96
PERPUSTAKAAN
PUSAT PEMBJNAAN DAJV--I
PE ~G E MBANGA N 8AHASA f
DAPAATEMEN PE NOIDIKA N I
'---- DAN KEBUDAYAA~J I
TIDAK DIPERDAGANGKAN UNTUK UMUM
94
~
G. Bidang Alat Pertanian dan Perikanan
,
maco 1 maco cangkul'
rygala 1 nggala 'bajak'
r:)ambe
cindu J
rombe
cindu
'sabit'
'sekrop'
FONOLOGI
: ,
piso J
kentu ]
PISO
kentu
'pisau'
'ani-ani'
BAH'ASA,BIMA
cu'a ] cu'a 'tembilang'
cila 1 cila 'parang'
na'o ] na'o mat a bajak'
(Wayan Tama
( Nengah Sukayana
sampa sampa 'sampan' Ni Luh Partami
lopi 1 lopi 'perahu' Hamidsyukrie Z.M.
puka 1 puka 'jaring'
loja 1 loja 'Iayar'
hawi ] hawi 'pancing'
wese 1 wese 'dayung'
PERPUSTAKAAN
ay hawi ai hawi 'tali pancing'
PUSH PEMBINAAN DAN
ladu ladu pemberat PENGEMBANGAN !AHASA
pancing' DAPARTEMEN PENBIDIKAN
DAN KEBUDAYAAN
pam pam 'umpan'
wosa 1 wosa 'wadah ikan'
saraw ] sarau 'topi nelayan'
-------
92
pengelola Proyek Pembinaan Bahasa dan Sastra Indonesia dan Daerah [ tonto mpihi ton10 mpihi 'keong'
PusatTahun 199511996, yaitu Drs . S.R.H. Sitanggang, M.A . (Pemimpin [ harimaw harimau 'harimau '
Proyek) , Drs. Djamari (Sekretaris Proyek), Sdr. Sartiman (Bend ahara- [ sina ] singa 'singa'
[ b'ote ] b' ote 'kera'
[ maju ] maJu 'kijang'
[ ngalu ] nggalu 'musang'
vi
90 wan Proyek), Sdr. Dede Supriadi, Sdr. Hartatik. Sdr. Samijati, serta
--.----.----
Sdr. Untoro (Staf Proyek) yang telah mengelola penerbitan buku ill) .
cedo 1 - . _~' J
.:edo '.:iduk' Pernyataan terima kasih juga kami sampaikan kepada Drs. A. Murad
selaku penyunting naskah ini.
[ gala 1 gala 'gelas'
l cangi 1
_-~I,,!..
-- ~
canggi
=--=--~
,
'cangkir
:r
[ muja 1 , muja 'tempayan' Jakarta, Desember 1995 Dr. Hasan Alwi
\
F. Nama Binatang dan Tumbuh· Tumbuhan
capi 1 capi 'sapi'
mbe'e 1 mbe'e 'kambing'
sahe ] sa he 'kerbau'
t-
[ jara ] Jara 'kuda'
[ wawi 1 .. . ,
wawl 'babi'
[ loka ] loka 'anjing'
, ,
[ ana capi ana capi 'anak sapi'
[ ana sahe 1 ana sabe 'anak kerbau'
lana mbe'e 1 ana mbe'e 'anak kambing'
[ anak lako ] ana lako 'anak anjing'
[ ana jara 1 ana Jara 'anak kuda'
[ anak wawi ana wawi 'anak babi'
[ nao ] t. I I ngao 'kucing'
[ kaiinci kalinci 'kelinci'
[ karawo 1 karawo 'tikus'
[ jana 1 c 1 janga 'ayam'
[ bana 1 ' bana 'angksa'
[ para 1 ngara 'itik'
[ nasi 1 nasI 'burung'
[ meti 1 ~. l meti 'kalajengking'
[ rifa 1 1 I)
fifa 'lipan'
[ sarempa sarempa 'cecak'
[ karefa 1 '0 karefa 'kodok'
[ deke 1 "f , r'
deke 'tokek' .. ,J- VII
89
Kakandepdikbud Kabupaten Bima yang telah memberikan izin kepada [ samU'u samu'u 'sanggul'
kami untuk melakukan penelitian di Kabupaten Bima; juga berkat [ sanda] . , sanda 'sanda!'
kesigapan dan kemudahan para informan. Atas segal a bantuan itu. kami
rub'u ] rub'u 'tungku'
menyampaikan terima kasih.
aju ka'a haju ka'a 'kayu bakar'
Ueapan terima kasih juga kami sampaikan kepada Kepala Balai
Penelitian Bahasa Denpasar selaku penanggung jawab serta Pimpinan ,?ewi ] f~ I bewi 'kipas'
Proyek Penelitian Bahasa dan Sastraa Indonesia dan Daerah yang telah ciru ] . "" Clru 'sendok'
memberikan kepercayaan untuk me laksanakan penelitian ini. rowa bana, katowa ] roa banga, katoa 'belanga'
Akhimya, dengan segala kerendahan hati, kami menyadari bahwa rowa ] roa 'periuk'
hasil penelitian ini belum memuaskan. Namun, kami tetap berharap w:::::>iica ] wonca 'baku!'
hasil penelitian ini dapat bermanfaat bagi para peneliti bahasa, peminat
[ d'uku ] d'uku 'niru'
bahasa, dan pemakai bahasa daerah khususnya bahasa Bima.
[ gaba ] gaba 'gabah'
Denpasar, lanuari 1992
[ b'o9i ] b'ongi 'beras'
[ oha ] I .' ~ ,~ J oha 'nasi'
Tim Peneliti
[ karedo ] ,f karedo 'bubur'
[ p I9ga ] I. pingga 'pi ring'
Vlll
,
88
uma ndeu uma ndeu 'kamar mandi' UCAPAN TERIMA KASIH .............................................. ;........... ;.... viii
DAFfAR ISI..................................................................................... ,. ix
[ jamba I jamba 'kamar kecilIWC'
DAFfARLAMBANG........................................................................ xi
[ sancaka sancaka 'serambi'
BAB I PENDAHULUAN................................. ...-................................ 1
[ difa I. panta [ panta I difa 'dipan' 1.1 Lelakang dan Masalah .......................................................... . 1
[ dipi I dipi 'tikar' 1.1.1 LatarBelakang...................................................................... . 1
[IIf)ga I lingga 'bantal' 1.1.2 Masalah................................................................................. . 3
[ nepi I nepi 'kasur' 1.2 Ruang Lingkup Penelitian ..................................................... . 3
[ IInga pohu Iingga pohu 'bantal guling' 1.3 Tujuan Penelitian .................................................................... 4
1.3.1 Tujuan Umum...................................................................... .. 4
kalambu I kalambu 'kelambu'
. . 1.3.2 Tujuan Khusus ...................................................................... . 4
capi 9anci capl nganci 'sapu lidi'
1.4 Hasil ......................... _............................................................ . 5
cafi kere jana I cafi kere janga 'sapu bulu' 1.5 Kerangka Teori..................................................................... .. 5
[ cafi bulu nao I cafi bolu nao 'sapu ijuk' 1.6 Metode dan Teknik............................................................... . 6
[ kadera I kadera 'kursi' 1.6.1 Metode dan Teknik Pengumpulan Data................................. 6
[ aruloji ' aruloji 'jam' 1.6.2 Metode dan Teknik Pengolahan Data .................................. .. 7
[ meja I meja 'meja' 1.7 Populasi dan Sampel .............................................................. . 8
1.7.1 Populasi................................................................................. . 8
[ alamari I alamari 'almari'
1.7.2 Sampel. .................................................................................. . 9
[ radiyo I radio 'radio'
[ sapeda I sepeda 'sepeda'
BAB II FONOLOGI BAHASA BIMA............................................ 10
[ moto (oto kapepe) I mota (oto kapepe) 'sepeda motor' 2.1 Fonetik Bahasa Bima............ ................................................. 10
[ oto I oto 'mobil' 2.1.1 Bunyi-bunyi................. _..................................................'....... 11
[ b'aju I b'aju 'baju'
[ sarowa sarowa 'celana'
IX
2.1.1.1 Bunyi Segmental vokoid ....................................................... . 11 87
2.1.1.2 Bunyi Segmental Kontaid ..................................................... , 16
2.1.1.3 Bunyi Sertaan ........................................................................ . 27 [ pake ed'i pake ed'i 'mata kaki'
2.1.1.4
2.2
Bunyi Suprasegmental .......................................................... .
Fonctnik Bahasa Birma ...... .............. ......................... ............ .
28
29
L
-, .,...;-- - r dopa 1 kopa 'telapak kaki'
trUa nai ma'wa'u lalo J d'lla nai ma wa'u I 'dua hari lalu'
tala
lima nai ma wa'u lalo I lima nai rna wa'u 'lima hari lalu'
Jato
[ b'ura ] b'ura 'putih'
[ moiica ] monca 'kuning'
[ kala] kala 'merah'
[ me'e ] me'e 'hitam'
[ moro I moro 'hijau'
BAB I
[ keta ] keta 'ungu
[ owa ] owa 'biru' PENDAHULUAN
[ mo~ca kala monca kala 'oranye'
[ cokla ] cokla Ii 'coklat' 1.1 Latar Belakang dan Masalah
,~·1
[ kalUb'u kalub'u 'abu-abu'
[ nowa I nowa 'bening' 1.1.1 Latar Belakang
[ jao 90du jao tua 'hijau muda' Bahasa Bima adalah salah satu di an tara bahasa daerah yang ada
di kawasan Nusantara yang terdiri atas berbagai dialek.
[ jao tua ] jao tua 'hijau tua'
Dialek-dialek yang ada dalam bahasa Bima pada umumnya
[ owa podu owa ngodu 'biru muda'
dibatasi oleh wilayah kecamatan sehingga tiap-tiap kecamatan memiliki
oa tua ] owa tua 'biru tua' dialek tersendiri. Satu di antara dialek yang ada dalam bah as a Bima
[ kala 90du ] kala ngodu 'merah muda' ialah bahasa Bima dialek Mbojo. Dialek Mbojo merupakan dialek yang
[ kala tua ] kala tua 'merah tua' paling dominan peranannya dalam masyarakat penutur bahasa Bima
, kala nda'a ] kala nda'a 'merah darah' dan jumlah penuturnya juga paling banyak. Dialek Mbojo adalah satu-
satunya dialek bahasa Bima yang digllnakan dalam pemerintah
kala keta ] kala keta 'merah hati'
Kesultanan Bima pada masa lalu sehingga sampai sekarang bahasa
[ owa tar ::lsi owa tarosi 'biru laut' Bima juga disebut dengan bahasa Mbojo (Rachman, dkk. 1985:3).
Suku bangsa Bima dan suku bangsa Sumbawa pernah putus
D. Bidang Organ Tubuh hubungannya berabad-abad lamanya. Sumbawa Barat pernah terkenal
dengan nama Pulau Nasi, Sumbawa Tengah terkenal dengan nama
[ tuta ] tuta 'kepala' Dompu, dan Sllmbawa Timur terkenal dengan nama Mbojo. Mbojo juga
[ ho!}go ] honggo 'rambut' terkenal dengan nama Bima (Wacana, dkk ., 197711 978: I 0).
[ tanta9ga tantangga 'dahi'
[ kere gEndi kere gendi 'alis'
2 83
_ :'1 'beberapa'
Menurut data statistik 1989. bahasa Bima didukung oleh Jumlah sab'une ncau 1 t;.,.'~
sab'une ncau
penduduk 414.505 orang yang menyebar di sepuluh kecamatan dengan ,
saramba saramba 'pertama
luas daerah sekitar 4596.90 km". Kecamatan yang terdapat di Kabupaten J
~~
--:::-""'?
....
"'""!",
!-~"_I~·""~ ."""' ....... :-. 'kedua'
kad'ua J kad'ua
Bima adalah Kecamatan Monta. Bolu. Woha. Balu. Wawo, Sape. Wera.
Rasa'e , Donggo, dan Kecamatan Sanggar (Nilsa Tenggw'a Barctl £la/alii katolu ] katolu 'ketiga'
Angka. 1989: 17). ka'upa ka'upa 'keempat'
.,',: 'kelirria' .
kalima ] kalima
Dalam Penjelasan UUD 1945. Bab XV , Pasal 36. dinyatakan
ka'ini 1 "
ka'ini 'keenam'
bahwa bahasa-bahasa daerah yang masih dipakai sebagai alat perhubungan .~
yang hidup dan dibina oleh masyarakat pemakaiannya dihargai dan kapidu 1 kapidu 'ketujllh'
I"< 'kedelapan'
dipelihara oleh negara karena bahasa-bahasa itu adalah bagian dari kawarll J kawaru
kebudayaan Indonesia yang hidup (Halim. 1980:2 1). Untuk membina kaciwi 1 kaciwi 'kesembilan'
dan mengembangkan bahasa daerah diperlukan informasi yang objektif
ten tang data kebahasaan (bahasa daerah) yang ad a. Salah satu usaha
yang dapat dilakukan untuk memperoleh informasi itu adalah melalui C. Nama Hari dan Warna
penelitian bahasa daerah . Penelitian ini akan mengungkapkan data yang sene ] isene [ isene ] sene 'Senin'
bersifat kebahasaan, khususnya yang menyangkut aspek fonologi bahasa salasa ] salasa 'Selasa'
Bima. aruba'a 'Rabu'
aruba'a ]
Penelitian FOl1oiogi Bahasa Bima ini yang menyangkut dasar- hami ] hami 'Kamis'
dasar kebah;tsaan merupakan hal yang sangat penting bagi perkembangan [ jama'a ] jama'a 'Jumat'
ilmu pengetahuan di Indonesia. khususnya bidang linguistik . Oleh [ sapatu ] sapatu 'Sabtu'
karena itu. penelitian fonologi ini dipandang perlu dilakukan. Selain [ aha ] aha 'Minggu'
itu. penelitian bahasa Bima belum banyak dilakukan. terutama penelitian [ ay ma nad'i Aha ] ai ma ngad'i Aha 'malam minggu'
aspek fonologinya . Penelitian bahasa Bima yang pernah dilakukan 'besok'
[ nay si ] nai si
adalah sebagai berikut.
[ awina J awma 'kemarin'
I) "An Introduction to Bimanese Morphology" (Soepardi, 1967); [ peya J. pede [ pede ] pea 'nanti'
2) "Struktur Bahasa Bima" (Ahmad, 1976/1977); [ akande ] akande . 'tadi'
3) "Morfologi dan Sintaksis Bahasa Bima" (Rachman, 1979/1980); [ d'id'i si ] d'id'i si 'Iusa'
4) "Siswa Morfologi Kata Kerja Bahasa Bima" (Rachman, dkk ., 1985); [ samingu wali saminggu wali 'seminggu lagi'
dan [ tolu nay wali tolu nai wali 'tiga hari lagi'
5) "Kamus Bima-Indonesia" (Ismail , dkk ., 1985). [ lima nay wali ] lima nay wali 'lima hari lagi'
[ sawura wali ] sawura wali 'satu bulan lagi'
Dari segi pengembanguan ilmu bahasa pada umumnya dan ilmu
[ sawura rna wa'u lalo ] sawura rna wa'u 'satu bulan lalu'
bahasa Indonesia khususnya, penelitian fonologi bahasa Bima ini sangat
penting karena data kebahasaan yang diperoleh dapat berfungsi sebagai lalo
82 3
pidu mpuru lima pidu mpuru lima 'tlljuh pullih lima' salah satu sumber informasi untuk memahami sifat dan ciri kesemestaan
wanl mpuru waru mpuru 'delapan pllluh' bahasa (Samarin. 1988 : 9).
CIWI mpuru ciwi mpuru 'sembi Ian puluh'
saratu saratu 'seratus' 1.1.2 Masalah
seratll lima mpuru seratus lima 'seratus lima
Serdasarkan latar belakang di atas, yang diungkapkan bahwa
mpuru puluh'
masalah kebahasaan masih banyak yang perlu dibahas. Dalam penelitian
saratu pidu mpuru Iirna 1 seratu pidu mpuru 'seratus tujuh ini permasalahan kebahasan yang dibahas dibatasi pada masalah
puluh lima' fonologi dengan formulasi bentuk pertanyaan sebagai berikut
d'ua ratu d'ua ratu 'dua ratus'
I) Sunyi bahasa apa saja yang ada dalam bahasa Sima?
d'ua ratu lima mpuru 1 d'ua ratu lima 'dua ratus lima
2) Fonem apa saja yang dimiliki bahasa Sima?
mpuru puluh'
3) Sagaimana distribusi fonem bahasa Sima?
upa ratu 1 upa ratu empat ratus
4) Sagaimana pola persukuan bahasa Sima?
lima ratu lima ratu lima ratus'
ini ratu 1 ini ratu 'enam ratus'
ciwi ratu CIWI ratu 'enam ratus' 1.2 Ruang Lingkup Penelitian
sariwu sariwu 'seribu'
Karena masalah kebahasaan yang perfu mendapat perhatian dalam
sariwu ini ratu sanwu Inl ratu 'seribu enam
bahasa Sima, tidak luas penelitian ini tidak menganalisis secara rinci.
ratus' Pembatasan masalah perfu dilakukan untuk mendapatkan hasil penelitian
sarisu d'ua ratu sanwu d'ua ratu 'seribu delapan yang cukup memadai.
ratus'
Permasalahan pada butir (1 .1.2) secara spesifik dapat dijabarkan
d'ua riwu 1 d'ua riwu 'dua ribu'
dalam ruang lingkup permasalahan sebagai berikut.
upa riwu 1 upa nwu 'empat ribu'
sampuru nwu sampuru nwu 'sepuluh ribu' I) Formulasi pertama menguraikan macam bunyi (vokoid dan kontoid)
bahasa Bima, tennasuk pemetaan bunyi-bunyi bahasa ito. Demikian
sajuta 1 sajuta 'satu juta'
juga diuraikan fonem bahasa Sima, termasuk pemetaan fonem-
mpoa 1 mpoa 'nol' fonemnya.
satena 1 satenga 'setengah'
2) Formulasi kedua berisi uraian distribusi fonem-fonem bahasa Sima,
saparapa saparapa 'seperempat'
pada posisi dawal, tengah, dan akhir satuan gramatikalnya.
mbote. ore mbote. ore 'ban yak'
3) Formulasi yang ketiga menguraikan pola persukuan bahasa B'ima,
sato'i 1 sato'i 'sedikit'
baik yang berupa vokal maupun penggabungan antaran vokal dan
sara'a 1 sara'a 'semua'
konsonan.
4 81
mempunyai kecenderngan untuk dipengaruhi oleh lingkungannya dan ndaka ]. ndede [ ndede ] ndaka 'begitu'
sistem bunyi mempunyai kecenderungan bersifat simetris. ta ake ] ta ake 'ke slni'
Bunyi-bunyi bahasa dapat dipelajari dari dua sudut pandang . ta aka ta aka 'ke situ'
Pertama, bunyi-bunyi itu dipandang sebagai media bahasa semata yang ta ab'e ta b'e 'ke mana'
tidak lebih daripada benda. Fonologi yang memandang bunyi bahasa b'une ] b'une 'bagaimana'
demikian lazim disebut fOl1elik . Kedua. bunyi-bunyi itu merupakan cou 'siapa'
cou )
unsur bahasa terkecil yang bergabung-gabung berdasarkan pola tertentu
b'ab' aw ]. ba'au [ ba'aw ] b'ab' au 'mengapa'
(struktur) dan sekaligus bergfungsi untuk membedakan bentuk-bentuk
berbagai kata. Fonologi yang memandang bunyi-bun yi itu sebagai [b 'une ay ] b'une aJ 'kapan'
bagian dari sistem bahasa lazim disebut f Ol1emik (Lapoli wa, J 988: 3). [ aw ] au 'apa'
[ dou matua dou ma tua 'orang tua'
Anali sis struktur bahasa dalam penelitian ini bersifat deskriptif
sinkroni s. Maksudnya. analisis ini berusaha mendeskripsikan secara ama ] ama 'ayah '
objektif gambaran bah asa Bima sesuai dengan struktur bahasa Bima ina] ma 'ibu '
dalam keadaan dan situasi pemakaian bahasa itu sendiri . ori, amanto'i ] on, amanto'i 'paman'
manca, inanto'i manyca, inanto'i 'bibi'
1.6 Metode dan Teknik dua mone dua mone 'pak de'
dua siwe dua slwe 'bu de'
Metode adalah cam bekerja. Teknik merupakan penjabaran dari
metode, sesuai dengan alat dan sifat alat yang dipakai (Sudaryanto, sa'e sa'e 'kakak'
1988: 24). Untuk mendapatkan data yang diharapkan, metode dan ari ] an 'adik'
teknik merupakan kunci utama, baik dalam pengumpulan data maupun ana] ana 'anak'
dalam pengolahan data.
ompu ], wa'i [ wa'i ompu 'cucu'
hera, kawalu ] hera, kawalu 'ipar'
1.6.1 Metode dan Teknik Pengumpula" Data
wae ] wae 'besan'
Oalam pengumpulan data digunakan metode pengamatan secara
rahi ] rahi 'suami'
saksama (observasi). Pengamatan ini dilakukan terhadap data dalam
bentuk Iisan yang merupakan sumber utama dan data tertulis merupakan weI 'istri '
data pendukung. mbaru mboha 'duda'
Metode pengamatan (observasi) ini disejajarkan dengan met ode mbaru mboha 'janda'
simak karena dilakukan dengan cara menyimak, yaitu menyimak kadenta 'madu'
penggunaan bahasa. Teknik yang dipakai untuk menunjang metode ini 'bangun'
tu'u
(Sudaryanto, 1988: 2--5) adalah (I) teknik dasar dan (2) teknik lanjutan.
kae 'kain'
Oi dalam teknik dasar (teknik sadap), penyimakan itu diwujudkan
ndeu 'mandi'
dengan penyadapan. Untuk mendapatkan data, peneliti dengan segenap
78 7
temba 1 temba 'sumur' kecerdikan dan kemauannya harus menyadap pembicaraan seseorang
hampa hampa 'batas' atau beberapa orang yang lazim disebut inforlllan.
d'a d'a 'utara ' Teknik lanjutan dapat ditempuh dengan berbagai teknik seperti
[ ele 1 ele 'timur' berikllt:
[ d'o 1 d'o 'selatan (I) Teknik SLC (teknik simak libat cakap)
[ d'i 1 d'j 'barat' Kegiatan menyadap dilakllkan pertama-tama dengan berpartisipasi
[ ele d'a ele d'a 'timur laut' sambi I l1lenyir~1ak . Jadi. peneliti terlibat langsung dalam dialog
[ ele d'o 1 ele d'o 'tenggara dalam membentuk dan memunculkan data.
[ d'i d'o 1 d'i d'o 'barat daya' (2) Teknik SBLC (teknik simak bebas libat cakap).
[ d'i d'a d'i d'ia 'arat laut' Di dalam teknik ini peneliti tidak terlibat langsung dalam
[ ese 1 ese 'atas' pembicaraan. Si peneliti hanya sebagai pemerhati dengan penuh
'bawah' minat mendengarkan pembicaraan.
[ awa 1 awa
'kiri' (3) Teknik Rekam. .
[ ku'i 1 ku'j
[ wana 1 wana 'kanan' Teknik ini dilakukan tanpa sepengetahuan informan agar tidak
'di samping' mengganggu kewajaran kegiatan bertutur yang sedang terjadi.
[ d'i kompe d'i kompe
(4) Teknik Catal.
[ d'o'o 1 d'o'o 'jauh'
[ d'eni 1 d'eni 'dekat' Teknik ini melakukan pencatatan pada kartu data yang segera
dilanjutkan dengan klasifikasi.
[ naru 1 naru 'panjang'
[ poro 1 poro 'pendek'
'tinggi'
1.6.2 Metode dan Teknik Pengo[ahan Data
[ d'ese 1 d'ese
[ n'awa 1 b'awa 'rendah' Di dalam metode pengolahan data dilakukan baik sebelum
anal isis dan dalam analisis. Pad a saat pengolahan data mentah diterapkan
[ na'e 1 na'e 'besar'
metode filing dan klasijikasi, yaitu pengelompokan data menu rut
[ to'o 1 to'i 'kecil'
jenisnya, persamaannya, perbedaannya. strukturnya, dan sebagainya
[ maci 1 maci 'manis' sehingga dapat dimasukkan ke dalam tabulasi data.
[ pa'i 1 pa'i 'pahit'
Setelah terkumpul, data dianalisis dengan menggunakan metode
[ pana 1 pana 'panas' anal isis deskriptif, seperti yang dianjurkan oleh Samsuri dan Gleason.
[ b'usi 1 b'usi 'dingin' dibantu dengan teknik berikul.
Sudaryanto. 1988 . Mefode Lillgllisfik. Yogyakarta: Gajah Mada University 1.7.2 Sampe/
Press.
Karena banyaknya dialek yang dillliliki oleh ba ha..,;a 8ima. seperti
Ve rhaar. 1.W.M . 1981. Pl'lIglll1f11r LiflgllLSfik I. Yogyabrta: Gajah Mada disinggung dalam latar belakang di alas. dipilihlah dialek Mbojo ~ebaga i
University Press. sampel. Kemudian. untllk mendapatkan data, dipilih tiga orang informan
Wacana. Lalu . dkk. 197711978. Sejarah Nt/sa Tell8gara Barar. inti yang diambil secara aca k dan dibantu okh informan pcndamping.
Pusat Penelitian Sejarah dan Budaya, Proyek Pcnelitian dan Semua informan yang dipilih hams memenuhi persyaratan pokok
Pencatatan Keblldayaan Daerah. Departemen Pendidikan dan penentllan informan.
Keblldayaan. Persyaratan pokok informan dalarn penelitian ini adalah sebagai
berikut.
(I) penutur asli bahasa Hima yang sudah dewasa, umurnya berkisar
20--60 tahun dan bertempat tinggal di Bima;
(2) tidak pernah -- atau kalaupun pernah -- tidak lama meninggalkan
tempat asal;
(3) tidak pernah -- atau kalaupl.ln pernah -- tidak lama meninggalkan
tempat asal.
(4) pendidikan serendah-rendahnya sekolah dasarlsederajat.
(5) dapat berbahasa Bima dengan lancar.
(6) sehat jasmani dan rohani serta tidak cacat wlcara;
(7) bersedia menjadi informan dalam penelitian ini, serta mempunyai
cukup kesempatan untuk itu;
(8) tidak mudah tersinggung, jujur, terbuka, sabar, dan berlaku
ramah terhadap peneliti;
(9) teliti, cermat, cerdas, dan mempunyai daya ingatan yang baik ;
(10) tidak mempunyai kecurigaan apa pun terhadap penelitian ini
(bandingkan Samarin 1988: 55 --68).
DAFTAR PUSTAKA
Berdasarkan tugasnya, fonologi dibedakan atas dua bagian, yaitu Lapoliwa, Hans . 1988. Pengantar Fonologi I : Fonetik. Jakarta:
fonetik dan fonemik . Dalam fonetik dibicarakan bagaimana bunyi Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.
segmental dan suprasegmental dihasilkan oleh alat-alat ucap manusia . Parera, J. D. 1983. Pengantar Linguistik Umum : Fonetik dan Fonemik.
Adapun fonemik adalah bagian fonologi yang khusus membicarakan Ende : Nusa Indah.
bunyi-bunyi yang membedakan arti kata atau bunyi-bunyi yang bersifat
Rachman, Abd. H.A. dkk. 1985 . Sistem Morfologi Kata Kerja Bahasa
distingtif, baik segmental maupun suprasegmental. SeJanjutnya, fonem-
Bima. Jakarta: Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa,
fonem bahasa Bima yang telah dapat ditentukan akan dibicarakan
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.
distribusi fonem dan pola persukuannya.
Samarin, William J. 1988. llmu Bahasa Lapangan (terjemahan).
Yogyakarta: Kanisius .
2.1 Fonetik Bahasa Bima
Samsuri. 1983. Analisis Bahasa. Jakarta Erlangga.
Deskripsi fonetis adalah bagian fonologi yang memandang bunyi-
bunyi bahasa sebagai media semata yang tidak lebih dari benda Saussure, F. de. 1916. Caurse in General Linguistics. Edited by Charles
Hans Lapoliwa), 1988: 3) . Pembicaraan mengenai bunyi-bunyi bahasa Bally and Albert Seelhaye in Collaboration with an Introduction
tid ak dapat dilepaskan dari pembicaraan mengenai alat-alat ucap and Notes by Wade Baskin. New York: Zoronta London.
~--- ;
PERPUSTAKAAN
PUSAT PEM8JNAAN OAN 10 75
PENGEMBANGAN eAHAS~ .
OAPAATEMEN PEND/OIKAN i
.. DAN KE6UOAYAAN _I
74 II
pendahuluan karena penelilian secara khusus te("hadap fonologi belum manusia sehingga jenis gerakan-gerakan alat ucap dalam l11e nghasilkan
pernah dilakukan orang. Dalalll penelitian ini. peneliti lehih hanyak bunyi bahm;t\ dibicarakan pula dalam fonetik. Dengan dernikian . fonetik
mengandalkan pengumatan J engan pendengaran semata. Olehkarena ad alah ilm u yang mempe laj ari bunyi-bun yi bahasa yang dihasil bn oleh
itu , sudah tentu ban yak kekurangan at au kelemahan berkenan dengan organ tubuh manusia dalall1 peranannya sebagai media bahasa atau
pengidentifikasian bunyi-bunyi bahasa Bima tersebut. Untuk itu, penelitian saran a bahasa.
yang lebih cermat dan mendalam deng<1n menggunakan metode dan \ Fonetik sebagai bagian dari fonologi Japal d ilihat dari tiga jenis,
peralatan yang lebih memadai masih perJu dilakukan . Hal itu dimaksudkan yaitu (I) fonetik akustik, (2) fonetik .auditoris, dan (3) fonetik artikulatoris
agar deskripsi fonologi bahasa Bima yang lengkap dan sempurna dapat (Verhaar, 1981: 12). Fonetik akustis adalah bagian fonetih: yang
terwujud. menyelidiki bunyi-bunyi bahasa menu rut aspek-aspek fisiknya sebagai
getaran udara. Fonetik auditoris menyelidiki cara penerimaan bunyi-
bunyi bahasa oleh telinga dan fonetik artikulatoris menyelidiki bagairnana
bunyi-bunyi dihasilkan oleh alat-alat bicara (Lapoliwa, 1'988: 6) . Di
antara ketiga fonetik di atas, yang paling erat hubungannya dengan
linguistik adalah fonetik artikulatoris .
I
dengan cara kerja alat-alat bicara, terutama bentuk dan posisi lidah serta
bentuk dan posisi akhir, terjadilah perbedaan bunyi vokoid yang satu
dengan yang lain.
(\) Bunyi Vokoid [i]
Posisi awal ibarat [ibara] 'ibarat'
ibili [ ibili ] 'iblis'
imba [ imba ] 'meniru ucapan'
Posisi tengah diba [ diba ] 'menimbun'
12 73
Posisi awal illc/o [ Indo] 'tidak' Dalam bahasa Bima ditemukan lima buah fonem vokaL yaitu dua
buah fonem vokal depan I i I dan lei. sebuah fonem vokal pusat
/llCi [Inci J 'Illcn yingsingkan' I a I dan dua buah fonelll vokal belakang I u I dan I 0 I. Dari kelima
imbi r imb i 1 'percaya' fonem vokal tersebu ,t hanya fonem vokal I a/ yang tidak mempunyai
anggota fonem (alofon). Fonem vokal [ i ] dengan alofon [ i ] dan ...-
Posi~i tengah kill ~ gi kI!)iJ 'kelingkung' [ I ]. I e I alofonnya [ e ] dan [ E ], fonem vokal I 0 I alofonnya
lillgga i1nga] 'bantal' [ 0 ] clan [ ::> ] , dan fonem vokal I u I alofonnya [ u ] dan
[ U ]. Fonem konsonan ditemukan 20 buah. Fonem-fonem itu adalah
sinei [slnco ] 'cincin'
I b I, I P I, I b I I d I, I t I, I d I, I g I, I k I, I ? I, I s I,
Posisi akhir i,
I h I, I f I, I j 1,'1 c I, I r I, I I I, I m n
I n I, I n I, I I. di samping
(.~ Bunyi Vokloid [ e J itu, terdapat dua buah fonem semokonsonan, yaitu fonem I w I dan
I y I,
Posi s i awal eda [ eda ] 'melihat'
Diftong dalam bahasa Bima berjumlah lima buah. Kelima buah
e ee [ ece ] 'ketip' diftong tersebut adalah I au I, I ai I oi I, I ou I, I ui I.
eda [ ede ] 'itu'
Kelima buah fonem fokal tergolong memiliki distribusi yang
Posisi tengah babende [babende 'generasi ketiga Iengkap, yaitu dalam posisi awal, tengah, dan akhir, sedangkan pacla
di aUls kakek' fonem konsonan semuanya berdistribusi tidak lengkap, atau hanya dapat
menduduki posisi awal dan tengah. Demikian juga distribusi fonem
baleda baleda] 'bergaya sibuk'
semikonsonan I w I dan I y I.
kaeero kacero] 'nama sebangsa unggas'
Pola persukuan dalam bahasa Bima tergolong sangat sederhana
Posisi akhir bale [ bale ] 'kaleng'
karen a hanya memiliki pola persukuan sebanyak empat pola suku kata,
bake [ bake ] 'pangkal kayu ' yaitu pol a (V) (KV), (KVK), dan (112 KV). Konsonan tidak pemah
bahe [ bahe ] 'menyeruduk' terdapat da)am penutup suku kata. -Dengan demikian, bahasa Bima
(4) Bunyi Vokoid [ E ] tergo)ong bahasa vokaJis.
u-dll 1 udu 1 'menurnpuk' Berdasarkall ciri-ciri yang telah disebutkan di atas. bunyi-bllllyi
u-ji / ufi 1 'meniup' vokoid bahasa Sima dapat diuraikan sebagai berikut :
u ora 1 ura 1 'hujan' [ i 1 depew. tinggi, takbundar;
u -pa 1 upa 1 'empat' [ I ] depan, tinggi, terbuka, takbundar:
Q -- o-ma lorna 1 'Iadang'
[ e ] depan , sedang, tertutup, takbundar;
o-fe 1 ote 1 'terpental'
E ] depan, sedang , terbuka, takbundar;
o-ro 1 oro 1 'menghanyutkan'
o-ri 1 ori 1 'paman' a ] pusat, rendah, takbundar;
2. Pola KV I
Pola KV adalah pola suku kata yang terdiri at as deretan fonem II Tak Bundar Bundar Tak Bundar Bundar Tak Bundar Bundar
konsonan dan vokal. ..'
Contoh : T i .. - - - - u
I
3. Pola KVK.
R-Tt , -.,- . ,Ii~ -
,
-
a
. -
-
.' . •
-
-
I
-
- .
I
Pola KKV adalah pola suku kata yang struktur fonemiknya terdiri R - -
atas konsonan, konsonan, dan vokal. I ,
Contoh:
\ ... ,~ -, \, I ..
mba-ju 1 mbaju 1 'menumbuk' - '
16 69
III = berdasarkan naik-turunny~ lidah 7) I!)g I dalam data nggamba I ngamba I 'berkilauan'
(I) kontoid bersuara dan tak bersuara, oral dan nasal; i-iga I inga I 'bantu'
i-ti I iti I 'otak'
(2) kontoid yang mengaJami hambatan pada saat udara keluar dari
paru-paru baik secara sepenuhnya, sebagian, bergeser, bergetar, I-51 I isi I 'biji'
berbelok; i-ri I iri I 'merembes'
(3) kontoid yang dibedakan berdasarkan kerja sarna antara artikulasi a --- a-ngi I a.!Ji I 'angin'
dan titik artikulasi (Budiasa dkk, 1990: 22). a-rna I ama I 'ayah'
Selanjutnya, kontoid bahasa Bima dapat dilihat pada daftar a-na I ana 'anak'
bcrikut. a-ha I aha I 'minggu'
( I) Bunyi Kontoid [ p ] a-ka-5i I akasi I 'bergaya'
j([mlJllta [ jambuta J 'bersamil-sama' I oi I. Berdasarkan pengamatan terhadap pengucapan bunyi itu. ternyata
jam/Ja/ [ jamba 1 'jambaao' oi dapat digabungkan ke dalam diftong. Deret bunyi vokal itu berada
dalam satu suku kala dan tidak dapat dipisahkan menjadi to-i .
(5) Bunyi Kontoid [ f 1 Data lain yang menunjukkan keberadaan diftong I oi I adalah
Posisi awal fare [ fare ] 'padi' sebagai berikut.
fari [fari 1 'hantam' lito; [ntoiy] 'kuno'
fati [ fati ] , memotong dengan parang' 0; [ oiy ] 'air'
feka [ feka ] 'pucat pasi' roi roiy 1 'memuji'
faja [ fakja 1 'fajar'
Posisi tengah ufi [ ufi ] 'meniup'
4) Diftoll8 I all I
ufa [ ufa ] 'mengupah' Satuan eou [ cou ] 'siapa' memperlihatkan deret vokal I ou I.
tafinga [ tafinil 1 'terbuka lebar' (untuk mulut) Deretan vokal yang berada dalam salu suku kat a tersebut tidak dapal
tafonga [ tafona ] 'terbuka lebar' (untuk panta!) dipisahkan menjadi co-a. Dengan demikian, I ou I dalam bahasa Bima
merupakan diftong .
(6) Bunyi Kontoid w 1 Data lain yang menunjukkan keberadaan diftong I ou I adalah
Posisi awal woke [ wwoke 1 'pusat' sebagai berikut.
wale [ wole ] 'pasak' dou [ couw ] 'orang'
wu/e [ wule ] 'naik' bou [ bouw 1 'baru'
wLlntLi [ wuntu 1 'penuh' ou [ ouw ] 'memanggil'
Posisi tengah iwu [ iwu ] 'mengaku'
haw; [ hawi 1 'kail' 5) Diftong I ui I
hflwo [ hawo 1 'raungan' Satuan kueui [ kacui ] 'burung kepodang' memperlihatkan deret
ewu [ ewu 1 'menerbangkan' vokal I ui I. Deret vokal I ui I dalam satuan kaeui berada dalam satu
suku kata dan tidak dapat dipisahkan menjadi eu dan i (eu-i). Dengan
(7) Bunyi Kontoid [ t] demikian , lui I dalam bahasa Bima berstatus sebagai diftong.
Posisi awal taka [ toko ] 'toko' Data lain yang menunjukkan keberadaan diflong I ui I adalah
tabe [ tabe ] 'belanga'
sebagai berikut.
3) sonoritas dari salah satu vokoid itu berkurang, bahkan mengarah ke eli [ eti ] 'memanaskan dengan air'
nonvokoid :
lIIoti [ mot i 1 'Iaut'
4) diftong dalam pola persukuan tidak dapat dipisahkan (deret vokoid
itu berada dalam suku kata yang sarna). (8) Bunyi Kontoid [ d ]
Berdasarkan penelitian , bahasa Bima memiliki lima buah diftong, Posisi awal daci [ dadi ] 'timbangan'
yaitu, I au I, I ai I, I oi I, I ou I. dan I ui I. dadu dadu 'dadu'
dahu dahu 'takut'
Bunyi I aw I dalam satuan manfau I mantaw I 'yang memiliki' dana dana 'berdampingan'
adalah diftong. De ret vokal I au I pada suku kata terakhir (tau) tidak Posisi tengah bodo [ bodo ] 'beduk'
dapat dipisahkan menjadi fa-II. Dengan demikian, I au I dalam bahasa
bondo [ bondo ] 'jelek' , I
Bima adalah diftong.
wodi [ wodi ] 'sudut'
Data lain yang menunjukkan keberadaan diftong I au I dalam
bah as a Bima adalah sebagai berikut. wodu [ wodu ] 'penis/kemaluan laki-Iaki'
!<au [ kau ] 'menyuruh' (9) Bunyi Kontoid [ d ]
babau [ babau ] 'mengapa' Posisi awal dende [ dEnde ] 'mengering'
hau [ hau ] 'Iamban'
dindi [dIndi ] 'dinding'
doho ] 'sekalian'
2) Dlftong / ai I dowo [ dowi ] 'uang'
Satuan pai [ paiy ] 'jika' mengandung dua deret vokal. Deretan
dua bunyi vokal I ai I dari satuan itu merupakan diftong sebab kedua
Posisi tengah ado r ado 1 'irama'
bunyi itu berada dalam satu suku kata. Urutan itu tidak dapat dipisahkan adu [ adu ] 'mengucungkan '
menjadi pa-i. Oleh karena itu, I ai I dalam bahasa Bima adalah diftong. dodo [ dodo ] 'memotong ikan'
Data lain yang menunjukkan keberadaan diftong I ai I dalam
(10) Bunyi Kontoid [ r ]
bahasa Bima adalah sebagai berikut.
Posisi awal riru riru ] 'awan'
pai [ paiy ] 'seandainya'
rere rere ] 'mampu
kalai [ kalaiy ] 'menyisihkan'
Lai [ laiy ] 'mengangkat' rero rera 'ke sana kemari'
reso reso 'banyak adanya'
~ + ,, + " t, , '1
ngina [ nina ] 'terbiasa' •
.;
d + + -
Posisi tengah
ngilu [ ,9ilu ] 'mencium'
jangka [ jalJka ] 'ingkar'
t + - + - . , .,1 •• '.
d + ,, + • -
jangka [ jaIJa ] 'ayam'
. i 4" • -, ' • .1
g + + -
,
jangkoro [ ja9koro ] 'sebangsa jangkrik' k + + - "
(22) Bunyi Kontoid [ h ] ? - + - ' -
Posisi awal hade [ hade ] 'membunuh' s + + - I :
C + - ~+ -
62 23
jaka I jaka I 'zakat' pajo I pajo I 'barayun' kaQungka [ ka~u!)ka 1 'menyombongkan diri'
jake I jake 'jaket' paju I paju I 'payung' Bunyi-bunyi kontoid bahasa Bima mempunyai ciri sebagai berikut:
p J bilabial, stop, oral, takbersuara
'papan nisan'
[ c 1 fronto palatal, afrikatif, oral, takbersuara
[ j ] fronto palatal, afrikatif, oral, bersuara
[ n ] fronto palatal, nasal, bersuara
15) Distribusi Konsonan / r /
[ k ] dorso velar, stop, oral, takbersuara
Posisi Awal Posisi Tengah Posisi Akhir
[ ? ] glotal, stop, oral, takbersuara
rada I rada I 'melebihi' mari I mori I 'ter- [ g ] dorso velar, stop, oral, bersuara
lepas'
[ !} ] dorso velar, nasal, bersuara
ramba I ramba I 'meng- mora I moro I 'muda' [ h ] glotal, frikatif oral, takbersuara
sah
26 59
PETA BUNYI KONTOID BAHASA BIMA s(~(ara / safara / 'se- lSI/lSI 'isi'
marak'
-
~
. y'
III II 'ill
I I) Distrihllsi KOl1sollan / II /
LClusl Bs [hI IgI lu] I~I [g l I?l Posisi A khir
Posisi Awal Posisi Tengah
~
SLOP TBs [pJ IIJ [k] hahe / habe / 'berita' kahampa ' kahampa /
~.
Bs 'memberi batas'
Fri k<lli hadi / hadi / 'menggem- kahawa / kahawa /
TBs Is) lh) [01
birakan' 'kopi'
Bs [j) [R) hado / hado / 'bergoyang' kahi / kahj / 'terserah'
f\frikalif
TBs [el [R) haja / haja / 'hajat' kakahi / kakahi / 'me-
ngeluarkan dahak'
Bs [r] [L]
Gelar haji / haji / 'hajj' kalahi / kalahi / 'me-
TBs s - nyatakan'
Bs [I]
Lateral 12) Distribllsi Konsonan / J/
- Posisi Awal Posisi Tengah Posisi Akhir
I TBs
faku / faku / 'kerinting' kafiki / kafiki / 'me-
Bs [m] '. [n] [n micingkan mata'
faha / faha / 'mengerti' Jafa / fafa / 'menawar'
, !1 , . ,- fali / fali 'rugi' kafui / kafui / 'ber-
siu)'
Dalam bahasa Bima selain ditemukan bunyi segmental, juga Posisi Awal Posisi Tengah Posisi Akhir
ditemukan bunyi suprasegmental yang hanya dapat didengar dalam gabe / gabe / 'Ionggar' Langga / langa /
bahasa lisan dan tidak dapat dilambangkan dengan huruf. Bunyi 'Iangkah'
suprasegmental yang ditemukan dalam bahasa Bima hanya berupa
pemanjangan bunyi dan tekanan. Pemanjangan bunyi ini hanya timbul gade / gade / 'menggadai- Lenggo / le9go /
pada beberapa kata saja dan terletak pada akhir kata. kan' 'tinggi'
Contoh : gadu / gadu / 'gedung' panggu / pa9gu / 'ja-
soo [ so: ] 'areal' tuh sakiI'
karuu [ kru: ] 'guntur' gaja / gaja / 'gajah' pingga / p~ga / 'pinga / 'pi-
saroo [ saro: [ 'biliklkamar' ring'
Dalam bahasa Bima tekanan suara umumnya jatuh pada suku kedua gaLa / gala / 'galah' rangga / ra9ga / 'jan- -
dari belakang.
tan'
56 29
be rat' Contoh:
butu I butu! 'atap' kaiJ:a/1O I kabaho I 'upih - kabaca [ kabanca ] 'mengejek'
pinang' keanggillda [ keanginda ] 'bergoyang'
tahu I tahu 'tahu' keto I keto I'ekor' Bunyi [ i ] dalam bahasa Bima selalu berada pada suku kata
terbuka. Bunyi itu dapat kita buktikan keberadaannya pada satuan-
taji I taji 'mengadu' mate I mate I 'tua' satuan berikut. Satuan jibi [ jibi ] 'besar sekali (tubuhnya)', jenali
taki I taki 'tugas' pita I pita! 'menin- [ jenali ] 'carnal', ali [ ali] 'alif (huruf pertama dalam bahasa Arab)'.
amposi [ amposi ] 'saya kira demikian', banti [ banti ] 'kantong dari
dih' anyaman daun pandan atau lontar', bari [ bari] 'tanda vokal dalam
tulisan Arab', bigo [ bigo ] 'suka berbohong', dalli [ dani ] 'setengah
matang (khusus untuk buah-buahan)', dan dampi [ dampi ] 'berdampingan'
30 55
menllnjukkan posisi bunyi [ i] ada pada suku kata terbllka. Akan tetapi, balaci / balacu / rlIJ1lba / ramba /
bunyi [ I ] dalam bahasa Bima selalu menempati posisi suka kata 'belacu' 'mengasah'
tertutup. Ha.1 itu dapat dibuktikan pada satuan-satuan berikut.
bono / bana / 'angsa' r(//l1butan / rambut-
Satuan jimbo [ jlmba ] 'biri-biri, jinto [ jlnta] 'jintaa], dingo an / 'rambutan'
[ dlngga ] 'hamba sahaya di dalam istana sultan Bima dahulu', inci
[ Inci ] 'menghirup dihidung', kalill7batu [ kallmbatu ] 'jenis serangga bante / bante / 'mem ribu / ribu / 'meng
air', dan kangginda [ kanglnda ] 'bergoyang (terutama untuk sesuatu bantai' gelepar'
yang besar seperti rumah dan ranah) 'memperlihatkan posisi bunyi
[ I ] berada pada suku kata tertutup. Oengan memperhatikan keberadaan 2) Distri!Jusi Konsonan / p /
posisi bunyi [ i ] dan [ I ], dalam bahasa Bima ternyata posisinya pad a
Posisi Awal Posisi Tengab Posisi Akhir
suku kata tertutup dan bunyi [ I ] tidak pernah menempati posisi pada
suku kata terbuka. Oleh karena itu, kedua bunyi itu [ i ] dan [ I ] pada / pad a / 'ber- pompo / pompo /
berada dalam distribusi yang komplementer. Oengan demikian, bunyi lumur sesuatu' 'menggendong'
[ i ] dan [ I ] hanyalah sebuah fonem atao bunyi [ i ] dan [ I ] merupakan
pala / pala 'tetapi' pompa / pompa /
variasi sebuah fonem. Variasi fonem itu disebut alofon. Oalam hal ini,
'pompa'
salah satu alofon itu, yaitu / i / dipakai lambang fonemnya dengan
alofon-alofonnya yaitu [ i ] dan [ I ]. palana / pal ana / pupu / pupu / 'ba-
'pelana' dak'
Prinsip-prinsip penentuan di atas bersumber dari Samsuri (1980:
J3 J-- J 33).Kedua prinsip itulah yang dipakai sebagai prinsip utama palawu / palawu / popo / popo / 'me-
dalam penentuan fonem-fonem bahasa Bima. Namun, bila kedua prinsip 'turi' mungut'
itu tidak dapat membedah data kebahasaan yang ada dalam bahasa panatu / panatu / sapa / sapa 'Iang-
Bima, tidak tertutup kemungkinan untuk menerapkan prinsip lain 'penatu' kah'
selama prinsip tersebut masih relevan.
3) Distribusi Konsonan / b /
2.2.1 Fonem Segmental dan Fonem Suprasegmental
Bahasa sebagai alat komunikasi antara anggota masyarakat terdiri Posisi Awal Posisi Tengah Posisi Akhir
alas dua bagian besar, yaitu bentuk (arus ujaran) dan makna (isi).
Bentuk bahasa merupakan bag ian dari bahasa yang dapat diserap bune / bune / 'seperti' dabea / dabea /
pancaindra dengan cara mendengar atau dengan cara membaca. Bentuk
bahasa itu dibagi at as dua bagian, yaitu fonem segmental dan fonem 'jahat'
suprasegmental.
?unga / bU,9a / 'bunga habu / habu / 'han tam'
Fonem segmental adalah bagian bentuk bahasa yang dapat dibagi
alas bagian atau segmen yang lebih kecil., sedangkan fonem suprasegmental bur; / buri / 'beng- hebi / hebi / 'memanjat' -
adalah bag ian bentuk bahasa yang kehadirannya ter-gantung pada unsur-
busi / busi / 'dingin kaba / kaba / 'ukuran
unsur segmental.
54 31
TABEL DISTRIBUSI FONEM VOKAL BAHASA BIMA Unsur-unsur segmental bahasa. seeara hierarkis dari yang paling
besar hingga ke bagian yang paling keeil adalah sebagai berikut.
. - ~
-- ..... ,
('- . -.
Wacana (yang dapat berwujud alinea. rangkaian alinea yang membentuk
Posisi
• satu kesatua. bab, suatu karangan utuh), kalimat. klausa, fasa, kata,
Fonem Vokal
Awal Tengah Akhir morfem, suku kata, dan fonem.
._--- - ~
.. - -
.. I Urutan di atas sekaligus menyatakan bahwa sebuah wacana dapt
I i I
I e I
+ + I'
+
. dibagi atas wacana yang lebih kecil berturut-turut; karangan utuh dapat
+ + + dibagi atas bab-bab; bab dapat dibagi at as alinea-alinea; alinea dibagi
f'
ira I ira I 'seruan jillfa I jinta I jllki I juki saling bertukar). Dengan demikian. vokoid-vokod [ i I dan [ I 1 hanya
kesakitan' 'jinta 'joki' alofon dari sebuah fonem . Fonem yang dimaksud adalah I i I.
i~1'll I iwa I 'ternan' kal/firi I kantiri I kliPi I kapi I 2) Fonem Vokal I e I
meluruskanl 'mengikat' Fonem vokal I e I dalam bahasa Bima memiliki dua variasi bentuk
2) Disrribusi Vokal I e I atau alofon. Alofin yang dimaksud adalah [ e I dan [ E I. Fonem
I e I dapat dibuktikan dengan menggunakan pasangna minimal.
Posisi Awal Posisi Tengah Posisi Akhir
Satuan bag£' [ bage I ' membagi' dan bago [ bago I 'suka
edera I edera I 'jangan' esel1e I esene I 'Se ese I ese I
berbohong', satuan dore [ dore I 'bukit', dan doro [ doro ] 'gunung'
nin' 'atas'
masing-masing dibedakan oleh vokoid-vokoid [ e ] dan [ 0 I yang
ede I ede I 'sangat' jenra I fenta I fele I fele I mengakibatkan makna tiap-tiap satuan itu berbeda. Dengan demikian,
'sisik' ·'film' vokoid [ e I terbukti berstatus sebagai fonem dengan lam bang I e I
empa I empa I 'mem eseria I esetia I fare I fare I
bantah' 'ikhtisar' 'padi' Pasangan minimal lain yang memperkuat keberadaan fonem
vokal I e I adalah sebagai berikut.
engko I e!)ko I 'mu- feli I feli I 'nama fore I fore I 'me
fakat' 'pohon' ngepal' kacike [kacike I 'mengusir anjing' -- kacika [ kacika I 'penuhkan'
eko I eko I'melilit' ededu I edudu I eme I erne I 'daya' kacarnpe [ kacampe ] 'penuh sesak' -- kacampo [ kacampo I 'menyatakan';
'biarkan'
kacake [ kacake I 'kecil mungil' -- kacaka [ kacaka I 'kena dengan
tepat';
3) Distribui Vokal I a I longge [Io')gee I 'Iembaran daun padi' -- IOl1gga [ I09ga I 'kijang
yang tinggi dalam dongeng';
Posisi Awal Posisi Tengah Posisi Akhir
lake [ loke I 'mengupas' -- loki [ loki I 'pantat' .
ali I ali I 'alif amana I amana I ama I ama I 'aman' Vokoid [ e I bentuknya mirip dengan vokoid [ E ]. Vokoid-vokoid
'amanat' itu berada dalam distribusi komplementer. Vokoid· [ e I selalu berada
alo I alo 'mem- alama I alama ' amana I amana I pada suku kata terbuka. Posisi vokoid itu dapat dibuktikan dalam
basuh piring' 'alamat' 'amanat' satuan-satuan berikut. Satuan bage [ bage I 'membagi', erne [ eme ]
'daya', ake rake I 'ini', ele [ele I 'timur' menunjukkan posisi vokoid
amba I amba I 'pa- alamarahu I alama- ipa I ipa 'sebesar'
I e I ada pada suku kata terbuka. Akan tetapi, vokoid [ E I dalam
rahul 'almarhum' rang'
bahasa Bima selalu menempati posisi suku kata tertutup. Hal itu dapat
ama lama I'aman' alamari lalmari I amba I amba I 'men' dibuktikan pada satuan-satuan berikut. Satuan gendi [ gEndi ] 'pelipis',
'almari' jual' engko [ Enko I 'mufakat, empe [ Empe I 'menyembunyikan', empa
[ Empa ] , menambah (dalam hal tukar-tambah)" ellde [Ende], 'di-
ampu / ampu I 'pe- anggara I angara I ara I ara I 'sini'
pelihara sejak kecil, ende [ Endo I 'berlenggak-lcnggok', fenra [tEnta I
nuh' 'anggaran'
34 51
apa [ apa ] 'angkat' -- api [ api ] 'sepit'; Sesuai dengan hasil penelitian, bahasa Bima memiliki lima buah
fonem voka" yaitu I i, e, a, u, 0/. Kelima distribusi fonem vokal itu
ara [ ara ] 'mengarak' -- ari [ari ] 'Iuar';
diuraikan di bawah ini.
buka [ buka ] 'berbuka puasa' -- buku [ buku ] 'buku'.
1) Distribusi Vokal / i /
4) Fonem Vokal / 0 /
Posisi Awal Posisi Tengah Posisi Akhir
Fonem vokal 101 dalam bahasa Bima memiJiki dua buah alofon.
Alofon ito adalah [ 0 ] dan [ :::> ]. Fonem vokal I 0 I dapat dibuktikan ica I ica I 'satu' jarimpi I jarimpi I kaceli I kaceli I '
keberadaannya dengan menggunakan prinsip pasangan minimal. 'dinding' merasa sedih'
Satuan bago [ bago ] 'suka berbohong' dan satuan bage jiki I jiki 'zikir'
ipa I ipa I 'seberang' jima I jima 'gelang'
[ bage ] 'membagi' satuan doro [ doro ] 'gunuflg' dan satuan dore
[ dore ] 'bukit', satuan dotu [ dotu ] 'memotong dahan' dan satuan dutu inta I inta I 'intan' jido I jido 'Iemas' jibi I jibi I 'tubuh besar'
50 35
DIAGRAM FONEM KONSONAN BAHASA BIMA [ dutu ] 'tegak' rnembuktikan vokoid [ 0 I berada dalarn pasangun
_. -. minimal. Oleh karena itu. vokoid [ 0 I merupakan fonem vokal.
~
Lambang fonem vokal itu adalah lot.
BL LD AD AA AP FP DV GL
~
Pasangan minimal lain yang membuktikan keberadaan fonem
~ " , vokal lot adalah sebagai berikut.
ampo ampo 'kemudian' -- ampe [ ampe ] 'menyampirkan';
Hambat Bs b b* d d* (:J
Fonem vokal I u I dalam bahasa Bima memiliki dua alovon, yaitu Satuan awe [ awe] 'memanggil dengan melambaikan langan' dan
[ u ] dan [ U ]. Fonem I u I dapat dibuktikan keberadaannya dengan -ame [ arne] 'makan', ~l'el1ta I wEllta } 'tangguk (terbuat dari anyaman
merapkan prinsip pasangan minimal. benang)' dan mellTa [mEnta] 'keripik beras', ~\'idi [ widi ] 'memilih' dan
midi [ midi] 'diam', wiri [wiri] 'memutar' dam miri [ miri ] 'terhuyung-
Satuan bahll [ babu ] 'pembantu' dan satuan baba '[ baba ] 'ayah',
huyung' merupakan pasangan minimal yang membuktikan bunyi kontoid
akll [ aku ] 'ukur' dan ako [ ako ] 'akur'membuktikan vokoid [ u ]
[ w ] berstatus sebagai fonem dengan lambang fonemnya I w I.
berstatus sebagai fonem karena vokoid itu berada dalam pasangan
minimal. Lambang fonemnya adalah I u I.
Pasangan minimal lain yang dapat menunjang keberadaan fonem 2) Fonem Semikonsonan I y I
vokal I u I adalah sebagai berikut. Kontoid [ y ] dalam bahasa Bima merupakan fonem. Lambang
dllPU [dapu ] 'dadu' -- dade [ dade] , panggilan ibu untuk golongan fonem itu adalah I y I. Keberadaan fonem itu dapat dibuktikan dengan
bangsawan'; pasangan minimal berikut.
dam [ daru ] 'orang' -- daro [ daro ] 'liar': Satuan kabaya [ kabaya ] 'kebaya' dan kahata [kabata]
'mencatat', ampoya [ ampoya ] 'baru saja' dan amposa [ amposa ] 'tidak
dontu [ d::mtu ] 'tua di pohon' -- donto [ d:::Jnto ] 'Iuntur';
demikian' masing-masing merupakan pasangan minimal. Pasangan-
dllndll [ dUndu ] 'punggung parang' -- dunde [ dUnde ] 'tegang'. satuan di atas hanya dibedakan oleh kontoid [ y ] dan [ t ] pada satuan
Vokoid [ u ] bentuknya mirip dengan vokoid [ U ]. Oalam bahasa kabaya dan kabata, serta kontoid [ y ] dan [ s ] dalam ampoya dan
Bima ternyata vokoid-vokoid [ u ] dan [ U ] berada dalam distribusi amposa . Akibat dari kontras kontoid-kontoid itu adalah terjadinya
komplementer. Vokoid [ u ] selalu menempati posisi suku kata terbuka. perbedaan makna dalam tiap-tiap satuan tersebut.
Hal itu terlihat dalam data berikut.
Satuan dompu [ d:::Jmpu ] 'nama kabupaten di NTB', duwa
[ duwa] 'merengek-rengek', dllha [ duha ] 'rasa nyeri', kangodu [ kanodu
] 'menindahkan', dan raWli [ rawu ] 'sulang asap' menunjukkan posisi
vokoid [ u ] ada pada suku kata terbuka. Akan tetapi, vokoid [ u ]
selalu menempati posisi suku kata tertutup . Hal itu terlihat dalam data
berikut. Satuan karumpa [ karumpa ] 'terompah', kandllndu [kandUndu]
'deret-deretan', Junta [fUnta] 'keruh', dumpu [dUmpu ] 'tumpul',
cumpu [ cUmpu ] 'campur tangan', Juntu [ fUntu ] 'bintang sakti', dan
bungke [ bUl)ke ] 'berbuka puasa' menunjukkan posisi vokoid [ u ]
selalu berada pada suku kata tertutup. Oleh karena itu, dapat dipastikan
bahwa vokoid-vokoid [ u ] dan [ U ] hanya variasi dari sebuah fonem.
Fonem itu adalah I u I.
48 37
Pasangan minimal lain yang dapat menunjang keberadaan fonem DIAGRAM FONEM VOKAL BAHASA BIMA
I 9 I adalah sebagai berikut.
IIgari [ 9ari ] 'menggali' -- clIr; [ cari ] 'keluarkan' ngara [ 9ara ] 'bebek'
Posisi Lidah Depun Pusat Belakang
-- cara [ cara ] 'cara' ngam [ ~aro ] 'ke sana kemari' -- ellm ,
[ caro ] 'gegabah' Ilgari [ 9ari 1 'mengguli' -- jari [ juri 1 'jari tangan'. --- -
L.I ___
-
, , ,
u
Tinggi I U
f, rI ,( .) '"I (
"
.,
11/
4) Fonem /
Satuan mille; [ minci 1 'busi' dan misi [ misi ] 'hal us', neai
Sedang
. e
,
0
.
, ---
[ "cai ] 'jalun' dan kayi [kuyi 1 'dengan. kanei [ kanci 1 'kancil' dan Rendah a
kani [ kani ] 'pakaian' masing-masing merupakan pasangan minimal. , ( 1, •. 1; , r:: ~. '. I:,·. ,) 1.1,11 l 1..') I'~.~
&." ~
. ..-
~ -
Jan 111l/(la [ mada ] 'mentah' merupakan pasangan minimal. Tiap-tiap maca [ maca ] 'macan' -- baca [ baca ] 'membaca'
pasangan memiliki jumlah bunyi yang sarna serta jenis bunyinya pun mada [mada] 'mentah' -- pat/a [ padu ] 'berJumur sesU<ltu'
sama kecuali kontoiJ [ b ] dan [ m ] pad a pasangan I)//s; dan mus;,
maju [ maju ] 'menjangan' -- pl4" [ paju ] 'payung'
kontoid [ b ] dan [ p ] pada ba'a dan pa 'a serta kontoid [ b ] dan
[ m ] pada bada dan mada. Akibat dari perbedaan fonem-fonem yang male male] 'layu' -- pale [ pale ] 'mengasah'
berkontras itu adalah adanya perbedaan makna pada tiap-tiap satuan ma111a [manta] 'agak lembut' -- pal1ta [ panta ] 'memancangkan'
itu. Dengan demikian , kontoid [ b ] terbukti berstatus sebagai fonem .
Lambang fonem tersebut adalah 1 b I.
2) Fonem / 11 /
Pasangan minimal lain yang memperkuat keberadaan fonem Satuan nip; [nipi ] 'tipis' dan dipi [ dipi ] 'tikar', nara
1 b 1 adalah sebagai berikut : [ nard] jenis pohon kayu' dan dora [ dara ] 'merpati', naru [ naru ]
bala [ bala ] 'kecelakan' -- pala pala ] 'melainkan' 'panjang' dan dart! [ daru ] 'arang', naro [ naro ] 'menghirup air dari
mulut' dan doro [ doro ] 'gunung' masing-masing merupakan pasangan
bono [ bana ] 'angsa' -- pana [ pana ] 'tergesa-gesa'
minimal. Tiap-tiap pasangan di atas hanya dibedakan oleh kontoid
bale [ bale ] 'seng' -- male [ male ] 'Iayu' [ n ] dan [ d] sehingga timbul perbedaan makna pada tiap-tiap satuan
bell' [ bele ] 'kaleng' -- male [ male ] 'pendiam' itu. Oleh karena itu, dapat dipastikan bahwa kontoid [ n ] berstatus
sebagai fonem dengan lam bang fonem I n I.
bedi [ bedi ] 'bedil -- ped; [ pedi ] 'memotong'
Pasangan minimal lain yang dapat memperkuat keberadaan fonem
1 n 1 adalah sebagai berikut.
2) FOl1em / p /
fonem I n 1 adalah sebagai berikut.!
Satuan pado [ pado ] 'sudut' dan bado [ bado ] 'baddut', pala nahi [ nahi ] 'sirih' -- tahi [ tahi ] 'memikirkan'
[ pal a ] 'memukul' dan bala [ bala ] 'kecelakaan', pana [ pana ] 'panas' naji [ naji ] 'najis' -- taji [ taji ] 'mengadu'
dan bana [ bana ]'angksa'. para [ para] 'saling' dan bara [ bara ] nari [ nari ] 'perJahan' -- tari [ tari ] 'membentuk'
'barat' , pila [ piJa ] 'berapa', dan bila [ bila ] 'muazom, merupakan
naru [ naru ] 'panjang' -- taru [ taru ] 'awalan'
pasangan minimal. Satuan-satuan yang berpasangan tersebut dibedakan
oleh kontoid-kontoid [ p ] dan [ b ]. Akibat kontras kontoid [ p ] dan . nahu [ nahu ] 'takut' -- dahu [ dahu ] 'aku'
[ b ] dari tiap-tiap pasangan di atas adaJah adanya perbedaan makna.
OJeh karena itu, kontoid [ p ] terbukti berstatus sebagai fonem.
Lambang fonemnya adalah 1 p I. 3) Fonem / '} /
Pasangan minimal lain yang dapat memperkuat keberadaan fonem Satuan a!Ji [al)i] 'angin' dan aki [ aki ] 'permata', anga
1 p 1 adalah sebagai berikut. [ ana] 'membuka lebar-lebar' dan ara [ ara ] 'di sini', ci!Ji [ 'ci!)i]
'kemalu-maluan' dan ciwi [ ciwi ] 'sembi Ian', canga [ cana ] 'membelah
jJolo [ pala ] 'melainkan' - bala [ bala ] 'kecelakaan' ujungnya' dan cada [ cada ] 'parang' masing-masing merupakan
!Jedi [ pedi ] 'memotong - bedi [bedi ] 'bediJ' pasangan minimal. Pasangan minimal itu membuktikan kontoid [ n ]
berstatus sebagai fonem lambang fonem 1 9 I.
46 39
repa [ repa 1 'ban yak' -- lepa [Iepa 1 'tunduk' pana [pana] panas' - I/gal/l/ [ nana 1 'mengayam'
ral/gga [ ranga 1 'jantan' -- lallgga [ IUl)ga ] 'Ianglah' pUla [ puta ] 'memutar' - huta [buta] 'perahu'
mba mba] 'bendungan' -- la~a [Iaba 1 'jarang' pada [ pada ] 'berlumur sesuatu' - mada [ mada ] 'madat'
3) Fonem I b I
Satuan bala [bala 1 'keeelakaan' dan bam [ bara ] 'berat', ele
[ ele ] 'timur' dan ese [ ese 1 'atas' masing-masing merupakan pasangan Satuan ~aba [ paba 1 'mengikat erat-erat' dan babe [ baba 1 'ayah',
minimal. Pasangan minimal itu membuktikan keberadaan fonem I I I baca [ Qaea 1 'bekas' dan baca [ baea ] 'baea', hari [ bari] 'eolek' dan
Pasangan minimal lain yang dapat menunjukkan keberadaan fonem bari [~ari ] 'berbaris' menunjukka~ bahwa satua!l-satuan di atas adalah
I I I adalah sebagai berikut. pasangan minimal karefla tiap-tiap pasangan itu hanya dibedakan oleh
kontoid [ ~ ] dan [ b T. Akibat dari perbedaan kontoid tersebut adalah
bum [ bura ] 'sejenis penyakit' - hula [ bula ] 'hiasan pengantin pria'
terjadinya perbedaan makna pada I b I.
lente [ lente ] 'tidak beraturan' -- rente [ rente 1 'menghantam'
Pasangan minimal lain yang dapat memperkuat keberadaan fonem
Lake [ lake ] 'memasukkan dengan paksa' -- rake [ . rake 1 'eerewet' I ~ I adalah sebagai berikut.
lepa [ lepa ] 'tunduk ' -- repa [ repa 1 'banyak'
bago [bago 'senang dan enak' - balu [balu] 'bongkol'
. .
lobe [ lobe] 'Iembar' -- robe [ robe 1 ' mengambil' · bohong'
I) Fonemlml
· .
bodo [ bodo 1 'kira-kira' - bodo [ bode 1 'beduk'
Satuan mari [ mari ] 'Iemah lembut' dan bari [ bari 1 'meratakan', 4) Fonem I d I
mada [ mada ] 'mata' dan bada [ bada ] 'badak',
mLtsi [ musi ] 'jenis seledri' dan busi [ busi 1 'dingin', mura [ mura Satuan ida [ ida 1 'seruan kesaktian' dan ita [ita] 'anda', eda
] 'menanam padi' dan bura [bura] 'semaeam penyakit aki~at kena [ ede ] 'itu' dan eme [ erne ] 'daya', ida [ida] 'seruan kesaktian' dan
sihir' masing-masing merupakan pasangan minimal. Unsur-unsur pasangan ina [ ina] 'ibu' masing-masing se.bagai pa sangna minimal. Tiap-tiap
itu sarna sekali kontoid [ m 1 yang berkontras dengan [ b 1 sehingga pasangan itu hanya dibedakan oleh kontoid [ d ] dan [ t 1 dalam ida
timbul perbedaan makna pada masing-masing satuan itu. Dengan dan ita, [ d 1 dan [ m 1 dalam ede dan erne, serta [ d ) dan [ n ]
demikian, dapat dipastikan bahwa kontoid [ m ] berstatus sebagai dalam ida dan ina. Dari data itu dapat dipastikan bahwa kontoid
[ d ] adalah sebuah fonem. Lambang fonemnya adalah I d I .
fonem . Lambang fonemnya adalah I m I.
Pasangan minimal lain yang dapat memperkuat keberadaan fonem
Pasangan minimal lain yang dapat memperkuat keberadan fonem
I d I adalah sebagai berikut.
I m I adalah sebagai berikut.
40 45
Pasangan minimal lain yang dapat memperkuat keberadaan fonem ciki [ ciki ] 'cukup' -- jiki [jiki] 'zikir'
I t I adalah sebagai berikut. cangka [cana] 'membelah ujungnya' -- janga [ jana ] 'ayam'
ila [ ita ] 'anda' - ida [ ida ] 'seruann kesaktian' cari [ cari ] 'mengeluarkan' -- jari [ jari ] 'jari tangan:
la [ ta ] 'mu' - da [ da ] 'tidak' cura [ cura ] 'garis' -- jura [ jura ] 'karung'
tahu [ tahu ] ]'tahu' - dahu [ dahu ] 'takut' campa [campa] 'menyela' -- jampa [ jampa ] 'mengurus'
laja taja 'Ioteng' - daja [ daja ] 'jahat'
2.2.3.4 Fonem Getar / r /
lani tani 'berat' - dani [ dani ] 'setengah matang'
Bahasa Bima hanya memiliki sebuah fonem getar, yaitu I r I.
Satuan bura [ bura ] sejenis penyakit akibat ken a sihir' dan bula
6) Fonem I d I . [ bula ] 'hiasan pengantin pria' merupakan pasangan minimal. Dalam
pasangan itu, kontoid [ r ] berkontras dengan kontoid [ I ] yang
. .
Satuan dae [ dae ] 'kakak atau abang' dan dae [ dae] 'ayah', dada. mengakibatkan perbedaan makna pada kedua unsur ilu . Hal ini berarti
.
[ dada] 'berbicara' dan dada [ dada] 'menempekan ramuan pada dahi',
.' kontoid [ r ] berstatus sebagai fonem lambang fonemnya I r I.
. .
dapu [ dapu ] 'merapatkan' dan dapu [ dapu ] 'bagian alat tenun', dapi . Pasangan minimal lain yang memperkuat keberadaanfonem
. . .
[ dapi ] 'dempet' dan dapi [ dapi ] 'lapis', deke [ deke ] 'cekatan' dan
dl:ke [ deke ] 'tolkek masing-masing merupakan pasangan minimal.
I r I adalah sebagai berikut.
rake [rake] 'cere wet' lake [ lake ] 'memasukkan dengan paksa'
Tiap-tiap pasangan itu sama)kecuali kontoid [ ~ ] dan [ d ]. Oleh karena
raka [raka] 'sampai' laka [Iaka] 'nama buah-buahan'
itu, kontoid [ d ] ada lah fonem. Lambangnya adalah I d I.
44 41
Dalam bahasa Bima ditemukan dua fonem afrikatif, yaitu I j I Pasangan minimal lain yang dapat memperkuat keberadaan fonem
dan I c I. Kedua fonem afrikatif itu diuraikan berturut-turut di bawah I g I adalah sebagai berikut.
In!. gabe [ gabe ] 'terlalu besar' -- kabe [ kabe ] 'buah pikir'
gondo [ gondo ] 'berbulu jarang' -- kondo [ kondo ] kalung'
" golo [ golo ] 'golok' -- kolo [ kolo ] 'jenis permainan'
I) Fonem / j /
gili [gili] 'pulau keci!' -- kili [ kili ]' memungut'
Satuan jampa [ japa ] 'mengurus' dan campa [ campa] 'menyela', gola [ gola ] 'gula' -- kola [ kola ] 'gundul'
janga [ jana ] 'ayam' dan cal1ga [ cana ] 'membelah ujungnya', jiki
[ jiki ] 'zikir' dan ciki [ ciki ] 'cukup masing-masing merupakan
pasangan minimal. Unsur tiap-tiap pasangan itu sama, kecuali kontoid 8) Fonem / k /
[ j ] dan [ c ]. Kontoid yang berkontras itu bersifat distingtif. Jadi , Pasangan minimal kabe [ kabe ] 'buah pelir' dan gabe [gabe]
kontoid [j ] terbukti berstatus sebagai fonem dengan lambang fonemnya 'Ionggar', kali [ kali ] 'sa' dan gali [ gali ] 'sejenis kerang', kandll [
adalah I j I . kandu ] Imengandung' dan gandu [ gandu ] 'gandum' membuktikan
42 43
.') FOllell1 / f / Pasangan minimal lain yang dapat memperkuat keberadaan fonem
Satuan .tf/Ii [ fali I failit' dan ~\"(/Ii [ wali I 'Iagi', Il!ia ( faja I
'fajar' dan wajll [waja I 'baja, .tidi [ fidi I 'gajah' dan ....·inca nde~e
.
I d I adalah sebagai berikuL
[ nded.e ] 'menempaa] - Ildede [ ndede I 'demikian'
[ winca I 'mencabik' masing-masing merupakan pasangan minimal.
~/(/ [ 1a I 'Iagi' - cia [ da I 'tidak'
Kontoid-kontoid [ f I dan [ w I berkontras pada pasangan-pasangan
fati dan ~mli, Ilija dan waja, fidi dan widi, serta finca dan winca. dara dara] 'Iapar' - clara [ dara ] 'burung dara'
Perbedaan atau kontras kontoid-kontoid itu mengakibatkan perbedaan ~(/ro [ ~aro ] 'meraba-raba' - daro [ daro ] 'I iar'
makna pad a tiap-tiap satuan di atas . Oleh karena itu, kontoid [ f ] .. ~/odo do?o] mohon diri' - dodo [ dodo] 'melihat ke bawah'
terbukti berstatus sebagai fonem. Lambang fonemnya adalah / f I .
Pasangan minimal lain sebagai data yang dapat memperkuat
7) Fanem / g /
keberadaan fonem I f I adalah sebagai berikut.
Satuan gadi [ gadi ] 'gading' dan kadi [ kadi ] 'gatal', gapa
furu [ furu ] 'berbunyi' -- punt [ puru ] 'membakar'
[ gapa ] 'membabi buta' dan kapa [ kapa ] 'kapal , gali [ gali ] 'sebangsa
faja [ faja ] 'fajar' -- paja [ paja ] 'Iuas atau lebr' kerang' dan kali [kali] 'kapa', gami [ gami ] 'nama sejenis bambu'
fana [ fana ] 'panas -- pana [ pana ] 'panas' dan kami [ kami ] 'jubah tipis', gu~u [ guru i 'guru' dan kuru
[ kuru] 'sangkar' masing-masing merupakan pasangan minimal. Pasangan
fico [ fico ] 'terayun-ayun' -- pica [pico] 'sebelah matanya buta'
satuan-satuan itu sarna kecuali kontoid-kontoid [ g ] dan [ k ] dan gadi
fua [ fua ] 'hancur' -- pua [ pua ] 'memeras'. dan kadi, gapa dan kapa, gali dan kali, serta gami dan kami . Akibat
perbedaan kontoid-kontoid tersebut adalah timbulnya perbedaan makna
dari tiap-tiap satuan itu. Dengan demikian , kontoid [ g ] berstatus
2.2.3.3 Fonem Afrikatif sebagai fonem. Lambang fonemnya adalah I g I.
Dalam bahasa Bima ditemukan dua fonem afrikatif, yaitu I j I Pasangan minimal lain yang dapat memperkuat keberadaan fonem
dan I c I. Kedua fonem afrikatif itu diuraikan berturut-turut di bawah I g I adalah sebagai berikut.
101. gabe [ gabe ] 'terlalu besar' -- kabe [ kabe ] 'buah pikir'
... gondo [ gondo ] 'berbulu jarang' -- kondo [ kondo ] kalung'
I) Fonem/j/ gala [ golo ] 'golok' -- kola [ kolo ] 'jenis permainan'
gili [gili] 'pulau kecil' -- kili [ kili ]' memungut'
Satuan jampa [japa ] 'mengurus' dan campa [ campa] 'menyela', gala [ gola ] 'gula' -- kola [ kola ] 'gundul'
janga [ jana I 'ayam' dan canga [ cana ] 'membelah ujungnya', jiki
[ jiki ] 'zikir' dan ciki [ ciki ] 'cukup masing-masing merupakan
pasangan minimal. Un sur tiap-tiap pasangan itu sarna, kecuali kontoid 8) Fonem / k /
[ j ] dan [ c ]. Kontoid yang berkontras itu bersifat distingtif. Jadi, Pasangan minimal kabe [ kabe ] 'buah pelir' dan gabe [gabe]
kontoid [j ] terbukti berstatus sebagai fonem dengan lambang fonemnya 'Ionggar', kali [ kali ] 'sa' dan gali [ gali ] 'sejenis kerang', kandll [
adalah I j I. kandu ] Imengandung' dan gandll [ gandu ] 'gandum' membuktikan
40 45
repa [ repa ] 'ban yak' -- lepa [Iepa] 'tunduk' palla [pana] panas' - "galll! [ nana ] 'mengayam'
rangga [ ranga ] 'jantan' -- lallsga [ lal)ga ] 'Ianglah' pi/fa [ puta ] 'memutar' - hura [buta] 'perahu'
mha mba] 'bendungan' -- laka [Iaba] 'jarang' pada [ pacla ] 'berlumur sesuatu' - mat/a [ mada ] 'madat'
dan mac/a [ mada ] 'menlah' merupakan pasangan minimal. Tiap-liap maca [ maca ] 'macan' -- ba('(l [ baca ] 'membaca'
pasangan memiliki jumlah bllnyi yang sarna serla jenis bllnyinya pun malia [mada] 'mentah' -- pmla [ pada ] 'berlumur sesualu'
sama kecuali konloid r b ] dan [ m ] pad a pasangan Imsi dan musi,
maj" [ maju ] 'menjangan' -- pajll [ paju ] 'payung'
kontoid [ b ] dan [ p ] pada bll 'a dan {Ja 'a serla konloid [ b ] dan
[ m ] pad a bada dan mada. Akibal dari perbedaan fonem-fonem yang male male] 'Iayu' -- pale [ pale ] 'mengasah'
berkonlras ilu adalah adanya perbedaan makna pada liap-liap saluan • manta [manta] 'agak lembuI' -- panta [ panla ] 'memancangkan'
ilu . Dengan demikian, konloid [ b ] lerbukli berslalus sebagai fonem.
Lambang fonem lersebul adalah I b I.
2) FOllem / n /
Pasangan minimal lain yang memperkual keberadaan fonem Saluan nipi [nipi ] 'tipis' dan dipi [ dipi ] 'tikar', !lara
/ b / adalah sebagai berikul : [ nara ] 'jenis pohon kayu' dan dara [ dara ] 'merpali', lIaru [ naru ]
bala [ bala ] 'kecelakan' -- pala pala ] 'melainkan' 'panjang' dan dam [ daru ] 'arang', /laro [ naro ] 'menghirup air dari
mulu!' dan doro [ doro ] 'gunung' masing-masing merupakan pasangan
batw [ bana ] 'angsa' -- palla [ pana ] 'tergesa-gesa'
minimal. Tiap-tiap pasangan di alas hanya dibedakan oleh konloid
bale [ bale ] 'seng' -- male [ male ] 'Iayu' [ n ] dan [ d] sehingga limbul perbedaan makna pada tiap-tiap saluan
bell' [ bele ] 'kaleng' -- male [ male ] 'pendiam' itu. Oleh karena ilU, dapal dipaslikan bahwa konloid [ n ] berslatus
sebagai fonem dengan lambang fonem I n I.
bedi [ bedi ] 'bedil -- pedi [ pedi ] 'memolong'
Pasangan minimal lain yang dapal memperkual keberadaan fonem
I n I adalah sebagai berikut.
2) Fonem / p /
fonem I n I adalah sebagai berikut.l
Satuan pado [ pado ] 'sudut' dan bado [ bado ] 'badduI', pala nahi [ nahi ] 'sirih' -- tahi [ lahi ] 'memikirkan'
[ pala ] 'memukul' dan bala [ bala ] 'kecelakaan', pana [ pana ] 'panas' naji [ naji ] 'najis' -- taji [ taji ] 'mengadu'
dan bana [ bana ]'angksa'. para [ para ] 'saling' dan bara [ bara ] nari [ nari ] 'perlahan' -- tar; [ lari ] 'membentuk'
'bara!', pila [ pila ] 'berapa', dan bila [ bila ] 'muazom, merupakan
naru [ naru ] 'panjang' -- taru [ laru ] 'awalan'
pasangan minimal. Satuan-satuan yang berpasangan lersebut dibedakan
oleh kontoid-konloid [ p ] dan [ b ]. Akibal konlras konloid [ p ] dan . nahu [ nahu ] 'takut' -- dahu [ dahu ] 'aku'
[ b ] dari liap-tiap pasangan di alas adalah adanya perbedaan makna.
Oleh karena ilu, konloid [ p ] terbukti berslalus sebagai fonem.
Lambang fonemnya adalah I p I. 3) Fonem / ?/
Pasangan minimal lain yang dapat memperkuat keberadaan fonem Satuan a!Ji [alJi] 'angin' dan aki [ aki ] 'permata', anga
/ p / adalah sebagai berikut. [ ana] 'membuka lebar-lebar' dan ara [ ara ] 'di sini', c;!Ji [cigi]
'kemalu-maluan' dan ciwi [ ciwi ] 'sembi lan', canga [ cana ] 'membelah
pala pala 'melainkan' - halo [ bala ] 'kecelakaan' ujungnya' dan cada [ cada ] 'parang' masing-masing merupakan
pedi pedi 'memolong - bedi [bedi ] 'bedil' pasangan minimal. Pasangan minimal ilu membuklikan kontoid [ n ]
berslatus sebagai fonem lam bang fonem I !) I.
48 37
Pasangan minimal lain yang dapat menunjang keberadaan fonem DIAGRAM FONEM VOKAL BAHASA BIMA
I 9 I adalah sebagai berikut.
- - . -' ....
- - .. _-&r .....
IIgari [ ?ari ] 'menggali' -- cari [ cari ] 'keluarkan' Ilgam [ !Jara 1 'bebek'
Posisi Lidah ion: ' Oepan Pusat Selakang
-- cara [ cam ] 'cara' Ilgam [ !laro ] 'ke sana kemari' -- cara I _.... I..
[ caro ] 'gegabah' Ilgari [ 9ari ] 'menggali' -- jari [ jari 1 'jari tangan'. , . -..~
h. ..... ~ f· ., . f'
- .i... , ....-~lr l
. .-
,
F- I
Tinggi • I
, U
.~
; !'":~".:J
4) Fonem I ,i I
.
Sedang
;, . 1
e
.
,
0
• ;.J,-,~ or
Fonem vokal I u I dalum bahasa Bima memiliki dua alovon, yaitu Satuan awe [ awe] 'memanggil dengan melambaikafl tangan' dan
[ u 1 dan [ U ]. Fonem I u I dapat dibuktikan keberadaannya dengan -allle [ arne] 'makan', \-... enFa I \IEnta } 'tangguk (terbuat dari anyaman
merapkan prinsip pasangan minimal. benang)' dan menta [mEnta] 'keripik beras', widi [ widi ] 'memilih' dan
Inidi [ midi] 'diam', wiri [wiri] 'memutar' dam mir; [ miri ] 'terhuyung-
Satuan bahu [ babu ] 'pembantu' dan saluan babo '[ baba ] 'ayah',
huyung' merupakan pasangan minimal yang membuktikan bunyi kontoid
akll ( aku ] 'ukur' dan (Ike) r
ako ] 'akur'membuktikan vokoid [ u ]
[ w ] berstatus sebagai fonem dengan lambang fonemnya I w I .
berstatus sebagai fonem karena vokoid ilu berada dalum pasangan
minimal. Lambang fonemnya adalah I u I .
Pasangan minimal lain yang dapat menunjang keberadaan fonem 2) Fonem Semikonsonan I y I
vokal I u I adalah sebagai berikut. Kontoid [ y ] dalam bahasa Bima merupakan fonem. Lambang
dapu [ dapu ] 'dadu' -- dade [ dade] , panggilan ibu untuk golongan fonem itu adalah I y I. Keberadaan fonem itu dapat dibuktikan dengan
bangsawan'; pasangan minimal berikut.
daru [ daru ] 'orang' -- daro [ daro ] 'liar'; Satuan kabaya [ kabaya ] 'kebaya' dan kabata [kabata]
'mencatat', ampoya [ ampoya ] 'baru saja' dan amposa [ amposa ] 'tidak
dOlltu [ d::mtu ] 'tua di pohon' -- don to [ d:Jnto ] 'Iuntur';
demikian' masing-masing merupakan pasangan minimal. Pasangan-
dundu [ dUndu ] 'punggung parang' -- dunde [ dUnde ] 'tegang'. satuan di atas hanya dibedakan oleh kontoid [ y ] dan [ t ] pada satuan
Vokoid [ u ] bentuknya mirip dengan vokoid [ U ]. Dalam bahasa kabaya dan kabata, serta kontoid [ y ] dan [ s ] dalam ampoya dan
Bima ternyata vokoid-vokoid [ u ] dan [ U ] berada dalam distribusi amposa. Akibat dari kontras kontoid-kontoid itu adalah terjadinya
komplementer. Vokoid [ u ] selalu menempati posisi suku kata terbuka. perbedaan makna dalam tiap-tiap satuan tersebut.
Hal itu terlihat dalam data berikut.
Satuan dompl/ [ d:Jmpu ] 'nama kabupaten di NTB', duwa
[ duwa ] 'merengek-rengek', duha [ duha] 'rasa nyeri', kangodu [ kanodu
] 'menindahkan', dan rawu [ rawu ] 'sulang asap' menunjukkan posisi
vokoid [ u ] ada pada suku kata terbuka. Akan tetapi, vokoid [ u ]
selalu menempati posisi suku kat a tertutup. Hal itu terlihat dalam data
berikut. Satuan karumpa [ karumpa ] 'terompah', kafldufldu [kandUndu]
'deret-deretan', Junta [fUnta] 'keruh', dumpu [dUmpu ] 'tumpul',
clllnpu [ cUmpu ] 'campur tangan', Juntu [ fUntu ] 'bintang sakti', dan
bungke [ bU9ke ] 'berbuka puasa' menunjukkan posisi vokoid [ u ]
selalu berada pada suku kata tertutup. Oleh karena itu, dapat dipastikan
bahwa vokoid-vokoid [ u ] dan [ U ] hanya variasi dari sebuah fonem.
Fonem itu adalah I u I .
50 35
DIAGRAM FONEM KONSONAN BAHASA BIMA [ dutu 1 'tegak' membuktikan vokoid [ 0 1 berada dalam pasangan
minimal. Oleh karena itu, vokoid [ 0 1 merupakan fonem vokal.
~
..
Lambang fonem vokal itu adalah 1 0 I.
BL LD AD AA AP FP DV GL
Pasangan minimal lain yang membuktikan keberadaan fonem
~
I vokal 1 0 1 adalah sebagai berikut.
,
ampo ampo 'kemudian' -- ampe [ ampe ] 'menyampirkan':
Hambat Bs b b* d d* g
ampo ampo 'mengatur' -- ali [ ati ] 'alang-alang':
(Letupan) TBs p t k 'J
r
bago [ bago 1 'sub berbohong' -- bage [ bage 1 'membagi':
Bs hilo [ bilo 1 'membual' -- hila [ bila 1 'muazim'.
Frikatif
(Geser) TBs f s h Vokoid [ 0 1bentuknya hampir sarna dengan vokoid [ ::l ]. Dalam
bahasa Bima ternyata vokoid-vokoid [ 0 ] dan [ ::l ] berada dalam
Bs J distribusi yang komplementer. Vokoid [ 0 ] selalu berada pada suku
Afrikalif kata terbuka. Posisi vokoid itu dapat dibuktikan dalam satuan-satuan
TBs [e] [R] berikut. Satuan jago [ jago ] 'jagung', jallgko [ ja')ko ] 'makan yang
,
- 1..1.& L
I) Distribusi Vakili I i I
4) FOllem Vakal I a I
Posisi Awal f: : Posisi Tengah Posisi Akhir
Fonem vokal I 0 I dalam bahasa Bima memiliki dua buah alofon.
Alofon itu adalah [ 0 ] dan [ => ]. Fonem vokal I 0 I dapat dibuktikan ica I ica I 'satu' jarimpi I jarimpi I kilceli I kaceli I '
keberadaannya dengan menggunakan prinsip pasangan minimal.
'dinding' merasa sedih'
Satuan bago [ b~go ] 'suka berbohong' dan satuan bage jiki I jiki 'zikir'
ipa I ipa I 'seberang' jima I jima 'gelang'
[ bage ] 'membagi' satuan doro [ doro ] 'gunu~g' dan satuan dare
[ dore ] 'bukit', satuan datu [ dotu ] 'memotong dahan' dan satuan dutu inta I inta I 'intan' jido I jido 'Iemas' jibi I jibi I 'tubuh besar'
52 33
ira I ira I 'seruan jil1ta I jinta I jllki I juki saling bertukar) . Dengan demikian. vokoid-vokod [ i 1 dan [ I 1 heJnya
kesakitan' 'jinta 'joki' alofon dari sebuah fonem. Fonem yang dimaksud adalah I i I.
ill'a I iwa I 'ternan' klllltiri I kantiri I kapi I bpi I 2) FOllem Vokal / e /
meluruskanl 'mengikat' Fonem vokal I e I dalam bah as a Bima memiliki doa variasi bentuk
2) DistribLtsi Vokal / e I at au alofon. Alofin yang dimaksud adalah [ e 1 dan [ E ]. Fonem
I e I dapat dibuktikan dengan menggunakan pasangna minimal.
Posisi Awal Posisi Tengah Posisi Akhir
Satuan bage [ bage ] , membagi' dan bago [ bago 1 'suka
edera I edera I 'jangan' esel1e I esene I 'Se ese I ese I
berbohong', satuan £lore [ dore ] 'bukit', dan doro [ doro 1 'gunung'
nin' 'atas'
masing-masing dibedakan oleh vokoid-vokoid [ e ] dan [ 0 ] yang
ede I ede I 'sangat' fenta I fenta I fele I fele I mengakibatkan makna tiap-tiap satuan itu berbeda. Dengan demikian,
'sisik' . 'film' vokoid [ e ] terbukti berstatus sebagai fonem dengan lambang I e I
empa I empa I 'mem esetia I esetia I fare I fare I
bantah' 'ikhtisar' 'padi' Pasangan minimal lain yang memperkuat keberadaan fonem
vokal I e I adalah sebagai berikut.
engko I e!)ko I 'mu- feli I feli I 'nama fore I fore I 'me
fakat' 'pohon' ngepal' kacike [kacike] 'mengusir anjing' -- kacika [ kacika ] 'penuhkan'
eko I eko I'melilit' ededu I edudu I eme I erne I 'daya' kacampe [ kacampe ] 'penuh sesak' -- kacampo [ kacampo ] 'menyatakan';
'biarkan'
kacake [ kacake ] 'kecil mungil' -- kaca.ka [ kacaka ] 'kena dengan
tepat';
3) Distribui Vokal / a / longge [Iol}gee] 'Iembaran daun padi' -- longga [ loryga ] 'kijang
yang tinggi dalam dongeng';
Posisi Awal Posisi Tengah Posisi Akhir
Loke [ loke ] 'mengupas' -- Loki [ loki ] 'pantat'.
ali I ali I 'alif amana I amana I ama I ama I 'aman' Vokoid [ e ] bentuknya mirip dengan vokoid [ E ]. Vokoid-vokoid
'amanat' itu berada dalam distribusi komplementer. Vokoid' [ e ] selalu berada
alo I ala 'mem- aLama I alama ' amana I amana I pada suku kata terbuka. Posisi vokoid itu dapat dibuktikan dalam
basuh piring' 'alamat' 'amanat' satuan-satuan berikut. Satuan bage [ bage ] 'membagi', eme [ erne]
'daya', ake [ake] 'ini', ele [ele] 'timur' menunjukkan posisi vokoid
amba I amba I 'pa- alamarahu I alama- ipa I ipa 'sebesar'
I e I ada pada suku kata terbuka. Akan tetapi, vokoid [ E ] dalam
rahul 'almarhum' rang'
bahasa Bima selalu menempati posisi suku kata tertutup . Hal itu dapat
ama lama I'aman' alamari lalmari I amba I amba I 'men' dibuktikan pada satuan-satuan beri kut. Satuan gendi [ gEndi ] 'pel ipis',
'almari' juar engko [ Enko ] 'mufakat, empe [ Empe ] 'menyembunyikan', empa
[ Empa ] , menambah (dalam hal tukar-tambah)', ende [Ende], 'di-
ampu I ampu I 'pe- anggara I angara I ara I ara I 'sini'
pelihara sejak kecil, ende [ Endo ] 'berlenggak-Ienggok', Jenta [tEnta ]
nuh' 'anggaran'
32 53
Bima yokoid-vokoid itu berada dalam distribusi komplementer. Vokoid Posisi Awal Posisi Tengah Posisi Akhir
[ i ] selalu berada dalam suku terbuka. Posisi bunyi itu dapat dibuktikan
pada satuan-satuan berikut. Satuan iti [ iti ] 'otak', iri [ iri ] 'merembes', obe lobe 1 'obeng' padoli / padoli ponggo 1 PO!)go
ibara [ ibara ] 'ibarat', jibi [jibi] 'besar sekali (tubuhnya)' , jenali 'kikir' 'kepak'
[ jenali ] 'camat' , ali [ ali ] 'alif (huruf pertama bah as a Arab)" amposi oci / oei 'eepat' padoma / pedoma / ponco 1 ponco 1
[ amposi ] 'saya kira demikian' menunjukkan posisi bunyi [ i ] ada 'pedoman' 'porno'
pada suku kata terbuka. Akan tetapi, bunyi / I 1 dalam bahasa Bima
oha 1 oha 1 'nasi' pompo 1 pompo 1 poco 1 poco / 'cu-
selalu menempati posisi suku kata tertutup. Hal itu dapat dibuktikan
pada satuan-satuan berikut. Satuan imba [ imba ] 'meniru ucapan', inci 'menggendong' mi-eumi'
[ Inci ] 'menyingsing', indo [ Indo 1 'tidak', jimba [jlmba ] 'biri-biri', pompa 1 pompo
ohu / ohu 1 'bunyi padona 1 padona
I jinta [ jlnta ] 'jintaa', dingga [ dl!}ga ] 'hamba sahaya di dalam istana
batuk' 'panjang' 'menggendong'
sultan Bima dahulu', kalimbatu [ kallmbatu ] 'berkelamin (khusus untuk
serangga)', kalimbi [kallmbi] 'jenis serangga air' dan kangginda
[ kanglnda ] 'bergoyang (terutama untuk sesuatu yang besar seperti
rumah dan ranah), memperlihatkan posisi bunyi [ I ] berada pada suku
kata tertutup.
Dengan memperhatikan keberadaan posisi bunyi [ i ] dan [ I ]
dalam bahasa Bima, ternyata posisinya saling melengkapi (tidak pernah
54 31
TABEL DISTRIBUSI FONEM VOKAL BAHASA BIMA , Unsur-unsur segmental bahasa. secara hierarkis dari yang paling
besar hingga ke bagian yang paling kecil adalah sebagai berikut.
Posisi Wacana (yang dapat berwujud almea. rangkaian alinea yang membentuk
Fonem Vokal satu kesatua. bab. suatu karangan utuh), kalimat. klausa, fasa. kata.
Awal Tengah Akhir morfem, suku kata, dan fonem.
I i I ... t,.; t • Urutan di atas sekaligus menyatakan bahwa sebuah wacana dapt
" + + +
}
. dibagi atas wacana yang lebih kecil berturut-turut; karangan utuh dapat
I e/ + + + dibagi at as bab-bab; bab dapat dibagi atas alinea-alinea; alinea dibagi
I a I . + + + atas kalimat-kalimat; kalimat di bagi atas klausa-klausa; klausa dibagi
I u I 'I + + +
at as frasa-frasa; frasa dibagi atas kata-kata; kata di bagi atas morfem,
morfem dibagi atas suku kata; dan suku kata dibagi at as fonem-fonem.
101 + + + Contoh fonem segmental bahasa Bima adalah berupa fonem vokal.
fonem konsonan, diftong, dan fonem semikonsonan yang akan dipaparkan
dalam uraian tersendiri.
Keterangan
Unsur suprasegmental terdiri at as intonasi (turun naiknya arus
+ = ada ujaran), nada (tinggi rendahnya arus ujaran), durasi (panjang pendeknya
atau lama waktu yang diperlukan untuk mengucapkan tiap-tiap segmen).
= tidak ada
Berdasarkan data yang ada ternyata bahasa Bima mengenal bunyi-bunyi
suprasegmental. Akan tetapi, bunyi-bunyi itu belum ada yang memiliki
2.2.4.2 Distribusi Fonem Konsonan identitas sebagai fonem sebab bunyi-bunyi itu tidak membedakan
makna. Contoh unsur-unsur suprasegmental bahasa Bima adalah berupa
Sesuai dengan pengamatan, fonem konsonan bahasa Bima berjumlah intonasi, nada, dan durasi.
dua puluh buah. Fonem-fonem itu adalah sebagai berikut I b, p, b, d,
t, ~, g, k, ?, s, h, f, j, c. r, I, m, n. n. n/.
2.2.2 Fonem Vokal
Untuk mengetahui \engkap atau tidaknya distribusi fonem-fonem
Berdasarkan anal isis data bahasa Bima, ditemukan lima buah
konsonan tersebut, dapat dilihat dalam distribusi di bawah ini.
fonem vokal, yaitu dua bua.h fonem vokal depan (/ i I dan I el ), satu
buah fonem vokal pusat ( I a I ), dan dua buah fonem vokal belakang
( I u I dan I 0 I )
1) Distribusi Konsonan / b /
Dari analisis terhadap kelima fonem vokal itu, hanya fonem vokal
Posisi Awal Posisi Tengah Posisi Akhir
I a I yang tidak memiliki variasi bentuk at au alofon. Kelima fonem
bada I bada I 'badak' kabata I kabatal vokal itu dibicarakan dalam uraian berikut.
'mencatat'
I) Fonem Vokal / i /
baki I baki I 'talam; kabebu I kabebu I -
'terlalu kendur' Fonem vokal I i I dalam bahasa Bima memiliki dua alofon, yaitu
~
30 55
menunjukkan posisi bunyi [ i] ada pad a suku kata terbuka. Akan tetapi, bafllli / balacu / /"(/J11ba / ramba /
bunyi [ I ] dalam bahasa Bima selalu menemQati posisi suka kata 'belacu' 'mengasah'
tertutup. Ha.l itu dapat dibuktikan pada satuall-satuan berikut.
bOlla / bana / 'an gsa' rambll1l1ll / rambut-
Satuan jimba [ jlmba ] 'biri-biri, jinta [ jlnta] 'jintaa], dinga an / 'rambutan'
[ dlngga ] 'hamba sahaya di dalam istana sultan Bima dahulu', inci
[ Inci ] 'menghirup dihidung', kalimbatu [ kallmbatu ] 'jenis serangga bam/! / bante / 'mem ribu / ribu / 'meng
air', dan kangginda [ kanglnda ] 'bergoyang (terutama untuk sesuatu bantai' gelepar'
yang besar seperti rumah dan ranah) 'memperlihatkan posisi bunyi
[ I ] berada pada suku kata tertutup. Dengan memperhatikan keberadaan 2) Disrrihusi KOJ1soJ1an / p /
posisi bunyi [ i ] dan [ I ], dalam bahasa Bima temyata posisinya pad a
Posisi Awal Posisi Tengah Posisi Akhir
suku kata tertutup dan bunyi [ I ] tidak pernah menempati posisi pada
suku kata terbuka. Oleh karena itu, kedua bunyi itu [ i ] dan [ I ] pada / pada / 'ber- pompo / pompo /
berada dalam distribusi yang komplementer. Dengan demikian, bunyi lumur sesuatu' 'menggendong'
[ i ] dan [ I ] hanyalah sebuah fonem at au bunyi [ i ] dan [ I ] merupakan
pala / pala 'tetapi' pompa / pompa /
variasi sebuah fonem. Variasi fonem itu disebut alofon . Dalam hal ini,
'pompa'
salah satu alofon itu, yaitu / i / dipakai lambang fonemnya dengan
alofon-alofonnya yaitu [ i ] dan [ I ]. palana / pal ana / pupu / pupu / 'ba-
'pelana' dak'
Prinsip-prinsip penentuan di atas bersumber dari Samsuri (1980:
131--133). Kedua prinsip itulah yang dipakai sebagai prinsip utama palawu / palawu / popo / popo / 'me-
dalam penentuan fonem-fonem bahasa Bima. Namun, bila kedua prinsip 'turi' mungut'
itu tidak dapat membedah data kebahasaan yang ada dalam bahasa pallatu / panatu / sapa / sapa 'lang-
Bima, tidak tertutup kemungkinan untuk menerapkan prinsip lain 'penatu' kah'
selama prinsip tersebut masih relevan.
3) Distribusi Konsonan / b /
2.2.1 Fonem Segmental dan Fonem Suprasegmental
Bahasa sebagai alat komunikasi an tara anggota masyarakat terdiri Posisi Awal Posisi Tengah Posisi Akhir
atas dua bagian besar, yaitu bent uk (arus ujaran) dan maklla (isi).
Bentuk bahasa merupakan bagian dari bahasa yang dapat diserap bune / bune / 'seperti' dabea / dabea /
pancaindra dengan cara mendengar atau dengan cara membaca. Bentuk
bahasa itu dibagi atas dua bagian, yaitu jonem segmental dan jOllem 'jahat'
sllprasegmental. habu / habu / 'han tam'
bunga / bU,9a / 'bunga
Fonem segmental adalah bagian bentuk bahasa yang dapat dibagi
atas bagian atau segmen yang lebih kecil., sedangkan fonem suprasegmental buri / buri / 'beng- hebi / hebi / 'memanjat' -
adalah bagian bentuk bahasa yang kehadirannya tergantung pada unsur-
busi / busi / 'dingin kaba / kaba / 'ukuran
unsur segmental.
56 29
be rat' Contoh:
~tltll I butu! 'atap' kalmlw I kabaho I 'upih - c~~-, kabaCll [ kabanca 1 'mengejek'
pinang' kewzggilllill [ keanginda ] 'bergoyang'
tahll I tahu 'tahu' keto I keto I'ekor' Bunyi [ i ] dalam bahasa Bima selalu berada pada suku kata
terbuka. Bunyi itu dapat kita buktikan keberadaannya pada satuan-
taji I taji 'mengadu' mate I mate I 'tua' satuan berikut. Satuan jibi [ jibi ] 'besar sekali (tubuhnya)', jenali
taki I taki 'tugas' pita I pita! 'menin- [ jenali ] 'camat', ali [ ali] 'alif (huruf pertama dalam bahasa Arab)'.
amposi [ amposi ] 'saya kira demikian', banti [ banti ] 'kantong dari
dih' anyaman daun pandan atau lontar', bari [ bari] 'tanda vokal dalam
tulisan Arab', bigo [ bigo ] 'suka berbohong', dani [ dani ] 'setengah
matang (khusus untuk buah-buahan)" dan dampi [ dampi ] 'berdampingan'
28 57
Dalam bahasa Bima selain ditemukan bunyi segmental, juga Posisi Awal Posisi Tengah Posisi Akhir
ditemukan bunyi suprasegmental yang hanya dapat didengar dalam gabe / gabe / 'Ionggar' langga / langa /
bahasa lisan dan tidak dapat dilambangkan dengan huruf. Bunyi 'Iangkah'
suprasegmental yang ditemukan dalam bahasa Bima hanya berupa
pemanjangan bunyi dan tekanan. Pemanjangan bunyi ini hanya timbul gade / gade / 'menggadai-lenggo / le9go /
pada beberapa kata saja dan terletak pada akhir kata. kan' 'tinggi'
Contoh : gadu / gadu / 'gedung' panggu / pa9gu / 'ja-
sao [ so: ] 'areal' tuh sakiI'
karuu kru : ] 'guntur' gaja / gaja / 'gajah' pingga / pi!)ga / 'pinga / 'pi-
sarao saro: [ 'biliklkamar' ring'
Dalam bahasa Bima tekanan suara umumnya jatuh pad a suku kedua gala / gala / 'galah' rangga / ra9ga / 'jan- -
dari belakang.
tan'
58 27
PETA BUNYI KONTOID BAHASA BIMA s{!(a/"{/ / safara / 'se- isi lSI 'isi'
~.
marak'
~ '
c
saw / saka / 'gula pa- husu / busu / 'melem- -
BL LD AD AA AP FP DV GL sir' bung'
_ L:: .- -
III II (
II) Distribusi Konsonan / h /
Letusl Bs [hl 11,J1 [tl] I~J [g) In Posisi Awal Posisi Tengah Posisi Akhir
Stop TBs [p) [t] [k) hahe I habe I 'berita' kahampa ' kahampa
'memberi batas'
Bs
Frikati hadi / hadi / 'menggem- kahawa / kahawa /
TBs [s) [hi [0)
birakan' 'kapi'
Bs L
U] [R) hado I hada / 'bergayang' kahi / kahi / 'terserah'
f\frikatif
TBs [e) [R] haja / haja / 'hajat' kakah i / kakahi / 'me-
ngeluarkan dahak'
Bs [r) [L]
Getar haji / haji / 'haji' kalahi / kalahi / 'me-
TBs nyatakan'
Bs [I]
Lateral 12) Distribusi Konsonan / f /
Posisi Awal Posisi Tengah Posisi Akhir
TBs
c
faku / faku / 'kerinting' kafiki / kafiki / 'me-
Bs [m] [n] [n micingkan mata'
faha / faha / 'mengerti' fafa / fafa / 'menawar'
•
., ;
, fali / fali 'rugi' kafui / kafui / 'ber-
l: , siu\'
famfa / famfa / Iing- lafa / lafa 'ucapan'
Catatan lung'
[ b ]* = implosif fana / fana / panas' rnafaka / mafaka / 'mu--
[ d [* = implosif fakat'
60 25
Posisi tengah anjo [ anjo ] 'bagian depan perahu layar' laJa I lafa ' ucapan' saJola I safola I
garanji [ garanji ] 'keranjang panjang dari 'terbuka'
bambu'
laci I laci I 'Iaci' pela I pela I 'datar'
(28) Bunyi Gugus [ llc ]
laja I laja 'jarak' Jali / fali I 'rugi'
Posisi awal nyconggo [ I1COl)go ] 'hutang'
laja / laja I 'jarak' Jali I fali I 'rugi'
nycongge [ 'OcoJ)ge ] 'tertancap'
nycangga [ ncal)ga ] 'tidak rata' lako I lako / 'anjing' pela I pela I 'alias'
Posisi tengah monyca L monca ] 'kuning'
wonyca [ wonca ] 'baku!' 17) Distribusi Konsonan / m /
numyca [ maoca ] 'babi'
Posisi Awal Posisi Tengah Posisi Akhir
(29) Bunyi Gugus [ 9g ]
maci / maci 'manis' nempa I nempa I 'me-
Posisi awal nggamba [ "lgamba ] 'berkilau'
• nggalo [I)galo ] 'berburu' nambal'
nggali [ I)gali ] 'mahal' mada / mada I 'menah' l1embi Inembi I 'memanjat
nggamu [ I)gamu ] 'kolor' maja / maja I 'malu' pompa I pompa!
Posisi tengah hengge [ hEl)ge ] 'deman' 'menggendong'
he ngga [ hEl)ga ] 'membuka'
maki I maki 'Ietih' pamali I pamali I
henggo [ hE!)ga ] 'membuka'
henggo [ hE~o ] 'men.gelak' 'pantangan'
male / male 'Iayu' pompa / pompa / 'pompa' -
62 23
brak' 'kerut'
22 63
I
raso raso J 'besih' Jenis Konsonan
(13) Bunyi Kontoid n J Awal Tengah Akhir
Posisi awal nadu [ nadu J 'bayam' w + + -
nafsu [ nafasu ] 'nafsu' y -
,
+
, . - Jh
. J
Posisi tengah mbana [ mbana J 'pucat' 2.2.5 Diftong
mbullta [ mbunta J 'berbunga' Diftong adalah urutan dua atau lebih vokoid yang tidak menunjukkan
mella [ mena ] 'semua' adanya gejala hamzah . Namun, salah satu dari vokoid itu berkurang
sonoritasnya, bahkan mengarah ke nonvokoid (Parera, 1983:20).
melle [ mene J 'membentuk seperti ikan teri'
Dari definisi di atas, dapat dirinci ciri diftong sebagai berikut.
14) Bunyi Kontoid [ c ]
I) urutan dua atau lebih vokoid;
Posisi awal campo campo] 'campur' 2) tidak ada hamzah di antara vokoid itu;
campa campa] 'menyela'
66 19
3) sonoritas dari salah satu vokoid itu berkurang, bahkan mengarah ke eti [ eti ] 'memanaskan dengan air'
nonvokoid:
moli [ mati ] 'I.wl'
4) diftong dalam pola persukuan tidak dapat dipisahkan (deret vokoid
itu berada dalam suku kata yang sarna). (8) Bunyi Kontoid [ d ]
Posisi awal daci [ dadi ] 'timbangan'
Berdasarkan penelitian. bahasa Bima memiliki lima buah diftong,
yaitu. I au I, I ai I, I oi I, I ou I. dan I ui I . dadu dadu 'dadu'
dahll r dahu 'takut'
jom!JlIla [ jambuta J 'bersama-sama' I oi I. Berdasarkan pengamatan terhadap pengucapan bunyi itu, ternyata
jumba! [ jamba 1 'jambaan' oi dapat digabungkan ke dalam diftong . Deret bunyi vokal itu berada
dalam satu suku kata dan tidak dapat dipisahkan menjadi to-i .
(5) Bunyi Kontoid [ f ]
Data lain yang menunjukkan keberadaan diftong I oi I adalah
Posisi awal fare [ fare ] 'padi' sebagai berikut.
fori [fari J 'hantam' I110i [ntoiy] 'kuno'
fali [ fati ] , memotong dengan parang' oi [ oiy ] 'air'
Jeka [ feka ] 'pucat pasi' rai roiy ] 'memuji'
Jaja [ fakja ] 'fajar'
Posisi tengah ufi [ ufi ] 'meniup'
4) Diftollg / OU /
ufa [ ufa ] 'mengupah'
Satuan cou [ cou ] 'siapa' memperlihatkan deret vokal I ou I.
(afinga [ tafina ] 'terbuka lebar' (untuk mulu!) Deretan vokal yang berada dalam satu suku kata tersebut tidak dapat
(afongo [ tafona J 'terbuka lebar' ~untuk pantat) dipisahkan menjadi co-o. Dengan demikian , I ou I dalam bahasa Bima
merupakan diftong.
(6) Bunyi Kontoid [ w J
Data lain yang menunjukkan keberadaan diftong I ou I adalah
Posisi awal woke [ wwoke J 'pusat' sebagai berikut.
wole [ wole ] 'pasak' dou [ couw ] 'orang'
wI/Ie [ wule ] 'naik' bou [ bouw ] 'baru'
wuntu [ wuntu J 'penuh' ou [ ouw ] 'memanggil'
Posisi tengah iwu [ iwu ] 'mengaku'
hawi [ hawi ] 'kail' 5) Diftong / ui /
hawo [ hawo ] 'raungan' Satuan kucui [ kacui ] 'burung kepodang' memperlihatkan deret
ewu [ ewu ] 'menerbangkan' vokal I ui I. Deret vokal I ui I dalam satuan kaeui berada dalam satu
suku kata dan tidak dapat dipisahkan menjadi eu dan i (eu-i). Dengan
(7) Bunyi Kontoid [ t] demikian, lui I dalam bahasa Bima berstatus sebagai diftong.
Posisi awal toko [ toko ] 'toko' Data lain yang menunjukkan keberadaan diftong I ui I adalah
tabe [ tabe ] 'belanga' sebagai berikut.
tabi [ tabi ] 'menimbang-nimbang' bui [ buiy ] 'penjara'
(I) kontoid bersuara dan tak bersuara, oral dan nasal; i-iga / inga / 'bantu'
i-ti / iti / 'otak'
(2) kontoid yang mengalami hambatan pada saat udara keluar dari
paru-paru baik secara sepenuhnya, sebagian, bergeser, bergetar, i-si / isi / 'biji'
berbelok ; i-ri / iri / 'merembes'
(3) kontoid yang dibedakan berdasarkan kerja sarna antara artikulasi a --- a-ngi / a!}i / 'angin'
dan titik artikulasi (Budiasa dkk, 1990: 22) . a-rna / ama / 'ayah'
Selanjutnya, kontoid bahasa Bima dapat dilihat pada daftar a-na / ana 'anak'
bcrikut. a-ha / aha / 'minggu'
( I) Bunyi Kontoid [ p ] a-w-si / akasi / 'bergaya'
Posisi awal poro [ poro J 'pendek' u--- u-di / udi / 'biawak'
70 15
u-dll / udu / 'menumpuk' Berdasarkan ciri-ciri yang telah disebutkan di atas. bunyi-bllll yi
u-ji I ufi / 'meniup' vokoid bahasa Bima dapat diuraikan sebagai berikut:
u-ra / ura / 'hlljan' depan. tinggi. takbundar:
u-pa / upa / 'empat' depan, tinggi, terbuka. takbundar:
Q -- o-ma / oma / 'Iadang'
e ] depan. sedang. tertutup, takbundar;
o-te / ote / 'terpental'
E ] depall , sedang, terbuka, takbundar;
o-ro / oro / 'menghanyutkan'
o-ri / ori / 'paman ' a ] pusat, rendah, takbundar:
nga-Q / ngaco / 'kucing' [ 0 ] belakang, sedang. tertutup. bundar;
-- ~-da / eda / 'melihat' ::J ] belakang, sedang, terbuka, bundar;
e-de /ede / 'itu'
u 1 belakang, tinggi , bundar;
e- edi / ededu / 'biarkanlah'
U ] belakang, tinggi, terbuka, bundar.
e-di / edi / 'kaki'
bu-e / bue / 'kacang panjang'
PETA BUNYI VOKOID BAHASA BIMA
Oalam bahasa Bima tidak ditemukan struktur pola persukuan dari
fonem vokal / a /.
Untuk itu , sesuai dengan penelitian ini fonem r· .~
vokal / a/
bukan sebagai suku kata. I , Deran '.
Pu sat I
Pusat
2. Pola KV U
Pola KV adalah pola suku kata yang terdiri atas deretan fonem II Tak Bundar Bundar Tak Bundar Bundar Tak Bundar BundaI'
konsonan dan vokal .
,
Contoh : T i - - -. - u
ka-ro-to / karoto / 'kerongkongan' T- Tb - - - - U
I .. -
S - - - - - -
di-ba / diba / 'menimbun'
R-Tb E - - - - ~
i-si / isi / 'biji'
R-Tt - - - - - -
3. Pola KVK.
R - - a - - -
Pola KKV adalah pola suku kata yang struktur fonemiknya terdiri
atas konsonan, konsonan, dan vokal.
Contoh: - \ -;:-,.- ,. i I
mba -ju / mbaju / 'menumbuk'
14 7]
(7) Bunyi Yokoid [ U ]
nda-da / ndada / 'jahat'
Posisi awal " tlII/IJ/I UIllPU 'siput' / ntara / 'hintang'
Illll-/'{/
tundll [tUndu ] 'memanggil' Pola 112 KY adalah suku kata yang struktur fonemiknya terdiri
atas fonem semikonsonan (disingkat 1/2 K) dan fonem vokal.
Posisi akhir
Contoh :
(8) Bunyi Yokoid [ 0 ]
i-wa / iwa / 'sanak keluarga'
Posisi awal 010 [ oto ] 'mengantar' wa-ca / waca / 'mencuci'
Posisi awal inc/o [ Indo] 'tidak' Oalam bahasa Bima ditemukan lima buah fonem vokal. yaitu dun
buah fonem vokal depan I i I dan lei. sebuah fon em vokal pusa!
1I1('f [Inci] 'menyingsingkan' I a I dan dua buah fonem vokal belakang I u I dan I 0 I. Oari kelima
imhi [ imbi ] 'pereaya' fonem vokal tersebu,t hanya fonem vokal I aJ yang tidak mempunyai
anggota fonem (alofon). Fonem vokal [ i ] dengan aJofon [ i ] dan ....
Posisi tengah kinggi [ kI9i ] 'kelingkung' [ I ]. I e I alofonnya [ e ] dan [ E ], fonem vokal I 0 I alofonnya
lingga [ ilnga ] 'bantal' [ 0 ] dan [ ::> ] , dan fonelll vokal I u / alofonnya [ u ] dan
[ U ]. Fonem konsonan ditemukan 20 buah . Fonem-fonem itu adalnh
sinci [sInco ] 'einein'
I b I, I P I , I 9 I I d I, I t I, I d I, / g I, I k I, / ? I, I s I,
Posisi akhir I h I, I f I, I j I, I e I, I r I , I I I, I m i, I n I, I n I, I n I. di samping
0) Bunyi Vokloid [ e ] itu, terdapat dua buah fonem semokonso nan , yaitu fonem I w I dan
I y I,
Posi si awal eda [ eda ] 'melihat'
Diftong dalam bahasa Bima berjumlah lima buah. KeJima buah
eee [ eee ] 'ketip' diftong tersebut adalah I au I, I ai I oi I, I ou I, I ui I .
eda [ ede ] 'itu'
Kelima buah fonem fokal tergolong memiliki distribusi yang
Posisi tengah bahende [babende ] 'generasi ketiga lengkap, yaitu dalam posisi awal, tengah, dan akhir. sedangkan pada
di atas kakek' fonem konsonan semuanya berdistribusi tidak lengkap, at au hanya dapat
baleda baleda 'bcrgaya sibuk' menduduki posisi awal dan tengah. Demikian juga distribusi fonem
semikonsonan I w I dan I y I.
kacem kaeero 'nama sebangsa unggas'
Pola persukuan dalam bahasa Bimatergolong sangat sederhana
Posisi akhir bale [ bale ] 'kaleng'
karena hanya memiliki pola persukuan sebanyak empat pola suku kata,
bake [ bake] 'pangkal kayu' yaitu pola (V) (KV), (KVK), dan (112 KV). Konsonan tidak pernah
bahe [ bahe ] 'menyeruduk' terdapat dalam penutup suku kata. ~Dengan demikian, bahasa Bima
(4) Bunyi Vokoid [ E ] tergolong bahasa vokalis.
eflf!ko [ Enko J 'mufakat' Penelitian fonologi bahasa Bima Inl merupakan penelitian
74 11
pelldahuluall karena penelitian secara khusus terhadap fonologi belum manusi a sehingga jenis gerakan-gerakan alat ueap dalam menghasilka.ll
pernah dilakukan orang. Dalam penelitian in i, pene liti lebih banyak bunyi bahasa dibicarakan pula dalam fonetik . Dengan demikian, fonetik
mt' ngandalkan pengamatan dengan pcndcngaran scmata. Oleh karena adalah ilmu yil ng me mpdajari bunyi-bullyi hahasa yang dihasilkall oleh
itu, sudah telltu banyak kekurallgan atau ke lemahall berkenan dengan organ tubuh manusia dalarn peranannya sebagai media bahasa atau
pengidelltifikasian bunyi-bunyi bahasa Sima tersebut. Untuk itu, penelitian sarana bahasa.
yang lebih cermat dan mendalam dengan mcnggunakan metode dan Fonetik sebagai bagian dari fonologi dapat dilihat dari tiga jenis.
peralatan yang lebih memadai masih perlu dilakukan. Hal itu dimaksudkan yaitu (I) fonetik akustik, (2) fon etikauditoris, dan (3 ) fonetik artik ulatoris
agar deskripsi fonol ogi bahasa Sima yang lengkap dan !'empurna dapat (Verhaar, 1981: 12). Fonetik akust'is adalah bag ian fonetik yang
terwujud. mellyelidiki bunyi-bunyi bahasa menurut aspek-aspek fisiknya sebagai
getaran udara . Fonetik auditoris menyelidiki eam pellerimaan bunyi-
bunyi bahasa oleh telinga dan fonetik artikulatoris menyelidiki bagaimana
bunyi-bunyi dihasilkan oleh alat-alat bieara (Lapoliwa, 1988: 6). Oi
antara ketiga fonetik di atas, yang paling erat hubungannya dengan
linguistik adalah fonetik artikulatoris.
Berdasarkan tugasnya, fonologi dibedakan atas dua bagian, yaitu Lapoliwa, Hans. 1988 . Pellgantar Fonologi I : Fonetik. Jakarta:
fonetik dan fonemik. Dalam fonetik dibicarakan bagaimana buny! Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.
segmental dan suprasegmental dihasilkan oleh alat-alat ucap manusia. Parera, J . D. 1983. Pengantar Linguistik Umwn .' Fonetik dan Fonemik.
Adapun fonemik adalah bagian fonologi yang khusus membicarakan Ende : Nusa Indah.
bunyi-bunyi yang membedakan arti kata atau bunyi-bunyi yang bersifat
Rachman, Abd. H.A. dkk . 1985 . Sistem Morfologi Kala Kelja Bahasa
di stingtif, baik segmental maupun suprasegmental. Selanjutnya, fonem-
Bima. Jakarta: Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa,
fonem bahasa Bima yang telah dapat ditentukan akan dibicarakan
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan .
distribusi fonem dan pola persukuannya.
Samarin, William J. 1988. Ilmu Bahasa Lapangall (terjemahan).
Yogyakarta: Kanisius.
2.1 Fonetik Bahasa Bima
Samsuri . 1983 . Analisis Bahasa. Jakarta Erlangga.
Deskripsi fonetis adalah bagian fonologi yang memandang bunyi- •
bunyi bahasa sebagai media sem ata yang tidak lebih dari benda Saussure, F . de. 1916. Caurse in General Linguistics. Edited by Charles
(Hans Lapoliwa), 1988: 3). Pembicaraan mengenai bunyi-bunyi bahasa Bally and Albert Seelhaye in Collaboration with an Introduction
ti dak dapat dilepaskan dari pembicaraan mengenai alat-alat ucap and Notes by Wade Baskin. New York: Zoronta London .
PERPUSTAKAAN
PUSH PEMIIINAAN DAN 10 75
PENGEMBANGAN B A HASA :
OAPARTEMEN PENOIOIKAN j
;:z:
OAN KE6UOAYAAN _ .J
76 9
Sudaryanto. 1988. Metode Lillguistik. Yogyakarta: Gajah Mada University 1.7.2 Sampel
Press.
Karena banyaknya dialek yang dimiliki oleh bahasa Bima. seperti
Vcrhaar. J.W .M. 1981. Pl'llgal/larLillgllisrik I. Yogyakarta: Gajah MaJa dlslnggung dalam latar belakang di ;lIas. dipilihlah dialek Mbuj u , ebagai
University Press. sampel. Kemudian. untuk mendapatkan data. dipilih tiga orang informan
Waeana, Lalu. dkk. 1977/1978 . Sejarah Nils(/. Tengga/'(/ Bartif. inti yang diambil secara acak dan dibantu oleh informan pendamping.
Pusat Penelitian Sejarah dan Budaya, Proyek Penelitian dan Semua illforman yang dipilih harus memenllhi persyaratan pokok
Peneatatan KebuJayaan Daerah. Departemen Pendidikan Jan penentllan informan .
Kebudayaan . Persyaratan pokok informan dalalll penelitian ini adalah sebagai
berikut.
(I) penutur asli bahasa Rima yang sudah dewasa. umurnya berkisar
20--60 tahun dan bertempat tinggal di Bima;
(2) tidak pernah -- atau kalaupun pernah -- tidak lama meninggalkan
tempat asal;
(3) tidak pernah -- atau kalaupun pernah -- tidak lama meninggalkan
tempat asa!.
(4) pendidikan serendah-rendahnya sekolah dasarlsederajat.
(5) dapat berbahasa Bima dengan lancar.
(6) sehat jasmani dan rohani serta tidak eaeat wleara;
(7) bersedia menjadi informan dalam penelitian ini, serta mempunyai
eukup kesempatan untuk itu;
(8) tidak mudah tersinggung, JUJur, terbuka, sabar, dan berlaku
ramah terhadap peneliti;
(9) teliti, eermat, cerdas, dan mempunyai day a ingatan yang baik;
(10) tidak mempunyai kecurigaan apa pun terhadap penelitian ini
(bandingkan Samarin 1988: 55 --68).
8 77
(2) Penentuan arti, bentuk , dan satuan yang. terdapal dalam LAMPIRAN 1
korpus .
CONTOH KATA BAHASA BIMA YANG DIPAKAI DATA
(3) . Pengidentifikasikan kelainan, kekhususan. dan perkecual ian DALAM PENELITIAN
yang ada dalam korpus,
A. Kata-kata Umum
(b) Analisis lanjutan 'bumi'
[ dana] dana
(I) Segmental data, yaitu pemisahan bagian alau unsur dari [ lagi ] langi 'Iangit'
bentu ujaran dalam korpus sesuai dengan bagian yang 'awan'
[ riru ] riru
berulang (recurrent form) , sesuai kemiripan bunyi secara
doro ] doro 'gunung'
foneli s beserta artinya, dan pemisahan bunyi yang lebih .
(2) Membanding berbagai unsur korpus untuk memperoleh dore ] doree 'bukit'
wujud fonem dengan analisis kontrastif (contrastive pair, oma ] oma 'Iadang'
minimal pair) dan melihat distribusi komplementer dan [ tolo ] tolo 'sawah'
di stribusi pararelnya untuk ' mengelahui anggota fonem [ wub'a wub'a 'hutan '
(alofon) .
[ oi ] 01 'air'
(3) Mengelompokkan bentuk-bentuk struktur sejenis dengan
tujuan menemukan pola struktur kata dan suku kata yang [ desa ], rasa [ rasa J desa 'desa'
dibentuk oleh fonem dan hubungan serta perubahan yang [ kota ] kota 'kola'
terjadi dalam hubungan tersebut. [ wura ] wura 'bulan '
(4) Mengelompokkan bentuk yang sama atau mirip, tetapi ntara ] ntara 'bintang'
mempunyai arti yang berbeda untuk memperoleh fonem ncai ] nycai 'jalan'
suprasegmental atau ciri prosodi.
warn ] waru 'warung'
(5) Mencatat intonasi dalam kat a dan kalimat korpus lisan yang 'toko'
[ toko ] toko
diperoleh kemudian membanding-bandingkannya .
[ ani ] angl 'anging'
(c) Analisis Akhir
I kenge moti kengge moti 'pantai'
Oari hasil analisis persiapan dan lanjutan seperti tersebut di atas, moti ] moti 'Iaut'
dirnmuskan generalisasi fonologi bahasa Bima.
ura ] ura 'hujan'
1.7 Populasi dan SampeJ toro ] toro 'teluk'
ai ma rai ] ai rna rai 'sidang'
1. 7.1 Popu/asi
al ma nad'i ] ai rna ngad'i 'malam'
Oalam penelitian ini, yang dijadikan populasi adalah semua
ai ma sid'i ] ai rna sid'i' 'pagi'
tuturan para penutur bahasa Bima yang bertempat linggal di Bima. Oi
samping itu, diperhatikan dan dipakai pula objek. bahasa Bima yang al rna mbiya ai rna mbia 'sore'
berbentuk tertulis. uma ndeu ] uma ndeu 'kamar mandi'
78 7
temba ] temba 'sumur' kecerdikan dan kemauannya harus menyadap pembicaraan seseorang
hampa hampa 'batas' atau beberapa orang yang lazim disebut informan.
[ d'a 1 d'a 'utara ' Teknik lanjutan dapat ditempuh dengan berbagai teknik seperti
[ ele 1 ele 'timur' berikllt :
[ d'o ] d'o 'selatan (I) Teknik SLC (teknik simak libat cakap)
[ d'i ] d'i 'barat' Kegiatan menyadap dilakllkan pertama-tama dengan berpartisipasi
[ ele d'a ele d'a 'timur laut' sambil menyimak . Jadi. peneliti terlibat langsung dalam dialog
[ ele d'o ele d'o 'tenggara' dalam membentuk dan memunculkan data.
[ d'i d'o 1 d'i d'o 'barat daya' (2) Teknik SBLC (teknik simak bebas libat cakap).
[ d'i d'a d'i d'ia 'arat laut' Oi dalam teknik ini peneliti tidak terlibat langsung dalam
[ ese ] ese 'atas' pembicaraan. Si peneliti hanya sebagai pemerhati dengan penuh
'bawah' minat mendengarkan pembicaraan.
awa ] awa
(3) Teknik Rekam .
[ ku'i 1 ku'i 'kiri'
[ wana 1 wana 'kanan' Teknik ini dilakukan tanpa sepengetahuan informan agar tidak
'di samping' mengganggu kewajaran kegiatan bertutur yang sedang terjadi.
[ d'i kompe d'i kompe
(4) Teknik Catat.
[ d'o'o 1 d'o'o 'jauh'
[ d'eni ] d'eni 'dekat' Teknik ini melakukan pencatatan pada kartu data yang segera
dilanjutkan dengan klasifikasi.
[ naru ] naru 'panjang'
[ poro 1 poro 'pendek'
1.6.2 Metode dan Teknik Pengolahan Data
[ d'ese ] d'ese 'tinggi'
[ n'awa ] b'awa 'rendah' Oi dalam metode pengolahan data dilakukan baik sebelum
analisis dan dalam analisis. Pada saat pengolahan data mentah diterapkan
[ na'e ] na'e 'besar'
metode filing dan klasifikasi, yaitu pengelompokan data menurut
[ to'o ] to'i 'kecil'
jenisnya, persamaannya, perbedaannya, struktumya, dan sebagainya
maci ] mac! 'manis' sehingga dapat dimasukkan ke dalam tabulasi data.
[ pa'i ] pa'i 'pahit'
Setelah terkumpul, data dianalisis dengan menggunakan metode
[ pana ] pana 'panas' anal isis deskriptif, seperti yang dianjurkan oleh Samsuri dan Gleason,
[ b'usi ] b'usi 'dingin' dibantu dengan teknik berikut.
mempunyai kecenderngan untuk dipengaruhi oleh lingkungannya dan ndaka ]. ndede [ ndede] ndaka 'begitu
sistem bunyi mempunyai kecenderungan bersifat simetris . ta ak e ] ta ake 'ke slnl
Bunyi-bunyi bahasa dapat dipelajari dari dua sudut pandang. ta aka ta aka 'ke situ '
Pertama , bunyi-bunyi itu dipandang sebagai media bahasa semata yang ta ab'e ta b'e 'ke mana
tidak lebih daripada benda. Fonologi yang memandang bunyi- bahasa b'une ] b'une 'bagaimana
demikian lazim disebut fOlletik. Kedua. bunyi-bunyi itp merupakan cou ] cou 'slapa
unsur bahasa terkecil yang bergabung-gabung berdasarkan pola tertentu
b'ab' aw ], ba'au [ ba'aw ] b'ab' au mengapa
(struktur) dan sekaligus bergfungsi untuk membedakan bentuk-bentuk
berbagai kata . Fonologi yang memandang bunyi-bunyi itu sebagai [b 'une ay ] b'une al 'kapan '
bagian dari sistem bahasa lazim disebut fOl1emik (Lapoliwa, J 988: 3) . [ aw ] au 'apa'
[ dou matua dou rna tua 'orang tua'
Analisis struktur bahasa dalam penelitian ini bersifat deskriptif
sinkronis . Maksudnya, analisis inl berusaha mendeskripsikan secara ama ] ama 'ayah'
objektif gambaran bahasa Bima sesuai clengan struktur bahasa Bima ina] ma 'ibu'
dalam keadaan dan situasi pemakaian bahasa itu sendiri. ori , arnanto'i ] on, amanto'i 'paman'
manca, inanto'i manyca, inanto'i 'bibi'
1.6 Metode dan Teknik dua mone dua mone 'pak de'
dua siwe dua siwe 'bu de'
Metode adalah cara bekerja. Teknik merupakan penjabaran dari
metode, sesuai dengan alat dan sifat alat yang dipakai (Sudaryanto, sa'e sa'e 'kakak'
1988: 24) . Untuk mendapatkan data yang diharapkan, metode dan ari ] ari 'adik'
teknik merupakan kunci utama, baik dalam pengumpulan data maupun ana] ana 'anak'
dalam pengolahan data.
ornpu ], wa'i wa'i ompu 'cucu
hera, kawalu hera, kawalu 'ipar'
1.6.1 Metode dan Teknik Pengumpulan Data
wae ] wae 'besan'
Oalam pengumpulan data digunakan metode pengamatan secara
rahi ] rahi 'suami'
saksama (observasi). Pengamatan ini dilakukan terhadap data dalam
bentuk lisan yang merupakan sumber utama dan data tertulis rnerupakan wei] wei 'istri'
data pendukung. rnbaru rnboha mbaru mboha 'duda'
Metode pengamatan (observasi) ini disejajarkan dengan metode mbaru mboha mbaru mboha 'janda'
simak karena dilakukan dengan cara menyimak, yaitu menyimak kadenta kadenta 'madu'
penggunaan bahasa. Teknik yang dipakai untuk rnenunjang metode ini tu'u ] tu'u 'bangun'
(Sudaryanto, 1988: 2--5) adalah (I) teknik dasar dan (2) teknik lanjutan.
kae ] kae 'kain'
Oi dalam teknik dasar (teknik sadap), penyimakan itu diwujudkan
ndeyu ndeu 'mandi'
dengan penyadapan. Untuk mendapatkan data, peneliti dengan segenap
80 5
pidu mpuru lima pidu mpurll lima 'tujuh pllluh lima' salah satu sllmber informasi untuk memahami sit'at dan ciri kesemestaan
waru mpuru waru mpuru 'delapan puluh' bahasa (Samarin. 1988 : 9).
ciwi mpuru ciwi mpuru 'sembi Ian puluh'
saratu saratu 'seratus' 1.1.2 Masalah
seratu lima mpuru seratus Iirna 'seratus lima
Berdasarkan latar belakang di atas, yang diungkapkan bahwa
mpuru puluh'
masalah kebahasaan masih banyak yang perlu dibahas. Dalam penelitian
saratu pidu mpuru lima 1 seratu pidu mpuru 'seratus tujuh ini permasalahan kebahasan yang dibahas dibatasi pada masalah
puluh lima' fonologi dengan formulasi bentuk pertanyaan sebagai berikut
d'ua ratu d'ua ratu 'dua ratus'
I) Bunyi bahasa apa saja yang ada dalam bahasa Bima?
d'ua ratu lima mpuru 1 d'ua ratu Iirna 'dua ratus lima
2) Fonem apa saja yang dimiliki bahasa Bima?
mpuru puluh'
3) Bagaimana distribusi fonem bahasa Bima?
upa ratu 1 upa ratu 'em pat ratus'
4) Bagaimana pola persukuan bahasa Bima?
lima ratu 1 lima ratu lima ratus'
ini ratu 1 ini ratu 'enam ratus'
ciwi ratu ciwi ratu 'enam ratus' 1.2 Ruang Lingkup Penelitian
sanwu sariwu 'seribu'
sanwu Jnl ratu 'seribu enam Karena masalah kebahasaan yang perlu mendapat perhatian dalam
sari wu in i ratu
bahasa Bima, tidak luas penelitian ini tidak menganalisis secara rinci .
ratus' Pembatasan masalah perlu dilakukan untuk mendapatkan hasil penelitian
sarisu d'ua ratu 1 sanwu d'ua ratu 'ser!bu delapan yang cukup memadai.
ratus'
Permasalahan pada butir (1.1.2) secara spesifik dapat dijabarkan
d'ua riwu 1 d'ua riwu 'dua ribu'
dalam ruang lingkup permasalahan sebagai berikut.
upa riwu 1 upa f1WU 'empat ribu'
sampuru fI wu sampuru riwu 'sepuluh ribu' I) Fonnulasi pertama menguraikan macam bunyi (vokoid dan kontoid)
bahasa Bima, tennasuk pemetaan bunyi-bunyi bahasa itu. Demikian
sajuta 1 sajuta 'satu juta'
juga diuraikan fonem bahasa Bima, termasuk pemetaan fonem-
mpoa 1 mpoa 'nol' fonemnya.
satena 1 satenga 'setengah'
2) Formulasi kedua berisi uraian distribusi fonem-fonem bahasa Bima,
saparapa saparapa 'seperempat'
pada posisi dawal, tengah, dan akhir satuan gramatikalnya.
mbote. ore mbote, ore 'banyak'
sato'i 1 sato'i 'sedikit' 3) Formulasi yang ketiga menguraikan pola persukuan bahasa Bima,
baik yang berupa vokal maupun penggabungan antaran vokal dan
sara'a 1 sara'a 'semua'
konsonan.
2 83
----
Mellurut data statistik 1989. bahasa Birna didukung. oleh Jurnlah sab'une nl:au sab'une IKall 'beoerapa'
pellduduk 414.505 orang. yang rnenyebar di sepuluh kecarnatan dengan ,
saramba saramba pertama
luas uaerah sekitar 4596.90 km~ . Kecamatan yang terdapat cli Kabupaten ~ Lr
'kedua'
[ kad'uu ] kad'ua
Bima adalah Kecarnatan Monta. Bolu, Woha, Balu. Wawo, Sape. Wera,
Rasa'e, Donggo, dan Kecamatan Sanggar (Nusa Tenggara Bora! do/am L katolu ] katolu 'ketiga'
Al1gka, 1989: 17). [ ka'upa ] ka'upa 'keempat'
,
kalima J kalima 'kelim'a'
Dalam Penjelasan UUD 1945. Bab XV, Pasal 36, dinyatakan
bahwu bahasa-bahasa daerah yang rnasih dipakai sebagai alat perhubungan
ka'ini 1 ka'ini 'keenam'
yang hidup dan dibina oleh masyarakat pemakaiannya dihargai dan kapidu ] kapidu 'ketujuh'
dipelihara oleh negara karena bahasa-bahasa itu adahlh bagian dari kawaru 1 kawaru 'kedelapan '
kebuuayaan Indonesia yang hidup (Halim. 1980:21) . Untuk membina kaciwi 1 kaciwi 'kesembilan'
dan mengembangkan bahasa daerah diperlukan informasi yang objektif
tentang data kebahasaan (bahasa daerah) yang ada . Salah satu usaha
yang dapat dilakukan untuk memperoleh informasi itu adalah melalui C. Nama "ari dan Warna
penelitian bahasa daerah . Penelitian ini akan mengungkapkan data yang sene ] isene [ isene ] sene 'Senin'
bersifat kebahasaan, khusu snya yang menyangkut aspek fonologi bahasa salasa J salasa 'Selasa'
Bima. 'Rabu'
aruba'a ] aruba'a
Penelitian F0l10/ogi Bahasa BimQ ini yang menyangkut dasar- hami ] hami 'Kamis'
dasar kebah~saan merupakan hal yang sang at penting bagi perkembangan [ jama'a ] jama'a 'Jumat'
ilmu pengetahuan di Indonesia, khususnya bidang linguistik. Oleh [ sapatu ] sapatu 'Sabtu'
karena itu, penelitian fonologi ini dipandang perlu dilakukan . Selain [ aha ] aha 'Minggu'
itu, penelitian bahasa Bima belum banyak dilakukan, terutama penelitian [ ay ma nad'i Aha ] al rna ngad'i Aha 'mal am minggu'
aspek fonologinya. Penelitian bahasa Bima yang pernah dilakukan nai si 'besok'
[ nay si ]
adalah sebagai berikut.
[ awina ] awma 'kemarin'
I) "An Introduction to Bimanese Morphology" (Soepardi, 1967); [ peya ], pede [ pede ] pea 'nanti'
2) "Struktur Bahasa Bima" (Ahmad, 197611977); [ akande ] akande . 'tadi'
3) "Morfologi dan Sintaksis Bahasa Bima" (Rachman. 197911 980); [ d'id'i si ] d'id'i si 'Iusa'
4) "Siswa Morfologi Kata Kerja Bahasa Bima" (Rachman, dkk ., 1985); [ samingu wali saminggu wali 'seminggu lagi'
dan [ tolu nay wali tolu nai wali 'tiga hari lagi'
5) "Kamus Bima-Indonesia" (Ismail, dkk., 1985). [ lima nay wali ] lima nay wali 'lima hari lagi'
[ sawura wal i ] sawura wali 'satu bulan lagi'
Dari segi pengembanguan ilmu bahasa pada umumnya dan ilmu
[ sawura rna wa'u laiD ] sawura rna wa'u 'satu bulan lalu'
bahasa Indonesia khususnya, penelitian fonologi bahasa Bima ini sangat
penting karena data kebahasaan yang diperoleh dapat berfungsi sebagai laiD
84
[ d'ua nai ma'wa'u lalo J d'ua nai rna wa'u I 'dua hari lalu'
lalo
lima nai rna wa'u lalo J lima nai rna wa'u 'lima hari lalu'
lalo
[ b'ura ] b'ura 'putih'
[ moiica ] mooca 'kuning'
[ kala] kala 'merah'
[ me'e ] me'e 'hitam'
[ moro ] moro 'hijau'
[ keta ] keta 'ungu'
BAB I
[ owa ] owa 'biru' PENDAHULUAN
[
...
monca kala monca kala 'oranye'
[ cokla ] cokla 'coklat' 1.1 Latar Belakang dan Masalah
[ kalUb'u ] kalub'u 'abu-abu'
[ nowa ] nowa 'bening' 1.1.1 Latar Belakang
[ jao I)odu ] jao tua 'hijau muda' Bahasa Bima adalah salah satu di an tara bahasa daerah yang ada
'hijau tua' di kawasan Nusantara yang terdiri atas berbagai dialek.
[ jao tua ] jao tua
Dialek-dialek yang ada dalam bahasa Bima pada umumnya
[ owa podu owa ngodu 'biru muda'
dibatasi oleh wilayah kecamatan sehingga tiap-tiap kecamatan memiliki
[ oa tua ] owa tua 'biru tua'
dialek tersendiri. Satu di an tara dialek yang ada dalam bahasa Bima
[ kala 90du kala ngodu 'merah muda' ialah bahasa Bima dialek Mbojo. Dialek Mbojo merupakan dialek yang
[ kala tua ] kala tua 'merah tua' paling dominan peranannya dalam masyarakat penutur bahasa Bima
, kala nda'a ] kala nda'a 'merah darah ' dan jumlah penuturnya juga paling banyak. Dialek Mbojo adalah satu-
satunya dialek bahasa Bima yang digunakan dalam pemerintah
[ kala keta ] kala keta 'merah hati'
Kesultanan Bima pada masa lalu sehingga sampai sekarang bahasa
[ owa tar ::Jsi owa tarosi 'biru laut' Bima juga disebut dengan bahasa Mbojo (Rachman , dkk . 1985 :3).
Suku bangsa Bima dan suku bangsa Sumbawa pernah putus
D. Bidang Organ Tubuh hubungannya berabad-abad lamanya. Sumbawa Barat pernah terkenal
dengan nama Pulau Nasi, Sumbawa Tengah terkenal dengan nama
[ tuta ] tuta 'kepala'
, Dompu, dan Sumbawa Timur terkenal dengan nama Mbojo. Mbojo juga
[ ho')go honggo rambut' terkenal dengan nama Bima (Wacana, dkk ., 197711978:10).
[ tanta9ga tantangga 'dahi'
[ kere gEndi kere gendi 'alis'
85 r:o -
g Enddi .j
gendi 'pelipis'
,
mada ] L ...
.- mada mala'
ilu ] , ~I.....- ~~
ilu 'hidung'
rawe rawe plpi'
.:.
I fiko ] ~-:!.;. - -" - fiko 'telinga'
[ WIWI ] WIWI 'bibir'
asa ] asa 'mulut'
sasono " 1- sasongo 'kumis'
', 'dagu'
Ierne) Ierne
I.-
[ je')go ] Jenggo 'jenggot'
t;" .,
-.-:-=-
~
-
~
susu
~
-- -
..
-
-
--- susu
[ loko ]
[ woke]
· '-, loko
woke
'peruf
'pusar'
,
[ deri ] deri punggung'
[ pait!9g a ] palengga 'pinggang'
[ po::> nto ] ponto 'pantat'
[ re'e wudu ] re'e wudu 'kemaluan laki-
laki'
DAFTAR LAMBANG
[ mba] ~ ,; I
omba 'kemaluan
wanita'
huri ] huri 'kulif
, ,
'kulit'
[. .] = penanda tulisan fonetis
ra'a ] huri
,J ••. I. . I = penanda tulisan fonemis
ra'a ] ra'a 'darah'
loko ce'i loko ce'i 'Iambang' = pengapit makna atau arti
[ ede ] ade 'hati' ? = bunyi glotal
[ kowo ] kowo 'paru-paru'
(~l '
[ kaVa ] "- kaVa 'otot'
[ loko na'e loko maci ntolu 'usus halus'
[ hodo ] hodo 'jantung'
[ folu ] folu 'empedu'
~ i. -~ ,
[ peke] peke ' 'tulang'
[ hi'i ] 'I,
hi'i 'daging'
;-~
[ apa ] apa 'Iemak'
~
here loko
~-----=--
- 'stagen
s::>nko ] .
..:..-'---;;t",;;,;:;;;;.~-=~_
,~
songko 'topi'
kae ] kae 'kain'
UCAPAN TERIMA KASIH tembe tembe 'sarung'
,
Puji sYl!lkur kami panjatkan ke hadapan Tuhan Yang Maha Esa ; rad'u ] tod'u 'selendang
karena berkat rahmat-Nya penelitian FOl1%gi Bahasa Bima dapat handu ] handu .. ~.:. 'handuk'
diselesaikan tepat pad a waktnya. Penelitian ini dibiayai dengan dana 'baju kaos
baju ko : ] , baju ko
Proyek Penelitian Bahasa dan Sastra Indonesia dan Daerah untuk thaun
anggaran 1991/1992. kuta kuta 'beha'
Proyek peneliti an ini dilimpahkan kepada Balai Penelitian Bahasa sarowa d'ei sarowa d'ei 'celana dalam'
Denpasar dan dikerjakan oleh 5atu tim peneliti yang diketuai oleh Drs . sarowa ay 1 sarowa ai 'ee lana kolar'
I Wayan Tama dengan anggota Drs . I Nengah Sukayana, Dra, Ni Luh kadudu ] kadudu 'saku'
Partami , Drs . Hamidsyukrie Z.M. (dosen Universitas Mataram), dan Dr. k.:?nci baju konci baju 'kancing'
Aron Meko Mbete selaku konsultan (dosen Universitas Udayana)
k.?ndo 1<1~~ kondo 'kalung'
Berhasilnya penelitian ini, selain berkat kerja sama para anggota ,
[ jima ] ""J t"'I Jlma 'gelang
tim peneliti, juga berkat bantuan dari berbagai pihak, terutama pihak
Pemerintah Daerah Tingkat I Nusa Tenggara Barat, yaitu Bapak l sInci ] 3 ' I' SIl1CI 'cinein'
piso 1
kentu 1
PISO
kentu
'pisau'
'ani-ani' BAHASA BI-M A 1
J
LAMPIRAN 2
i' DAFTAR INFORMAN
2. Nama H. Abdollah
Tempat, tanggal lahir Kanca, Bima, 1946
Jenis kelamin Laki-Iaki
Agama Islam
Pendidikan SR
Pekerjaan Petani
Alamat Kanca Monta, Bima
95
q - cob
96
r I
Tempal, langgal lahir Bima, 15 April 1939
Jenis kelamin Laki-Iaki
Agama Islam
00004064
Pendidikan KPGN, 1968
Pekerjaan Penilik Kebudayaan
Alamat Kompleks Depdikbud
Kecamatan Rasana'e
PERPUSTAKAAN
PUSAT PEMlIlNAAN DAN
PENGEMBANSAN BAHASA
DAPA A TEMEN PENO I DI KAN I
L-. D A rJ K EB_U DAY A A tV i