Anda di halaman 1dari 35

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pelayanan kesehatan untuk menunjang tercapainya derajat kesehatan

adalah Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas). Pusat Kesehatan Masyarakat

(Puskesmas) adalah unit pelaksanaan teknis dinas kesehatan kabupaten/ kota

yang bertanggungjawab menyelenggarakan pembangunan kesehatan disuatu

wilayah kerja. Faktor penting penunjang pelayanan puskesmas adalah rekam

medis, Pelayanan kesehatan wajib menyelenggarakan Rekam Medis. Rekam

Medis adalah berkas yang berisikan catatan dan dokumen tentang identitas

pasien, pemeriksaan, pengobatan, tindakan dan pelayanan lain kepada pasien

pada sarana pelayanan kesehatan. Rekam Medis mempunyai tujuan untuk

menunjang tercapainya tertib administrasi dalam rangka upaya peningkatan

pelayanan kesehatan di Puskesmas (Hubaybah, 2018).

Menurut WHO (World Health Organization), Rekam Medis merupakan

pengawasan rekam medis. yaitu untuk memastikasn bahwa rekam medis setiap

kali akan dipindahkan dari penyimpanan untuk tujuan apapun, menunjukkan

dimana rekam medis telah dikirim. juga disebut outguide di banyak negara.

Tracer atau outguide memungkinkan rekam medis untuk ditelusuri bila tidak ada

di penyimpanan (WHO,2017).

1
Puskesmas merupakan salah satu sarana pelayanan kesehatan yang

strategis dalam mendukung terwujudnya perubahan status kesehatan

masyarakat menuju peningkatan derajat kesehatan yang optimal. Untuk

mewujudkan derajat kesehatan yang optimal tentu diperlukan upaya

pembangunan sistem pelayanan kesehatan dasar yang mampu memenuhi

kebutuhan-kebutuhan masyarakat, diantaranya adalah dengan meningkatkan

mutu dari kegiatan pencatatan medis (Kemenkes RI, 2014: 27).

Puskesmas adalah fasilitas pelayanan kesehatan yang

menyelenggarakan upaya kesehatan masyarakat dan upaya kesehatan

perseorangan tingkat pertama, dengan lebih mengutamakan upaya promotif

dan preventif untuk mencapai derajat kesehatan masyarak atau yang setinggi-

tingginya di wilayah kerjanya (Permenkes No.13, 2015).

Dalam mencapai tujuannya tersebut Puskesmas dituntut untuk

melaksanakan fungsi-fungsi manajemen yaitu fungsi-fungsi yang harus

dilaksanakan oleh pimpinan Puskesmas secara terorganisasi, berurutan, dan

berkesinambungan. Fungsi-fungsi manajemen tersebut yaitu fungsi

perencanaan, fungsi pengorganisasian, fungsi pelaksanaan, dan fungsi

pengawasan dan evaluasi (Sulaeman, 2011: 71).

2
Rekam medis merupakan salah satu penilaian dari kualitas pelayanan

kesehatan. Rekam medis merupakan berkas yang berisi catatan dan dokumen

mengenai identitas pasien, pemeriksaan, pengobatan, tindakan, dan pelayanan

yang telah diberikan oleh tenaga kesehatan terhadap pasien. pencatatan rekam

medis dapat mengambarkan kualitas pelayanan kesehatan yang diberikan pada

pasien, serta meyumbangkan hal penting dibidang hukum kesehatan, pendidikan,

penelitian dan Akreditasi di puskesmas. Rekam medis berisikan informasi yang

sifatnya rahasia dan harus dijaga kerahasiaannya. Hal ini sesuai Pasal 12

Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 269 Tahun 2008

Tentang Rekam Medis yang menjelaskan bahwa isi rekam medik adalah milik

pasien, sedangkan berkas rekam medik (secara fisik) adalah milik puskesmas

atau institusi kesehatan. Rekam medis ini terikat pada rahasia pekerjaan dokter

yang diatur dalam Peraturan Pemerintah (Aditnya, dkk 2019).

Hasil observasi pada tempat penyimpanan dokumen rekam medis belum

tertangani dengan baik. terdapat dokumen rekam medis pasien yang tidak

ditemukan di rak penyimpanan. Rekam medis pasien yang terselip di rak yang

tidak sesuai dengan nomor penyimpanan. Tidak ditemukannya dokumen rekam

medis pasien di rak penyimpanan salah satunya disebabkan karena keterlambatan

pengembalian rekam medis di ruang pemeriksaan selama beberapa menit. Jika

dalam jangka waktu lebih dari 3 menit tidak ditemukan, maka pasien akan

dibuatkan formulir baru, sehingga menyebabkan pelayanan menjadi tidak

3
berkesinambungan terhadap pelayanan pasien bagian rekam medis menjadi tidak

akurat. Dalam mencapai tujuannya Puskesmas dituntut untuk melaksanakan

fungsi-fungsi manajemen yaitu fungsi-fungsi yang harus dilaksanakan oleh

pimpinan Puskesmas secara terorganisasi, berurutan, dan berkesinambungan.

Fungsi-fungsi manajemen tersebut yaitu fungsi perencanaan, fungsi

pengorganisasian, fungsi pelaksanaan, dan fungsi pengawasan dan evaluasi.

perencanaan pada kegiatan pengelolaan sistem rekam medis pasien di

puskesmas talise adalah sebuah proses yang mulai dengan meremuskan tujuan

organisasi sampai dengan menetapkan alternative kegiatan yang berada di

puskesmas talise sehingga puskesmas tersebur membuat perencanaan sesuai

dengan kegiatan yang berada di puskesmas. Tetapi pada dasarnya puskesmas

talise belum melaksanakan perencanaan kegiataan pengelolaan sistem rekam

medis pesien tersebut dengan baik.

pengorganisasian pada kegiatan pengelolaan sistem rekam medis pasien

di puskesmas talise adalah rangkain manajemen yang di miliki oleh organisasi

dan memanfaatkannya secara efesien untuk mencapai tujuan organisasi

puskesmas, tetapi pada dasarnya puskesmas belum melakukan pengorganisasian

pada kegiatan pengelolaan sistem rekam medis pasien tersebut.

pelaksanaan pada kegiatan pengelolaan sistem rekam medis pasien di

puskesmas talise adalah proses bimbingan kepada staff agar mereka mampu

4
bekerja secara optimal menjalankan tugas-tugas pokoknya sesuai dengan

keterampilan yang telah dimiliki, dan dukungan yang tersedia pada dasanya

puskesmas tersebut belum melakukan pelaksanaan pada kegiatan pengelolaan

sistem rekam medis pasien.

pengawasan pada kegiatan pengelolaan sistem rekam medis pasien di

puskesmas talise adalah proses untuk mengamati secara terus menerus

pelaksanaan pengawasan kegiatan sesuai rencana kerja puskesmas pelayanan

kegiatan pengelolaan sistem rekam medis pasien disesuiakan dengan standar

mutu pelayan dan Standar Operasional Prosedur (SOP) yang telah di tentukan

oleh puskesmas akan tetapi pengawasan pada kegiatan pengelolaan sistem

rekam medis pasien belum sesuia dengan SOP tesebut.

evaluasi pada kegiatan pengelolaan sistem rekam medis pasien di

puskesmas talise adalah merupakan suatu proses dari keberhasilan kegiatan

puskesmas, dikarenakan tanpa adanya evaluasi kita tidak akan mengetahui apakah

kekurangan dan kelebihan dari proses kegiatan pengelolaan sistem rekam medis

pasien.

5
B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah, maka rumusan masalah yang akan

diteliti adalah fungsi manajemen pada kegiatan pengelolaan sistem rekam medis

pasien di Puskesmas Talise.

1. Bagaimana fungsi perencanaan pada kegiatan pengelolaan sistem rekam

medis pasien di Puskesmas Talise?

2. Bagaimana fungsi pengorganisasian pada kegiatan pengelolaan sistem rekam

medis pasien di Puskesmas Talise?

3. Bagaimana fungsi pelaksanaan pada kegiatan pengelolaan sistem rekam

medis pasien di Puskesmas Talise?

4. Bagaimana fungsi pengawasan dan evaluasi pada kegiatan pengelolaan sistem

rekam medis pasien di Puskesmas Talise?

6
C. Tujuan penelitian

1. Tujuan Umum

Mengetahui fungsi manajemen pada kegiatan pengelolaan sistem rekam medis

pasien di Puskesmas Talise.

2. Tujuan Khusus

1. Mengetahui fungsi perencanaan pada kegiatan pengelolaan sistem rekam

medis pasien di Puskesmas Talise.

2. Mengetahui fungsi pengorganisasian pada kegiatan pengelolaan sistem rekam

medis pasien di Puskesmas Talise.

3. Mengetahui fungsi pelaksanaan pada kegiatan pengelolaan sistem rekam

medis pasien di Puskesmas Talise.

4. Mengetahui fungsi pengawasan dan evaluasi pada kegiatan pengelolaan

sistem rekam medis pasien di Puskesmas Talise.

D. Manfaat Penelitian

1. Manfaat teoritis

Penelitian ini di harapkan dapat menghasilkan suatu informasi yang dapat di

gunakan sebagai sumbangan pada dunia ilmu pengetahuan khususnya

7
mengenai fungsi menajemen pada kegiatan pengelolaan sistem rekam medis

pasien di puskesmas Talise.

2. Manfaat praktis

Penelitian ini dapat di jadikan sebagai bahan referensi untuk perbaikan

pelayanan dan fungsi menajemen pada kegiatan pengelolaan sistem rekam

medis pasien di puskesmas Talise.

8
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Pengertian Manajemen

Manajemen menurut Scanlan dan Key dalam Sulaeman adalah koordinasi

dan pengintegrasian dari semua sumber-sumber daya (manusia dan cara) untuk

menyelesaikan hasil-hasil yang khusus dan bervariasi. Sedangkan Menurut

George R. Terry, Manajemen adalah pencapaian tujuan yang ditetapkan terlebih

dahulu dengan mempergunakan kegiatan orang lain. Dari beberapa pendapat

tersebut dapat disimpulkan bahwa manajemen adalah seni dan ilmu perencanaan,

pengorganisasian, penyusunan, pengarahan dan pengawasan sumber daya untuk

mencapai tujuan yang sudah ditetapkan (Alamsyah, 2011).

Beberapa hal yang menyebabkan manajemen sangat diperlukan (Muninjaya,

2012):

1. Pekerjaan itu berat dan sulit untuk dikerjakan sendiri sehingga diperlukan

pembagian kerja, tugas dan tanggung jawab dalam penyelesaianny

2. Perusahaan akan dapat barhasil baik jika manajemen diterapkan dengan baik

3. Manajemen yang baik jika dapat meningkatkan daya guna dan hasil guna

semua potensi yang dimiliki

4. Manajemen yang baik akan mengurangi pemboroasan-pemborosan

9
5. Manajemen menetapkan tujuan dan usaha untuk mewujudkan

denganmemanfaatkan sumber daya yang ada dalam proses manajemen

tersebut.

6. Manajemen perlu untuk kemajuan dan pertumbuhan

7. Man ajemen mengakibatkan pencapaian tujuan secara teratur

8. Manajemen merupakan suatu pedoman pikiran dan tindakan

9. Manajemen selalu dibutuhkan dalam setiap tindakan kerjasama sekelompok

orang

B. Sarana Manajemen

Menurut Alamsyah dalam ilmu manajemen dikenal beberapa sarana atau

alat manajemen untuk mencapai suatu tujuan yang ditentukan yang kemudian

disebut sumber daya. Sarana atau alat manajemen tersebut antara lain Alamsyah

(2011) :

1. Man (Tenaga atau Manusia)

Untuk melaksanakan fungsi manajemen dengan setepat-tepatnya

maupun untuk mencapai keseluruhan tujuan yang sudah ditetapkan maka

salah satu sumber yang diperlukan adalah tersedianya tenaga kerja yang

sesuai, baik jumlah maupun mutunya. Manusia adalah unsur yang mutlak

diperlukan bagi berhasilnya pencapaian tujuan organisasi. Tanpa manusia

tidak akan ada kegiatan. Tanpa kegiatan, tujuan tidak akan tercapai.

1) Money (Dana/Biaya)

10
Biaya merupakan sumber yang sangat penting bagi pelaksanaan

manajemen. Hal ini dikarenakan untuk melakukan aktivitas membutuhkan dana,

seperti upah atau gaji manusia yang melakukan perencanaan dan mengadaka

pengawasan. Dana atau biaya sebagai sarana manajemen harus digunakan

sedemikian rupa agar tujuan yang telah ditentukan dapat dicapai.

2. Material (Bahan, Sarana dan Prasarana)

Material berarti bahan-bahan atau data dan informasi yang diperlukan

bagi pencapaian tujuan dan bagi pelaksanaan fungsi manajemen serta dalam

pengambilan keputusan oleh pimpinan. Material tersebut dapat berupa obat,

alat kesehatan, alat administrasi perkantoran, sarana sistem pencacatan dan

pelaporan sarana kesehatan, sarana promosi kesehatan, sarana transportasi

dan komunikasi.

3. Machines (Mesin atau Peralatan/Teknologi)

Mesin atau Peralatan/Teknologi digunakan untuk mengubah masukan

menjadi keluaran berupa SOP baik pelayanan kesehatan di dalam gedung maupun

di luar gedung.

4. Method (Metode)

Metode yaitu cara atau pendekatan yang digunakan untuk mengubah

masukan menjadi keluaran, yaitu berupa metode/cara pelaksanaan tugas, metode

penggerakan dan pemberdayaan pegawai, metode penggerakan dan

11
pemberdayaan masyarakat. Metode yang digunakan dalam proses manajemen

adalah prosedur kerja atau Standar Operasional Prosedur (SOP). Prosedur kerja

disusun untuk memberikan petunjuk yang jelas tentang langkah-langkah yang

harus ditempuh dalam menyelesaikan kegiatan.

1) Market and Marketing (Pasar dan Pemasaran)

Pemasaran adalah suatu proses sosial yang didalamnya individu dan

kelompok mendapatkan apa yang mereka butuhkan dan inginkan dengan

menciptakan, menawarkan, dan secara bebas mempertukarkan nilai suatu produk

atau pelayanan yang bernilai dengan pihak lain. Dengan menggunakan teknik

pemasaran, kampanye kesehatan dapat dilaksanakan secara lebih efisien, karena

dengan pendekatan teknik pemasaran, kebutuhan dan permintaan dari pasar yang

akan dilayaninya dapat diperhitungkan, sehingga upaya-upaya kesehatan yang

akan dilaksanakan sesuai dengan kondisi pasar yang bersangkutan.

C. Fungsi Manajemen

Menurut John R. Schermerhorn, fungsi manajemen adalah proses

perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, dan pengendalian penggunaan

sumber-sumber daya untuk menyelesaikan tujuan-tujuan kinerja. GR. Terry

menyebutkan bahwa fungsi manajemen terdiri dari planning (perencanaan),

organizing (pengorganisasian), actuating (penggerakan dan pelaksanaan), dan

controlling (pengawasan dan evaluasi). Untuk mencapai tujuan secara efektif dan

12
efisien, pemimpin sarana pelayanan kesehatan dituntut untuk melaksanakan

fungsi-fungsi manajemen secara terorganisasi, berurutan dan berkesinambungan

(Sulaeman, 2011 ).

D. Perencanaan

Menurut Drucker perencanaan adalah suatu proses kerja yang terus

menerus yang meliputi pengambilan keputusan yang bersifat pokok dan penting

yang dilaksanakan secara sistematik, melakukan perkiraan-perkiraan dengan

mempergunakan segala pengetahuan yang ada tentang masa depan, mengorganisir

secara sistematik segala upaya yang dipandang perlu untuk melaksanakan

keputusan yang telah ditetapkan, serta mengukur keberhasilan dari pelasanaan

keputusan tersebut dengan membandingkan hasil yang dicapai terhadap target

yang telah ditetapkan melalui pemanfaatan umpan balik yang diterima dan yang

telah disusun secara teratur dan baik . Perencanaan merupakan inti kegiatan

manajemen karena semua kegiatan manajemen diatur dan diarahkan oleh

perencanaan tersebut. Secara sederhana dapat dikatakan bahwa perencanaan

adalah suatu proses yang menghasilkan suatu uraian yang terinci dan lengkap

tentang suatu proses atau kegiatan yang dilaksanakan. Oleh sebab itu, hasil proses

perencanaan adalah “rencana” (Plan). Perencanaan juga memiliki fungsi

terpenting dalam manajemen, karena perencanaan merupakan landasan dasar

pengembangan proses manajemen secara keseluruhan. Jika perencanaan tidak

dirumuskan dan ditulis dengan jelas, proses manajemen tidak berjalan secara

13
berurutan dan teratur. Perencanaan merupakan tuntunan proses untuk mencapai

tujuan secara efektif dan efisien . Dalam penyusuanan suatu perangkat

perencanaan yang berfungsi secara lancar, penting untuk menentukan secara jelas

peran setiap anggota tim perencanaan, namun dalam hal ini diperlukan untuk

menentukan tanggung jawab yang jelas dan hubungan antara perencanaan

professional dengan berbagai kelompok dari individu lain yang harus dilibatkan

dalam proses perencanaan (Titiwiarti ddk, 2017).

E. Pengorganisasian

Pengorganisasian menurut Handoko dalam Sulaeman (2011) yaitu:

1. penentuan sumber daya dan kegiatan yang dibutuhkan untuk mencapai tujuan

organisasi,

2. proses perancangan dan pengembangan struktur organisasi yang sesuai

dengan tujuan organisasi, sumber-sumber daya yang dimilikinya, dan

lingkungan yang melingkupinya,

3. penegasan tanggung jawab tertentu

4. pendelegasian wewenang, pelimpahan tugas dan tanggung jawab.

F. Pelaksanaan

pelaksanaan disebut juga dengan fungsi aktuasi, yaitu upaya

menggerakkan pegawai sedemikian rupa sehingga pegawai memiliki

komitmen dan tanggung jawab, mendukung dan bekerja sama, memiliki

14
kemauan dan kemampuan kerja, menyukai pekerjaan, menjadi pagawai yang

baik, serta berusaha untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan (Sulaeman,

2011).

Fungsi aktuasi tidak sekadar pekerjaan mekanis karena yang digerakkan

adalah manusia/pegawai. Oleh karena itu untuk suksesnya fungsi aktuasi

diperlukan beberapa faktor, yaitu faktor organisasi dan faktor pegawai. Tujuan

fungsi aktuasi menurut Muninjaya (2012).

1. Menciptakan kerjasama yang lebih efisien

2. Mengembangkan kemampuan dan keterampilan staf

3. Menumbuhkan rasa memiliki dan menyukai pekerjaan

4. Mengusahakan suasana lingkungan kerja yang dapat meningkatkan

motivasi dan prestasi kerja staf

5. Membuat organisasi berkembang lebih dinamis.

G. Pengawasan dan Evaluasi

Menurut Azwar (2010) batasan pengawasan banyak macamnya, antara

lain:

1. Pengawasan adalah melakukan penilaian dan sekaligus koreksi terhadap

setiap penampilan karyawan untuk mencapai tujuan seperti yang telah

ditetapkan dalam rencana.

15
2. Pengawasan adalah suatu proses untuk mengukur penampilan suatu program

yang kemudian dilanjutkan dengan mengarahkannya sedemikiann rupa

sehingga tujuan yang telah ditetapkan dapat tercapai.

Untuk dapat melakukan serta mendapatkan hasil pengawasan yang baik

ada beberapa syarat yang harus diperhatikan yaitu (Muninjaya, 2012).

1. Pengawasan harus bersifat khas Pengawasan harus bersifat khas, artinya jelas

sasaran dan tujuan yang ingin dicapai serta ditujuakan hanya untuk hal-hal

yang bersifat pokok saja.

2. Pengawasan harus mampu melaporkan setiap penyimpangan Pengawasan

harus mampu melaporkan setiap penyimpangan yang terjadi secara cepat dan

benar. Dengan demikian dalam pengawasan harus ada umpan balik yang

dapat dimanfaatkan dengan segera.

3. Pengawasan harus fleksibel dan berorientasi pada masa depan pengawasan

harus bersifat fleksibel yang artinya tanggap terhadap segala perubahan yang

terjadi, karena pengawasan yang terlalu kaku tidak akan memberikan hasil

yang optimal.

4. Pengawasan harus mencerminkan keadaan organisasi Pengawasan harus

sesuai dengan kemampuan yang dimiliki oleh organisasi, terutama yang

menyangkut hubungannya dengan struktur organisasi yang telah ada.

5. Pengawasan harus mudah dilaksanakan Dalam keadaan tertentu setiap satuan

organisasi yang ada dalam organisasi dapat melakuan pengawasan secara

16
mandiri. Lebih lanjut untuk menjamin kemudahan dalam pengawasan,

berikanlah kesempatan pengawasan tersebut kepada atasan langsung dari

bawahan.

6. Hasil pengawasan harus mudah dimengerti Hasil pengawasan harus mudah

dimengerti dan harus dapat dimanfatkan untuk menyusun rekomendasi guna

memperbaiki sesuatu yang dipandang tidak tepat.

Menurut Sulaeman (2011) proses pengawasan terdiri paling sedikit ada 5

tahapan, yaitu menetapkan standar pelaksanaan, penentuan pengukuran

pelaksanaan kegiatan, pengukuran hasil kinerja nyata, pembandingan hasil aktual

dengan standar dan melakukan analisis penyimpangan, serta pengambilan

tindakan koreksi bila diperlukan.

Evaluasi secara sederhana berarti menguji, memperkirakan, mengukur dan

menilai. Evaluasi bergantung pada pemeriksaan atau pengukuran atau penilaian

yang harus dilakukan untuk mendapatkan informasi sehingga evaluasi dapat

terlaksana. Evaluasi memerlukan diadakannya pengukuran sejauh mana

masyarakat mendapatkan pelayanan yang direncanakan untuk memenuhi

kebutuhan mereka, dan manilai berapa besar keuntungan yang mereka dapat dari

pelayanan tersebut. Informasi yang dikumpulkan dipakai untuk memperbaiki

kuantitas, kualitas, aksesibilitas, dan efisiensi dari pelayanan (McMahon, 2013).

17
H. Pengertian Rekam Medis

Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 269/Menkes/Per/III/2008 tentang

rekam medis dijelaskan bahwa rekam medis adalah dokumen yang berisikan

catatan dan dokumen tentang identitas pasien, pemeriksaan, pengobatan, tindakan

dan pelayanan lain kepada pasien pada sarana palayanan kesehatan (Menteri

Kesehatan RI, 2008: 2). Sedangkan menurut Hayt dalam Sarake (2014) rekam

medis adalah himpunan fakta-fakta yang berhubugan dengan sejarah atau riwayat

kehidupan pasien, sakitnya, perawat atau pengobatannya.

Dalam pengertian yang luas rekam medis adalah suatu himpunan data

ilmiah dari banyak sumber, dikoordinasikan pada satu dokumen dan yang

disediakan untuk bermacam-macam kegunaan, personel dan impersonal, untuk

melayani pasien dirawat, diobati, ilmu kedokteran, dan masyarakat secara

keseluruhan (Sarake, 2014).

I. Pelayanan Rawat Jalan di Puskesmas

Puskesmas adalah unit pelaksana teknis dinas kesehatan kabupaten/kota

yang bertanggung jawab menyelenggarakan pembangunan kesehatan di suatu

wilayah kerja. Puskesmas di tuntut untuk meningkatkan kualitas kinerja dalam

memberikan pelayanan kepada masyarakat, pelayanan yang di berikan mampu

memenuhi kebutuhan, keinginan dan harapan masyarakat serta mampu

memberikan kepuasaan. Kepuasaan masyarakat dapat menjadi bahan penilaian

18
terhadap unsur pelayanan yang masih perlu perbaikan dan menjadi pendorong

setiap unit penyelenggara pelayanan untuk meningkatkan kualitas pelayananya

(Ronal R, 2018).

Kegiatan Pengelolaan Sistem Rekam Medis di Puskesmas Menurut

Cinkwancu Sanggamele ddk, 2019. Yaitu:

J. Proses Pengelolaan Rekam Medis Penataan Rekam Medis (Assembling)

Assembling dilakukan dengan memberikan nomor cheklist pada berkas

rekam medis dan mengurutkan berkas sesuai dengan nomor cheklist, mengecek

kelengkapan setiap berkas rekam medis. Dalam pelaksaan assembling sendiri

belum maksimal dikarenakan adanya kendala-kendala seperti tidak lengkapnya

pencatatan berkas rekam medis, adanya berkas rekam medis yang tercecer

sehingga membuat proses pelaksanaan assembling membutuhkan waktu yang

lama. dalam mengatasi kendala yang ada hasil wawancara dengan informan

mengatakan bahwa petugas mengembalikan berkas tersebut kepada yang

bersangkutan atau ke poliklinik bersangkutan. Informan juga mengatakan bahwa

monitoring hanya dilakukan oleh kepala subbidang sendiri sementara dari pihak

rumah sakit tidak pernah melakukan monitoring tehadap pelaksanaan assembling.

19
K. Pemberian Kode Rekam Medis (Coding)

Monitoring untuk mereview keakuratan data, hanya monitoring terhadap

hasil coding secara menyeluruh yang dilakukan oleh kepala subbidang rekam

medis, sementara dari pihak manajemen tidak pernah melakukan monitoring

terhadap pelaksanaan koding secara khusus.

L. Analisa Rekam Medis (analisyng)

Analisyng dilakukan terhadap berkas rekam medis dengan menganalisa

kelengkapan berkas sehingga didapatkan persentasi kelengkapan berkasnya

kemudian dibagi dengan jumlah pasien atau jumlah berkas yang ada. Jika berkas

tidak lengkap maka dikembalikan lagi ke ruangan dan jika berkasnya lengkap

maka berkas lansung disimpan di ruangan prngimpanan. Petugas juga membuat

laporan internal dan eksternal rumah sakit yang dikirimkan ke dinas kesehatan.

Dari hasil wawancara juga didapatkan kendala dalam pelaksanaan analisyng yaitu

berkas

M. Penyimpanan Rekam Medis (Filling)

Dalam pelaksanaan penyimpanan rekam medis tidak terdapat koordinator

filling atau petugas tetap melainkan dikerjakan oleh petugas dibagian lain yang

melakukan rangkap tugas. Untuk itu peneliti melakukan wawancara mendalan

mengenai penyimpanan rekam medis (filling system) kepada koordinator

assembling yang melakukan pekerjaan untuk pelaksanaan filling. bahwa

20
penyimpanan rekam medis dilakukan setelah pasien checkout dan semua berkas

rekam medisnya telah direkap dan setelah itu disimpan di dalam rak penyimpanan

menggunakan sistem penyimpanan angka akhir (terminal digit filling).

N. Pengertian Pasien

Pasien adalah seseorang yang menerima perawatan medis, seringkali

pasien menderita penyakit atau cedera dan memerlukan bantuan dokter untuk

memulihkannya. Kata pasien dari bahasa Indonesia analog dengan kata patient

dari bahasa inggris. Patient diturunkan dari bahasa latin yaitu patiens yang

memiliki kesamaan arti dengan kata pati yang artinya menderita (Haryanto,

2015).

21
BAB III

DEFINISI KONSEP

A. Dasar Pemikiran

Dalam memberikan pelayanan kepada pasien di puskesmas kirahnya

harus cepat tanggap terhadap kebutuhan pasien baik dari segi pengobatan

,administrasi maupun ketetapan dalam bertindak. Tidak semua puskesmas yang

kita jumpai memiliki pelayanan yang maksimal untuk pasienya. Salah Satu

komponen penting dalam penyelenggaraan pembangunan adalah fasilitas

kesehatan baik pada tingkat individu maupun masyarakat. Masyarakat juga

memiliki hak untuk mendapatkan pelayanan baik itu dari tenaga kesehatan dan

fasilitas yang ada di puskesmas sehingga pasien dapat menerima dengan puas

dan senang hati.

22
B. Pola Pikir

Menurut Sailendra, (2015) Standar Operasional Prosedur


(SOP) yang telah ditetapkan oleh puskesmas dalam
pelaksanaan tugas yang harus dipatuhi oleh semua
petugas pada setiap unit. .” lebih dari ketetapan waktu 5
menit pada Standar Operasional Prosdur (SOP) rekam
medis Kegiatan Pengelolaan Sistem Rekam Medis
Puskesmas tesebut.

Menurut Teori George R. Terry


Fungsi manajemen Yaitu:

1. Perencanaan
2. Pengorganisasian
3. Pelaksanaan Kegiatan Pengelolaan
4. Pengawasan dan evaluasi Sistem Rekam Medis
Puskesmas

C. Definisi Konsep

Perencanaan adalah sebuah proses yang di mulai dengan merumuskan

tujuan puskesmas sampai dengan menetapkan alternatif kegiatan un tuk

mencapainya. Tanpa ada fungsi perencanaan puskesmas, tidak ada kejelasan

kegitaan yang di laksnakan oleh staf unutk mecapai tujuan puskesmas. Melalui

fungsi perencanaan puskesmas akan di tetapkan tugas pokok staf dengan tugas-

tugas ini pemimpin puskesmas akan mempunyai pedoman supervisi dan

23
menetepkan sumber daya yang dibutuhkan oleh staf untuk menjalankan tugas-

tugasnya.

Pengorganisasian adalah serangkaian kegiatan manajemen unutk

menghimpunkan semua sumber daya yang dimilki oleh puskesmas dan

memanfaatkan secara efesien unutk mencapai tujuan puskesmas.

Pelaksanaan puskesmas adalah proses pembimbingan kepada staf agar

mereka mampu dan mau bekerja secara optimal menjelankan tugas-tugasnya

sesuai dengan kemampuan dan keterampilan yang di mikili, dan dukungan

sumber daya yang tersedia. Kepeemimpinan yang efektif, pengembangan

motivasi, komunikasi, dan pengarahan sangat membantu suksesnya pelaksanaan

puskesmas tersebut.

Pengawasan adalah proses untuk mengamati secara terus menerus

kegiatan sesuai rencana yang disusun dan mengadakan perbaikan jika terjadi

penyimpangan kegiatan yang dilakukan tersebut.

Evaluasi adalah suatu proses untuk menentukan nilai atau tinggkat

keberhasilan suatu program dlam mencapai tujuan yang telah ditettapkan atau

proses yang teratur dan sistematis dalm membandingkan hasil yang dicapi dengan

tolak ukur atua kriteria yang telah diterapkan, dilanutkan dengan pengambilan

kesimpulan sertamemberikan saran-saran yang dpat dilakukan setiap tahap

pelaksanaan program evaluasi tersebut.

24
BAB IV

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

penelitian kualitatif dengan metode fenomenologi. Metode fenomenologi

dalam penelitian kualitatif merupakan pandangan berpikir yang menekankan

fokus kepada penelitian sosial termasuk psikologi, sosiologi, dan pekerjaan

sosial, serta pengalaman-pengalaman subjektif manusia.

B. Lokasi dan Waktu Penelitian

1. Lokasi

Lokasi penelitian ini akan di lakukan di Puskesmas Talise.

2. Waktu penelitian

Waktu penelitian ini akan dilaksanakan pada bulan januari- februari 2020

C. Informan

Informan adalah salah satu jenis subjek penelitian tertentu yang

meskipun dalam jumlah sedikit tetapi dapat memberikan informasi tentang

berbagai aspek penting tentang proses fenomena yang diteliti. Informan dalam

penelitian ini adalah Kepala Puskesmas Talise 1 orang dan Petugas Rekam

Medis 3 orang.

25
D. Tehnik Penentuan Informan

Dalam penelitian ini, penentuan informan dilakukan menggunakan

teknik purvosive sampling, dimana teknik ini merupakan penentuan informan

berdasarkan ciri tertentu dan alasan yang sesuai dengan tujuan penelitian yang

dilakukan oleh peneliti sehingga dapat menjawab permasalahan yang menjadi

suatu penelitian yang diambil oleh peneliti. Adapun kriteria subjek pada

penelitian ini adalah:

1. Kepala Puskesmas Talise 1 orang

2. Petugas Rekam Medis 3 orang

E. Pengumpulan, Pengelolaan dan Penyajian Data

1. Pengumpulan data

Dalam penelitian ini, pengumpulan data terdapat dua jenis yakni wawancara

mandalam (indhep interview) dan observasi lapangan berikut keteranagan

dibawah ini:

a. Data Primer

Wawancara mendalam secara langsung terhadap informan (kepala

puskesmas dan petugas rekam medis) dengan pedoman untuk

medapatkan informasi terkait tentang fungsi manajemen pada kegiatan

pengelolaan sistem rekam medis pasien di puskesmas talise

26
b. Data Sekunder

Data yang didapatkan saat melakukan pengambilan data awal di

puskesmas talise, terkait dengan fungsi manajemen pada kegiatan

pengelolaan sistem rekam medis pasien di Puskesmas Talise.

2. Pengelolaan data

Data diperoleh dari hasil wawancara dan hasil observasi

berdasarkan indikator yang diteliti kemudian dianalisis dengan teknik

analisis domain. Selanjutnya, proses analis data dilakukan secara bertahap

menggunakan model milles dan hubeum (teknik pengumpulan data dengan

cara wawancara, diskusi terfolus, analisis dokumen, observasi yang telah

dituangkan dalam catatan lapangan (transkip).

3. Penyajian Data

Penyajian data merupakan informasi yang tersusun memberikan

kemungkinan adanya penarikan kesimpulan dan pengambilan tindakan.

Penyajian data dimaksudkan sebagai proses analisis yang terkait ditemukan

data dilapangan. Selanjutnya data yang telah diperoleh disederhanakan

kemudian disajikan dalam bentuk deskripsi (teks dan narasi).

27
F. Jadwal Penelitian

Bulan
Kegiatan
Sept Okt Nov Des Jan Feb Mar Apr

PengajuanJudul

Pengambilan data

awal

Penyusunan

Proposal

Ujian Proposal

Perbaikan proposal

Penelitian

Penyusunan Skripsi

Ujian skripsi

Perbaikan Skripsi

Wisuda

28
G. ORGANISASI

Pembimbing 1 : DR. H. Munir Salham, MA

Pembimbing 2 : Rosnawati, SKM, MAP

Peneliti : IRNA BANIAT

NPM : 16.1.10.7.1.008

29
DAFTAR PUSTAKA

Aditya Hans, Suwignjo, Suwignjo, Mufid, 2019, Tinjauan Hukum Pembukaan

Rekam Medik Dari Sudut Pandang Asuransi Kesehatan

Alamsyah, Dedi, 2011, Manajemen Pelayanan Kesehatan, Nuha Medika, Yogyakarta

Azwar, Azrul, 2010, Pengantar Administrasi Kesehatan, Binarupa Aksara, Jakarta

Cinkwancu Sanggamele, Febi K Kolibu, Franckie R.R. Maramis, 2019, Analisis

Pengelolaan Rekam Medis Di Rumah Sakit Umum Pancaran Kasih

Manado

Hubaybah, 2018, Analisis Manajemen Pengelolaan Sistem Rekam Medis Pada

Puskesmas Paal x Kota Jambi

Haryanto. (2015). Sistem Informasi Pengolahan Data Pasien Rawat Inap Berbasis

Sms Gateway. Informatika, 2(1), 34–43.

Muninjaya, A.A.Gde, 2012, Manajemen Kesehatan (Revisi 3), EGC, Jakarta.

Menteri Kesehatan RI, 2008, Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia

Nomor 269/MENKES/PER/III/2008 tentang Rekam Medis, diakses tanggal 2

Oktober 2015, (http://www.apikes.com/files/permenkes-no-269-

tahun2008.pdf).

30
Menteri Kesehatan RI, 2014, Peratuaran Menteri Kesehatan Republik Indonesia

Nomor 75 Tahun 2014 tentang Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas),

diakses pada tanggal 2 Oktober 2015,

(http://www.aidsindonesia.or.id/uploads/20141210110659.PMK_No_75_T

h_2014_ttg_Puskesmas.pdf).

McMahon, Rosemary, Rogifa, 2013, Manajemen Pelayanan Kesehatan Dasar, EGC,

Jakarta.

Peraturan Menteri kesehatan tahun 2015. Tentang pelayanan kesehatan

Ronal Riandi, 2018. Hubungan mutu pelayanan kesehatan dengan kepuasan pasien

rawat jalan di puskesmas wonorejo samarinda. Skripsi, Fakultas Ilmu

Kesehatan, Universitas Muhammadiyah Kalimantan Timur.

Sulaeman, Endang Sutisna, 2011, Manajemen Kesehatan, Teori dan Praktik di

Puskesmas (Revisi), Gadjah Mada University Press, Yogyakarta.

Sarake, Mukhsen, 2014, Buku Ajar Rekam Medis, diakses tanggal 4 Mei 2015,

(http://www.unhas.ac.id/lkpp/Muhsen%20-%20tdk.pdf).

Titiwiarti ddk, 2017 Studi Tentang Pengelolaan Program Pelayanan Antenal Care

Di Puskesmas Pasarwajo Kabupaten Buton Tahun 2017

31
World Health Organization. (2017). Medical Records Manual, A Guide for

Developing Countries. Geneva: WHO Library Cataloguing in Publication

Data.

32
PANDUAN WAWANCARA MENDALAM UNTUK KEPALA PUSKESMAS

DAN PETUGAS REKAM MEDIS

(INDEPT INTERVIEW)

Nama informan :

Umur :

Jenis Kelamin :

Alamat :

1. Bagaimana fungsi perencanaan pada kegiatan pengelolaan sistem rekam

medis pasien di Puskesmas Talise?

2. Berapa lama jam kerja di puskesmas Talise?

3. Bagaimana fungsi pengorganisasian pada kegiatan pengelolaan sistem rekam

medis pasien di Puskesmas Talise?

4. Bagaimana fungsi pelaksanaan pada kegiatan pengelolaan sistem rekam

medis pasien di Puskesmas Talise?

5. Bagaimana fungsi pengawasan dan evaluasi pada kegiatan pengelolaan sistem

rekam medis pasien di Puskesmas Talise?

6. Apakah sudah terlaksna standar SPO di puskesamas Talise?

7. Bagaimana sistem alur rekam medis di puskesmas Talise?

33
8. Apa saja yang menjadi hambatan ketika melayani pasien rekam medis?

9. Sistem apa saja dalam pencatatan rekam medis pasien di puskesmas Talise?

10. Apakah sistem pelaporan rekam medis di puskesmas Talise sudah terlaksana?

34
35

Anda mungkin juga menyukai