Anda di halaman 1dari 55

BUKU DASAR-DASAR TEKNIK

PERENCANAAN TRANSPORTASI

 Pengantar Teknik dan Perencanaan Transportasi, Edward K.

Morlok, UPS Foundation Profesor Transportation, Civil and Urban

Engineering Departement University of Penalsyvania, penerbit erlangga

1995, Jln. Baping Raya No.100 Ciracas Jakarta.

 Tata guna tanah dalam Perencanaan Pedesaan & Perkotaan &

Wilayah, Ohara T. Jayadinata Penerbit Institut Teknologi

Bandung,bandung 1992.

 Perencanaan dan Pemodelan Transportasi,DR. Ir. Ofyar Z. Tamin,

MSc 1997 Penerbit Institut Teknologi Bandung (ITB), Bandung.

 Manajement Transportasi, Drs. H. N. Nasution, MS. Tr.Penerbit

Ghalia Indonesia Tahun 1996, Jakarta

 Perencanaan dan teknik Lalu lintas, F.D. HOBBS Edisi Kedua

Penerbit Gadjah Mada University, Terjemahan Ir.H. Waldijiono, MS. Ir.

H. Suprapto, MSc, Tahun 1995.

 Perencanaan Transportasi, Fidel Miro,SE,MS,Tr, Penerbit Erlangga

Tahun 2005

 Hay.W.W; An Introduction Transportation Engineering, Wiley, 1977

 Papascostas, CS. et al; Transportation Engineering and Planning,

Prentice Hall, 1993.

1
 Bahan Kuliah Program Pascasarjana Universitas Gadjah Mada

Sistem Teknik Jalan Raya dan Transportasi Tahun 1995

a. PROF.DR.Ir. Heru Sutomo, MSc, Meng

b. PROF. DR. Ir. Sigit Priyanto, MSc

c. PROF. DR. Ir. Danang Parakesit, MSc

d. Prof. DR.H. Sukamto M. Com

e. DR. Ir. Joko Murwono, MSc

f. DR. Ir. H. Waldijiono, MS

g. DR. Ir. Olly Nurojono, MSc

h. PROF. DR. Ir. Siti Malkamah, MSc

2
KULIAH : I
SISTEM TRANSPORTASI
Pengajar Kuliah :
Ir. H. Abd. Kudus Zaini

URAIAN KULIAH :

1. Defenisi

2. Maksud

3. Tujuan

BUKU BACAAN :

Suwarjoko Warpani, Drs. HA. Abbas Salim, SE Manajemen Transportasi,

PT. Rajasa Grafindo Persada Jakarta, 1996, Heru Sutomo, Sigit Priyanto,

3
Waldijiono, Danang Parakesit, Program Pasca Sarjana Sistem Teknik

Transportasi Universitas Gadjah Mada 1996.

1.1. Defenisi

 Sistem suatu bentuk keterkaitan antara satu variabel/parameter/

komponen/ kesatuan dengan yang lain dalam tatanan yang

tertentu.

 Transportasi suatu kegiatan pemindahan penumpang dan barang

dari suatu tempat ketempat lain (Waldijiono 1996)

- Unsur pergerakan (movement)

- Penumpang atau tanpa alat angkut ketempat lain

- Pejalan kaki tanpa alat angkut

Sistem Transportasi merupakan bentuk keterkaitan antara

penumpang, barang, prasarana dan sarana yang interaksi dalam

rangka pemindahan orang dan barang dalam suatu bentuk alami

maupun buatan/rekayasa (waldijiono 1996)

1.2. MAKSUD

- Sistem Transportasi diselenggarakan mengkoordinasikan proses

pergerakan penumpang dan barang.

- Komponen prasarana merupakan media untuk proses transportasi

- Komponen sarana merupakan alat yang digunakan dalam proses

transportasi

4
- Alat secara konsepsual dibedakan dalam dua bentuk, yaitu

kendaraan yang mengangkut kabin (cargo)

1.3. TUJUAN

- Sistem Transportasi diselenggarakan dengan tujuan agar suatu

proses penumpang dan barang dapat tercapai secara optimum

dalam ruang dan waktu

- Faktor keamanan, kenyamanan dan kelancaran serta efesiensi

waktu dan biaya.

5
KULIAH :
PERENCANAAN TRANSPORTASI
Pengajar Kuliah :
Ir. H. Abd. Kudus Zaini

ISI KULIAH :

1. Defenisi Perencanaan

2. Kegagalan Perencanaan

3. Tujuan Perencanaan

4. Pengertian Transportasi

BUKU BACAAN :

Waldijiono, MS, (1996) Perencanaan Transportasi Program Pascasarjana

Universitas Gadjah Mada, dan Olly Norojono,Morlok, Edwar Perencanaan

Teknik Transportasi Penerbit Airlangga 1995 Jakarta.

1. PENGERTIAN PERENCANAAN TRANSPORTASI

Menurut Kajian ONTOLOGIS, EPISTOMOLOGIS

ONTOLOGIS adalah :

Cabang dari metafisika yang membicarakan waterrwalitas tertinggi

wujud yang nyatak di hari kemudian.

EPISTEMOLOGI adalah :

Cabang dari filsafat yang menyelidiki sumber serta kebenaran

pengetahuan, teori pengetahuan (fenomena)

6
 Perencanaan itu berasal dari kata rencana yaitu suatu proyeksi

tentang apa yang akan dilakukan untuk dicapai tujuan tertentu.

 Perencanaan merupakan spesifikasi dari tujuan yang ingin dicapai,

cara – cara yang akan ditempuh untuk mencapai tujuan


berdasarkan fakta dan fenomena hari ini dan kemaren.
Waldjiono (1996) Perencanaan adalah :
Suatu proses dengan cara tertentu tentang segala sesuatu yang akan
datang dilaksanakan besuk berdasarkan fakta dan fenomena hari ini dan
kemarin untuk mencapai tujuan tertentu.

II. SEBAB KEGAGALAN DALAM PERENCANAAN :


a. Teknik perencanaan jelek
b. Kerangka acuan tugas tidak lengkap
c. Kekurangan data
d. Tidak ada keputusan rencana dibuat
e. Tidak ada staf yang qualified
f. Kurangnya rencana yang dibuat
Perencanaan transportasi harus didukung oleh banyak dengan beberapa
hal :
a. Didukung oleh instansi terkait, baik instansi secara langsung misalnya,
Pekerjaan umum, tata kota, serta keuangan dan perdagangan.
b. Perencanaan transportasi sebaiknya dituangkan dalam hukum
(peraturan lalu lintas, daeah) dan dihubungkan dengan tata guna tanah
dalam transportasi.
c. Penegak hukum, yang mengendalikan segala sesuatu yang
direncanakan secara hukum.

7
1. Lingkup perencanaan, prediksi tata guna tanah dan strategi
transportasi, serta pertumbuhan dalam segi ekonomi yang signifikan
anatra penduduk, tenaga kerja, dan pola arus dan barang yang
menonjol dimasa datang.
2. Perencanaan harus mempunyai hasil agar :
a. Pemilikan kendaraan
b. Waktu perjalanan tiap jam
c. Tata guna tanah
d. Anggaran biaya
e. Pembebasan tanah

III. TUJUAN PERENCANAAN


Tujuan Perencanaan Pemakai Jasa dalam Transportasi
1. Peningkatan mobilitas,perhatian khusus misalnya akan diberikan
kepada orang, yang tidak mempunyai kendaraan bermotor.
2. Pengurangan waktu perjalanan, waktu perjalanan dapat
ditingkatkan dengan upaya peningkatan teknologi, peningkatan
frequensi, peningkatan proses pelayanan transpor
3. Peningkatan kenyamanan (kendaraan maupun perjalanan)
4. Pengurangan tingkat kecelakaan
5. Pengurangan biaya – biaya perjalanan, misalnya dengan
meningkatknya subsidi.
Tujuan Perencanaan bagi Pengusaha :
1. Pengurangan biaya melalui pengurangan biaya investasi, biaya
pemeliharaan dan efesiensi biaya operasi.
2. Maksimal propit
3. Peningkatan koordinasi antar pengusaha yang jika mungkin
melibatkan berbagai moda

8
Tujuan perencanaan Pemerintah dan masyarakat :
1. Transportasi berfungsi sebagai pelayanan atau pendorong
pertumbuhan ekonomi dan sosial.
2. Perservasi lingkungan (issu)
3. Meningkatkan aksebilitas (skala ruang dan waktu)
4. Upaya distribusi pemukiman (tata guna tanah) yang lebih teratur
5. Mengurangi dampak negatif (AMDAL)
Perlu dilakukan tujuan perencanaan, kinerja (fermormance) dan data
untuk perencanaan transportasi dalam penumpang :
1. Data jaringan (infratuktur,link, dan node (terminal)
- Jaringan jalar, rel, penerbangan
- Konisi jaringan jalan (fisik)
- Lokasi terminal
- Kapasitas (kemampuan)
2. Data Operasi
- Jadwal dan frekuensi
- Tanda lalu lintas
- Manajemen dan personil
- Keterkaitan dengan moda lain
3. Data asal tujuan perjalanan
- Basis perjalanan
- Maksud perjalanan
- Pola perjalanan zona (yang ditetapkan perkotaan regional)
IV. PENGERTIAN TRANSPORTASI
a. Transportasi adalah gerakan orang dan barang dari satu tempat
ketempat lain.

9
b. Pemahaman makna transportasi ditujukan kepada epistologi
melalui suatu proses filosofi yang berjenjang dan bertahap dengan
alat 5 W + 1 H
c. Struktur tanya jawab dapat digambarkan dengan matrik.
Unsur Transportasi Gerakan Gerakan
Pertanyaan Orang barang
1. Why X X
2. When X X
3. What X X
4. Where X X
5. Who X X
6. How X X
Sumber : Waldijiono (1996)

Tanya jawab berjenjang bertahap misal dengan bertanya “mengapa


tujuh kali”
1. Mengapa ada gerakan
Karena ada kepekaan
2. Mengapa ada tekanan
Karena ada surplus-defisit
3. Mengapa ada surplus-defisit
Karena beda produktifitas
Karena beda produktifitas
4. Mengapa ada beda produktifitas
Karena ada beda motivasi
5. Mengapa ada beda motivasi
Karena ada beda rangsangan
6. Mengapa ada beda rangsangan
Karena ada kepekaan
7. Mengapa ada beda kepekaan
Karena kepekaan tidak sama

10
KULIAH :
DEFENISI DAN KONSEP INTERAKSI TATA GUNA LAHAN
DAN TRANSPORTASI

Pengajar Kuliah :
Ir. H. Abd. Kudus Zaini

ISI KULIAH :
1. Beberapa gambaran situasi interaksi guna lahan (land use) dan
transportasi
2. Definisi konsep dalam sistem interaksi guna lahan dan transportasi
3. Tujuan perencanaan sistem interaksi guna lahan dan transportasi

BUKU BACAAN :
Blunden, WR & Black, JA, 1984 dan 1985, The Land use Transport
System, Pergamon Press, Syidney, Australia : Chapter I : Definbitive
Concepts and Ideas, pp. 1-8

1. Beberapa gambaran situasi Interaksi Guna Lahan (land use) dan


transportasi.
1.1. Kebijakan untuk menyebarkan lokasi PTS di sekitar Kota
Pekanbaru adalah juga untuk mengurangi kepadatan lalu lintas
di Kotamadya Pekanbaru.
1.2. Perkembangan kota yang hanya terjadi di sepanjang jalan
utama (ribbon development) memperlihatkan pemusatan
penduduk mendekati fasilitas transportasi.

11
1.3. Kebanyakan kota – kota baru disekitar Jakarta dibangun dekat

jalan tol

1.4. Terminal Mayang Terurai Pekanbaru akan dipindahkan

mendekati luar kota (simpang panam)

1.5. Pengaruh pembangunan jalan baru untuk kota kecil, diskusikan

dalam hubungan kegiatan lahan transportasi

1.6. Pengaruh penempatan mega plaza (matahari) dijalan Pepaya,

hotel pangeran, surya dumai digunakan kegiatan interaksi guna

lahan dan transportasi.

2. Defenisi dan Konsep dalam sistem interaksi guna lahan dan

transportasi.

2.1. Guna lahan dalam fasilitas transportasi merupakan sistem

tertutup, artinya bila salah satu bagian sistem berubah maka

bagian yang lain akan dipengaruhi. Kegiatan tata guna lahan

memerlukan pengadaan prasarana (antara lain : fasilitas

transportasi), sedangkan pengadaan transportasi akan

mendorong timbulnya kegiatan guna lahan.

2.2. Tata guna lahan dan transportasi, secara bersama – sama

menimbulkan lalu lintas. Besarnya lalu lintas tergantung pada

tingkat kegiatan guna lahan karakteristik fisik fasilitas

transportasi

12
2.3. Tata Guna Lahan (diperkotaan) berarti distribusi atau pola

geografis, fungsi – fungsi kota misal, permukiman, industri,

perdagangan, pemerintahan. Pada beberapa literatur, tata guna

lahan diartikan sebagai dominan kegiatan yang ada pada

sebidang lahan diartikan sebagai dominan kegiatan yang ada

pada sebidang lahan tertentu (luas tergantung tingkat studi

persil, blok kasawan, dst) sedangkan tata guna tanah lahan

diartikan sebagai hubungan antar tempat kegiatan dan fungsi.

2.4. Kemampuan atau pemasukan transportasi mencerminkan

potensi komunikasi (penghubung) antara kegiatan guna lahan,

ada dua macam sarana komunikasi,yaitu transportasi (barang,

orang) dan telekomunikasi (informasi) yang keduanya juga

keterkaitan, tetapi dalam kuliahini tidak dihubungkan.

3. Tujuan Perencanaan sistem Interaksi Guna Lahan dan

Transportasi

3.1. Salah satu tujuan utama perencanaan sistem (hubungan) tata

guna lahan dan transportasi adalah untuk mencapai

keseimbangan yang effesien antara kegiatan tata guna lahan

dan kemampuan transportasi.

3.2. Salah satu yang mendasari analisis perencanaan adalah

hubungan lokasi dan perilaku perjalanan

3.3. Lingkup perencanaan bisa sebatas kawasan, kota (urban) atau

lebih luas lagi yaitu wilayah (region)

13
KULIAH :
TRANSPORTASI DAN TATA GUNA LAHAN

Pengajar Kuliah :
Ir. H. Abd. Kudus Zaini

ISI KULIAH :

1. Transportasi

2. Tata Guna Tanah

3. Penilaian Tata Guna Lahan dari Aspek Transportasi

4. Pengendalian Tata Guna Lahan dari Aspek Transportasi

5. Karakter Transportasi

6. Kerangka Penguasaan Lahan

BUKU BACAAN :

Waldijiono, Ms, Parakesit, D. Junaidi,A. Perencanaan Transportasi

Universitas Gadjah Mada Yogyakarta, 1996, Morlok, Teknik Perencanaan

Transportasi Penerbit ErLangga 1995. Jakarta

1. Mengapa Ada Kegiatan Transportasi

1.1. Karena kegiatan manusia berkaitan dengan transportasi, hal

melalui model manusia.

1.2. Model manusia transportasi sebagai tepak (MMT)

14
2. Mengapa Tata Guna Tanah

2.1. Kegiatan manusia disuatu tempat menggunakan lahan wadah

kegiatan

2.2. Jika tidak ditata menurut aturan dalam transportasi maka akan

timbul masalah tata guna tanah meupun transportasi

2.3. Penataan Tata Guna tanah berkaitan dengan besaran, dan jenis

kegiatan

2.4. Jenis kegiatan menurut transportasi dikelompokan kedalam

1. Jasa

2. Pemukiman

3. Pertanian

4. Industri

3. Tata Guna Tanah Aspek Transportasi

Ada tiga kriteria untuk menentukan kualitas tata guna tanah dari aspek

transportasi yaitu :

a. Lokasi, dimana besaran dan jenis kegiatan yang diinginkan agar

angkutan lalu lintas yang timbul jika ditambah dengan lalu lintas

ditambah dengan lalu lintas yang telah ada tidak menimbulkan

kemacetan diluar batas toleransi

b. Tapak ruang pakai yang disediakan agar mampu menampung

semua kendaraanya yang mengunjungi kegiatan, sehingga tidak

sampai melimpah dan pakai ditepi jalan (manuver)

15
c. Akses, berkaitan dengan standar geometrik akses yang menjamin

kendaraan keluar masuk tidak mengganggu kelancaran terus

menerus dijalan umum.

4. Pengendalian tata guna lahan dari Aspek transportasi

4.1. Prinsip lokasi dan mendirikan bangunan harus dilengkapi dengan

persyaratan lokasi, tapak dan akses,sesuai dengan kriteria yang

telah ditetapkan.

4.2. Pengawasan dan pemindahan bagi yang melanggar kriteria

pada lokasi, tapak, dan akses melanggar hukum.

5. Karakter Transportasi

5.1. Transportasi ditentukan oleh semua unsur pembentukan secara

individu maupun kelompok.

5.2. Masalah transportasi dikota umumnya

1. Kemacetan

2. Kesemrautan

3. Kecelakaan lalu lintas

4. Pencemaran lingkungan

5. Transportasi biaya tinggi

5.3. Unsur Pembentuk transportasi

TGT, SJJ, SMA, SAL, STE, SPA, SMK, STL, SLL, SSB, SGR,

SGS, SMT.

16
5.4. Keterkaitan unsur pembentuk dan masalah

Ekonomi
Unsur Kemacetan Kesemrautan Kecelakaan Pencemaran biaya
tinggi
1. TGT 5 5 3 4 5
2. SJJ 4 0 1 3 5
3. SMA 5 5 4 4 5
4. SPA 5 5 4 4 5
5. STE 5 5 0 2 5
6. SGR 2 2 3 2 3
7. SGS 5 3 3 2 5
8. SLL 3 1 1 2 3
9. SMJ 0 1 1 0 2
10.STL 0 3 2 0 5
11.SSB 5 5 5 2 5
12.SMT 5 5 5 2 5
13.SAL 3 5 4 3 5
Sumber : Waldijiono (1996)

6. Kerangka Penguasaan Lahan

Aktifitas

Manusia Lokasi

Sumber : Parakesit (95)

17
KULIAH :
KOMPONEN TRANSPORTASI

Pengajar Kuliah :
Ir. H. Abd. Kudus Zaini

ISI KULIAH :

1. Fungsi komponen transportasi

2. Manusia dan barang

3. Prasarana dan sarana transportasi

3.3.1. Prasarana Transportasi

3.3.2. Sarana transportasi

BUKU BACAAN :

Morlock,K. Edward, Pengantar Teknik dan Perencanaan Transportasi

Penerbit AirLangga 1995 Jakarta, Olly Norojono, dan Heru Sutomo,

Pascasarjana Universitas Gadjah Mada 1996

1. PENDAHULUAN

Morlok, Edward, K 1995) Fungsi Transportasi :

Memindahkan sesuatu benda, dimana objek yang akan

dipindahkan mencakup benda tak bernyawa seperti alam, hasil

produksi bahan makanan and bena hidup, seperti manusia, binatang

18
dan tanaman dengan kecualian manusia dan binatang, benda – benda

alamiah lainnya tidak dapat berpindah, walaupun manusia dan

binatang dapat bergerak namun kapasitasnya terutama dalam

perjalanan dan jarak yang ditempuh terpaksa harus beristirahat.

Bahagian komponen transportasi antara manusia dan barang

serta sarana dan prasarana merupakan bahagian :

 Membuat suatu objek menjadi mudah diangkut dan dapat diangkut

tanpa menimbulkan kerusakan.

Contoh : hasil produksi tidak dapat diangkut hanya dengan

menggulingkan, menyeret atau mengapungkan tetapi harus

diangkut dengan cara tertentu yang tepat supaya tidak rusak.

 Menyediakan gerakan dari pemakaian gaya secukupnya untuk

dapat mempercepat atau memperlambat objek, mengatasi

hambatan – hambatan yang bisa terjadi dan mengarahkan suatu

objek tanpa kerusakan,kontrol gerakan adalah lokomotif, dalam hal

ini dapat pemakaian gaya – gaya mekanis yang bekerja pada

objek, menggerakan melalui jalur tertentu, selain melindungi, dan

pemakaian harus dikontrol supaya ibjek dapat bekerja.

 Melindungi objek dari kerusakan dan kehancuran yang dapat terjadi

akibat samping dari pergerakan, terutama penting dari pergerakan

hidup atau bahan makanan, dimana pemeliharaan berupa

temperatur lingkungan yang tepat, tekanan, kelembaban dan

sebagainya.

19
Tabel 1.1. Klasifikasi Penyebab Terjadinya

Pergerakan /Perjalanan

Aktivitas Klasifikasi Perjalanan Keterangan


I. EKONOMI
a. Mencari Nafkah 1. Ke dan dari tempat kerja Jumlah orang yang bekerja
2. Berkaitan dengan Perjalanan yang berkaitan
perkerjaan dengan pekerjaan :
a. Mengunjungi perumahan
b. Ke dari rapat

b. Mendapatkan barang 3. Ke dari tokokeluar untuk Pelayanan hiburan dan


Dan pelayanan Keperluan pribadi Diklasifikasikan secara
4. Berkaitan dengan belanja terpisah :
atau bisnis pribadi a. Pelayanan medis, hukum
Kesejahteraan sosial

2. SOSIAL
Menciptakan menjaga 1. Ke dan dari rumah teman Banyaknya fasilitas terjadi
Hubungan pribadi 2. Ke dari tmpt pertemuan Didalam lingkungan
Bukan dirumah Keluarga, dan tidak banyak
Menghasilkan perjalanan

3. PENDIDIKAN 1. Ke dan dari sekolah Sebahagian besar penduduk


Kampus dll Berusia 5-21 tahun untuk
Mempergunakan perjalanan
dan berkembang 85% dari
Jumlah penduduk

4. REKREASI DAN 1. Ke dan dari tempat Mengunjungi restoran, sosial


HIBURAN Rekreasi serta hiburan Termasuk perjalanan pada
2. Perjalanan dan berkenda Hari libur, perjalanan bukan
raan untuk rekreasi Hari libur

5. KEBUDAYAAN 1. Ke dan dari tmpt ibadah Perbedaan antara ke ibadah,

20
2. Perjalanan bukan hiburan Dan budaya dan hiburan
Daerah, budaya serta Sangat sulit dilakukan dan
Pertemuan politik Tidak begitu jelas.
Sumber : hasil penelitian (1998)

2. MANUSIA DAN BARANG

Ditinjau dari segi terminologi,sistem transportasi dari wilayah adalah :

Suatu sistem pergerakan manusia dan barang dari zona asal dan

zona tujuan dalam wilayah yang bersangkutan, pergerakan ini dapat

dilakukan dengan menggunakan berbagai sarana atau moda dengan

menggunakan berbagai sumber tenaga dan dilakukan untuk keperluan

tertentu.

Norojono, (1997) Sistem Transportasi suatu produk sistem

perjalanan (triop) dari tempat asal ketempat tujuan. Skala pergerakan

bisa mencapai ribuan orang atau ribuan ton barang yang melakukan

pergerakan secara bersamaan. Pergerakan tersebut akan

menggunakan prasarana dan sarana yang ada dengan implikasi dari

pergerakan yang dilakukan secara massala dan bersamaan dalam

suatu hiburan.

3. PRASARANA DAN SARANA TRANSPORTASI

Cara agar benda dapat bergerak secara alamiah, namun

kesemuanya tidak memenuhi kebutuhan akan transportasi dalam

masyarakat modern sekarang ini. Oleh karena itu kebanyakan

transportasi dilakukan dengan alat – alat yang pada umumnya dibuat

oleh manusia.

21
Bentuk transportasi yang paling umum dipergunakan ialah

pemakaian kendaraan untuk transportasi darat, konsep utamanya

adalah menggantikan tenaga manusia dan binatang dengan tenaga

mesin yang disain dengan melakukan fungsi yang sama.

Fungsi teknologi dari sarana dan prasarana transportasi akan

sangat mempengaruhi dan kelancaran transport.

 Mempercepat suatu pergerakan angkutan barang/penumpang

 Mengurangi tahanan terhadap gerakan, berhenti mengurangi

kebutuhan tenaga

 Mengurangi kemungkinan kerusakan barang yang diangkut.

3.1. PRASARANA TRANSPORTASI

Sebagai akibat adanya kebutuhan transportasi, yakni pergerakan

orang dan barang, maka timbulah tuntutan untuk menyediakan

prasarana-prasarana agar pergerakan dapat berlangsung dengan

aman, cepat, nyaman, ekonomi dan kriteria yang lain. Dalam

prasarana transportasi sangat berpengaruh dengan jenis moda

transportasi yang digunakan.

3.1.1. Jalan Raya

A. Jalan raya adalah :

Suatu prasarana perhubungan darat yang digunakan untuk

kendaraan yang menggunakan roda karet meliputi segala

bagian jalan termasuk bangunan pelengkap dan

perlengkapannya yang diperlukan bagi lalu lintas.

22
Lalu lintas menuntut sejumlah persyaratan antara keamanan,

kecepatan dan kenyamanan, maka jalan tidak hanya terdiri

dari bahagian yang bisa dilalui jalan saja. Melainkan yang

menunjang kesempurnaan seperti bahu, trotoar, saluran

drainase.

Bagian Jalan

1. Daerah Manfaat Jalan (DAMAJA)

Meliputi badan jalan, saluran tepi jalan dan ambang

pengaman. Badan jalan ini meliputi jalan lalu lintas dengan

tanpa jalur pemisah, dan bahu jalan ambang pengaman

jalan terletak dibagian paling luar dari manfaat jalan dan

dimaksud mengamankan bangunan jalan.

2. Daerah Milik Jalan (DAMIJA)

Meliputi daerah manfaat jalan dan sejalur tanah tertentu

daerah manfaat tetapi didaerah milik jalan dimaksudkan

untuk memenuhi persyaratan kelulusan keamanan,

pengguna jalan, antara lain untuk pelebaran jalan

dikemudian hari.

3. Daerah Pengawasan Jalan (DAWASJA)

Merupakan sejalur tanah tertentu diluar daerah milik jalan

yang ada dibawah pengawasan pembina jalan.

Penggunaan daerah pengawasan jalan perlu diawasi agar

pandangan pengemudi dan kontruksi bangunan jalan tidak

terganggu bila milik jalan tidak cukup.

B. Jalan Rel (Railways)

23
Dibentuk dari rel baja sejajar, yang mendukung dan sekaligus

mengarahkan roda dari kereta api dieratkan diatas bantalan

kayu/baja atau beton dan diletakan diatas ballast sebelum

bersentuhan dengan tahan dasar. Jalan rel bervariasi

diberbagai negara.

Indonesia : 1.062 mm
Amerika : 1.495 mm
Jenis rel bermacam – macam dan terdiri dari bagian kepala,
badan, kaki, rel panjang rel kurang lebih 12 m hingga 17 m
atau kelipatan, tergantung spesipikasi standar di negara
bersangkutan.
Bantalan ukuran 17 x 20cm dengan panjang 2,5 – 3 meter
Jarak bantalan kurang lebih 50-70 cm
Rel dihubungkan dengan bantalan paku, sekrup atau jepitan
khusus.(lihat gambar)
Fungsi ballast berupa material :
a. Menahan dan mendistribusikan beban roda
b. Menahan bergeraknya rel
c. Menyediakan drainase yang cepat
d. Mencegah tumbuh-tumbuhan
e. Memudahkan pemeliharannya
Persilangan jalur rel disebut wesel, yang memungkinkan
kereta api berpindah jalur.
3.1.2. PRASARANA UDARA
Prasarana udara secara konsep terbagi atas 2 (dua bahagian)
a. Didarat :

24
Runway, taxiway, apron, dan lain-lain
Untuk runway, taxiway, apron pada prinsipnya hampir sama
dengan jalan raya, perbedaanya terletak pada syarat/standar
geometrik dan perkerasan. Panjang runway dihitung
berdasarkan berbagai kondisi operasi.
B. Di udara

- Syarat ruang bebas disekitar lapangan terbang

- Pembagian ketinggian jelajah pada rute penerbangan

serta ketinggian pesawat yang lepas landas, dalam

perencanaan bandar udara perlu dilihat secara bersistim

tersaji dan secara konfigurasi.

3.1.3. PRASARANA LAUT (WATER WAY)

a. Prasarana alamiah (danau, laut atau sungai)

Prasarana ini biasanyadigunakan masalah yang ada

terutama yang berkaitan dengan keadaan dan lebar yang

diperlukan (untuk sungai) kedalaman :

- Dipengaruhi oleh pasang surut

- Pedangkalan akibat endapan lumpur sehingga perlu

pemeliharaan dengan pengerukan.

- Pelebaran sungai perlu dilengkapi dengan konstruksi

stabilisasi lereng, dermaga, dok, break water fasilitas

penambahan dan bongkar muat

b. Prasarana Buatan (terusan, kanal)

25
Prasarana ini mahal harganya, perencanaanya meliputi lebar

dan kedalaman lebar merupakan fungsi dari topografi volume

lalu lintas dan karakteristik (jenis kapal biasanya 1-2

pergerakan) biasanya lebih kurang 60 meter atau lebih.

KULIAH :
PERENCANAAN LINGKUNGAN TRASPORTASI

Pengajar Kuliah :
Ir. H. Abd. Kudus Zaini

ISI KULIAH :

1. Interaksi tranportasi dengan lingkungan

2. Transportasi prasarana dan sarana terhadap lingkungan

3. Transportasi terhadai pencemaran atmosfir

4. Sumbangan sector transportasi dalam pencemaran atmosfir

5. Langkah – langkah diperlukan

6. Soal-soal penyelesaian

BUKU BACAAN :
DR.Ir.Joko Murwono, MSC.Program Pasca Sarjana Sistem teknik dan
Transportasi Universitas Gadjah Mada 1995, Morlok, Edward, Pengantar
Teknik dan Perencanaan Transportasi Penerbit Erlangga 1988, DR.ir. Siti
Malkamah, MSC, ProgramSistem teknik Transportasi Universitas Gadjah
Mada 1995, Claksorn, H. Oglesby, R. Garri Hicks, Teknik Jalan Raya
Tahun 1996.

26
1.1. Interaksi Transportasi dengan lingkungan

 Hubungan timbal balik antara sarana dan prasarana didalam

masalah lingkungan yang ada disekitarnya, benda, ruang, keadaan


dan makluk hidup, termasuk didalamnya manusia, dan perilaku
manusia.

 Hubungan terhadap lingkungan adalah dalam transportasi adalah

sarana dan prasarana

 Dalam undang – undang PP No. 29 tahun 1996 tentang lingkungan

hidup

1.2. Transportasi Prasarana

 Aktivitas pembangunan suatu phisik suatu pekerjaan

 Mobilisasi peralatan pekerjaan

 Pengangkutan material bahan perkerasan

1.3. Akibat Operasinya pusat kegiatan

 Pasca konstruksi (operasi pusat kegiatan)

 Pemasangan patok untuk titik ikat survey topografi

 Pengukuran topografi

 Keresahan masyarakat

 Munculnya spekulasi tanah

1.4. Proses Pelaksanaan

 Proses pembebasan lahan

 Mobilisasi peralatan

27
 Mobilisasi tenaga kerja

1.5. Cakupan

 Pembangunan jalan baru, jembatan, terminal baru, pembangunan

gedung

 Pemeliharaan & peningkatan prasarana transportasi

1.6. Pembangunan Jalan baru

 Proses perencanaan

 Proses pelaksanaan

 Pasca konstruksi

3.1. Transportasi dan Pencemaran Atmosfir

 Sebagai sumber bahan baku gas (nitrogen, oksigen,uap air,CO2

dan lain – lain)

 Sebagai tempat penyerapan dan pendau ulangan sisa kegiatan

manusia

 Sebagai pelindung dari pancaran sinar matahari yang datang

kebumi

3.2. Pencemaran Atmosfir

1. Suatu gangguan kapasitas atmosfir yang ditentukan oleh

perubahan komposisi gas –gas yang ada diatmosfir akibat

28
dilepaskannya sisa –sisa kegiatan manusia yang berupa gas dan

partikel ke udara.

2. Penyumbang utama pencemaran sector enrgio baik konversi

maupun konsumsi energi dalamsector transportasi, industri dan

rumah tangga

3. Besaran pencemaran atmosfir makin meningkat (tahun 1990 = X,

2000 = 2 x 2016 = 6 X) sejalan dengan makin berkembangnya

kegiatan disektor energi.

4.1. Sumbangan sektor transportasi dalam Atmofir

1. Penyumbang pencemaran udara terbesar didaeah perkotaan

(terutama daerah padat kendaraan)

2. Sumbangan berupa

- Hampir 100% Pb (timbal)

- 42% dari partikel teruspensi (SPM)

- 89% dari hydrocarbon (HC)

- 64% dari nitrogen Oksida (NoX)

- Hampir seluruh karbon monoksida

3. Pertumbuhan sector transportasi adalah 6% - 8% pertahun yang

diikuiti oleh peningkatan konsumsi energi secara drastic (1990 = X,

1998 = X, 2008 = 4,6 X, 2018 = 9 X (Data Bank Dunia 1995)

4. Pertambahan tingkat emisi akibat sector transportasi sampai tahun

2020 (dibanding dengan tahun 1990)

29
5. Langkah-langkah diperlukan dalam transportasi

1. Pengembangan sumber daya manusia

- Pendidikan tentang untung rugi penggunaan transportasi

individual dibandingkan komunal (mas transit) ditinjau dari

pencemaran lingkungan.

- Mengembangkan kesadaran masyarakat tentang

a. Penggunaan bahan bakar bensin bebas XPb (Timbal)

b. Besarnya kontribusi kendaraan yang dimiliki terhadap

pencemaran udara.

5.2. Pengembangan hukum dan kelembagaan

1. Keterpaduan dan kebijakan strategi dan program antara berbagai

departemen/lembaga terkait yaitu, PU, Perhubungan Pema,

kepolisian, keuangan dan Bapenas

2. Keterpaduan implementasi program pengurangan emisi kendaraan

antara berbagai departemen/sektor

3. Pengembangan iptek, dengan jenis transportasi dengan emisi

rendah

4. Pengembangan sistem transportasi massal

5. Pengembangan jenis transportasi dengan bahan bakar bukan

bensin

30
5.3. Pengembangan sistem informasi untuk peningkatan kesadaran

akan pencemaran udara.

1. Menyebarluaskan informasi tentang serius masalah pencemaran

udara akibat pencemaran udara kegiatan transportasi.

2. Informasi yang berkaitan dengan internalisasi biaya sosial dan

ekonomi akibat pencemaran udara.

3. Informasi tentang kontribusi sector transportasi yang sangat besar

dalam pencemaran udara .

Prakiraan kebisingan LL : United Kingdom

 Basic nolse level

L10 18 h = 28,1 + 10 log Q dB (A)

 Basic noise level

L10 = 41,2 + 10 log g dB (A)

* Kecepatan rata-rata 75km/j

* Proporsi kendaraan berat o

 Koreksi –koreksi yang harus diberikan

a. Terhadap kecepatan rata-rata kendaraan berat

C1 = 33 log (V + 40 + 500) + 10 log (1+5P) – 68 dB (A)


V V

31
V = Kecepatan rata – rata km/j

P = Prosentase kendaraan berat

b. Terhadap gradient (C2)

C2 = 0,3 G . dB(A)

Didasarkan prediksi pada LL yang ada

C2 = 0,2 G . dB(A)

Di dasarkan prediksi 15 Tahun

G : prosentase gradient

C. Terhadap tekstur permukaan perkerasan

C3 = (4-0,03P) dB(A)

D. Terhadap kondisi antara sumber bunyi penerima

> 50% diperkeras / tidak menyerap bunyi

C4 – 10 log (d1 ) dB(A)


13,5

> 50% penyerap bunyi alami (rumput tebar-tebaran)

C4 = -10 log (d1 ) + 5,2 log ( 3h ) dB(A)


13,5 d + 3,5

untuk 1 < h < (d + 3,5)


3

C4 – 10 log ( d1 ) dB(A)
13,5

Untuk h > (d + 3,5)


3

32
Dengan :

H : ketinggian titik penerima dari muka tanah

D1 : panjang garis pandangan dari sumber bunyi kepenerima

D : Jarak sumber bunyi – penerima /tanah

e. Terhadap bangunan

Penerima 1 m didepan dinding bangunan + 2,5 dB(A)

Pantulan gedung seberang jalan

Z= R
R+b

R : ruang terbuka rata-rata antar gedung

B : Panjang muka bangunan rata-rata

Jika Z < 0,5 koreksi + 1 dB(A)

f. Terhadap sudut pandangan

C5 = 10 log (/180) dB(A)

Contoh :

Perkiraan Q 19 jam dalam 15 tahun = 5000 kecepatan arus LL rata-

rata = 81 km/j. Prosentase kendaraan berat = 10% gradient jalan

= 5%

Tampang melintang jalan :

15 m 2,5 3,65

33
jendela
penerima

1m

5m
0,5
Taman BR
VVVVVVVVVVVVVVVVVVVVV

1m 17,6 m 3,5

Hitunglah besar L10 pada 1 m didepan jendela bangunan

Solution :

Basic sound level 18 h L 10 = 2,81 + 10 log Q

= 28,1 + 10log 5000

= 65 dB (A)

Koreksi kecepatan & kendaraan berat

C1 = 33 log (V + 40 + 500) + 10 log (1 + 5P) - 68,8 DB(A)


V V

= 33 log (81 + 40 + 500) + 10 log (1 + 50) – 68,8 = 2,72 dB(A)


81 81

Koreksi gradient

C2 = 0,2. G = 0,2.5 – 1. DB (A)

Basic sound level = 65 + 2,2 + 1 = 68,7 dB(A)

Koreksi kondisi sumber bunyi – penerima

34
D = 17,5 m

D + 3,5 = 7 m >h=5m
3

d1 =  (4,52 + 212) = 21,48 m

C4 = -10 log d1 + 5,2 log 3h


13,5 d + 3,5

= -2,7 dB(A)

Predicted noise level = 68,7 – 2m7 + 2,5

= 68,5 dB (A)

 69 dB (A)

KULIAH :
TRANSPORTASI PERKOTAAN

Pengajar Kuliah :
Ir. H. Abd. Kudus Zaini

ISI KULIAH :
1. Moda transportasi dan ukuran kota
2. Kongesti
3. Retribusi jalan
4. Retribusi jalan
5. Pembangunan jalan
6. Manajemen lalu lintas
7. Transportasi umum
8. Peranan angkutan umum
 Sosial dan keadilan
 Lingkungan

35
 Keselamatan
 Effensiensi
 Guna lahan
 Efesiensi energi

BUKU BACAAN :
DR. Ir. Heru Sutomo, MSC.Program Pasca Sarjana Sistem Teknik dan
Transportasi Universitas Gadjah Mada 1995, Morlok, Edward, Pengantar
Teknik dan Perencanaan Transportasi Penerbit Erlangga 1988, Ir.
Waljiono, MSc,MSC, Program Sistem Teknik Transportasi Universitas
Gadjah Mada 1995, Clakson. H. Oglesby, R. Garri Hicks, Teknik Jalan
Raya tahun 1996
 Pembuatan dan pengoperasian base camp

 Pekerjaan tanah

 Pekerjaan pondasi bawah & atas

 Pekerjaan lapis permukaan

 Pekerjaan drainase

 Pekerjaan bahu jalan

 Pekerjaan pemasangan rambu &marka jalan

 Pekerjaan bangunan pelengkap

1.7. Pasca Konstruksi

 Pengoperasian Prasarana

36
2.1. Transportasi Sarana

 Bangkitkan arus lalu lintas yang membebani ruas jalan yang

dilewati

 Manuver kendaraan masuk menuju akses tapak pekerjaan/pusat

kegiatan

 Bangkitkan parkir kendaraan dibadan jalan

 Gangguan kelancaran arus lalu lintas diruas jalan yang dilalui, serta

perubahan volume dan kapasitas kecepatan

 Pencemaran udara dan kebisingan didaerah sekitarnya pada ruas

jalan yang dilalui

 Gangguan kesehatan pengguna jalan dan penghuni sekitarnya

jalan yang dilewati gas buang & debu.

 Gangguan keselamatan pengguna jalan pada ruas jalan yang

dilewati

- Pejalan kaki & pengendara penumpang kendaraan diruas jalan &

akses pekerjaan

 Menimbulkan kerusakan terhadap konstruksi perkerasan dan

bangunan pelengkap pada ruas jalan yang dilalui.

1. MODA TRANSPORTASI DAN UKURAN KOTA

 Kota besar dilengkapi dengan sistem transportasi modern

dibandingkan dengan kota kecil, ekonomi besar.

37
 Kota besar mempunyai sistem transportasi kereta api,serta sistem

pengutipan biaya distation

 Untuk kota kecil angkutan kota harus seimbang dengan moda yang

dipergunakan dan sesuai dengan luas wilayah dalam satu kota

 Pada kota yang kecil yang belum berkembang betul dengan

kepadatan rendah karena dinominasi oleh kendaraan pribadi untuk

melayani angkutan kota didalam suatu wilayah.

 Sistem diatas dapat diperlihatkan, kota yang kepadatan yang tinggi,

biaya perjalanan tiap km sangat besar biaya dikota kecil yang

belum berkembang.

2. KONGESTI

 Disebabkan keberadaan sejumlah besar kendaraan berjalan pada

rute yang sama pada waktu bersamaan

 Tiap suatu perjalanan sebetulnya akan dapat mencapai tujuan

secara lebih cepat jika kendaraan lain pada saat tidak berada

dijalan

 Jalan akan memperlambat kendaraan lain pada saat bersamaan

sendiri jika diperlambat dengan kendaraan lain

 Maka pada saat tersebut melakukan perjalanan memikirkan

dengan biaya yang tinggi, efek akan dampak kebedaraan dengan

biaya perjalanan.

 Biaya yang dipertimbangkan waktu mendatar pada lalu lintas

meningkat biaya perjalanan akan naik karena ada kongesti

 Kebutuhan akan pejalan disajikan permintaan denmand

38
 Terjadinya suatu persilangan disebabkan jumlah arus lalu lintas

meningkat

 Pada lalu lintas yang rendah tidak akan terjadinya kongesti

 Pada lalu lintas yan tinggi biaya kongesti dibebani suatu

pembebanan perjalanan yang tinggi.

3. RETRIBUSI JALAN

 Mengarah suatu sistem pajak yang dikenal suatu sistem road

prizsing

 Setiap pejalan menanggung suatu biaya social dan perlu dibebani

 Pungutan akan membebani suatu perjalanan pribadi setiap orang

melakukan perjalanan

 Jenis seperti ini sulit untuk diterapkan besarnya dan tergantung

tingkat kongesti yang sedang berlangsung.

 Kasus semesti ini dilaksanakan di Singapura dengan sistem smard

card, untuk menggerakan jika mobil dalam keadaan kemacetan.

 Untuk didaerah belum berkembang betul belum bisa dilaksanakan

sepenuhnya.

4. PEMBANGUNAN JALAN

 Pembangunan ruas jalan baru atau peningkatan jalan yang ada

diperkotaan akan bisa mengurangi kongesti, karena penambahan

kapasitas jalan.

39
 Pembangunan jalan baru akan menaikan kapasitas jalan dan akan

menggeser biaya pribadi marginal

 Untuk suatu rute dalam daerah kongesti diperkotaan kurva

permintaan ternyata tidak inalitas karena kebutuhan suatu ruang

jalan akekatnya hanyalah elastis.

 Perbaikan suatu tempat akan menarik suatu pemakai jalan dari rute

lain hingga kecepatan pada ruas jalan akan mencari alternatif rute

baru.

 Pembangunan jalan akan menarik sebagian perjalanan transportasi

umum pada jam sibuk dan terlebih pada jam diluar jam sibuk,

karena mengurangi jumlah penumpang akan berkurang.

 Pembangunan jalan akan bisa mengakibatkan memacu

perpindahan dari transportasi umum ke pribadi yang selanjutnya

akan memenuhi jalan dan menimbulkan kongesti walaupun jalan

dibangun.

6. MANAJEMEN LALU LINTAS

 Pembangunan jalan menjadi sangat mahal maka road pricing tidak

bisa diterapkan dengan cara baik

 Maka lalu lintas dari sistem manejemen tidak seefisien serta

pembatasan dengan cara hukum

 Pokok masalah transportasi adalah parkir dengan cara tidak

dibenarkan masuk kawasan kecuali penumpang untuk membayar

tidak sesuai

40
 Kesulitan adanya parkir ilegal, masalah hukum belum bisa

menerapkan kepada masyarakat dan akan menimbulkan

manipulasi

 Pada awal pertama bisa berjalan dengan baik kemudian akan

menjadi sebab dan akibat yang akan ditimbulkan bagi sipengguna

kendaraan.

7. TRANSPORTASI PUBLIK

 Memperbaiki masalah trasportasi publik agar mampu memberikan

layanan yang handal

 Membujuk manusia untuk berpergian dengan angkutan umum

 Angkutan publik dilibatkan pengelolanya oleh swasta untuk

memperingatkan menyediakan sarana dan prasarana

 Biaya angkutan publik harus biaya yang rendah agar terjangkau

oleh masyarakat yang tidak mempunyai kendaraan.

KULIAH :
MODA TRANSPORTASI

Pengajar Kuliah :
Ir. H. Abd. Kudus Zaini

1. PENDAHULUAN

Transportasi bisa berbagai macam namun hekekatnya adalah

perpindahan orang dan barang dari satu tempat asal ketempat tujuan.

41
Dimana kondisi geografis yang beragam serta teknologi transportasi

yang terus menerus berkembang maka jenis sarana dan prasarana

akan sesuai untuk suatu kondisi geografis.

Kelompok jenis transportasi biasanya sifat fisik (memperhatikan

medium) tempat berjalan, moda darat, moda laut, moda udara, dalam

teknologi tiap – tiap harus wajib mengintegrasikan layanan transportasi

yang aman,mudah dan cepat bagi penggunanya.

2. MODA DARAT

Moda darat menggunakan medium yang terletak didaratan, baik

bawah tanah, maupun melayang, moda ini dipisahkan lebih jauh :

a. Transportasi jalan raya (angkutan melalui jalan)

b. Transportasi rel (angkutan melalui rel)

c. Transportasi pipa (angkutan melalui pipa)

d. Transportasi gantung (angkutan melalui kabel)

a. Transportasi Jalan Raya

Sifat –sifatnya

- Door to door service

- Memberi kebebasan bagi pengendara dalam waktu dan ruang

pergerakan

- Mudah dikembangkan

- Biaya opeasinya murah

Keburukannya :

42
- Tidak effesien

- Pemborosan energi

- Keselamatan rendah

- Menimbulkan polusi, khususnya diperkotaan

- Membutuhkan tempat parkir, sulit disediakan diperkotaan

Lain –lain

- Dapat membuka, membangkitkan dan mengembangkan wilayah

jaringan

- Naik nilai tanah/lahan

- Melindungi kawasan/kota contoh : jalan arterti, by pass

Moda ini memiliki karakteristik dan jaringan jalan yang berbeda

a.1. Klasifikasi Jalan

Fungsi Jalan

- Fungsi jalan utama, klas 1 dimana lalu lintas harian rata-rata

(LHR) > 20.000 satuan mobil penumpang (SMP)

- Fungsi jalan sekunder,kls II A lalu lintas harian rata-rata (LHR)

6.000-2000 Satuan Mobil Penumpang (SMP)

- Fungsi jalan klas II B 1.500-8000 lalu lintas harian rata-rata

(lhr) 1.500-8000 Satuan Mobil Penumpang (SMP)

- Fungsi Jalan II C < 2000 Satuan Mobil Penumpang (SMP)

Peranannya

- Jalan arteri premer

- Jalan kolektor
43
- Jalan lokal

Pungutan Pajak :

- Jalan Tol (bebas hambatan)

- Jalan bukan jalan tol

Fungsi hambatan :

- Bebas, hambatan ditandai dengan simpang yang tidak

sebidang

- Biasa ditandai dengan simpang sebidang

a.2. Satuan-satuan penting

- Satuan mobil penumpang adalah bilangan kesetaraan yang

merepeleksikan pengaruh suatu jenis kendaraan

dibandingkan dengan pengaruh sebuah mobil penumpang.

- Mobil penumpang memiliki SMP = 1 kendaraan yang lebih

besar SMP dari 1 dan lebih kecil juga dari 1 SMPnya

Lalu lintas harian rata (LHR) mengambarkan beban lalu lintas

ruas jalan dalam satu hari LHR dipentingkan untuk

merencanakan jaringan jalan.

LHR = LALU LINTAS 1 TAHUN (24 JAM)


365

a.3. Perancangan

Untuk perancangan lebar jalan biasanya dipakai jam sibuk,

volume jam puncak (VJP), dimana VJP = 15% LHR

44
Volume jam puncak – volume terbesar 4 x 15% menit berurutan

(HCM)

a.4. Perlengkapan Jalan

Dimana untuk ketertiban lalu lintas jalan informasi bagi pengguna

masi perlu dilengkapi dengan rambu-rambu lalu lintas, paku dan

marka, mata kucing sinyal, lalu lintas,pagr pengaman, dan median

pemisah.

a.5. Sarana Penunjang Jalan

- Terminal, perhentian, pangkalan atau depot

- Fungsi terminal

- Menyediakan akses

- Menyediakan tempat dan kemudahan perpindahan/

mengediakan tempat dan kemudahan perpindahan/pergantian

moda angkutan

- Menyediakan sarana simpul dan tempat konsolidasi lalu lintas

- Tempat menyimpan barang

b. Transportasi Kereta api

Di Indonesia dikenal istilah kereta api karena dulu digerakan dengan

batu bara cerobong asap mengeluarkan percikan api, sekarang

tidak lagi terjadi, penyelenggaraan kereta api dipercayakan oleh

PERUMKA dibawah naungan Dirjen Perhubungan Darat.

45
- Kelebihan, effesien, dan ekonomis

- Kekurangan, padat modal, banyak dipengaruhi oleh regulasi dan

politik.

- Sebagai angkutan jarak menengah, urban dan sub urban

- Lebih ramai lingkungan jika kerjakan oleh listrik

- Kecepatan antara 60 km/jam/160/km/jam, kereta api cepat

memiliki kecepatan 200-400 km/jam

b.1. Lokomotif dapat dibagi menurut

Jenisnya : listrik, diesel dan upa

Listrik :

- Mahal investasi

- Polusi rendah

- Tidak bising

- Perlu tambahan ekstra

Diesel :

- Praktis

- Tidak perlu ekstra clearence

- Bising

- Kotor

Uap :

- Bising

- Kotor

46
- Tidak dipakai komersial

c. Transportasi Pipa

- Kegunaanya untuk mengangkut barang cair, gas, benda padat

seperti batu bara, kapur, biji-bijian.

- Sarana – sarana pipa biasanya ditanam didalam tanah

- Jaringan pipa mengikuti jalan raya, air minum dan gas

- Diletakan daerah milik jalan (DAMIJA)

c.1. Keunggulan

- Barang cair melalui lebih murah dan mudah

- Mengurangi jalan atau KA

d. Tranportasi gantung

Kegunaanya untuk keperluan khusus, misalnya, wisata dan bukan

untuk kebutuhan sehari-hari, sarana yang dibutuhkan adalah

gerbong, pengangkut, rel untuk merentangkan kabel baja yang

dikontrol dari terminal.

3. MODAL LAUT

Instansi yang berwenang adalah Departemen Perhubungan,dibawah

naungan Direktorat Jendral Perhubungan Laut, dalam modal ini adalah

pelayaran rakyat, pelayanan antara pulau, pelayaran samudra baik

domistik maupun internasional.

47
Sarana Kapal menurut :

a. Jenis Umum

- Tanker

- Kapal curah

- Kapal Cargo

- Kapang penumpang

- Kapal Penolong

a.2.Berat

Berat Kosong

- Loaded (penuh)

- Light (kosong) sama dengan berat air yang dipindahkan

- Dead weight tomage (DWT) sama dengan selisih berat penuh

dengan berat kosong

a.3. Jenis Bongkar Muat :

Lolo (lift on –lift/vertical) dengan kereta derek (gantri)

- Kapal konversional

- Kapal peti kemas

Kedua contoh diatas effesiensi,lamban dan investasi mahal

Roro (rool on-roll of horizontal)

- Vesel jarak pendek termasuk fery

- Vesel jarak menengah / jauh investasi murah

4. MODAL UDARA

48
Instansi yang berwenang dalam membina moda ini adalah Direktorat

Jendral Perhubungan Udara, maskapai penerbangan adalah garuda,

bouraq baik perusahaan swasta maupun BUMN.

Sifat digunakan untuk merancang apron, konfigurasi,terminal, runway,

taxiway :

- Kapasitas, meliputi jumlah pesawat dan penumpang maksimum

yang bisa dilayani yang penting untuk merencanakan fasilitas

didalam sekitar terminal.

- Panjang landasan sangat penting untuk memperkirakan areal

bandara, (jenis ukuran dari pesawat)

Sifat – sifat lain

- Berat lepas landas (mac) adalah 2,3 tonpesawat kecil 260 ton

pesawat berbadan lebar

- Jumlah penumpang :65 : 500 orang

- Panjang landasan 800-4000 meter

- Payload muatan produktif (ton) kemampuan angkut pesawat (orang

dan barang)

Contoh pesawat : DC 3 2,4 ton

B.707 17,9 ton

DC 10 33,0 ton

B.747 44,0 ton

Faktor yang mempengaruhi panjang landasan

- Syarat operasi (lepas landas dan mendarat)

- Keadaan lingkungan

49
- Berat pesawat lepas landas dasar mendarat

Syarat operasi meliputi :

Lepas landas harus mengantisipasi kerusakan mesin

- Untuk terus dengan tenaga kurang

- Untuk membatalkan dan mengerem hingga berhenti

- Mengantisipasi variensi mesin pesawat

5. KONSEP INTERMODA

Suatu kebutuhan perjalanan mungkin akan dipenuhi melalui satu atau

lebih moda angkutan. Bagi pengguna jalan yang penting adalah

keamanan, kelancaran, kecepatan, kenyamanan dalam perjalanan.

1. Dasar pemilihan Intermoda

a. Ciri perjalanan yang dilakukan berdasarkan atas,waktu, tujuan

b. Orang sendiri selaku perjalanan,misal memiliki mobil tingkat

penghasilan/status sosal.

c. Sistem perangkutan, contoh lama perjalanan, biaya dan

kenyamanan

d. Effesien

2. Faktor yang mempengaruhi Intermoda

a. Kecepatan dalam perjalanan

b. Jarak perjalanan

c. Kenyamanan

d. Biaya

e. Kesenangan

50
f. Jenis kelamin

g. Sisten sosial ekonomi

h. Komposisi

Hubungan antara kecepatan rata-rata dan panjang jarak tempuh untuk

setiap jenis moda.

Jenis Moda Kecepatan rata-rata Panjang jarak


(km/jam) tempuh (km)
Pejalan kaki 3,5 1,1
Becak 5,3 2,3
Angkutan umum (bus) 7,8 4,4
Sepeda 6,0 2,8
Sepeda motor 9,0 5,6
Mobil penumpang 8,3 4,9
Sumber : TDC.SA 1988 (Alan Prounlove street Management)

DAFTAR PUSTAKA

Clarson H. Oglesby, R Garry Hicks, “1990” Teknik Jalan Raya, Penerbiat

Erlangga.

Morlock E. Edward K, “1995” Pengantar teknik dan Perencanaan

Transportasi Penerbit Erlangga

Salim H.A. Abbas, “1995” Manajemen Transportasi, PT. Raja Grafindo

Persada, Jakarta.

Sutomo Heru, “1996”, Bahan Kuliah Pasca Sarjana Sistem Teknik dan

Transportasi Universitas Gadjah Mada Jokjakarta

51
Warpani, Suwarjoko, “1990” Merencanakan sistem perangkutan ITB

Bandung.

52
53
54
55

Anda mungkin juga menyukai