Anda di halaman 1dari 14

RANGKUMAN

PENGUNGKAPAN DAN SARANA INTERPRETIF

A. METODE PENGUNGKAPAN
Secara konseptual pengungkapan merupakan bagian integral dari
pelaporan keuangan. Secara teknis, pengungkapan merupakan langkah akhir
dalam proses akuntansi yaitu penyajian informasi dalam bentuk statemen
keuangan.
Menurut Evans (2003) Pengungkapan adalah Penyediaan informasi dalam
statemen keuangan termasuk statemen keuangan itu sendiri, catatan atas
statemen keuangan, dan pengungkapan tambahan yang berkaitan dengan
statemen keuangan. Pengukapan ini terbatas hanya pada hal-hal yang
menyangkut pelaporan keuangan.
Menurut Wolk, Tearney, dan Dodd, Pengungkapan berkaitan dengan
informasi baik dalam statemen keuangan maupun komunikasi tambahan
termasuk catatan kaki, peristiwa-peristiwa setelah tanggal statemen, diskusi
dan analisis manajemen, prakiraan keuangan dan operasi, dan statemen
keuangan tambahan yang meliputi pengungkapan segmental dan informasi
pelengkap lebih dari kos historis.
Pengungkapan juga sering dimaknai sebagai penyediaan informasi lebih
dari apa yang dapat disampaikan dalam bentuk statemen keuangan formal.
Hal ini sejalan dengan gagasan FASB dalam rerangka konseptualnya.
Masalah teoritis yang terdapat di dalam pengungkapan adalah sebagai
berikut:
1. Untuk siapa informasi diungkapkan?
2. Mengapa pengungkapan harus dilakukan?
3. Seberapa banyak dan informasi apa yang diungkapkan?
4. Bagaimana cara dan kapan mengungkapkan informasi?
B. SIAPA SETUJU
Rerangka konseptual telah menetapkan bahwa investor dan kredito
rmerupakan pihak yang dituju oleh pelaporan keuangan sehingga
pengungkapan ditujukan terutama untuk mereka. Pengungkapan menuntut
lebih dari sekedar pelaporan keuangan tetapi meliputi pula penyampaian
informasi kualitatif atau non-kualitatif karena pihak yang dituju lebih luas dan
model pengambilan keputusannya kurang dapat diidentifikasi,
pengungkapannya cenderung untuk meluas dan jarang menjadi sempit.
C. FUNGSI DAN TUJUAN PENGUNGKAPAN
Tujuan pengungkapan adalah menyajikan informasi yang dipandang perlu
untuk mencapai tujuan pelaporan keuangan dan untuk melayani berbagai
pihak yang mempunyai kepentingan berbeda-beda (investor dan kreditor
tidak homogen). Pasar modal yang merupakan sarana utama pemenuhan dana
dari masyarakat maka pengungkapan dapat dibagi menjadi beberapa tujuan,
yaitu:
1. Tujuan Melindungi
Dilandasi alasan bahwa tidak semua pemakai informasi mampu
memperoleh ataupun mengolah data maka diperlukannya perlindungan.
Dengan kata lain, tujuan ini menyebabkan tidak adanya manajemen yang
kurang adil dan kurang terbuka.
2. Tujuan Informatif
Dilandasi alasan bahwa pengungkapan untuk menyediakan informasi
yang membantu keefektifan pengambilan keputusan pemakai dan untuk
tujan pengawasan oleh badan kepemerintahan yang khusus ditujukan pada
Badan Pengawas melalui formulir yang harus diisi dan diserahkan
padasaat laporan tahunan dan kuartalan.
3. Tujuan Kebutuhan Khusus
Merupakan gabungan dari tujuan melindungi dan tujuan informative
terkait apa yang harus diungkapkan pada publik dan apa yang bermanfaat
bagi pemakai.
D. KELUASAN DAN KERINCIAN PENGUNGKAPAN
Keluasan dan kerincian pengungkapan ini membahas terkait seberapa
banyak informasi yang harus diungkapkan disebut dengan tingkat
pengungkapan (level of disclosure). Evans (2003)mengidentifikasi tiga
tingkat pengungkapan yaitu:
1. Tingkat Memadai (adaquate disclosure) adalah tingkat minimum yang
harus dipenuhi agar statemen keuangan secara keseluruhan tidak
menyesatkan untuk kepentingan pengambilan keputusan yang diarahkan.
2. Tingkat Wajar atau Etis (fair or ethical disclosure) adalah tingkat yang
harus dicapai agar semua pihak mendapat perlakuan atau pelayanan
informasional yang sama.
3. Tingkat Penuh (full disclosure) adalah tingkat yang menuntut penyajian
secara penuh semua informasi yang berpaut dengan pengambilan
keputusan yang terarah.
E. KENDALA PENGUNGKAPAN
Kendala dalam pengungkapan adalah seberapa banyak informasi yang
jarus diungkapkan dan tujuan dari pengungkapan itu sendiri, berikut tinjauan
kendalanya:
a) Tujuan
Bila dilihat dari tujuaannya dimana harus melindungi berarti pengugkapan
harus jelas, lebih rinci, dan lebih luas, sehingga dapat dipastikan bahwa
akan banyak informasi yang diungkapankan.
b) Kos (nilai buku)
Bila dilihat dari kosnya maka informasi harus berjumlah sedikit daripada
yang di sediankan sehingga akan kesulitan menentukan manfaat.
c) Kelebihan Informasi
Penyediaan informasi yang melebihi kemampuan pemakai untuk
mencernanya secara efektif karena makin banyak informasi tidak selalu
baik kalau pemakai tidak dapat mengolah dan memanfaatkan informasi
tersebut.
d) Keengganan Manajemen
Pengungkapan informasi sangat berharga bagi perusahaan dalam usaha
mengetahui kondisi persaingan, maka kaerena itu perusahaan enggan
untuk mengungkapkan informasi privatnya.
e) Pengungkapan Wajib
Pengungkapan ini harus dipertimbangkan atas dasar apakah informasi
yang sama sebenarnya dapat diperoleh pemakai dari sumber lain ( secara
online melalui internet ).
Epstein dan Pava dalam Evans (2003) menghasilkan temuan yang dapat
menjadi pertimbangan penyusun standar untuk menentukan tingkat
pengungkapan yang sebenarnya tidak perlu diungkapkan sebagai berikut :
a) Investor mendasarkan keputusan investasinya dalam perspektif jangka
panjang
b) Pengaruh pialang terhadap keputusan makin berkurang
c) Pemegang saham berkeyakinan bahwa laporan tahunan makin bermanfaat
disbanding sebelumnya
d) Laporan arus kas lebih penting bagi para pemakai daripada laporan laba
rugi
e) Pendapat auditor makin bermanfaat disbanding sebelumnya
f) Diskusi dan analisis manajemen kurang bermanfaat
F. PENGUNGKAPAN SUKARELA
Pengungkapan sukarela adalah pengungkapan yang dilakukan perusahaan
di luar apa yang diwajibkan oleh standar akuntansi atau peraturan badan
pengawas. Teori signaling melandasi pengungkapan sukarela ini. Manajemen
selalu berusaha untuk mengungkapakan informasi privat yang menurut
pertimbangannya sangat diminati oleh investor dan pemegang saham
khusunya kalau informasi tersebut merupakan berita baik. Dengan kesediaan
manajemen dalam pengungkapan sukarela ini, tingkat pengungkapan wajib
yang dapat ditetapkan dapat diarahkan ke tingkat wajar atau bahkan memadai
tidak perlu penuh.
G. REGULASI PENGUNGKAPAN
Dalam pengungkapan perlu adanya regulasi (regulasi : peraturan / hukum
yang mengatur perilaku) dengan alas an :
1) Penyalahgunaan ( abuse) dan Kecurangan (fraud)
2) Eksternalitas (externalities) atau aktivitas saling mempengaruhi untuk
mendapat keuntungan .
3) Asimetri Informasi ( information asymmetry) / salah satu pihak dari suatu
transaksi memiliki informasi lebih banyak atau lebih baik dibandingkan
pihak lainnya.
4) Keengganan Manajemen (management reluctance) / tidak
mengungkapkan informasi
H. YANG PERLU DIUNGKAPKAN
Pengungkapan meliputi statemen keuagan itu sendiri dan semua informasi
pelengkap. Dengan kata lain, apa yang diungkapkan Berkaitan dengan
berbagai proposal tentang komponen-komponen yang harus disampaikan.
Dalam pengungkapan informasi kepada pihak lain, terdapat beberapa model
yang dapat digunakan, yaitu model Inti, model FASB, model Komite Jenkins,
model William, dan peraturan SEC/BAPEPAM.
Untuk tujuan pelaporan keuangan, Hendriksen dan Van Breda (1992)
menunjukkan beberapa pos laporan atau jenis informasi yang memerlukan
pengungkapan yaitu :
a) Penjelasan kualitatif
b) Prakiraan keuangan
c) Kebijakan akuntansi
d) Perubahan akuntansi
e) Peristiwa pascapelaporan
f) Segmen usaha
William mengusulkan suatu model pengungkapan yang disebut model
pelaporan alternative lima-lapis yaitu :
1. Lapis pertama, pos-pos yang memenuhi kriteria pengakuan yang sama
dengan model yang sekarang berlaku.
2. Lapis kedua, pos-pos yang memenuhi kriteria pengakuan tetapi
bermasalah dalam hal reliabilitas pengukuran seperti nilai merek dagang.
3. Lapis ketiga, pos-pos yang tidak begitu memenuhi kriteria reliabilitas dan
definisi seperti misalnya kepuasan konsumen.
4. Lapis keempat, pos-pos yang memenuhi kriteria pengukuran,
keterandalan, dan keberpautan tetapi tidak memenuhi definisi elemen
seperti angka sensitivitas-risiko.
5. Lapis kelima, pos-pos yang tidak memenuhi definisi elemen dan juga
tidak dapat diukur secara terandalkan seperti kapital intelektual karyawan.
I. METODE PENGUNGKAPAN
Metode pengungkapan berkaitan dengan masalah bagaimana secara teknis
informasi disajkan kepada pemakai dalam satu perangkat statemen keuangan
beserta informasi lain yang berpaut. Motode ini biasanya ditentkan secara
spesifik dalam standar akuntansi atau peraturan lain.
Informasi dapat disajikan dalam pelaporan keuangan sebagai antara lain :
1. Pos statemen keuangan
Pos statemen keuangan sesuai dengan standar tentang definisi,
pengukuran, penilaian, dan penyajian yang meliputi neraca, laba-rugi,
perubahan ekuitas, dan aliran kas. ( PSAK no 1 pasal 39 dan 44)
2. Catatan Kaki (footnotes)
Metode pengungkapan untuk informasi yang tidak praktis atau tidak
memenuhi kriteria untuk disajikan dalam bentuk elemen statemen
keuangan. Catatan kaki harus diberi indeks yang jelas dan teratur
sehingga memudahkan pengacuan. Hendriksen dan van Breda (1992)
merinci yang diungkapkan dalam catatan kaki yaitu :
 Perubahan metode
 Hak kreditor atas aset tertentu
 Aset / kewajiban bergantung
 Pembatasan atas pembayaran
 Transaksi yang mempengaruhi modal saham dan hak pemengang
 Saham kontrak eksekutori
 Pihak yang mempunyai hubungan istimewa
Catatan kaki memiliki keunggulan sebagai berikut :
1. Mengungkapkan informasi nonkuantitatif tanpa harus mengganggu
penyajian utama dalam laporan keuangan
2. Mengungkapkan kualifikasi dan pembatasan pos-pos tertentu dalam
laporan keuangan
3. Mengungkapkan rincian pos-pos tertentu yang dianggap penting tanpa
mendistraksi jumlah total suatu pos atau tanpa mengganggu susunan
penyajian pos-pos dalam laporan
4. Mengungkapkan hal-hal yang bersitfat kuantitatif atau deskriptif yang
tidak memenuhi criteria pengakuan tetapi penting untuk disampikan
atau yang mempunyai arti penting sekunder
5. Mempertahankan laporan keuangan sebagai ciri utama laporan
keuangan dengan ringkas dan jelas meskipun catatan kaki merupakan
bagian integralnya.
Catatan kaki juga memiliki kelemahan yang harus dipertimbangkan
sebagai berikut :
1) Catatan kaki sering dilewati oleh pembaca karena memuat banyak
kalimat daripada angka sehingga memerlukan ketekunan
2) Catatan kaki kurang menjelaskan artinya
3) Kompleksitas perusahaan cenderung menempatkan catatan kaki
menjadi fokus pelaporan daripada statemen keuangan. Maka
penggunaan secara berlebih akan menjadi penghambat
4) Catatan kaki digunakan untuk menyajikan suatu informasi substitusi
sebagai pos statemen keuangan
5) Catatan kaki dapat membingungkan pembaca bila isinya tidak sesuai
dengan apa yang telah disajikan.
3. Penjelasan Dalam Kurung
Metode ini digunakan untuk makna suatu istilah, menunjukkan suatu
unsur, penilaian alternatif, dan acuan.
4. Istilah Teknis
Istilah teknis yang tepat harus digunakan secara konsisten untuk nama
pos, elemen, judul, atau subjudul karena merupakan objek penting dalam
akuntansi.
Di Indonesia, istilah teknis perlu diterjemahkan untuk keperluan
pelaporan dalam bahasa Indonesia dan pendidikan. Karena standar
akuntansi akan digunakan sebagai acuan baik bagi penyusun laporan
maupun oleh pembelajar akuntansi, penyusun standar harus menciptakan
istilah dengan penuh kecermatan dan mendidik para anggota profesi
tentang istilah teknis tersebut. Oleh karena itu, penyusun standar harus
mempunyai pengetahuan dasar tentang bahasa (Inggris dan Indonesia)
agar istilah tidak diciptakan dengan perasaan dan telinga saja tetapi
dengan kaidah yang tepat.
5. Lampiran
Lampiran berisikan rincian, statemen tambahan (supplementary
statements), daftar rincian, atau semacamnya. Lampiran ini digunakan
untuk menambah informasi lebih dari yang dimuat dalam stattemen
keuangan
6. Komunikasi manajemem
Komuikasi manajemen secara resmi dapat disampaikan bersamaan
dengan penerbitan laporan tahunan dalam bentuk surat, berikut macam-
macam surat atau laporan secara resmi yaitu :
a. Surat ke pemegang saham yang memuat tanggapan atau penjelasan
umum direksi tentang apa yang telah tercapai dan upaya apa saja yang
telah dilakukan serta apa yang akan dilakukan terkait misi dan visi
perusahaan.
b. Laporan dewan komisaris berisi pandangan umum tentang kinerja
manajemen secara keseluruhan, berisi persetujuan dewan komisaris
terhadap statemen keuangan yang disajikan manajemen, usulan terkait
deviden, dan usulan lain yang sesuai dengan anggaran dasar dan
anggaran rumah tangga perusahaan.
c. Laporan direksi yang memuat penjabaran lebih lanjut dari surat ke
pemegang saham, yaitu menguraikan perubahan-perubahan penting
dalam posisi keuangan dan hasil operasi tahun berjalan dibanding
tahun sebelumnya.
d. Diskusi dan analisis manajemen (DAM) yaitu penjelasan manajemen
dengan analisis terhadap operasi perusahaan tahun berjalan
berbanding tahun sebelumnya
Diskusi dan analisis manahemen berisi hal-hal sebagai berikut :
a) Analisis tentang perubahan hasil operasi terutama laba atau rigi,
laba kotor penjualan, dan biaya administrasi.
b) Analisa tentang likuiditas, sumber pendanaan, penggunaan
pinjaman, serta analisis investasi.
c) Harapan manajemen masa dating tentang konsisi politik, sosial,
dan ekonomi dan hal-hal yang mungkin terjadi akibat
ketidakpastian kondisi sekarang.
d) Tanggapan dan harapan manajemen kejadian atau perubahan
nonfinansial yang memengaruhi operasi manajemen.
e) Rencana-rencana perubahan kejadian penting di masa datang.
f) Rencana pengeluaran capital serta riset dan pengembangan.
g) Analisis laporan keuangan yang diwujudkan dalam bentuk rasio
dan tren
7. Catatan dalam laporan auditor
Pengungkapan yang dinilai auditor telah memadai dan wajar sesuai
PABU secara otomatis akan tercermin dalam statemen keuangannya.
Pengungkapan oleh auditor berkaitan dengan hal :
a. Perubahan akuntansi dan konsistensi
b. Keraguan tentang kelangsungan perusahaan
c. Persetujuan atas penyimpangan dari PABU
d. Penekanan suatu hal dalam statemen atau kejadian
e. Pengaitan nama auditor dengan statemen keuangan takauditan
f. Statemen keuangan komparatif yang salah satu diaudit auditor lain.
g. Pembatasan lingkup audit dan independensi auditor
J. SARANA INFERPRESTASI
Pengungkapan dapat dikatakan sebagai sarana interpretif dalam tataran
praktis untuk menambah kebermanfaatan dan keberpautan informasi
akuntansi yang disajikan melalui media statemen keuangan. Sarana interpretif
dalam tataran praktis mengandung pengertian bahwa butir-butir
pengungkapan telah diakui sesuai dengan standar akuntansi yang
mengaturnya sehingga sesuai dengan tujuan pelaporan keuangan itu sendiri.
Dalam tataran praktis, terdapat suatu rerangka atau struktur akuntansi
pokok (basic accounting structure) atau pelaporan keuangan pokok (financial
reporting proper) yang membatasi pengungkapan sesuai dengan tujuan
pelaporan keuangan. Tanpa rerangka pokok tersebut akan banyak hal yang
akan dituntut untuk diungkapkan, dilampirkan, atau dimasukkan dalam
pelaporan keuangan. Rerangka pokok juga diperlukan untuk membatasi
tanggungjawab auditor dalam menetapkan kewajaran statemen keuangan.
Pelaporan keuangan pokok itu sendiri diartikan sebagai pelaporan yang
langsung ditentukan oleh standar akuntansi atas dasar pertimbangan
keterandalan dan keberpautan.
Sarana interpretif adalah upaya-upaya untuk meningkatkan
kebermanfaatan rerangka akuntansi pokok dengan berbagai usulan untuk
mengatasi kelemahan kos historis sebagai basis penilaian yang tidak hanya
diyujukan dalam pelaporan keuangan ekstenal tetapi juga untuk laporan
internal / manajerial.
K. MASALAH YANG TERJADI
Menurut Paton dan Littleton ( 1970) terdapat beberapa permasalahan yang
berkaitan dengan teori ini, yaitu :
1. NILAI DAN KOS
Kos dapat didefinisikan sebagai penghargaan sepakatan pada saat suatu
objek diperoleh dan menjadi data dasar dalam akuntansi, sedangkan nilai
didefinisikan sebagai persepsi terhadap manfaat suatu objek setiap saat
dan dinyatakan dalam satuan moneter.
Hal yang menjadi permasalahan adalah, perlukah kos direvisi terus secara
periodik? Karena suatu persepsi selalu berubah dengan berjalannya
waktu. Terdapat pro dan kontra terhadap permasalahan ini. Argumen yang
mendukung hal tersebut menyatakan bahwa keberpautan keputusan
sebagai salah satu kualitas informasi baik untuk kepentingan manajemen
maupun pihak luar. Untuk kepentingan manajemen, perhitungan laba tiap
perioda hendaknya mencerminkan dengan jelas perubahan ekonomik
penting termasuk rugi dan untung yang belum terealisasi yang terjadi
akibat penurunan dan kenaikan nilai faktor-faktor jasa yang masih belum
digunakan. Untuk kepentingan pihak luar, angka laba yang dihasilkan
akan mendekati laba ekonomik, sehingga neraca akan menunjukkan nilai
perusahaan pada saat itu.
Argumen yang menyanggah revisi terhadap kos, diantaranya adalah Paton
dan Littleton (1970) yang menyatakan bahwa adanya perubahan nilai
tidak berarti bahwa rerangka akuntansi pokok berbasis kos tidak lagi
bermanfaat sehingga harus diganti. Tujuan utama akuntansi adalah
pengukuran laba periodik dengan menggunakan proses menandingkan kos
dan pendapatan secara sistematik.
Dengan adanya argumen-argumen berikut maka penggantian jumlah
rupiah tidak berlaku,yaitu :
a. Keterandalan data maka dengan adanya pergeseran data jelas akan
mengakibatkan statemen laba-rugi yang kurang memuaskan dimana
auditor tidak memiliki basis kuat untuk menunjukkan bahwa angka
tersebut merupakan kesepakatan yang timbul dari kontrak sebagai
bukti audit.
b. Saling kompensasi antara periode artinya kenaikan atau penurunan
saling berkaitan baik yang terjadi pada tahun berjalan maupun tahun
berikutnya.
c. Fluktasi nilai merupakan gejala umum karena perubahan harga tidak
segera dan langsung mempengaruhi jalannya operasi perusahan.
d. Nilai pasar dan posisi keuangan dalam menunjukan harga pasar
tersebut dalam tanda kurung di neraca akhir maka secara cukup
menyakinnya tana harus merevisi secara terus menerus.
L. REVISI KOS FASILITAS FISIS
Dalam beberapa hal khusus, penilain kembali fasilitas fisis yang berakibat
revisi terhadap kos tercatat tidak dapat dihindari. Beberpa hal khusus yang
menghendaki penilaian kembali adalah sebagai berikut :
1. Perusahaan akan dibeli sehingga terjadi penggantian hak milik atau
perubahan entitas yang menghendaki pencatatan aset pada nilai
perusahaan baru berdiri
2. Kuasi reorganisasi untuk penyerapan deficit
3. Penggadaian aset yang menghendaki penilaian untuk menentukan nilai
gadai
4. Peraturan pemerintah yang mengharuskan revaluasi
5. Terjadinya musibah yang menghendaki penilaian untuk menentukan
jumlah ganti rugi/asuransi
6. Penilaian aset untuk keperluan penentuan nilai asuransi aset
7. Penentuan nilai aset untuk keperluan pajak.
Dalam revisi kos fasiliras fasis terdapat juga pro dan kontra. alasan yang
dikemukan oleh pihak yang mendukung revisi adalah adanya :
1. Distorsi informasi ekonomik adalah kos tercatat menghasilkan biaya yang
tidak efektif/tidak bermanfaat secara ekonomik sehingga mendistorsi daya
melaba yang sesungguhnya.
2. Distorsi dana penggantian adalah kondisi tingkat harga-harga barang
menurun akuntansi depresiasi atas dasar kos historis cenderung
menghasilkan akumulasi dana yang berlebihan untuk tujuan penggantian.
Disisi lain, alasan-alsan yang dikemukan oleh pihak yang menyanggah revisi
adalah prosedur tidak praktis, penilaian tidak terandalkan, dan depresiasi
bukan akumulasi dana.
M. PENGURANGAN NILAI BUKU FASILITAS FISIS
Berkaitan dengan revisi kos fasiitas fisis adalah pengurangan atau
penghapusan sebagian kos atau nilai buku karena alasan teknis atau ekonomik
tertentu dan bukan semata-mata karena penurunan harga ata devaluasi.
Pengurangan dapat dilakukan kalau suatu kondisi menyebabkan terjadinya
penurunan kemampuan aset (asset impairment) untuk mendatangkan laba
atau kas di masa datang.
Indikasi Penurunan kemampuan
PSAK No. 48 memberikan pedoman untuk mengidentifikasi adanya
penurunan kemampuan suatu aset. Secara teknis, suatu aset dikatakan
mengalami penurunan kemampuan bilamana nilai tercatat (nilai buku) aset
melebihi apa yang disebut jumlah rupiah atau jumlah terperoleh kembali.
Sedangkan secara substantif, pada setiap tanggal neraca perusahaan harus
mempertimbangkan berbagai kondisi eksternal dan internal yang memberi
indikasi bahwa penurunan emampuan telah terjadi.
Pengangguran Sementara
Kalau fasilitas fisis tertentu tidak digunakan karena alasan musim atau
lainnya maka pengangguran sementara fasilitas tersebut tidak dapat dijadikan
alasan untuk melakukan pengurangan besar kos aset. Demikian juga halnya
dengan pengurangan intensitas penggunaan sama sekali tidak dapat dijadikan
alasan untuk pengurangan kos menjadi rugi.
N. KONVERSI KOS KE RUPIAH DAYA BELI
Kos tercatat merupakan jumlah rupiah kesepakatan berbeda dalam dua
waktu yang berbeda maka dinyatakan dalam tingkat harga umum yang
berlaku menurut waktu karena hal ini akan sangat membingungkan apabila
pencatatan menurut kos historis yang diukurdengan daya beli pada saat itu.
Maka dengan itu muncullah gagasan untuk mengkonversi kos tercatat
(termasuk depresiasi) menjadi kos yang dinyatakan dalam daya belli yang
berlaku sekarang (current purchasing power).
Fluktuasi nilai atau harga aset tidak dapat disangkali lagi sangat penting
yang tercermin dalam perubahan harga-harga barang secara keseluruhan.
Gejala perubahan tingkat harga lebih berpengaruh terhadap kinerja
perusahaan dan perubahan nilai uang mengakibatkan untung atau rugi yang
cukup besar.

KESIMPULAN
Pengungkapan laporan keuangan dalam arti luas berarti penyampaian
(release) informasi. Sedangkan menurut para akuntansi memberi pengertian secara
terbatas yaitu penyampaian informasi keunagan tentang suatu perusahaan di
dalam laporan keuangan biasanya laporan tahunan. Informasi itu sekaligus
menjadi bahan untuk keperluan pengungkapan informasi kepada pihak eksternal,
sehingga tidak perlu ada tambahan biaya yang besar untuk dapat melakukan
pengungkapan dengan lebih lengkap.
Pengungkapan wajib (mandatory disclosure) informasi yang diharuskan
oleh peraturan yang berlaku, dalam hal ini peraturan dikeluarkan oleh Badan
Pengawas Pasar Modal (Bapepam). Sedangkan pengungkapan sukarela adalah
pengungkapan informasi yang dilakukan secara sukarela oleh perusahaan tanpa
diharuskan oleh peraturan yang berlaku atau pengungkapan melebihi yang
diwajibkan.
Perusahaan akan melakukan pengungkapan melebihi kewajiban
pengungkapan minimal jika mereka merasa pengungkapan semacam itu akan
menurunkan biaya modalnya atau jika mereka tidak ingin ketinggalan praktik-
praktik pengungkapan yang kompetitif. Sebaliknya, perusahaan-perusahaan akan
mengungkapkan lebih sedikit apabila mereka merasa pengungkapan keuangan
akan menampakkan rahasia kepada pesaing atau menampakkan sisi buruk
perusahaan di depan berbagai pihak.

Anda mungkin juga menyukai