Orientasi biasanya adalah langkah kedua dalam pembukaan. Pada tahap ini dapat
menjelaskan tujuan, durasi, sifat wawancara, bagaimana informasi akan digunakan, dan
bagaimana atau kenapa pasangan ini di wawancara. Mempelajari masing-masing situasi
dengan baik untuk menentukan tingkat dan sifat orientasi yang penting.
Pada tahap ini hal yang dapat diperhatikan adalah tidak memberi asumsi kepada
interviewee. Pastikan dalam tahap ini orientasi adalah hal yang mutual jadi masing-
masing pasangan harus mengetahui satu sama lain dan mengetahui ekspektasi selama
interview.
Rapport dan orientasi terkadang dicampur dan mengurangi relational
uncertainty. Pada penghujung pembukaan, kedua pasangan dapat waspada pada
kesamaan yang penting, hasrat mengambil alih wawancara, tingkat kehangatan atau rasa
pertemanan, bagaimana kontrol di bagikan dan level kepercayaan. Pembukaan yang tidak
memadai dapat menyulitkan salah satu pasangan dan membuat masalah dalam interview.
b. Opening Techniques
Pembukaan akan membangun kedekatan, berorientasi pada pihak lain, dan
memberikan pembukaan yang lengkap.
● State the Purpose
Teknik ini menjelaskan kenapa anda melakukan wawancara. I-ter harus
menahan tujuan tertentu sampai i-ter mendapat jawaban yang jujur, memotivasi i-
tee agar mengambil bagian dalam interview, dan menghindari pembelaan diri.
Contoh: Saya akan melakukan pemungutan suara untuk menentukan
bagaimana pemilih yang terdaftar belajar ketika pemilihan semakin dekat.
● Summarize a Problem
Teknik ini tahap mengetahui dimana opening harus berhenti dan berlanjut
pada tahap selanjutnya. Teknik ini sesuai ketika i-tee tidak menyadari masalah,
samar-samar menyadarinya, atau tidak mengetahui detail.
Contoh: Sebagaimana kamu tahu, kami mulai memasang iklan layanan
fotografi sekitar setahun yang lalu. Pada awalnya ini bekerja dengan sangat baik,
tetapi dalam beberapa bulan terakhir ini kami membutuhkan waktu lebih lama
untuk mendapatkan gambar, biaya telah meningkat hampir 20 persen. Saya ingin
anda mengetahui hal ini.
Contoh: Saya mengajar besok pada teori disonansi kognitif dalam kursus
persuasi. Maukah anda memberikan saya beberapa petunjuk? Saya tahu anda
telah menyelesaikan teori ini.
Contoh: Selamat sore, apakah ini Cintya? Saya Mike dalam Komisi Mayor
dalam merevitalisasi lingkungan lama.
● Ask a Question
Pertanyaan terbuka, mudah dijawab dapat meningkatkan kepercayaan dan
mengarahkan i-tee. Berhati- hati pada Close Questions yang akan dijawab dengan
“ya/tidak”.
Contoh: Apa yang kamu cari dalam program belajar keluar negeri?,
hindari pertanyaan seperti, “Apakah kamu membutuhkan asisten?”, “Apa ada
yang bisa saya bantu?”
● Use a Combination
Banyak pembukaan dengan teknik kombinasi. Buat pembuka yang sesuai
dengan interview dan situasi, hindari penggunaan standard opening. Kita semua
adalah makhluk kebiasaan, dan jika suatu teknik bekerja dengan baik sekali, kita
dapat menggunakannya untuk berbagai situasi. Yang terpenting, libatkan orang
yang diwawancarai dalam pembukaan. Sebagai orang yang diwawancarai,
bersikeras untuk memainkan peran aktif sejak awal. Terlalu banyak pewawancara
membuat pembukaan monolog di mana orang yang diwawancarai hanyalah
pengamat.
Teknik pembukaan secara verbal juga harus disertai dengan komunikasi nonverbal, hal
ini dirasa sangat penting karena perlu menciptakan kesan pertama yang baik. Hal ini dapat
menandakan sebuah ketulusan, kepercayaan, kehangatan serta minat interview serta emosi yang
dialami.
a. Territoriality
Ketika anda memasuki ruang lingkup orang lain anda diharapkan untuk
menunggu sampai pihak lain memberi isyarat. Seperti kepala mengangguk,
anda diharuskan untuk menjaga kontak mata karena hal tersebut
menunjukkan kepercayaan. Contohnya jika anda akan memasuki ruangan
orang lain anda diharuskan untuk mengetuk pintu terlebih dahulu dan
menunggu orang tersebut untuk mempersilahkan anda masuk, seperti
menunjuk ke kursi.
b. Appearance and dress
Penampilan dan cara berpakaian berpengaruh terhadap kesan pertama.
Keduanya harus mengkomunikasikan daya tarik, kerapian, kedewasaan
profesionalisme dan harus sesuai dengan suasana interview.
c. Touch
Hati-hati jika berjabat tangan dengan kenalan. Menyentuh bagian yang
lain selain di tangan seperti lengan dan pundak umumnya ketika orang
tersebut memiliki hubungan yang cukup dekat.
Pada interview non-formal dan singkat, anda mungkin mempersiapkan hanya beberapa
topik atau pertanyaan dan menjalankannya dari ingatan atau dari selembar kertas catatan. Untuk
interview yang agak formal dan lebih panjang, siapkan garis besar dari topik-topik secara rinci
atau secara berhati-hati mengutarakan pertanyaan. Untuk interview yang formal, seperti survei,
siapkan daftar untuk interview yang berisi seluruh pertanyaan dan kemungkinan jawaban.
a. Interview Guide
Interview guide atau panduan interview adalah adalah garis besar topik dan
subtopik yang terstruktur dengan cermat untuk dibahas selama wawancara. Sebuah
panduan akan membantu anda untuk mengembangkan pertanyaan pada bidang/topik
yang spesifik, bukan merupakan daftar pertanyaan. Struktur ini memastikan untuk
mencakup seluruh topik yang penting dan mencegah untuk melupakan hal-hal yang
penting disaat sebuah interview berjalan. Panduan tersebut mungkin akan menyarankan
pertanyaan lanjutan dan memisahkan informasi yang relevan dan tidak relevan. Panduan
juga membantu dalam mencatat jawaban dan mengingat kembali di kemudian hari.
● Outline Sequence
Topical Sequence mengikuti pembagian secara alami dari sebuah topik
atau permasalahan. Contohnya, sebuah interview selama mencari lulusan sekolah
mungkin akan mengandung kriteria penerimaan, bidang studi, persyaratan gelar,
kemampuan, sumber pendanaan, dan informasi dari sekolah dan universitas.
Panduan jurnalis biasanya mengandung enam kata kunci: siapa, apa, kapan, di
mana, bagaimana, dan mengapa (who, what, when, where, how, and why).
Time Sequence memperlakukan topik atau bagian dari topik dalam urutan
kronologis. Contohnya seperti disaat seorang interviewer menjelaskan sebuah
wisata ke Alaska mungkin akan dimulai dari perjalanan dengan pesawat udara ke
Anchorage yang akan dilanjutkan dengan perjalanan dengan bus menuju Taman
Nasional Denali, perjalanan dengan kereta dari Denali kembali menuju
Anchorage, perjalanan dengan bus menuju Seward dimana terdapat pesta di atas
kapal pesiar, dan perjalanan akan dilanjutkan ke selatan menuju Seattle dengan
pemberhentian di Valdez, Skagway, Juneau, dan Ketchikan.
Space Sequence menyusun topik berdasarkan pembagian ruang: kiri ke
kanan, atas ke bawah, utara ke selatan, atau tetangga ke tetangga. Sebuah
petunjuk pelajar untuk kampus perguruan tinggi mungkin akan membawa anda ke
gedung kelas, perpustakaan, tempat tinggal, tempat olahraga, dan fasilitas
rekreasi.
Cause-to-effect Sequence mengatasi sebab dan akibat. Contohnya seperti
apa yang menyebabkan penurunan drastis orang yang hadir dalam permainan
basket pria, peningkatan dalam penyalahgunaan alkohol dalam kampus, atau fakta
bahwa lebih sedikit perusahaan yang mengambil bagian dalam pameran pekerjaan
di kampus. Seorang interviewer mungkin akan memulai dengan penyebab dan
dilanjutkan ke akibat atau mendiskusikan akibat yang tampak dan melanjutkannya
dengan membahas kemungkinan penyebabnya.
Problem-solution Sequence mengandung tahap masalah dan tahap solusi.
Anda mungkin saja mendiskusikan nilai anda dengan dosen dinilai dengan
mengidentifikasikan apa yang anda anggap sebagai masalah lalu mencari solusi
untuk meningkatkan nilai kuis dan ujian. Anda mungkin mendiskusikan masalah
lutut anda dengan seorang pelatih lalu mendiskusikan cara untuk meringankan
masalahnya.
● Developing an Interview Guide
Mari kita asumsikan bahwa anda mempertimbangkan untuk pergi safari ke
Kenya setelah lulus pada bulan Mei dan sebelum memulai bekerja sebagai
seorang wartawan di stasiun televisi Minneapolis. Anda telah menjadwalkan
sebuah interview dengan pemandu wisata berpengalaman yang sedang mengatur
safari ketiganya di bulan Mei. Pertama, tentukanlah topik utama dari informasi
yang anda inginkan, contohnya seperti urutan topik berikut:
i. Biaya
ii. Kenya sebagai tempat tujuan
iii. Karakteristik/sifat dari safari
iv. Kebutuhan
Kedua, simpanlah kemungkinan sub-topik di bawah setiap topik utama,
seperti berikut:
i. Biaya
a. Transportasi menuju dan dari Amerika Serikat
b. Penginapan
c. Makan
d. Oleh-oleh
e. Tip
ii. Kenya sebagai tempat tujuan
a. Keamanan
b. Iklim
c. Topografi
d. Situs yang dapat dikunjungi
e. Binatang
iii. Karakteristik/sifat dari safari
a. Berapa hari yang dibutuhkan
b. Transportasi di Kenya
c. Penginapan di Nairobi dan the bush
d. Orang-orang di safari
e. Makanan
f. Kegiatan
iv. Kebutuhan
a. Bahasa
b. Imunisasi
c. Kondisi fisik
d. Pakaian
e. Perlengkapan
Ketiga, tentukan apakah ada sub-topik dari sub-topik. Contohnya, anda
mungkin akan ingin mengetahui suhu rata-rata, menu sarapan pada umumnya,
keamanan dari teroris dan binatang, latar belakang dari orang-orang di safari,
pakaian secara spesifik seperti sepatu, perlengkapan untuk hujan, dan topi. Anda
mungkin tidak cukup mengetahui untuk mengembangkan sub-topik di bawah
topik utama, atau anda akan mengetahui sub-topik tersebut selama
berlangsungnya interview.
b. Interview Schedules
● A non-scheduled interview
Interview yang tidak terjadwal biasanya tidak memiliki pertanyaan yang
telah dipersiapkan sebelumnya. Jenis interview ini paling cocok digunakan ketika
interview akan singkat, bidang informasi sangat luas, orang yang diwawancarai
dan tingkat informasi berbeda secara signifikan, orang yang diwawancarai enggan
menanggapi atau memiliki ingatan yang buruk, atau hanya ada sedikit waktu
persiapan.
Interview yang tidak terjadwal memberi kebebasan untuk melakukan
probing dan untuk beradaptasi dengan interviewer dan situasi yang berbeda.
daripada interview yang tidak terjadwal dan cukup terjadwal, dan mencegah para
pihak dari berkeliaran ke daerah-daerah yang tidak relevan atau menghabiskan
banyak waktu untuk satu atau dua topik. Probing haruslah disiapkan sebelumnya.
Sebagai contoh:
I. Apakah Anda percaya bahwa permasalahan ini akan lebih baik atau lebih
buruk dalam kampanye presiden tahun ini?
● (Jika jawaban lebih baik) mengapa Anda merasa akan ada lebih
sedikit masalah tahun ini?
● (Jika jawaban lebih buruk) mengapa Anda merasa akan ada lebih
banyak masalah tahun ini?
● Combination of schedules
Pertimbangkanlah kombinasi strategis dari jadwal. Misalnya, gunakan non
scheduled approach di menit-menit awal pembukaan, moderate scheduled
secara emosional terlibat dalam suatu masalah atau situasi. Selain itu, inverted
funnel sequence juga berguna ketika interviewee merasa mereka tidak tahu
banyak mengenai topik atau mereka tidak ingin berbicara. Inverted funnel
sequence yang memulai dengan pertanyaan tertutup dapat memberikan waktu
pemanasan bagi mereka yang enggan untuk berbicara. Pertanyaan tertutup dapat
bekerja ketika pertanyaan terbuka dapat membuat orang kewalahan.
● Combination Sequence
Hourglass sequence dimulai dengan pertanyaan terbuka, berlanjut ke satu
atau lebih pertanyaan tertutup, dan berakhir dengan pertanyaan terbuka. Hal ini
digunakan ketika kita ingin memulai dengan funnel sequence dan kemudian
dilanjutkan dalam jalur pertanyaan kita ke funnel sequence terbalik. Ini
merupakan kombinasi yang memungkinkan kita untuk mempersempit fokus kita
dan kemudian melanjutkan untuk membukanya sekali lagi ketika orang yang
diwawancarai atau topik itu.
Kombinasi urutan kedua yang menempatkan funnel sequences top-to-top,
biasa disebut dengan diamond sequence. Urutan ini memungkinkan interviewer
untuk memulai dengan pertanyaan tertutup, dilanjutkan dengan pertanyaan
terbuka, dan berakhir dengan pertanyaan tertutup.
Masing-masing urutan kombinasi ini menawarkan pengaturan berbeda
dari pertanyaan terbuka dan tertutup yang memungkinkan interviewer untuk
mendekati situasi interview tertentu dan interviewee dengan fleksibilitas yang
lebih besar.
● Quintamensional Design Sequence
George Gallup, poll designer terkenal, mengembangkan quintamensional
design sequence untuk menilai intensitas pendapat dan sikap. Pendekatan lima
langkah ini berasal dari kesadaran interviewee tentang masalah ini untuk sikap
yang tidak dipengaruhi oleh pewawancara, sikap khusus, alasan untuk sikap ini,
dan intensitas sikap.
1. Awareness
2. Uninfluenced attitudes
3. Specific attitude
4. Reason why
5. Intensity of attitude
Closing
Closing adalah bagian integral dari tiap interview, bukan sesuatu yang sekedar disimpan di
ujung dan bukan juga escape mechanism. Ketika menyelesaikan pertanyaan terakhir dan telah
mendapatkan seluruh informasi yang diharapkan, seringkali kita merasa lebih rileks dan
interview sudah selesai. Namun, penutupan yang tidak baik dapat membatalkan hubungan yang
telah dibangun selama interview.
a. Functions and Guidelines for Closing
Closing punya tiga fungsi utama. Pertama, closing menandakan akhir dari
interview namun bukan akhir dari hubungan. Interviewer dapat melanjutkan baik
hubungan bisnis, profesional, sosial, dan kasual setelah interview berakhir. Selain itu,
interview juga dapat menciptakan atau mengubah hubungan serta membentuk ekspektasi
positif dan negatif untuk interaksi kedepannya. Frase-frase sederhana dapat menunjukan
interval ke interview yang akan datang. “Sampai jumpa” dapat diartikan sebagai interval
yang singkat. “Selamat tinggal” menandakan interval yang panjang. “Jangan menjadi
orang asing” menandakan interval moderat. “Kami akan memberi kabar nanti”
menandakan tidak akan ada interview lanjutan.
Kedua, closing dapat mengekspresikan dukungan untuk meningkatkan hubungan
dan menutup interview dengan positif. Salah satu atau kedua belah pihak dapat
menunjukan apresiasi dan intensi untuk hubungan di masa mendatang.
Ketiga, closing dapat menyimpulkan sebuah interview. Walaupun tidak ada
kesimpulan yang sistematik, pihak manapun dapat menggunakan closing untuk menutup
interview dengan teratur dan menyatukan isu, kekhawatiran, persetujuan, dan informasi
yang diberikan.
Aturan pertama adalah closing merupakan sebuah dialog, bukan monolog. Tutup
interview dengan tulus dan jujur dan jangan menjanjikan sesuatu yang tidak bisa
ditepati. Pada law of recency dikatakan bahwa orang cenderung mengingat perkataan
atau perilaku teakhit dalam sebuah interview. Jadi, jika interviewer menutup interview
dengan terburu-buru atau tidak baik dapat mengubah efek dari interview dan
mempengaruhi hubungan di masa mendatang.
Hindari false closing yang mungkin terjadi jika pesan verbal dan nonverbal
seperti menandakan interview akan selesai tapi belum. Hindari juga failed departures
yang muncul jika interviewer sudah menyelesaikan interview namun kemudian bertemu
kembali dengan interviewer di tempat lain pada waktu dekat dalam keadaan canggung.
b. Closing Techniques
● Offer to Answer Questions
Beri waktu pada interviewee untuk memikirkan pertanyaan yang akan ditanya
dan jangan memberikan jawaban singkat yang tidak tulus kemudian mengakhiri
interview.
● Use Clearinghouse Question
Clearinghouse question adalah pertanyaan yang dapat memastikan bahwa
semua topik sudah selesai dibahas, semua pertanyaan sudah dijawab, dan semua
kekhawatiran sudah diselesaikan. Contoh pertanyaannya seperti:
- Ada lagi yang ingin ditambahkan sebelum selesai?
● Declare Completion of the Intended Purpose
Sampaikan bahwa interview telah selesai dengan kata-kata yang jelas
menandakan bahwa sudah benar-benar selesai.
● Make Personal Inquiries
Buatlah beberapa pertanyaan yang menyinggung personal untuk
meningkatkan hubungan.
● Make Professional Inquiries
Pertanyaan profesional lebih formal daripada pertanyaan pribadi, tetapi
pertanyaan itu harus menunjukkan minat yang tulus. Orang yang menunjukkan
minat pada karir lebih disukai.
Contoh:
Bagaimana pengajaran anda di Jatinangor?
Kapan masa jabatan anda di dewan kota dimulai?
Teknik ini paling efektif ketika batas waktu disepakati sebelumnya atau
selama pembukaan. Jadilah bijaksana, dan hindari kesan bahwa anda sedang
merakit. Jangan terburu-buru menutup, akhiri wawancara disaat yang paling tepat.
Contoh :
Maaf, saya ada kelas dalam beberapa menit lagi.
Nah, waktu kita sudah habis untuk hari ini. Bagaimana kalau kita bertemu
lagi Rabu depan?
Tindakan nonverbal ini dapat memberi sinyal ketika kita ingin menutup
wawancara atau mendeteksi ketika orang lain ingin menutup. Hindari mengirim
sinyal penutupan yang tidak disengaja. Ingatlah bahwa tindakan apa pun dapat
ditafsirkan dengan cara yang berarti oleh pihak lain. Kita mungkin tidak menyadari
bahwa kita melihat jam tangan atau mencondongkan tubuh ke depan, atau kita
mungkin melihat jam untuk memastikan kita memiliki sisa waktu yang cukup,
tetapi pihak lain mungkin menganggap ini sebagai tanda untuk menyuruh pergi.
Hati-hati terhadap kata-kata dan tindakan yang akan dikatakan ke pihak
lain. Putuskan teknik penutupan mana yang paling cocok. Peran kita dalam
wawancara dan hubungan kita dengan pihak lain mungkin memerlukan beberapa
teknik, mengesampingkan orang lain, dan menentukan siapa yang akan memulai
penutupan dan kapan akan menutup. Seringkali kita akan menggabungkan
beberapa teknik verbal dan nonverbal menjadi penutupan yang efektif.
Contoh:
Baiklah (menutup buku catatan), saya pikir itu menjawab semua
pertanyaan saya (condong ke depan dan tersenyum). anda telah memberi saya
banyak informasi menarik untuk proyek lapangan saya. (bangkit dari kursi) Saya
sangat menghargai bantuan anda. (berjabat tangan dan melihat orang yang
diwawancarai langsung di mata).