Anda di halaman 1dari 22

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Al-Qur’an dan Al-Hadist adalah pedoman manusia khususnya Ummat Muslim
yang telah ditinggalkan oleh Rasullullah saw kepada seluruh ummatnya. Al-Qur’an
merupakan firman Allah yang diturunkan kepada Nabi Muhammad saw. sebagai
pedoman bagi ummat manusia dalam menata kehidupannya, agar memperoleh
kebahagiaan lahir dan batin baik didunia maupun diakhirat kela. Al-Hadist merupakan
perkataan, perbuatan, dan yang meny.angkut hal ihwalnya. konsep-konsep yang dibawa
Al-Qur’an dan Al-Hadist selalu relevan dengan problem yang dihadapi manusia kerena
ia turun untuk berdialok dengan setiap ummat yang ditemuinya, sekaligus menawarkan
pemecahan terhadap problem tersebut, kapan dan dimanapun mereka berada. dari
sinilah studi tetang Al-Qur’an sangat penting dilakukan.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa pengertian al-qur’an?
2. Apa Fungsi dan tujuan al-qur’an?
3. Apa saja Pokok-pokok dalam al-qur’an?
4. Apa Pengertian hadis ( as-sunnah)?
5. Apa kedudukkan hadis sebagai sumber ajaran islam?

1.3 Tujuan Penelitian


Tujuan penulis, dalam makalah ini adalah ingin mengetahui tentang pengertian
al-quran hadis dan hadis sebagai sumber ajaran islam yang nantinya dapat bermanfaat
bagi semua pembaca agar nantinya pembaca mengerti.

1.4. Metode Penelitian


Penulisan makalah ini memerlukan suatu metode penulisan yang sistematis guna
menggalih kebenaran yang dapat dipertanggung jawabkan secara ilmiah. Sehingga
dapat dihasilkan penulisan yang mendekati kebenaran yang sesungguhnya. Metode yang
digunakan dalam penulisan makalah ini adalah metode dokumentar. Dimana sumber
data dalam makalah ini berasal dari sumber data sekunder yang di proleh secara tidak
langsung dari berbagai dokumen berupa buku dan sumber informasi lain.

1
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Al-Qur’an

2
Al-Qur’an merupakan sumber utama dalam pembinaan hukum Islam.
Secara Bahasa (Etimologi) Merupakan mashdar (kata benda) dari kata kerja Qoro-‘a
yang bermakna Talaa keduanya berarti: membaca, atau bermakna Jama’a
(mengumpulkan, mengoleksi). Secara Syari’at (Terminologi) Adalah Kalam Allah ta’ala
yang diturunkan kepada Rasul dan penutup para Nabi-Nya, Muhammad shallallaahu
‘alaihi wasallam, diawali dengan surat al-Fatihah dan diakhiri dengan surat an-Naas.

‫ك انلققنرآْتن تتننززيِلل‬
‫إززناَ نتنحقن نتززنلتناَ تعلتني ت‬
Allah berfirman “ sesungguhnya kami telah menurunkan” kepadamu ( hai muhammad )
Dengan berangsur-angsur. ( Al-Insan : 23 ).
‫إززناَ أتننتزنلتناَهق ققنرآْلناَ تعتربز يلياَ لتتعلزقكنم تتنعقزقلوُتن‬

Dan firman-Nya, “Sesungguhnya Kami menurunkannya berupa Al-Qur’an dengan


berbahasa Arab, agar kamu memahaminya.” (Yusuf:2). Allah ta’ala telah menjaga Al-
Qur’an yang.agung ini dari upaya merubah, menambah, mengurangi atau pun
menggantikannya. Dia ta’ala telah menjamin akan menjaganya sebagaimana dalam
firman-nya.

‫إززناَ نتنحقن نتززنلتناَ الذذنكتر توإززناَ لتهق لتتحاَفز ق‬


‫ظوُتن‬

“Sesungguhnya Kami-lah yang menunkan Al-Qur’an dan sesungguhnya Kami benr-


benar memeliharanya.” (Al-Hijr:9)

3
Al-Qur’an disampaikan kepada kita secara mutawatir, baik melalui tulisan atau bacaan
dari satu generasi ke generasi berikutnya. Dan terpelihara dari perubahan dan pergantian
.

Sebagaimana telah disebutkan bahwa sedikitpun tidak ada keraguan atas kebenaran dan
kepastian isi Al-Qur’an itu, dengan kata lain Al-Qur’an itu benar-benar datang dari
Allah. Oleh karena itu hukum-hukum yang terkandung di dalam Al-Qur’an merupakan
aturan-aturan yang wajib diikuti oleh manusia sepanjang masa. Banyak ayat-ayat yang
menerangkan bahwa Al-Qur’an itu benar-benar datang dari Allah.

Dalam surah An Nisa ayat 10 yang artinya, “Sesungguhnya telah kami turunkan kepada
engkau (Muhammad) kitab Al-Qur’an dengan membawa kebenaran”. Surah An Nahl
ayat 89, “Dan telah kami turunkan kepada engkau (Muhammad) kitab Al-Qur’an untuk
menjelaskan segala sesuatu dan ia merupakan petunjuk, rahmat serta pembawa kabar
gembira bagi orang-orang yang berserah diri”. Dan masih banyak lagi ayat-ayat Al-
Qur’an yang menerangkan bahwa Al-Qur’an itu benar-benar datang dari Allah Al-
Qur’an turun di dua tempat yaitu:

1. Di Mekkah atau yang disebut Ayat Makkiyah. Pada umumnya berisikan soal-soal
kepercayaan atau ketuhanan, mengatur hubungan manusia dengan Tuhannya, ayat-
ayatnya pendek dan ditujukan kepada seluruh ummat. Banyaknya sekitar 2/3 seluruh
ayat-ayat Al-Qur’an
2. Di Madinah atau yang disebut Ayat Madaniyah. Ayat-ayatnya panjang, berisikan
peraturan yang mengatur hubungan sesama manusia mengenai larangan, suruhan,
anjuran, hukum-hukum dan syari’at-syari’at, akhlaq, hal-hal mengenai keluarga,
masyarakat, pemerintahan, perdagangan, hubungan manusia dengan hewan,
tumbuh-tumbuhan, udara, air dan sebagainya.

2.2 Mu’jizat Al-Qur’an


Al-Qur’an memiliki mu’jizat-mu’jizat yang membuktikan bahwa ia benar-benar
datang dari Allah SWT. Menurut Mana’ Qattan di dalam buku Mabahits Fi Ulumil
Qur’an menyebutkan bahwa Al-Qur’an memilki mujizat pada 4 bidang yaitu:

4
1. Pada lafadz dan susunan kata. Pada zaman Rasulullah Syair sangat trend pada saat
itu maka Al-Qur’an turun dengan kata-kata dan susunan kalimat yang maha puitis,
sehingga Al-Qur’an memastikan bahwa tak ada seorangpun yang dapat membuat
satu surah sekalipun semisal Al-Qur’an. Seperti yang termaktub dalam surah Al Isra
ayat 88, Hud ayat 13-14, Yunus ayat 38 dan Al Baqarah ayat 23.
2. Pada keterangannya, selain pada kata-katanya Al-Qur’an juga memiliki mu’jizat
pada artinya yang membuka segala hijab tentang hakikat manusiawi.

3. Pada ilmu pengetahuan. Di dalam terdapat sangat banyak pengetahuan baik hal yang
zahir maupun yang gaib, baik masa sekarang maupun yang akan datang.

4. Pada penetapan hukum. Peraturan yang ada di dalam Al-Qur’an bebas dari
kesalahan karena ia berasal dari Tuhan Yang Maha Tahu atas segala ciptaanNya.

2.3 Nama-Nama Al-Qur’an


1. Al-Kitab
Al-Kitab merupakan sinonimm dari kata al qur’an yang artinya kita suci sebagai
petunjuk bagi orang yang bertakwa. Nama ini diterangkan dalam al- qur’an Surat Al-
Baqarah ayat 2.

‫ب ِ زفيزه ِ هقلدىً لزنلقمتززقيتن‬ ‫ذتذلز ت‬


‫ك انلزكتتاَ ق‬
‫ب تل ترنيِ ت‬

Artinya: Kitab (Al Quran) ini tidak ada keraguan padanya; petunjuk bagi mereka yang
bertakwa,
2. Az-Zikr
Az-zikr artinya peringatan, nama ini diterangkan dalam Al-Qur’an surah Al Hijr ayat 9
‫إززناَ نتنحقن نتززنلتناَ الذذنكتر توإززناَ لتهق لتتحاَفز ق‬
‫ظوُتن‬

Artinya: Sesungguhnya Kami-lah yang menurunkan Al Quran, dan sesungguhnya Kami


benar-benar memeliharanya.
3. Al-Furqan
Al-Furqan artinya pembeda, nama ini diterangkan dalam al-qur’an surah al-furqan ayat
1.

‫ك الززذيِ نتززتل انلفقنرتقاَتن تعلتذى تعنبزدزه لزيتقكوُتن لزنلتعاَلتزميتن نتزذيِلرا‬


‫تتتباَتر ت‬

5
Artinya: Maha suci Allah yang telah menurunkan Al Furqaan (Al Quran) kepada
hamba-Nya, agar dia menjadi pemberi peringatan kepada seluruh alam.

4. As-Suhuf
As-Suhuf artinya lembaran-lembaran, nama ini dijelaskan dalam al-qur’an surah
al-bayinah ayat 2.

‫ررمسوُلل امرن ه ا‬
‫ا ريتتملوُ م‬
‫صمحةفاً ممرطههررةة‬

Artinya: seorang Rasul dari Allah (Muhammad) yang membacakan lembaran-lembaran


yang disucikan (Al Quran)

2.4 Fungsi dan Tujuan Al-Qur’an

Al-Qur’an pertama kali turun di Gua Hira surah Al Alaq ayat 1-5 dan terakhir
kali turun surah al Maidah ayat 3. Al-Qur’an terdiri dari 30 juz, 144 surah, 6.326 ayat,
324.345 huruf . Al-Qur’an berfungsi sebagai:

1. Sumber pokok dan utama dari segala sumber-sumber hukum yang ada. Hal ini
dilandasi oleh ayat Al-Qur’an di dalam surah An Nisa ayat 5.
2. Penuntun manusia dalam merumuskan semua hukum, agar tercipta kemaslahatan
dan keselamatan harus berpedoman dan berwawasan Al-Qur’an.

3. Petunjuk yang diturunkan Allah SWT kepada umat manusia dengan penuh rahmat
kepada kebahagiaan umat manusia baik didunia maupun diakhirat dan sebagai ilmu
pengetahuan.

2.5 Pokok-Pokok Ajaran Dalam Al-Qur’an


1. Akidah
Akidah adalah keyakinan atau kepercayaan. Akidah islam adalah keyakinan atau
kepercayaan yang diyakini kebenarannya dengan sepenuh hati oleh setiap
muslim.Dalam islam,akidah bukan hanya sebagai konsep dasar yang ideal untuk
diyakini dalam hati seorang muslim.Akan tetapi,akidah tau kepercayaan yang

6
diyakini dalam hati seorang muslim itu harus mewujudkan dalam amal perbuatan
dan tingkah laku sebagai seorang yang beriman.
2. Ibadah dan Muamalah
Kandungan penting dalam Al-Qur’an adalah ibadah dean muamallah.Menurut Al-
Qur’an tujuan diciptakannya jin dan manusia adalah agar mereka beribadah kepada
Allah.Seperti yang dijelaskan dalam (Q.S Az,zariyat 51:56)
Manusia selain sebagai makhluk pribadi juga sebagai makhluk sosial.manusia
memerlukan berbagai kegiatan dan hubungan alat komunikasi .Komonikasi dengan
Allah atau hablum minallah ,seperti shalat,membayar zakat dan lainnya.Hubungan
manusia dengan manusia atau hablum minanas ,seperti silahturahmi,jual
beli,transaksi dagang, dan kegiatan kemasyarakatan. Kegiatan seperti itu disebut
kegiatan Muamallah,tata cara bermuamallah di jelaskan dalam surat Al-Baqarah
ayat 82.
3. Hukum
Secara garis besar Al-Qur’an mengatur beberapa ketentuan tentang hukum seperti
hukum perkawinan,hukum waris,hukum perjanjian,hukum pidana,hukum
musyawarah,hukum perang,hukum antar bangsa.
4. Akhlak
Dalam bahasa Indonesia akhlak dikenal dengan istilah moral .Akhlak,di samping
memiliki kedudukan penting bagi kehidupan manusia,juga menjadi barometer
kesuksesan seseorang dalam melaksanakan tugasnya.Nabi Muhammad saw berhasil
menjalankan tugasnya menyampaikan risalah islamiyah,anhtara lain di sebabkan
memiliki komitmen yang tinggi terhadap ajhlak.ketinggian akhlak Beliau itu
dinyatakan Allah dalam Al-Qur’an surat Al-Qalam ayat 4.

5. Kisah-kisah umat terdahulu. Kisah merupakan kandungan lain dalam Al-Qur’an. Al-
Qur’an menaruh perhatian penting terhadap keberadaan kisah di
dalamnya.Bahkan,di dalamnya terdapat satu surat yang di namaksn al-Qasas.Bukti
lain adalah hampir semua surat dalam Al-Qur’an memuat tentang kisah. Kisah para
nabi dan umat terdahulu yang diterangkan dalam Al-Qur’an antara lain di jelaskan
dalam surat al-Furqan ayat 37-39.

6. Isyarat pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi


Al-Qur’an banyak menghimbau manusia untuk mengali dan mengembangkan ilmu

7
pengetahuan dan teknologi. Seperti dalam surat ar-rad ayat 19 dan al zumar ayat
9.Selain kedua surat tersebut masih banyak lagi dasar-dasar ilmu pengetahuan dan
teknologi seperti dalam kedokteran,farmasi,pertanian,dan astronomi yang
bermanfaat bagi kemjuan dan kesejahteraan umat manusia.

2.6 Keistimewaan Dan Keutamaan Al-qur’an

1. Memberi pedoman dan petunjuk hidup lengkap beserta hukum-hukum untuk


kesejahteraan dan kebahagiaan manusia seluruh bangsa di mana pun berada serta
segala zaman / periode waktu.
2. Memiliki ayat-ayat yang mengagumkan sehingga pendengar ayat suci al-qur’an
dapat dipengaruhi jiwanya.

3. Memberi gambaran umum ilmu alam untuk merangsang perkembangan berbagai


ilmu.

4. Memiliki ayat-ayat yang menghormati akal pikiran sebagai dasar utama untuk
memahami hukum dunia manusia.

5. Menyamakan manusia tanpa pembagian strata, kelas, golongan, dan lain sebagainya.
Yang menentukan perbedaan manusia di mata Allah SWT adalah taqwa.

6. Melepas kehinaan pada jiwa manusia agar terhindar dari penyembahan terhadap
makhluk serta menanamkan tauhid dalam jiwa.

2.7 Kehujjahan Al-Qur’an


Al-Qur’an dari segi penjelasannya ada 2 macam. Pertama muhkam yaitu ayat-
ayat yang teran artinya, jelas maksudnya dan tidak mengandung keraguan atau
pemahaman lain selain pemahaman yang terdapat pada lafaznya.Kedua mutasyabih
yaitu ayat yang tidak jelas artinya sehingga terbuka kemungkinan adanya berbagai
penafsiran dan pemahaman yang disebabkan oleh adanya kata yang memiliki dua
arti/maksud, atau karena penggunaan nama-nama dan kiasan-kiasan.
Ibarat Al-Qur’an dalam menetapkan dan menjelaskan hukum yang berupa perintah dan
larangan ada beberapa model.

8
1. Suruhan, yang berarti keharusan untuk mengerjakan atau meninggalkan. Keharusan
seperti perintah shalat, Allah berfirman yang artinya,”Dan dirikanlah shalat dan
tunaikanlah zakat”. Larangan contohnya firman Allah dalam surah Al An’am ayat
151 yang artinya,”Janganlah kamu membunuh orang yang diharamkan Allah
membunuhnya kecuali dengan hak”.
2. Janji baik dan buruk, pahala dan dosa serta pujian dan celaan.

3. Ibarat, contohnya seprti istri yang ditalak harus menjalankan masa iddah.

2.8 As-Sunnah(Al-Hadits)

Hadits merupakan segala tingkah laku Nabi Muhammad SAW baik berupa
perkataan, perbuatan, maupun ketetapan (taqrir). Hadits merupakan sumber hukum
Islam yang kedua setelah Al-Qur’an. Allah SWT telah mewajibkan untuk menaati
hukum-hukum dan perbuatan-perbuatan yang disampaikan oleh nabi Muhammad SAW
dalam haditsnya. Hal ini sejalan dengan firman Allah SWT:
‫اقتت تعلتتتذى ترقستتوُلززه زمتتنن أتنهتتزل انلققتتترذىً فتلزلزتتزه توزللزرقستتوُزل تولزتتزذيِ انلققنربتتتذى توانليتتتتتاَتمذى‬
‫تماَ أتتفاَتء ز‬
‫يِ تل يِتقكوُتن قدولتةل بتنيتن انلتنغنزتياَزء زمننقكنم ْ توتمتتاَ آْتتتتاَقكقم الزرقستتوُقل‬ ‫توانلتمتساَزكيزن توانبزن الزسزبيزل ك\ت ن‬
‫ات تشزديِقد انلزعتقاَ ز‬
‫ب‬ ‫ات َهَّلل إززن ز‬
‫فتقخقذوهق توتماَ نتتهاَقكنم تعننهق تفاَننتتقهوُا ْ تواتزققوُا ز‬

Artinya: Apa yang diberikan Rasul kepadamu maka terimalah dia, dan apa yang
dilarangnya bagimu maka tinggalkanlah. (QS Al Hasyr : 7). Perintah meneladani

9
Rasulullah SAW ini disebabkan seluruh perilaku Nabi Muhammad SAW mengandung
nilai-nilai luhur dan merupakan cerminan akhlak mulia. Apabila seseorang bisa
meneladaninya maka akan mulia pula sikap dan perbutannya. Hal tersebut dikarenakan
Rasulullah SAW memilki akhlak dan budi pekerti yang sangat mulia. Hadits sebagai
sumber hukum Islam yang kedua, juga dinyatakan oleh Rasulullah SAW:

‫ضللنوُا تتلتنن بززهتماَ تمزسنكتقنم تتتماَ اتنمترنيِزن فزنيقكنم تتترنك ق‬


‫ت‬ ‫ترقسنوُلززه قسنزةق تو از زكتتاَ ت‬
‫ب اتبتلدا ز‬
Artinya: “Aku tinggalkan dua perkara untukmu seklian, kalian tidak akan sesat selama
kalian berpegangan kepada keduanya, yaitu kitab Allah dan sunah Rasulnya”. (HR.
Imam Malik)

Hadits merupakan sumber hukum Islam yang kedua memilki kedua fungsi
sebagai berikut.
1. Memperkuat hukum-hukum yang telah ditentukan oleh Al-Qur’an, sehingga kedunya
(Al-Qur’an dan Hadits) menjadi sumber hukum untuk satu hal yang sama. Misalnya
Allah SWT didalam Al-Qur’an menegaskan untuk menjauhi perkataan dusta,
sebagaimana ditetapkan dalam firmannya.
‫از فتهقتوُ تخنيرْر لتهق زعننتد تربذزه ِ توأقزحلزتت ن‬
‫ت لتقكتتقم انلتننتعتتاَقم إززل تمتتاَ يِقنتلتتتذى تعلتنيقكتتنم َهَّلل فتتتاَنجتتنزقبوُا‬ ‫ت ز‬ ‫ذتذلز ت‬
‫ك توتمنن يِقتع ذ‬
‫ظنم قحقرتماَ ز‬
‫س زمتتتتن انلتنوثتتتتاَزن توانجتتنزبقتتتوُا قتتتتنوُتلللزور‬ ‫الذرنجتتت ت‬ ‫ز‬
Artinya: Jauhilah perbuatan dusta ( Al-Hajj : 30 )

Ayat diatas juga diperkuat oleh hadits-hadits yang juga berisi larangan berdusta.

2. Memberikan rincian dan penjelasan terhadap ayat-ayat Al Qur’an yang masih bersifat
umum. Misalnya, ayat Al-Qur’an yang memerintahkan shalat, membayar zakat, dan
menunaikan ibadah haji, semuanya bersifat garis besar. Seperti tidak menjelaskan
jumlah rakaat dan bagaimana cara melaksanakan shalat, tidak merinci batas mulai wajib
zakat, tidak memarkan cara-cara melaksanakan haji. Rincian semua itu telah dijelaskan
oleh rasullah SAW dalam haditsnya. Contoh lain, dalam Al-Qur’an Allah SWT
mengharamkan bangkai, darah dan daging babi. Firman Allah sebagai berikut:
‫ت تعلتنيقكقم انلتمنيتتةق توالتتزدقم تولتنحتتقم انلزخننززيِتتزر توتمتتاَ أقزهتتزل لزتغنيتتزر ز‬
‫ازتت زبتزه توانلقمننتخنزقتتتةق توانلتمنوُققتتوُتذةق توانلقمتتترذديِتتتةق‬ ‫قحذرتم ن‬
ْ‫ب توأتنن تتنستتنقزسقموُا زباَنلتنزتلزم ْ ذتذلزقكنم فزنس ر‬
‫ق ِ انليتنوُتم‬ ‫ص ز‬ ‫توالنززطيتحةق توتماَ أتتكتل الزسبققع إززل تماَ تذزكنيتقنم توتماَ قذبزتح تعتلى اللن ق‬
ِ‫ت تعلتنيقكتنم نزنعتمزتتي‬ ‫ت لتقكتنم زديِنتقكتنم توأتنتتمنمت ق‬ ‫س الززذيِتن تكفتقروا زمنن زديِنزقكنم فتتل تتنختشنوُهقنم توانختشتنوُزن ْ انلتيتنوُتم أتنكتمنلت ق‬ ‫يِتئز ت‬

10
‫ف ز زلنثتتمم ٍ فتتتإ ززن ز‬
‫اتتت تغقفتوُرْر ترزحيتتم‬ ‫ضتتطقزر فزتتيِ تمنختم ت‬
‫صتتمة تغنيتتتر قمتتتجتتاَنز م‬ ‫ت لتقكقم ا ن زلنستتتلتم زديِنلتتاَ ْ فتتمتتزن ا ن‬
‫ضي ق‬
‫توتر ز‬
ْ‫ر‬

Artinya: “Diharamkan bagimu bangkai, darah,dan daging babi…” (QS Al Maidah : 3)


Dalam ayat tersebut, bangkai itu haram dimakan, tetap tidak dikecualikan bangkai mana
yang boleh dimakan. Kemudian datanglah hadits menjelaskan bahwa ada bangkai yang
boleh dimakan, yakni bangkai ikan dan belalang. Sabda Rasulullah SAW:
‫ تدتماَزن تو تمنيتتتتاَزن لتتناَ اقزحلز ن‬,َ‫ انلتمنيتتتتاَزن تفاَزما‬:‫ت‬
‫ت‬ ‫ توانلتجتراقد انلقحنوُ ق‬,َ‫ الزدتماَزن تواتزما‬: ‫طتحاَزل تفاَنلتكبزقد‬
‫توال ذ‬

Artinya: “Dihalalkan bagi kita dua macam bangkai dan dua macam darah. Adapun dua
macam bangkai adalah ikan dan belalalng, sedangkan dua macam darah adalah hati dan
limpa…” (HR Ibnu Majjah)
3. Menetapkan hukum atau aturan-aturan yang tidak didapati dalam Al-Qur’an.
Misalnya, cara menyucikan bejana yang dijilat anjing, dengan membasuhnya tujuh kali,
salah satunya dicampur dengan tanah, sebagaimana sabda Rasulullah SAW:
‫ت تسنبتع يِقنغزستل اتنن انلتكنل ق‬
‫ب فزنيزه تولزتغ ازتذا اتتحزدقكنم ازتناَزء طقهقنوُقر‬ ‫زباَلتلترا ز‬
‫ب اتنولتزهزن تمزرا م‬
Artinya: “Mennyucikan bejanamu yang dijilat anjing adlah dengan cara membasuh
sebanyak tujuh kali salah satunya dicampur dengan tanah” (HR Muslim, Ahmad, Abu
Daud, dan Baihaqi)

2.9 Unsur-Unsur Hadis


1.Sanad
Kata sanad atau as-sanad menurut bahasa, dari sanada, yasnudu yang berati
mutamad (sandaran/tempat bersandar, tempat berpegang, yang dipercaya atau yang
sah). Dikatakan demikian karena, karena hadits itu bersandar kepadanya dan dipegangi
atas kebenaranya. Secara temionologis,difinisi sanad ialah: ”silsilah orang-orang yang
mehubungkan kepada matan hadits. Silsilah orang maksudnya adalah susunan atau
rangkaian orang-orang yang meyampaikan materi hadits tersebut, sejak yang disebut
pertama sampai kepada Rasul SAW, yang perbuatan, perkataan, taqrir, dan lainya
merupakan materi atau matan hadits.
2.Matan

Kata matan atau al-matan menurut bahasa berarti ma shaluba wa irtafa’amin al-

11
aradhi(tanah yang meninggi). Secara temonologis, istilah matan memiliki beberapa
difinisi, yang mana maknanya sama yaitu materi atau lafazh hadits itu sendiri. Pada
salah satu definisi yang sangat sederhana misalnya, disebutkan bahwa matan ialah ujung
atau tujuan sanad . Dari definisi diatas memberi pengertian bahwa apa yang tertulis
setelah(penulisan) silsilah sanad adalah matan hadits. Pada definisi lain seperti yang
dikatakan ath-thibi mendifinisikan dengan :”lafazh-lafazh hadits yang didalamnya
megandung makna makna tertentu”. Jadi dari pegertian diatas semua, dapat kita
simpulkan bahwa yang disebut matan ialah materi atau lafazh hadits itu sendiri, yang
penulisannya ditempatkan setelah sanad dan sebelum rawi

3. Rawi Hadits
Kata rawi atau arawi, berati orang yang meriwayatkan atau yang memberitakan
hadits. Yang dimaksud dengan rawi ialah orang yang merawikan/meriwayatkan, dan
memindahkanhadits.
Sebenarnya antara sanad dan rawi itu merupakan dua istilah yang hampir sama.
Sanad-sanad hadits pada tiap-tiap thabaqah atau tingkatannya juga disebut para rawi.
Begitu juga setiap perawi pada tiap-tiap thabaqah-nya merupakan sanad bagi yabaqah
berikutnya.
4.Takhrij

Pegertian menurut bahasa, Kata “takrhij” dari kata kharaja,yakharruju,yang


secara bahasa mempunyai bermacam-macam arti. Menurut mahmud ath-tahhan,asal
kata takhrij ialah berkumpulnya dua hal yang bertentangan dalam satu persoalan.
Pegertian secara terminologi, Menurut Mahmud ath-tahhan pegertian takhrij
adalah, “Petunjuk tentang tempat atau letak hadits pada sumber aslinya, yang
diriwayatkan dengan meyebutkan sanadnya, kemudian di jelaskan martabat atau
kedudukanya manakala di perlukan.

2.10 Dari Segi Jumlah Periwayatannya


1. Hadis Mutawatir
Kata mutawatir menurut bahasa ialah mutatabi yang berarti beriring-iringan satu
dengan yang lain. Sedanggkan menurut istilah ialah suatu hasil hadis tanggapan panca
indra yang diriwayatkan oleh sejumlah besar rawi, yang menurut kebiasaan mereka

12
berkumpul dan bersepakat untuk dusta. Macam-Macam hadis rawi menurut ulama ada 3
yaitu:
a. Hadis Mutawatir Lafzi
Hadis yang lafad-lafad para perawi itu sama, baik hukum maupun maknanya.
b. Hadis Mutawatir Ma’nawy
Hadis yang berlainan bunyi lafaz dan maknanya, tetapi dapat diambil dari
kesimpulannya atau satu makna yang umum.
c. Hadis Mutawatir Amaly
Sesuatu yang mudah dapat diketahui bahw hal itu berasal dari agama dan telah
mutawatir diantara kaum muslimin bahwa nabi melakukannya serupa dengan itu.
2. Hadis Ahad
Hadis ahad ialah hadis yang tidak berkumpul padanya syarat-syarat mutawir. Macam-
macam hadis ahad di lihat dari tingkatannya di bagi menjadi 3 yaitu:
a. Hadis Masyhur
Hadis yang diriwayatkan oleh tiga orang atau lebih serta belum mencapai derajat
mutawatir.
b. Hadis Azis
Hadis yang diriwayatkan oleh dua orang, walaupun dua orang rawi tersebut terdapat
pada satu thabaqah saja, kemudian orang-orang yang meriwayatkannya.
c. Hadis Gharib
Hadis yang dalam sanadnya terdapat seorang yang menyendiri dalam meriwayatkan, di
mana saja penyendirian dalam sanad itu terjadi.

2.11 Dari Segi Kedudukan dalam Hujjah


Hadits ahad ditinjau dari segi dapat diterima atau tidaknya terbagi menjadi 2
(dua) macam yaitu hadits maqbul dan hadis marduda
1.Hadits Maqbul.
Maqbul menurut bahasa berarti yang diambil, yang diterima, yang dibenarkan.
Sedangkan menurut urf Muhaditsin hadis Maqbul ialah Hadis yang menunjuki suatu
keterangan bahwa Nabi Muhammad SAW menyabdakannya Jumhur ulama berpendapat
bahwa hadis maqbul ini wajib diterima Sedangkan yang temasuk dalam kategori hadis
maqbul adalah

13
a.Hadits sahih, baik yang lizatihi maupun yang ligairihi.
b.Hadits hasan baik yang lizatihi maupun yang ligairihi
2.Hadits Mardud
Mardud menurut bahasa berarti yang ditolak; yang tidak diterima. Sedangkan
menurut urf Muhaddisin, hadis mardud ialah Hadis yang tidak menunjuki keterangan
yang kuat akan adanya dan tidak menunjuki keterangan yang kuat atas ketidakadaannya,
tetapi adanya dengan ketidakadaannya bersamaan. Jadi, hadis mardud adalah semua
hadis yang telah dihukumi daif
4.Hadits Daif.
Hadits daif adalah hadis yang tidak menghimpun sifat-sifat hadits sahih, dan
juga tidak menghimpun sifat-sifat hadits hasan

2.12 Dari Segi Tempat Penyandarannya


Ditinjau dari segi kepada siapa berita itu disandarkan, apakah disandarkan pada
Allah, Nabi SAW., shahabat ataukah disandarkan kepada yang lainnya, maka hadits itu
dibagi menjadi 4 yaitu :
1. Hadits Qudsi
Yang disebut hadits Qudts –Qudsy atau hadits- Rabbany atau hawadits-lahi,
ialah sesuatu yang dikabarkan Allah Ta’ala kepada Nabi-Nya dengan melalui ilham ,
yang kemudian Nabi menyampaikan makna dari ilham tersebut dengan ungkapan kata
beliau.
2. Hadits Marfu’
Hadits Marfu' adalah hadits yang disandarkan kepada Nabi SAW., baik berupa
perkataan, perbuatan atau semacam itu, baik sanadnya itu bersambung ataupun
sanadnya itu terputus
3.Hadits Mauquf
Hadits Mauquf adalah hadits yang disandarkan kepada sahabat, baik berupa
perkataan, perbuatan atau semacam itu, baik sanadnya itu bersambung ataupun
sanadnya itu terputus
4.Hadits Maqtu’.
Hadits Maqtu' adalah yang disandarkan kepada tabi’in dan tabi’ut tabi’i serta
orang yang sesudahnya, baik berupa perkataan, perbuatan atau lainnya.

14
2.13 Macam-Macam Hadis Berdasarkan Tindakan Keaslian

1. Hadits Shohih, adalah hadits yang diriwayatkan oleh Rawi yang adil, sempurna
ingatan, sanadnya bersambung, tidak ber illat, dan tidak janggal. Illat hadits yang
dimaksud adalah suatu penyakit yang samar-samar yang dapat menodai keshohehan
suatu hadits
2. Hadits Makbul, adalah hadits-hadits yang mempunyai sifat-sifat yang dapat diterima
sebagai Hujjah. Yang termasuk Hadits Makbul adalah Hadits Shohih dan Hadits
Hasan

3. Hadits Hasan, adalah hadits yang diriwayatkan oleh rawi yang adil, tapi tidak begitu
kuat ingatannya (hafalannya), bersambung sanadnya, dan tidak terdapat illat dan
kejanggalan pada matannya. Hadits Hasan termasuk hadits yang makbul biasanya
dibuat hujjah untuk sesuatu hal yang tidak terlalu berat atau tidak terlalu penting

4. Hadits Dhoif, adalah hadits yang kehilangan satu syarat atau lebih syarat-syarat
hadits shohih atau hadits hasan. Hadits dhoif banyak macam ragamnya dan
mempunyai perbedaan derajat satu sama lain, disebabkan banyak atau sedikitnya
syarat-syarat hadits shohih atau hasan yang tidak dipenuhi. Adapun syarat-syarat
suatu hadits dikatakan hadits yang shohih,yaitu:

1.Rawinya bersifat adi


2.Sempurna ingatan
3.Sanadnya tidak terputus
4.Hadits itu tidak berilat,dan
5. Hadits itu tidak janggal

2.14 Fungsi Hadist Dalam Ajaran Islam


Pada dasarnya, hadist memiliki fungsi utama sebagai menegaskan, memperjelas
dan menguatkan hukum-hukum dan hal lain yang ada di al Quran. Para ulama sepakat
setiap umat islam diwajibkan untuk mengikuti perintah yang ada hadist-hadist shahih.
Dengan berpegang teguh kepada Al Quran dan Al hadist, niscaya hidup kita dijamin
tidak akan tersesat. Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
‫ب از تو قسنزةت ترقسنوُلززه‬ ‫ت فزنيقكنم أتنمترنيِزن لتنن تت ز‬
‫ زكتتاَ ت‬: َ‫ضللنوُا تماَ تتتمزسنكتقنم بززهتما‬ ‫تتترنك ق‬

15
Artinya :“Aku telah tinggalkan pada kamu dua perkara. Kamu tidak akan sesat selama
berpegang kepada keduanya, (yaitu) Kitab Allah dan Sunnah Rasul-Nya.” (Hadits
Shahih Lighairihi, H.R. Malik; al-Hakim, al-Baihaqi, Ibnu Nashr, Ibnu Hazm.
Dishahihkan oleh Syaikh Salim al-Hilali di dalam At Ta’zhim wal Minnah fil Intisharis
Sunnah, hlm. 12-13).
Hadist memiliki peranan penting dalam menjelaskan (Bayan) firman-firman
Allah SWT di dalam Al-Quran. Secara lebih rinci, dijelaskan fungsi-fungsi hadist dalam
islam adalah sebagai berikut:
1. Bayan Al- Taqrir (memperjelas isi Al Quran)
Fungsi Hadist sebagai bayan al- taqrir berarti memperkuat isi dari Al-Quran.
Sebagai contoh hadist yang diriwayatkan oleh H.R Bukhari dan Muslim terkait perintah
berwudhu, yakni:
“Rasulullah SAW bersabda, tidak diterima shalat seseorang yang berhadats sampai ia
berwudhu” (HR.Bukhori dan Abu Hurairah)
Hadits diatas mentaqrir dari surat Al-Maidah ayat 6 yang berbunyi:
‫ق توانمتستتقحنوُا بزقرقءنوزستتقكنم‬ ‫صتلوُزة تفاَنغزسلقنوُا قوقجتتنوُهتقكنم توأتنيِتتزد يِتقكتتنم ازلتتتى انلتمترافزتت ز‬
‫تيِاَاتليِتهاَالززذ نيِتن اتتمنقنوُاازتذاققنمتقنم ازتلى ال ي‬
‫تواتنرقجلتقكنم ازتلى انلتكنعبتنيزن‬
Artinya : “Hai orang-orang yang beriman, apabila kamu hendak mengerjakan shalat,
maka basuhlah muka dan tanganmu sampai dengan siku, dan sapulah kepalamu dan
(basuh) kakimu sampai dengan kedua mata kaki” (QS.Al-Maidah:6)
2. Bayan At-Tafsir (menafsirkan isi Al Quran)
Fungsi hadist sebagai bayan at-tafsir berarti memberikan tafsiran (perincian)
terhadap isi al quran yang masih bersifat umum (mujmal) serta memberikan batasan-
batasan (persyaratan) pada ayat-ayat yang bersifat mutlak (taqyid). Contoh hadist
sebagai bayan At tafsir adalah penjelasan nabi Muhammad SAW mengenai hukum
pencurian.
‫صزل انلتك ذ‬
‫ف‬ ‫طتع يِتتدهق زمنن زمنف ت‬ ‫أتتتى بزتساَ زر ز‬
‫ق فتقت ت‬
“Rasulullah SAW didatangi seseorang yang membawa pencuri, maka beliau memotong
tangan pencuri tersebut dari pergelangan tangan”
Hadist diatas menafsirkan surat Al-maidah ayat 38:

‫ق توالزساَزرقتةق تفاَنقطتقعنوُااتنيِزد يِتهقتماَ تجتزالء بزتماَ تكتستباَ نتتكاَلل زمتن از‬


‫توالزساَزر ق‬

16
Artinya :“Laki-laki yang mencuri dan perempuan yang mencuri, potonglah tangan
keduanya (sebagai) pembalasan bagi apa yang mereka kerjakan dan sebagai siksaan dari
Allah” (QS.Al-Maidah:38)
Dalam AlQuran, Allah memerintahkan hukuman bagi seorang pencuri dengan
memotong tangannya. Ayat ini masih bersifat umum, kemudian Nabi SAW memberikan
batasan bahwa yang dipotong dari pergelangan tangan.
3. Bayan at-Tasyri’ (memberi kepastian hukum islam yang tidak ada di Al Quran)
Hadist sebagai bayan At tasyri’ ialah sebagai pemberi kepastian hukum atau
ajaran-ajaran islam yang tidak dijelaskan dalam Al-Quran. Biasanya Al Quran hanya
menerangkan pokok-pokoknya saja. Sebagaimana contohnya hadist mengenai zakat
fitrah, dibawah ini:
َ‫صا‬
‫س ت‬ ‫ضاَتن تعتلى الزناَ ز‬ ‫طزر زمنن ترتم ت‬ ‫ض تزتكاَ ةت الفز ن‬
‫صزلى اق تعلتنيزه توتسلزتم فتتر ت‬ ‫اززن ترقسنوُقل از ت‬
‫صاَ لعاَزمنن تشزعنيمر تعتلى قكذل قحرر اتنوتعنبمد تذتكمر أتنو أقننتثى زمتن نالقمنسلززمنين‬ ‫لعاَ زمنن تتتممراتنو ت‬

“Rasulullah telah mewajibkan zakat fitrah kepada umat Islam pada bulan Ramadhan
satu sha’ kurma atau gandum untuk setiap orang, beik merdeka atau hamba, laki-laki
atau perempuan”(HR. Muslim).
4. Bayan Nasakh (mengganti ketentuan terdahulu)
Secara etimologi, An-Nasakh memiliki banyak arti diantaranya at-taqyir
(mengubah), al-itbal (membatalkan), at-tahwil (memindahkan), atau ijalah
(menghilangkan). Para ulama mendefinisikan Bayan An-nasakh berarti ketentuan yang
datang kemudian dapat menghapuskan ketentuan yang terdahulu, sebab ketentuan yang
baru dianggap lebih cocok dengan lingkungannya dan lebih luas. Salah satu contohnya
yakni:
‫صيزةتلزتوُازر م‬
‫ث‬ ‫لتتو ز‬
“Tidak ada wasiat bagi ahli waris”
Hadits ini menasakh surat QS.Al-Baqarah ayat 180:
‫ف‬‫صيزةق لزنلتوُالزتد نيِزن تونالت نقتربزنيتن زباَنلتمنعقرنو ز‬ ‫ضتر اتتحتد قكنم التمنوُ ق‬
‫ت ازنن تتتر ت‬
‫ك تخنيترالتوُ ز‬ ‫ب تعلتنيقكنم ازتذاتح ت‬
‫قكتز ت‬
‫تح يلقاَ تعتلى القمتزقزنيتن‬
Artinya :“Diwajibkan atas kamu, apabila seseorang diantara kamu kedatangan (tanda-
tanda) maut, jika ia meninggalkan harta yang banyak, berwasiat untuk ibu-bapak dan

17
karib kerabat secara ma’ruf. (ini adalah) kewajiban atas orang-orang yang bertaqwa”
(QS.Al-Baqarah:180)
Untuk fungsi hadist sebagai Bayan Nasakh ini masih terjadi perdebatan di
kalangan ulama. Para ulama Ibn Hazm dan Mutaqaddim membolehkan menasakh al-
Qur’an dengan segala hadits walaupun hadits ahad. Kelompok Hanafiyah berpendapat
boleh menasakh dengan hadist masyhur tanpa harus matawatir. Sedangkan para
mu’tazilah membolehkan menasakh dengan syarat hadist harus mutawatir. Selain itu,
ada juga yang berpendapat Bayan Nasakh bukanlah fungsi hadist.

2.15 Kedudukan Hadis Sebagai Sumber Ajaran Islam

Seluruh umat islam telah sepakat bahwa hadis merupakan slah satu sumber
ajaran islam yang menempati kedudukan setelah al-qur’an. Bagi umat islam merupakan
keharusan untuk mengikuti hadis sama halnya dengan mengikuti al-qur’an baik berupa
perintah maupun larangan. Sebab al-qur’an dan hadis merupakan sumber syariat yang
saling terkait. Seorang muslim tidak mungkin dapat memahmi syariat kecuali menunjuk
kepada keduanya sekaligus dan seorang mujtahid tidak mungkin mengabaikan salah
satunya sebagaimana firman allah dalam Q.S.An-Nisa (4):59.

‫ات توأتزطيقعوُا الزرقسوُتل توقأوزليِ انلتنمزر زمننقكنم َهَّلل فتإ زنن تتتناَتزنعتقنم زفيِ تشنيِمء‬ ‫تيِاَ تيِاَ أتليِتهاَ الززذيِتن آْتمقنوُا أتزطيقعوُا ز‬
‫ك تخنيرْر توأتنحتسقن تتأنزويِلل‬‫از توالزرقسوُزل إزنن قكننتقنم تقنؤزمقنوُتن زباَزلز توانليتنوُزم انلزخزر ْ ذتذلز ت‬
‫فتقرلدوهق إزتلى ز‬

Artinya: “Hai orang-orang yang beriman, taatilah allah dan taatillah rasul (nya) dan ulil
amri diantara kamu. Kemudian jika kamu berlainan pendapat tentang sesuatu. Maka
kembalikanlah ia kepada allah ( al-qur’an ) dan rasul ( sunahnya ), jika kamu benar-
benar beriman kepada allah dan hari kemudian yang demikian itu lebih utama bagimu
dan lebih baik akibatnya.

Ayat ini dapat dipahami bahwa keberadaan sunnah sebagai wahyu allah
mempunyai keduduksn ysng sederajat dengan al-quran yang wajib diamalkan sebagai
mana kewajiban mengamalkan al-qur’an. Sementara itu kalau ditinjau dari segi
kekuatan di dalam penentuan hukum, otoritas al-qur’an lebih tinggi satu tingkat dari
pada otoritas sunnah, karena al-qur’an mempunyai kualitas “qath’iy” baik secara global
dan tidak secara terperinci. Disisi lain karena nabi saw, sebagai manusia yang tuduk di

18
bawah perintah dan hukum-hukum al-qur’an, nabi saw tak lebih hanya penyampai al-
qur’an kepada manusia. Lanjut dijelaskan oleh Asy Syathiby ( dalam al-muwafakat 4:
7-8 ) menerangkan bahwa rutbah kedudukan as-sunnah dibawah rutbah al-qur’an
sebagai sumber ajaran islam agama dengan alasan sebagia berikut:

1. Al-Qur’an diterima dengan jalan yang yakin ( maqthu’bihi’ ), sedangkan As-Sunnah


diterima dengan jalan dhan ( madhnum bihi ).
2. sunnah hanyalah secara global saja, bukan secara detail. Al-Qur’an global dan
detailnya diterima dengan cara menyakinkan.
3. As-Sunnah menerangkan sesuatu yang diijmalkan oleh al-qur’an, adakla
mensyarahkan al-qur’an dan adakala mendatangkan yang belum di datangkan al-
qur’an.

2.16 Al-Quran dan Hadis Sebagai Pedoman Manusia

Umat manusia harus memiliki pedoman hidup di dunia maupun untuk di akhirat.
Islam memiliki Al-Quran dan hadis sebagai pedoman hidup sekaligus sebagai dasar
hukum dan landasan umat Islam. Pengertian Al-Quran dan Hadis memiliki arti dan
makna yang berbeda. Setiap umat Islam yang beriman diharuskan untuk paham sejak
dini mengenai Al-Quran dan Hadis.

Menurut pengertian Al-Quran dan Hadis sudah jelas bahwa keduanya adalah
dasar hukum umat Islam. Hal itu menjadikan Al-Quran dan Hadis sebagai acuan dan
referensi dalam melakukan kehidupan sehari-hari. Al-Quran dan Hadis harus diimani
setiap umat manusia untuk dipatuhi, dilaksanakan perintahnya dan juga menjauhi segala
larangannya. Sudahkah Anda beriman kepada Al-Quran dan Hadis?
a. Beriman Kepada Al-Quran
Perintah beriman kepada Al-Quran adalah rukun iman yang ketiga, yakni iman
kepada kitab Allah. Arti mengimani tidak hanya percaya saja, tetapi juga harus bisa
mengamalkan apa yang terkandung di dalam Al-Quran. Beriman kepada Al-Quran
merupakan perintah dari Allah SWT. karena fungsinya sebagai petunjuk dan
menjadikan rahmat untuk umat manusia.
‫ت زمتن انلهقتدذىً توانلفقنرتقاَزن ْ فتتمنن تشتتزهتد زمننقكتتقم الزشتنهتر‬ ‫س توبتيذتناَ م‬ ‫ضاَتن الززذيِ أقننززتل زفيزه انلققنرآْقن هقلدىً زللزناَ ز‬
‫تشنهقر ترتم ت‬
‫ضاَ أتنو تعلتذى تسفتمر فتزعزدةرْ زمنن أتزيِاَمم أقتختر ِ يِقزريِقد ز‬
‫اق بزقكقم انليقنستر توتل يِقزريِتتقد بزقكتتقم انلقعنستتتر‬ ‫فتنليت ق‬
‫صنمهق َهَّلل توتمنن تكاَتن تمزريِ ل‬

19
‫تولزتقنكزملقتتوُا انلزعتتزدةت تولزتقتكبذقروا ز‬
‫اتتت تعلتتتذى تمتتاَ هتتتتداقكنم تولتتعلزقكتتنم تتنشتتقكقروتن‬

Beberapa hari yang ditentukan itu ialah) bulan Ramadhan, bulan yang di dalamnya
diturunkan (permulaan) Al Quran sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan-
penjelasan mengenai petunjuk itu dan pembeda (antara yang hak dan yang bathil).
Karena itu, barangsiapa di antara kamu hadir (di negeri tempat tinggalnya) di bulan itu,
maka hendaklah iaberpuasa pada bulan itu, dan barangsiapa sakit atau dalam perjalanan
(lalu ia berbuka),

maka (wajiblah baginya berpuasa), sebanyak hari yang ditinggalkannya itu, pada hari-
hari yang lain. Allah menghendaki kemudahan bagimu, dan tidak menghendaki
kesukaran bagimu. Dan hendaklah kamu mencukupkan bilangannya dan hendaklah
kamu mengagungkan Allah atas petunjuk-Nya yang diberikan kepadamu, supaya kamu
bersyukur.(Al-Baqarah Ayat 185).

b. Beriman Kepada Hadis

Dari pengertian Al-Quran dan Hadis tadi, Hadis sebagai pedoman hidup kedua
setelah Al-Quran. Hadis Rasulullah SAW. dijadikan sebuah pedoman hidup dan acuan
dalam menjalani kehidupan di dunia. Umat Islam yang beriman kepada Nabi
Muhammad sudah pasti harus mengimani asunnah atau hadis. Mentaati risalah dan
senantiasa bershalawat hanya untuk Rasulullah SAW. bentuk iman kepada Muhammad
SAW.

‫صزلى ز‬
‫اق تعلتنيزه‬ ‫از ت‬ ‫ت انلزعنرتباَ ت‬
‫ض نبتن تساَزريِتةت يِتققوُقل تقاَتم زفيتناَ ترقسوُقل ز‬ ‫تسزمنع ق‬
‫تعلتنيقكنم بزقسنززتيِ توقسنززة انلقخلتتفاَزء الزرازشزديِتن انلتمنهزدذيِيتن تع ل‬: ‫توتسلزتم‬
‫ضوُا‬
(‫تعلتنيتهاَ زباَلنزتوُازجزذ )رواه إبن ماَجه‬
Aku mendengar ‘Irbadl bin Sariyah berkata; “Pada suatu hari Rasulullah shallallahu
‘alaihi wasallam berdiri di tengah-tengah kami, Beliau bersabda: hendaklah kalian
berpegang teguh dengan sunnahku dan sunnah para khulafah ar-rasyidin yang mendapat
petunjuk. Gigitlah sunnah itu dengan gigi geraham. (H. R. Ibnu Majah)

20
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Al-Quran dan Hadist adalah sebagai sumber ajaran agama Islam yang telah
ditinggalkan oleh Rasullullah SAW, yang merupakan segala macam cara untuk
memecahkan semua permasalahan yang ada sepanjang hidup manusia. Pengertian Al-
Qur’an adalah kallam(wahyu) Allah yang diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW.
Untuk disampaikan kepada seluruh ummt manusia sampai akhir zaman nanti. Selain
sebagai sumber ilmu pengetahuan, al-Quran juga sebagai peringatan bagi ummat
manusia, juga sebagai pembeda atas Nabi Muhammad terhadap Nabi-Nabi sebelumnya.
Sedangkan Hadist adalah segala sesuatu yang mengenai perbuatan maupun perkataan
Rasullullah SAW. Adapun kegunaan dari hadist itu sendiri adalah untuk menjelaskan
ayat-ayat al-Quran yang penjelasannya bersifat umum.
3.2 Saran

21
Kami sebagai penulis sangat menyadari bahwa didalam makalah ini masih
banyak kekurangannya, oleh karena itu kami mohon maaf. Dan kami sangat berharap
atas kritikan dan saran yang bersifat membangun.

DAFTAR PUSTAKA

http://www.Scribd.com/doc/21104231/Sumber-Ajaran-Islam
Tanggal 11 Oktober 2019 Pukul 16:00
http://id.wikipedia.org/wiki/Syariat -Islam
Tanggal 11 Oktober 2019 Pukul 14:00
http://www.scribd.com/doc/23305231/Al-Quran-Hadis
Tanggal 11 Oktober 2019 Pukul 13:00
Abdurahman,Asumni.1985. Filsafah Hukum Islam.Jakarta:Logos Wacana Ilmu
Karim,Syafii.20001. Fiqih Ushul Fiqih.Bandung : Pustaka Setia

22

Anda mungkin juga menyukai