Anda di halaman 1dari 11

MENINGKATKAN EFEKTIVITAS PENDIDIKAN NONFORMAL DALAM

PENGEMBANGAN KUALITAS SUMBER DAYA MANUSIA

SANI SUSANTI
Dosen Jurusan Pendidikan Luar Sekolah FIP UNIMED
Email : susanti.sani@gmail.com

ABSTRAK
Keberadaan pendidikan non formal sangat penting dalam meningkatkan kualitas sumber daya
manusia, hal ini tidak terlepas dari tujuan pendidikan non formal itu sendiri yaitu untuk melayani warga
belajar supaya dapat tumbuh dan berkembang sedini mungkin dan sepanjang hayatnya guna
meningkatkan martabat dan mutu hidupnya; membina warga belajar agar memiliki pengetahuan,
keterampilan, dan sikap mental yang diperlukan untuk mengembangkan diri, bekerja mencari nafkah atau
melanjutkan ke tingkat dan/atau jenjang pendidikan yang lebih tinggi dan; memenuhi kebutuhan belajar
masyarakat yang tidak dapat dipenuhi dalam jalur pendidikan sekolah. Sehingga diharapkan program
pendidikan non formal dapat mencakup berbagai aspek kehidupan yakni pendidikan bermasyarakat,
pendidikan ekonomi, dimana masyarakat mampu memenuhi kebutuhan hidupnya demi mencapai
kesejahteraan hidup melalui pendidikan kecakapan hidup, pendidikan lingkungan, pendidikan budaya dan
lain-lain. Cara yang dapat kita lakukan untuk meningkatkan efektivitas pendidikan non formal dalam
pengembangan kualitas sumber daya manusia dapat dilakukan oleh penyelenggara pendidikan non formal
maupun komunitas pendidikan non formal yaitu: pertama, perlu menata konsep yang tepat tentang
program-program pendidikan non formal; kedua, perlu merencanakan program pendidikan non formal
berbasis kebutuhan nyata arga belajar; ketiga, penyelenggaraan dan pengelolaan pendidikan non formal
secara tekun dan berkelanjutan dengan prinsip-prinsip manajemen yang lebih jelas. Disamping itu kita
juga harus meningkatkan kualitas pendidik dan tenaga kependidikan pendidikan non formal agar mereka
dapat melaksanakan tugasnya secara profesional Sehingga kesannya pelaksanaan program pendidikan
non formal bukan lagi bersifat sebagai sebuah proyek.

Kata kunci: Efektifitas, Pendidikan Non Formal, Pengembangan, Kualitas, Sumber Daya Manusia.

PENDAHULUAN Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu,


Pendidikan adalah usaha sadar, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga
terencana untuk mewujudkan suasana Negara yang demokratis serta
belajar dan proses pembelajaran agar bertanggungjawabang. (UU No 20 tahun
peserta didik secara aktif mengembangkan 2003 Tentang Sistem Pendidikan
potensi dirinya untuk memiliki kekuatan Nasional). Dalam Undang-Undang No 20
spiritual keagamaan, pengendalian diri, Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, Nasional pasal 13 ayat 1 disebutkan
serta keterampilan yang diperlukan bahwa pelaksanaan sistem pendidikan
darinya, masyarakat, bangsa dan Negara. nasional Indonesia dikenl 3 jalur ykni jalur
Pendidikan nasional berfungsi pendidikan formal, nonformal, dan
mengembangkan kemampuan dan informal yang dapat saling melengkapi dan
membentuk watak serta peradaban bangsa memperkaya. Pendidikan nonformal
untuk berkembangnya potensi peserta adalah jalur pendidikan di luar pendidikan
didik agar menjadi manusia yang berimn formal yang dapat dilaksanakan secara
dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha berstruktur dan berjenjang. Pendidikan non
9
formal meliputi pendidikan kecakapan dari UU Nomor 20 tahun 2003 tentang
hidup, pendidikan anak usia dini, sistem pendidikan nasional.
pendidikan kepemudaan, pendidikan Dilihat dari sasarannya
pemberdayaan perempuan, pendidikan pendidikan non formal mencakup segala
keaksaraan, pendidikan keterampilan dan lapisan masyarakat yang tidak terbatas
pelatihan kerja, pendidikan kesetaraan, pada usia, jenis kelamin, status sosial
serta pendidikan lain yang ditujukan untuk ekonomi dan tingkat pendidikaan
mengembangkan kemampuan peserta sebeumnya. Sasaran tersebut tidak hanya
didik. mengutamakan kepada mereka yang belum
Dalam Undng-Undang pernah sekolah, putus sekolah, atau
pendidikan ini telah mengamanatkan mereka yang tamat sekolah serta ingin
bahwa perlunya peningkatan Kualitas mendapatkan pekerjaan, tetapi pendidikan
Sumber Daya Manusia (SDM) melalui non formal juga melayani semua lapisan
pendidikan baik pada jalur Pendidikan masyarakat tanpa terkecuali termasuk
Formal, Pendidikan Nonformal, maupun mereka yang telah memiliki tingkat
Pendidikan Informal. Dengan semakin pendidikan yang tinggi ataupun pekerjaan
meningkatnya arus modernisasi dan tetap sekalipun. Dengan kata lain sasaran
teknologi, maka kualitas sumber daya pendidikan non formal adalah mereka
manusianya juga harus ditingkatkan agar yang membutuhkan tambahan
berdampak positif terhadap peningkatan pengetahuan dan keterampilan untuk
program pembelajaran, yang pada meningkatkan dirinya sendiri yang
gilirannya akan berdampak pula terhadap mengarah kepada prinsip pendidikan
peningkatan keluaran pendidikan. seumur hidup (life long education).
Upaya peningkatan mutu, Dari uraian diatas sangat jelas
relevansi, dan daya saing yang dapat bahwa keberadaan pendidikan non formal
dilakukan antara lain dengan sangat penting dalam meningkatkan
meningkatkan kualifikasi dan kompetensi kualitas sumber daya manusia, hal ini tidak
Pendidik dan Tenaga Kependidikan terlepas dari tujuan pendidikan non formal
Pendidikan Non Formal (PTK-PNF) antara itu sendiri yaitu untuk melayani warga
lain melalui pendidikan dan pelatihan belajar supaya dapat tumbuh dan
(Diklat), agar mereka memiliki kompetensi berkembang sedini mungkin dan sepnjang
yang dapat mendukung Keberhasilan hayatnya guna meningkatkan martabat dan
Warga Belajarnya. Dengan memperhatikan mutu hidupnya; membina warga belajar
jenis, fungsi dan peranan yang diemban agar memiliki pengetahuan, keterampilan,
jalur pendidikan non formal yang sangat dan sikap mental yang diperlukan untuk
banyak dan beragam, maka sudah saatnya mengembangkan diri, bekerja mencari
semua pihak baik pemerintah, pengusaha, nafkah atau melanjutkan ke tingkat
maupun masyarakat umum untuk dan/atau jenjang pendidikan yang lebih
memperhatikan dan memberdayakan tinggi dan; memenuhi kebutuhan belajar
keberadaan jalur pendidikan non formal masyarakat yang tidak dapat dipenuhi
dan kemudian mendukungnya pada posisi dalam jalur pendidikan sekolah. Sehingga
dan tempat yang setara dengan jalur diharapkan program pendidikan non
pendidikan formal sesuai dengan amanat formal dapat mencakup berbagai aspek

10
kehidupan yakni pendidikan pendidikan nasional sangat jelas dikatakan
bermasyarakat, pendidikan ekonomi, bahwa keberadaan pendidikan non formal
dimana masyarakat mampu memenuhi setara dengan pendidikan yang
kebutuhan hidupnya demi mencapai diselenggarakan melalui pendidikan
kesejahteraan hidup melalui pendidikn formal. Oleh karena itu diharapkan kepada
kecakapan hidup, pendidikan lingkungan, para pelaku pendidikan non formal harus
pendidikan budaya dan lain-lain. mampu merekonstruksi paradigma bahwa
Permasalahan yang sering muncul pendidikan non formal bukanlah
dalam penyelenggaraan pendidikan non pendidikan kelas dua tetapi sama dengan
formal masih bersifat proyek. Karena pendidikan formal. Mengingat bahwa
banyak program pendidikan non formal masyarakat saat ini lebih cenderung untuk
berdiri ketika ada dana atau subsidi dari memilih pendidikan yang lebih aplikatif.
pemerinth. Disamping itu juga karena Pendidikan non formal, khususnya melalui
faktor sumber daya manusia dan pendidikan kecakapan hidup atau biasa
pengharagaan yang diberikan terhadap dikenal dengan pendidikan life skill dan
tenaga pendidik dan kependidikan yang lembaga kursus akan menjadi pilihan
menyelenggarakan program pendidikan utama bagi mereka yang menginginkan
non formal masih relatif rendah. Sehingg pekerjaan atau usaha mandiri maupun
menyebabkan kinerja dari pendidik dan usaha kelompok.
tenaga kependidikan non formal juga
relatif rendah. Di samping itu Tujuan
penyelenggaraan program pendidikan non Adapun tujuan yang ingin dicapai
formal juga masih sering mengalami dalam kajian ini adalah untuk
banyak kendala, dimana kita ketahui meningkatkan dan mengembangkan
bahwa perlakuan yang diberikan terhadap kualitas sumber daya manusia melalui
pendidikan non forml masih kurang peningkatan efektivitas program
prporsional. Pendidikan non formal msih pendidikan non formal.
sering dipandang sebelah mata
dibandingkan dengan pendidikan formal, Manfaat
hal ini dapat dilihat dari status warga Manfaat dari kajian ini adalah
belajar yang diluluskan dari jalur untuk memberikan masukan kepada
pendidikan non formal masih dianggap penyelenggara satuan pendidikan non
sebagai nomer dua, masih banyak lembaga formal agar meningkatkan efektivitas
penyelenggara pendidikan formal yang pendidikan non formal dalam kaitan untuk
belum mau menerima lulusan dari jalur mengembangkan dan meningkatkan
pendidikan non formal untuk melanjutkan kualitas sumber daya manusia yang
ke jenjang yang lebih tinggi, disamping itu menjadi sasaran dari pelaksanaan program
masih banyak yang mengabaikan lulusan pendidikan non formal.
dari jalur pendidikan non formal ketika
mereka melamar pekerjaan di instansi PEMBAHASAN
pemerintah maupun instansi swasta atau Landasan konseptual
bahkan suatu perusahaan. Padahal Kehidupan masyarakat
sejatinya sesuai dengan amanah yang berkembang dengan berlandaskan pada
terdapat dalam undang-undang sistem sistem nilai agama, sosial dan budaya yang
11
dianut oleh warga masyarakat yang mengaktualisasikan potensinya, agar
majemuk, sebagian nilai-nilaai tersebut mereka mampu melaksanakan tugas pokok
bersifat lestari dan sebagian lagi terus dan fungsinya. Adapun tugas dari tenaga
berubah sesuai dengan perkembangan pendidik dan kependidikan pendidikan non
kemampuan daya piker manusia, dinamika formal itu sendiri adalah yang pertama;
kehidupan masyarakat, dan perubahan sebagai pendidik (fasilitator/pendamping,
lingkungan. tutor/instruktur, dan pamong belajar) yang
Pendidikan merupakan wahana bertugas untuk merencanakan dan
untuk meningkatkan kemampuan pribadi melaksanakan proses pembelajaran,
dalam kapasitasnya untuk memahami serta menilai hasil pembelajaran, melakukan
mengikuti tata nilai kemasyarakatan yang pembimbingan dan pelatihan,; kedua,
berlaku. Pendidikan merupakan usaha sebagai tenaga kependidikan bertugas
sadar dan terencana untuk mewujudkan melaksanakan pembentukan, pengelolaan,
suasana proses belajar agar peserta didik dan pengembangan program penndidikan
secara aktif dapat mengembangkan potensi pada satuan pendidikan. Uraian tugas dan
dirinya. Dalam konteks perkembangan fungsi tenaga pendidik dan kependidikan
ilmu pengetahuan dan teknologi serta pendidikan non formal di jabarkan dala
perubahan masyarakat global, pendidikan tabel berikut:
adalah usaha menyiapkan peserta didik Tabel 1. Tugas, fungsi dan uraian tugas
yang terencana, dan sistematis untuk tenaga pendidik dan kependidikan
menghadapi tantangan kehidupan di masa pendidikan non formal.
Tugas Fungsi Uraian tugas
kini dan masa yang akan datang. 1. Mendidik , 1. Sebagai 1. Mempertemukan
mengajar, fasilitator/penda dengan sumber
Pengembangan potensi peserta membimbi mping belajar
didik ditandai dengan semakin ng dan 2. Memberikan
melatih kemudahan
menguatnya apresiasi dan kepemilikan untuk terjadinya
kegiatan belajar
kekuatan spitual keagamaan, kemampuan 3. Mendorong
mengendalikan diri, kepribadian, berkembangnya
insisiatif untuk
kecerdasan, akhlak yang mulia, serta belajar
4. Menciptkan
keterampilan. Selain itu dibutuh oleh suasana
dirinya sendiri, peningkatan kemampuan pendidikan yang
kondusif
peserta didik ini juga dibutuhkan oleh 2. Sebagai 1. Merencanakan
tutor/instruktur pembelajaran
masyarakat, bangsa dan Negara. 2. Melaksanakan
Tenaga pendidik dan pembelajaran
yang mendidik
kependidikan pendidikan non formal 3. Menilai proses
dan hasil
memiliki potensi baik fisik maupun pembelajaran
pikologis, yang berbeda-beda sehingga 3. Sebagai pamong 1. Mendorong
belajar berkembangnya
masing-masing individu harus perilaku positif
diperlakukan sebagai insan yang unik. dalam
pembelajaran
Tenaga pendidik dan kependidikan 2. Membimbing
peserta didik
pendidikan non formal pada dasarnya memecahkan
merupakan insan yang aktif sehingga perlu masalah dalam
pembelajaran
diberikan kesempatan yang seluas-luasnya 3. Membimbing
peserta didik
untuk berperan serta dalam untuk
penyelenggaraan pendidikan untuk menemukan
eksistensi

12
dirinya melalui
kegiatan beljar
Cara Meningkatkan Efektifitas
yang diikutinya Pendidikan Non Formal
2. Membentuk, 4. Sebagai 1. Membentuk
mengelola, pembentuk satuan Usaha untuk meningkatkan
dan
mengemban
satuan PLS pendidikan sesui
dengan
efektivitas pendidikan non formal
gkan satuan kebutuhan bukanlah merupakan pekerjaan yang
PLS beajar calon
peserta didik mudah, seperti membalikkan telapak
2. Menghimpun
sumber belajar
tangan , walaupun pada sejarahnya
yang menunjang pendidikan non formal sebetulnya lebih
penyelenggaraan
satuan PL tua dari pada pendidikan formal. Adapun
3. Melaksanakan
jejaring dengan
cara yang dapat kita lakukan untuk
berbagai pihak meningkatkan efektivitas pendidikn non
yang memiliki
perhatian formal dalam pengembangan kualitas
terhadap
penyelenggaraan
sumber daya manusia dapat dilakukan oleh
satuan penyelenggara pendidikan non formal
pendidikan
5. Sebagai pengelola 1. Merancang maupun komunitas pendidikan non formal
satuan PLS program
pendidikan
yaitu: pertama, perlu menata konsep yang
sesuai dengan tepat tentang program-program pendidikan
minat dan
kebutuhan calon non formal; kedua, perlu merencanakan
2.
peserta didik
Mengelola
program pendidikan non formal berbasis
penyelenggara kebutuhan nyata arga belajar; ketiga,
satuan pendidikan
3. Memonitor, dan penyelenggaraan dan pengelolaan
menilai
penyelenggaraan
pendidikan non formal secara tekun dan
program berkelanjutan dengan prinsip-prinsip
pendidikan pada
satuan pendidikan manajemen yang lebih jelas. Sehingga
kesannya pelaksanaan program pendidikan
6. Sebagai 1. Melakukan
pengembang satuan penelitian program non formal bikan lagi bersifat sebagai
PLS pendidikan pada
satuan PLS
sebuah proyek. Dimana ada dana disitu
2. Melakukan ada program, hal seperti inilah yang harus
inovasi –inovasi
program dibenahi dalam pelaksanaan program
pendidikan sesuai
dengan tuntutan pendidikan non formal. Selain itu untuk
kebutuhan peserta meningkatkan efektivits pendidikan non
didik dan
lingkungan formal dalam hal pengembangan kualitas
3. Mendesiminasikan
keunggulan-
sumber daya manusia maka diperlukan
keunggulan upaya penataan ketenagaan baik dari segi
program
pendidikan untuk pendidik maupun tenaga kependidikan
calon peserta didik
lainnya
pendidikan non formal yang lebih
4. Mensosialisasikan profesional yang mampu menata konsep
termasuk
memasarkan yang tepat tentang pendidikan non formal
program-program
pendidikan pada dan dapat merencanakan program
satuan PLS pendidikan non formal yang berbasis
3. 7 . Sebagai tenaga 1. Melakukan upaya-
Mengembngkan profesionl upaya yang terus kebutuhan dan membangun kelembagaan
keprofesionalan menerus untuk
meningkatkan diri
pendidikan non formal.
dan kemampuan Pendidik dan tenaga
profesional
kependidikan pendidikan non formal
13
adalah anggota masyarakat yang memiliki pembelajaran pada pendidikan non formal
tugas dan kewenangan dalam pendidik dan tenaga kependidikan sangat
merencanakan dan melaksanakan proses berkontribusi dalam menciptakan
serta menilai hasil, melakukan, pembelajaran yang konstuktif yang mampu
pembimbingan dan pelatihan pada satuan meningkatkan aktivitas dan motivasi
pendidikan non formal. Jenis-jenis warga belajar dalam menggali,
pendidik dan tenaga kependidikan mengkonstuk dan menyampaikan kembali
pendidikan non formal ini antara lain pengalaman belajarnya. Disamping itu kita
yaitu: 1) pamong belajar; yaitu pegawai juga dapat melihat bahwa sebagian besar
negeri sipil (PNS) yang diberikn tanggung tenaga pendidik dan kependidikan yang
jawab, wewenang dan hak secara penuh berkecimpung dalam satuan pendidikan
oleh pejabat dalam rangkat non formal masih memiliki kualifikasi
pengembanagan model dan pembuatan pendidikan yang relatif rendah. Disisi lain ,
percontohan serta penilaian dalam rangka perlindungan yang diberikan pemerintah
pengendalian mutu dan pelaksanaan terhadap tenaga pendidik dan
program pendidikan luar sekolah; 2) kependidikan pendidikan non formal juga
Pendidik PAUD non formal; yaitu tenaga masih belum ada kepastian, sehingga
honor yang diberi tugas, tanggungjawab dalam melaksnakan tugasnya merek masih
dan wewenang menyelenggarakan merasa tidak ada kenyamanan karena
pembelajaran bagi anak usia dini; 3) ketidak pastian dan kejelasan hukum.
instruktur kursus; yitu tenaga pendidik Peningkatan kualitas pendidik dan tenaga
yang memiliki kompetensi dan sertifikasi kependidikan merupakan suatu hal yang
dalam bidang keterampilan tertentu; 4) tidak dapat dihindari dan harus dilakukan
tutor pendidikan keaksaraan dan sebagai langkah antisipatif dan responsif
kesetaraan; yaitu tenaga pendidik yang dari perubahan-perubahan yang ada dalam
diberi tungas dan tanggung jawab dalam kehidupan masyarakat umumnya dan
melaksanakan kegiatan pembelajaran pada perkembangan pendidikan non formal
program kesetaraan (paket A, B, dan C); 5) pada khususnya.
Fasilitator desa intensif (FDI); yaitu yang Untuk melakukan pembinaan
bertugas dan bertanggung jawab terhadap pendidik dan tenaga
memberikan pelayanan pebelajaran pada kependidikan pendidikan non formal,
desa-desa tertinggal; 6) widyaisuara, dan sebagai upaya untuk meningkatkan
sebutan lainnya. efektivitas dalam peningkatan kualitas
Kebanyakan tenaga pendidik dan sumber daya manusia , dalam arti
kependidikan pendidikan non formal menyiapkan tenaga pendidik dan
bukan PNS kecuali Pamong belajar, kependidikan non formal yang
sehingga tingkat kesejahteraan mereka professional dapat dilakukan dengan tiga
masih jauh dari yang diharapkan. Hal ini pendekatan yaitu: 1) pendekatan
akan berdampak pada pelaksanaan tugas karakteristik; yaitu memandang profesi
yang kurang optimal atau tidak profesional sebagai seperangkat elemen inti yang
dalam membelajarkan masyarakat mulai membedakan dengan pekerjaan lain.
dari anak usia dini hingga orang dewasa Dimana karakteristik profesi tersebut
yang ingin meningkatkan kualitas meliputi: a) kemampuan intelektual yang
hidupnya. Padahal dalam proses diperoleh drai pendidikan, b) memiliki
14
pengetahuan spesialisasi, c) memiliki kependidikan pendidikan non formal,
kemampuan praktis yang dapat digunakan termasuk di dalamnya pemberian
langsung oleh orang lain, d) memiliki penghargaan; dan 3) menyelenggarakan
teknik kerja yang dapat dikomunikasikan, sertifikasi.
e) mampu mengorganisasikan pekerjaan, f)
memiliki kode etik, g) memiliki sanksi dan Pengembangan Kelembagaan
tanggungjawab, h) memiliki sistem upah Pendidikan Non Formal
dan i) memiliki budaya profesi. 2) Dalam undang-undang Sistem
pendekatan institusional; yaitu Pendidikan Nasional , kelembagaan
menekankan pengakuan atas suatu profesi pendidikan non formal, terdiri dari
oleh Negara atau pemerinta. Wilensky lembaga kursus, kelompok belajar, majelis
mengemukakan lima langkah untuk taklim, pusat kegiatan belajar masyarakat
memprofesionalkan suatu pekerjaan yaitu; (PKBM) dan lembaga lain yang sejenis.
a) memunculkan suatu pekerjaan yang PKBM bukanlah sepenuhnya merupakan
penuh waktu atau full time bukan konsep yang baru sama sekali. Sebagai
pekerjaan sambilan; b) menetapkan satuan contoh di jepang PKBM dikenal sejak
pendidikn non formal tempat menjalani tahun 1949 dengan nama Kominkan.
proses pendidikan dan pelatihan; c) Kominkan telah turut memberikan
mendirikan organisasi atau asosiasi kontribusi yang sangat berarti bagi
profesi; d) melakukan agitasi secara politis pembangunan kemajuan masyarakat
untuk memperjuangkan danya jepang. PKBM berkembang secara
perlindungan hukum terhadap asosiasi atau dinamis dan belum didukung oleh berbagai
perhimpunan tersebut, dan e) mengadopsi pijakan kerangka teoritik dan akademik
secara formal kode etik yang telh yang memadai. Pengembangan PKBM
ditetapkan. 3) pendekatan legalistik yaitu sepenuhnya didasarkan atas pengalaman di
pendekatan yang menekankan adanya lapangan yang situasinya sangat bervariasi
pengakuan suatu profesi oleh Negara atau dari suatu PKBM ke PKBM lainnya.
pemerintah. Suatu pekerjaan dapat disebut Konsep PKBM yang berkembang sangat
profesi jika dilindungi oleh undang-undang umum dan kurang tajam mengungkap
yang ditetapkan oleh pemerintah. secara menyeluruh karakteristik dan
Dari uraian ini dapat dijelaksan eksistensi PKBM itu sendiri.
bahwa profesionalisme pendidik dan Longgarnya konsep PKBM ini di
tenaga kependidikan pendidikan non satu sisi memberikan fleksibilitas yang
formal, sebagai upaya meningkatkan tinggi bagi inovasi pengembangan PKBM
efektivitas pendidikan non formal dalam pada tahap awal pengembangannya namun
pengembangan kualitas sumber daya konsep yang terlalu umum ini tidak
manusia perlu dilakukan hala-hal sebagai memadai untuk menjadi pijakan bagi
berikut: 1) membentuk asosiasi pendidik pengembangan PKBM lebih lanjut.
dan tenaga kependidikan pendidikan non Disamping itu, ketidakjelasan konsep
formal yang tegas dan jelas; 2) menyususn tentang PKBM dapat menimbulkan adanya
peraturan perundang-undangan dan kesimpangsiuran pemahaman tentang
peraturan pemerintah yang mengatur PKBM yang dapat mengakibatkan kontra
tentang kedudukan, peran, fungsi dan produktif bagi pengembangan PKBM.
tanggungjawab pendidik dan tenaga PKBM sebagai lembaga pendidikan
15
berbasis masyarakat yang merupakan Disamping itu kita juga tidak boleh
lembaga pendidikan yang dibentuk oleh, mengabaikan kajian terhadap visi, misi
dari dan untuk masyarakat dengan harapan program, kajian isu-isu strategis dan
mempermudah masyarakat dalam kekuatan, kelemahan, peluang, dan
mengakses pendidikan khususnya hambatan yang mungkin akan dihadapi; 2)
pendidikan nonformal, masih menghadapi implementasi program; sebelum
kendala serta pelaksanaannya belum bisa menerapkan suatu program kita perlu
menjawab kebutuhan belajar masyarakat. membuat suatu rencana aksi yang
Kehadiran PKBM ini seolah dipaksakan dilakukan dengan menganalisis kelayakan
tanpa ada pembekalan terhadap sumber untuk menentukan program mana yang
daya manusia pengelolanya, sehingga layak dilaksanakan yang mencakup
menimbulkan pemaknaan yang berbeda, tentang sumber daya dan analisis
dan penyelenggaraannya masih bernunsa pemangku kepentingan; 3) rencana aksi;
proyek. merupakan suatu tindakan yang telah
Agar penyelenggaraan pendidikan dilaksanakan sehingga kita perlu
nonformal melalui PKBM sebagai suatu mengetahui ketercapaan atau pencapaian
pendidikan berbasis masyarakat kinerjanya. Dalam hal ini kita perlu
(community based education) dapat efektif melakukan evaluasi. Evaluasi diartikan
untuk mengembangkan dan meningkatkan sebagai kegiatan sistematis untuk
kualitas sumber daya manusia diperlukan mengumpulkan, mengelola dan
adanya program Pendidikan non formal menyajikan data atau informasi yang
yang dikembangkan secara sistematis diperlukan sebagai masukn untuk
sesuai dengan prosedur yang ditetapkan, pengambilan keputusan (Sudjana, 2000).
bukan dilakukan secara trial and error Pengembangan program PKBM
(coba-coba). Pengembangan program merupakan suatu pekerjaan yang
merupakan serangkaian langkah yang membutuhkan perhatian dan sumber daya
harus dilakukan untuk menghasilkan yang cukup karena pengembangan
program-program yang benar-benar program PKBM merupakan penentu
mampu memberikan manfaat yang keberhasilan kinerja PKBM dalam
optimal. Langkah-langkah pengembangan memberikan layanan pendidikan kepada
program yang dapat dilakukan agar PKBM masyarakat. Strategi pengembangan
dapat lebih optimal dalam pengembangan PKBM sangat pnting baik di tingkat
sumber daya manusia, meliputi; 1) kelembagaan PKBM maupun tingkat
penentuan kebutuhn/masalah strategis; nasional. Pada tingkat kelembagaan,
identifikasi kebutuhan menekankan pada sumber daya yang terbatas yang dimiliki
dicapainya kebutuhan objektif untuk oleh masyarakat dan tujuan-tujuan yang
menentukan keberadaan dan keberlanjutan sedemikian banyak yang harus dicapai
program. Proses identifikasi kebutuhan menuntut adanya suatu manajemen PKBM
mencakup; a.) kinerja, apa tujuan atau yang baik. tanpa strategi yang baik akan
hasil pendidikan yang diharapkan, sulit diperoleh efektivitas dan efesiensi
program, pelayanan saat ini; b) aktivitas pengembangan suatu PKBM tertentu. Pada
sekarang atau potensial; c) keputusan, tingkat nasional, keberadaan PKBM
berkaitan dengan tindakan yang akan sebagai salah satu satuan pendidikan,
dilakukan dalam menetapkan prioritas. membangun PKBM sebagai salah satu
16
wahana pembangunan masyarakat secara diterapkan dalam kehidupan PKBm,
menyeluruh dan membangun PKBM sehingga menjadi norma yang diyakini
sebagai agen pembangunan keberlanjutan. dalam kehidupan individu. Nili adalah
Keberadaan strategi ini akan menolong pedoman yang dibuat dan dianut oleh
masing-masing pihak yang terlibat untuk PKBM sehingga mengikat semua pihak
saling memberikan kontribusi terbaiknya terkait di PKBM untuk berperilaku sesuai
dan secara simultan terjadi sinergi dari dengan nilai-nilai yang dianut itu.
keseluruhan upaya yang dilakukan
tersebut. Melakukan analisis lingkungan PKBM
Hal-hal yang dapat dilakukan (analisis SWOT)
oleh semua pihak dalam mengembangkan Langkah awal dalam analisis
program PKBM, tentunya sesuai dengan lingkungan PKBM adalah melakukan
kapasitas dan kedudukan mereka dalam identifikasi berbagai sumber informasi
PKBM, sebagai berikut: yang akan digunakan. Sumber informasi
ini dapat dibagi menjadi 3 level yaitu;
Menetapkan Visi dan Misi PKBM lingkungan tugas, lingkungan lembaga,
Langkah awal dalam dan lingkungan makro. Yang dimaksud
pengembangan PKBM adalah penetapan dengan lingkungan tugas adalah sumber-
visi PKBM. Visi merupakan bayangan sumber informasi yang berhubungan
crmin mengenai keadaan internal dan dengan tugas pokok dan fungsi.
keteladanan inti sutu PKBM di masa yang Lingkungan lembaga meliputi sumber-
akan datang. Seringkali pengertian visi sumber informasi berkaitan dengan
tertukar dengan pengertian misi. Visi berbagai organisasi dan lembaga lain yang
adalah gambaran tentang masa depan yang berkaitan dengan PKBM. Sedangkan
realistik dan ingin diwujudkan dalam lingkungan makro adalah sumber
kurun waktu tertentu yang cukup panjang. informasi yang meliputi sector sosial,
Visi menjawab pertanyaan “kita ingin ekonomi, politik, ilmu pengetahuan dan
menjadi seperti apa”. Visi PKBM perlu teknologi, dan lain-lain yang dapat
diekspresikan dengan baik agar mampu memberikan pengaruh terhadap PKBM
menjadi tema yang mempersatukan semua baik secara langsung maupun tidak
pihak dai PKBM bahkan juga di tengah- langsung. Yang dimaksud dengan
tengah komunitas dimana PKBM berada, kekuatan yaitu situasi kemampuan
menjadi media komunikasi dan motivasi internail yang bersifat positif yang
semua pihak, serta sebagai sumber memungkinkan PKBM merah keuntungan
kreatifitas dan inovasi PKBM. Sedangkan strategis dalam mencapai visi dan misi.
misi adalah pertanyaan mengenai hal-hal Kelemahan adalah situasi dan faktor-faktor
yang harus dicapai PKBM bagi semua yang berasal dari dalam PKBM yang
pihak yang berkepentingan di msa datang. bersifat negatif dan dapat menghambat
Dalam mencapai visi dan misi, dibutuhkan PKBM dalam mencapai visi dan misi.
suatu nilai-nilai yang akan mengarahkan Yang dimaksud dengan peluang adalah
semua pihak terkait bagaimana harus situasi dan faktor-faktor luar PKBM yang
melaksanakan tugas masing-masing setiap bersifat positif dan dapat membantu
harinya. Nilai-nilai adalah kriteria tentang PKBM dalam mencapai visi dan misi.
kebaikan dan kebenaran yang diyakini dan Sedangkan ancaman adalah situasi dan
17
faktor-faktor luar PKBM yang bersifat penataan terhadap tenaga pendidik dan
negatif dan dapat menghambat ataupun kependidikan pendidikan non formal agar
mengakibatkan PKBM gagal dalam menjadi lebih profesionl sehingga mampu
mencapai visi dan misi. memahami konsep yang tepat tentang
Penetapan Rencana Aksi pendidikan non formal dan dapat
Sebelum PKBM menetapkan merencanakan program pendidikan non
target-target yang harus dicapai sebagai formal yang berbasis kepada kebutuhan
wujud dari rencana aksinya, maka perlu nyata warga belajar serta mengembangkan
perlu dirumuskan terlebih dahulu tujuan- kelembagaan pendidikan non forma.
tujuan dari PKBM. Target merupakan
bagian integral yang tidak dapat RUJUKAN
dipisahkan dari suatu proses perencanaan. Direktorat jenderal peningkatan mutu
Target harus fokus pada aksi yang bersifat pendidik Dan tenaga kependidikan,
spesifik, agresif, dapat diukur, dapat 2006.
dicapai, berorientasi hasil, dan berbatas Farida Yusuf T., (2000), Evaluasi
waktu. Setelah diperoleh target-target yang Progaram, Jakarta: Rineka Cipta.
spesifik dilanjutkan dengan penyusunan Kirkpatrick, Donald L. (1994), Evaluating
rencana kerja operasional. Training Program, San Francisco:
Beerett-Koehler Publisher, Inc.
Penutup Knowles, Malcom S., (1980), The modern
Pendidikan non formal memiliki Practice of Adult Education, New
peranan yang sangat penting dalam York: Cambridge, The Adult
mengembangkan kualitas sumber daya Education Company.
manusia, terlebih di era globalisasi Martoyo, 2000. Manajemen Sumber Daya
sekarang ini. untuk meningkatkan manusia. Edisi 4. Yogyakarta:
efektifitas pendidikan non formal dalam BPFE-Yogyakarta
pengembangan sumber daya manusia yang Smith, William J, (2005), The Community
perlu dilakukan oleh para penyelenggara Learning Center: From Values to
pendidikan nonformal, maupun satuan Results: Key Issues and Challenges
pendidikan non formal yang sejenis yaitu; for Building and Sustaining School-
pertama, perlu menata konsep yang tepat Community Collaboration, Canada:
tentang program-program pendidikan non LEARN, the Leading English
formal. Kedua, perlu merencanakan Education And Resource Netwo
program pendidikan non formal yang Sudjana, (2005), Metode dan Teknik
berbasis kepada kebutuhan nyata warga Pembelajaran Partisipatif, Bandung:
belajar yang menjadi sasaran program Falah Production.
pendidikan non forma. Ketiga, ----------, (2001), Pendidikan Luar
penyelenggara dan pengelola pendidikan Sekolah: Wawasan, Sejarah
nonformal secara tekun dan berkelanjutan Perkembangan, Falsafah & Teori
dengan prinsip-prinsip manajeman yang Pendukung, serta Asas, Bandung:
tepat guna. Atau dengan kata lain untuk Falah Production..
meningkatkan efektivitas pendidikan non ----------, (2000), Management Program
formal dalam pengembangan kualitas Pendidikan untuk Pendidikan Luar
sumber daya manusia diperlukan upaya Sekolah dan Pengembangan Sumber
18
Daya Manusia, Bandung: Falah
Production.
Sudarwan Danim dan Wiwien W Rahayu.
2009. Profesi dan Profesionalisasi.
Yogyakarta: Paradigma Indonesia.
Tilaar, 2012. Manajemen pendidikan
nasional. Bandung: PT Remaja
Rosdakarya

19

Anda mungkin juga menyukai