Ditetapkan oleh
STANDAR TANGGAL TERBIT : Direktur Rumah Sakit Umum Kota
Tangerang Selatan
PROSEDUR
OPERASIONAL
PELAYANAN HEMODIALISA
Ditetapkan oleh
STANDAR TANGGAL TERBIT : Direktur Rumah Sakit Umum Kota
Tangerang Selatan
PROSEDUR
OPERASIONAL
PRIMING
PENGERTIAN Pengisian cairan fisiologis yang pertama pada sirkulasi darah extrakorporeal
TUJUAN 1. Membasahi dan membilas blood line, dialyzer dari zat sterilisasi
2. Mencegah reaksi anafilaktic shock karena pemakaian zat sterilisasi ethylene oxide gas (ETO)
3. Mengurangi keluhan dan memberikan rasa aman dan nyaman pada klien
KEBIJAKAN Keputusan Direktur Nomor : 188.4 / Kep.060 – Yanmed / 2017 Tentang Kebijakan Pelayanan
Pasien
PROSEDUR A. Persiapan alat
1. Ginjal buatan (dialyzer)
2. Blood line (ABL dan VBL)
3. Infuse set
4. Nacl 0,9% (cairan fisiologis) 1000ml
5. Spuit 1 cc 1 buah
6. Heparin injection
7. Alcohol swab/ spray
8. Arteri klem
9. Maatkan (gelas ukur)
10. Handscoon
11. Apron
12. Masker
13. Mangkok untuk menyimpan tutup dialyzer
14. Tempat sampah
15. Test strip
B. Pelaksanaan
1. Siapkan alat-alat yang akan digunakan
2. Dekatkan alat-alat ke mesin
3. Perawat mencuci tangan
4. Perawat memakai masker, apron dan handscoon
5. Buka masing-masing set yang telah disiapkan
6. Tempatkan dialyzer pada holder dengan posisi “inlet” (tanda merah) di atas dan posisi
“outlet” (tanda biru) di bagian bawah (soaking)
7. Masukan segmen pump ke dalam pompa darah, putar pompa darah searah jarum jam
8. Sambungkan selang darah ABL dengan dialyzer dan tempatkan buble trap di holsder
pada posisi tegak
9. Sambungkan selang darah VBL dengan dialyzer dan tempatkan buble trap di holder
dengan posisi tegak
10. Sambungkan NaCl 0,9% dengan infuse set, kemudian sambungkan infuse set dengan
selang darah ABL
11. Tempatkan ujung VBL pada maatkan dan hindari kontaminasi
12. Putar letak dialyzer dengan posisi inlet (tanda merah) di bawah dan outlet (tanda biru)
di atas, yang tujuannya agar dialyzer bebas dari udara
13. Isi ujung ABL dengan NaCl 0,9% dengan cara membuka role clamp infuse set, bila sudah
terisi sampai ujung AB, tutup clamp ABL
14. Isi buble trap ABL sampai ¾ bagian dengan NaCl 0,9% dengan cara menjalankan pompa
darah dengan kecepatan aliran darah 100 ml/mnt. Kemudian naikan secara bertahap
sampai 150 ml/mnt. Lakukan terus pembilasan /pengisian AVBL, dialyzer dengan
menggunakan NaCl 0,9% sebanyak 300 cc dengan tujuan membuang zat ETO (ethylene
oxide) pada penggunaan dialyzer baru dan zat renalin pada penggunaan dialyzer reuse,
dengan memberikan tekanan secara intermiten pada AVBL dengan menggunakan arteri
klemp sampai dialyzer bebas udara
15. Sambungkan ujung VBL dengan ujung ABL dengan menggunakan konektor
16. Buka klem AVBL
17. Lakukan sirkulasi tertutup dengan tekanan mesin dengan cara :
a. Mesin dalam posisi dialis
b. Dialyzer dalam posisi soaking (tanda merah di atas dan tanda biru di bawah)
c. Set UFG sebanyak 0,20 ltr (200 cc)
d. Set UFR sebanyak 1 ltr/jam
e. Lakukan prosedur selama 12 menit
18. Mesin akan alarm secara otomatis setelah UFG tercapai sesuai target tekanan dan lihat
angka yang tertera pada display UF remove = 0,20 ltr
19. Kembalikan posisi dialyzer dari posisi dialysis ke posisi preparation
20. Lakukan test strip residual dengan menggunakan residual test strip dengan cara :
a. Meneteskan cairan AVBL pada kertas strip selama 1 detik
b. Keringkan kertas strip, lalu baca hasilnya antara 5-10 detik
c. Jika warna yang muncul pada kertas strip terang (lighters) berarti dialyzer sudah
bebas dari zat ETO/renalin/ paracidin dan aman untuk digunakan
21. Beri heparin/ antikoagulan sirkulasi 2000-5000 ui ke dalam ABL pada bagian port
laboratorium yang telah didesinfeksi dengan alcohol swab
22. Tunggu beberapa menit (3-5 menit)
23. Saran sirkulasi extracorporeal siap dihubungkan
UNIT TERKAIT 1. Bagian pelayanan medis khusus (hemodialisa)
2. Bagian farmasi dan sterilisasi
3. Bagian logistik
Ditetapkan oleh
STANDAR TANGGAL TERBIT : Direktur Rumah Sakit Umum Kota
Tangerang Selatan
PROSEDUR
OPERASIONAL
Ditetapkan oleh
STANDAR TANGGAL TERBIT : Direktur Rumah Sakit Umum Kota
Tangerang Selatan
PROSEDUR
OPERASIONAL
PENGERTIAN Akses sirkulasi yang dipasang secara temporer pada vena jugularis dan subclavia terdiri dari dua
lumen untuk menghubungkan sirkulasi darah (sirkulasi extracorporeal) dengan sirkulasi tubuh
(sirkulasi sistemik)
TUJUAN Untuk melancarkan proses hemodialisis
KEBIJAKAN Keputusan Direktur Nomor : 188.4 / Kep.060 – Yanmed / 2017 Tentang Kebijakan Pelayanan
Pasien
PROSEDUR A. Persiapan alat
1. Bak steril berisi :
a. 2 buah kom kecil
b. 5-7 lembar kain kassa besar steril
c. 2 bungkus kassa kecil steril
d. 1 buah duk
e. 1 pasang handscoon steril
f. 1 buah arteri klem
2. Spuit 20cc, 5cc, 1cc
3. NaCl 0,9%
4. Heparin injeksi
5. Bethadine solution, alcohol 70%
6. Fixomoul/ hipafix/ micropor, gunting
7. Pengalas karet/ perlak kecil
8. Masker, apron
9. Tempat sampah/ kantong plastik
B. Pelaksanaan
1. Jelaskan pada klien tindakan akan dimulai
2. Dekatkan peralatan yang dibutuhkan dekat klien
3. Letakan karet pengalas di bawah CDL dan atur posisi klien
4. Perawat memakai masker dan apron, cuci tangan
5. Buka balutan secara perlahan dengan menggunakan handscoon bersih, perhatikan
posisi kateter : apakah tertekuk, apakah letak posisi berubah dan keadaan exite site
6. Pada daerah exit site :
a. Gunakan handscoon steril
b. Letakan duk di bawah cateter
c. Bersihkan exit site dengan menggunakan kassa dan betadine dengan cara memutar
dari dalam keluar sampai bersih
d. Bilas dengan NaCl 0,9% lakukan beberapa kali sampai bersih
e. Keringkan dengan kassa steril kering
f. Tutup seluruh lokasi exit site dengan kassa dan hipafix
g. Lakukan perawatan CDL setiap kali hemodialisis
7. Pada daerah CDL:
a. Tangan kanan memegang kassa betadine, tangan kiri memegang cateter, lalu
bersihkan sekitar cateter mulai dari exit sitesamapai tutup cateter lakukan searah
b. Bilas dengan NaCl 0,9%
c. Desinfeksi kedua kanula dengan betadine dengan cara menggosok-gosok kira-kira 3
menit , kemudian bersihkan dengan NaCl 0,9%
d. Keluarkan heparin dari kedua kanula sampai dengan volume ruang lumen kanula
sekaligus mengeluarkan bekuan yang ada di dalam lumen cateter, cek kelancaran
aliran
e. Bilas dengan NaCl 0,9% secukupnya, lakukan test dengan cara aspirasi dan
masukan kembali darah sambil rasakan lancar tidaknya aliran darah (tindakan ini
dapat diulang sampai yakin betul bahwa aliran darahj sudah lancar)
f. Pengetesan ini dilakukan satu persatu (selang arteri atau vena dahulu)
g. Masukan heparin dosis awal
h. Tentukan posisi cateter dengan tepat untuk menghindari kemacetan pada saat
dialysis berlangsung kemudian fiksasi
i. CDL siap dipakai
8. Sambungkan ke sirkulasi darah extrakorporeal
UNIT TERKAIT 1. Bagian hemodialisa
2. Bagian rawat jalan
3. Bagian rawat inap
4. Bagian logistic
5. Bagian farmasi dan CSSD
6. Bagian system informasi kesehatan
7. Bagian keuangan
PENGERTIAN Punksi femoralis adalah suatu cara untuk memasukan atau menusukan AV fistula pada vena
femoralis
TUJUAN Prosedur terlaksana dengan baik
KEBIJAKAN Keputusan Direktur Nomor : 188.4 / Kep.060 – Yanmed / 2017 Tentang Kebijakan Pelayanan
Pasien
PROSEDUR A. Persiapan alat
1. Bak steril berisi :
a. 2 buah kom kecil steril
b. 5-7 lembar kassa besar steril
c. 2 bungkus kassa steril kecil
d. 2 buah duk
e. 1 pasang handscoon steril
f. 1 buah ateri klem
2. Spuit 20cc, 5cc, 1cc
3. Jarum AV fistula 16G x 1” dan 16G x 1 ¼”
4. NaCl 0,9%
5. Heparin injeksi
6. Anastesi local bila diperlukan
7. Batadine dan alcohol 70%
8. Plester, gunting, maatkan transparan/ gelas ukurPengalas karet/ perlak kecil
9. Masker, apron
10. Tempat sampah/ kantong plastik
B. Pelaksanaan
1. Beritahu klien bahwa tindakan akan dimulai
2. Tentukan tempat yang akan di punksi
3. Bawa peralatan ke dekat klien, letakan perlak di bawah area yang akan di punksi (punksi
outlet)
4. Atur posisi paha klien berikan rasa nyaman pada klien
5. Perawat mencuci tangan, memakai apron dan masker
6. Desinfeksi daerah yang akan dipunksi
7. Letakan duk di daerah yang akan dipunksi
8. Lakukan penusukan vena (outlet) terlebih dahulu, bila yakin sudah pembuluh darah
bolus heparin yang sudah diencerkan dengan NaCl 0,9%, bilas dengan NaCl 0,9% sampai
bening
9. Punksi inlet secara perkutanous, raba arteri lalu tentukan tempat penusukan, vena
berada di sebelah medial dari arteri, atur posisi jarum saat punksi sesuai dengan tingkat
kegemukan klien
10. Bagi klien yang sensitive berikan anastesi local secara infiltrasi hindari masuk ke
pembuuh darah
11. Lakukan penusukan inlet tepat pada bekas penusukan anastesi local, pastikan telah
masuk dengan lancar, usahakan masuk ke vena, fiksasi dan tutup dengan kassa steril
12. Sambungkan ke sirkulasi darah extrakorporeal
UNIT TERKAIT 1. Bagian hemodialisa
2. Bagian rawat jalan
3. Bagian rawat inap
4. Bagian logistic
5. Bagian farmasi dan CSSD
6. Bagian system informasi kesehatan
7. Bagian keuangan
MEMULAI HEMODIALISIS
Ditetapkan oleh
STANDAR TANGGAL TERBIT : Direktur Rumah Sakit Umum Kota
Tangerang Selatan
PROSEDUR
OPERASIONAL
MENGAKHIRI HEMODIALISIS
NO. DOKUMEN : NO. REVISI HALAMAN
Ditetapkan oleh
STANDAR TANGGAL TERBIT : Direktur Rumah Sakit Umum Kota
Tangerang Selatan
PROSEDUR
OPERASIONAL
Ditetapkan oleh
STANDAR TANGGAL TERBIT : Direktur Rumah Sakit Umum Kota
Tangerang Selatan
PROSEDUR
OPERASIONAL
Ditetapkan oleh
STANDAR TANGGAL TERBIT : Direktur Rumah Sakit Umum Kota
Tangerang Selatan
PROSEDUR
OPERASIONAL
Ditetapkan oleh
STANDAR TANGGAL TERBIT : Direktur Rumah Sakit Umum Kota
Tangerang Selatan
PROSEDUR
OPERASIONAL
Ditetapkan oleh
STANDAR TANGGAL TERBIT : Direktur Rumah Sakit Umum Kota
Tangerang Selatan
PROSEDUR
OPERASIONAL
PENGERTIAN Rasa tidak nyaman pada kulit yang memicu klien untuk melakukan garukan
TUJUAN Rasa gatal hilang/ berkurang
KEBIJAKAN Keputusan Direktur Nomor : 188.4 / Kep.060 – Yanmed / 2017 Tentang Kebijakan Pelayanan
Pasien
PROSEDUR 1. Berikan talc/ krim khusus untuk gatal
2. Jika karena transfuse, kolaborasi dengan dokter untuk pemberian antihistamin
3. Anjurkan klien makan sesuai dengan diit
4. Anjurkan klien untuk taat dalam menjalankan hemodialisis sesuai dengan program
5. Anjurkan klien untuk menjaga kebersihan kulit dan pakaian
6. Anjurkan klien tidak menggaruk dengan kuku atau alat penggaruk, tapi menggunakan ujung-
ujung jari
UNIT TERKAIT 1. Bagian hemodialisa
2. Bagian farmasi
PENANGANAN KOMPLIKASI DIALISIS DENGAN DEMAM MENGGIGIL
Ditetapkan oleh
STANDAR TANGGAL TERBIT : Direktur Rumah Sakit Umum Kota
Tangerang Selatan
PROSEDUR
OPERASIONAL
Ditetapkan oleh
STANDAR TANGGAL TERBIT : Direktur Rumah Sakit Umum Kota
Tangerang Selatan
PROSEDUR
OPERASIONAL
Ditetapkan oleh
STANDAR TANGGAL TERBIT : Direktur Rumah Sakit Umum Kota
Tangerang Selatan
PROSEDUR
OPERASIONAL
Ditetapkan oleh
STANDAR TANGGAL TERBIT : Direktur Rumah Sakit Umum Kota
Tangerang Selatan
PROSEDUR
OPERASIONAL
Ditetapkan oleh
STANDAR TANGGAL TERBIT : Direktur Rumah Sakit Umum Kota
Tangerang Selatan
PROSEDUR
OPERASIONAL
Ditetapkan oleh
STANDAR TANGGAL TERBIT : Direktur Rumah Sakit Umum Kota
Tangerang Selatan
PROSEDUR
OPERASIONAL