Anda di halaman 1dari 4

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Definisi Pengembangan Produk


Pengembangan produk dan inovasi merupakan hal penting yang dibutuhkan oleh
sebuah perusahaan ataupun rumah sakit. Inovasi adalah perubahan pengetahuan yang sudah
ada atau pengetahuan yang baru menjadi produk baru atau mengubah produk, proses, dan
pelayanan yang dimaksud untuk membuat nilai yang baru kepada pelanggan dan
memberikan peningkatan keuntungan kepada pembuat inovasi ( Magrab et all.,2010 dalam
Mustamu & Wijaya, 2013). Inovasi mempunyai arti untuk membuat ide atau sebuah hal baru
sedangkan kreativitas adalah kepandaian membuat hal baru tersebut menjadi ada dan nyata
(Wilemon & Millson,2006 dalam Mustamu & Wijaya, 2013).
Produk baru dapat dikelompokkan dalam berbagai definisi, yaitu produk yang benar-
benar baru (belum pernah ada sebelumnya), hasil modifikasi produk yang sudah ada atau
hasil meniru produk yang sudah ada. Pengembangan produk dilakukan agar pasien dirumah
sakit tidak merasa bosan dengan hidangan yang ada, selain itu pengembangan produk juga
dapat meningkatkan daya kreativitas seseorang (Kusnandar,2010).
2.2 Kegiatan Pengembangan Produk
Kegiatan pengembangan produk pangan merupakan kegiatan yang sering dilakukan
oleh industry pangan untuk memenuhi kebutuhan konsumen dan peluang pasar.
Pengembangan produk pangan yang baru sebaiknya melalui tahap-tahapan yang sistematis
dan terencana. proses yang sistematis dan terencana dalam pengembangan produk
diharapkan dapat meminimalisir resiko kegagalan (Kusnandar,2010).
Pengembangan produk pangan dirumah sakit perlu dilakukan agar makanan yang
disajikan kepada pasien menjadi lebih bervariasi dan menarik sehingga diharapkan akan
meningkatkan selera makan pasien dan meminimalisir resiko rasa kejenuhan/kebosanan
pasien terhadap makanan rumah sakit yang telah ada sebelumnya.
2.3 Tujuan Diet
Tujuan Diet Penyakit ginjal kronik adalah untuk :
1. Mencapai untuk mempertahankan status gizi optimal dengan memperhitungkan sisa
fungsi ginjal,agar tidak memperberatkan kerja ginjal
2. Mencegah dan menurunkan kadar ureum darah yang tinggi (ureumia)
3. Mengatur keseimbangan cairan dan elektrolit
4. Menccegah atau mengurangi progresivitas gagal ginjal,dengan memperlambat turunnya
laju filtrasi glomelurus.g
2.4 Syarat Diet
Syarat – syarat Diet Penyakit Ginjal Kronik adalah :
1. Energi cukup,yaitu 35kkal/kg BB
2. Protein rendah,yaitu 0,6-0,27 g/kg BB.Sebagian harus bernilai biologik tinggi
3. Lemak cukup,yaitu 20-30% dari kebutuhan energi total.Diutamakan lemak tidak jenuh
ganda.
4. Karbohidrat cukup,yaitu kebutuhan energi total dikurangi energi yang berasal dari protein
dan lemak
5. Natrium dibatasi apabila ada hipertensi,edema,asites,oliguria atau anuria. Banyaknya
natrium yang diberikan anatar 1-3 g
6. Kalium dibatasi (20-70 mEq) apabila ada hyperkalemia ( kalium darah >5,5 mEq
,oliguria,atau anuria
7. Cairan dibatasi,yaitu sebanyak jumlah urin sehari ditambah pengeluaran cairan melalui
keringat dan pernafasan (± 500 ml )
8. Vitamin cukup, bila perlu diberikan suplemen piridoksin,asam folat,vitamin C,dan
Vitamin D .
2.5 Jenis Diet dan Indikasi Pemberian
Ada tiga jenis diet yang diberikan menurut berat badan pasien, yaitu :
1. Diet Protein Rendah I : 30 g protein.
Di berikan kepada pasien dengan berat badan 50 kg.
2. Diet Protein Rendah II : 35 g protein
Diberikan kepada pasien dengan berat badan 60 kg.
3. Diet Protein Rendah III : 40 g protein.
Diberikan kepada pasien dengan berat badan 65 kg.
Karena kebutuhan gizi pasien penyakit ginjal kronik sangat bergantung pada
keadaan dan berat badan perorangan, maka jumlah protein yang diberikan dapat lebih
tinggi atau lebih rendah daripada standar. Mutu protein dapat ditingkatkan dengan
memberikan asam amino esensial murni.
2.6 Gambaran Umum Produk Modifikasi
a. Perkedel Ayam (Lauk Hewani)
Perkedel ayam adalah makanan yang terbuat dari kentang yang telah direbus atau
dikukus yang dilumatkan, lalu dicampur dengan daging ayam yang dihaluskan, irisan
daun bawang serta daun seledri dan bumbu, kemudian dibentuk bulat-bulat gepeng,
dicelupkan ke dalam kocokan telur ayam lalu digoreng. Selain terbuat dari kentang,
ada pula perkedel yang terbuat dari singkong dan tahu. Perkedel ayam adalah
modifikasi resep dari menu awal lauk hewani yaitu ayam bumbu rujak. Dengan
menggunakan bahan utama yaitu daging ayam, menu ayam bumbu rujak dimodifikasi
menjadi perkedel ayam dengan penambahan kentang dan tepung.
b. Tumis Pelangi (Sayuran)
Penumisan adalah teknik memasak cepat dengan menggunakan sedikit minyak
dan api besar (panas tinggi), biasanya untuk bumbu. Kegiatan ini disebut menumis
dan hasilnya disebut sebagai tumisan atau tumis. Dalam menumis, bahan yang
dimasak dipotong-potong kecil atau dimemarkan terlebih dahulu agar panas cepat
masuk. Tumis pelangi adalah modifikasi resep dari menu sayur awal yaitu sop sayur,
kemudian dengan menggunakan komponen sayuran yang sama dari menu sop sayur
yang terdri dari bahan utama seperti wortel dan sawi putih. Sop sayur dimodifikasi
menjadi tumis pelangi dengan komponen sayur yang terdiri dari sawi putih, wortel
dan penambahan bahan seperti jagung manis pipil..
2.7 Kebutuhan Bahan Makanan
2.7.1 Bahan Makanan yang dianjurkan
 Sumber Karbohidrat : nasi, bihun, jagung, kentang, makaroni, mie, tepung-
tepungan, singkong, ubi, selai, madu, permen.
 Sumber Protein : telur, daging, ikan, ayam, susu
 Sumber lemak : `minyak jagung, minyak kacang tanah, minyak kelapa sawit,
minyak kedelai, margarin, dan mentega rendah garam.
 Sumber Vitamin dan Mineral : Semua sayuran dan buah, kecuali pasien dengan
hiperkalemia dianjurkan yang mengandung kalium rendah/ sedang.
2.7.2 Bahan Makanan yang tidak dianjurkan
 Sumber Protein : kacang-kacangan dan hasil olahnya, seperti tempe dan tahu.
 Sumber lemak : kelapa, santan, minyak kelapa,margarin, mentega biasa dan lemak
hewan.
 Sumber Vitamin dan Mineral : sayuran dan buah tinggi kalium pada pasien
dengan hiperkalemia

Anda mungkin juga menyukai