SIK dengan viskositas tinggi dan dilapisi pelapis nanofil aktivasi sinar di
permukaan pada fase maturase awal semen untuk menghindari penyerapan air dan
dehidrasi. Semakin lama varnish berkontak dengan bahan restorasi semakin kecil
Menurut Menezes-Silva dkk (2019) SIK viskositas tinggi dengan pelapis nanofil
aktivasi sinar dan resin komposit menunjukkan performa klinis yang sama pada
kavitas kelas I dan Il gigi posterior setelah dievaluasi selama enam tahun. SIK
viskositas tinggi dengan pelapis nanofil aktivasi sinar dapat menjadi pilihan baik
menyediakan resin komposit atau pada pasien yang memiliki alergi terhadap
polimer.
integritas tepi dan diskolorasi tepi restorasi SIK viskositas tinggi dengan pelapis
nanofil aktivasi sinar pada preparasi kelas I dan II gigi molar dan premolar.
Terdapat hubungan signifikan antara ukuran kavitas dengan volum bahan yang
proksimal yang tidak dapat diaplikasikan varnis. Keausan pada permukaan oklusal
terlihat selama observasi periode dua tahun meskipun tidak signifikan. Pengaruh
pelapis nanofil pada ketahanan terhadap keausan dan kekuatan fleksural telah
signifikan dengan aplikasi pelapis nanofil (De Souza, 2 2015). Gorseta dkk. (2016)
menambahkan, pelapisan nanofil aktivasi sinar pada SIK viskositas tinggi dapat
viskositas tinggi dengan pelapis nanofil aktivasi sinar melepas fluor paling banyak
dibandingkan SIK lainnya, terutama secara signifikan pada hari pertama, kedua,
ketujuh dan keempat belas serta memiliki kemampuan recharge yang sama dengan
restorasi SIK viskositas tinggi dengan pelapis nanofil aktivasi sinar. Akan tetapi,
menurut Poggio dkk (2009), fluor yang dilepaskan oleh SIK viskositas tinggi
dengan pelapis nanofil aktivasi sinar tidak mampu mencegah pelekatan bakteri
bakteri tersebut.
Menurut Basso dkk. (2015) menuliskan system SIK viskositas tinggi yang dilapisi
dengan pelapis resin nanofil aktivasi sinar dapat menjadi alternative restorasi dental
jangka menengah dan jangka Panjang dengan sifat estetik, cepat dan terus
tinggi dengan pelapis nanofil aktivasi sinar oada kelas I, II dan V selama 48 bulan
adalah 91,45 %. Persentase kegagalan SIK hybrid pad akelas V adalah 13,89%
sedangkan pada kelas II sebesar 10% dan kelas I sebesar 1,22%. Restorasi SIK
kelas I dan II sehingga membutuhkan perbaikan performa SIK tipe ini. Tidak ada
perbedaan signifikan pada penggunaan dental dam atau tidak serta tidak ada
dikembangkan beserta bahan pelapis nanofil yang telah dimodifikasi (Jafari dkk,
2019). SIK hybrid memiliki teknologi baru yaitu glass hybrid, sebuah highly
reactive glass dan berukuran ultrafine yang tersebar diantara bahan pengisi ionomer
membentuk struktur matriks yang lebih kuat dengan sifat fisik, ketahanan fraktur,
durabilitas, pelepasan fluor yang lebih besar (GC Asia Dental, 2016) dan resistensi
terhadap keausan setara resin komposit dan lebih tinggi dibandingkan SIK (GC
Pengembangan lain dari SIK hybrid yaitu memiliki asam poliakrilat dengan berat
molekul yang lebih besar dan mengandung monomer baru yang memiliki
meningkatkan kekuatan matriks resin. Selain itu disperse filler nano dapat
halus (GC Asia Dental, 2016). Aplikasi pelapis nanofil self adhesive yang
memberi proteksi jangka Panjang dan meningkatkan kekuatan dan integritas tepi
Menurut GC Asia Dental (2016), SIK hybrid merupakan bulk fill glass hybrid
restorative dan lightcure self adhesive wear resistant coating. SIK hybrid
diindikasikan untuk restorasi kelas I, restorasi kelas II, restorasi sementara, restorasi
kelas V, restorasi permukaan akar dan core build up. Kontra indikasi dari SIK
hybrid adalah sebagai kaping pulpa pada pasien yang memiliki riwayat
hipersensitif terhadap akrilat atau monomer metakrilat dan pada kasus jarang saat
Ziberman dkk (2019) mengaplikasikan SIK hybrid pada kavitas gigi molar kedua
rahang bawah yang belum erupsi dan diketahui terdapat kavitas pada gambaran
radiograf. Evaluasi selama 18 bulan menunjukkan erupsi normal pada mahkota gigi
tanpa tanpa resorbsi lebih jauh, sensitivitas pulpa atau tanda patologis. Abdi dkk
(2018) menuliskan SIK hybrid mengandung bahan glass hybrid dengan pelapis
nanofil aktivasi sinar mendukung remineralisasi lesi karies sisa di koronal secara
significant, remineralisasi pada kasus ini tidak didukung kalsium hidroksida. SIK
Acharya dan Acharya (2018) menyebutkan SIK hybrid adalah system restorasi
baik pada dinding kavitas, tidak wajib menggunakan rubber dam, adhesi kimia
aktivasi sinar (Thaper dan Ranjan, 2018). Bahan ini merupakan campuran dari self
adhesive highly filled glass ionomer dan self adhesive filled resin surface sealant.
Bahanini memiliki tiga system, yaitu self adhesive, SIK hybrid dapat digunakan
adalah filled glass ionomer, SIK hybrid adalah filled glass ionomer dengan estetika
kelebihan yaitu akan mengisi void pada restorasi dan mengurangi irregularitas
SIK hybrid melepas fluor lebih rendah secara signifikan jika dibandingkan dengan
SIKMR. Namun setelah recharge dengan pasta gigi berfluoride, SIK hybrid dan
SIKMR melepas fluor lebih besar secara signifikan dibandingkan dengan CPP-
ACPPF (Jafari dkk., 2019). Menurut Bueno dkk. (2019) SIK hybrid melepas fluor
yang berbeda dari SIK lainnya, pada periode 24 jam, SIK hybrid menempati urutan
ke tujuh diantara delapan belas macam produk SIK dan SIKMR, namun pada hari
kelima belas SIK hybrid termasuk dalam grup dengan nilai terendah dan tidak ada
lingkungan menurun, bersama pelepasan ion lainnya seperti sodium, fosfat dan
silikat. Larutan pH yang rendah mengandung sejumlah ion H+ lebih banyak dan
Thaper dan Rajan (2017) menyebutkan bahwa SIK hybrid memiliki resistensi
terhadap keausan sebanding dengan resin komposit dan lebih tinggi dibandingkan
dengan SIK. Hal ini disebabkan adanya partikel bahan pengisi glass hybrid dalam