Anda di halaman 1dari 17

MODUL IX

WAWANCARA

Mata kuliah : Komunikasi Bisnis


Kode Matakuliah : MCPB 58
Semester : 5
SKS dan Jam : 3 (Tiga), 4 Jam (180 Menit)
Matakuliah : -
Pendukung
Pendukung : Semua Mata kuliah
Matakuliah
Dosen : APS, ESS
Minggu : 10 (sepuluh)
1. Unit : Mampu menerapkan wawancara
Kompetensi
2. Elemen : 1. Menunjukkan pengertian dan jenis – jenis wawancara
Kompetensi 2. Mengorganisasikan struktur wawancara
3. Mengaplikasikan persiapan pewawancara
4. Menerapkan persiapan pelamar
5. Mempersiapkan bentuk pertanyaan dalam
wawancara
6. Menunjukkan perilaku selama wawancara
7. Menunjukkan hal-hal yang perlu dihindari
pewawancara dan pelamar
3. Kriteria Unjuk Mahasiswa mampu :
Kerja 1. Menerapkan pengertian dan jenis – jenis wawancara
dengan baik
2. Menyusun kembali struktur wawancara dengan tepat
3. Mengembangkan persiapan pewawancara dengan
baik
4. Mengembangkan persiapan pelamar dengan baik
5. Menghasilkan bentuk pertanyaan dalam wawancara
dengan tepat
6. Mendemonstrasikan perilaku selama wawancara
dengan baik
7. Mengatasi hal-hal yang perlu dihindari pewawancara
dan pelamar dengan baik
PENDAHULUAN

Wawancara merupakan suatu pecakapan yang terencana dengan tujuan tertentu


antara dua pihak yaitu si pewawancara (Interviewer) dan yang diwawancarai
(Interviewee). Dimana si pewawancara merupakan orang yang memegang kendali
dalam kegiatan tersebut untuk menggali informasi yang diinginkan dari orang yang
diwawancarai.

Perusahaan dalam menjalankan aktivitasnya sangat membutuhkan proses


wawancara, baik untuk proses merekrut karyawan baru, pemberhentian pegawai
ataupun dalam mengevaluasi karyawan dalam perusahaan.

Pengertian Wawancara

Wawancara adalah merupakan komunikasi dua arah (two way communication)


antara seseorang dengan pihak lain untuk mendapatkan informasi sesuai dengan
tujuan yang diharapkan. Dalam wawancara ada dua pihak yang terlibat yaitu pihak
pewawancara (interviewer) dan pihak responden (interviewee) seperti wawancara
pekerjaan, wawancara ekonomi, wawancara pasien (diagnosa) , dari aktivitas
wawancara tersebut bertujuan untuk mendapatkan informasi yang penting bagi
pewawancara..

Ada 3 karakteristik yang membedakan wawancara dengan percakapan biasa secara


umum adalah :

1. Wawancara lebih mempunyai tujuan dari pada percakapan biasa. Karena tujuan ini
telah ditetapkan lebih dulu maka wawancara cenderung lebih formal.

2. Wawancara Lebih berstruktur


Pembicaraan biasa seringkali tidak mempunyai struktur, tetapi wawancara
mempunyai tahap-tahap pertanyaan yang tersusun rapi untuk mendapatkan
informasi yang berguna.
3. Wawancara lebih ditekankan untuk mendapatkan informasi penting sedangkan
percakapan biasa hanya sekedar saja. Adapun tujuan spesifiknya dalam wawancara
tersebut harus terjadi saling pertukaran informasi.

Jenis- Jenis Wawancara

Secara garis besar berdasarkan fokusnya wawancara dapat diklasifikasikan


kedalam dua kelompok yaitu :
1. Wawancara yang terfokus pada pertukaran informasi (Exchange of Information),
antara lain:
a. Wawancara pekerjaan (Job Interview )
Bagi si pewawancara dalam interaksi ini pewawancara akan mencari
berbagai informasi yang berhubungan dengan calon karyawan seperti: minat,
pendidikan, pengalaman, harapan dan lain sebagainya. Sedangkan bagi
pelamar pekerjaan akan mencari informasi yang berhubungan dengan
perusahaan dan pekerjaannya.
b. Wawancara untuk menggali informasi (Information Interview)
Tujuan yang ingin dicapai pewawancara adalah menggali dan mengumpulkan
berbagai fakta yang diperlukan untuk mengambil keputusan. Dalam
wawancara ini biasanya arus informasi berjalan searah.
c. Wawancara Persuasif
Bertujuan untuk menjelaskan suatu ide atau informasi baru kepada pihak lain
sehinggga pihak lain setuju dan mendukung ide yang dikemukakan tersebut.
Contoh: mengajukan proposal cuti, kenaikan gaji, penjualan dan lain-lain.
d. Wawancara bagi karyawan yang berhenti bekerja (Exit Interview)
Biasanya diberikan kepada karyawan yang mengundurkan diri.
2. Wawancara yang berfokus pada pertukaran perasaan (Feeling Exchange)
a. Wawancara Evaluasi (Evaluation Interview)

Biasanya dilakukan oleh seorang atasan dengan bawahannya. Dalam


wawancara ini, atasan mendiskusikan hasil kerja bawahan dan
mengevaluasinya.
b. Wawancara Konseling (Counselling Interview)

Wawancara ini digunakan untuk memecahkan masalah yang bersifat personal


atau pribadi. Apabila seorang karyawan menghadapi masalah dalam
kehidupan pribadinya, kemungkinan besar masalah tersebut akan berpengaruh
terhadap kinerjanya. Untuk inilah maka diperlukan adanya wawancara
konseling.

c. Wawancara penyelesaian konflik (Conflict Resolution Interview)

Dalam suatu organisasi yang beranggotakan berbagai individu terjadinya


konflik merupakan suatu hal tidak dapat dihindari. Untuk menyelesaikan konflik
ini maka diperlukan wawancara konflik. Dalam wawancara ini kedua belah
pihak yang terlibat dipertemukan dan masing-masing menjelaskan persoalan
yang dihadapi.

Struktur Wawancara

Wawancara mempunyai struktur yang sama. Kesadaran pewawancara untuk


mengikuti struktur tersebut akan menciptakan suatu wawancara yang lebih produktif
dan lebih menyenangkan, tanpa membedakan bentuk wawancara yang digunakan.
Suatu wawancara dibagi dalam enam fase, yaitu:

1. Perencanaan

Pada fase ini yang harus dilakukan dalam merencanakan wawancara adalah
menetapkan tujuan, mempelajari hal- hal mengenai pelamar dan subjek atau
pekerjaan apa yang memungkinkan, menetapkan struktur pekerjaan yang akan
dikerjakan dan berdasarkan hasil tersebut mengembangkan pertanyaan-
pertanyaan penting. Misalnya mempelajari C.V.

2. Menciptakan hubungan

Untuk mengurangi ketegangan dan memudahkan jalannya pertukaran informasi,


sebagai pewawancara pertama kali harus menciptakan hubungan dengan pelamar.
Jabatan tangan, senyum yang hangat dan suara yang ramah merupakan salah satu
cara dalam menyambut pelamar.

3. Tahap tanya jawab

Setelah periode di atas,, memulai pembicaraan mengenai subyek yang ingin


diketahui dari si pelamar. Suatu skema wawancara yang baik seharusnya mengikuti
kronologis yang tepat yaitu wawancara dimulai dengan latar belakang pendidikan
dan aktivitas pelamar. Dilanjutkan dengan pengalaman kerja dan diakhiri dengan
aktivitas pekerjaan.

4.Tahap membuat ringkasan dan mengakhiri wawancara

Tahap meringkas diperlukan untuk menghindari informasi yang tidak relevan atau
dapat mengakibatkan kesimpulan yang kabur atau tidak jelas. Untuk ini, maka si
pewawancara harus memilih informasi yang mana yang relevan dengan pekerjaan
dan menyimpulkannya secara jelas dan lengkap. Penting bagi si pewawancara
untuk memberi tanda-tanda baik verbal maupun non verbal kepada pelamar bahwa
wawancara telah selesai. Untuk mengakhiri wawancara, seorang pewawancara
menjelaskan suatu kesimpulan wawancara secara ringkas.

5. Tahap evaluasi

Dilakukan setelah wawancara berakhir. Semua informasi yang diperoleh dirangkum


secara keseluruhan tanpa ditambah dan dikurangi. Informasi dapat ditambah dari
fakta dan sumber lain yang dapat digunakan sebagai indikator untuk menilai jalan
pikiran si pelamar.

Beberapa daftar yang dapat menjadi pertimbangan :

Perangai dan tanda psikologis

Positif Negatif

 Kedatangan yang lebih cepat  Kedatangan yang terlambat


 Kesigapan, sikap yang responsif  Kurang perhatian, bersifat
bosan
 Bersikap tegas
 Rendah diri, pendiam
 Tersenyum
 Bermuka masam

Tanda- tanda verbal

Positif Negatif

 Ti  Selalu mengubah-ubah subjek

 Terlalu umum atau terlalu


terperinci

 Respon yang tidak relevan

 Presentasi yang tidak tersusun

 Humor yang tidak beralasan,


sembrono

 Jawaban yang tidak spontan

 Berbicara kritis mengenai orang


lain

 Rasionalis mengelak

Persiapan Pewawancara

Suatu wawancara tidak akan berhasil bila pewawancara tidak melakukan


persiapan cermat. Persiapan- persiapan yang harus dilakukan diantaranya adalah:

1. Harus mempunyai gambaran yang jelas mengenai struktur organisasi perusahaan.


2. Mengetahui informasi yang terperinci mengenai pekerjaan yang akan ditawarkan,
sebaiknya pula anda mengetahui analisa jabatan untuk tiap-tiap posisi sehingga
anda mengetahui apa yang dibutuhkan dari seorang pelamar.

3. Mengetahui area yang akan anda cakup saat wawancara, dan juga pertanyaan-
pertanyaan yang penting.

4. Apabila pekerjaan yang ditawarkan menyangkut segi keterampilan, Anda harus


memikirkan cara pelamar mendemonstrasikan keahliannya.

5. Mengatur wawancara, termasuk menentukan waktu sehingga anda dapat


memperoleh informasi yang diberikan oleh seorang pelamar.

6. Mempertimbangkan pengaturan fisik ruangan. Pilihlah suatu ruangan yang sepi,


kemudian terhindar dari gangguan-gangguan kecil, susunlah mebel sedemikian rupa
sehingga meja tidak terpisah dengan pelamar.

PERSIAPAN SEORANG PELAMAR

1. Ketahuilah diri anda sebelumnya

Ketahui dengan pasti pekerjaan yang diinginkan, persyaratan- persyaratan yang


dibutuhkan dan kualifikasi-kualifikasi yang anda miliki termasuk kekuatan dan
kelemahan.

2. Melakukan beberapa riset pada perusahaan

Informasi yang penting saudara ketahui mengenai perusahaan adalah umur


perusahaan, lokasi, tipe produk dan jasa, perkembangan perusahaan dan
prospeknya.

3. Membuat beberapa pertanyaan yang sekiranya akan ditanyakan oleh pewawancara


beserta jawabannya. Demikian pula sebaliknya anda membuat daftar pertanyaan
yang akan diajukan.
4. Perhatikan penampilan diri anda. Pakaian yang dikenakan dan kerapian anda akan
sangat mempengaruhi penampilan.

5. Periksa tempat dan waktu dengan teliti. Ketahuilah dengan pasti waktu dan tempat
wawancara tersebut diadakan. Sebaiknya anda berada ditempat sepuluh atau lima
belas menit sebelumnya.

Bentuk–bentuk pertanyaan sering diajukan yang dalam wawancara

1. Pertanyaan Terbuka dan Tertutup (Open and Close Question)

Pertanyaan terbuka: Pelamar mempunyai kebebasan untuk menguraikan


pendapatnya dan sampai seberapa jauh dia ingin mengutarakannya.

Contoh : ” Bisakah saudara menceritakan tentang diri anda?”

” Mengapa saudara melamar pekerjaan ini? ”

” Apa yang saudara cari dalam karir? ”

Kelebihan pertanyaan terbuka :

 Pewawancara mempunyai kesempatan untuk mengamati

 Pelamar merasa pendapatnya tidak disanggah karena pertanyaan mudah untuk


dijawab.

 Pertanyaan seolah–olah mengarahkan minat pelamar.

Kelemahan pertanyaan terbuka :

 Memakan waktu banyak dalam membuat penilaian

 Seringkali pewawancara sukar untuk membuat penilaian informasi secara


kuantitatif

 Lebih sukar mengontrol jalannya wawancara.

Sedangkan pertanyaan tertutup lebih terbatas dan umumnya hanya memancing


pendapat yang singkat saja dan membatasi jawaban yang diberikan pelamar.

Contoh : ”Apakah anda senang membaca buku?”


”Apakah anda menyukai bekerjasama dengan beberapa orang, dua orang,
atau sendiri?”

Kelebihan pertanyaan tertutup :

 Lebih sedikit pelatihan yang dibutuhkan pewawancara

 Tidak memakan waktu

 Lebih mudah bagi pewawancara untuk mengontrol

 Lebih mudah untuk membuat tabulasi jawaban

Kelemahannya :

 Informasi yang didapat lebih sedikit dan tidak mendalam

 Terkadang merintangi jalannya informasi

 Pelamar tidak dapat memberikan informasi tambahan

 Pewawancara tidak dapat menilai jalan pikiran pelamar

2. Pertanyaan netral dan terarah (Neutral and Leading Question)

Pada pertanyaan netral, pewawancara tidak berusaha untuk mengarahkan respon


pelamar. Pertanyaan diungkapkan sedemikian rupa sehingga tidak memperlihatkan
indikasi jawaban yang diinginkan pelamar dan dapat menimbulkan penyimpangan
yang dapat dihindari dengan pertanyaan terarah. yang mengarahkan pelamar pada
respon yang diinginkan.

Contoh: ”Mengapa anda meninggalkan perusahaan sebelumnya?”

Pertanyaan terarah adalah pertanyaan yang mengarahkan pelamar pada respon


yang diinginkan pewawancara.

Contoh : ”anda tidak keberatan bekerja lembur?”


3. Pertanyaan yang mengandung beban (Loaded Question)

Pertanyaan seperti ini memberikan arahan yang lebih kuat daripada Leading
Question. Dalam mengajukan pertanyaan, pewawancara menyudutkan pelamar
dengan menggunakan kata- kata yang memancing emosi pelamar.

Contoh : ”Apakah anda setuju dengan peraturan gaji di perusahaan kami yang
tampaknya tak wajar?”

4. Mirror Question

Diajukan berdasarkan refleksi jawaban pelamar sebelumnya dengan maksud


mendapatkan informasi tambahan.

Contoh :

Pelamar : Saya sebenarnya menyenangi pekerjaan yang lalu, menarik dan


gajinya cukup besar. Tetapi saya mendapat masalah dengan
supervisor saya.

Pewawancara : Masalah dengan supervisor?

Pelamar : Selama ini saya telah berusaha bekerja dengan baik, tetapi
beberapa teman seringkali menimbulkan cekcok.

Pewawancara : Cekcok?

5. Pertanyaan yang menyelidiki (Probing Question)

Pertanyaan menyelidiki diajukan juga berdasarkan respon sebelumnya dari seorang


pelamar. Merupakan pertanyaan yang tidak terencana dan diajukan untuk
mengetahui cara pelamar menafsirkan pertanyaan sebelumnya dan untuk menggali
respon dari pelamar.

Contoh :

Pelamar : Pekerjaan saya sebelumnya menuntut saya untuk mempelajari


bagaimana harus memikul tanggung jawab.

Pewawancara mengembangkannya berdasarkan pertanyaan diatas :


”Bagaimana anda memikul tanggung jawab tersebut?”

”Seberapa jauh tanggung jawab yang anda pikul?”

Perilaku selama Wawancara

1. Memperlihatkan minat

Dapat dilakukan melalui cara duduk dan cara memandang, kontak mata dan
pertanyaan yang anda ajukan.

2. Bersikap sopan

Jangan mengunyah permen karet, juga merokok (kecuali bila pewawancara


mempersilahkan).

3. Bersikap jujur dan bersungguh-sungguh

Jika anda mulai berkata berlebih-lebihan atau mengarang cerita, pewawancara akan
mempertimbangkan bahwa anda bukan calon yang baik.

4. Berlaku wajar

Jangan pura-pura, dengan berlaku wajar akan terlihat bahwa anda mengenal
keadaan.

5. Jadilah pendengar yang baik

Dengan melakukan hal ini, maka anda akan selalu siap untuk menjawab
pertanyaan-pertanyaan.

6. Menghindari sikap, gerak dan jawaban negatif

Hindari jawaban negatif seperti tidak dapat, tidak akan, tidak mampu, gagal dan lain-
lain. Gunakan juga ekspresi positif yang menunjukkan bahwa anda tidak mampu
dan dapat diandalkan.

Hal- hal Yang harus dihindari oleh Pewawancara


1. Hallo Effect yaitu kecenderungan menilai pelamar hanya dari satu aspek saja.

2. Kesalahan klise yang dapat menjadi perangkap, kecenderungan untuk


mengkategorikan pelamar hanya dari segi permukaannya saja.

3. Pewawancara tidak menyadari bahwa pelamar telah mengetahui kebutuhan dan


keinginan pewawancara, juga jawaban yang diinginkan.

4. Gambaran dari pewawancara tentang seorang yang ideal tidak mungkin tepat
dengan seorang yang bisa melakukan pekerjaan secara efektif.

5. Kecenderungan pribadi pewawancara seperti jabatan tangan yang kurang tegas,


menggigit-gigit jari, mengunyah permen karet dan lain- lain.

6. Cara menilai karakter pelamar, kemampuan mental dan sikapnya hanya dari tulisan
tangan, penampilan luar yang menarik, tanggal lahir, jumlah huruf dari namanya,
garis-garis telapak tangan dan lain-lain.

7. Memberikan pertanyaan dengan urutan yang sama pada semua pelamar, tidak ada
penyesuaian secara individual dan tidak ada rangsangan untuk saling bertukar ide
serta hanya menuntut jawaban klise yang tidak menuntut kualifikasi.

8. Pandangan yang menyesatkan tentang pengalaman yang tidak dapat dijadikan


jaminan untuk dapat melakukan pekerjaan.

9. Terpengaruh oleh pelamar hanya karena dia membutuhkan pekerjaan, walaupun


beberapa kualifikasi tidak dapat dipenuhi.

10. Berbicara terlalu banyak, tidak mendengarkan

11. Persiapan yang kurang

12. Memberikan pertanyaan yang tidak tepat

13. Berlaku tidak sopan dan kasar terhadap pelamar

14. Terlalu cepat mengambil kesimpulan


15. Menerima fakta tanpa menyelidiki ketepatan dan artinya

16.Membiarkan kesenjangan yang ada tanpa berusaha untuk menghilangkannya

17. Membiarkan pelamar mengendalikan wawancara

18. Hanya mengandalkan daya ingat saja dalam memimpin wawancara dan menilai
kualifikasi pelamar

19. Pada saat pelamar ragu-ragu atau berfikir mengenai suatu pertanyaan, usahakan
mengajukan pertanyaan lain

20. Memperlihatkan sikap yang kritis dan dingin terhadap pelamar

21. Tidak meneliti tanda non verbal (gerak isyarat, perubahan suara, tanda keraguan)

22. Pertanyaan–pertanyaan yang lemah seperti :

 Memberikan pertanyaan yang mengundang jawaban tertentu, seperti :

”Apakah Anda setuju......”

 Mengajukan pertanyaan dengan menggunakan bahasa yang tidak jelas,


sehingga akan menimbulkan jawaban yang kabur.

 Hindari pertanyaan yang menimbulkan jawaban ”ya” atau ”tidak”.

Hal- hal yang harus dihindari oleh Pelamar

Dr. Endicott menyelidiki faktor-faktor negatif yang akan dinilai pada saat wawancara:

1. Penampilan diri yang kurang baik

2. Sikap suka menguasai, terlalu agresif, sombong seolah-olah mengetahui segala hal

3. Kemampuan yang kurang untuk berkomunikasi dengan jelas, suara yang lemah,
tutur bahasa yang kurang baik, dan lain-lain

4. Perencanaan mengenai karir yang kurang, tidak mempunyai tujuan


5. Minat dan semangat yang kurang, pasif, acuh tak acuh

6. Kepercayaan diri yang kurang, tidak tenang (gemetar), gugup.

7. Tidak mempunyai aktivitas

8. Terlalu menekankan pada segi uang, hanya tertarik pada uang yang ditawarkan

9. Nilai pelajaran yang buruk

10. Tidak ada kemauan untuk bekerja mulai dari bawah, mengharapkan terlalu banyak
pada saat mulai bekerja

11. Pada daftar nilai, terlalu banyak faktor-faktor yang tidak baik

12. Taktik yang kurang

13. Kurang matang

14. Tidak sopan

15. Mendapatkan hukuman/sanksi dari atasan yang terdahulu

16. Mendapatkan nilai yang kurang baik pada tugas-tugas sekolah

17. Tidak ada kontak mata dengan pewawancara

18. Jabatan tangan yang lemah

19. Formulir lamaran yang tidak rapi

20. Hanya menginginkan pekerjaan untuk sementara waktu saja

21. Hanya mempunyai sedikit rasa humor

22. Pengetahuan yang kurang dalam bidang-bidang khusus dan tidak ada minat pada
perusahaan

23. Tidak ada kemauan untuk ditempatkan pada bidang pekerjaan tertentu
24. Suka berolok-olok/mengejek dan standar moral yang rendah serta malas dan tidak
mampu untuk memberikan kritikan

25. Kurangnya penghargaan terhadap nilai-nilai suatu pengalaman

26. Terlambat datang tanpa alasan yang tepat dan tidak pernah mendengar hal ikhwal
perusahaan

27. Tidak menghargai waktu yang dimiliki oleh pewawancara dan tidak pernah bertanya
mengenai pekerjaan

28. Tipe yang senantiasa selalu memaksakan pendapatnya

29. Memberikan respon yang mengambang terhadap setiap pertanyaan

5. Metode Pembelajaran: Ceramah, tanya jawab, dan latihan

6. Materi Latihan:

Kerjakan soal-soal berikut dalam waktu maksimal 40 menit!


1. Jelaskan perilaku selama wawancara.
2. Mengapa penampilan dan kerapian sangat penting ketika wawancara. Beri alasan
saudara.
3. Menurut anda, pertanyaan dalam bentuk apa yang sebaiknya diberikan oleh
pewawancara dalam wawancarai dan dalam hal apa pertanyaan itu dikeluarkan.
Jelaskan.
4. Jelaskan apa saja persiapan bagi seorang pelamar
5. Mengapa pewawancara harus mempromosikan goodwill perusahaan, walaupun
mungkin pelamar tersebut tidak dapat diterima

7. Materi Praktik:
1. Anda sedang merekrut pegawai untuk Departemen Store Kencana yang mempunyai
cabang-cabang di Bandung, Semarang, Cirebon, Surabaya, dan Bogor, sedangkan
kantor pusat di Jakarta tempat anda mencari pelamar yang mempunyai tiga kualitas
utama, yaitu bertanggung jawab, berinisiatif tinggi, dan berkemauan keras untuk
bekerja. Pelamar yang terpilih akan dilatih untuk menjadi manager di Lembaga
Pendidikan Manager IPPM Jakarta. Nantinya, dia akan ditunjuk untuk memimpin
departemen store cabang Bandung. Tugas anda sekarang adalah:
a. Mewawancarai salah seorang anggota kelas untuk posisi di atas.
b. Membuat laporan tertulis (tidak lebih dari dua halaman) yang menyimpulkan hal-
hal:
. Bagaimana anda menilai pelamar berdasarkan tiga kualitas tsb.
. Hal-hal apa yang dikatakan oleh pelamar membuat anda merasa bahwa salah
satu pelamar lebih memenuhi syarat daripada yang lainnya.
. Bagaimana pengaruh komunikasi non verbal dari pelamar-pelamar tersebut
terhadap persepsi anda.
2. Dikerjakan dalam waktu 45 menit!
Semua mahasiswa praktek wawancara kerja. Buatlah seolah-olah dalam keadaaan
wawancara pekerjaan yang sesungguhnya seperti iklan di bawah ini:

SMAILING TOUR & TRAVEL


Urgently Required :

MICE Manager (MM)


. Ability to lead a group of people, target oriented, have excellent skill of presentation,
negotiation and communication.
. Minimum 2 years related experience

Tour/MICE operation (TM)


. Minimum 1 years related experience .
Good knowledge in product & operation, able to operate MS Office
. Service oriented

Ticketing Staff (TS)


. Ticketting/Tourism education backgroud
. Minimum 2 years experince in IATA Agent, familiar with Abacus system.

SMAILING TOUR & TRAVEL (HRD Dept.)


Jl. Majapahit No. 28, jakarta 10160
Email : jobhr@smailingtour.co.id
(only shortlisted candidates will be considered)

10. Kriteria Penilaian:


1. Skala penilaian 1-10
11. Pedoman Bukti :
1. Hasil wawancara

Anda mungkin juga menyukai