1 2000
ISSN 1410-5594
ABSTRAK
APLIKASI ELECfRON PROBE MICROANALIZER ill BmANG TEKNIK METALURGI. Elektron Probe
Micro Analyzer merupakan perpaduan dua alat X-Ray Fluorescence dan scanning elektron microscope yang mempunyai
kemampuan untuk analisa kualitatif dan semi kuantitatif. Salah satu keunggulan elektron probe micro analyzer adalah
kemampuannya untuk menganalisa benda uji sebesar I !.1mdengan cepat , akurat dan tidak merusak. Dibidang teknik metalurgi
sifat-sifat material ditentukan oleh struktur mikro dan elemen-elemen penyusunnya. Dengan adanya alat elektron probe mikro
analizer ini sangatmembantu untuk terwujudnya perkembangan material barn.
ABSTRACT
Electron Probe Micro Analyzer is a combination of X-Ray fluorescence and Scanning Electron Microscope, and has
capability for semi quantitative and qualitative analysis. This instrument has several capabilities for fast, accurate, and non
destructive analysis of small specimen(lj.1m). The material behaviour in Metallurgical engineering is determined by its elements
and microstructure. This instruments plays an important role in researchand development for new material.
1. PENDAHULUAN
Alat EPMA (Electron Probe Micro Analyzer) interaksi yang tidak elastis sebagian dari energi yang
merupakan salah satu instrumen modern yang dapat dimiliki oleh elektron sebelum tumbukan akan
digunakan untuk melihat struktur mikro dari suatumate- dipindahkan pada spesimen, akibatnya akan timbul
rial, dan mampu untuk menganalisabaik secarakualitatif 'elektron sekunder,X-Ray, cahaya, panas,dll,
maupun semi kuantitatif. Prinsip yang digunakan oleh Elektron sekunder merupakan elektron yang
alat ini adalahmemanfaatkansinyal-sinyalyang diperoleh dimiliki oleh spesimen clankeluar dari spesimen akibat
dari hasil tumbukan antara elektron yang mempunyai spesimentersebut ditumbuk oleh elektron yang datang
energi tinggi dengan permukaan spesimen untuk dari luar, Besamya energi yang dimiliki oleh elektron
mengamatikeadaan material spesimen. sekunderberkisar antara 50 ev.
Kelebihan dari analisa material dengan EPMA adalah : Back Scattered elektron (BSE) adalah elektron
I. Materal dengan ukuran 1mm dapat dianalisadengan yang dipantulkan oleh permukaan spesimen. Besamya
cepat dan akurat tanpa melakukan perusakan pada energiyang dipantulkanoleh BSE berkisar diantara
material tersebut ( non destructive analysis ). O<E<Eo dimana Eo adalah enrgi yang dimiliki oleh
2. Dengan memanfaatkan spektrum X-Ray yang elektron beam yang menumbuk spesimen.
dihasilkan, unsur-unsur penyusun dari suatu mate- X-Ray terbentuk apabila suatu unsur ditembak
rial dapat diketahui ( analisa kualitatif) oleh photon yang mempunyai energi cukup tinggi, Oi
3. Dengan memanfaatkan sifat X-Ray yang dihasilkan, laboratorium,X-Ray dibangkitkan dengan menembak
distribusi elemendalam luas tertentudari materialyang unsur dengan elektron yang mempunyai energi tinggi
sedangdianalisa dapat diketahui sehingga komposisi sehingga dihasilkan ..Primary X-Ray", atau dengan
mikro dari suatu material dapatdiketahui. memberikan radiasi pada unsur dengan X-Ray yang
Apabila suatu elektron bertumbukkan dengan mempunyai energi tinggi sehingga dihasilkan elektron
spesimen, maka antara elektron dengan spesimenakan sekunderatau "X-Ray Fluorescence ". yang mempunyai
terjadi interaksi yang sifatnya elastis daD tidak elastis. energi photon rendah.
Pada interaksi yang bersifat elastis, energi yang
dimiliki oleh elektron sebelumdan sesudahbertumbukan
mempunyai nilai yang hampir sarna, sedangkan pada
5
Aplikasi Electron ProbeMicroanalyzierdi Bidang Teknik Metalurgi (Lusiana 5-8)
1tlIL
~
J: Mikroskopi dan Mikroanalisis VoLl No.1 2000
ISSN1410-5594
terdapat dalam spesimen. Panjang gelombang dapat spesimen sebagai hasil dari eksitasi elektron tersebut
dideteksi oleh kristal-kristal tersebut adalah panjang akan dihasilkan X-Ray dengan panjang gelombang
gelombang untuk unsur dari nomor atom 4 yaitu Be tertentu, tergantung pada atornnya. Panjang gelombang
sampaipanjang gelombang yang berasal dari unsur ura- X-Ray yang dihasilkan kemudian ditangkap oleh detektor
nium dengan nomor atom 82. X-Ray. Karena panjang gelombang untuk tiap unsur
mempunyai harga tertentu maka panjang gelombang X-
3. MEKANISME KERJA ALAT EPMA Ray yang terdeteksi dapat digunakan untuk
mengidentiflkasi unsur-unsuryang terdapat dalam suatu
Mekanisme kerja alat EPMA dapat dilihat pada spesimen.Analisa unsur dengan cara ini dikenal sebagai
Gambar 4. Elektron gun merupakan alat untuk analisakualitatif.
menghasilkan elektron beam yang mempunyai energi Hal yang perlu diperhatikan untuk analisa EPMA
tinggi, kemudian difokuskan pada permukaan spesimen adalah sifat material yang akan dianalisa. Untuk material
yang akan dianalisa daD berfungsi sebagaitarget. yang tidak konduktif, penembakkan spesimen oleh
elektron kemungkinan akan menimbulkan penumpukan
muatan pada permukaan spesimen (charge up).
Penumpukan muatan ini akan sangat mengganggu
terutama untuk analisa dengan menggunakanBSE, yaitu
gambar yang diperoleh akan menjadi kabur. Untuk
menghindari terjadinya charge up, spesimen tidak
konduktif perlu dibuat konduktif dengancara melapisi
permukaan spesimen dengan material yang konduktif
seperti emas,perak, alumunium atau karbon.
4. PREPARASISAMPEL UNTUK
ANALISIS EPMA
Material yang akan di analisa harus diketahui
terlebih dahulu konduktor atau tidak, karena hal ini
Gambar 4. Mekanisme kerja ala! EPMA bergantung ke proses selanjutnya.
2. Ukuran sarnpel:!: 3 rnm2,clan apabila sampel yang
Pacta waktu alat EPMA dioperasikan, filamen tidak konduktor hams disputering yaitu dilapisi Au
dipanaskandan diberi tegangannegatif sebesarI-50 KY. atauC.
Saat itu elektron akan keluar dari ujung filamen yang Setelahdisputering baru bisa dianalisis bagianyang
lancip dan gerakannya dipercepat oleh perbedaan akan dianalisa.
potensial yang tinggi antara katoda dan anoda (1.000 4. Dari panjang gelombang masing-masing dari semua
sampai50.000 volt). unsur dapat diketahui unsur-unsur yang ada pada
Oidalam elektron gun terdapat wehnett yang material tersebut.
mempunyai bentuk silinder dan diberi potensial antara
0-2500 volt. Fungsi dari wehnett adalah menfokuskan
elektron yang keluar dari filamen, sehingga terbentuk
crossover dengandiameter (do) 10-50J.!.
5. CONTOH APLIKASI EPMA ill
Elektron beam yang terbentuk pada crossover BIDANG METALURGI
kemudian diperbesar oleh lensa kondensator untuk
Sebagai contoh untuk memahami kegunaan alat
selanjutnya dilewatkan pada lensa objektif dan
EPMA di bidang metalurgi, diambil basil analisa unsur-
digunakan untuk menembak spesimen. Pada waktu
unsur impuritis ataupun unsur pemadu dalam logam
elemen ditumbukkan dengan spesimen, sebagian dari
utama dari alumunium dengan alat EPMA.
elektron tersebutdipantulkan oleh permukaan spesimen.
Logam cor alumunium yang mempunyai sifat
Elektron yang dipantulkan ini disebut Back Scattered
ringan dan lunak, dapatdiubah menjadi bahanyang ringan
Electron (BSE). BSE yang dihasilkan kemu9ian
tetapi mempunyai sifat mekanik yang tangguh. Sehingga
ditangkap oleh BSE detektor dan sinyal yang di~oleh
logam alumunium tersebut dapat digunakan untuk bahan
detektor ini kemudian digunakan untuk membofikan
konstruksi pesawatterbang,mobil, komponen mesin,dan
informasi mengenai topography permukaan spesi~n.
Elektron-elektron lain yangtidak dipantulkan~eh sebagainya.
Perubahan sifat tersebut karena adanya unsur-
permukaan spesimen, akan melakukan penetrasi ~e
unsur pemadu di dalam logam utama alumunium.
bagian dalam spesimensampai kedalaman 1-2 J.!md~
mengeksitasi elektron yang terdapat pada atom-ato,""
.,
3.
Electron ProbeMicroanalyzierdi Bidang Teknik Metalurgi (Lusiana 5-8)
R Kembali ke Jurnal
Aplikasi