Anda di halaman 1dari 2

Nama : Lukas Onny Setiyoko

NIM : 17010664063
Kelas : 2017A
Mata Kuliah : Psikologi Konsume
Resume Kuliah Tamu Behavioral Event Interview (BEI)

Proses wawancara, interviewer membuka dengan opening untuk membangun rapport awal
dengan interviwee. Setelah opening selesai dilakukan interviewer dapat memberikan pertanyaan
dan observasi mengenai interviwee. Interviewer juga harus menjelaskan pekerjaan dan
perusahaan kepada interviwee atau dapat melemparkan pertanyaan pada interviwee mengenai hal
tersebut. Terakhir, closing merupakan teknik interviewer untuk menutup proses wawancara
dengan interviwee. Pada interviwee, selama proses wawancara adalah menjelaskan apa yang
dipertanyakan oleh interviewer dan juga bertanya hal-hal yang perlu dia ketahui kepada
interviewee. Proses wawancara ini interviewer harus terjadi serasa tulus, hangat, bersahabat, dan
menerima apa adanya.
Jenis wawancara terbagi menjadi wawancara terstruktur dan wawancara tidak terstruktur.
Wawancara terstruktur bercirikan memiliki pedoman wawancara untuk menggali data yang
dibutuhkan. Wawancara tidak terstruktur bercirikan tidak membutuhkan pedoman wawancara
dan hanya mengikuti suasana dalam interview.
Wawancara terstruktur bermanfaat untuk membuat proses wawancara lebih efektif dan
terarah serta data hasil wawancara memiliki bukti-bukti yang dapat dipertanggungjawabkan.
Metode wawancara ini dilakukan dengan menggali dan mengukur dimensi tertentu dan
mendapatkan bukti pada dimensi tersebut dari interviwee. Dimensi yang digali dapat berupa
aspek/kompetensi/kriteria yang dibutuhkan pada pekerjaan dan pengetahuan, motivasi serta
perilaku yang dimiliki oleh interviwee.
Pada BEI berusaha untuk memprediksi perilaku di masa datang dengan melihat
perilakunya di masa lalu pada interviewee. Secara mendalam BEI digunaka untuk mengetahui
dengan detail mengenai cara seseorang melakukan pekerjaannya. Asumsi dasar pada BEI adalah
seseorang cenderung mengulang di masa datang merupakan perilaku di masa lalu yang pernah
atau memuaskan.
Konsep yang digunakan pada BEI adalah STAR yang terdiri Situation, Task Action,
Result. Situation merupakan latar belakang kandidat melakukan tindakan. Task merupakan tugas
yang diemban pada interviewee saat situasi tersebut. Action merpakan tindakan/perilaku/sikap
yang dilakukan oleh kandidat dalam menghadapi situasi dan tugas yang dialami, hal ini
merupakan kunci untuk menunjukkan perilaku yang dimiliki oleh kandidat. Result merupakan
dampak dari tindakan yang dilakukan kandidat dengan melihat/mengetahui perubahan yang
terjadi pada kandidat. STAR terbagi tiga jenis, complete (mencakup seluruh situasi kejadian
kandidat), partial (informasi yang diungkapkan hanya sebagian), false (terbagi menjadi vague
statement yang merupakan pernyataan umum yang tampaknya bagus, opini merupak keyakinan
dan penilaian yang dimiliki kandidat, dan theoretical/future oriented merupakan apa yang akan
dilakukan oleh kandidat). Probing perlu dilakukan untuk mengubah data false STAR menjadi
true/complete STAR dengan meminta penjelasan detail atau contoh yang dimiliki oleh
interviewee.
Pada kandidat yang faking/ melebih-lebihkan dapat dilakukan dengan melakukan probing
dengan meminta kandidat mencontohkan dan menjelaskan pengalaman lain yang memiliki
situasi baik berbeda ataupun sama dengan penjelasannya sebelumnya. Kunci dalam mengetahui
faking ini adalah kedetailan dan konsistensi dari penjelasan/action kandidat dalam kontribusinya
ketika situasi-situasi tersebut terjadi. Ketidaksesuaian hasil interview dengan kinerja yang
dimiliki oleh kandidat dapat diminimalisir dengan melakukan job training dan asesmen pada
masa training. Bila terlanjur kandidat sudah diterima dapat memberikan coaching (memberikan
feedback mengenai kinerja kandidat) atau melakukan pemutusan.
Tips yang Do and Don’t dalam proses wawancara. Do dalam wawancara antara lain
menerima apa adanya, memberi waktu untuk menceritakan kembali pengalaman, mengulang
pertanyaan, menunjukkan perhatian, melakukan kontak mata rileks tersenyum dan posisi tubuh
terbuka, serta memakai bahasa yang disesuakan kandidat. Don’t dalam wawancara memojokkan,
mengkritik, menilai, memotong, menempatkan diri lebih tinggi dari kandidat, banyak mencatat,
mengubah topik pembicaraan sebelum itee selesai menjelaskan.
Wawancara yang produktif dapat dilakukan dengan menjadi pendengar yang aktif dalam
mendengarkan cerita yang dimiliki oleh interviewee, menggunakan pertanyaan terbuka untuk
mendapatkan respon deskriptif. Pertanyaan ditujukan pada aspek-aspek tertentu
(dimensi/kompetensi), menggunakan pendekatan non-directive, pertanyaan diajukan secara
mengalir
Closing wawancara yang baik dilakukan dengan tidak menutup secara tiba-tiba dan
memberi kesempat interviewee untuk bertanya, tidak menunjukkan rasa tidak sabar karena waktu
sudah habis, memastikan bahwa itee keluar dengan rasa puas, menjaga motivasi itee untuk
kembali di proses selanjutnya
Contoh pertanyaan teamwork
Dapatkah anda ceritakan pengalaman anda dalam bekerja sama dengan orang lain baik itu
dalam organisasi, kepanitiaan maupun lainnya?
Pada situasi tersebut posisi atau jabatan apa yang anda emban?
Jelaskan secara detail mengenai kontribusi anda dalam pengalaman tersebut ?
Setelah hal tersebut adakah hal yang ingat setelah berhasil menyelesaikan kerjasama
tersebut? Tolong ceritakan.

Anda mungkin juga menyukai