Makalah Pengolahan Air Limbah Industri Pulp and Paper
Makalah Pengolahan Air Limbah Industri Pulp and Paper
PENDAHULUAN
2.3.3 Aerasi
Aerasi adalah proses pemasukan udara ke dalam air (AWWA,1984),
contoh yang sangat sederhana dan umum dapat dilihat pada air terjun atau aliran
air yang turbulen. Turbulensi tersebut akan membawa atau membuat air kontak
dengan udara dan melarutkannya kedalam air. Proses aerasi tersebut dapat
menghilangkan unsur-unsur pencemar atau mineral yang tidak diinginkan
keberadaannya dalam air. Untuk meningkatkan kelarutan oksigen atau udara
kedalam air pada prinsifnya dapat dilakukan dengan dua cara yaitu:
1. Membuat air kontak dengan udara
Pada proses ini air diaduk sedemikian rupa atau diturbulensikan sehingga
butir-butir air terangkat ke udara dan permukaannya dapat kontak dengan udara.
Semakin banyak butiran
yang dibentuk semakin luas permukaan yang dapat dikontak dengan udara.
Contoh buatan adalah pengadukan air secara mekanis dengan putaran pengaduk
yang cukup cepat (rpm) atau membuat air terpancurkan (dibuatkan naik keatas
dan dijatuhkan bebas).
2. Memasukkan udara atau oksigen kedalam air
Udara secara kontimu dimasukan kedalam air dengan tekanan melalui
material yangporous atau nosel. Macam-macam bentuk aerasi yaitu; (1) air
dikontakan ke udara, (2) udara masuk ke air, (3) kombinasi aerator. Keberadaan
air limbah di alam dapat mempengaruhi keadaan manusia baik secara langsung
maupun tidak langsung diantaranya menurut Djabu (1990) adalah:
1. Pengaruh air limbah terhadap kesehatan
Lingkungan yang tidak sehat akibat tercemar air buangan dapat
menyebabkan gangguan kesehatan masyarakat. Air buangan dapat menjadi media
tempat berkembangnya mikroorganisme patogen larva nyamuk ataupun serangga
lainnya yang menjadi media transmisi penyakit, terutama penyakit-penyakit yang
penurannya melalui air yang tercemar seperti kholera, typhus abdominalis,
dicentri baciler dan sebagainya. Bahan kimia juga dapat menimbulkan gangguan
kesehatan baik melalui minuman maupun makanan. Jenis bahan kimia yang dapat
menimbulkan gangguan kesehatan antara lain Cadmium, Pb, Merkuri, Chrom,
Cobalt, Cyanida, Hidrokarbon, Minyak dan lemak, nikel, Arsen, seng dan
Tembaga.
2. Pengaruh air limbah terhadap lingkungan
Pencemaran badan-badan air menimbulkan masalah teknis, biologis,
bakteriologis dan estetika dengan berbagai tingkat tergantung keadaan
pencemarnya. Flora dan fauna aquatis akan mempengaruhi pencemaran tanah
yang makin meluas baik oleh kotoran padat maupun cairan penyebab masyarakat
dapat terkena infeksi dan infestasi cacing. Depkes (1975) pencemaran oleh zat
kimia makin hebat lebih-lebih dengan ditemukanya zat-zat sintetis tiap tahun
untuk penggunaan domestik, pertanian dan industi zat-zat beracun dapat
menggagu ekosistem apabila berkumpul pada organisme aquatis yang dimakan
manusia.
3. Pengaruh limbah terhadap sosial ekonomi
Lingkungan hidup manusia sangat mempengaruhi bukan hanya kesehatan
fisik saja tetapi juga kesehatan mental dan sosial pada manusia. Kesehatan
lingkungan yang buruk menyebabkan perasaan yang tidak nyaman dan tidak
menyenangkan. Sebagai akibatnya kesehatan manusia terganggu dan menjadi
kurang produktif.
2.3.4 Arang Aktif
Arang aktif atau karbon aktif adalah karbon yang diproses sedemikian
rupa sehingga mempunyai daya serap yang tinggi. Bahan dasar yang digunakan
untuk pembuatan karbon aktif yaitu sekam padi, bagasse, serbuk gergaji,
tempurung kelapa dan lain-lain. Karbon aktif terdiri dari lempengan-lempengan
datar yang atom C-nya terikat secara kuat dalam satu sisi heksagon. Lempengan-
lempengan ini bertumpuk membentuk kristal dengan sisa hidrokarbon yang
tertinggal di permukaannya. Dengan menghilangkan hidrokarbon, permukaannya
menjadi aktif. Aktivitas dapat mengubah daya serap yang rendah menjadi tinggi.
Proses pembuatan arang aktif dapat dibagi menjadi dua tingkatan proses yaitu
karbonisasi (pengarangan) dan aktivitas karbon.
Menurut Fardiaz (1992) karbon aktif yang sekarang banyak digunakan
untuk pengolahan limbah cair industri dapat berbentuk butiran (granular) atau
berbentuk bubuk (tepung). Karbon aktif berbentuk granular dapat diaktifkan
kembali untuk digunakan selanjutnya, yaitu dengan cara memanaskan di dalam
pembakar ganda, selama reaktivasi terjadi kehilangan karbon sebanyak kira-kira
5%. Karbon berbentuk granular dapat dicuci sedangkan yang berbentuk bubuk
(amorf) tidak dapat dicuci sehingga sulit untuk di regenerasi (Sugiharto, 1987).
Penggunaan karbon aktif berbentuk bubuk dapat dilakukan dengan cara
menaburkan bubuk ini ke dalam saluran yang berasal dari pengolahan biologis.
Pengkontakan ini biasanya dilakukan pada bak tertentu, setelah bubuk tercampur
dengan adanya gaya berat akan mengendap dengan membawa partikel terlarut dan
partikel tercampur. Untuk lebih mempercepat pengendapan dapat juga dibantu
dengan penambahan zat pembantu pengendap. Agar karbon aktif menjadi lebih
ekonomis, maka dapat dipergunakan kembali setelah dipakai dengan cara
melakukan oksidasi pada tekanan tinggi. Pada proses regenerasi ini biasanya akan
hancur sebanyak 5-10%, ukuran partikel 230 mesh serta luas permukaan 1000-
2000 m2/gram dan mempunyai jari-jari antara 20-30 mikron (Sugiarto,1987).
2.3.5 Filtrasi
Filtrasi atau penyaringan adalah proses penjernihan air dimana air yang
diolah dilewatkan melalui substansi yang berporos. Menurut Huisman (1970)
selama dalam proses atau lewat saringan kualitas air akan menjadi baik yaitu
dalam hal (1) kandungan koloidal yang tersuspensi, (2) Menurunnya kandungan
Bakteri dan organisme lain serta (3) perubahan kandungan parameter kimia.
Dalam penggunaanya filtrasi menggunakan bahan-bahan yang stabil seperti pasir,
pecahan batu, gelas dan arang aktif.
2.3.5.1 Mekanisme penyaringan/filtrasi
Pengurangan partikel kotoran secara keseluruhan dengan proses filtrasi
adalah akibat berbagai penomena dan yang penting yaitu:
a. Penyaringan/pengayakan secara mekanik (straining)
Menyaring kotoran yang melalui celah antara butiran-butiran pasir
tertahan pada permukaan saringan. Saringan dengan ukuran partikel 0,4 mm akan
memberikan ruang celah berdiameter 60 Gm, sehingga tidak dapat menahan
partikel koloidal (0,001 – 0,1 Gm), bakteri (1-10 Gm) atau juga flok dari besi atau
alumunium (20 – 50 Gm).
b. Pengendapan
Dalam proses pengendapan partikel-partikel yang lebih halus dari celah
akan jatuh pada permukaan butiran pasir, seperti halnya pengendapan dalam bak.
Pada tangki pengendapan proses pengendapan terjadi di dasar tangki. Suatu
saringan dengan pore space (ρ) maka setiap satu m3 saringan butiran-butiran bulat
berdiameter (d) akan mempunyai luas permukaan secara kasar 6/d [1- ρ] m2.
Porositas (ρ) 0,4 dan diameter butiran 0,8 mm akan mempunyai luas area
permukaan tidak kurang dari 4500 m2 per m3 saringan atau luas 5400 m2 per m3
saringan yang tebalnya 1,2 m. Walaupun hanya sebagian luas permukaan yang
efektif tetapi luas area pengendapan per m2 saringan bisa dikatakan sebesar 300
m2. Sehingga surface loading sebagian hasil perhitungan jumlah air yang akan
diolah dengan luas area pengendapan menjadi sangat kecil. Bila Filtrasi rate 5,4
m/jam surface loading (s) tak lebih dari 0,018 m/jam.
c. Adsorpsi
Sistem Adsorpsi adalah suatu sistem yang memanfaatkan kemampuan zat
padat untuk menyerap suatu zat yang spesifik dan penyerapan itu hanya terbatas
pada permukaan. Hal terjadi karena adanya gaya tarik menarik dari atom-atom
atau molekul-molekul pada lapisan bagian luar zat padat. Sistem adsorpsi ini
terjadi dengan cara mengkontakan larutan/campuran yang hendak dipisahkan
dengan fase yang tidak dapat larut yaitu zat padat yang mempunyai kemampuan
menyerap (adsorben). Proses ini adalah proses adsorpsi secara fisika, yaitu proses
terkonsentrasinya moleku-molekul adsorbat (zat yang akan diserap) dalam air
(misalnya zat organik/anorganik dan lain-lain) ke permukaan karbon aktif oleh
karena adanya gaya tarik-menarik antara molekul karbon aktif dengan molekul-
molekul adsorbat yang ada dalam larutan. Adsorpsi adalah peristiwa paling
penting dalam saringan cepat yang berpengaruh terhadap kotoran koloidal dan
molekul disolved. Tenaga adsorpsi hanya mampu bekerja pada jarak pendek dan
tidak lebih dari 0,01 – 1 Gm. Pada permukaan butiran saringan terdapat lapisan
film. Tebalnya saringan tidak lebih dari 90 mm bila suatu saringan dengan butiran
material Ө 0,8 mm porositas 40% dan 0,4 ruang per m3 saringan dengan luas
permukaan material 4500 m2.
d. Proses kimia
Proses kimia terjadi terhadap kotoran-kotoran yang larut dalam air yang
kemudian dihancurkan menjadi bentuk atau susunan lebih sederhana, kurang
berbahaya atau diubah bentuk menjadi bahan yang tidak larut, yang kemudian
bisa terpisah dari air setelah pengendapan, tersaring atau diadsorpsi. Bila ada
oksigen zat-zat organik dapat didegradasi secara aerobik.
e. Aktifitas biologi
Mikroorganisme yang hidup dipermukaan butiran-butiran saringan terus
mempertahankan hidupnya. Maka untuk kelangsungan hidupnya mereka
memerlukan makanan yang diperoleh dari bahan-bahan organik dan nutrisi yang
melewatinya. Makanan diperlukan untuk proses kehidupan serta untuk
pertumbuhannya dengan mengubah kotoran laut dan koloidal menjadi benda
hidup. Tingkat perbandingannya sebagai berikut:
Ammonia→ Nitrat → Nitrit dan menjadi Air, CO2 dan lain-lain mineral yang
keluar lewat effuen. Dengan terbatasnya jumlah makanan yang dibawa oleh air
baku, maka sejumlah bakteri tertentu dapat hidup dan tumbuh bahkan sebagian
jumlah lagi akan mati. Sebagian bakteri akan terkuras pada saat backwashing dan
sebagian mati dalam saringan. Sedangkan bahan organik yang dapat dicerna atau
dihancurkan akan diubah bentuk menjadi mineral. Air baku yang diolah tidak
hanya berbahaya dan berguna bagi saringan, tetapi juga mengandung E.coli dan
bakteri pathogen. Sebagian organisme ini akan dipindah dari air baku kebutiran
pasir/saringan melalui proses straining, sedimentasi dan adsorpsi, serta sebagian
bakteri akan lewat dari penyaringan. Dengan demikian saringan pasir cepat tidak
dapat menghasilkan air yang aman sebagai airminum ditinjau dari segi
bakteriologi.
DAFTAR PUSTAKA