DINAS KESEHATAN
UPTD PUSKESMAS TAMPO
Jalan Idrus Efendy No.10 Kec. Napabalano Kab. Muna Kode Pos 93654
Email : pkmtampo2018@gmail.com
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
1
1. Profil UPTD Puskesmas Tampo
Profil Kesehatan UPTD Puskesmas Tampo dimaksudkan sebagai
gambaran tentang kondisi kesehatan masyarakat di Kecamatan Tampo khususnya
pada wilayah kerja UPTD Puskesmas Tampo, yang mencatat indikator capaian
target dari masing-masing pelaksanaan program yang dipergunakan sebagai
sarana untuk memantau, mengevaluasi pencapaian visi di bidang kesehatan.
Diharapkan dengan disusunnya Profil Kesehatan ini dapat memberikan
gambaran situasi dan hasil pembangunan di bidang kesehatan di wilayah kerja
UPTD Puskesmas Tampo.
2
Sebelah Barat berbatasan dengan Kecamatan Napanokusambi dan
Selat Tiworo.
2) Wilayah kerja UPTD Puskesmas Tampo
Wilayah kerja UPTD Puskesmas Tampo terdiri dari 4 desa dan 2
kelurahan dengan luas wilayah 105,99 km².
Tabel 1.1 Wilayah Kerja UPTD Puskesmas Tampo
NO NAMA DESA / KELURAHAN LUAS WILAYAH STATUS
1 Napabalano 11,67 Km² Kelurahan
2 Tampo 5,77 Km² Kelurahan
3 Pentiro 35,03 Km² Desa
4 Lambiku 20,98 Km² Desa
5 Langkumapo 14 Km² Desa
6 Napalakura 18,54 Km² Desa
JUMLAH 105,99 Km²
3
c) Mendorong kemandirian masyarakat untuk hidup sehat, melalui
lingkungan dan prilaku sehat
d. Struktur
1). Struktur Organisasi Puskesmas UPTD Puskesmas Tampo mengacu pada
Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 75 Tahun 2014, yang ditetapkan
sebagai berikut :
4
2). Struktur Organisasi Tim Manajemen Mutu UPTD Puskesmas Tampo Sebagai
berikut :
Audit Internal
2. Kebijakan Mutu
a. UPTD Puskesmas Tampo berkomitmen untuk meningkatkan Mutu Pelayanan
dan Kinerja Puskesmas Secara Terus Menerus dan berkesinambungan.
b. UPTD Puskesmas Tampo memastikan Kebijakan Mutu :
1). Puskesmas memastikan kebijakan mutu yang telah ditetapkan dan
digunakan sebagaidasar menetapkan dan meninjau sasaran mutu
2). Sesuai visi dan misi Puskesmas serta mencakup komitmen bersama
3). Dikomunikasikan dan dimengerti oleh semua staf puskesmas
4). Serta senantiasa ditinjau kesesuaian dalam perkembangan zaman dan
tuntutan masyarakat.
3. Proses Pelayanan
a. Penyelenggaraan Upaya Kesehatan Masyarakat (UKM) adalah setiap
kegiatan untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan serta mencegah
dan menanggulangi timbulnya masalah kesehatan dengan sasaran keluarga,
kelompok, dan masyarakat. Jenis pelayanan UKM dibedakan menjadi 2
kelompok yaitu:
1). UKM Essensial
Merupakan UKM wajib dilaksanakan terdiri dari:
Promkes
Pelayanan kesehatan lingkungan
Pelayanan gizi
5
Pelayanan pencegahan dan pengendalian penyakit
2). UKM Pengembangan
Merupakan upaya kesehatan masyarakat yang kegiatannya memerlukan
upaya yang sifatnya inovatif, disesuaikan prioritas masalah kesehatan di
wilayah kerja dan SDM yang tersedia di Puskesmas. UKM
pengembangan terdiri dari:
Upaya kesehatan jiwa dan kesehatan mata
Upaya kesehatan lansia
Upaya kesehatan gigi masyarakat
Upayakesehatantradisional
Upaya UKS/UKGS
Upaya Perawatan Kesehatan Masyarakat
POSBINDU
Tabel 4.UKM
UPAYA KESEHATAN
MASYARAKAT
6
Kegiatan UKP terdiri dari :
Tabel 4.UKP
UPAYA KESEHATAN
PERORANGAN(UKP)
Pendaftaran/Rekam Medis
Poli Umum
Poli Gigi
Gizi
Persalinan
Rawat Inap
7
4). Indikator Mutu
a. Indikator Mutu Admen
2. Manajemen Alat & Obat 1. Membuat kartu inventaris barang Sudah dibuat
dan menempatkan dimasing-
masing ruangan
8
3. Pelaporan keadaan keuangan Sudah
setiap tribulan dilaksanakan
9
b. Indikator Mutu Upaya Kesehatan Perorangan/ UKP:
10
Respon Time penanganan 100
pasien< 5 menit
9. Kamar Pemberian informed 100 Hafsah, S.ST
Bersalin consent pada setiap
tindakan yang akan
dilakukan
Kejadian kematian ibu 0
karena persalinan
Setiap ibu bersalin 100
dibuatkan patograf
10. Rawat Inap Pemberian informed 100 Sitti Sunarti,
consent pada setiap S.Kep, Ns
tindakan yang akan
dilakukan
Kejadian pulang paksa <5
pasien rawat inap
11. Imunisasi Pemberian informed 100 Lidyawati, S.Kep,
concent pada setiap Ns
tindakan yang akan
dilakukan
Kejadian Ikutan Pasca 0
Imunisasi (KIPI)
12. Gizi Konseling gizi dan asuhan 100 Dewi Agra
gizi dilakukan oleh
Nutrisionis
NO Target
SASARAN KESELAMATAN PASIEN
(%)
11
4. Mengurangi terjadinya resiko infeksi nosokomial 100
- Setiap petugas melakukan kebersihan tangan
sesuai pedoman dari WHO
- Menggunakan APD sesuai indikasi
5. Tidak terjadinya pasien jatuh 100
- Memasang pengaman tempat tidur
- Memasang pegangan tangan dikamar mandi
12
1. Cakupan tempat-tempat umum yang memenuhi syarat 50%
f. Pengendalian Vektor
1 Pemberdayaan kelompok dalam pemberantasan perindukan 100%
vektor DBD
C KIA dan KB
a. Kesehataan ibu
1. Pelayanan kesehatan bagi bumil sesuai standar,untuk 100%
kunjungan pertama (K1)
2. Pelayanan kesehatan bagi bumil sesuai standar, untuk 100%
kunjungan lengkap (K4)
3. Pelayanan persalinan oleh tenaga kesehatan yang memiliki 100%
kompetensi kebidanan sesuai standar
4. Pelayanan neonatus KN3 98%
b. Kesehatan Bayi
c. Pelayanan KB
13
1. Jumlah kasus TB 12/100.000
e. Diare
g. Pelayanan Imunisasi
14
2. Imunisasi DPT HB 1 pada bayi 95%
15
e. Kepuasan Pelanggan
Kepuasan pelanggan dapat terpenuhi jika kinerja UPTD Puskesmas Tampo
mampu memenuhi harapan pelanggan. Ukuran kepuasan pelanggan dapat dinilai
melalui :
Sistem saran dan keluhan melalui kotak saran
Survey Kepuasan Pelanggan
Kepala UPTD Puskesmas memimpin Rapat Tinjauan Manajemen yang
dilaksanakan minimal 6 bulan sekali, dan selalu ada pelimpahan wewenang
jika berhalangan.
B. Ruang Lingkup
Lingkup pedoman mutu ini disusun berdasarkan persyaratan. Sistem Manajemen
Mutu da standar akreditasi puskesmas yang meliputi persyaratan umum sistem
manajemen mutu, tanggung jawab manajemen, manajemen sumber daya,
proses pelayanan yang terdiri dari penyelenggaraan Upaya Kesehatan
Masyarakat (UKM) baik
- UKM :
UKM Essensial : Promosi kesehatan, Pelayanan Kesehatan Lingkungan,
Pelayanan KIA/KB Masyarakat, Pelayanan gizi, Pelayanan pengendalian
dan pencegahan penyakit, Imunisasi
- UKM Pengembangan : Upaya Kesehatan Jiwa dan kesehatan mata, Upaya
Kesehatan Lansia, Upaya Kesehatan gigi masyarakat, Upaya Kesehatan
Tradisional, Upaya UKS/UKGS, Upaya Perawatab Kesehatan, Posbindu
dan Posyandu Lansia
- UKP Pelayanan Klinis : Pendaftaran/Rekam Medis, Poli Umum, Poli Gigi,
Poli KIA-KB/MTBS, UGD, Laboratorium, Farmasi, Gizi klinik, Persalinan,
Rawat Inap.
C. Tujuan
Pedoman mutu ini disusun sebagai acuan bagi Puskesmas dalam membangun
sistem manajemen mutu dan sistem manajemen pelayanan, baik untuk
penyelenggaraan UKM maupun untuk penyelenggaraan pelayanan klinis (UKP).
16
D. Landasan Hukum dan Acuan
Landasan hukum yang digunakan adalah :
Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 75 Tahun 2014 tentang
Puskesmas :
1. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 5 Tahun 2014
tentang Panduan Praktis Klinis bagi Dokter di Fasilitas Pelayanan Kesehatan
Primer
2. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 37 Tahun 2012
tentang Penyelenggaraan Laboratorium Puskesmas
3. Panduan Praktis Klinis bagi Dokter Gigi di Fasilitas Pelayanan Kesehatan
Primer.
4. Acuan yang digunakan adalah Standar Akreditasi Puskesmas dan Instrumen
Akreditasi Puskesmas.
5. Permenkes No.46 tahun 2015 tentang akreditasi Puskesmas, Klinik Pratama,
Praktek Dokter umum, Dokter gigi.
E. Istilah dan Definisi
a) Pelanggan
Pelanggan adalah seorang Individu atau kelompok yang membeli produk
fisik atau jasa dengan mempertimbangkan berbagai faktor seperti harga,
kualitas tempat pelayanan dan sebagainya berdasarkan keputusan mereka
sendiri.
b) Kepuasan pelanggan
Kepuasan pelanggan, kepuasan konsumen atau ketidakpuasan konsumen
merupakanperbedaan antara harapan (expectations) dan kinerja yang
dirasakan (perceivedperformance). Sehingga dapat dikatakan bahwa
kepuasan konsumen berarti kinerjasuatu barang/jasa sekurang-kurangnya
sama dengan yang diharapkan.
c) Pasien
Pasal 1 Undang-undang No. 29 Tahun 2004 Tentang Praktik Kedokteran
menjelaskan definisi pasienadalah setiap orang yang melakukan konsultasi
masalah kesehatannya untuk memperoleh pelayanan kesehatan yang
diperlukan baik secara langsung maupun tidak langsung kepada dokter atau
dokter gigi.
d) Tindakan korektif
Tindakan Korektif adalah tindakan menghilangkan penyebab
ketidaksesuaian yang ditemukan atau situasi yang tidak dikehendaki.
e) Tindakan preventif
17
Tindakan Preventif adalah tindakan untuk menghilangkan penyebab
ketidaksesuaian yang potensial atau situasi potensial lain yang tidak
dikehendaki.
f) Pedoman mutu
Pedoman mutu adalah acuan seluruh pegawai dalam
mengimplementasikan sistem manajemen mutu dengan penekanan adanya
perbaikan berkelanjutan yang berorientasi pada kepuasan pelanggan.
g) Dokumen
Dokumen adalah Segala benda yang berbentuk barang, gambar, ataupun
tulisan sebagi bukti dan dapat memberikan keterangan yang penting dan
absah.
h) Rekaman
Rekaman adalah suatu dokumen yang menyatakan bahwa sesuatu hasil
telah dicapai atau suatu bukti kegiatan telah dilaksanakan,
i) Efektivitas
Efektivitas adalah suatu ukuran yang menyatakan seberapa jauh target
(kuantitas,kualitas dan waktu) telah tercapai. Dimana makin besar
persentase target yang dicapai, makin tinggi efektivitasnya.
j) Efisiensi
Efisiensi adalah menurutH. Emerson : perbandingan yang terbaik antara
input dan output, antarakeuntungan dengan biaya, antara hasil pelaksanaan
dengan sember-sumber yang digunakan dalampelaksanaan, seperti halnya
juga maksimum yang dicapai dengan penggunaan sumber yangterbatas
k) Proses.
Proses adalah serangkaian kegiatan yang saling terkait atau berinteraksi
yang mengubah input menjadi output
l) Sasaran mutu
Sasaran mutu adalah target dari masing-masing bagian/departemen yang
ingin dicapai dalam jangka waktu tertentu
m) Perencanaan mutu
Perencanaan mutu adalah aktivitas pengembangan produk dan proses yang
dibutuhkan untuk memenuhi kebutuhan pelanggan
n) Kebijakan mutu
Kebijakan mutu adalah kebijakan resmi dan tertulis dari manajemen
perusahaan tentang komitmen perusahaan dalam memperhatikan dan
mempertimbangkan aspek-aspek mutu dalam aktifitas keseharian
organisasi
18
o) Sarana
Sarana adalah segala sesuatu yang dapat dipakai sebagai alat mencapai
maksud dan tujuan
p) Prasarana
Prasarana adalah segala sesuatu yang merupakan penunjang utama
terselenggaranya suatu proses.
q) Tindakan korektif adalah proses yang dilakukan agar tidak terjadi
pengulangan keselahan
r) Tindakan preventif adalah tindakan yang dilakukan petugas kesehatan
dalam rangka pencegahan suatu kesalahan.
19
BAB II
SISTEM MANAJEMEN MUTU
DAN SISTEM PENYELENGGARAAN PELAYANAN
A. Persyaratan Umum
Upaya peningkatan mutu dan kinerja pelayanan yang dilakukan melalui
membangun sistem manajemen mutu, penyelenggaraan upaya kesehatan
masyarakat dan sistem pelayanan klinis UPTD PuskemasTampomenetapkan,
mendokumentasikan, memelihara sistem manajemen mutu sesuai dengan
standar akreditasi Puskesmas. Sistem ini disusun untuk memastikan telah
diterapkannya persyaratan pengendalian terhadap proses-proses
penyelenggaraan pelayanan kepada masyarakat baik penyelenggaraan upaya
Puskesmas maupun pelayananan klinis, yang meliputi kejelasan proses
pelayanan dan interaksi proses dalam penyelenggaraan pelayanan, kejelasan
penanggungjawab, penyediaan sumber daya, penyelenggaraan pelayanan itu
sendiri mulai dari perencanaan yang berdasarkan analisis hasil survey kebutuhan
masyarakat/pelanggan baik internal maupun eksternal, verifikasi terhadap
rencana yang disusun, pelaksanaan pelayanan, dan verifikasi terhadap proses
pelayanan dan hasil-hasil yang dicapai, monitoring dan evaluasi serta upaya
penyempurnaan yang berkesinambungan.
B. Pengendalian Dokumen
Secara umum dokumen-dokumen dalam sistem manajemen mutu yang disusun
meliputi :
(1) Dokumen level 1 : Kebijakan berupa SK
(2) Dokumen level 2, : Pedoman/manual/panduan
(3) Dokumen level 3 : Standard operational procedure
(4) Dokumen level 4 : Rekaman-rekaman sebagai catatan akibat pelaksanaan
kebijakan, pedoman, dan prosedur.
Pengendalian dokumen di UPTD Puskesmas Tampo dibagi menjadi dua
yaitu pengendalian dokumen perkantoran dan pengendalian dokumen akreditasi.
1. Sistem Pengendalian Dokumen Perkantoran
a. Surat Masuk Puskesmas
1) Penomoran Surat Masuk
Surat masuk adalah surat yang berasal dari luar unit Puskesmas.
Sistem penomoran surat masuk dengan format sebagai berikut :
Sesuai dengan nomor surat masuk yang bersangkutan.
20
2) Surat Masuk
Surat masuk diterima oleh unit tata usaha Puskesmas yang langsung
dibukukan kedalam buku agenda surat masuk. Kemudian diteruskan
ke KoordinatorTata Usaha.Surat yang bersifat tindak lanjut segera
diberikan lembaran disposisi yang di beri nomor sesuai nomor agenda
diteruskan ke Pimpinan Puskesmas. Setelah Pimpinan mengisi
disposisi dikembalikan ke Tata Usaha untuk diarsipkan (diagendakan),
dan akan diteruskan ke orang yang didisposisikan dengan batas waktu
maksimal 1 hari. Sedangkan surat yang bersifat pemberitahuan akan
ditempelkan dipapan informasi puskesmas/disampaikan dalam
komunikasi Internal.
3) Surat Keluar Puskesmas
Penomoran Surat Keluar
Surat keluar adalah surat yang dibuat oleh Puskesmas baik dalam
berupa undangan, pemberitahuan dan laporan.
Metode penomoran dokumen ditetapkan sebagai berikut:
a) Pedoman menggunakan formasi : PDM/CC/BB/PKM.TMP/XX/YY
Keterangan :
PDM : Kode Pedoman
CC : Nomor urut
BB : Jenis pedoman (Standar Admen ditulis ADM,
UKM ditulis UKM, UKP ditulis UKP, MUTU ditulis
MUTU)
PKM.TMP : UPTD Puskesmas Tampo
XX : Bulan
YY : Tahun
b) Panduan menggunakan formasi : PD/CC/BB/PKM.TMP/XX/YY
Keterangan :
PD : Kode Panduan
CC : Nomor urut
BB : Jenis panduan (Standar Admen ditulis ADM,
UKM ditulis UKM, UKP ditulis UKP, MUTU ditulis
MUTU)
21
c) Surat Keputusan (SK) menggunakan formasi :
AA/BB/SK.CC/PKM.TMP/XX/YY
Keterangan :
AA : Nomor urut sesuai klasifikasi Surat
BB : Menyatakan Bab dalam standar Akreditasi
SK : Menyatakan Surat Keputusan
CC : menyatakan nomor urut SK
PKM.TMP : UPTD Puskesmas Tampo
XX : Bulan
YY : Tahun
d) Standar Operasional Prosedur (SOP) menggunakan formasi :
SOP/AA/U-XX PKM.TMP//BB/YY
Keterangan :
SOP : Standar Operasional Prosedur
AA : Bab dalam standar Akreditasi
U : Menyatakan unit kerja:
Standard ADM:ADM
Standard UKM: UKM
Standar UKP:UKP
XX : Nomor urut
PKM.TMP : UPTD Puskesmas Tampo
BB : Bulan
YY : Tahun
e) Kerangka Acuan Kegiatan menggunakan formasi :
KAK/AA/U/PKM.TMP/XX/YY
Keterangan :
KAK : Kerangka Acuan Kegiatan
AA : Bab dalam standar akreditasi
U : Menyatakan unit kerja
PKM.TMP : UPTD Puskesmas Tampo
XX : Nomor urut
YY : Tahun
f) Dokumen Eksternal menggunakan formasi : DE/AA/U/
PKM.TMP/XX/YY
Keterangan :
DE : Dokumen Eksternal
AA : Bab dalam standar akreditasi
U : Menyatakan unit kerja
22
PKM.TMP : UPTD Puskesmas Tampo
XX : Nomor urut
YY : Tahun
g) Dokumen Internal menggunakan formasi : DI/AA/U/
PKM.TMP/XX/YY
Keterangan :
DI : Dokumen Internal
AA
: Bab dalam standar akreditasi
U : Menyatakan unit kerja
PKM.TMP : UPTD Puskesmas Tampo
XX : Nomor urut
YY : Tahun
Keterangan:
Pemberlakuan surat keputusan maupun standar operasional
prosedur ditetapkan pada Januari 2018 sedangkan pedoman/
panduan internal serta dokumen eksternal ditetapkan setelah
penetapan Surat Keputusan Kepala Puskesmas.
Adapun alur mengenai surat keluar sebagai berikut :
Konsep surat keluar terlebih dahulu dikoreksi oleh Koordinator TU.
Kemudian dilanjutkan ke Pimpinan Puskesmas untuk di cek
(Merubah/Menambah jika ada) selanjutnya ditanda tangani oleh
Pimpinan Puskesmas. Setelah itu dikembalikan ke Tata Usaha untuk
didokumentasikan dengan penomoran dan dikirim ke alamat yang
dituju oleh ekspeditor. (pengarsipan& buku eskpedisi)
24
Tabel Pengesahan dokumen
No Level Dokumen Penanggung Diperiksa Disahka
Jawab
1. Surat Keputusan Penanggung Kasubag TU Kepala
Jawab (Paraf sebelah Puskesmas
UKP/UKM/Admen kanan)
(Paraf sebelah
kiri)
2. Pedoman/ Penanggung Ketua Tim Mutu Kepala
Panduan Jawab (Paraf sebelah Puskesmas
UKP/UKM/Admen kanan)
(Paraf sebelah
kiri)
3. SOP Penanggung Ketua Tim Mutu Kepala
Jawab (Paraf sebelah Puskesmas
UKP/UKM/Admen kanan)
(Paraf sebelah
kiri)
3. Penomoran Dokumen
Metode penomoran dokumen menggunakan buku pedoman penyusunan
akreditasi UPTD Puskesmas Tampo
4. Pemberlakuan dokumen
Dokumen Surat Keputusan diberlakukan mulai tanggal 03 Januari 2018,
Pedoman, Panduan, SOP diberlakukan mulai tanggal 05 februari 2018
5. Distribusi/Penyimpanan
Dalam pendistribusian dokumen yang disusun dan telah disahkan oleh Kepala
UPTD Puskesmas Tampo dikendalikan dengan :
a. Distribusi dokumen terkendali diperuntukan kepada secretariat/ tiap
unit/pelaksana sebagai acuan dalam pekerjaan.
25
b. Distribusi dokumen tidak terkendali untuk kebutuhan eksternal atau atas
permintaan Pihak luar UPTD Puskesmas Tampo, yang dikeluarkan oleh wakil
manajemen mutu dan telah tercatat.
c. Penyimpanan Dokumen
Dokumen asli (master dokumen) disimpanan disekretariat tim mutu UPTD
Puskesmas Tampo. Dokumen fotocopy disimpan dimasing-masing unit UPTD
Puskesmas Tampo.
1) ADMEN
Warna Map Dokumen : Pink (di satukan perstandar dari
instrumen Akreditasi)
KeranjangDokumen Pink
2). UKM
Warna Map Dokumen : Hijau (di satukan per standar dari
instrumen Akreditasi)
Keranjang Dokumen : Hijau : Hijau
3). UKP
Warna Map Dokumen : Ungu (di satukan per standar dari
instrumen :Akreditasi)
Kuning (di satukan per standar dari instrume
Keranjang Dokumen : Ungu : Kuning
4). Menggunakan Sampul Dokumen yang sudah di tetapkan oleh ketua tim
Admen
6. Pencarian Kembali
Untuk memudahkan di dalam pencarian kembali dokumen – dokumen akreditasi
UPTD Puskesmas Tampo agar dikelompokan permasing-masing BAB/Kelompok
pelayanan.
7. Penarikan dokumen yang kadaluarsa
Mendaftar dokumen internal yang disahkan dalam daftar induk dokumen
internal/master list dokumen
Memperbanyak dokumen yang sudah mendapatkan persetujuan dengan
jumlah copy sesuai daftar pemegang dokumen
Membubuhkan stempel “TERKENDALI “ terhadap copy dokumen.
Mendistribusikan dokumen kepada semua pemegang dokumen sesuai Daftar
Pemegang Dokumen.
Menarik dokumen lama, bila ada.
Memusnahkan dokumen lama yang sudah tidak berlaku.
Memberitahukan kepada seluruh unit kerja terkait tentang dokumen baru dan/
atau penarikan dokumen lama.
26
8. Perubahan/revisi dan pemusnahan dokumen
Mengelompokkan dokumen yang sudah tidak aktif dan yang perlu revisi
Memisahkan status-status mana yang masih harus disimpan di ruang rekam
medis, yang perlu revisi serta status-status mana yang sudah dapat
dikeluarkan dari tempat penyimpanan di ruang rekam medis.
Mencatat data-data yang masih diperlukan kedalam register pemusnahan.
Musnahkan status RM yang sesuai dengan daftar induk rekaman.
Membuat berita acara pemusnahan dengan sepengetahuan Kepala
Puskesmas
Pemusnahan RM dilakukan sekurang-kurangnya setiap 2 (dua) tahun
Pengendalian Rekaman
Pengendalian rekaman di puskesmas meliputi:
1) Pengidentifikasian rekaman (jenis-jenis rekaman diidentifikasikan pada masing-
masing SOP).
2) Penggunaan Daftar Induk Rekaman yang menguraikan dimana saja rekaman
disimpan, bagian yang bertanggung jawab, dan masa simpan rekaman.
3) Pengambilan, pendisposisian, dan penggandaan rekaman secara internal dan
terbatas. Hal ini perlu diatur dalam prosedur karena pada umumnya seluruh
rekaman bersifat rahasia.
4) Pemusnahan rekaman yang berisi uraian mengenai tata cara penarikan rekaman
yang telah habis masa simpannya dan bagaimana cara memusnahkannya.
27
Pengambilan, pendisposisian, dan penggandaan rekaman secara internal
dan terbatas. Hal ini perlu diatur dalam prosedur karena pada umumnya
seluruh rekaman bersifat rahasia.
Pemusnahan rekaman yang berisi uraian mengenai tatacara penarikan
rekaman yang telah habis masa simpannya dan bagaimana cara
memusnahkannya.
28
BAB III
TANGGUNG JAWAB MANAJEMEN
A. Komitmen Manajemen
KepalaPuskesmas, Penanggung Jawab Mutu/ Wakil Manajemen Mutu,
Penanggung Jawab Admen/ Kepala Tata Usaha,Penanggung Jawab UKM,
Penanggung Jawab UKP, dan seluruh staf UPTD Puskesmas Tampo bertanggung
jawab untuk menerapkan seluruh persyaratan yang ada pada manual mutu ini.
Manajemen UPTD Puskesmas Tampo membuktikan komitmen untuk
mengembangkan dan meningkatkan serta memperbaiki kinerja sistem manajemen
mutu dengan:
1. Mengkomunikasikan kepada seluruh pegawai mengenai pentingnya memberikan
pelayanan kesehatan masyarakat dengan melakukan kegiatan 5S ( Senyum,
Sapa, Sopan, Santun, Sehat ).
2. Mensosialisasikan kepada seluruh pegawai agar lebih memahami pedoman
program sebagai landasan dalam melakukan pekerjaan.
3. Mengkomunikasikan kepada seluruh pegawai tentang fungsi dan tugas masing-
masing staf sesuai SK dan SOP yang telah ditetapkan.
4. Melakukan monitoring dan evaluasi serta perbaikan mutu dan kinerja secara
berkesinambungan sebulan sekali.
29
C. Kebijakan Mutu
1. UPTD Puskesmas Tampo berkomitmen mewujudkan masyarakat Tampo sehat
melalui pelayanan kesehatan profesional dan sasaran mutu terukur yang
berorientasi pada pelanggan dengan melakukan peningkatan berkelanjutan dan
sesuai ketentuan yang berlaku dan mentaati peraturan perundangan yang
berlaku.
2. UPTD Puskesmas Tampo memastikan Kebijakan Mutu :
a) Puskesmas memastikan kebijakan mutu yang telah ditetapkan dan
digunakan sebagai dasar menetapkan dan meninjau sasaran mutu
b) Sesuai visi dan misi Puskesmas serta mencakup komitmen bersama
c) Dikomunikasikan dan dimengerti oleh semua karyawan puskesmas
d) Serta senantiasa ditinjau kesesuaian dalam perkembangan zaman dan
tuntutan masyarakat
D. Perencanaan Sistem Manejemen Mutu dan Pencapaian Sasaran Kinerja/Mutu
Sasaran mutu ditetapkan berdasarkan standar kinerja/standar pelayanan
minimal yang meliputi indikator-indikator pelayanan klinis, indikator
penyelenggaraan upaya puskesmas.Perencanaan disusun dengan memperhatikan
kebutuhan dan harapan pelanggan, hak dan kewajiban pelanggan, serta upaya untuk
mencapai sasaran kinerja yang ditetapkan.
Perencanaan mutu UPTD Puskesmas Tampo dan keselamatan pasien berisi
program-program kegiatan peningkatan mutu yang meliputi :
1. Penilaian dan peningkatan kinerja baik UKM maupun UKP
2. Upaya pencapaian enam sasaran keselamatan pasien
3. Penerapan manajemen risiko pada area prioritas
4. Penilaian kontrak/kerjasama pihak ketiga
5. Pelaporan dan tindak lanjut insiden keselamatan pasien
6. Peningkatan mutu pelayanan laboratorium
7. Peningkatan mutu pelayanan obat
8. Pendidikan dan pelatihan staf tentang mutu dan keselamatan pasien
31
masalah, biaya yang diperlukan, kemungkinan solusi dapat
dilaksanakannya, atau kriteria lainnya.
Langkah 6 : Melaksanakan pemecahan masalah yang berkualitas dengan PDCA
Ada empat langkah menuju pelaksanaan solusi yang efektif, yaitu:
a. Merencanakan (PLAN) : Sebelum dilaksanakan solusi, perlu
ditentukan tujuan dan apa kriteria keberhasilan. Pimpinan harus
memutuskan “siapa, apa, dimana, dan bagaimana” solusi akan
dilaksanakan. Pada tahap ini, diperlukan penjelasan tentang
berbagai asumsi, dan dipikirkan tentang kemungkinan adanya
penolakan dari pihak yang dijadikan sasaran. Di sini harus sudah
diputuskan tentang data yang harus dikumpulkan untuk memantau
keberhasilan pelaksanaan solusi masalah.
b. Pelaksanaan (DO) : Melaksanakan solusi sering melibatkan
pelatihan, termasuk proses pengumpulan data/informasi untuk
memantau perubahan yang terjadi, dan mengamati tingkat
kemudahan atau kesulitan pelaksanaan solusi. Amati bagamana
solusi tersebut dilaksanakan. Buat catatan tentang segala sesuatu
yang dianggap menyimpang dari kesepakatan. Setiap masalah atau
kesalahan yang muncul dalamproses ini harus diartikan sebagai
kesempatan untuk membuat perbaikan.
c. Cek (CHECK) : Amati efek pelaksanaan solusi dan simpulkan
pelajaran apa yang diperoleh dari tindakan yang sudah dilakukan.
d. Bertindak (ACTION) : Ambil langkah-langkah praktis sesuai dengan
pelajaran yang diperoleh dari tindakan yang sudah
diambil:”Lanjutkan proses solusi, atau hentikan, atau ulang kembali
tindakan dari awal dengan tujuan melakukan modifikasi”.
Di UPTD Puskesmas Tampo kegiatan akreditasi dimulai dari penyusunan dokumen
berupa Standar Operasional Prosedur (SOP) dan Kebijakan, implemantasi dokumen
sampai dilaksanakan audit internal, tinjauan manajemen dan self assesment untuk
pengendalian mutu pelayanan. Adapun jadwal terlampir :
32
Bertanggung jawab merumuskan, melaksanakan, mengkoordinasikan kegiatan
penjamin mutu berdasarkan standar sistem manajemen mutu dan mempunyai
kewenangan menyusun dan mengembangkan dokumen, mengelola dan
memelihara dokumen/rekaman, melakukan penjaminan mutu proses dan hasil,
membantu Kepala UPTD Puskesmas dalam mengendalikan proses-proses
pelayanan.
Kepala Tata Usaha /Penanggung jawab administrasi manajemen
Bertanggung jawab menerapkan sistem manajemen mutu pada kegiatan
administrasi dan mempunyai kewenangan menyusun jadwal kegiatan
administrasi, melaksanakan kegiatan administrasi kesehatan, mengevaluasi
kegiatan administrasi kesehatan.
Penanggung Jawab Upaya Kesehatan Masyarakat (UKM)
Bertanggung jawab menerapkan sistem manajemen mutu pada program-
program upaya kesehatan dan pelayanan kesehatan masyarakat dan
mempunyai kewenangan menyusun jadwal kegiatan upaya kesehatan,
melaksanakan kegiatan upaya kesehatan, mengevaluasi kegiatan upaya
kesehatan.
Penanggung Jawab Upaya Kesehatan Perorangan (UKP)
Bertanggung jawab menerapkan sistem manajemen mutu pada pelayanan
klinis di UPTD Puskesmas Tampo yang berorientasi pada keselamatan pasien
dan mempunyai kewenangan menyusun jadwal kegiatan pelayanan klinis,
melaksanakan kegiatan pelayanan klinis yang berorientasi pada kepuasan
pelanggan, mengevaluasi kegiatan klinis.
Penanggung Jawab Jaringan dan Jejaring Pelayanan Kesehatan Bertanggung
jawab menerapkan sistem manajemen mutu pada fasilitas Jaringan dan
Jejaring pelayanan kesehatan UPTD Puskesmas Tampo yang terdiri dari
pelayanan Puskesmas Pembantu, Puskesmas Keliling, Bidan Desa yang
berorientasi pada kepuasan pelanggan,dan mempunyai kewenangan
menyusun jadwal kegiatan pelayanan di jaringan atau jejaring pelayanan
kesehatan, dan mengevaluasi kegiatan pelayanan jaringan atau jejaring
pelayanan.
Pelaksana Administrasi Manajemen
Membantu Penanggung Jawab Administrasi Manajemen melaksanakan sistem
manajemen mutu pada kegiatan administrasi, menyusun jadwal kegiatan
administrasi, melaksanakan kegiatan administrasi kesehatan, dan
mengevaluasi kegiatan administrasi kesehatan.
33
Pelaksana Upaya Kesehatan Masyarakat (UKM)
Membantu Penanggung Jawab Upaya Kesehatan Masyarakat (UKM) dalam
menerapkan sistem manajemen mutu pada program-program upaya
kesehatan dan pelayanan kesehatan masyarakat , menyusun jadwal kegiatan
upaya kesehatan, melaksanakan kegiatan upaya kesehatan, dan
mengevaluasi kegiatan upaya kesehatan.
Pelaksana Upaya Kesehatan Perorangan (UKP)
Membantu Penanggung Jawab Upaya Kesehatan Perorangan (UKP) dalam
menerapkan sistem manajemen mutu pada pelayanan klinis di UPTD
Puskesmas Tampo yang berorientasi pada keselamatan pasien, menyusun
jadwal kegiatan pelayanan klinis, melaksanakan kegiatan pelayanan klinis
yang berorientasi pada kepuasan pelanggan, dan mengevaluasi kegiatan
klinis.
Pelaksana Jaringan dan Jejaring Pelayanan Kesehatan
Membantu Penanggung Jawab Jaringan dan Jejaring Pelayanan Kesehatan
dalam menerapkan sistem manajemen mutu pada fasilitas Jaringan dan
Jejaring pelayanan kesehatan UPTD Puskesmas Tampo yang terdiri dari
Puskesmas Keliling, Bidan Desa yang berorientasi pada kepuasan pelanggan,
menyusun jadwal kegiatan pelayanan di jaringan/jejaring kesehatan, dan
mengevaluasi kegiatan pelayanan jaringan atau jejaring pelayanan kesehatan.
34
G. Komunikasi Internal
Komunikasi internal dilakukan dengan cara workshop (minilokakarya) pertemuan,
breafing pagi, diskusi, Email, sms, dan media lain yang tepat untuk melakukan
komunikasi. Minilokakarya bulanan atau lintas program, yang dilaksanakan setiap
bulan dengan mengikutsertakan seluruh staf Puskesmas.Pertemuan tinjauan
manajemen (RTM) yang dilaksanakan minimal 6 bulan sekali, dan/atau bila
diperlukan.
35
BAB IV
TINJAUAN MANAJEMEN
A. Umum
Tinjauan manajemen adalah kajian secara menyeluruh terhadap penerapan
sistem manajemen mutu, serta rekomendasi perbaikan dan peningkatan yang
diperlukan untuk efektivitas dan efisiensi penerapan sistem tersebut.
Rapattinjauanmanajemendilakukan minimal dua kali dalamsetahun. Prosedur ini
mencakup mulai proses penentuan jadwal dan peserta, pembuatan undangan,
pelaksanaan, pembuatan risalah rapat, distribusi hasil rapat, tindak lanjut hasil rapat
dan verifikasi hasil pelaksanaan keputusan rapat.
Penyelenggaraan Tinjauan Manajemen meliputi:
Tinjauan manajemen dihadiri oleh Kepala Puskesmas, penanggung jawab
manajemen mutu, Koordinator administrasi dan manajemen, Koordinator Upaya
puskesmas, koordinator klinis dan seluruh karyawan.
Tinjauan manajemen dilakukan untuk memastikan penerapan Sistem
Manajemen Mutu berjalan secara efektif dan efisien dan dilakukan sesuai
dokumentasi Sistem Manajemen Mutu sehingga dapat diketahui perlu tidaknya
mengadakan perubahan dalam Kebijakan Mutu dan dokumentasi Sistem
Manajemen Mutu.
Tinjauan Manajemen dilaksanakan secara periodik sekurang-kurangnya setiap
6 (enam) bulan sekali.
Dalam tinjauan manajemen, agenda yang dibahas mencakup :
Kebijakan Mutu dan Pencapaian Sasaran Mutu setiap bagian.
Hasil pencapaian Rencana Manajemen Mutu, termasuk kinerja proses dan
Pelayanan
Hasil audit internal maupun eksternal.
Umpan balik pelanggan, termasuk hasil pengukuran kepuasan pelangganserta
keluhan pelanggan.
Status Tindakan Perbaikan dan Pencegahan
Hasil tindak lanjut dari Tinjauan Manajemen sebelumnya.
Perubahan Sistem Manajemen Mutu
Rekomendasi untuk peningkatan
Tinjauan manajemen tidak terjadwal, dapat dilakukan bila dibutuhkan.
36
B. Masukan Tinjauan Manajemen, meliputi :
1. Hasil audit
2. Umpan balik pelanggan
3. Kinerja Proses
4. Pencapaian sasaran-sasaran mutu / indikator-indikator kinerja
5. Status tindakan koreksi dan tindakan pencegahan yang telah/sedang dilakukan
6. Tindak lanjut terhadap hasil tinjauan manajemen yang lalu/sebelumnya
7. Kebijakan mutu dan kebijakan pelayanan/upaya puskesmas
8. Perubahan terhadap kebijakan mutu (jika ada)
9. Perubahan yang perlu dilakukan terhadap sistem manajemen mutu/sistem
pelayanan/penyelenggaraan upaya puskesmas.
37
E. Langkah-langkah Pertemuan Tinjauan Manajemen
1. Penanggung jawab manajemen mutu bersama kepala Puskesmas
mempersiapkan pertemuan tinjauan manajemen yang meliputi: rencana waktu,
tempat, agenda, dan siapa saja yang akan diundang
2. Penanggung jawab manajemen mutu mengundang peserta pertemuan
3. Penanggung jawab manajemen mutu memimpin pertemuan tinjauan
manajemen : melaksanakan sesuai agenda, memimpin proses paparan/diskusi
selama pertemuan berlangsung
4. Penanggung jawab manajemen mutu memberikan umpan balik/simpulan
kepada peserta rapat
5. Penanggung jawab manajemen mutu melakukan pemantauan perbaikan
sesudah pertemuan tinjauan manajemen.
38
BAB V
MANAJEMEN SUMBER DAYA
39
Proses rekrutmen tidak bisa dilakukan sendiri oleh Puskesmas, sehingga
dilakukan usulan permohonan kebutuhan tenaga ke Dinas Kesehatan
Kabupaten Munauntuk pemenuhannya, termasuk proses kredensialnya menjadi
kewenangan Dinas Kesehatan Kabupaten Muna. Proses pemenuhan yang
menjadi kewenangan Dinas Kesehatan Kabupaten Munameliputi rekrutmen,
kredensial, dan pelatihan atau peningkatan kompetensi yang seharusnya.
3. Pengorganisasian
Pengorganisasian dilakukan dengan menetapkan tugas pokok dan fungsi
masing-masing pegawai dengan SK Kepala Puskesmas baik tugas secara
fungsional maupun tugas secara struktural/pemegang program seperti yang
tertuang dalam struktur organisasi Puskesmas yang telah ditetapkan oleh
Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Muna.
4. Pengarahan dan pengendalian petugas
Dilakukan melalui kegiatan monitoring dan evaluasi secara berkala terhadap
pelaksanaan uraian tugas masing-masing pegawai dalam kegiatan
minilokakarya, dll. Hal ini dilakukan juga dalam rangka meningkatkan koordinasi
dan pengintegrasian kegiatan antar petugas maupun antar unit kerja/pelayanan.
C. Infrastruktur
Penataan ruang pelayanan menjadi fokus manajemen agar terjadi kenyamaan saat
menunggu antrian maupun pada saat pelayanan berlangsung.
D. Lingkungan Kerja
UPTD Puskesmas Tampo menetapkan dan mengelola lingkungan kerja yang
dibutuhkan untuk mencapai kesesuaian dengan persyaratan pelayanan puskesmas,
antara lain:
40
BAB VI
PENYELENGGARAAN PELAYANAN
41
b) Penanggungjawab UKM bersama dengan pelaksana menyusun rencana
perbaikan kinerja berdasarkan hasil monitoring dan penilaian kinerja.
Perbaikan kinerja UKM dilaksanakan secara berkesinambungan.
c) Pelaksanaan monitoring pencapaian kinerja UKM dilakukan setiap bulan
oleh PJ UKM kepada pelaksana melalui pertemuan yang dilaksanakan
waktu pelaksanaan minilokakarya bulanan.
2. Proses yang berhubungan dengan sasaran :
a. Penetapan persyaratan sasaran
Penetapan sasaran kegiatan UKM dilakukan berdasarkan pedoman program
masing-masing UKM dengan mempertimbangkan peta masalah berbasis
wilayah (by name by address).
b. Tinjauan terhadap persyaratan sasaran
Pelaksana kegiatan melakukan tinjauan persyaratan sasaran kegiatan
sebelum dan setelah kegiatan, untuk mengevaluasi ketepatan sasaran
kegiatan.Apabila dimungkinkan terjadi ketidaktepatan sasaran, maka
pelaksana segera melakukan tindakan preventif jika kegiatan belum
dilaksanakan dengan mengubah sasaran.Apabila terjadi ketidaktepatan
sasaran maka pelaksana UKM melakukan tindakan korektif.
c. Komunikasi dengan sasaran
Komunikasi kepastian jadwal pelaksanaan kegiatan dilakukan oleh pelaksana
UKM terhadap masyarakat/sasaran melalui surat resmi, atau kunjungan
koordinasi. Apabila terjadi perubahan jadwal dikomunikasikan melalui sms,
atau telepon.
3. Pembelian (jika ada)
4. Penyelenggaraan UKM :
a. Pengendalian proses penyelenggaraan upaya
- Pengendalian proses pelaksanaan UKM dilakukan dengan menetapkan
pedoman/panduan program, kerangka acuan program/kegiatan dan SOP
pelaksanaan kegiatan.
- Penanggung Jawab dan pelaksana UKM melaksanakan kegiatan sesuai
dengan pedoman/panduan/kerangka acuan/SOP/rencana kegiatan yang
telah disusun, dan berdasarkan kebutuhan dan harapan
masyarakat/sasaran.
- Penanggung Jawab UKM memastikan jadwal kegiatan dan petugas
pelaksana yang kompeten.
42
b. Validasi proses penyelenggaraan upaya
- Pelaksana menyusun laporan pelaksanaan kegiatan UKM kepada
Penanggung jawab UKM maksimal satu minggu setelah kegiatan.
- Penanggung jawab UKM memeriksa laporan apakah selaras dengan
kebijakan, pedoman/panduan, kerangka acuan dan SOP kegiatan.
- Secara sampling dan berkala Penanggung jawab UKM melakukan
observasi pelaksanaan kegiatan dengan menggunakan checklist/daftar
tilik, dengan target CR SOP minimal 70%.
c. Identifikasi dan mampu telusur
Penanggung jawab dan pelaksana upaya bertanggung jawab atas proses
perencanaan, pelaksanaan, monitoring, evaluasi dan tindaklanjut seluruh
kegiatan termasuk pendokumentasian rekaman. Sehingga penanggung
jawab UKM dan pelaksana setiap upaya mampu mengidentifikasi dan mampu
telusur atas seluruh kegiatan masing – masing upaya, baik telusur sistem
maupun telusur dokumen.
d. Hak dan kewajiban sasaran
Hak Sasaran :
1) Mendapatkan pelayanan kesehatan masyarakat yang berorientasi
promotiv dan preventif
2) Mendapatkan informasi yang jelas terkait masalah kesehatan masyarakat
yang berkembang di wilayahnya
3) Memperoleh pelayanan kesehatan masyarakat yang manusiawi, adil,
jujur, dan tanpa diskriminasi.
4) Memperoleh layanan kesehatan yang bermutu , efektif dan efisien.
5) Mengajukan usul, saran perbaikan atas perlakuan yang diterima
Kewajiban Sasaran :
1) Memberikan informasi yang lengkap dan jujur tentang masalah
kesehatan di wilayah
2) Melaporkan kepada puskesmas bila ada kejadian luar biasa (KLB)
3) Mematuhi nasehat dan petunjuk tenaga kesehatan
e. Pemeliharaan barang milik pelanggan (jika ada)
f. Manajemen risiko dan keselamatan
Manajemen risiko adalah proses mengenal, mengevaluasi, mengendalikan,
meminimalkan risiko dalam suuatu organisasi secara menyeluruh.
Manejemen risiko dilakukan untuk meminimalisasi kemungkinan terjadinya
risiko yang bisa terjadi dalam setiap kegiatan.
Proses manajemen risiko dalam pelayanan UKM meliputi menetapkan
lingkup manajemen dengan kriteria 3H 1P (high risk, high volume, high cost,
43
potensial problem), kajian risiko/risk assessment (identifikasi risiko, analisis
risiko, evaluasi risiko).Hasil evaluasi risiko untuk menentukan perlu atau tidak
tindakan perbaikan/tindak lanjut. Tindakan perbaikan bisa berupa perbaikan
input, proses atau perbaikan output.
5. Pengukuran, analisis dan penyempurnaan Sasaran Kinerja UKM
a. Umum
Dalam rangka monitoring dan evaluasi mutu dan kinerja UKM, maka perlu
ditetapkan indikator yang bisa diukur dan menggambarkan suatu kondisi
sebenarnya dari hasil proses kegiatan. Untuk mengukur kepuasan
pelanggan, dilakukan survei kepuasan pelanggan internal dan eksternal.
Kepuasan pelanggan eksternal melibatkan masyarakat yang menjadi sasaran
kegiatan dan lintas sektor. Sedangkan kepuasan pelanggan internal dengan
sasaran petugas yang berkecimpung pada bidang pelayanan masyarakat.
b. Pemantauan dan pengukuran
1) Kepuasan pelanggan
Kepuasan pelanggan dinilai menggunakan kuesioner terhadap sasaran
setiap UKM secara berkala minimal setiap enam bulan sekali.Kepuasan
pelanggan dilakukan untuk mengetahui mutu layanan UKM dari aspek
kepuasan pelanggan.Kuesioner dibagikan kepada pelanggan UKM
melalui pertemuan atau langsung setelah kegiatan usai.Data diolah, dan
dianalisis menjadi informasi tingkat kepuasan pelanggan UKM.Hasil
analisis tersebut diinformasikan kepada pelanggan UKM melalui
desinformasi pada saat pertemuan/kegiatan UKM atau melalui
pemasangan di papan informasi.
2) Audit internal
Audit internal akan dilaksanakan 2 kali setahun. Audit dilakukan secara
berkala sepanjang tahun terhadap prosedur, sarana prasarana, SDM dan
hasil pada unit-unit pelayanan yang diprioritaskan dan ditetapkan setiap
tahunnya. Audit internal dilakukan minimal satu bulan setelah
implementasi dari SOP yang ditetapkan, dan diulang kembali untuk
jangka waktu enam bulan.Tahapan pelaksanaan audit internal adalah,
penjadwalan, penyusunan instrument, penetapan petugas, sosialisasi
jadwal, pelaksanaan audit, analisis data, dan pembahasan penyusunan
tindak lanjut. Hasil/tindak lanjutaudit internal menjadi bahan masukan
Rapat Tinjauan Manajemen.
3) Pemantauan dan pengukuran proses
Pemantauan dan pengukuran proses dilakukan 2 kali setahun.
Pemantauan dan pengukuran proses dilakukan sepanjang
44
kegiatan/proses untuk mengetahui apakah pelaksanaan kegiatan sesuai
dengan kebijakan, pedoman/panduan, kerangka acuan dan SOP upaya
yang telah ditetapkan, termasuk ketaatan terhadap jadwal. Jika saat
monitoring proses diidentifikasi penyimpangan atau kecenderungan tidak
tercapainya tujuan, maka bisa segera dilakukan perbaikan.Perbaikan
yang bisa dilakukan meliputi perbaikan jadwal, perbaikan metode,
sasaran, SOP, dll. Perbaikan ditujukan untuk melakukan tindakan
korektif sehingga tujuan atau kinerja yang ditargetkan akan tetap
tercapai.
Pemantauan dilakukan secara berkala dan terintegrasi lintas program,
melalui pertemuan mini lokakarya internal/bulanan, dan mini lokakarya
lintas sektor (3 bulan sekali) dengan menggunakan indikator kinerja
proses yang telah ditetapkan oleh Kepala Puskesmas pada awal tahun.
45
f. Tindakan korektif
Hasil audit internal, hasil monitoring indikator kinerja, dan indikator mutu
dapat dilakukan tindakan korektif untuk perbaikan pelaksanaan kegiatan
selanjutnya.
g. Tindakan preventif
Dari hasil analisis masalah tersebut diidentifikasi penyebab kegagalan tahun
sebelumnya, sehingga saat perencanaan perlu ditentukan kegiatan antisipatif
agar kegagalan tidak terulang kembali.
48
BAB VII
PENUTUP
Mengetahui,
Kepala UPTD Puskesmas Tampo
49