Anda di halaman 1dari 16

LAPORAN HASIL SKILL LAB

MANIPULASI SEMEN KEDOKTERAN GIGI

OLEH :
1. AQILA HASMA EDWINA (31101800010)
2. CINDY JULIETA (31101800022)
3. DIANA ISMALIA (31101800024)
4. FADZLINA ALIVIA LATIFANY (31101800032)
5. FATHIMAH FITRIA SA’ADAH (31101800034)
6. GHEA TRI KHUSNUL K (31101800040)
7. IRFAN TRINANDA (31101800047)
8. MEGYA AGUSTINA D (31101800054)
9. MEILENIA MUFTIKA SARI (31101800055)
10. PUTERI LARAS ATI (31101800072)
11. YHUAN RINATA (31101800096)

FAKULTAS KEDOTERAN GIGI


UNIVERSITAS ISLAM SULTAN AGUNG
SEMARANG
BAB I
PENDAHULUAN
I. Latar Belakang
Dalam bidang kedokteran gigi bahan gipsum digunakan sebagai model
studi dari rongga mulut serta struktur kranio-fasial. Dalam bidang
kedokteran gigi gipsum merupakan produk dari beberapa proses kimia yaitu
kalsium sulfat dihidrat (CaSO4, 2H2O). Di bidang kedokteran gigi menurut
ADA No. 25 terdapat 5 jenis gipsum yaitu : plaster of paris (tipe I),
plaster of model (tipe II), dental stone (tipe III), dental stone high
strength low expansion (tipe IV), dan dental stone high strength high
expantion (tipe v).
Untuk penggunaan klinis gypsum harus memiliki sifat utama
diantaranya adalah setting time, kehalusan permukaan, setting ekspansi,
kekuatan kompresi dan stabilitas dimensi. Kekuatan kompresi gipsum
merupakan factor yang penting untuk menentukan kekerasan, daya tahan
terhadap fraktur dan abrasi sebagai media pembuatan gigi tiruan. Kekuatan
kompresi juga dipengaruhi dengan rasio air dan bubuk (W/P) karena semakin
besar rasio air yang melebihi rasio air dan bubuk akan mengakibatkan
penurunan kekuatan kompresinya.
Gipsum yang sering digunakan biasanya adalah dental stone, karena
sifatnya yang kuat. Tetapi penggunaan dental stone sebagai bahan pengisi
hasil cetakan gigi memiliki resiko terjadinya penyebaran mikroorganisme
patogen yang berasal dari saliva bila tidak dilakukan desinfeksi terlebih
dahulu. Setting time dan kekuatan kompresi dari gipsum kedokteran gigi
dipengaruhi dari lama pengadukanya. Pada praktikum kali ini gipsum yang
digunakan adalah dental stone dan dental plaster. Dental stone memiliki
kekuatan kompresi minimal satu jam sebesar 20,7 MPa (3000 psi) namun tidak
lebih dari 34,5 MPa (5000 psi), kekuatan ini telah memenuhi syarat untuk
pembuatan model.
Pada praktikum ini akan dilakukan manipulasi pada gipsum jenis
dental stone. Selain itu, tujuan dari praktikum ini adalah untuk menguji
ke dua jenis bahan gipsum kedokteran gigi, diantaranya mengetahui setting
time antara dental stone dan dental plaster, setting expansion dental
stone dan dental plaster, serta setting time dental stone dan dental
plaster berdassarkan perbandingan W/P ratio.

II. Tujuan
1. Melakukan manipulasi dental stone dan dental plaster.
2. Mengetahui setting time dari dental plaster dan dental stone.
3. Mengetahui setting expansion pada dental plaster dan dental stone.
4. Mengetahui setting time pada dental stone dengan W/P ratio.

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

Dalam bidang ilmu material kedokteran gigi banyak ditemukan aplikasi penggunaan gips,
baik untuk keperluan klinik maupun pekerjaan laboratorium.Material gips ini banyak
dipergunakan antara lain dalam pembuatan model dan die, articulating cast, mould, refractory
investment dan lain-lain.
Karena banyaknya pengunaan gips dalam Kedokteran Gigi ini maka perlu untuk
mengetahui segala aspek dalam gips terutama sifat sifatnya sehingga akan memudahkan dalam
memanipulasi, dan menghasilkan suatu hasil manipulasi yang maksimal. Dan untuk lebih
memahaminya maka perlu dilakukan suatu percobaan yang akan memperlihatkan cara
manipulasi gips yang benar serta pengaruh sifat sifatnya terhadap hasil manipulasi.
Bahan-bahan yang dipakai di bidang Kedokteran Gigi kebanyakan mempunyai berbagai
fungsi berdasarkan kegunaannya atau pemakaianya. Salah satunya adalah penggunaan Gips.
Gips dalam bidang ilmu material kedokteran gigi aplikasi bahan ini banyak sekali dijumpai, baik
untuk keperluan klinik maupun pekerjaan laboratorium. Dalam kedokteran gigi, gipsum dapat
dipergunakan sebagai:
 Model dan die
 Bahan cetak
 Mounting
 Packing
 Bahan tanam

Gipsum merupakan produk samping dari beberapa proses kimia. Gypsum yang
dihasilkan untuk tujuan kedokteran gigi adalah kalsium sulfat dihidrat ( CaSO4.2H2O )
murni. Produk gypsum dalam kedokteran gigi digunakan untuk membuat model studi dari
rongga mulut serta struktur maksilo fasial dan sebagai piranti penting untuk pekerjaan
laboratorium kedokteran gigi yang melibatkan pembuatan protesa gigi.
Saat ini penggunaan gypsum dalam kedokteran gigi telah meluas. Penggunaan
tersebut dapat diperlihatkan dalam pembuatan model gig tiruan. Selain itu kegunaan klinis
maupun laboratories yang lain yaitu untuk membuat model kerja maupun model studi
sehingga bahan gypsum ini harus mempunyai kekuatan tekan yang kuat agar tidak rusak
dalam pembuatan restorasi gigi tiruan. Di alam gypsum merupakan massa yang padat dan
berwarna abu-abu, merah atau coklat. Warna tersebut disebabkan adanya zat lain seperti
tanah liat, oksida besi, anhidrat, karbohidrat, sedikit SiO2 atau oksida lain.
Intial setting dan final setting pada gipsum sangat begantung dengan komposisi
powder dan liquid yang digunakan. Jika powder yang digunakan lebih banyak dalam artian
tidak seimbang dengan liquidnya maka gypsum tersebut akan dapat mencapai tahapan initial
setting yang lebih cepat.
Menurut Craig dkk (1987), sifat kimia gips adalah:
a. Solubility (daya larut) adalah banyaknya bagian dari suatu zat yang dilarutkan dengan
100 bagian pelarut pada temperatur dan tekanan tertentu yang dinyatakan dalam persen
berat/volume.
b. Setting time adalah waktu yang diperlukan gips untuk menjadi keras dan dihitung sejak
gips kontak dengan air.
Setting time terdapat dua tahap sebagai berikut :
1. Initial setting time: permulaan setting time dimana pada waktu itu campuran gips
dengan air sudah sudah tidak dapat lagi mengalir ke dalam cetakan. secara visual
ditandai dengan loss of gloss (hilangnya kemengkilatan/ timbulnya kemuraman).
Keadaan dimana gips tidak dapat hancur tapi masih dapat dipotong dengan pisau.
2. Final setting: waktu yang dibutuhkan oleh gips keras untuk bereaksi secara lengkap
dari kalsium sulfat dihidrat, meskipun reaksi dehidrasinya belum selesai. Tandanya
antara lain adalah kekerasan belum maksimum, kekuatannya belum maksimum dan
dapat dilepas dari cetakan tanpa distorsi atau patah.

Klasifikasi gips (ADA) spesifikasi nomor 25


1. Impression plaster (tipe I)
Impression plaster sekarang jarang digunakan dalam bidang kedokteran gigi dan bahan
ini digantikan dengan bahan yang tidak terlalu kaku dan material elastik impression
2. Model plaster (tipe II)
Model plaster biasanya digunakan untuk diagnostik cast dan artikulasi dari stone cast.
Produk ini secara tardisional diproduksi dalam warna putih untuk membedakannya
dengan dental stone.
3. Dental stone (tipe III)
Dental stone ideal untuk pembuatan model dari full atau partial denture, model ortodonsi
dan lain lain.Dental stone secara tradisional berwarana kuning atau putih
4. Dental stone, high strength (tipe IV)
Material tipe IV ini sering digunakan sebagai die stones karena cocok untuk pembuatan
pola dari malam dalam cast restoration
5. High strength, high expansion dental stone (tipe V)
Tambahan dalam klasifikasi ADA untuk material ini berkembang atas respon untuk
memenuhi kebutuhan akan kekuatan dan ekspansi gips yang lebih tinggi dibanding dental
stone. Material ini berwarna biru atau hijau dan paling banyak membutuhkan biaya
dibandingkan semua produk gips.
W/P ratio Gipsum
Gips plaster (w/p = 50/100) → 0,5
Gips stone (w/p = 30/100) → 0,3
Gips die stone (w/p = 24/100) → 0,24
Gipsum bonded investment (w/p = 35/100) → 0,35
PERGERASAN PRODUK GIPSUM
Reaksi 1 menggambarkan urutan pengapuran kalsium sulfat dihidrat untuk membentuk
kalsium sulfat hemihidrit, bahwa awal yang digunakan untuk membantu gypsum cor, model,
bahan tanam cor tertentu, dan plaster cetak. Reaksi ini dapat dibalikkan sebagai berikut:
1
(CaSO4)2. 2 H2O + 3 H2O →2CaSO4 . 2H2O + panas

Produk dari reaksi tersebut adalah gipum, dan panas yang terjadi dalam reaksi
eksotermik setara dengan panas yang digunakan sebelumnya dalam pengapuran. Semua
produk terbentuk selama pengapuran bereaksi dengan air untuk membentuk gypsum, tetapi
dengan tingkat berbeda. Misalnya, anhidrat heksagonal bereaksi amat cepat, sementara
reaksi ortorombik anhidrat memiliki kisi-kisi Kristal yang tersusun rapat dan lebih stabil.
BAB III
METODE KERJA

I. Waktu dan Tempat


Waktu : Jumat, 5 Juli 2019
12.30-14.10
Tempat : OSCE (ruang skill lab)

II. Alat dan Bahan


Alat dan bahan gipsum
a. Alat
- Bowl
- Spatula alginat
- Sonde
- Alat ukur waktu (Jam/HP)
- Vaseline
- Vibrator
- Jarum gillmore
- Alat ukur ekspansi gips (ekstensometer)
- Hardness tester
- Cetakan bentuk silinder
b. Bahan
- Dental plaster
- Dental stone
- Air

III. Prosedur Kerja


MANIPULASI GIPSUM
1. Manipulasi gipsum dilakukan menggunakan bowl karet dan spatula plastik
(spatula alginat). Bersihkan bowl dan spatula dari kotoran (sisa gipsum/alginat,
dll)
2. Takar gipsum dan air sesuai W/P ratio tipe gipsum yang dipergunakan
3. Masukkan air ke dalam bowl terlebih dahulu, kemudian tuang bubuk gipsum
secara perlahan, biarkan agar bubuk gipsum terbasahi oleh air selama 20 detik
4. Lakukan pencampuran menggunakan spatula dengan gerakan memutar (60 detik)
hingga adonan homogen. Kecepatan putaran sekitar 2 putaran tiap detik
5. Pengadukan di atas vibrator lebih disarankan agar adonan terbebas dari gelembung
udara yang terjebak
6. Adonan yang telah homogen segera dituang secara perlahan ke dalam cetakan
dengan cara mengaplikasikan adonan secara perlahan dari 1 sisi dan dibiarkan
mengalir, kemudian ditambahkan adonan berikutnya. Untuk mencegah gelembung
udara yang terjebak, aplikasi dilakukan di atas vibrator atau dilakukan
pengetukan perlahan

PROTAP SETTING TIME MENGGUNAKAN GILLMORE


1. Setting Time
a. Pengerasan awal (Initial setting)
 Catat waktu: Mulai saat adonan dituang kedalam cetakan hingga gips
tidak menempel jarum
 Cetakan diletakkan dibawah jarum gillmore dengan berat beban ¼ pound
dan penampang jarum 1/24 inchi.
 Tempelkan jarum Gillmore diatas permukaan gips kemudian angkat jarum
dan lepaskan jarum dengan gerakkan cepat.
 Angkat kembali jarum Gillmore lalu bersihkan ujung jarum dengan tissue
 Ulangi penusukkan dengan jarum setiap 30 detik sambil cetakkan
digerakkan memutar untuk mendapatkan daerah tusukkan yang berbeda.
 Lakukan hingga jarum tidak dapat menusuk permukaan gips atau
gips tidak menempel pada jarum.
b. Pengerasan akhir (Final setting)
 Catat waktu : Mulai saat cetakan gips dipindah ke bawah jarum berukuran
1/12 inchi dan beban 1 pound hingga jarum tidak dapat menusuk
permukaan gips.
 Setelah jarum gillmore dengan ukuran 1/24 inchi tidak dapat menusuk gips
lagi, maka cetakkan dipindah ke bawah jarum berukuran 1/12 inchi dan
beban 1 pound
 Tusukkan ujung jarum pada permukaan gips dengan gerakkan cepat dan
jarum diangkat kembali
 Bersihkan ujung jarum dengan tissue
 Ulangi tusukkan dengan jarum setiap 30 detik sambil cetakkan digerakkan
memutar untuk mendapatkan daerah tusukkan yang berbeda
 Lakukan hingga jarum tidak dapat menusuk permukaan gips atau gips tidak
menempel pada jarum.
Catatan:
Waktu setting: waktu mencampur + pengerasan awal + pengerasan akhir
Lakukan pencatatan suhu ruang dan kelembaban udara (humidity)

SETTING EXPANSION GIPSUM


Cara Kerja
Persiapan alat
1. Alat dan bahan yang akan digunakan untuk praktikum dipersiapkan
terlebih dahulu

Gambar Alat untuk praktikum mengukur setting ekspansi gipsum


2. Bagian dalam cetakan ekstensometer diulasi dengan vaselin secara merata
3. Alat uji ekstensometer disiapkan, kemudian dial indikator pada posisi
yang tepat dengan jarum menunjukkan ke angka nol

Pencampuran gipsum
1. Bubuk gipsum ditimbang sebanyak 50 gram dan air sebanyak 15 ml di
ukur dengan gelas ukur
Gambar Mengukur air
2. Air yang telah diukur dimasukkan ke dalam mangkuk karet (bowl)
terlebih dahulu, kemudian bubuk gipsum dimasukkan sedikit demi sedikit
ke dalam mangkuk karet (bowl) dan dibiarkan mengendap selama 30
detik untuk menghilangkan gelembung udara

Gambar Menuang gipsum ke dalam bowl


3. Campuran gipsum dan air diaduk sampai homogen menggunakan spatula
dengan gerakan memutar selama 1 menit/120 putaran, bersamaan dengan
itu mangkuk diputar secara perlahan-lahan
4. Adonan gipsum dituangkan ke dalam cetakan di atas vibrator dan vibrator
dihidupkan dengan kecepatan rendah untuk menghilangkan udara yang
terjebak, kemudian permukaan cetakan diratakan
Gambar Mengaduk adonan gipsum di atas vibrator
MENGUKUR SETTING EXPANSION
1. Adonan gipsum dituangkan ke dalam cetakan ekstensometer tanpa merubah
posisi cetakan pada jarum dial indikator, kemudian permukaan diratakan
dengan spatula gip

Gambar Meletakkan adonan gipsum ke dalam cetakan ekstensometer


2. Perubahan panjang cetakan gipsum pada alat ekstensometer diukur setiap 5
menit, kemudian melakukan pengamatan dan mencatat ekspansi yang
terjadi pada penunjuk micrometer di dial indicator selama 50 menit

Gambar Mengamati setting ekspansi


BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

I. Setting Time Gips Plaster dan Gips Stone


A. Hasil Pengamatan

Material Gips Putih / Dental Plaster Gips Biru / Dental Stone

Waktu Pencampuran 02.54 01.22


Initial Setting 10.21 04.56
Final Setting 19.22 15.12
Total Waktu Setting 30.15 20.08
Hardness 5’ : 058 5’ : 055,5
10’ : 059 10’ : 083
15’ : 063,5 15’ : 090
20’ : 065 20’ : 107

dst
dst
Perubahan Suhu 5’ : Terjadi perubahan suhu 5’ : -
10’ : Hangat 10’ : Mulai terjadi perubahan
suhu
15’ : Panas
15’ : Hangat
20’ : Tidak panas
20’ : Tidak panas

dst
dst

B. Pembahasan
- Pada pengamatan setting time dental plaster atau gips putih didapatkan hasil initial
setting selama 10 menit 21 detik, final setting 19 menit 22 detik sehingga total waktu
setting adalah 30 menit 15 detik. Selama pengamatan diukur tingkat kekerasan
gypsum dan tingkat kekerasan meningkat selama pertambahan waktu. Pada awal
setelah setting terjadi perubahan suhu meningkat sehingga gips menjadi hangat
kemudian menjadi tidak hangat kembali.
- Pada pengamatan setting time dental stone atau gips biru didapatkan hasil setting
initial setting time selama 4 menit 56 detik, final setting 15 menit 12 detik dan total
waktu setting adalah 20 menit 8 detik. Setelah setting dilakukan pengukuran surface
hardness dan hasilnya tingkat kekerasan meningkat selama pertambahan waktu. Pada
saat setting 5 menit awal belum ada perubahan suhu kemudian ada perubahan suhu
hangat tetapi hanya sebentar dan kemudian suhu kembali normal.

II. Setting Expansion pada Dental Stone dan Dental Plaster


A. Hasil Pengamatan

Ekspansi
Waktu
Dental Plaster Dental Stone
5’ 0,04 0
10’ 0,09 0
15’ 0,1 0,01
20’ 0,1 0,017

25’ 0,1 0,019


30’ 0,1 0,02

Pembahasan
Pada pengamatan setting expansion dental plaster setelah 5 menit tejadi peruban ekspansi dari
0 menjadi 0,04 mm. setelah 10 menit ekspansi kembali berubah menjadi 0,09 mm dan
mengalami peningkatan lagi setelah 15 menit menjadi 0,1 mm. pada menit ke 20 – 30 tidak lagi
tejadi perubahan ekspansi. Ekspansi tetap pada angka 0,1.
Pada pengamatansetting expansion dental stone pada 5 menit pertama hasil tetap pada angka
0 hingga pada menit ke 15 baru terjadi perubahan menjadi 0,01 mm. 5 menit berikutnya
berubah kembali menjadi angka 0,017 mm dan terus meningkat hingga menit ke 30 menjadi
0,02mm.
III. Pengaruh W/P Ratio pada Dental Stone
A. Hasil Pengamatan

W/P ratio Total Setting Time Surface Hardness


0,3 20.03 055,5
0,2 15.57 063,5

B. Pembahasan
- Pada pengamatan pengaruh W/P ratio pada setting dental stone dimulai dengan ratio
0,3 didapatkan total setting time yaitu 20 menit 3 detik. Setelah setting kemudian
diukur tingkat kekerasannya yaitu 055,5.
- Kemudian dilakukan pengamatan kembahi pada dental stone dengan W/P ratio 0,2
didapatkan waktu total setting time 15 menit 57 detik. Setelah setting diukur tingkat
kekerasannya adalah 063,5.
KESIMPULAN

 Pada pengamatan setting time dental plaster dan dental stone apabila dibandingkan waktu
setting time dental stone lebih cepat apabila dibandingkan dengan dental plaster. Hasil
surface hardness tes yang dilakukan juga menunjukkan dental stone lebih tinggi
kekuatannya dibandingkan dengan dental plaster. Namun pada saat setting time dental
plaster lebih banyak menghasilkan perubahan suhu berupa panas jika dibandingkan
dengan dental stone
 Pada pengamatan setting expansion dental plaster lebih cepat mengalami setting
expansion daripada dental stone. Perubahan setting expansion pada dental stone mulai
meningkat pada menit ke 15 dan masih terus meningkat pada menit ke 30. Pada dental
plaster perubahan setting expansion sudah mulai terjadi pada menit ke 5. Namun pada
menit ke 15 – 30 sudah tidak lagi mengalami perubahan ekspansi.
 Pada pengamatan pengaruh W/P ratio pada setting time dental stone semakin kental
konsistensi dental stone semakin cepat waktu setting time yang terjadi dan tingkat
kekerasannya pun lebih tinggi dari campuran yang memiliki konsistensi lebih encer
DAFTAR PUSTAKA
Annusavice, Kenneth J 2003. Phillip’s Science of Dental Materials 11th ed. Jakarta : EGC.

Anusavice, KJ. 2012. Philip’s Science of Dental Materials. Edisi 12. AS : Saunders

Combe, E.C. 1992. Sari Dental Material. Jakarta: Balai Pustaka

Sakaguchi, RL, Powers, JM. 2012. Craig’s Restorative Dental Material. Edisi 13. AS ; Mosby.

Anda mungkin juga menyukai