PENDAHULUAN
1.1 Profil PT Bayan Resource Tbk
A. Sejarah singkat
PT. Bayan Resources Tbk (BYAN) adalah produsen batu bara di Indonesia yang berlokasi di
kalimantan timur dan selatan. Perusahaan ini memproduksi batubara mulai dari batu bara kokas
semi lunak hingga batu bara sulfur ramah lingkungan, batu bara sub-bituminous. Perusahaan ini
didukung oleh anak perusahaannya yang bergerak di bidang batubara.
Sejarah Bayan Group dimulai sejak bulan November 1997, saat Pemegang Saham Pendiri
mengakuisisi konsesi tambang batubara pertamanya yang berlokasi di Muara Tae, Kalimantan
Timur, yang dikenal dengan nama PT Gunungbayan Pratamacoal (GBP).
Selanjutnya para Pemegang Saham Pendiri, mendirikan PT Bayan Resources Tbk. pada tanggal 7
Oktober 2004 dan sejumlah konsesi batubara telah diakuisisi sebelumnya, termasuk
pengambilalihan saham mayoritas PT Dermaga Perkasa Pratama (DPP). DPP merupakan
perusahaan pengelola pelabuhan khusus batubara “Balikpapan Coal Terminal” (BCT) yang
memiliki kapasitas hingga 15,0 juta MT per tahun di Kalimantan Timur.
Pada tahun 2006, PT Bayan Resources Tbk diubah dari perusahaan non-investasi menjadi
perusahaan terbatas di bidang investasi dalam negeri berdasarkan undang-undang Republik
Indonesia. Kemudian, pada tanggal 12 Agustus 2008, PT Bayan Resources Tbk resmi mencatatkan
sahamnya di Bursa Efek Indonesia melalui Penawaran Umum Saham Perdana (IPO) dengan harga
perdana sebesar Rp. 5.800/saham. Di tahun yang sama, PT Bayan Resources Tbk membeli
Kalimantan Floating Transfer 1 (KFT-1), guna melayani pengiriman Batubara PT Wahana Batubara
Mining (WBM). KFT-1 dapat melayani kapal berukuran kecil dan atau tongkang hingga capesize
yang berada di wilayah Kalimantan Selatan. Pada tahun 2010 PT Bayan Resources Tbk terus
melakukan ekspansi dengan mengakuisisi saham Kangaroo Resources Limited (KRL) dan 13
konsesi pertambangannya, sehingga menjadikan PT Bayan Resources Tbk menjadi Pemegang
Saham mayoritas di perusahaan yang berdomisili dan terdaftar di Bursa Efek Australia. Pada
1
tahun 2012, PT Bayan Resources Tbk juga membeli Kalimantan Floating Transfer 2 (KFT-2) guna
melayani pengiriman batubara di wilayah Kalimantan Timur.
Daftar Pemegang Saham diatas 5% per tanggal 31 Oktober 2016.
2 333,338,000 10.00
2
Berdasarkan Anggaran Dasar Perusahaan, ruang lingkup kegiatan BYAN meliputi kegiatan
perdagangan, jasa, dan eksplorasi batubara. Kegiatan utama Bayan adalah bergerak dalam usaha
pertambangan terbuka/surface open cut untuk batubara thermal. Selain itu Bayan juga memiliki
dan mengoperasikan infrastruktur pemuatan batubara. Saat ini Bayan dan anak usaha (grup)
merupakan produsen batubara dengan operasi tambang, pengolahan dan logistik terpadu.
Pada 04 Agustus 2008, BYAN memperoleh pernyataan efektif dari Bapepam-LK untuk melakukan
Penawaran Umum Perdana Saham BYAN (IPO) kepada masyarakat sebanyak 833.333.500 dengan
nilai nominal Rp100,- per saham dengan harga penawaran Rp5.800,- per saham. Saham-saham
tersebut dicatatkan pada Bursa Efek Indonesia (BEI) pada tanggal 12 Agustus 2008.
4
Menginformasikan adanya saksi lain yang terlibat menyaksikan peritiwa tersebut namun
tidak terlibat dalam pelanggaran.
Tata cara Pelaporan Pelanggaran
Mengirimkan secara elektronik ke alamat email corporate.secretary@bayan.com.sg.
Menginformasikan minimal, jenis pelanggaran, waktu terjadinya pelanggaran, nama
perorangan dan/atau instansi atau pihak lain yang terlibat.
Melampirkan bukti pendukung lainnya
Atau mengirimkan laporan pelanggaran secara hard copy ke alamat :
Para pelapor harus memberikan identitasnya dalam melaporkan pengaduan dan memastikan
bahwa setiap informasi tentang identitas pelapor maupun laporannya disimpan secara rahasia
sampai Perusahaan menentukan bahwa laporan tersebut layak untuk dipublikasikan oleh karena
suatu tindakan yang dikenakan kepada pihak-pihak terkait dalam pelanggaran tersebut.
PT Bayan Resources Tbk akan memberikan Apresiasi atau Sanksi sesuai hasil investigasi yang
dilakukan oleh team SPP Bayan Group:
Apabila laporan pelanggaran yang disampaikan terbukti benar dan teridentifikasi dapat
merugikan Perusahaan, maka PT Bayan Resources Tbk wajib memberikan Apresiasi.
Apabila laporan pelanggaran yang disampaikan terbuti palsu, termasuk bukti-
bukti pendukungnya, maka PT Bayan Resources Tbk akan melaporkan kembali pelapor ke
pihak yang berwajib.
Langkah-langkah menganalisa dan menyelesaikan laporan tersebut serta perlindungan terhadap
pelapor diatur dalam pedoman SPP PT Bayan Resources Tbk.
5
Tujuan dari penerapan Kebijakan anti Korupsi adalah:
Untuk mencegah kerugian baik materil maupun immateriil yang dapat mengganggu
kelangsungan hidup Bayan Group.
Untuk meningkatkan ketaatan dan kedisiplinan Bayan Group terhadap hukum, peraturan dan
etika serta mendukung program pemerintah dalam rangka mencegah tindakan Korupsi di
Indonesia.
Untuk meningkatkan kesadaran akan budaya beretika tinggi didalam melaksanakan kegiatan
kerja yang berhubungan dengan pihak eksternal, dalam hal ini, mitra kerja dan instansi
Pemerintah yang berhubungan dengan Bayan Group.
6
Melakukan percobaan pembantuan atau permufakatan jahat untuk melakukan tindakan
korupsi.
Memberikan bantuan, kesempatan, sarana, atau keterangan untuk terjadinya tindakan
korupsi
Bayan Group akan menjalankan bisnis dan/atau kerja dengan cara yang sah, etis, jujur dan
profsional serta sejalan dengan kode etik dan visi misi Perusahaan. Praktik ini akan diterapkan
pada setiap aktivitas-aktivitas yang dilakukan oleh Bayan Group.
7
Bayan Group mengapresiasi setiap Karyawan dan pihak Eksternal yang telah berjasa
membantu upaya pencegahan, pemberantasan, atau pengungkapan tindakan korupsi sesuai
dengan kebijakan perusahaan.
E. Kebijakan Seleksi Pemasok dan Hak Kreditur
Setiap perusahaan mempunyai syarat-syarat tertentu dalam hal memilih pemasok atau supplier
yang akan ikut serta menjadi mitra strategis Perusahaan dalam menjalankan roda bisnisnya,
termasuk Bayan Group.
Bayan Group membagi 2 kategori pemasok atau supplier yaitu :
1. Pemasok atau supplier Utama, harus berbentuk badan usaha atau badan hukum, bermodal
menengah hingga besar dan mempunyai reputasi baik serta mempunyai pengalaman di
bidangnya. Kategori ini khusus untuk memasok produk-produk yang material dibutuhkan
oleh Bayan Group dalam jumlah yang besar dan jangka panjang.
2. Pemasok atau supplier Non Utama adalah perusahaan dan atau perorangan yang memasok
produk-produk atau jasa bersifat jangka pendek.
Syarat-syarat menjadi pemasok atau supplier antara lain :
1. Memiliki Badan Hukum atau Perorangan
2. Mempunyai produk yang dibutuhkan oleh Bayan Group
3. Memiliki keahlian dan reputasi bagus di bidangnya
4. Mampu memberikan servis yang baik dan harga yang kompetitif serta memiliki integritas
yang tinggi.
5. Memiliki kinerja keuangan dan operasional Perusahaan yang baik minimal 3 tahun terakhir.
6. Dan lainnya yang ditentukan sesuai dengan jenis pengadaan Barang/Jasa.
8
1. Melakukan assessment terhadap profile dan kinerja calon pemasok atau supplier.
2. Menentukan calon pemasok atau supplier.
3. Memanggil atau meminta calon pemasok dan supplier untuk ikut berpartisipasi dalam rangka
pengadaan Barang atau jasa.
4. Melakukan evaluasi terhadap dokumen yang ditawarkan oleh calon pemasok atau supplier.
5. Memastikan bahwa spesifikasi produk/jasa yang dibutuhkan produk (barang/jasa) dimiliki
atau dapat di sediakan calon pemasok atau supplier
6. Melakukan negosiasi dan menentukan pemenang.
Hak dan Kewajiban Pemasok atau Supplier
Pemasok atau supplier berhak atas pembayaran Produk atau Jasa yang dipasok sesuai dengan
kesepakatan.
Bayan Group menargetkan pada setiap anak perusahaan, bahwa tujuan utama dari penerapan
program Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K-3) adalah mengurangi tingkat Risiko Kecelakaan
Kerja serendah mungkin atau nihil kecelakaan. Untuk memenuhi target tersebut, Manajemen
Bayan Group telah menetapkan pedoman K-3 dengan tujuan sebagai berikut :
1. Untuk menjamin keselamatan dan kesehatan para pekerja dan para tamu termasuk karyawan
kontraktor berada di wilayah Bayan Group.
2. Untuk meningkatkan kualitas kerja dengan memprioritaskan Keselamatan dan Kesehatan
Kerja.
3. Untuk mengurangi atau menekan tingkat resiko kecelakaan kerja
4. Untuk memastikan para pekerja dapat beraktivitas dengan baik dan aman.
5. Untuk memenuhi peraturan K-3 yang berlaku di Indonesia.
Selaras dengan tujuan nihil kecelakaan, Bayan Group secara berkelanjutan menjalin kerjasama
dengan pemerintah, para mitra kerja, tamu atau visitor dan karyawan dalam menegakkan dan
9
menerapkan pedoman K3 yang berbasis Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja
OHSAS 18001. Praktek ini telah mendapatkan apresiasi dari Pemerintah Pusat dan Daerah
melalui program “Zero Accident Award” dan “Pengelolaan Keselamatan Kerja Pertambangan
Mineral dan Batubara Award”. Selama program K3 dilaksanakan, Bayan Group telah menerima
sejumlah penghargaan atau sertifikasi nihil kecelakaan atau zero accident.
10
1.4 Data yang Digunakan
Data yang digunakan dalam melakukan Analisis Laporan Keuangan pada PT Bayan
Resource Tbk. berupa laporan keuangan tahunan yang telah diaudit yaitu laporan keuangan
untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2014 hingga 31 Desember 2017. Serta
berbagai teori atau literature yang berkaitan dengan bahasan.
11
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Landasan Teori
Analisis Rasio Keuangan
Terdapat 4 jenis rasio yang digunakan untuk Analisis Laporan Keuangan PT Bank
Danamon Indonesia Tbk. yaitu :
a. Rasio Likuiditas
Rasio ini digunakan untuk mengukur kemampuan bank dalam memenuhi
kewajiban jangka pendek. Dengan catatan semakin besar rasio likuiditas maka
semakin likuid. Berikut perhitungan rasio likuiditas yang digunakan :
1) Quick Rasio (mengukur kemampuan bank dalam memenuhi kewajibannya
pada para deposan yaitu pemilik giro, tabungan dan deposito dengan harta
yang paling likuid).
Rumus : QR = Aktiva lancar-persediaan/hutang lancar
2) Current rasio (rasio lancar) adalah rasio yang memiliki manfaat yg sangat
penting untuk mengukur kemampuan perusahaan. Terutama dalam hal
melunasi kewajiban-kewajiban jangka pendeknya.
Rumus : Cr = Aktiva lancar/(Utang lancar)
3) Cash rasio (rasio kas) merupakan alat yang digunakan untuk mengukur
seberapa besar uang kas yang tersedia untuk membayar utang.
Rumus : Cash r = cash /Hutang lancar
b. Rasio Profitabilitas
Rasio ini digunakan untuk mengukur tingkat efisiensi usaha dan profitabilitas
yang dicapai oleh tambang. Berikut perhitungan rasio profitabilitas yang
digunakan :
1) Gross Profit Margin atau GPM (mengukur presentasi laba dari kegiatan usaha
murni bank setelah dikurangi biaya-biaya).
12
2) Return on asset atau ROA ( mengukur rasio yang digunakan untuk mengukur
kemampuan manajemen pertambangan dalam menghasilkan pendapatan
berdasarkan aktiva yang dikuasainya).
Rumus : ROA = Laba tahun berjalan/total asset x 100%
c. Rasio Solvabilitas
Rasio ini digunakan untuk mengukur kemampuan pertambangan dalam
mencari sumber dana untuk membiayai kegiatan pertambangan atau alat ukur
untuk melihat kekayaan pertambangan serta melihat efisiensi pihak manajemen
pertambangan. Berikut perhitungan rasio solvabilitas yang digunakan :
1) Debt Ratio adalah rasio yang mengukur berapa persen asset perusahaan
yang di belanjai dengan hutang.
Rumus : = total hutang/total aktiva x 100%
2) Debt Equity Ratio adalah merupakan perbandingan total hutang yang dimiliki
d. Rasio aktivitas yaitu rasio-rasio yang dimaksudkan untuk mengukur sampai berapa
besar efektivitas perusahaan dalam mengerjakan sumber-sumber dananya.
1) Total Assets Turnover (perputaran aktiva) adalah mengukur perputaran dari
13
= 0,45% atau 45%
Artinya setiap Rp 1,00 hutang lancar dijamin oleh aktiva lancar selain persediaan sebesar Rp
0,45% atau 45%, maka besarnya quick ratio paling rendah 100% maksutnya hutang jangka
pendek Rp 1 dijamin oleh aktiva lancar.
Tahun 2015 = 281.558.806 – 90.150.644/149.337.031 x 100%
= 0,85% atau 85%
Artinya setiap Rp 1,00 hutang lancar dijamin oleh aktiva lancar selain persediaan sebesar Rp
0,85% atau 85%, maka besarnya quick ratio paling rendah 100% maksutnya hutang jangka
pendek Rp 1 dijamin oleh aktiva lancar.
Tahun 2016 = 225.009.923 – 44.890.607/87.981.651 x 100%
= 2,03
Artinya setiap Rp 1,00 hutang lancar dijamin oleh aktiva lancar selain persediaan sebesar Rp
2,03% maka besarnya quick ratio paling rendah 100% maksutnya hutang jangka pendek Rp 1
dijamin oleh aktiva lancar.
Tahun 2017 = 309.947.294 – 84.388.623/302.639.425 x 100%
= 0.74% atau 74%
Artinya setiap Rp 1,00 hutang lancar dijamin oleh aktiva lancar selain persediaan sebesar Rp
0,74% atau 74%, maka besarnya quick ratio paling rendah 100% maksutnya hutang jangka
pendek Rp 1 dijamin oleh aktiva lancar.
b. Current ratio
= Aktiva lancar/utang lancar
Tahun 2014 = 323.240.003/518.794.409 x 100%
= 0,62%
Artinya setiap Rp 1,00 hutang lancar di jamin atau di tanggung oleh 0,62 aktiva lancar.
Tahun 2015 = 281.558.806/149.337.081 x 100%
= 1,88%
Artinya setiap Rp 1,00 hutang lancar di jamin atau di tanggung oleh 1,88 aktiva lancar.
14
Tahun 2016 = 224.009.923/87.981.651 x 100%
= 2,54%
Artinya setiap Rp 1,00 hutang lancar di jamin atau di tanggung oleh 2,54 aktiva lancar.
c. Cash ratio
Cash r = cash /Hutang lancar
Tahun 2014 = 80.078.359/518.794.409 x 100%
= 0,15% atau 15%
Artinya setiap Rp 1,00 hutang lancar di jamin oleh kas sebesar 0,15% atau 15%
Tahun 2015 = 90.289.274/149.337.031 x 100%
= 0,60% atau 60%
Artinya setiap Rp 1,00 hutang lancar di jamin oleh kas sebesar 0,60% atau 60%
Tahun 2016 = 59.767.412/87.981.651 x 100%
= 0,67% atau 67%
Artinya setiap Rp 1,00 hutang lancar di jamin oleh kas sebesar 0,67% atau 67%
Tahun 2017 = 58.668.007/302.639.425 x 100%
= 0,19% atau 19%
Artinya setiap Rp 1,00 hutang lancar di jamin oleh kas sebesar 0,19% atau 19%
15
Tabel 1. Rasio Likuiditas Pt Bayan Resource Tahun 2014-2017
Tahun Quick ratio Current ratio Cash ratio
2014 0,45% 0,62% 0,15%
2015 0,85% 1,88% 0,60%
2016 2,03% 2,54% 0,67%
2017 0,74% 1,02% 0,19%
2. Rasio provitabilitas
a) GPM = laba kotor/total pendapatan x 100%
Tahun 2014 = 97.025.107/828.259.942 x 100%
= 0,117% atau 11,7%
Artinya ratio sebesar 11,7% berarti jumlah laba kotor adalah 11,7%. Semakin besar gross profit
margin semakin baik keadaan operasi perusahaan.
Tahun 2015 = 122.773.317/465.007.423 x 100%
= 0,26% atau 26%
Artinya ratio sebesar 26% berarti jumlah laba kotor adalah 26%. Semakin besar gross profit
margin semakin baik keadaan operasi perusahaan.
Tahun 2016 = 210.408.484/555.483.921 x 100%
= 0,37% atau 37%
Artinya ratio sebesar 37% berarti jumlah laba kotor adalah 37%. Semakin besar gross profit
margin semakin baik keadaan operasi perusahaan.
Tahun 2017 = 553.579.961/1.067.376.037 x 100%
= 0,51% atau 51%
Artinya ratio sebesar 51% berarti jumlah laba kotor adalah 51%. Semakin besar gross profit
margin semakin baik keadaan operasi perusahaan.
b) ROA = Laba tahun berjalan/total asset x 100%
Tahun 2014 = 81.798.054/1.161.656.314 x 100%
= 0,70% atau 70%
Artiya setiap Rp 1,00 total aset di jamin oleh kas sebesar 0,70% atau 70%
16
Tahun 2015 = 189.017.198/937.851.728 x 100%
= 0,20% atau 20%
Artiya setiap Rp 1,00 total aset di jamin oleh kas sebesar 0,20% atau 20%
Tahun 2016 = 18.015.433/824.686.661 x 100%
= 0,21% atau 21%
Artiya setiap Rp 1,00 total aset di jamin oleh kas sebesar 0,21% atau 21%
Tahun 2017 = 338.017.199/888.813.140 x 100%
= 0,38% atau 38%
Artiya setiap Rp 1,00 total aset di jamin oleh kas sebesar 0,38% atau 38%
3. Rasio Solvabilitas
a) Debt Ratio = total hutang/ aktiva x 100%
17
Artinya ratio sebesar 0,77% menunjukkan bahwa aktiva sebesar 77% di biayai dari hutang
perusahaan.
Tahun 2017 = 373.209.321/888.813.140 x 100%
= 0,41% atau 41%
Artinya ratio sebesar 0,41% menunjukkan bahwa aktiva sebesar 41% di biayai dari hutang
perusahaan.
18
Tabel 1. Rasio Solvabilitas Pt Bayan Resource Tahun 2014-2017
Tahun DEB RATIO DER
2014 0,78% 3,54%
2015 0,81% 4,47%
2016 0,77% 3,38%
2017 0,41% 0,72%
19
Artinya perputaran asset yang tinggi sebesar 3,21% mengidintifikasikan bahwa aktiva tetap
digunakan secara efisien dan jumlah penjualan yang dihasilka hanya denhan menggunakan
jumlah aset yang kecil.
Tahun 2015 = 465.007.423/259.990.067 x 100%
= 1,78%
Artinya rasio perputaran aset tetap yang rendah sebesar 1,78% menunjukkan perusahaan tidak
menggunakan aset nya secara efisien dan efektif.
Tahun 2016 = 555.483.921/247.142.103 x 100%
= 2,24%
Artinya rasio perputaran aset tetap yang rendah sebesar 2,24% menunjukkan perusahaan tidak
menggunakan aset nya secara efisien dan efektif.
Tahun 2017 = 1,067.376.037/259.468.439 x 100%
= 4,13%
Artinya perputaran asset yang tinggi sebesar 4,13% mengidintifikasikan bahwa aktiva tetap
digunakan secara efisien dan jumlah penjualan yang dihasilka hanya denhan menggunakan
jumlah aset yang kecil.
20
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
1. Rasio Likuiditas : Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan sebelumnya dapat
disimpulkan perkembangan rasio likuiditas (likuidity ratio) Pt Bayan Resource pada tahun
2014-2017 dengan indikator quick ratio pada tahun 2014-2016 mengalami kenaikan
tetapi ditahun 2017 mengalami penurunan Sedangkan current ratio dan cash ratio
menunjukkan kecenderungan tfluktuatif. Fluktiatif yang dialami oleh Pt Bayan Resource
masih dalam slot positif, dikarenakan tingkat kenaikan maupun penurunan persentase
tidak terlalu tajam. Sehingga, dapat dikatakan Bayan Resource masih mampu dalam
memenuhi kewajiban jangka pendeknya.
2. Rasio provitabilitas : Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan sebelumnya dapat
disimpulkan perkembangan rasio provitabilitas Pt Bayan Resource pada tahun 2014-2017
dengan indikator gross profit margin cenderung meningkat di setiap tahun nya sedangkan
ROA cenderung fluktuatif.
3. Rasio solvabilitas : Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan sebelumnya dapat
disimpulkan perkembangan rasio solvabilitas pada tahun 2014-2017 dengan indikator
dept ratio mengalami penurunan di setiap tahun nya, sedangkan DER cenderung
fluktuatif.
4. Rasio aktivitas : Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan sebelumnya dapat
disimpulkan perkembangan rasio aktivitas pada tahun 2014-2017 dengan indikator TATO
dan FIXED ASET TURNOVER cenderung fluktuatif Sehingga, dapat dikatakan Bayan
Resource tidak bisa menunjukkan kemampuan perusahaan dalam melakukan aktivitas
sehari-hari.
21