Anda di halaman 1dari 10

DINAMIKA PROSES PADA PENGOSONGAN TANGKI

A. Prinsip Percobaan:
Dinamika proses adalah variasi unjuk kerja suatu proses dinamik dari waktu ke waktu
sebagai respon terhadap gangguan-gangguan dan perubahan-perubahan tersebut.
B. Tujuan Percobaan:
o Mempelajari dinamika proses keadaan tunak dan keadaan tidak tunak sehingga dapat
mengenali dan mendefinisikan keadaan tunak dan tidak tunak pada sistem fisika
sederhana.
o Mengetahui pengaruh aliran fluida terhadap waktu pengosongan tangki
C. Reaksi: -
D. Teori:
Efflux time adalah waktu penurunan cairan dari permukaan tangki sampai ke dasar
tangki melalui pipa vertikal karena gaya beratnya sendiri. Waktu penurunan cairan ini bisa
diperkirakan dengan rumus pendekatan yang kemudian dikenakan faktor koreksi untuk
mendapatkan waktu penurunan cairan yang mendekati sebenarnya.
Sebagian besar industri kimia selalu melibatkan tangki-tangki sebagai penampung
cairan atau gas. Untuk mengalirkan cairan dari penampung ini dapat dipakai pompa atau
dengan memanfaatkan gaya beratnya sendiri karena beda elevasi. Untuk tangki
penampung bahan cair biasanya ditempatkan pada ketinggian tertentu, sehingga untuk
mengalirkan cairan cukup digunakan gaya beratnya sendiri.
Proses dalam industri kebanyakan berlangsung secara kontinyu, sehingga tinggi cairan
dalam penampung setiap saat dapat diketahui dengan menghitung waktu penurunan cairan.
Jadi pengetahuan efflux time ini sangat diperlukan dalam industri-industri kimia, terutama
yang dalam prosesnya melibatkan cairan.
Bila suatu cairan dengan kecepatan sama masuk kedalam sebuah pipa, maka pada
dinding pipa akan terbentuk lapisan batas. Fluida mengalir dari ruang besar masuk ke
dalam pipa kecil pada entrance akan terjadi friksi antara fluida yang mengalir dengan
dinding pipa.
Faktor gesekan harus diperhatikan benar sebab faktor ini akan mempengaruhui waktu
yang diperlukan oleh zat cair untuk melewati pipa. Friksi yang disebabkan oleh bentuk
pipa biasanya dinyatkan dalam panjang pipa ekivalen terhadap sebuah pipa lurus
(Streater,1962)
Pabrik kimia merupakan susunan atau rangkaian berbagi unit pengolahan yang
terintegrasi satu sama lain secara sistematik dan rasional. Tujuan pengoperasian pabrik
secara keseluruhan adalah (mengorversi) bahan baku menjadi produk yang lebih bernilai
guna. Dalam pengoperasiannya pabrik akan selalu mengalami gangguan (disturbance) dari
lingkungan eksternal. Selama beroperasi, pabrik harus mempertimbangkan aspek
keteknikan, keekonomisan dan kondisi sosial agar tidak terlalu signifikan terpengaruh oleh
perubahan-perubahan eksternal tersebut.
Dinamika proses menunjukkan kerja proses yang profilnya selalu berubah terhadap
waktu. Dinamika Proses selalu terjadi selama proses belum mencapai kondisi tunak.
Keadaan tidak tunak terjadi karena adanya gangguan terhadap kondisi proses tunak. Dalam
penelitian dan praktik industri, pemahaman mengenai dinamika suatu proses kimia telah
berkembang dan terbentuk karena faktor-faktor berikut:
1. Struktur proses kimiawi yang sangat kompleks yang menuntut perhatian profesi
keteknikan untuk mengkaji atau merancang pengendalian proses keseluruhan
pabrik daripada per unit operasi. Perancangan sistem instrumentasi menjadi
bagian yang tidak terpisahkan dari perancangan proses kimia itu sendiri.
2. Pertumbuhan komputer digital yang sangat cepat sehingga dapat merombak
praktik instrumentasi yang modern.
3. Perancangan instrumentasi system proses yang dituntut untuk memenuhi:
- Tujuan dan sasaran sistem kontrol.
- Pemilihan cara pengukuran, manipulasi serta rangkaian tepat.
- Identifikasi sistem komputerisasi dan instrumentasi tepat.
Agar proses selalu stabil, karakteristik dinamika sistem proses dan sistem pemroses
harus diidentifikasi. Jika dinamika peralatan dan perlengkapan operasi sudah dipahami
akan mudah dilakukan pengendalian, pencegahan kerusakan dan pemonitoran tempat
terjadi kerusakan apabila unjuk kerja peralatan berkurang dan peralatan bekerja tidak
sesuai dengan spesifikasi operasinya. Monitoring, prefention dan kontrol dibutuhkan
untuk:
 Menjaga keamanan dan keselamatan
 Memenuhi spesifikasi produk yang di inginkan
 Menjaga peralatan proses dapat berfungsi sesuai yang di inginkan dalam desain
 Menjaga agar operasi tetap ekonomis
 Memenuhi persyaratan lingkungan
Percobaan ini dilakukan dengan member simulasi gangguan pada sistem tangki yang
telah tunak. Suatu tangki yang diatur dengan valve keluaran akan mempunyai debit
keluaran yang akan berubah-ubah,bergantung pada bukaan valve. Parameter yang
menentukan debit ini adalah k dan n. Harga k dan n yang spesifik untuk tiap bukaan.
Seperti telah disebutkan sebelumnya, dinamika proses adalah variasi unjuk kerja suatu
proses dinamik dari waktu ke waktu sebagai respon terhadap gangguan-gangguan dan
perubahan-perubahan tersebut. Dinamika proses menunjukkan adanya kondisi tidak lunak
dalam setiap proses atau sistem teknik kimia setelah diberi gangguan untuk mencapai
keadaan tunak baru. Ketidaktunakan ini diakibatkan adanya gangguan pada sistem yang
telah tunak. Pada pratikum ini, dinamika proses diamati pada percobaan profil ketinggian
air dalam tangki terhadap waktu.
Sifat-sifat fluida: Fluida dapat didefinisikan sebagai suatu benda yang tidak dapat
menahan distorsi (perubahan bentuk) secara permanen. Bila kita coba mengubah bentuk
masa suatu fluida maka di dalam fluida itu akan terbentuk lapisan-lapisan di mana lapisan
yang satu meluncur di atas yang lain, sehingga mencapai suatu bentuk yang baru. Selama
perubahan bentuk itu terdapat tegangan geser (shear stress), yang besarnya tergantung
pada viskositas fluida dan laju alir fluida relatif terhadap arah tertentu. Tetapi, bila fluida
itu sudah akan mendapatkan bentuk akhirnya, semua tegangan geser itu akan hilang
sehingga fluida berada dalam keadaan kesetimbangan.
Pada temperature dan tekanan tertentu, setiap fluida mempunyai densitas tertentu. Jika
densitas hanya sedikit terpengaruh oleh perubahan suhu dan tekanan relatif besar, fluida
tersebut bersifat incompressible. Tetapi jika densitasnya peka terhadap perubahan variable
temperature dan tekanan, fluida tersebut digolongkan compressible. Zat cair biasanya
incompressible, sedangkan gas umumnya dikenal sebagai zat yang incompressible.
Fluida biasa ditransportasikan di dalam pipa atau tabung yang penampangnya bundar
dan terdapat dipasaran dalam berbagai ukuran, tebal dinding dan bahan konstruksinya
yang penggunaannya sesuai dengan kebutuhan prosesnya.
Untuk menyambung potongan-potongan pipa atau tabung bergantung antara lain pada
sifat-sifat bahan yang digunakan serta ditentukan juga oleh tebal. Bagian tabung yang
berdinding tebal biasanya dipersambungkan dengan penyambung ulir, flens atau las.
Tabung-tabung berdinding tipis disambung dengan solder atau dengan sambungan jolak.
Pipa yang terbuat dari bahan rapuh seperti gelas atau besi cor disambung dengan
sambungan flens.
Bila menggunakan pipa sambung berulir bagian luar ujung pipa dibuat berulir dengan
alat pembuat ulir. Untuk menjamin rapatnya sambungan itu pada ujung berulir pipa itu
dibalutkan dengan pita politetrafloroetilen. Laju alir fluida merupakan fungsi dari waktu,
disamping merupakan fungsi dari diameter lubang dan pipa panjang.
Variabel-variabel yang berpengaruh terhadap waktu pengosongan cairan di dalam
tangki adalah:
 Tinggi cairan di dalam tangki
 Panjang pipa yang digunakan
 Diameter pipa yang digunakan
 Diameter dari tangki itu sendiri
 Percepatan gravitasi
 Viskositas cairan
 Densitas cairan
Dengan adanya tambahan air, maka debit keluaran akan berubah dan akhirnya
mencapai kondisi tunak yang kedua. Selama simulasi dicatat perubahan ketinggian
terhadap waktu. Umumnya keadaan tunak sulit dicapai, dibutuhkan waktu yang lebih lama
dan tangki dengan luas permukaan relatif besar untuk mencapai kondisi tunak yang
sempurna. Waktu untuk mencapai kondisi tunak di pengaruhi besar kecilnya debit pada
tiap-tiap valve yang mempengaruhi parameter k dan n.
Kesalahan seringkali terjadi karena ketidaktepatan penentuan waktu saat terjadinya
kondisi tunak. Jika simulasi sudah berlangsung lama, perubahan ketinggian air pada setiap
variasi bukaan akan sangat lambat, walaupun mempunyai kecendrungan untuk berubah
pada jangka waktu yang lama valve digunakan untuk mengevaluasi profil ketinggian
dalam tangki setelah simulasi gangguan dilakukan. Kondisi yang harus dipenuhi adalah
sistem tunak pada saat sebelum dan sesudah gangguan di berikan. Pada pengujian ini
dilakukan 4 variasi bukaan valve.
Sifat dasar dari setiap fluida statik adalah tekanan. Tekanan dikenal sebagai gaya
permukaan yang diberikan oleh fluida terhadap setiap titik di dalam volume fluida dalam
dinding bejana. Tekanan juga konstan pada luas setiap titik paralel pada permukaan fluida,
tetapi akan bervariasi pada setiap tinggi yang diinginkan. Suatu fluida jika melalui suatu
pipa harus diperhatikan tentang faktor gesekan, karena faktor gesekan ini akan
mempengaruhi waktu yang diperlukan oleh zat cair untuk melewati pipa. Friksi yang
disebabkan oleh bentuk pipa biasanya dinyatakan dalam panjang pipa ekivalen terhadap
sebuah pipa lurus. Friksi yang bekerja sepanjang pipa akan menyebabkan penurunan head
(tenaga persatuan berat) cairan yang lewat sepanjang pipa.
Luas penampang tangki dikalibrasi dengan mengalurkan grafik volume terhadap
penurunan ketinggian air dalam tangki (h). volume tangki dihitung dengan persamaan:

𝜋𝐷 2
𝑉= ℎ
4
𝜋𝐷 2
Dimana adalah luas penampang tangki. Dengan demikian A adalah gradien dari
4

grafik V - h. Jika diketahui luas penampang, maka laju alir volumetrik dari valve yang
digunakan (dengan bukaan tertentu) dapat diketahui.
Pada percobaan ini digunakan 3 valve. Dua valve untuk mengalirkan air dari reservoir
dan satu valve lain sebagai saluran keluaran tangki. Masing-masing valve mempunyai
karakteristik dan laju alir berbeda-beda. Pengukuran laju alir volumetrik dilakukan dengan
mengukur volume keluaran tiap selang waktu tertentu. Debit air biasa dihitung dengan
mencari gradien grafik Volume terhadap waktu. Persamaan yang digunakan adalah:
∆𝑉
𝑄=
∆𝑡
Debit air pada masing-masing valve bergantung pada variasi bukaan valve. Makin besar
bukaan valve makin besar pula debit airnya. Perhitungan debit air ini dilakukan untuk
memperkirakan bukaan valve yang sesuai dengan yang dibutuhkan saat percobaan
simulasi gangguan:
Proses pengosongan tangki dimaksudkan untuk menentukan parameter laju volumetric
keluaran (k dan n). laju volumetrik keluaran tangki merupakan fungsi dari ketinggian
dalam tangki. Dasar percobaan ini adalah persamaan Bernaoulli:

𝑃1 1 2 𝑃2 1
+ 𝑉1 + 𝑔. ℎ1 + + 𝑉22 + 𝑔. ℎ2
𝑃 2 𝑃 2
𝑃1 𝑃2
Mulut tangki dan saluran keluaran terbuka pada tekanan atmosfer sehingga =
𝑃 𝑃

Persamaan tersebut menjadi:

𝑉22 − 𝑉12 = 𝑔[ℎ1 − ℎ2 ]


selanjumya digunakan asumsi 𝑉12 dapat diabaikan terhadap 𝑉22 karena dianggap luas
penampang tangki jauh lebih besar daripada saluran keluaran sehingga

1 2
𝑉 = 𝑔[ℎ1 − ℎ2 ]
2 2
Persamaan tersebut disederhanakan:

𝑉 2 = √2𝑔[ℎ1 − ℎ2 ]
1
𝑉2 = √2𝑔. ∆ℎ2

𝑉 2 adalah laju linear, sedangkan debit adalah

1
𝐴. 𝑉2 = 𝐴 = √2𝑔. ∆ℎ2

dari persamaan ini diketahui debit adalah fungsi h

𝑄 = 𝑘. ℎ𝑛
Pada posisi bideal n = 0,5. Pada proses pengosongan tangki, neraca massa dalam tangki
adalah: Akumluasi air = massa air masuk - masuk air keluar
Pada proses pengosongan tangki massa air masuk = 0, sehingga: Akumulasi air = massa
air keluar

𝑑𝑉
= −𝑄𝑜𝑢𝑡
𝑑𝑡
𝑑𝑉
𝐴. = −𝑘. ℎ𝑛
𝑑𝑡
𝑑ℎ −𝑘 𝑛
= .ℎ
𝑑𝑡 𝐴
Dari persamaan tersebut dapat disimpulkan bahwa laju perubahan ketinggian air dalam
tangki bergantung pada ketinggian tangki setiap saat. Konstanta k dan n merupakan
parameter yang menunjukkan keidealan tangki.
Data yang diperoleh adalah h dan t. Nilai k dan n biasa dicari dengan linierisasi
persamaan neraca massa :

𝑑ℎ 𝑘
𝑙𝑛 = 𝑛 ln ℎ − ln
𝑑𝑡 𝐴
E. Sifat Fisika dan Kimia Bahan:
1. Air
- Sifat Fisika:
 Mr 18 g/mol
 Densitas 1 g/cm3
 Titik didih 100℃
 Titik beku 0℃
 Cairan tidak berwarna
 Tidak berbau
- Sifat Kimia:
 Digunakan sebagai pelarut
F. Alat dan Bahan:
Alat yang digunakan:
o Tangki dinamika proses
o Beaker glass
o Stopwatch
Bahan yang digunakan:
o Air
G. Rangkaian Alat:

VALVE 1 VALVE 2

RESERVOIR 1 RESERVOIR 2

VALVE 3 VALVE 4

TANGKI 1 TANGKI 2

VALVE 5 VALVE 6

TANGKI 3

VALVE 7
POMPA

BAK PENAMPUNG
H. Prosedur Percobaan:
1. Penentuan luas penampang tangki: ditentukan level ketinggian tangki dengan variasi
volume fluida yang telah ditentukan, kemudian luas penampang tangki dapat dihitung.
2. Kalibrasi laju alir keluaran tangki: pompa dinyalakan untuk mengalirkan fluida melalui
tangki 1 dan 3 atau tangki 2 dan 3, kemudian ditentukan laju alir keluaran tangki pada
setiap variasi bukaan valve. Waktu dicatat untuk setiap ketinggian tertentu.
3. Simulasi pengosongan tangki: fluida dialirkan ke dalam tangki no.3 sampai ketinggian
tertentu, dilakukan simulasi pengosongan tangki dengan variasi bukaan valve dicatat
waktu setiap penurunan ketinggian tertentu
4. Simulasi gangguan pada tangki: pompa dinyalakan untuk mengalirkan fluida ke dalam
tangki 1 dan 3 atau tangki 2 dan 3. Kemudian proses dibuat sedemikian rupa agar
berada dalam keadaan tunak dengan cara mengatur bukaan valve pada setiap tangki.
Lalu dilakukan simulasi gangguan pada tangki yang sudah mencapai tunak dimana
pada tangki tersebut secara mendadak diberikan gangguan dengan penambahan fluida
sebanyak yang ditentukan sehingga sistem di dalam tangki menjadi tidak stabil. Lalu
di catat perubahan yang terjadi kemudian setiap perubahan ketinggian tertentu dicatat
waktu hingga sistem kembali ke keadaan tunak yang baru.
I. Data pengamatan
 Penentuan luas penampang
volume (mL) h (cm)
500 16,5
 Kalibrasi Laju Alir Fluida
Bukaan 1 Putaran
h (cm) volume (mL) T (s)
6 0 0
8 1800 11,30
10 2550 14,86
12 2850 15,88
14 3400 17,09
16 4000 18,78
18 5650 25,46
20 9400 39,93
 Simulasi Pengosongan Tangki
h (cm) t (s) h (cm) t(s)
19 0 12 90
18 20 11 110
17 30 10 115
16 45 9 122
15 55 8 134
14 70 7 140
13 78 6 147
J. Perhitungan
 Penentuan luas penampang tangki
Δ𝑉 500
𝐴= = = 30,3 cm2
Δℎ 16,5

 Kalibrasi Laju Alir

Kalibrasi Laju Alir


25
y = 0.3944x + 5.9361
20 R² = 0.8528
15
h (cm)

10
5
0
0 10 20 30 40 50
t (s)

 Simulasi Pengosongan Tangki

Simulasi Pengosongan Tangki


25
y = -0,0875x + 19,726
20 R² = 0,9882
h (cm)

15
10
5
0
0 50 100 150 200

t (s)
K. Pembahasan
Percobaan ini merupakan simulasi sederhana dari proses pengaturan laju alir di industri,
dimana simulasi ini adalah untuk memastikan apakah suatu laju alir baik feed ataupun
proses sudah dalam proses yang steady atau belum, tetapi di industi tersendiri sudah
menggunakan pengatur yang lebih modern. Dilakukan juga simulasi gangguan pada proses
untuk melihat bagaimana dampak jika kedalam sistem yang telah steady state dimasukkan
feed atau dikurangi feednya. Dengan pengambilan data dari berbagai titik dan cara
pengambilan secara linear dapat ditentukan luas penampang tangki, mengkalibrasi laju
alir.
L. Kesimpulan
Berdasarkan praktikum yang dilakukan didapatkan regresi untuk masing masing
perlakuan sebagai berikut (Tidak ada keterangan untuk mengolah data dari masing masing
proses, maka diputuskan hanya menyertakan regresi yang didapat dari masing masing
proses). Nilai luas penampang tangki, nilai regresi untuk kalibrasi laju alir, dan simulasi
pengosongan tangki berturut turut sebagai berikut : 30,3 cm2 ; 0,8528 ; 0.9882.
M. Daftar Pustaka
Fatma Sari ST., MT. 2019. Modul Praktikum Operasi Teknik Kimia 4. Jakarta : Universitas
Muhammadiyah Jakarta.
Padma. 2018. Dinamika Fluida. Jakarta : Universitas Muhammadiyah Jakarta.
Zeffa. 2011. Dinamika Proses pada Sistem Pengosongan Tangki. Jakarta : Universitas
Muhammadiyah Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai