Anda di halaman 1dari 19

LAPORAN KOASISTENSI KLINIK VETERINER

KASUS FLUTD PADA KUCING


PADA KLINIK Drh Rudi A. K
PERIODE 26 AGUSTUS - 31 AGUSTUS 2019

Oleh :

NURWAHIDAH., SKh
18830024

PENDIDIKAN PROFESI DOKTER HEWAN


FAKULTAS KEDOKTERAN HEWAN
UNIVERSITAS WIJAYA KUSUMA SURABAYA
2019
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Penyakit flutd pada kucing jantan sangat sering terjadi tak mentup kemungkinan
juga pada kucing betina, banyaknya kasus ini kami pengen membahas apakah itu flutd.
Saat ini klini hewan banyak didatangi pasien dengan keluhan tidak bisa buang air kecil,
semakin tinggi jumlah kasusnya semakinmembutuhkan pertolongan cepat dan tepat
dari seorang dokter hewan.
Salah satu bentuk FLUTD pada kucing iala penyumbatan saluran kencing kucin
jantan yang biasa disebut kencing batu. Anatomi saluran yang panjang dan sempit
inilah yang menyebabkan saluran tersebut mudah tersumbat jika ada akumulasi Kristal
pada kantung kemih. Kristal tersebut kemudian menyebabkan inflamasi, perdarahan
pada urin, kesulitan buang ar kecil, serta beberapa kasus pada VU yang bisa
menyebabkan kematian dari ureum yang masuk kealiran darah dan bisa menyebabkan
toxic.
Kasus ini sering terjadi pada hewan kesayangan jika cara pemeliharaan yang
kurang baik. Selama satu minggu kami di Klinik drh. Rudi A. K, terdapat 1 kasus yang
mengalami FLUTD dan dilakukan terapi.

1.2 Tujuan
Untuk mengetahui apa saja faktor yang bisa menyebabkan penyumbatan pada
saluran kencing kucing jantan maupun betina. Untuk mengetahui bagaimana cara
pengobatan dan pencegahan pada kasus FLUTD.

150
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

Feline Urologic Syndrome (FUS) atau Feline Lower Urinary Tract Disease, or
FLUTD adalah suatu kondisi dimana terdapatnya bentukan crystal yang menyumbat
saluran urinasi bagian bawah seperti vesica urinaria, bladder sphincter, dan uretra,
sehingga kucing mengalami kesulitan urinasi. Kondisi ini sering terjadi pada kucing
muda, bisa jantan ataupun betina, namun lebih sering terjadi pada kucing jantan
(Anonim1, 2006).

2.1 ETIOLOGI
Beberapa factor berkontribusi untuk penyakit ini termasuk infeksi bacterial dan
viral, trauma, adanya kristal di urine, batu di vesica urine, tumor pada saluran urinaria,
dan abnormiltas congenital. Factor yang berkontribusi terhadap perkembangan FUS
antara lain:
a. FULTD dapat disebabkan uretra yang tersumbat oleh semacam pasta, komposisi
material batu atau pasir dan kristal struvite (magnesium ammonium fosfat), yang
berhubungan dengan jumlah garam. Meskipun Kristal struvit merupakan penyebab
utama sumbatan, namun jenis Kristal lain dapat ditemui. Beberapa sumbatan
menyebabkan terbentuknya mucus, darah, dan sel darah putih.
b. FLUTD dapat dihubungkan dengan kristal-uroith atau batu yang ditemukan di
saluran urinaria. Tipe urolith ervariasi, tergantung dari diet dan factor pH urine.
Dua tipe yang sangat sering ditemukan adalah struvite (magnesium fosfat) dan
kalsium oksalat. Factor yang mempengaruhi pembentukan urolit pada kucing
termasuk infeksi bakteri yang bersamaan; jarang uric,nasi akibat litter box yang
kotor; kurangnya aktifitas fisik; dan kurang minum atau kualitas minum yang buruk
atau tidak tersedianya air, dan bias juga karena selalu diberi pakan kering
(dryfood).
c. Urine kucing normalnya sedikit asam. Factor yang menyebabkan urin alkalis yaitu
jenis pakan, adanya bakteri di saluran urinaria. Urin yang bersifat asam memiliki

151
property antibacterial. Namun ada beberpa kasus dumana FUS memiliki urine yang
asam. Kucing tersebut mungkin menderita akibat yrolith kalsium oksalat. Jika
urolith terjadi di urethra, maka obstruksi dapat mengancam kehidupan karena
sangat sulit disembuhkan.
d. Cystitis bacterial dan urethritis (radang pada urethra) juga dapat menjadi penyebab
dasar FUS. Cystitis bacterial mungkin dapat menjadi penyebab yang penting dari
serangan yang berulang. Infeksi bakteri tersebut memiliki potensi untuk
peningkatan infeksi dengan sumbatan. Infeksi berulang dapat menyebabkan
resistensi antibiotik.
e. Intake diet dan air minum. Kucing yang memakan pakan kering akan mendapat
sedikit air dari pakan ereka, selain itu didukung pula dengan kurangnya minum.
Pakan kering akan menyebabkan urin lebih terkonsentrasi dan jumlah sedimen
yang lebih besar (Carlson, 2008).

2.1.1 Faktor predisposisi pembentuk urolit traktus urinarius


1. pH urin
pH urin berperan sangat penting dalam pembentukan kalkuli, beberapa garam
(oksalat), dan asam urat lebih mudah mengendap pada pH asam. Struvit dan karbonat
lebih mudah mengendap pada pH alkalin.
2. Infeksi bakteri
Koloni bakteri, pengelupasan epitel, atau leukosit dapat berperan penting sebagai
nidus untuk pengendapan unsur mineral urolit. Urolit yang unsur penyusunnya terdiri
dari magnesium ammonium fosfat terbentuk karena adanya infeksi bakteri penghasil
urease atau pemecah urea (proteus dan beberapa staphilococci) yang mengkonversi
urea menjadi amoniak .infeksi dalam traktus urinarius merupakan faktor terbesar
penyebab terbentuknya urolit struvit. Jenis urolit lain kadang-kadang juga dapat
ditemui pada traktus yang terinfeksi, namun terbentuknya urolit non struvit tersebut
tidak disebabkan oleh adanya infeksi tetapi justru infeksi disebabkan adanya urolit
dalam traktus urinarius.

152
3. Diet
Diet yang mengandung protein tinggi membantu pembentukan urolit struvit
karena konsumsi protein tinggi dapat meningkatkan konsentrasi urea dan NH4 dalam
urin. Diet yang mengandung oksalat, defisiensi vitamin A (karena menyebabkan
perubahan metaplastik epitel transisional), dan dehidrasi (akibat pemasukan air yang
terbatas sehingga memberi kesempatan unsur mineral tetap berada dalam urin yang
konsentrasinya sangat jenuh) adalah faktor yang dapat menyebabkan urolitiasis.
Konsentrasi urin yang sangat jenuh tersebut umumnya disebabkan bekurangnya jumlah
air yang diminum (kurang minum). Memperbanyak minum air (meskipun air yang
diminum mengandung fosfat, karbonat, silicate, kalsium, dan magnesium dalam
jumlah tinggi) umunya hanya sedikit berpengaruh atau bahkan tidak berpengaruh
terhadap urolitiasis.Hal ini disebakan karena kandungan mineral dalam air minum lebih
sedikit dibanding dengan jumlah mineral yang berasal dari pakan.Di samping itu
dengan memperbanyak minum juga dapat menurunkan konsentrasi urin dan
meningkatkan volume urin.Hal yang demikian tidak terjadi jika mineral yang menjadi
unsur pembentuk urolit dikonsumsi dalam bentuk makanan.Mineral dalam pakan dapat
menjadi faktor penyebab urolitiasis pada domba yang diberi paka fosfat tinggi, atau
mengandung okasalat.
4. Herediter
Urolit kebanyakan ditemukan pada Kucing Persian.
5. Urin stasis
Merupakan faktor predisposisi pembentukan urolit tanpa memperhatikan macam
mineral. Turunnya frekuensi urinasi dan meningkatnya kadar unsur pembentuk urolit
dalam urin dapat menyebabkan konsentrasi urin menjadi sangat jenuh. Urin yang
sangat jenuh dapat menjadi predisposisi presipitasi unsur mineral pada hewan.
6. Breed predileksi
7. Sex predileksi
Lebih sering terjadi pada hewan jantan karena diameter uretra nya lebih sempit
dan lebih panjang.
8. Umur predileksi

153
9. Tempat predileksi (Nelson et.al., 2003)

2.2 PATOGENESIS
Sel hidup (Living cells) memproduksi produk yang harus dibuang seperti
nitrogen dan kreatinin, yang dibuang ke aliran darah lalu dibawa ke ginjal kemudian
difiltrasi seperti halnya garam dan mineral. Materi yang telah difilter kemudian dibawa
ke vesica urinaria. Pakan kering, dengan air minum yang kurang, dapat menyebabkan
pH urine lebih tinggi atau lebih rendah daripada biasanya. Pada kondisi tersebut, kristal
dapat terbentuk, yang kemudian dapat menyumbat urethra, dan menghambat urinasi.
Karena ginjal memompa zat tersebut ke vesica urinaria, maka vesica urinaria akan
terisi. Normalnya, kucing urinasi beberapa hari sekali. Vesica urinaria yang bersifat
elastic dapat menampung urine dengan volume yang lebih. Setelah 24-36 jam, vesica
urinaria akan terisi dengan sempurna. Pada saat itulah, toksin mulai menggangu filtrasi
ginjal. Pada saat ginjal berhenti memfilter darah, toksin akan memenuhi aliran darah
(Anonim2, 2007).

2.2.1 Patogenesis Pembentukan Urolith dan Pertumbuhannya


4 faktor utama dalam pembentukan urolit adalah kejenuhan/supersaturasi,
kristalisasi/nukleasi, berkurangnya factor penghambat, kelainan anatomi organ
uropoetica. Pembentukan urolit meliputi fase awal pembentukan dan fase
pertumbuhan. Fase awal pembentukan urolit dimulai dari terbentuknya nidus kristal
(embrio kristal). Pembentukan nidus kristal tersebut tergantung pada pusat nukleasi
atau matriks (meskipun substansi matriks protein nonkristal juga berperan sebagai
nukleasi) dan supersaturasi urin oleh kristal kalkulogenik. Sedangkan derajat
supersaturasi urin dipengaruhi oleh banyaknya kristal yang diekskresikan ginjal dan
volume urin. Fase pertumbuhan nidus kristal tergantung pada :
1. Kemampuan untuk tetap bertahan dalam lumen traktus ekskretorius sistem
urinarius.
2. Derajat dan durasi superstaurasi urin yang mengandung kristal baik yang identik
atau berbeda dengan kristal yang ada di dalam nidus.

154
3. Sifat fisik nidus kristal. Ika suatu kristal mempunyai sifat yang cocok dengan
kristal lain, maka beberapa kristal dapat saling menggabungkan diri dan tumbuh pada
permukaan nidus atau kristal lain. (Nelson et.al., 2003).
a. Struvite crystals terbentuk dari magnesium, ammonium, dan phospat. Kristal
ini terbentuk dalam suasana urin yang alkalis. Beberapa factor yang
mempengaruhi timbulnya Kristal struvit adalah pH urin, dan konsumsi air yang
rendah. Diet rendah magnesium dapat membantu penurunan pH urin, sehingga
pH menjadi asam. Hal ini dapat membantu dalam treatment dan pencegahan
karena dapat menurunkan resiko terbentuknya kristal pada urin. Namun
pemberian diet yang berlebihan dapat memicu timbulnya kristal calcium
oxalate (Nash, 2008).

Gambar : Kristal dan batu struvit

b. Kalsium oksalat
c. Terbentuknya kristal oksalat terjadi pada urin yang bersifat asam dan jika
kucing memiliki kandungan kalsium yang tinggi di dalam darah. Penyebabnya
bias karena pakan yang tinggi kalsium, protesodium, atau vitamin D. beberapa
penyakit metabolic seperti hiperparathiroidism, kanker, dapat menyebabkan
kristal oksalat lebih mudah berkembang. Kristal oksalat juga sering terjadi pada
kucing dengan kadar kalsium darah normal (Nash, 2008).

Gambar : Kristal dan batu kalsium oksalat

155
2.2.2 Hubungan pH dengan terbentuknya kristal struvit
Kucing memiliki kemampuan untuk mengonsentrasikan urin dengan tujuan
menyimpan air, berkaitan dengan evolusinya yaitu kehidupan kucing yang tinggal di
padang pasir. Produk yang tidak terpakai (waste product) di urine sangat pekat dan
mengandung Mg, ammonium, dan ion phosphate yang dapat berkristalisasi pada urine
yang netral dan alkalis untuk membentuk struvite. Pada pH urine di bawah 6,6 struvite
dapat larut, sedangkan pada pH di atas 7,1 akan terkristalisasi secara spontan. Oksidasi
dari asam amino sulfur selama proses katabolisme asam amino dari protein ke urea,
CO2, sulfat, dan air, memiliki bentuk yang asam, mempengaruhi keseimbangan asam-
basa dalam tubuh dan urin. Proses ini tidak terjadi jika lemak dan karbohidrat
terkatabolisme. Kucing merupakan karnivora, yang memakan daging dalam jumah
banyak, diet protein tinggi akan memproduksi urin dengan pH rendah (asam). Saat ini,
kucing peliharaan banyak yang diberi pakan pabrik dengan dasar sayuran. Komposisi
sayuran tersebut akan memproduksi urin yang netral ataupun basa, yang dapat menjadi
predisposisi kristalisasi mineral di urin (Anonim3, 2009).

2.3 GEJALA KLINIS


a. Depresi
b. lemah
c. Muntah
d. Nafsu makan menurun
e. Biasanya disertai cystitis, infeksi saluran urinaria bagian bawah, adanya
sumbatan (debris dan Kristal membentuk sumbatan di urethra), uremia
(akumulasi produk toksik seperti nitrogen dan kreatinin dalam aliran darah)
f. Hematuria (adanya darah dalam urine)
g. Polliuria (peningkatan frekuensi urinasi)
h. Dysuria
i. Urinasi tidak pada tempatnya (tidak di litter box)
j. Sering menjilati daerah genital.
k. Mengeong ketika urinasi, karena terasa sakit. (Nelson et.al., 2003)

156
2.4 DIAGNOSIS
a. Anamnesa (perubahan lingkunagn, pakan, stress)
b. Gejala klinis, pemeriksaan fisik (palpasi abdomen: FUS → jika dipalpasi terasa
sakit)
c. Analisis urin
1. Pemeriksaan visual
a. Pemeriksaan turbiditas (cloudnes / kekeruhan)
b. warna urin
normal : kuning , bersih
abnormal : keruh, tercampur darah
bila berbusa ada masalah di hati
pink, biru karena pengaruh obat
2. Specific Gravity (SG)
Untuk mengukur seberapa baik ginjal mampu mengkonsentrat urin dan jumlah
zat yang terlarut dalam urin. Tes ini digunakan untuk mengukur berat urin
disbanding dengan jumlah airnya.Bila SG urin naik, menunjukkan bahwa
terdapat banyak materi padat yang terlarut dalam urin.
3. Dipstik analisis
Tes kimia berupa strip yang digunakan untuk mengukur /melihat darah,
glukosa, protein, bilirubin, dan keton dalam urin.
4. White Blood Cell (pyuria)
Dalam keadaan normal tidak ditemukan WBC, namun bila ditemukan adanya
WBC dalam urin dapat diindikasikan terjadinya infeksi pada saluran urinasi,
sakit ginjal, atau kanker.
5. Red Blood Cell (hematuria)
Sama halnya dengan WBC, dalam keadan normal RBC tidak ditemukan dalam
urin. Bila ditemukan RBC dalam urin, kemungkinan terjadi radang, penyakit
atau luka pada ureter, vesica urinaria, atau uretra.

157
6. Protein (proteinuria)
Pada keadaan normal tidak ada. Protein pada diute urin lebih signifikan
daripada concentraled urin. Hasil ini akan berhubungan dengan SG.
Hal ini mengindikasikan terjadinya radang, hemoraghi atau penyakit ginjal
7. Glukosa (glukosuria)
Glukosa merupakan type gula yang ditemukan dalam darah, bila terdapat
glukosa dalam urin mengindikasikan adanya penyakit diabetes
8. Bilirubin (bilirubinuria)
Bilirubin merupakan Orange-bile-pigmen yang dibentuk dihati, yang kemudian
dieksresikan melalui urin. Bila terlalu banyak terdapat bilirubin
mengindikasikan adanya hepatitis/hemolisis (destruksi RBC), penyakit ginjal,
FIP, Feline hepatic lipidosis
9. Keton
Keton normalnya tidak terdapat dalam urin. Seperti halnnya glukosa, keton
diproduksi dari pemecahan lemak untuk kemudian diubah menjadi energy.
Namun bila terdapat keton dalam urin, mengindikasikan adanya penyakit
diabetes, ketoacidosis/insuficien food intake/malnutrisi.
10. pH urin
normal pH urin adalah 6-7. Namun semua tergantung dari diet, obat-obatan
serta penyakit.
Kucing cenderung sedikit acidic pH.
11. Pemeriksaan mikroskopik
Pemeriksaan mikroskopis dilakukan dengan pengambilan sample urin yang
disentrifuge (sedimentasi urin) kemudian dilihat sedimennya dengan
menggunakan mikroskop untuk melihat adanya Crystal, RBC, WBC, bakteri,
jamur, cast.
a. Cast (cylinduria)
Bentukan siindris dari mukoprotein yang beku dalam tubulus renalis.

158
Dibentuk karena bedatipe material termasuk RBC, WBC, lemak, renal tubulus
epithelial cell cast / protein Bisa digunakan untuk membantu diagnose
penyakitnya
b. Crystal (crystaluria)
Dalam pemeriksaan urin dapat ditemukan beberapa tipe crystal yang berbeda,
namun yang paling umum adalah crystal stuvit, dan calcium oxalate.
c. Bakteri
Bila dalam pengambilan sample urin yang dilakukan secara steril terdapat
bakteri dalam jumlah banyak, mengindikasikan aadanya infeksi pada vesica
urinaria.
Cara pengambilan sample urin
1. Cateterisasi
2. Cystocentesis untuk mengkultur urin,
Dengan menggunakan spuit melalui dindding abdominal untuk
mendapatkan sample steril langsung dari bladder.
d. Free catched
Pengambilan sample langsung saat kucing urinasi, namun kemungkinan
kontaminasi tinggi.
12. Komponen urin kucing normal
a. Ammonia 0,05 %, sulfat 0,18 %, fosfat 12 %, Cl 0,6 %, Sodium 0,1 %,
Creatinin 0,1 %, Uric acid 0,003 %, Urea 2 %, dan Air 95 %.
b. Selama 24 jam produksi urin mencapai 20 – 44 ml/kg.
c. Produksi urin meningkat → feline polyuria, disebabkan karena pengaruh
fisiologis seperti efek samping dari obat-obatan
d. Produksi urin turun bias diebabkan karena dehidrasi, gagal ginjal, blockade
urinaria
e. Bau urin
Ammonia kuat → infeksi bakteri.
Ammonia lemah→ normal.
Acetonnemia → obesitas / DM.

159
13. Pemeriksaan darah: complete blood cell count (CBC) dan serum chemistries
14. Abdominal radiography
Pembuatan foto Rontgen atau pemeriksaan dengan USG bagian abdomen dengan
posisi rebah samping (lateral).

Gambar: Hasil radiology FUS

15. Abdominal ultra sounds


16. Pemeriksaan Cystoscopy atau endoscopic pada urethra dan bladder
17. Bladder biopsi

2.5 TERAPI DAN PENCEGAHAN


Fluid theraphy (subkutan atau intraena) dapat membantu jika terjadi dehidrasi.
Selain itu fuid therapy juga dapat menyebabkan produksi urine lebih cair, membantu
eliminasi dari debris radang dan kristal. Cairan infus yang perlu diberikan ialah larutan
Ringer Laktat 5% dengan dosis 20 – 40 cc/kgBB/hari. Bilamana anjing banyak muntah
(karena sudah terjadi uremia/gagal ginjal), maka cairan yang diberikan ialah Ringer
Dextrose 5% (Merck, 2005).
a. Antibiotic, biasanya jika disertai dengan infeksi bakteri (Merck, 2005).
b. Additional medications , seperti tranquilizers, anti-inflammatory agents
dan analgesics (pain killers) (Merck, 2005).
c. Kateterisasi. Sebelum dipasang kateter, dapat dianastesi terlebih dahulu,
kemudian masukan kateter kecil yang dimasukkan ke urethra untuk

160
menghilangkan sumbatan, kemudian lalu ke vesica urinaria untuk
mengeluarkannya (Merck, 2005).

Gambar A : Kateter betina B : Kateter Jantan


d. Tindakan operatif (Koesharyono, 2008)

2.5.1 Cystotomy (Pembukaan kandung kencing)


Operasi Cystotomy dilakukan dengan membuka abdomen dibagian ventral
kemudian membuka vesica urinaria (kandung kencing).Batu/kristal diambil dari dalam
kandung kencing kemudian kandung kencingnya dijahit kembali. Setelah operasi,
kateter masih perlu dipasang selama 4-5 hari untuk mencegah kemungkinan
penyumbatan oleh bekuan darah.Pemberian antibiotik secara parenteral atau peroral
perlu diberikan selama ±6 hari.Untuk mencegah agar kateter tidak dicabut oleh anjing,
maka perlu dilakukan pemasangan Elizabeth collar.Tindakan penanganan yang saya
lakukan ini mempunyai successful rate kurang lebih 90%, apabila fungsi kedua ginjal
masih baik.Untuk mengeluarkan batu/kristal yang ada di urethra maka perlu membuka
urethra (urethrotomy) dimana batu berada.Andaikata terpaksa harus melakukan
cystotomy dan urethrotomy, maka urethrotomy didahulukan.Setelah kateter bisa masuk
ke dalam vesika urinaria, baru dilakukan cystotomy.

2.5.2 Urethrotomy
Urethrotomy dilakukan apabila batu atau kristal tidak berhasil dimasukkan ke
dalam vesika urinaria menggunakan kateter. Biasanya urethrotomy saya lakukan pada
anjing jantan dengan menguakkan preputium ke arah kaudal terlebih dahulu sebelum
melakukan sayatan pada penis bagian ventral tepat dimana batu atau kristal berada.
Keberadaan batu atau kristal tadi dapat dideteksi dengan menggunakan kateter atau
sonde yang panjang. Setelah batu atau kristal diketahui posisinya, maka dilakukan

161
sayatan pada uretra kemudian batu atau kristal tersebut dikeluarkan. Selanjutnya,
kateter dimasukkan sampai ke dalam vesika urinaria, lalu sayatan dijahit.

2.5.3 Pencegahan
a. Diet rendah Mg.
b. Hindari obesitas.
c. Litter box yang bersih dan mudah dijangkau, agar kucing mau urinasi.
d. Beri minum ad libitum (Anonim1, 2006).

162
BAB III
METODE KEGIATAN

3.1 Tanggal, Waktu dan Tempat


Tanggal : 2 september sampai 7 september 2019
Waktu : 08.00 – 16.00
Tempat : Klinik drh. Rudi A. K

3.2 Sasaran Kegiatan


Sasaran dari kegiatan ini adalah memperoleh kasus hewan sakit di Klinik drh.
Rudi A. K selama periode magang guna memenuhi syarat kegiatan koasistensi interna
hewan kesayangan.

3.3 Pelaksanaan Kegiatan


Pelaksanaan kegiatan koasistensi interna hewan kesayangan dilaksakan di Klinik
drh Rudi A. K. Kegiatan ini dilakukan melalui system magang dengan berpartisipasi
aktif, yakni ikut langsung menangani kasus hewan kesayangan.

163
BAB IV
LAPORAN KASUS

4.1 Kasus dermatophyrosis di Drh Rudi A. K


Selama seminggu kelompok kami mengikuti kegiatan koasistensi di Klinik drh
Rudi A. K, terdapat satu kucing yang terkena FLUTD dimana kondisi rambut hewan
sudah lemas dan harus segera dilakukan perawatan. Adapun data pasien dapat dilihat
di bawah ini
Tgl Data pasien Anamnesa Terapi

 Nama/alamat pemilik: Tak bisa BAB 3 T Bplex+dryll


Ibu dias/- hari, makan Rowatinex
02/09/19  Nama : kc. Ale minum (-), Amoxilin
 Sig : jantan 3 tahun vaksin dan obat Asam
cacing (-) traksenamat

 Duradryl (dipenhedramin HCL) 10 mg : salah satu anti histamine yang di


gunakan untuk gejala alergi flu.
 B complex : sekelompok vitamin yang berperan penting dalam metabalisme
dalam tubuh.
 Rowatine : penghancur batu ginjal
 Amoxilin : AB spectrum luas
 Asam traksenamat : menghentikan pendarahan

164
BAB V
KESIMPULAN

FLUTD sangat berbahaya pada hwan kesayangan dan bisa menyebabkan


kematian oleh karena itu perlu di perhatikan minumnya hewan kesayangan anda agar
terhindar dari penyakit ini.

165
DAFTAR PUSTAKA

Anonim1. 2006. Feline Urologic Syndrome (FUS).


http://www.randolphanimal.com/articles_search.php?category=57&id=239,
diakses hari Senin, 20 Juni 2011, Yogyakarta.
Anonim2. 2007. Feline Urologic Syndrome.
http://www.uvhberkeley.com/index.php?Page=fus, diakses hari Senin, 20 Juni
2011, Yogyakarta.
Anonim3. 2009. Magnesium in the Feline Diet, and its association with FUS.
http://www.felinefuture.com/?p=574, diakses hari Senin, 20 Juni 2011,
Yogyakarta.
Carlson, D. 2008. Feline Lower Urinary Tract Disease.
http://www.medicinenet.com/pets/cathealth/feline_lower_urinary_tract_disease.
htm, diakses hari Senin, 20 Juni 2011, Yogyakarta.
Koesharyono, C. 2008. Penanganan Kasus Urolithiasis Pada Anjing.
http://www.anjingkita.com/, diakses hari Selasa, 21 Juni 2011, Yogyakarta.
Merck, 2005. The Merck Veterinary Manual, Ninth Edition, National Publishing, Inc.
Philadelphia.
Nash, H. 2008. Urine Crystals and Bladder Stones in Cats: Formation, Diet and other
Treatment.http://www.peteducation.com/article.cfm?c=1+2243+2244&aid=266
0, diakses hari Selasa, 21 Juni 2011, Yogyakarta.
Nelson, R.W. and Couto, C.G. 2003. Small Animal Internal Medicine 3rd Edition,
Mosby Inc. Missoury, London.

166
167

Anda mungkin juga menyukai