Anda di halaman 1dari 4

Kelompok :

1. Lusi Purwanti 1700008093


2. Surya Ayu Melinda 1700008105
3. Dewi Rahayu 1700008116
4. Wulan Martya N 1701008069

EKOFISIOLOGI PADA UNTA

1. Kemampuan Menyimpan Air

Unta dikenal sebagai ‘ships of the desert’ karena kemampuannya membawa


beban berat melintasi padang pasir. Binatang ini dikenal mampu bertahan di lingkungan
kering dan panas dengan persediaan air yang minim. Unta memiliki kemampuan yang
sangat baik dalam menyimpan air. Unta bisa minum sampai 200 liter air pada suatu
waktu. Mereka adalah peminum cepat dan mampu minum 100 liter air dalam waktu
sekitar 10 menit. Binatang ini juga tidak terlalu pemilih perihal air. Mereka mampu
minum air payau bahkan air asin. Selama musim kemarau, unta hanya akan minum 6-15
hari sekali, bahkan unta dapat bertahan selama 1 bulan tanpa air saat kondisi yang
ekstrim. Namun dalam sekali minum unta dapat minum air dalam jumlah sangat besar
sebanyak 30% dari berat tubuhnya. Sementara selama musim hujan unta justru tidak
minum, karena makanannya sudah memiliki kelembaban yang cukup untuk memenuhi
kebutuhan airnya. Untuk meminimalisir kehilangan air, feses yang dikeluarkan kering
dan urinnya juga sangat sedikit (Anne, 2008).
Berdasarkan perhitungan yang dilakuan oleh MacFalrane (1977) urin yang
dihasilkan unta per harinya bahkan hanya 0,1% berat tubuhnya. Selain jumlahnya sedikit,
urin unta juga mengandung sedikit urea. Urea dikembalikan dari plasma darah yang
melewati dinding rumen untuk digunakan lagi dalam sintesis protein ketika dibutuhkan.
Selain itu, struktur ginjal unta juga mendukung untuk menghemat air. Menurut Sperber
(1944) hewan yang kemampuan konservasi air melalui ginjal lebih tinggi memiliki
medula yang lebih tebal dari pada korteks. Pada ginjal unta, rasio medula dengan
korteksnya 4:1. Ginjal mengurangi kehilangan air dengan mengurangi laju filtrasi dan
meningkatkan reabsorbsi airtubulus yang diatur oleh hormon ADH. (Bornstein, 1990).

2. Punuk Unta

Punuk ini menyimpan lemak yang dijadikan cadangan saat mereka susah
mendapatkan makanan. Cadangan lemak disimpan hanya di punuk dan tidak di tempat
lain karena lemak bertindak sebagai bahan isolasi dan mencegah kehilangan panas.
Dalam kondisi ekstrim di gurun, unta perlu menurunkan panas dengan segera, sehingga
alih-alih memiliki lapisan lemak di seluruh tubuh, lemak hanya disimpan di punuk
sehingga tubuh mudah membuang panas.

3. Termoregulasi Pada Unta


Termoregulasi merupakan kemampuan untuk menjaga keseimbangan antara
pembentukan panas dan kehilangan panas agar dapat mempertahankan suhu tubuh di
dalam batas normal. Kemampuan unta dalam termoregulasi disebabkan unta mampu
menyimpan panas dalam tubuhnya hingga 40,7oC dan tidak akan berkeringan hingga
kemampuan tubuhnya menyimpan panas telah mencapai batas maksimal. Selain itu
evaporasi atau penguapan keringat terjadi langsung di permukaan kulit, bukan di ujung
rambut sehingga lebih efektif mendinginkan kulit. Pertukaran panas dalam tubuh unta
juga tejadi melalui pembuluh nasal. Karena pada bagian tersebut pembuluh arteri dan
vena terletak berdekatan sehingga, panas dari arteri dipindah ke vena yang lebih dingin
sehingga otak dapat memperoleh darah yang lebih dingin. (Namirart, 2017).
Pada unta yang hidup di daerah ekstrim panas terjadi efek feedback negatif dalam
proses metabolismenya. Umumnya laju metabolisme akan semakin meningkat dengan
meningkatnya suhu tubuh, namun pada unta saat suhu meningkat sangat tinggi justru
memberkan sinyal kepada hipotalamus untuk menghambat produksi hormon tiroksin
yang dibutuhkan dalam proses metabolisme, sehingga laju metabolismenya menurun.
Jika laju metabolisme menurun maka panas yang dihasilkan juga akan berkurang,
sehingga tubuh tidak akan kelebihan panas. (Namirart, 2017).
4. Mata Unta

Di daerah gurun pasir, hembusan angin tentunya akan menerbangkan pasir dan
dapat membuat mata mahluk hidup kelilipan terkena pasir. Tapi, hal tersebut tidak terjadi
pada Unta. Unta memiliki bulu mata yang panjang yang dapat menangkal pasir yang
ditiup angin sehingga tidak sampai masuk ke matanya. Selain itu juga Unta memiliki
lubang hidung yang dapat membuka dan menutup sehingga pasir tidak bisa masuk ke
dalam hidung. Unta juga memiliki alis yang tebal yang berfungsi untuk melindungi
matanya dari pasir. Tidak hanya di bagian mata Unta yang didesain oleh Sang Pencipta
agar terlindung dari pasir, tetapi juga di bagian sekitar telinga. Di bagian sekitar telinga
Unta ditutupi oleh rambut, bahkan di bagian dalamnya, yang berfungsi dalam melindungi
Unta dari kemasukan pasir.
5. Suhu Tubuh
Tidak seperti mamalia kebanyakan, suhu normal tubuh Unta yang sehat
bervariasi. Ya, suhu tubuhnya berubah-ubah dalam rentang 34 hingga 41.7 derajat
Celsius. Hal tersebut membuat tubuh Unta dapat menyimpan air lebih lama, karena
walaupun Unta kepanasan dia tidak akan berkeringat, jadi wajar jika Unta tidak kehausan
layaknya manusia atau hewan lainnya ketika berada di gurun pasir, karena mereka tidak
membuang air dari tubuhnya dalam bentuk keringat.

Referensi

Anne. 2008. All About Desert Animals. The Nature Concervancy. www.nature.org. Diakses
pada 26 Desember 2019

Bornstein, S. 1990. The Ship Of The Desert – The Dromedary Camel (Camelus Dromedarius), A
Domesticated Animal Species Well Adapted To Extreme Condition Of Aridness and
Heat. Rangifer (3): 231-236

Telenji. 2004. [MITOS] Rahasia Punuk ONTA, Apa sih Isi PUNUK ONTA dan Apa
Gunanya..??? diunduh pada https://www.kaskus.co.id/thread/ tanggal 26 Desember 2019

https://www.amazine.co/28579/cara-unta-bertahan-hidup-di-lingkungan-kering-tanpa-air/
diakses tanggal 26 Desember 2019

http://namirart.blogspot.com/2017/11/adaptasi-hewan-di-gurun.html?m=1 diakses tanggal 26


Desember 2019

Anda mungkin juga menyukai