Anda di halaman 1dari 13

M AKALAH

F ILSAFAT I LMU

Oleh:

Kelompok I
RISKA FITA SETYANA
RISSA ANANDITA

FAKULTAS EKONOMIKA DAN BISNIS


MAGISTER AKUNTANSI
UNIVERSITAS DIPONEGORO
SEMARANG
2016
P ENDAHULUAN
Ia adalah pangkal pengetahuan, ilmu dari segala ilmu. Ia pula melahirkan berbagai
disiplin
ilmu. Namun, ia juga telah dikecam menyeret manusia menjadi ateisme, hingga ada
yang
melarang menyelami dan mempelajarinya, bahkan sampai ada yang mengharamkan. Tidak
jarang pula, dari rahimnya telah banyak melahirkan tokoh-tokoh dunia yang
pemikirannya
lurus dan cemerlang. Ia menembus, menerobos batas-batas dimensi fisik, ia ingin
melihat
pengetahuan dibalik pengetahuan. Pendeknya, ia adalah pengguncang dunia pemikiran.
Ia
biasa disebut dengan “Filsafat”.

Sejauh ini, filsafat bagi sementara orang kurang diminati. Jarang kebanyakan orang
benarbenar bergelut dalam dunia filsafat. Biasanya orang yang berkecimpung kedalam
pemikiran
filsafat, ia acap kali mendapat predikat elite, bukan elite dari segi materi,
melainkan elite
secara pemikiran. Apa sebab filsafat tidak begitu diminati dan diakrabi, Dengan
lain kata,
filsafat masih ”dianggap” tabu?. Tuduhan mempelajari dan memasuki alam pikir
filsafat seringkali hanya berkutat di dunia pemikiran semata, dianggap buang-buang
waktu
dan tidak jarang membuat seseorang menjadi gila, teralienasi dan menyusuri jalan-
jalan sunyi
kehidupan (soliter). Orang kebanyakan an sich lebih tertarik mempelajari,
kedokteran,
ekonomi, fisika, hukum maupun pendidikan, mengingat aplikasi dan orientasi kerjanya
jelas,
padahal filsafat adalah embrio dari segala ilmu.

Pertanyaan nakal akan segera muncul, kenapa filsafat banyak yang menduga dapat
membawa
manusia dalam kegilaan dan kesesatan?. Pertanyaan itu selalu terngiang ditelinga
bagi orang
yang mula-mula ingin memasuki dunia filsafat, walaupun sebenarnya pertanyaan itu
tidak
dapat dipertanggung jawabkan. Namun demikian, pertanyaan itu muncul bukan tanpa
alasan,
karena dilihat dari sejarah ada filsuf yang gila dan ateis. Disaat itu pula Syaikh
Abu An-Nur
al-Mawzun mengatakan bahwa filsafat itu samudera, bukan sembarang samudera.
Orangorang yang mengurainya sebatas tepian, dan pantai-pantainya, akan menemui
bahaya dan
kesesatan. Namun mereka akan memperoleh keamanan dan keimanan apabila sampai
ditengah-tengahnya atau bagian-bagiannya yang dalam.

1
P EMBAHASAN
A.

MANUSIA DAN HASRAT INGIN TAHU

Manusia mempunyai pengetahuan, binatang dan tumbuhan pun juga memiliki pengetahuan.
Bagaimana dengan malaikat? Jelas Malaikat pun juga mempunyai pengetahuan. Lalu apa
bedanya manusia dengan makhluk Tuhan yang lain? Bedanya, jika pada makhluk selain
manusia pengetahuannya bersifat statis, dari masa ke masa seperti itu saja. Sejak
zaman
purba hingga sekarang burung dan lebah jika membuat sarang atau rumah tidak
mengalami
perubahan. Sarang lebah dari zaman dahulu hingga sekarang ya seperi kita lihat saat
ini.
Tetapi pengetahuan yang dimiliki manusia bersifat dinamis, terus berkembang dari
zaman ke
zaman, karena manusia mempunyai kemampuan mencerna pengalaman, merenung,
merefleksikan, dan meneliti dalam upaya memahami lingkungan.

Kemampuan-kemampuan yang dimiliki manusia disebabkan manusia dibekali akal dan


ratio
oleh Tuhan dalam rangka berfikir. Dengan akalnya manusia memiliki rasa ingin tahu.
Manusia mempertanyakan hal-hal yang dipikirkannya dan mencari segala bentuk jawaban
dari apa yang dipikirkannya. Proses mencari jawaban atas pertanyaan pertanyaan yang
muncul inilah yang disebut dengan proses berfikir.

Menurut Francis Bacon akal manusia mempunyai tiga macam daya :


1.

Ingatan menciptakan sejarah

2.

Imajinasi menciptakan puisi

3.

Pikiran menciptakan filsafat, filsafat sendiri dibagi menjadi 3 yaitu filsafat


tentang
tuhan atau teologi, filsafat tentang alam atau kosmologi, dan filsafat tentang
manusia /
antropologi.

B.

PENGERTIAN DAN DEFINISI FILSAFAT

1.

Secara Etimologi
Istilah filsafat di dalam Bahasa Indonesia, memiliki padanan dengan istilah
falsafah
(Arab), Philosophy (Inggris), dan philosophie (Belanda, Jerman, dan Prancis). Semua

2
istilah tersebut secara etimologi mempunyai asal kata yang sama, yaitu dalam kata
Yunani, philosophia. Philosophia berasal dari kata philein yang berarti mencintai
(to
love), dan kata sophos yang berarti bijaksana (wise); atau dari kata philos yang
berarti
teman (friend) dan kata Sophia yang berarti bijaksana (wisdom). Sehingga filsafat
dapat diartikan sebagai “mencintai hal-hal yang sifatnya bijaksana” atau “teman
kebijaksanaan”.

2.

Secara Terminologi
Secara terminologi atau istilah, filsafat memiliki banyak definisi tentang
pengertian
filsafat. Karena itu, ada yang menyebutkan jika jumlah konsep dan definisi filsafat
itu
sebanyak jumlah filosof atau ahli filsafat itu sendiri. Dalam berbagai perspektif
yang
berbeda-beda namun diusahakan untuk saling melengkapi. Karena setiap perspektif
pasti memiliki kekurangan dan kelebihan.
a.

Para filosof pra-Sokratik.


Filsafat di sini memusatkan pada arkhe, yakni awal mula kehidupan dan asalusul alam
semesta. Lalu berusa menjawab dengan logos dan rasio tanpa
melihat kembali mitos yang ada. Maka, filsafat adalah ilmu yang berupaya
untuk memahami hakikat alam dan realitas dengan mengandalkan akal budi.

b.

Plato
Filsafat adalah ilmu pengetahuan yang berusaha meraih kebenaran yang asali
dan murni. Dan filsafat adalah penyelidikan tentang sebab-sebab dan asas-asas
yang paling akhir dari segala sesuatu yang ada.

c.

Aristoteles
Filsafat adalah ilmu pengetahuan yang senantiasa berupaya mencari prinsipprinsip
dan penyebab-penyebab realitas yang ada.

d.

Rene Descartes
Filsafat

adalah

himpunan

dari

segala

pengetahuan

yang

pangkal
penyelidikannya adalah Tuhan, alam, dan manusia.
e.

Willian James
Filsafat adalah suatu upaya yang luar biasa hebat untuk berfikir yang jelas dan
terang.

f.

R.F Beerling

3
Filsafat adalah mempertanyakan tentang seluruh kenyataan atau tentang
hakikat, asas, prinsip, dari kenyataan
g.

Louis O. Kattsoff
Filsafat merupakan suatu analisis secara hati-hati terhadap penalaranpenalaran
mengenai suatu masalah dan penyusunan secara sengaja serta
sistematik suatu sudut pandang menjadi dasar suatu tindakan

h.

Poedjawijatno
Filsafat adalah ilmu (tentang segala sesuatu) yang menyelidiki keterangan
atau sebab yang sedalam-dalamnya

i.

Harold H. Titus
Filsafat adalah sekumpulan sikap dan kepercayaan terhadap kehidupan
dan alam yang biasanya diterima secara tidak kritis
Filsafat adalah suatu proses kritik atau pemikiran terhadap keprcayaan
dan sikap yangdijunjung tinggi
Filsafat adalah usaha untuk memperoleh suatu pandangan keseluruhan
Filsafat adalah analisis logis dari bahasa dan penjelasan tentang arti
kata dan pengertian
Filsafat adalah kumpulan masalah yang mendapat perhatian manusia
dan yang dicarikan jawabanya oleh ahli filsafat

j.

Sidi Gazalba
Filsafat adalah sistem kebenaran tentang segala sesuatu yang dipersoalkan
sebagai hasil dari berfikir secara radikal, sistematis, dan universal

k.

Lorens Bagus
Upaya spekulatif untuk menyajikan suatu pandangan sistematik dan
lengkap tentang seluruh realitas
Upaya untuk melukiskan hakikat realitas akhir dan dasar serta nyata
Upaya untuk mewujudkan batas-batas dan jangkauan pengetahuan :
sumbernya, hakikatnya, keabsahanya, dan nilainya
Penyelidikan kritis atas pengandaian-pengandaian dan pernyatanpernyataan yang
diajukan oleh berbagai bidang pengetahuan
Disiplin ilmu yang berupaya membantu manusia melihat apa yang
dikatakan dan mengatakan apa yang manusia lihat

4
Dari berbagai definisi diatas dapat ditarik kesimpulan Filsafat adalah proses
berfikir
secara radikal, sistematik, dan universal terhadap segala yang ada dan mungkin ada.

C.

OBJEK FILSAFAT

Dibagi menjadi dua, yaitu :


1.

Objek material ialah segala sesuatu yang menjadi masalah, segala sesuatu yang
dimasalahkan oleh fisafat

2.

Objek formal ialah usaha untu mencari keterangan secara radikal (sedalam-dalamnya
sampai ke akarnya) tentang objek material filsafat

D.

FUNGSI FILSAFAT

Yaitu untuk menyelamatkan manusia dari kesesatan hidup menghadapi pengaruh-pengaruh


kemajuan dan gaya hidup materialisme, melepaskan kungkungan kegelisahan dan
ketidakbermaknaaan.

E.

CIRI-CIRI BERFIKIR FILSAFAT

1.

Berpikir Radikal
Berfilsafat berarti berpikir secara radikal. Filsuf adalah pemikir yang radikal.
Karena
berpikir secara radikal, ia tidak akan pernah terpaku hanya pada fenomena entitas
tertentu. Keradikalan berpikirnya itu akan senantiasa mengobarkan hasratnya untuk
menemukan akar seluruh kenyataan. Akar realitas begitu penting bagi filsuf, tidak
lain
karena bagi seorang filsuf, hanya apabila akar realita itu telah ditemukan maka
segala
sesuatu yang tumbuh diatas akar itu akan mudah dipahami.

2.

Mencari Asas
Filsafat bukan hanya mengacu kepada bagian tertentu dari realitas, melainkan kepada
keseluruhannya. Dalam memandang keseluruhan realitas, filsafat senantiasa berupaya
mencari asas yang paling hakiki dari keseluruhan realitas. Para filsuf Yunani yang
terkenal sebagai filsuf-filsuf alam mulai mencari asal usul asas pertama alam
semesta.
Thales mengatakan bahwa asas pertama alam semesta itu adalah air. Anaximandros

5
mengatakan To Aperion (yang tidak terbatas), dan Anaximenes mengatakan udara.
Sementara Empedocles menyatakan ada empat (akar segala sesuatu) yang membentuk
realitas alam semesta, yaitu api, udara, tanah, dan air.

3.

Memburu Kebenaran
Filsuf adalah pemburu kebenaran. Kebenaran yang diburunya adalah kebenaran
hakiki tentang seluruh realitas dan setiap hal yang dapat dipersoalkan. Oleh sebab
itu,
dapat dikatakan bahwa berfilsafat berarti memburu kebenaran tentang segala sesuatu.
Untuk memperoleh kebenaran yang sungguh-sungguh dapat dipertanggungjawabkan,
setiap kebenaran yang telah diraih harus senantiasa terbuka untuk dipersoalkan
kembali dan diuji demi meraih kebenaran yang lebih pasti.

4.

Mencari Kejelasan
Salah satu penyebab lahirnya filsafat ialah keraguan. Untuk menghilangkan keraguan
diperlukan kejelasan. Mengejar kejelasan berarti harus berjuang dengan gigih untuk
mengeliminasi segala sesuatu yang tidak jelas, yang kabur, dan yang gelap, bahkan
juga yang serba rahasia dan berupa teka-teki.

5.

Berpikir Rasional
Berpikir secara radikal, mencari asas, memburu kebenaran, dan mencari kejelasan
tidak mungkin dapat berhasil dengan baik tanpa berpikir secara rasional. Berpikir
secara rasional berarti logis, sistematis, dan kritis. Tanpa berpikir yang
logissistematis

dan

koheren,

tak

mungkin

diraih

kebenaran

yang

dapat

dipertanggungjawabkan.

F.

KEGUNAAN FILSAFAT

1.

Ilmu Pengetahuan
Tatkala filsafat lahir dan mulai tumbuh, para pemikir yang terkenal sebagai filsuf
adalah juga ilmuwan. Para filsuf pada masa itu adalah ahli-ahli matematika,
astronomi, ilmu bumi, dan berbagai ilmu pengetahuan lainnya. Bagi mereka, ilmu
pengetahuan itu adalah filsafat, dan filsafat adalah ilmu pengetahuan. Dengan
demikian, jelas terlihat bahwa pada mulanya filsafat mencakup keseluruhan ilmu
pengetahuan.

6
Pada saat yang sama, filsafat juga telah berhasil mengembangkan cara berpikir
rasional, luas dan mendalam, teratur dan terang, integral dan koheren, metodis dan
sistematis, logis. Kritis, dan analitis. Karena itu, ilmu pengetahuan pun semakain
bertumbuh subur dan menjadi dewasa. Itulah sebabnya filsafat disebut sebagai mater
scientiarum atau induk segala ilmu pengetahuan.

Ilmu pengetahuan membutuhkan bantuan dari sesuatu yang bersifat tak terbatas yang
sanggup menguji kebenaran prinsip-prinsip yang melandasi ilmu pengetahuan. Dan
hal itu hanya dapat dilakukan oleh filsafat, sang induk segala ilmu pengetahuan.

2.

Dalam Kehidupan Sehari-hari


Keabstrakan filsafat tidak berarti bahwa filsafat itu tak memiliki hubungan apa pun
dengan kehidupan nyata sehari-hari. Contohnya, kendati tidak memberi pentunjuk
praktis tentang bagaimana bagunan yang artistic dan elok, filsafat sanggup membantu
manuasia dengan member pemahaman tentang apa itu artistic dan elok dalam
kearsitekturan sehingga bisa menjadi standar nilai keindahan dalam pekerjaan
pembangunan.

3.

Cabang-Cabang Filsafat
Setiap ahli filsafat mempunyai pembagian filsafat yang berbeda-beda. Berikut ini
ditampilkan beberapa klasifikasi cabang-cabang filsafat.
a)

M.J. Langeveld :
Lingkungan masalah-masalah keadaan (metafisika manusia, alam, dan
segala ciptaan Tuhan).
Lingkungan masalah-masalah pengetahuan (teori kebenaran, teori
pengetahuan, dan logika).
Lingkungan masalah-masalah nilai (teori nilai, etika, estetika, moral,
yang bernilai religi).

b)

De Vos, dalam E.N.S.I.E (Eerste Nederlandse Systematich Ingeriche


Encyclopaedie) :
Metafisika
Logika
Ajaran tentang ilmu pengetahuan
7
Filsafat alam
Filsafat kebudayaan
Filsafat sejarah
Etika
Estetika
Antropologi
c)

Alburey Castell :
Masalah teologis
Masalah metafisika
Masalah epitemologi
Masalah etika
Masalah politik
Masalah sejarah

d)

Will Durrant :
Logika
Estetika
Etika
Politika
Metafisika

e)

Aristoteles :
Filsafat spekulatif atau teoritis. Termasuk bidang ini adalah fisika,
metafisika, biopsikologi, dan sebagainya.
Filsafat praktika. Termasuk bidang ini adalah etika dan politik.
Filsafat produktif. Termasuk bidang ini adalah kritik sastra, retorika,
dan estetika.

Pada umumnya filsafat dibagi kedalam enam bidang studi, yaitu:


a)

Epistemologi. Epistemologi adalah filsafat tentang ilmu pengetahuan yang


mempersoalkan sumber, asal mula, dan jangkuan; serta validitas dan reabilitas
dari berbagai klaim terhadap pengetahuan.

b)

Metafisika. Metafisika terdiri dari ontology, kosmologi, teologi metafisik, dan


antropologi.

8
c)

Logika. Logika adalah studi tentang metode berpikir dan metode penelitian
ideal.

d)

Etika. Etika adalah studi tentang tingkah laku yang ideal.

e)

Estetika. Estetika adalah studi tentang bentuk ideal dan keindahan.

f)

Filsafat-filsafat khusus atau filsafat tentang berbagai disiplin seperti filsafat


hukum, filsafat sejarah, filsafat alam, filsafat agama, filsafat manuasia, filsafat
pendidikan, dan sebagainya.

Anda mungkin juga menyukai