Anda di halaman 1dari 131

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakag Masalah


Dalam Undang-undang Nomor 20 tahun 2003, bab 1, pasal 1 ayat (1) bahwa
pendidikan Indonesia bertujuan agar masyarakat Indonesia memiliki pengendalian diri,
kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya,
masyarakat, bangsa dan negara. Artinya, arah dari proses pendidikan nasional mencakup
berbagai aspek kehidupan dan masyarakat dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.
Pendidikan belum ada artinya apabila guru hanya mengajarkan ilmu pengetahuan
yang luas kepada siswa, tanpa didukung dengan guru mengerjakan tata krama, tanggung
jawab, kemurahan hati, rasa empati dan simpati terhadap oranglain. Pendidikan tidak hanya
memahamkan materi pelajaran namun juga mengembangkan keterampilan sosial siswa.
Keterampilan tersebut dikembangkan untuk dapat membantu siswa dalam melanjutkan
kehidupan yang lebih baik. Pendidikan merupakan faktor penting, strategis dan deternatif
bagi masyarakat. Maju mundurnya kualitas pradaban suatu masyarakat atau bangsa sangat
bergantung pada kualitas pendidikan yang diselenggara oleh masyarakat. Karena
pendidikan adalah segala usaha orang dewasa dalam pergaulan dengan anak-anak untuk
memimpin perkembangan jasmani dan rohaninya ke arah kedewasaan(Purwanto 2002:11).
Menurut Said (2011:5), pendidikan adalah suatu proses untuk mendewasakan manusia.
pengertian pendidikan merupakan suatu upaya secara sengaja dan terarah untuk
memanusiakan manusia. Melalui pendidikan manusia dapat tumbuh dan berkembang secara
wajar dan sempurna sehingga ia dapat melaksanakan tugas sebagai manusia serta
memelihara di sekelilingnya secara baik dan bermanfaat.
Guna menciptakan pengalaman belajar yang optimal tidak terlepas dari
bagaimana proses belajar mengajar itu sendiri. Dalam proses interaksi belajar tersebut harus
terdapat kerjasama siswa dan guru dalam menciptakan suasana belajar yang optimal. Guru
dituntut untuk membuat suasana belajar mengajar yang efektif, untuk itu yang dominan
harus mempengaruhi keefektipan proses belajar mengajar adalah guru, sedangkan siswa

1
2

dituntut memiliki semangat dan dorongan untuk aktif dalam proses belajar mengajar di
kelas, sehingga tercapainya keberhasilan belajar dalam bidang kognitif, afektif dan
psikomotorik dapat terpenuhi. Salah satu keberhasilan belajar yaitu terletak pada bidang
kognitif, ranah kognitif mencakup pada segi pengetahuan, pemahaman dan penerapan.
sebagaimana menurut Sukarjo dan Komarudin (2012:53).
Agar penyampaian materi kepada siswa mencakup bidang kognitif seperti yang
dipaparkan di atas diperlukan model belajar yang menunjang. Model belajar yang
menunjang untuk meningkatkan kognitif siswa salah satunya adalah model
kooperatif,sebagaimana Joyce at al (2009: 77) mengatakan : para ‘’Johnsons’’ dan
rekannya (Johnson dan Stane, 2000) fokus pada berbandingan antara model kooperatif
dengan model kompetitif. Secara keseluruhan, hampir seluruh kajian yang membandingkan
susunan kooperatif dengan susunan kompetitif mengindikasikan bahwa susunan kooperatif
jauh lebih efektif dalam meningkatkan perkembangan personal, sosial dan akademik siswa.
Dalam model ini siswa dilatih untuk bisa bekerjasama dengan temannya agar
dalam pencapaian tujuan belajar yang diharapkan bisa lebih efektif, dengan kerjasama
siswa akan lebih mudah mengingat pengetahuan, memahami tentang apa yang dibahas
bahkan dalam menerapkannya pun akan lebih mudah, untuk itu kooperatif efektif bisa
dipakai oleh guru dalam pembelajaran di kelas. Banyak cara yang digunakan guru dalam
menyampaikan materi, sehingga dalam prakteknya guru kadang kebingungan dalam
menggunakan model belajar apa yang kira-kira efektif digunakan untuk tujuan yang
diinginkannya, bahkan seringkali guru masih menggunakan pembelajaran secara
konvesional, dimana model pembelajaran ini membuat siswa menjadi pasif, sehingga hanya
sebagian siswa saja yang aktif dapat menyimak dan memahami materi dengan baik,
sedangkan sebagian besar yang lainnya hanya menerima apa yang disampaikan oleh guru.
Kondisi tersebut terjadi karena guru sebagai pengajar tidak memperaktikan model
pembelajaran yang bisa membuat siswanya berkembang, sehingga efektivitas belajar
khususnya pada siswa menjadi menurun, siswa lebih banyak melakukan aktifitas lain yang
tidak berkaitan dengan pembelajaran misalnya tidur di kelas, mencontek pekerjaan teman,
membolak balik buku tanpa tahu apa yang harus dikerjakan, berbicara dengan teman
3

sebangku karena sama-sama tidak mengerti. Karena pada saat pembelajaran disekolah
siswa berinteraksi dengan teman dan guru, interaksi diperlukan oleh siswa sebagai proses
belajar, baik saat di dalam kelas maupun di luar kelas. Pembelajaran yang baik akan
tercapai dengan interaksi yang baik pula. Pembelajaran di sekolah diupayakan agar sesuai
dengan perkembangan sikap dan cara berpikir siswa. Interaksi yang positif akan
mendukung siswa untukmengoptimalkan potensi dalam diri siswa. Karena keterampilan
sosial diperlukan untuk membantu siswa berinteraksi dengan orang lain dan lingkungan
sekitar.
Penulis melakukan observasi kepada guru ilmu pengetahuan sosial (IPS) MTsN 11
Cirebon karena penulis melihat dalam penyampaian materi guru masih menggunakan
model pembelajaran konvensional yaitu pada awal pembelajaran dilaksanakan dengan
ceramah, kemudian hanya tanya jawab, lalu diberikan beberapa soal dan siswa diminta
menyelesaikan soal tersebut. Karena model pembelajaran seperti ini di anggap
membosankan oleh siswa karena cenderung membuat suasana belajar menjadi monoton,
kurang memotivasi siswa untuk aktif dan kurang bersemangat dalam mengikuti pelajaran.
Kondisi tersebut dapat mengurangi minat belajar siswa pada mata pelajaran IPS yang
berdampak pada keterampilan sosial siswa.
Guna menciptakan suasana belajar yang kondusif dalam pembelajaran harus
membuat siswa menjadi aktif, karena banyak sekali model pembelajaran yang dapat
digunakan dalam proses belajar mengajar, salah satunya model pembelajaran yang efektif
yaitu dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe quiz team. Kelebihan
model pembelajaran kooperatif tipe quiz team, dapat meningkatkan keseriusan dalam
belajar, dapat menghilangkan kebosanan, mengajak siswa untuk terlibat penuh,
memfokuskan siswa sebagai subjek belajar, menambah semangat dan minat belajar siswa.
Jika model pembelajaran kooperatif tipe quiz team ini dilaksanakan secara tepat dan benar
maka siswa akan mampu memahami dan memaknai pelajaran. Apabila dalam proses
pembelajaran dibuat menyenangkan, maka siswa akan merasa senang dan tidak bosan
dalam mengikuti kegiatan belajar. Selain itu siswa senantiasa aktif belajar dengan motivasi
yang tinggi agar dapat memperoleh nilai tinggi dalam pertandingan akademis seperti dalam
4

model pembelajaran kooperatif tipe quiz team tersebut, siswa akan mampu mengaitkan
pelajaran dalam kehidupan mereka sehari-hari dan siswa akan memiliki minat untuk belajar
sehingga aktivitas dan keterampilan sosial siswa akan meningkat.
Berdasarkan latar belakang masalah tersebut, penulis tertarik untuk melakukan
penelitian dengan judul : “PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF
TIPE QUIZ TEAM TERHADAP KETERAMPILANSOSIAL SISWA KELAS VII
MTSN 11 CIREBON”.
B. Identifikasi Masalah
1. Ada Sebagian siswa yang tidak memperhatikan guru pada saat proses pembelajaran
IPS.
2. Sebagian siswa cenderung kurang tertarik pada pembelajaran IPS. Karena hal ini
ditunjukan dengan prilaku siswa yang mengobrol dengan temannya atau asik
sendiri.
3. Belum di ketahui berapa besar pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe quiz
team terhadap keterampilan sosial siswa.
C. Batasan Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah yang ada di atas agar dalam penyusunan ini tidak
terlepas dari tujuan, maka dari itu perlu diberikan batasan masalah. Karena batasan
permasalahan yang dibatasi hanya berkenaan dengan pengaruh model pembelajaran tipe
quiz team terhadap keterampilan sosial siswa.
1. Model pembelajaran kooperatif tipe quiz team yang dimaksud dalam penelitian ini
adalah
berdasarkan menurut pendapat Supriyono (2009:114) yang mencakup langkah-langkah
sebagai berikut :
a. Guru memilih topik yang biasa disajikan dalam tiga segmen.
b. Siswa dibagi kedalam tiga kelompok besar.
c. Guru menjelaskan scenario pembelajaran.
d. Guru menyajikan materi pelajaran.
5

e. Guru meminta tim A untuk menyiapkan kuis jawaban singkat, sementara tim B, tim
C menggunakan waktu untuk memeriksa catatan mereka.
f. Tim A memberikan kuis kepada tim B jika tim B tidak dapat menjawab pertanyaan
tim C segera menjawabnya.
g. Tim A mengarahkan pertanyaan berikutnya kepada anggota tim C dan mengulang
proses tersebut.
h. Ketika kuisnya selesai, lanjutkan segmen kedua dari pelajaran dan mintalah tim B
sebagai pemandu kuis.
i. Setelah tim B menyelesaikan kuisnya lanjutkan dengan segmen ketiga dari pelajaran
dan tunjuklah tim C sebagai pemandu kuis.
2. Keterampilan sosial yang dimaksud dalam penelitian ini adalah berdasarkan menurut
Pendapat Slameto (2011:117 ) yang memuat indikator yakni :
a. Keterampilan bekerjasama.
b. Keterampilan berkomunikasi.
c. Keterampilan menghargai satu sama lain.
d. Keterampilan mengemukakan pendapat.
e. Keterampilan membangun tim atau kelompok.
f. Keterampilan bertanya dan menjawab soal.
g. Keterampilan saling berbagi.
D. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang yang ada di atas dapat diidentifikasikan beberapa
permasalah yang dapat di kemukakan sebagai berikut :
1. Seberapa besar pembelajaran kooperatif tipe quiz team dalam pembelajaran IPS di
kelas VII MTsN 11 Cirebon ?
2. Seberapa tinggi keterampilan sosial siswa di kelas VII MTsN 11 Cirebon ?
3. Adakah pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe quiz team terhadap
keterampilan sosial siswa kelas VII MTsN 11 Cirebon?
6

E. Tujuan Penelitian
1. Untuk mengetahui pembelajaran kooperatif tipe quiz team dalam pembelajaran IPS
di kelas VII MTsN 11 Cirebon .
2. Untuk mengetahui keterampilan sosial siswa di kelas VII MTsN 11 Cirebon.
3. Untuk mengetahui pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe quiz team terhadap
keterampilan sosial siswa di MTsN 11 Cirebon.
F. Manfaat Penelitian
1. Manfaat secara teoritis
Pada hasil penelitian ini di harapkan dapat memberikan pengetahuan bagi dunia
pendidikan yang di dalamnya menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe quiz team
dalam merancang pembelajaran yang kreatif dan inovatif.
2. Manfaat secara praktis
a. Bagi guru
1. Untuk memberikan suatu pengetahuan dan masukan kepada para guru dalam
memecahkan kesulitan dalam belajar siswasehingga dapat meningkatkan
keberhasilan dalam proses belajar mengajar IPS.
2. Dapat memberikan informasi kepada guru untuk mencoba menggunakan model
pembelajaran kooperatif tipe quiz team dalam mata pelajaran IPS.
b. Bagi siswa
1. Mampu mengatasi kejenuhan belajar dalam pelajaran IPS sehingga dapat
meningkatkan keterampilan sosial siswa.
2. Mempermudah untuk siswa dalam menemukan cara belajar yang lebih efektif dalam
memahami konsep IPS.
c. Bagi penulis
Untuk mendapatkan tambahan wawasan dalam pengetahuan yang luas dan berkemampuan,
khususnya yang berkaitan dengan penyusunan suatu rancangan pembelajaran IPS yang
efektif serta dapat menyatakan siswa pembelajaran di kelas.
BAB II
KAJIAN TEORI

A. Model Pembelajaran Kooperatif


a. Pengertian Pembelajaran Kooperatif
Pembelajaran kooperatif merupakan pembelajaran yang didasarkan pada belajar
dalam kelompok kecil dan menekankan siswa baik secara individu maupun kelompok-
kelompok. Menurut Hamruni (2011:121) pembelajaran kooperatif merupakan strategi
pembelajaran yang menerapkan sistem pengelompokan atau tim kecil, yaitu empat atau
sampai enam orang yang mempunyai latar belakang kemampuan akademik, jenis kelamin,
rasa tau suku yang berbeda. Pembelajaran kooperatif merupakan pembelajaran yang
berpusat pada siswa karena pembelajaran ini berorientasi pada kerja kelompok untuk
mencapai tujuan bersama. Siswa bekerja sama menyelesaikan tugas dengan tanggung
jawab pada tugasnya dan bertukar informasi saling ketergantungan. Menurut Eggen dan
Kauchak (2012:50) pembelajaran kooperatif adalah sebuah kelompok strategi pengajaran
yang melibatkan siswa bekerja secara kolaborasi untuk mencapai tujuan bersama.
Pembelajaran kooperatif dipandang sebagai model pembelajaran yang melibatkan
partisipasi siswa, memberi kesempatan kepada siswa untuk berinteraksi dan belajar
bersama siswa yang memiliki latar belakang yang berbeda. Siswa berperan ganda dalam
pembelajaran kooperatif yaitu sebagai guru dan sebagai siswa. Sebagai guru siswa akan
menyampaikan informasi kepada siswa lain sedangkan sebagai siswa siswa akan
mendengarkan penyampaian informasi dari siswa lain dan saling menghargai pendapat.
Model pembelajaran kooperatif adalah rangkaian kegiatan belajar yang dilakukan
oleh siswa dalam kelompok-kelompok tertentu untuk mencapai tujuan pembelajaran yang
telah dirumuskan. Dalam melakukan kegiatan belajar mengajar dikelas, pendekatan
pembelajaran sangat dibutuhkan oleh seorang guru untuk menarik siswa agar ada
ketertarikan untuk melakukan pembelajaran. Sejalan dengan hal tersebut, Gulo (2002),
mengemukakan bahwa pendekatan pembelajaran adalah suatu pandangan dalam
mengupayakan cara siswa berinteraksi dengan lingkungan. pembelajaran kooperatif

7
8

merupakan model pembelajaran dengan menggunakan sistem pengelompokan atau tim


kecil yaitu antara empat atau sampai enam orang yang mempunyai latar belakang
kemampuan akademik, jenis kelamin, rasa tau suku yang berbeda (heterogen). Sistem
penilaian dilakukan terhadap kelompok. Setiap kelompok akan memperoleh penghargaan
(reward), jika kelompok mampu menunjukan prestasi yang dipersyaratkan. Dengan
demikian setiap anggota kelompok akan mempunyai ketergantungan positif.
Ketergantungan semacam itulah yang selanjutnya akan memunculkan tanggung jawab
individu terhadap kelompok dan keterampilan interpersonal dari setiap anggota kelompok.
Setiap individu akan saling membantu, mereka akan mempunyai motivasi untuk
keberhasilan kelompok, sehingga setiap individu akan memiliki kesempatan yang sama
untuk memberikan kontribusi demi keberhasilan kelompok. Jadi dalam pembelajaran
kooperatif adalah adanya harapan selain memiliki dampak pembelajaran yaitu berupa
peningkatan prestasi belajar peserta didik juga mempunyai dampak pengiring seperti relasi
sosial, penerimaan terhadap peserta didik yang dianggap lemah, harga diri, norma
akademik, penghargaan terhadap waktu dan suka member pertolongan pada yang lain.
Pengucapan pembelajaran kooperatif itu pengucapan dengan menggunakan bahasa
Indonesia, sedangkan cooperatif learning itu pengucapan dengan menggunakan bahasa
inggris, namun kedua pengucapan itu memiliki pengertian yang sama. Ada beberapa istilah
untuk menyebut pembelajaran berbasis sosial yaitu pembelajaran kooperatif (cooperatif
learning), pembelajaran kooperatif itu sendiri adalah konsep yang lebih luas meliputi jenis
kerja kelompok termasuk bentuk-bentuk yang lebih dipimpin oleh guru atau diarahkan oleh
guru. Sedangkan cooperatif learning itu sendiri memiliki pengertian sebagai berikut :
menurut Johnson dan Isjoni (2010) Cooperatif learning adalah mengelompokan siswa di
dalam kelas ke dalam suatu kelompok kecil agar siswa dapat bekerja sama dengan
kemampuan maksimal yang mereka miliki dan mempelajari satu sama lain dalam
kelompok tersebut. Sedangkan menurut Lie (2000) memaparkan cooperatif learning
dengan istilah gotong royong, yaitu sistem pembelajaran yang memberi kesempatan kepada
peserta didik untuk bekerja sama dengan siswa lain dalam tugas-tugas yang tersruktur.
Bersamaan dengan pendapat yang telah dikemukakan oleh Johnson dan Lie (Supriatna,
9

2000:20) juga berpendapat bahwa melalui cooperatif learning peserta didik bukan hanya
dapat dilatih mengenai sikap keunggulan individual yang tergantung pada keunggulan
kelompok melainkan juga semangat serta keterampilan kooperatif yang merupakan bagian
dari kemampuan relatif sosial di dalam kelompok yang menghimpun berbagai
individu.Pembelajaran cooperatif learning dapat menambah minat dan motivasi siswa
terhadap pembelajaran IPS karena masalah-masalah yang disajikan, selain bersumber dari
guru dapat juga berasal dari pengalaman-pengalaman siswa sehingga ketika siswa belajar
IPS, siswa akan merasakan bahwa belajar IPS memang bermanfaat bagi mereka.
Pada pembelajaran cooperatif learning tugas guru adalah membantu siswa
mencapai tujuannya, yaitu guru lebih banyak berurusan dengan strategi dari pada
memberikan informasi. Tugas guru mengelola kelas dengan sebuah tim yang bekerjasama
untuk menemukan sesuatu yang baru bagi kelas dan sesuatu yang baru datang dari
“menemukan sendiri” bukan dari “apa kata guru” dengan kata lain tugas guru hanya
sebagai fasilitator, mediator dan evaluator. Sementara siswa berfikir serta memilih nuansa
demokratis dengan menghargai pendapat orang lain. Pembelajaran kooperatif adalah model
pembelajaran yang dirancang agar siswa menjadi aktif dan bekerja dalam kelompok dengan
tujuan bersama.
b. Tujuan Pembelajaran Kooperatif
Sebelumnya telah dijelaskan tentang apa itu pengertian kooperatif learning dari
pendapat beberapa para ahli, model pembelajaran kooperatif juga memiliki tujuan
komponen utama pembelajaran yang efektif yaitu :
a. Johnson dkk (1994) dalam Trianto (2011:57)
Menyatakan bahwa tujuan pokok belajar kooperatif adalah memaksimalkan belajar
siswa untuk peningkatan presentasi akademik dan pemahaman baik secara individu maupun
secara kelompok. Karena siswa bekerja dalam suatu team, maka dengan sendirinya dapat
memperbaiki hubungan di antara para siswa dari berbagai latar belakang etnis dan
kemampuan, mengembangkan keterampilan-keterampilan proses kelompok dan pemecahan
masalah.
10

b. Zamroni (2000) dalam Trianto (2011:57)


Mengemukakan bahwa manfaat belajar kooperatif adalah dapat mengurangi
kesenjangan pendidikan khususnya dalam wujud input pada level individual. Disamping
itu, belajar kooperatif dapat mengembangkan solidaritas di kalangan siswa. Dengan belajar
kooperatif diharapkan kelak akan muncul generasi baru yang memiliki prestasi akademik
yang cemerlang dan memiliki solidaritas sosial yang kuat.
c. Ibrahim, dkk (2000:7) dalam Trianto (2011:59)
Struktur tujuan kooperatif terjadi jika siswa dapat mencapai tujuan mereka hanya jika
siswa lain dengan siapa mereka bekerjasama mencapai tujuan tersebut. Tujuan-tujuan
pembelajaran ini mencakup tiga jenis tujuan penting yaitu hasil belajar akademik,
penerimaan terhadap keragaman dan pengembangan keterampilan sosial.
Berbagai pendapat para ahli diatas bahwa pembelajaran kooperatif dapat
meningkatkan kinerja siswa dalam tugas-tugas akademik, unggul dalam membantu siswa
menumbuhkan kemampuan berfikir kritis. Pembelajaran kooperatif dapat memberikan
keunggulan baik pada siswa kelompok bawah maupun siswa kelompok atas yang
bekerjasama dalam menyelesaikan tugas-tugas akademik.
c. Unsur-unsur Pembelajaran Kooperatif
a. Interaksi antara siswa yang semakin meningkat. Belajar kooperatif akan meningkatkan
interaksi antar siswa. Hal ini terjadi dalam hal seorang siswa akan membantu siswa lain
untuk sukses sebagai anggota kelompok.
b. Keterampilan interpersonal dan kelompok kecil. dalam belajar kooperatif selain
dituntut untuk belajar bagaimana interaksi dengan siswa lain dalam kelompoknya.
c. Saling ketergantungan yang bersifat positif antara siswa. Dalam belajar kooperatif
siswa merasa bahwa mereka sedang bekerjasama untuk mencapai satu tujuan dan
terikat satu sama lain.
d. Proses kelompok belajar kooperatif tidak akan berlangsung tanpa ada proses
kelompok. Proses kelompok terjadi jika anggota kelompok mendiskusikan bagaimana
mereka akan mencapai tujuan dengan baik dan membuat hubungan kerja yang baik.
11

d. Implikasi Pembelajaran Kooperatif


Menurut Davidson (1991) dalam Trianto (2011:62) memberikan sejumlah implikasi
positif dalam pembelajaran dengan menggunakan strategi belajar kooperatif yaitu sebagai
berikut:
a. Kelompok kecil memberikan dukungan sosial untuk belajar.
b. Kelompok kecil menawarkan kesempatan untuk sukses bagi semua siswa.
c. Suatu masalah idealnya cocok untuk di diskusikan secara kelompok, sebab memiliki
solusi yang dapat didemonstrasikan secara objektif.
d. Siswa dalam kelompok dapat membantu siswa lain untuk menguasai masalah-masalah
dasar dan prosedur perhitungan yang perlu dalam konteks permainan, teks, atau
pembahasan masalah-masalah yang bermanfaat.
e. Ruang lingkup materi dipenuhi oleh ide-ide menarik dan menantang yang bermanfaat
bila di diskusikan.
Menurut Ibrahim, dkk (2000) dalam Trianto (2011:62) bahwa belajar kooperatif dapat
mengembangkan tingkah laku kooperatif dan hubungan yang lebih baik antar siswa dan
dapat mengembangkan kemampuan akademis siswa. Ratumanan (2000) dalam Trianto
(2011:62) menyatakan bahwa interaksi yang terjadi dalam belajar kooperatif dapat memacu
terbentuknya ide baru dan memperkaya perkembangan intelektual siswa.
e. Langkah-langkah Model Pembelajaran Kooperatif
Dalam kegiatan belajar mengajar pada pokok bahasan materi tertentu terdapat
langkah-langkah pembelajarannya agar tercapainya hasil belajar yang baik dan maksimal
sesuai apa yang diharapkan. Langkah-langkah pembelajaran kooperatif terdapat beberapa
fase diantaranya:
a. Menyampaikan tujuan dan memotivasi siswa ( guru menyampaikan semua tujuan
pelajaran yang ingin dicapai pada pelajaran tersebut dan memotivasi siswa belajar).
b. Menyajikan informasi (guru menyampaikan semua tujuan pelajaran yang ingin dicapai
pada pelajaran tersebut dan memotivasi siswa belajar).
12

c. Mengorganisasikan siswa kedalam kelompok kooperatif (guru menjelaskan kepada


siswa bagaimana cara membentuk kelompok belajar dan membantu setiap kelompok
agar melakukan transisi secara efisien).
d. Membimbing kelompok bekerja dan belajar (guru membimbing kelompok-kelompok
belajar pada saat mereka mengerjakan tugas mereka).
f. Prinsip-prinsip Pembelajaran Kooperatif
a. Prinsip Ketergantungan Positif
Dalam pembelajaran kelompok keberhasilan suatu penyelesaian tugas sangat
tergantung kepada usaha yang dilakukan setiap anggota kelompoknya. Oleh sebab itu perlu
disadari oleh setiap anggota kelompok keberhasilan penyelesaian tugas kelompok akan
ditentukan oleh kinerja masing-masing anggota. Dengan demikian semua anggota
kelompok akan merasa saling ketergantungan. Untuk terciptanya kelompok kerja yang
efektif, setiap anggota kelompok masing-masing perlu membagi tugas sesuai dengan tujuan
kelompoknya. Tugas tersebut tentu saja disesuaikan dengan kemampuan setiap anggota
kelompok. Inilah hakikat ketergantungan positif, artinya tugas kelompok tidak mungkin
bisa diselesaikan manakala ada anggota yang tak bisa menyelesaikan tugasnya dan semua
ini memerlukan kerjasama yang baik dari masing-masing anggota kelompok.
b. Tanggung Jawab Perseorangan
Prinsip ini merupakan konsekuensi dari prinsip yang pertama. Oleh karena
keberhasilan kelompok tergantung pada setiap anggotanya maka setiap anggota kelompok
harus harus memiliki tanggung jawab sesuai dengan tugasnya. Yang terbaik untuk
keberhasilan kelompoknya untuk mencapai hal tersebut guru perlu memberikan penilaian
terhadap individu dan juga kelompok. Penilaian individu bisa berbeda akan tetapi penilaian
kelompok harus sama.
c. Interaksi Tatap Muka
Pembelajaran kooperatif member ruang dan kesempatan yang luas kepada setiap
anggota kelompok untuk bertatap muka saling member informasi dan saling
membelajarkan. Interaksi tatap muka akan memberikan pengalaman yang berharga kepada
setiap anggota kelompok untuk bekerja sama, menghargai setiap perbedaan, memanfaatkan
13

kelebihan masing-masing anggota dan mengisi kekurangan masing-masing. Kelompok


belajar kooperatif dibentuk secara heterogen, yang berasal dari budaya, latar belakang
sosial dan kemampuan akademik yang berbeda. Perbedaan semacam ini akan menjadi
modal utama dalam proses saling memperkaya antar kelompok.
d. Partisipasi dan Komunikasi
Pembelajaran kooperatif melatih siswa untuk dapat mampu berpartisipasi aktif dan
berkomunikasi. Kemampuan ini sangat penting sebagai bekal mereka dalam kehidupan di
masyarakat kelak. Oleh sebab itu, sebelum melakukan kooperatif guru perlu membekali
siswa dengan kemampuan berkomunikasi misalnya kemampuan mendengarkan dan
kemampuan berbicara padahal keberhasilan kelompok ditentukan oleh partisipasi setiap
anggotanya. Untuk dapat melakukan partisipasi dan komunikasi, siswa perlu dibekali
dengan kemampuan-kemampuan berkomunikasi misalnya, cara menyatakan
ketidaksetujuan atau cara menyanggah pendapat orang lain secara santun, tidak memojokan
; cara menyampaikan gagasan dan ide-ide yang dianggap baik dan berguna. Keterampilan
berkomunikasi memang memerlukan waktu. Siswa tak mungkin dapat menguasainya dalam
waktu sekejap oleh sebab itu, guru perlu terus melatih dan melatih sampai pada akhirnya
setiap siswa memiliki kemampuan untuk menjadi komunikator yang baik.
B. Pembelajaran Kooperatif Tipe Quiz Team
a. Pengertian Pembelajaran Tipe Quiz Team
Salah satu upaya untuk membangkitkan siswa belajar aktif pada pelajaran IPS yaitu
dengan menggunakan tipe belajar aktif tipe quiz team. Menurut Sutardi (2013:74), dalam
tipe quiz team ini masing-masing anggota kelompok mempunyai tanggung jawab yang
sama atas keberhasilan kelompoknya dalam memahami materi dan menjawab soal. Dalvi
(2006:53) menyatakan bahwa tipe quiz team menghidupkan suasana dan mengaktifkan
siswa untuk bertanya ataupun menjawab. Tipe quiz team ini diawali dengan menerangkan
materi pelajaran secara klasikal, lalu siswa dibagi kedalam kelompok besar. Semua anggota
kelompok bersama-sama mempelajari materi tersebut melalui lembaran kerja. Mereka
mendiskusikan materi tersebut saling memberi arahan, saling memberikan pertanyaan dan
jawaban untuk memahami materi tersebut. Setelah selesai materi maka diadakan suatu
14

pertandingan akademis dengan adanya pertandingan akademis ini maka terciptalah


kompetisi antar kelompok, para siswa akan senantiasa berusaha belajar dengan memotivasi
yang tinggi agar dapat memperoleh nilai yang tinggi dalam pertandingan. Apabila dalam
proses pembelajaran menggunakan metode belajar yang tepat maka proses belajar yang
dilaksanakan dapat memperbaiki hasil belajar siswa. Alternatif prosedur pembelajaran
“belajar aktif’’ untuk meningkatkan keaktifan siswa dalam proses pembelajaran dikelas.
Tipe quiz team merupakan pembelajaran aktif yang dikembangkan oleh Mel Silberman,
yang mana dalam tipe quiz team ini siswa dibagi menjadi tiga tim. Setiap siswa dalam tim
bertanggung jawab untuk menyiapkan kuis jawaban singkat dan tim yang lain
menggunakan waktunya untuk memeriksa catatan. Menurut Silberman (2002:163), tipe
quiz team ini dapat meningkatkan kemampuan tanggung jawab peserta didik terhadap apa
yang mereka pelajari melalui cara menyenangkan dan tidak menakutkan. Berdasarkan
pendapat para ahli tentang pengertian tipe quiz team, dapat diartikan quiz team adalah cara
yang digunakan guru dalam pembelajaran dengan prosedur siswa dibentuk dalam kelompok
dengan masing-masing anggota kelompok mempunyai tanggung jawab yang sama atas
keberhasilan kelompoknya dalam memahami materi dan menjawab soal.
Pembelajaran dengan Tipe Quiz Team ini, di awali dengan guru menerangkan
materi setelah selesai menerangkan materi lalu siswa dibagi kedalam kelompok besar.
Semua anggota kelompok bersama-sama mempelajari materi tersebut, saling memberi
arahan, saling memberikan pertanyaan dan jawaban untuk memahami mata pelajaran
tersebut. Setelah selesai materi maka diadakan suatu pertandingan akademis. Adanya
pertandingan akademis ini maka akan tercipta kompetisi antar kelompok, siswa akan
senantiasa berusaha belajar dengan semangat yang tinggi agar dapat memperoleh nilai yang
tinggi dalam pertandingan. Salah satu cara untuk membangkintkan siswa belajar aktif
dalam pembelajaran yaitu dengan menggunakan model pembelajaran aktif Tipe Quiz Team.
Metode pembelajaran aktif Tipe Quiz Team yang dikemukakan oleh Dalvi
(2006:68) bahwa : “merupakan salah satu tipe pembelajaran yang mampu
meningkatkankeaktifan siswa dalam proses belajar”. Berdasarkan pendapat para ahli
tentang pengertian Tipe Quiz Team, dapat diartikan Quiz Team adalah cara yang digunakan
15

guru dalam pembelajaran dengan prosedur siswa dibentuk dalam kelompok dengan masing-
masing anggota kelompok mempunyai tanggung jawab yang sama atas keberhasilan
kelompoknya dalam memahami materi dan menjawab soal. Dalam tipe quiz team ini di
awali dengan guru menerangkan materi, lalu siswa dibagi kedalam tiga kelompok besar.
Semua anggota kelompok bersama-sama mempelajari materi tersebut , saling memberi
arahan, saling memberikan pertanyaan dan jawaban untuk memahami mata pelajaran
tersebut. Setelah selesai materi maka diadakan suatu pertandingan akademis. Adanya
pertandingan akademis ini maka akan terciptanya kompetisi antar kelompok.
Untuk menerapkan model quiz team dalam proses belajar mungkin akan sulit karena
siswa terbiasa menerima metode pembelajaran yang konvensional. Dimana siswa hanya
terpaku memperoleh informasi dari gurunya. Semua materi disampaikan dengan lengkap
oleh guru sehingga siswa lebih cenderung kurang percaya terhadap materi yang
disampaikan oleh temannya. Pada dasarnya model pembelajaran ini sangat bagus untuk
diterapkan karena siswa akan lebih aktif dan suasana belajar menjadi hidup. Ada beberapa
perbedaan antara model quiz team dengan model pembelajaran konvensional. Model
konvensional tujuan pembelajarannya tidak dirumuskan secara spesifik. Pembelajaran
dengan model ini bersifat ceramah dimana siswa pasif dan hanya mendengarkan materi
yang disampaikan oleh guru. Siswa juga hanya mengerjakan soal-soal latihan. Selain itu
materi yang diberikan kepada siswa secara keseluruhan tanpa memperhatikan secara
individu. Sedangkan tipe quiz team tujuannya spesifik, kegiatan belajar dilakukan dengan
dengan diskusi kelompok. Siswa akan lebih aktif dimana guru hanya menjadi fasilitator,
materi akan diberikan kepada kelompok dengan memperhatikan siswa secara individu serta
mengadakan pertandingan antar kelompok sehingga proses pembelajaran menjadi lebih
menyenangkan. Dengan adanya kompetisi juga dapat membuat siswa lebih semangat untuk
belajar, materi pembelajaran juga akan lebih mudah diingat karena selain dapat berdiskusi
pada akhir pembelajaran guru akan menjelaskan seluruh pertanyaan dan jawaban yang
dianggap perlu. Tak kalah penting siswa juga dapat saling bekerja sama karena belajar
secara berkelompok.
16

Adapun alternatif prosedur pembelajaran “belajar aktif” untuk meningkatkan


keaktifan siswa dalam proses pembelajaran dikelas dapat dikembangkan ke delapan tahap
yaitu :
1. Orientasi : guru mendeskripsikan ruang lingkup materi, mengemukakan tujuan,
penyampaian prosedur pembelajaran dan menyampaikan alternatif bahan sumber
belajar.
2. Pembentukan kelompok : guru mengidentifikasi karakteristik siswa, menetapkan
jumlah kelompok dan jumlah anggotanya, serta menetapkan dan
menginformasikan keanggotaan kelompok.
3. Penugasan : guru menyampaikan kisi-kisi materi dan memberikan tugas
(pertanyaan) sesuai dengan topik dan indicator kompetensi yang harus dikuasai
siswa ; menugaskan setiap kelompok siswa untuk mendiskusikan, mencari sumber
guna menyelesaikan tugas (pertanyaan) yang diberikan sesuai dengan topik yang
dibahas masing-masing kelompok dan menyusunnya dalam bentuk bahan
presentasi.
4. Exsplorasi : siswa bersama kelompoknya mencari bahan sumber, mendiskusikan
dan menyelesaikan setiap tugas yang diberikan, mendukung dan membantu teman
yang mengalami kesulitan.
5. Presentasi dalam kelas : guru mengundi kelompok yang harus persentasi atau topik
yang harus dipresentasikan, mengundi satu orang yang harus mewakili kelompok
untuk persentasi, presentasi materi kelompok, menanyakan kepada seluruh siswa
tentang kejelasan inti materi yang telah dipresentasikan, member kesempatan pada
anggota lain dari kelompok penyaji untuk memperjelas penyajian materi.
6. Pengecekan pemahaman dan pendalaman materi : guru menunjuk 2-4 orang secara
acak diluar kelompok penyaji untuk mempresentasikan ulang materi sesuai
pemahamannya dengan bergantian. Memonitor tingkat pemahaman siswa terhadap
materi, member kesempatan setiap siswa untuk berpendapat atau bertanya.
7. Refleksi dan umpan balik : guru menjelaskan kembali beberapa pertanyaan yang
belum terjawab dengan benar dan jelas oleh kelompok penyaji, memberikan
17

rangkuman materi untuk mempertegas pemahaman siswa, member kesempatan


setiap siswa untuk bertanya, menjawab dan menanggapi pertanyaan siswa.
8. Evaluasi : guru memberikan beberapa pertanyaan singkat untuk dikerjakan setiap
siswa dengan tepat secara tertulis.
b. Langkah-langkah Pembelajaran Tipe Quiz Team
Supriyono (2009:114) mengungkapkan prosedur pembelajaran dengan
menggunakan tipe quiz team adalah sebagai berikut :
a. Guru memilih topik yang biasa disajikan dalam tiga segmen.
b. Siswa dibagi kedalam tiga kelompok besar.
c. Guru menjelaskan scenario pembelajaran.
d. Guru menyajikan materi pelajaran.
e. Guru meminta tim A untuk menyiapkan kuis jawaban singkat, sementara tim B, tim
C menggunakan waktu untuk memeriksa catatan mereka.
f. Tim A memberikan kuis kepada tim B jika tim B tidak dapat menjawab pertanyaan
tim C segera menjawabnya.
g. Tim A mengarahkan pertanyaan berikutnya kepada anggota tim C dan mengulang
proses tersebut.
h. Ketika kuisnya selesai, lanjutkan segmen kedua dari pelajaran dan mintalah tim B
sebagai pemandu kuis.
i. Setelah tim B menyelesaikan kuisnya lanjutkan dengan segmen ketiga dari
pelajaran dan tunjuklah tim C sebagai pemandu kuis.
Sedangkan menurut Silberman dalam Hidayat (2002:163) mengungkapkan prosedur
pembelajaran dengan menggunakan tipe quiz team adalah sebagai berikut :
a. Pilihlah topik yang dapat disajikan dalam tiga segmen
b. Bagilah peserta didik kedalam tiga tim yaitu tim A,B dan C.
c. Jelaskan bentuk sesinya dan mulailah untuk menjelaskan topik materi yang akan
digunakan untuk pertandingan akademis. Batasi dalam menjelaskan materi sampai
10 menit atau kurang.
18

d. Minta tim A untuk menyiapkan kuis yang berjawaban singkat. Kuis ini tidak
memakan waktu lebih dari lima menit untuk persiapan. Tim B dan C memanfaatkan
waktu untuk meninjau catatan mereka.
e. Tim A menguji anggota tim B. jika tim B tidak bisa menjawab, tim C diberi
kesempatan untuk menjawabnya.
f. Tim A melanjutkan ke pertanyaan selanjutnya kepada anggota tim C. jika tim C
tidak bisa menjawab, tim B diberi kesempatan untuk menjawabnya dan ulangi
prosesnya.
g. Ketika kuis selesai, lanjutkan dengan segmen kedua dari pelajaran dan mintalah tim
B sebagai pemandu kuis.
h. Setelah tim B menyelesaikan kuisnya, lanjutkan dengan segmen ketiga dari
pelajaran dan tunjuklah tim C sebagai pemandu kuis.
c. Kekurangan dan Kelebihan Pembelajaran Model Kooperatif Tipe Quiz Team
Berdasarkan pembahasan di atas terdapat beberapa kelebihan dari pembelajaran tipe
quiz team itu sendiri diantaranya sebagai berikut :
a. Berpusat pada peserta didik.
b. Penekanan pada menemukan pengetahuan bukan menerima pengetahuan.
c. Sangat menyenangkan.
d. Memberdayakan semua potensi dan indra peserta didik.
e. Menggunakan metode yang bervariasi.
f. Menggunakan banyak media.
g. Disesuaikan dengan pengetahuan yang sudah ada.
Sedangkankelemahan dari pembelajaran tipe quiz team pada penelitian ini langkah-
langkah yang digunakan menurut Supriyono (2009:114) diantaranya sebagai berikut :
a. Peserta didik sulit mengorientasikan pemikirannya ketika tidak didampingi oleh
pendidik.
b. Pembahasan terkesan ke segala arah atau tidak terfokus.
c. Memerlukan kendali yang ketat dalam mengkondisikan kelas saat keributan.
19

d. Hanya siswa tertentu yang dianggap pintar dalam kelompok tersebut yakni yang
bisa menjawab soal kuis karena permainan dituntut cepat dan memberikan
kesempatan diskusi yang singkat, serta memerlukan waktu yang lama.
C. Keterampilan Sosial
a. Pengertian Keterampilan Sosial
Keterampilan sosial berasal dari kata terampil dan sosial. kata keterampilan berasal
dari kata terampil karena didalamnya terkandung proses belajar dari tidak terampil menjadi
terampil. Seseorang yang dapat melakukan sesuatu dengan cepat tetapi salah, tidak dapat
dikatakan terampil. Demikian jika seseorang yang terampil dalam suatu bidang tidak ragu-
ragu melakukan pekerjaan tersebut, seakan-akan tidak pernah dipikirkan lagi bagaimana
melaksanakannya dan tidak ada lagi kesulitan-kesulitan yang menghambat. Kata sosial
digunakan karena bertujuan untuk mengajarkan cara berinteraksi dengan orang lain.
Dengan demikian keterampilan sosial yaitu pelatihan yang bertujuan untuk mengajarkan
kemampuan berinteraksi dengan oranglain kepada individu-individu yang tidak terampil
menjadi terampil berinteraksi dengan orang-orang disekitarnya, baik dalam hubungan
formal maupun nonformal.
Keterampilan sosial (social skills) merupakan bagian penting dari kemampuan
hidup manusia. Tanpa memiliki keterampilan ini manusia tidak mulus dalam berinteraksi
dengan orang lain, sehingga hidupnya kurang harmonis. Cartledge dan Milburn (1992:8)
menyatakan bahwa keterampilan sosial sangat diperlukan ketika siswa memasuki kelompok
sebaya. Beberapa fakta menunjukan siswa dengan keterampilan sosial rendah pada
umumnya tidak disukai, dikucilkan atau diabaikan oleh teman-temannya. Siswa seringkali
mengalami kegagalan dalam lingkungannya, akan mendapatkan penilaian negatif dari
lingkungannya, demikian juga siswa yang tidak mempunyai keterampilan sosial akan sulit
mempertahankan dan menjalin hubungan dengan teman lain, perilakunya seringkali
merugikan diri sendiri dan oranglain sehngga menimbulkan reaksi negatif dari dari teman-
teman lainnya. Keterampilan sosial dapat membawa anak untuk lebih berani menyatakan
diri, mengungkapkan setiap prasaan atau permasalahan yang dihadapi dan sekaligus
menemukan penyelesaian adaptif, sehingga mereka tidak mencari hal-hal lain yang justru
20

dapat merugikan diri sendiri dan orang lain. Sebagai mahluk sosial, manusia senantiasa
membutuhkan teman untuk memenuhi berbagai kebutuhan hidupnya manusia melalui
akalnya menciptakan pengetahuan sebagai alat untuk beradaptasi dengan lingkungannya,
kemudian untuk kebutuhan hidup berkelompok diciptakan pula kebudayaan sehingga layak
disebut masyarakat. Keterampilan berpikir dan berdaya nalar, keterampilan hidup bersama,
keterampilan berkegiat dan keterampilan pengendalian diri (emosi,prasaan) merupakan
keterampilan dasar untuk bertahan dan menjalin kehidupan.
Keterampilan sosial merupakan bagian penting dari hidup manusia. Tanpa memiliki
keterampilan sosial manusia tidak dapat berinteraksi dengan orang lain yang ada
dilingkungannya karena keterampilan sosial dibutuhkan dalam kehidupan bermasyarakat.
Keterampilan sosial merupakan keterampilan yang dapat diproleh melalui proses belajar
mengenai cara-cara mengatasi dan melakukan hubungan sosial dengan baik. Nandang
(2006:21) menyatakan bahwa keterampilan sosial yang dipandang penting bagi siswa
adalah keterampilan berkomunikasi, keterampilan menyesuaikan diri dan keterampilan
menjalin hubungan baik dengan lingkungannya. keterampilan ialah kegiatan yang
berhubungan dengan urat-urat syarat dan otot-otot (neuromuscular) yang lazimnya tampak
dalam kegiatan jasmaniah seperti menulis, mengetik, olahraga dan sebagainya. Meskipun
sifatnya motorik, namun keterampilan itu memerlukan koordinasi gerak yang teliti dan
kesadaran yang tinggi. Dengan demikian, siswa yang melakukan gerakan motorik dengan
koordinasian kesadaran yang rendah dapat dianggap kurang atau tidak terampil.Disamping
itu menurut Reber (1988), keterampilan adalah kemampuan melakukan pola-pola tingkah
laku yang kompleks dan tersusun rapi secara mulus dan sesuai dengan keadaan untuk
mencapai hasil tertentu. Keterampilan bukan hanya meliputi gerakan motorik melainkan
juga mental yang bersifat kognitif. Konotasinya pun luas sehingga sampai-sampai pada
mempengaruhinya atau mendayagunakan orang lain. Artinya orang yang mampu
mendayagunakan orang lain. Artinya orang yang mampu mendayagunakan orang lain
secara tepat juga dianggap sebagai orang yang terampil (Ahmad dan
Sofan,2011:119).Adapun mata pelajarannya, siswa belajar lebih cepat dan lebih efektif jika
21

mereka menguasai keterampilan penting ini : Konsentrasi terfokus, Cara mencatat,


Organisasi dan persiapan tes, Membaca cepat dan Teknik mengingat.
Definisi keterampilan sosial adalah kemampuan individu untuk berkomunikasi
efektif dengan orang lain baik secara verbal maupun nonverbal sesuai dengan situasi dan
kondisi yang ada pada saat itu, dimana keterampilan ini merupakan perilaku yang
dipelajari. Dengan keterampilan sosial akan mampu mengungkapkan perkataan baik positif
maupun negatif dalam hubungan interpersonal, tanpa harus melukai orang lain. Menurut
(Combs and Shaby,1995:15) mengemukakan bahwa keterampilan sosial merupakan
kemampuan untuk berinteraksi dengan orang lain dalam konteks sosial dengan cara khusus
yang dapat diterima oleh lingkungan dan pada saat bersamaan dapat menguntungkan
individu, saling menguntungkan atau menguntungkan orang lain.Keterampilan sosial dapat
dikelompokkan atas empat bagian, namun empatnya saling berkaitan yaitu :
1. Keterampilan dasar berinteraksi : berusaha untuk saling mengenal, ada kontak
mata, berbagi informasi atau material.
2. Keterampilan berkomunikasi : mendengar dan berbicara secara bergiliran,
melembutkan suara ( tidak membentak ), meyakinkan orang untuk dapat
mengemukakan pendapat, mendengarkan sampai orang tersebut menyelesaikan
pembicaraannya.
3. Keterampilan membangun tim atau kelompok : mengakomodasi pendapat orang,
kerjasama, saling tolong menolong, saling memperhatikan.
4. Keterampilan menyelesaikan masalah : mengendalikan diri, empati, memikirkan
oranglain, taat terhadap kesepakatan, mencari jalan keluar dengan berdiskusi,
respek terhadap pendapat yang berbeda.
Dalam mengembangkan keterampilan sosial, terutama dalam diskusi kelompok
hendaknya dipenuhi persyaratan seperti dibawah ini :
1. Suasana yang kondusif.
2. Menciptakan rasa aman dan nyaman pada setiap orang.
3. Kepemimpinan yang mendukung dan melakukan secara giliran.
4. Perumusan tujuan dengan jelas apa yang mau di diskusikan.
22

5. Manfaat waktu dengan ketat namun fleksibel.


6. Ada kesepahaman atau mufakat sebelumnya.
7. Ciptakan kesadaran kelompok.
8. Lakukan evaluasi yang terus menerus.
Karena siswa merupakan makhluk sosial yang membutuhkan oranglain untuk
mengembangkan kehidupan yang lebih baik. Siswa melakukan interaksi dengan siswa lain
untuk memperoleh pengetahuan dalam rangka proses belajar. Keterampilan sosial yang
baik dibutuhkan oleh siswa untuk membantu proses belajar disekolah. Pada hakekatnya
belajar merupakan peroses interaksi antara siswa dengan guru untuk memperoleh
pengetahuan. Keterampilan sosial yang baik diharapkan mampu meningkatkan interaksi
yang baik pula. Sehingga proses pembelajaran dapat berlangsung dengan baik melalui
pembelajaran yang melibatkan siswa secara aktif. Dengan begitu hasil pembelajaran dapat
tercapai sesuai tujuan pembelajaran yang telah dirumuskan. Keterampilan sosial
merupakan keterampilan proses yang dapat dikembangkan melalui strategi pembelajaran
yang dirancang secara khusus dan berkesinambungan. Dalam hal ini guru sebagai
pengendali kelas menjadi pemegangkunci, penguasaan materi, pedagogik dan kompetensi
sosial perlu dimiliki secara profesional pengembangan program pembelajaran secara
langsung memang menjadi tugas guru, namun dalam pelaksanaannya perlu ada komitmen
yang sinergis antara orang tua, kepala sekolah dan pelaku pendidikan lainnya. Buku
panduan menjadi sangat penting dan strategis keberadaannya bukan hanya untuk mengingat
hakikat dan tujuan pembelajaran tapi juga meningkatkan pemahaman akan makna
keterampilan sosial, serta keterampilan pengembangan program pembelajaran yang lebih
holistik dan bermakna bagi kehidupan siswa di masyarakat. Keterampilan sosial merupakan
bagian dari aspek kemampuan yang lahir dari proses pola pikir, olah rasa dan latihan yang
berlangsung secara kontinyu dan melingkupi setiap lingkungan kehidupan siswa.
Keterampilan sosial merupakan kemampuan individu dalam menjalin komunikasi dan
interaksi dengan orang lain diantara bentuk prilaku sebagai ciri dari keterampilan sosial
yaitu kemampuan untuk bekerja sama, berbagi, berpartisipasi, berteman, membantu
oranglain, bersikap sabar, mengikuti aturan-aturan, menerima perbedaan, mendengar
23

menghargai oranglain, menghargai diri sendiri dan bersikap sopan santun. Keterampilan
sosial memiliki empat bentuk kemampuan dasar yang digunakan dalam pergaulan antar
pribadi dalam kehidupan sehari-hari. Komponen-komponen tersebut adalah kemampuan
untuk mengorganisir kelompok, membandingkan pemecahan masalah, menjalin hubungan
pribadi yang baik dan kemampuan melakukan analisis sosial. lebih jauh keterampilan ini
akan membawa pada pada keberhasilan dalam kehidupan individu. Tidak saja keterampilan
ini berguna bagi kesuksesan hidup individu melainkan juga dapat menjadi tenaga
penggerak dinamika kelompok (Muhyidin,2012).Keterampilan sosial merupakan
kemampuan untuk mencapai tujuan yang dimiliki seseorang melalui hubungan dengan
oranglain.
Hubungan dengan orang lain tersebut merupakan sarana dalam mencapai tujuan
hidup seseorang. Seseorang yang terampil dalam berhubungan dengan orang lain maka ia
akan lebih berhasil dalam mencapai tujuannya (Sudarsih,2011). Laura dalam Maxyani,
(2011:19) menjelaskan mengenai pentingnya keterampilan sosial dikembangkan dikelas
karena keterampilan sosial sangat diperlukan dan harus jadi prioritas dalam mengajar.
Mengajar bukan hanya sekedar mengembangkan keterampilan akademik. Hal yang sangat
penting dalam mengembangkan keterampilan sosial adalah mendiskusikan sesama guru
atau orang tua tentang keterampilan sosial apa yang harus menjadi prioritas, memilih salah
satu keterampilan sosial, memaparkan pentingnya keterampilan sosial, memperaktikan
kembali setelah diperbaiki, merefleksi dan seterusnya sampai betul-betul terkuasai oleh
peserta didik. Peran keterampilan sosial yang sangat penting ini sudah sepantasnya
mendapatkan perhatian khusus pihak sekolah selaku penyelenggara pendidikan.
Keterampilan sosial harus diajarkan dan dilatih, diprogramkan dalam pembelajaran berbasis
keterampilan sosial pada sekolah. Sumber belajar diharapkan dipilih oleh guru dari isu-isu
sosial serta lingkungan sekitar siswa sehingga siswa mampu berpikir kritis dan
memecahkan masalah-masalah yang muncul.
Indikator keterampilan sosial yang akan diobservasi dalam penelitian ini menurut
Slameto (,2011:117 )adalah :
24

a. Keterampilan bekerjasama.
b. Keterampilan berkomunikasi.
c. Keterampilan menghargai satu sama lain.
d. Keterampilan mengemukakan pendapat.
e. Keterampilan membangun tim atau kelompok.
f. Keterampilan bertanya dan menjawab soal.
g. Keterampilan saling berbagi.
b. Faktor-faktor Yang Menpengaruhi Keterampilan
Sunarto dan Hartono (2006:130-133) menyatakan bahwa pembentuk perkembangan
atau keterampilan manusia dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu faktor keluarga,
kematangan anak, setatus sosial ekonomi keluarga, tingkat pendidikan serta kemampuan
mental terutama emosi dan intelegensi. Perkembangan sosial siswa berdasarkan hubungan
siswa dengan keluarga, kualitas bermain bersama teman sebayanya serta lingkungan luar.
Keluarga mempunyai peran sebagai pemelihara dan sebagai wadah sosialisasi bagi
anaknya. Apabila pola asuh orang tua terhadap anak berpengaruh pada keterampilan sosial
anak. Pola asuh yang baik adalah pola asuh otoritatif dimana orang tua melakukan kontrol
kepada anak tetapi tidak terlalu ketat (Santrock,2007:167). Dalam hal ini anak memiliki
kebebasan tapi tetap dalam dalam pengawasan. Pola asuh otoritatif dapat menumbuhkan
rasa kepercayaan orang tua terhadap perilaku anaknya sehingga anak akan tumbuh rasa
kepercayaan diri tanpa kebebasan dan tetap mempunyai tanggung jawab. Orang tua
memiliki peranan yang besar pada siswa dalam pembentukan keterampilan sosialnya,
namun melalui interaksi teman sebayanyalah anak-anak dan remaja belajar bagaimana
berinteraksi dalam hubungan yang simetris dan timbal balik (Santrock,2007:205). Interaksi
tersebut dapat dilakukan pada saat pembelajaran berlangsung. Pembelajaran yang dilakukan
dikelas pada hakikatnya adalah interaksi yang dilakukan antara siswa lain dalam hal ini
adalah teman sebaya dan guru. Pada saat jam istirahat pun siswa berinteraksi dengan cara
bermain dengan teman yang mayoritas adalah teman sekelasnya. Interaksi teman sebaya
yang baik juga mendukung perkembangan keterampilan sosial yang baik.
25

Menurut hasil studi Davis Forsythe (Mu’tadin,2006) aspek yang mempengaruhi


keterampilan sosial dalam kehidupan remaja,yaitu :
1. Keluarga
Keluarga merupakan tempat pertama dan utama bagi anak dalam mendapatkan
pendidikan. Kepuasan psikis yang diperoleh anak dalam keluarga akan sangat menentukan
bagaimana anak berinteraksi terhadap lingkungannya.
2. Lingkungan
Sejak dini anak-anak harus sudah diperkenalkan dengan lingkungan-lingkungan
dalam batasan ini meliputi lingkungan fisik (rumah, pekarangan) dan lingkungan sosial
(tetangga). Lingkungan juga meliputi lingkungan keluarga (keluarga primer dan keluarga
sekunder), lingkungan sekolah dan lingkungan masyarakat luas.
3. Meningkatkan kemampuan penyesuaian diri
Untuk membantu tumbuhnya kemampuan penyesuaian diri, maka sejak awal anak
diajarkan untuk lebih memahami dirinya (kelebihan dan kekurangan) agar ia mampu
mengendalikan dirinya sehingga dapat bereaksi secara wajar dan normalif. Agar anak dan
remaja mudah menyesuaikan diri dengan kelompok, maka tugas orang tua atau pendidik
adalah membekali diri anak dengan membiasakannya untuk menerima dirinya, menerima
oranglain, tahu dan mau mengakui kesalahannya dan sebagainya.
Menurut Cartledge dan Milburn (1995) terdapat beberapa faktor yang
mempengaruhi keterampilan sosial diantaranya :
1. Karakteristik peserta didik
Karakteristik pribadi dan lingkungan tempat anak tumbuh merupakan salah satu hal
yang dapat mempengaruhi keterampilan sosialnya. Tingkat perkembangan, jenis kelamin
(gender), kemampuan kognitif dan perilaku merupakan aspek-aspek penting yang dapat
mengidentifikasi keterampilan sosial yang berkaitan dengan karakteristik peserta didik.
2. Kriteria lingkungan sosial meliputi :
a. Konteks budaya, merupakan suatu pertimbangan penting dalam mengajarkan
keterampilan sosial pada anak. Perbedaan budaya juga akan berimplikasi terhadap
keterampilan sosial.
26

b. Situasi spesifik (situation specifity), merupakan sebuah konsep yang relavan dengan
keterampilan sosial. siswa dengan keterampilan sosial ditandai dengan adanya
fleksibilitas perilaku, mereka memiliki kesadaran bahwa pada situasi yang berbeda
diperlukan perilaku yang berbeda pula.
c. Hubungan teman sebaya, merupakan elemen terpenting dalam kehidupan anak dan
memberikan kontribusi dalam perkembangan sosialnya. Peran keterampilan sosial
dalam hubungan teman sebaya menjadi salah satu faktor pendukung yang mendorong
adanya penerimaan teman sebayanya.
c. Aspek-aspek keterampilan sosial
Stephen (Cartledge dan Milburn,1995) menegaskan bahwa keterampilan sosial pada
siswa mempunyai empat sub aspek dalam pengembangan perilaku sosial individu. Dalam
hal ini keempat aspek perilaku menjadi indicator tinggi rendahnya keterampilan sosial
siswa. Perilaku tersebut antara lain :
a. Perilaku terhadap lingkungan
Merupakan bentuk perilaku yang menunjukan tingkah laku sosial individu dalam
mengenal dan memperlakukan lingkungan hidupnya seperti peduli terhadap lingkungan,
membuang sampah pada tempatnya dan sebagainya.
b. Perilaku interpersonal
Merupakan bentuk perilaku yang menunjukan tingkah laku sosial individu dalam
mengenal dan mengadakan hubungan dengan sesame individu lain (dengan teman sebaya
dan guru). Contoh perilaku tersebut seperti menerima otoritas, senang membantu oranglain,
mengatasi konflik, bersifat positif terhadap orang lain.
c. Prilaku yang berhubungan dengan diri sendiri
Yaitu bentuk perilaku yang menunjukan tingkah laku sosial individu terhadap
dirinya sendiri. Contohnya perilaku tersebut yaitu dapat mengekspresikan perasaan, dapat
menyadari dan menerima konsekuensi atas perbuatannya sendiri.
d. Perilaku yang berhubungan dengan tugas
Merupakan bentuk perilaku atau respons individu terhadap sejumlah tugas akademis
yang terwujud dalam bentuk memperhatikan selama pelajaran berlangsung, aktif dalam
27

diskusi kelas, memiliki kualitas belajar yang baik, memenuhi tugas-tugas pelajaran di kelas
dan bertanya atau menjawab pertanyaan yang diberikan oleh guru.
d. Perilaku Yang Menimbulkan Penerimaan Sosial
Perilaku yang dapat menimbulkan penerimaan sosial atau perilaku proposial
menurut Santrock (2007:138) yaitu peduli terhadap keadaan dan hak oranglain, perhatian
dan empati terhadap orang lain dan berbuat sesuatu yang memberikan manfaat bagi
oranglain. Sedangkan ciri-ciri keterampilan sosial yang baik adalah sebagai berikut;
Ramah, menyesuaikan diri tanpa menimbulkan kekacauan, mengikuti peraturan,
menerima dengan senang apa yang terjadi, memiliki hubungan yang baik, baik terhadap
orang lain, membagikan apa yang mereka miliki, mau bergiliran dalam setiap permainan
yang dimainkan berkelompok, memperlihatkan sikap adil terhadap anggota kelompok lain,
tanggung jawab, berpartisipasi dan menikmati aktivitas sosial dan membuat perbandingan
yang menyenangkan antara diri sendiri dan teman sebaya (Hurlock,1978:296-297).
Berdasarkan pendapat tersebut maka perilaku yang menimbulkan penerimaan sosial adalah
perilaku yang prososial yang dapat mencerminkan proses sosialisasi yang baik. Perilaku
prososial merupakan merupakan prilaku yang mendukung proses sosialisasi. Siswa yang
diterima dengan baik dalam kelompok sosial akan menjadi pribadi yang lebih berorientasi
pada kelompok. Siswa dapat diterima oleh kelompok ketika siswa tersebut berhasil melalui
proses sosialisasi dilingkungannya.
Perilaku siswa di sekolah berpengaruh pada penerimaan sosial siswa dalam
kelompoknya baik oleh teman sekolah atau warga sekolah. Siswa dapat diterimana oleh
lingkungan sosial karena prilaku yang prososial. Penerimaan tersebut mencerminkan proses
sosialisasi yang baik. Siswa belajar diterima oleh kelompok dengan mempelajari, meniru
dan mengikuti pola prilaku dalam kelompok. Oleh karena itu di sekolah diupayakan agar
dapat membentuk siswa agar memiliki pengetahuan, sikap dan keterampilan yang sesuai
dengan karakter.
E. Kajian Penelitian yang Relevan
Amtorunajah (2007), dalam penelitiannya “Pengaruh Penggunaan Metode Belajar
Aktif Tipe Quiz Team Terhadap Minat Belajar Dan Keterampilan Sosial Siswa Kelas VIII
28

SMP Negeri 3 Jepara tahun 2006/2007”. Berdasarkan hasil analisis data awal kedua
kelompok mengenai kemampuan awal yang relatif sama tidak ada perbedaan kemampuan
awal dari kedua kelompok. Untuk minat belajar kedua kelompok mempunyai varian yang
sama. Hasil uji ketuntasan belajar kelompok eksperimen keterampilan sosial siswa lebih
dari 70%. Sedangkan untuk kelompok kontrol keterampilan sosial siswa telah mencapai
ketuntasan belajar. Minat belajar siswa setelah pembelajaran antara kelas kontrol dan kelas
eksperimen terdapat perbedaan, minat belajar kelompok eksperimen lebih baik dari pada
kontrol.
Sekar Purbarini Kawuryan (2011) dalam penelitiannya berjudul “Pengaruh Metode
Pembelajaran Aktif Tipe Quiz Team Pada Mata Pelajaran IPS Kelas VII Terhadap
Keterampilan Sosial Siswa di SMPN 1 Karanggeneng Kecamatan Kunduran Kabupaten
Blora”. Kesimpulan penelitian ini dapat terlihat hasil hitung tes maka dapat disimpulkan
bahwa kedua populasi memiliki varian yang sama atau dengan kata lain kedua kelas
homogeny. Dengan demikian analisis uji beda t-tes harus menggunakan asumsi egual
varience assumed. Nilai t adalah probabilitas signifikan maka dapat disimpulkan bahwa
terdapat perbedaan yang signifikan untuk pembelajaran dengan menggunakan metode
pembelajaran aktif tipe quiz team dengan pembelajaran konvesional. Hal ini berarti metode
pembelajaran aktif tipe quiz team berpengaruh terhadap keterampilan sosial siswa di SMPN
1 karanggeneng kecamatan kunduran kabupaten Blora.
Berdasarkan penelitian-penelitian yang relavan penelitian ini dilakukan untuk
mengetahui ada tidaknya pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe quiz teamterhadap
keterampilan sosisal siswa kelas VII MTsN 11 Cirebon. Mata pelajaran yang digunakan
adalah IPS. penelitian akan dilakukan dengan populasi berbeda yaitu pada siswa kelas VII
MTsN 11 cirebon. Penelitian ini dilakukan dengan sampel siswa kelas VII di MTsN 11
Cirebon.
F. Kerangka Berpikir
Pendidikan merupakan usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana
belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi
yang ada dalam dirinya. Pendidikan mengembangkan nilai-nilai, keterampilan serta
29

membentuk watak anak. Pembentukan kemampuan serta watak anak dapat dilakukan
dengan pembinaan karakter. Mata pelajaran IPS mendukung perkembangan sosial siswa
terutama dalam bersosialisasi dengan baik dapat dikembangkan. Hal ini sesuai dengan
tujuan mata pelajaran IPS yaitu mengembangkan karakter warga negara yang baik
khususnya dalam berpikir kritis, bertindak dan bersikap sosial dalam bermasyarakat.
Keterampilan sosial adalah kemampuan individu untuk bertingkah laku,
berkomunikasi dan berinteraksi dengan orang lain. Siswa yang memiliki keterampilan
sosial yang baik akan mudah diterima dalam anggota kelompoknya. Aspek keterampilan
sosial tersebut meliputi kerjasama, sportif dan tanggung jawab. Tiga aspek keterampilan
sosial tersebut perlu dimiliki oleh siswa agar terampil dalam bersosialisasi dengan teman
sebaya maupun dengan oranglain. Keterampilan sosial yang ditanamkan sejak dini dapat
dapat dijadikan bekal bagi siswa untuk kehidupannya kelak dalam masyarakat. Seperti yang
sudah dijelaskan diatas bahwa keterampilan sosial siswa dapat ditingkatkan melalui
pembelajaran yang menyenangkan.
Karena pembelajaran yang menyenangkan dapat diberikan guru melalui permainan
dan bekerja kelompok. Pembelajaran yang menyenangkan dapat dilakukan dengan model
pembelajaran yang melibatkan siswa aktif dalam pembelajaran. Siswa diusahakan agar
terlibat langsung secara nyata yang bersifat aktif dan sosial. pembelajaran yang melibatkan
siswa akan mendukung siswa untuk saling berinteraksi dengan siswa lain.
30

Gambar Kerangka Berpikir

Model Pembelajaran Kooperatif


Tipe Quiz Team

Keterampilan Sosial Siswa Rendah

Keterampilan Sosial Siswa Meningkat

G. Hipotesis Penelitian
Berdasarkan dari kerangka pemikiran yang telah dikemukakan, maka penulis
mengajukan hipotesis : kelompok yang diajar dengan menggunakan model pembelajaran
kooperatif tipe quiz team terhadap keterampilan sosial siswa.
BAB III
METODE PENELITIAN

A. Jenis atau Desain Penelitian


Penelitian ini adalah penelitian eksperimen. Sugiyono (2009;72) menjelaskan
bahwa penelitian eksperimen adalah metode penelitian yang digunakan untuk mencari
pengaruh perlakuan tertentu terhadap yang lain dalam kondisi yang terkendalikan. Desain
penelitian eksperimen yang digunakan pada penelitian ini adalah True Exsperimental
dengan pretest-posttestcontrol group design. Sugiyono (2009;76) menyatakan bahwa dalam
pelaksanaan penelitian dengan desain pretest-posttest control group design, peneliti
memilih satu kelompok secara random, kemudian diberi pretest untuk mengetahui keadaan
kelompok awal mengenali perbedaan antara nilai sebelum eksperimen dan sesudah
eksperimen. Apabila hasil pretest tidak berbeda secara signifikan, maka dapat dikatakan
baik. Kelompok eksperimen kemudian diberi perlakuan berupa pembelajaran menggunakan
model pembelajaran tipe quiz team. Setelah pemberian perlakuan, dilakukan posttest untuk
mengetahui perbedaan nilai eksperimen dan sebelum eksperimen.
B. Tempat Dan Waktu Penelitian
1. Tempat Penelitian
Penelitian dilaksanakan di MTsN 11 Cirebon yang terletak di kecamatan
dukupuntang kabupaten Cirebon. Alasan dipilihnya MTsN 11 Cirebon sebagai tempat
penelitian dikarenakan kepala sekolah dan guru mata pelajaran IPS di MTsN 11 Cirebon
memberikan izin dan kemudahan kepada peneliti untuk melaksanakan penelitian dan atas
pertimbangan keterbasan yang dimiliki penulis baik dari segi waktu, biaya dan
kemampuan. Adapun kecamatan dukupuntang terdiri dari 13 desa termasuk desa cisaat
memiliki tanah yang subur dan cukup air, memiki batas-batas sebagai berikut:
- Selatan : desa cimara kabupaten kuningan
- Utara : kecamatan depok
- Timur : kecamatan sumber
- Barat : kecamatan sindangwangi, kabupaten majalengka

31
32

2. Waktu Penelitian
Lama waktu Penelitian ini akan diperkirakan selama tiga bulan yaitu pada bulan
april sampai bulan juni 2019. Karena dalam penelitian ini memerlukan waktu untuk
melakukan penelitian.
C. Populasi Dan Sampel
1. Populasi
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek subjek yang
mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari
dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono,2013:117). Dalam penelitian yang menjadi
populasi target adalah siswa MTsN 11 Cirebon yang berjumlah 320 siswa tahun pelajaran
2018/2019. Sedangkan yang menjadi populasi terjangkaunya adalah siswa kelas VII MTsN
11 Cirebon.
2. Sampel
Menurut Margono, (2003) sampel adalah sebagian wakil dari populasi yang diteliti
oleh peneliti, karena sebagian maka jumlah sampel selalu lebih kecil dari pada jumlah
populasinya. Dengan pengambilan sampel harus tergambar seluruh unsur atau elemen yang
ada dalam populasi. Dengan kata lain dengan mengambil sampel semua unsur yang ada
dalam populasi terwakili. Teknik yang digunakan untuk pengambilan sampel menggunakan
cluster sampling yaitu pengambilan sampel secara acak. Dari delapan kelas dalam
pengambilan sampel secara acak tersebut yaitu kelas VII E yang berjumlah 35 siswa untuk
dijadikan sampel dalam penelitian.
D. Variabel Penelitian
Variabel penelitian pada dasarnya adalah segala sesuatu yang berbentuk apa saja
yang ditetapkan oleh peneliti untuk di pelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal
tersebut, kemudian ditarik kesimpulannya. (Sugiyono,2013:61).
1. Variabel independen (variabel bebas)
Yaitu variabel yang merupakan rangsangan untuk mempengaruhi variabel yang lain.
Variabel independen dalam penelitian ini adalah model pembelajaran kooperatif tipe quiz
team (X).
33

2. Variabel dependen (variabel terikat)


Yaitu suatu jawaban atau hasil dari perilaku yang dirangsang. Variabel dependen
dalam penelitian ini adalah keterampilan sosial siswa MTsN 11 Cirebon (Y).
E. Teknik pengumpulan data
1. Angket
Angket atau kuesioner adalah instrument pengumpulan data yang digunakan dalam
teknik komunikasi tak langsung artinya responden secara tidak langsung menjawab
menjawab daftar pertanyaan tertulis yang melalui media tertentu. Tujuan penyebaran
angket adalah mencari informasi yang lengkap mengenai suatu masalah dari responden
tanpa merasa khawatir bila responden memberikan jawaban yang tidak sesuai dengan
kenyataan dalam pengisian daftar pertanyaan (Subana,2000: 30-33).
2. Tes
Tes adalah serentetan pertanyaan atau latihan atau alat lain yang digunakan untuk
mengukur keterampilan, pengetahuan, intelegensi,kemampuan atau bakat yang dimiliki
oleh individu atau kelompok. Menurut Sudjana (2010:113-114) tes ada yang sudah
distandarisasikan, artinya tes tersebut telah mengalami proses validasi (ketepatan) dan
reliabilitas (ketetapan) untuk suatu tujuan tertentu dan untuk sekelompok siswa tersebut.
F. Validitasi Dan Reabilitas Instrumen
Menurut Arikunto validitas adalah suatu ukuran yang menunjukan tingkat-tingkat
kevalidan dan kesahihan suatu instrument. Sebuah instrument dikatakan valid apabila
mampu mengukur apa yang diinginkan. Sebuah instrument dikatakan valid apabila
mengungkap data dari variable yang diteliti secara tepat. Tinggi rendahnya validitas
instrumen menunjukan sejauh mana data terkumpul tidak menyimpang dari gambaran
tentang validitas yang dimaksud (Suharsimi,2006:168).
Alat yang digunakan untuk mengumpulkan data primer yaitu data yang berasal
langsung dari obyek penelitian dengan menggunakan angket yang diberikan kepada
responden untuk memperoleh informan setuju atau tidaknya terhadap metode yang
diterapkan yaitu model pembelajaran kooperatif tipe quiz team terhadap keterampilan
sosial siswa kelas VII MTsN 11 Cirebon.
34

Adapun langkah-langkah yang ditempuh untuk menuju instrument adalah sebagai


berikut:
1. Persiapan
2. Penyusunan kisi-kisi instrumen angket
3. Penyusunan item angket
4. Konsultasi dengan dosen pembimbing
5. Penyempurnaan instrumen
6. Uji coba instrument
Sebagaimana telah diungkapkan diatas instrument yang digunakan adalah angket
yang merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi
seperangkat pertanyaan-pertanyaan tertulis kepada responden untuk dijawab. Angket yang
digunakan dalam penelitian ini adalah angket skala likert yang alternatif dari indikator.
Dalam penelitian ini skor yang digunakan terdiri dari lima alternatif jawaban yaitu :
1. Sangat tidak setuju
2. Tidak setuju
3. Kurang setuju
4. Setuju
5. Sangat setuju
1. Validitas Item Tes (Rumus Menghitung Tes)
Validitas berasal dari kata validity yang memiliki arti dan kecermatan. Secara
sederhana yang dimaksud dengan valid ialah sahih. Alat ukur itu dikatakan sahih atau valid
bila alat ukur itu benar-benar mengukur apa yang hendak diukur. Salah satu untuk
menentukan validitas alat ukur adalah dengan menggunakan korelasi product moment,
rumusnya :
N∑ 𝑿𝒀 − (∑ 𝑿) (∑ 𝒀)

rᵪᵧ =
√ {𝑵 ∑ 𝑿}² {𝑵 ∑ 𝒀𝟐 − (∑ 𝒀)²− ( ∑ 𝒀)² }

Keterangan :
Rχу = Koefisien antara X dan Y
35

X = Jumlah skor item


Y = Jumlah skor total
X² = Jumlah kuadrat skor item
Y² = Jumlah kuadrat skor total
X =Jumlah perkalian skor total item dengan skor total
N =Jumlah sampel
Setelah koefisien product moment (rᵪᵧ) diketahui selanjutnya diinterprestasikan
dengan r product moment.
2. Reabilitas Instrument
Reabilitas artinya keajegan maksudnya berkali-kali untuk mengukur hasil ajeg
(tetap) atau paling sedikit berbeda amat sedikit. Bila berkali-kali untuk mengukur bedanya
banyak maka alat ukur tersebut tidak reliable. Reabilitas tes di hitung dengan perhitungan
alat ukur dengan menggunakan rumus alpha cronbach yaitu (Suharsimi,2010:221).
Rumus :
𝒏 ∑ 𝑺𝒊𝟐
r11 = (𝒏−𝟏) (𝟏 − )
𝒔𝒊𝟐

Keterangan :
R11 = Koefisien reabilitas instrument
N = Banyaknya butir pertanyaan atau banyaknya soal
∑ 𝒔ᵢ² = Jumlah skor tiap butir soal
𝑺ᵢ² = Varians skor total
Untuk mengetahui tingkat reliabelnya maka dapat diketahui dengan klasifikasi
koefisien reabilitas sebagai berikut :
0.80 < r11 ≤ 1.00 = Sangat tinggi
0.60 < r11 ≤ 0.80 = Tinggi
0.40 < r11 ≤ 0.60 = Sedang
0.20 < r11 ≤ 0.40 = Rendah
r11 ≤ 0.20 = Sangat rendah
36

3. Menentukan Skor Jawaban


Dalam setiap menentukan skor dari hasil pre-test dan post-test. Sebelum hasil tes
dianalisis, skor jawaban siswa ditentukan terlebih dahulu dengan kriteria siswa yang
menjawab benar diberi skor 1 dan siswa yang menjawab salah diberi skor 0.
4. Perhitungan Tingkat Kesukaran
Secara umum menurut teori klasik, tingkat kesukaran dapat dinyatakan melalui
beberapa cara di antaranya : proporsi menjawab benar, skala kesulitan linear, indeksdavis
dan bivariat. Proporsi menjawab benar (p) yaitu jumlah peserta tes yang menjawab benar
pada butiran soal yang dianalisis dibandingkan dengan jumlah peserta tes seluruhnya
merupakan tinggkat kesukaran yang paling umum digunakan. Persamaan yang digunakan
untuk menentukan tingkat kesukaran dengan proporsi menjawab benar adalah :
∑𝒙
p = 𝑺𝒎𝑵(Surapnata,2004:12)

Keterangan :
P = Proporsi menjawab benar atau tingkat kesukaran
∑𝒙 = Banyaknya peserta tes yang menjawab benar
Sm = Skor maksimum
N = Jumlah peserta tes
Tingkat kesukaran soal ditentukan dengan kriteria sebagai berikut :
Nilai p Kategori
P < 0,3 Sukar
0,3 ≤ p ≤ 0,7 Sedang
P > 0,7 Mudah

5. Perhitungan Daya Pembeda


Salah satu tujuan analisis kuantitatif soal adalah untuk menentukan dapat tidaknya
suatu soal membedakan klompok dalam aspek yang diukur sesuai dengan perbedaan yang
ada dalam kelompok itu. Indeks yang digunakan dalam membedakan antara peserta tes
yang berkemampuan tinggi dengan peserta tes yang berkemampuan rendah adalah indeks
daya pembeda (item discrimination). Prosedur yang digambarkan diatas untuk menghitung
37

sangatlah sederhana. Dengan demikian maka persamaan daya pembeda menjadi


(Surapranata,2004: 31) :
∑ 𝑨−∑ 𝑩
D= 𝒏

Daya pembeda soal ditentukan dengan kriterian sebagai berikut :


0,0 - 2,20 = Jelek
0,0 – 0,40 = Cukup
0,40 – 0,70 = Baik
0,70 – 1,00 = Baik sekali (Suharsimi,2010: 218)
G. Teknik Analisis Data
Analisis data merupakan langkah yang sangat penting dalam penelitian, karena
dengan analisis sebuah data dapat diberi makna yang berguna dalam memecahkan masalah
penelitian. Karena data yang digunakan adalah kuantitatif maka data tersebut menggunakan
angka-angka yang harus dianalisis.
1. Perhitungan prosentase
Yaitu dengan menggunakan hasil angket yang telah disebar, kemudian dilakukan
analisis data. Untuk analisis kuantitatif biasanya diterangkan dalam bentuk prosentase dan
disajikan dengan table. Adapun rumus untuk menggunakan prosentasenya adalah sebagai
berikut :
𝒇
P = 𝒏 x 100%

Keterangan :
P = Prosentase
F = Jumlah responden yang menjawab anget dalam bentuk alternative
N = Jumlah responden
100% = Bilangan genap (Sudijono,2004:43)
Setelah data ditabulasi, dianalisis selanjutnya dilakukan penafsiran atau interprestasi
dengan menggunakan kategori presentase berdasarkan (Nuraeni,2003:21) :
0% = Tak seorangpun
01% - 25% = Sebagian kecil
38

26%-49% = Hampir setengahnya


50% = Setengahnya
51%-75% = Sebagian besar
76% - 99% = Hampir seluruhnya
100% = Seluruhnya
Sedangkan untuk menafsirkannya penjelasan diatas penulis berpedoman pada
kriteria sebagai berikut :
Prosentase Penafsiran
76% - 100% Baik
56% - 75% Cukup
40% - 55% Kurang baik
0% - 39% Tidak baik
(Suharsimi, 2010:244)
2. Menghitung N-Gain
Sebelum melakukan analisis dengan menggunakan statistik, terlebih dahulu
dilakukan perhitungan untuk menentukan N-gain yang nantinya nilai N-gain tersebut akan
dipakai dalam melakukan analisis menggunakan statistik. Adapun fungsi dari perhitungan
N-gain adalah untuk melihat besarnya peningkatan hasil keterampilan sosial siswa dari
perbedaan siswa antara hasil pre-test dan post-test. (Meltzer,2002 : 3) uji N-gain
dipergunakan untuk memperoleh nilai gain yang netral, hal ini untuk menghilangkan
anggapan bahwa nilai gain yang terbesar menunjukan hasil keterampilan sosial siswa yang
paling baik. Rumus N-gain yang digunakan adalah :
𝒑𝒐𝒔𝒕𝒆𝒔𝒕−𝒑𝒓𝒆𝒕𝒆𝒔𝒕
N – gain = 𝒔𝒌𝒐𝒓𝒎𝒂𝒌𝒔𝒊𝒎𝒖𝒎−𝒑𝒓𝒆𝒕𝒆𝒔𝒕

(Hake,1998 : 1)Uji N-gain dalam penelitian ini menggunakan kriteria N-gain adalah :
g > 0,7 : Tinggi
0,7 > g > 0,3 : Sedang
g < 0,3 : Rendah
Setelah menghitung N-gain dilanjutkan dengan perhitungan statistik adapun
langkah-langkahnya :
39

1) Uji prasyarat
a. Uji Descriptive
Uji descriptive digunakan untuk melihat data nilai mean, minimum, maksimum dan
Standar Deviasi.
b. Uji Normalitas dan Homogenitas
Untuk menguji kenormalan menggunakan chi-kuadrat (X²). adapun rumus chi-kuadrat
menurut (Ridwan,2008:57) sebagai berikut :
(𝒇𝒆−𝒇𝒐)²
x² = ∑ 𝒇𝒆

keterangan :
fe = frekuensi harapan
fo = frekuensi pengamatan
Menentukan normalitas yaitu deng cara sebagai berikut :
a. Jika X² Hitung > 0,05 maka data berdistribusi normal
b. Jika X² Hitung < 0,05 maka data tidak berdistribusi normal
c. Uji Kelinieran Regresi
Menguji kelinearan regresi yakni menguji apakah model linear yang telah diambil
betul-betul cocok dengan keadaannya atau tidak. Adapun rumusnya (Suharsimi, 2010:331)
:
(∑ 𝒀)²
JK (E) ∑ 𝒀 {∑ 𝒀 ² − }
𝒏

Keterangan :
Y = Minat membaca buku
JK = Jumlah kuadrat-kuadrat kekeliruan
d. Uji Korelasi
Analisis ini menggunakan statistik product moment untuk mencari korelasi antara
variabel X dan variabel Y. rumusnya sebagai berikut :
𝑵 ∑ 𝒙𝒚−(∑ 𝒙) (∑ 𝒚)
rᵪᵧ =
√{(𝑵 ∑ 𝒙²)−(∑ 𝒙)²} {(𝑵 ∑ 𝒚²)−(∑ 𝒚)²}
40

Menurut sugiyono (2007) pedoman untuk memberikan interpretasi koefisien


korelasi sebagai berikut :
0,00 – 0,199 = Sangat rendah
0,20 – 0,399 = Rendah
0,40 – 0,599 = Sedang
0,60 – 0,799 = Kuat
0,80 – 1,000 = Sangat kuat
e. Uji t-test
Uji t (t-test) merupakan uji statistik yang sering kali ditemui dalam masalah-masalah praktis
statistika. Uji-t termasuk dalam golongan statistika parametric. Uji-t digunakan ketika
informasi mengenai variance (ragam) populasi tidak diketahui (Syofian,2010:245).
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Data
Penelitian ini dilakukan di MTsN 11 Cirebon desa cisaat kecamatan dukupuntang
kabupaten Cirebon. MTsN 11 Cirebon berada ditengah-tengah masyarakat yang berlatar
beragam budaya (sunda dan Cirebon), sangat religious yang ditandai banyaknya pondok
pesantren dari sekolah/madrasah khususnya tingkat SLTP sebagai mitra MTsN 11
Cirebon. Dengan demikian juga halnya dengan lembaga pendidikan tingkat SD/MI yang
jumlahnya cukup banyak disetiap desa yang berada disekitar madrasah, ini merupakan
peluang bagi MTsN 11 Cirebon untuk eksis dalam menjalankan fungsinya sebagai
lembaga pendidikan.
Penelitian ini dilakukan di kelas VII E MTsN 11 Cirebon diperoleh melalui angket
dan tes. Tujuan melakukan penelitian ini untuk mengetahui model pembelajaran kooperatif
tipe quiz team terhadap keterampilan sosial siswa di MTsN 11 Cirebon. Untuk
mendapatkan gambaran mengetahui pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe quiz
team terhadap keterampilan sosial siswa, maka terlebih dahulu melakukan penyebaran
angket di kelas VII E setelah itu peneliti mengajar dikelas tersebut lalu menerapkan model
pembelajaran tipe quiz team dan berikutnya melakukan pre-tes dan post-tes dikelas
tersebut. Variabel dalam penelitian terdapat dua variabel, yaitu variabel bebas dan variabel
terikat. Variabel bebas yang mempengaruhi dilambangkan dengan X, dalam penelitian
variabel bebasnya adalah pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe quiz team,
sedangkan variabel terikat yaitu variabel yang dipengaruhi dilambangkan dengan Y.
Dalam penelitian ini variabel terikat adalah keterampilan sosial siswa. Strategi
dalam belajar cara yang dipilih guru untuk menyampaikan materi pembelajaran kepada
peserta didik dalam lingkungan pembelajaran tertentu dan langkah-langkah yang ditempuh
guru untuk memanfaatkan sumber belajar yang ada guna mencapai tujuan pembelajaran
secara efektif dan efesien. Salah satu strateginya yang digunakan oleh peneliti yaitu model
pembelajaran kooperatif tipe quiz team terhadap keterampilan sosial siswa, dengan

41
42

menggunakan model pembelajaran ini diharapkan siswa lebih aktif dan peserta didik dapat
belajar secara berkelompok bersama teman-temannya dengan cara saling bekerjasama,
berkomunikasi, menghargai satu sama lain, mengemukakan pendapat , membangun tim
atau kelompok, bertanya dan menjawab soal dan saling berbagi.
B. Analisis Data
Untuk mengetahui peneliti melakukan penelitian yang dilakukan dikelas VII yang
berjumlah 35 siswa dan hasil penelitiannya. Dalam hasil pengolahan data variabel X dan Y
yaitu model pembelajaran kooperatif tipe quiz team terhadap keterampilan sosial siswa
adalah sebagai berikut :
1. Pembelajaran kooperatif tipe quiz team dalam pembelajaran IPS di kelas VII
MTsN 11 Cirebon.

Item 1
Guru memilih topik yang biasa disajikan dalam tiga segmen
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Tidak 5 14.3 14.3 14.3
Ya 30 85.7 85.7 100.0
Total 35 100.0 100.0

Tabel di atas menjelaskan pernyataan angket nomer 1 yang berisi Guru memilih

topik yang biasa disajikan dalam tiga segmen. Hasil penyebaran angket menunjukkan 30

atau 85,7% merespon ya sedangkan 5 atau 14,3% menyatakan tidak. Dengan demikian

Guru memilih topik yang biasa disajikan dalam tiga segmen


43

Item 2
Guru membagi siswa kedalam tiga kelompok besar
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Tidak 8 22.9 22.9 22.9
Ya 27 77.1 77.1 100.0
Total 35 100.0 100.0

Tabel di atas menjelaskan pernyataan angket nomer 2 yang berisi Guru membagi

siswa kedalam tiga kelompok besar. Hasil penyebaran angket menunjukkan 27 atau 77,1%

merespon ya sedangkan 8 atau 22,9% menyatakan tidak. Dengan demikian Guru membagi

siswa kedalam tiga kelompok besar

Item 3
Guru menjelaskan skenario pembelajaran
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Tidak 11 31.4 31.4 31.4
Ya 24 68.6 68.6 100.0
Total 35 100.0 100.0
Tabel di atas menjelaskan bahwa pernyataan angket nomer 3 yang berisi guru
menjelaskan skenario pembelajaran. Hasil penyebaran angket menunjukan 24 atau 68.6%
merespon ya sedangkan 11 atau 31.4% menyatakan tidak. Dengan demikian guru
menjelaskan skenario pembelajaran.
Item 4
Guru menyajikan materi pelajaran
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Tidak 13 37.1 37.1 37.1
Ya 22 62.9 62.9 100.0
Total 35 100.0 100.0
44

Tabel di atas menjelaskan bahwa pernyataan angket nomer 4 yang berisi guru
menyajikan materi pelajaran. Hasil penyebaran angket menunjukan 22 atau 62.9%
merespon ya sedangkan 13 atau 37.1% menyatakan tidak. Dengan demikian guru
menyajikan materi pembelajaran.
Item 5
Guru meminta tim A untuk menyiapkan kuis jawaban singkat, sementara tim B,
tim C menggunakan waktu memeriksa catatan mereka
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Tidak 10 28.6 28.6 28.6
Ya 25 71.4 71.4 100.0
Total 35 100.0 100.0
Tabel di atas menjelaskan bahwa pernyataan angket nomer 5 yang berisi guru
meminta tim A untuk menyiapkan kuis jawaban singkat, sementara tim B, tim C
menggunakan waktu memeriksa catatan mereka. Hasil penyebaran angket menunjukan 25
atau 71.4% merespon ya sedangkan 10 atau 28.6% menyatakan tidak. Dengan demikian
guru meminta tim A untuk menyiapkan kuis jawaban singkat, sementara tim B, tim C
menggunakan waktu memeriksa catatan mereka.
Item 6
Guru meminta tim A memberikan kuis kepada tim B jika tim B tidak menjawab
pernyataan tim C segera menjawabnya
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Tidak 7 20.0 20.0 20.0
Ya 28 80.0 80.0 100.0
Total 35 100.0 100.0
Tabel di atas menjelaskan bahwa pernyataan angket nomer 6 yang berisi guru
meminta tim A memberikan kuis kepada tim B jika tim B tidak menjawab pernyataan tim C
segera menjawabnya. Hasil penyebaran angket menunjukan 28 atau 80.0% merespon ya
sedangkan 7 atau 20.0% menyatakan tidak. Dengan demikian guru meminta tim A
memberikan kuis kepada tim B jika tim B tidak menjawab pernyataan tim C segera
menjawabnya.
45

Item 7
Guru meminta tim A mengarahkan pertanyaan berikutnya kepada anggota tim C
dan mengulang proses tersebut
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Tidak 7 20.0 20.0 20.0
Ya 28 80.0 80.0 100.0
Total 35 100.0 100.0
Tabel di atas menjelaskan bahwa pernyataan angket nomer 7 yang berisi guru
meminta tim A mengarahkan pertanyaan berikutnya kepada anggota tim C dan mengulang
proses tersebut. Hasil penyebaran angket menunjukan 20 atau 80.0% merespon ya
sedangkan 7 atau 20.0% menyatakan tidak. Dengan demikian guru meminta tim A
mengarahkan pertanyaan berikutnya kepada anggota tim C dan mengulang proses tersebut.
Item 8
Guru meminta ketika kuisnya selesai lanjutkan segmen kedua dari pelajaran dan
mintalah tim B sebagai pemandu kuis
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Tidak 5 14.3 14.3 14.3
Ya 30 85.7 85.7 100.0
Total 35 100.0 100.0
Tabel di atas menjelaskan pernyataan angket nomer 8 yang berisi guru meminta
ketika kuisnya selesai lanjutkan segmen kedua dari pelajaran dan mintalah tim B sebagai
pemandu kuis. Hasil penyebaran angket menunjukan 30 atau 85.7% merespon ya
sedangkan 5 atau 14.3% menyatakan tidak. Dengan demikian guru meminta ketika kuisnya
selesai lanjutkan segmen kedua dari pelajaran dan mintalah tim B sebagai pemandu kuis.
46

Item 9
Guru meminta setelah tim B menyelesaikan kuisnya lanjutkan dengan segmen
ketiga dari pelajaran dan tunjuklah tim C sebagai pemandu kuis
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Tidak 9 25.7 25.7 25.7
Ya 26 74.3 74.3 100.0
Total 35 100.0 100.0
Tabel di atas menjelaskan pernyataan angket nomer 8 yang berisi guru meminta
setelah tim B menyelesaikan kuisnya lanjutkan dengan segmen ketiga dari pelajaran dan
tunjuklah tim C sebagai pemandu kuis. Hasil penyebaran angket menunjukan 26 atau
74.3% merespon ya sedangkan 9 atau 25.7% menyatakan tidak. Dengan demikian guru
meminta setelah tim B menyelesaikan kuisnya lanjutkan dengan segmen ketiga dari
pelajaran dan tunjuklah tim C sebagai pemandu kuis.
Rekapitulasi angket
Ya Tidak jumlah
No
F p(%) F p(%) F p(%)
Item 1 30 86% 5 14% 35 100%
Item 2 27 77% 8 23% 35 100%
Item 3 24 69% 11 31% 35 100%
Item 4 22 63% 13 37% 35 100%
Item 5 25 71% 10 29% 35 100%
Item 6 28 80% 7 20% 35 100%
Item 7 28 80% 7 20% 35 100%
Item 8 30 86% 5 14% 35 100%
Item 9 26 74% 9 26% 35 100%
rata-rata 26.67 76% 8.33 24% 35.00 100%
Hasil rekapitulasi angket menunjukan rata-rata siswa yang menjawab ya berjumlah
26.76% atau 76% dan siswa yang menjawab tidak berjumlah 8.33% atau 24%. Artinya
model pembelajaran kooperatif tipe quiz team direspon baik oleh para siswa.
47

2. Keterampilan Sosial

Item 1
Saya malas bekerjasama dengan teman satu kelas
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Sangat Setuju 1 2.9 2.9 2.9
Setuju 7 20.0 20.0 22.9
Kurang Setuju 6 17.1 17.1 40.0
Tidak Setuju 21 60.0 60.0 100.0
Total 35 100.0 100.0
Berdasarkan tabel di atas menjelaskan pertanyaan angket nomer 1 yang berisi saya
malas bekerjasama dengan teman satu kelas. Hasil penyebaran angket menunjukan 1 atau
2.9% merespon sangat setuju, 7 atau 20.0% menjawab setuju, 6 atau 17.1% menjawab
kurang setuju dan 21 atau 60.0% menjawab tidak setuju. Dengan demikian saya malas
bekerjasama dengan teman satu kelas 21 atau 60.0% menjawab tidak setuju.
Item 2
Saya berbagi soal pengerjaan tugas bersama
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Tidak Setuju 1 2.9 2.9 2.9
Kurang Setuju 3 8.6 8.6 11.4
Setuju 16 45.7 45.7 57.1
Sangat Setuju 15 42.9 42.9 100.0
Total 35 100.0 100.0
Berdasarkan tabel di atas menjelaskan pernyataan angket nomer 2 yang berisi saya
berbagi soal pengerjaan tugas bersama. Hasil penyebaran angket menunjukan 1 atau 2.9%
merespon tidak setuju, 3 atau 8.6% menjawab kurang setuju, 16 atau 45.7% menjawab
setuju dan 15 atau 42.9% menjawab sangat setuju. Dengan demikian saya berbagi soal
pengerjaan tugas bersama 16 atau 45.7% menjawab setuju.
48

Item 3
Saya merasa percaya diri dalam bergaul
Valid Cumulative
Frequency Percent Percent Percent
Valid Sangat Tidak Setuju 1 2.9 2.9 2.9
Kurang Setuju 4 11.4 11.4 14.3
Setuju 21 60.0 60.0 74.3
Sangat Setuju 9 25.7 25.7 100.0
Total 35 100.0 100.0
Berdasarkan tabel di atas menjelaskan pertanyaan angket nomer 3 yang berisi saya
merasa percaya diri dalam bergaul. Hasil penyebaran angket menunjukan 1 atau 2.9%
merespon sangat tidak setuju, 4 atau 11.4% menjawab kurang setuju, 21 atau 60.0
menjawab setuju dan 9 atau 25.7% menjawab sangat setuju. Dengan demikian saya merasa
percaya diri dalam bergaul 21 atau 60.0% menjawab setuju.
Item 4
Saya membantu teman saya menjawab sanggahan ketika diskusi
Valid Cumulative
Frequency Percent Percent Percent
Valid Sangat Tidak Setuju 6 17.1 17.1 17.1
Tidak Setuju 6 17.1 17.1 34.3
Kurang Setuju 7 20.0 20.0 54.3
Setuju 14 40.0 40.0 94.3
Sangat Setuju 2 5.7 5.7 100.0
Total 35 100.0 100.0
Berdasarkan tabel di atas menjelaskan pernyataan angket nomer 4 yang berisi saya
membantu teman saya menjawab sanggahan ketikan diskusi. Hasil penyebaran angket
menunjukan 6 atau 17.1% merespon sangat tidak setuju, 6 atau 17.1% menjawab tidak
setuju, 7 atau 20.0% menjawab kurang setuju, 14 atau 40.0% menjawab setuju dan 2 atau
5.7% menjawab sangat setuju. Dengan demikian saya membantu teman saya menjawab
sanggahan ketikan diskusi 14 atau 40.0% menjawab setuju.
49

Item 5
Saya tidak suka apabila ada teman yang berbeda pendapat dengan saya
Valid Cumulative
Frequency Percent Percent Percent
Valid Sangat Setuju 4 11.4 11.4 11.4
Setuju 8 22.9 22.9 34.3
Kurang Setuju 5 14.3 14.3 48.6
Tidak Setuju 14 40.0 40.0 88.6
Sangat Tidak Setuju 4 11.4 11.4 100.0
Total 35 100.0 100.0
Berdasarkan tabel di atas menjelaskan pernyataan angket nomer 5 yang berisi saya
tidak suka apabila ada teman yang berbeda pendapat dengan saya. Hasil penyebaran angket
menunjukan 4 atau 11.4% merespon sangat setuju, 8 atau 22.9% menjawab setuju, 5 atau
14.3% menjawab kurang setuju, 14 atau 40.0% menjawab tidak setuju dan 4 atau 11.4%
menjawab sangat tidak setuju. Dengan demikian saya tidak suka apabila ada teman yang
berbeda pendapat dengan saya 14 atau 40.0% menjawab tidak setuju.
Item 6
Saya mampu mengendalikan rasa ingin menang sendiri (egois)
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Tidak Setuju 1 2.9 2.9 2.9
Kurang Setuju 5 14.3 14.3 17.1
Setuju 21 60.0 60.0 77.1
Sangat Setuju 8 22.9 22.9 100.0
Total 35 100.0 100.0
Berdasarkan tabel di atas menjelaskan pernyataan angket nomer 6 yang berisi saya
mampu mengendalikan rasa ingin menang sendiri (egois). Hasil penyebaran angket
menunjukan 1 atau 2.9% merespon tidak setuju, 5 atau 14.3% menjawab kurang setuju, 21
atau 60.0% menjawab setuju dan 8 atau 22.9% menjawab sangat setuju. Dengan demikian
saya mampu mengendalikan rasa ingin menang sendiri (egois) 21 atau 60.0% menjawab
setuju.
50

Item 7
Saya berani mengemukakan pendapat dalam kelompok diskusi
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Kurang Setuju 4 11.4 11.4 11.4
Setuju 24 68.6 68.6 80.0
Sangat Setuju 7 20.0 20.0 100.0
Total 35 100.0 100.0
Berdasarkam tabel di atas menjelaskan pernyataan angket nomer 7 yang berisi saya
mampu mengendalikan rasa ingin menang sendiri (egois). Hasil penyebaran angket
menunjukan 4 atau 11.4% merespon kurang setuju, 24 atau 68.6% menjawab setuju dan 7
atau 20.0% menjawab sangat setuju. Dengan demikian saya berani mengemukakan
pendapat dalam kelompok diskusi 24 atau 68.6% menjawab setuju.
Item 8
Saya tidak berani mengemukakan pendapat dikelas karena takut salah

Valid Cumulative
Frequency Percent Percent Percent
Valid Kurang Setuju 8 22.9 22.9 22.9
Tidak Setuju 20 57.1 57.1 80.0
Sangat Tidak Setuju 7 20.0 20.0 100.0
Total 35 100.0 100.0
Berdasarkan tabel di atas menjelaskan pernyataan angket nomer 8 yang berisi saya
tidak berani mengemukakan pendapat dikelas karena takut salah. Hasil penyebaran angket
menunjukan 8 atau 22.9% merespon kurang setuju, 20 atau 57.1% menjawab tidak setuju
dan 7 atau 20.0 menjawab sangat tidak setuju.
51

Item 9
Saya dapat membangun tim atau kelompok dengan solid
Valid Cumulative
Frequency Percent Percent Percent
Valid Sangat Tidak Setuju 2 5.7 5.7 5.7
Tidak Setuju 1 2.9 2.9 8.6
Kurang Setuju 5 14.3 14.3 22.9
Setuju 20 57.1 57.1 80.0
Sangat Setuju 7 20.0 20.0 100.0
Total 35 100.0 100.0
Berdasarkan tabel di atas menjelaskan pernyataan angket nomer 9 yang berisi saya
dapat membangun tim atau kelompok dengan solid. Hasil penyebaran angket menunjukan 2
atau 5.7% merespon sangat tidak setuju, 1 atau 2.9% menjawab tidak setuju, 5 atau 14.3%
menjawab kurang setuju, 20 atau 57.1 menjawab setuju dan 7 atau 20.0% menjawab sangat
setuju.
Item 10
Saya tidak suka ketika melihat teman saya tidak mengerjakan tugas dalam
kelompok diskusi
Valid Cumulative
Frequency Percent Percent Percent
Valid Sangat Setuju 3 8.6 8.6 8.6
Setuju 2 5.7 5.7 14.3
Kurang Setuju 6 17.1 17.1 31.4
Tidak Setuju 21 60.0 60.0 91.4
Sangat Tidak Setuju 3 8.6 8.6 100.0
Total 35 100.0 100.0
Berdasarkan tabel di atas menjelaskan pernyataan angket nomer 10 yang berisi Saya
tidak suka ketika melihat teman saya tidak mengerjakan tugas dalam kelompok diskusi.
Hasil penyebaran angket menunjukan 3 atau 8.6% merespon sangat setuju, 2 atau 5.7%
menjawab setuju, 6 atau 17.1% menjawab kurang setuju, 21 atau 60.0% menjawab tidak
setuju dan 3 atau 8.6% menjawab sangat tidak setuju. Dengan demikian saya tidak suka
52

ketika melihat temannya tidak mengerjakan tugas dalam kelompok diskusi 21 atau 60.0%
menjawab tidak setuju.
Item 11
Saya merasa malu ketika akan menjawab soal karena takut salah
Valid Cumulative
Frequency Percent Percent Percent
Valid Setuju 3 8.6 8.6 8.6
Kurang Setuju 5 14.3 14.3 22.9
Tidak Setuju 18 51.4 51.4 74.3
Sangat Tidak Setuju 9 25.7 25.7 100.0
Total 35 100.0 100.0
Berdasarkan tabel di atas menjelaskan pernyataan angket nomer 11 yang berisi saya
merasa malu ketika akan menjawa soal karena takut salah. Hasil penyebarab angket
menunjukan 3 atau 8.6% merespon setuju, 5 atau 14.3% menjawab kurang setuju, 18 atau
51.4% menjawab tidak setuju dan 9 atau 25.7% menjawab sangat tidak setuju. Dengan
demikian saya merasa malu ketika akan menjawab soal karena takut salah 18 atau 51.4%
menjawab tidak setuju.

Item 12
Saya malu bertanya pada guru atau teman karena takut dianggap bodoh

Valid Cumulative
Frequency Percent Percent Percent
Valid Setuju 1 2.9 2.9 2.9
Kurang Setuju 6 17.1 17.1 20.0
Tidak Setuju 20 57.1 57.1 77.1
Sangat Tidak Setuju 8 22.9 22.9 100.0
Total 35 100.0 100.0
Berdasarkan tabel di atas menjelaskan pernyataan angket nomer 12 yang berisi
sayaa malu bertanya pada guru atau teman karena takut dianggap bodoh. Hasil penyebaran
angket menunjukan 1 atau 2.9% merespon setuju, 6 atau 17.1% menjawab kurang setuju,
20 atau 57.1% menjawab tidak setuju dan 8 atau 22.9% menjawab tidak setuju. Dengan
53

demikian saya malu bertanya pada guru atau teman karena takut dianggap bodoh 20 atau
57.1% menjawab tidak setuju.
Item 13
Saya dengan senang hati meminjamkan alat tulis pada teman
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Tidak Setuju 1 2.9 2.9 2.9
Kurang Setuju 8 22.9 22.9 25.7
Setuju 18 51.4 51.4 77.1
Sangat Setuju 8 22.9 22.9 100.0
Total 35 100.0 100.0
Berdasarkan tabel di atas menjelaskan pernyataan angket nomer 13 yang berisi saya
dengan senang hati meminjamkan alat tulis pada teman. Hasil penyebaran angket
menunjukan 1 atau 2.9% merespon tidak setuju, 8 atau 22.9% menjawab kurang setuju, 16
atau 51.4% menjawab setuju dan 8 atau 22.9% menjawab sangat setuju. Dengan demikian
saya dengan senang hati meminjamkan alat tulis pada teman 18 atau 51.4% menjawab
setuju.
Item 14
Saya menjelaskan kepada teman kelompok yang belum paham tentang materi
pelajaran
Valid Cumulative
Frequency Percent Percent Percent
Valid Tidak Setuju 5 14.3 14.3 14.3
Kurang Setuju 8 22.9 22.9 37.1
Setuju 14 40.0 40.0 77.1
Sangat Setuju 8 22.9 22.9 100.0
Total 35 100.0 100.0
Berdasarkan tabel di atas menjelaskan pernyataan angket nomer 14 yang berisi saya
menjelaskan kepada teman kelompok yang belum paham tentang materi pelajaran. Hasil
penyebaran angket menunjukan 5 atau 14.3% merespon tidak setuju, 8 atau 22.9%
menjawab kurang setuju, 14 atau 40.0% menjawab setuju dan 8 atau 22.9% menjawab
54

sangat setuju. Dengan demikian saya menjelaskan kepada teman kelompok yang belum
paham tentang materi pelajaran 14 atau 40.0% menjawab setuju.
Item 15
Saya tidak suka jika ada teman saya yang tidak mengijinkan saya meminjam alat
tulis
Valid Cumulative
Frequency Percent Percent Percent
Valid Sangat Setuju 3 8.6 8.6 8.6
Setuju 8 22.9 22.9 31.4
Kurang Setuju 12 34.3 34.3 65.7
Tidak Setuju 7 20.0 20.0 85.7
Sangat Tidak Setuju 5 14.3 14.3 100.0
Total 35 100.0 100.0
Berdasarkan tabel di atas menjelaskan pernyataan angket nomer 15 yang berisi saya
tidak suka jika ada teman saya yang tidak mengijinkan saya meminjam alat tulis. Hasil
penyebaran angket menunjukan 3 atau 8.6 merespon sangat setuju, 8 atau 22.9% menjawab
setuju, 12 atau 34.3% menjawab kurang setuju, 7 atau 20.0% menjawab tidak setuju dan 5
atau 14.3% menjawab sangat tidak setuju. Dengan demikian saya tidak suka jika ada teman
saya yang tidak mengijinkan saya meminjam alat tulis 12 atau 34.3% menjawab kurang
setuju.
Ranting scala
Total
Pertanyaan 1 2 3 4 5
Frekuensi
ke
F S F S F S F S F S F S
1 1 1 7 14 6 18 21 84 0 0 35 117
2 0 0 1 2 3 9 16 64 15 75 35 150
3 1 1 0 0 4 12 21 84 9 45 35 142
4 6 6 6 12 7 21 14 56 2 10 35 105
5 4 4 8 16 5 15 14 56 4 20 35 111
6 0 0 1 2 5 15 21 84 8 40 35 141
7 0 0 0 0 4 12 24 96 7 35 35 143
8 0 0 0 0 8 24 20 80 7 35 35 139
9 2 2 1 2 5 15 20 80 7 35 35 134
10 3 3 2 4 6 18 21 84 3 15 35 124
11 0 0 3 6 5 15 18 72 9 45 35 138
55

12 0 0 1 2 6 18 20 80 8 40 35 140
13 0 0 1 2 8 24 18 72 8 40 35 138
14 0 0 5 10 8 24 14 56 8 40 35 130
15 3 3 8 16 12 36 7 28 5 25 35 108
JUMLAH 20 20 44 88 92 276 269 1076 100 500 525 1960

Skor total hasil angket


x 100 %
Standar skor tertinggi

Berdasarkaan data yang diperoleh dari 35 responden dengan jumlah item angket

sebanyak 15 maka skor ideal untuk angket tersebut adalah 15 item x 35 responden x 5 (skor

tertinggi tiap item) = 2625. Diketahui jumlah skor total sesuai dengan data penyebaran

angket tentang Keterampilan Sosial adalah sebesar 1960. Presentase angket dapat dihitung

dengan rumus sebagai berikut:

Diketahui : Skor total hasil angket = 1960

Standar skor tertinggi = 2625

Jadi, persentase angket

1960
x 100 % = 75%
2625

Skor tersebut tergolong pada kategori kuat yang berada di antara 81% - 100%

75%

0 20% 40% 60% 80%

100%

sangat lemah Lemah Cukup Kuat sangat kuat


56

3. Pengaruh Model Pembelajaran Tipe Quiz Teamterhadap Keterampilan Sosial

1. Uji Normalitas

Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui apakah data berdistribusi normal atau

tidak. Pada pembahasan ini, uji normalitas dilakukan dengan menggunakan uji

Kolmogorov-Smirnova.

Dasar pengambilan keputusan dalam pengujian normalitas Model Pembelajaran

Tipe Quiz Team dan Keterampilan Sosial dengan menggunakan uji Kolmogorov-

Smirnovayaitu :

 Nilai sig. atau signifikansi atau nilai probabilitas > 0,05, maka data berdistribusi

normal.

 Nilai sig. atau signifikansi atau nilai probabilitas < 0,05, maka data berdistribusi

data tidak normal.

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test


Model
Pembelajaran Keteramp
Kooperatif Tipe ilan
Quiz Team Sosial
N 35 35
a,b
Normal Parameters Mean 15.8571 56.0000
Std.
2.10242 8.73802
Deviation
Most Extreme Absolute .192 .124
Differences Positive .154 .075
Negative -.192 -.124
Kolmogorov-Smirnov Z 1.138 .732
Asymp. Sig. (2-tailed) .150 .657
57

a. Test distribution is Normal.


b. Calculated from data.
Hasil uji normalitas pada tabel test of normality di atas data Model Pembelajaran

Tipe Quiz Team menunjukkan nilai signifikan pada uji kolmogorov sebesar 0,150. Karena

tersebut nilai signifikan berada di atas 0,05. Maka data Model Pembelajaran Tipe Quiz

Teamberdistribusi normal.

Uji normalitas Keterampilan Sosialmenunjukkan nilai signifikan pada uji

kolmogorov sebesar 0,657. Karena nilai signifikan berada di atas 0,05. Maka data

Keterampilan Sosial berdistribusi normal.

2. R Square (Uji determinasi)


Model Summary
Std. Error
Mode Adjusted of the
l R R Square R Square Estimate
1 .796a .633 .622 5.37222
a. Predictors: (Constant), Model Pembelajaran
Kooperatif Tipe Quiz Team
Pada tabel di atas terdapat R Square sebesar 0,633 (kuadrat dari koefisien korelasi

0,796). R Square disebut koefisien determinan yang dalam hal ini 63,3%. Dari nilai tersebut

dapat diartikan bahwa 63,3% Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Quiz Team

Terhadap Keterampilan sosial Siswa Kelas VII MTsN 11 Cirebon sedangkan sisanya

dipengaruhi oleh faktor lain.

3. Uji Linieritas
ANOVAa
Sum of Mean
Model Squares Df Square F Sig.
1 Regression 1643.596 1 1643.596 56.949 .000b
58

Residual 952.404 33 28.861


Total 2596.000 34
a. Dependent Variable: Keterampilan Sosial
b. Predictors: (Constant), Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Quiz Team
Hasil uji anova tersebut menunjukkan bahwa nilai F hitung sebesar 56,949 dengan

taraf signifikansi sebesar 0,000. Nilai ini kemudian dibandingkan dengan F tabel yang

dihitung pada derajat bebas pembilang (df pembilang) sebesar 1 dan derajat bebas penyebut

(df penyebut) sebesar 33 pada taraf 0,05 yang nilainya adalah 4.14. Tampak sangat jelas

bahwa nilai Fhitung (56,949) lebih besar dari Ftabel (4.14). Sehingga dapat disimpulkan

bahwa model yang dihasilkan adalah baik. Hal ini menunjukkan model regresi linear dapat

digunakan.

4. Koefisien regresi
Coefficientsa
Standardize
Unstandardized d
Coefficients Coefficients
Std.
Model B Error Beta t Sig.
1(Constant) .61
3.560 7.008 .508
5
Model Pembelajaran
.00
Kooperatif Tipe Quiz 3.307 .438 .796 7.546
0
Team
a. Dependent Variable: Keterampilan Sosial
Y = a + bX
Y adalah variabel dependent, dalam hal ini adalah Keterampilan Sosial, dan X

adalah variabel independent, dalam hal ini adalah Model Pembelajaran Tipe Quiz Team .

Sedangkan a dan b adalah nilai konstanta yang dicari.


59

Berdasarkan hasil regrasi diketahui nilai constant-nya adalah 3.560 dan nilai Model

Pembelajaran Tipe Quiz Team adalah 3.307. Dari keterangan tersebut kita dapat

memperoleh persamaan regresi sebagai berikut:

Y = 3.560 + 3.307X

Nilai konstanta dari koefficien regresi sebesar 3.560, hal ini menyatakan bahwa jika

tidak ada kenaikan nilai atau skor dari variabel Model Pembelajaran Tipe Quiz Team, maka

variabel Keterampilan Sosialadalah3.307. Koefficien regresi variabel Model Pembelajaran

Tipe Quiz Team sebesar 3.307 menyataakan bahwa setiap terjadi penambahan skor variabel

Model Pembelajaran Tipe Quiz Team akan dapat menambah kenaikan variabel

Keterampilan Sosial.

5. Uji Hipotesis

Setelah megetahui besarnya koefisien regresi, maka perlu dilakukan pengujian

hipotesis untuk megetahui apakah terdapat pengaruh atau tidak. Uji hipotesis dapat

dinyatakan dengan membandingkan nilai signifikan yaitu

Jika nilai signifikan > 0,05 dan thitung< ttabel, maka H0 diterima

Jika nilai signifikan < 0,05 dan thitung> ttabel, maka H0 ditolak

Jika ttabel dicari dengan α = 0,05 dan (df) n-2 atau 35 – 2 = 33, jadi ttabel = 1.69236

Coefficientsa
Standardiz
ed
Unstandardized Coefficien
Coefficients ts
Model B Std. Error Beta T Sig.
1(Constant) 3.560 7.008 .508 .615
60

Model Pembelajaran
Kooperatif Tipe Quiz 3.307 .438 .796 7.546 .000
Team
a. Dependent Variable: Keterampilan Sosial

Berdasarkan hasil uji regresi di atas nilai signifikan sebesar 0,000 dan t hitung
sebesar 7.546. Karena nilai signifikan lebih kecil dari 0,05 dan t hitung (7.546) lebih besar
dari t tabel (1.69236) maka Ho ditolak, artinya bahwa ada Pengaruh Model Pembelajaran
Kooperatif Tipe Quiz Team Terhadap Keterampilan sosial Siswa Kelas VII MTsN 11
Cirebon.
C. Pembahasan
Berdasarkan hasil analisis data mengenai pengaruh model pembelajaran kooperatif
tipe quiz team terhadap keterampilan sosial siswa di MTsN 11 Cirebon dapat dikatakan
bahwa pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe quiz team baik untuk diterapkan
dalam pembelajaran karena memegang peran penting khususnya dalam rangka pencapaian
keterampilan sosial yang optimal. Membaca pada era globalisasi informasi ini merupakan
suatu keharusan yang mendasar untuk membentuk perilaku seorang siswa. Dengan
membaca seseorang dapat menambah informasi dan memperluas ilmu pengetahuan serta
kebudayaan. Tetapi tanpa adanya minat, siswa tidak akan tertarik untuk membaca.
Pada penelitian ini peneliti menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe quiz
team dengan tujuan melatih murid untuk mendengarkan pendapat oranglain, melatih
kreatifitas dan imajinasi murid dalam membuat pertanyaan, serta memacu murid untuk
bekerjasama, saling membantu, serta aktif dalam pembelajaran.
Penelitian dilakukan pada siswa di MTsN 11 Cirebon, dengan menggunakan teknik
cluster sampling. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif, dimana peneliti
menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe quiz team dalam akhir pembelajaran
peneliti melakukan evaluasi untuk mengetahui data hasil keterampilan sosial siswa setelah
diterapkan model tersebut. Setelah itu dilakukan pengumpulan data berupa angket respon
siswa terhadap model tipe quiz team, kemudian dilakukan pengolahan data, analisis data
61

dan terakhir adalah pembahasan hasil penelitian. Dengan terselesaikannya pengujian


korelasi, kita dapat mengetahui nyata atau tidaknya hubungan antara model pembelajaran
kooperatif tipe quiz team terhadap keterampilan sosial siswa.
Setelah diterapkan model pembelajaran kooperatif tipe quiz team dalam mata pelajaran IPS
dilakukan tes dengan pre-tes dan post-tes dengan soal yang berbeda-beda. Bentuk tes
tersebut merupakan pilihan ganda sebanyak 25 butir soal yang mengalami peningkatan.
Penerapan model pembelajaran tipe quiz direspon baik karena dengan menggunakan model
pembelajaran ini sangat membantu siswa untuk berpikir kritis dan aktif dalam proses
pembelajaran dan berdasarkan analisis data yang di olah terdapat peningkatan keterampilan
sosial adalah 63,3% yang dikatakan baik untuk diterapkan kepada siswa. Setelah
diterapkannya Berdasarkan hasil uji regresi di atas terdapat nilai signifikan sebesar 0,000
dan t hitung sebesar 7.546. Karena nilai signifikan lebih kecil dari 0,05 dan t hitung (7.546)
lebih besar dari t tabel (1.69236) maka Ho ditolak, artinya bahwa ada Pengaruh Model
Pembelajaran Kooperatif Tipe Quiz Team Terhadap Keterampilan sosial Siswa Kelas VII
MTsN 11 Cirebon.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan
Setelah menganalisis dan menjelaskan hasil penelitian dan pembahasan, peneliti
dapat menggambarkan kesimpulan berdasarkan pertanyaan peneliti sebagai berikut :
1. Terdapat R Square sebesar 0,633 (kuadrat dari koefisien korelasi 0,796). R Square

disebut koefisien determinan yang dalam hal ini 63,3%. Dari nilai tersebut dapat

diartikan bahwa 63,3% efektif Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Quiz Team

Terhadap Keterampilan sosial Siswa Kelas VII MTsN 11 Cirebon sedangkan sisanya

dipengaruhi oleh faktor lain.

2. Diketahui jumlah skor total sesuai dengan data penyebaran angket tentang
Keterampilan Sosial adalah persentase angket 75% artinya keterampilan sosial di
MTsN 11 Cirebon tersebut tergolong baik. Skor tersebut tergolong pada kategori kuat
yang berada di antara 81% - 100%.
3. Berdasarkan hasil uji regresi di atas terdapat nilai signifikan sebesar 0,000 dan t hitung
sebesar 7.546. Karena nilai signifikan lebih kecil dari 0,05 dan t hitung (7.546) lebih
besar dari t tabel (1.69236) maka Ho ditolak, artinya bahwa ada Pengaruh Model
Pembelajaran Kooperatif Tipe Quiz Team Terhadap Keterampilan sosial Siswa Kelas
VII MTsN 11 Cirebon.
B. Saran
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan pada mata pelajaran IPS, maka
sebagai pertimbangan dan masukan kepada para guru kelas, peneliti mengajukan saran
sebagai berikut :
1. Bagi guru
Guru diharapkan agar mau belajar dan berlatih untuk meningkatkan keterampilan
dalam mengajar, mengubah gaya mengajar agar suasana belajar lebih komunikatif.

62
63

2. Bagi sekolah
Sekolah diharapkan supaya menyediakan fasilitas belajar khususnya peralatan untuk
melakukan uji coba dalam mata pelajaran IPS dan mata pelajaran pada umumnya untuk
mendukung proses belajar mengajar.
3. Bagi peneliti
Hasil penelitian ini dapat menjadi referensi bagi peneliti yang ingin menerapkan model
pembelajaran kooperatif khususnya tipe quiz team dalam pembelajaran. Ataupun yang
ingin melanjutkan penelitian ini dengan analisis yang lebih detail.
64

DAFTAR PUSTAKA

Ainul Yakin.2005. pendidikan multicultural:cross-cultural understanding untuk


demokrasi dan keadilan. Yogyakarta; Pilar media.

Anurrahman.(2012). Belajar dan pembelajaran.bandung:Alfabeta.

Nur,Alim.dkk.2009.Manajemen pembelajaran.Makasar:membumi publishing.

Azhar arsyad,Media Pembelajaran,Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Tim Dosen Adpen.(2010).pengelolaan pendidikan. Jurusan administrasi pendidikan


FIP Adpen Bandung: UPI.

Gulo, W.(2002).strategi belajar mengajar.jakarta grafindo.

http://www.google.co.id/amp/s/Dosenpsikologi.com.

http://aneka modelpembelajaran.blogspot.coo//2017.

pengembangan model dan metode pembelajaran dalam dinamika belajar siswa/oleh


Darmadi-ed1.1-yogyakarta:Depublish,februari 2017.

Sosiologis.com/metode-penelitian.

Prasetyo B & Jana LM,2006 Metode penelitian Kuantitatif, PT Radja Grafindo


persada,Jakarta.
65

Buku ilmu pengetahuan sosial terpadu kelas VII (penulis Anwar Kurnia, penerbit
Yudhistira) .

Joyce,Bruce,dkk 2009 model of teachingnmodel-model pengajaran.

Isjoni,2010 cooperatif learning : efektifitas pembelajaran kelompok bandung:


alfabeta.

Slavin,Robert,2009 cooperatif learning. Bandung:pt .nusa indah.

Slamet,2010. Belajar dan faktor-faktor yang mempengaruhinya, Jakarta:Rineka


cipta.

http://guidford/pengujian-validitas dan reabilitas.html.

Lie,anita,2007. Cooperative learning memperaktikan cooperative learning di ruang


kelas. Jakarta:pt. gramedia widiasarana Indonesia.

Mulyasa.2005. Menjadi guru profesional menciptakan pembelajaran kreatif dan


inovatif. Bandung ;pt remaja rosdakarya.

Arikunto,Suharsimi.2010 Prosedur penelitian suatu pendekatan praktik. Jakarta;


Rineka Cipta.

Triani,mira 2012 metode tipe quiz team.//http;//metode-quiz-team.htm.

Dahar, Ratna Willis (1989). Teori Belajar.jakarta:erlangga.

Seniati, L, Yulianto, A & Setiadi, B. (2008) Psikologi Eksperimen. Jakarta : Indeks.


66

Sugiyono . (2010). Statistik untuk Penelitian. Bandung : Alfabeta Bandung.

www.keterampilansosial.co.id

http//faktorketerampilansosialsiswa.com

Mimin Haryati, (2007). Sistem Penilaian Berbasis Kompetensi, Teori dan Praktek,
Jakarta: Gaung persada.

Muhibbin Syah. (2002). Psikologi Pendidikan. Bandung : Remaja Rosda Karya.

Sugiarto, sigian, D, Sunaryanto,L.T (2003). Teknik Sampling. Jakarta :PT


Gramedia Pustaka Utama.

http//pembelajarankooperatif.tipequiz.co.id

Sunarto (2006). Faktor yang mempengaruhi keterampilan sosial. Surabaya: PT


Sentosa Jaya Abadi.

Djojo Suradisastra,dkk(1996).Pendidikan IPS. Jakarta:Depdikbud.

Sugiyono .(2012)Metode penelitian kuantitatif kualitatif dan R & D. Bandung:


Alfabeta.
67

LAMPIRAN-LAMPIRAN
68

Lampiran 1
NAMA-NAMA SISWA KELAS VII E MTsN 11 CIREBON
NO NAMA SISWA

1 ABDUL JABAR
2 AGUNG BUDIANTO
3 AGUS SUPARMAN
4 AIDAH
5 ALI
6 ALIF FADILAH
7 AMANDA AMNI AMELIA
8 ANGGA EKA PRASITIYO
9 ARIE ANDRIA
10 ARINI
11 CANTIKA ANJANI
12 DENISA AZAHRA
13 DIAN MELINDA
14 DINDA AMELIA SOLEHA
15 DONI SAPUTRA
16 HUSNUL KHOTIMAH
17 IKLIMA
18 KHOERUL FIRMANSYAH
19 LAIYLA PURNAMA SARI
20 LISA MAULIDIYA
21 M.SYAHRUL PUTRA JAENUDIN
22 MEGA PUTRI WIDIAWATI
23 MISKI
24 MUHAMMAD YUSUF
25 NAYLA AGUSTIN ADAWIYAH
26 NILA APRILIA CAHYANI
27 RAHMA LIYA ERNAWATI
28 REZA SAEPUDIN
29 RIRIN NOVIA RIZKA
30 RISMAWATI
31 SHENDY ANGGA PUTRA
32 SITI FADHILAH
33 SITI NURHALIMAH
34 SITI NURLAILI
35 SITI ANISAH
69

Lampiran 2
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)

Sekolah : MTsN 11 CIREBON


Mata Pelajaran : Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS)
Kelas/Semester : VII/Genap
Materi Pelajaran : Masyarakat Indonesia pada Masa Praaksara,
Hindu-Buddha dan Islam
Sub Materi : Kehidupan Manusia pada Masa Praaksara
Alokasi Waktu : 2 X 40 Menit ( 1 pertemuan )

A. KOMPETENSI INTI
KI 1 Menghargai dan menghayati ajaran agama yang dianutnya.
KI 2 Menghargai dan menghayati perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab,
peduli (toleransi, gotong royong), santun, percaya diri, dalam berinteraksi
secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam dalam jangkauan
pergaulan dan keberadaannya.
KI 3 Memahami pengetahuan (faktual,konseptual dan prosedural) berdasarkan
rasa ingin tahu tentang ilmu pengetahuan,teknologi,seni,budaya terkait
fenomena dan kejadian tampak mata.
KI 4 Mmencoba, mengolah dan menyaji dalam ranah konkret
(menggunakan,mengurai,merangkai,memodifikasi dan membuat) dan
ranah abstrak (menulis membaca,menghitung menggambar dan
mengarang) sesuai dengan yang di pelajari di sekolah dan sumber lain
yang sama dalam sudut pandang/teori.

B. KOMPETENSI DASAR (KD) INDIKATOR


3.4 Memahami kronologi perubahan 3.4.1 menjelaskan pengertian kehidupan
dan kesinambungan dalam manusia pada masa praaksara.
kehidupan bangsa Indonesia pada
aspek politik, sosial, geografis 3.4.2 memberi contoh kehidupan manusia
dan pendidikan sejak masa pada masa praaksara.
praaksara sampai masa Hindu-
Budha dan Islam.
4.4 Menguraikan kronologi 4.4.1 membuat laporan tentang
perubahan dan kesinambungan kehidupan manusia pada masa praaksara.
dalam kehidupan bangsa Indonesia
pada aspek politik, sosial, budaya,
70

geografis dan pendidikan sejak masa


praaksara sampai masa Hindu-
Budha dan Islam.

FOKUS PENGUATAN KARAKTER


Sikap Spiritual: menghargai satu sama lain
Sikap Sosial : jujur,disiplin,kerjasama,peduli dan percaya diri

C TUJUAN PEMBELAJARAN
Setelah mempelajari materi ini di harapkan siswa mampu:
3.2.1 Menjelaskan pengertian kehidupan manusia pada Masa Praaksara
3.2.1 Menyebutkan contoh kehidupan manusia pada Masa Praaksara

D MATERI PEMBELAJARAN
1. Materi Reguler 1. Pengertian kehidupan manusia pada masa praaksara
2. Contoh kehidupan manusia pada masa praaksara
2. Materi 1.Pengertian kehidupan manusia pada masa praaksara
Remedial 2.Contoh kehidupan manusia pada masa praaksara

E METODE PEMBELAJARAN
Pendekatan Saintifik
Model Pembelajaran Tipe Quiz Team

F MEDIA DAN ALAT


Media Buku
Alat Alat tulis

G. SUMBER BELAJAR

1. Setiawan, Iwan., dkk. 2017. Ilmu Pengetahuan Sosial Kelas VII


(Buku Guru). Jakarta:kementrian pendidikan dan kebudayaan
2. Buku IPS lain yang relevan dan internet.
71

3. Lembar Bahan Ajar (lampiran


1)

H. LANGKAH-LANGKAH PEMBELAJARAN
KEGIATAN PEMBELAJARAN ALOKASI
WAKTU

Pendahuluan Guru mengawali pembelajaran dengan: 10 Menit


1. Memberi salam kepada siswa dan menanyakan
kabar siswa serta kehadiran para siswa.
2. Guru bersama siswa memperhatikan dan menata
ulang kelas, untuk mempersiapkan proses
pembelajaran.
3. Guru dan siswa mengawali pembelajaran dengan
berdoa menurut keyakinan masing-masing.
4. Guru menanyakan tentang materi pembelajaran
yang berkaitan dengan masa praaksara.
5. Guru memberikan motivasi kepada peserta didik.
6. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran atau
kompetensi yang akan dicapai dan manfaat dalam
kehidupanya sehari-hari.
7. Guru menyampaikan pendekatan / metode
pembelajaran, dan bersama siswa membentuk
kelompok diskusi.
Inti a. Guru memilih topik yang biasa disajikan dalam tiga 60 Menit
segmen.
b. Siswa dibagi kedalam tiga kelompok besar.
c. Guru menjelaskan scenario pembelajaran.
d. Guru menyajikan materi pelajaran.
e. Guru meminta tim A untuk menyiapkan kuis
jawaban singkat, sementara tim B, tim C
menggunakan waktu untuk memeriksa catatan
mereka.
f. Tim A memberikan kuis kepada tim B jika tim B
tidak dapat menjawab pertanyaan tim C segera
menjawabnya.
g. Tim A mengarahkan pertanyaan berikutnya kepada
anggota tim C dan mengulang proses tersebut.
72

h. Ketika kuisnya selesai, lanjutkan segmen kedua


dari pelajaran dan mintalah tim B sebagai pemandu
kuis.
i. Setelah tim B menyelesaikan kuisnya lanjutkan
dengan segmen ketiga dari pelajaran dan tunjuklah
tim C sebagai pemandu kuis.
Mengamati :
a. Peserta didik membaca buku tentang kehidupan
manusia pada masa praaksara.
b. Peserta didik mendengarkan penjelasan guru tentang
kehidupan manusia pada masa praaksara.
c. Peserta didik bersama kelompoknya diminta untuk
menjawab kehidupan manusia pada masa praaksara.
d. Peserta didik diminta mencatat hasil pengamatannya
Menanya :
a. Peserta didik secara berkelompok merumuskan
pertannyaan berdasalkan hal-hal yang ingin
diketahui dari hasil pengamatan gambar.
 Jelaskan pengertian kehidupan manusia
pada masa praaksara?
 Contoh kehidupan manusia pada masa
praaksara?
b. Setiap kelompok mendiskusikan untuk menjawab
sesuai dengan apa yang diketahui.
Mengumpulkan Informasi :
a. Peserta didik melaksanakan kegiatan
mengumpulkan informasi secara individu
dengan mengerjakan tugas lembar kerja
b. Setelah melaksanakan tugas individu peserta
didik mendiskusi kan dalam klompok hasil
pencarian data,kemudian menyimpulkan contoh
kehidupan manusia pada masa praaksara yang
terjadi di lingkungan masyarakat
Mengasosiasi :
a. Peserta didik menganalisis data atau informasi
yang telah dikumpulkan dari buku
siswa/pendamping untuk menjawab pertanyaan
73

yang telah di rumuskan


b. Peserta didik berdiskusi di dalam kelompok
untuk mendeskripsiskan dan mengambil
kesimpulan dari jawaban atas pertanyaan yang
telah dirumuskan
c. Peserta didik menulis hasil kesimpulan pada
lembar kerja
Mengkomunikasikan :
a. Peserta didik dan kelompok diminta
mempresentasikan hasil simpulan dari jawaban atas
pertanyaan yang telah dirumuskan
b. Kelompok lain diminta memberikan tanggapan atas
hasil simpulan kelompok yang dipresentasikan
c. Peserta didik bersama guru mengambil kesimpulan
atas jawaban dan pertanyaan
Penutup 1. Peserta didik bersama guru membuat kesimpulan 10 Menit
hasil pembelajaran
2. Guru memberikan pertanyaan kepada peserta didik
sebagai evaluasi
3. Peserta didik bersama guru melakukan refleksi
terhadap kegiatan yang sudah dilaksanakan
4. Menyampaikan tema materi selanjutnya.
5. Guru mengakhiri kegiatan pembelajaran dengan
doa dan salam penutup.

I. PENILAIAN HASIL BELAJAR :

1. Teknik a. Kompetensi Pengetahuan: Tes tertulis bentuk esay


Penilaian. b. Kompetensi Keterampilan: unjuk kerja / praktik, Observasi
bentuk lembar observasi
2. Bentuk a. Observasi : Lembar pengamatan aktivitas peserta didik
Peni (terlampir)
alian b. Tes tertulis : Uraian dan lembar kerja (terlampir)
c. Unjuk kerja : lembar penilaian presentasi (terlampir)
74

d. Portopolio : Penilaian laporan.

J. PENILAIAN HASIL BELAJAR


1 Penilaian Pengetahuan ( tes tertulis/uraian )
 Intrumen Penilaian/Soal ( lampiran 2 )
2 Penilaian Ketrampilan ( mempersenatasikan )
 Lembar Kerja ( lampiran 3 )
 Rubrik Penilaian ( lampiran 4 )
4 Program Tindak Lanjut ( lampiran 5 )

Mengetahui, Cirebon April 2019


Guru Mata Pelajaran Mahasiswa

H.AGUNG HADIYANTO, S.Ag SITI NURFITRI FAUZIAH


NIP.198505192009022001 NIP.1415104096
75

Lampiran 1

Bahan Ajar
A.Kehidupan manusia pada masa praaksara
1.Mengenal masa praaksara
Pengertian masa praaksara dapat ditarik kesimpulan bahwa masa praaksara
merupakan salah satu priode dalam kehidupan manusia ketika manusia belum mengetahui
tulisan. Praaksara berasal dari gabungan kata yaitu pra dan aksara. Pra artinya sebelum dan
aksara berarti tulisan. Dengan demikian, yang dimaksud masa praaksara adalah masa
sebelum manusia mengenal tulisan,. Masa praaksara disebut juga dengan masa nirleka (nir
artinya tidak ada dan leka artinya tulisan), yaitu masa tidak ada tulisan. Masa praaksara
dikenal dengan masa prasejarah. Mengapa tulisan menjadi pembatas waktu masa
praaksara? Masa praaksara dimulai dari sejak manusia ada itulah titik dimulainya masa
praaksara. Adapun masa berakhirnya masa praaksara adalah setelah manusia mulai
mengenal tulisan. Berakhirnya masa praaksara tidak sama bagi tiap-tiap bangsa. Contoh
nya Indonesia meninggalkan masa praaksara pada abad ke-5 masehi. Sebagaimana yang
telah dijelaskan sebelumnya masa praaksara manusia belum mengenal tulisan , maka tidak
ada peninggalan tertulis dari masa praaksara. Lalu bagaimanakah cara mengetahui
kehidupan manusia pada masa tersebut? Peninggalan itu dapat berupa artefak dan fosil.
Artefak membantu kita untuk memperkirakan bagaimana perkembangan kehidupan
manusia dan fosil membantu untuk mengetahui pertumbuhan fisik mahluk hidup pada masa
praaksara.
2.Periodisasi masa praaksara
a. Periodisasi secara Geologis
Geologis atau ilmu bumi yakni ilmu yang mempelajari bumi secara keseluruhan.
Berdasarkan hal tersebut, terjadinya bumi sampai sekarang dibagi ke dalam empat zaman.
Menurut ahli geologi, sejarah perkembangan bumi dapat dikelompokan menjadi empat
periode zaman, yakni zaman arkaekum, palaeozoikum, mesozoikum, dan neozoikum.
76

1) Arkaekum
Zaman ini berlangsung kira-kira selama 2500 juta tahun. Pada saat itu kulit bumi masih
panas sehingga belum terdapat kehidupan.
2) Palaezoikum
Zaman ini berlangsung selama 340 juta tahun. Makhluk hidup yang muncul pada zaman ini
seperti mikro organisme, ikan, amfibi, reptil, dan binatang yang tidak bertulang punggung.
Zaman ini sering disebut juga zaman primer.
3) Mesozoikum
Zaman ini berlangsung kira-kira selama 140 juta tahun. Pada zaman ini pertengahan ini,
jenis reptil mencapai tingkat yang terbesar sehingga pada zaman ini sering juga disebut
zaman reptil. Zaman ini sering disebut juga zaman sekunder atau zaman hidup pertengahan.
Setelah berakhirnya zaman ini, maka muncul kehidupan yang lain, yakni jenis burung dan
binatang menyusui yang masih rendah sekali tingkatannya. Adapun jenis reptilnya
mengalami kepunahan.
4) Neozoikum
Zaman ini sering disebut zaman hidup baru yang dapat dibedakan menjadi 2 zaman, yakni;
a) Tersier atau zaman ketiga
Zaman ini berlangsung kira-kira selama 60 juta tahun. Zaman ini ditandai dengan
perkembangan jenis binatang menyusui seperti kera.
b) Kuartier atau zaman keempat
zaman ini berlangsung sejak kiranya 3.000.000 tahun yang lalu. Zaman ini sangat penting
bagi kita karena merupakan awal kehidupan manusia
b. Periodisasi Berdasarkan Arkeologis
Pembabakan zaman praaksara ini berdasarkan pada benda-benda peninggalan yang
dihasilkan oleh manusia. pembabakan zaman praaksara menurut penemuan benda-benda
peninggalan adalah sebagai berikut;
1) Zaman Batu
Zaman batu adalah zaman ketika sebagian besar perkakas penunjang kehidupan manusia
terbuat dari batu. Zaman batu dibagi menjadi 3 zaman, yakni;
77

a) Zaman Batu Tua / Palaeolithikum


zaman batu tua diperkirakan berlangsung kurang lebih 600.000 tahun silam. Kehidupan
manusia masih sangat sederhana, hidup berpindah-pindah (nomaden), dan bergantung pada
alam. Mereka memperoleh makanan dengan cara berburu, mengumpulkan buah-buahan,
umbi-umbian, serta menangkap ikan. Cara hidup seperti ini dinamakan food gathering.
Jenis peralatan yang digunakan pada zaman batu tua terbuat dari batu yang masih kasar,
seperti kapak genggam (Chopper), kapak penetak (Chopping tool), peralatan dari tulang
dan tanduk binatang, serta alat serpih (flake) yang digunakan untuk menguliti hewan
buruan, mengiris daging, atau memotong umbi-umbian.
b) Zaman Batu Pertengahan / Mesolithikum
Zaman Batu Pertengahan (Mesolithikum) diperkirakan berlangsung kurang lebih 20.000
tahun silam. Pada zaman ini, kehidupan manusia tidak jauh berbeda dengan zaman batu tua,
yakni berbutu, mengumpulkan makanan, dan menangkap ikan. Mereka juga sudah mulai
hidup menetap di gua, tepi sungai, maupun tepi pantai. Alat-alat perkakas yang digunakan
pada masa Mesolithikum hampir sama dengan alat-alat pada zaman Palaeolithikum, hanya
sudah sedikit dihaluskan. Peralatan yang dihasilkan pada zaman Mesolithikum, antara lain
kapak Sumatera (pebble), sejenis kapak genggam yang dibuat dari batu kali yang salah satu
sisinya masih alami; kapak pendek (hache courte), sejenis kapak genggam dengan ukuran
yang lebih kecil; pipisan, batu-batu penggiling beserta landasannya; alat-alat dari tanduk
dan tulang binatang; mata panah dari batu dan juga flake. Adapun hasil-hasil kebudayaan
yang ditinggalkan manusia purba pada zaman batu pertengahan adalah sebagai
berikut;Ditemukannya Kjokkenmoddinger, yakni bukit-bukit karang hasil sampah
dapur.Ditemukannya Abris Sous Roche, yakni gua-gua karang sebagai tempat tinggal.
Manusia pada zaman ini sudah mengenal seni yang berupa lukisan pada dinding gua.
Lukisan itu berbentuk cap tangan dan babi hutan.
c) Zaman Batu Muda / Neolithikum
Pada zaman batu muda, kehidupan manusia praaksara sudah berangsur-angsur hidup
menetap tidak lagi berpindah-pindah. Manusia pada zaman ini sudah mulai mengenal cara
bercocok tanam meskipun masih sangat sederhana, selain kegiatan berburu yang masih
78

tetap dilakukan. Manusia purba pada masa neolithikum sudah bisa menghasilkan bahan
makanan sendiri atau biasa disebut food producing.
Peralatan yang digunakan pada masa neolithikum sudah diasah sampai halus, bahkan ada
peralatan yang berbentuk sangan indah. Peralatan yang diasah pada masa itu adalah kapak
lonjong dan kapak persegi. Di Jawa Timur dan Sulawesi Selatan ada yang telah membuat
anak panah dan mata tombak yang digunakan untuk berburu dan keperluan lainnya.
d) Zaman Batu Besar / Megalithikum
Zaman Batu Besar dibangun atas konsep kepercayaan hubungan antara yang masih hidup
dengan yang sudah mati dan pengaruhnya terhadap kesejahteraan masyarakat dan
kesuburan tanah. Bangunan megalith mulai dibangun pada masa bercocok tanam sampai
masa perundagian. Jenis-jenis bangunan megalith sebagai berikut;
(1) Punden Berundak
Punden berundak adalah bangunan pemujaan para leluhur berupa bangunan bertingkat yang
terbuat dari bebatuan. Di atas bangunan itu biasa didirikan menhir. Bangunan ini banyak
dijumpai di Kosala dan Arca Domas (Banten), Cisolok (Sukabumi), serta Pugungharjo
(Lampung).
(2) Menhir
Menhir (men=batu; hir= berdiri) adalah bangunan berupa batu panjang yang didirikan tegak
menjulang sebagai media atau sarana penghormatan, sebagai tempat roh, sekaligus
lambang dari orang yang sudah mati. Menhir banyak ditemukan di Sumatera Selatan, Jawa
Barat, dan Sulawesi Tengah.
(3) Dolmen
Dolmen (dol= meja; men= batu) adalah batu besar dengan permukaan rata. Digunakan
sebagai tempat meletakkan sesaji, pelinggih roh, dan tempat duduk ketua suku agar
mendapat berkat magis dari leluhurnya. Bangunan ini ditemukan di Pulau Samosir
(Sumatera Utara), Pasemah (Sumatera Selatan), Leles (Jawa Barat), serta Pekauman dan
Pakian di Bondowoso (Jawa Timur).
79

(4) Sarkofagus
Sarkofagus adalah peti mati dari satu batu utuh terdiri atas wadah dan tutup. Mayat
diletakkan dalam posisi berbaring meringkuk. Sarkofagus banyak ditemukan di Indonesia
terutama di Bondowoso (Jawa Timur) dan Bali. Pada Sarkofagus sering dipahatkan motif
kedok atau topeng dalam berbagai ekspresi untuk melindungi roh orang yang mati dari
gangguan gaib.
(5) Kubur Batu
Kubur batu berbentuk seperti sarkofagus. Akan tetapi, dibuat dari papan-papan batu.
Banyak ditemukan di Pasemah (Sumatera Selatan ) dan Kajar, Gunung Kidul (DIY).
(6) Arca Batu
Beberapa arca sederhana menggambarkan para leluhur binatang (gajah, kerbau, monyet).
Arca batu ditemukan di Sumatera Selatan, Jawa Barat, dan Sulawesi. Di Pasemah
(Sumatera Selatan) masyarakat di sekitar mengaitkan arca batu dengan legenda Si Pahit
Lidah. Arca batu juga ditemukan di Batu Raja dan Pager Dewa (Lampung), Kosala, Lebak
Sibedug, dan Cisolok (Jawa Barat), Pekauman Bondowoso (Jawa Timur), serta Bada-
Besoha (Sulawesi Tengah).
(7) Waruga
Waruga berpenampilan dan berfungsi seperti sarkofagus, tetapi dengan posisi mayat
jongkok terlipat. Waruga hanya ditemukan di Minahasa. Selain sudah mengenal upacara
perkabungan bahasa Melayu austronesia sudah mengenal tradisi pengayuan, fetisisme, dan
mutilisi (asah gigi, tindik telinga, potong rambut, sunat, serta cabut gigi.
2) Zaman Logam
Pada zaman ini sudah berhasil dibuat peralatan hidup dari logam, karena saat itu telah
muncul golongan undagi atau golongan yang terampil dalam melakukan jenis usaha
tertentu. Pada zaman ini manusia telah mengenal cara melebur, mencetak, menempa, dan
menuang. Zaman logam dibagii menjadi tiga zaman, yakni zaman tembaga, zaman
perunggu, dan zaman besi. Namun di Indonesia hanya mengalami dua zaman logam, yakni
zaman perunggu dan zaman besi.
80

a) Zaman Perunggu
Pasa zaman telah dikenal logam campuran antara tembaga dan timah hitam yang
menghasilkan perunggu. Teknik penuangannya dengan menggunakan cara teknik cetak lilin
(a cire perdue). Alat-alat yang dihasilkan pada zaman ini antara lain; kapak corong (kapak
yang menyerupai corong), nekara, moko, bejana perunggu, manik-manik, cendrasa.
b) Zaman Besi
Zaman besi adalah zaman akhir dari masa prasejarah. Alat-alat yang digunakan pada masa
ini lebih sempurna dari zaman sebelumnya. Dengan masuknya zaman besi ini, maka
kebudayaan perunggu telah digantikan dengan zaman besi.
c. Periodisasi Berdasarkan Perkembangan Kehidupan
1) Masa Berburu dan Mengumpulkan Makanan
Manusia purba pada masa berburu dan meramu disebut dengan food gathering
(mengumpulkan bahan makanan). Pada masa ini manusia sangat bergantung pada sumber
daya alam. Kebutuhan hidup mereka ada pada alam. Agar dapat bertahan hidup, manusia
pada masa ini berburu dan mengumpulkan makanan. Untuk itu tidak mengherankan jika
mereka hidupnya berpindah-pindah dari satu tempat ke tempat lainnya yang ada sumber
makanan. Kebiasaan hidup berpindah-pindah dari satu tempat ke tempat lain disebut
dengan nomaden. Binatang yang dapat mereka buru, antara lain rusa, babi, burung atau
menangkap ikan di sungai, danau, dan pantai. Perburuan yang mereka lakukan di hutan-
hutan, di sekitar daerah di mana mereka tinggal. Binatang yang berhasil ditangkap biasanya
mereka bakar sebelum di makan. Dengan demikian pada masa berburu dan mengumpulkan
makanan, manusia pada masa ini sudah mengenal api. Selain berburu, mereka juga
mengumpulkan umbi-umbian atau tumbuh-tumbuhan yang bisa di makan. Guna
menghadapi tantangan alam yang begitu keras, terutama dari serangan binatang buas
mereka hidup bekerja sama dan berkelompok. Dengan berkelompok akan
mempermudahkan mereka untuk menaklukan binatang buas atau binatang buruan. Hidup
berkelompok memudahkan perburuan dan keamanan.Berdasarkan alat-alat yang
ditemukan, manusia purba pada masa ini menggunakan alat dari batu, tulang dan kayu.
Alat-alat yang digunakan itu masih kasar dan sangat sederhana. Contoh alat-alat yang
81

ditemukan pada masa berburu dan mengumpulkan makanan, antara lain chopper. Alat yang
terbuat dari batu ini berupa kapak yang tidak bertangkai dan cara menggunakan kapak ini
digenggam dengan tangan.
2) Masa Bercocok Tanam
Pada awalnya kehidupan manusia sangat bergantung pada apa yang disediakan oleh alam.
Tahap kehidupan ini ada pada masa berburu dan mengumpulkan makanan. Perkembangan
selanjutnya, manusia mampu mengolah alam. Kemampuan awal mengolah alam untuk
memenuhi kebutuhan hidupnya. Masuk pada masa bercocok tanam. Pada masa bercocok
tanam, manusia praaksara memiliki kemampuan menyediakan makanan dalam jangka
waktu tertentu.Manusai Praaksara dapat menyediakan makanan sendiri karena pada tahap
ini, manusia mampu memproduksi tumbuh-tumbuhan dan mengembangbiakan binatang
ternak. Manusia mampu menanam berbagai jenis tumbuhan yang semua tumbuh liar,
seperti menanam padi dan umbi-umbian. Mereka dapat mengolah tumbuhan itu sehingga
dapat dimanfaatkan sebagai makanan.Pada tahap bercocok tanam, tempat tinggal manusia
tidak berpindah-pindah seperti halnya pada masa berburu dan mengumpulkan makanan.
Pada masa bercocok tanam, manusia secara berkelompok sudah mulai hidup menetap.
Mereka tidak perlu berpindah-pindah lagi karena persediaan makanan melalui bercocok
tanam sudah tercukupi.Berhuma merupakan cara bercocok tanam yang digunakan oleh
manusia praaksara pada masa itu.
3) Masa Perundagian
Zaman logam merupakan fase terakhir perkembangan peradaban prasejarah. Manusia
pendukung kebudayaan ini adalah ras Austronesia dari daratan Asia. Ciri zaman ini adalah
adanya kemampuan pada masyarakat Indonesia dalam pengolahan logam. Barang-barang
yang digunakan menggunakan bahan dari logam. Meskipun sudah mengenal logam, tidak
berarti penggunaan barang-barang dari batu tidak digunakan. Masih banyak masyarakat
pada zaman ini menggunakan alat-alat dari batu.
82

3.Nilai-nilai budaya masa praaksara di Indonesia

a. Nilai Religius
Masyarakat paraaksara sudah memiliki kepercayaan dengan adanya kekuatan gaib. Meraka
percaya bahwa pohon rimbun yang tinggi besar, hutan lebat, gua yang gelap, pantai, laut
atau tempat yang lainnya dipandang keramat karena ditempati oleh roh halus atau mahluk
gaib. Meraka meyakini bahwa kejadian-kejadian alam seperti hujan, petir, banjir, gunung
meletus. Atau gempa bumi adalah akibat perbuatan roh halus atau mahluk gaib. Untuk
menghindari malapetaka maka roh halus atau mahluk gaib harus selalu dipuja. Kepercayaan
terhadap roh halus ini disebut dengan “Animisme”. Selain percaya kepada roh halus,
mereka juga percaya bahwa benda-benda tertentu seperti kapak, mata tombak, atau benda
lainnya memiliki kekuatan gaib, karena memiliki kekuatan gaib maka benda tersebut harus
dikeramatkan. Kepercayaan bahwa benda memiliki kekuatan gaib disebut dengan
“Dinamisme”.
b. Nilai Gotong Royong
Masyarakat praaksara hidup secara berkelompok, mereka bergotong royong untuk
kepentingan bersama, contohnya membangun rumah yang dilakukan secara bersama-sama.
Budaya gotong royong juga dapat terlihat dari peninggalan mereka berupa bangunan-
bangunan batu besar yag dapat dipastikan dibangun secara gotong royong.
c. Nilai Musyawarah
dalam kehidupan berkelompok, masyarakat masyarakat praaksara telah mengembangkan
nilai musyawarah. Hal ini dapat ditunjukkan dengan dipilihnya pemimpin yang dianggap
paling tua (sesepuh ) yang mengatur masyarakat dan memberikan keputusan untuk berbagai
persoalan yang dihadapi bersama.
d. Nilai Keadilan.
Nilai keadilan sudah diterapkan dalam masyarakat praaksara, yaitu dengan adanya
pembagian tugas sesuai dengan kemampuan dan keahliannya. Tugas antara kaum laki-laki
berbeda dengan kaum perempuan. Hal ini mencerminkan sikap yang adil karena setiap
orang akan memperoleh hak dan kewajiban sesuai dengan kemampuannya.
83

e. Tradisi Bercocok Tanam.


Salah satu cara yang dilakukan masyarakat praaksara untuk memenuhi kebutuhan hidup
ialah dengan bercocok tanam. Hal ini dibuktikan dengan ditemukannya alat khas pertanian
yang berupa beliung persegi dan alat lainnya.
f. Tradisi Bahari ( Pelayaran )
Masyarakat praaksara telah menganal ilmu astronomi. Ilmu ini sangat membantu pada saat
mereka berlayar dari pulau ke pulau dengan memakai perahu yang sangat sederhana.
Perahu-perahu cadik merupakan bentuk yang paling umum dikenal pada waktu itu. Perahu
bercadik adalah “ perahu yang kanan kirinya dipasang alat dari bamboo dan kayu agar
perahunya tidak mudah oleng”. Perahu bercadik memegang peranan yang penting dalam
kehidupan masa paraaksara, selain sebagai lalulintas sungai dan laut, perahu ini juga
berperan sebagai alat penyebaran budaya.

4.Nenek moyang bangsa Indonesia

Paul dan firtz sarain (Sarasin bersaudara) mengemukakan bahwa penduduk asli
Indonesia adalah suatu ras yang berkulit gelap dan bertubuh kecil. Ras ini pada awalnya
mendiami asia bagian tenggara yang saat itu masih bersatu sebagai daratan pada zaman es
atau periode glacial. Namun setelah periode es berakhir dan es mencair maka dataran
tersebut kemudian terpisah oleh lautan yaitu laut china selatan dan laut jawa. Akibatnya
daratan yang tadinya bersatu kemudian terpisah menjadi daratan utama asia dan kepulauan
Indonesia. Penduduk asli inilah disebut sebagai suku bangsa vedda oleh Sarasin. Orang
vedda kemudian menyebar ketimur dan mendiami wilayah papua, Sulawesi selatan, kai,
seram, timor barat dan terus ketimur sampai kepulauan Melanesia. Beberapa suku bangsa
seperti kubu, lubu , talang mamak yang tinggal disumatra dan ditoala Sulawesi merupakan
penduduk tertua dikepulauan Indonesia. Mereka diyakini mempunyai hubungan erat
dengan orang vedda. Ras lain yang menghuni kepulauan Indonesia adalah proto melayu
dan deutro melayu. Ciri fisik mereka adalah rambut lurus, kulit kuning kecoklat coklatan
dan bermata sifit. Proto melayu dan deutro melayu tiba dikepulauan Indonesia dalam dua
gelombang.
84

Lampiran 2
A. Penilaian Pengetahuan
 Soal
1. Apa yang kalian ketahui tentang pengertian masa praaksara?
2. Sebutkan periodisasi secara geologis?
3. Masa perundagian adalah?
4. Nilai budaya apa saja yang terkandung dalam masa praaksara?
5. Jelaskan pengertian zaman batu muda?

 Pedoman Penskroran Tes Tulis

No Soal Kunci Jawaban Skor


1 merupakan salah satu priode dalam kehidupan manusia 20
ketika manusia belum mengetahui tulisan. Praaksara berasal
dari gabungan kata yaitu pra dan aksara. Pra artinya
sebelum dan aksara berarti tulisan. Dengan demikian, yang
dimaksud masa praaksara adalah masa sebelum manusia
mengenal tulisan,
2 Zaman arkaikum,zaman palaeozoikum dan zaman 20
mesozoikum
3 fase terakhir perkembangan peradaban prasejarah. Manusia 20
pendukung kebudayaan ini adalah ras Austronesia dari
daratan Asia. Ciri zaman ini adalah adanya kemampuan
pada masyarakat Indonesia dalam pengolahan logam.
Barang-barang yang digunakan menggunakan bahan dari
logam.
4 Nilai religious, gotong royong, musyawarah, dan keadilan 20
5 kehidupan manusia praaksara sudah berangsur-angsur hidup 20
menetap tidak lagi berpindah-pindah. Manusia pada zaman
ini sudah mulai mengenal cara bercocok tanam meskipun
masih sangat sederhana, selain kegiatan berburu yang masih
tetap dilakukan.
Skor Maksimum 100

Skor Perolehan
Nilai Akhir = Skor Maksimun × 100
85

Lampiran 3
Lembar Kerja Kelompok
Materi “kehidupan manusia pada masa praaksara”

Kelompok :
Anggota :
1.berdasarkan pengamatanmu mana benda yang merupakan peninggalan masa praaksara
dan benda yang bukan peninggalan masa praaksara !
Benda Alasan
1 fosil manusia purba

2 Prasasti

3 alat-alat dari tulang

4 naskah kuno

2.jelaskan apa yang kalian ketahui dibawah ini !


No Periode Jelaskan

1 Zaman arkaikum …..


2 Zaman palaeozoikum …..
3 Zaman mesozoikum …..
4 Zaman neozoikum …..
86

Lampiran 4
Rubrik penilaian keterampilan

1. Rubrik Penilaian Keterampilan (Presentasi)

Argumenta Menjawa Penguasaa Total


Presentasi
No Nama si b n Materi Nilai
1-4 1-4 1-4 1-4
1.
2.
3.
4.
5.

Keterangan :
Skor rentang antara 1-4
1 = kurang
2 = cukup
4 = baik
4 = amat baik
Nilai = Jumlah nilai dibagi 4
2. Rubrik Penilaian Keterampilan (Diskusi)

Kemampuan Menerima
Pemahaman Berkontribus Jumla
mengemukakan pendapat
No Nama materi i h nilai
pendapat teman
1-4 1-4 1-4 1-4
1.
2.
87

3.
4.
5.
Keterangan:
Skor rentang antara 1 – 4
1 = kurang
2 = cukup
3 = baik
4 = amat baik
Nilai = Jumlah nilai dibagi 4
88

Lampiran 3
Pretest
A. Pilihlah a, b, c dan d sebagai jawaban yang paling tepat atau benar !
1. Ciri-ciri zaman mesozoikum adalah..
a. Belum ada kehidupan
b. Berkembang binatang kecil tak bertulang belakang
c. Berkembangnya jenis reptile raksasa
d. Berkembangnya jenis manusia homo sapien
2. Masa kehidupan berburu dan berpindah-pindah berlangsung bersamaan dengan..
a. Zaman neolitik c. Zaman mesolitik
b. Kala holosen d. Kala pleistosen
3. Di bawah ini merupakan pekakas peninggalan pada masa bercocok tanam adalah..
a. Kapak perimbas-kapak genggam c. Kapak perunggu-bejana
b. perungguKapak persegi-kapak lonjong d. Kapak corong-kapak sepatu
4. Masa praksara adalah..
a. Kehidupan Manusia belum mengenal tulisan
b. Manusia sudah mengenal tulisan
c. Sekelompok manusia yang telah mengenal tulisan
d. Sebagai pradaban manusia
5. Masa praaksara disebut juga dengan masa..
a. Pradaban b. Prasejarah c. Kebudayaan d.
Berburu
6. zaman arkaekum merupakan zaman..
a. Zaman tertua c. Zaman kehidupan tua
b. Zaman kehidupan pertengahan d. Zaman kehidupan baru
7. Zaman palaeozoikum merupakan zaman..
a. Zaman tertua c. Zaman kehidupan tua
b. Zaman kehidupan pertengahan d. Zaman kehidupan baru
89

8. Zaman neozoikum adalah zaman kehidupan baru berlangsung sejak 60 juta tahun
yang lalu. Zaman ini dibagi menjadi ..
a. 4 b. 3 c. 2 d. 1
9. Berdasarkan hasil penelitian terhadap benda-benda pada masa praaksara dibagi
menjadi dua zaman yaitu..
a.zaman logam dan emas c. zaman perak dan batu
b. zaman batu dan logam d. zaman emas dan besi
10. Priodisasi masa praaksara dapat dilakukan secara..
a. arkeologis, geografis dan biologis
b. geologi dan geologis
c. geologis, arkeologis dan perkembangan kehidupan manusia
d. perkembangan kehidupan manusia.
11. Zaman praaksara adalah zaman sebelum mengenal tulisan. Zaman praaksara dimulai
sejak manusia ada dan berakhir setelah…
a. Pradaban c. Prasejarah
b. Mengenal tulisan d. Sebelum mengenal tulisan
12. Secara geologis sejarah perkembangan bumi dapat dibagi menjadi 4 periode yaitu….
a. Zaman arkaekum, zaman purba, zaman logam dan besi
b. Zaman neozoikum, palaeozoikum, mesozoikum dan zaman perunggu
c. Zaman mesozoikum, arkaikum, palaezoikum dan zaman kuartier
d. Zaman arkaikum, palaeozikum, mesozoikum dan neozoikum
13. sejarah kehidupan bagi manusia dibagi menjadi dua yaitu Zaman batu dan zaman
logam yang disebut dengan…..
a. geologis b. arkeologis c. sejarah d. perubahan
14. menurut tingkat kehidupan sosial ekonominya, kehidupan manusia praaksara
dikelompokan menjadi tiga yaitu..
a. masa berburu, masa mengumpulkan makanan, dan masa perundagian
b. masa berburu, bercocok tanam, hidupnya menetap dan saling bergotong royong
c. masa berburu, hidupnya berpindah-pindah dan masa perundagian
90

d. masa berburu mengumpulkan makanan, bercocok tanam dan masa perundagian


15. nilai-nilai apa saja yang terkandung dalam masa praaksara diindonesia….
a. Nilai religius,gotong royong, musyawarah dan nilai keadilan
b. Hidupnya tidak menetap tidak bergantung kepada yang lain
c. Selalu berburu di hutan dengan pralatan seadanya
d. Suka tolong menolong tetapi ada imbalannya
16. Terdapat teori yang menjelaskan masuknya kebudayaan hindu-budha ke Indonesia
adalah …
a. Budha b. Hindu c. Islam d. brahmana
17. Kerajaan-kerajaan diindonesia yang bercorak hindu-budha antara lain adalah…
a. Sriwijaya b. aceh Darussalam c. masjid d. banten
18. Peninggalan sejarah yang bercorak hindu-budha diindonesia diantaranya adalah…
a. Artefak b. Fosil c. Perunggu d. candi
19. Pengaruh hindu budha terhadap masyarakat diindonesia diaantaranya adalah bidang
kebudayaan , bagian manakah yang termasuk bidang kebudayaan …..
a. Bidang pemerintahan c. Ekonomi
b. Agama d. seni rupa dan seni ukir
20. Pada masa hindu-budha masuk ke wilayah Indonesia melalui jalur….
a. Perkenalan b. Pertandingan c. Perkawinan d. perdagangan
21. Peninggalan sejarah islam di Indonesia diantaranya sebutkan…
a. Candi, patung dan relief c. Masjid dan candi Borobudur
b. Masjid dan keratin d. Seni pahat dan prasasti
22. Kesultanan-kesultanan islam yang ada diindonesia adalah…
a. Kutai dan tarumanagara c. Samudra pasai dan banten
b. Mataram kuno dan medang d. Majapahit dan singhasari
23. Ada beberapa Persebaran islam diindonesia diantaranya dengan cara…
a. Perdagangan dan perkawinan
b. Pendidikan dan peperangan
c. Perdagangan, pernikahan, pendidikan dan kesenian
91

d. Kesenian, kerjasama dan perdamaia


24. Keraton, makam dan kaligrafi merupakan peninggalan pada masa….
a. Praaksara b. Hindu-budha c. Zaman neozoikum d. islam
25. Kerajaan majapahit adalah sebuah kerajaan dijawa timur yang berdiri sekitar tahun
1293 M. kerajaan majapahit dianggap sebagai kerajaan…………yang terbesar dalam
sejarah diindonesia.
a. Hindu-budha b. Asia tenggara c. Bengawan solo d. Kalimantan
timur
92

Kunci jawaban :

1. C 6. A 11. B 16. D 21. B


2. A 7. A 12. D 17. A 22. C
3. C 8. C 13. C 18. D 23. C
4. A 9. B 14. D 19. D 24. D
5. B 10. C 15. A 20. D 25. A
93

Lampiran 4
Postest
A. Pilihlah a, b, c dan d sebagai jawaban yang paling tepat atau benar !
1. Ciri-ciri zaman mesozoikum adalah..
a. Belum ada kehidupan
b. Berkembang binatang kecil tak bertulang belakang
c. Berkembangnya jenis reptile raksasa
d. Berkembangnya jenis manusia homo sapien
2. Masa kehidupan berburu dan berpindah-pindah berlangsung bersamaan dengan..
a. Zaman neolitik c. Zaman mesolitik
b. Kala holosen d. Kala pleistosen
3. Di bawah ini merupakan pekakas peninggalan pada masa bercocok tanam adalah..
a. Kapak perimbas-kapak genggam c. Kapak perunggu-bejana
b. perungguKapak persegi-kapak lonjong d. Kapak corong-kapak sepatu
4. Masa praksara adalah..
a. Kehidupan Manusia belum mengenal tulisan
b. Manusia sudah mengenal tulisan
c. Sekelompok manusia yang telah mengenal tulisan
d. Sebagai pradaban manusia
 Masa praaksara disebut juga dengan masa..
b. Pradaban b. Prasejarah c. Kebudayaan d.
Berburu
 zaman arkaekum merupakan zaman..
c. Zaman tertua c. Zaman kehidupan tua
d. Zaman kehidupan pertengahan d. Zaman kehidupan baru
 Zaman palaeozoikum merupakan zaman..
c. Zaman tertua c. Zaman kehidupan tua
d. Zaman kehidupan pertengahan d. Zaman kehidupan baru
94

 Zaman neozoikum adalah zaman kehidupan baru berlangsung sejak 60 juta tahun
yang lalu. Zaman ini dibagi menjadi ..
b. 4 b. 3 c. 2 d. 1
 Berdasarkan hasil penelitian terhadap benda-benda pada masa praaksara dibagi
menjadi dua zaman yaitu..
a.zaman logam dan emas c. zaman perak dan batu
b. zaman batu dan logam d. zaman emas dan besi
10. Priodisasi masa praaksara dapat dilakukan secara..
a. arkeologis, geografis dan biologis
b. geologi dan geologis
c. geologis, arkeologis dan perkembangan kehidupan manusia
d. perkembangan kehidupan manusia.
26. Zaman praaksara adalah zaman sebelum mengenal tulisan. Zaman praaksara dimulai
sejak manusia ada dan berakhir setelah…
c. Pradaban c. Prasejarah
d. Mengenal tulisan d. Sebelum mengenal tulisan
27. Secara geologis sejarah perkembangan bumi dapat dibagi menjadi 4 periode yaitu….
e. Zaman arkaekum, zaman purba, zaman logam dan besi
f. Zaman neozoikum, palaeozoikum, mesozoikum dan zaman perunggu
g. Zaman mesozoikum, arkaikum, palaezoikum dan zaman kuartier
h. Zaman arkaikum, palaeozikum, mesozoikum dan neozoikum
28. sejarah kehidupan bagi manusia dibagi menjadi dua yaitu Zaman batu dan zaman
logam yang disebut dengan…..
b. geologis b. arkeologis c. sejarah d. perubahan
29. menurut tingkat kehidupan sosial ekonominya, kehidupan manusia praaksara
dikelompokan menjadi tiga yaitu..
e. masa berburu, masa mengumpulkan makanan, dan masa perundagian
f. masa berburu, bercocok tanam, hidupnya menetap dan saling bergotong royong
g. masa berburu, hidupnya berpindah-pindah dan masa perundagian
95

h. masa berburu mengumpulkan makanan, bercocok tanam dan masa perundagian


30. nilai-nilai apa saja yang terkandung dalam masa praaksara diindonesia….
e. Nilai religius,gotong royong, musyawarah dan nilai keadilan
f. Hidupnya tidak menetap tidak bergantung kepada yang lain
g. Selalu berburu di hutan dengan pralatan seadanya
h. Suka tolong menolong tetapi ada imbalannya
31. Terdapat teori yang menjelaskan masuknya kebudayaan hindu-budha ke Indonesia
adalah …
b. Budha b. Hindu c. Islam d. brahmana
32. Kerajaan-kerajaan diindonesia yang bercorak hindu-budha antara lain adalah…
b. Sriwijaya b. aceh Darussalam c. masjid d. banten
33. Peninggalan sejarah yang bercorak hindu-budha diindonesia diantaranya adalah…
b. Artefak b. Fosil c. Perunggu d. candi
34. Pengaruh hindu budha terhadap masyarakat diindonesia diaantaranya adalah bidang
kebudayaan , bagian manakah yang termasuk bidang kebudayaan …..
c. Bidang pemerintahan c. Ekonomi
d. Agama d. seni rupa dan seni ukir
35. Pada masa hindu-budha masuk ke wilayah Indonesia melalui jalur….
b. Perkenalan b. Pertandingan c. Perkawinan d. perdagangan
36. Peninggalan sejarah islam di Indonesia diantaranya sebutkan…
c. Candi, patung dan relief c. Masjid dan candi Borobudur
d. Masjid dan keratin d. Seni pahat dan prasasti
37. Kesultanan-kesultanan islam yang ada diindonesia adalah…
c. Kutai dan tarumanagara c. Samudra pasai dan banten
d. Mataram kuno dan medang d. Majapahit dan singhasari
38. Ada beberapa Persebaran islam diindonesia diantaranya dengan cara…
e. Perdagangan dan perkawinan
f. Pendidikan dan peperangan
g. Perdagangan, pernikahan, pendidikan dan kesenian
96

h. Kesenian, kerjasama dan perdamaia


39. Keraton, makam dan kaligrafi merupakan peninggalan pada masa….
b. Praaksara b. Hindu-budha c. Zaman neozoikum d. islam
40. Kerajaan majapahit adalah sebuah kerajaan dijawa timur yang berdiri sekitar tahun
1293 M. kerajaan majapahit dianggap sebagai kerajaan…………yang terbesar dalam
sejarah diindonesia.
Hindu-budha b. Asia tenggara c. Bengawan solo d. Kalimantan timur
97

kunci jawaban :
1. A 6. A 11. D 16. D 21. C
2. A 7. D 12. C 17. D 22. B
3. A 8. A 13. A 18. B 23. C
4. A 9. B 14. A 19. D 24. D
5. D 10. C 15. D 20. C 25. C
98

Lampiran 5
Kisi-kisi Indikator Angket Model Pembelajaran Tipe Quiz Team (Variabel X)
N Aspek Indikator Ya Tida
o yang k
diama
ti
1 Tahap Guru memilih topik yang biasa disajikan dalam tiga
1 segmen
2 Tahap Guru membagi siswa kedalam tiga kelompok besar
2
3 Tahap Guru menjelaskan scenario pembelajaran
3
4 Tahap Guru menyajikan materi pelajaran
4
5 Tahap Guru meminta tim A untuk menyiapkan kuis jawaban
5 singkat, sementara tim B, tim C menggunakan waktu
untuk memeriksa catatan mereka mereka
6 Tahap Guru meminta tim A memberikan kuis kepada tim B
6 jika tim B tidak menjawab pertanyaan tim C segera
menjawabnya
7 Tahap Guru meminta tim A mengarahkan pertanyaan
7 berikutnya kepada anggota tim C dan mengulang proses
tersebut
8 Tahap Guru meninta ketika kuisnya selesai lanjutkan segmen
8 kedua dari pelajaran dan mintalah tim B sebagai
pemandu kuis
9 Tahap Guru meminta setelah tim B menyelesaikan kuisnya
9 lanjutkan dengan segmen ketiga dari pelajaran dan
tunjuklah tim C sebagai pemandu kuis
99

Lampiran 6
Kisi-kisi Instrument Angket Positif dan Negatif Model Pembelajaran Tipe Quiz Team
(Variabel X)
N Aspek Indikator (+) (-)
o yang
diamati
1 Tahap 1 Guru memilih topik yang biasa disajikan dalam Positif
tiga segmen
2 Tahap 2 Guru membagi siswa kedalam tiga kelompok Positif
besar

3 Tahap 3 Guru menjelaskan scenario pembelajaran Positif

4 Tahap 4 Guru menyajikan materi pelajaran Positif

5 Tahap 5 Guru meminta tim A untuk menyiapkan kuis


jawaban singkat, sementara tim B, tim C Positif
menggunakan waktu untuk memeriksa catatan
mereka mereka
6 Tahap 6 Guru meminta tim A memberikan kuis kepada Positif
tim B jika tim B tidak menjawab pertanyaan tim
C segera menjawabnya
7 Tahap 7 Guru meminta tim A mengarahkan pertanyaan Positif
berikutnya kepada anggota tim C dan
mengulang proses tersebut
8 Tahap 8 Guru meninta ketika kuisnya selesai lanjutkan Positif
segmen kedua dari pelajaran dan mintalah tim B
sebagai pemandu kuis
9 Tahap 9 Guru meminta setelah tim B menyelesaikan Positif
kuisnya lanjutkan dengan segmen ketiga dari
pelajaran dan tunjuklah tim C sebagai pemandu
kuis
100

Lampiran 7
ANGKET MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE QUIZ TEAM
Petunjuk pengisian angket
1. Berilah tanda ceklis (√) pada kolom yang tersedia pada salah satu alternatif
jawaban yang paing sesuai.
2. Alternatif jawaban yang tersedia memiliki 2 kemungkinan dengan skala sebagai
berikut :
No PERTANYAAN Ya Tidak
1 Guru memilih topik yang biasa disajikan dalam tiga segmen

2 Guru membagi siswa kedalam tiga kelompok besar

3 Guru menjelaskan scenario pembelajaran

4 Guru menyajikan materi pelajaran

5 Guru meminta tim A untuk menyiapkan kuis jawaban singkat,


sementara tim B, tim C menggunakan waktu untuk memeriksa
catatan mereka mereka
6 Guru meminta Tim A memberikan kuis kepada tim B jika tim
B tidak menjawab pertanyaan tim C segera menjawabnya
7 Guru meminta tim A mengarahkan pertanyaan berikutnya
kepada anggota tim C dan mengulang proses tersebut
8 Guru meninta Ketika kuisnya selesai lanjutkan segmen kedua
dari pelajaran dan mintalah tim B sebagai pemandu kuis
9 Guru meminta Setelah tim B menyelesaikan kuisnya lanjutkan
dengan segmen ketiga dari pelajaran dan tunjuklah tim C
sebagai pemandu kuis
101

Lampiran 8
DATA HASIL ANGKET MODEL PEMBELAJARAN
KOOPERATIF TIPE QUIZ TEAM VARIABEL X

No Skor Item Pertanyaan


respo 1 2 3 4 5 6 7 8 9
nden
1 1 1 1 2 2 1 1 1 1
2 1 1 1 1 1 1 2 1 1
3 1 1 2 2 1 1 1 1 1
4 1 1 1 1 1 1 1 1 1
5 1 1 2 2 2 1 1 1 2
6 1 1 2 1 1 1 2 1 2
7 1 1 1 1 1 2 1 1 1
8 1 1 1 1 1 1 1 1 1
9 1 1 1 2 2 1 1 1 1
10 1 1 1 1 1 1 1 1 1
11 2 2 2 1 1 1 1 2 1
12 1 1 2 2 1 1 1 1 1
13 1 1 1 1 1 1 1 1 1
14 2 2 1 1 1 1 1 1 2
15 1 1 1 2 1 1 1 1 1
16 1 1 1 2 1 1 2 1 1
17 1 1 1 1 1 1 1 1 1
18 1 1 1 1 2 1 1 1 1
19 1 1 2 2 2 1 1 1 1
20 1 1 1 1 1 1 1 1 1
21 1 1 1 1 1 1 1 1 1
22 1 2 1 1 2 2 2 1 1
23 1 1 2 1 1 1 1 1 2
24 1 1 1 2 2 1 1 1 2
25 1 2 2 1 1 1 1 2 1
26 1 1 1 2 1 1 1 1 1
27 2 1 1 1 1 2 2 1 1
28 1 2 1 1 1 1 1 1 1
29 1 1 1 1 1 1 1 1 1
30 1 1 1 2 1 1 1 2 2
31 1 1 1 1 1 1 1 1 2
32 1 2 1 1 1 1 1 1 1
33 1 1 2 2 1 2 1 1 1
102

34 1 1 1 2 2 2 2 1 1
35 1 1 1 1 1 1 1 1 1
103

Lamipran 9
Kisi-kisi Indikator Angket Keterampilan Sosial (Variabel Y)
No Indikator Pertanyaan S T KS S
T S S S
S
1 Keterampilan Saya malas bekerjasama dengan teman satu
bekerjasama kelas
Saya berbagi soal dalam pengerjaan tugas
bersama
2 Keterampilan Saya merasa percaya diri diri dalam bergaul
berkomunikas
i Saya membantu teman saya menjawab
sanggahan ketika diskusi
3 Ketarampilan Saya tidak suka apabila ada teman yang
menghargai berbeda pendapat dengan saya
satu sama lain Saya mampu mengendalikan rasa ingin
menang sendiri (egois)
4 Keterampilan Saya berani mengemukakan pendapat dalam
mengemukaka kelompok diskusi
n pendapat Saya tidak berani mengemukakan pendapat
dikelas,karena takut salah
5 Keterampilan Saya dapat membangun tim atau kelompok
membangun dengan solid
tim atau
kelompokA Saya tidak suka ketika melihat teman saya
tidak mengerjakan tugas dalam kelompok
diskusi
6 Keterampilan Saya merasa malu ketika akan menjawab
bertanya dan soal karena takut salah
menjawab Saya malu bertanya pada guru atau teman
soal karena takut dianggap bodoh
7 Keterampilan Saya dengan senang hati meminjamkan alat
saling berbagi tulis pada teman
Saya menjelaskan kepada teman
sekelompok yang belum paham tentang
materi pelajaran
Saya tidak suka jika ada teman saya yang
tidak mengijinkan saya meminjam alat tulis
104

Lampiran 10
Kisi-kisi Instrument Angket Positif dan Negatif Keterampilan Sosial (Variabel Y)
N Indikator Pertanyaan (+) (-)
o
1 Keterampilan Saya malas bekerjasama dengan teman Negatif
bekerjasama satu kelas
Saya berbagi soal dalam pengerjaan tugas
bersama Positif
2 Keterampilan Saya merasa percaya diri diri dalam Positif
berkomunika bergaul
si
Saya membantu teman saya menjawab Positif
sanggahan ketika diskusi
3 Ketarampilan Saya tidak suka apabila ada teman yang Negatif
menghargai berbeda pendapat dengan saya
satu sama Saya mampu mengendalikan rasa ingin Positif
lain menang sendiri (egois)
4 Keterampilan Saya berani mengemukakan pendapat Positif
mengemukak dalam kelompok diskusi
an pendapat Saya tidak berani mengemukakan Negatif
pendapat dikelas,karena takut salah
5 Keterampilan Saya dapat membangun tim atau Positif
membangun kelompok dengan solid
tim atau
kelompokA Saya tidak suka ketika melihat teman saya Negatif
tidak mengerjakan tugas dalam kelompok
diskusi
6 Keterampilan Saya merasa malu ketika akan menjawab Negatif
bertanya dan soal karena takut salah
menjawab Saya malu bertanya pada guru atau teman Negatif
soal karena takut dianggap bodoh
7 Keterampilan Saya dengan senang hati meminjamkan Positif
saling alat tulis pada teman
berbagi Saya menjelaskan kepada teman Positif
sekelompok yang belum paham tentang
materi pelajaran
Saya tidak suka jika ada teman saya yang Negatif
tidak mengijinkan saya meminjam alat
tulis
105

Lampiran 11
ANGKET KETERAMPILAN SOSIAL SISWA
Petunjuk pengisian angket
1. Berilah tanda ceklis (√) pada kolom yang tersedia pada salah satu alternatif
jawaban yang paing sesuai.
2. Alternatif jawaban yang tersedia memiliki 5 kemungkinan dengan skala sebagai
berikut :
STS = Sangat tidak setuju KS = Tidak setuju SS = Sangat setuju
TS = Tidak setuju S = Setuju
No PERTANYAAN S T KS S
T S S S
S
1 Saya malas bekerjasama dengan teman satu kelas

2 Saya berbagi soal pengerjaan tugas bersama

3 Saya merasa percaya diri dalam bergaul

Saya membantu teman saya menjawab sanggahan ketika diskusi


4
Saya tidak suka apabila ada teman yang berbeda pendapat dengan
5 saya
6 Saya mampu mengendalikan rasa ingin menang sendiri (egois)

7 Saya berani mengemukakan pendapat dalam kelompok diskusi

8 Saya tidak berani mengemukakan pendapat dikelas karena takut


salah
9 Saya dapat membangun tim atau kelompok dengan solid

10 Saya tidak suka ketika melihat teman saya tidak mengerjakan tugas
dalam kelompok diskusi
11 Saya merasa malu ketika akan menjawab soal karena takut salah
12 Saya malu bertanya pada guru atau teman karena takut dianggap
bodoh
13 Saya dengan senang hati meminjamkan alat tulis pada teman
106

14 Saya menjelaskan kepada teman kelompok yang belum paham


tentang materi pelajaran
15 Saya tidak suka jika ada teman saya yang tidak mengijinkan saya
meminjam alat tulis
107

Lampiran 12

DATA HASIL ANGKET KETERAMPILAN SOSIAL VARIABEL Y


No Skor Item Pertanyaan
respon 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 1
den 5
1 1 5 4 3 3 3 4 3 3 3 3 3 4 5 2
2 4 5 3 1 2 4 4 4 4 4 3 5 4 5 1
3 4 4 4 1 2 4 4 5 5 4 4 4 3 5 2
4 3 5 4 3 3 4 5 4 3 4 5 5 4 5 2
5 2 4 4 3 3 3 4 3 4 2 4 4 3 4 3
6 2 5 5 1 1 5 4 4 5 4 4 4 4 5 1
7 3 4 4 4 3 5 4 3 4 4 5 4 3 4 2
8 3 4 4 4 3 5 4 3 4 4 5 4 3 4 2
9 4 4 4 2 2 4 4 4 4 4 5 4 5 4 2
10 3 5 5 2 3 4 5 5 4 4 3 5 5 4 1
11 4 4 4 3 2 4 4 4 4 4 4 4 4 3 2
12 4 5 4 1 1 5 4 5 4 1 4 4 4 5 1
13 3 5 5 1 2 4 5 4 3 4 4 4 5 4 2
14 2 5 4 3 3 4 4 5 5 4 4 4 5 4 2
15 4 4 4 2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 2
16 4 4 4 2 2 5 4 4 4 4 4 5 4 4 2
17 4 4 5 2 4 4 3 4 5 4 5 4 4 5 3
18 4 4 4 3 2 5 4 4 4 5 4 4 4 4 2
19 2 4 4 2 2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 2
20 4 4 4 2 2 4 4 4 5 4 5 4 4 4 2
21 2 4 3 2 4 4 4 4 1 1 2 5 3 5 3
22 2 4 3 2 4 4 4 4 1 1 2 5 3 5 3
23 4 5 5 3 2 4 5 4 4 3 4 5 5 5 1
24 4 5 5 4 4 3 5 3 4 4 3 5 4 4 4
25 4 4 5 3 1 3 4 4 5 4 4 3 3 3 4
26 4 5 4 3 4 5 4 5 4 4 5 4 4 4 3
27 4 5 4 2 3 4 4 4 4 3 4 4 4 3 2
28 4 5 5 3 2 4 5 4 4 3 4 5 5 5 1
29 4 4 4 3 3 4 3 4 3 4 4 5 4 3 2
30 4 5 3 3 3 4 4 4 3 3 4 4 3 4 3
31 3 5 1 1 2 5 5 5 4 2 2 4 2 4 2
32 4 5 4 2 2 4 4 4 5 3 5 5 4 4 2
33 4 5 5 1 4 4 4 5 4 5 5 4 5 5 3
34 4 4 4 2 2 4 4 4 4 5 3 5 4 5 3
108

35 2 4 4 2 1 4 4 5 4 4 4 4 5 5 2
109

Lampiran 13

Hasil posttest
No Nama 1 2 3 4 5 6 7 8 9 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 2 2 2 2 25
siswa 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 0 1 2 3 4
1 0 1 1 1 0 0 1 1 0 1 0 0 1 0 1 0 0 1 1 0 0 1 1 0 0
2 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 0 0 0 0 0 0 1 0 0 1 1 0 0
3 0 1 1 0 0 1 1 0 1 1 0 1 0 0 0 1 1 0 0 1 1 1 1 1 0
4 1 1 1 1 1 0 0 1 0 0 1 1 1 0 0 0 1 0 1 1 0 0 0 1 0
5 0 1 1 1 0 1 1 0 0 1 0 1 1 0 0 1 1 0 1 1 0 1 1 0 1
6 0 1 1 1 0 0 1 1 1 1 0 1 0 0 1 0 1 1 1 1 0 1 1 0 1
7 0 1 1 0 1 1 0 0 1 1 0 1 1 0 1 0 1 0 0 1 1 1 1 1 0
8 1 0 1 1 0 0 1 1 1 1 0 0 1 0 1 1 0 1 1 0 1 1 1 0 0
9 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 0 1 0 0 1 0 0 1 1 1 1 0 1 0 1
10 1 1 1 0 0 1 0 0 1 1 0 0 0 1 1 0 1 0 1 1 0 1 0 1 1
11 1 1 1 1 1 0 0 1 0 0 0 1 0 1 0 1 1 1 1 1 0 1 0 1 0
12 0 1 1 1 0 0 0 1 1 1 0 1 0 0 1 0 1 1 1 0 1 0 1 1 0
13 1 1 1 0 0 1 1 0 0 1 0 1 1 0 0 1 1 0 0 1 0 1 1 0 1
14 0 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 0
15 0 1 0 1 1 0 1 1 1 1 0 0 1 1 0 1 1 1 1 0 0 1 0 1 0
16 0 1 1 0 1 0 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 0 0 0
17 1 1 1 0 1 1 1 0 0 1 1 1 0 1 0 1 1 1 0 1 0 0 1 0 1
18 1 1 1 1 1 0 0 1 1 0 0 1 1 0 1 0 1 1 1 0 0 1 0 1 1
19 0 1 1 0 0 0 1 1 1 1 0 1 0 0 0 0 1 1 1 1 0 1 0 0 1
20 0 1 1 0 0 0 1 1 1 1 0 1 1 0 1 0 1 1 1 0 0 1 1 1 0
21 1 1 1 1 1 0 0 0 1 1 0 1 1 0 1 0 1 1 1 1 0 0 1 0 0
22 1 1 1 0 0 0 0 1 1 0 0 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 0 1
23 0 1 1 0 0 1 1 0 1 1 0 1 1 0 0 0 1 1 1 0 1 1 0 1 1
24 1 1 1 1 0 0 0 0 1 1 0 1 0 0 1 0 1 1 1 1 0 1 1 0 0
25 0 1 1 1 1 0 0 1 0 0 0 0 1 0 1 1 0 1 1 1 0 1 1 0 0
26 0 1 1 1 1 0 0 0 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 0 0 0 1
27 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 0 1 0 0 0 1 0 0 1 1 0 1 1 0 0
28 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 0 1 0 1 1 1 1 1 0 1 0 0 1
29 0 1 1 0 1 1 0 1 1 0 0 1 0 0 1 0 1 0 1 1 1 0 1 1 1
30 0 1 1 0 1 1 0 0 1 1 0 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 0 0 1 1
31 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 0 1 0 1 1 0 0 1 0 1 0 1 1 1 1
32 1 0 0 0 0 1 1 0 0 0 1 0 0 1 1 1 1 1 0 1 1 0 0 0 0
33 0 1 1 1 1 0 0 0 0 1 0 1 1 0 0 0 1 1 1 0 1 1 0 1 1
34 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 0 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 0
110

35 0 1 1 1 0 1 0 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 0 0 1 0 0 0
111

Lampiran 14

Hasil pretest
No Nama 1 2 3 4 5 6 7 8 9 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 2 2 2 2 25
siswa 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 0 1 2 3 4
1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 0 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1
2 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 0 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1
3 0 1 0 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 0 1
4 0 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1
5 0 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 0
6 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 0
7 1 0 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 0 1 1 1
8 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 1 1
9 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 0 1 1 1
10 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 0 1 1
11 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1
12 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1
13 0 0 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1
14 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 0
15 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1
16 0 1 0 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 0 1 1 1 1
17 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 0 0 0
18 0 1 0 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 0 1 0 1
19 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 0
20 1 0 1 1 1 1 0 1 1 0 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 0 1 0
21 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 0 1 1 1 0 0 1
22 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 0 1 1 1 1 0 1 1 0
23 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 0 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
24 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 1
25 0 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0
26 1 0 0 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1
27 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 0 0
28 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 0 1
29 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 0 1 0 1 1 1 0
30 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 0 0 1 1 1
31 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1
32 0 1 0 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1
33 0 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 0 0 1 0
34 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1
112

35 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1
113

Lampiran 15
OUTPUT SPSS
UJI VALIDITAS DAN RELIABILITAS
MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE QUIZ TEAM VARIABEL X
Correlations
Item Item
Total Item 1 Item 2 Item 3 Item 4 5
Item Pearson 1 .563** .488** .636** .432** .628
**
Total Correlation
Sig. (2-tailed) .000 .003 .000 .010 .000
N 35 35 35 35 35 35
Item 1 Pearson .563** 1 .361* .251 .024 .103
Correlation
Sig. (2-tailed) .000 .033 .145 .891 .555
N 35 35 35 35 35 35
Item 2 Pearson .488** .361* 1 .364* -.137 .108
Correlation
Sig. (2-tailed) .003 .033 .031 .433 .538
N 35 35 35 35 35 35
Item 3 Pearson .636** .251 .364* 1 .244 .253
Correlation
Sig. (2-tailed) .000 .145 .031 .158 .143
N 35 35 35 35 35 35
Item 4 Pearson .432** .024 -.137 .244 1 .561
**
Correlation
Sig. (2-tailed) .010 .891 .433 .158 .000
N 35 35 35 35 35 35
Item 5 Pearson .628** .103 .108 .253 .561** 1
Correlation
Sig. (2-tailed) .000 .555 .538 .143 .000
N 35 35 35 35 35 35
114

Item 6 Pearson .620** .408* .238 .123 .059 .316


Correlation
Sig. (2-tailed) .000 .015 .168 .481 .736 .064
N 35 35 35 35 35 35
Item 7 Pearson .448** .204 -.102 .123 .059 .158
Correlation
Sig. (2-tailed) .007 .240 .560 .481 .736 .364
N 35 35 35 35 35 35
Item 8 Pearson .602** .067 .556** .427* .024 .284
Correlation
Sig. (2-tailed) .000 .704 .001 .010 .891 .098
N 35 35 35 35 35 35
Item 9 Pearson .559** .507** .147 .306 .089 .207
Correlation
Sig. (2-tailed) .000 .002 .400 .074 .612 .233
N 35 35 35 35 35 35

Correlations

Item 6 Item 7 Item 8 Item 9


Item Total Pearson Correlation .620** .448** .602** .559**

Sig. (2-tailed) .000 .007 .000 .000

N 35 35 35 35

Item 1 Pearson Correlation .408* .204 .067 .507**

Sig. (2-tailed) .015 .240 .704 .002

N 35 35 35 35

Item 2 Pearson Correlation .238 -.102 .556** .147

Sig. (2-tailed) .168 .560 .001 .400

N 35 35 35 35

Item 3 Pearson Correlation .123 .123 .427* .306


115

Sig. (2-tailed) .481 .481 .010 .074

N 35 35 35 35

Item 4 Pearson Correlation .059 .059 .024 .089

Sig. (2-tailed) .736 .736 .891 .612

N 35 35 35 35

Item 5 Pearson Correlation .316 .158 .284 .207

Sig. (2-tailed) .064 .364 .098 .233

N 35 35 35 35

Item 6 Pearson Correlation 1 .464** .408* .196

Sig. (2-tailed) .005 .015 .259

N 35 35 35 35

Item 7 Pearson Correlation .464** 1 .204 .196

Sig. (2-tailed) .005 .240 .259

N 35 35 35 35

Item 8 Pearson Correlation .408* .204 1 .133

Sig. (2-tailed) .015 .240 .445

N 35 35 35 35

Item 9 Pearson Correlation .196 .196 .133 1


116

Sig. (2-tailed) .259 .259 .445

N 35 35 35 35

**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).


*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).
Reliability
Scale: ALL VARIABLES
Case Processing Summary
N %
Cases Valid 35 100.0
a
Excluded 0 .0
Total 35 100.0
a. Listwise deletion based on all variables in the procedure.

Reliability Statistics
Cronbach'
s Alpha N of Items
.710 9

Item Statistics
Mean Std. Deviation N
Item 1 1.8571 .35504 35
Item 2 1.7714 .42604 35
Item 3 1.6857 .47101 35
Item 4 1.6286 .49024 35
Item 5 1.7143 .45835 35
Item 6 1.8000 .40584 35
Item 7 1.8000 .40584 35
Item 8 1.8571 .35504 35
Item 9 1.7429 .44344 35
117

Item-Total Statistics
Corrected Cronbach's
Scale Mean if Scale Variance if Item-Total Alpha if Item
Item Deleted Item Deleted Correlation Deleted
Item 1 14.0000 3.706 .430 .678
Item 2 14.0857 3.728 .311 .698
Item 3 14.1714 3.382 .472 .666
Item 4 14.2286 3.770 .215 .721
Item 5 14.1429 3.420 .466 .668
Item 6 14.0571 3.526 .479 .667
Item 7 14.0571 3.820 .274 .704
Item 8 14.0000 3.647 .477 .671
Item 9 14.1143 3.575 .387 .684

Scale Statistics
Mean Variance Std. Deviation N of Items
15.85 4.420 2.10242 9
71
118

Lampiran 16

KETERAMPILAN SOSIAL VARIABEL Y


Correlations
Item
Tota Item Item Item Item Item Item Item Item Item Item Item
l 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
Ite Pearson 1 .528 .713 .709 .699 .467 .619 .695 .497 .656 .664 .710
** ** ** ** ** ** ** ** ** ** **
m Correlatio
Tot n
al Sig. (2- .001 .000 .000 .000 .005 .000 .000 .002 .000 .000 .000
tailed)
N 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35
Ite Pearson .528* 1 .371 .175 .236 .103 .352 .229 .310 .365 .328 .361
* * * * *
m Correlatio
1 n
Sig. (2- .001 .028 .316 .172 .558 .038 .185 .070 .031 .055 .033
tailed)
N 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35
Ite Pearson .713* .371 1 .607 .254 .166 .594 .638 .549 .506 .323 .475
* * ** ** ** ** ** **
m Correlatio
2 n
Sig. (2- .000 .028 .000 .142 .341 .000 .000 .001 .002 .058 .004
tailed)
N 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35
Ite Pearson .709* .175 .607 1 .356 .107 .464 .706 .335 .571 .456 .467
* ** * ** ** * ** ** **
m Correlatio
3 n
Sig. (2- .000 .316 .000 .036 .539 .005 .000 .049 .000 .006 .005
tailed)
N 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35
Ite Pearson .699* .236 .254 .356 1 .705 .269 .381 .036 .242 .343 .545
* * ** * * **
m Correlatio
4 n
119

Sig. (2- .000 .172 .142 .036 .000 .118 .024 .838 .162 .043 .001
tailed)
N 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35
Ite Pearson .467* .103 .166 .107 .705 1 .094 .146 - - .108 .171
* **
m Correlatio .065 .095
5 n
Sig. (2- .005 .558 .341 .539 .000 .590 .402 .711 .587 .538 .325
tailed)
N 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35
Ite Pearson .619* .352 .594 .464 .269 .094 1 .364 .315 .472 .459 .528
* * ** ** * ** ** **
m Correlatio
6 n
Sig. (2- .000 .038 .000 .005 .118 .590 .032 .065 .004 .006 .001
tailed)
N 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35
Ite Pearson .695* .229 .638 .706 .381 .146 .364 1 .243 .452 .371 .370
* ** ** * * ** * *
m Correlatio
7 n
Sig. (2- .000 .185 .000 .000 .024 .402 .032 .159 .006 .028 .029
tailed)
N 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35
Ite Pearson .497* .310 .549 .335 .036 - .315 .243 1 .487 .365 .353
* ** * ** * *
m Correlatio .065
8 n
Sig. (2- .002 .070 .001 .049 .838 .711 .065 .159 .003 .031 .038
tailed)
N 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35
Ite Pearson .656* .365 .506 .571 .242 - .472 .452 .487 1 .582 .639
* * ** ** ** ** ** ** **
m Correlatio .095
9 n
Sig. (2- .000 .031 .002 .000 .162 .587 .004 .006 .003 .000 .000
tailed)
N 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35
Ite Pearson .664* .328 .323 .456 .343 .108 .459 .371 .365 .582 1 .490
* ** * ** * * ** **
m Correlatio
10 n
120

Sig. (2- .000 .055 .058 .006 .043 .538 .006 .028 .031 .000 .003
tailed)
N 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35
Ite Pearson .710* .361 .475 .467 .545 .171 .528 .370 .353 .639 .490 1
* * ** ** ** ** * * ** **
m Correlatio
11 n
Sig. (2- .000 .033 .004 .005 .001 .325 .001 .029 .038 .000 .003
tailed)
N 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35
Ite Pearson .763* .536 .646 .453 .392 .259 .572 .647 .365 .452 .467 .371
* ** ** ** * ** ** * ** ** *
m Correlatio
12 n
Sig. (2- .000 .001 .000 .006 .020 .133 .000 .000 .031 .006 .005 .028
tailed)
N 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35
Ite Pearson .612* .114 .593 .629 .280 .195 .330 .559 .576 .338 .410 .303
* ** ** ** ** * *
m Correlatio
13 n
Sig. (2- .000 .514 .000 .000 .103 .261 .053 .000 .000 .047 .014 .076
tailed)
N 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35
Ite Pearson .832* .475 .590 .578 .409 .327 .518 .628 .391 .553 .557 .561
* ** ** ** * ** ** * ** ** **
m Correlatio
14 n
Sig. (2- .000 .004 .000 .000 .015 .055 .001 .000 .020 .001 .001 .000
tailed)
N 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35
Ite Pearson .640* .276 .205 .370 .771 .613 .103 .435 .117 .166 .275 .321
* * ** ** **
m Correlatio
15 n
Sig. (2- .000 .108 .237 .029 .000 .000 .554 .009 .505 .341 .110 .060
tailed)
N 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35
121

Correlations
Item 12 Item 13 Item 14 Item 15
Item Total Pearson Correlation .763** .612** .832** .640**
Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .000
N 35 35 35 35
Item 1 Pearson Correlation .536** .114 .475** .276
Sig. (2-tailed) .001 .514 .004 .108
N 35 35 35 35
Item 2 Pearson Correlation .646** .593** .590** .205
Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .237
N 35 35 35 35
Item 3 Pearson Correlation .453** .629** .578** .370*
Sig. (2-tailed) .006 .000 .000 .029
N 35 35 35 35
Item 4 Pearson Correlation .392* .280 .409* .771**
Sig. (2-tailed) .020 .103 .015 .000
N 35 35 35 35
Item 5 Pearson Correlation .259 .195 .327 .613**
Sig. (2-tailed) .133 .261 .055 .000
N 35 35 35 35
Item 6 Pearson Correlation .572** .330 .518** .103
Sig. (2-tailed) .000 .053 .001 .554
N 35 35 35 35
Item 7 Pearson Correlation .647** .559** .628** .435**
Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .009
N 35 35 35 35
Item 8 Pearson Correlation .365* .576** .391* .117
Sig. (2-tailed) .031 .000 .020 .505
N 35 35 35 35
Item 9 Pearson Correlation .452** .338* .553** .166
Sig. (2-tailed) .006 .047 .001 .341
N 35 35 35 35
Item 10 Pearson Correlation .467** .410* .557** .275
122

Sig. (2-tailed) .005 .014 .001 .110


N 35 35 35 35
Item 11 Pearson Correlation .371* .303 .561** .321
Sig. (2-tailed) .028 .076 .000 .060
N 35 35 35 35
Item 12 Pearson Correlation 1 .529** .737** .345*
Sig. (2-tailed) .001 .000 .043
N 35 35 35 35
Item 13 Pearson Correlation .529** 1 .406* .170
Sig. (2-tailed) .001 .015 .330
N 35 35 35 35
Item 14 Pearson Correlation .737** .406* 1 .505**
Sig. (2-tailed) .000 .015 .002
N 35 35 35 35
Item 15 Pearson Correlation .345* .170 .505** 1
Sig. (2-tailed) .043 .330 .002
N 35 35 35 35

**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).


*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).

Scale: ALL VARIABLES


Case Processing Summary
N %
Cas Valid 35 100.0
es Excluded a
0 .0
Total 35 100.0
a. Listwise deletion based on all variables in the procedure.

Reliability Statistics
Cronbach'
s Alpha N of Items
.894 15
123

Item Statistics
Mean Std. Deviation N
Item 1 3.3429 .90563 35
Item 2 4.2857 .75035 35
Item 3 4.0571 .80231 35
Item 4 3.0000 1.23669 35
Item 5 3.1714 1.24819 35
Item 6 4.0286 .70651 35

Item 7 4.0857 .56211 35

Item 8 3.9714 .66358 35

Item 9 3.8286 .98476 35

Item 10 3.5429 1.03875 35

Item 11 3.9429 .87255 35

Item 12 4.0000 .72761 35

Item 13 3.9429 .76477 35

Item 14 3.7143 .98731 35

Item 15 3.0857 1.17251 35


124

Item-Total Statistics

Scale Mean if Scale Variance if Corrected Item- Cronbach's Alpha


Item Deleted Item Deleted Total Correlation if Item Deleted
Item 1 52.6571 68.820 .447 .892
Item 2 51.7143 67.563 .667 .884
Item 3 51.9429 67.055 .659 .884
Item 4 53.0000 62.765 .615 .886
Item 5 52.8286 67.734 .344 .901
Item 6 51.9714 69.205 .566 .888
Item 7 51.9143 69.845 .659 .887
Item 8 52.0286 71.029 .437 .892
Item 9 52.1714 66.029 .585 .887
Item 10 52.4571 65.373 .589 .886
Item 11 52.0571 66.291 .655 .884
Item 12 52.0000 67.176 .725 .883
Item 13 52.0571 68.761 .552 .888
Item 14 52.2857 62.975 .792 .877
Item 15 52.9143 64.610 .550 .889

Scale Statistics
Mean Variance Std. Deviation N of Items
56.0000 76.353 8.73802 15
125

Lampiran 17
OUTPUT SPSS

Distribusi frekuensi
Statistics
Pretest Postest
N Valid 35 35
Missing 0 0
Mean 59.2000 77.7143
Median 60.0000 80.0000
Mode 60.00 80.00
Std. Deviation 6.12036 4.36949
Variance 37.459 19.092
Minimum 44.00 68.00
Maximum 72.00 84.00
Sum 2072.00 2720.00

Frequency Table
Pretest
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid 44.00 1 2.9 2.9 2.9
48.00 2 5.7 5.7 8.6
52.00 3 8.6 8.6 17.1
56.00 7 20.0 20.0 37.1
60.00 11 31.4 31.4 68.6
64.00 7 20.0 20.0 88.6
68.00 3 8.6 8.6 97.1
72.00 1 2.9 2.9 100.0
Total 35 100.0 100.0
126

Postest
Frequen
cy Percent Valid Percent Cumulative Percent
Vali 68.00 3 8.6 8.6 8.6
d 72.00 2 5.7 5.7 14.3
76.00 12 34.3 34.3 48.6
80.00 13 37.1 37.1 85.7
84.00 5 14.3 14.3 100.0
Total 35 100.0 100.0
127

Lampiran 18

UJI NORMALITAS
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Model
Pembelajaran
Kooperatif Tipe
Quiz Team Keterampilan Sosial
N 35 35
Normal Mean 15.8571 56.0000
a,b
Parameters Std. Deviation 2.10242 8.73802
Most Absolute .192 .124
Extreme Positive .154 .075
Differences Negative -.192 -.124
Kolmogorov-Smirnov Z 1.138 .732
Asymp. Sig. (2-tailed) .150 .657
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.

UJI REGRESI
Regression
Variables Entered/Removeda
Model Variables Entered Variables Removed Method
1 Model Pembelajaran
Kooperatif Tipe Quiz . Enter
b
Team
a. Dependent Variable: Keterampilan Sosial
b. All requested variables entered.
128

Model Summary
Mod Adjusted R
el R R Square Square Std. Error of the Estimate
1
.796a .633 .622 5.37222

a. Predictors: (Constant), Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Quiz Team

ANOVAa
Sum of
Model Squares Df Mean Square F Sig.
1 Regression 1643.596 1 1643.596 56.949 .000b
Residual 952.404 33 28.861
Total 2596.000 34
a. Dependent Variable: Keterampilan Sosial
b. Predictors: (Constant), Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Quiz Team

Coefficientsa
Standardi
zed
Unstandardized Coefficie
Coefficients nts
Model B Std. Error Beta t Sig.
1 (Constant) 3.560 7.008 .508 .615
Model Pembelajaran
3.307 .438 .796 7.546 .000
Kooperatif Tipe Quiz Team
a. Dependent Variable: Keterampilan Sosial
129

Lampiran 19
Tabel N-gain
No Siswa Pretest Postest N Gain Keterangan
1 Siswa 1 48 76 0,54 Sedang
2 Siswa 2 48 80 0,62 Sedang
3 Siswa 3 56 72 0,36 Sedang
4 Siswa 4 52 80 0,58 Sedang
5 Siswa 5 60 76 0,40 Sedang
6 Siswa 6 64 80 0,44 Sedang
7 Siswa 7 60 76 0,40 Sedang
8 Siswa 8 60 84 0,60 Sedang
9 Siswa 9 64 80 0,44 Sedang
10 Siswa 10 56 80 0,55 Sedang
11 Siswa 11 60 80 0,50 Sedang
12 Siswa 12 56 80 0,55 Sedang
13 Siswa 13 56 76 0,45 Sedang
14 Siswa 14 68 76 0,25 Rendah
15 Siswa 15 60 84 0,60 Sedang
16 Siswa 16 64 72 0,22 Rendah
17 Siswa 17 64 76 0,33 Sedang
18 Siswa 18 64 68 0,11 Rendah
19 Siswa 19 52 76 0,50 Sedang
20 Siswa 20 60 68 0,20 Rendah
21 Siswa 21 60 76 0,40 Sedang
22 Siswa 22 64 76 0,33 Sedang
23 Siswa 23 60 80 0,50 Sedang
24 Siswa 24 56 80 0,55 Sedang
25 Siswa 25 52 80 0,58 Sedang
26 Siswa 26 60 80 0,50 Sedang
27 Siswa 27 56 76 0,45 Sedang
28 Siswa 28 68 84 0,50 Sedang
29 Siswa 29 60 80 0,50 Sedang
30 Siswa 30 64 76 0,33 Sedang
31 Siswa 31 68 84 0,50 Sedang
32 Siswa 32 44 76 0,57 Sedang
33 Siswa 33 56 68 0,27 Rendah
34 Siswa 34 72 80 0,29 Rendah
130

35 Siswa 35 60 84 0,60 Sedang


JUMLAH 2072 2720 15,53 Tinggi
RATA-RATA 59,20 77,71 0,44 Sedang
131

Lampiran 20
Diagram hasil Pretest dan Postest

Rata-rata

77.71

80.00 59.20
70.00
60.00
50.00 Pretest
40.00 Postest
30.00
20.00
10.00
0.00
Pretest Postest

Anda mungkin juga menyukai