TUJUAN
KHUSMEDI 1
1701031001
BAB II
TEORI DASAR
Seven segment (7-seg) tidak asing lagi, yang sering dijumpai pada kehidupan
sehari-hari, seperti pada jam tangan, jam dinding, mesin cuci, serta alat-alat
elektronik lainnya. Walaupun bisa dikatakan bahwa 7-seg merupakan tampilan
yang sudah lama ada, akan tetapi trent penggunaannya tidak bisa digantikan
dengan tampilan lain. Hal inilah yang menjadikan 7-seg tetap masih
dipertahankan sebagai salah satu tampila pada segala jenis alat-alat elektronik.
Pada dasrnya 7-seg terdiri dari 7 buah LED yang dirangkai menjadi satu,
sehingga dapat membentuk angka-angka 0 -9. Pada perkembangannya 7-seg
ditambahkan satu bagian lagi sebagai tanda titik (dot point). Bedasarkan standar
penamaan setiap bagian pada 7-seg dapat dituliskan dengan ilustrasi sebagai
berikut :
7-seg terdiri dari dua jenis atau tipe yang beredar di pasaran, yaitu Common
Anode dan Common Catode. Common memiliki terjemahan bersama, artinya
salah satu kutub pada 7-seg dijadikan menjadi satu, atau dapat dikatakan satu kaki
7-seg dipakai bersama dengan jenis kutub yang sejenis. Pengetahuan akan
common pada setiap pengguanaan 7-seg sangatlah penting, dikarenakan berkaitan
dengan cara untuk menghidupkannya adalah active high atau active low. Secera
skematik dua jenis tersebut daapat digambarkan sebagai berikut :
KHUSMEDI 2
1701031001
Secara program untuk menghidupkan 7-seg seperti halnya menghidupkan 8
buah LED. Pengaturan port sebagai keluaran dengan nilai keluaran sesuai dengan
common 7-seg yang dipakai. Berikut tabel daftar data keluaran untuk
menghidupkan 7-seg :
KHUSMEDI 3
1701031001
Pengaksesan 7-seg dapat dilakukan dengan data hexa atau biner seperti pada
tabel diatas. Untuk menghidupkan 7-seg common anode maka dibutuhkan sinyal
keluaran rendah (active low) sedangkan untuk menghidupkan common catode
dibutuhkan sinyal keluaran tinggi (active high). Pada tabel diatas segment dp (dot
point) tidak diaktifkan. Segment ini dipakai untuk fungsi bilangan-bilangan
tertentu, seperti penanda ribuan, pecahan, decimal, dan masih banyak lainnya.
Sebenarnya untuk menampilkan pada dua 7-seg atau lebih dengan tampilan
data yang berbeda antara 7-seg satu dengan yang lain, dihidupkan secara
bergantian dan bersamaan data yang akan ditampilkan. Penampilan data dapat
dilakukan dengan kecepatan tinggi dalam orde mili detik, sehingga mata akan
terkelabuhi yang terlihat bahwa tampilan 7-seg dua digit atau lebih nyala
bersamaan. Pada teknik penyalaan 7-seg dua digit atau lebih dikenal dua istilah,
yaitu jalur data (port data) dan jalur kontrol (port control). Jalur data merupakan
jalur dimana data-data biner atau hexa dikirim untuk menampilkan karakter poada
7-seg. Sedangkan jalur kontrol merupakan kendali untuk memilih 7-seg mana
yang akan dinyalakan sesuai dengan data yang ingin ditampilkan.
KHUSMEDI 4
1701031001
Pada jalur kontrol bisa terhubung langsung dari mikrokontroller ke 7-seg atau
melalui transistor, keduanya berfungsi sebagai saklar yang digunakan untuk
memilih 7-seg mana yang akan dihidupkan. Berikut secara ilustarasi dari pada
jalur kontrol dan jalur data :
KHUSMEDI 5
1701031001
BAB III
KHUSMEDI 6
1701031001
BAB IV
GAMBAR RANGKAIAN
KHUSMEDI 7
1701031001
BAB V
LANGKAH KERJA
KHUSMEDI 8
1701031001
BAB VI
ANALISA
Setelah melakukan praktikum ini, maka dapat dibuat sebuah analisa yaitu:
Kami membuat sebuah rangkaian Proteus dan program CVAVR sesuai dengan
perintah pada job sheet, mulai dari tugas C1 sampai dengan tugas F2. Berikut
penjelasannya :
Untuk semua tugas dari C1 sampai F2, menggunakan satu buah rangkaian proteus
diatas. Pada percobaan ini, program dibuat menggunakan dua buah port yang
tersambung pada komponen Seven Segment, dan pada rangkaian kami terletak
pada Port C sebagai input dan Port D sebagai output nya untuk menghasilkan
angka yang diinginkan, angka-angka dapat muncul karena menggunakan sistem
bilangan biner atau bilangan hexa.
- Program C1
Program menampilkan angka 5 pada 1 buah 7 segment (Common Anode)
KHUSMEDI 9
1701031001
Untuk menghasilkan angka 5 dari salah satu seven segment yang terpasang,
dengan menggunakan bilangan binner 0b10010010 dan untuk outpunya terletak
pada Port D.
- Program C2
Program menampilkan angka 0 sampai dengan 9 pada 1 buah 7 segment
(Common Anode)
KHUSMEDI 10
1701031001
Sama seperti pada program C1, menggunakan sistem bilangan binner dan
outputnya dari Port D dan perhitungan 0 sampai 9 disebut Counter Up.
KHUSMEDI 11
1701031001
Latihan Mandiri
- Program D1
Program untuk menampilkan Counter Down dengan satu buah 7-segment
Common Anode
Pada percobaan D1, sama halnya dengan percobaan C2 hanya saja disini
menggunakan sistem Counter Down dimana perhitungan yang muncul atau angka
dimulai dari angka 9 sampai 0.
KHUSMEDI 12
1701031001
- Program D2
Program untuk menampilkan Counter Up 0 – 9, kemudian menjadi
Counter Down 9 – 0 secara otomatis dengan menggunakan 1 buah 7-
segment Common Anode.
Counter Up 0-9
KHUSMEDI 13
1701031001
- Program D3
Terdapat dua buah saklar yang berfungsi sebagai berikut :
Sw1 ditekan maka 7-segment menampilkan Counter Up 0-9
SW2 ditekan maka 7-segment menampilkan Counter Down 9-0 Common
Anode
KHUSMEDI 14
1701031001
- Program E1
Program menampilkan angka 25 pada 2 buah 7 segment (Common Anode)
- Program E2
Program Counter Up 0-99 dengan library (array dan perulangan) –
(Common Anode).
KHUSMEDI 15
1701031001
Untuk percobaan E2 ini, kita sudah mulai mencantumkan variable yang
akan digunakan pada perintah program, dimana variabel menggunakan sistem
bilangan hexa dan untuk program tetap menggunakan bilangan binner. Pada
program, perintah ‘for’ giunakan untuk menjelaskan kegunaan atau fungsi pada
satuan, puluhan, dan perulangan.
- Program F1
Program Counter Down 99-0 dengan dua buah 7-segment Common Anode
KHUSMEDI 16
1701031001
Untuk percobaan F1 ini sama halnya dengan percobaan E2 hanya berbeda
pada mulai perhitungan atau angka yang muncul pada seven segment, yaitu
Counter Down dari 99 sampai dengan 0.
- Program F2
Program Counter Up 0-99, kemudian otomatis menjadi Counter Down 99-
0 dengan 2 buah 7-segment Common Anode.
KHUSMEDI 17
1701031001
Pada percobaan F2 ini adalah penggabungan dari program E2 dengan F1,
dan menggunakan sistem delay.h = timer, agar perulangan angka dapat terjadi
dengan otomatis.
KHUSMEDI 18
1701031001
BAB VII
KESIMPULAN
KHUSMEDI 19
1701031001