Simple Bone Cyst
Simple Bone Cyst
PENDAHULUAN
1
ditemukan pada saat pemeriksaan radiologi untuk penyakit yang lain. Nyeri,
edema, parastesi, dan fraktur pathologis dilaporkan jarang terjadi.
Secara radiografi, kebanyakan lesi muncul sebagai defek yang dibatasi
gambaran radiolusen.2 Simple bone cyst memiliki diameter 1 sampai 10 cm. Kista
dapat menjadi radiopak seperti pada pembentukan tulang baru. 2 Perubahan ini
belum diamati pada pasien muda tetapi ditemukan pada akhir penyembuhan kista
tulang. Meskipun bukan mencirikan lesi ini, kista tulang sederhana kadang-
kadang muncul sebagai gambaran multilokular radiotransparency terkait dengan
ekspansi kortikal dan pertumbuhan tumor yang lambat. CT Scan juga merupakan
modalitas yang baik.1
Dinding defek dapat dibentuk oleh lapisan fibrosa vaskuler dari jaringan
ikat atau suatu proliferasi penebalan matriks myxofibromatous dan sering
bercampur dengan seluler dan reaksional trabekula tulang. Lapisan ini
menunjukan area vaskularisasi, fibrin, eritrosit dan giant cells yang berdekatan
dengan permukaan tulang. Tidak ada bukti yang menunjukan adanya lapisan
epitelial. Permukaan tulang menutup cavitas yang menunjukan area resorbsi
(Howship’s lacunae) yang menunjukan aktivitas osteoclastic sebelumnya.1 Sampai
saat ini penyebab dan patogenesis simple bone cyst belum diktehui pasti.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2
mesenkim yang kemudian berdiferensiasi membentuk jaringan tulang rawan. Pada
minggu ke-5 perkembangan embrio, terbentuk tonjolan anggota gerak (limb bud)
yang di dalamnya terdapat juga sel mesoderm yang kemudian akan berubah
menjadi mesenkim yang merupakan bakal terbentuknya tulang dan tulang rawan.
Perkembangan tulang terjadi melalui dua tahap, yaitu:
1. Pada minggu ke-5 perkembangan embrio, tulang rawan terbentuk melalui
dua cara yang terdiri atas tiga jenis tulang rawan, yaitu:
a. Tulang rawan hialin
b. Tulang rawan fibrin
c. Tulang rawan elastis
2. Setelah minggu ke-7 perkembangan embrio, tulang akan terbentuk melalui
dua cara, yaitu:
a. Secara langsung
Pada proses ini tulang akan terbentuk secara langsung dari membran tulang
dalam bentuk lembaran-lembaran, misalnya pada tulang wajah, pelvis,
scapula dan tulang tengkorak, dapat ditemukan satu atau lebih pusat-pusat
penulangan membran. Ditandai dengan terbentuknya osteoblast yang
merupakan rangka dari trabekula tulang yang penyebarannya secara radier.
b. Secara tidak langsung
Pada proses ini tulang terbentuk dari tulang rawan dimana proses
penulangan dari tulang rawan terjadi melalui dua cara, yaitu:
i. Osifikasi sentral: Pada keadaan ini osifikasi dari tulang terjadi melalui
osifikasi endokondral
ii. Osifikasi primer: Pada keadaan ini osifikasi terjadi di bawah
perikondrium/perikondrial atau osifikasi preiosteum/periosteal.
Mesenkim pada daerah perifer berdifirensiasi dalam bentuk lembaran
yang membentuk periosteum dimana osteoblast terbentuk di dalamnya.
3
5. Sebagai organ yang berfungsi sebagai jaringan hemopoetik untuk
memproduksi sel-sel darah merah, sel-sel darah putih dan trombosit.
2. Tulang pendek: contohnya antara lain tulang vertebra dan tulang karpal.
3. Tulang Pipih: yang termasuk tulang pipih antara lain tulang iga, tulang
scapula, dan tulang pelvis.
Berdasarkan histologinya, dikenal:
4
lagi.Tulang imatur ini mengandung jaringan kolagen dengan substansi
semen dan mineral yang lebih sedikit dibandingkan dengan tulang matur.
5
1. Osteoblas: berfungsi dalam pembentukan tulang dengan mensekresikan
matrik tulang. Matrik tulang tersusun atas 98% kolagen dan 2% substansi
dasar (glukosaminoglikan/asam polisakarida dan proteoglikan). Matrik
tulang merupakan kerangka dimana garam garam mineral ditimbun
terutama calsium, fluor, magnesium dan phosphor.
2. Osteosit: sel-sel tulang dewasa yang bertindak sebagai pemeliharaan
fungsi tulang dan terletak pada osteon (unit matrik tulang). Osteon yaitu
unit fungsional mikroskopik tulang dewasa yang di tengahnya terdapat
kapiler dan disekeliling kapiler tedapat matrik tulang yang disebut lamella.
Di dalam lamella terdapat osteosit, yang memperoleh nutrisi lewat
prosesus yang berlanjut kedalam kanalikuli yang halus (kanal yang
menghubungkan dengan pembuluh darah yang terletak kurang lebih 0,1
mm).
3. Osteoklas: sel-sel besar berinti banyak memungkinkan mineral dan matriks
tulang dapat diabsorpsi, penghancuran dan remodeling tulang. Tidak
seperti osteoblas dan osteosit, osteoklas mengikis tulang.
a. Sindesmosis: sendi dimana dua tulang ditutupi hanya oleh jaringa fibrosa
6
b. Sinkondrosis: sendi dimana kedua tulang ditutupi oleh tulang rawan.
Lempeng epifisis merupakan suatu sinkondrosis yang bersifat sementara
yang menghubungkan antara epifisis dan metafisis serta memberikan
kemungkinan pertumbuhan memanjang pada tulang.
c. Sinostosis: bila sendi mengalami obliterasi dan terjadi penyambungan
antara keduanya, maka keadaan ini disebut sinostosis.
d. Simfisis: suatu jenis persendian dimana kedua permukaannya ditutupi oleh
tulang rawan hialin dan dihubungkan oleh fibrokartilago serta jaringan
fibrosa yang kuat.
e. Sendi synovial: sendi dimana permukaannya ditutupi oleh tulang rawan
hialin dan pinggirnya ditutupi oleh kapsul sendi berupa jaringan fibrosa
dan di dalamnya mengandung cairan synovial.
a. Zona petumbuhan, pada zona ini terdapat lapisan germinal yang merupakan
daerah intertisial, yang melekat pada epifisis dengan sel-sel kondrosit muda
7
serta pembuluh darah halus. Juga terdapat lapisan proliferasi yang
merupakan daerah intertisial yang paling aktif dalam zona ini dan lapisan
palisade di sebelah dalam dari lapisan proliferasi.
b. Zona transformasi tulang rawan, pada zona ini terdapat lapisan hipertofi,
kalsifikasi dan degenerasi yang merupakan daerah tulang rawan yang
mengalami maturasi.
c. Zona osifikasi, daerah yang tipis dengan sel-sel kondrosit yang telah mati
akibat kalsifikasi matriks
8
Proses remodeling tulang berlangsung sepanjang hidup, dimana anak-anak
dalam masa pertumbuhan terjadi keseimbangan yang positif sedangkan pada
orang dewasa terjadi keseimbangan yang negative. Remodeling juga terjadi
setelah penyembuhan suatu fraktur.
2.2 Definisi Simple Bone Cyst
Simple bone cyst/ solitary bone cyst/unilateral bone cyst merupakan suatu
rongga didalam tulang yang dibatasi oleh membrane yang tipis dan berisi
cairan.3m Simple bone cyst merupakan lesi menyerupai tumor yang bersifat jinak,
berisi cairan yang dikelilingi oleh fibrosa, sering terjadi pada anak-anak dan tidak
diketahui asalnya.5(11) Dari keseluruhan klasifikasi tumor, simple bone cyst
merupakan tumor-like lesion. Cavitas kista biasanya berisi sejumlah kecil cairan
bening serous. Pada fraktur patologis kista berisi darah.Kista dapat meluas tetapi
tidak pernah penetrasi pada korteks tulang.6 kista ini biasanya terjadi pada tulang
panjang anak yang sedang tumbuhterutama pada bagian tasa tulang humerus (50-
60%) atau bagian atas femur (25-30%). Pada orang dewasa cenderung pada tulang
pipih (seperti panggul, rahang, tengkorak, atau tulang rusuk), tulang calcaneus.7
Kista tulang soliter diklasfikaskan menjadi dua yaitu ; aktif dan laten.
Kista aktif adalah kista yang berada dekat dengan lempeng epifisis dan cenderung
tumbuh hingga mengisi keseluruhan diafisis dan corpus tulang, tergantung pada
tingkat invasif kista, ini dapat menyebabkan fraktur patologis atau dapat
menghancurkan lempeng epifisis dan menimbulkan pemendekan tulang
permanen. Sedangkan kista laten berlokasi jauh dari lempeng epifisis dan lebih
mudah sembuh dengan terapi.8,9,
2.3 Epidemiologi
Simple bone cyst biasanya muncul pada dekade satu dan dua yaitu pada
anak-anak yang belum mengalami maturitas tulang. Kista sering terjadi pada anak
usia 5-15 tahun, dengan rata-rata umur adalah 9 tahun. Simple bone cyst
menyerang pada laki-laki 2 kali lebih sering dibandingkan wanita. Lesi ini
merupakan 3% dari seluruh jenis tumor tulang. Lebih sering terjadi pada tulang
panjang, proksimal humerus dan proksimal femur.Kista biasanya berada di regio
metafisis dan di tengah kanalis medularis tulang panjang.Pasien > 20 tahun sering
9
menderita kista tulang sederhana pada pelvis dan kalkaneus. Pasien jarang
mengalami multiple lesi.10
Pada tumor jinak tulang, Simple bone cyst menempati urutan ketiga atau
keempat pada anak setelah osteochondroma dan fibroma. Lesi ini bisa terjadi
bersamaan dengan tumor jinak lain seperti fibroma non-osifikasi.8
10
Kebanyakan Simple bone cyst tidak menimbulkan gejala dan ditemukan
secara kebetulan. Beberapa kista ditemukan setelah tulang patah, katena tidak
menimbulkan gejala. Pasien mungkin menyadari adanya pembengkakan yang
sedikit nyeri pada area tulang jika kista menyebabkan tulang melebar. Gambaran
klinis yang sering dijumpai pada kelaiann ini adalah adanya fraktur
patologis.Kelainan ini sering terjadi pada tulang panjang, terutama pada bagian
atas tulang panjang.Kebanyakan kista tulang sederhana bersifat asimptomatik.Lesi
yang besar menimbulkan penipisan tulang dan menjadi fraktur sehingga dapat
muncul nyeri ringan atau keterbatasan gerak.9
2.7 Diagnosis
Dari anamnesis diketahui adanya riwayat trauma. Pemeriksaan rontgen
menunjukan lesi radiolusen di regio metadiafisis tulang panjang.Lesi memiliki
pinggir yang jelas dan meluas, menipis pada permukaan endosteum dari
korteks.Bagian lesi memiliki pinggir tulang sklerotik.Lesi terpusat pada kanalis
medularis dan berada disepanjang aksis longitudinal batang humerus.Tidak
terdapat perluasan ke arah lempeng epifisis atau adanya reaksi periosteum.Juga
tidak terdapat soft tissue swelling. Adanya fraktur patologis membuat pasien
mengeluh rasa nyeri.10
Pada gambaran rontgen juga dapat ditemukan fraktur fragmen kortikal.
Fragmen ini telah menetap pada dasar lesi yang mengindikasikan keberadaan
ruang cairan dan bukan tumor yang solid yang disebut "fallen fragment" yang
merupakan tanda dari kista tulang sederhana.4,10
11
Gambaran rontgen os tibia, kista tulang sederhana pada regio distal diametafisis
tibia
Ct scan dan MRI tidak rutin diperlukan, pemeriksaan ini digunakan hanya
untuk evaluasi spinal dan pelvis.Karena area ini sulit dievaluasi menggunakan
film biasa. Selain itu CT Scan dan MRI dibutuhkan untuk menilai komplikasi
berupa fraktur.3CT scansuntuk mendapatkan potongan axial, coronal, and
sagittalsecara akurat. Selain itu juga untuk menilai kelainan lemak, otot, dan
beberapa organ lainnya.8,9 Magnetic resonance imagingdigunakan untuk
menentukan dengan tepat lokasi kista, untuk menilai seberapa afgresif penyakit
ini, dan menentukan dengan baik bentuk serta ukuran kista.
Beberapa peneliti menganjurkan menilai indeks kista untuk memprediksi
risiko fraktur patologis di masa mendatang. Indeks kista adalah dimensi terluas
kista dibagi dengan diameter diafisis pada tulang yang sama.3
2.8 Tatalaksana
Tujuan terapi adalah untuk mencegah fraktur patologis, mengurangi
morbiditas, dan mengembalikan ke gaya hidup normal. 3 Terapi berupa konservatif
ataupun operasi. Untuk lesi yang asimptomatik terapi yang dilakukan adalah
konservatif dan observasi radiologi.Fraktur pada ekstremitas atas dapat diterapi
secara konservatif.Lesi yang besar dan terletak di ekstremitas bawah dan lesi
simptomatik, diterapi dengan kuretase (dengan atau tanpa cangkok atau internal
fiksasi) atau dengan aspirasi dan injeksi (sering menggunakan steroid, aspirasi
sumsum tulang, demineralisasai matriks tulang).Indikasi operasi adalah ; nyeri
12
dan ada fraktur patologik atau adanya risiko fraktur seperi kista yang besar dengan
weight-bearing area.
Tujuan intervensi operasi pasien dengan simple bone cyst bersifat
individualis.Lesi asimptomatik dengan perawatan yang baik pada penebalan
kortek hanya membutuhkan observasi.Lesi dengan penipisan korteks (dengan atau
tanpa nyeri) membutuhkan intervensi bedah. Selain itu ekstremitas atas vs
ekstremitas bawah pada anak yang lebih muda (lebih banyak membutuhkan
imobilisasi) dan anak yang lebih dewasa (lebih sedikit membutuhkan imobilisasi)
membutuhkan pertimbangan operasi.3
Injeksi steroid, kuretase dan cangkok tulang merupakan terapi definitif kista
tulang soliter.Kuretase memiliki risiko tinggi untuk fraktur berulang. Injeksi
kortikosteroid memberikan hasil penyembuhan yang memuaskan pada 67%
hingga 96% pasien, tetapi penyembuhan lengkap membutuhkan injkesi yang
multiple. Namun demikian baik operasi terbuka ataupun injeksi steroid
menunjukan 100 % keberhasilan. Jika kuretase dilakukan, cangkok atau substitusi
tulang juga harus dilakukan.7
13
Cangkok tulang dilakukan setelah kuretase, ruang kosong ditransplantasi
dengan donor jaringan tulang, potongan tulang diambil dari tulang lain atau
dari materil buatan. 8,9
Steroid injection:
Injeksi methylprednisolone acetate ke dalam lesi menolong mengurangi kadar
prostaglandin. Prostaglandin adalah asam lemak yang mengurangi kemampuan
kista intuk direabsorbsi ke dalam tulang.Untuk memulai operasi menggunakan
steroid, jarum biopsi diletakkan ke dalam kista dan cairan intersisial di
drainase.Kista kemudian diisi dengan kontras radiografi untuk menentukan
volume dan bentuk kista. Jika kista dapat diisi, injeksi methylprednisolone
acetate dilakukan untuk beberapa interval selama masa 6 – 12 bulan. Sekali
tingkat prostaglandin menurun, maka kista akan direabsorbsi ke dalam tulang
dan menghilang. Terapi menggunalan injeksi steroid lebih disukai dari pada
kuretase, tetapi terdapat risiko dari tindakan ini, diantaranya adalah fraktur dan
kekambuhan kista.8,9
14
15
2.9 Prognosis
Hasil pengobatan bervariasi dengan lokasi atau ukuran kista dan usia pasien.
Kekambuhan tingkat kekambuhan lebih tinggi bila kista terjadi di humerus
proksimal daripada di tulang paha atau tibia.Bila kista terjadi pada tulang pipih,
kekambuhan jarang terjadi.Kista kecil memiliki tingkat kekambuhan yang lebih
rendah dibandingkan kista lebih besar. Kista yang terjadi pada pasien dalam
dekade 1 memiliki tingkat kekambuhan lebih tinggi.Tidak terjadi degenerasi ke
arah ganas pada kista tulang sederhana.
Risiko kekambuhan adalah 17-50%, tergantung pada lokasi kista dan terapi
yang diberikan.Proksimal humerus memiliki kekambuhan tertinggi dibandingkan
dengan sisi lainnya.Faktor predisposisi dari kekambuhan adalah umur, kista di sisi
kanan, kista yang besar, kista multilokuler, dan fraktur.Kekambuhan sering terjadi
pada pasien yang berusia < 10 tahun. Kista tulang soliter menghilang pada usia>
25 tahun. Kekambuhan lebih sering pada perempaun dibandingkan laki-laki (30%
vs. 12.5%). Kista pada sisi kanan lebh sering kambuh mungkin karena
16
penggunaan tangan yang dominan. Kista aktif di dekat epifisis lebih sering
kambuh daripada kista laten yang tersebar dari epifisis. Kista multilokuler lebih
sering kambuh setelah kurtease karena dapat meninggalkan beberapa area di
belakang owing untuk penyembuhan garis fraktur lebih awal. Fraktur impacted
jarang kambuh karena kista akan obliterasi dengan kerusakan struktur kista
melalui penyembuhan tulang yang dipercepat. Pada fraktur unimpacted, kista
cenderung mempertahankan volume kista dan berisiko untuk fraktur ulang.1,8,9
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Simple bone cyst/ solitary bone cyst/unilateral bone cyst merupakan suatu
rongga didalam tulang yang dibatasi oleh membrane yang tipis dan berisi
cairan.3m Simple bone cyst merupakan lesi menyerupai tumor yang bersifat jinak,
berisi cairan yang dikelilingi oleh fibrosa, sering terjadi pada anak-anak dan tidak
diketahui asalnya. Simple bone cyst biasanya muncul pada dekade satu dan dua
yaitu pada anak-anak yang belum mengalami maturitas tulang. Kista sering terjadi
pada anak usia 5-15 tahun, dengan rata-rata umur adalah 9 tahun. Simple bone
17
cyst menyerang pada laki-laki 2 kali lebih sering dibandingkan wanita. Lesi ini
merupakan 3% dari seluruh jenis tumor tulang. Lebih sering terjadi pada tulang
panjang, proksimal humerus dan proksimal femur.Kista biasanya berada di regio
metafisis dan di tengah kanalis medularis tulang panjang.Pasien > 20 tahun sering
menderita kista tulang sederhana pada pelvis dan kalkaneus. Pasien jarang
mengalami multiple lesi. Kebanyakan Simple bone cyst tidak menimbulkan gejala
dan ditemukan secara kebetulan. Beberapa kista ditemukan setelah tulang patah,
katena tidak menimbulkan gejala. Pasien mungkin menyadari adanya
pembengkakan yang sedikit nyeri pada area tulang jika kista menyebabkan tulang
melebar. Gambaran klinis yang sering dijumpai pada kelaiann ini adalah adanya
fraktur patologis. Terapi berupa konservatif ataupun operasi. Untuk lesi yang
asimptomatik terapi yang dilakukan adalah konservatif dan observasi radiologi.
Tujuan intervensi operasi pasien dengan simple bone cyst bersifat
individualis.Lesi asimptomatik dengan perawatan yang baik pada penebalan
kortek hanya membutuhkan observasi.Lesi dengan penipisan korteks (dengan atau
tanpa nyeri) membutuhkan intervensi bedah. Risiko kekambuhan adalah 17-50%,
tergantung pada lokasi kista dan terapi yang diberikan
DAFTAR PUSTAKA
1. J Health Sci Inst. 2012;30(3):295-8 Simple bone cyst: a case report and
review 297 of the literature.
2. Chairuddin Rasjad. Pengantar Ilmu Bedah Ortopedi. Edisi ke-tiga. 2009.
Jakarta:PT. Yarsif Watampone.
3. Harvey Teo, Eu-Leong. Felix S Chew. Simple Bone Cyst. Diakses dari
URL: http://reference.medscape.com/article/395783-overview
4. F. Lokiec, E. Ezra, O. Khermosh, S. Wientroub. Simple Bone Cysts Treated
By Percutaneous Autologous Marrow Grafting.J Bone Joint Surg .1996;78-
B:934-7.
18
5. Myles margolis, michael k. Mclennan. Radiology rounds. Diakses dari
URL:http//:www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC2380282/pdf/canfamph
ys00103-0055.pdf
6. Milan Kokavec, Martina Frištakova, Peter Polan, Gadi M. Bialik. Surgical
Options for the Treatment of Simple Bone Cyst in Children and
Adolescents.IMAJ VOL 12. Februari 2010. Diakses dari URL:
http://www.ima.org.il/FilesUpload/IMAJ/0/38/19447.pdf
7. Maheswari J. Essential orthopaedic. Edisi ke-3. University hospital, Queen’s
medical centre, United kingdom
8. Kar Hao Teoh, Adam C Watts, Yu-Han Chee, Robin Reid, Daniel Edward
Porter, Predictive factors for recurrence of simple bone cyst of the proximal
humerus. Journal of Orthopaedic Surgery 2010;18(2):215-9
9. Mehlman, Charles T. "Unicameral Bone Cyst". Medscape Reference.
10. Hou, Hsien-Yang; Karl Wu, Chen-Ti Wang, Shun-Min Chang, Wei-Hsin
Lei, and Rong-Sen Yang (2011). "Treatment of Unicameral Bone Cyst:
Surgical Technique". The Journal of Bone and Joint Surgery-American
Volume93: 92–99. doi:10.2106/JBJS.J.01123.
19