Makalah Monohibrid Dan Dihibrid
Makalah Monohibrid Dan Dihibrid
DI SUSUN OLEH:
1. Diki Candra
2. Herlina
3. Kristian Wulandari
4. Risky Gita Cahyani
5. Salsabila Lutfi Anggaraini
6. Windi Klarista
Terimakasih kami sampaikan kepada Bapak Jamaludin Spd. Selaku kepala sekolah
SMA Negeri 6 Metro atas pemberian dana dalam kegiatan yang akan kami adakan ini dan
terimaksih juga kepada Bapak I Made Wianta S.sos selaku Waka Kesiswaan SMA Negeri 6
Metro yang telah membimbing, membina dan memberi pertimbangan kami atas
proposal yang telah kami susun ini sehingga kami dapat menyelesaikannya.
Terlepas dari semua itu, kami menyadari sepenuhnya bahwa masih banyak
kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu,
dengan tangan terbuka kami menerima segala saran dan kritikan dari pembaca agar
kami dapat memperbaiki proposal ini.
Akhir kata kami berharap semoga proposal ini dapat bermanfaat dan berinspirasi
terhadap para pembaca .
DAFTAR ISI
COVER..................................................................................................................................................1
KATA PENGANTAR............................................................................................................................................2
DAFTAR ISI............................................................................................................................................................3
BAB I
PENDAHULUAN
1.2 Tujuan..............................................................................................................................................................4
BAB II
PEMBAHASAN
BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN......................................................................................................................................................9
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................................................................9
BAB I
PENDAHULUAN
1.2 Tujuan
1. Untuk memenuhi tugas Genetika
2. Untuk mengetahui bagaimana caranya menentukan gamet
3. Untuk mengetahui bagimana persilangan Dihibrid
4. Untuk mengetahui bagaiman persilangan Trihibrid
BAB II
PEMBAHASAN
Materi terkecil penyusun makhluk hidup adalah Sel. Di dalam sel terdapat
organela-organela lainnya, dari mitokondria, sitoplasma, ribosom hingga inti sel yang
disebut nukleus yang terletak agak ke tengah sel. Di dalam nukleus terdapat benda-
benda halus yang berbentuk lurus seperti batang atau bengkok dan terdiri dari zat yang
mudah mengikat zat warna. Benang-benang itu dinamakan kromosom. Pada saat sel
tidak membelah diri, kromosom terlihat berupa benang-benang halus yang disebut
benang-benang kromatin. Seorang ahli yang mula-mula mempunyai dugaan bahwa
benda-benda tersebut terlibat dalam mekanisme keturunan adalah Roux (1883).
Benda-benda tersebut untuk pertama kali diberi nama kromosom oleh Waldeyer
(1888). Kromosom adalah faktor pembawa sifat keturunan yang diwariskan dari induk
(orang tua) kepada keturunannya. Kromosom yang terdapat di sebuah sel tidak pernah
sama ukurannya, dan umumnya tumbuh-tumbuhan memiliki kromosom yang lebih
besar dari pada hewan. Setiap kromosom memiliki bagian yang menyempit dan tampak
lebih terang, disebut sentromer.
Kromosom tampak seperti batang dan mengandung struktur yang terdiri dari
benang-benang tipis yang melingkar-lingkar. Di sepanjang benang itu terletak secara
teratur suatu sruktur yang disebut gen. Masing-masing gen memiliki tempat tertentu
didalam kromosom yang disebut lokus gen. Gen tersebut yang sebenarnya berfungsi
untuk mengatur sifat-sifat yang akan diwariskan dari induk kepada keturunannya dan
mengatur perkembangan serta metabolisme makhluk hidup. Gen terdiri dari DNA atau
Deoxyribonukleo acid (asam nukleat). Gen-gen yang terdapat pada kromosom memiliki
tugas atau fungsinya masing-masing, diantaranya adalah mengatur warna bunga, warna
rambut, warna bulu, golongan darah, rasa buah, dan sebagainya .
Setiap sel tubuh memiliki kromosom yang berpasang-pasangan. Kromosom yang
berpasangan dengan bentuk, ukuran, dan komposisi yang sama disebut kromosom
homolog. Setiap pasang kromosom homolog berbeda dengan pasangan kromosom
homolog yang lain. Pada sel kelamin (gamet) seperti sel telur atau ovum (sel kelamin
betina) dan spermatozoa (sel kelamin jantan) mempunyai separuh dari jumlah
kromosom didalam sel tubuh, sehingga dikatakan bersifat haploid (n kromosom). Satu
set kromosom haploid dinamakan genom. Sel tubuh dari kebanyakan mahluk hidup
memiliki sepasang kromosom, sehingga dikatakan bersifat diploid (2n kromosom).
Terjadinya sel tubuh yang diploid tersebut merupakan hasil bersatunya gamet jantan
dan betina yang masing-masing haploid pada saat reproduksi seksual.
Pada manusia dan hewan vertebrata, penyatuan sperma dan ovum yang masing-
masing bersifat haploid (n) akan membentuk zigot. Zigot tumbuh dan berkembang
menjadi individu yang bersifat diploid (2n), sehingga individu yang memiliki sifat
tersebut Contoh:
TT : Simbol untuk tumbuhan berbatang tinggi, gamet yang dibentuk T dan T.
tt : Simbol untuk tumbuhan berbatang pendek, gamet yang dibentuk t dan t.
MM : Simbol untuk tumbuhan berbunga merah, gamet yang dibentuk M dan M.
mm : Simbol untuk tumbuhan berbunga putih, gamet yang dibentuk m dan m.
Mm : Simbol untuk tumbuhan yang berbunga merah muda,gamet yang dibentuk M
dan m.
Susunan gen yang menentukan sifat suatu individu disebut genotip.Genotip suatu
individu diberi simbol dengan huruf dobel, karena individu itu umumnya diploid.
Genotip memiliki sepasang gen. Gen-gen tersebut terletak pada lokus yang bersesuaian
dari kromosom yang homolog. Sepasang gen yang terletak pada posisi yang sama pada
pasangan kromosom disebut alel. Jadi, alel merupakan anggota dari sepasang gen
misalnya M = gen untuk warna bunga merah, m = gen untuk warna bunga putih, T = gen
untuk tanaman tinggi, dan t = gen untuk tanaman rendah. M dan m merupakan alel
tetapi M dan t bukan alel. Sifat suatu individu yang genotipnya terdiri dari gen-gen yang
sama dari tiap jenis gen disebut homozigot, misalnya RR, rr, TT, AABB, aabb dan
sebagainya. Homozigot dominan terjadi bila individu bergenotip RR, AA, TT; sedangkan
homozigot resesif bila individu bergenotip rr, aa, tt dan sebagainya.
Sifat suatu individu yang genotipnya terdiri dari gen-gen yang berlainan dari tiap
jenis gen disebut heterozigot, misalnya Rr, Aa, Tt, AaBb dan sebagainya. Karakter atau
sifat lahiriah yang dapat diamati (bentuk, warna, golongan darah, dan sebagainya)
disebut fenotip. Fenotip ditentukan oleh gen dan lingkungan. Fenotip tidak diberi
simbol tetapi ditulis sesuai dengan penampakan seperti rasa buah yang manis, rambut
lurus, warna bunga biru dan sebagainya. Tanaman yang berbiji bulat fenotipnya ditulis
biji bulat dan genotipnya ditulis BB atau Bb bila B dominan terhadap b.
Dua individu yang memiliki sifat fenotip yang sama mungkin memiliki sifat
genotip yang berbeda misalnya dua individu tanaman yang memiliki fenotip sama
seperti berbiji bulat, memiliki kemungkinan genotip ialah BB atau Bb. Gen B bersifat
dominan sehingga gen B tersebut mengalahkan atau menutupi gen b yang bersifat
resesif. Oleh karena itu tanaman dengan BB atau Bb memiliki fenotip berbiji bulat.
a. Cara Manual
Misal: P = AaBb
Genotip ini memiliki 2 tanda beda yang heterozigot. Jumlah Gamet adalah =22= 4.
Macamnya: Mula-mula kita pecah menjadi masing-masing sifat menjadi A/a dengan
B/b; lalu kita gabungkan sifat-sifat itu dengan pecahannya yang berbeda. Maka hasilnya
adalah sebagai berikut:
A gabung dengan B menjadi AB
A gabung dengan b menjadi Ab
a gabung dengan B menjadi aB
a gabung dengan b menjadi ab
Sehingga diperoleh Gamet : AB, Ab, aB dan ab = 4
Misal : P = MmPpKk
Genotip ini memiliki 3 tanda beda yang heterozigot/ Jumlah Gamet adalah = 23=
8. Macamnya: Mula-mula kita pecah menjadi masing-masing sifat menjadi M/m dengan
P/p dengan K/k; lalu kita gabungkan sifat-sifat itu dengan pecahannya yang berbeda.
Maka hasilnya adalah sebagai berikut:
M dengan P dengan K menjadi MPK m dengan P dengan K menjadi mPK
M dengan P dengan k menjadi MPk m dengan P dengan k menjadi mPk
M dengan p dengan K menjadi MpK m dengan p dengan K menjadi mpK
M dengan p dengan k menjadi Mpk m dengan p dengan k menjadi mpk
Maka diperoleh Gamet : MPK, MPk, MpK, Mpk, mPK, mPk, mpK, mpk = 8
Catatan : Untuk menentukan jumlah macam gamet yang diperhatikan cukup yang
heterozigot Contoh:
AABbCCDd = macam gamet ada 22= 4
XxYyZZ= macam gamet ada 22= 4
PPQQRRSs = macam gamet ada 21 = 2
d. Formulasi Matematika
Individu F1 pada suatu persilangan monohibrid, misalnya Aa, akan menghasilkan
dua macam gamet, yaitu A dan a. Gamet-gamet ini, baik dari individu jantan maupun
betina, akan bergabung menghasilkan empat individu F2 yang dapat dikelompokkan
menjadi dua macam fenotipe (A- dan aa) atau tiga macam genotipe (AA, Aa, dan
aa).Sementara itu, individu F1 pada persilangan dihibrid, misalnya AaBb, akan
membentuk empat macam gamet, masing-masing AB,Ab, aB, dan ab. Selanjutnya pada
generasi F2 akan diperoleh 16 individu yang terdiri atas empat macam fenotipe (A-B-, A-
bb, aaB-, dan aabb) atau sembilan macam genotipe (AABB, AABb, Aabb, AaBB, AaBb,
Aabb, aaBB, aaBb, dan aabb).
Dari angka-angka tersebut akan terlihat adanya hubungan matematika antara
jenis persilangan (banyaknya pasangan gen), macam gamet F1, jumlah individu F2, serta
macam fenotipe dan genotipe F2. Hubungan matematika akan diperoleh pula pada
persilangan-persilangan yang melibatkan pasangan gen yang lebih banyak (trihibrid,
tetrahibrid, dan seterusnya), sehingga secara ringkas dapat ditentukan formulasi
matematika seperti pada tabel berikut ini:
Pada kolom terakhir dapat dilihat adanya formulasi untuk nisbah fenotipe F2.
Kalau angka-angka pada nisbah 3 : 1 dijumlahkan lalu dikuadratkan, maka didapatkan (
3 + 1)2 = 32 + 2.3.1 + 12 = 9 + 3 + 3 + 1, yang tidak lain merupakan angka-angka pada
nisbah hasil persilangan dihibrid. Demikian pula jika dilakukan pemangkattigaan, maka
akan diperoleh ( 3 + 1 )3 = 33 + 3.32.11 + 3.31.12+ 13 = 27 + 9 + 9 + 9 + 3 + 3 + 3 + 1, yang
merupakan angka-angka pada nisbah hasil persilangan trihibrid. Dengan demikian
Fenotipe F2 adalah mengikuti rumus (a + b)n, dimana a = 3, b = 1 dan n= berapa pasang
gen yang dipakai.
Untuk Monohybrid Ratio Fenotipe F2 = (3+1)1= 3 : 1. Untuk Dihybrid Ratio Fenotipe
F2 = (3+1)2 = (3)2 + 2(3)1(1) + (1)2 = 9:3:3:1. Untuk Trihybrid Ratio Fenotipe F2 =
(3+1)3 = (3)3 + 3(3)2(1) + 3((3)1(1)+(1)3 = 27:9:9:9:3:3:3:1
1. Meramal banyaknya macam gamet yang dapt dibentuk hibrid. Untuk tujuan ini
digunakan rumus 2n angka 2 menunjukkan bahwa setiap pasang alel akan terjadi 2
macam gamet, sedangkan n menunjukkan jumlah pasangan alel atau banyaknya sifat
beda. Jadi:
a. monohibrid (Aa) menghasilkan 2n = 21 = 2 macam gamet (Aa).
b. dihibrid (AaBb) menghasilkan 2n = 22 = 4 macam gamet (AB, Ab, aB, ab) beberapa
macam gamet akan dibentuk oleh individu yang mempinyai fenotif AaBBCcDdEEffGg
jawabannya: 24 = 16 macam gamet.
2. Meramal banyaknya kombinasi dalam f2; Digunakan untuk (2n)2 jadi:
a. Perkawinan monohibrid (Aa x Aa) menghasilkan (2n)2 = (21)2 = 4 kombinasi, ialah
AA, Aa, Aa, aa.
b. Perkawinan dihibrid (AaBb x AaBb) menghasilkan (2n)2 = (22)2 = 16 kombinasi.
3. Meramal banyaknya fenotif dalam f2. Digunakan rumus 2n.
a. Perkawinan monohibrid (Aa x Aa) menghasilkan 2n = 21 = 2 fenotif yang dinyatakan
oleh Aa
b. Perkawinan dihibrid (AaBb x AaBb) menghasilkan 2n = 22 = 4 fenotif yang dinyatakn
oleh AB, Ab, aB, dan ab).
4. Meramal banyak individu yang genotif dan fenotifnya persis hibridnya. Digunakan
rumus 2n . jadi:
a. Perkawinan monohibrid (Aa x Aa) menghasilkan 2n = 21 = 2 individu yang persis
hibridnya, ialah Aa dan Aa
b. Perkawinan dihibrid (AaBb x AaBb) menghasilkan 2n = 22 = 4 individu yang persis
hibridnya.
5. Meramal banyaknya individu yang homozigotik. Digunakan 2n , jadi:
a. Perkawinan monohibrid (Aa x Aa) menghasilkan 2n = 21 = 2 individu homozigot ialah
AA dan aa.
b. Perkawinan dihibrid (AaBb x AaBb) menghasilkan 2n = 22 = 4 individu homozigot.
6. Meramal banyaknya kombinasi baru yang homozigotik. Digunakan rumus 2n – 2 jadi:
a. Perkawinan monohibrid (Aa x Aa) menghasilkan 0 kombinasi baru yang homozigotik.
b. Perkawinan dihibrid (AaBb x AaBb) menghasilkan 2n – 2 = 22 - 2 = 2 kombiansi baru
yang homozigot yaitu AA, bb dan aa, BB.
7. Meramal banyaknya macam genotif dalam f2. Digunakan rumus 3n. Jadi:
a. Perkawinan monohibrid (Aa x Aa) menghasilkan 3n = 31 = 3 macam genotif ialah AA,
Aa, dan aa.
b. Perkawinan dihibrid (AaBb x AaBb) menghasilkan 3n = 32 = 9 macam genotif ialah
AABB, AABb, AaBB, AaBb, AAbb, Aabb, aaBB, aaBb, dan aabb.
Induk/ Parental : Bunga mawar merah > < Bunga mawar putih
T TT (Tinggi) .1 Tt (Tinggi) .2
T Tt (Tinggi) .3 Tt (pendek) .4
Pada persilangan ini , gen untuk faktor Tinggi (T) dominan terhadap gen untuk
faktor pendek (t). Maka Individu bergenotipe Tt (no. 2 dan 3) akan memiliki fenotipe
tinggi. Perbandingan fenotipe F2 pada persilangan monohibrid dominan penuh adalah :
Tinggi : Pendek = 3 : 1 . Perbandingan Genotipe nya adalah : TT : Tt : tt = 1 : 2 : 1
Tanaman
Tanaman berbunga
P1 berbunga ><
putih
merah
Genotipe MM >< Mm
Gamet M dan M m dan m
Fenotipe : berbunga merah
F1 Mm
muda
Mm (merah
P2 >< Mm (merah muda)
muda)
Gamet M dan m >< M dan m
Perbandingan genotipe F2
= BBKK : BBKk : BkKK : BbKk : BBkk : Bbkk : bbKK : bbKk : bbkk
= 1 : 2 : 2 : 4 : 1 : 2 : 1 : 2 : 1
Perbandingan fenotipe F2
= bulat kuning : bulat hijau : keriput kuning : keriput hijau
= 9 : 3 : 3 : 1
2.8 Persilangan Dua Individu dengan Tiga Sifat Beda (Trihibrid)
Trihibrid adalah persilangan dua individu dengan tiga sifat beda atau lebih yang
menghasilkan keturunan dengan perbandingan fenotip dan genotip tertentu. Pada
percobaannya, Mendel melakukan persilangan kacang ercis dengan tiga sifat beda, ialah
batang tinggi, biji bulat, dan biji warna kuning dengan kacang ercis berbatang pendek,
biji keriput, dan biji warna hijau. Sifat tinggi, bulat, dan kuning dominan terhadap
pendek, keriput, dan hijau, maka seluruh F1 berupa kacang ercis yang berbatang tinggi,
berbiji bulat, dan berwarna kuning. Keturunan F1 dapat dilihat pada bagan persilangan
trihibrid
Misalnya persilangan kacang ercis dengan tiga sifat beda yaitu : Batang tinggi,
biji bulat dan biji warna kuning, dengan batang pendek, biji keriput, warna biji hijau.
Keturunan F1 yang dihasilkan adalah :
Bagan persilangan Trihibrid
Hubungan sifat beda dan jumlah kemungkinan fenotipe dan genotipe pada F2
1. Hukum pemisahan (segregation) dari Mendel, juga dikenal sebagai Hukum Pertama
Mendel, Hukum segregasi bebas menyatakan bahwa pada pembentukan gamet (sel
kelamin), kedua gen induk (Parent) yang merupakan pasangan alel akan memisah
sehingga tiap-tiap gamet menerima satu gen dari induknya.
Hal ini mengartikan bahwa terjadinya variasi turunan itu merupakan dampak
dari hukum Mendel diatas. Karena induk yang tadinya berkarakter lain
disilangkan menghasilkan banyak karakter turunan yang berkarakter lain lagi
dengan variasi yang lebih banyak.
DAFTAR PUSTAKA