4461 Gipsum
4461 Gipsum
OLEH :
1. AQILA HASMA EDWINA (31101800010)
2. CINDY JULIETA (31101800022)
3. DIANA ISMALIA (31101800024)
4. FADZLINA ALIVIA LATIFANY (31101800032)
5. FATHIMAH FITRIA SA’ADAH (31101800034)
6. GHEA TRI KHUSNUL K (31101800040)
7. IRFAN TRINANDA (31101800047)
8. MEGYA AGUSTINA D (31101800054)
9. MEILENIA MUFTIKA SARI (31101800055)
10. PUTERI LARAS ATI (31101800072)
11. YHUAN RINATA (31101800096)
II. Tujuan
1. Melakukan manipulasi dental stone dan dental plaster.
2. Mengetahui setting time dari dental plaster dan dental stone.
3. Mengetahui setting expansion pada dental plaster dan dental stone.
4. Mengetahui setting time pada dental stone dengan W/P ratio.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Dalam bidang ilmu material kedokteran gigi banyak ditemukan aplikasi penggunaan gips,
baik untuk keperluan klinik maupun pekerjaan laboratorium.Material gips ini banyak
dipergunakan antara lain dalam pembuatan model dan die, articulating cast, mould, refractory
investment dan lain-lain.
Karena banyaknya pengunaan gips dalam Kedokteran Gigi ini maka perlu untuk
mengetahui segala aspek dalam gips terutama sifat sifatnya sehingga akan memudahkan dalam
memanipulasi, dan menghasilkan suatu hasil manipulasi yang maksimal. Dan untuk lebih
memahaminya maka perlu dilakukan suatu percobaan yang akan memperlihatkan cara
manipulasi gips yang benar serta pengaruh sifat sifatnya terhadap hasil manipulasi.
Bahan-bahan yang dipakai di bidang Kedokteran Gigi kebanyakan mempunyai berbagai
fungsi berdasarkan kegunaannya atau pemakaianya. Salah satunya adalah penggunaan Gips.
Gips dalam bidang ilmu material kedokteran gigi aplikasi bahan ini banyak sekali dijumpai, baik
untuk keperluan klinik maupun pekerjaan laboratorium. Dalam kedokteran gigi, gipsum dapat
dipergunakan sebagai:
Model dan die
Bahan cetak
Mounting
Packing
Bahan tanam
Gipsum merupakan produk samping dari beberapa proses kimia. Gypsum yang
dihasilkan untuk tujuan kedokteran gigi adalah kalsium sulfat dihidrat ( CaSO4.2H2O )
murni. Produk gypsum dalam kedokteran gigi digunakan untuk membuat model studi dari
rongga mulut serta struktur maksilo fasial dan sebagai piranti penting untuk pekerjaan
laboratorium kedokteran gigi yang melibatkan pembuatan protesa gigi.
Saat ini penggunaan gypsum dalam kedokteran gigi telah meluas. Penggunaan
tersebut dapat diperlihatkan dalam pembuatan model gig tiruan. Selain itu kegunaan klinis
maupun laboratories yang lain yaitu untuk membuat model kerja maupun model studi
sehingga bahan gypsum ini harus mempunyai kekuatan tekan yang kuat agar tidak rusak
dalam pembuatan restorasi gigi tiruan. Di alam gypsum merupakan massa yang padat dan
berwarna abu-abu, merah atau coklat. Warna tersebut disebabkan adanya zat lain seperti
tanah liat, oksida besi, anhidrat, karbohidrat, sedikit SiO2 atau oksida lain.
Intial setting dan final setting pada gipsum sangat begantung dengan komposisi
powder dan liquid yang digunakan. Jika powder yang digunakan lebih banyak dalam artian
tidak seimbang dengan liquidnya maka gypsum tersebut akan dapat mencapai tahapan initial
setting yang lebih cepat.
Menurut Craig dkk (1987), sifat kimia gips adalah:
a. Solubility (daya larut) adalah banyaknya bagian dari suatu zat yang dilarutkan dengan
100 bagian pelarut pada temperatur dan tekanan tertentu yang dinyatakan dalam persen
berat/volume.
b. Setting time adalah waktu yang diperlukan gips untuk menjadi keras dan dihitung sejak
gips kontak dengan air.
Setting time terdapat dua tahap sebagai berikut :
1. Initial setting time: permulaan setting time dimana pada waktu itu campuran gips
dengan air sudah sudah tidak dapat lagi mengalir ke dalam cetakan. secara visual
ditandai dengan loss of gloss (hilangnya kemengkilatan/ timbulnya kemuraman).
Keadaan dimana gips tidak dapat hancur tapi masih dapat dipotong dengan pisau.
2. Final setting: waktu yang dibutuhkan oleh gips keras untuk bereaksi secara lengkap
dari kalsium sulfat dihidrat, meskipun reaksi dehidrasinya belum selesai. Tandanya
antara lain adalah kekerasan belum maksimum, kekuatannya belum maksimum dan
dapat dilepas dari cetakan tanpa distorsi atau patah.
Produk dari reaksi tersebut adalah gipum, dan panas yang terjadi dalam reaksi
eksotermik setara dengan panas yang digunakan sebelumnya dalam pengapuran. Semua
produk terbentuk selama pengapuran bereaksi dengan air untuk membentuk gypsum, tetapi
dengan tingkat berbeda. Misalnya, anhidrat heksagonal bereaksi amat cepat, sementara
reaksi ortorombik anhidrat memiliki kisi-kisi Kristal yang tersusun rapat dan lebih stabil.
BAB III
METODE KERJA
Pencampuran gipsum
1. Bubuk gipsum ditimbang sebanyak 50 gram dan air sebanyak 15 ml di
ukur dengan gelas ukur
Gambar Mengukur air
2. Air yang telah diukur dimasukkan ke dalam mangkuk karet (bowl)
terlebih dahulu, kemudian bubuk gipsum dimasukkan sedikit demi sedikit
ke dalam mangkuk karet (bowl) dan dibiarkan mengendap selama 30
detik untuk menghilangkan gelembung udara
dst
dst
Perubahan Suhu 5’ : Terjadi perubahan suhu 5’ : -
10’ : Hangat 10’ : Mulai terjadi perubahan
suhu
15’ : Panas
15’ : Hangat
20’ : Tidak panas
20’ : Tidak panas
dst
dst
B. Pembahasan
- Pada pengamatan setting time dental plaster atau gips putih didapatkan hasil initial
setting selama 10 menit 21 detik, final setting 19 menit 22 detik sehingga total waktu
setting adalah 30 menit 15 detik. Selama pengamatan diukur tingkat kekerasan
gypsum dan tingkat kekerasan meningkat selama pertambahan waktu. Pada awal
setelah setting terjadi perubahan suhu meningkat sehingga gips menjadi hangat
kemudian menjadi tidak hangat kembali.
- Pada pengamatan setting time dental stone atau gips biru didapatkan hasil setting
initial setting time selama 4 menit 56 detik, final setting 15 menit 12 detik dan total
waktu setting adalah 20 menit 8 detik. Setelah setting dilakukan pengukuran surface
hardness dan hasilnya tingkat kekerasan meningkat selama pertambahan waktu. Pada
saat setting 5 menit awal belum ada perubahan suhu kemudian ada perubahan suhu
hangat tetapi hanya sebentar dan kemudian suhu kembali normal.
Ekspansi
Waktu
Dental Plaster Dental Stone
5’ 0,04 0
10’ 0,09 0
15’ 0,1 0,01
20’ 0,1 0,017
Pembahasan
Pada pengamatan setting expansion dental plaster setelah 5 menit tejadi peruban ekspansi dari
0 menjadi 0,04 mm. setelah 10 menit ekspansi kembali berubah menjadi 0,09 mm dan
mengalami peningkatan lagi setelah 15 menit menjadi 0,1 mm. pada menit ke 20 – 30 tidak lagi
tejadi perubahan ekspansi. Ekspansi tetap pada angka 0,1.
Pada pengamatansetting expansion dental stone pada 5 menit pertama hasil tetap pada angka
0 hingga pada menit ke 15 baru terjadi perubahan menjadi 0,01 mm. 5 menit berikutnya
berubah kembali menjadi angka 0,017 mm dan terus meningkat hingga menit ke 30 menjadi
0,02mm.
III. Pengaruh W/P Ratio pada Dental Stone
A. Hasil Pengamatan
B. Pembahasan
- Pada pengamatan pengaruh W/P ratio pada setting dental stone dimulai dengan ratio
0,3 didapatkan total setting time yaitu 20 menit 3 detik. Setelah setting kemudian
diukur tingkat kekerasannya yaitu 055,5.
- Kemudian dilakukan pengamatan kembahi pada dental stone dengan W/P ratio 0,2
didapatkan waktu total setting time 15 menit 57 detik. Setelah setting diukur tingkat
kekerasannya adalah 063,5.
KESIMPULAN
Pada pengamatan setting time dental plaster dan dental stone apabila dibandingkan waktu
setting time dental stone lebih cepat apabila dibandingkan dengan dental plaster. Hasil
surface hardness tes yang dilakukan juga menunjukkan dental stone lebih tinggi
kekuatannya dibandingkan dengan dental plaster. Namun pada saat setting time dental
plaster lebih banyak menghasilkan perubahan suhu berupa panas jika dibandingkan
dengan dental stone
Pada pengamatan setting expansion dental plaster lebih cepat mengalami setting
expansion daripada dental stone. Perubahan setting expansion pada dental stone mulai
meningkat pada menit ke 15 dan masih terus meningkat pada menit ke 30. Pada dental
plaster perubahan setting expansion sudah mulai terjadi pada menit ke 5. Namun pada
menit ke 15 – 30 sudah tidak lagi mengalami perubahan ekspansi.
Pada pengamatan pengaruh W/P ratio pada setting time dental stone semakin kental
konsistensi dental stone semakin cepat waktu setting time yang terjadi dan tingkat
kekerasannya pun lebih tinggi dari campuran yang memiliki konsistensi lebih encer
DAFTAR PUSTAKA
Annusavice, Kenneth J 2003. Phillip’s Science of Dental Materials 11th ed. Jakarta : EGC.
Anusavice, KJ. 2012. Philip’s Science of Dental Materials. Edisi 12. AS : Saunders
Sakaguchi, RL, Powers, JM. 2012. Craig’s Restorative Dental Material. Edisi 13. AS ; Mosby.