakarta.

Triana Kumala Ayu. 2013. Hubungan antara orientasi masa depan dengan
prokrastinasi dalam menyusun skripsi pada mahasiswa fakultas ilmu sosial
dan ilmu politik (FISIPOL) universitas mulawarman samarinda. eJournal
Psikologi, Vol 1 (3): 280-291.

Pratiwi, Z. H. 2017. Pengelolaan Kegiatan Orientasi Lapangan pada Pelatihan


Pendamping Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama Angkatan XIII (Studi
Kasus di Puskesmas Balongsari Kota Surabaya). Skripsi, Jurusan Pendidikan
Luas Sekolah, Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Negeri Malang.

Roemantyo dan Noerdjito, M. 2012. (Evaluasi) Pembangunan Koleksi Taman


Kehati Provinsi Jawa Barat. BPLHD Jawa Barat. Bandung.

Dewi, N. L. P. R., Utama, P. S., & Yuliarmi, N. N. 2017. Faktor-faktor yang


mempengaruhi produktivitas usaha tani dan keberhasilan program simantri di
kabupaten klungkung. E-Jurnal Ekonomi dan Bisnis Universitas Udayana 6
(2): 701-728.

AAK. 1999. Bertanam Pohon Buah – Buahan. Kanisius. Jakarta.

103
Neuman, W. L. 2006. Social Research Methods: Qualitative and Quantitative
Research. University of Wisconsin. USA

Arikunto, S. 2002. Metode Penelitian Kualitatif. Bumi Aksara. Jakarta.

104
LAMPIRAN

Gambar 6.1. Wawancara Petani Gambar 6.2. Komoditas Pertanian

105

Anda mungkin juga menyukai