Anda di halaman 1dari 9

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kalkulus Vektor/Vector Calculus (atau sering disebut Analisis Vektor) dalam

matematika adalah salah satu cabang ilmu yang mempelajari analisis riil dari vektor

dalam dua atau lebih dimensi. Cabang ilmu ini sangat berguna bagi para insinyur dan

fisikawan dalam menyelasikan masalah karena mengandung teknik-teknik dalam

menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan vektor.

Salah satu fokus dari kalkulus vektor adalah permasalahan bidang skalar, dimana

terdapat suatu nilai dalam setiap titik dalam ruang. Kalkulus vektor melingkupi

operasi vektor, diferensial vektor, integral vektor, dan teorema-teorema yang

berhubungan dengan operasi nabla.

Nabla (atau del) adalah salah satu operator yang digunakan dalam kalkulus

vektor. Dinotasikan secara matematika sebagai “”. Terdapat empat operasi penting

dalam kalkulus vektor berhubungan dengan operator ini, yaitu: Gradien, Divergensi,

Curl, Laplacian. (Wikipedia: 2013).


2

Berdasarkan salah satu dari empat operasi penting dalam kalkulus vector yaitu

Divergansi-lah yang membuat penulis tertarik untuk membuat sebuah penulisan

dengan judul “Teorema Divergansi Gauss”.

B. Rumusan Masalah

Dari latar belakang diatas maka rumusan masalahnya yaitu : bagaimana Teorema

Divergensi Gauss?

C. Tujuan Penulisan

Tujuan penulisan adalah untuk mengetahui tentang Teorema Divergensi Gauss.

D. Manfaat Penulisan

Manfaat penulisan adalah untuk memperluas pengetahuan memngenai Teorema

Divergensi Gauss.

E. Penjelasan Istilah

Agar tidak terjadi salah penasiran pada judul, maka penulis memberikan penjelasan

beberapa istilah sebagai berikut :


3

1) Teorema divergensi

Teorema Divergensi menghubungkan integral luasan pada permukaan yang

menutupi volume dengan interal lipat tiga pada volume tertutup (Astuti, thn :

1).

2) Teorema Gauss

Teorema divergensi Gauss adalah :

𝜕𝑀 𝜕𝑁 𝜕𝑃
∬(𝑀 cos  + 𝑁 cos  + 𝑃 cos ) 𝑑𝑆 = ∭ ( + + ) 𝑑𝑉
𝜕𝑥 𝜕𝑦 𝜕𝑧
𝜕𝑆 𝑠
4

BAB II

PEMBAHASAN

A. Teorema Divergensi

Fluks listrik yang dipancarkan dari suatu permukaan tertutup dengan luas

permukaan tertentu adalah sama dengan muatan listrik yang dicakup oleh permukaan

tertutup itu sehingga satuan dari fluks listrik adalah sama dengan satuan muatan

listrik. Fluks listrik yang dipancarkan dari suatu permukaan tertutup seluas S dapat

dihitung dengan menggunakan hukum Gauss.

Formula hukum Gauss ini dapat dikembangkan menjadi teorema divergensi yang

mengubah bentuk integral permukaan tertutup menjadi integral volume. Dalam hal ini

diperlukan divergensi dari vector rapat fluks D yang ditampilkan dalam system

koordinat kartesian, silinder, atau bola, sesuai dengan persoalan yang ditemukan di

lapangan. Dari teorema divergensi dapat diperoleh formula untuk mendapatkan

muatan ruang didalam satu kubus atau bola (Fina, thn :1). Teorema divergensi

menghubungkan integral luasan pada permukaan yang menutupi volume dengan

interal lipat tiga pada volume tertutup (Astuti, thn : 1).

Teorema Green, Gaus dan Stokes menghubungkan suatu intnegral atas suatu

himpunan S ke integral lain atas perbatasan S. untuk menekankan keserupaan dalam


5

teorema-teorema ini, kita perkenalkan lambang penulisan S untuk menggantikan

perbatasan S. Jadi, suatu bentuk teorema Green dapat dituliskan sebagai :

∮ 𝐅 . 𝐧 𝑑𝑆 = ∬ div 𝐅 𝑑𝐴
𝜕𝑆 𝑆

Persamaan ini mengatakan bahwa fluks F yang melewati perbatasan S dari daerah

bidang tertutup terbatas S sama dengan integral ganda dari div F atas daerah tersebut

(Purcell: 2010).

B. Teorema Gauss

Definisi (Purcell: 2010) :

Misalkan S suatu benda pejal tertutup dan terbatas

pada ruang dimensi tiga yang secara lengkap dicakup

oleh suatu permukaan mulus sepotong-sepotong S

(gambar 1). Dengan F = Mi + Nj + Pk berupa medan

vector sedemikian sehingga M, N, P mempunyai turunan-turunan parsial pertama

yang kontinu pada benda pejal S dan batasnya S. Jika n menyatakan normal satuan

sebelah luar terhadap S, maka :


6

∬ 𝐅 . 𝐧 𝑑𝑆 = ∭ div 𝐅 𝑑𝑉
𝜕𝑆 𝑆

Penerapan dan pembuktian untuk menyatakan kesimpulan terhadap teorema Gauss

dalam bentuk Cartesiusnya (bukan vector) merupakan hal yang penting. Sehingga

dapat dituliskan

n = cos α i + cos βj + cos γk

dengan , , dan  adalah sudut-sudut arah untuk n. Jadi :

F . n = M cos  + N cos  + P cos 

Sehingga rumus Gauss menjadi :

𝜕𝑀 𝜕𝑁 𝜕𝑃
∬(𝑀 cos  + 𝑁 cos  + 𝑃 cos ) 𝑑𝑆 = ∭ ( + + ) 𝑑𝑉
𝜕𝑥 𝜕𝑦 𝜕𝑧
𝜕𝑆 𝑠

Bukti (Lukman: thn):

Kasus dengan daerah S adalah sederhana x, sederhana y, dan sederhana z. Akan cukup

untuk menunjukan bahwa :

𝜕𝑀
∬ 𝑀 cos α 𝑑𝑆 = ∭ 𝑑𝑉
𝜕𝑥
𝜕𝑆 𝑠
7

𝜕𝑁
∬ 𝑁 cos β 𝑑𝑆 = ∭ 𝑑𝑉
𝜕𝑦
𝜕𝑆 𝑠

𝜕𝑃
∬ 𝑃 cos γ 𝑑𝑆 = ∭ 𝑑𝑉
𝜕𝑧
𝜕𝑆 𝑠

Cukup membuktikan yang ketiga, karena yang lain serupa.

Karena S adalah z sederhana, maka S dapat

dijelaskan oleh f1 (x,y)  z  f2 (x,y). Seperti pada

(gambar 2), S terdiri dari tiga bagian; S1 yang

berpadanan dengan z = f1 (x,y) ; S2 yang

berpadanan dengan z = f2 (x,y) ; dan permukaan

samping S3 yang boleh kosong. Pada S3 cos  =

cos 90 = 0, sehingga dapat diabaikan.

∬ 𝑃 cos  𝑑𝑆 = ∬ 𝑃 (𝑥, 𝑦, 𝑓2 (𝑥, 𝑦)) 𝑑𝑥 𝑑𝑦


𝑆1 𝑅

∬ 𝑃 cos  𝑑𝑆 = − ∬ 𝑃 (𝑥, 𝑦, 𝑓1 (𝑥, 𝑦)) 𝑑𝑥 𝑑𝑦


𝑆2 𝑅

Jadi,
8

∬ 𝑃 cos  𝑑𝑆 = ∬[𝑃 (𝑥, 𝑦, 𝑓2 (𝑥, 𝑦)) − 𝑃(𝑥, 𝑦, 𝑓1(𝑥, 𝑦))] 𝑑𝑥 𝑑𝑦


𝜕𝑆 𝑅

𝑓2(𝑥,𝑦)
𝜕𝑃 𝜕𝑃
= ∬ [∫ 𝑑𝑧] 𝑑𝑥 𝑑𝑦 = ∭ 𝑑𝑉
𝑓1(𝑥,𝑦) 𝜕𝑧 𝜕𝑧
𝑅 𝑆

C. Contoh Soal

Periksa kebenaran teorema Gauss untuk F = xi + yj + zk dan S = {(x,y,z) : x² + y² + z²

 a²} dengan secara bebas menghitung :

1) ∬𝜕𝑆 𝐅 . 𝐧 𝑑𝑆

2) ∭𝑆 div 𝐅 𝑑𝑉

Penyelesaian :

1) Pada S, n = (xi + yj + zk)/a, dengan demikian F.n = (x² + y² + z²)/a = a.

Jadi,

∬ 𝐅 . 𝐧 𝑑𝑆 = 𝑎 ∬ = 𝑎 ( 4𝜋𝑎2 ) = 4𝜋𝑎³
𝜕𝑆 𝜕𝑆

2) Oleh karena div F = 3, maka :

4𝜋𝑎²
∭𝑆 div 𝐅 𝑑𝑉 = 3 ∭𝑆 𝑑𝑉 = 3 ( 3
) = 4𝜋𝑎³
9

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

1) Teorema Green dapat dituliskan sebagai :

∮ 𝐅 . 𝐧 𝑑𝑆 = ∬ div 𝐅 𝑑𝐴
𝜕𝑆 𝑆

2) Teorema divergensi Gauss

𝜕𝑀 𝜕𝑁 𝜕𝑃
∬(𝑀 cos  + 𝑁 cos  + 𝑃 cos ) 𝑑𝑆 = ∭ ( + + ) 𝑑𝑉
𝜕𝑥 𝜕𝑦 𝜕𝑧
𝜕𝑆 𝑠

B. Saran

Dengan menggunakan teorema Divergensi Gauss ini diharapkan agar dapat

dikembangkan dan di aplikasikan penerapannya.

Anda mungkin juga menyukai