Anda di halaman 1dari 5

Nama : Deby Krisla Mayzar (1803421002)

Kristian Hardiansyah (1803421010)

Kelas : BM 3A

Operational Amplifier

1. 16.10 : Non Inverting Amplifier


a. Gambar Rangkaian

b. Hasil Percobaan
Ketika f = 250 kHz :

Hasil Perhitungan :
Di Bode Plotter, pada frekuensi mendekati 250kHz, nilainya turun menjadi 12dB. Ekuivalen
dari 12dB adalah 3,09x penguatan.

Ketika f = 200 kHz

Hasil Perhitungan :

Di Bode Plotter, pada frekuensi mendekati 200kHz, nilainya turun menjadi 14dB. Ekuivalen
dari 14dB adalah 5,01x penguatan.

Ketika R1 = 500Ω
Hasil Perhitungan :

Di Bode Plotter, pada frekuensi mendekati 200kHz nilainya turun menjadi 13,22dB.
Ekuivalen dari 13,22dB adalah 4,58x penguatan.

2. 16.12 : Summing Amplifier


a. Gambar Rangkaian

Hasil Percobaan :

Ketika Sumbernya Diganti Menjadi DC Voltage :


3. 16.13 : Voltage Follower
a. Gambar Rangkaian

Hasil Percobaan :

Ketika 741 op-amp diubah menjadi LF157AH op-amp

4. Perhitungan
5. Pembahasan

Summing amplifier adalah sebuah rangkaian elektronika yang memiliki fungsi untuk
menjumlahkan dua atau lebih tegangan listrik. Rangkaian summing amplifier dibuat dengan
menggunakan IC Operational Amplifier alias IC op-amp. Pada dasarnya rangakain summing ini
sama seperti rangkaian op-amp biasa, namun ada satu hal yang membedakan yakni pada
pengaturan tahanan inputnya.
Sekedar informasi bahwa IC op-amp sendiri banyak digunakan di berbagai macam
rangakain elektronika seperti rangkaian DAC (Digital Analog Converter), rangkaian ADC (Analog
Digital Converter), dan masih banyak lagi yang lainnya. Dan untuk rangakain summing sendiri
menghasilkan keluaran yang terbalik alias inverting.
Jika ditulisakan dalam sebuah persamaan, maka summing amplifier dapat didefinisikan
sebagai Vout = Vin 1 + Vin 2 + Vin 3 + Vin 4 + Vin 5 + Vdst. Persamaan tersebut dirancang dengan
memanfaatkan sifat tahanan paralel yang terdapat pada bagian input sebuah rangkaian
elektronika.
Prinsip kerja atau cara kerja summing amplifier ini sebenarnya sangat sederhana dan tidak
berbeda jika dibandingkan dengan jenis rangkaian amplifier operasional (op-amp) lainnya seperti
ADC dan juga DAC. Apapun variasinya, yang pasti tegangan output adalah (R gain / R input) x
tegangan input.

Summing inverting mamiliki nilai tahanan input yang sama di masing-masing jalur input.
Tahanan penguatan yang dimiliki, nilainya juga sama dengan tahanan input. Apabila hanya
menggunakan satu buah jalur input, maka nilai tegangan output akan sama dengan nilai tegangan
input. Dan semakin banyak jalur input, maka nilai penguatan juga semakin besar.

Dengan begitu kesimpulan dari summing amplifier ini adalah tegangan keluaran
berkebalikan dengan tegangan masukan akibat penggunaan dasar rangkaian inverting. Tegangan
input seolah-olah dijumlahkan, padahal sebenarnya hanya memanfaatkan hubungan paralel
antar tahanan input.

Anda mungkin juga menyukai