Oleh :
Heny kurnia sari S.KH (18830087)
PENDAHULUAN
mencangkup serat, batu atau sumbatan, dan bias terjadi pada kucing
, pemberian pakan yang tidak benar atau kurang baik dan dapat
1.2 TUJUAN
Laporan ini bertujuan untuk mengetahui penyebab dari
1.3 MANFAAT
TINJAUN PUSTAKA
2.1 Kucing
Kingdom : Animalia
Phylum : Chordata
Kelas : Mamalia
Ordo : Carnivora
Famili : Felidae
Genus : Felis
2.1.1 Pengertian
pada urin, kesulitan urinasi atau buang air kecil (Duval, 2002).
infeksi bacterial dan viral, trauma, adanya Kristal di urine, ada batu
1. PH Urine
Ph urine berperan sangat penting dalam pembentukan
2. Infeksi Bakteri
struvit.
3. Diet
urine dengan volum yang lebih setelah 24-36 jam. Vesika urinaria
baik yang identik atau berbeda dengan Kristal yang ada di dalam
nidus. Dan sifat nidus Kristal, jika suatu Kristal mempunyai sifat
yang cocok dengan Kristal lain, maka beberapa kristal dapat saling
pada urine yang netral dan alkalis untuk membentuk struvit. Pada
2.6 Diagnosa
2012).
2.7 Terapi
3.2 Metode
Metode yang digunakan untuk mendiagnosa adalah dengan
mengisi ambulatoir secara lengkap, kucing dibawa ke ruang
periksa dan di timbang dan di ukur suhu tubuhnya. Sebelum
pemasangan kateter di lakukan pramedikasi yaitu dengan
pemberia acerpomazine dan atropine dengan dosis acepromazine
0,25 ml dan atropine 0,25 ml, kemudian selang 15 menit d anastesi
dengan ketamin dengan dosis 0,4 ml. Setelah kucing teranastesi,
siapkan katater urin yang telah dioleskan gell agar licin dan mudah
masuk ke dalam uretra. Preputium kucing ditarik sehingga penis
dapat keluar dengan sempurna. Kemudian dimasukkan kateter
perlahan, hingga keseluruhan kateter dapat masuk, lalu dipasang
spuit pada ujung kateter dan urin disedot yang ada di dalam vesika
urinaria. Lakukan flashing menggunakan aqua water injection agar
urin keluar dan urin benar-benar bersih atau paling tidak urin
berubah warna kemudian jahit kateter agar tidak terlepas.
Kemudian injeksi Betamox 0,25 ml melalui subcutan, setelah itu
injeksi vetadryll+B comp @ 0,25 ml secara subcutan, kemudian
Glucorti 0,25 ml secara subcutan, Rowatinex caps dan Urotractin
+ Ultamin (obat racik).
STATUS PRAESENS
PROGNOSA : C. HEMATOLOGI
Sifat :-
Kadara Hb : -
Prep apus :-
Lain-lain :-
D. USG ;-
E. RONTGENT : -
F. EKG :-
G. FAAL ORGAN :-
H. KULIT :-
I. ALERGI :-
J. LAIN-LAIN : -
TERAPI/ PENGOBATAN
Pemasangan kakteter
Terapi : T/ Injek Betamox 0,25 ml (1x1)
Injek Vetadryll + B comp @ 0,25 ml (2x1)
Injek Glucortin 0,25 ml (1x2)
R/ Rowatinex No v
S 1dd 1
PEMBAHASAN
4.1 Hasil
5.1 Kesimpulan
5.2 Saran
Selalu menjaga dan mengawasi pemeliharaan kita untuk
makanannya minumannya agar tidak mengkonsumsi sembarangan.
Jadika pakan urinary pakan selamanya agar tidak terjadi sakit yang
sama atau terulang penyakit yang sama, konsultasikan ke dokter
jika terjadi penyakit berulang
DAFTAR PUSTAKA
Oleh :
Heny kurnia sari S.KH (18830087)
1.2 TUJUAN
1.3 MANFAAT
BAB II
TINJAUAN PUASTAKA
2.1 Feline Calicivirus (FCV)
BAB III
MATERI METODE
STATUS PRAESENS
D. USG ;-
E. RONTGENT : -
F. EKG :-
G. FAAL ORGAN :-
H. KULIT :-
I. ALERGI :-
J. LAIN-LAIN : -
TERAPI/ PENGOBATAN
R/ Cefadroxcil 10 mg
Dextamin 1/10 tab
Bio ATP 1/8 tab
Neurodex 1/8 tab
m.f.l.a caps dtd No.XII
S 2dd caps
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil
Pada kasus ini kucing Ivy mengalami kaki belakang
pincang, bulu rontok, mulut berbau, tidak mau makan, di palpasi
terdapat gas di lambung dan palpasi bagian tubuhnya kucing Ivy
merasa kesakitan atau nyeri. Di karenakan pemilik kucing
seringkali tidak menyadari gejala-gejala awal yang
mengindikasikan bahwa kucing peliharaannya memiliki resiko
penyakit feline calicivirus. Pemeriksaan kucing ke dokter hewan
baru dilakukan setelah kucing
mengalami keluhan yang cukup
serius. Pemeriksaan dan
perawatan yang terlambat
menyebabkan penyakit ini
berkembang ke tahap yang lebih
berbahaya. Melihat kondisi
tersebut, diperlukan cara untuk
melakukan diagnosa awal agar pemilik kucing dapat menyadari
bahwa kucing peliharaanya memiliki resiko terkena penyakit
feline calicivirus sehingga angka kematian kucing yang
disebabkan oleh penyakit feline calicivirus dapat dikurangi. Salah
satu cara untuk dapat melakukan diagnosa pada suatu penyakit
adalah dengan melihat dari gejala-gejala awal yang muncul.
belakang
4.4 Terapi
Dexamethason
Deksametason merupakan salah satu obat kortikosteroid
yang masuk ke dalam kelompok glukokortikoid sintetik yang
memiliki efek anti inflamasi dan imunosupresif, yang mana hal
tersebut mendorong semakin dikembangkannya berbagai steroid
sintetik dengan aktivitas anti inflamasi dan imunosupresif.
Deksametason yang banyak beredar merupakan deksametason
sintesis dengan efek terapi yang lebih cepat dari senyawa
alaminya. Deksametason masuk ke dalam tubuh kemudian ke
sistem pencernaan dan diproses di dalam lambung. Setelah terjadi
proses kimiawi di lambung maka dilakukan absorbsi. Senyawa
deksametason yang diabsorbsi akan ikut dalam aliran darah dan
mengalir di dalam pembuluh vena kemudian masuk ke dalam
hepar melalui vena porta yang kemudian akan dilakukan
detoksifikasi oleh hepar. Indikasi Dexamethason dapat digunakan
untuk mengobati penyakit-penyakit seperti, penyakit inflamasi
akut, penyakit inflamasi pada kulit, penyakit inflamsi pada mata,
penyakit rematik sendi, penyakit asma bronchial, penyakit
sistemik lupus eritematosus dan penyakit keganasan system
limfatik (Katzung et all, 2013).
Beberapa efek samping Dexamethason yang mungkin
terjadi dari penggunaan obat ini adalah, masalah tidur (insomnia),
perubahan suasana hati, jerawat, kulit kering, penipisan kulit,
memar atau perubahan warna kulit, penyembuhan luka yang
lambat, Keringat berlebih, sakit kepala, pusing, sensasi berputar-
putar, mual, sakit perut, kembung, kelemahan otot atau,
perubahan dalam bentuk atau lokasi lemak tubuh (terutama di
lengan, kaki, wajah, leher, dada, dan pinggang).
Cefadroxcil
Dextamin
Bio ATP
Neurodex
untuk terapi defisinesi (kekurangan) vitamin B1, B6, dan B12 seperti
fungsi saraf seperti cegukan yang terlalu lama, penyakit pikun pada
orang tua, suplemen pada pasien anemia atau kekurangan darah merah
akibat defisiensi vitamin B12 (yang ditandai dengan ukuran sel darah
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
5.2 Saran
Selalu menjaga dan mengawasi pemeliharaan kita untuk
makanannya minumannya agar tidak mengkonsumsi sembarangan.
Kucing yang terkena calici virus dan sebaiknya di isolasi agar
tidak terjadi penularan pada kucing yang lainnya, di lakukan
pembersihan kandang dengan desinfektan agar steril, segera di
bawa ke dokter jika terjadi penyakit berulang.
DAFTAR PUSTAKA
3.4 TUJUAN
Tujuan dari koasistensi ini, agar dapat mendiagnosa
penyakit hewan, dengan tehnik diagnosis standar (diagnosis
klinik) terhadap kasus di klinik hewan, dapat mengetahui
pemberian terapi yang tepat dan sesuai dengan gejala hewan dan
mengetahui penanganan dan pengobatan terhadap kasus cat flu
pada kucing.
3.5 MANFAAT
Mahasiswa dapat melakukan dignosa pada penyakit yang ada
pada pasien serta cara melakukan penanganan pada penyakit
tersebut, serta sebagai bahan informasi mengenai kasus
penyakit yang ada
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Cat flu dapat disebabkan oleh banyak agen, 90% kasus cat
flu di sebabkan oleh feline herpes virus-1 (FHV-1) juga dikenal
sebagai felin viral rhinotracheitis (FVR) dan Felin Callicivirus
(FCV). Penyebab lain dari cat flu adalah Clamydia felisi (feline
chlamydophila). Infeksi dan gejala klinis oleh bebberapa agen
dapat terjadi melalui infeksi sekunder yang bersamaan dengan
FHV-1 atau FCV. Penyakit ini dapat bersifat akut dan kronis, serta
membentuk eksudat baik yang kataral, mukopurulen, fibrinous,
fibrinopurulen, maupun purulen. Trakheobronkhitis kataral akut
terdapat iritasi ringan pada mukosa bronkhus akibat sekresi dari
sel goblet dan sel serous, serta terjadi edema. Pada infeksi yang
disebabkan oleh bakteri, trakheobronkhitis biasanya bersifat
purulen atau supuratif karena banyaknya neutrofil pada eksudat,
sedangkan trakheobronkhitis ulseratif biasanya terjadi akibat
infeksi virus atau bakteri yang menyebabkan rusaknya selsel epitel
(Jubb et al. 1993).
Feline herpesvirus-1 (FHV-1) menyebabkan penyakit
saluran respirasi bagian atas pada kucing umur kurang dari satu
tahun. Transmisi FHV-1 dapat terjadi akibat kontak langsung
melalui cairan tubuh kucing yang terinfeksi terutama sekresi
cairan respirasi dan okular. Masa inkubasi virus ini 24−48 jam dan
secara mendadak terjadi bersin, batuk, adanya discharge dari
hidung dan mata, konjungtivitis, sesak napas, menurunnya nafsu
makan, dan demam (Stiles 2003; Little 2008).
Cara penularan virus cat flu dapat terjadi melalui tiga cara
yaitu :
1. Kucing sehat kontak langsung dengan kucing terinfeksi
2. Kucing sehat kontak langsung dengan virus yang ada
dalam pakan, tempat pakan dan objek lainnya.
3. Kucing sehat kontak langsung dengan kucing carrier
(pembawa) cat flu.
DAFTAR PUSTAKA