Anda di halaman 1dari 108

or _boob

96

4. Nama M. Saleh Ibrahim


Tempat. tanggaf lahir Sondo Monta. 1960
Jenis kelamin Laki-Iaki
Agama Islam
Pendidikan SMTA ",
Pekerjaan Guru
Alamat Tente, Bima

5. Nama Ahmad Idris FONOLOGI


Tempat, tanggal lahir
Jenis kelamin
Bima, 24 Oktober 1940
Laki-Iaki
BAHASA BIMA
Agamba Islam
Pendidikan SMA
Pekerjaan Pegawai Depdikbud Kabupaten
Bima
Alamat Ialan Sukamo-Hatta

6. Nama A. Karim A. Rahim


Tempat, tanggal lahir Bima, 15 April 1939
Ienis kelamin
Agama
Pendidikan
Laki-Iaki
Islam
KPGN, 1968
Penilik Kebudayaan
I
00004064
I
Pekerjaan
Alamat Kompleks Depdikbud
Kecamatan Rasana'e

PERPUSTAKAAN
PUSAT PEMBJNAAN DAJV--I
PE ~G E MBANGA N 8AHASA f
DAPAATEMEN PE NOIDIKA N I
'---- DAN KEBUDAYAA~J I
TIDAK DIPERDAGANGKAN UNTUK UMUM
94

kadale I kadale 'kedelai'


~ .........
saha ] saha 'lombok'

palawu palawu 'turi'

~
G. Bidang Alat Pertanian dan Perikanan
,
maco 1 maco cangkul'
rygala 1 nggala 'bajak'
r:)ambe
cindu J
rombe
cindu
'sabit'
'sekrop'
FONOLOGI
: ,

piso J
kentu ]
PISO

kentu
'pisau'
'ani-ani'
BAH'ASA,BIMA
cu'a ] cu'a 'tembilang'
cila 1 cila 'parang'
na'o ] na'o mat a bajak'
(Wayan Tama
( Nengah Sukayana
sampa sampa 'sampan' Ni Luh Partami
lopi 1 lopi 'perahu' Hamidsyukrie Z.M.
puka 1 puka 'jaring'
loja 1 loja 'Iayar'
hawi ] hawi 'pancing'
wese 1 wese 'dayung'
PERPUSTAKAAN
ay hawi ai hawi 'tali pancing'
PUSH PEMBINAAN DAN
ladu ladu pemberat PENGEMBANGAN !AHASA
pancing' DAPARTEMEN PENBIDIKAN
DAN KEBUDAYAAN
pam pam 'umpan'
wosa 1 wosa 'wadah ikan'
saraw ] sarau 'topi nelayan'

Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa


Departemen Pendidikan dan Kebudayaan
Jakarta
1996
93

ISBN 979-459-686-8 SLiWO ] sawo 'sawo'


nap ] nao 'enao'
Penyunting Naskah
[ u'a ] u'a 'pinang'
Drs. A. Murad
( due] due 'beringin'
Pewajah Kulit [ paonge parongge 'kelor'
Agnes Santi
panja ] panp 'pepaya'
Hak Cipta Dilindungi Undang-Undang. [ b'ojo ] b'ojo 'ketela pohon'
[ uwi ] UWI 'ketela ram but'
Sebagian atau seluruh isi buku ini dilarang diperbanyak
dalam bentuk apa pun tanpa izin dari penerbit, [ jena mawa ] Jena mawa 'kamboja'
keeuali dalam hal pengutipan untuk keperluan pad'a waka pad'a waka 'anggrek'
penulisan artikel atau karangan ilmiah. kabli ] 'kemiri'
kaloli
kepala ] kepala 'pala'
Proyek Pembinaan Bahasa dan Sastra mawa ] mawa 'mawar'
Indonesia dan Daerah Pusat mUndu ] mundu 'melati'
[ jampaka ] jampaka 'cempaka'
Drs. S.R.H . Sitanggang. M.A. (Peroimpin)
Drs. Djamari (Sekretaris); Sarti man (Bendaharawan) [ mpori ] mpofl 'rumput'
Dede Supriadi, Hartatik, Sarnijati, dan Untoro (Stat) [ ndolo ] ndolo 'alang-alang'
[ jago ] Jago 'jagung'
Katalog Dalam Terbitan (KDT)
[ b'ue ] b'ue 'kaeang panjang'
499.262 115 rapa mula, kaea 9gore ] rapa mila, kaea nggore 'kaeang tanah'
FON Fonologi bahasa Bima/I Wayan Tama [et.alJ . Jakarta: Pusat kab'oe ] kab'oe 'kaeang hijau'
f Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, 1996.
dimu ] dimu 'mentimun' I
108 hIm.; bibl.; 21 em
kalende kalende 'semangka'
ISBN 979-459-686-8 ponda ] ponda 'Iabu'
mi'u d:=Jri ni'u dori 'kelapa mud a'
I. Bahasa Bima-Fonologi
2. Bahasa Bima-Tata Bahasa wa ] wau 'waru'
3. Bahasa-Bahasa Sumbawa-Tata Bahasa munta, b'u9a munta 'bunga'
1. Judul
nadu ] nadu 'bayam'
lara] lara 'kangkung'
fare] fare 'padi'
JV

-------
92

nao talu 1 ngau talu 'kucing hutan'


peo ranggalsawu 'ayam hutan T~L
peo rangalsawu
jan tan' ltd .
reo Slwe peo siwe 'ayam hutan
betina' ., KATAPENGANTAR
koli dana koli dana cacmg tanah' KEPALA PUSAT PEMBINAAN DAN PENGEMBANGAN BAHASA
garaha ] garaha 'burung gagak'
[ h) .'0 1 ho'o 'burung pungguk'
Masalah bahasa dan sastra di Indonesia berkenaan dengan tiga
[ keri, keli keri, keli 'burung nuri'
masalah pokok, yaitu masalah bahasa nasional. bahasa daerah, dan
[ nasi na'e, nasi wele 1 nasi na'e nasi wele 'burung elang' bahasa asing . Ketiga masalah pokok itu perlu digarap dengan sungguh-
kia 1 kia 'burung hantu' sungguh dan berencana dalam rangka pembinaan dan pengembangan
kakatuwa kakatua 'kakatua' bahasa Indonesia. Pembinaan bahasa ditujukan pada peningkatan mutu
pemakaian bahasa Indonesia dengan baik dan pengembangan bahasa
mba'i 1 mba'i 'buaya'
ditujukan pada pemenuhan fungsi bahasa Indonesia sebagai sarana
sawa ] sawa 'ular' komunikasi nasional dan sebagai wahana pengungkap berbagai aspek
nao 1 ngao 'kucing' kehidupan, sesuai dengan perkembangan zaman.
[ jaryga ] jangga 'ayam Upaya pencapaian tujuan itu, antara lain, dilakukan melalui
'bebel' penelitian bahasa dan sastra dalam berbagai aspek, baik aspek bahasa
[ sarati .] sarati
Indonesia, bahasa daerah maupun bahasa asing. Adapun pembinaan
[ 9ara 1 ngara itik' bahasa dilakukan melalui penyuluhan tentang penggunaan bahasa
[ ni'u ] ni'u 'kelapa' Indonesia yang baik dan benar dalam masyarakat serta penyebarluasan
[ fo'o ] fo'o 'mangga' berbagai buku pedoman dan hasil penelitian. Hal ini berarti bahwa
[ rambuta rambuta 'rambutan' berbagai kegiatan yang berkaitan dengan usaha pengembangan bahasa
'jeruk' dilakukan di bawah koordinasi proyek yang tugas utamanya ialah
[ dUl)ga ] dungga
melaksanakan penelitian bahasa dan sastra Indonesia dan daerah,
[ m09gosta mongosta 'manggis'
termasuk menerbitkan hasil penelitiannya.
[ sala 1 sal a 'salak' Sejak tahun 1974 penelitian bahasa dan sastra, baik Indonesia,
[ lasa 1 lasa 'duku' daerah maupun asing ditangani oleh Proyek Penelitian Bahasa dan Sastra
[ IImbi ] limbi 'belimbing' Indonesia dan Daerah, Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, yang
[ jambu 1 jambu 'jambu' berkedudukan di Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa. Pada
lib'i, jambu jene 'jambu air' tahun 1976 penanganan penelitian bahasa dan sastra telah diperluas ke
[ libi, jambu jene
sepuluh Proyek Penelitian Bahasa dan Sastra Indonesia dan Daerah yang
[ jambu sampo d ] jambu sampodo 'jambu mete'
berkedudukan di (1) Daerah Istimewa Aceh, (2) Sumatera Barat, (3)
[ naga ] nagga 'nangka'
[ aduria ] aduria 'durian
v
Sumatera Selatan, (4) lawn Barat, (5) Daerah Istimewa Yogyakarta, (6) 91
Jawa Timur, (7) Kalimantan Selatan, (8) Sulawesi Utara, (9) Sulawesi
Selatan, dan (10) Bali. Pada tahun 1979 penanganan penelitian bahasa kangiya ] kanggia 'selllul'
dan sastra diperluas lagi dengan dua Proyek Penelitian Bahasa dan Sastra karEmpe ] l' -----~~- kapempe --~ -- 'kupu-kupu
yang berkedudukan di (11) Sumatera Utara dan (12) Kalimantan Barat, 'capung'
kal o ] kal o
dan tahun 1980 diperluas ke tiga propinsi, yaitu (13) Riau, (14) Sulawesi
Tengah , dan (15) Maluku. Tiga tahun kemudian (1983), penanganan kaso wa, kasanto ] kamoa, kasant o 'belalang'
penelitian bahasa dan sastra diperl'Uas lagi ke lima Proyek Penelitian nande ] ngande 'tawon'
Bahasa dan Sastra yang berkedudukan di (16) Lampung, (17) Jawa niwa, ani] nlwa, ani 'Iebah'
Tengah , (18) Kalimantan Tengah, (19) Nusa Tenggara Timur, dan (20) 'Iaba-Iaba'
gaga] gag a
Irian Jaya. Dengan demikian, ada 21 proyek penelitian bahasa dan sastra,
termasuk proyek penelitian yang berkedudukan di DKI Jakarta. Tahun karoku kat~ngaJ karoku katon gga 'ny amuk'
199011991 pengelolaan proyek ini hanya terdapat di (1) DKI Jakarta, (2) karoku karoku 'Ialat '
Sumatera Barat, (3) Daerah Istimewa Yogyakana, (4) Sulawesi Selatan, sawa doro sawa doro 'kadal'
(5) Bali, dan (6) Kalimantan Selatan. 'kadal'
sawo doro sawa doro
Pada tahun anggaran 1992 / 1993 nama Proyek Penelitian Bahasa dan
Sastra Indonesia dan Daerah diganti dengan Proyek Penelitian dan sawa ] sawa 'ular'
Pembinaan Bahasa dan Sastra Indonesia dan Daerah. Pada tahun mba'i ] mba'i 'bu aya'
anggaran 1994/ 1995 nama proyek penelitian yang berkedudukan di fonu ] fonu 'penyu
Jakarta diganti menjadi Proyek Pembinaan Bahasa dan Sastra Indonesia 'ikan '
uta uta
dan Daerah Pusat , sedangkan yang berkedudukan di daerah menjadi
bagian proyek . Selain itu, ada dua bagian proyek pembinaan yang uta kiyu uta kiu 'ikan hiu '
berkedudukan di Jakarta, yaitu Bagian Proyek Pembinaan Bahasa dan uta masa uta masa 'ikan mas'
Sastra Indonesia-Jakarta dan Bagian ProyekPembinaan Buku Sastra mujai ] mUJal 'muj air'
Indonesia dan Daerah-Jakarta. simbu 'Iele'
slmbu ]
Buku Fon%gi Bahasa Bima ini merupakan salah satu hasil Proyek
IIndu ] lindu 'belut'
Pembinaan Bahasa dan Sastra Indonesia dan Daerah Bali tabun
199111992. Untuk itu, karni ingin menyatakan penghargaan dan ucapan IInta ] linta 'Iintah'
terima kasih kepada para peneliti , yaitu (1 ) Drs . I Wayan Tarna, (2) kapanto kapanto 'udang'
Drs. I Nengah Sukayana, (3) Dra. Ni Luh Partarni, dan (4) Drs. keu ] keu 'kepiting'
Hamidsyukrie Z.M .
[ Umpu 1 umpu 'siput'
Penghargaan dan ucapan terima kasih juga kami tujukan kepada para - 'I

pengelola Proyek Pembinaan Bahasa dan Sastra Indonesia dan Daerah [ tonto mpihi ton10 mpihi 'keong'
PusatTahun 199511996, yaitu Drs . S.R.H. Sitanggang, M.A . (Pemimpin [ harimaw harimau 'harimau '
Proyek) , Drs. Djamari (Sekretaris Proyek), Sdr. Sartiman (Bend ahara- [ sina ] singa 'singa'
[ b'ote ] b' ote 'kera'
[ maju ] maJu 'kijang'
[ ngalu ] nggalu 'musang'
vi
90 wan Proyek), Sdr. Dede Supriadi, Sdr. Hartatik. Sdr. Samijati, serta
--.----.----
Sdr. Untoro (Staf Proyek) yang telah mengelola penerbitan buku ill) .
cedo 1 - . _~' J
.:edo '.:iduk' Pernyataan terima kasih juga kami sampaikan kepada Drs. A. Murad
selaku penyunting naskah ini.
[ gala 1 gala 'gelas'
l cangi 1
_-~I,,!..
-- ~

canggi
=--=--~
,
'cangkir
:r
[ muja 1 , muja 'tempayan' Jakarta, Desember 1995 Dr. Hasan Alwi
\
F. Nama Binatang dan Tumbuh· Tumbuhan
capi 1 capi 'sapi'
mbe'e 1 mbe'e 'kambing'
sahe ] sa he 'kerbau'
t-
[ jara ] Jara 'kuda'
[ wawi 1 .. . ,
wawl 'babi'
[ loka ] loka 'anjing'
, ,
[ ana capi ana capi 'anak sapi'
[ ana sahe 1 ana sabe 'anak kerbau'
lana mbe'e 1 ana mbe'e 'anak kambing'
[ anak lako ] ana lako 'anak anjing'
[ ana jara 1 ana Jara 'anak kuda'
[ anak wawi ana wawi 'anak babi'
[ nao ] t. I I ngao 'kucing'
[ kaiinci kalinci 'kelinci'
[ karawo 1 karawo 'tikus'
[ jana 1 c 1 janga 'ayam'
[ bana 1 ' bana 'angksa'
[ para 1 ngara 'itik'
[ nasi 1 nasI 'burung'
[ meti 1 ~. l meti 'kalajengking'
[ rifa 1 1 I)
fifa 'lipan'
[ sarempa sarempa 'cecak'
[ karefa 1 '0 karefa 'kodok'
[ deke 1 "f , r'
deke 'tokek' .. ,J- VII
89

here loko here lake 'stagen'


s:::>nko ] . . . . :- : songko 'topi'
~ - --=---~-~~
~- --::-- --. -
kae ] - - - - - - - - - - -'oIOt,
kae 'kain'
UCAPAN TERIMA KASIH tembe tembe 'sarung'
,
Pliji syukur kami panjatkan ke hadapan Tuhan Yang Maha Esa rod'll ] tod'u 'selendang
karena berkat rahmat-Nya penelitian FOll%gr Bahasa Bima dapat handu ] ..
• ·r handll I rLJ: r 'handuk'
diselesaikan tepat pada waktnya. Penelitian ini dibiayai dengan dana
baju ko: baju ko 'bajll bas'
Proyek Penelitian Bahasa dan Sastra Indonesia dan Daerah llntuk thalln
anggaran J991/ 1992 . kuta ] kuta 'beha'
Proyek penelitian ini dilimpahkan kepada Balai Penelitian Bahasa sarowa d'ei sarowa d'ei 'celana dalam'
Denpasar dan dikerjakan oleh satu tim peneliti yang diketuai oleh Drs. sarowa ay ] sarowa al 'celana kolor'
I Wayan Tama dengan anggota Drs. 1 Nengah Sukayana, Dra, Ni Lllh kadudu ] kadudu 'saku'
Partami, Drs. Hamidsyukrie Z.M. (dosen Universitas Mataram), dan Dr. k.::? nci baju konci baju 'kancing'
Aron Meko Mbete selaku konsultan (dosen Universitas Udayana)
k . ~.ndo
'I' kondo 'kalung'
Berhasilnya penelitian ini, selain berkat kerja sama para anggota
[ jima ] Jlma 'gelang'
tim peneliti, juga berkat bantuan dari berbagai pihak, terutama pihak
[ sInci ] , SIDCI 'cincin'
Pemerintah Daerah Tingkat I Nusa Tenggara Barat, yaitu Bapak .1.

Kakandepdikbud Kabupaten Bima yang telah memberikan izin kepada [ samU'u samu'u 'sanggul'
kami untuk melakukan penelitian di Kabupaten Bima; juga berkat [ sanda] . , sanda 'sanda!'
kesigapan dan kemudahan para informan. Atas segal a bantuan itu. kami
rub'u ] rub'u 'tungku'
menyampaikan terima kasih.
aju ka'a haju ka'a 'kayu bakar'
Ueapan terima kasih juga kami sampaikan kepada Kepala Balai
Penelitian Bahasa Denpasar selaku penanggung jawab serta Pimpinan ,?ewi ] f~ I bewi 'kipas'
Proyek Penelitian Bahasa dan Sastraa Indonesia dan Daerah yang telah ciru ] . "" Clru 'sendok'
memberikan kepercayaan untuk me laksanakan penelitian ini. rowa bana, katowa ] roa banga, katoa 'belanga'
Akhimya, dengan segala kerendahan hati, kami menyadari bahwa rowa ] roa 'periuk'
hasil penelitian ini belum memuaskan. Namun, kami tetap berharap w:::::>iica ] wonca 'baku!'
hasil penelitian ini dapat bermanfaat bagi para peneliti bahasa, peminat
[ d'uku ] d'uku 'niru'
bahasa, dan pemakai bahasa daerah khususnya bahasa Bima.
[ gaba ] gaba 'gabah'
Denpasar, lanuari 1992
[ b'o9i ] b'ongi 'beras'
[ oha ] I .' ~ ,~ J oha 'nasi'
Tim Peneliti
[ karedo ] ,f karedo 'bubur'
[ p I9ga ] I. pingga 'pi ring'
Vlll
,
88

tad'a J tad'a 'pintu'


tanto9a tantonga 'jendela'
sari I san 'Iantai'
kaca I kaca 'kaca'
kunci I kunci 'kunci' c,
ro tando ro tando 'kamar tamu' DAFTARISI
d'ili maru kay I b'ili maru kai 'kamar tidur'
b'ili paha kay I b'ili ngaha kai 'kamar makan' KATAPENGANTAR................................................................ ;, ..:.... V

uma ndeu uma ndeu 'kamar mandi' UCAPAN TERIMA KASIH .............................................. ;........... ;.... viii
DAFfAR ISI..................................................................................... ,. ix
[ jamba I jamba 'kamar kecilIWC'
DAFfARLAMBANG........................................................................ xi
[ sancaka sancaka 'serambi'
BAB I PENDAHULUAN................................. ...-................................ 1
[ difa I. panta [ panta I difa 'dipan' 1.1 Lelakang dan Masalah .......................................................... . 1
[ dipi I dipi 'tikar' 1.1.1 LatarBelakang...................................................................... . 1
[IIf)ga I lingga 'bantal' 1.1.2 Masalah................................................................................. . 3
[ nepi I nepi 'kasur' 1.2 Ruang Lingkup Penelitian ..................................................... . 3
[ IInga pohu Iingga pohu 'bantal guling' 1.3 Tujuan Penelitian .................................................................... 4
1.3.1 Tujuan Umum...................................................................... .. 4
kalambu I kalambu 'kelambu'
. . 1.3.2 Tujuan Khusus ...................................................................... . 4
capi 9anci capl nganci 'sapu lidi'
1.4 Hasil ......................... _............................................................ . 5
cafi kere jana I cafi kere janga 'sapu bulu' 1.5 Kerangka Teori..................................................................... .. 5
[ cafi bulu nao I cafi bolu nao 'sapu ijuk' 1.6 Metode dan Teknik............................................................... . 6
[ kadera I kadera 'kursi' 1.6.1 Metode dan Teknik Pengumpulan Data................................. 6
[ aruloji ' aruloji 'jam' 1.6.2 Metode dan Teknik Pengolahan Data .................................. .. 7
[ meja I meja 'meja' 1.7 Populasi dan Sampel .............................................................. . 8
1.7.1 Populasi................................................................................. . 8
[ alamari I alamari 'almari'
1.7.2 Sampel. .................................................................................. . 9
[ radiyo I radio 'radio'
[ sapeda I sepeda 'sepeda'
BAB II FONOLOGI BAHASA BIMA............................................ 10
[ moto (oto kapepe) I mota (oto kapepe) 'sepeda motor' 2.1 Fonetik Bahasa Bima............ ................................................. 10
[ oto I oto 'mobil' 2.1.1 Bunyi-bunyi................. _..................................................'....... 11
[ b'aju I b'aju 'baju'
[ sarowa sarowa 'celana'
IX
2.1.1.1 Bunyi Segmental vokoid ....................................................... . 11 87
2.1.1.2 Bunyi Segmental Kontaid ..................................................... , 16
2.1.1.3 Bunyi Sertaan ........................................................................ . 27 [ pake ed'i pake ed'i 'mata kaki'
2.1.1.4
2.2
Bunyi Suprasegmental .......................................................... .
Fonctnik Bahasa Birma ...... .............. ......................... ............ .
28
29
L
-, .,...;-- - r dopa 1 kopa 'telapak kaki'

2.2.1 Fonem Segmental dan Foenm Suprasegmental... ................. . 30


i? [ (J'uru ] (.1'uru 'tulang kaki'

2.2.2 Fonem Vokal ......... ................................................................ . 31 t [ sa9g ere


[ pake roka
sanggere
peke rpka
'tulang rusuk'
'tulang belakang'
2.2.3 Fonem Konsonan .................................................................. .. 37
2.2.3.1 Fonem Hambat. ......... ! .~. ~ .I.-.\~.:.... ... .... ..................................... .. 37
rl'- [ sambadi sambadi 'sumsum'
2.2.3.2 FoncmFrikatif... ......... . 42 L'r. it i 1 iti 'otak'
2.2.3.3 FonemAfrikatif.. ............ .. 44 II oi tari'i oi tari'i 'air kecing'
2.2.3.4 Foncm Getar/r/ ...... .... ... .. .. 44 kabe 'b u a h
1 I kabe ]
2.2.3.5 Fonem Lateral/l'I ......... .. 46 Ii zakar'
2.1.3.6 Fonem Nasal .... ............................... .. 46 kab'Usu kab'usu 'ubun-ubun'
2.2.3.7 FonemSemikonsonan ............................. .. 48
[ kere ilu kere ilu 'bulu hidung'
2.2.4 Distribusi Fonem ................................................................... . 57
[ pake sa!)gad'a peke sanggaJ'a 'tulang selangka'
2.2.4.1 Distrihusi Fonem Vokal ... .. 57
2.2.4.2 Distribusi Foncm Konsonan ................ . 54 [ pake keta ] peke keta 'tulang belikat'
2.2.4.3 Distribusi Fonem Semikonsonan ......................................... .. 64 [ kab'untu ponto kab'untu ponto 'buntut' I I,'

2.2.5 Diftong .................................................................................. . 65 'l kere ] kere 'bulu'


i
2.2.6 Gugus Konsonan .............................. .. .. ................................. . 68
2.2.7 Pola Pcrsukuan Bahasa Birma .. ........................................... .. 69
E. Bidang Rumah Tangga
BAB III SIMPULAN DAN SARAN ............................................... . 72 [ uma ] uma 'ruma'
'1I
3.1 Simpulan .............................................................................. .. 72 [ riha ] riha 'dapur'
II
3.2 Saran ...................................................................................... . 73 [ b'utu ] b'utu 'atap'
DAFfAR PUSTAKA ......................................................................... . 75 [ pamoka ] pamoka 'loteng'
LAMPIRAN ....................................................................................... . 77 'usuk'
[ b'::::lko ] b'oko
[ lira, malasi lira, malasi 'reng'
[ la9 i ] langi 'langit-Iangit'
[ wa9a 1 wanga 'Iambang'
kalib'awo kalib'awo 'kuda-kuda'
[ ri'i ] ri'i 'tiang'
[ tembo ] tembo 'tembok'
x [ jarlmpi ] jarimpi 'gedek'
86

ade rima ade rima 'telapak tangan


lawili ] lawili 'dada'
susu ] susu 'susu
[ lake ] loko 'perul'
[ woke] woke 'pusar'
[ deri ] deri 'punggung
[ pale9ga palengga 'pinggang'
[ po::::> nto ] ponto 'pantal'
[ re'e wudu re'e wudu 'kemaluan laki- DAFTAR LAMBANG
laki'
mba] omba 'kemaluan
wanita'
huri ] huri 'kulit'
[. = penanda tulisan fonetis
ra'a ] huri 'kulit'
ra'a ] ra'a 'darah'
I. I = penanda tulisan fonemis
lake ce'i loko ce'i 'Iambang' = pengapit makna at au arti
[ ede ] ade 'hati' ? = bunyi glotal
[ kowo kowo 'paru-pam'
[ ka'u'a ] ka'u'a 'otot'
[ lake na'e loko maci ntolu 'usus halus'
[ hodo ] hodo 'jantung'
[ folu ] folu 'empedu'
[ peke ] peke , 'tulang'
[ hi'i ] hi'i 'daging'
[ apa ] apa 'Iemak'
[ reci ] recl 'ginjal'
[ wa9ga ] wangga 'paha'
[ ed'i ] ed'i 'kaki'
[ tatu'u ] tatu'u 'Iutut'
[ wisi ] WISI 'betis'
[ tini J tini 'tumit' XI
85

g mddi gendi 'pe lipi s'


[ mada ] ~---::~~~
mada 'mata'
"" -
--
l ilu ] ------
---- .-....,r-..;.....,. __-_-_
.......... -
-~~

ilu 'hi dung'


[ rawe rawe 'pipi'
I fiko ] fiko 'telinga'
.-,
[ wiwi ] WIWI 'bibir'
asa ] ' ... ,),1'1,
asa 'mulu!'
sasono • sasongo 'kumis'
'''i L~ ,
teme ] teme 'dagu
, .L
[ je')go ] Jenggo 'jenggo!'
~r' -,.t'
[ rera ] rera 'Iidah'
lIeu 0

[ woy WOI 'gigi'


wou hari ] woi hari 'taring'
woy sahe na'e WOI sahe 'geraham'
fela ] fela 'Iudah'
karoto karoto 'kerongkongan'
~
[ pahu ] , 1
pahu 'wajah'
[ d'inca ] , r
d'inyca 'pundak'
[ wo'o ] <I • l. I r ~rl r I
wo'o 'Ieher'
[ rima ] .11 ,_ rrlma 'tangan'
[ ancu ] ancu 'Iengan'
cihu ] cihu 'siku'
kalJge ] kangge 'jeriji'
ma rima lOa nma 'ibu jari'
tuTU dou ] tuTU dou 'teJunjuk'
sadUmpu duwe ] ka'o sadumpu due 'jari tengah'
ka~ge ] kangge 'jari manis'
[ kll)gi ] ...' ;...' kinggi 'kelingking'
[ uhu ] uhu 'kuku'
[ saJiri ] lj'~
"" saliri 'ketiak'
84

trUa nai ma'wa'u lalo J d'lla nai ma wa'u I 'dua hari lalu'
tala
lima nai ma wa'u lalo I lima nai rna wa'u 'lima hari lalu'
Jato
[ b'ura ] b'ura 'putih'
[ moiica ] monca 'kuning'
[ kala] kala 'merah'
[ me'e ] me'e 'hitam'
[ moro I moro 'hijau'
BAB I
[ keta ] keta 'ungu
[ owa ] owa 'biru' PENDAHULUAN
[ mo~ca kala monca kala 'oranye'
[ cokla ] cokla Ii 'coklat' 1.1 Latar Belakang dan Masalah
,~·1
[ kalUb'u kalub'u 'abu-abu'
[ nowa I nowa 'bening' 1.1.1 Latar Belakang
[ jao 90du jao tua 'hijau muda' Bahasa Bima adalah salah satu di an tara bahasa daerah yang ada
di kawasan Nusantara yang terdiri atas berbagai dialek.
[ jao tua ] jao tua 'hijau tua'
Dialek-dialek yang ada dalam bahasa Bima pada umumnya
[ owa podu owa ngodu 'biru muda'
dibatasi oleh wilayah kecamatan sehingga tiap-tiap kecamatan memiliki
oa tua ] owa tua 'biru tua' dialek tersendiri. Satu di antara dialek yang ada dalam bah as a Bima
[ kala 90du ] kala ngodu 'merah muda' ialah bahasa Bima dialek Mbojo. Dialek Mbojo merupakan dialek yang
[ kala tua ] kala tua 'merah tua' paling dominan peranannya dalam masyarakat penutur bahasa Bima
, kala nda'a ] kala nda'a 'merah darah' dan jumlah penuturnya juga paling banyak. Dialek Mbojo adalah satu-
satunya dialek bahasa Bima yang digllnakan dalam pemerintah
kala keta ] kala keta 'merah hati'
Kesultanan Bima pada masa lalu sehingga sampai sekarang bahasa
[ owa tar ::lsi owa tarosi 'biru laut' Bima juga disebut dengan bahasa Mbojo (Rachman, dkk. 1985:3).
Suku bangsa Bima dan suku bangsa Sumbawa pernah putus
D. Bidang Organ Tubuh hubungannya berabad-abad lamanya. Sumbawa Barat pernah terkenal
dengan nama Pulau Nasi, Sumbawa Tengah terkenal dengan nama
[ tuta ] tuta 'kepala' Dompu, dan Sllmbawa Timur terkenal dengan nama Mbojo. Mbojo juga
[ ho!}go ] honggo 'rambut' terkenal dengan nama Bima (Wacana, dkk ., 197711 978: I 0).
[ tanta9ga tantangga 'dahi'
[ kere gEndi kere gendi 'alis'
2 83

_ :'1 'beberapa'
Menurut data statistik 1989. bahasa Bima didukung oleh Jumlah sab'une ncau 1 t;.,.'~
sab'une ncau
penduduk 414.505 orang yang menyebar di sepuluh kecamatan dengan ,
saramba saramba 'pertama
luas daerah sekitar 4596.90 km". Kecamatan yang terdapat di Kabupaten J
~~
--:::-""'?
....
"'""!",
!-~"_I~·""~ ."""' ....... :-. 'kedua'
kad'ua J kad'ua
Bima adalah Kecamatan Monta. Bolu. Woha. Balu. Wawo, Sape. Wera.
Rasa'e , Donggo, dan Kecamatan Sanggar (Nilsa Tenggw'a Barctl £la/alii katolu ] katolu 'ketiga'
Angka. 1989: 17). ka'upa ka'upa 'keempat'
.,',: 'kelirria' .
kalima ] kalima
Dalam Penjelasan UUD 1945. Bab XV , Pasal 36. dinyatakan
ka'ini 1 "
ka'ini 'keenam'
bahwa bahasa-bahasa daerah yang masih dipakai sebagai alat perhubungan .~

yang hidup dan dibina oleh masyarakat pemakaiannya dihargai dan kapidu 1 kapidu 'ketujllh'
I"< 'kedelapan'
dipelihara oleh negara karena bahasa-bahasa itu adalah bagian dari kawarll J kawaru
kebudayaan Indonesia yang hidup (Halim. 1980:2 1). Untuk membina kaciwi 1 kaciwi 'kesembilan'
dan mengembangkan bahasa daerah diperlukan informasi yang objektif
ten tang data kebahasaan (bahasa daerah) yang ad a. Salah satu usaha
yang dapat dilakukan untuk memperoleh informasi itu adalah melalui C. Nama Hari dan Warna
penelitian bahasa daerah . Penelitian ini akan mengungkapkan data yang sene ] isene [ isene ] sene 'Senin'
bersifat kebahasaan, khususnya yang menyangkut aspek fonologi bahasa salasa ] salasa 'Selasa'
Bima. aruba'a 'Rabu'
aruba'a ]
Penelitian FOl1oiogi Bahasa Bima ini yang menyangkut dasar- hami ] hami 'Kamis'
dasar kebah;tsaan merupakan hal yang sangat penting bagi perkembangan [ jama'a ] jama'a 'Jumat'
ilmu pengetahuan di Indonesia. khususnya bidang linguistik . Oleh [ sapatu ] sapatu 'Sabtu'
karena itu. penelitian fonologi ini dipandang perlu dilakukan. Selain [ aha ] aha 'Minggu'
itu. penelitian bahasa Bima belum banyak dilakukan. terutama penelitian [ ay ma nad'i Aha ] ai ma ngad'i Aha 'malam minggu'
aspek fonologinya . Penelitian bahasa Bima yang pernah dilakukan 'besok'
[ nay si ] nai si
adalah sebagai berikut.
[ awina J awma 'kemarin'
I) "An Introduction to Bimanese Morphology" (Soepardi, 1967); [ peya J. pede [ pede ] pea 'nanti'
2) "Struktur Bahasa Bima" (Ahmad, 1976/1977); [ akande ] akande . 'tadi'
3) "Morfologi dan Sintaksis Bahasa Bima" (Rachman, 1979/1980); [ d'id'i si ] d'id'i si 'Iusa'
4) "Siswa Morfologi Kata Kerja Bahasa Bima" (Rachman, dkk ., 1985); [ samingu wali saminggu wali 'seminggu lagi'
dan [ tolu nay wali tolu nai wali 'tiga hari lagi'
5) "Kamus Bima-Indonesia" (Ismail , dkk ., 1985). [ lima nay wali ] lima nay wali 'lima hari lagi'
[ sawura wali ] sawura wali 'satu bulan lagi'
Dari segi pengembanguan ilmu bahasa pada umumnya dan ilmu
[ sawura rna wa'u lalo ] sawura rna wa'u 'satu bulan lalu'
bahasa Indonesia khususnya, penelitian fonologi bahasa Bima ini sangat
penting karena data kebahasaan yang diperoleh dapat berfungsi sebagai lalo
82 3

pidu mpuru lima pidu mpuru lima 'tlljuh pullih lima' salah satu sumber informasi untuk memahami sifat dan ciri kesemestaan
wanl mpuru waru mpuru 'delapan pllluh' bahasa (Samarin. 1988 : 9).
CIWI mpuru ciwi mpuru 'sembi Ian puluh'
saratu saratu 'seratus' 1.1.2 Masalah
seratll lima mpuru seratus lima 'seratus lima
Serdasarkan latar belakang di atas, yang diungkapkan bahwa
mpuru puluh'
masalah kebahasaan masih banyak yang perlu dibahas. Dalam penelitian
saratu pidu mpuru Iirna 1 seratu pidu mpuru 'seratus tujuh ini permasalahan kebahasan yang dibahas dibatasi pada masalah
puluh lima' fonologi dengan formulasi bentuk pertanyaan sebagai berikut
d'ua ratu d'ua ratu 'dua ratus'
I) Sunyi bahasa apa saja yang ada dalam bahasa Sima?
d'ua ratu lima mpuru 1 d'ua ratu lima 'dua ratus lima
2) Fonem apa saja yang dimiliki bahasa Sima?
mpuru puluh'
3) Sagaimana distribusi fonem bahasa Sima?
upa ratu 1 upa ratu empat ratus
4) Sagaimana pola persukuan bahasa Sima?
lima ratu lima ratu lima ratus'
ini ratu 1 ini ratu 'enam ratus'
ciwi ratu CIWI ratu 'enam ratus' 1.2 Ruang Lingkup Penelitian
sariwu sariwu 'seribu'
Karena masalah kebahasaan yang perfu mendapat perhatian dalam
sariwu ini ratu sanwu Inl ratu 'seribu enam
bahasa Sima, tidak luas penelitian ini tidak menganalisis secara rinci.
ratus' Pembatasan masalah perfu dilakukan untuk mendapatkan hasil penelitian
sarisu d'ua ratu sanwu d'ua ratu 'seribu delapan yang cukup memadai.
ratus'
Permasalahan pada butir (1 .1.2) secara spesifik dapat dijabarkan
d'ua riwu 1 d'ua riwu 'dua ribu'
dalam ruang lingkup permasalahan sebagai berikut.
upa riwu 1 upa nwu 'empat ribu'
sampuru nwu sampuru nwu 'sepuluh ribu' I) Formulasi pertama menguraikan macam bunyi (vokoid dan kontoid)
bahasa Bima, tennasuk pemetaan bunyi-bunyi bahasa ito. Demikian
sajuta 1 sajuta 'satu juta'
juga diuraikan fonem bahasa Sima, termasuk pemetaan fonem-
mpoa 1 mpoa 'nol' fonemnya.
satena 1 satenga 'setengah'
2) Formulasi kedua berisi uraian distribusi fonem-fonem bahasa Sima,
saparapa saparapa 'seperempat'
pada posisi dawal, tengah, dan akhir satuan gramatikalnya.
mbote. ore mbote. ore 'ban yak'
3) Formulasi yang ketiga menguraikan pola persukuan bahasa B'ima,
sato'i 1 sato'i 'sedikit'
baik yang berupa vokal maupun penggabungan antaran vokal dan
sara'a 1 sara'a 'semua'
konsonan.
4 81

1.3. Tujuan Penelitian [ ini ] 1111 'enam'


[ pidu pidu 'tujuh'
1.3.1 Tuju a 11. Umum 'delapan'
waru waru
Secara umum penelitian ini bertujuan untuk ikut membina, ciwi ] CIWI 'sembilan'
mengembangkan. dan mendokumentasikan bahasa daerah agar sampuru sampuru 'sepuluh'
kelestariannya tetap terjaga. Hal ini dipandang perlu karena bahasa sampuru sab'ua 'sebelas'
sampuru sab'ua
daerah sebagai kekayaan budaya yang mencerminkan nilai-nilai sosial
sampuru tolu ] sampuru d'ua 'dua bel as'
budaya yang hidup di kalangan masyarakat pemakainya memiliki andil
yang besar dalam menunjang kebudayaan nasiona!. sampuru d'ua ] sampuru d'ua 'dua belas'
sampuru tolu ] sampuru tolu 'tiga belas'
Penelitian ini juga bertujuan untuk mengembangkan pengetahuan
sampuru upa ] sampur upa 'empat belas'
kebahasaan, khususnya di bidang linguistik. Penelitian fonologi ini
diharapkan dapat menghasilkan data dasar dan kajian awal terhadap sampuru lima ] sampuru lima 'lima belas'
penelitian aspek kebahasaan yang lain. sampuru ini ] sampu ru 1111 'enam bel as'
sampuru pidu ] sampuru pidu 'tujuh belas'
1.3.2 Tujuan Khusus sampuru waru ] sampuru waru 'delapan belas'
Secara lebih operasional tujuan khusus penelitian ini adalah sampuru ciwi ] sampuru CIWI 'sembilan bel as'
memperoleh deskripsi kebahasaan ten tang fonologi bahasa Bima, du'a mpuru d'ua mpuru 'dua puluh'
Deskripsi tersebut dapat dijabarkan lebih terperinci seperti berikut ini. 'dua puluh satu'
d'ua mpuru sab'ua d'ua mpuru sab'ua
a. Pendeskripsian bunyi-bunyi dalam bahasa Bima d'ua mpuru d'ua ] d'ua mpuru d'ua 'dua puluh dua'
I) bunyi segmental vokoid dan kontoid d'ua mpuru tolu ] d'ua mpuru tolu 'dua puluh tiga'
2) bunyi sertaan; d'ua mpuru upa ] d'ua mpuru upa 'dua puluh empat'
3) bunyi suprasegmental (tekanan, titi nada) ; d'ua mpuru lima ] d'ua mpuru lima 'dua puluh lima'
b. pendeskripsian fonem bahasa Bima d'ua mpuru ini ] d'ua mpuru 1m 'dua puluh enam'
I) fonem vokal dan konsonan d'ua mpuru pidu ] d'ua mpuru pidu 'duam puluh tujuh'
2) fonem semi konsonan; d'ua mpuru waru ] d'ua mpuru waru 'dua puluh delapan'
3) diftong; d'ua mpuru CIWI d'ua Dlpuru CIWI 'dua puluh sembilan'
4) gugus konsonan tolu mpuru tolu mpuru 'tiga puluh'
c. pendeskripsian distribusi fonem bahasa Bima tolu mpuru lima ] tolu mpuru lima 'tiga puluh lima'
I) distribusi fonem vokal dan konsonan' upa mpuru lima upa mpuru lima 'empat puluh lima'
2) distribusi fonem semi konsonan lima mpuru ] lima mpuru 'lima puluh'
ini mpuru ] In) mpuru 'enam puluh'
d. pendeskripsian pola persukuan bahasa Bima
80 5

karawi ] karawi 'bekerja' 1.4 Hasil


nuntu , ngahi nuntu , nggahi 'berbicara'
Bertolak dari bU li r-bulir tujuan khusus di alas, hasil ,penelili an
ou J ou 'memanggil' ini diharapkan dapat menj aw ab segala permasalahan yang ada. Penelitian
sanawa sanawa 'istirahat' fonologi bahasa Bima ini disusun dalam tiga bab.
tUnti 1 tunti 'munuli,);' Bab I adal ah bab pendahu iu an. Hal-hal yang dibicara kan dalam
baca ] baca 'membaca' bab ini adalah latar belakang, masalah ruang lingkup penelitian, tujuan ,
isu J ISU 'keramas' hasil, kerangka leori, metode dan teknik, serta populasi dan sampel.
Di dalam Bab II dideskripsikan fonologi bahasa Bima .. Bab terakhir
waca, cub'a, alo ] waca, dub'a alo 'mencuci'
atau Bab III merupakan bab penutup berisi simpulan dan saran.
nal)i ] nangi 'menangis'
hari ] hari 'tertawa' I.S Keranga Teori
mpa'a mpa'a 'bermain'
Teori yang dipakai sebagai landasan pokok dalam penel itian
lao tio ], kakaro [ kakaro ] lao tio 'berkunjung' fonologi bahasa Bima ini adalah teori linguistik deskriptif (de Saussure
lalone, kad'ihi ade ] lalone, kad'ihi ade 'bersenda gurau' (1916), Bloomfield (1933), Gleason (1961), dan Samsuri (1980)).
wa'i ] wa'i 'nenek' Walaupun demikian, penelitian yang relevan untuk membantu
ompu ] ompu 'kake' mendekripsikan sistem fonologi bahasa Bima secara memadai akan
diperti mbangkan juga.
mahu, mada nahu, mada 'saya'
nami ] naml 'kami' Prinsip yang dipakai adalah prinsip yang dikemukakan oleh
[ nday ] ndai 'kita' Ferdinand de Saussure dalam hal penentuan bunyi bahasa, yaitu dalam
[ !)gomi ], ita ita nggoml 'kamu' dikotominya yang menyangkut parole dan langue, Kemudian, untuk
menentukan urutan unsur-unsur yang berupa fonem-fonem dalam suatu
[ 9gomi d'oho nggomi d'oho 'kalian'
kata dipakai dikotomi de Saussure yang menyangkut hubungan sistagmatik
sia ] sia 'la' dan paradigmatik. Penggunaan prinsip hubungan ini dimaksudkan untuk
sla d'oho sia d'oho' mereka' mendapatkan gambaran adanya hubungan struktural antarunsur. Untuk
,
ema ro a91
,
cma ro angl 'saudara' membuktikan fonem dan variasi bebasnya digunakan prinsip pasangan
minimal, pasangan subminimal, dan distribusi komplementer (Gleason,
1961), Untuk menemukan jenis dan distribusi fonem, Samsuri (1980:92-
B. Kata Bilangan 93) mengungkapkan bahwa secara fonetis bahasa dapat dipelajari secara
teoretis dengan tiga macam: pertama, bagaimana bunyi-bunyi itu
ica ] Ica 'satu'
dihasilkan oleh alat-alat ucap; kedua, bagaimana arus bunyi yang telah
c'uwaa d'ua 'dua' keluar dari rongga mulut dan atau rongga hidung si pembicara
tolu ] tolu 'tiga' merupakan gelombang-gelombang bunyi udara; ketiga, bagaimana
upa ] upa 'empat' bunyi itu dihindarkan melalui alat pendengaran dan syaraf si pendengar.
Lebih lanjut Samsuri (1983: I 13 (--133) menyatakan bahwa bahasa
lima lima 'lima'
6 79

mempunyai kecenderngan untuk dipengaruhi oleh lingkungannya dan ndaka ]. ndede [ ndede ] ndaka 'begitu'
sistem bunyi mempunyai kecenderungan bersifat simetris. ta ake ] ta ake 'ke slni'

Bunyi-bunyi bahasa dapat dipelajari dari dua sudut pandang . ta aka ta aka 'ke situ'
Pertama, bunyi-bunyi itu dipandang sebagai media bahasa semata yang ta ab'e ta b'e 'ke mana'
tidak lebih daripada benda. Fonologi yang memandang bunyi bahasa b'une ] b'une 'bagaimana'
demikian lazim disebut fOl1elik . Kedua. bunyi-bunyi itu merupakan cou 'siapa'
cou )
unsur bahasa terkecil yang bergabung-gabung berdasarkan pola tertentu
b'ab' aw ]. ba'au [ ba'aw ] b'ab' au 'mengapa'
(struktur) dan sekaligus bergfungsi untuk membedakan bentuk-bentuk
berbagai kata. Fonologi yang memandang bunyi-bun yi itu sebagai [b 'une ay ] b'une aJ 'kapan'
bagian dari sistem bahasa lazim disebut f Ol1emik (Lapoli wa, J 988: 3). [ aw ] au 'apa'
[ dou matua dou ma tua 'orang tua'
Anali sis struktur bahasa dalam penelitian ini bersifat deskriptif
sinkroni s. Maksudnya. analisis ini berusaha mendeskripsikan secara ama ] ama 'ayah '
objektif gambaran bah asa Bima sesuai dengan struktur bahasa Bima ina] ma 'ibu '
dalam keadaan dan situasi pemakaian bahasa itu sendiri . ori, amanto'i ] on, amanto'i 'paman'
manca, inanto'i manyca, inanto'i 'bibi'
1.6 Metode dan Teknik dua mone dua mone 'pak de'
dua siwe dua slwe 'bu de'
Metode adalah cam bekerja. Teknik merupakan penjabaran dari
metode, sesuai dengan alat dan sifat alat yang dipakai (Sudaryanto, sa'e sa'e 'kakak'
1988: 24). Untuk mendapatkan data yang diharapkan, metode dan ari ] an 'adik'
teknik merupakan kunci utama, baik dalam pengumpulan data maupun ana] ana 'anak'
dalam pengolahan data.
ompu ], wa'i [ wa'i ompu 'cucu'
hera, kawalu ] hera, kawalu 'ipar'
1.6.1 Metode dan Teknik Pengumpula" Data
wae ] wae 'besan'
Oalam pengumpulan data digunakan metode pengamatan secara
rahi ] rahi 'suami'
saksama (observasi). Pengamatan ini dilakukan terhadap data dalam
bentuk Iisan yang merupakan sumber utama dan data tertulis merupakan weI 'istri '
data pendukung. mbaru mboha 'duda'
Metode pengamatan (observasi) ini disejajarkan dengan met ode mbaru mboha 'janda'
simak karena dilakukan dengan cara menyimak, yaitu menyimak kadenta 'madu'
penggunaan bahasa. Teknik yang dipakai untuk menunjang metode ini 'bangun'
tu'u
(Sudaryanto, 1988: 2--5) adalah (I) teknik dasar dan (2) teknik lanjutan.
kae 'kain'
Oi dalam teknik dasar (teknik sadap), penyimakan itu diwujudkan
ndeu 'mandi'
dengan penyadapan. Untuk mendapatkan data, peneliti dengan segenap
78 7

temba 1 temba 'sumur' kecerdikan dan kemauannya harus menyadap pembicaraan seseorang
hampa hampa 'batas' atau beberapa orang yang lazim disebut inforlllan.
d'a d'a 'utara ' Teknik lanjutan dapat ditempuh dengan berbagai teknik seperti
[ ele 1 ele 'timur' berikllt:

[ d'o 1 d'o 'selatan (I) Teknik SLC (teknik simak libat cakap)
[ d'i 1 d'j 'barat' Kegiatan menyadap dilakllkan pertama-tama dengan berpartisipasi
[ ele d'a ele d'a 'timur laut' sambi I l1lenyir~1ak . Jadi. peneliti terlibat langsung dalam dialog
[ ele d'o 1 ele d'o 'tenggara dalam membentuk dan memunculkan data.

[ d'i d'o 1 d'i d'o 'barat daya' (2) Teknik SBLC (teknik simak bebas libat cakap).
[ d'i d'a d'i d'ia 'arat laut' Di dalam teknik ini peneliti tidak terlibat langsung dalam
[ ese 1 ese 'atas' pembicaraan. Si peneliti hanya sebagai pemerhati dengan penuh
'bawah' minat mendengarkan pembicaraan.
[ awa 1 awa
'kiri' (3) Teknik Rekam. .
[ ku'i 1 ku'j
[ wana 1 wana 'kanan' Teknik ini dilakukan tanpa sepengetahuan informan agar tidak
'di samping' mengganggu kewajaran kegiatan bertutur yang sedang terjadi.
[ d'i kompe d'i kompe
(4) Teknik Catal.
[ d'o'o 1 d'o'o 'jauh'
[ d'eni 1 d'eni 'dekat' Teknik ini melakukan pencatatan pada kartu data yang segera
dilanjutkan dengan klasifikasi.
[ naru 1 naru 'panjang'
[ poro 1 poro 'pendek'
'tinggi'
1.6.2 Metode dan Teknik Pengo[ahan Data
[ d'ese 1 d'ese
[ n'awa 1 b'awa 'rendah' Di dalam metode pengolahan data dilakukan baik sebelum
anal isis dan dalam analisis. Pad a saat pengolahan data mentah diterapkan
[ na'e 1 na'e 'besar'
metode filing dan klasijikasi, yaitu pengelompokan data menu rut
[ to'o 1 to'i 'kecil'
jenisnya, persamaannya, perbedaannya. strukturnya, dan sebagainya
[ maci 1 maci 'manis' sehingga dapat dimasukkan ke dalam tabulasi data.
[ pa'i 1 pa'i 'pahit'
Setelah terkumpul, data dianalisis dengan menggunakan metode
[ pana 1 pana 'panas' anal isis deskriptif, seperti yang dianjurkan oleh Samsuri dan Gleason.
[ b'usi 1 b'usi 'dingin' dibantu dengan teknik berikul.

[ ake 1 aake 'ini' (a) Analisis Persiapan


[ ede, aka ede, aka 'itu'
(I) penentuan sistem simbol yang konsisten untuk keperluan
[ ndake 1 ndake 'begini' anal isis.
8 77

en Penentuall arti, bentuk, dan satuan yang terdapat dalam LAMPIRAN 1


korpus. CONTOH KATA BAHASA BIMA YANG DIPAKAI DATA
(3) . Pengidentifikasikan kelainan. kekhususan. dan perkecualian DALAM PENELITIAN
yang ada dalam korpus,
A. Kata-kata Umum
(b) Analisis lanjutan dana 'bumi'
dana]
( I) Segmental data, yaitu pemisahan bagian atau unsur dari lagi ] langi 'langit'
bentu ujaran dalam korpus sesuai dengan bagian yang nru 'awan'
rim]
berulang (recurrenT form), sesuai kemiripan bunyi seeara
doro ] doro 'gunung'
fonetis beserta artinya, dan pemisahan bunyi yang lebih.
[ dore ] doree 'bukit'
(2) Membanding berbagai unsur korpus untuk memperoleh
wujud fonem dengan anal isis kontrastif (collTrasTive pair, [ oma ] oma 'Iadang'
minimal pair) dan melihat distribusi komplementer dan tolo ] tolo 'sawah'
distribusi pararelnya untuk ' mengetahui anggota fonem wub'a wub'a 'hutan'
(alofon) . 'air'
oi ] 01
(3) Mengelompokkan bentuk-bentuk struktur sejenis dengan 'desa'
desa ], rasa [ rasa ] desa
tujuan menemukan pola strukturkata dan suku kata yang
dibentuk oleh fonem d<ln hubungan serta perubahan yang kota ] kota 'kota'
terjadi dalam hubungan tersebut. wura ] wura 'bulan'
(4) Mengelompokkan bentuk yang sama atau mirip, tetapi ntara ] ntara 'bintang'
mempunyai arti yang berbeda untuk memperoleh fonem neai ] nyeal 'jalan'
suprasegmental atau eiri prosodi. waru ] waru 'warung'
(5) Meneatat intonasi dalam kata dan kalimat korpus lisan yang toko 'toko'
[ toko ]
diperoleh kemudian membanding-bandingkannya.
[ ani ] angl 'anging'
(e) Analisis Akhir kengge moti 'pantai'
[ kenge moti
Dari hasil anal isis persiapan dan lanjutan seperti tersebut di atas, [ moti ] moti 'Iaut'
dirumuskan generalisasi fonologi bahasa Bima. ura 'hujan'
ura ]
toro ] toro 'teluk'
1.7 Populasi dan Sampel
al rna rai ] ai ma rai 'sidang'
1.7.1 Populasi
ai rna nad'i ] ai rna ngad'i 'malam'
Dalam penelitian ini, yang dijadikan populasi adalah semua ai rna sid'i' 'pagi'
al ma sid'i ]
tuturan para penutur bahasa Bima yang bertempat tinggal di Bima. Di
al rna mbiya ai ma mbia 'sore'
samping itu, diperhatikan dan dipakai pula objek. bahasa Bima yang
berbentuk tertulis. uma ndeu ] uma ndeu 'kamar mandi'
76 9

Sudaryanto. 1988 . Mefode Lillgllisfik. Yogyakarta: Gajah Mada University 1.7.2 Sampe/
Press.
Karena banyaknya dialek yang dillliliki oleh ba ha..,;a 8ima. seperti
Ve rhaar. 1.W.M . 1981. Pl'lIglll1f11r LiflgllLSfik I. Yogyabrta: Gajah Mada disinggung dalam latar belakang di alas. dipilihlah dialek Mbojo ~ebaga i
University Press. sampel. Kemudian. untllk mendapatkan data, dipilih tiga orang informan
Wacana. Lalu . dkk. 197711978. Sejarah Nt/sa Tell8gara Barar. inti yang diambil secara aca k dan dibantu okh informan pcndamping.
Pusat Penelitian Sejarah dan Budaya, Proyek Pcnelitian dan Semua informan yang dipilih hams memenuhi persyaratan pokok
Pencatatan Keblldayaan Daerah. Departemen Pendidikan dan penentllan informan.
Keblldayaan. Persyaratan pokok informan dalarn penelitian ini adalah sebagai
berikut.
(I) penutur asli bahasa Hima yang sudah dewasa, umurnya berkisar
20--60 tahun dan bertempat tinggal di Bima;
(2) tidak pernah -- atau kalaupun pernah -- tidak lama meninggalkan
tempat asal;
(3) tidak pernah -- atau kalaupl.ln pernah -- tidak lama meninggalkan
tempat asal.
(4) pendidikan serendah-rendahnya sekolah dasarlsederajat.
(5) dapat berbahasa Bima dengan lancar.
(6) sehat jasmani dan rohani serta tidak cacat wlcara;
(7) bersedia menjadi informan dalam penelitian ini, serta mempunyai
cukup kesempatan untuk itu;
(8) tidak mudah tersinggung, jujur, terbuka, sabar, dan berlaku
ramah terhadap peneliti;
(9) teliti, cermat, cerdas, dan mempunyai daya ingatan yang baik ;
(10) tidak mempunyai kecurigaan apa pun terhadap penelitian ini
(bandingkan Samarin 1988: 55 --68).
DAFTAR PUSTAKA

Bloomfield, L. 1993 Language. New York: Holt & Co.


BAB II Budiasa, Nengah dkk. 1990. "Fonologi Bahasa Kolo" . Denpasar: Balai
FONOLOGI BAHASA BIMA Penelitian Bahasa, Departemen Pendidikan dan Kebudayaan .
Gleason, H. A. 1961. An Introduction to Discriptive Linguistics. New
York : Holt, Rirehart and Winston.
Fonologi adalah tataran terendah dari struktur bahasa yang
Halim, Amran. (ed.). 1980. Politik Bahasa Nasional. Jakarta: Balai
tugasnya membicarakan seluk-beluk bunyi bahasa. Oleh karena sasarannya
Pustaka.
adalah bunyi bahasa, fonologi juga disebut ilmu tata bunyi. Unsur
terkecil yang dibicarakan dalam fonologi adalah bunyi (fonem), sedangkan Kerja Sarna Bappeda dengan Kantor Statistik Propinsi NTB . Nusa
unsur yang terbesar adalah kata dasar. Tenggara Bamt dalam Angka. 1989.

Berdasarkan tugasnya, fonologi dibedakan atas dua bagian, yaitu Lapoliwa, Hans . 1988. Pengantar Fonologi I : Fonetik. Jakarta:
fonetik dan fonemik . Dalam fonetik dibicarakan bagaimana bunyi Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.
segmental dan suprasegmental dihasilkan oleh alat-alat ucap manusia . Parera, J. D. 1983. Pengantar Linguistik Umum : Fonetik dan Fonemik.
Adapun fonemik adalah bagian fonologi yang khusus membicarakan Ende : Nusa Indah.
bunyi-bunyi yang membedakan arti kata atau bunyi-bunyi yang bersifat
Rachman, Abd. H.A. dkk. 1985 . Sistem Morfologi Kata Kerja Bahasa
distingtif, baik segmental maupun suprasegmental. SeJanjutnya, fonem-
Bima. Jakarta: Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa,
fonem bahasa Bima yang telah dapat ditentukan akan dibicarakan
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.
distribusi fonem dan pola persukuannya.
Samarin, William J. 1988. llmu Bahasa Lapangan (terjemahan).
Yogyakarta: Kanisius .
2.1 Fonetik Bahasa Bima
Samsuri. 1983. Analisis Bahasa. Jakarta Erlangga.
Deskripsi fonetis adalah bagian fonologi yang memandang bunyi-
bunyi bahasa sebagai media semata yang tidak lebih dari benda Saussure, F. de. 1916. Caurse in General Linguistics. Edited by Charles
Hans Lapoliwa), 1988: 3) . Pembicaraan mengenai bunyi-bunyi bahasa Bally and Albert Seelhaye in Collaboration with an Introduction
tid ak dapat dilepaskan dari pembicaraan mengenai alat-alat ucap and Notes by Wade Baskin. New York: Zoronta London.
~--- ;
PERPUSTAKAAN
PUSAT PEM8JNAAN OAN 10 75
PENGEMBANGAN eAHAS~ .
OAPAATEMEN PEND/OIKAN i
.. DAN KE6UOAYAAN _I
74 II

pendahuluan karena penelilian secara khusus te("hadap fonologi belum manusia sehingga jenis gerakan-gerakan alat ucap dalam l11e nghasilkan
pernah dilakukan orang. Dalalll penelitian ini. peneliti lehih hanyak bunyi bahm;t\ dibicarakan pula dalam fonetik. Dengan dernikian . fonetik
mengandalkan pengumatan J engan pendengaran semata. Olehkarena ad alah ilm u yang mempe laj ari bunyi-bun yi bahasa yang dihasil bn oleh
itu , sudah tentu ban yak kekurangan at au kelemahan berkenan dengan organ tubuh manusia dalall1 peranannya sebagai media bahasa atau
pengidentifikasian bunyi-bunyi bahasa Bima tersebut. Untuk itu, penelitian saran a bahasa.
yang lebih cermat dan mendalam deng<1n menggunakan metode dan \ Fonetik sebagai bagian dari fonologi Japal d ilihat dari tiga jenis,
peralatan yang lebih memadai masih perJu dilakukan . Hal itu dimaksudkan yaitu (I) fonetik akustik, (2) fonetik .auditoris, dan (3) fonetik artikulatoris
agar deskripsi fonologi bahasa Bima yang lengkap dan sempurna dapat (Verhaar, 1981: 12). Fonetik akustis adalah bagian fonetih: yang
terwujud. menyelidiki bunyi-bunyi bahasa menu rut aspek-aspek fisiknya sebagai
getaran udara. Fonetik auditoris menyelidiki cara penerimaan bunyi-
bunyi bahasa oleh telinga dan fonetik artikulatoris menyelidiki bagairnana
bunyi-bunyi dihasilkan oleh alat-alat bicara (Lapoliwa, 1'988: 6) . Di
antara ketiga fonetik di atas, yang paling erat hubungannya dengan
linguistik adalah fonetik artikulatoris .

2.1.1 Bunyi-Bunyi Bahasa Bima


Berdasarkan penelitian, bunyi-bunyi bahasa Bima Bima dapat
diklasifikasikan menjadi dua bagian, yaitu bunyi segmental dan
suprasegmental. Bunyi-bunyi segmental yang ditemukan berupa bunyi
vokoid dan kontoid, sedangkan bunyi suprasegmental yang ditemukan
dalam penelitian ini berupa aksen (tekanan) dan pemanjangan bunyi .

2.1.1.1 Bunyi Segmental Vokoid


Bunyi segmental vokoid adalah bunyi yang keluar dari paru-paru
tidak mendapat halangan di rongga mulut. Namun, jika dikaitkan

I
dengan cara kerja alat-alat bicara, terutama bentuk dan posisi lidah serta
bentuk dan posisi akhir, terjadilah perbedaan bunyi vokoid yang satu
dengan yang lain.
(\) Bunyi Vokoid [i]
Posisi awal ibarat [ibara] 'ibarat'
ibili [ ibili ] 'iblis'
imba [ imba ] 'meniru ucapan'
Posisi tengah diba [ diba ] 'menimbun'
12 73

dim/{ I dimu J 'mentilllun' [ p ], [ b ]. [ ~ ], [ m ], [ f ]. [ w ]. [ t ]. [ d ]. [ d. ]. [ r ]. [


I ], [ s ], [ n ], [ c ]. [ j ], [ y ]. [ y ], [ n ], [ k ]. [ ? ]. [ g ].
Posisi akhir iIi iti J 'otak'
[ .lJ ]. dan [ h ].
trI I IrI I 'merembes'
Di samping bunyi segmental kontoid. juga terdapat bunyi gugus
lSI I lSI I 'biji' konsonan, dalam bahasa Bima berjumlah 8 buah. yaitu [ mb ], [ mp].
(2) Bunyi Vokoid [ I ] [ nd ], nt ]. [ nj J, [ nc ]. [ ng ], dan [ nk ].

Posisi awal illc/o [ Indo] 'tidak' Dalam bahasa Bima ditemukan lima buah fonem vokaL yaitu dua
buah fonem vokal depan I i I dan lei. sebuah fonem vokal pusat
/llCi [Inci J 'Illcn yingsingkan' I a I dan dua buah fonelll vokal belakang I u I dan I 0 I. Dari kelima
imbi r imb i 1 'percaya' fonem vokal tersebu ,t hanya fonem vokal I a/ yang tidak mempunyai
anggota fonem (alofon). Fonem vokal [ i ] dengan alofon [ i ] dan ...-
Posi~i tengah kill ~ gi kI!)iJ 'kelingkung' [ I ]. I e I alofonnya [ e ] dan [ E ], fonem vokal I 0 I alofonnya
lillgga i1nga] 'bantal' [ 0 ] clan [ ::> ] , dan fonem vokal I u I alofonnya [ u ] dan
[ U ]. Fonem konsonan ditemukan 20 buah. Fonem-fonem itu adalah
sinei [slnco ] 'cincin'
I b I, I P I, I b I I d I, I t I, I d I, I g I, I k I, I ? I, I s I,
Posisi akhir i,
I h I, I f I, I j 1,'1 c I, I r I, I I I, I m n
I n I, I n I, I I. di samping
(.~ Bunyi Vokloid [ e J itu, terdapat dua buah fonem semokonsonan, yaitu fonem I w I dan
I y I,
Posi s i awal eda [ eda ] 'melihat'
Diftong dalam bahasa Bima berjumlah lima buah. Kelima buah
e ee [ ece ] 'ketip' diftong tersebut adalah I au I, I ai I oi I, I ou I, I ui I.
eda [ ede ] 'itu'
Kelima buah fonem fokal tergolong memiliki distribusi yang
Posisi tengah babende [babende 'generasi ketiga Iengkap, yaitu dalam posisi awal, tengah, dan akhir, sedangkan pacla
di aUls kakek' fonem konsonan semuanya berdistribusi tidak lengkap, atau hanya dapat
menduduki posisi awal dan tengah. Demikian juga distribusi fonem
baleda baleda] 'bergaya sibuk'
semikonsonan I w I dan I y I.
kaeero kacero] 'nama sebangsa unggas'
Pola persukuan dalam bahasa Bima tergolong sangat sederhana
Posisi akhir bale [ bale ] 'kaleng'
karen a hanya memiliki pola persukuan sebanyak empat pola suku kata,
bake [ bake ] 'pangkal kayu ' yaitu pol a (V) (KV), (KVK), dan (112 KV). Konsonan tidak pemah
bahe [ bahe ] 'menyeruduk' terdapat da)am penutup suku kata. -Dengan demikian, bahasa Bima
(4) Bunyi Vokoid [ E ] tergo)ong bahasa vokaJis.

Posisi awal empa [ Empa ] 'menambah'


empe [ Empee ] 'mmenyembunyikan'
3.2 Saran
ellgko [ Enko ) 'mufakat' Penelitian fonologi bahasa Bima III I merupakan penelitian
13

Posisi tengah gelll/i [gEnui ] 'pelipi~'

killer£, [ kalEte ] 'sayap'


Posisi akhir
(5) Bunyi Vokoid [ a ]
Posisi awal aba aba 'ayah'
BAB III abo abo 'goyang'
SIMPULAN DAN SARAN abu abu 'bengkak'
Posisi tengah alama [ alama ] 'alamat'
alanea alanea] 'aduhai'
3.1. Simpulan
amana amana] 'amanat'
Berdasarkan analisis data pad a Bab II di atas, dapat disimpulkan
akasi [ akasi ] 'bergaya'
bahwa bahasa Bima memiliki bunyi suprasegmental dan bunyi segmental.
Bunyi suprasegmental dalam bahasa Bima adalah aksen (tekanan) yang Posisi akhir adunia [ aduniya ] 'dunia'
hanya berupa pemanjangan nada saja. Bunyi suprasegmental ini hanya
adutia [ adutiya ] 'duri~n'
terdapat dalam bahasa lisan.
amantua [ amntuwa ] 'kakek'
Contoh : soo [ so : ] 'areal', karuu [ karu: ] 'guntur', saroo [ sara: ]
'bi Iiklkamar' amancawa [amancawa ] 'saudara'
Yang berupa tekanan dalam bahasa Bima umumnya jatuh pada suku (6) Bunyi Vokoid [ u ]
kedua dari belakang. Posisi awal udi [ udi ] 'biawak'
Contoh: kabanca / kabanca / 'mengejek' udu [ udu ] 'menumpiuk'
Bunyi segmental dalam bahasa Bima berupa bunyi vokoid dan ufa [ ufa ] 'mengupah'
kontoid . Bunyi segmental yang berupa vokoid berjumlah sembilan buah.
Klasifikasi bunyi segmental vokoid adalah bunyi depan [ i ], [ I ], ufi [ufi ] 'meniup'
[ e ], dan [ E ], pusat [ a ], dan belakang [ u ], [ u ] , [ 0 ], dan Posisi tengah afuka [ afuka ] 'pengacara'
[ ::) ]. Klasifikasi bunyi segmental kontoid yang berdasar pada (I)
adunia [ aduniya ] 'dunia'
bersuara vs tak bersuara. oral vs nasal, (2) mengalami hambatan
sepenuhnya, sebagian, bergeser, bergetar, berbelok, dan (3) kontoid adutia [adutiya ] 'durian'
yang dibedakan berdasarkan kerja sarna antara artikulasi dan titik
Posisi akhir aula [alu ] 'alus'
artikulasi. Klasifikasi bunyi segmental kontoid berjumlah 22 buah, yaitu
aku [ aku ] 'akur'
72 adu [ adu ] 'mengacungkan'
14 71

(7) Bunyi Vokoid [ U ] nda-da / ndada / 'jahal'


Posisi awal 111111'11 Umpli 'siplIt' I/{((-ra / ntara / 'bintang'

, Ilgga-JII / I)galu / 'musang:'


IIl11hll Umbu menimblln
Posisi lengah nyea-ra / ncara / 'salah '
kaJJlIslI [ kabUsli ] 'ubun'
kaJuhll [ kaUbu ] 'abu' 4. Pola 112 KY .
Pola 1/2 KV adalah suku kala yang struktur fonemiknya terdiri
flll/dli [IUndu ] 'memanggil'
alas fonem semikonsonan (disingkal 1/2 K) dan fon em vokal.
Posisi akhir
Contoh :
(8) Bunyi Vokoid [ 0 ] ;-11'0 / iwa / 'sanak keluarga'

Posisi awal 010 010] 'mengantar' wa -ca / waca / 'mencuci '


oro ote] 'terpental' u-wi / uwi / 'kelela ramba!'
\1'a-ya / waya / 'wayang'
oro [ oro ] 'menghanyutkan'
ka- ci-yo / kaciyo / 'rasa ngeri'
Posisi tengah kobora [ kabora ] 'mengasamkan'
Dalam bahasa Bima fonem konsonan tidak pernah terdapat pad a
kahoJa [ kabola ] 'membangunkan dari tidur' penutup suku kata . Pola persukuan yang terdapat pada suku kata
koboti [ kaboti ] 'penyakit cacar' tergolong sangat sederhana bila dibandingkan dengan pola suku kata
bahasa Indonesia. Berdasarkan hal tersebut, bahasa Bima tergolong
Posisi akhir kacero [ kacero ] 'nama sebangsa ungggas'
bahasa yang vokalis .
kacipo [kacipo] 'kecipul' Uenis jajan)
kacio [ kaciyo ] 'rasa ngeri'
kaco [ kaco ] 'kacau'

(9) Bunyi Vokoid [ :::> ]


Posisi awal ombo [:::>mba ] 'kemaluan wanita'
ompo [:::>mpo] 'sejenis sampan'
ombo [:::>mbo ] 'lebar'
Posisi tengah koha [k:::>ha ] 'batok kelapa'
karolo [kaDto ] 'kerongkongan'
Posisi akhir doro [dOD] 'gunung'
70 15

u-dll 1 udu 1 'menurnpuk' Berdasarkall ciri-ciri yang telah disebutkan di atas. bunyi-bllllyi
u-ji / ufi 1 'meniup' vokoid bahasa Sima dapat diuraikan sebagai berikut :
u ora 1 ura 1 'hujan' [ i 1 depew. tinggi, takbundar;
u -pa 1 upa 1 'empat' [ I ] depan, tinggi, terbuka, takbundar:
Q -- o-ma lorna 1 'Iadang'
[ e ] depan , sedang, tertutup, takbundar;
o-fe 1 ote 1 'terpental'
E ] depan, sedang , terbuka, takbundar;
o-ro 1 oro 1 'menghanyutkan'
o-ri 1 ori 1 'paman' a ] pusat, rendah, takbundar;

nga-Q 1 ngaco 1 'kucing' o ] belakang, sedang, tertutup, bundar;


-- ~-da I eda 1 'melihat' ::J ] belakang, sedang, terbuka, bundar;
e-de lede 1 'itu'
u ] belakang, tinggi , bundar;
e- edi 1 ededu 1 'biarkanlah'
U ] belakang. tinggi. terbuka, bundar.
e-di 1 edi 1 'kaki'
bu-e 1 bue 1 'kacang panjang'
PET A BUNYI VOKOID BAHASA BIMA
Dalam bahasa Bima tidak ditemukan struktur pota persukuan dari
a
fonem vokal 1 I. Untuk itu, sesuai dengan penelitian ini fonem
a
vokal 1 1 bukan sebagai suku kata. I
-
Ocpan Pusat Pu sal

2. Pola KV I

Pola KV adalah pola suku kata yang terdiri at as deretan fonem II Tak Bundar Bundar Tak Bundar Bundar Tak Bundar Bundar
konsonan dan vokal. ..'

Contoh : T i .. - - - - u
I

ka-ro-to 1 karoto 1 'kerongkongan' T-Tb I - - - ~ - U


.. '.
-;-
.;. t
ba-ke 1 bake 1 'pangkal kayu'
S-Tb
,
e - !..
, I •
- '. - 0
I

ko- Ita 1 koha 1 'batok kelapa'


S - - - - - - I

di-ba 1 diba 1 'menimbun' ,


, (c.·~ ,.< , • r
I
R- Tb E ", - ~ ;.I'f
- - ::J
i-si 1 isi 1 'biji ' <
I. !

3. Pola KVK.
R-Tt , -.,- . ,Ii~ -
,
-
a
. -
-
.' . •
-
-
I
-
- .
I

Pola KKV adalah pola suku kata yang struktur fonemiknya terdiri R - -
atas konsonan, konsonan, dan vokal. I ,
Contoh:
\ ... ,~ -, \, I ..
mba-ju 1 mbaju 1 'menumbuk' - '
16 69

Keterangan 6) I nc I dalam data IlCOllggO I ncongo I 'hutang'

= berdasarkan maju-mundurnya lidah Ilcollgge I oconge I 'tertancap'

11 = berdasarkan letak bibir IlC(lIlgga I ncanga I 'tidak rata'

III = berdasarkan naik-turunny~ lidah 7) I!)g I dalam data nggamba I ngamba I 'berkilauan'

T = linggi nggalo I ngalo I 'berburu'


nggali I ngali I 'mahal'
S = sedang
R = rendah 8) I 9k I dalam data I a,ikll lanku Imengukur dengan telapak kaki'
Tb = terbuka jangkoro I ja9koro I 'sebangsa jeruk'
TI = tertutup kabungka I kabu9ka I 'menyombongkan
diri'
2.1.1.2 BUllyi Segmelltal Kontoid
Bunyi segmental kontoid adalah bunyi yang dalam pembentukan- 2.2.7 Pola Persukuan Bahasa Bima
nya arus udara mengalami hambatan di dalam saluran udara (Lapoliwa, Bahasa Bima termasuk bahasa yang memiliki pola persukuan
1988 :30). Pendapat yang serupa tentang kontoid juga dikemukakan oleh yang sederhana. Pola persukuan bahasa Bima pada dasarnya dapat
Samsuri (1983: 95-96) yang menyatakan bahwa bunyi segmental digolongkan alas beberapa bagian berikut.
kontoid adalah bunyi ujaran yang dalam pengucapannya arus udara
dihambat sarna sekali oleh penutupan laring alau jalan di mulut, atau I . Pola V adalah pola suku kata bahasa Bima yang hanya terdiri atas
dipindahkan dari garis tengah alirannya meJaJui ; Jubang lateral atau satu fonem vokal, baik yang terdapat pada suku kata pertama
menyebabkan bergetarnya aJirannya melalui lubang lateral atau maupun pada suku kata berikutnya.
menyebabkan bergetamya salah satu dari alat supraglotal. Contoh:
Bunyi-bunyi kontoid diklasifikasikan menjadi I --- i-wa I iwa I 'sanak keluarga'

(I) kontoid bersuara dan tak bersuara, oral dan nasal; i-iga I inga I 'bantu'
i-ti I iti I 'otak'
(2) kontoid yang mengaJami hambatan pada saat udara keluar dari
paru-paru baik secara sepenuhnya, sebagian, bergeser, bergetar, I-51 I isi I 'biji'
berbelok; i-ri I iri I 'merembes'
(3) kontoid yang dibedakan berdasarkan kerja sarna antara artikulasi a --- a-ngi I a.!Ji I 'angin'
dan titik artikulasi (Budiasa dkk, 1990: 22). a-rna I ama I 'ayah'
Selanjutnya, kontoid bahasa Bima dapat dilihat pada daftar a-na I ana 'anak'
bcrikut. a-ha I aha I 'minggu'
( I) Bunyi Kontoid [ p ] a-ka-5i I akasi I 'bergaya'

Posisi awal poro [ poro ] 'pendek' u--- u-di I udi I 'biawak'


68 17

2.2.6 Gugus Konsonan


palla [ pana ] 'panas'
Gugus konsonan cluster adalah deretan dua buah konsonan atau pielll [ pidu ] 'tujuh'
lebih yang berada dalam suku kata yang sarna. Konsonan yang Posisi tengah /zoll1pa [ hampa ] 'batas
membentuk gugus konsonan itu tergolong konsonan yang homorgan.
ipa [ ipa 1 'seberang'
Misalnya dalam kata mbora 1 mbora 1 'menghilang' terdiri at as dua suku
kata, yaitu 1 mbo 1 dan 1 ra I. Deretan dua konsonan 1 mb 1 dalam ipi [ ipi 1 'sangat'
suku kata 1 mbo 1 merupakan gugus konsonan . Akan tetapi, urutan
(2) Bunyi Kontoid [ b 1
konsonan 1 nt 1 dalam kata ganti (bahasa Indonesia) bukanlah gugus
konsonan. Hal itu disebabkan oleh 1 n 1 dan 1 t 1 yang berurutan tersebut Posi si awal bata [ bata ] 'batal'
berada dalam suku kata yang berbeda. Konsonan 1 n 1 pada suku kata baw [ baro 1 'menggosok'
pertama (I gan I) dan konsonan 1 t 1 pada suku kata kedua (I ti I) . bari [ bari ] 'meratakan'
Data yang terkumpul dalam penelitian ini menunjukkan bahwa setiap
buiunao [ bulunao J 'ijuk'
urutan konsonan yang homorgan selalu berstatus sebagai gugus konsonan .
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa tidak semua deretan Posisi tengah babL~jLl [ babuju 1 'busut'
konsonan berstatus sebagai gugus konsonan. Berdasarkan penelitian, buba [ buba 1 'bubar'
bah as a Bima memiliki gugus konsonan seperti terurai di bawah ini . bubu [ bubu 1 'ubur-ubur'
I) 1 mb 1 dalam data mbai Imbai 1 'busuk' caba [ caba ] 'raj in'
mbaju 1 mbaji 1 'menumbuk'
• (3) Bunyi Kontoid [ b ]
mbaka 1 mbaka 1 'sembuh'
Posisi awal ba'a [ ba?a 1 'mencaci'
mbece 1 mbece 1 'basah'
baba [ baba 1 'mengikat erat-erat'
2) 1 mp 1 dalam data mpowa 1 mpowa 1 'hanya'
baca [ baca 1 'bekas'
mpoka 1 mpoka 1 'pantas'
Posisi tengan abo [ abo 1 'goyang'
mpoki Impoki 1 'kecil sekali'
aiba [ aiba 1 'supaya jangan'
3) 1 nd 1 dalam data nda 1 ndada 1 'jahat'
babu r babu 1 'menjatuhkan'
ndai 1 ndai 1 'mengenai'
ndati Inda?i 1 'jadi ' (4) Bunyi Kontoid [ m 1
4) 1 nt 1 dalam data ntada Intada 1 'melihat' Posisi awal mango [ mana 1 'kering'
ntangga 1 ntanga 1 'bersangkut' mangonco [ manonco 1 'rujuk'
ntara 1 ntara 1 'bintang' mani [ mani ] 'Iamban sekali'
5) 1 rlj 1 dalam data anjo 1 arlJo 1 'bag ian depan perahu laya' manika [ manika ] 'menikam'
garanji 1 garanji 1 'keranjang panjang dari Posisi tengah jame [ jame ] 'pantas'
bambu'
jampa [ jampa ] 'menyibukkan diri'
18 67

j([mlJllta [ jambuta J 'bersamil-sama' I oi I. Berdasarkan pengamatan terhadap pengucapan bunyi itu. ternyata
jam/Ja/ [ jamba 1 'jambaao' oi dapat digabungkan ke dalam diftong. Deret bunyi vokal itu berada
dalam satu suku kala dan tidak dapat dipisahkan menjadi to-i .
(5) Bunyi Kontoid [ f 1 Data lain yang menunjukkan keberadaan diftong I oi I adalah
Posisi awal fare [ fare ] 'padi' sebagai berikut.
fari [fari 1 'hantam' lito; [ntoiy] 'kuno'
fati [ fati ] , memotong dengan parang' 0; [ oiy ] 'air'
feka [ feka ] 'pucat pasi' roi roiy 1 'memuji'
faja [ fakja 1 'fajar'
Posisi tengah ufi [ ufi ] 'meniup'
4) Diftoll8 I all I
ufa [ ufa ] 'mengupah' Satuan eou [ cou ] 'siapa' memperlihatkan deret vokal I ou I.
tafinga [ tafinil 1 'terbuka lebar' (untuk mulut) Deretan vokal yang berada dalam salu suku kat a tersebut tidak dapal
tafonga [ tafona ] 'terbuka lebar' (untuk panta!) dipisahkan menjadi co-a. Dengan demikian, I ou I dalam bahasa Bima
merupakan diftong .
(6) Bunyi Kontoid w 1 Data lain yang menunjukkan keberadaan diftong I ou I adalah
Posisi awal woke [ wwoke 1 'pusat' sebagai berikut.
wale [ wole ] 'pasak' dou [ couw ] 'orang'
wu/e [ wule ] 'naik' bou [ bouw 1 'baru'
wLlntLi [ wuntu 1 'penuh' ou [ ouw ] 'memanggil'
Posisi tengah iwu [ iwu ] 'mengaku'
haw; [ hawi 1 'kail' 5) Diftong I ui I
hflwo [ hawo 1 'raungan' Satuan kueui [ kacui ] 'burung kepodang' memperlihatkan deret
ewu [ ewu 1 'menerbangkan' vokal I ui I. Deret vokal I ui I dalam satuan kaeui berada dalam satu
suku kata dan tidak dapat dipisahkan menjadi eu dan i (eu-i). Dengan
(7) Bunyi Kontoid [ t] demikian , lui I dalam bahasa Bima berstatus sebagai diftong.
Posisi awal taka [ toko ] 'toko' Data lain yang menunjukkan keberadaan diflong I ui I adalah
tabe [ tabe ] 'belanga'
sebagai berikut.

tabi [ labi ] 'menimbang-nimbang' bui [ buiy 1 'penjara'


Iwfui [ kafuiy ] 'bersiul'
(suatu persoalan)
Posisi tengan ita [ ita ] 'Anda'
iti [ iti ] 'otak'
66 19

3) sonoritas dari salah satu vokoid itu berkurang, bahkan mengarah ke eli [ eti ] 'memanaskan dengan air'
nonvokoid :
lIIoti [ mot i 1 'Iaut'
4) diftong dalam pola persukuan tidak dapat dipisahkan (deret vokoid
itu berada dalam suku kata yang sarna). (8) Bunyi Kontoid [ d ]

Berdasarkan penelitian , bahasa Bima memiliki lima buah diftong, Posisi awal daci [ dadi ] 'timbangan'
yaitu, I au I, I ai I, I oi I, I ou I. dan I ui I. dadu dadu 'dadu'
dahu dahu 'takut'

I) Dijlong / au / dalu [ dalu] 'kepala desa'

Bunyi I aw I dalam satuan manfau I mantaw I 'yang memiliki' dana dana 'berdampingan'
adalah diftong. De ret vokal I au I pada suku kata terakhir (tau) tidak Posisi tengah bodo [ bodo ] 'beduk'
dapat dipisahkan menjadi fa-II. Dengan demikian, I au I dalam bahasa
bondo [ bondo ] 'jelek' , I
Bima adalah diftong.
wodi [ wodi ] 'sudut'
Data lain yang menunjukkan keberadaan diftong I au I dalam
bah as a Bima adalah sebagai berikut. wodu [ wodu ] 'penis/kemaluan laki-Iaki'
!<au [ kau ] 'menyuruh' (9) Bunyi Kontoid [ d ]
babau [ babau ] 'mengapa' Posisi awal dende [ dEnde ] 'mengering'
hau [ hau ] 'Iamban'
dindi [dIndi ] 'dinding'
doho ] 'sekalian'
2) Dlftong / ai I dowo [ dowi ] 'uang'
Satuan pai [ paiy ] 'jika' mengandung dua deret vokal. Deretan
dua bunyi vokal I ai I dari satuan itu merupakan diftong sebab kedua
Posisi tengah ado r ado 1 'irama'
bunyi itu berada dalam satu suku kata. Urutan itu tidak dapat dipisahkan adu [ adu ] 'mengucungkan '
menjadi pa-i. Oleh karena itu, I ai I dalam bahasa Bima adalah diftong. dodo [ dodo ] 'memotong ikan'
Data lain yang menunjukkan keberadaan diftong I ai I dalam
(10) Bunyi Kontoid [ r ]
bahasa Bima adalah sebagai berikut.
Posisi awal riru riru ] 'awan'
pai [ paiy ] 'seandainya'
rere rere ] 'mampu
kalai [ kalaiy ] 'menyisihkan'
Lai [ laiy ] 'mengangkat' rero rera 'ke sana kemari'
reso reso 'banyak adanya'

3) Diftong I oi I Posisi tengah ira [ ira ] 'jelas'


Satuan koloi [ koloiy ] capung' memperlihatkan deret bunyi vokal bara [ bara ] 'be rat'
20 65

haranl [ baracu ] 'mercon' 2) Distribusi Fonem Semikonsonan / y /


horakalllate [ barakamete ] 'bisli J' Posisi Akhir
Posisi Awal Posisi Tengah
(II) Bunyi Kontopid [ I ]
paiya / paiya / 'me-
Posisi awal labi [ labi ] , pelabllhan'
nyoraki'
laba [ lafa ] 'ucapan'
kabaya / kabaya / 'ke-
laci [ laei ] 'Iaei'
baya'
Posisi tengah bala [ bala ] 'kecelakaan'
Qmpoya / ampoya / 'baru
halacu [balaeu ] 'kain putih'
saja'
(12) Bunyi Kontoid [ s ]
Posisi awal sunta [ sUnta ] 'membajak' Semikonsonan / w / menduduki posisi awal dan tengah, sedangkan
suntu [ sUntu ] 'sentuJ' pada posisi akhir belum ditemukan. Semikonsonan / y / hanya
slIra [ sura ] 'surat'
menduduki posisi tengah.

supa [ supa ] 'kayu sepang'


TABEL DISTRIBUSI FONEM SEMIKONSONAN
Posisi tengah reso [ reso ] 'banyak adanya'
\.v

rasa [ rasa ] 'kampung' •


Posisi I -
rasa [ raso ] 'besih' Jenis Kon sonan
(13) Bunyi Kontoid [ n ] Awal Tengah Akhir
Posisi awal nadu [ nadu ] 'bay am' w + + ... .
:... -:-~
"

nafsu [ nafasu ] 'nafsu' • "'


+
.
I
Y - -
, J , • r
naga naga 'naga'
naha [ naha ] 'semakin'
.. r·
--
Posisi tengah mbana [ mbana ] 'pucat' 2.2.5 Diflong
mbunta [ mbunta ] 'berbunga' Diftong adalah urutan dua atau lebih vokoid yang tidak menunjukkan
mena [ mena ] 'semua' adanya gejala hamzah. Namun, salah satu dari vokoid itu berkurang
sonoritasnya, bahkan mengarah ke nonvokoid (Parera, 1983:20).
mene [ mene ] 'membentuk seperti ikan teri'
Dari definisi di atas, dapat dirinci ciri diftong sebagai berikut.
(J4) Bunyi Kontoid [ c ]
I) urutan dua at au lebih vokoid;
Posisi awal campo campo ] 'campur' 2) tidak ada hamzah di an tara vokoid ilu;
campa campa ] 'menyeJa'
64 21

.. , .- "' call1he cambe 'menjawab'


Jenis Konsonan --~ . -
Posisi ~=-!.-,~"- c{/mha camba 'peluru'

Awal Tengah Akhir Posisi tengah daci [ daci ] 'dacin'


ece [ ece ] 'ketip'
- - ~~ - - - - - ..
r + + - fica fica] 'membentak'
I + + - fico [fico ] terayun-ayun'
m + + -
(15) Bunyi Kontoid [ j ]
n + + -
Posisi awal jabatanga [ jabatana ] 'jabat tangan'
.9 + + -
jabarebe [ jabarebe ] 'sembrono'
n + + -
jaba [ jaba ] 'sangkar'
Posisi tengan eja [ eja ] 'keladi'
Keterangan
gaji [ gaji ] 'upah/gaji'
+ = ada
gaja [ gaja ] 'gajah'
- = tidak ada
(16) Bunyi Kontoid [ y ]

2.2.4.3 Distribusi Fonem Semikonsonan Posisi awal yo [ yo ] 'menyatakan persetujuan'


Posisi tengah aniyaya aniyaya] 'baru saja'
Bahasa Bima memiliki dua fonem semikonsonan, yaitu fonem
/ w / dan / y I. Berdasarkan pengamatan, fonem semikonsonan itu kamaya [ kamaya ] 'kemenyan'
memiliki distribusi sebagai berikut.
(17) Bunyi Kontoid [ 'n ]
Posisi awal nycao [ ncao ] , berkelahi'
I) Distribusi Fonem Semikonsonan / w /
nycara [ ficara ] 'salah'
Posisi Awal Posisi Tengah Posisi Akhir nycae [ ncae ] 'pecah'
wadi / wadi / 'memuji' suwu / suwu / 'Iuka' nycru [ncaru] 'banyak'
waja / waja / 'baja' sewi / sewi / 'sisa' Posisi tengah amancawa [ amancawa ] 'saudara perempuan'
waji / wjai / 'wajik' siwo / siwo / 'rambut manca [ mar1ca ] 'babi'
buatan' belanja [ belanja ] 'belanja'
wako / wako 'bakao' siwe /siwe / 'pereman - (18) Bunyi Kontoid [ k ]
wale / wale / 'kuat' panawa / panawa / 'pe- Posisi awal kunta [ kUnta ] 'memulai'
nawar' kutika [ kutika ] 'ketika'
22 63

kurewe [ kurewe ] 'cerewet' "(,()Il!O~(/ / ficonga / k(/pall('{l / kapaika /


kambowa [ kambowa ] 'mengharapkan' 'tidak rata' 'pacar'
Posisi ' tengah lakasa [ lakasa ] 'sepuluh ribu ' Ilcollg80 / nconga / kapclIlcli / kapanca /
mbeko [ mbeko ] 'bengkok' 'tidak rata' 'pacar'
mbuka [ mbuka ] 'menjadi banyak' ncol1g80 / ncongo / kancoro / kancoro /
(19) Bunyi Kontoid [ ? ] 'hutang' 'terl anjur'
Posisi awal Il('o/a / ncola / 'kusta' kanco / kanco 'me-
Posisi tengah :ie/ofi [ sato?i ] 'sedikit' ngacau'
(20) Bunyi Kontoid [ g ] ncoki / ncoki / 'susah' kanchani / kancahi /
Posisi awal galo [ galo ] 'ombak' 'membetu Ikan
galu [ galu ] 'mengacaukan'
gam bar [ gambar ] 'gambar' TABEL DISTRIBUSI FONEM KONSONAN BAHASA BIMA
gambo [ gambo ] 'gambus'
Posisi tengah gaga [ gaga ] 'gagah' Posisi
~ ,
joge [ joge ] 'joged' enis Konsonan
kegahu [ kegahu ] 'Iangsung jatuh pada sasaran'
Awal
"
Tengah Akhir " .
b , + + - ,
(21) Bunyi Kontoid [ 9 ] ~
;

Posisi awal ngiri [ 9iri] 'mengkilat'


p 1 I •
+
"
+
H
, ,
-, -
r -,
,
,
"
,I
~

~ + ,, + " t, , '1
ngina [ nina ] 'terbiasa' •
.;
d + + -

Posisi tengah
ngilu [ ,9ilu ] 'mencium'
jangka [ jalJka ] 'ingkar'
t + - + - . , .,1 •• '.
d + ,, + • -
jangka [ jaIJa ] 'ayam'
. i 4" • -, ' • .1
g + + -
,
jangkoro [ ja9koro ] 'sebangsa jangkrik' k + + - "
(22) Bunyi Kontoid [ h ] ? - + - ' -
Posisi awal hade [ hade ] 'membunuh' s + + - I :

hadi [ hadi ] 'menggembirakan' h + + -


hafa [ hafa] 'menghafal f ! + + - "

Posisi tengah ahera [ ahera ] 'akhirat'


ahi [ ahi ] 'akhir'
J , + + "- . L.

C + - ~+ -
62 23

18) DiSlrihusi KonsO//(/11 / 1/ / llho r aho ] 'ham bat'


Posisi Awal Posisi Tengah Posisi Akhir (23) Bunyi gugus mb ]
110110 / nona / 'minum' nina / nina / 'mengintip Posisi awal mbayi [ mbayi ] 'busuk'
nonto / nonto / 'titip· nono / ono / 'mem' mbaju [ mbaju ] 'menumbuk'
an' beri' minum' mbaku [ mbaku ] 'sembah'
mbeca [ mbeca ] 'basah'
"Olltl / nonu / 'mengkudu' one / one 'manfaat'
Posi si tengah kambuti [ kambuti ] 'keranjang'
nompa / nompa / 'me- sanawa / sanawa / 'ber-
kambeneo [ kambenco ] 'mengeritlgkan'
lempar' istirahat'
kambata [ kambata ] 'bersorak'
noma / nomor' ponda / ponda / 'Iabu'
(24) Bunyi Gugus [ mp ]
Posisi awal mpoa [ mpoa ] 'hanya'
19) Distrihusi Konsonan / n /
mpoi [ mpoi ] 'habis'
Posisi Awal Posisi Tengah Posisi Akhir
mpoka [ mpoka ] 'patah'
ngaha / 9aha / 'makan' panggapu / pa9gapu / mpoki [ mpoki ] 'kecil sekali'
'gelap' Posisi tengah nempa [ nEmpa ] 'menambal'
ngaja / !Jaja / 'berke- pa9gaha / nempi [ nEmpi ] 'mendekatkan diri'
liaran' 'kue' sampuru [ sampuru ] 'sepuluh'

ngaji / 9aji / 'mengaji' pangaru / pa?aru (25) Bunyi Gugus [ nd ]


'rahang' Posisi awal nda'a [ nda?a ] 'sisir' (pisang)
ngame / 9ame / 'Iicin' penggawa / pengawa / ndaba [ndaba] 'merambat'
./

'punggawa' ndada [ ndada ] 'jahat'

ngamu / 9amu / 'meng- pangka / pa!)ka / 'pangk- ndadi [ ndadi ] 'jauh'


amuk' kat' ndai [ ndayi ] 'mengenai'

Posisi rengah ponda [ ponda ] 'Iabu'


20) Distribusi Konsonan / it /
sundede [ sandede ] 'sekian'
Posisi Awal Posisi Tengah Posisi Akhir
sandida [ sand ida ] 'menyentuh ke bawah '
neoro / ncoro / 'mena- karinei / kari«co/ sandoro [ sandoro ] 'meluncur'
brak' 'kerut'
24 61

(26) Bunyi Gugus [ nt ] ra/III I rah II I 'rasa' IIKari / !Jari meng-


Posisi awal IltlllU/O [ nlanda ] 'melihat' gali'
Illalldo [ nlando ] 'berhadapan'
TOga I raga I 'raga' parada I parada I 'beng-
ntall/?/?a [ nla!}gga ] 'bersangkutan'
kak'
nlara [ ntara ] 'bintang'
Posisi tengah nente [ nente ] 'menunggang' raja I rafa I 'sepah' pangaru I parpru I 'rahang' -
nellti [ nenti ] 'memegang'
sallta [ santa ] 'santan' 16) Distrihllsi KOl1sonan / / /
salltabe [ santabe ] 'silakan'
Posisi Awal Posisi Tengah Posisi Akhir
(27) Bunyi Gugus [ nj ]
laba I laba I ' laba' rela I rela I 'rela'
Posisi awal
Posisi tengah anjo anjo] 'bag ian depan perahu layar' la/a I lafa ' ucapan' saJola I safola I
garanji [ garanji ] 'keranjang panjang dari 'terbuka'
bambu' laci I laci I 'Iaci' pela I pela I 'datar'
(28) Bunyi Gugus [ nc ] laia I laja 'jarak' Jali I fali I 'rugi'
Posisi awal nyconggo [ flCOl)gO ] 'hutang'
laia I laja I 'jarak' Jali I fali I 'rugi'
nycongge [ 'OcolJge ] 'tertancap'
nycangga [ ncaf')ga ] 'tidak rata' lako I lako I 'anjing' pela I pela I 'alias'
Posisi tengah monyca [ monca ] 'kuning'
wonyca [ worka ] 'bakul' 17) Distribusi Konsonan / m /
manyca [ manca ] 'babi'
Posisi Awal Posisi Tengah Posisi Akhir
(29) Bunyi Gugus [ 9g ]
maci I maci 'manis' nempa I nempa I 'me-
Posisi awal nggamba [ flgamba ] 'berkilau'
nggalo [1)galo ] 'berburu' nambal'
nggali [ l)gali ] 'mahal' mada I mada I 'menah' nembi Inembi I 'memanjat
nggamu [ I)gamu ] 'kotor' maia I maja I 'malu' pompa I pompa!
Posisi tengah hengge [ hEl)ge ] 'deman' 'menggendong'
he ngga [ hEl)ga ] 'membuka'
maki I maki 'Ietih' pamali I pamali I
henggo [ hE!Jga ] 'membuka'
henggo [ hEIJ80 ] 'men.gelak' 'pantangan'
male I male 'Jayu' pompa I pompa I 'pompa' -
60 25

13) Distribusi KOIlSOllall / j / nO) Bunyi Gugus [ nk ]


Posisi Awal Posisi Tengah ""-.....,,.-- Posisi Akhir Posisi awal

juga I jaga I 'jaga'


Posisi tengan allgkll [ al)ku 1 'mengukur dengan telapak
maju I maju I 'rusa'
kaki'
jaga I jago I 'jago' maja I maja I 'mall.l' jangkoro [jalJkoro ] 'sebangsa jangkrik. tetapi
,
jagu I jagu meninjau' paja I paja I 'Iuas' agak kecil')

jaka I jaka I 'zakat' pajo I pajo I 'barayun' kaQungka [ ka~u!)ka 1 'menyombongkan diri'

jake I jake 'jaket' paju I paju I 'payung' Bunyi-bunyi kontoid bahasa Bima mempunyai ciri sebagai berikut:
p J bilabial, stop, oral, takbersuara

14) Distribusi Konsanan / c / b bilabial, stop. oral bersuara

Posisi Awal Posisi Tengah Posisi Akhir .


b bilabial, oral, bersuara, implosif

cira I ciro I 'gegabah' coco I coco I 'menge- [ m 1 bilabial. nasal. bersuara


jar [ f ) labiodental, stop, oral, takbersuara
ciwi I ciwl I 'sembilan' kaciki I kaciki I 'mem- [ t ) apiko alveolar, stop, oral. takbersuara
perkiraan' [ d ) apiko palveolar, stop, oral, bersuara
coba I coba I 'mencoba' kacambe I kacambe I c! apiko palatal, stop, oral, bersuara, implosif
'kacambah' [ r ) apiko alveolar, stop, oral, bersuara
coco I coco I 'mengejar' kacampe I kacampe I [ I ) apiko alveolar, stop, oral, bersuara
'penuh sesak' [ s ] apiko alveolar, stop, oral, takbersuara
copu I copu I 'berganti' kacandu I kacandu I [ n ] apiko alveolar, nasal, bersuara

'papan nisan'
[ c 1 fronto palatal, afrikatif, oral, takbersuara
[ j ] fronto palatal, afrikatif, oral, bersuara
[ n ] fronto palatal, nasal, bersuara
15) Distribusi Konsonan / r /
[ k ] dorso velar, stop, oral, takbersuara
Posisi Awal Posisi Tengah Posisi Akhir
[ ? ] glotal, stop, oral, takbersuara
rada I rada I 'melebihi' mari I mori I 'ter- [ g ] dorso velar, stop, oral, bersuara
lepas'
[ !} ] dorso velar, nasal, bersuara
ramba I ramba I 'meng- mora I moro I 'muda' [ h ] glotal, frikatif oral, takbersuara
sah
26 59

PETA BUNYI KONTOID BAHASA BIMA s(~(ara / safara / 'se- lSI/lSI 'isi'

marak'
-

~
. y'

saka / saka / 'gula pa- buslI / busu / 'mdem- -


BL LD AD AA AP FP DV GL , sir' bung'

III II 'ill
I I) Distrihllsi KOl1sollan / II /
LClusl Bs [hI IgI lu] I~I [g l I?l Posisi A khir
Posisi Awal Posisi Tengah
~

SLOP TBs [pJ IIJ [k] hahe / habe / 'berita' kahampa ' kahampa /
~.

Bs 'memberi batas'
Fri k<lli hadi / hadi / 'menggem- kahawa / kahawa /
TBs Is) lh) [01
birakan' 'kopi'
Bs [j) [R) hado / hado / 'bergoyang' kahi / kahj / 'terserah'
f\frikalif
TBs [el [R) haja / haja / 'hajat' kakahi / kakahi / 'me-
ngeluarkan dahak'
Bs [r] [L]
Gelar haji / haji / 'hajj' kalahi / kalahi / 'me-
TBs s - nyatakan'

Bs [I]
Lateral 12) Distribllsi Konsonan / J/
- Posisi Awal Posisi Tengah Posisi Akhir
I TBs
faku / faku / 'kerinting' kafiki / kafiki / 'me-
Bs [m] '. [n] [n micingkan mata'
faha / faha / 'mengerti' Jafa / fafa / 'menawar'
, !1 , . ,- fali / fali 'rugi' kafui / kafui / 'ber-
siu)'

famJa / famfa / ling- lafa / lafa 'ucapan'


Catatan
lung'
[ b ]* = implosif fana / fana / panas' rnafaka / mafaka / 'mu--
[ d [* = implosif fakat'
58 27

8) Distribusi Konsonan / k / Keterangan:


- - Posisi Awal Posisi Tengah Posisi Akhir r -= berdasarkan artikularot dan titik artikulasi
oki / koki / 'mencukil' pangka / pa9gka / II = berdasarkan bergetar tidaknya dinding selaput suara
'pangkat' [[[ = berdasarkan jenis rintangan
koja / koja / 'jen is piku / piku / 'pikul'
rv = berdasarkan jalan yang dilalui oleh udara
tikar' BL = bilabial
LD = labio dental
kope / kope / 'bopeng' poke / poke / 'me me-
AD = apiko dental
tik' AA = apiko alveolar
koso / koso / 'kosong' puka / puka / ~al~ AP = apiko palatal

kowo / kowo / 'paru-paru' paku / paku / 'menekuk'


FP = fronto palatal
DV = dorso velar
GL = glotal
9) Distribusi Konsonan / ? / Bs = bersuara
Posisi Awal Posisin Tengah Posisi Akhir TBs = takbersuara

c(I'e / ca?e / 'bebekl'


2.1.1.3 Bunyi Sertaaan
du'u / ddu?u / 'kering'
Selain vokoid dan kontoid, dalam bahasa Bima juga ditemukan
fi'i / fi?i / 'mengerut' bunyi-bunyi yang lain. Bunyi-bunyi yang dimaksud adalah bunyi
ha 'u / ha? u / 'memungut' - sertaan yang berupa bunyi luncur dan bunyi hamzah (glotal).

ha'e / ha?e / 'sangat' (a) Bunyi Luncur


Bunyi luncur dalam bahasa Bima terjadi karena adanya dua bunyi
vokoid yang berada dalam posisi berdampingan.
10) Distribusi Konsonan / s /
Bunyi luncur yang dimaksud adalah bunyi [ w 1 atau [ y ].
Posisi Awal Posisi Tengah Posisi Akhir
(I) Bunyi Luncur [ w 1
sabe / sabe / 'sutera' misa / misa / 'pulau
Bunyi luncur [ w 1 dalam bahasa Bima terjadi apabila vokoid
kecil'
bundar berdampingan dengan bunyi vokoid takbundar
sadopa/ sadopa 'alas masu / masu / 'bubuk' berdampingan dengan bunyi vokoid takbundar.
kaki' Contoh :
sadundu / sadundu / 'me kese / kese / 'sendiri- noa [ nowa 1 'bening'
nyusun' an' raa [rowa 1 'periuk'
28 57

(2) Bunyi Luncur [ y ] 6) Distribusi Konsonan / d /


Bunyi luncur [ y] timbul apabila bunyi vokoid takbundar Posisi Awal Posisi Tengah Posisi Akhir
. berdarnpingan at au berpasangan dengan bunyi vokoid lainnya.
dom / doro / 'meletak- edi / edi / 'kaki'
Contoh :
adunia [ aduniyaa ] 'dunia' kan'

adlltia [ aduttiya 1 'durian' tjonga / dona / 'mene- jajami4e / jajamide /


(b) Bunyi Hal11wh (g/oral) ngadah' 'bertele-tele'
Bunyi hamzah dalam bahasa Bima berada di antara dua suku kata
tj/lj/l / duju / 'menghan- kadi / kadi / 'sejenis
atau lebih dan biasanya terletak antara vokal dengan vokal (pada
tengah kata). curkan' rumput'
Contoh
~upa / dupa / 'dupa' kadori / ' kadoro /
sato'i [ sato?i ] 'sedikit'
to'i [ to?i ] 'kecil' 'gurih'
pa'i [ pa?i ] 'pahit' duLu / dulu / 'tulang' kadaro / kadaro /

2.1.1.4 Bunyi Suprasegmentai 'minta'


7) Distribusi Konsonan / g /

Dalam bahasa Bima selain ditemukan bunyi segmental, juga Posisi Awal Posisi Tengah Posisi Akhir
ditemukan bunyi suprasegmental yang hanya dapat didengar dalam gabe / gabe / 'Ionggar' Langga / langa /
bahasa lisan dan tidak dapat dilambangkan dengan huruf. Bunyi 'Iangkah'
suprasegmental yang ditemukan dalam bahasa Bima hanya berupa
pemanjangan bunyi dan tekanan. Pemanjangan bunyi ini hanya timbul gade / gade / 'menggadai- Lenggo / le9go /
pada beberapa kata saja dan terletak pada akhir kata. kan' 'tinggi'
Contoh : gadu / gadu / 'gedung' panggu / pa9gu / 'ja-
soo [ so: ] 'areal' tuh sakiI'
karuu [ kru: ] 'guntur' gaja / gaja / 'gajah' pingga / p~ga / 'pinga / 'pi-
saroo [ saro: [ 'biliklkamar' ring'
Dalam bahasa Bima tekanan suara umumnya jatuh pada suku kedua gaLa / gala / 'galah' rangga / ra9ga / 'jan- -
dari belakang.
tan'
56 29

be rat' Contoh:
butu I butu! 'atap' kaiJ:a/1O I kabaho I 'upih - kabaca [ kabanca ] 'mengejek'
pinang' keanggillda [ keanginda ] 'bergoyang'

2.2. Fonomik Bahasa Bima


4) Distribusi KOIlSOlWIl / d /
Fonemik merupakan cabang fonologi yang membicarakan bunyi-
Posisi Awal Posisi Tengah Posisi Akhir
bunyi bahasa dalam fungsinya sebagai pembeda makna atau arti. Bunyi-
dadu I dadhu I 'dadu' dade I dade I 'kas- bunyi yang membedakan arti itu disebut fonem. Degan kata lain.
fonemik adalah cabang fonologi yang mempelajari fonem suatu bahasa.
turi'
Fonem suatu bahasa dapat diketahui dari penyelidikan terhadap
daga I daga I 'dagangan' ede I ede I 'itu'
bunyi suatu bahasa dengan menggunakan prinsip pasangan minimal dan
dahu I dahu I 'takut' edera I edera I 'jangan' distribusi komplementer. Bila suatu bunyi berada dalam pasangan
daja I daja I 'jahat' elldo I en do I 'ber- minimal. bunyi yang berkontras dalam pasangan ini merupakan fonem
yang berbeda. Misalnya, satuan dada [dada 1 'menempelkan ramuan
lenggak -Ienggok' obat pada dahi' tada [tada '] 'tampak' merupakan pasangan minimal.
datu I dalu I 'ke- Janda I fanda I 'pan- Dalam pasangan itu bnyi yang berkontras adalah [ d ] dan [ t ]. Jadi,
bunyi-bunyi itu merupakan dua buah fonem yang berbeda. Lambang
pala desa' dan' fonemnya adalah Idl dan It!.
Prinsip lain yang sering digunakan dalam menentukan fonem
adalah distribusi komplementer. Bila dua bunyi at au lebih berada dalam
5) Distribusi Konsonan / t /
distribusi komplementer, bunyi-bunyi itu merupakan fonem yang sarna.
I Variasai fonem ilu disebut alofon. Untuk menentukan lambang fonemnya,
Posisi Awal Posisi Tengah Posisi Akhir
kita ambil salah satu alofon yang pemakaiannya paling banyak.
tadaku I taduku I kita I kita I 'kitab' Penentuan itu tidak bersifat mutlak. Untuk lebih jelasnya, berikut ini
'berkerut' diberikan sebuah contoh yang menggambarkan keberadaan fonem
taha I taha 'menahan' keta I keta I 'jingga ' bahasa Bima dalam menggunakan prinsip distribusi komplementer.

tahu I tahu 'tahu' keto I keto I'ekor' Bunyi [ i ] dalam bahasa Bima selalu berada pada suku kata
terbuka. Bunyi itu dapat kita buktikan keberadaannya pada satuan-
taji I taji 'mengadu' mate I mate I 'tua' satuan berikut. Satuan jibi [ jibi ] 'besar sekali (tubuhnya)', jenali
taki I taki 'tugas' pita I pita! 'menin- [ jenali ] 'carnal', ali [ ali] 'alif (huruf pertama dalam bahasa Arab)'.
amposi [ amposi ] 'saya kira demikian', banti [ banti ] 'kantong dari
dih' anyaman daun pandan atau lontar', bari [ bari] 'tanda vokal dalam
tulisan Arab', bigo [ bigo ] 'suka berbohong', dalli [ dani ] 'setengah
matang (khusus untuk buah-buahan)', dan dampi [ dampi ] 'berdampingan'
30 55

menllnjukkan posisi bunyi [ i] ada pada suku kata terbllka. Akan tetapi, balaci / balacu / rlIJ1lba / ramba /
bunyi [ I ] dalam bahasa Bima selalu menempati posisi suka kata 'belacu' 'mengasah'
tertutup. Ha.1 itu dapat dibuktikan pada satuan-satuan berikut.
bono / bana / 'angsa' r(//l1butan / rambut-
Satuan jimbo [ jlmba ] 'biri-biri, jinto [ jlnta] 'jintaa], dingo an / 'rambutan'
[ dlngga ] 'hamba sahaya di dalam istana sultan Bima dahulu', inci
[ Inci ] 'menghirup dihidung', kalill7batu [ kallmbatu ] 'jenis serangga bante / bante / 'mem ribu / ribu / 'meng
air', dan kangginda [ kanglnda ] 'bergoyang (terutama untuk sesuatu bantai' gelepar'
yang besar seperti rumah dan ranah) 'memperlihatkan posisi bunyi
[ I ] berada pada suku kata tertutup. Oengan memperhatikan keberadaan 2) Distri!Jusi Konsonan / p /
posisi bunyi [ i ] dan [ I ], dalam bahasa Bima ternyata posisinya pad a
Posisi Awal Posisi Tengab Posisi Akhir
suku kata tertutup dan bunyi [ I ] tidak pernah menempati posisi pada
suku kata terbuka. Oleh karena itu, kedua bunyi itu [ i ] dan [ I ] pada / pad a / 'ber- pompo / pompo /
berada dalam distribusi yang komplementer. Oengan demikian, bunyi lumur sesuatu' 'menggendong'
[ i ] dan [ I ] hanyalah sebuah fonem atao bunyi [ i ] dan [ I ] merupakan
pala / pala 'tetapi' pompa / pompa /
variasi sebuah fonem. Variasi fonem itu disebut alofon. Oalam hal ini,
'pompa'
salah satu alofon itu, yaitu / i / dipakai lambang fonemnya dengan
alofon-alofonnya yaitu [ i ] dan [ I ]. palana / pal ana / pupu / pupu / 'ba-
'pelana' dak'
Prinsip-prinsip penentuan di atas bersumber dari Samsuri (1980:
J3 J-- J 33).Kedua prinsip itulah yang dipakai sebagai prinsip utama palawu / palawu / popo / popo / 'me-
dalam penentuan fonem-fonem bahasa Bima. Namun, bila kedua prinsip 'turi' mungut'
itu tidak dapat membedah data kebahasaan yang ada dalam bahasa panatu / panatu / sapa / sapa 'Iang-
Bima, tidak tertutup kemungkinan untuk menerapkan prinsip lain 'penatu' kah'
selama prinsip tersebut masih relevan.

3) Distribusi Konsonan / b /
2.2.1 Fonem Segmental dan Fonem Suprasegmental
Bahasa sebagai alat komunikasi antara anggota masyarakat terdiri Posisi Awal Posisi Tengah Posisi Akhir
alas dua bagian besar, yaitu bentuk (arus ujaran) dan makna (isi).
Bentuk bahasa merupakan bag ian dari bahasa yang dapat diserap bune / bune / 'seperti' dabea / dabea /
pancaindra dengan cara mendengar atau dengan cara membaca. Bentuk
bahasa itu dibagi at as dua bagian, yaitu fonem segmental dan fonem 'jahat'
suprasegmental.
?unga / bU,9a / 'bunga habu / habu / 'han tam'
Fonem segmental adalah bagian bentuk bahasa yang dapat dibagi
alas bagian atau segmen yang lebih kecil., sedangkan fonem suprasegmental bur; / buri / 'beng- hebi / hebi / 'memanjat' -
adalah bag ian bentuk bahasa yang kehadirannya ter-gantung pada unsur-
busi / busi / 'dingin kaba / kaba / 'ukuran
unsur segmental.
54 31

TABEL DISTRIBUSI FONEM VOKAL BAHASA BIMA Unsur-unsur segmental bahasa. seeara hierarkis dari yang paling
besar hingga ke bagian yang paling keeil adalah sebagai berikut.
. - ~

-- ..... ,
('- . -.
Wacana (yang dapat berwujud alinea. rangkaian alinea yang membentuk
Posisi
• satu kesatua. bab, suatu karangan utuh), kalimat. klausa, fasa, kata,
Fonem Vokal
Awal Tengah Akhir morfem, suku kata, dan fonem.
._--- - ~
.. - -
.. I Urutan di atas sekaligus menyatakan bahwa sebuah wacana dapt
I i I
I e I
+ + I'
+
. dibagi atas wacana yang lebih kecil berturut-turut; karangan utuh dapat
+ + + dibagi atas bab-bab; bab dapat dibagi at as alinea-alinea; alinea dibagi
f'

I a I + + + at as kalimat-kalimat; kalimat di bagi atas klausa-klausa; klausa dibagi


atas frasa-frasa; frasa dibagi atas kata-kata; kata di bagi atas morfem,
I u I + r . + + morfem dibagi atas suku kata; dan suku kata dibagi atas fonem-fonem.
Contoh fonem segmental bahasa Bima adalah berupa fonem vokal.
101 + + +
"
_.. fonem konsonan, diftong, dan fonem semikonsonan yang akan dipaparkan
dalam uraian tersendiri.
Keterangan
Unsur suprasegmental terdiri atas intonasi (turun naiknya arus
+ = ada ujaran), nada (tinggi rendahnya arus ujaran), durasi (panjang pendeknya
atau lama waktu yang diperlukan untuk mengucapkan tiap-tiap segmen).
= tidak ada
Berdasarkan data yang ada temyata bahasa Bima mengenal bunyi-bu.nyi
suprasegmentaL Akan tetapi, bunyi-bunyi itu belum ada yang memiliki
2.2.4.2 Distribllsi Fonem Konsonan identitas sebagai fonem sebab bunyi-bunyi itu tidak membedakan
makna. Contoh unsur-unsur suprasegmental bahasa Bima adalah berupa
Sesuai dengan pengamatan, fonem konsonan bahasa Bima berjumlah intonasi, nada, dan durasi.
dua puluh buah. Fonem-fonem itu adalah sebagai berikut I b, p, ~, d,
t, ~, g, k, ?, s, h, f, j, c, r, I, m, n. n, n/.
2.2.2 Fonem Vokal
Untuk mengetahui lengkap atau tidaknya distribusi fonem-fonem
Berdasarkan analisis data bahasa Bima, ditemukan lima buah
konsonan tersebut, dapat dilihat dalam distribusi di bawah ini.
fonem vokal, yaitu dua buah fonem vokal depan (/ i I dan I el ). satu
buah fonem vokal pusat ( I a I ), dan dua buah fonem vokal belakang
( I u I dan I 0 I )
• I) Distribusi Konsonan / b /

Posisi Awal Posisi Tengah Posisi Akhir


Dari anal isis terhadap kelima fonem vokal itu, hanya fonem vokal
I a I yang tidak memiliki variasi bentuk atau alofon. Kelima fonem
bada I bada I 'badak' kabata I kabatal vokal itu dibicarakan dalam uraian berikut.
'mencatat'
I) Fonem VokaL / i /
baki I baki I 'talam; kabebu I kabebu I -
'terlalu kendur' Fonem vokal I i I dalam bahasa Bima memiliki dua alofon, yaitu
32 53

II ]. Fonem I i I dapat dibuktikan dengan menggunakan prinsip


I i I dan 4) Distribusi Voklll / It /
pasangan minimal. Posisi Akhir
Posisi Awal Posisi Tengah
Saluan dari [ dari ] , kelurunan' dan dam [ daru ] 'orang' , rt(ju I ruju I 'me-
ulu I ulu I 'dahulu' ruba I ruba 'ge-
demikian pula saluan di [ di ] 'baral' dan do [ do ] 'selalan' membuktikan
gabah' meras'
vokoid [ i ] berstatu~ sebagai fonem . •
udll I udu I 'menum- rll/na I rumah I 'ra- msu I rusu I 'men
Lambang fonem itu adalah I i I .
puk' ja' colok'
Pasangan minimal lain yang membuktikan keberudaan fonem
umll I umu 'rurnah' TlImpa I rumpa I rupu I rupu I
vokal I i I adalah sebagai berikut.
'menemukan' 'gegabah'
ciki [ ciki ] 'cukup' -- cike [ cike ] 'mengusir anjing';
urnl I umi I 'ibu' ruke I ruke ber mgu I rugu I 'bu-
cili [ cili ] 'sembunyi' -- cila lcila ] 'parang' ; gerak' nyi'
cori lcori ] 'miring' cora [coro ] 'pura-pura'; sambura I sambura I waru I waru 'de-
eli [ eli ] 'suara' elo [ elo ] 'puncakJpucuk'; 'bertebaran' lapan'
edi [ edi ] 'kaki' edu [ edu ] 'jenis ikan'.

Vokoid [ i ] bentuknya rnirip dengan vokoid [ I ]. Dalarn bahasa 5) Distribusi Vokal / 0 /


Birna vokoid-vokoid itu berada dalarn distribusi kornplementer. Vokoid Posisi Awal Posisi Tengah Posisi Akhir
[ i ] selalu berada dalarn suku terbuka. Posisi bunyi itu dapat dibuktikan
pada satuan-satuan berikut. Satuan iti [ iti ] 'otak', iri [ iri ] 'merembes'. obe lobe I 'obeng' padoli I padoli / ponggo I p09go I
ibara [ ibara ] 'ibarat', jibi Uibi] 'besar sekali (tubuhnya)' , jenali 'kikir' 'kepak'
[ jenali ] 'carnat', ali [ ali] 'alif (huruf pertarna bahasa Arab)', amposi oci loci 'cepai' padoma I pedoma I ponco I ponco I ,
[ arnposi ] 'saya kira demikian' rnenunjukkan posisi bunyi [ i ] ada 'pedoman' 'porno'
pada suku kata terbuka . Akan tetapi, bunyi I I I dalarn bahasa Bima
oha I oha I 'nasi' pompa I pompo I poco I poco I 'cu-
selalu menernpati posisi suku kata tertutup . Hal itu dapat dibuktikan
pada satuan-satuan berikut. Satuan imba [ irnba ] 'rneniru ucapan', inci 'menggendong' rni-cumi'
[ Inci ] 'menyingsing', indo [ Indo] 'tidak', jimba [ jImba ] 'biri-biri',
ohu I ohu I 'bunyi padona I padona I pompo I pompo I
jinta [ jlnta ] 'jintaa', dingga [ dI!)ga ] 'harnba sahaya di dalam istana . 'menggendong'
batuk' 'panjang'
sultan Birna dahulu', kalimbalLi [ kallmbatu ] 'berkelamin (khusus untuk
serangga)', kalimbi [kallmbi] 'jenis serangga air' dan kal1gginda
[ kanglnda ] 'bergoyang (Ierutama untuk sesuatu yang besar seperti
n :mah dan ranah), rnemperlihatkan posisi bunyi [ I ] berada pada suku
kata tertutup.
Dengan rnernperhatikan keberadaan posisi bunyi [ i ] dan [ I ]
dalam bah as a Bima, ternyata posisinya saling rne\engkapi (tidak pernah
52 33

ira I ira I 'seruan jillfa I jinta I jllki I juki saling bertukar). Dengan demikian. vokoid-vokod [ i I dan [ I 1 hanya
kesakitan' 'jinta 'joki' alofon dari sebuah fonem . Fonem yang dimaksud adalah I i I.
i~1'll I iwa I 'ternan' kal/firi I kantiri I kliPi I kapi I 2) Fonem Vokal I e I
meluruskanl 'mengikat' Fonem vokal I e I dalam bahasa Bima memiliki dua variasi bentuk
2) Disrribusi Vokal I e I atau alofon. Alofin yang dimaksud adalah [ e I dan [ E I. Fonem
I e I dapat dibuktikan dengan menggunakan pasangna minimal.
Posisi Awal Posisi Tengah Posisi Akhir
Satuan bag£' [ bage I ' membagi' dan bago [ bago I 'suka
edera I edera I 'jangan' esel1e I esene I 'Se ese I ese I
berbohong', satuan dore [ dore I 'bukit', dan doro [ doro ] 'gunung'
nin' 'atas'
masing-masing dibedakan oleh vokoid-vokoid [ e ] dan [ 0 I yang
ede I ede I 'sangat' jenra I fenta I fele I fele I mengakibatkan makna tiap-tiap satuan itu berbeda. Dengan demikian,
'sisik' ·'film' vokoid [ e I terbukti berstatus sebagai fonem dengan lam bang I e I
empa I empa I 'mem eseria I esetia I fare I fare I
bantah' 'ikhtisar' 'padi' Pasangan minimal lain yang memperkuat keberadaan fonem
vokal I e I adalah sebagai berikut.
engko I e!)ko I 'mu- feli I feli I 'nama fore I fore I 'me
fakat' 'pohon' ngepal' kacike [kacike I 'mengusir anjing' -- kacika [ kacika I 'penuhkan'
eko I eko I'melilit' ededu I edudu I eme I erne I 'daya' kacarnpe [ kacampe ] 'penuh sesak' -- kacampo [ kacampo I 'menyatakan';
'biarkan'
kacake [ kacake I 'kecil mungil' -- kacaka [ kacaka I 'kena dengan
tepat';
3) Distribui Vokal I a I longge [Io')gee I 'Iembaran daun padi' -- IOl1gga [ I09ga I 'kijang
yang tinggi dalam dongeng';
Posisi Awal Posisi Tengah Posisi Akhir
lake [ loke I 'mengupas' -- loki [ loki I 'pantat' .
ali I ali I 'alif amana I amana I ama I ama I 'aman' Vokoid [ e I bentuknya mirip dengan vokoid [ E ]. Vokoid-vokoid
'amanat' itu berada dalam distribusi komplementer. Vokoid· [ e I selalu berada
alo I alo 'mem- alama I alama ' amana I amana I pada suku kata terbuka. Posisi vokoid itu dapat dibuktikan dalam
basuh piring' 'alamat' 'amanat' satuan-satuan berikut. Satuan bage [ bage I 'membagi', erne [ eme ]
'daya', ake rake I 'ini', ele [ele I 'timur' menunjukkan posisi vokoid
amba I amba I 'pa- alamarahu I alama- ipa I ipa 'sebesar'
I e I ada pada suku kata terbuka. Akan tetapi, vokoid [ E I dalam
rahul 'almarhum' rang'
bahasa Bima selalu menempati posisi suku kata tertutup. Hal itu dapat
ama lama I'aman' alamari lalmari I amba I amba I 'men' dibuktikan pada satuan-satuan berikut. Satuan gendi [ gEndi ] 'pelipis',
'almari' jual' engko [ Enko I 'mufakat, empe [ Empe I 'menyembunyikan', empa
[ Empa ] , menambah (dalam hal tukar-tambah)" ellde [Ende], 'di-
ampu / ampu I 'pe- anggara I angara I ara I ara I 'sini'
pelihara sejak kecil, ende [ Endo I 'berlenggak-lcnggok', fenra [tEnta I
nuh' 'anggaran'
34 51

'I\ulil ari',ji'llfi I tEnli ] 'pentil' memperlihatkan posisi vol\oiJ BL bilabial


E ] selalu berada pada sul\u kata tertutup . Oleh karena itu. vol\oid- LO labio dental
vokoid [ e 1 dan [ E ] hanyalah merupakan alofon dari sebuah fonem. AO apiko dental
Fonem itu adalah I e I.
AA apiko alveolar
AP apiko palatal
3) Fonl'm Voked / a /
OY dorso velar
Fonem vokal I a I dalam bahasa Bima tidak memiliki variasai GL glotal
bentuk atau alofon. Keberadaan fonem vokal I a I dapat dibuktikan Bs bersuara
dengan menggunakan prinsip pasangan minimal.
TBs takbersuara
Satuan 'HIrLI [ waru ] 'warung' dan satuan 11'Urtl [ wuru ] 'bulu
kemaluan', ara [ ara ] 'mengarak' dan lira [ ura ] 'hujan', ari [ ari ] 2.2.4 Distribusi Fonem
'yang terakhir' , dan uri [ uri ] 'menginginkan' membuktikan vokoid
[ a ] berstatus sebagai vonem vokal. Yokoid [ a ] dalam pasangan unsur- Distribusi fonem adalah suatu posisi yang ditempati oleh sebuah
unsur di atas berkontras dengan vokoid [ u ] yang mengakibatkan fonem dalam satuan gramati. Oalam setiap bahasa distribusi fonem
perbedaan makna pad a tiap-tiap satuan di atas. Lambang fonem vokal dapat menempati posisi lengkap dan dapat juga menempati posisi yang
itll adalah I a I. tidak lengkap. Fonem dikatakan berdistribusi lengkap apabila fonem
itu dapat menempati posisi awa!, tengah. dan akhir suatu kata dasar.
Padangan minimal lain yang memperkuat keberadaan fonem Akan tetapi, bila fonem itu hanya dapat menempati dua posisi (awal
vokal I a I adalah sebagai berikut. dan akhir, awal dan tengah, tengah dan akhir) atau pada satu posisi
ala [ ala ] 'alam at au dunia' -- ali [ ali ] 'aJif; (awal/tengah/akhir), fonem itu disebut berdistribusi tidak lengkap.
amba [ amba ] 'menjuaJ' -- ambe [ ambe ] 'tali pengikat pada leher
kerball'; 2.2.4.1 Distribusi Fonem Vokal

apa [ apa ] 'angkat' -- api [ api ] 'sepit'; Sesuai dengan hasil penelitian, bahasa Bima memiliki lima buah
fonem voka" yaitu I i, e, a, u, 0/. Kelima distribusi fonem vokal itu
ara [ ara ] 'mengarak' -- ari [ari ] 'Iuar';
diuraikan di bawah ini.
buka [ buka ] 'berbuka puasa' -- buku [ buku ] 'buku'.

1) Distribusi Vokal / i /
4) Fonem Vokal / 0 /
Posisi Awal Posisi Tengah Posisi Akhir
Fonem vokal 101 dalam bahasa Bima memiJiki dua buah alofon.
Alofon ito adalah [ 0 ] dan [ :::> ]. Fonem vokal I 0 I dapat dibuktikan ica I ica I 'satu' jarimpi I jarimpi I kaceli I kaceli I '
keberadaannya dengan menggunakan prinsip pasangan minimal. 'dinding' merasa sedih'
Satuan bago [ bago ] 'suka berbohong' dan satuan bage jiki I jiki 'zikir'
ipa I ipa I 'seberang' jima I jima 'gelang'
[ bage ] 'membagi' satuan doro [ doro ] 'gunuflg' dan satuan dore
[ dore ] 'bukit', satuan dotu [ dotu ] 'memotong dahan' dan satuan dutu inta I inta I 'intan' jido I jido 'Iemas' jibi I jibi I 'tubuh besar'
50 35

DIAGRAM FONEM KONSONAN BAHASA BIMA [ dutu ] 'tegak' rnembuktikan vokoid [ 0 I berada dalarn pasangun
_. -. minimal. Oleh karena itu. vokoid [ 0 I merupakan fonem vokal.

~
Lambang fonem vokal itu adalah lot.
BL LD AD AA AP FP DV GL
~
Pasangan minimal lain yang membuktikan keberadaan fonem
~ " , vokal lot adalah sebagai berikut.
ampo ampo 'kemudian' -- ampe [ ampe ] 'menyampirkan';
Hambat Bs b b* d d* (:J

'" ampo ampo 'mengatur' -- ari [ ati ] 'alang-alang';


.)
(Letupan) I TBs P t k
bago [ bago ] 'suka berbohong' -- bage [ bage ] 'membagi';
-
Bs bilo [ bilo ] 'membual' -- biLa [ bila ] 'muazim'.
Frikatif "
(Geser) TBs f s h Vokoid [ 0 ] bentuknya hampir sarna dengan vokoid [ ~ ]. Dalam
bahasa Bima ternyata vokoid-vokoid [ 0 ] dan [ ::l ] berada dalam
Bs J distribusi yang komplementer. Vokoid [ 0 ] selalu berada pada suku
Afrikatif - ""
- - kala terbuka. Posisi vokoid itu dapat dibuktikan dalam satuan-satuan
TBs .- [e] [R] berikut. Satuan jago [ jago ] 'jagung', jangko [ ja')ko ] 'makan yang
Bs
. r
,
[L]
dibawa pulang dari perhelatan', jangkoro [jalJkoro ] 'sejenis jangkeringk
.y ~J
yang akan kecil' , jido [ jido J 'Iunglai karena lemas', kacero
Getar
TBs [ kacero ] 'nama sebangsa unggas', kacipo [ kacipo ] 'jenis jajan', karopa
--
Bs I
.
.- -,
t:'~ o....j
[ karopa ] 'pohon parapat', karori [ karori ] 'muak', dan karoto
[ karoto ] 'tenggorokan' memperlihatkan posisi vokoid [ 0 ] pada suku
Lateral kata terbuka. Akan tetapi, vokoid [ ~ ] dalam bahaa Bima selalu
TBs menempati posisi suku kata tertutup. Hal itu dapat dibuktikan dalam
Bs m n -n ,n satuan-satuan berikut. Satuan karonto [ kaonto ] 'kecil tak berisi',
karombo [ kaDmbo ] 'jenis ikan', katongga [ kat~l}ga ] 'bunyi-bunyian
Nasal TBS dari bambu atau kayu yang diberi lubang', longga [b9ga] 'Iembaran
daun padi yang masih melekat pad a tangkainya waktu diketam', Londo
Semikon Bs w y [ bndo )' gulungan tembakau', londe [ bnde ] 'ikan banden', ronda
sonan [ onda ] 'telanjang', rongga [ rcrygga ] 'sampah', ronti [ Dnti ]
TBS -- 'memotong sesuatu yang panjang dan. tipis', dan rontu [ qntu ] 'nama
jenis pohon' memperlihatkan posisi vokoid [ ::l ] selalu berada pada
Catatan : * -> fonem implosif suku kata tertutup . Oleh karena itu, vokoid-vokoid [ 0 ] dan [ ::l ]
Keterangan hanyalah merupakan variasi st:-buah fonem karena vokoid-vokoid itu
I Berdasarkan bergetar tidaknya selaput suara berada dalam distribusi komplementer. Keberadaan posi si vokoid-
II Berdasarkan tempat artikulasi vokoid itu tidak pernah saling bertukar. Lambang fonem tersebut adalah
III Berdas arkan jenis rintangan let .
36 49

5) FOIIC'm Voked / /I / I) FOllem SemikollSOIlQn / It· /

Fonem vokal I u I dalam bahasa Bima memiliki dua alovon, yaitu Satuan awe [ awe] 'memanggil dengan melambaikan langan' dan
[ u ] dan [ U ]. Fonem I u I dapat dibuktikan keberadaannya dengan -ame [ arne] 'makan', ~l'el1ta I wEllta } 'tangguk (terbuat dari anyaman
merapkan prinsip pasangan minimal. benang)' dan mellTa [mEnta] 'keripik beras', ~\'idi [ widi ] 'memilih' dan
midi [ midi] 'diam', wiri [wiri] 'memutar' dam miri [ miri ] 'terhuyung-
Satuan bahll [ babu ] 'pembantu' dan satuan baba '[ baba ] 'ayah',
huyung' merupakan pasangan minimal yang membuktikan bunyi kontoid
akll [ aku ] 'ukur' dan ako [ ako ] 'akur'membuktikan vokoid [ u ]
[ w ] berstatus sebagai fonem dengan lambang fonemnya I w I.
berstatus sebagai fonem karena vokoid itu berada dalam pasangan
minimal. Lambang fonemnya adalah I u I.
Pasangan minimal lain yang dapat menunjang keberadaan fonem 2) Fonem Semikonsonan I y I
vokal I u I adalah sebagai berikut. Kontoid [ y ] dalam bahasa Bima merupakan fonem. Lambang
dllPU [dapu ] 'dadu' -- dade [ dade] , panggilan ibu untuk golongan fonem itu adalah I y I. Keberadaan fonem itu dapat dibuktikan dengan
bangsawan'; pasangan minimal berikut.
dam [ daru ] 'orang' -- daro [ daro ] 'liar': Satuan kabaya [ kabaya ] 'kebaya' dan kahata [kabata]
'mencatat', ampoya [ ampoya ] 'baru saja' dan amposa [ amposa ] 'tidak
dontu [ d::mtu ] 'tua di pohon' -- donto [ d:::Jnto ] 'Iuntur';
demikian' masing-masing merupakan pasangan minimal. Pasangan-
dllndll [ dUndu ] 'punggung parang' -- dunde [ dUnde ] 'tegang'. satuan di atas hanya dibedakan oleh kontoid [ y ] dan [ t ] pada satuan
Vokoid [ u ] bentuknya mirip dengan vokoid [ U ]. Oalam bahasa kabaya dan kabata, serta kontoid [ y ] dan [ s ] dalam ampoya dan
Bima ternyata vokoid-vokoid [ u ] dan [ U ] berada dalam distribusi amposa . Akibat dari kontras kontoid-kontoid itu adalah terjadinya
komplementer. Vokoid [ u ] selalu menempati posisi suku kata terbuka. perbedaan makna dalam tiap-tiap satuan tersebut.
Hal itu terlihat dalam data berikut.
Satuan dompu [ d:::Jmpu ] 'nama kabupaten di NTB', duwa
[ duwa] 'merengek-rengek', dllha [ duha ] 'rasa nyeri', kangodu [ kanodu
] 'menindahkan', dan raWli [ rawu ] 'sulang asap' menunjukkan posisi
vokoid [ u ] ada pada suku kata terbuka. Akan tetapi, vokoid [ u ]
selalu menempati posisi suku kata tertutup . Hal itu terlihat dalam data
berikut. Satuan karumpa [ karumpa ] 'terompah', kandllndu [kandUndu]
'deret-deretan', Junta [fUnta] 'keruh', dumpu [dUmpu ] 'tumpul',
cumpu [ cUmpu ] 'campur tangan', Juntu [ fUntu ] 'bintang sakti', dan
bungke [ bUl)ke ] 'berbuka puasa' menunjukkan posisi vokoid [ u ]
selalu berada pada suku kata tertutup. Oleh karena itu, dapat dipastikan
bahwa vokoid-vokoid [ u ] dan [ U ] hanya variasi dari sebuah fonem.
Fonem itu adalah I u I.
48 37

Pasangan minimal lain yang dapat menunjang keberadaan fonem DIAGRAM FONEM VOKAL BAHASA BIMA
I 9 I adalah sebagai berikut.
IIgari [ 9ari ] 'menggali' -- clIr; [ cari ] 'keluarkan' ngara [ 9ara ] 'bebek'
Posisi Lidah Depun Pusat Belakang
-- cara [ cara ] 'cara' ngam [ ~aro ] 'ke sana kemari' -- ellm ,
[ caro ] 'gegabah' Ilgari [ 9ari 1 'mengguli' -- jari [ juri 1 'jari tangan'. --- -
L.I ___
-
, , ,
u
Tinggi I U
f, rI ,( .) '"I (
"
.,
11/
4) Fonem /

Satuan mille; [ minci 1 'busi' dan misi [ misi ] 'hal us', neai
Sedang
. e
,
0

.
, ---
[ "cai ] 'jalun' dan kayi [kuyi 1 'dengan. kanei [ kanci 1 'kancil' dan Rendah a
kani [ kani ] 'pakaian' masing-masing merupakan pasangan minimal. , ( 1, •. 1; , r:: ~. '. I:,·. ,) 1.1,11 l 1..') I'~.~

Pasangan minimal ·itu membuktikan keberadaan fonem I If I. _ . . . "1

&." ~
. ..-
~ -

Pasaangan minimal lain yang dapat memperkuat keberadaan


fonem I n I adalah sebagai berikut. 2.2.3 FOllem Konsonan
kancaka [ kancaka 1 'bagian rumah' -- kandaka [ kancaka ] 'membuat Setelah dilakukan penelitian dengan menerapkan prinsip-prinsip
seperti itu' yang sarna dengan yang dilakukan dalam mengidentifikasi fonem-fonem
vokal bahasa Bima (terutama penerapan prinsip pasangan minimal),
kaneoko [ kancoko 1 'simpang siur' -- kandoko [ kandoko ] melekatkan' akhirnya dapat disimpulkan bahwa bahasa Bima memiliki dua puluh
kanea [ kanca 1 'jenis tarian Bima' -- kanda [ kanda ] 'bunyi ayam fonem konsonan . Fonem-fonem itu adalah
betina'
I b I, I P I, I ~ I, I t I, I q I, I g I, I k I , I ? I, I s I, I h I .

2.2.3.7 Fonem Semikonsonall I f I. I j I, I c I, I r I, I I I, I m I, I n I. I 9 I, dan I Ii I .


Oalam bahasa Bima ditemukan dua fonem semikonsonan, yaitu Oi samping itu, bahasa Bima memiliki dua fonem semikonsonan, yaitu
I w I dan I y I. Fonem I w I dapat dideskripsikan sebagai fonem I w I dan I y I. Fonem-fonem itu dibicarakan secara berturut-turut di
semikonsonan bilabial bersuara dan I y I sebagai fonem semikonsonan bawah ini.
afiko-alveolar bersuara. Cara pengucapan I w I menyerupai pengucapan
fonem vokal I u I, tetapi bibir terlalu bundar sehingga merupakan 2.2.3.1 Fonem Hambat
rintangan bagi udara yang keluar dari paru-paru. Cara pengucapan
I y I menyerupai I i I, tetapi lidah terlalu naik mendekati lengkung Dalam bahasa Bima terdapat delapan fonem hambat Berikut ini
kaki gigi (alveolar) sehingga udara dari paru-paru terganggu. akan dibicarakan fonem-fonem itu satu per satu .
,
\) Fonem / b /
Satuan bus; [ busi ] 'dengan' dan musi [ musi 1 'jenis seledri',
ba'La [ ba?a ] 'makian' dan pa 'a [ pa?a ] 'pahat', bada [ bada 1 'badak'
38 47

Jan 111l/(la [ mada ] 'mentah' merupakan pasangan minimal. Tiap-tiap maca [ maca ] 'macan' -- baca [ baca ] 'membaca'
pasangan memiliki jumlah bunyi yang sarna serta jenis bunyinya pun mada [mada] 'mentah' -- pat/a [ padu ] 'berJumur sesU<ltu'
sama kecuali kontoiJ [ b ] dan [ m ] pad a pasangan I)//s; dan mus;,
maju [ maju ] 'menjangan' -- pl4" [ paju ] 'payung'
kontoid [ b ] dan [ p ] pada ba'a dan pa 'a serta kontoid [ b ] dan
[ m ] pada bada dan mada. Akibat dari perbedaan fonem-fonem yang male male] 'layu' -- pale [ pale ] 'mengasah'
berkontras itu adalah adanya perbedaan makna pada tiap-tiap satuan ma111a [manta] 'agak lembut' -- pal1ta [ panta ] 'memancangkan'
itu. Dengan demikian , kontoid [ b ] terbukti berstatus sebagai fonem .
Lambang fonem tersebut adalah 1 b I.
2) Fonem / 11 /

Pasangan minimal lain yang memperkuat keberadaan fonem Satuan nip; [nipi ] 'tipis' dan dipi [ dipi ] 'tikar', nara
1 b 1 adalah sebagai berikut : [ nard] jenis pohon kayu' dan dora [ dara ] 'merpati', naru [ naru ]
bala [ bala ] 'kecelakan' -- pala pala ] 'melainkan' 'panjang' dan dart! [ daru ] 'arang', naro [ naro ] 'menghirup air dari
mulut' dan doro [ doro ] 'gunung' masing-masing merupakan pasangan
bono [ bana ] 'angsa' -- pana [ pana ] 'tergesa-gesa'
minimal. Tiap-tiap pasangan di atas hanya dibedakan oleh kontoid
bale [ bale ] 'seng' -- male [ male ] 'Iayu' [ n ] dan [ d] sehingga timbul perbedaan makna pada tiap-tiap satuan
bell' [ bele ] 'kaleng' -- male [ male ] 'pendiam' itu. Oleh karena itu, dapat dipastikan bahwa kontoid [ n ] berstatus
sebagai fonem dengan lam bang fonem I n I.
bedi [ bedi ] 'bedil -- ped; [ pedi ] 'memotong'
Pasangan minimal lain yang dapat memperkuat keberadaan fonem
1 n 1 adalah sebagai berikut.
2) FOl1em / p /
fonem I n 1 adalah sebagai berikut.!
Satuan pado [ pado ] 'sudut' dan bado [ bado ] 'baddut', pala nahi [ nahi ] 'sirih' -- tahi [ tahi ] 'memikirkan'
[ pal a ] 'memukul' dan bala [ bala ] 'kecelakaan', pana [ pana ] 'panas' naji [ naji ] 'najis' -- taji [ taji ] 'mengadu'
dan bana [ bana ]'angksa'. para [ para] 'saling' dan bara [ bara ] nari [ nari ] 'perJahan' -- tari [ tari ] 'membentuk'
'barat' , pila [ piJa ] 'berapa', dan bila [ bila ] 'muazom, merupakan
naru [ naru ] 'panjang' -- taru [ taru ] 'awalan'
pasangan minimal. Satuan-satuan yang berpasangan tersebut dibedakan
oleh kontoid-kontoid [ p ] dan [ b ]. Akibat kontras kontoid [ p ] dan . nahu [ nahu ] 'takut' -- dahu [ dahu ] 'aku'
[ b ] dari tiap-tiap pasangan di atas adaJah adanya perbedaan makna.
OJeh karena itu, kontoid [ p ] terbukti berstatus sebagai fonem.
Lambang fonemnya adalah 1 p I. 3) Fonem / '} /

Pasangan minimal lain yang dapat memperkuat keberadaan fonem Satuan a!Ji [al)i] 'angin' dan aki [ aki ] 'permata', anga
1 p 1 adalah sebagai berikut. [ ana] 'membuka lebar-lebar' dan ara [ ara ] 'di sini', ci!Ji [ 'ci!)i]
'kemalu-maluan' dan ciwi [ ciwi ] 'sembi Ian', canga [ cana ] 'membelah
jJolo [ pala ] 'melainkan' - bala [ bala ] 'kecelakaan' ujungnya' dan cada [ cada ] 'parang' masing-masing merupakan
!Jedi [ pedi ] 'memotong - bedi [bedi ] 'bediJ' pasangan minimal. Pasangan minimal itu membuktikan kontoid [ n ]
berstatus sebagai fonem lambang fonem 1 9 I.
46 39

repa [ repa 1 'ban yak' -- lepa [Iepa 1 'tunduk' pana [pana] panas' - I/gal/l/ [ nana 1 'mengayam'
ral/gga [ ranga 1 'jantan' -- lallgga [ IUl)ga ] 'Ianglah' pUla [ puta ] 'memutar' - huta [buta] 'perahu'
mba mba] 'bendungan' -- la~a [Iaba 1 'jarang' pada [ pada ] 'berlumur sesuatu' - mada [ mada ] 'madat'

2.2.3.5 Fonem Lateral rI I ~

3) Fonem I b I
Satuan bala [bala 1 'keeelakaan' dan bam [ bara ] 'berat', ele
[ ele ] 'timur' dan ese [ ese 1 'atas' masing-masing merupakan pasangan Satuan ~aba [ paba 1 'mengikat erat-erat' dan babe [ baba 1 'ayah',
minimal. Pasangan minimal itu membuktikan keberadaan fonem I I I baca [ Qaea 1 'bekas' dan baca [ baea ] 'baea', hari [ bari] 'eolek' dan
Pasangan minimal lain yang dapat menunjukkan keberadaan fonem bari [~ari ] 'berbaris' menunjukka~ bahwa satua!l-satuan di atas adalah
I I I adalah sebagai berikut. pasangan minimal karefla tiap-tiap pasangan itu hanya dibedakan oleh
kontoid [ ~ ] dan [ b T. Akibat dari perbedaan kontoid tersebut adalah
bum [ bura ] 'sejenis penyakit' - hula [ bula ] 'hiasan pengantin pria'
terjadinya perbedaan makna pada I b I.
lente [ lente ] 'tidak beraturan' -- rente [ rente 1 'menghantam'
Pasangan minimal lain yang dapat memperkuat keberadaan fonem
Lake [ lake ] 'memasukkan dengan paksa' -- rake [ . rake 1 'eerewet' I ~ I adalah sebagai berikut.
lepa [ lepa ] 'tunduk ' -- repa [ repa 1 'banyak'
bago [bago 'senang dan enak' - balu [balu] 'bongkol'
. .
lobe [ lobe] 'Iembar' -- robe [ robe 1 ' mengambil' · bohong'

2.2.3.6 Fonem Nasal ·balu [ balu


.birua1 ]'harum dan enak' - baht [ balu ] 'bongkol'

Bahasa Bima memiliki empat buah fonem nasal, yaitu I m I,


~inta
. 'jenis kue' - birua [ birua 1 'beruang'
In I, I if I, dan I 9 I . Fonem-fonem itu dibiearakan dalam uraian berikut. . .
Iwdi [ kadi 1 'mengganti ' - kadi [ kadi ] 'gatal'

I) Fonemlml
· .
bodo [ bodo 1 'kira-kira' - bodo [ bode 1 'beduk'

Satuan mari [ mari ] 'Iemah lembut' dan bari [ bari 1 'meratakan', 4) Fonem I d I
mada [ mada ] 'mata' dan bada [ bada ] 'badak',
mLtsi [ musi ] 'jenis seledri' dan busi [ busi 1 'dingin', mura [ mura Satuan ida [ ida 1 'seruan kesaktian' dan ita [ita] 'anda', eda
] 'menanam padi' dan bura [bura] 'semaeam penyakit aki~at kena [ ede ] 'itu' dan eme [ erne ] 'daya', ida [ida] 'seruan kesaktian' dan
sihir' masing-masing merupakan pasangan minimal. Unsur-unsur pasangan ina [ ina] 'ibu' masing-masing se.bagai pa sangna minimal. Tiap-tiap
itu sarna sekali kontoid [ m 1 yang berkontras dengan [ b 1 sehingga pasangan itu hanya dibedakan oleh kontoid [ d ] dan [ t 1 dalam ida
timbul perbedaan makna pada masing-masing satuan itu. Dengan dan ita, [ d 1 dan [ m 1 dalam ede dan erne, serta [ d ) dan [ n ]
demikian, dapat dipastikan bahwa kontoid [ m ] berstatus sebagai dalam ida dan ina. Dari data itu dapat dipastikan bahwa kontoid
[ d ] adalah sebuah fonem. Lambang fonemnya adalah I d I .
fonem . Lambang fonemnya adalah I m I.
Pasangan minimal lain yang dapat memperkuat keberadaan fonem
Pasangan minimal lain yang dapat memperkuat keberadan fonem
I d I adalah sebagai berikut.
I m I adalah sebagai berikut.
40 45

c/a [ da ] , tidak' - la [ ta ] mu'


Pasangan minimal lain yang dapat menunjang keberadaan fonem
dajo daja 'jahat' - I{~ja [ taja ] 'Ioteng' I .i I adalah sebagai berikut.
dani danr] 'setengah matang' -- lalli [ tani ] 'berat' ja [ja] 'juga' -- ea [ ea ] 'cap'
dallll [ dahu ] 'takut' - lahu [ tahu ] 'tahu' jari [ jari ] 'jari tangan' -- wri [ cari ] 'mengeluarkan'
ida [ ida ] 'seruan kesaktian' - ila [ ita ] 'anda' jura [ jura ] 'karung' -- CLlra [ cura ] 'garis'
jaka [ jaka ] 'zakat' -- caka [ caka ] 'jangkal'
5) Fonem I I I .; 2) Fonem I c I
Satuan bate [ bate ] 'batik' dan bale [bale ] 'kaleng', tera Satuan ca [ ca ] 'merek atau cap' dan ja [ ja ] 'juga'. caba
[ tera ] 'keras' dan clew [ dera ] 'raut muka yang menyatakan [ caba ] 'ham bar' dan jaba [ jaba ] 'jangkar', caka [ caka ] 'jengkel'
kesungguhan', luka [ tuka ] 'sempit' dan eluka [ duka ] 'uang emas' dan jaka [ jaka ] 'zakat', serta cala [ cal a ] 'memisahkan' dan jala
masing-masing adalah pasangan minimal. Tiap-tiap pasangan itu sarna, [ jala ] 'jala' masing-masing merupakan pasangan minimal yang
kecuali kontoid [ d ] dan [ I ] pada bale dan bale, [ t ] dan [ d ] membuktikan keberadaan fonem I c I.
dalam lera dan dera, [ t ] dan [ d ] dalam luka dan eluka. Dari data
itu dapat dibuktikan bahwa kontoid [ t ] dalam bahasa Bima adalah Pasangan minimal lain yang dapat menunjang keberadaan fonem
fonem. Lambang fonemnya adalah I t I. I c I adalah sebagai berikut.

Pasangan minimal lain yang dapat memperkuat keberadaan fonem ciki [ ciki ] 'cukup' -- jiki [jiki] 'zikir'
I t I adalah sebagai berikut. cangka [cana] 'membelah ujungnya' -- janga [ jana ] 'ayam'
ila [ ita ] 'anda' - ida [ ida ] 'seruann kesaktian' cari [ cari ] 'mengeluarkan' -- jari [ jari ] 'jari tangan:
la [ ta ] 'mu' - da [ da ] 'tidak' cura [ cura ] 'garis' -- jura [ jura ] 'karung'
tahu [ tahu ] ]'tahu' - dahu [ dahu ] 'takut' campa [campa] 'menyela' -- jampa [ jampa ] 'mengurus'
laja taja 'Ioteng' - daja [ daja ] 'jahat'
2.2.3.4 Fonem Getar / r /
lani tani 'berat' - dani [ dani ] 'setengah matang'
Bahasa Bima hanya memiliki sebuah fonem getar, yaitu I r I.
Satuan bura [ bura ] sejenis penyakit akibat ken a sihir' dan bula
6) Fonem I d I . [ bula ] 'hiasan pengantin pria' merupakan pasangan minimal. Dalam
pasangan itu, kontoid [ r ] berkontras dengan kontoid [ I ] yang
. .
Satuan dae [ dae ] 'kakak atau abang' dan dae [ dae] 'ayah', dada. mengakibatkan perbedaan makna pada kedua unsur ilu . Hal ini berarti
.
[ dada] 'berbicara' dan dada [ dada] 'menempekan ramuan pada dahi',
.' kontoid [ r ] berstatus sebagai fonem lambang fonemnya I r I.
. .
dapu [ dapu ] 'merapatkan' dan dapu [ dapu ] 'bagian alat tenun', dapi . Pasangan minimal lain yang memperkuat keberadaanfonem
. . .
[ dapi ] 'dempet' dan dapi [ dapi ] 'lapis', deke [ deke ] 'cekatan' dan
dl:ke [ deke ] 'tolkek masing-masing merupakan pasangan minimal.
I r I adalah sebagai berikut.
rake [rake] 'cere wet' lake [ lake ] 'memasukkan dengan paksa'
Tiap-tiap pasangan itu sama)kecuali kontoid [ ~ ] dan [ d ]. Oleh karena
raka [raka] 'sampai' laka [Iaka] 'nama buah-buahan'
itu, kontoid [ d ] ada lah fonem. Lambangnya adalah I d I.
44 41

3) Fonem / I / Pasangan minimal lain yang dapat memperkuat keberadaan fonem


Satuan jedi [ fali ] failit' dan H'aLi [ wali ] 'Iagi'. Iaj a [ faja ] I d I adalah sebagai berikut.
'fajar' dan waja [waja] 'baja, fidi [ fidi ] 'gajah' dan willca nde4e [ nded~ ] 'menempaa] - Ildede [ ndede ] 'demikian'
[ winca ] 'mencabik' masing-masing merupakan pasangan minimal.
Kontoid-kontoid [ f ] dan [ w ] berkontras pada pasangan-pasangan ,.
da [ da ] 'Iagi' -
. . do. [ da ] 'tidak'
- ".:. .
Iafi dan 1,1, ali, faja dan waj{/, fidi dan widi, serta finca dan winca. dara dara 'Iapar' - dara [dara 'burung dara'
Perbedaan atau kontras kontoid-kontoid itu mengakibatkan perbedaan flaro ~aro 'meraba-raba' - daro daro] 'liar'
makna pada tiap-tiap satuan di atas. Oleh karena itu, kontoid [ f ] II
~lodo do?o] mohon diri' - dodo [ dodo ] 'melihat ke bawah'
terbukti berstatus sebagai fonem . Lambang fonemnya adalah I f I.
Pasangan minimal lain sebagai data yang dapat memperkuat
7) Fonem / g /
keberadaan fonem I f I adalah sebagai berikut.
Satuan gadi [ gadi ] 'gading' dan kadi [ kadi ] 'gata!', gapa
furu [ furu ] 'berbunyi' -- puru [ puru } 'membakar'
[ gapa ] 'membabi buta' dan kapa [ kapa ] 'kapal, gali [ gali ] 'sebangsa
faja [ faja ] 'fajar' -- paja [ paja ] 'Iuas at au lebr' kerang' dan kali [kali] 'kapa', gami [ gami ] 'nama sejenis bambu'
fana [ fana ] 'panas -- pana [ pana ] 'panas' dan kami [ kami ] 'jubah tipis', gll~u [ guru ] 'guru' dan kuru
[ kuru] 'sangkar' masing-masing merupakan pasangan minimal. Pasangan
fico [ fico ] 'terayun-ayun' -- pico [pico] 'sebelah matanya buta'
satuan-satuan itu sama kecuali kontoid-kontoid [ g ] dan [ k ] dan gadi
fua [ fua ] 'hancur' -- pua [ pua ] 'memeras'. dan kadi, gapa dan kapa, gali dan kali, serta gami dan kami . Akibat
perbedaan kontoid-kontoid tersebut adalah timbulnya perbedaan makna
dari tiap-tiap satuan itu . Dengan demikian, kontoid [ g ] berstatus
2.2.3.3 Fonem Afrikatif sebagai fonem. Lambang fonemnya adalah I g I.

Dalam bahasa Bima ditemukan dua fonem afrikatif, yaitu I j I Pasangan minimal lain yang dapat memperkuat keberadaan fonem
dan I c I. Kedua fonem afrikatif itu diuraikan berturut-turut di bawah I g I adalah sebagai berikut.
In!. gabe [ gabe ] 'terlalu besar' -- kabe [ kabe ] 'buah pikir'
gondo [ gondo ] 'berbulu jarang' -- kondo [ kondo ] kalung'
" golo [ golo ] 'golok' -- kolo [ kolo ] 'jenis permainan'
I) Fonem / j /
gili [gili] 'pulau keci!' -- kili [ kili ]' memungut'
Satuan jampa [ japa ] 'mengurus' dan campa [ campa] 'menyela', gola [ gola ] 'gula' -- kola [ kola ] 'gundul'
janga [ jana ] 'ayam' dan cal1ga [ cana ] 'membelah ujungnya', jiki
[ jiki ] 'zikir' dan ciki [ ciki ] 'cukup masing-masing merupakan
pasangan minimal. Unsur tiap-tiap pasangan itu sama, kecuali kontoid 8) Fonem / k /
[ j ] dan [ c ]. Kontoid yang berkontras itu bersifat distingtif. Jadi , Pasangan minimal kabe [ kabe ] 'buah pelir' dan gabe [gabe]
kontoid [j ] terbukti berstatus sebagai fonem dengan lambang fonemnya 'Ionggar', kali [ kali ] 'sa' dan gali [ gali ] 'sejenis kerang', kandll [
adalah I j I . kandu ] Imengandung' dan gandu [ gandu ] 'gandum' membuktikan
42 43

bahwa kontoid [ k 1 dalam bahasa Bima berstatus sebagai fonem. I) FOl1em / s /


Kontoid [ k ] yang berkonstras dengan kontoid [ g J bersifal distingtif. Satuan hasi [basi 1 'baskom' dan Imri [ bari 1 'meralakan' saba
Lambang f8n e mnya aJalah I k I.
[ silba 1 'sabar' dan Iwha [ haba 1 'membelah dengan barang tajam'
Pasangan minimal lain yang menunjang keberadaan fonelll salal/1 [ sala 1 'salak' dan hala [ hala 1 'jenis labu', sawi [ sawi 1
I k I adalah sebagai berikut. 'sayur sawi', dan Iwwi [ hawi 1 'pancing' masing-masing merupakan
pasangan minima.1 Kontoid [ s 1 dan [ h 1 adalah kontoid yang
kola [ kola 1 'gundul' -- Rola [ gola J 'gula'
berkontras dalalll pasangan saba dan holm, s(/Ia dan hal(/. serta S(/IV;
kili [ kili 1 'memungut' -- gili [ giliJ . 'pulau kecil' dan lumi. Oleh karena itu, kontoid [ s ] dapat dibuktikan keberadaannya
kolo [ kolo 1 'permainan' --' golo [ golo 1 'golok' sebagai fonem. Lambang fonemnya adalah I s I.
kOfulo [ kondo 1 'kalung' -- gOfldo [ gondo 1 'berbu lu Jarang Pasangan minimal lain yang memperkuat keberadaan fonem I sl
kabe [ kabe ] 'buah pelir' -- gahe [ gabe ] 'terlalu besar' adalah sebagai berikut.
sadltki [ saduki ] 'tegang' -- tadllki [ taduki 1 'berkerut'
9 ) Fonem / ? / saja [ saja 1 'sa yang' -- taja [ raja ] 'Ioteng'
Satuan !i'i [ fi?i 1 'mengurut ' dan fiki [ fiki ] 'pikir', ju'u saki [ saki ] 'berserakan' -- taki [ taki ] 'tugas'
[ fu?u 1 'pohon atau pangkal' dan juru [ furu ] 'berbunyi seperti bunyi sala [ sal a ] 'salah' -- tala [tala] 'talak'
air yang disemburkan berulang-ulang', ko'l/ [ kJ? u 1 'boneka' dan kudi sara [ sara ] 'tidak kena' -- tana [ tan a 1 'susuh'
[ kudi 1 'mengunci rapat-rapat' masing-masing merupakan pasangan
minimal. Tiap-tiap pasangan minimal di at as membuktikan kontoid 2) Fonem / h /
[ ? 1 berstatus sebagai fonem. Lambang fonemnya adalah I ? I.
Pasangan minimal habe [habe 1 'turunan Arab' dan sabe
Pasangan minimal lain yang dapat memperluat keberadaan fonem [ sabe ] 'sutra', hanta [hata 1 'angkat' dan santa [ santa 1 'santan',
I ? I adalah sebagai berikut. hihi [ hihi ] 'meringkik' dan sihi [ sihi ] 'sihir', hoda [ hoda ]
ka'a [ ka?a ] 'membakar' -- kaba [ kaba ] 'hampa dan ringan' 'menghilangkan' dan soda [ soda] 'soda' membuktikan bahwa kODtoid
kalla'e [ kana?e ] 'membesarkan' -- kallabe [ kanabe 1'ikur memperoleh [ h ] berstatus sebagai fonem. Lambang fonemnya adaJah I h I.
keuntungan' ~ Pasangan minimal lain yang memperkuat keberadaan fonem
kampi'i [ kampi?i 1 'sunyi sekali' -- kampidi [kampidi 1 'tunas muda' I h I adalah sebagai berikut.
kalle'e [ kane?e 1 'menaikkan' -- kaneje [kanefe 1 'sarung' kara'a . hadi hadi] 'pekat' -- kadi 'gatal'
[ kara?a 1 'retak' -- karaba [ karaba 1 'berondong beras'
hala haJa] 'jenis Jabu' -- kala [kala] 'ruang gerak'
2.2.3.2 Fonem Frikatif haru [ haru ] 'harus' -- karu [karu] 'karung'
Dalam bahasa Bima terdapat tiga buah fonem frikatif, yaitu hare [ hare 1 'anak batu tulis' -- kare [ kare ] 'mengeringkan'
fonem I s I, I h I, dan I f I. Ketiga fonem itu diuraikan berturut-turut hat; [ hati ] 'khatib' -- kat; [ kati ] 'jenis kodok besar'
di bawah ini.
42 43

bahwa kontoid [ k ] dalam bahasa Bima berstatus sebagai fonem. I) FOl1cl1l / s /


Kontoid [ k ] yang berkonstras dengan kontoid [ g ] bersifat distingtif.
Satuan hasi [basi] 'bask om' dan hari [ bari ] 'meratakan ' saha
Lambang r(memn ya adalah f k f .
l saba ] 'sabar' dan /who [ haba ] 'membelah dengan barang tajam'
Pasangan minimal lain yang menunjang keberadaan fonem salllm [ sala ] 'salak' dan halo [ hala ] 'jenis labu', sW1'i [ sawi ]
f k f adalah sebagai berikut. 'sayur sawi', dan /1l1wi [ hawi ] 'pancing' masing-masing merupakan
kola [ kola] 'gundul' -- J!,o/a [ gola ] 'gula' pasangan minima.1 Kontoid [ s ] dan [ h ] adalah kontoid yang
berkontras dalam pasangan saha dan haba, sa/a dan ha/a, serta saH'i
kili [ kili ] 'memungut' -- gili [gili] 'pulau kecil' .. dan IIl/H·i. Oleh karena itu, kOlltoid [ s] dapat dibuktikan keberadaannya
k% [ kolo ] 'permainan' -~ golo [ golo ] 'golok' sebagai fonem. Lambang fonemnya adalah f s f .
kOlluo [ kondo ] 'kalung' -- gOl1do [ gondo ] 'berbulu jarang' Pasangan minimal lain yang memperkuat keberadaan fonem f sf
kabe [ kabe ] 'buah pelir' -- gahc [ gabe ] 'terlalu besar' adalah sebagai berikut.
saduki [ saduki ] 'tegang' -- taduki [ taduki ] 'berkerut'
9) FOl1em / ? / saja [ saja ] 'sayang' -- taja [ raja ] 'Ioteng'
Satuan ft.'i [ fi?i ] 'mengurut ' dan fiki [ fiki ] 'pikir' , fu'u saki [ saki ] 'berserakan' -- taki [ taki ] 'tugas'
[ fu?u ] 'pohon atau pangkal' dan fum [ furu ] 'berbunyi seperti bunyi sala [ sala ] 'salah' -- tala [tala] 'talak'
air yang disemburkan berulang-ulang', kO'l/ [ k;,? u ] 'boneka' dan kudi sara [ sara ] 'tidak kena' -- tana [ tana ] 'susuh'
r kudi ] 'mengunci rapat-rapat' masing-masing merupakan pasangan
minimal. Tiap-tiap pasangan minimal di at as membuktikan kontoid 2) Fonem / h /
[ ? ] berstatus sebagai fonem. Lambang fonemnya adalah f ? f .
Pasangan minimal habe [habe] 'turunan Arab' dan sabe
Pasangan minimal lain yang dapat memperluat keberadaan fonem [ sabe ] 'sutra', hanta [hata] 'angkat' dan santa [ santa] 'santan',
f ? f adalah sebagai berikut. hihi [ hihi ] 'meringkik' dan sihi [ sihi ] 'sihir', hoda [ hoda ]
ka'a [ ka?a ] 'membakar' -- kaba [ kaba ] 'hampa dan ringan' 'menghilangkan' dan soda [ soda] 'soda' membuktikan bahwa kontoid
kana'e [ kana?e ] 'membesarkan' -- kanabe [ kanabe ] 'ikur memperoleh [ h ] berstatus sebagai fonem . Lambang fonemnya adalah f h f.
keuntungan' Pasangan minimal lain yang memperkuat keberadaan fonem
kampi'i [ kampi?i ] 'sunyi sekali' -- kampidi [kampidi] 'tunas muda' f h f adalah sebagai berikut.
kane'e [ kane?e ] 'menaikkan' -- kallefe [kanefe] 'sarung' kara'a hadi hadi 'pekat' -- kadi 'gatal'
[ kara?a ] 'relak' -- karaba [ karaba ] 'berondong beras'
hala hala 'jenis labu' -- kala [kala] 'ruang gerak'
2.2.3.2 Fonem Frikatif haru haru] 'harus' -- karu [karu] 'karung'
Dalam bahasa Bima terdapat tiga buah · fonem frikatif, yaitu hare hare] 'anak batu tulis' -- kare [ kare ] 'mengeringkan'
fonem f s f, f h f, dan f f f. Ketiga fonem itu diuraikan berturut-turut hal; [ hati ] 'khatib' -- kat; [ kati ] 'jenis kodok besar'
di bawah ini.
44 41

.') FOllell1 / f / Pasangan minimal lain yang dapat memperkuat keberadaan fonem
Satuan .tf/Ii [ fali I failit' dan ~\"(/Ii [ wali I 'Iagi', Il!ia ( faja I
'fajar' dan wajll [waja I 'baja, .tidi [ fidi I 'gajah' dan ....·inca nde~e
.
I d I adalah sebagai berikuL
[ nded.e ] 'menempaa] - Ildede [ ndede I 'demikian'
[ winca I 'mencabik' masing-masing merupakan pasangan minimal.
~/(/ [ 1a I 'Iagi' - cia [ da I 'tidak'
Kontoid-kontoid [ f I dan [ w I berkontras pada pasangan-pasangan
fati dan ~mli, Ilija dan waja, fidi dan widi, serta finca dan winca. dara dara] 'Iapar' - clara [ dara ] 'burung dara'
Perbedaan atau kontras kontoid-kontoid itu mengakibatkan perbedaan ~(/ro [ ~aro ] 'meraba-raba' - daro [ daro ] 'I iar'
makna pad a tiap-tiap satuan di atas . Oleh karena itu, kontoid [ f ] .. ~/odo do?o] mohon diri' - dodo [ dodo] 'melihat ke bawah'
terbukti berstatus sebagai fonem. Lambang fonemnya adalah / f I .
Pasangan minimal lain sebagai data yang dapat memperkuat
7) Fanem / g /
keberadaan fonem I f I adalah sebagai berikut.
Satuan gadi [ gadi ] 'gading' dan kadi [ kadi ] 'gatal', gapa
furu [ furu ] 'berbunyi' -- punt [ puru ] 'membakar'
[ gapa ] 'membabi buta' dan kapa [ kapa ] 'kapal , gali [ gali ] 'sebangsa
faja [ faja ] 'fajar' -- paja [ paja ] 'Iuas atau lebr' kerang' dan kali [kali] 'kapa', gami [ gami ] 'nama sejenis bambu'
fana [ fana ] 'panas -- pana [ pana ] 'panas' dan kami [ kami ] 'jubah tipis', gu~u [ guru i 'guru' dan kuru
[ kuru] 'sangkar' masing-masing merupakan pasangan minimal. Pasangan
fico [ fico ] 'terayun-ayun' -- pica [pico] 'sebelah matanya buta'
satuan-satuan itu sarna kecuali kontoid-kontoid [ g ] dan [ k ] dan gadi
fua [ fua ] 'hancur' -- pua [ pua ] 'memeras'. dan kadi, gapa dan kapa, gali dan kali, serta gami dan kami . Akibat
perbedaan kontoid-kontoid tersebut adalah timbulnya perbedaan makna
dari tiap-tiap satuan itu. Dengan demikian , kontoid [ g ] berstatus
2.2.3.3 Fonem Afrikatif sebagai fonem. Lambang fonemnya adalah I g I.

Dalam bahasa Bima ditemukan dua fonem afrikatif, yaitu I j I Pasangan minimal lain yang dapat memperkuat keberadaan fonem
dan I c I. Kedua fonem afrikatif itu diuraikan berturut-turut di bawah I g I adalah sebagai berikut.
101. gabe [ gabe ] 'terlalu besar' -- kabe [ kabe ] 'buah pikir'
... gondo [ gondo ] 'berbulu jarang' -- kondo [ kondo ] kalung'
I) Fonem/j/ gala [ golo ] 'golok' -- kola [ kolo ] 'jenis permainan'
gili [gili] 'pulau kecil' -- kili [ kili ]' memungut'
Satuan jampa [japa ] 'mengurus' dan campa [ campa] 'menyela', gala [ gola ] 'gula' -- kola [ kola ] 'gundul'
janga [ jana I 'ayam' dan canga [ cana ] 'membelah ujungnya', jiki
[ jiki ] 'zikir' dan ciki [ ciki ] 'cukup masing-masing merupakan
pasangan minimal. Un sur tiap-tiap pasangan itu sarna, kecuali kontoid 8) Fonem / k /
[ j ] dan [ c ]. Kontoid yang berkontras itu bersifat distingtif. Jadi, Pasangan minimal kabe [ kabe ] 'buah pelir' dan gabe [gabe]
kontoid [j ] terbukti berstatus sebagai fonem dengan lambang fonemnya 'Ionggar', kali [ kali ] 'sa' dan gali [ gali ] 'sejenis kerang', kandll [
adalah I j I. kandu ] Imengandung' dan gandll [ gandu ] 'gandum' membuktikan
40 45

till [ da ] , lidak' - tll [ ta ] mu'


Pasangan minimal lain yang dapat menunjang keber<.ldaan fonem
d{!ill [daja 'jahat' - taja [ taja ] 'Ioteng' I adalah sebagai berikul.
dalli [ danr ] 'selengah matang' -- talli [Iani 'bera!' ja [ja] 'juga' -- ca [ ca ] 'cap'
dahu [ dahu ] 'lakul' - tahu [ tahu ] 'Iahu' jari [ jari ] 'jari langan' -- cari [ cari ] 'mengeluarkan'
ida [ ida ] 'seruan kesaklian' - ito [ ita ] 'anda' jura [ jura ] 'karung' -- cum [ cura ] 'garis'

jaka [ jaka ] 'zakat' -- caka [ caka ] 'jangkal'
5) Fonem / t /
2) Fonem / c /
Satuan bate [ bale ] 'batik' dan bale [bale ] 'kaleng', tera Satuan ca [ ca ] 'merek atau cap' dan ja [ ja ] 'juga', caba
[ tera ] 'keras' dan dera [ dera ] 'raut muka yang menyatakan [ caba ] 'hambar' dan jaba [ jaba ] 'jangkar', caka [ caka ] 'jengkel'
kesungguhan', tuka [ lub ] 'sempit' dan duka [ duka ] 'uang emas' dan jaka [ jaka ] 'zakat', serta cala [ cala ] 'memisahkan' dan jala
masing-masing adalah pasangan minimal. Tiap-tiap pasangan itu sama, [ jala ] 'jala' masing-masing merupakan pasangan minimal yang
kecuali kontoid [ d ] dan [ I ] pada bate dan bale, [ t ] dan [ d ] membuklikan keberadaan fonem I c I.
dalam tera dan dem , [ t ] dan [ d ] dalam tuka dan duka. Dari data
itu dapat dibuktikan bahwa kontoid [ t ] dalam bahasa Bima adalah Pasangan minimal lain yang dapat menunjang keberadaan fonem
fonem. Lambang fonemnya adalah I I I . I c I adalah sebagai berikut.
Pasangan minimal lain yang dapat memperkuat keberadaan fonem ciki [ ciki ] 'cukup' -- jiki [jiki] 'zikir'
I t I adalah sebagai berikul. cangka [cana] 'membelah ujungnya' -- janga [ jana ] 'ayam'
ita [ ita ] 'and a' - ida [ ida ] 'seruann kesaktian' cari [ cari ] 'mengeluarkan' -- jari [ jari ] 'jari tang an'
ta [ ta ] 'mu' - da [ da ] 'tidak' cura [ cura ] 'garis' -- jura [ jura ] 'karung'
tahu [ tahu ] )'tahu' - dahll [ dahu ] . 'takut' campa [campa] 'menyela' -- jampa [ jampa ] 'mengurus'
taja taja 'Ioteng' - daja [ daja ] 'jahat'
2.2.3.4 Fonem Getar / r /
tani lani 'berat' - dani [ dani ] 'selengah matang'
Bahasa Bima hanya memiliki sebuah fonem getar, yaitu I r I.
"\ Satuan bura [ bura ] sejenis penyakit akibat ken a sihir' dan bula
6) Fonem I d I
. [ bula ] 'hiasan pengantin pria' merupakun pasangan minimal. Dalam
pasangan itu, kontoid [ r ] berkontras dengan kontoid [ I ] yang
. . .
Satuan dae [ dae ] 'kakak atau abang' dan dae [ dae] 'ayah', dada
mengakibatkan perbedaan makna pada kedua unsur itu . Hal ini berarti
. ..
[ dada] 'berbicara' dan dada [ dada] 'menempekan ramuan pada dahi', kontoid [ r ] berstatus sebagai fonem lambang fonemnya I r I.
. .
dapu [ dapu ] 'merapatkan' dan dapu [ dapu ] 'bagian alat tenun', dapi . Pasangan minimal lain yang memperkuat keberadaan . fonem
. . .
[ dapi ] 'dempet' dan dapi [ dapi ] 'lapis', deke [ deke ] 'cekatan' dan
deke [ deke ] 'tolkek masing-masing merupakan pasangan minimal.
I r I adalah sebagai berikul.
rake [rake] 'cerewet' -- lake [ lake ] 'memasukkan dengan paksa'
Tiap-tiap pasangan itu sama,kecuali kontoid [ g] dan [ d ]. Oleh karena
raka [raka] 'sampai' -- laka [Iaka] 'nama buah-buahan'
itu, kontoid [ d ] adalah fonem. Lambangnya adalah I d I .
46 39

repa [ repa ] 'ban yak' -- lepa [Iepa] 'tunduk' palla [pana] panas' - "galll! [ nana ] 'mengayam'
rangga [ ranga ] 'jantan' -- lallsga [ lal)ga ] 'Ianglah' pi/fa [ puta ] 'memutar' - hura [buta] 'perahu'
mha mba] 'bendungan' -- laka [Iaba] 'jarang' pada [ pacla ] 'berlumur sesuatu' - mat/a [ mada ] 'madat'

2.2.3.5 Fonem Lateral r I / • 3) Fonem / h /


Satuan bola [bala] 'kecelakaan' dan bam [ bara ] 'berat', ele
[ ele ] 'timur' dan ese [ ese ] 'atas' masing-masing merupakan pasangan . .
Satuan bahn [ baba ] 'mengikat erat-eraf dan hahe [ baba ] 'ayah',
baca [ ~aca ] 'bekas' dan baca [ baca ] 'baea', bari [ bari] 'eolek' dan
minimal. Pasangan minimal itu membuktikan keberadaan fonem I I I
Pasangan minimal lain yang dapat menunjukkan keberadaan fonem bari [qari ] 'berbaris' menunjukka~ bahwa satua!1-satuan di at as adalah
I I I adalah sebagai berikut. pasangan minimal kare.na tiap-tiap pasangan itu hanya dibedakan oleh
kontoid [ ~ ] dan [ b ]. Akibat dari perbedaan kontoid tersebut adalah
bura [ bura ] 'sejenis penyakit' - bula [ bula ] 'hiasan pengantin pria'
terjadinya perbedaan makna pada / b I.
lente [ lente ] 'tidak beraturan' -- rente [ rente ] 'menghantam'
Pasangan minimal lain yang dapat memperkuat keberadaan fonem
lake lake] 'memasukkan dengan paksa' -- rake [ rake ] 'cerewet' I ~ I adalah sebagai berikut.
lepa lepa 'tunduk' -- repa [ repa ] 'banyak'
lobe . .
lobe] 'Iembar' -- robe [ robe] , mengambil' . ] 'senang dan enak' - balu [balu] 'bongkol'
·bago [ bago bohong'

2.2.3.6 Fonem Nasal ·balu [[ balu


.birua] ]'harum dan enak' - balu [ balu ] 'bongkol'

Bahasa Bima memiliki empat buah fonem nasal, yaitu I m I, ~irua


. 'jenis kue' - birua [ birua ] 'beruang'
/n I, I n I, dan I 9 I. Fonem-fonem itu dibicarakan dalam uraian berikut. kadi. [ kadi. ] 'mengganti ' - kadi [ kadi ] 'gatal'
I) Fonem / m /
·bodo [ bodo
. ] 'kira-kira' - bodo [ bodo ] 'beduk'
.

Satuan mari [ mari ] 'Iemah lembut' dan bari [ bari ] 'meratakan',


4) Fonem / d /
mada [ mada ] 'mata' dan bada [ bada ] 'badak',
musi [ musi ] 'jenis seledri' dan busi [ busi ] 'dingin'. mura [ mura Satuan ida [ ida] 'seruan kesaktian' dan iTa [ita] 'anda', eda
] 'menanam padi' dan bura [bura] 'semacam penyakit akibat kena [ ede ] 'itu' dan eme [ erne ] 'day a', ida [ida] 'seruan kesaktian' dan
sihir' masing-masing merupakan pasangan minimal. Unsur-unsur pasangan ina [ ina] 'ibu' masing-masing sebagai pasangna minimal. Tiap-tiap
itu sarna sekali kontoid [ m ] yang berkontras dengan [ b ] sehingga pasangan itu hanya dibedakan oleh kontoid [ d ] dan [ t ] dalam ida
timbul perbedaan makna pada masing-masing satuan itu. Dengan dan ita, [ d ] dan [ m ] dalam ede dan erne, serta [ d ) dan [ n ]
demikian, dapat dipastikan bahwa kontoid [ m ] berstatus sebagai dalam ida dan ina. Dari data itu dapat dipastikan bahwa kontoid
fonem . Lambang fonemnya adalah I m I. [ d ] adalah sebuah fonem. Lambang fonemnya adalah I d I.
Pasangan minimal lain yang dapat memperkuat keberadaan fonem
Pasangan minimal lain yang dapat memperkuat keberadan fonem
/ d I adalah sebagai berikut.
I m I adalah sebagai berikut.
38 47

dan mac/a [ mada ] 'menlah' merupakan pasangan minimal. Tiap-liap maca [ maca ] 'macan' -- ba('(l [ baca ] 'membaca'
pasangan memiliki jumlah bllnyi yang sarna serla jenis bllnyinya pun malia [mada] 'mentah' -- pmla [ pada ] 'berlumur sesualu'
sama kecuali konloid r b ] dan [ m ] pad a pasangan Imsi dan musi,
maj" [ maju ] 'menjangan' -- pajll [ paju ] 'payung'
kontoid [ b ] dan [ p ] pada bll 'a dan {Ja 'a serla konloid [ b ] dan
[ m ] pad a bada dan mada. Akibal dari perbedaan fonem-fonem yang male male] 'Iayu' -- pale [ pale ] 'mengasah'
berkonlras ilu adalah adanya perbedaan makna pada liap-liap saluan • manta [manta] 'agak lembuI' -- panta [ panla ] 'memancangkan'
ilu . Dengan demikian, konloid [ b ] lerbukli berslalus sebagai fonem.
Lambang fonem lersebul adalah I b I.
2) FOllem / n /
Pasangan minimal lain yang memperkual keberadaan fonem Saluan nipi [nipi ] 'tipis' dan dipi [ dipi ] 'tikar', !lara
/ b / adalah sebagai berikul : [ nara ] 'jenis pohon kayu' dan dara [ dara ] 'merpali', lIaru [ naru ]
bala [ bala ] 'kecelakan' -- pala pala ] 'melainkan' 'panjang' dan dam [ daru ] 'arang', /laro [ naro ] 'menghirup air dari
mulu!' dan doro [ doro ] 'gunung' masing-masing merupakan pasangan
batw [ bana ] 'angsa' -- palla [ pana ] 'tergesa-gesa'
minimal. Tiap-tiap pasangan di alas hanya dibedakan oleh konloid
bale [ bale ] 'seng' -- male [ male ] 'Iayu' [ n ] dan [ d] sehingga limbul perbedaan makna pada tiap-tiap saluan
bell' [ bele ] 'kaleng' -- male [ male ] 'pendiam' itu. Oleh karena ilU, dapal dipaslikan bahwa konloid [ n ] berslatus
sebagai fonem dengan lambang fonem I n I.
bedi [ bedi ] 'bedil -- pedi [ pedi ] 'memolong'
Pasangan minimal lain yang dapal memperkual keberadaan fonem
I n I adalah sebagai berikut.
2) Fonem / p /
fonem I n I adalah sebagai berikut.l
Satuan pado [ pado ] 'sudut' dan bado [ bado ] 'badduI', pala nahi [ nahi ] 'sirih' -- tahi [ lahi ] 'memikirkan'
[ pala ] 'memukul' dan bala [ bala ] 'kecelakaan', pana [ pana ] 'panas' naji [ naji ] 'najis' -- taji [ taji ] 'mengadu'
dan bana [ bana ]'angksa'. para [ para ] 'saling' dan bara [ bara ] nari [ nari ] 'perlahan' -- tar; [ lari ] 'membentuk'
'bara!', pila [ pila ] 'berapa', dan bila [ bila ] 'muazom, merupakan
naru [ naru ] 'panjang' -- taru [ laru ] 'awalan'
pasangan minimal. Satuan-satuan yang berpasangan lersebut dibedakan
oleh kontoid-konloid [ p ] dan [ b ]. Akibal konlras konloid [ p ] dan . nahu [ nahu ] 'takut' -- dahu [ dahu ] 'aku'
[ b ] dari liap-tiap pasangan di alas adalah adanya perbedaan makna.
Oleh karena ilu, konloid [ p ] terbukti berslalus sebagai fonem.
Lambang fonemnya adalah I p I. 3) Fonem / ?/
Pasangan minimal lain yang dapat memperkuat keberadaan fonem Satuan a!Ji [alJi] 'angin' dan aki [ aki ] 'permata', anga
/ p / adalah sebagai berikut. [ ana] 'membuka lebar-lebar' dan ara [ ara ] 'di sini', c;!Ji [cigi]
'kemalu-maluan' dan ciwi [ ciwi ] 'sembi lan', canga [ cana ] 'membelah
pala pala 'melainkan' - halo [ bala ] 'kecelakaan' ujungnya' dan cada [ cada ] 'parang' masing-masing merupakan
pedi pedi 'memolong - bedi [bedi ] 'bedil' pasangan minimal. Pasangan minimal ilu membuklikan kontoid [ n ]
berslatus sebagai fonem lam bang fonem I !) I.
48 37

Pasangan minimal lain yang dapat menunjang keberadaan fonem DIAGRAM FONEM VOKAL BAHASA BIMA
I 9 I adalah sebagai berikut.
- - . -' ....
- - .. _-&r .....
IIgari [ ?ari ] 'menggali' -- cari [ cari ] 'keluarkan' Ilgam [ !Jara 1 'bebek'
Posisi Lidah ion: ' Oepan Pusat Selakang
-- cara [ cam ] 'cara' Ilgam [ !laro ] 'ke sana kemari' -- cara I _.... I..

[ caro ] 'gegabah' Ilgari [ 9ari ] 'menggali' -- jari [ jari 1 'jari tangan'. , . -..~
h. ..... ~ f· ., . f'
- .i... , ....-~lr l

. .-
,
F- I
Tinggi • I
, U
.~
; !'":~".:J

4) Fonem I ,i I
.
Sedang
;, . 1
e
.
,
0
• ;.J,-,~ or

Satuan millei [ minci ] 'basi' dan misi [ misi ] 'halus', neai


-
[ ncai ] 'jalan' dan kayi [kayi 1 'dengan. kallei [ kanci ] 'kancil' dan Rendah a
,.. , . ~
kani [ kani 1 'pakaian' masing-masing merupakan pasangan minimal. .. ~ " Li ~ r ~:"- , 0 l I ',', (:LIt

Pasangan minimal ·itu membuktikan keberadaan fonem I ii I. .


Pasaangan minimal lain yang dapat memperkuat keberadaan
fonem I n I adalah sebagai berikut. 2.2.3 Fonem Konsonan
kaneaka [ kancaka 1 'bagian rumah' -- kandaka [ kancaka 1 'membuat Setelah dilakukan penelitian dengan menerapkan prinsip-prinsip
seperti itu' yang sarna dengan yang dilakukan dalam mengidentifikasi fonem-fonem
vokal bahasa Bima (terutama penerapan prinsip pasangan minimal),
kancoko [ kancoko ] 'simpang siur' -- kandoko [ kandoko 1 melekatkan' akhimya dapat disimpulkan bahwa bahasa Bima memiliki dua puluh
kanea [ kanca ] 'jenis tarian Sima' -- kalida [ kanda ] 'bunyi ayam fonem konsonan. Fonem-fonem itu adalah
betina'
I b I, I P I, I ~ I, I t I, I q I, I g I, I k I , I ? I, I s I, I h I,

2.2.3.7 Fonem Semikollsonan I f I, I j I, I c I, I r I, I I I, I m I, I n I, I 9 I, dan I n I.


Oalam bahasa Bima ditemukan dua fonem semikonsonan, yaitu Oi samping itu, bahasa Bima memiliki dua fonem semikonsonan, yaitu
I w I dan I y I . Fonem I w I dapat dideskripsikan sebagai fonem I w I dan I y /. Fonem-fonem itu dibicarakan secara berturut-turut di
,. bawah ini.
semikonsonan bilabial bersuara dan I y I sebagai fonem semikonsonan
afiko-alveolar bersuara. Cara pengucapan I wi menyerupai pengucapan
fonem vokal I u I, tetapi bibir terlalu bundar sehingga merupakan 2.2.3.1 Fonem Hambat
rintangan bagi udara yang keluar dari paru-paru. Cara pengucapan
I y I menyerupai I i I, tetapi Iidah terlalu naik mendekati lengkung Oalam bahasa Bima terdapat delapan fonem hambat.. Berikut ini
kaki gigi (alveolar) sehingga udara dari paru-paru terganggu. akan dibicarakan fonem-fonem itu satu per satu .
.
I) Fonem I b I
Satuan busi [ busi ] 'dengan' dan musi [ musi ] 'jenis seledri',
ba'/a [ ba?a ] 'makian' dan pa'a [ pa?a ] 'pahat', bada [ bada ] 'badak'
36 49

)) FOIlC'1II Vokll/ I 1/ I I) FOllem Selllikonsonan I ». I

Fonem vokal I u I dalum bahasa Bima memiliki dua alovon, yaitu Satuan awe [ awe] 'memanggil dengan melambaikafl tangan' dan
[ u 1 dan [ U ]. Fonem I u I dapat dibuktikan keberadaannya dengan -allle [ arne] 'makan', \-... enFa I \IEnta } 'tangguk (terbuat dari anyaman
merapkan prinsip pasangan minimal. benang)' dan menta [mEnta] 'keripik beras', widi [ widi ] 'memilih' dan
Inidi [ midi] 'diam', wiri [wiri] 'memutar' dam mir; [ miri ] 'terhuyung-
Satuan bahu [ babu ] 'pembantu' dan saluan babo '[ baba ] 'ayah',
huyung' merupakan pasangan minimal yang membuktikan bunyi kontoid
akll ( aku ] 'ukur' dan (Ike) r
ako ] 'akur'membuktikan vokoid [ u ]
[ w ] berstatus sebagai fonem dengan lambang fonemnya I w I .
berstatus sebagai fonem karena vokoid ilu berada dalum pasangan
minimal. Lambang fonemnya adalah I u I .
Pasangan minimal lain yang dapat menunjang keberadaan fonem 2) Fonem Semikonsonan I y I
vokal I u I adalah sebagai berikut. Kontoid [ y ] dalam bahasa Bima merupakan fonem. Lambang
dapu [ dapu ] 'dadu' -- dade [ dade] , panggilan ibu untuk golongan fonem itu adalah I y I. Keberadaan fonem itu dapat dibuktikan dengan
bangsawan'; pasangan minimal berikut.
daru [ daru ] 'orang' -- daro [ daro ] 'liar'; Satuan kabaya [ kabaya ] 'kebaya' dan kabata [kabata]
'mencatat', ampoya [ ampoya ] 'baru saja' dan amposa [ amposa ] 'tidak
dOlltu [ d::mtu ] 'tua di pohon' -- don to [ d:Jnto ] 'Iuntur';
demikian' masing-masing merupakan pasangan minimal. Pasangan-
dundu [ dUndu ] 'punggung parang' -- dunde [ dUnde ] 'tegang'. satuan di atas hanya dibedakan oleh kontoid [ y ] dan [ t ] pada satuan
Vokoid [ u ] bentuknya mirip dengan vokoid [ U ]. Dalam bahasa kabaya dan kabata, serta kontoid [ y ] dan [ s ] dalam ampoya dan
Bima ternyata vokoid-vokoid [ u ] dan [ U ] berada dalam distribusi amposa. Akibat dari kontras kontoid-kontoid itu adalah terjadinya
komplementer. Vokoid [ u ] selalu menempati posisi suku kata terbuka. perbedaan makna dalam tiap-tiap satuan tersebut.
Hal itu terlihat dalam data berikut.
Satuan dompl/ [ d:Jmpu ] 'nama kabupaten di NTB', duwa
[ duwa ] 'merengek-rengek', duha [ duha] 'rasa nyeri', kangodu [ kanodu
] 'menindahkan', dan rawu [ rawu ] 'sulang asap' menunjukkan posisi
vokoid [ u ] ada pada suku kata terbuka. Akan tetapi, vokoid [ u ]
selalu menempati posisi suku kat a tertutup. Hal itu terlihat dalam data
berikut. Satuan karumpa [ karumpa ] 'terompah', kafldufldu [kandUndu]
'deret-deretan', Junta [fUnta] 'keruh', dumpu [dUmpu ] 'tumpul',
clllnpu [ cUmpu ] 'campur tangan', Juntu [ fUntu ] 'bintang sakti', dan
bungke [ bU9ke ] 'berbuka puasa' menunjukkan posisi vokoid [ u ]
selalu berada pada suku kata tertutup. Oleh karena itu, dapat dipastikan
bahwa vokoid-vokoid [ u ] dan [ U ] hanya variasi dari sebuah fonem.
Fonem itu adalah I u I .
50 35

DIAGRAM FONEM KONSONAN BAHASA BIMA [ dutu 1 'tegak' membuktikan vokoid [ 0 1 berada dalam pasangan
minimal. Oleh karena itu, vokoid [ 0 1 merupakan fonem vokal.

~
..
Lambang fonem vokal itu adalah 1 0 I.
BL LD AD AA AP FP DV GL
Pasangan minimal lain yang membuktikan keberadaan fonem
~
I vokal 1 0 1 adalah sebagai berikut.
,
ampo ampo 'kemudian' -- ampe [ ampe ] 'menyampirkan':
Hambat Bs b b* d d* g
ampo ampo 'mengatur' -- ali [ ati ] 'alang-alang':
(Letupan) TBs p t k 'J

r
bago [ bago 1 'sub berbohong' -- bage [ bage 1 'membagi':
Bs hilo [ bilo 1 'membual' -- hila [ bila 1 'muazim'.
Frikatif
(Geser) TBs f s h Vokoid [ 0 1bentuknya hampir sarna dengan vokoid [ ::l ]. Dalam
bahasa Bima ternyata vokoid-vokoid [ 0 ] dan [ ::l ] berada dalam
Bs J distribusi yang komplementer. Vokoid [ 0 ] selalu berada pada suku
Afrikalif kata terbuka. Posisi vokoid itu dapat dibuktikan dalam satuan-satuan
TBs [e] [R] berikut. Satuan jago [ jago ] 'jagung', jallgko [ ja')ko ] 'makan yang
,
- 1..1.& L

r [L) dibawa pulang dari perhelatan',jallgkoro [jal)koro ] 'sejenis jangkeringk


Bs
Getar ~
yang akan kecil', jido [ jido ] 'Iunglai karena lemas', kacero
TBs [ kacero ] 'nama sebangsa unggas', kacipo [ kacipo ] 'jenis jajan', karopa
[ karopa ] 'pohon parapat', karori [ karori ] 'muak', dan karolo
Bs I [ karoto ] 'tenggorokan' memperlihatkan posisi vokoid [ 0 ] pada suku
Lateral kat a terbuka. Akan tetapi, vokoid [ ::l ] dalam bahaa Bima selalu
TBs menempati posi si suku kata tertutup. Hal itu dapat dibuktikan dalam
Bs m n -n 9 satuan-satuan berikut. Satuan karonto [ kaDnto ] 'kecil tak berisi',
katombo [ kat::lmbo ] 'jenis ikan', klliongga [ kat::lf}ga ] 'bunyi-bunyian
Nasal TBS dari bambu atau kayu yang diberi lubang', longga [b9ga] 'Iembaran
daun padi yang masih melekat pada tangkainya waktu diketam', londo
Semikon Bs w y
[ bndo ]' gulungan tembakau', londe [ bnde ] 'ikan banden', ronda
sonan
[ Dnda ] 'telanjang', rongga [ rC9gga ] 'sampah', ronti [ Dnti ]
TBS
'memotong sesuatu yang panjang dan tipis', dan rontu [ r:;mtu ] 'nama
jenis pohon' memperlihatkan posisi vokoid [ ::l 1 selalu berada pada
Catatan : * -> fonem implosif suku kata tertutup. Oleh karena itu, vokoid-vokoid [ 0 ] dan [ ::l ]
Keterangan hanyalah merupakan variasi st:buah fonem karena vokoid-vokoid itu
I Berdasarkan bergetar tidaknya selaput suara berada dalam distribusi komplementer. Keberadaan posi si vokoid-
II Berdasarkan temp at artikulasi vokoid itu tidak pemah saling bertukar. Lambang fonem tersebut adalah
III Berdas arkan jenis rintangan 1 e I.
34 --- - --_. 51

lulil ari'Jew; [ fEllli ] 'peillil' memperlihalkan posisi vokoid BL bilabial


E ] selalu berada pada sukll kala tertutup. Oleh karena itu. \'okoid- LD labio dental
vokoid [ e 1 dan [ E ] hanyalah merupakan alofon dari sebuah fonem . AD apiko dental
Fonem itu adalah I e I.
AA apiko alveolar
AP apiko palatal
3) Fonel71 Vokal I a I
DV dorso velar
Fonem vokal I a I dalam bahasa Bima tidak memiliki variasai GL glotal
bentllk atau alofon . Keberadaan fonem vokal I a I dapat dibuktikan Bs bersuara
dengan menggunakan prinsip pasangan minimal.
TBs tak bersuara
Satuan waru [ waru ] 'warung' dan satuan Il"Unl [ wuru ] 'bulu
kemaluan', am [ ara ] 'mengarak' dan ura [ ura ] 'hujan', ari [ ari ] 2.2.4 Distribusi Fonem
'yang terakhir', dan uri [ uri ] 'menginginkan' membuktikan vokoid
[ a ] berstatus sebagai vonem vokal. Vokoid [ a] dalam pasangan unsur- Distribusi fonem adalah suatu posisi yang ditempati oleh sebuah
llnsur di atas berkontras dengan vokoid [ u ] yang mengakibatkan fonem dalam satuan gramati. Dalam setiap bahasa distribusi fonem
perbedaan makna pada tiap-tiap satuan di atas. Lambang fonem vokal dapat menempati posisi lengkap dan dapat juga menempati posisi yang
itu adalah I a I. tidak lengkap. Fonem dikatakan berdistribusi lengkap apabila fonem
itu dapat menempati posisi awal, tengah, dan akhir suatu kata dasar.
Padangan minimal lain yang memperkuat keberadaan fonem Akan tetapi , bila fonem itu hanya dapat menempati dua posisi (awal
vokal I a I adalah sebagai berikut. dan akhir, awal dan tengah, tengah dan akhir) at au pada satu posisi
ala [ ala J 'alam atau dunia' -- ali [ ali J 'alif; (awal/tengah/akhir), fonem itu disebut berdistribusi tidak lengkap.
amba [ amba ] 'menjual' -- ambe [ ambe ] 'tali pengikat pada leher
kerbau'; 2.2.4.1 Distribusi Fonem Vokal
apa [ apa ] 'angkat' -- api [ api ] 'sepit'; Sesuai dengan hasil penelitian, bahasa Bima memiliki lima buah
fonem vokal, yaitu I i, e, a, u, 01. Kelima distribusi fonem vokal itu
ara [ ara ] 'mengarak' -- Qri [ari ] 'Iuar';
diuraikan di bawah ini.
buka [ buka ] 'berbuka puasa' -- buku [ buku ] 'buku' .

I) Distribusi Vakili I i I
4) FOllem Vakal I a I
Posisi Awal f: : Posisi Tengah Posisi Akhir
Fonem vokal I 0 I dalam bahasa Bima memiliki dua buah alofon.
Alofon itu adalah [ 0 ] dan [ => ]. Fonem vokal I 0 I dapat dibuktikan ica I ica I 'satu' jarimpi I jarimpi I kilceli I kaceli I '
keberadaannya dengan menggunakan prinsip pasangan minimal.
'dinding' merasa sedih'
Satuan bago [ b~go ] 'suka berbohong' dan satuan bage jiki I jiki 'zikir'
ipa I ipa I 'seberang' jima I jima 'gelang'
[ bage ] 'membagi' satuan doro [ doro ] 'gunu~g' dan satuan dare
[ dore ] 'bukit', satuan datu [ dotu ] 'memotong dahan' dan satuan dutu inta I inta I 'intan' jido I jido 'Iemas' jibi I jibi I 'tubuh besar'
52 33
ira I ira I 'seruan jil1ta I jinta I jllki I juki saling bertukar) . Dengan demikian. vokoid-vokod [ i 1 dan [ I 1 heJnya
kesakitan' 'jinta 'joki' alofon dari sebuah fonem. Fonem yang dimaksud adalah I i I.
ill'a I iwa I 'ternan' klllltiri I kantiri I kapi I bpi I 2) FOllem Vokal / e /
meluruskanl 'mengikat' Fonem vokal I e I dalam bah as a Bima memiliki doa variasi bentuk
2) DistribLtsi Vokal / e I at au alofon. Alofin yang dimaksud adalah [ e 1 dan [ E ]. Fonem
I e I dapat dibuktikan dengan menggunakan pasangna minimal.
Posisi Awal Posisi Tengah Posisi Akhir
Satuan bage [ bage ] , membagi' dan bago [ bago 1 'suka
edera I edera I 'jangan' esel1e I esene I 'Se ese I ese I
berbohong', satuan £lore [ dore ] 'bukit', dan doro [ doro 1 'gunung'
nin' 'atas'
masing-masing dibedakan oleh vokoid-vokoid [ e ] dan [ 0 ] yang
ede I ede I 'sangat' fenta I fenta I fele I fele I mengakibatkan makna tiap-tiap satuan itu berbeda. Dengan demikian,
'sisik' . 'film' vokoid [ e ] terbukti berstatus sebagai fonem dengan lambang I e I
empa I empa I 'mem esetia I esetia I fare I fare I
bantah' 'ikhtisar' 'padi' Pasangan minimal lain yang memperkuat keberadaan fonem
vokal I e I adalah sebagai berikut.
engko I e!)ko I 'mu- feli I feli I 'nama fore I fore I 'me
fakat' 'pohon' ngepal' kacike [kacike] 'mengusir anjing' -- kacika [ kacika ] 'penuhkan'
eko I eko I'melilit' ededu I edudu I eme I erne I 'daya' kacampe [ kacampe ] 'penuh sesak' -- kacampo [ kacampo ] 'menyatakan';
'biarkan'
kacake [ kacake ] 'kecil mungil' -- kaca.ka [ kacaka ] 'kena dengan
tepat';
3) Distribui Vokal / a / longge [Iol}gee] 'Iembaran daun padi' -- longga [ loryga ] 'kijang
yang tinggi dalam dongeng';
Posisi Awal Posisi Tengah Posisi Akhir
Loke [ loke ] 'mengupas' -- Loki [ loki ] 'pantat'.
ali I ali I 'alif amana I amana I ama I ama I 'aman' Vokoid [ e ] bentuknya mirip dengan vokoid [ E ]. Vokoid-vokoid
'amanat' itu berada dalam distribusi komplementer. Vokoid' [ e ] selalu berada
alo I ala 'mem- aLama I alama ' amana I amana I pada suku kata terbuka. Posisi vokoid itu dapat dibuktikan dalam
basuh piring' 'alamat' 'amanat' satuan-satuan berikut. Satuan bage [ bage ] 'membagi', eme [ erne]
'daya', ake [ake] 'ini', ele [ele] 'timur' menunjukkan posisi vokoid
amba I amba I 'pa- alamarahu I alama- ipa I ipa 'sebesar'
I e I ada pada suku kata terbuka. Akan tetapi, vokoid [ E ] dalam
rahul 'almarhum' rang'
bahasa Bima selalu menempati posisi suku kata tertutup . Hal itu dapat
ama lama I'aman' alamari lalmari I amba I amba I 'men' dibuktikan pada satuan-satuan beri kut. Satuan gendi [ gEndi ] 'pel ipis',
'almari' juar engko [ Enko ] 'mufakat, empe [ Empe ] 'menyembunyikan', empa
[ Empa ] , menambah (dalam hal tukar-tambah)', ende [Ende], 'di-
ampu I ampu I 'pe- anggara I angara I ara I ara I 'sini'
pelihara sejak kecil, ende [ Endo ] 'berlenggak-Ienggok', Jenta [tEnta ]
nuh' 'anggaran'
32 53

1 i 1 dan [ I ]. Fonem 1 i 1 dapat dibuktikan dengan menggunakan prinsip 4) Distribusi Vokal / 1/ /

pi.lsangan minimal. Posisi Tengah ' Posisi Akhir


Posisi Awal
SatUi.ln dari [ dari ] , keturunan' dan darll [ daru ] 'orang', 1 ruju / 'me-
ulll 1 ulu 1 'dahulu' ruba / ruba 'ge- rl(;U
demikian pula satuan di [ di ] 'barat' dan do [ do ] 'selatan' membuktikan
gabah' meras'
yokoid [ i ] berstatu~ sebagai fonem .•
udu 1 udu 1 'menum- nona rumah 1 'ra- rusu 1 rusu 1 'men
Lambang fonem itu adalah 1 i I.
puk' ji eolok'
Pasangan minimal lain yang membuktikan keberadaan fonem
umll 1 umu 'rumah' rumpa / rumpa / rU[Ju 1 rupu
yokal 1 i I · adalah sebagai beri kut.
'menemukan' 'gegabah'
ciki [ eiki ] 'cukup' -- cike [ cike ] 'mengusir anjing';
uml I uml / 'ibu' ruke 1 ruke ber rugu / rugu / 'bu-
('iii [ cili ] 'sembunyi' -- cila [eila ] 'parang' ; gerak' nyi'
cori [eori ] 'miring' coro [cora ] 'pura-pura'; sambura / sambura / waru 1 waru 'de-
eli [ eli ] 'suara' elo [ elo ] 'puneakJpucuk'; 'bertebaran' lapan'
edi [ edi ] 'kaki' edu [ edu ] 'jenis ikan'.

Vokoid [ i ] bentuknya mirip dengan vokoid [ I ]. Dalam bahasa 5) Distribusi Vokal / 0 /

Bima yokoid-vokoid itu berada dalam distribusi komplementer. Vokoid Posisi Awal Posisi Tengah Posisi Akhir
[ i ] selalu berada dalam suku terbuka. Posisi bunyi itu dapat dibuktikan
pada satuan-satuan berikut. Satuan iti [ iti ] 'otak', iri [ iri ] 'merembes', obe lobe 1 'obeng' padoli / padoli ponggo 1 PO!)go
ibara [ ibara ] 'ibarat', jibi [jibi] 'besar sekali (tubuhnya)' , jenali 'kikir' 'kepak'
[ jenali ] 'camat' , ali [ ali ] 'alif (huruf pertama bah as a Arab)" amposi oci / oei 'eepat' padoma / pedoma / ponco 1 ponco 1
[ amposi ] 'saya kira demikian' menunjukkan posisi bunyi [ i ] ada 'pedoman' 'porno'
pada suku kata terbuka. Akan tetapi, bunyi / I 1 dalam bahasa Bima
oha 1 oha 1 'nasi' pompo 1 pompo 1 poco 1 poco / 'cu-
selalu menempati posisi suku kata tertutup. Hal itu dapat dibuktikan
pada satuan-satuan berikut. Satuan imba [ imba ] 'meniru ucapan', inci 'menggendong' mi-eumi'
[ Inci ] 'menyingsing', indo [ Indo 1 'tidak', jimba [jlmba ] 'biri-biri', pompa 1 pompo
ohu / ohu 1 'bunyi padona 1 padona
I jinta [ jlnta ] 'jintaa', dingga [ dl!}ga ] 'hamba sahaya di dalam istana
batuk' 'panjang' 'menggendong'
sultan Bima dahulu', kalimbatu [ kallmbatu ] 'berkelamin (khusus untuk
serangga)', kalimbi [kallmbi] 'jenis serangga air' dan kangginda
[ kanglnda ] 'bergoyang (terutama untuk sesuatu yang besar seperti
rumah dan ranah), memperlihatkan posisi bunyi [ I ] berada pada suku
kata tertutup.
Dengan memperhatikan keberadaan posisi bunyi [ i ] dan [ I ]
dalam bahasa Bima, ternyata posisinya saling melengkapi (tidak pernah
54 31

TABEL DISTRIBUSI FONEM VOKAL BAHASA BIMA , Unsur-unsur segmental bahasa. secara hierarkis dari yang paling
besar hingga ke bagian yang paling kecil adalah sebagai berikut.
Posisi Wacana (yang dapat berwujud almea. rangkaian alinea yang membentuk
Fonem Vokal satu kesatua. bab. suatu karangan utuh), kalimat. klausa, fasa. kata.
Awal Tengah Akhir morfem, suku kata, dan fonem.

I i I ... t,.; t • Urutan di atas sekaligus menyatakan bahwa sebuah wacana dapt
" + + +
}
. dibagi atas wacana yang lebih kecil berturut-turut; karangan utuh dapat
I e/ + + + dibagi at as bab-bab; bab dapat dibagi atas alinea-alinea; alinea dibagi
I a I . + + + atas kalimat-kalimat; kalimat di bagi atas klausa-klausa; klausa dibagi

I u I 'I + + +
at as frasa-frasa; frasa dibagi atas kata-kata; kata di bagi atas morfem,
morfem dibagi atas suku kata; dan suku kata dibagi at as fonem-fonem.
101 + + + Contoh fonem segmental bahasa Bima adalah berupa fonem vokal.
fonem konsonan, diftong, dan fonem semikonsonan yang akan dipaparkan
dalam uraian tersendiri.
Keterangan
Unsur suprasegmental terdiri at as intonasi (turun naiknya arus
+ = ada ujaran), nada (tinggi rendahnya arus ujaran), durasi (panjang pendeknya
atau lama waktu yang diperlukan untuk mengucapkan tiap-tiap segmen).
= tidak ada
Berdasarkan data yang ada ternyata bahasa Bima mengenal bunyi-bunyi
suprasegmental. Akan tetapi, bunyi-bunyi itu belum ada yang memiliki
2.2.4.2 Distribusi Fonem Konsonan identitas sebagai fonem sebab bunyi-bunyi itu tidak membedakan
makna. Contoh unsur-unsur suprasegmental bahasa Bima adalah berupa
Sesuai dengan pengamatan, fonem konsonan bahasa Bima berjumlah intonasi, nada, dan durasi.
dua puluh buah. Fonem-fonem itu adalah sebagai berikut I b, p, b, d,
t, ~, g, k, ?, s, h, f, j, c. r, I, m, n. n. n/.
2.2.2 Fonem Vokal
Untuk mengetahui \engkap atau tidaknya distribusi fonem-fonem
Berdasarkan anal isis data bahasa Bima, ditemukan lima buah
konsonan tersebut, dapat dilihat dalam distribusi di bawah ini.
fonem vokal, yaitu dua bua.h fonem vokal depan (/ i I dan I el ), satu
buah fonem vokal pusat ( I a I ), dan dua buah fonem vokal belakang
( I u I dan I 0 I )
1) Distribusi Konsonan / b /
Dari analisis terhadap kelima fonem vokal itu, hanya fonem vokal
Posisi Awal Posisi Tengah Posisi Akhir
I a I yang tidak memiliki variasi bentuk at au alofon. Kelima fonem
bada I bada I 'badak' kabata I kabatal vokal itu dibicarakan dalam uraian berikut.
'mencatat'
I) Fonem Vokal / i /
baki I baki I 'talam; kabebu I kabebu I -
'terlalu kendur' Fonem vokal I i I dalam bahasa Bima memiliki dua alofon, yaitu
~
30 55

menunjukkan posisi bunyi [ i] ada pad a suku kata terbuka. Akan tetapi, bafllli / balacu / /"(/J11ba / ramba /
bunyi [ I ] dalam bahasa Bima selalu menemQati posisi suka kata 'belacu' 'mengasah'
tertutup. Ha.l itu dapat dibuktikan pada satuall-satuan berikut.
bOlla / bana / 'an gsa' rambll1l1ll / rambut-
Satuan jimba [ jlmba ] 'biri-biri, jinta [ jlnta] 'jintaa], dinga an / 'rambutan'
[ dlngga ] 'hamba sahaya di dalam istana sultan Bima dahulu', inci
[ Inci ] 'menghirup dihidung', kalimbatu [ kallmbatu ] 'jenis serangga bam/! / bante / 'mem ribu / ribu / 'meng
air', dan kangginda [ kanglnda ] 'bergoyang (terutama untuk sesuatu bantai' gelepar'
yang besar seperti rumah dan ranah) 'memperlihatkan posisi bunyi
[ I ] berada pada suku kata tertutup. Dengan memperhatikan keberadaan 2) Disrrihusi KOJ1soJ1an / p /
posisi bunyi [ i ] dan [ I ], dalam bahasa Bima temyata posisinya pad a
Posisi Awal Posisi Tengah Posisi Akhir
suku kata tertutup dan bunyi [ I ] tidak pernah menempati posisi pada
suku kata terbuka. Oleh karena itu, kedua bunyi itu [ i ] dan [ I ] pada / pada / 'ber- pompo / pompo /
berada dalam distribusi yang komplementer. Dengan demikian, bunyi lumur sesuatu' 'menggendong'
[ i ] dan [ I ] hanyalah sebuah fonem at au bunyi [ i ] dan [ I ] merupakan
pala / pala 'tetapi' pompa / pompa /
variasi sebuah fonem. Variasi fonem itu disebut alofon . Dalam hal ini,
'pompa'
salah satu alofon itu, yaitu / i / dipakai lambang fonemnya dengan
alofon-alofonnya yaitu [ i ] dan [ I ]. palana / pal ana / pupu / pupu / 'ba-
'pelana' dak'
Prinsip-prinsip penentuan di atas bersumber dari Samsuri (1980:
131--133). Kedua prinsip itulah yang dipakai sebagai prinsip utama palawu / palawu / popo / popo / 'me-
dalam penentuan fonem-fonem bahasa Bima. Namun, bila kedua prinsip 'turi' mungut'
itu tidak dapat membedah data kebahasaan yang ada dalam bahasa pallatu / panatu / sapa / sapa 'lang-
Bima, tidak tertutup kemungkinan untuk menerapkan prinsip lain 'penatu' kah'
selama prinsip tersebut masih relevan.

3) Distribusi Konsonan / b /
2.2.1 Fonem Segmental dan Fonem Suprasegmental
Bahasa sebagai alat komunikasi an tara anggota masyarakat terdiri Posisi Awal Posisi Tengah Posisi Akhir
atas dua bagian besar, yaitu bent uk (arus ujaran) dan maklla (isi).
Bentuk bahasa merupakan bagian dari bahasa yang dapat diserap bune / bune / 'seperti' dabea / dabea /
pancaindra dengan cara mendengar atau dengan cara membaca. Bentuk
bahasa itu dibagi atas dua bagian, yaitu jonem segmental dan jOllem 'jahat'
sllprasegmental. habu / habu / 'han tam'
bunga / bU,9a / 'bunga
Fonem segmental adalah bagian bentuk bahasa yang dapat dibagi
atas bagian atau segmen yang lebih kecil., sedangkan fonem suprasegmental buri / buri / 'beng- hebi / hebi / 'memanjat' -
adalah bagian bentuk bahasa yang kehadirannya tergantung pada unsur-
busi / busi / 'dingin kaba / kaba / 'ukuran
unsur segmental.
56 29

be rat' Contoh:
~tltll I butu! 'atap' kalmlw I kabaho I 'upih - c~~-, kabaCll [ kabanca 1 'mengejek'
pinang' kewzggilllill [ keanginda ] 'bergoyang'

2.2. Fonomik Bahasa Bima


4) Distribusi KOllsOlwn / d /
Fonemik merupakan cabang fonologi yang membicarakan bunyi-
Posisi Awal Posisi Tengah Posisi Akhir
bunyi bahasa dalam fungsinya sebagai pembeda makna at au arti. Bunyi-
dadu I dadhu I 'dadu' dade I dade I 'kas- bunyi yang membedakan arti itu disebut fonem . Degan kata lain.
turi' fonemik adalah cabang fonologi yang mempelajari fonem suatu bahasa.
Fonem suatu bahasa dapat diketahui dari penyelidikan terhadap
daga I daga I 'dagangan' ede I ede I 'itu'
bunyi suatu bahasa dengan menggunakan prinsip pasangan minimal dan
dahl! I dahu I 'takut' edera I edera I 'jangan' distribusi komplementer. Bila suatu bunyi berada dalam pasangan
daja I daja I 'jahat' endo I endo I 'ber- minimal, bunyi yang berkontras dalam pasangan ini merupakan fonem
yang berbeda. Misalnya, satuan dada [dada] 'menempelkan ramuan
lenggak-Ienggok' obat pada dahi' tada [tada '] 'tampak' merupakan pasangan minimal.
dalu I dalu I 'ke- Janda I fanda I 'pan- Dalam pasangan itu bnyi yang berkontras adalah [ d 1 dan [ t ]. Jadi,
bunyi-bunyi itu merupakan dua buah fonem yang berbeda. Lambang
pala desa' dan' fonemnya adalah Idl dan It/.
Prinsip lain yang sering digunakan dalam menentUkan fonem
adalah distribusi komplementer. Bila dua bunyi at au lebih berada dalam
5) Distribllsi Konsonan / t /
distribusi komplementer, bunyi-bunyi itu merupakan fonem yang sarna.
Posisi Awal Posisi Tengah Posisi Akhir Variasai fonem itu disebut alofon. Untuk menentukan lambang fonemnya,
kita ambil salah satu alofon yang pemakaiannya paling banyak.
tadaku I taduku I kila I kita I 'kitab' Penentuan itu tidak bersifat mutlak. Untuk lebih jelasnya, berikut ini
'berkerut' diberikan sebuah contoh yang menggambarkan keberadaan fonem
taha I taha 'menahan' keta I keta I 'jingga ' bahasa Bima dalam menggunakan prinsip distribusi komplementer.

tahll I tahu 'tahu' keto I keto I'ekor' Bunyi [ i ] dalam bahasa Bima selalu berada pada suku kata
terbuka. Bunyi itu dapat kita buktikan keberadaannya pada satuan-
taji I taji 'mengadu' mate I mate I 'tua' satuan berikut. Satuan jibi [ jibi ] 'besar sekali (tubuhnya)', jenali
taki I taki 'tugas' pita I pita! 'menin- [ jenali ] 'camat', ali [ ali] 'alif (huruf pertama dalam bahasa Arab)'.
amposi [ amposi ] 'saya kira demikian', banti [ banti ] 'kantong dari
dih' anyaman daun pandan atau lontar', bari [ bari] 'tanda vokal dalam
tulisan Arab', bigo [ bigo ] 'suka berbohong', dani [ dani ] 'setengah
matang (khusus untuk buah-buahan)" dan dampi [ dampi ] 'berdampingan'
28 57

(2) Bunyi Luncur [ y ] 6) Distribllsi Konsollall / d /


Bunyi luncur [y ] timbul apabila bunyi vokoid takbundar Posisi Awal Posisi Tengah Posisi Akhir
. berdampingan at au berpasangan dengan bunyi vokoid lainnya.
doro / doro / 'meletak- edi / edi / 'kaki'
Contoh :
{ldullin [ aduniyaa ] 'dunia' kan'

(ldutill [ aduttiya 1 'durian' ~onga / dona / 'mene- jajami4e / jajamide /


(b) BUllyi Hllm z.ah (glotal) ngadah' 'bertele-tele'
Bunyi hamzah dalam bahasa Bima berada di an tara dua suku kata
~uju / duju / 'menghan- kadi / kadi / 'sejenis
atau lebih dan biasanya terletak an tara vokal dengan vokal (pada
tengah kata). curkan' rumput'
Contoh
cj.upa / dupa / 'dupa' kadari / ' kadoro /
sato'i [ sato?i ] 'sedikit'
ta'i [ to ?i ] 'kecil' 'gurih'
pa'i [ pa?i ] 'pahit' dulu / dulu / 'tulang' kadara / kadaro /

2.1.1.4 Bunyi Suprasegmental 'minta'


7) Distribusi Kansanan / g /

Dalam bahasa Bima selain ditemukan bunyi segmental, juga Posisi Awal Posisi Tengah Posisi Akhir
ditemukan bunyi suprasegmental yang hanya dapat didengar dalam gabe / gabe / 'Ionggar' langga / langa /
bahasa lisan dan tidak dapat dilambangkan dengan huruf. Bunyi 'Iangkah'
suprasegmental yang ditemukan dalam bahasa Bima hanya berupa
pemanjangan bunyi dan tekanan. Pemanjangan bunyi ini hanya timbul gade / gade / 'menggadai-lenggo / le9go /
pada beberapa kata saja dan terletak pada akhir kata. kan' 'tinggi'
Contoh : gadu / gadu / 'gedung' panggu / pa9gu / 'ja-
sao [ so: ] 'areal' tuh sakiI'
karuu kru : ] 'guntur' gaja / gaja / 'gajah' pingga / pi!)ga / 'pinga / 'pi-
sarao saro: [ 'biliklkamar' ring'
Dalam bahasa Bima tekanan suara umumnya jatuh pad a suku kedua gala / gala / 'galah' rangga / ra9ga / 'jan- -
dari belakang.
tan'
58 27

8) Distribusi Konsonan / k / Keterangan:


Posisi Awal Posisi Tengah Posisi Akhir = berdasarkan artikularot dan titik artikulasi
oki / koki / 'mencukil' pangka / pa9gka / II = berdasarkan bergetar tidaknya dinding selaput suara
'pangkat' III = berdasarkan jenis rintangan
koja / koja / 'jenis piku / piku / 'pikul'
IV = berdasarkan jalan yang dilalui oleh udara
tikar' BL = bilabial
LD = labio dental
kope / kope / 'bopeng' poke / poke / 'me me-
AD = apiko dental
tik' AA = apiko alveolar
koso / koso / 'kosong' puka / puka / 'jala' AP = apiko palatal

kowo / kowo / 'paru-paru' paku / paku / 'menekuk'


FP = fronto palatal
DV = dorso velar
GL = glotal
9) Distribusi Konsonan / ? / Bs = bersuara
Posisi Awal Posisin Tengah Posisi Akhir TBs = takbersuara

ca'e / ca?e / 'bebekl'


2.1.1.3 Bunyi Sertaaan
du'u / ddu?u / 'kering'
Selain vokoid dan kontoid, dalam bahasa Bima juga ditemukan
fi'i / fi ')i / 'mengerut' bunyi-bunyi yang lain . Bunyi-bunyi yang dimaksud adalah bunyi
ha'll / ha? u / 'memungut' - sertaan yang berupa bunyi luncur dan bunyi hamzah (glotal).

ha'e / ha?e / 'sangat' (a) Burlyi Luncur


Bunyi luncur dalam bahasa Sima terjadi karena adanya dua bunyi
vok·oid yang berada dalam posisi berdampingan.
10) Distribusi Konsonan / s /
Bunyi luncur yang dimaksud adalah bunyi [ w ] atau [ y ].
Posisi Awal Posisi Tengah Posisi Akhir
(I) Bunyi Luncur [ w ]
sabe / sabe / 'sutera' misa / misa / 'pulau
Bunyi luncur [ w ] dalam bahasa Bima terjadi apabila vokoid
kecil'
bundar berdampingan dengan bunyi vokoid takbundar
sadopa/ sadopa 'alas masu / masu / 'bubuk' berdampingan dengan bunyi vokoid takbundar.
kaki' Contoh :
sadundu / sadundu / 'me kese / kese / 'sendiri- noa [ nowa ] 'bening'
nyusun' an' roa [rowa] 'periuk'
26 59

PETA BUNYI KONTOID BAHASA BIMA s{!(a/"{/ / safara / 'se- isi lSI 'isi'

~.
marak'

~ '
c
saw / saka / 'gula pa- husu / busu / 'melem- -
BL LD AD AA AP FP DV GL sir' bung'
_ L:: .- -
III II (
II) Distribusi Konsonan / h /
Letusl Bs [hl 11,J1 [tl] I~J [g) In Posisi Awal Posisi Tengah Posisi Akhir
Stop TBs [p) [t] [k) hahe I habe I 'berita' kahampa ' kahampa
'memberi batas'
Bs
Frikati hadi / hadi / 'menggem- kahawa / kahawa /
TBs [s) [hi [0)
birakan' 'kapi'
Bs L
U] [R) hado I hada / 'bergayang' kahi / kahi / 'terserah'
f\frikatif
TBs [e) [R] haja / haja / 'hajat' kakah i / kakahi / 'me-
ngeluarkan dahak'
Bs [r) [L]
Getar haji / haji / 'haji' kalahi / kalahi / 'me-
TBs nyatakan'

Bs [I]
Lateral 12) Distribusi Konsonan / f /
Posisi Awal Posisi Tengah Posisi Akhir
TBs
c
faku / faku / 'kerinting' kafiki / kafiki / 'me-
Bs [m] [n] [n micingkan mata'
faha / faha / 'mengerti' fafa / fafa / 'menawar'


., ;
, fali / fali 'rugi' kafui / kafui / 'ber-
l: , siu\'
famfa / famfa / Iing- lafa / lafa 'ucapan'
Catatan lung'
[ b ]* = implosif fana / fana / panas' rnafaka / mafaka / 'mu--
[ d [* = implosif fakat'
60 25

I J) Disrrihtlsi Konsol/ull / j / no) Bunyi Gugus [ nk ]


Posisi Awal Posisi Tengab Posisi Akhir Posisi awal
Posisi tengan mrgku [ a~ku ] 'mengukur dengan telapak
jaga I jaga I 'jaga' I1WjU I maju I 'rusa'
kaki'
Jaga I jago I 'jago' muja I maja I 'malu' jangkoro [ ja9koro ] 'sebangsa jangkrik. tetapi
jagu I jagu 'meninjau' paja I paja I 'Iuas' agak kecil')
kaQungka [ ka~u!)ka ] 'menyombongkan diri'
jaka I jaka I 'zakat' pajo I pajo I 'barayun'
jake I jake 'jaket' paju I paju I 'payung' Bunyi-bunyi kontoid bahasa Bima mempunyai ciri sebagai berikut:
p J bilabial, stop, oral. takbersuara

14) Distribusi Konsonan / c / b bilabial, stop, oral bersuara


~] bilabial, oral. bersuara, implosif
Posisi Awal Posisi Tengah Posisi Akhir
ciro I ciro I 'gegabah' coco I coco I 'menge- ( m] bilabial, nasal. bersuara

Jar [ f ] labiodental, stop, oral, takbersuara


ciwi I CIWI I 'sembilan' kaciki I kaciki I 'mem- [ t ] apiko alveolar, stop, oral. takbersuara
perkiraan' [ d ] apiko palveolar, stop, oral. bersuara
coba I coba I 'mencoba' kacambe I kacambe I [ d apiko palatal, stop, oral, bersuara, implosif

'kacambah' [ r ] apiko alveolar, stop, oral, bersuara
coco I coco I 'mengejar' kacampe I kacampe I [ I ] apiko alveolar, stop, oral , bersuara
'penuh sesak' [ s ] apiko alveolar, stop, oral, takbersuara
copu I copu I 'bergantj' kacandu I kacandu I [ n ] apiko alveolar, nasal, bersuara
[ c ] fronto palatal, afrikatif, oral, takbersuara
'papan nisan'
[ j ] fronto palatal, afrikatif, oral, bersuara
[ n ] fronto palatal, nasal, bersuara
15) Distribusi Konsonan / r /
[ k dorso velar, stop, oral, takbersuara
Posisi Awal Posisi Tengah Posisi Akhir
[ ? glotal, stop, oral, takbersuara
rada I rada I 'melebihi' mori I mori I 'ter- [ g ] dorso velar, stop, oral, bersuara
lepas'
[ !) ] dorso velar, nasal, bersuara
ramba I ramba I 'meng- moro I moro I 'muda' [ h ] glotal, frikatif oral, takbersuara
sah
24 61

(26) Bunyi Gugus [ nt ] rlli1u I rahu I 'rasa' I/gari / 9ari meng-


Poliisj awal Iltwula [ ntanda ] 'melihat' gali'
Iftundo [ ntando ] 'berhadapan'
raga / raga / 'raga' parada I parada I 'beng-
ntanggll [ nta9gga ] 'bersangkutan'
kak'
ntara [ ntara ] 'bintang'
Posisi tengah nente [ nente ] 'menunggang' raja I rafa I 'sepah' pangaru / parpru I 'rahang' -
nellti [ nenti ] 'memegang'
santa [ santa ] 'santan'
16) Dis/ rihusi KOllsonan / I /
salltabe [ santabe ] 'silakan'
Posisi Awal Posisi Tengah Posisi Akhir
(27) Bunyi Gugus [ nj ]
Posisi awal laba I laba I ' laba' rela I rela I 'rela'

Posisi tengah anjo [ anjo ] 'bagian depan perahu layar' laJa I lafa ' ucapan' saJola I safola I
garanji [ garanji ] 'keranjang panjang dari 'terbuka'
bambu'
laci I laci I 'Iaci' pela I pela I 'datar'
(28) Bunyi Gugus [ llc ]
laja I laja 'jarak' Jali / fali I 'rugi'
Posisi awal nyconggo [ I1COl)go ] 'hutang'
laja / laja I 'jarak' Jali I fali I 'rugi'
nycongge [ 'OcoJ)ge ] 'tertancap'
nycangga [ ncal)ga ] 'tidak rata' lako I lako / 'anjing' pela I pela I 'alias'
Posisi tengah monyca L monca ] 'kuning'
wonyca [ wonca ] 'baku!' 17) Distribusi Konsonan / m /
numyca [ maoca ] 'babi'
Posisi Awal Posisi Tengah Posisi Akhir
(29) Bunyi Gugus [ 9g ]
maci / maci 'manis' nempa I nempa I 'me-
Posisi awal nggamba [ "lgamba ] 'berkilau'
• nggalo [I)galo ] 'berburu' nambal'
nggali [ I)gali ] 'mahal' mada / mada I 'menah' l1embi Inembi I 'memanjat
nggamu [ I)gamu ] 'kolor' maja / maja I 'malu' pompa I pompa!
Posisi tengah hengge [ hEl)ge ] 'deman' 'menggendong'
he ngga [ hEl)ga ] 'membuka'
maki I maki 'Ietih' pamali I pamali I
henggo [ hE!)ga ] 'membuka'
henggo [ hE~o ] 'men.gelak' 'pantangan'
male / male 'Iayu' pompa / pompa / 'pompa' -
62 23

18) Distrihusi KOllsot/all / II / aho [ aho ] 'hambat'


Posisi Awal Posisi Tengah Posisi Akhir (23) Bunyi gugu s mb ]
nOllo I nona I 'minum' lIina I nina 'mengintip Posisi awal mbayi [ mbayi ] 'busuk'
lIono I ono 'mem' mbllju [ mbaju ] 'menumbuk'
IlOllto I nonto I 'titip'
mbaku [ mbaku ] 'sembah'
an' beri' minum'
mbeca [ mbeea ] 'basah'
nO/w I nonu I 'mengkudu' one lone 'manfaat'
Posisi tengah kambuti [ kambuti ] 'keranjang'
nompa I nompa I 'me- sanawa I sanawa I 'ber-
kambellco [ kambeneo ] 'mengeri .... gkan '
lempar' istirahat' kambata [ kambata ] 'bersorak'
noma I nomor' ponda I ponda I 'labu'
(24) Bunyi Gugus [ mp ]
Posisi awal mpoa [ mpoa ] 'hanya'
19) Distribusi Konsonan / n / mpoi [ mpoi ] 'habis'
Posisi Awal Posisi Tengah Posisi Akhir mpoka [ mpoka ] 'patah'
ngaha I 9aha I 'makan' panggapu I pa9gapu I mpoki [ mpoki ] 'keeil sekali' ,
'getap' Posisi tengah nempa [ nEmpa ] 'menambal'
nempi [ nEmpi ] 'mendekatkan diri'
ngaja I !Jaja I 'berke- pa9ga/ta I
sampuru [ sampuru ] 'sepuluh'
liaran' 'kue'
ngaji I I)aji I 'mengaji' pangaru I palJaru I (25) Bunyi Gugus [ nd ]
'rahang' Posisi awal nda'a [ nda?a ] 'sisir' (pisang)
ndaba [ndaba] 'merambat'
ngame I 9ame I 'Iiein' penggawa I pe.9gawa I
'punggawa' ndada [ ndada ] 'jahat'
ndad; [ ndadi ] 'jauh'
ngamu I 9amu I 'meng- pangka I pa!)ka I 'pangk-
ndai [ ndayi ] 'mengenai'
amuk' kat'

Posisi tengah ponda [ pond a ] 'labu'


20) Distribusi Konsonan / it / sundede [ sandede ] 'sekian '
Posisi Awal Posisi Tengah Posisi Akhir sandida [ sand ida ] 'menyentuh ke bawah'
ncoro I neoro I 'mena- karinci I karineol sandoro [ sandoro ] 'meluneur'

brak' 'kerut'
22 63

kurewe [ kurewe ] 'cerewet' ll('ol1gga / nconga kajJl/ll(,{/ / kapanca /


kambowa [ kambowa ] 'mengharapkan' 'tidak rala' 'pacar'
Posisi . tengah lakasa [ lakasa ] 'sepuluh ribu ' ncol1ggo / nconga / kapllllC:a / kapanca /
mbeko [ mbeko ] 'bengkok' 'tidak rata' 'pacar'
mbuka [ mbuka ] 'menjadi banyak' l1C011gg0 / ncongo kancoro kancoro
(19) Bunyi Kontoid [ ? ] 'hutang' 'terIanjur'
Posisi awal neola / ncola / 'kusta' kanco / kanco 'me-
Posisi tengah se/o'i [ sato?i ] 'sedikit' ngacau'
(20) Bunyi Kontoid [ g ] Ilcoki / ncoki / 'susah' kanchani / kancahi
Posisi awal galo [ galo ] 'ombak' 'membetulkan

galu [ galu ] 'mengacaukan'


gambar [ gambar ] 'gambar' TABEL DISTRIBllSI FONEM KONSONAN BAHASA BIMA
gambo [ gambo ] 'gambus' ....
Posisi ,
Posisi tengah gaga [ gaga ] 'gagah'
joge [ joge ] 'joged' enis Konsonan
Awal Tengah Akhir ~ J' __ ..
kegahu [ kegahu ] 'Iangsung jatuh pada sasaran' "
b , + + , -
,
(21) Bunyi Kontoid [ 9] I
+
P '-
+ ~ r
-
\
Posisi awal ngiri [ 9iri] 'mengkilat' ,
~ + + - -'
ngina [ 9ina ] 'terbiasa'
d + + -
ngilu [ nilu ] 'mencium'
.J t + + - , ...
"

Posisi tengah jangka [ ja'Jka ] 'ingkar'


jangka [ ja!Ja ] 'ayam'
d ,
-.'
. + .. +
,
f{. ( /·1
g + \
+ 1-'./ . ,
-
II' ...
., .
jangkoro [ ja9koro ] 'sebangsa jangkrik' k + + -

(22) Bunyi Kontoid [ h ] ? - + fj,l :1 _' .. .. ' . I

Posisi awal hade [ hade ] 'membunuh' S + + • .- ,. !I

hadi [ hadi ] 'menggembirakan' h + + -

haja [ hafa] 'menghafal f + ' . + I- I.

Posisi tengah ahera [ ahera ] 'akhirat' J + + t


I -

ahi [ ahi ] 'akhir' C + + -


64 21

camhe [ cambe ] 'menjawab'


Jenis Konsonan - - - - - - ..
""-"-"'----_._- ... Posisi cllmha [ camba ] 'peluru'

Awal Tengah Akhir Posisi tengah daci [ daci ] 'dacin'


.,.....
ece [ ece ] 'ketip'
r
t' .. fica [ fica ] 'membentak'
+ +
+ + fico [fico ] terayun-ayun'
.,
m + + (15) Bunyi Kontoid [ j ]
n + +
Posisi awal jabatanga [ jabatana ] 'jabat tangan'
!J + +
-n + +
jabarebe [ jabarebe ] 'sembrono'
jaba [ jaba ] 'sangkar'
Posisi tengan eja [ eja ] 'keladi'
Keterangan
gaji [ gaji ] 'upah/gaji'
+ = ada gaja [ gaja ] 'gajah'
- = tidak ada
(16) Bunyi Kontoid [ y ]
2.2.4.3 Distribusi Fonem Semikonsonan Posisi awal yo [ yo ] 'menyatakan persetujuan'
Posisi tengah aniyaya aniyaya] 'baru saja'
Bahasa Bima memiliki dua fonem semikonsonan, yaitu fonem
I w I dan I y I. Berdasarkan pengamatan, fonem semikonsonan itu kamn.ya [ kamaya ] 'kemenyan'
memiliki distribusi sebagai berikut.
(17) Bunyi Kontoid [ -n ]
Posisi awal nycao [ ncao ] , berkelahi'
I) Distribusi Fonem Semikonsol1an / w /
nycara [ ?rcara ] 'salah'
Posisi Awal Posisi Tengah Posisi Akhir nycae [ ncae ] 'pecah'
wadi I wadi I 'memuji' SLtWU I suwu I 'Iuka' nycru [ncaru] 'banyak'
waja I waja I 'baja' sewi I sewi I 'sisa' Posisi tengah amancawa [ amancawa ] 'saudara perempuan'
waji I wjai I 'wajik' siwo I siwo I 'rambut manca [ mallca ] 'babi'
buatan' belanja [ belanja ] 'belanja'
wako I wako 'bakao' siwe Isiwe I 'pereman - (18) Bunyi Kontoid [ k ]
wale I wale I 'kuat' panawa I panawa I 'pe- Posisi awal kunta [ kUnta ] 'memulai'
nawar' kutika [ kutika ] 'ketika'
20 65

haruCL/ [ baracu ] 'mercon' 2) Distribusi Fonem Sernikonsonan / y /


harakam01e r barakamete- ] 'bisul'
Posisi Awal Posisi Tengah Posisi Akhir
(II) Bunyi Kontopid [ I ]
paiya / paiya / 'me-
Posisi awal labi [ labi ] , pelabuhan'
nyoraki'
laba [ lafa ] 'ucapan'
kabaya / kabaya / 'ke-
laei [ laci ] 'Iaei'
bay a'
Posisi tengah bala [ bala ] 'kecelakaan'
ampoya / ampoya / 'baru
halacu [balacu ] 'kain putih'
saja'
(12) Bunyi Kontoid [ s ]
Posisi awal sunta [ sUnta ] 'membajak' Semikonsonan / w / menduduki posisi awal dan tengah, sedangkan
SUillu [ sllntu ] 'sentul' pad a posisi akhir belum ditemukan. Semikonsonan / y / hanya
sura [ sura ] 'sural' menduduki posisi tengah.
supa [ supa ] 'kayu sepang'
TABEL DISTRIBUSI FONEM SEMIKONSONAN
Posisi tengah reso reso ] 'banyak adanya' ,
rasa rasa J 'kampung'
Posisi ,.; .
:..

I
raso raso J 'besih' Jenis Konsonan
(13) Bunyi Kontoid n J Awal Tengah Akhir
Posisi awal nadu [ nadu J 'bayam' w + + -
nafsu [ nafasu ] 'nafsu' y -
,
+
, . - Jh

naga naga 'naga'


Ilaha [ naha ] 'semakin'
,. ..1 ,. , -. .- . ~

. J
Posisi tengah mbana [ mbana J 'pucat' 2.2.5 Diftong
mbullta [ mbunta J 'berbunga' Diftong adalah urutan dua atau lebih vokoid yang tidak menunjukkan
mella [ mena ] 'semua' adanya gejala hamzah . Namun, salah satu dari vokoid itu berkurang
sonoritasnya, bahkan mengarah ke nonvokoid (Parera, 1983:20).
melle [ mene J 'membentuk seperti ikan teri'
Dari definisi di atas, dapat dirinci ciri diftong sebagai berikut.
14) Bunyi Kontoid [ c ]
I) urutan dua atau lebih vokoid;
Posisi awal campo campo] 'campur' 2) tidak ada hamzah di antara vokoid itu;
campa campa] 'menyela'
66 19

3) sonoritas dari salah satu vokoid itu berkurang, bahkan mengarah ke eti [ eti ] 'memanaskan dengan air'
nonvokoid:
moli [ mati ] 'I.wl'
4) diftong dalam pola persukuan tidak dapat dipisahkan (deret vokoid
itu berada dalam suku kata yang sarna). (8) Bunyi Kontoid [ d ]
Posisi awal daci [ dadi ] 'timbangan'
Berdasarkan penelitian. bahasa Bima memiliki lima buah diftong,
yaitu. I au I, I ai I, I oi I, I ou I. dan I ui I . dadu dadu 'dadu'
dahll r dahu 'takut'

I) DijlOllg I au I datu [ dalu] 'kepala desa'


Bunyi I aw I dalam satuan nUlIltall I man taw I 'yang memiliki' dana dana] 'berdampingan'
adalah diftong. Deret vokal I au I pada suku kata terakhir (tau) tidak Posisi tengah bada [ bodo ] 'beduk'
dapat dipisahkan menjadi fa-II. Dengan demikian, I au I dalam bahasa
banda [ bondo ] 'jelek'
Bima adalah diftong.
wadi [ wodi ] 'sudut'
Data lain yang menunjukkan keberadaan diftong I au I dalam
bahasa Bima adalah sebagai berikut. wadu [ wodu ] 'penis/kemaluan laki-Iaki'
kau [ kau ] 'menyurub' (9) Bunyi Kontoid [ d ]
babau [ babau ] 'mengapa' Posisi awal dende [ dEnde ] 'mengering'
hau [ hau ] 'Iamban'
dindi [dIndi ] 'dinding'
daha ] 'sekalian'
2) Diftang I ai I dawa [ dowi ] 'uang' .-
Satuan pai [ paiy ] 'jika' mengandung dua deret vokal. Deretan
Posisi tengah ado [ ado ] 'irama'
dua bunyi vokal I ai I dari satuan itu merupakan diftong sebab kedua
bunyi itu berada dalam satu suku kata. Urutan itu tidak dapat dipisahkan adu [ adu ] 'mengucungkan'
menjadi pa-i. Oleh karen a itu, I ai I dalam bahasa Bima adalah diftong. dodo [ dodo ] 'memotong ikan'
Data lain yang menunjukkan keberadaan diftong I ai I dalam
(10) Bunyi Kontoid [ r ]
bahasa Bima adalah sebagai berikut.
Posisi awal riru [ riru ] 'awan'
pai [ paiy ] 'seandainya'
rere rere ] 'mampu'
kalai [ kalaiy ] 'menyisihkan'
Lai [ laiy ] 'mengangkat' rera rera 'ke sana kemari'
resa reso 'banyak adanya'

3) Diftang I oi I Posisi tengah ira [ ira ] 'jelas'


Satuan kalai [ koloiy ] capung' memperlihatkan deret bunyi vokal bara [ bara ] 'be rat'
18 67

jom!JlIla [ jambuta J 'bersama-sama' I oi I. Berdasarkan pengamatan terhadap pengucapan bunyi itu, ternyata
jumba! [ jamba 1 'jambaan' oi dapat digabungkan ke dalam diftong . Deret bunyi vokal itu berada
dalam satu suku kata dan tidak dapat dipisahkan menjadi to-i .
(5) Bunyi Kontoid [ f ]
Data lain yang menunjukkan keberadaan diftong I oi I adalah
Posisi awal fare [ fare ] 'padi' sebagai berikut.
fori [fari J 'hantam' I110i [ntoiy] 'kuno'
fali [ fati ] , memotong dengan parang' oi [ oiy ] 'air'
Jeka [ feka ] 'pucat pasi' rai roiy ] 'memuji'
Jaja [ fakja ] 'fajar'
Posisi tengah ufi [ ufi ] 'meniup'
4) Diftollg / OU /
ufa [ ufa ] 'mengupah'
Satuan cou [ cou ] 'siapa' memperlihatkan deret vokal I ou I.
(afinga [ tafina ] 'terbuka lebar' (untuk mulu!) Deretan vokal yang berada dalam satu suku kata tersebut tidak dapat
(afongo [ tafona J 'terbuka lebar' ~untuk pantat) dipisahkan menjadi co-o. Dengan demikian , I ou I dalam bahasa Bima
merupakan diftong.
(6) Bunyi Kontoid [ w J
Data lain yang menunjukkan keberadaan diftong I ou I adalah
Posisi awal woke [ wwoke J 'pusat' sebagai berikut.
wole [ wole ] 'pasak' dou [ couw ] 'orang'
wI/Ie [ wule ] 'naik' bou [ bouw ] 'baru'
wuntu [ wuntu J 'penuh' ou [ ouw ] 'memanggil'
Posisi tengah iwu [ iwu ] 'mengaku'
hawi [ hawi ] 'kail' 5) Diftong / ui /
hawo [ hawo ] 'raungan' Satuan kucui [ kacui ] 'burung kepodang' memperlihatkan deret
ewu [ ewu ] 'menerbangkan' vokal I ui I. Deret vokal I ui I dalam satuan kaeui berada dalam satu
suku kata dan tidak dapat dipisahkan menjadi eu dan i (eu-i). Dengan
(7) Bunyi Kontoid [ t] demikian, lui I dalam bahasa Bima berstatus sebagai diftong.
Posisi awal toko [ toko ] 'toko' Data lain yang menunjukkan keberadaan diftong I ui I adalah
tabe [ tabe ] 'belanga' sebagai berikut.
tabi [ tabi ] 'menimbang-nimbang' bui [ buiy ] 'penjara'

(suatu persoalan) kafui [ kafuiy ] 'bersiul'

Posisi tengan ita [ ita ] 'Anda'


iti [ iti ] 'otak'
68 17

2.2.6 Gugus Konsonan pww [ pana ] 'panas'


Gugus konsonan cluster adalah deretan dua buah konsonan atau pidu [ pidu 1 'tujuh'
lebih yang berada dalam suku kata yang sarna. Konsonan yang Posisi tengah /wl/1pa [ hampa ] 'bat as
membentuk gugus konsonan itu tergolong konsonan yang homorgan. ipa [ ipa 1 'seberang'
Misalnya dalam kat a mborC1 I mbora I 'menghilang' terdiri atas dua suku
kata, yaitu I mbo I dan I ra I. Deretan dua konsonan I mb I dalam
ipi [ ipi 1 'sangat'
suku kata I mbo I merupakan gugus konsonan. Akan tetapi, urutan (2) Bunyi Kontoid [ b 1
konsonan I nt I dalam kata ganti (bahasa Indonesia) bukanlah gugus
konsonan. Hal itu disebabkan oleh I n I dan I t I yang berurutan tersebut Posisi awal bata [ bata ] 'batal'
berada dalam suku kat a yang berbeda. Konsonan I n I pada suku kata baro [ baro ] 'menggosok'
pertama (/ gan I) dan konsonan I t I pada suku kata kedua (/ ti I). bari [ bari ] 'meratakan'
Data yang terkumpul dalam penelitian ini menunjukkan bahwa setiap bu/uflao [ bulunao ] 'ijuk'
urutan konsonan yang homorgan selalu berstatus sebagai gugus konsonan.
Posisi tengah bab~jll [ babuju ] 'busut'
Dari uraian di at as dapat disimpulkan bahwa tidak semua deretan
konsonan berstatus sebagai gugus konsonan. Berdasarkan penel itian, buba [ buba ] 'bubar'
bah as a Bima memiliki gugus konsonan seperti terurai di bawah ini. bubu [ bubu ] 'ubur-ubur'
I) I mb I dalam data mbai Imbai I 'busuk' caba [ caba ] 'rajin'
mbaju I mbaji I 'menumbuk' (3) Bunyi Kontoid [ b ]
mbaka I mbaka I 'sembuh'
Posisi awal ba'a [ ba?a ] 'mencaci'
mbece I mb!,!ce I 'basah'
baba [ baba ] 'mengikat erat-erat'
2) I mp I dalam data mpowa I mpowa I 'hanya' baca [ baca ] 'bekas'
mpoka I mpoka I 'pantas'
Posisi tengan abo [ abo ] 'goyang'
mpoki Impoki I 'kecil sekali'
aiba [ aiba ] 'supaya jangan'
3) I nd I dalam data nda I ndada I 'jahat'
babu r babu 1 'menjatuhkan'
ndai I ndai I 'mengenai'
ndai'i Inda?i I 'jadi ' (4) Bunyi Kontoid [ m ]
4) I nt I dalam data ntada Intada I 'melihat' Posisi awal mango [ mana ] 'kering'
ntangga I ntanga I 'bersangkut' mangoflco [ manonco 1 'rujuk'
ntara I ntara I 'bintang' mani [ mani 1 'Iamban sekali'
5) I rij I dalam data anjo I afijo I 'bag ian depan perahu laya' manika [ manika ] 'menikam'
garanji I garanji I 'keranjang panjang dan Posisi tengah jame [ jame ] 'pantas'
bambu'
jampa [ jampa ] 'menyibukkan diri'
16 69

Keterangan 6) / nc / dalam data ncollggo / ncongo / 'hutang'

I = berdasarkan maju-mundurnya lidah Ilu)Ogge / nconge / 'tertancap'

II = berdasarkan letak bibir "wl1gga / iicanga / 'tidak rata'


III = berdasarkan naik-turunnya lidah 7) /!)g / dalam data nggamba / ngamba / 'berkilauan'
T = tinggi nggalo / ngalo / 'berburu'
S = sedang nggali / ngali / 'mahal'
R = rendah 8) / 9k / dalam data / cinkll hlriku /mengukur dengan telapak kaki'
Tb = terbuka jangkoro / ja9koro / 'sebangsa jeruk'
Tt = tertutup kabungka / kabu9ka / 'menyombongkan
diri'
2.1.1.2 BUllyi Segmental Konloid
Bunyi segmental kontoid adalah bunyi yang dalam pembentukan- 2.2.7 Pola Persukuan Bahasa Bima
nya arus udara mengalami hambatan di dalam saluran udara (Lapoliwa, Bahasa Bima termasuk bahasa yang memiliki pola persukuan
1988:30). Pendapat yang serupa ten tang kontoid juga dikemukakan oleh yang sederhana. Pola persukuan bahasa Bima pada dasarnya dapat
Samsuri (1983 : 95-96) yang menyatakan bahwa bunyi segmental digolongkan atas beberapa bagian berikut.
kontoid adalah bunyi ujaran yang dalam pengucapannya arus udara
dihambat sarna sekali oleh penutupan laring atau jalan di mulut, atau I. Pola V adalah pola suku kata bahasa Bima yang hanya terdiri atas
dipindahkan dari garis tengah alirannya melalui ; lubang lateral atau satu fonem vokal, baik yang terdapat pada suku kata pertama
menyebabkan bergetarnya alirannya melalui lubang lateral atau maupun pada suku kata berikutnya.
menyebabkan bergetamya salah satu dari alat supraglotal. Contoh :
Bunyi-bunyi kontoid diklasifikasikan menjadi 1 --- iowa / iwa / 'sanak keluarga'

(I) kontoid bersuara dan tak bersuara, oral dan nasal; i-iga / inga / 'bantu'
i-ti / iti / 'otak'
(2) kontoid yang mengalami hambatan pada saat udara keluar dari
paru-paru baik secara sepenuhnya, sebagian, bergeser, bergetar, i-si / isi / 'biji'
berbelok ; i-ri / iri / 'merembes'
(3) kontoid yang dibedakan berdasarkan kerja sarna antara artikulasi a --- a-ngi / a!}i / 'angin'
dan titik artikulasi (Budiasa dkk, 1990: 22) . a-rna / ama / 'ayah'
Selanjutnya, kontoid bahasa Bima dapat dilihat pada daftar a-na / ana 'anak'
bcrikut. a-ha / aha / 'minggu'
( I) Bunyi Kontoid [ p ] a-w-si / akasi / 'bergaya'
Posisi awal poro [ poro J 'pendek' u--- u-di / udi / 'biawak'
70 15

u-dll / udu / 'menumpuk' Berdasarkan ciri-ciri yang telah disebutkan di atas. bunyi-bllll yi
u-ji I ufi / 'meniup' vokoid bahasa Bima dapat diuraikan sebagai berikut:
u-ra / ura / 'hlljan' depan. tinggi. takbundar:
u-pa / upa / 'empat' depan, tinggi, terbuka. takbundar:
Q -- o-ma / oma / 'Iadang'
e ] depan. sedang. tertutup, takbundar;
o-te / ote / 'terpental'
E ] depall , sedang, terbuka, takbundar;
o-ro / oro / 'menghanyutkan'
o-ri / ori / 'paman ' a ] pusat, rendah, takbundar:
nga-Q / ngaco / 'kucing' [ 0 ] belakang, sedang. tertutup. bundar;
-- ~-da / eda / 'melihat' ::J ] belakang, sedang, terbuka, bundar;
e-de /ede / 'itu'
u 1 belakang, tinggi , bundar;
e- edi / ededu / 'biarkanlah'
U ] belakang, tinggi, terbuka, bundar.
e-di / edi / 'kaki'
bu-e / bue / 'kacang panjang'
PETA BUNYI VOKOID BAHASA BIMA
Oalam bahasa Bima tidak ditemukan struktur pola persukuan dari
fonem vokal / a /.
Untuk itu , sesuai dengan penelitian ini fonem r· .~
vokal / a/
bukan sebagai suku kata. I , Deran '.
Pu sat I
Pusat

2. Pola KV U

Pola KV adalah pola suku kata yang terdiri atas deretan fonem II Tak Bundar Bundar Tak Bundar Bundar Tak Bundar BundaI'
konsonan dan vokal .
,
Contoh : T i - - -. - u
ka-ro-to / karoto / 'kerongkongan' T- Tb - - - - U
I .. -

ba-ke / bake / 'pangkal kayu' ., • -


ko- ha / koha / 'batok kelapa'
S-Tb e '" "- L 0

S - - - - - -
di-ba / diba / 'menimbun'
R-Tb E - - - - ~
i-si / isi / 'biji'
R-Tt - - - - - -
3. Pola KVK.
R - - a - - -
Pola KKV adalah pola suku kata yang struktur fonemiknya terdiri
atas konsonan, konsonan, dan vokal.
Contoh: - \ -;:-,.- ,. i I
mba -ju / mbaju / 'menumbuk'
14 7]
(7) Bunyi Yokoid [ U ]
nda-da / ndada / 'jahat'
Posisi awal " tlII/IJ/I UIllPU 'siput' / ntara / 'hintang'
Illll-/'{/

/1mb II Umbu 'menimbun' Ilgga-fll / I)galu / 'musang'


Posisi tengah ka/JusII [ kabUsu J 'ubun' nyca-ra / ncara / 'salah'

kaluhll [ kaUbu ] 'abu' 4, Pola 1/2 KY.

tundll [tUndu ] 'memanggil' Pola 112 KY adalah suku kata yang struktur fonemiknya terdiri
atas fonem semikonsonan (disingkat 1/2 K) dan fonem vokal.
Posisi akhir
Contoh :
(8) Bunyi Yokoid [ 0 ]
i-wa / iwa / 'sanak keluarga'
Posisi awal 010 [ oto ] 'mengantar' wa-ca / waca / 'mencuci'

oto [ ote ] 'terpental' lI-wi / uwi / 'ketela rambat'


l1'a-ya / waya / 'wayang'
oro [ oro ] 'menghanyutkan'
ka-ci-yo / kaciyo / 'rasa ngeri'
Posisi tengah kabora [ kabora ] 'mengasamkan'
Oalam bahasa Bima fonem konsonan tidak pernah terdapat pada
kabo/a [ kabola ] 'membangunkan dari tidur' penutup suku kata, Pola persukuan yang terdapat pada suku kata
kahoti [ kaboti ] 'penyakit cacar' tergolong sangat sederhana bila dibandingkan dengan pola suku kata
Posisi akhir bahasa Indonesia. Berdasarkan hal tersebut, bahasa Bima tergolong
kacero [ kacero ] 'nama sebangsa ungggas'
bahasa yang vokalis .
kacipo [kacipo] 'kecipul' Uenis jajan)
kacio [ kaciyo ] 'rasa ngeri'
kaco [ kaco ] 'kacau'

(9) Bunyi Yokoid [ => ]


Posisi awal omho [=>mba ] 'kemaluan wanita'
ompo [=>mpo] 'sejenis sampan'
ombo [=>mbo ] 'lebar'
Posisi tengah koha [k=>ha ] 'batok keJapa'
karoto [kaoto ] 'kerongkongan'
Posisi akhir doro [doo ] 'gunung'
13

Posisi tengah gel/(/i [gEndi I 'pelipis'


kale!£' [ kulEte J 'sayap'
Posisi akhir
(5) Bunyi Vokoid [ a
Posisi awal aba [ aba ] 'ayah'
BAB III abo r abo 1 'goyang'
SIMPULAN DAN SARAN abll r abu 1 'bengkak'
Posisi tengah alama [ alama ] 'alamat'
alanea alanea 'aduhai'
3.1. Simpulan
amana amana 'amanat'
Berdasarkan anal isis data pada Bab II di atas, dapat disimpulkan
bahwa bahasa Bima memiliki bunyi suprasegmental dan bunyi segmental. akasi [ akasi ] 'bergaya'
Bunyi suprasegmental dalam bahasa Bima adalah aksen (tekanan) yang Posisi akhir adunia [ aduniya ] 'dunia'
hanya berupa pemanjangan nada saja. Bunyi suprasegmental ini hanya
adutia [ adutiya ] 'duri~n'
terdapat dalam bahasa lisan.
amantua [ amntuwa ] 'kakek'
Contoh : soo [ so : ] 'areal', karuu [ karu: ] 'guntur', saroo [ saro: ]
'bilikJkamar' amancawa [amancawa ] 'saudara'
Yang berupa tekanan dalam bahasa Bima umumnya jatuh pada suku (6) Bunyi Vokoid [ u ]
kedua dari belakang. Posisi awal udi [ udi ] 'biawak'
Contoh: kabanca / kabanca / 'mengejek' udu [ udu ] 'menumpiuk'
Bunyi segmental dalam bahasa Bima berupa bunyi vokoid dan ufa [ ufa ] 'mengupah'
kontoid. Bunyi segmental yang berupa vokoid berjumlah sembi Ian buah.
Klasifikasi bunyi segmental vokoid adalah bunyi depan [ i ], [ I ], ufi [ufi ] 'meniup'
[ e ], dan [ E ], pusat [ a ], dan bel<ikang [ u ], [ U ] , [ 0 ], dan Posisi tengah afuka [ afuka ] 'pengacara'
[ ::J ]. Klasifikasi bunyi segmental kontoid yang berdasar pada (I)
bersuara vs tak bersuara. oral vs nasal, (2) mengalami hambatan adunia [ aduniya ] 'dunia'
sepenuhnya, sebagian, bergeser. bergetar. berbelok, dan (3) kontoid adutia [adutiya ] 'durian'
yang dibedakan berdasarkan kerja sarna an tara artikulasi dan titik
Posisi akhir aula [alu ] 'alus'
artikulasi. Klasifikasi bunyi segmental kontoid berjumlah 22 buah, yaitu
aku [ aku ] 'akur'
72 adu [ adu ] 'mengacungkan'
12 73

dill1l1 I dimu 1 'mentimun ' [ p ], [ b ], [ ~ ], [ m ]. [ f ], [ w ], [ t ], [ d ], [ ~ ], [ r ], [


I ], [ s ], [ n ], [ c ], [ j ], [ y ] . [ y ], [ n ], [ k ], [ ? ], [ g ].
Posi~i akhir iIi iti] 'otak'
r .9 ]. dan [ h ]. -
trI I IrI I 'merembes'
Oi samping bunyi segmental kontoid, juga terdapat bunyi gugus
lsi r lSI 1 'biji' konsonan, dalam bahasa Bima berjumlah 8 buah, yaitu [ mb ], [ mp],
(2) Bunyi Vokoid [ I ] [ nd ], nt ]. [ nj ], [ ne ], [ ng ], dan [ nk ].

Posisi awal inc/o [ Indo] 'tidak' Oalam bahasa Bima ditemukan lima buah fonem vokal. yaitu dun
buah fonem vokal depan I i I dan lei. sebuah fon em vokal pusa!
1I1('f [Inci] 'menyingsingkan' I a I dan dua buah fonem vokal belakang I u I dan I 0 I. Oari kelima
imhi [ imbi ] 'pereaya' fonem vokal tersebu,t hanya fonem vokal I aJ yang tidak mempunyai
anggota fonem (alofon). Fonem vokal [ i ] dengan aJofon [ i ] dan ....
Posisi tengah kinggi [ kI9i ] 'kelingkung' [ I ]. I e I alofonnya [ e ] dan [ E ], fonem vokal I 0 I alofonnya
lingga [ ilnga ] 'bantal' [ 0 ] dan [ ::> ] , dan fonelll vokal I u / alofonnya [ u ] dan
[ U ]. Fonem konsonan ditemukan 20 buah . Fonem-fonem itu adalnh
sinci [sInco ] 'einein'
I b I, I P I , I 9 I I d I, I t I, I d I, / g I, I k I, / ? I, I s I,
Posisi akhir I h I, I f I, I j I, I e I, I r I , I I I, I m i, I n I, I n I, I n I. di samping
0) Bunyi Vokloid [ e ] itu, terdapat dua buah fonem semokonso nan , yaitu fonem I w I dan
I y I,
Posi si awal eda [ eda ] 'melihat'
Diftong dalam bahasa Bima berjumlah lima buah. KeJima buah
eee [ eee ] 'ketip' diftong tersebut adalah I au I, I ai I oi I, I ou I, I ui I .
eda [ ede ] 'itu'
Kelima buah fonem fokal tergolong memiliki distribusi yang
Posisi tengah bahende [babende ] 'generasi ketiga lengkap, yaitu dalam posisi awal, tengah, dan akhir. sedangkan pada
di atas kakek' fonem konsonan semuanya berdistribusi tidak lengkap, at au hanya dapat
baleda baleda 'bcrgaya sibuk' menduduki posisi awal dan tengah. Demikian juga distribusi fonem
semikonsonan I w I dan I y I.
kacem kaeero 'nama sebangsa unggas'
Pola persukuan dalam bahasa Bimatergolong sangat sederhana
Posisi akhir bale [ bale ] 'kaleng'
karena hanya memiliki pola persukuan sebanyak empat pola suku kata,
bake [ bake] 'pangkal kayu' yaitu pola (V) (KV), (KVK), dan (112 KV). Konsonan tidak pernah
bahe [ bahe ] 'menyeruduk' terdapat dalam penutup suku kata. ~Dengan demikian, bahasa Bima
(4) Bunyi Vokoid [ E ] tergolong bahasa vokalis.

Posisi awal empa [ Empa ] 'menambah'


empe [ Empee ] 'mmenyembunyikan' 3.2 Saran

eflf!ko [ Enko J 'mufakat' Penelitian fonologi bahasa Bima Inl merupakan penelitian
74 11

pelldahuluall karena penelitian secara khusus terhadap fonologi belum manusi a sehingga jenis gerakan-gerakan alat ueap dalam menghasilka.ll
pernah dilakukan orang. Dalam penelitian in i, pene liti lebih banyak bunyi bahasa dibicarakan pula dalam fonetik . Dengan demikian, fonetik
mt' ngandalkan pengamatan dengan pcndcngaran scmata. Oleh karena adalah ilmu yil ng me mpdajari bunyi-bullyi hahasa yang dihasilkall oleh
itu, sudah telltu banyak kekurallgan atau ke lemahall berkenan dengan organ tubuh manusia dalarn peranannya sebagai media bahasa atau
pengidelltifikasian bunyi-bunyi bahasa Sima tersebut. Untuk itu, penelitian sarana bahasa.
yang lebih cermat dan mendalam dengan mcnggunakan metode dan Fonetik sebagai bagian dari fonologi dapat dilihat dari tiga jenis.
peralatan yang lebih memadai masih perlu dilakukan. Hal itu dimaksudkan yaitu (I) fonetik akustik, (2) fon etikauditoris, dan (3 ) fonetik artik ulatoris
agar deskripsi fonol ogi bahasa Sima yang lengkap dan !'empurna dapat (Verhaar, 1981: 12). Fonetik akust'is adalah bag ian fonetik yang
terwujud. mellyelidiki bunyi-bunyi bahasa menurut aspek-aspek fisiknya sebagai
getaran udara . Fonetik auditoris menyelidiki eam pellerimaan bunyi-
bunyi bahasa oleh telinga dan fonetik artikulatoris menyelidiki bagaimana
bunyi-bunyi dihasilkan oleh alat-alat bieara (Lapoliwa, 1988: 6). Oi
antara ketiga fonetik di atas, yang paling erat hubungannya dengan
linguistik adalah fonetik artikulatoris.

2.1.1 Bunyi-Bunyi Bahasa Bima


Serdasarkan penelitian, bunyi-bunyi bahasa Sima Sima dapat
diklasifikasikan menjadi dua bagian, yaitu bunyi segmental dan
suprasegmental. Bunyi-bunyi segmental yang ditemukan berupa bunyi
vokoid dan kontoid, sedangkan bunyi suprasegmental yang ditemukan
dalam penelitian ini berupa aksen (tekanan) dan pemanjangan bunyi .

2.1.1.1 Bunyi Segmental Vokoid


Sunyi segmental vokoid adalah bunyi yang keluar dari paru-paru
tidak mendapat halangan di rongga mulu!. Namun, jika dikaitkan
dengan eara kerja alat-alat bieara, terutama bentuk dan posisi lidah serta
bentuk dan posisi akhir, terjadilah perbedaan bunyi vokoid yang satu
dengan yang lain.
(I) Bunyi Vokoid [i)
Posisi awal ibarat [ibara] 'ibarat'
ibili [ ibili ] 'iblis'
imba [ imba ] 'meniru ueapan;
Posisi tengah diba [ diba ] 'menimbun'
DAFfAR PUSTAKA

Bloomfield, L. 1993 Language. New York: Holt & Co.


BAB II Budiasa, Nengah dkk . 1990. "Fonologi Bahasa Kolo". Denpasar: Balai
FONOLOGI BAHASA BIMA Penelitian Bahasa, Departemen Pendidikan dan Kebudayaan .
Gleason, H . A. 1961. An Introduction to Oiscriptive Linguistics. New
York : Holt, Rirehart and Winston.
Fonologi adalah tataran terendah dari struktur bahasa yang
Halim, Amran. (ed.). 1980. Politik Bahasa Nasiollal. Jakarta: Balai
tugasnya membicarakan seluk-beluk bunyi bahasa. Oleh karena sasarannya
Pustaka.
adalah bunyi bahasa, fonologi juga disebut ilmu tata bunyi . Unsur
terkecil yang dibicarakan dalam fonologi adalah bunyi (fonem), sedangkan Kerja Sama Bappeda dengan Kantor Statistik Propinsi NTB. NlIsa
unsur yang terbesar adalah kata dasar. Tenggara Barat dalam Angka. 1989 .

Berdasarkan tugasnya, fonologi dibedakan atas dua bagian, yaitu Lapoliwa, Hans. 1988 . Pellgantar Fonologi I : Fonetik. Jakarta:
fonetik dan fonemik. Dalam fonetik dibicarakan bagaimana buny! Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.
segmental dan suprasegmental dihasilkan oleh alat-alat ucap manusia. Parera, J . D. 1983. Pengantar Linguistik Umwn .' Fonetik dan Fonemik.
Adapun fonemik adalah bagian fonologi yang khusus membicarakan Ende : Nusa Indah.
bunyi-bunyi yang membedakan arti kata atau bunyi-bunyi yang bersifat
Rachman, Abd. H.A. dkk . 1985 . Sistem Morfologi Kala Kelja Bahasa
di stingtif, baik segmental maupun suprasegmental. Selanjutnya, fonem-
Bima. Jakarta: Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa,
fonem bahasa Bima yang telah dapat ditentukan akan dibicarakan
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan .
distribusi fonem dan pola persukuannya.
Samarin, William J. 1988. Ilmu Bahasa Lapangall (terjemahan).
Yogyakarta: Kanisius.
2.1 Fonetik Bahasa Bima
Samsuri . 1983 . Analisis Bahasa. Jakarta Erlangga.
Deskripsi fonetis adalah bagian fonologi yang memandang bunyi- •
bunyi bahasa sebagai media sem ata yang tidak lebih dari benda Saussure, F . de. 1916. Caurse in General Linguistics. Edited by Charles
(Hans Lapoliwa), 1988: 3). Pembicaraan mengenai bunyi-bunyi bahasa Bally and Albert Seelhaye in Collaboration with an Introduction
ti dak dapat dilepaskan dari pembicaraan mengenai alat-alat ucap and Notes by Wade Baskin. New York: Zoronta London .

PERPUSTAKAAN
PUSH PEMIIINAAN DAN 10 75
PENGEMBANGAN B A HASA :
OAPARTEMEN PENOIOIKAN j
;:z:
OAN KE6UOAYAAN _ .J
76 9

Sudaryanto. 1988. Metode Lillguistik. Yogyakarta: Gajah Mada University 1.7.2 Sampel
Press.
Karena banyaknya dialek yang dimiliki oleh bahasa Bima. seperti
Vcrhaar. J.W .M. 1981. Pl'llgal/larLillgllisrik I. Yogyakarta: Gajah MaJa dlslnggung dalam latar belakang di ;lIas. dipilihlah dialek Mbuj u , ebagai
University Press. sampel. Kemudian. untuk mendapatkan data. dipilih tiga orang informan
Waeana, Lalu. dkk. 1977/1978 . Sejarah Nils(/. Tengga/'(/ Bartif. inti yang diambil secara acak dan dibantu oleh informan pendamping.
Pusat Penelitian Sejarah dan Budaya, Proyek Penelitian dan Semua illforman yang dipilih harus memenllhi persyaratan pokok
Peneatatan KebuJayaan Daerah. Departemen Pendidikan Jan penentllan informan .
Kebudayaan . Persyaratan pokok informan dalalll penelitian ini adalah sebagai
berikut.
(I) penutur asli bahasa Rima yang sudah dewasa. umurnya berkisar
20--60 tahun dan bertempat tinggal di Bima;
(2) tidak pernah -- atau kalaupun pernah -- tidak lama meninggalkan
tempat asal;
(3) tidak pernah -- atau kalaupun pernah -- tidak lama meninggalkan
tempat asa!.
(4) pendidikan serendah-rendahnya sekolah dasarlsederajat.
(5) dapat berbahasa Bima dengan lancar.
(6) sehat jasmani dan rohani serta tidak eaeat wleara;
(7) bersedia menjadi informan dalam penelitian ini, serta mempunyai
eukup kesempatan untuk itu;
(8) tidak mudah tersinggung, JUJur, terbuka, sabar, dan berlaku
ramah terhadap peneliti;
(9) teliti, eermat, cerdas, dan mempunyai day a ingatan yang baik;
(10) tidak mempunyai kecurigaan apa pun terhadap penelitian ini
(bandingkan Samarin 1988: 55 --68).
8 77

(2) Penentuan arti, bentuk , dan satuan yang. terdapal dalam LAMPIRAN 1
korpus .
CONTOH KATA BAHASA BIMA YANG DIPAKAI DATA
(3) . Pengidentifikasikan kelainan, kekhususan. dan perkecual ian DALAM PENELITIAN
yang ada dalam korpus,
A. Kata-kata Umum
(b) Analisis lanjutan 'bumi'
[ dana] dana
(I) Segmental data, yaitu pemisahan bagian alau unsur dari [ lagi ] langi 'Iangit'
bentu ujaran dalam korpus sesuai dengan bagian yang 'awan'
[ riru ] riru
berulang (recurrent form) , sesuai kemiripan bunyi secara
doro ] doro 'gunung'
foneli s beserta artinya, dan pemisahan bunyi yang lebih .
(2) Membanding berbagai unsur korpus untuk memperoleh dore ] doree 'bukit'
wujud fonem dengan analisis kontrastif (contrastive pair, oma ] oma 'Iadang'
minimal pair) dan melihat distribusi komplementer dan [ tolo ] tolo 'sawah'
di stribusi pararelnya untuk ' mengelahui anggota fonem [ wub'a wub'a 'hutan '
(alofon) .
[ oi ] 01 'air'
(3) Mengelompokkan bentuk-bentuk struktur sejenis dengan
tujuan menemukan pola struktur kata dan suku kata yang [ desa ], rasa [ rasa J desa 'desa'
dibentuk oleh fonem dan hubungan serta perubahan yang [ kota ] kota 'kola'
terjadi dalam hubungan tersebut. [ wura ] wura 'bulan '
(4) Mengelompokkan bentuk yang sama atau mirip, tetapi ntara ] ntara 'bintang'
mempunyai arti yang berbeda untuk memperoleh fonem ncai ] nycai 'jalan'
suprasegmental atau ciri prosodi.
warn ] waru 'warung'
(5) Mencatat intonasi dalam kat a dan kalimat korpus lisan yang 'toko'
[ toko ] toko
diperoleh kemudian membanding-bandingkannya .
[ ani ] angl 'anging'
(c) Analisis Akhir
I kenge moti kengge moti 'pantai'
Oari hasil analisis persiapan dan lanjutan seperti tersebut di atas, moti ] moti 'Iaut'
dirnmuskan generalisasi fonologi bahasa Bima.
ura ] ura 'hujan'
1.7 Populasi dan SampeJ toro ] toro 'teluk'
ai ma rai ] ai rna rai 'sidang'
1. 7.1 Popu/asi
al ma nad'i ] ai rna ngad'i 'malam'
Oalam penelitian ini, yang dijadikan populasi adalah semua
ai ma sid'i ] ai rna sid'i' 'pagi'
tuturan para penutur bahasa Bima yang bertempat linggal di Bima. Oi
samping itu, diperhatikan dan dipakai pula objek. bahasa Bima yang al rna mbiya ai rna mbia 'sore'
berbentuk tertulis. uma ndeu ] uma ndeu 'kamar mandi'
78 7

temba ] temba 'sumur' kecerdikan dan kemauannya harus menyadap pembicaraan seseorang
hampa hampa 'batas' atau beberapa orang yang lazim disebut informan.

[ d'a 1 d'a 'utara ' Teknik lanjutan dapat ditempuh dengan berbagai teknik seperti
[ ele 1 ele 'timur' berikllt :

[ d'o ] d'o 'selatan (I) Teknik SLC (teknik simak libat cakap)
[ d'i ] d'i 'barat' Kegiatan menyadap dilakllkan pertama-tama dengan berpartisipasi
[ ele d'a ele d'a 'timur laut' sambil menyimak . Jadi. peneliti terlibat langsung dalam dialog
[ ele d'o ele d'o 'tenggara' dalam membentuk dan memunculkan data.

[ d'i d'o 1 d'i d'o 'barat daya' (2) Teknik SBLC (teknik simak bebas libat cakap).
[ d'i d'a d'i d'ia 'arat laut' Oi dalam teknik ini peneliti tidak terlibat langsung dalam
[ ese ] ese 'atas' pembicaraan. Si peneliti hanya sebagai pemerhati dengan penuh
'bawah' minat mendengarkan pembicaraan.
awa ] awa
(3) Teknik Rekam .
[ ku'i 1 ku'i 'kiri'
[ wana 1 wana 'kanan' Teknik ini dilakukan tanpa sepengetahuan informan agar tidak
'di samping' mengganggu kewajaran kegiatan bertutur yang sedang terjadi.
[ d'i kompe d'i kompe
(4) Teknik Catat.
[ d'o'o 1 d'o'o 'jauh'
[ d'eni ] d'eni 'dekat' Teknik ini melakukan pencatatan pada kartu data yang segera
dilanjutkan dengan klasifikasi.
[ naru ] naru 'panjang'
[ poro 1 poro 'pendek'
1.6.2 Metode dan Teknik Pengolahan Data
[ d'ese ] d'ese 'tinggi'
[ n'awa ] b'awa 'rendah' Oi dalam metode pengolahan data dilakukan baik sebelum
analisis dan dalam analisis. Pada saat pengolahan data mentah diterapkan
[ na'e ] na'e 'besar'
metode filing dan klasifikasi, yaitu pengelompokan data menurut
[ to'o ] to'i 'kecil'
jenisnya, persamaannya, perbedaannya, struktumya, dan sebagainya
maci ] mac! 'manis' sehingga dapat dimasukkan ke dalam tabulasi data.
[ pa'i ] pa'i 'pahit'
Setelah terkumpul, data dianalisis dengan menggunakan metode
[ pana ] pana 'panas' anal isis deskriptif, seperti yang dianjurkan oleh Samsuri dan Gleason,
[ b'usi ] b'usi 'dingin' dibantu dengan teknik berikut.

[ ake ] aake 'ini' (a) Analisis Persiapan


[ ede, aka ede, aka 'itu' (I) penentuan sistem simbol yang konsisten untuk keperluan
[ ndake ] ndake 'begini' analisis .
6 79

mempunyai kecenderngan untuk dipengaruhi oleh lingkungannya dan ndaka ]. ndede [ ndede] ndaka 'begitu
sistem bunyi mempunyai kecenderungan bersifat simetris . ta ak e ] ta ake 'ke slnl

Bunyi-bunyi bahasa dapat dipelajari dari dua sudut pandang. ta aka ta aka 'ke situ '
Pertama , bunyi-bunyi itu dipandang sebagai media bahasa semata yang ta ab'e ta b'e 'ke mana
tidak lebih daripada benda. Fonologi yang memandang bunyi- bahasa b'une ] b'une 'bagaimana
demikian lazim disebut fOlletik. Kedua. bunyi-bunyi itp merupakan cou ] cou 'slapa
unsur bahasa terkecil yang bergabung-gabung berdasarkan pola tertentu
b'ab' aw ], ba'au [ ba'aw ] b'ab' au mengapa
(struktur) dan sekaligus bergfungsi untuk membedakan bentuk-bentuk
berbagai kata . Fonologi yang memandang bunyi-bunyi itu sebagai [b 'une ay ] b'une al 'kapan '
bagian dari sistem bahasa lazim disebut fOl1emik (Lapoliwa, J 988: 3) . [ aw ] au 'apa'
[ dou matua dou rna tua 'orang tua'
Analisis struktur bahasa dalam penelitian ini bersifat deskriptif
sinkronis . Maksudnya, analisis inl berusaha mendeskripsikan secara ama ] ama 'ayah'
objektif gambaran bahasa Bima sesuai clengan struktur bahasa Bima ina] ma 'ibu'
dalam keadaan dan situasi pemakaian bahasa itu sendiri. ori , arnanto'i ] on, amanto'i 'paman'
manca, inanto'i manyca, inanto'i 'bibi'
1.6 Metode dan Teknik dua mone dua mone 'pak de'
dua siwe dua siwe 'bu de'
Metode adalah cara bekerja. Teknik merupakan penjabaran dari
metode, sesuai dengan alat dan sifat alat yang dipakai (Sudaryanto, sa'e sa'e 'kakak'
1988: 24) . Untuk mendapatkan data yang diharapkan, metode dan ari ] ari 'adik'
teknik merupakan kunci utama, baik dalam pengumpulan data maupun ana] ana 'anak'
dalam pengolahan data.
ornpu ], wa'i wa'i ompu 'cucu
hera, kawalu hera, kawalu 'ipar'
1.6.1 Metode dan Teknik Pengumpulan Data
wae ] wae 'besan'
Oalam pengumpulan data digunakan metode pengamatan secara
rahi ] rahi 'suami'
saksama (observasi). Pengamatan ini dilakukan terhadap data dalam
bentuk lisan yang merupakan sumber utama dan data tertulis rnerupakan wei] wei 'istri'
data pendukung. rnbaru rnboha mbaru mboha 'duda'
Metode pengamatan (observasi) ini disejajarkan dengan metode mbaru mboha mbaru mboha 'janda'
simak karena dilakukan dengan cara menyimak, yaitu menyimak kadenta kadenta 'madu'
penggunaan bahasa. Teknik yang dipakai untuk rnenunjang metode ini tu'u ] tu'u 'bangun'
(Sudaryanto, 1988: 2--5) adalah (I) teknik dasar dan (2) teknik lanjutan.
kae ] kae 'kain'
Oi dalam teknik dasar (teknik sadap), penyimakan itu diwujudkan
ndeyu ndeu 'mandi'
dengan penyadapan. Untuk mendapatkan data, peneliti dengan segenap
80 5

karawi ] karawi 'bekerja' 1.4 Hasil


nuntu. ngahi nuntu. nggahi 'berbicara'
Bertolak dari butir-butir tujuan khusus di atas. hasil penelitian
uu ] 1I 'l1lelllanggil' ini diharapkan dapal ml'njuwab segala pcrmasalahLln yang ada_Penelitian
sanawa sanawa 'istirahat' fonologi bahasa Bima ini disusun dalam tiga hab.
tVnti ] tunti 'munulis' Bab I adalah bab pendahuluan . Hal-hal yang dibicarakan dalam
baca ] baca 'membaea' bab ini adalah. latar belakang, masalah ruang lingkup penelitian. tujuan.
isu ] ISU 'kemmas' hasil. kerangka teori, metoue dan teknik. serta populasi dan sampel.
Di dalam Bab II dideskripsikan fonologi bahasa Bima .. Bab terakhir
waea, cub'a, alo ] waca, dub'a alo 'mencuci'
atau Bab III merupakan bab penutup berisi simpulan dan saran.
na9i ] nangi 'menangis'
hari ] hari 'tertawa' 1.5 Keranga Teori
mpa'a ] mpa'a 'bermain'
Teori yang dipakai sebagai landasan pokok dalam penelitian
lao tio ], kakaro [ kakaro ] lao tio 'berkunjung'
fonologi bahasa Bima ini adalah teori linguistik deskriptif (de Saussure
lalone, kad'ihi ade ] lalone, kad'ihi ade 'bersenda gurau' (1916). Bloomfield (1933), Gleason (1961), dan Samsuri (1980».
wa'i ] wa'i 'nenek' Walaupun demikian, penelitian yang relevan untuk membantu
ompu ] ompu 'kake' mendekripsikan sistem fonologi bahasa Bima secara memadai akan
dipertimbangkan juga.
mahu, mada nahu, mada 'saya'
nami ] naml 'kami' Prinsip yang dipakai adalah pnnslp yang dikemukakan oleh
[ nday ] ndai 'kita' Ferdinand de Saussure dalam hal penentuan bunyi bahasa, yaitu dalam
, dikotominya yang menyangkut parole dan langue. Kemudian, untuk
[ 9gomi ]. ita ita nggomi 'kamu
menentukan urutan unsur-unsur yang berupa fonem-fonem dalam suatu
[ !)gomi d'oho nggoml d'oho 'kalian'
kata dipakai dikotomi de Saussure yang menyangkut hubungan sistagmatik
[ sia ] sla 'la' dan paradigmatik. Penggunaan prinsip hubungan ini dimaksudkan untuk
[ sia d'oho sia d'oho' mereka' mendapatkan gambaran adanya hubungan struktural antarunsur. Untuk
[ cina ro a9i cina ro angi 'saudara' membuktikan fonem dan variasi bebasnya digunakan prinsip pasangan
minimal, pasangan subminimal, dan distribusi komplementer (Gleason.
1961). Untuk menemukan jenis dan distribusi fonem, Samsuri (1980:92-
B. Kata Bilangan 93) mengungkapkan bahwa seeara fonetis bahasa dapat dipelajari seeara
teoretis dengan tiga maeam: pertama, bagaimana bunyi-bunyi itu
lCa lea 'satu'
dihasilkan oleh alat-alat ueap; kedua, bagaimana arus bunyi yang telah
e'uwaa d'ua 'dua' keluar dari rongga mulut dan atau rongga hidung si pembicara
[ tolu ] tolu 'tiga' merupakan gelombang-gelombang bunyi udara; ketiga, bagaimana
[ upa 1 upa 'empat' bunyi itu dihindarkan melalui alat pendengaran dan syaraf si pendengar.
~'
Lebih lanjut Samsuri (1983:1 131--133) menyatakan bahwa bahasa
[ lima t)o'
lima 'lima'
4 81

1.3. Tujuan Penelitian 1111 1111 enalll


pidu ] pidu 'tujuh'
I.J.I TlIjuall. Umum
waru ] waru 'delapan
Secara umum penelitian ini bertujuan untuk ikut membina, ciwi ] CIWI 'sembilan'
mengembangkan, dan mendokumentasikan bahasa daerah agar sampuru sampuru 'sepuluh'
kelestariannya tetap terjaga. Hal ini dipandang perlu karena bahasa 'sebelas'
sampuru sab'ua sampuru sab'ua
daerah sebagai kekayaan budaya yang mencerminkan nilai-nilai sosial
budaya yang hidup di kalangan masyarakat pemakainya memiliki andil sampuru tolu ] sampuru d'ua 'dua belas
yang besar dalam menunjang kebudayaan nasional. sampuru d'ua ] sampuru d'ua 'dua belas
sampuru tolu ] sampuru tolu 'tiga bel as'
Penelitian ini juga bertujuan untuk mengembangkan pengetahuan
sampuru upa ] sampur upa 'empat belas'
kebahasaan, khususnya di bidang linguistik. Penelitian fonologi ini
diharapkan dapat menghasilkan data dasar dan kajian awal terhadap sampuru lima ] sampuru lima 'lima belas'
penelitian aspek kebahasaan yang lain. sampuru ini ] sampuru ini 'enam belas'
sampuru pidu ] sampuru pidu 'tujuh bel as'
1.3.2 Tujuan Khusus sampuru waru ] sampuru waru 'delapan belas'
Secara lebih operasional tujuan khusus penelitian ini adalah sampuru ciwi ] sampuru CIWI 'sembi Ian belas'
memperoleh deskripsi kebahasaan tentang fonologi bahasa Bima, du'a mpuru d'ua mpuru 'dua puluh'
Deskripsi tersebut dapat dijabarkan lebih terperinci seperti berikut ini.
d'ua mpuru sab'ua d'ua mpuru sab'ua 'dua puluh satu'
a. Pendeskripsian bunyi-bunyi dalam bahasa Bima d'ua mpuru d'ua ] d'ua mpuru d'ua 'dua puluh dua'
I) bunyi segmental vokoid dan kontoid d'ua mpuru tolu ] d'ua mpuru tolu 'dua puluh tiga'
2) bunyi sertaan; d'ua mpuru upa ] d'ua mpuru upa 'dua puluh empat'
3) bunyi suprasegmental (tekanan, titi nada); d'ua mpuru lima ] d'ua mpuru lima 'dua puluh lima'
b. pendeskripsian fonem bahasa Bima d'ua mpuru ini ] d'ua mpuru 1111 'dua puluh enam'
I) fonem vokal dan konsonan d'ua mpuru pidu ] d'ua mpuru pidu 'duam puluh tujuh'
2) fonem semi konsonan; d'ua mpuru waru ] d'ua mpuru waru 'dua puluh delapan'
3) diftong; d'ua mpuru CIWI d'ua I)1puru ciwi 'dua puluh sembi lan'
4) gugus konsonan tolu mpuru tolu mpuru 'tiga puluh'
c. pendeskripsian distribusi fonem bahasa Bima tolu mpuru lima ] tolu mpuru lima 'tiga puluh lima'
I) distribusi fonem vokal dan konsonan; upa mpuru lima upa mpuru lima 'empat puluh lima'
2) distribusi fonem semi konsonan lima mpuru ] lima mpuru 'lima puluh'
d. pendeskripsian pola persukuan bahasa Bima ini mpuru ] 1111 mpuru 'enam puluh'
82 3

pidu mpuru lima pidu mpurll lima 'tujuh pllluh lima' salah satu sllmber informasi untuk memahami sit'at dan ciri kesemestaan
waru mpuru waru mpuru 'delapan puluh' bahasa (Samarin. 1988 : 9).
ciwi mpuru ciwi mpuru 'sembi Ian puluh'
saratu saratu 'seratus' 1.1.2 Masalah
seratu lima mpuru seratus Iirna 'seratus lima
Berdasarkan latar belakang di atas, yang diungkapkan bahwa
mpuru puluh'
masalah kebahasaan masih banyak yang perlu dibahas. Dalam penelitian
saratu pidu mpuru lima 1 seratu pidu mpuru 'seratus tujuh ini permasalahan kebahasan yang dibahas dibatasi pada masalah
puluh lima' fonologi dengan formulasi bentuk pertanyaan sebagai berikut
d'ua ratu d'ua ratu 'dua ratus'
I) Bunyi bahasa apa saja yang ada dalam bahasa Bima?
d'ua ratu lima mpuru 1 d'ua ratu Iirna 'dua ratus lima
2) Fonem apa saja yang dimiliki bahasa Bima?
mpuru puluh'
3) Bagaimana distribusi fonem bahasa Bima?
upa ratu 1 upa ratu 'em pat ratus'
4) Bagaimana pola persukuan bahasa Bima?
lima ratu 1 lima ratu lima ratus'
ini ratu 1 ini ratu 'enam ratus'
ciwi ratu ciwi ratu 'enam ratus' 1.2 Ruang Lingkup Penelitian
sanwu sariwu 'seribu'
sanwu Jnl ratu 'seribu enam Karena masalah kebahasaan yang perlu mendapat perhatian dalam
sari wu in i ratu
bahasa Bima, tidak luas penelitian ini tidak menganalisis secara rinci .
ratus' Pembatasan masalah perlu dilakukan untuk mendapatkan hasil penelitian
sarisu d'ua ratu 1 sanwu d'ua ratu 'ser!bu delapan yang cukup memadai.
ratus'
Permasalahan pada butir (1.1.2) secara spesifik dapat dijabarkan
d'ua riwu 1 d'ua riwu 'dua ribu'
dalam ruang lingkup permasalahan sebagai berikut.
upa riwu 1 upa f1WU 'empat ribu'
sampuru fI wu sampuru riwu 'sepuluh ribu' I) Fonnulasi pertama menguraikan macam bunyi (vokoid dan kontoid)
bahasa Bima, tennasuk pemetaan bunyi-bunyi bahasa itu. Demikian
sajuta 1 sajuta 'satu juta'
juga diuraikan fonem bahasa Bima, termasuk pemetaan fonem-
mpoa 1 mpoa 'nol' fonemnya.
satena 1 satenga 'setengah'
2) Formulasi kedua berisi uraian distribusi fonem-fonem bahasa Bima,
saparapa saparapa 'seperempat'
pada posisi dawal, tengah, dan akhir satuan gramatikalnya.
mbote. ore mbote, ore 'banyak'
sato'i 1 sato'i 'sedikit' 3) Formulasi yang ketiga menguraikan pola persukuan bahasa Bima,
baik yang berupa vokal maupun penggabungan antaran vokal dan
sara'a 1 sara'a 'semua'
konsonan.
2 83
----
Mellurut data statistik 1989. bahasa Birna didukung. oleh Jurnlah sab'une nl:au sab'une IKall 'beoerapa'
pellduduk 414.505 orang. yang rnenyebar di sepuluh kecarnatan dengan ,
saramba saramba pertama
luas uaerah sekitar 4596.90 km~ . Kecamatan yang terdapat cli Kabupaten ~ Lr
'kedua'
[ kad'uu ] kad'ua
Bima adalah Kecarnatan Monta. Bolu, Woha, Balu. Wawo, Sape. Wera,
Rasa'e, Donggo, dan Kecamatan Sanggar (Nusa Tenggara Bora! do/am L katolu ] katolu 'ketiga'
Al1gka, 1989: 17). [ ka'upa ] ka'upa 'keempat'
,
kalima J kalima 'kelim'a'
Dalam Penjelasan UUD 1945. Bab XV, Pasal 36, dinyatakan
bahwu bahasa-bahasa daerah yang rnasih dipakai sebagai alat perhubungan
ka'ini 1 ka'ini 'keenam'
yang hidup dan dibina oleh masyarakat pemakaiannya dihargai dan kapidu ] kapidu 'ketujuh'
dipelihara oleh negara karena bahasa-bahasa itu adahlh bagian dari kawaru 1 kawaru 'kedelapan '
kebuuayaan Indonesia yang hidup (Halim. 1980:21) . Untuk membina kaciwi 1 kaciwi 'kesembilan'
dan mengembangkan bahasa daerah diperlukan informasi yang objektif
tentang data kebahasaan (bahasa daerah) yang ada . Salah satu usaha
yang dapat dilakukan untuk memperoleh informasi itu adalah melalui C. Nama "ari dan Warna
penelitian bahasa daerah . Penelitian ini akan mengungkapkan data yang sene ] isene [ isene ] sene 'Senin'
bersifat kebahasaan, khusu snya yang menyangkut aspek fonologi bahasa salasa J salasa 'Selasa'
Bima. 'Rabu'
aruba'a ] aruba'a
Penelitian F0l10/ogi Bahasa BimQ ini yang menyangkut dasar- hami ] hami 'Kamis'
dasar kebah~saan merupakan hal yang sang at penting bagi perkembangan [ jama'a ] jama'a 'Jumat'
ilmu pengetahuan di Indonesia, khususnya bidang linguistik. Oleh [ sapatu ] sapatu 'Sabtu'
karena itu, penelitian fonologi ini dipandang perlu dilakukan . Selain [ aha ] aha 'Minggu'
itu, penelitian bahasa Bima belum banyak dilakukan, terutama penelitian [ ay ma nad'i Aha ] al rna ngad'i Aha 'mal am minggu'
aspek fonologinya. Penelitian bahasa Bima yang pernah dilakukan nai si 'besok'
[ nay si ]
adalah sebagai berikut.
[ awina ] awma 'kemarin'
I) "An Introduction to Bimanese Morphology" (Soepardi, 1967); [ peya ], pede [ pede ] pea 'nanti'
2) "Struktur Bahasa Bima" (Ahmad, 197611977); [ akande ] akande . 'tadi'
3) "Morfologi dan Sintaksis Bahasa Bima" (Rachman. 197911 980); [ d'id'i si ] d'id'i si 'Iusa'
4) "Siswa Morfologi Kata Kerja Bahasa Bima" (Rachman, dkk ., 1985); [ samingu wali saminggu wali 'seminggu lagi'
dan [ tolu nay wali tolu nai wali 'tiga hari lagi'
5) "Kamus Bima-Indonesia" (Ismail, dkk., 1985). [ lima nay wali ] lima nay wali 'lima hari lagi'
[ sawura wal i ] sawura wali 'satu bulan lagi'
Dari segi pengembanguan ilmu bahasa pada umumnya dan ilmu
[ sawura rna wa'u laiD ] sawura rna wa'u 'satu bulan lalu'
bahasa Indonesia khususnya, penelitian fonologi bahasa Bima ini sangat
penting karena data kebahasaan yang diperoleh dapat berfungsi sebagai laiD
84

[ d'ua nai ma'wa'u lalo J d'ua nai rna wa'u I 'dua hari lalu'
lalo
lima nai rna wa'u lalo J lima nai rna wa'u 'lima hari lalu'
lalo
[ b'ura ] b'ura 'putih'
[ moiica ] mooca 'kuning'
[ kala] kala 'merah'
[ me'e ] me'e 'hitam'
[ moro ] moro 'hijau'
[ keta ] keta 'ungu'
BAB I
[ owa ] owa 'biru' PENDAHULUAN
[
...
monca kala monca kala 'oranye'
[ cokla ] cokla 'coklat' 1.1 Latar Belakang dan Masalah
[ kalUb'u ] kalub'u 'abu-abu'
[ nowa ] nowa 'bening' 1.1.1 Latar Belakang
[ jao I)odu ] jao tua 'hijau muda' Bahasa Bima adalah salah satu di an tara bahasa daerah yang ada
'hijau tua' di kawasan Nusantara yang terdiri atas berbagai dialek.
[ jao tua ] jao tua
Dialek-dialek yang ada dalam bahasa Bima pada umumnya
[ owa podu owa ngodu 'biru muda'
dibatasi oleh wilayah kecamatan sehingga tiap-tiap kecamatan memiliki
[ oa tua ] owa tua 'biru tua'
dialek tersendiri. Satu di an tara dialek yang ada dalam bahasa Bima
[ kala 90du kala ngodu 'merah muda' ialah bahasa Bima dialek Mbojo. Dialek Mbojo merupakan dialek yang
[ kala tua ] kala tua 'merah tua' paling dominan peranannya dalam masyarakat penutur bahasa Bima
, kala nda'a ] kala nda'a 'merah darah ' dan jumlah penuturnya juga paling banyak. Dialek Mbojo adalah satu-
satunya dialek bahasa Bima yang digunakan dalam pemerintah
[ kala keta ] kala keta 'merah hati'
Kesultanan Bima pada masa lalu sehingga sampai sekarang bahasa
[ owa tar ::Jsi owa tarosi 'biru laut' Bima juga disebut dengan bahasa Mbojo (Rachman , dkk . 1985 :3).
Suku bangsa Bima dan suku bangsa Sumbawa pernah putus
D. Bidang Organ Tubuh hubungannya berabad-abad lamanya. Sumbawa Barat pernah terkenal
dengan nama Pulau Nasi, Sumbawa Tengah terkenal dengan nama
[ tuta ] tuta 'kepala'
, Dompu, dan Sumbawa Timur terkenal dengan nama Mbojo. Mbojo juga
[ ho')go honggo rambut' terkenal dengan nama Bima (Wacana, dkk ., 197711978:10).
[ tanta9ga tantangga 'dahi'
[ kere gEndi kere gendi 'alis'
85 r:o -
g Enddi .j
gendi 'pelipis'
,
mada ] L ...
.- mada mala'
ilu ] , ~I.....- ~~
ilu 'hidung'
rawe rawe plpi'
.:.
I fiko ] ~-:!.;. - -" - fiko 'telinga'
[ WIWI ] WIWI 'bibir'
asa ] asa 'mulut'
sasono " 1- sasongo 'kumis'
', 'dagu'
Ierne) Ierne
I.-
[ je')go ] Jenggo 'jenggot'
t;" .,

[ rera ] rera 'Iidah'


,:;_",.'
woy WOI 'gigi'
wou hari ] woi hari 'taring'
woy sahe na'e woi sahe 'geraham'
[ fela ] fela 'Iudah'
[ karolo karoto 'kerongkongan'
Ji
[ pahu ] pahu 'wajah'
[ d'inca ] d'inyca 'pundak'
[ wo'o ] 't , I
wo'o 'Ieher'
[ rima]
[ afieu ]
I . rrima
aneu
'langan'
'Iengan'
[ cihu ) L~
cihu 'siku'
[ kalJge ] kangge 'jeriji'
[ ina rima lOa nma 'ibu jari'
[ turu dou turu dou 'telunjuk'
[ sadUmpu duwe ] ka'o , "", sadumpu due 'jari tengah'
[ kafige ) kangge 'jari manis'
[ kI9gi ) liJ ... kinggi 'kelingking'
[ uhu ) tIl t..: uhu 'kuku'
[ saliri ) • j saliri 'ketiak'
86

iH.Ie rima 1 ade rima 'telapak tangan'


lawili J ., · Iawili 'dada'
susu J .~ ~ ,.:
~~~~~-

-.-:-=-
~

-
~

susu
~

-- -
..
-
-
--- susu
[ loko ]
[ woke]
· '-, loko
woke
'peruf
'pusar'
,
[ deri ] deri punggung'
[ pait!9g a ] palengga 'pinggang'
[ po::> nto ] ponto 'pantat'
[ re'e wudu ] re'e wudu 'kemaluan laki-
laki'
DAFTAR LAMBANG
[ mba] ~ ,; I
omba 'kemaluan
wanita'
huri ] huri 'kulif
, ,
'kulit'
[. .] = penanda tulisan fonetis
ra'a ] huri
,J ••. I. . I = penanda tulisan fonemis
ra'a ] ra'a 'darah'
loko ce'i loko ce'i 'Iambang' = pengapit makna atau arti
[ ede ] ade 'hati' ? = bunyi glotal
[ kowo ] kowo 'paru-paru'
(~l '
[ kaVa ] "- kaVa 'otot'
[ loko na'e loko maci ntolu 'usus halus'
[ hodo ] hodo 'jantung'
[ folu ] folu 'empedu'
~ i. -~ ,
[ peke] peke ' 'tulang'
[ hi'i ] 'I,
hi'i 'daging'
;-~
[ apa ] apa 'Iemak'
~

[ reci ] reci 'ginjal'


[ wa9ga ?' I
wangga 'paha'
[ ed'i ] ed'i 'kaki'
[ tatu'u ] tatu'u 'Iutut'
[ wisi ] I u ,jJ wisi 'bet is'
L -.
[ tini ] tini 'tumit' XI
2.1.1.1 Bunyi Segmental vokoid ...................................................... .. 11 87
2.1.1.2 Bunyi Segmental Kontaid ...... ::: ........... ~ ......... ~.. ~~.................. . 16
2.1.1.3 Bunyi Sertaan .. ............ ......................................................... .. 27 puke ed' j pake ed'i 'mata kaki'
2.1.1.4 Bunyi Suprasegmental. ..... . .. .. .... .................. ........................ .. 28 dopa 1 kopu 'telupak kaki'
2.2 Fonetnik Bahasa Birma ...... ............. ............................... ...... .. 29 d'uru 1 d'uru 'tulang kaki'
2.2.1 Fonem Segmental dan Foenm Suprasegmental... ................. . 30 'tulang rusuk'
sa9gere sanggere
2.2.2 Fonem VokaI... ............... .. 31
=~
pake roku peke rpka 'tu lang belakang'
2.2.3 Fonem Konsonan .............. . 37
2.2.3.1 Fonem Hambat... ..... ....... 37 sambadi sumbadi 'sumsum'
2.2.3.2 Fonem Frikatir. ...................................................................... . 42 [ it i ] iti 'otuk'
2.2.3.3 Fonem Afrikatif. ........ .. ... ............................................... ....... f. 44 [ oi tari'j oj tari'i 'air kecing'
2.2.3.4 Fonem Gelar/r/ ............ . 44 [ kabe ] kabe 'b u a h
2.2.3.5 Fonem Lateral/l/ ........... .................... . 46 zakar'
2.2.3.6 Fonem NasaL ............ ... ................. .. 46 kab'Usu kab'usu 'ubun-ubun'
2.2.3. 7 FonemSemikonsonan ........................... .. ............................... . 48
kere ilu kere ilu 'bulu hidung'
2.2.4 Distribusi Fonem ................................................. . 57
pake sal)gad'a peke sanggad'a 'tulang selangka'
2.2.4.1 Distribusi Fonem Vokal... ..... ... .... ............. ........................... .. 57
2.2.4.2 Distribusi Fonem Konsonan ........ ...... ... ................ : .CO ...f.......... .. 54 pake keta ] peke keta 'tulang belikat'
2.2.4.3 Distribusi Fonem Semikonsonan .......................................... . 64 kab'untu ponto kab'untu ponto 'buntut'
2.2.5 Diftong ..................... _....................................................... ~ ... . 65 kere ] kere 'bulu'
2.2.6 Gugus Konsonan............... ........ ............................................. 68
2.2.7 Pola Persukuan Bahasa Birma ....... :............. ~ ... ..t:'..L::: .. :.. !..... 69
E. Bidang Rumah Tangga
BAB III SIMPULAN DAN SARAN ........... .. .................................. . 72 uma ] uma 'ruma'
3.1 Simpulan ...................... _.................... ....! .~!... r.!!.; ... :.: ...... ...:".... . 72 riha ] riha 'dapur'
• 3.2 Saran...................................................................................... . 73 [ b'utu ] b'utu 'atap'
DAFfARPUSTAKA ............................. .............. :... ;.:.. ~ . :................... . 75 [ pamoka pamoka 'Ioteng'
lAMPIRAN ........................... .~................. :.... .~~;.:.:. : ... ;~.;:..:.>... :r:. .. :........ . 77
b':::Jko ] b'oko 'usuk'
lira, malasi lira, malasi 'reng'
[ lal)i ] langi 'Iangit-Iangit'
[ wal)a ] wanga 'Iambang'
[ kalib'awo kalib'awo 'kuda-kuda'
[ ri'i ] ri'i 'liang'
[ tembo ] tembo 'tembok'
x [ jarlmpi ] jarimpi 'gedek'
88

tad'a J tad'a 'pintu'


tanto9a J tantonga 'jendela'
sari J san 'Iantai'
kaea J kaca 'kaca'
kufiei J kunci 'kunei'
ro tando ro tando 'kamar tamu' DAITARlSI
d'i Ii maru kay J b'ili maru kai 'kamar tidur'
b'ili ngaha kai 'kamar makan' '" KATA PENGANTAR .................... ...................... .. ............................ . v
[ b'ili paha kay]
[ u ma ndeu J uma ndeu 'kamar mandi' UCAPAN TERIMA KAS[H ........... ............................ ... ................... .. viii
DAFTAR [SI. .. .................................................................................. .. ix
[ jamba J jamba 'kamar kecilIWC'
DAFTARLAMBANG .......................................................... ...... ....... . XI
[ sane aka J sancaka 'serambi'
BAB [PENDAHULUAN ............................ ....... ........................ ....... . 1
[ difa ]. panta [ panta 1 difa 'dipan' 1.1 Lelakang dan Masalah ........... ................. ~ " . ............. ............. . 1
[ dipi J dipi 'tikar' 1.1.1 Latar Belakang ............................................ , ........... ..... ,....... .. 1
[1!'1g a 1 lingga 'bantal' 1.1.2 Masalah ... ... ........................ ....... ...........'................................. . 3
[ nepi ] nep. 'kasur' 1.2 Ruang Lingkup Penelitian .. ........................... ........................ . 3
[ I!nga pohu lingga pohu 'bantal guling' 1.3 Tujuan Penel itian ............................................................. ..... .. 4
1.3.1 Tujuan Umum .... .. ..... ............................................................ . 4
[ kalambu 1 kalambu 'kelambu'
1.3.2 Tujuan Khusus ............... . ...................................................... . 4
[ capi 9anci J capi nganci 'sapu lidi'
1.4 Hasil ........... .. .. ....................................................... ................ . 5
[ cafi kere jana cafi kere janga 'sapu bulu' 1.5 Kerangka Teori ..................................................................... .. 5
[ cafi bulu nao 1 cafi bolu nao 'sapu ijuk' 1.6 Metode dan Teknik ............. . ..... ............................................ . 6
[ kadera J kadera 'kursi' 1.6.1 Metode dan Teknik Pengumpulan Data ............................... .. 6
[ aruloji ' aruloji 'jam' 1.6.2 Metode dan Teknik Pengolahan Data ................................... . 7
[ meja ] meJa 'meja' 1.7 Populasi dan Sampel. ...... ..... ................................................. . 8
'almari' 1.7.1 Populasi .................................................................... ............ .. 8
[ alamari ] alamari
1.7.2 Sampel ....... ..... ............................................................... .... .... . 9
[ radiyo 1 radio 'radio'
[ sapeda J sepeda 'sepeda' BAB II FONOLOGI BAHASA BIMA............................................ 10
[ moto (oto kapepe) ] moto (oto kapepe) 'sepeda motor' 2.1 Fonetik Bahasa Bima... ......... ................................................. 10
[ oto 1 oto 'mobil' 2.1.1 Bunyi-bunyi ....................... .............................................'....... 11
[ b'aju ] b'aju 'baju'
[ sarowa ] sarowa 'celana'
lX
here loko
89

here loko
~-----=--

- 'stagen
s::>nko ] .
..:..-'---;;t",;;,;:;;;;.~-=~_

,~
songko 'topi'
kae ] kae 'kain'
UCAPAN TERIMA KASIH tembe tembe 'sarung'
,
Puji sYl!lkur kami panjatkan ke hadapan Tuhan Yang Maha Esa ; rad'u ] tod'u 'selendang
karena berkat rahmat-Nya penelitian FOl1%gi Bahasa Bima dapat handu ] handu .. ~.:. 'handuk'
diselesaikan tepat pad a waktnya. Penelitian ini dibiayai dengan dana 'baju kaos
baju ko : ] , baju ko
Proyek Penelitian Bahasa dan Sastra Indonesia dan Daerah untuk thaun
anggaran 1991/1992. kuta kuta 'beha'
Proyek peneliti an ini dilimpahkan kepada Balai Penelitian Bahasa sarowa d'ei sarowa d'ei 'celana dalam'
Denpasar dan dikerjakan oleh 5atu tim peneliti yang diketuai oleh Drs . sarowa ay 1 sarowa ai 'ee lana kolar'
I Wayan Tama dengan anggota Drs . I Nengah Sukayana, Dra, Ni Luh kadudu ] kadudu 'saku'
Partami , Drs . Hamidsyukrie Z.M. (dosen Universitas Mataram), dan Dr. k.:?nci baju konci baju 'kancing'
Aron Meko Mbete selaku konsultan (dosen Universitas Udayana)
k.?ndo 1<1~~ kondo 'kalung'
Berhasilnya penelitian ini, selain berkat kerja sama para anggota ,
[ jima ] ""J t"'I Jlma 'gelang
tim peneliti, juga berkat bantuan dari berbagai pihak, terutama pihak
Pemerintah Daerah Tingkat I Nusa Tenggara Barat, yaitu Bapak l sInci ] 3 ' I' SIl1CI 'cinein'

• Kakandepdikbud Kabupaten Bima yang telah memberikan izin kepada


kami untuk melakukan penelitian di Kabupaten Bima; juga berkat
samU'u
sanda ]
samu'u
sanda
'sanggul'
'sandal'
kesigapan dan kemudahan para informan. Atas segala bantuan itu, kami
rub'u ] rub'u 'tungku'
menyampaikan terima kasih .
aju ka'a haju ka'a 'kayu bakar'
Ucapan terima kasih juga kami sampaikan kepada Kepala Balai
Penelitian Bahasa Denpasar selaku penanggung jawab serta Pimpinan ?ewi ] bewi 'kipas'
Proyek Penelitian Bahasa dan Sastraa Indonesia dan Daerah yang telah ciru ] elru 'sendok'
memberikan kepercayaan untuk melaksanakan penelitian ini . rowa bana, katowa roa banga, katoa 'belanga'
Akhimya, dengan segal a kerendahan hati, kami menyadari bahwa rowa roa 'periuk'
hasil penelitian ini belum memuaskan . Namun, kami tetap berharap w::>nca wonca 'bakul'
hasil penelitian ini dapat bermanfaat bagi para peneliti bahasa, peminat
[ d'uku ] d'uku 'niru'
bahasa. dan pemakai bahasa daerah khususnya bahasa Bima.
[ gaba ] gab a 'gabah'
Denpasar, Januari 1992
[ b'o!}i ] b'ongi 'beras'
[ oha ] ~:'I: I ... oha 'nasi'
Tim Peneliti
[ karedo r' karedo 'bubur'
[ p I9g a ] pingga 'piring'
Vlll
90 wan Proyek), Sdr, Dede Supriadi. Sdr, Hartatik. Sdr, Samijati. serta
Sdr. Untoro (Staf Proyek) yang telah mengelola penerbitan buku im .
cedo ] (edo '(iduk' Pernyataan terima kasih juga kami sampaikan kepada Drs. A. Murad
l
selaku penyunting naskah ini.
[ gala ] gala gelas'
[ cangi1 .,'1.01.1:"
,
-~.~_~~_
-----
-"-
---~- canggl
-~.-.::....-:.,:.:::.
---- \:angkir
[ muja 1 " , muja 'tempayan' Jakarta, Desember 1995 Dr. Hasan Alwi

F. Nama Binatang dan Tumbuh-Tumbuhan


capi ] capl 'sapi' .,
mbe'e ] mbe'e 'kambing'
sahe ] I· ,e' sahe 'kerbau'
[ jara ] ", jara 'kuda'
c • wawi 'babi'
[ wawi ]
[ loka ] loka 'anjing'
[ ana capi ] ana capi 'anak sapi'
[ ana sahe ] ana sahe 'anak kerbau'
[ ana mbe'e ] ana mbe'e 'anak kambing'
[ anak lako ] ana lako 'anak anjing'
ana jara ] ana Jara 'anak kuda'
anak wawi "- ana wawi 'anak babi'
nao ] J rl .: ngao 'kucing'
kalInci ] - kalinci 'kelinci'
karawo karawo 'tikus'
[ jana ] ... janga 'ayam'
[ bana ] bana 'angksa'
para] ngara 'itik'
nasi] nasI 'burung'
meti ] ef I. L meti 'kalajengking'
• ..w. ~:.
rifa ] I!
fifa 'lipan'
sarempa sarempa 'cecak'
1,- 'kodok'
karefa ] karefa
-_-JO
-,'I deke 'tokek' I , VII
[ deke ]
Sumatera Selatan, (4) Jawa Barat, (5) Daerah Istimewa Yogyakarta, (6) 91
Jawa Timur, (7) Kalimantan Selatan, (8) Sulawesi Utara, (9) Sulawesi
Selatan, dan (10) Bali. Pada tahun 1979 penanganan penelitian bahasa kangiya ] I\anggla 'semlll '
dan sastra diperluas lagi dengan dua Proyek Penelitian Bahasa daILSastra kupEmpe J kapempe 'kllpU-l\llPU
yang herkedudukan di (11) Sumatera Utara dan (12) Kalimantan Barat,
[ kalo ] kalo capung
danJahun 1980 diperluas ke tiga propinsi, yaitu (13) Riau, (14) Sulawesi
Tengah, dan (15) Maluku. Tiga tahun kemudian (1983), penanganan [ kas owa, kasanto kamoa, kasanto 'belalang
penelitian bahasa dan sastra diperluas lagi ke lima Proyek Penelitian nande J ngande 'tawon'
Bahasa dan Sastra yang berkedudukan di (16) Lampung, (17) Jawa niwa, ani] nlwa, ani 'Iebah'
Tengah, (18) Kalimantan Tengah, (19) Nusa Tenggara Timur, dan (20)
gaga] gaga 'Iaba-Iaba'
Irian Jaya. Dengan demikian, ada 21 proyek penelitian bahasa dan sastra,
termasuk proyek penelitian yang berkedudukan di DKI Jakarta. Tahun karoku kat:::::)Jlga] karoku katongga 'nyamuk'
199011991 pengelolaan proyek ini hanya terdapat di (1) DKI Jakarta, (2) karoku ] karoku 'lalat'
Sumatera Barat, (3) Daerah Istimewa Yogyakarta, (4) Sulawesi Selatan. sawa doro ] sawa doro 'kadal'
(5) Bali, dan (6) Kalimantan Selatan.
sawo doro saw a doro 'kadal'
Pada tahun anggaran 199211993 nama Proyek Penelitian Bahasa dan
Sastra Indonesia dan Daerah diganti dengan Proyek Penelitian dan sawa ] saw a 'ular'
Pembinaan Bahasa dan Sastra Indonesia dan Daerah . Pada tahun mba'j ] mba'i 'buaya'
anggaran 199411995 nama proyek penelitian yang berkedudukan di fonu ] fonu 'penyu'
Jakarta diganti menjadi Proyek Pembinaan Bahasa dan Sastra Indonesia
uta uta 'ikan'
dan Daerah Pusat, sedangkan yang berkedudukan di daerah menjadi
bagian proyek. Selain itu, ada dua bagian proyek pembinaan yang uta kiyu uta kiu 'ikan hiu'
berkedudukan di Jakarta, yaitu Bagian Proyek Pembinaan Bahasa dan uta masa uta mas a 'ikan mas'
Sastra Indonesia-Jakarta dan Bagian ProyekPembinaan Buku Sastra mujai ] mupl 'mujair'
Indonesia dan Daerah-J akarta. 'Iele'
sImbu ] simbu
Buku Fonologi Bahasa Rima ini merupakan salah satu hasil Proyek
Pembinaan Bahasa dan Sastra Indonesia dan Daerah Bali tahun [ lIndu ] Iindu 'belut'
199111992. Untuk itu, kami ingin menyatakan penghargaan dan ucapan [ lInta ] Iinta 'Iintah'
terima kasih kepada para peneliti, yaitu (1) Drs. I Wayan Tama, (2) [ kapanto kapanto 'udang'
Drs. I Nengah Sukayana, (3) Ora. Ni Luh Partami, dan (4) Drs. keu 'kepiting'
[ keu ]
Hamidsyukrie Z.M.
Penghargaan dan ucapan terima kasih juga kami tujukan kepada para [ Umpu ] umpu 'siput'
pengelola Proyek Pembinaan Bahasa dan Sastra Indonesia dan Daerah [ tonto mpihi ton10 mpihi 'keong'
PusatTahun 199511996, yaituDrs. S.R.H. Sitanggang, M.A . (Pemimpin [ harimaw harimau 'harimau'
Proyek), Drs . Djamari (Sekretaris Proyek), Sdr. Sartiman (Bend ahara- singa 'singa'
[ sina ]
[ b'ote ] b'ote 'kera'
[ maju ] maJu 'kijang'
[ ngalu ] nggalu 'musang'
VI
92 ? er pustak aan Pu sat Pemb ina an dan Pengembangall Bahasa

nao talu I ngau tu,lu 'ku\:ing hutan'


peo rangga/sawu 'ayam hutan
).r Tgl.
peo rangalsawu
jantan' ltd .

peo siwe peo siwe 'ayam hutan


betina'
KATA PENGANTAR
koli dana koli dana 'cacing tanah' KEPALA PUSAT PEMBINAAN DAN PENGEMBANGAN BAHASA
garaha ] garaha 'burung gagak'
[ h)..'o ] ho'o 'burung pungguk'
Masalah bahasa dan sastra di Indonesia berkenaan dengan tiga
[ keri , keli keri, keli 'burung nuri'
masalah pokok, yaitu masalah bahasa nasionaL bahasa daerah. dan
[ nasi na'e, nasi wele ] nasi na'e nasi wele 'burung elang' bahasa asing. Ketiga masalah pokok itu perlu digarap dengan sungguh-
kia ] kia 'burung hantu' sungguh dan berencana dalam rangka pembinaan dan pengembangan
kakatua 'kakatua' bahasa Indonesia. Pembinaan bahasa ditujukan pada peningkatan mutu
kakatuwa
pemakaian bahasa Indonesia dengan baik dan pengembangan bahasa
mba'j ] mba'i 'buaya'
ditujukan pada pemenuhan fungsi bahasa Indonesia sebagai sarana
sawa ] saw a 'ular' komunikasi nasional dan sebagai wahana pengungkap berbagai aspek
nao ] ngao 'kucing' kehidupan, sesuai dengan perkembangan zaman.
[ ja')ga ] Jangga 'ayam' Upaya pencapaian tujuan itu, antara lain, dilakukan melalui
penelitian bahasa dan sastra dalam berbagai aspek . baik aspek bahasa
[ sarati ] sarati 'bebel'
Indonesia, bahasa daerah maupun bahasa asing. Adapun pembinaan
[ 9 ara ] ngara itik' bahasa dilakukan melalui penyuluhan tentang penggunaan bahasa
[ ni'u 1 ni'u 'kelapa' Indonesia yang baik dan benar dalam masyarakat serta penyebarluasan
[ fo'o 1 fo'o 'mangga' berbagai buku pedoman dan hasil penelitian. Hal ini berarti bahwa
rambuta 'rambutan' berbagai kegiatan yang berkaitan dengan usalha pengembangan bahasa
[ rambuta
dilakukan di bawah koordinasi proyek yang tugas utarnanya ialah
[ dU9ga 1 dungga 'jeruk'
melaksanakan penelitian bahasa dan sastra Indonesia dan daerah,
[ m09gosta mongosta 'manggis'
termasuk menerbitkan hasil penelitiannya.
[ sala 1 sal a 'salak' Sejak tahun 1974 penelitian bahasa dan sastra, baik Indonesia,
[ lasa ] lasa 'duku' daerah maupun asing ditangani oleh Proyek Penelitian Bahasa dan Sastra
[ IImbi ] limbi 'belimbing' Indonesia dan Daerah, Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, yang
jambu 'jambu' berkedudukan di Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa. Pada
[ jambu 1
'jambu air' tahun 1976 penanganan penelitian bahasa dan sastra telah diperluas ke
[ libi, jambu jene 1 Iib'i, jambu jene
sepuluh Proyek Penelitian Bahasa dan Sastra Indonesia dan Daerah yang
[ jambu sampo d 1 jambu sampodo 'jambu mete'
berkedudukan di (1) Daerah Istimewa Aceh, (2) Sumatera Barat, (3)
[ naga 1 nagga 'nangka'
[ aduria 1 aduria 'durian' v
93

ISBN 979-459-686-8 sawo ] sawo 'sawo'


nap] nao 'enao'
Penyunting Naskah 'pi nang'
u'a ] u'a
Drs. A. Murad
[ due] due 'beringin'
Pewajah Kulit [ paonge parongge 'kelor'
Agnes Santi
panja ] panJa 'pepaya'
Hak Cipta Dilindungi Undang-Undang. b'ojo ] b'ojo 'ketela pohon'
uwi ] UWI 'ketela rambut'
Sebagian atau seluruh isi buku ini dilarang diperbanyak
dalam bentuk apa pun tanpa izin dari penerbit, r jena mawa Jena mawa 'kamboja'
kecuali daIam hal pengutipan untuk keperluan pad'a waka pad'a waka 'anggrek'
penulisan artikel atau karangan ilmiah. kabli ] kaloli 'kemiri'
kepala ] kepala 'pala'
Proyek Pembinaan Bahasa dan Sastra mawa ] mawa 'mawar'
Indonesia dan Daerah Pusat mUndu ] mundu 'melati'
[ jampaka ] jampaka 'cempaka'
Drs. S.R.H. Sitanggang, M.A. (Pemimpin)
Drs. Djamari (Sekretaris) ; Sartiman (Bendaharawan) [ mpori ] mpor! 'rumput'
Dede Supriadi, Hartatik, Samijati, dan Untoro (Stat) [ ndolo ] ndolo 'alang-alang'
[ jago ] jago 'jagung'
Katalog Dalam Terbitan (KDT) b'ue 'kacang panjang'
[ b'ue ]
499.262 115 [ rapa mu la, kaca !Jgore ] rapa mila, kaca nggore 'kacang tanah'
FON Fonologi bahasa Bima/I Wayan Tama [et.a!]. Jakarta: Pusat [ kab'oe ] kab'oe 'kacang hijau'
f Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, 1996. dimu ] dimu 'mentimun'
108 hlm.; bib!.; 21 em
kalende ] kalende 'semangka'
I~ . ISBN 979-459-686-8 ponda ] ponda 'Iabu'
mi'u d::lri ni'u dori 'kelapa muda'
1. Bahasa Bima-Fonologi
2. Bahasa Bima-Tata Bahasa wa ] wau 'waru'
3. Bahasa-Bahasa Sumbawa-Tata Bahasa munta, b'u9a ] munta 'bunga'
I. Judul
nadu ] nadu 'bayam'
lara ] lara 'kangkung'
fare] fare 'padi'
IV
TIOAK OIPEROAGANGKAN UNTUK UMUM
94

katlale I kadale 'kedelai'


saha 1 saha 'lombok'
palawll palawu 'turi'

G. Bidang Alat Pertanian dan Perikanan


[ maco 1 maco 'cangkul'
IJgala 1 nggala 'bajak'
r ::lambe
cindu 1
rombe
cindu
'sabit'
'sekrop' F'O NOLOGI
',,'. r '

piso 1
kentu 1
PISO
kentu
'pisau'
'ani-ani' BAHASA BI-M A 1

cu'a 1 cu'a 'tembilang'


cila 1 cila 'parang'
na'o 1 na'o mata bajak' I Wayan Tama
I Nengah Sukayana
sampa sampa 'sampan'
Ni Luh Partami
lopi 1 lopi 'perahu' Hamidsyukrie Z.M.
[ puka 1 puka 'jaring'
[ loja 1 loja 'Iayar'
[ hawi 1 hawi 'pancing'
[ wese 1 wese 'dayung'
ay hawi ai hawi 'tali pancing' PERPUSTAKAAN
PUSH PEMBINAAN DAN
ladu ladu 'pemberat PENGEMBANGAN 8AHA SA
pancing' DAPAATEMEN P'ENOIOIKAN
DAN KEBUOAYAAN
pant pant 'umpan'
wosa wosa 'wadah ikan'
saraw 1 sarau 'topi nelayan'

Pusat Pembina an dan Pengembangan Bahasa


Departemen Pendidikan dan Kebudayaan
Jakarta
1996

J
LAMPIRAN 2
i' DAFTAR INFORMAN

I. Nama Abdul Aziz


Tempat , tanggal lahir Na'e. Bima, 1947
Jenis kelamin Laki-Iaki
Agama Islam
Pendidikan SR
Pekerjaan Petani
Alamat Salama Na'e Bima

2. Nama H. Abdollah
Tempat, tanggal lahir Kanca, Bima, 1946
Jenis kelamin Laki-Iaki
Agama Islam
Pendidikan SR
Pekerjaan Petani
Alamat Kanca Monta, Bima

3. Nama Abd .· Aziz


Tempat, tanggal lahir Bima, I Juni 1938
Jenis kelamin Laki-Iaki
Agama Islam
Pendidikan KPG
Alamat Pane, Na'e, Rasana'e Bima
I

95
q - cob
96

4. Nama M. Saleh Ibrahim


Tempat. langgal lahir Sando ManIa. 1960
Jenis kelamin Laki-Iaki
Agama Islam
Pendidikan SMTA .
Pekerjaan Guru
Alamal Tente, Bima

5. Nama Ahmad Idris FONOLOGI


Tempal, langgal lahir
Jenis kelamin
Bima, 24 Oktober 1940
Laki-Iaki
BAHASA BIMA
Agamba Islam
Pendidikan SMA
Pekerjaan Pegawai Depdikbud Kabupaten
Bima
Alamal Jalan Sukarno-Hatta

6. Nama A. Karim A. Rahim

r I
Tempal, langgal lahir Bima, 15 April 1939
Jenis kelamin Laki-Iaki
Agama Islam
00004064
Pendidikan KPGN, 1968
Pekerjaan Penilik Kebudayaan
Alamat Kompleks Depdikbud
Kecamatan Rasana'e

PERPUSTAKAAN
PUSAT PEMlIlNAAN DAN
PENGEMBANSAN BAHASA
DAPA A TEMEN PENO I DI KAN I
L-. D A rJ K EB_U DAY A A tV i

Anda mungkin juga menyukai