Anda di halaman 1dari 8

KASUS MINI : THE HOBBY HORSE COMPANY, Inc.

(HH)

DOSEN PENGAMPU:
Dr. Yulia Efni, SE, ME

MATA KULIAH:
SEMINAR PROPOSAL MANAJEMEN KEUANGAN

Diusulkan Oleh:
Frida Christin Natalia;
1602111107

UNIVERSITAS RIAU
PEKANBARU
2019
1. LATAR BELAKANG
Burchetts Green telah menjalani kursus pelatihan bank, tetapi rasanya

sangat bahagia memulai pekerjaan nyata pertamanya di kelompok pemberi

pinjaman korporat. Di pagi hari itu atasannya memberikan sekumpulan

laporan keuangan untuk The Hobby Horse Company, Inc. (HH). "Hobby

Horse," katanya, "mempunyai pinjaman $45 juta dari kita yang jatuh tempo

pada akhir September, dan kemungkinan akan meminta kita

memperpanjangnya. Perusahaan tampaknya mengalami masa- masa sulit baru-

baru ini, dan saya meminta Furze Platt pergi ke sana sore ini dan melihat apa

yang sedang terjadi. Sebaiknya Anda pergi bersamanya. Sebelum Anda pergi,

lihat laporan keuangan ini dan lihat apa masalahnya. Inilah kesempatan bagi

Anda untuk menerapkan pelajaran yang Anda dapat di kursus pelatihan." Tn.

Green mengetahui kisah HH. Didirikan pada tahun 1990, dengan cepat

perusahaan itu membentuk rantai toko diskon yang menjual bahan-bahan

kerajinan tangan dan hobi. Meskipun demikian, tahun lalu sejumlah toko baru

yang dibuka bertepatan dengan musim Natal yang buruk membuat perusahaan

menderita kerugian. Perusahaan menghentikan semua konstruksi baru dan

menjual 15 toko lamanya. Tn. Green memutuskan untuk memulai dengan

ringkasan neraca dan laporan laba-rugi HH selama 6 tahun (Tabel 17- 14).

Kemudian ia beralih untuk mempelajari posisi terakhir secara lebih rinci

(Tabel 17-15 dan 17-16).

2. PERMASALAHAN

a. Apa yang menjadi masalah dalam HH?

b. Apakah rasio keuangan menyarankan pertanyaan yang harus dihadapi Nn.

Platt dan Tn. Green?


3. PENYELESAIAN

LANGKAH PERTAMA : Melakukan Perhitungan Rasio Keuangan

a. Rasio Leverage
𝑢𝑡𝑎𝑛𝑔 𝑗𝑎𝑛𝑔𝑘𝑎 𝑝𝑎𝑛𝑗𝑎𝑛𝑔
1. Rasio utang jangka panjang = 𝑢𝑡𝑎𝑛𝑔 𝑗𝑎𝑛𝑔𝑘𝑎 𝑝𝑎𝑛𝑗𝑎𝑛𝑔+𝑒𝑘𝑢𝑖𝑡𝑎𝑠

2001 2002 2003 2004 2005 2006


315 319 311 297 159 236
=315+324 = 319+407 = 311+502 = 297+599 = 159+725 = 236+676

= 0,49 = 0,44 = 0,38 = 0,33 = 0,18 = 0,26


Penjelasan:

Utang jangka panjang memberikan manfaat sekaligus resiko bagi perusahaan. Jika

perusahaan mampu mengelola utang jangka panjang dengan baik, maka risiko

dapat diminimalisir, dengan demikian perusahaan dapat meningkatkan arus kas

dan merencanakan strategi keuangan di masa depan.

Dari tabel diatas, kita dapat mengetahui bahwa pergerakan nilai utang jangka

panjang perusahaan mengalami penurunan di tahun 2002-2005, dan mengalami

penurunan drastis pada tahun 2005, tetapi kembali meningkat pada tahun 2006,

walau hanya naik 4%.

𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑘𝑒𝑤𝑎𝑗𝑖𝑏𝑎𝑛
2. Rasio total utang (Debt to Asset) = 𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑎𝑠𝑒𝑡

2001 2002 2003 2004 2005 2006


635 595 613 645 524 916
= 959 = 1.002 = 1.115 = 1.244 = 1.249 = 1.592

= 0,66 = 0,59 = 0,55 = 0,52 = 0,42 = 0,58


Penjelasan:
Kreditur atau investor tentu lebih suka jika DAR bernilai rendah, karena berarti

tingkat keamanan dananya semakin baik. Semakin kecil rasio, semakin aman

pencatatan transaksi keuangannya. Dari tabel perhitungan diatas, periode 2001 -

2005, DAR bernilai semakin rendah setiap tahunnya, hal ini berarti setiap
tahunnya perusahaan dapat lebih baik dalam memanajemen tingkat keamanan

dana nya. Tetapi terjadi peningkatan nilai DAR pada tahun 2006.
𝐸𝐵𝐼𝑇
3. Tingkat kemampuan membayar bunga = 𝑝𝑒𝑚𝑏𝑎𝑦𝑎𝑟𝑎𝑛 𝑏𝑢𝑛𝑔𝑎

2001 2002 2003 2004 2005 2006


156 212 243 256 312 −9
= 46 = 48
= 58
= 65
= 63
= 37

= 3,39 = 4,42 = 4,19 = 3,94 = 4,95 = -0,24

Penjelasan:

Dari table diatas, dapat kita ketahui tingkat kemampuan membayar bunga
menurun ditahun 2003 dan 2004, kemudian naik di 2004 dan turun sangat drastis
pada 2006

b. Rasio Likuiditas
𝑚𝑜𝑑𝑎𝑙 𝑘𝑒𝑟𝑗𝑎 𝑏𝑒𝑟𝑠𝑖ℎ
1. Modal kerja bersih terhadap aset = 𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑎𝑠𝑒𝑡

Modal kerja bersih = aktiva lancar – kewajiban lancar

2001 2002 2003 2004 2005 2006


423−320 392−276 435−302 491−348 469−365 669−680
= = = = = = 1.592
959 1.002 1.115 1.244 1.249

= 0,11 = 0,12 = 0,12 = 0,11 = 0,08 = - 0,007

Penjelasan:

Semakin tinggi working capital yang dimiliki oleh perusahaan, maka semakin
baik pula kondisi perusahaan tersebut.

𝑎𝑠𝑒𝑡 𝑙𝑎𝑛𝑐𝑎𝑟
2. Rasio lancar = 𝑘𝑒𝑤𝑎𝑗𝑖𝑏𝑎𝑛 𝑙𝑎𝑛𝑐𝑎𝑟

2001 2002 2003 2004 2005 2006


423 392 435 491 469 669
=320 = 276 = 302 = 348 = 365 = 680

= 1,32 = 1,42 = 1,44 = 1,41 = 1,28 = 0,98


Penjelasan:

Semakin besar perbandingan aset lancar dengan utang lancar, maka artinya
semakin tinggi pula kemampuan perusahaan dalam menutupi utang lancarnya.
Tingginya rasio lancar menunjukkan adanya uang kas berlebih yang bisa berarti 2
hal, yaitu besarnya keuntungan yang diperoleh perusahaan, atau akibat tidak
digunakannya keuangan perusahaan secara efektif untuk investasi.

𝑘𝑎𝑠+𝑠𝑒𝑘𝑢𝑟𝑖𝑡𝑎𝑠+𝑝𝑖𝑢𝑡𝑎𝑛𝑔
3. Rasio cepat = 𝑘𝑒𝑤𝑎𝑗𝑖𝑏𝑎𝑛 𝑙𝑎𝑛𝑐𝑎𝑟

2005 2006
72+194 14+176
= = 680
365

= 0,73 = 0,28

Penjelasan:
Semakin tinggi rasio cepat, maka semakin baik pula posisi keuangan perusahan.
Jika hasilnya dapat mencapai 1:1 atau 100%, maka ini akan berakibat baik jika
terjadi likuidasi karena perusahaan akan mudah untuk membayar kewajibannya.
Namun dari perhitungan diatas, dapat kita lihat bahwasanya nilai rasio cepat pada
perusahaan justru mengalami penurunan yang drastis, yaitu dari sebelumnya
bernilai 73%, turun menjadi 28%, ini merupakan pertanda tidak baik, yang berarti
perusahaan mengalami penurunan dalam kemampuan membayar kewajibannya.
𝑘𝑎𝑠+𝑠𝑒𝑘𝑢𝑟𝑖𝑡𝑎𝑠
4. Rasio kas = 𝑘𝑒𝑤𝑎𝑗𝑖𝑏𝑎𝑛 𝑙𝑎𝑛𝑐𝑎𝑟

2005 2006
72 14
= 365 = 680

= 0,20 = 0,02

Penjelasan:
Rasio ini digunakan untuk mengukur besarnya uang kas yang tersedia untuk
melunasi hutang jangka pendek perusahaan. Jika hasil rasio menunjukkan
perbandingan 1:1, atau semakin besar perbandingan kas dengan utang, maka akan
semakin baik.
Sedangkan dapat kita lihat dari tabel perhitungan diatas, nilai rasio kas perusahaan
sangat jauh dari 100%. Pada tahun 2005, perusahaan hanya mencapai nilai 20%,
dan mengalami penurunan drastis pada tahun 2006, menjadi 2%. Ini menunjukkan
semakin buruknya kemampuan perusahaan dalam melunasi kewajiban jangka
pendeknya.
c. Rasio Efisiensi
𝑝𝑒𝑛𝑗𝑢𝑎𝑙𝑎𝑛
1. Total perputaran aset (Total Asset Turnover) = 𝑟𝑎𝑡𝑎−𝑟𝑎𝑡𝑎 𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑎𝑠𝑒𝑡

2001 2002 2003 2004 2005 2006


2.160 2.493 2.796 2.845 3.314 3.351
= 959 = 1.002 = 1.115 = 1.244 = 1.249 = 1.592

= 2,25 = 2,49 = 2,51 = 2,29 = 2,65 = 2.10


Penjelasan:
Semakin tinggi rasio total perputaran aset, maka akan semakin efisien perusahaan
dalam menggunakan asetnya untuk menghasilkan penjualan.
Dilihat dari tabel diatas, terdapat fluktuasi dalam total perputaran aset yang
dihasilkan perusahaan. Pada tahun 2001 sampai 2003 terjadi peningkatan,
menurun pada tahun 2004, kemudian meningkat lagi pada tahun 2005, sampai
akhirnya mengalami penurunan drastis pada tahun 2006. Ini berarti dalam
memanajemen aset, perusahaan masih kurang stabil dan kesulitan
mempertahankan efisiensi nya.
ℎ𝑎𝑟𝑔𝑎 𝑝𝑜𝑘𝑜𝑘 𝑝𝑒𝑛𝑗𝑢𝑎𝑙𝑎𝑛
2. Perputaran persediaan (Inventory Turnover) =
𝑟𝑎𝑡𝑎 𝑟𝑎𝑡𝑎 𝑝𝑒𝑟𝑠𝑒𝑑𝑖𝑎𝑎𝑛

Rata- rata persediaan = Persediaan awal + persediaan akhir : 2

2006
1990
= (203+479)/2
1990
= 341

= 5,84 kali

Penjelasan:
Semakin tinggi rasio perputarannya, maka semakin efisien perusahaan dalam
mengendalikan persediannya. Perputaran persediaan yang tinggi juga menandakan
perusahaan yang bersangkutan tidak mengeluarkan biaya yang terlalu banyak
untuk membeli barang dan dapat menghindari pemborosan sumber daya. Pada
tahun 2006, perusahaan menghasilkan rasio perputaran persediaan sebanyak 5,84
kali.
𝑟𝑎𝑡𝑎 𝑟𝑎𝑡𝑎 𝑝𝑒𝑟𝑠𝑒𝑑𝑖𝑎𝑎𝑛
3. Jumlah hari penjualan persediaan = ℎ𝑎𝑟𝑔𝑎 𝑝𝑜𝑘𝑜𝑘 𝑝𝑒𝑛𝑗𝑢𝑎𝑙𝑎𝑛/365

2006
341
= 1990
( )
365

341
= 5,45

= 62,57
Penjelasan:
Selama tahun 2006, perusahaan membutuhkan rata rata sebanyak 63 hari untuk
membeli, menjual dan mengganti persediaan (memutar persediaannya).
d. Rasio Profitabilitas
𝑙𝑎𝑏𝑎 𝑏𝑒𝑟𝑠𝑖ℎ
1. Margin Laba (Net Profit Margin) = 𝑝𝑒𝑛𝑗𝑢𝑎𝑙𝑎𝑛

2001 2002 2003 2004 2005 2006


76 125 142 145 189 −49
=2.160 = 2,493 = 2,796 = 2.845 = 3.314 = 3.351

= 0,04 = 0,05 = 0,05 = 0,05 = 0,06 = -0,01


Penjelasan:
Semakin tinggi nilai NPM maka semakin baik operasi suatu perusahaan. Dilihat
dari tabel diatas, dapat kita analisis bahwa perusahaan berada dalam posisi yang
cukup baik selama tahun 2001-2005, tetapi mengalami penurunan yang sangat
drastis pada tahun 2006.
𝑙𝑎𝑏𝑎 𝑏𝑒𝑟𝑠𝑖ℎ+𝑏𝑢𝑛𝑔𝑎
2. Margin laba operasi = 𝑝𝑒𝑛𝑗𝑢𝑎𝑙𝑎𝑛

2001 2002 2003 2004 2005 2006


76+46 125+48 142+58 145+65 189+63 −49+37
= 2.160 = = 2.796
= 2.845
= = 3.351
2.493 3.314

= 0,057 = 0,069 = 0,072 = 0,074 = 0,076 = -0,004

Penjelasan:
Margin laba operasi mengukur seberapa besar kemampuan perusahaan dalam
menghasilkan laba operasi dari penjualan bersih perusahaan selama periode waktu
tertentu. Dari table diatas, margin laba operasi periode 2001-2005 sangat baik,
namun pada tahun 2006 mengalami penurunan drastis.
𝑙𝑎𝑏𝑎 𝑏𝑒𝑟𝑠𝑖ℎ+𝑏𝑢𝑛𝑔𝑎
3. Return on Asset = 𝑟𝑎𝑡𝑎−𝑟𝑎𝑡𝑎 𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑎𝑠𝑒𝑡

2001 2002 2003 2004 2005 2006


76 125 142 145 189 −49
=959 = 1.002 = 1.115 = 1.244 = 1.249 = 1.592

= 0,08 = 0,12 = 0,13 = 0,12 = 0,15 = -0,03


Penjelasan:

Semakin tinggi ROA suatu perusahaan, maka berarti semakin baik pula
perusahaan tersebut dalam mengelola asetnya. ROA pada tahun 2006 sangat turun
drastis

𝑙𝑎𝑏𝑎 𝑏𝑒𝑟𝑠𝑖ℎ
4. Return on Equity = 𝑟𝑎𝑡𝑎−𝑟𝑎𝑡𝑎 𝑒𝑘𝑢𝑖𝑡𝑎𝑠

2001 2002 2003 2004 2005 2006


76 125 142 145 189 −49
=324 = 407 = 502 = 599 = 725 = 676

= 0,24 = 0,31 = 0,28 = 0,24 = 0,26 = -0,07

Penjelasan:
ROE menunjukkan kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba bersih
dengan menggunakan modal sendiri dan menghasilkan laba bersih yang tersedia
bagi pemilik atau investor. ROE pada tahun 2006 mengalami penurunan yang
drastic.

4. KESIMPULAN

Dari rasio yang sudah dihitung dan dianalisis, pada tahun 2006 perusahaan
Hobby Horse mengalami masa kesulitan. Maka dari itu perusahaan meminta
perpanjangan masa pembayaran hutang.

Anda mungkin juga menyukai