A. Definisi
Hematopoiesis merupakan proses pembentukan komponen sel darah, dimana
terjadi proliferasi, maturasi dan diferensiasi sel yang terjadi secara serentak.
Hematopoisis diambil dari bahasa Yunani Kuno yaitu “Hema” yang artinya Darah dan
“Poisis” yang artinya untuk membuat. Sehingga dapat disimpulkan bahwa
hematopoiesis merupakan proses produksi (mengganti sel yang mati) dan
perkembangan sel darah dari sel induk/asal/ stem sel, dimana terjadi proliferasi,
maturasi dan diferensiasi sel yang terjadi secara serentak. Fungsi dari hematopoisis
adalah untuk memproduksi sel darah yang akan digunakan untuk mengganti sel-sel
darah yang rusak atau mati.
Dalam setiap pembentukan sel darah, terjadi 3 proses yaitu proliferasi, diferensiasi
dan maturasi. Sedangkan komponen yang terdapat dalam proses pembentukan sel
darah mencakup stem sel, sel progenitor, dan sel prekursor. Proliferasi sel
menyebabkan peningkatan atau pelipat gandaan jumlah sel, dari satu sel
hematopoietik pluripotent menghasilkan sejumlah sel darah. Maturasi merupakan
proses pematangan sel darah, sedangkan diferensiasi menyebabkan beberapa sel darah
yang terbentuk memiliki sifat khusus yang berbeda-beda.
B. Jenis Hematopoiesis
Dewasa Os.Vertebrae,Costae,Sternum,Cranium,Sacrum,Pelvis
Ujung proksimal os.femur
C. Fase Hematopoiesis
pada manusia:
1. Mesoblastik
Terjadi pada masa prenatal, yaitu saat embrio berumur 7-56 minggu. Terjadi di dalam
yolk sac yang berada dekat dengan mesenkim batang tubuh. Mesenkim ini menyusutkan
cabang - cabangnya lalu berkembang menjadi eritoblas primitif, sel basophil bulat yang
mengumpul membentuk agregat yang disebut dengan pulau darah. Mereka berpoliferasi
membentuk hemoglobin dan eritrosit polikromatofilik. Lalu basophil-basofil mulai
menghilang dan jadilah eritrosit
primitif, yaitu eritrosit yang memiliki inti sel.
2. Hepatik
Fase ini terjadi pada masa prenatal juga, ketika janin sudah berusia E minggu. Pada usia 6
minggu ini sel basophil muncul di premodium hati lalu berpoliferasi menjadi eritroblas
definit yang berkembang menjadi eritrosit definit yang sudah tidak berinti lagi. Pada
minggu ke-8 ditemukan juga leukosit granuler dan megakariosit pada hati. Lalu pada usia
57 minggu, limfa juga menjadi tempat terjadinya hematopoiesis.
3. Mieloid
Fase ini dimulai saat rangka janin sudah terbentuk yaitu sekitar minggu ke-76. Rangka
yang terbentuk pada janin masih berbentuk tulang rawan hialin, lalu sel darah dan
mesenkim menerobos masuk ke dalam rongga tulang rawan tersebut kemudian
berdiferensiasi menjadi osteoblast dan sel retikulum yang membentuk stroma sum-sum
tulang. Setelah terbentuknya pusat penulangan, dimulailah proses produksi sel darah
dalam sum-sum tulang dan terjadi pula penurunan produksi sel darah pada hati dan limfa.
Pada awalnya semua sum-sum tulang berperan dalam produksi sel darah namun sejak
usia lebih dari 20 tahun sum-sum tulang panjang hanya memproduksi sedikit sel darah
dan pada usia lebih dari 76 tahun sum-sum tulang panjang sudah tidak memproduksi sel
darah sama sekali kecuali bagian atas femus dan humerus, namun sum-sum tulang pipih
seperti costa, sternum, dan vertebrata tetap
berproduksi. Setelah hematopoiesis diambil alih oleh sum-sum tulang semenjak trimester
terakhir hingga postnatal, organ-organ tempat terjadinya hematopoiesis yang sebelumnya
seperti hati dan limfa tidak berfungsi lagi untuk memproduksi sel darah namun masih
memiliki kemampuan untuk melakukan proses tersebut dalam keadaan yang sangat
dibutuhkan. Sel darah yang sudah matang akan keluar dari sum-sum dengan mekanisme
transeluler. Sel darah tersebut akan masuk ke lumen melalui pori migrasi yang terbentuk
akibat desakan sel-sel darah terhadap endotel sehingga abluminal dan adluminal endotel
menempel dan membentuk pori sementara. Pori tersebut akan merapat lagi seperti semula
setelah proses migrasi sel darah matang selesai.
yang memiliki peran utama dalam hematopoiesis adalah sel induk. Sel
tersebut ditemukan dalam sum-sum dalam keadaan tidak aktif. Sel induk hemopoietik
pluripotent ini memiliki kemampuan untuk membelah diri dalam interval tertentu untuk
memperbanyak dirinya dan berdiferensiasi menjadi sel progenitor). Perbedaan sel induk
hemopoietik pluripotent dengan sel progenitor adalah, sel induk hemopoietik pluripotent
memiliki kemampuan untuk berkembang menjadi bermacam-macam jenis sel darah,
sementara sel progenitor
memiliki kemampuan yang lebih terbatas yaitu hanya bisa berkembang menjadi satu jenis
sel spesifik.
Terdapat beberapa jenis sel progenitor, yaitu:
a. CFU-GM (unit pembentuk granulosit dan monosit)
b. CFU-G (unit pembentuk granulosit)
c. CFU-M (unit pembentuk monosit)
d. CFU-Eo (unit pembentuk eosinophil)
e. CFU-Meg (unit pembentuk megakariosit),dll.
f. CFU- E (unit pembentuk eritrosit)
D. Hematopoietis berdasarkan waktu terjadinya
Berdasarkan waktu terjadinya terbagi atas 2, yaitu:
a. prenatal merupakan proses pembentukan terjadi di yolk sac
(kantung kuning telur), kemudian Fase selanjutnya pada
Hepar dan lien, dan pada fase lanjut di sumsum tulang.
Hematopoesis ini terdiri dari 3 stadium, yaitu diantaranya:
a) Stadium mesoblastik: minggu ke 3-6 s/d 3-4 bulan kehamilan:
Sel-sel mesenchym di yolk sac. Minggu ke 6 kehamilan produksi
menurun diganti organ-organ lain.
b)Stadium Hepatik, Minggu ke 6 s/d 5-10 bulan kehamilan:
Menurun dalam waktu relatif singkat. Terjadi di limpa, hati,
kelenjar limfe.
c) Stadium Mieloid, bulan ke 6 kehamilan sampai dengan lahir,
pembentukan di sumsum tulang: Eritrosit, leukosit, megakariosit.