Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH

Mata Kuliah Bahan Kontruksi Teknik Kimia


“UJI TARIK”

Disusun Oleh :
Aditiya Yoga Tama(18103021021)

TEKNIK KIMIA
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS WAHID HASYIM
SEMARANG
Kata Pengantar

Puji syukur atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat karunianya sehingga
makalah ini dapat tersusun hingga selesai. Terlepas dari semua itu saya menyadari sepenuhnya
bahwa masih ada kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu
dengan tangan terbbuka saya menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar saya dapat
memperbaiki makalah ini.
Dan harapan saya semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan maupun
pengalaman bagi para pembaca, untuk kedepannya dapat memperbaiki bentuk maupun menambah isi
makalah agar menjadi lebih baik lag

.
Semarang 22 Oktober
2019

Penulis

2|
BAB I
PENDAHULUAN

1. Latar Belakang
Salah satu pengujian yang digunakan untuk mengetahui sifat mekanis logam adalah uji
tarik (tensile test ). Uji tarik merupakan salah satu metode pengujian yang sederhana dan
sering dilakukan oleh teknisi, akademisi teknik dan mahasiswa. Untuk mengetahui sifat-sifat
mekanik dari suatu material, khususnya kekuatan tarik, kekerasan, keuletan dan ketangguhan
maka dilakukan pengujian uji tarik. Pengujian tersebut, sangat berguna untuk mengetahui
sifat-sifat mekanik dari suatu logam dan sangat berguna sebagai data untuk para engineer
dalam melakukan perancangan poros atau elemen mesin lainnya.
Suatu logam juga mempunyai sifat-sifat tertentu yang dibedakan atas sifat fisik,
mekanik, thermal, dan korosif. Salah satu yang penting dari sifat tersebut adalah sifat
mekanik. Sifat mekanik terdiri dari keuletan, kekerasan, kekuatan, dan ketangguhan. Sifat
mekanik bahan sangat berpengaruh terhadap semua industri karena dengan sifat mekanis
yang berbeda maka dapat digunakan untuk kebutuhan yang berbeda pula. Untuk mengetahui
sifat mekanik pada suatu logam harus dilakukan pengujian terhadap logam tersebut. Salah
satu pengujian yang dilakukan adalah pengujian tarik.
Dalam pembuatan suatu konstruksi diperlukan material dengan spesifikasi dan sifat-
sifat yang khusus pada setiap bagiannya. Sebagai contoh dalam pembuatan konstruksi sebuah
jembatan. Diperlukan material yang kuat untuk menerima beban diatasnya. Material juga
harus elastis agar pada saat terjadi pembebanan standar atau berlebih tidak patah. Salah satu
contoh material yang sekarang banyak digunakan pada konstruksi bangunan atau umum
adalah logam.
Uji tarik adalah suatu metode yang digunakan untuk menguji kekuatan suatu bahan/material
dengan cara memberikan beban gaya yang sesumbu. Hasil yang didapatkan dari pengujian
tarik sangat penting untuk rekayasa teknik dan desain produk karena mengahsilkan data
kekuatan material.

3|
Pengujian uji tarik digunakan untuk mengukur ketahanan suatu material terhadap
gaya statis yang diberikan secara lambat.Salah satu cara untuk mengetahui besaran sifat
mekanik dari logam adalah dengan uji tarik. Sifat mekanik yang dapat diketahui adalah
kekuatan dan elastisitas dari logam tersebut. Uji tarik banyak dilakukan untuk melengkapi
informasi rancangan dasar kekuatan suatu bahan dan sebagai data pendukung bagi spesifikasi
bahan. Nilai kekuatan dan elastisitas dari material uji dapat dilihat dari kurva uji tarik.
2. Rumusan Masalah
a. Definisi uji tarik?
b. Bagaimana teori uji tarik?
c. Sebutkan dan jelaskan jenis-jenis spesimen uji tarik?
d. Bagaimana cara melakukan pengujian tarik?
e. Factor apa sajakah yang dapat mempengaruhi tingkat kekuatan suatu bahan?

4|
BAB II

PEMBAHASAN

2.1. Definisi uji tarik

Uji tarik adalah metode yang digunakan untuk mengujisuatu bahan/material dengan cara
memberikan beban gaya yang sesumbu. Uji tarik mungkin adalah cara pengujian bahan
yang paling mendasar. Uji tarik rekayasa banyak dilakukan untuk melengkapi informasi
rancangan dasar kekuatan sesuatu bahan dan sebagai data pendukung bagi spesifikasi
bahan. Pada uji tarik, benda uji diberi beban gaya tarik sesumbu yang bertambah secara
kontinyu, bersamaan dengan itu dilakukan pengamatan terhadap perpanjangan yang
dialamibenda uji. Kurva tegangan renggangan rekayasa diperoleh dari pengukuran
perpanjangan benda uji. Pengujian ini sederhana, tidak mahal dan sudah mengalami
standarisasi diseluruh dunia,misalnya di Amerika dengan ASTM E8 Jepang dengan JIS 2241.
Dengan menarik suatu bahan kita akan segera mengetahui bagaimana bahan tersebut
bereaksi terhadap tenaga tarikan dan mengetahui sejauh mana material itu bertambah
panjang. Alat eksperimenuntuk uji tarik harus memiliki cengkraman (grip) yang kuat dan
kekakuan yang tinggi.

2.2. Teori uji tarik


Banyak hal yang dapat kita pelajari dari hasil uji tarik. Bila kita terus menarik suatu
bahan (dalam hal ini suatu logam) sampai putus, kita akan mendapatkan profil tarikan
yang lengkap yang berupa kurva seperti digambarkan pada Gbr.1. Kurva ini
menunjukkan hubungan antara gaya tarikan dengan perubahan panjang. Profil ini
sangat diperlukan dalam desain yang memakai bahan tersebut.

Biasanya yang menjadi fokus perhatian adalah kemampuan maksimum bahan tersebut
dalam menahan beban. Kemampuan ini umumnya disebut “Ultimate Tensile

5|
Strength” disingkat dengan UTS, dalam bahasa Indonesia disebut tegangan tarik
maksimum.
Hukum Hooke (Hooke’s Law)
Untuk hampir semua logam, pada tahap sangat awal dari uji tarik, hubungan antara
beban atau gaya yang diberikan berbanding lurus dengan perubahan panjang bahan
tersebut. Ini disebut daerah linier atau linear zone. Di daerah ini, kurva pertambahan
panjang vs beban mengikuti aturan Hooke sebagai berikut:
“rasio tegangan (stress) dan regangan (strain) adalah konstan”
Stress adalah beban dibagi luas penampang bahan dan strain adalah pertambahan
panjang dibagi panjang awal bahan.
Stress: σ = F/A F: gaya tarikan, A: luas penampang
Strain: ε = ΔL/L ΔL: pertambahan panjang, L: panjang awal
Hubungan antara stress dan strain dirumuskan: E = σ / ε
Untuk memudahkan pembahasan, Gambar.1 kita modifikasi sedikit dari hubungan
antara gaya tarikan dan pertambahan panjang menjadi hubungan antara tegangan dan
regangan (stress vs strain). Selanjutnya kita dapatkan Gambar.2, yang merupakan
kurva standar ketika melakukan eksperimen uji tarik. E adalah gradien kurva dalam
daerah linier, di mana perbandingan tegangan (σ) dan regangan (ε) selalu tetap. E
diberi nama “Modulus Elastisitas” atau “Young Modulus”. Kurva yang menyatakan
hubungan antara strain dan stress seperti ini kerap disingkat kurvaSS (SS curve).

Bentuk bahan yang diuji, untuk logam biasanya dibuat spesimen dengan dimensi
seperti pada Gambar.3 berikut.

6|
Perubahan panjang dari spesimen dideteksi lewat pengukur regangan (strain gage)
yang ditempelkan pada spesimen seperti diilustrasikan pada Gbr.4. Bila pengukur
regangan ini mengalami perubahan panjang dan penampang, terjadi perubahan nilai
hambatan listrik yang dibaca oleh detektor dan kemudian dikonversi menjadi
perubahan regangan.
2.3. Jenis –jenis specimen uji tarik
Spesimen uji harus memenuhi standar dan spesifikasi dari ASTM E8 atau D638.
Standarisasi dari bentuk spesimen uji dimaksudkan agar retak dan patahan terjadi di
daerah gage length. Face dan grip adalah faktor penting. Dengan pemilihan setting
yang tidak tepat, spesimen uji akan terjadi slip atau bahkan pecah dalam daerah grip
(jaw break). Ini akan menghasilkan hasil yang tidak valid. Face harus selalu tertutupi
di seluruh permukaan yang kontak dengan grip.Agar spesimen uji tidak bergesekan
langsung dengan face. contoh spesimen pada proses uji tarik salah satunya adalah
komposit Al-SiC.
2.4. Bagaimana cara pengujian tarik
Mesin uji tarik untuk material yang terdiri atas beberapa bagian, Bagian atas disebut
sebagai Crosshead, atau bagian yang bergerak yang menarik benda uji, Sepasang ulir
silinder akan membawa atau menggerakan bagian crosshead. Sementara itu di bagian
bawah di buat static. dibagian crosshead terdapat sensor loadcell yang akan mengukur
besarnya gaya tarik, sedangkan untuk mengukur perubahan panjang digunakan strain
gages atau extensometer.
Dengan menarik suatu bahan kita akan mengetahui bagaimana bahan tersebut
bereaksi terhadap tenaga tarikan dan mengetahui sejauh mana material itu bertambah
panjang.Dalam pengujian tarik ini, bahan yang ingin dilakukan pengujian harus
mendapatkan beberapa perlakuan khusus seperti perubahan panjang dari spesimen
dideteksi lewat pengukur regangan (strain gage) yang ditempelkan pada spesimen
seperti diilustrasikan pada Bila pengukur regangan ini mengalami perubahan panjang

7|
dan penampang, terjadi perubahan nilai hambatan listrik yang dibaca oleh detektor
dan kemudian dikonversi menjadi perubahan regangan.
Adapun langkah – langkah yang dikerjakan dalam percobaan ini yaitu :
a. Menyiapkan spesimen dan alat uji tarik yang akan digunakan
b. Mengalibrasi alat uji tarik yang akan digunakan
c. Menempatkan spesimen pada tempat yang telah disediakan pada alat uji tarik
d. Mengontrol alat agar spesimen yang telah ditempatkan tercengkram dengan
sempurna pada alat uji tarik
e. Memutar pengontrol kecepatan pada control panel
f. Mengamati hasil pengukuran pada monitor control panel
2.5. Factor apa sajakah yang dapat mempengaruhi tingkat kekuatan suatu bahan
A. Kadar karbon
Penambahan kadar karbon akan meningkatkan kekerasan suatu bahan. Hal ini
menyebabkan kekuatan bahan juga meningkat, namun pertambahan % C
hanya sampai +- 1%.
B. Heat treatment
Berpengaru pada bentuk butiran. Bentuk butiran kecil maka daya tarik antar
atom semakin besar sehingga kekuatan tarik menjadi besar, sedangkan butiran
besar maka daya tarik antar atom semakin kecil sehingga kekuatan tarik
semakin kecil.
C. Bidang slip
Logam dan paduannya berdeformasi dengan geseran plastis/ slip dimana atom
bergesar terhadap bidang atom didekatnya. Deformasi geser ini akan terjadi
apabila ada gaya tekan atau tegangan, karena gaya-gaya tersebut dapat
diuraikan menjadi tegangan geser. Slip dapat terjadi dengan lebih mudah
dalam arah Kristal atau bidang tertentu.
Dalam uji tarik biasa, gerakan kepala silang mesin penguji memaksa benda uji
berada dijpenjepit. Sebab penjepit harus tetap sebaris. Karena benda uji tidak
dapat berubah bentuk secara bebas dengan luncuran merata ditiap-tiap bidang
slip sepanjang ukuran benda uji.
D. Homogenitas (kesamaan partikel logam)
Homogenitas suatu bahan atau material akan terpengaruh terhadap gaya ikatan
tariknya juga tinggi.antar atomnya. Untuk material dengan tingkat
homogenitas yang tinggi maka gaya ikat antar atom juga tinggi
8|
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
1. Pada uji coba, menguji ketahanan bahan materialnya sejauh mana
pertambahan panjangnya dan bagaimana bahan tersebut bereaksi terhadap
tarikan, berdasarkan hasil percobaan dan dari grafik kurva uji tarik.
2. Jenis material berbeda, dengan perlakuan yang didapatkannya berbeda dan
komposisinya yang berbeda akan menyebabkan nilai kekuatannya berbeda
pula dan kurva uji tariknya juga berbeda.
3. Factor penyebab terjadinya nilai diantara dua specimen uji tersebut adalah
dimensi yang berbeda dan perlakuan yang berbeda pula.

9|
DAFTAR PUSTAKA
http://www.alatuji.com/articel/detail/2/uji-tarik
http://taufiqurohman.com/2013/12/21/uji-tarik
http://www.scribd.com/doc/142302588/Dalam-pengujian-Tarik-Tentu-Terdapat-Kekuatan-
Tarik

10 |

Anda mungkin juga menyukai