0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
14 tayangan4 halaman
Dokumen tersebut membahas tentang tinjauan pustaka mengenai pengembangan produk dan diet untuk penyakit ginjal kronik. Terdapat definisi pengembangan produk, tujuan dan syarat diet untuk penyakit ginjal kronik, serta jenis-jenis diet dan bahan makanan yang dianjurkan dan tidak dianjurkan. Dokumen ini memberikan landasan teori untuk pengembangan produk makanan bagi pasien ginjal kronik.
Dokumen tersebut membahas tentang tinjauan pustaka mengenai pengembangan produk dan diet untuk penyakit ginjal kronik. Terdapat definisi pengembangan produk, tujuan dan syarat diet untuk penyakit ginjal kronik, serta jenis-jenis diet dan bahan makanan yang dianjurkan dan tidak dianjurkan. Dokumen ini memberikan landasan teori untuk pengembangan produk makanan bagi pasien ginjal kronik.
Dokumen tersebut membahas tentang tinjauan pustaka mengenai pengembangan produk dan diet untuk penyakit ginjal kronik. Terdapat definisi pengembangan produk, tujuan dan syarat diet untuk penyakit ginjal kronik, serta jenis-jenis diet dan bahan makanan yang dianjurkan dan tidak dianjurkan. Dokumen ini memberikan landasan teori untuk pengembangan produk makanan bagi pasien ginjal kronik.
Pengembangan produk dan inovasi merupakan hal penting yang dibutuhkan oleh sebuah perusahaan ataupun rumah sakit. Inovasi adalah perubahan pengetahuan yang sudah ada atau pengetahuan yang baru menjadi produk baru atau mengubah produk, proses, dan pelayanan yang dimaksud untuk membuat nilai yang baru kepada pelanggan dan memberikan peningkatan keuntungan kepada pembuat inovasi ( Magrab et all.,2010 dalam Mustamu & Wijaya, 2013). Inovasi mempunyai arti untuk membuat ide atau sebuah hal baru sedangkan kreativitas adalah kepandaian membuat hal baru tersebut menjadi ada dan nyata (Wilemon & Millson,2006 dalam Mustamu & Wijaya, 2013). Produk baru dapat dikelompokkan dalam berbagai definisi, yaitu produk yang benar- benar baru (belum pernah ada sebelumnya), hasil modifikasi produk yang sudah ada atau hasil meniru produk yang sudah ada. Pengembangan produk dilakukan agar pasien dirumah sakit tidak merasa bosan dengan hidangan yang ada, selain itu pengembangan produk juga dapat meningkatkan daya kreativitas seseorang (Kusnandar,2010). 2.2 Kegiatan Pengembangan Produk Kegiatan pengembangan produk pangan merupakan kegiatan yang sering dilakukan oleh industry pangan untuk memenuhi kebutuhan konsumen dan peluang pasar. Pengembangan produk pangan yang baru sebaiknya melalui tahap-tahapan yang sistematis dan terencana. proses yang sistematis dan terencana dalam pengembangan produk diharapkan dapat meminimalisir resiko kegagalan (Kusnandar,2010). Pengembangan produk pangan dirumah sakit perlu dilakukan agar makanan yang disajikan kepada pasien menjadi lebih bervariasi dan menarik sehingga diharapkan akan meningkatkan selera makan pasien dan meminimalisir resiko rasa kejenuhan/kebosanan pasien terhadap makanan rumah sakit yang telah ada sebelumnya. 2.3 Tujuan Diet Tujuan Diet Penyakit ginjal kronik adalah untuk : 1. Mencapai untuk mempertahankan status gizi optimal dengan memperhitungkan sisa fungsi ginjal,agar tidak memperberatkan kerja ginjal 2. Mencegah dan menurunkan kadar ureum darah yang tinggi (ureumia) 3. Mengatur keseimbangan cairan dan elektrolit 4. Menccegah atau mengurangi progresivitas gagal ginjal,dengan memperlambat turunnya laju filtrasi glomelurus.g 2.4 Syarat Diet Syarat – syarat Diet Penyakit Ginjal Kronik adalah : 1. Energi cukup,yaitu 35kkal/kg BB 2. Protein rendah,yaitu 0,6-0,27 g/kg BB.Sebagian harus bernilai biologik tinggi 3. Lemak cukup,yaitu 20-30% dari kebutuhan energi total.Diutamakan lemak tidak jenuh ganda. 4. Karbohidrat cukup,yaitu kebutuhan energi total dikurangi energi yang berasal dari protein dan lemak 5. Natrium dibatasi apabila ada hipertensi,edema,asites,oliguria atau anuria. Banyaknya natrium yang diberikan anatar 1-3 g 6. Kalium dibatasi (20-70 mEq) apabila ada hyperkalemia ( kalium darah >5,5 mEq ,oliguria,atau anuria 7. Cairan dibatasi,yaitu sebanyak jumlah urin sehari ditambah pengeluaran cairan melalui keringat dan pernafasan (± 500 ml ) 8. Vitamin cukup, bila perlu diberikan suplemen piridoksin,asam folat,vitamin C,dan Vitamin D . 2.5 Jenis Diet dan Indikasi Pemberian Ada tiga jenis diet yang diberikan menurut berat badan pasien, yaitu : 1. Diet Protein Rendah I : 30 g protein. Di berikan kepada pasien dengan berat badan 50 kg. 2. Diet Protein Rendah II : 35 g protein Diberikan kepada pasien dengan berat badan 60 kg. 3. Diet Protein Rendah III : 40 g protein. Diberikan kepada pasien dengan berat badan 65 kg. Karena kebutuhan gizi pasien penyakit ginjal kronik sangat bergantung pada keadaan dan berat badan perorangan, maka jumlah protein yang diberikan dapat lebih tinggi atau lebih rendah daripada standar. Mutu protein dapat ditingkatkan dengan memberikan asam amino esensial murni. 2.6 Gambaran Umum Produk Modifikasi a. Perkedel Ayam (Lauk Hewani) Perkedel ayam adalah makanan yang terbuat dari kentang yang telah direbus atau dikukus yang dilumatkan, lalu dicampur dengan daging ayam yang dihaluskan, irisan daun bawang serta daun seledri dan bumbu, kemudian dibentuk bulat-bulat gepeng, dicelupkan ke dalam kocokan telur ayam lalu digoreng. Selain terbuat dari kentang, ada pula perkedel yang terbuat dari singkong dan tahu. Perkedel ayam adalah modifikasi resep dari menu awal lauk hewani yaitu ayam bumbu rujak. Dengan menggunakan bahan utama yaitu daging ayam, menu ayam bumbu rujak dimodifikasi menjadi perkedel ayam dengan penambahan kentang dan tepung. b. Tumis Pelangi (Sayuran) Penumisan adalah teknik memasak cepat dengan menggunakan sedikit minyak dan api besar (panas tinggi), biasanya untuk bumbu. Kegiatan ini disebut menumis dan hasilnya disebut sebagai tumisan atau tumis. Dalam menumis, bahan yang dimasak dipotong-potong kecil atau dimemarkan terlebih dahulu agar panas cepat masuk. Tumis pelangi adalah modifikasi resep dari menu sayur awal yaitu sop sayur, kemudian dengan menggunakan komponen sayuran yang sama dari menu sop sayur yang terdri dari bahan utama seperti wortel dan sawi putih. Sop sayur dimodifikasi menjadi tumis pelangi dengan komponen sayur yang terdiri dari sawi putih, wortel dan penambahan bahan seperti jagung manis pipil.. 2.7 Kebutuhan Bahan Makanan 2.7.1 Bahan Makanan yang dianjurkan Sumber Karbohidrat : nasi, bihun, jagung, kentang, makaroni, mie, tepung- tepungan, singkong, ubi, selai, madu, permen. Sumber Protein : telur, daging, ikan, ayam, susu Sumber lemak : `minyak jagung, minyak kacang tanah, minyak kelapa sawit, minyak kedelai, margarin, dan mentega rendah garam. Sumber Vitamin dan Mineral : Semua sayuran dan buah, kecuali pasien dengan hiperkalemia dianjurkan yang mengandung kalium rendah/ sedang. 2.7.2 Bahan Makanan yang tidak dianjurkan Sumber Protein : kacang-kacangan dan hasil olahnya, seperti tempe dan tahu. Sumber lemak : kelapa, santan, minyak kelapa,margarin, mentega biasa dan lemak hewan. Sumber Vitamin dan Mineral : sayuran dan buah tinggi kalium pada pasien dengan hiperkalemia