Skripsi Puji
Skripsi Puji
PENDAHULUAN
1
2
dituntut memiliki semangat dan dorongan untuk aktif dalam proses belajar mengajar di
kelas, sehingga tercapainya keberhasilan belajar dalam bidang kognitif, afektif dan
psikomotorik dapat terpenuhi. Salah satu keberhasilan belajar yaitu terletak pada bidang
kognitif, ranah kognitif mencakup pada segi pengetahuan, pemahaman dan penerapan.
sebagaimana menurut Sukarjo dan Komarudin (2012:53).
Agar penyampaian materi kepada siswa mencakup bidang kognitif seperti yang
dipaparkan di atas diperlukan model belajar yang menunjang. Model belajar yang
menunjang untuk meningkatkan kognitif siswa salah satunya adalah model
kooperatif,sebagaimana Joyce at al (2009: 77) mengatakan : para ‘’Johnsons’’ dan
rekannya (Johnson dan Stane, 2000) fokus pada berbandingan antara model kooperatif
dengan model kompetitif. Secara keseluruhan, hampir seluruh kajian yang membandingkan
susunan kooperatif dengan susunan kompetitif mengindikasikan bahwa susunan kooperatif
jauh lebih efektif dalam meningkatkan perkembangan personal, sosial dan akademik siswa.
Dalam model ini siswa dilatih untuk bisa bekerjasama dengan temannya agar
dalam pencapaian tujuan belajar yang diharapkan bisa lebih efektif, dengan kerjasama
siswa akan lebih mudah mengingat pengetahuan, memahami tentang apa yang dibahas
bahkan dalam menerapkannya pun akan lebih mudah, untuk itu kooperatif efektif bisa
dipakai oleh guru dalam pembelajaran di kelas. Banyak cara yang digunakan guru dalam
menyampaikan materi, sehingga dalam prakteknya guru kadang kebingungan dalam
menggunakan model belajar apa yang kira-kira efektif digunakan untuk tujuan yang
diinginkannya, bahkan seringkali guru masih menggunakan pembelajaran secara
konvesional, dimana model pembelajaran ini membuat siswa menjadi pasif, sehingga hanya
sebagian siswa saja yang aktif dapat menyimak dan memahami materi dengan baik,
sedangkan sebagian besar yang lainnya hanya menerima apa yang disampaikan oleh guru.
Kondisi tersebut terjadi karena guru sebagai pengajar tidak memperaktikan model
pembelajaran yang bisa membuat siswanya berkembang, sehingga efektivitas belajar
khususnya pada siswa menjadi menurun, siswa lebih banyak melakukan aktifitas lain yang
tidak berkaitan dengan pembelajaran misalnya tidur di kelas, mencontek pekerjaan teman,
membolak balik buku tanpa tahu apa yang harus dikerjakan, berbicara dengan teman
3
sebangku karena sama-sama tidak mengerti. Karena pada saat pembelajaran disekolah
siswa berinteraksi dengan teman dan guru, interaksi diperlukan oleh siswa sebagai proses
belajar, baik saat di dalam kelas maupun di luar kelas. Pembelajaran yang baik akan
tercapai dengan interaksi yang baik pula. Pembelajaran di sekolah diupayakan agar sesuai
dengan perkembangan sikap dan cara berpikir siswa. Interaksi yang positif akan
mendukung siswa untukmengoptimalkan potensi dalam diri siswa. Karena keterampilan
sosial diperlukan untuk membantu siswa berinteraksi dengan orang lain dan lingkungan
sekitar.
Penulis melakukan observasi kepada guru ilmu pengetahuan sosial (IPS) MTsN 11
Cirebon karena penulis melihat dalam penyampaian materi guru masih menggunakan
model pembelajaran konvensional yaitu pada awal pembelajaran dilaksanakan dengan
ceramah, kemudian hanya tanya jawab, lalu diberikan beberapa soal dan siswa diminta
menyelesaikan soal tersebut. Karena model pembelajaran seperti ini di anggap
membosankan oleh siswa karena cenderung membuat suasana belajar menjadi monoton,
kurang memotivasi siswa untuk aktif dan kurang bersemangat dalam mengikuti pelajaran.
Kondisi tersebut dapat mengurangi minat belajar siswa pada mata pelajaran IPS yang
berdampak pada keterampilan sosial siswa.
Guna menciptakan suasana belajar yang kondusif dalam pembelajaran harus
membuat siswa menjadi aktif, karena banyak sekali model pembelajaran yang dapat
digunakan dalam proses belajar mengajar, salah satunya model pembelajaran yang efektif
yaitu dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe quiz team. Kelebihan
model pembelajaran kooperatif tipe quiz team, dapat meningkatkan keseriusan dalam
belajar, dapat menghilangkan kebosanan, mengajak siswa untuk terlibat penuh,
memfokuskan siswa sebagai subjek belajar, menambah semangat dan minat belajar siswa.
Jika model pembelajaran kooperatif tipe quiz team ini dilaksanakan secara tepat dan benar
maka siswa akan mampu memahami dan memaknai pelajaran. Apabila dalam proses
pembelajaran dibuat menyenangkan, maka siswa akan merasa senang dan tidak bosan
dalam mengikuti kegiatan belajar. Selain itu siswa senantiasa aktif belajar dengan motivasi
yang tinggi agar dapat memperoleh nilai tinggi dalam pertandingan akademis seperti dalam
4
model pembelajaran kooperatif tipe quiz team tersebut, siswa akan mampu mengaitkan
pelajaran dalam kehidupan mereka sehari-hari dan siswa akan memiliki minat untuk belajar
sehingga aktivitas dan keterampilan sosial siswa akan meningkat.
Berdasarkan latar belakang masalah tersebut, penulis tertarik untuk melakukan
penelitian dengan judul : “PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF
TIPE QUIZ TEAM TERHADAP KETERAMPILANSOSIAL SISWA KELAS VII
MTSN 11 CIREBON”.
B. Identifikasi Masalah
1. Ada Sebagian siswa yang tidak memperhatikan guru pada saat proses pembelajaran
IPS.
2. Sebagian siswa cenderung kurang tertarik pada pembelajaran IPS. Karena hal ini
ditunjukan dengan prilaku siswa yang mengobrol dengan temannya atau asik
sendiri.
3. Belum di ketahui berapa besar pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe quiz
team terhadap keterampilan sosial siswa.
C. Batasan Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah yang ada di atas agar dalam penyusunan ini tidak
terlepas dari tujuan, maka dari itu perlu diberikan batasan masalah. Karena batasan
permasalahan yang dibatasi hanya berkenaan dengan pengaruh model pembelajaran tipe
quiz team terhadap keterampilan sosial siswa.
1. Model pembelajaran kooperatif tipe quiz team yang dimaksud dalam penelitian ini
adalah
berdasarkan menurut pendapat Supriyono (2009:114) yang mencakup langkah-langkah
sebagai berikut :
a. Guru memilih topik yang biasa disajikan dalam tiga segmen.
b. Siswa dibagi kedalam tiga kelompok besar.
c. Guru menjelaskan scenario pembelajaran.
d. Guru menyajikan materi pelajaran.
5
e. Guru meminta tim A untuk menyiapkan kuis jawaban singkat, sementara tim B, tim
C menggunakan waktu untuk memeriksa catatan mereka.
f. Tim A memberikan kuis kepada tim B jika tim B tidak dapat menjawab pertanyaan
tim C segera menjawabnya.
g. Tim A mengarahkan pertanyaan berikutnya kepada anggota tim C dan mengulang
proses tersebut.
h. Ketika kuisnya selesai, lanjutkan segmen kedua dari pelajaran dan mintalah tim B
sebagai pemandu kuis.
i. Setelah tim B menyelesaikan kuisnya lanjutkan dengan segmen ketiga dari pelajaran
dan tunjuklah tim C sebagai pemandu kuis.
2. Keterampilan sosial yang dimaksud dalam penelitian ini adalah berdasarkan menurut
Pendapat Slameto (2011:117 ) yang memuat indikator yakni :
a. Keterampilan bekerjasama.
b. Keterampilan berkomunikasi.
c. Keterampilan menghargai satu sama lain.
d. Keterampilan mengemukakan pendapat.
e. Keterampilan membangun tim atau kelompok.
f. Keterampilan bertanya dan menjawab soal.
g. Keterampilan saling berbagi.
D. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang yang ada di atas dapat diidentifikasikan beberapa
permasalah yang dapat di kemukakan sebagai berikut :
1. Seberapa besar pembelajaran kooperatif tipe quiz team dalam pembelajaran IPS di
kelas VII MTsN 11 Cirebon ?
2. Seberapa tinggi keterampilan sosial siswa di kelas VII MTsN 11 Cirebon ?
3. Adakah pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe quiz team terhadap
keterampilan sosial siswa kelas VII MTsN 11 Cirebon?
6
E. Tujuan Penelitian
1. Untuk mengetahui pembelajaran kooperatif tipe quiz team dalam pembelajaran IPS
di kelas VII MTsN 11 Cirebon .
2. Untuk mengetahui keterampilan sosial siswa di kelas VII MTsN 11 Cirebon.
3. Untuk mengetahui pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe quiz team terhadap
keterampilan sosial siswa di MTsN 11 Cirebon.
F. Manfaat Penelitian
1. Manfaat secara teoritis
Pada hasil penelitian ini di harapkan dapat memberikan pengetahuan bagi dunia
pendidikan yang di dalamnya menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe quiz team
dalam merancang pembelajaran yang kreatif dan inovatif.
2. Manfaat secara praktis
a. Bagi guru
1. Untuk memberikan suatu pengetahuan dan masukan kepada para guru dalam
memecahkan kesulitan dalam belajar siswasehingga dapat meningkatkan
keberhasilan dalam proses belajar mengajar IPS.
2. Dapat memberikan informasi kepada guru untuk mencoba menggunakan model
pembelajaran kooperatif tipe quiz team dalam mata pelajaran IPS.
b. Bagi siswa
1. Mampu mengatasi kejenuhan belajar dalam pelajaran IPS sehingga dapat
meningkatkan keterampilan sosial siswa.
2. Mempermudah untuk siswa dalam menemukan cara belajar yang lebih efektif dalam
memahami konsep IPS.
c. Bagi penulis
Untuk mendapatkan tambahan wawasan dalam pengetahuan yang luas dan berkemampuan,
khususnya yang berkaitan dengan penyusunan suatu rancangan pembelajaran IPS yang
efektif serta dapat menyatakan siswa pembelajaran di kelas.
BAB II
KAJIAN TEORI
7
8
2000:20) juga berpendapat bahwa melalui cooperatif learning peserta didik bukan hanya
dapat dilatih mengenai sikap keunggulan individual yang tergantung pada keunggulan
kelompok melainkan juga semangat serta keterampilan kooperatif yang merupakan bagian
dari kemampuan relatif sosial di dalam kelompok yang menghimpun berbagai
individu.Pembelajaran cooperatif learning dapat menambah minat dan motivasi siswa
terhadap pembelajaran IPS karena masalah-masalah yang disajikan, selain bersumber dari
guru dapat juga berasal dari pengalaman-pengalaman siswa sehingga ketika siswa belajar
IPS, siswa akan merasakan bahwa belajar IPS memang bermanfaat bagi mereka.
Pada pembelajaran cooperatif learning tugas guru adalah membantu siswa
mencapai tujuannya, yaitu guru lebih banyak berurusan dengan strategi dari pada
memberikan informasi. Tugas guru mengelola kelas dengan sebuah tim yang bekerjasama
untuk menemukan sesuatu yang baru bagi kelas dan sesuatu yang baru datang dari
“menemukan sendiri” bukan dari “apa kata guru” dengan kata lain tugas guru hanya
sebagai fasilitator, mediator dan evaluator. Sementara siswa berfikir serta memilih nuansa
demokratis dengan menghargai pendapat orang lain. Pembelajaran kooperatif adalah model
pembelajaran yang dirancang agar siswa menjadi aktif dan bekerja dalam kelompok dengan
tujuan bersama.
b. Tujuan Pembelajaran Kooperatif
Sebelumnya telah dijelaskan tentang apa itu pengertian kooperatif learning dari
pendapat beberapa para ahli, model pembelajaran kooperatif juga memiliki tujuan
komponen utama pembelajaran yang efektif yaitu :
a. Johnson dkk (1994) dalam Trianto (2011:57)
Menyatakan bahwa tujuan pokok belajar kooperatif adalah memaksimalkan belajar
siswa untuk peningkatan presentasi akademik dan pemahaman baik secara individu maupun
secara kelompok. Karena siswa bekerja dalam suatu team, maka dengan sendirinya dapat
memperbaiki hubungan di antara para siswa dari berbagai latar belakang etnis dan
kemampuan, mengembangkan keterampilan-keterampilan proses kelompok dan pemecahan
masalah.
10
guru dalam pembelajaran dengan prosedur siswa dibentuk dalam kelompok dengan masing-
masing anggota kelompok mempunyai tanggung jawab yang sama atas keberhasilan
kelompoknya dalam memahami materi dan menjawab soal. Dalam tipe quiz team ini di
awali dengan guru menerangkan materi, lalu siswa dibagi kedalam tiga kelompok besar.
Semua anggota kelompok bersama-sama mempelajari materi tersebut , saling memberi
arahan, saling memberikan pertanyaan dan jawaban untuk memahami mata pelajaran
tersebut. Setelah selesai materi maka diadakan suatu pertandingan akademis. Adanya
pertandingan akademis ini maka akan terciptanya kompetisi antar kelompok.
Untuk menerapkan model quiz team dalam proses belajar mungkin akan sulit karena
siswa terbiasa menerima metode pembelajaran yang konvensional. Dimana siswa hanya
terpaku memperoleh informasi dari gurunya. Semua materi disampaikan dengan lengkap
oleh guru sehingga siswa lebih cenderung kurang percaya terhadap materi yang
disampaikan oleh temannya. Pada dasarnya model pembelajaran ini sangat bagus untuk
diterapkan karena siswa akan lebih aktif dan suasana belajar menjadi hidup. Ada beberapa
perbedaan antara model quiz team dengan model pembelajaran konvensional. Model
konvensional tujuan pembelajarannya tidak dirumuskan secara spesifik. Pembelajaran
dengan model ini bersifat ceramah dimana siswa pasif dan hanya mendengarkan materi
yang disampaikan oleh guru. Siswa juga hanya mengerjakan soal-soal latihan. Selain itu
materi yang diberikan kepada siswa secara keseluruhan tanpa memperhatikan secara
individu. Sedangkan tipe quiz team tujuannya spesifik, kegiatan belajar dilakukan dengan
dengan diskusi kelompok. Siswa akan lebih aktif dimana guru hanya menjadi fasilitator,
materi akan diberikan kepada kelompok dengan memperhatikan siswa secara individu serta
mengadakan pertandingan antar kelompok sehingga proses pembelajaran menjadi lebih
menyenangkan. Dengan adanya kompetisi juga dapat membuat siswa lebih semangat untuk
belajar, materi pembelajaran juga akan lebih mudah diingat karena selain dapat berdiskusi
pada akhir pembelajaran guru akan menjelaskan seluruh pertanyaan dan jawaban yang
dianggap perlu. Tak kalah penting siswa juga dapat saling bekerja sama karena belajar
secara berkelompok.
16
d. Minta tim A untuk menyiapkan kuis yang berjawaban singkat. Kuis ini tidak
memakan waktu lebih dari lima menit untuk persiapan. Tim B dan C memanfaatkan
waktu untuk meninjau catatan mereka.
e. Tim A menguji anggota tim B. jika tim B tidak bisa menjawab, tim C diberi
kesempatan untuk menjawabnya.
f. Tim A melanjutkan ke pertanyaan selanjutnya kepada anggota tim C. jika tim C
tidak bisa menjawab, tim B diberi kesempatan untuk menjawabnya dan ulangi
prosesnya.
g. Ketika kuis selesai, lanjutkan dengan segmen kedua dari pelajaran dan mintalah tim
B sebagai pemandu kuis.
h. Setelah tim B menyelesaikan kuisnya, lanjutkan dengan segmen ketiga dari
pelajaran dan tunjuklah tim C sebagai pemandu kuis.
c. Kekurangan dan Kelebihan Pembelajaran Model Kooperatif Tipe Quiz Team
Berdasarkan pembahasan di atas terdapat beberapa kelebihan dari pembelajaran tipe
quiz team itu sendiri diantaranya sebagai berikut :
a. Berpusat pada peserta didik.
b. Penekanan pada menemukan pengetahuan bukan menerima pengetahuan.
c. Sangat menyenangkan.
d. Memberdayakan semua potensi dan indra peserta didik.
e. Menggunakan metode yang bervariasi.
f. Menggunakan banyak media.
g. Disesuaikan dengan pengetahuan yang sudah ada.
Sedangkankelemahan dari pembelajaran tipe quiz team pada penelitian ini langkah-
langkah yang digunakan menurut Supriyono (2009:114) diantaranya sebagai berikut :
a. Peserta didik sulit mengorientasikan pemikirannya ketika tidak didampingi oleh
pendidik.
b. Pembahasan terkesan ke segala arah atau tidak terfokus.
c. Memerlukan kendali yang ketat dalam mengkondisikan kelas saat keributan.
19
d. Hanya siswa tertentu yang dianggap pintar dalam kelompok tersebut yakni yang
bisa menjawab soal kuis karena permainan dituntut cepat dan memberikan
kesempatan diskusi yang singkat, serta memerlukan waktu yang lama.
C. Keterampilan Sosial
a. Pengertian Keterampilan Sosial
Keterampilan sosial berasal dari kata terampil dan sosial. kata keterampilan berasal
dari kata terampil karena didalamnya terkandung proses belajar dari tidak terampil menjadi
terampil. Seseorang yang dapat melakukan sesuatu dengan cepat tetapi salah, tidak dapat
dikatakan terampil. Demikian jika seseorang yang terampil dalam suatu bidang tidak ragu-
ragu melakukan pekerjaan tersebut, seakan-akan tidak pernah dipikirkan lagi bagaimana
melaksanakannya dan tidak ada lagi kesulitan-kesulitan yang menghambat. Kata sosial
digunakan karena bertujuan untuk mengajarkan cara berinteraksi dengan orang lain.
Dengan demikian keterampilan sosial yaitu pelatihan yang bertujuan untuk mengajarkan
kemampuan berinteraksi dengan oranglain kepada individu-individu yang tidak terampil
menjadi terampil berinteraksi dengan orang-orang disekitarnya, baik dalam hubungan
formal maupun nonformal.
Keterampilan sosial (social skills) merupakan bagian penting dari kemampuan
hidup manusia. Tanpa memiliki keterampilan ini manusia tidak mulus dalam berinteraksi
dengan orang lain, sehingga hidupnya kurang harmonis. Cartledge dan Milburn (1992:8)
menyatakan bahwa keterampilan sosial sangat diperlukan ketika siswa memasuki kelompok
sebaya. Beberapa fakta menunjukan siswa dengan keterampilan sosial rendah pada
umumnya tidak disukai, dikucilkan atau diabaikan oleh teman-temannya. Siswa seringkali
mengalami kegagalan dalam lingkungannya, akan mendapatkan penilaian negatif dari
lingkungannya, demikian juga siswa yang tidak mempunyai keterampilan sosial akan sulit
mempertahankan dan menjalin hubungan dengan teman lain, perilakunya seringkali
merugikan diri sendiri dan oranglain sehngga menimbulkan reaksi negatif dari dari teman-
teman lainnya. Keterampilan sosial dapat membawa anak untuk lebih berani menyatakan
diri, mengungkapkan setiap prasaan atau permasalahan yang dihadapi dan sekaligus
menemukan penyelesaian adaptif, sehingga mereka tidak mencari hal-hal lain yang justru
20
dapat merugikan diri sendiri dan orang lain. Sebagai mahluk sosial, manusia senantiasa
membutuhkan teman untuk memenuhi berbagai kebutuhan hidupnya manusia melalui
akalnya menciptakan pengetahuan sebagai alat untuk beradaptasi dengan lingkungannya,
kemudian untuk kebutuhan hidup berkelompok diciptakan pula kebudayaan sehingga layak
disebut masyarakat. Keterampilan berpikir dan berdaya nalar, keterampilan hidup bersama,
keterampilan berkegiat dan keterampilan pengendalian diri (emosi,prasaan) merupakan
keterampilan dasar untuk bertahan dan menjalin kehidupan.
Keterampilan sosial merupakan bagian penting dari hidup manusia. Tanpa memiliki
keterampilan sosial manusia tidak dapat berinteraksi dengan orang lain yang ada
dilingkungannya karena keterampilan sosial dibutuhkan dalam kehidupan bermasyarakat.
Keterampilan sosial merupakan keterampilan yang dapat diproleh melalui proses belajar
mengenai cara-cara mengatasi dan melakukan hubungan sosial dengan baik. Nandang
(2006:21) menyatakan bahwa keterampilan sosial yang dipandang penting bagi siswa
adalah keterampilan berkomunikasi, keterampilan menyesuaikan diri dan keterampilan
menjalin hubungan baik dengan lingkungannya. keterampilan ialah kegiatan yang
berhubungan dengan urat-urat syarat dan otot-otot (neuromuscular) yang lazimnya tampak
dalam kegiatan jasmaniah seperti menulis, mengetik, olahraga dan sebagainya. Meskipun
sifatnya motorik, namun keterampilan itu memerlukan koordinasi gerak yang teliti dan
kesadaran yang tinggi. Dengan demikian, siswa yang melakukan gerakan motorik dengan
koordinasian kesadaran yang rendah dapat dianggap kurang atau tidak terampil.Disamping
itu menurut Reber (1988), keterampilan adalah kemampuan melakukan pola-pola tingkah
laku yang kompleks dan tersusun rapi secara mulus dan sesuai dengan keadaan untuk
mencapai hasil tertentu. Keterampilan bukan hanya meliputi gerakan motorik melainkan
juga mental yang bersifat kognitif. Konotasinya pun luas sehingga sampai-sampai pada
mempengaruhinya atau mendayagunakan orang lain. Artinya orang yang mampu
mendayagunakan orang lain. Artinya orang yang mampu mendayagunakan orang lain
secara tepat juga dianggap sebagai orang yang terampil (Ahmad dan
Sofan,2011:119).Adapun mata pelajarannya, siswa belajar lebih cepat dan lebih efektif jika
21
menghargai oranglain, menghargai diri sendiri dan bersikap sopan santun. Keterampilan
sosial memiliki empat bentuk kemampuan dasar yang digunakan dalam pergaulan antar
pribadi dalam kehidupan sehari-hari. Komponen-komponen tersebut adalah kemampuan
untuk mengorganisir kelompok, membandingkan pemecahan masalah, menjalin hubungan
pribadi yang baik dan kemampuan melakukan analisis sosial. lebih jauh keterampilan ini
akan membawa pada pada keberhasilan dalam kehidupan individu. Tidak saja keterampilan
ini berguna bagi kesuksesan hidup individu melainkan juga dapat menjadi tenaga
penggerak dinamika kelompok (Muhyidin,2012).Keterampilan sosial merupakan
kemampuan untuk mencapai tujuan yang dimiliki seseorang melalui hubungan dengan
oranglain.
Hubungan dengan orang lain tersebut merupakan sarana dalam mencapai tujuan
hidup seseorang. Seseorang yang terampil dalam berhubungan dengan orang lain maka ia
akan lebih berhasil dalam mencapai tujuannya (Sudarsih,2011). Laura dalam Maxyani,
(2011:19) menjelaskan mengenai pentingnya keterampilan sosial dikembangkan dikelas
karena keterampilan sosial sangat diperlukan dan harus jadi prioritas dalam mengajar.
Mengajar bukan hanya sekedar mengembangkan keterampilan akademik. Hal yang sangat
penting dalam mengembangkan keterampilan sosial adalah mendiskusikan sesama guru
atau orang tua tentang keterampilan sosial apa yang harus menjadi prioritas, memilih salah
satu keterampilan sosial, memaparkan pentingnya keterampilan sosial, memperaktikan
kembali setelah diperbaiki, merefleksi dan seterusnya sampai betul-betul terkuasai oleh
peserta didik. Peran keterampilan sosial yang sangat penting ini sudah sepantasnya
mendapatkan perhatian khusus pihak sekolah selaku penyelenggara pendidikan.
Keterampilan sosial harus diajarkan dan dilatih, diprogramkan dalam pembelajaran berbasis
keterampilan sosial pada sekolah. Sumber belajar diharapkan dipilih oleh guru dari isu-isu
sosial serta lingkungan sekitar siswa sehingga siswa mampu berpikir kritis dan
memecahkan masalah-masalah yang muncul.
Indikator keterampilan sosial yang akan diobservasi dalam penelitian ini menurut
Slameto (,2011:117 )adalah :
24
a. Keterampilan bekerjasama.
b. Keterampilan berkomunikasi.
c. Keterampilan menghargai satu sama lain.
d. Keterampilan mengemukakan pendapat.
e. Keterampilan membangun tim atau kelompok.
f. Keterampilan bertanya dan menjawab soal.
g. Keterampilan saling berbagi.
b. Faktor-faktor Yang Menpengaruhi Keterampilan
Sunarto dan Hartono (2006:130-133) menyatakan bahwa pembentuk perkembangan
atau keterampilan manusia dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu faktor keluarga,
kematangan anak, setatus sosial ekonomi keluarga, tingkat pendidikan serta kemampuan
mental terutama emosi dan intelegensi. Perkembangan sosial siswa berdasarkan hubungan
siswa dengan keluarga, kualitas bermain bersama teman sebayanya serta lingkungan luar.
Keluarga mempunyai peran sebagai pemelihara dan sebagai wadah sosialisasi bagi
anaknya. Apabila pola asuh orang tua terhadap anak berpengaruh pada keterampilan sosial
anak. Pola asuh yang baik adalah pola asuh otoritatif dimana orang tua melakukan kontrol
kepada anak tetapi tidak terlalu ketat (Santrock,2007:167). Dalam hal ini anak memiliki
kebebasan tapi tetap dalam dalam pengawasan. Pola asuh otoritatif dapat menumbuhkan
rasa kepercayaan orang tua terhadap perilaku anaknya sehingga anak akan tumbuh rasa
kepercayaan diri tanpa kebebasan dan tetap mempunyai tanggung jawab. Orang tua
memiliki peranan yang besar pada siswa dalam pembentukan keterampilan sosialnya,
namun melalui interaksi teman sebayanyalah anak-anak dan remaja belajar bagaimana
berinteraksi dalam hubungan yang simetris dan timbal balik (Santrock,2007:205). Interaksi
tersebut dapat dilakukan pada saat pembelajaran berlangsung. Pembelajaran yang dilakukan
dikelas pada hakikatnya adalah interaksi yang dilakukan antara siswa lain dalam hal ini
adalah teman sebaya dan guru. Pada saat jam istirahat pun siswa berinteraksi dengan cara
bermain dengan teman yang mayoritas adalah teman sekelasnya. Interaksi teman sebaya
yang baik juga mendukung perkembangan keterampilan sosial yang baik.
25
b. Situasi spesifik (situation specifity), merupakan sebuah konsep yang relavan dengan
keterampilan sosial. siswa dengan keterampilan sosial ditandai dengan adanya
fleksibilitas perilaku, mereka memiliki kesadaran bahwa pada situasi yang berbeda
diperlukan perilaku yang berbeda pula.
c. Hubungan teman sebaya, merupakan elemen terpenting dalam kehidupan anak dan
memberikan kontribusi dalam perkembangan sosialnya. Peran keterampilan sosial
dalam hubungan teman sebaya menjadi salah satu faktor pendukung yang mendorong
adanya penerimaan teman sebayanya.
c. Aspek-aspek keterampilan sosial
Stephen (Cartledge dan Milburn,1995) menegaskan bahwa keterampilan sosial pada
siswa mempunyai empat sub aspek dalam pengembangan perilaku sosial individu. Dalam
hal ini keempat aspek perilaku menjadi indicator tinggi rendahnya keterampilan sosial
siswa. Perilaku tersebut antara lain :
a. Perilaku terhadap lingkungan
Merupakan bentuk perilaku yang menunjukan tingkah laku sosial individu dalam
mengenal dan memperlakukan lingkungan hidupnya seperti peduli terhadap lingkungan,
membuang sampah pada tempatnya dan sebagainya.
b. Perilaku interpersonal
Merupakan bentuk perilaku yang menunjukan tingkah laku sosial individu dalam
mengenal dan mengadakan hubungan dengan sesame individu lain (dengan teman sebaya
dan guru). Contoh perilaku tersebut seperti menerima otoritas, senang membantu oranglain,
mengatasi konflik, bersifat positif terhadap orang lain.
c. Prilaku yang berhubungan dengan diri sendiri
Yaitu bentuk perilaku yang menunjukan tingkah laku sosial individu terhadap
dirinya sendiri. Contohnya perilaku tersebut yaitu dapat mengekspresikan perasaan, dapat
menyadari dan menerima konsekuensi atas perbuatannya sendiri.
d. Perilaku yang berhubungan dengan tugas
Merupakan bentuk perilaku atau respons individu terhadap sejumlah tugas akademis
yang terwujud dalam bentuk memperhatikan selama pelajaran berlangsung, aktif dalam
27
diskusi kelas, memiliki kualitas belajar yang baik, memenuhi tugas-tugas pelajaran di kelas
dan bertanya atau menjawab pertanyaan yang diberikan oleh guru.
d. Perilaku Yang Menimbulkan Penerimaan Sosial
Perilaku yang dapat menimbulkan penerimaan sosial atau perilaku proposial
menurut Santrock (2007:138) yaitu peduli terhadap keadaan dan hak oranglain, perhatian
dan empati terhadap orang lain dan berbuat sesuatu yang memberikan manfaat bagi
oranglain. Sedangkan ciri-ciri keterampilan sosial yang baik adalah sebagai berikut;
Ramah, menyesuaikan diri tanpa menimbulkan kekacauan, mengikuti peraturan,
menerima dengan senang apa yang terjadi, memiliki hubungan yang baik, baik terhadap
orang lain, membagikan apa yang mereka miliki, mau bergiliran dalam setiap permainan
yang dimainkan berkelompok, memperlihatkan sikap adil terhadap anggota kelompok lain,
tanggung jawab, berpartisipasi dan menikmati aktivitas sosial dan membuat perbandingan
yang menyenangkan antara diri sendiri dan teman sebaya (Hurlock,1978:296-297).
Berdasarkan pendapat tersebut maka perilaku yang menimbulkan penerimaan sosial adalah
perilaku yang prososial yang dapat mencerminkan proses sosialisasi yang baik. Perilaku
prososial merupakan merupakan prilaku yang mendukung proses sosialisasi. Siswa yang
diterima dengan baik dalam kelompok sosial akan menjadi pribadi yang lebih berorientasi
pada kelompok. Siswa dapat diterima oleh kelompok ketika siswa tersebut berhasil melalui
proses sosialisasi dilingkungannya.
Perilaku siswa di sekolah berpengaruh pada penerimaan sosial siswa dalam
kelompoknya baik oleh teman sekolah atau warga sekolah. Siswa dapat diterimana oleh
lingkungan sosial karena prilaku yang prososial. Penerimaan tersebut mencerminkan proses
sosialisasi yang baik. Siswa belajar diterima oleh kelompok dengan mempelajari, meniru
dan mengikuti pola prilaku dalam kelompok. Oleh karena itu di sekolah diupayakan agar
dapat membentuk siswa agar memiliki pengetahuan, sikap dan keterampilan yang sesuai
dengan karakter.
E. Kajian Penelitian yang Relevan
Amtorunajah (2007), dalam penelitiannya “Pengaruh Penggunaan Metode Belajar
Aktif Tipe Quiz Team Terhadap Minat Belajar Dan Keterampilan Sosial Siswa Kelas VIII
28
SMP Negeri 3 Jepara tahun 2006/2007”. Berdasarkan hasil analisis data awal kedua
kelompok mengenai kemampuan awal yang relatif sama tidak ada perbedaan kemampuan
awal dari kedua kelompok. Untuk minat belajar kedua kelompok mempunyai varian yang
sama. Hasil uji ketuntasan belajar kelompok eksperimen keterampilan sosial siswa lebih
dari 70%. Sedangkan untuk kelompok kontrol keterampilan sosial siswa telah mencapai
ketuntasan belajar. Minat belajar siswa setelah pembelajaran antara kelas kontrol dan kelas
eksperimen terdapat perbedaan, minat belajar kelompok eksperimen lebih baik dari pada
kontrol.
Sekar Purbarini Kawuryan (2011) dalam penelitiannya berjudul “Pengaruh Metode
Pembelajaran Aktif Tipe Quiz Team Pada Mata Pelajaran IPS Kelas VII Terhadap
Keterampilan Sosial Siswa di SMPN 1 Karanggeneng Kecamatan Kunduran Kabupaten
Blora”. Kesimpulan penelitian ini dapat terlihat hasil hitung tes maka dapat disimpulkan
bahwa kedua populasi memiliki varian yang sama atau dengan kata lain kedua kelas
homogeny. Dengan demikian analisis uji beda t-tes harus menggunakan asumsi egual
varience assumed. Nilai t adalah probabilitas signifikan maka dapat disimpulkan bahwa
terdapat perbedaan yang signifikan untuk pembelajaran dengan menggunakan metode
pembelajaran aktif tipe quiz team dengan pembelajaran konvesional. Hal ini berarti metode
pembelajaran aktif tipe quiz team berpengaruh terhadap keterampilan sosial siswa di SMPN
1 karanggeneng kecamatan kunduran kabupaten Blora.
Berdasarkan penelitian-penelitian yang relavan penelitian ini dilakukan untuk
mengetahui ada tidaknya pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe quiz teamterhadap
keterampilan sosisal siswa kelas VII MTsN 11 Cirebon. Mata pelajaran yang digunakan
adalah IPS. penelitian akan dilakukan dengan populasi berbeda yaitu pada siswa kelas VII
MTsN 11 cirebon. Penelitian ini dilakukan dengan sampel siswa kelas VII di MTsN 11
Cirebon.
F. Kerangka Berpikir
Pendidikan merupakan usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana
belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi
yang ada dalam dirinya. Pendidikan mengembangkan nilai-nilai, keterampilan serta
29
membentuk watak anak. Pembentukan kemampuan serta watak anak dapat dilakukan
dengan pembinaan karakter. Mata pelajaran IPS mendukung perkembangan sosial siswa
terutama dalam bersosialisasi dengan baik dapat dikembangkan. Hal ini sesuai dengan
tujuan mata pelajaran IPS yaitu mengembangkan karakter warga negara yang baik
khususnya dalam berpikir kritis, bertindak dan bersikap sosial dalam bermasyarakat.
Keterampilan sosial adalah kemampuan individu untuk bertingkah laku,
berkomunikasi dan berinteraksi dengan orang lain. Siswa yang memiliki keterampilan
sosial yang baik akan mudah diterima dalam anggota kelompoknya. Aspek keterampilan
sosial tersebut meliputi kerjasama, sportif dan tanggung jawab. Tiga aspek keterampilan
sosial tersebut perlu dimiliki oleh siswa agar terampil dalam bersosialisasi dengan teman
sebaya maupun dengan oranglain. Keterampilan sosial yang ditanamkan sejak dini dapat
dapat dijadikan bekal bagi siswa untuk kehidupannya kelak dalam masyarakat. Seperti yang
sudah dijelaskan diatas bahwa keterampilan sosial siswa dapat ditingkatkan melalui
pembelajaran yang menyenangkan.
Karena pembelajaran yang menyenangkan dapat diberikan guru melalui permainan
dan bekerja kelompok. Pembelajaran yang menyenangkan dapat dilakukan dengan model
pembelajaran yang melibatkan siswa aktif dalam pembelajaran. Siswa diusahakan agar
terlibat langsung secara nyata yang bersifat aktif dan sosial. pembelajaran yang melibatkan
siswa akan mendukung siswa untuk saling berinteraksi dengan siswa lain.
30
G. Hipotesis Penelitian
Berdasarkan dari kerangka pemikiran yang telah dikemukakan, maka penulis
mengajukan hipotesis : kelompok yang diajar dengan menggunakan model pembelajaran
kooperatif tipe quiz team terhadap keterampilan sosial siswa.
BAB III
METODE PENELITIAN
31
32
2. Waktu Penelitian
Lama waktu Penelitian ini akan diperkirakan selama tiga bulan yaitu pada bulan
april sampai bulan juni 2019. Karena dalam penelitian ini memerlukan waktu untuk
melakukan penelitian.
C. Populasi Dan Sampel
1. Populasi
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek subjek yang
mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari
dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono,2013:117). Dalam penelitian yang menjadi
populasi target adalah siswa MTsN 11 Cirebon yang berjumlah 320 siswa tahun pelajaran
2018/2019. Sedangkan yang menjadi populasi terjangkaunya adalah siswa kelas VII MTsN
11 Cirebon.
2. Sampel
Menurut Margono, (2003) sampel adalah sebagian wakil dari populasi yang diteliti
oleh peneliti, karena sebagian maka jumlah sampel selalu lebih kecil dari pada jumlah
populasinya. Dengan pengambilan sampel harus tergambar seluruh unsur atau elemen yang
ada dalam populasi. Dengan kata lain dengan mengambil sampel semua unsur yang ada
dalam populasi terwakili. Teknik yang digunakan untuk pengambilan sampel menggunakan
cluster sampling yaitu pengambilan sampel secara acak. Dari delapan kelas dalam
pengambilan sampel secara acak tersebut yaitu kelas VII E yang berjumlah 35 siswa untuk
dijadikan sampel dalam penelitian.
D. Variabel Penelitian
Variabel penelitian pada dasarnya adalah segala sesuatu yang berbentuk apa saja
yang ditetapkan oleh peneliti untuk di pelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal
tersebut, kemudian ditarik kesimpulannya. (Sugiyono,2013:61).
1. Variabel independen (variabel bebas)
Yaitu variabel yang merupakan rangsangan untuk mempengaruhi variabel yang lain.
Variabel independen dalam penelitian ini adalah model pembelajaran kooperatif tipe quiz
team (X).
33
rᵪᵧ =
√ {𝑵 ∑ 𝑿}² {𝑵 ∑ 𝒀𝟐 − (∑ 𝒀)²− ( ∑ 𝒀)² }
Keterangan :
Rχу = Koefisien antara X dan Y
35
Keterangan :
R11 = Koefisien reabilitas instrument
N = Banyaknya butir pertanyaan atau banyaknya soal
∑ 𝒔ᵢ² = Jumlah skor tiap butir soal
𝑺ᵢ² = Varians skor total
Untuk mengetahui tingkat reliabelnya maka dapat diketahui dengan klasifikasi
koefisien reabilitas sebagai berikut :
0.80 < r11 ≤ 1.00 = Sangat tinggi
0.60 < r11 ≤ 0.80 = Tinggi
0.40 < r11 ≤ 0.60 = Sedang
0.20 < r11 ≤ 0.40 = Rendah
r11 ≤ 0.20 = Sangat rendah
36
Keterangan :
P = Proporsi menjawab benar atau tingkat kesukaran
∑𝒙 = Banyaknya peserta tes yang menjawab benar
Sm = Skor maksimum
N = Jumlah peserta tes
Tingkat kesukaran soal ditentukan dengan kriteria sebagai berikut :
Nilai p Kategori
P < 0,3 Sukar
0,3 ≤ p ≤ 0,7 Sedang
P > 0,7 Mudah
Keterangan :
P = Prosentase
F = Jumlah responden yang menjawab anget dalam bentuk alternative
N = Jumlah responden
100% = Bilangan genap (Sudijono,2004:43)
Setelah data ditabulasi, dianalisis selanjutnya dilakukan penafsiran atau interprestasi
dengan menggunakan kategori presentase berdasarkan (Nuraeni,2003:21) :
0% = Tak seorangpun
01% - 25% = Sebagian kecil
38
(Hake,1998 : 1)Uji N-gain dalam penelitian ini menggunakan kriteria N-gain adalah :
g > 0,7 : Tinggi
0,7 > g > 0,3 : Sedang
g < 0,3 : Rendah
Setelah menghitung N-gain dilanjutkan dengan perhitungan statistik adapun
langkah-langkahnya :
39
1) Uji prasyarat
a. Uji Descriptive
Uji descriptive digunakan untuk melihat data nilai mean, minimum, maksimum dan
Standar Deviasi.
b. Uji Normalitas dan Homogenitas
Untuk menguji kenormalan menggunakan chi-kuadrat (X²). adapun rumus chi-kuadrat
menurut (Ridwan,2008:57) sebagai berikut :
(𝒇𝒆−𝒇𝒐)²
x² = ∑ 𝒇𝒆
keterangan :
fe = frekuensi harapan
fo = frekuensi pengamatan
Menentukan normalitas yaitu deng cara sebagai berikut :
a. Jika X² Hitung > 0,05 maka data berdistribusi normal
b. Jika X² Hitung < 0,05 maka data tidak berdistribusi normal
c. Uji Kelinieran Regresi
Menguji kelinearan regresi yakni menguji apakah model linear yang telah diambil
betul-betul cocok dengan keadaannya atau tidak. Adapun rumusnya (Suharsimi, 2010:331)
:
(∑ 𝒀)²
JK (E) ∑ 𝒀 {∑ 𝒀 ² − }
𝒏
Keterangan :
Y = Minat membaca buku
JK = Jumlah kuadrat-kuadrat kekeliruan
d. Uji Korelasi
Analisis ini menggunakan statistik product moment untuk mencari korelasi antara
variabel X dan variabel Y. rumusnya sebagai berikut :
𝑵 ∑ 𝒙𝒚−(∑ 𝒙) (∑ 𝒚)
rᵪᵧ =
√{(𝑵 ∑ 𝒙²)−(∑ 𝒙)²} {(𝑵 ∑ 𝒚²)−(∑ 𝒚)²}
40
A. Deskripsi Data
Penelitian ini dilakukan di MTsN 11 Cirebon desa cisaat kecamatan dukupuntang
kabupaten Cirebon. MTsN 11 Cirebon berada ditengah-tengah masyarakat yang berlatar
beragam budaya (sunda dan Cirebon), sangat religious yang ditandai banyaknya pondok
pesantren dari sekolah/madrasah khususnya tingkat SLTP sebagai mitra MTsN 11
Cirebon. Dengan demikian juga halnya dengan lembaga pendidikan tingkat SD/MI yang
jumlahnya cukup banyak disetiap desa yang berada disekitar madrasah, ini merupakan
peluang bagi MTsN 11 Cirebon untuk eksis dalam menjalankan fungsinya sebagai
lembaga pendidikan.
Penelitian ini dilakukan di kelas VII E MTsN 11 Cirebon diperoleh melalui angket
dan tes. Tujuan melakukan penelitian ini untuk mengetahui model pembelajaran kooperatif
tipe quiz team terhadap keterampilan sosial siswa di MTsN 11 Cirebon. Untuk
mendapatkan gambaran mengetahui pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe quiz
team terhadap keterampilan sosial siswa, maka terlebih dahulu melakukan penyebaran
angket di kelas VII E setelah itu peneliti mengajar dikelas tersebut lalu menerapkan model
pembelajaran tipe quiz team dan berikutnya melakukan pre-tes dan post-tes dikelas
tersebut. Variabel dalam penelitian terdapat dua variabel, yaitu variabel bebas dan variabel
terikat. Variabel bebas yang mempengaruhi dilambangkan dengan X, dalam penelitian
variabel bebasnya adalah pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe quiz team,
sedangkan variabel terikat yaitu variabel yang dipengaruhi dilambangkan dengan Y.
Dalam penelitian ini variabel terikat adalah keterampilan sosial siswa. Strategi
dalam belajar cara yang dipilih guru untuk menyampaikan materi pembelajaran kepada
peserta didik dalam lingkungan pembelajaran tertentu dan langkah-langkah yang ditempuh
guru untuk memanfaatkan sumber belajar yang ada guna mencapai tujuan pembelajaran
secara efektif dan efesien. Salah satu strateginya yang digunakan oleh peneliti yaitu model
pembelajaran kooperatif tipe quiz team terhadap keterampilan sosial siswa, dengan
41
42
menggunakan model pembelajaran ini diharapkan siswa lebih aktif dan peserta didik dapat
belajar secara berkelompok bersama teman-temannya dengan cara saling bekerjasama,
berkomunikasi, menghargai satu sama lain, mengemukakan pendapat , membangun tim
atau kelompok, bertanya dan menjawab soal dan saling berbagi.
B. Analisis Data
Untuk mengetahui peneliti melakukan penelitian yang dilakukan dikelas VII yang
berjumlah 35 siswa dan hasil penelitiannya. Dalam hasil pengolahan data variabel X dan Y
yaitu model pembelajaran kooperatif tipe quiz team terhadap keterampilan sosial siswa
adalah sebagai berikut :
1. Pembelajaran kooperatif tipe quiz team dalam pembelajaran IPS di kelas VII
MTsN 11 Cirebon.
Item 1
Guru memilih topik yang biasa disajikan dalam tiga segmen
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Tidak 5 14.3 14.3 14.3
Ya 30 85.7 85.7 100.0
Total 35 100.0 100.0
Tabel di atas menjelaskan pernyataan angket nomer 1 yang berisi Guru memilih
topik yang biasa disajikan dalam tiga segmen. Hasil penyebaran angket menunjukkan 30
atau 85,7% merespon ya sedangkan 5 atau 14,3% menyatakan tidak. Dengan demikian
Item 2
Guru membagi siswa kedalam tiga kelompok besar
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Tidak 8 22.9 22.9 22.9
Ya 27 77.1 77.1 100.0
Total 35 100.0 100.0
Tabel di atas menjelaskan pernyataan angket nomer 2 yang berisi Guru membagi
siswa kedalam tiga kelompok besar. Hasil penyebaran angket menunjukkan 27 atau 77,1%
merespon ya sedangkan 8 atau 22,9% menyatakan tidak. Dengan demikian Guru membagi
Item 3
Guru menjelaskan skenario pembelajaran
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Tidak 11 31.4 31.4 31.4
Ya 24 68.6 68.6 100.0
Total 35 100.0 100.0
Tabel di atas menjelaskan bahwa pernyataan angket nomer 3 yang berisi guru
menjelaskan skenario pembelajaran. Hasil penyebaran angket menunjukan 24 atau 68.6%
merespon ya sedangkan 11 atau 31.4% menyatakan tidak. Dengan demikian guru
menjelaskan skenario pembelajaran.
Item 4
Guru menyajikan materi pelajaran
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Tidak 13 37.1 37.1 37.1
Ya 22 62.9 62.9 100.0
Total 35 100.0 100.0
44
Tabel di atas menjelaskan bahwa pernyataan angket nomer 4 yang berisi guru
menyajikan materi pelajaran. Hasil penyebaran angket menunjukan 22 atau 62.9%
merespon ya sedangkan 13 atau 37.1% menyatakan tidak. Dengan demikian guru
menyajikan materi pembelajaran.
Item 5
Guru meminta tim A untuk menyiapkan kuis jawaban singkat, sementara tim B,
tim C menggunakan waktu memeriksa catatan mereka
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Tidak 10 28.6 28.6 28.6
Ya 25 71.4 71.4 100.0
Total 35 100.0 100.0
Tabel di atas menjelaskan bahwa pernyataan angket nomer 5 yang berisi guru
meminta tim A untuk menyiapkan kuis jawaban singkat, sementara tim B, tim C
menggunakan waktu memeriksa catatan mereka. Hasil penyebaran angket menunjukan 25
atau 71.4% merespon ya sedangkan 10 atau 28.6% menyatakan tidak. Dengan demikian
guru meminta tim A untuk menyiapkan kuis jawaban singkat, sementara tim B, tim C
menggunakan waktu memeriksa catatan mereka.
Item 6
Guru meminta tim A memberikan kuis kepada tim B jika tim B tidak menjawab
pernyataan tim C segera menjawabnya
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Tidak 7 20.0 20.0 20.0
Ya 28 80.0 80.0 100.0
Total 35 100.0 100.0
Tabel di atas menjelaskan bahwa pernyataan angket nomer 6 yang berisi guru
meminta tim A memberikan kuis kepada tim B jika tim B tidak menjawab pernyataan tim C
segera menjawabnya. Hasil penyebaran angket menunjukan 28 atau 80.0% merespon ya
sedangkan 7 atau 20.0% menyatakan tidak. Dengan demikian guru meminta tim A
memberikan kuis kepada tim B jika tim B tidak menjawab pernyataan tim C segera
menjawabnya.
45
Item 7
Guru meminta tim A mengarahkan pertanyaan berikutnya kepada anggota tim C
dan mengulang proses tersebut
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Tidak 7 20.0 20.0 20.0
Ya 28 80.0 80.0 100.0
Total 35 100.0 100.0
Tabel di atas menjelaskan bahwa pernyataan angket nomer 7 yang berisi guru
meminta tim A mengarahkan pertanyaan berikutnya kepada anggota tim C dan mengulang
proses tersebut. Hasil penyebaran angket menunjukan 20 atau 80.0% merespon ya
sedangkan 7 atau 20.0% menyatakan tidak. Dengan demikian guru meminta tim A
mengarahkan pertanyaan berikutnya kepada anggota tim C dan mengulang proses tersebut.
Item 8
Guru meminta ketika kuisnya selesai lanjutkan segmen kedua dari pelajaran dan
mintalah tim B sebagai pemandu kuis
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Tidak 5 14.3 14.3 14.3
Ya 30 85.7 85.7 100.0
Total 35 100.0 100.0
Tabel di atas menjelaskan pernyataan angket nomer 8 yang berisi guru meminta
ketika kuisnya selesai lanjutkan segmen kedua dari pelajaran dan mintalah tim B sebagai
pemandu kuis. Hasil penyebaran angket menunjukan 30 atau 85.7% merespon ya
sedangkan 5 atau 14.3% menyatakan tidak. Dengan demikian guru meminta ketika kuisnya
selesai lanjutkan segmen kedua dari pelajaran dan mintalah tim B sebagai pemandu kuis.
46
Item 9
Guru meminta setelah tim B menyelesaikan kuisnya lanjutkan dengan segmen
ketiga dari pelajaran dan tunjuklah tim C sebagai pemandu kuis
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Tidak 9 25.7 25.7 25.7
Ya 26 74.3 74.3 100.0
Total 35 100.0 100.0
Tabel di atas menjelaskan pernyataan angket nomer 8 yang berisi guru meminta
setelah tim B menyelesaikan kuisnya lanjutkan dengan segmen ketiga dari pelajaran dan
tunjuklah tim C sebagai pemandu kuis. Hasil penyebaran angket menunjukan 26 atau
74.3% merespon ya sedangkan 9 atau 25.7% menyatakan tidak. Dengan demikian guru
meminta setelah tim B menyelesaikan kuisnya lanjutkan dengan segmen ketiga dari
pelajaran dan tunjuklah tim C sebagai pemandu kuis.
Rekapitulasi angket
Ya Tidak jumlah
No
F p(%) F p(%) F p(%)
Item 1 30 86% 5 14% 35 100%
Item 2 27 77% 8 23% 35 100%
Item 3 24 69% 11 31% 35 100%
Item 4 22 63% 13 37% 35 100%
Item 5 25 71% 10 29% 35 100%
Item 6 28 80% 7 20% 35 100%
Item 7 28 80% 7 20% 35 100%
Item 8 30 86% 5 14% 35 100%
Item 9 26 74% 9 26% 35 100%
rata-rata 26.67 76% 8.33 24% 35.00 100%
Hasil rekapitulasi angket menunjukan rata-rata siswa yang menjawab ya berjumlah
26.76% atau 76% dan siswa yang menjawab tidak berjumlah 8.33% atau 24%. Artinya
model pembelajaran kooperatif tipe quiz team direspon baik oleh para siswa.
47
2. Keterampilan Sosial
Item 1
Saya malas bekerjasama dengan teman satu kelas
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Sangat Setuju 1 2.9 2.9 2.9
Setuju 7 20.0 20.0 22.9
Kurang Setuju 6 17.1 17.1 40.0
Tidak Setuju 21 60.0 60.0 100.0
Total 35 100.0 100.0
Berdasarkan tabel di atas menjelaskan pertanyaan angket nomer 1 yang berisi saya
malas bekerjasama dengan teman satu kelas. Hasil penyebaran angket menunjukan 1 atau
2.9% merespon sangat setuju, 7 atau 20.0% menjawab setuju, 6 atau 17.1% menjawab
kurang setuju dan 21 atau 60.0% menjawab tidak setuju. Dengan demikian saya malas
bekerjasama dengan teman satu kelas 21 atau 60.0% menjawab tidak setuju.
Item 2
Saya berbagi soal pengerjaan tugas bersama
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Tidak Setuju 1 2.9 2.9 2.9
Kurang Setuju 3 8.6 8.6 11.4
Setuju 16 45.7 45.7 57.1
Sangat Setuju 15 42.9 42.9 100.0
Total 35 100.0 100.0
Berdasarkan tabel di atas menjelaskan pernyataan angket nomer 2 yang berisi saya
berbagi soal pengerjaan tugas bersama. Hasil penyebaran angket menunjukan 1 atau 2.9%
merespon tidak setuju, 3 atau 8.6% menjawab kurang setuju, 16 atau 45.7% menjawab
setuju dan 15 atau 42.9% menjawab sangat setuju. Dengan demikian saya berbagi soal
pengerjaan tugas bersama 16 atau 45.7% menjawab setuju.
48
Item 3
Saya merasa percaya diri dalam bergaul
Valid Cumulative
Frequency Percent Percent Percent
Valid Sangat Tidak Setuju 1 2.9 2.9 2.9
Kurang Setuju 4 11.4 11.4 14.3
Setuju 21 60.0 60.0 74.3
Sangat Setuju 9 25.7 25.7 100.0
Total 35 100.0 100.0
Berdasarkan tabel di atas menjelaskan pertanyaan angket nomer 3 yang berisi saya
merasa percaya diri dalam bergaul. Hasil penyebaran angket menunjukan 1 atau 2.9%
merespon sangat tidak setuju, 4 atau 11.4% menjawab kurang setuju, 21 atau 60.0
menjawab setuju dan 9 atau 25.7% menjawab sangat setuju. Dengan demikian saya merasa
percaya diri dalam bergaul 21 atau 60.0% menjawab setuju.
Item 4
Saya membantu teman saya menjawab sanggahan ketika diskusi
Valid Cumulative
Frequency Percent Percent Percent
Valid Sangat Tidak Setuju 6 17.1 17.1 17.1
Tidak Setuju 6 17.1 17.1 34.3
Kurang Setuju 7 20.0 20.0 54.3
Setuju 14 40.0 40.0 94.3
Sangat Setuju 2 5.7 5.7 100.0
Total 35 100.0 100.0
Berdasarkan tabel di atas menjelaskan pernyataan angket nomer 4 yang berisi saya
membantu teman saya menjawab sanggahan ketikan diskusi. Hasil penyebaran angket
menunjukan 6 atau 17.1% merespon sangat tidak setuju, 6 atau 17.1% menjawab tidak
setuju, 7 atau 20.0% menjawab kurang setuju, 14 atau 40.0% menjawab setuju dan 2 atau
5.7% menjawab sangat setuju. Dengan demikian saya membantu teman saya menjawab
sanggahan ketikan diskusi 14 atau 40.0% menjawab setuju.
49
Item 5
Saya tidak suka apabila ada teman yang berbeda pendapat dengan saya
Valid Cumulative
Frequency Percent Percent Percent
Valid Sangat Setuju 4 11.4 11.4 11.4
Setuju 8 22.9 22.9 34.3
Kurang Setuju 5 14.3 14.3 48.6
Tidak Setuju 14 40.0 40.0 88.6
Sangat Tidak Setuju 4 11.4 11.4 100.0
Total 35 100.0 100.0
Berdasarkan tabel di atas menjelaskan pernyataan angket nomer 5 yang berisi saya
tidak suka apabila ada teman yang berbeda pendapat dengan saya. Hasil penyebaran angket
menunjukan 4 atau 11.4% merespon sangat setuju, 8 atau 22.9% menjawab setuju, 5 atau
14.3% menjawab kurang setuju, 14 atau 40.0% menjawab tidak setuju dan 4 atau 11.4%
menjawab sangat tidak setuju. Dengan demikian saya tidak suka apabila ada teman yang
berbeda pendapat dengan saya 14 atau 40.0% menjawab tidak setuju.
Item 6
Saya mampu mengendalikan rasa ingin menang sendiri (egois)
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Tidak Setuju 1 2.9 2.9 2.9
Kurang Setuju 5 14.3 14.3 17.1
Setuju 21 60.0 60.0 77.1
Sangat Setuju 8 22.9 22.9 100.0
Total 35 100.0 100.0
Berdasarkan tabel di atas menjelaskan pernyataan angket nomer 6 yang berisi saya
mampu mengendalikan rasa ingin menang sendiri (egois). Hasil penyebaran angket
menunjukan 1 atau 2.9% merespon tidak setuju, 5 atau 14.3% menjawab kurang setuju, 21
atau 60.0% menjawab setuju dan 8 atau 22.9% menjawab sangat setuju. Dengan demikian
saya mampu mengendalikan rasa ingin menang sendiri (egois) 21 atau 60.0% menjawab
setuju.
50
Item 7
Saya berani mengemukakan pendapat dalam kelompok diskusi
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Kurang Setuju 4 11.4 11.4 11.4
Setuju 24 68.6 68.6 80.0
Sangat Setuju 7 20.0 20.0 100.0
Total 35 100.0 100.0
Berdasarkam tabel di atas menjelaskan pernyataan angket nomer 7 yang berisi saya
mampu mengendalikan rasa ingin menang sendiri (egois). Hasil penyebaran angket
menunjukan 4 atau 11.4% merespon kurang setuju, 24 atau 68.6% menjawab setuju dan 7
atau 20.0% menjawab sangat setuju. Dengan demikian saya berani mengemukakan
pendapat dalam kelompok diskusi 24 atau 68.6% menjawab setuju.
Item 8
Saya tidak berani mengemukakan pendapat dikelas karena takut salah
Valid Cumulative
Frequency Percent Percent Percent
Valid Kurang Setuju 8 22.9 22.9 22.9
Tidak Setuju 20 57.1 57.1 80.0
Sangat Tidak Setuju 7 20.0 20.0 100.0
Total 35 100.0 100.0
Berdasarkan tabel di atas menjelaskan pernyataan angket nomer 8 yang berisi saya
tidak berani mengemukakan pendapat dikelas karena takut salah. Hasil penyebaran angket
menunjukan 8 atau 22.9% merespon kurang setuju, 20 atau 57.1% menjawab tidak setuju
dan 7 atau 20.0 menjawab sangat tidak setuju.
51
Item 9
Saya dapat membangun tim atau kelompok dengan solid
Valid Cumulative
Frequency Percent Percent Percent
Valid Sangat Tidak Setuju 2 5.7 5.7 5.7
Tidak Setuju 1 2.9 2.9 8.6
Kurang Setuju 5 14.3 14.3 22.9
Setuju 20 57.1 57.1 80.0
Sangat Setuju 7 20.0 20.0 100.0
Total 35 100.0 100.0
Berdasarkan tabel di atas menjelaskan pernyataan angket nomer 9 yang berisi saya
dapat membangun tim atau kelompok dengan solid. Hasil penyebaran angket menunjukan 2
atau 5.7% merespon sangat tidak setuju, 1 atau 2.9% menjawab tidak setuju, 5 atau 14.3%
menjawab kurang setuju, 20 atau 57.1 menjawab setuju dan 7 atau 20.0% menjawab sangat
setuju.
Item 10
Saya tidak suka ketika melihat teman saya tidak mengerjakan tugas dalam
kelompok diskusi
Valid Cumulative
Frequency Percent Percent Percent
Valid Sangat Setuju 3 8.6 8.6 8.6
Setuju 2 5.7 5.7 14.3
Kurang Setuju 6 17.1 17.1 31.4
Tidak Setuju 21 60.0 60.0 91.4
Sangat Tidak Setuju 3 8.6 8.6 100.0
Total 35 100.0 100.0
Berdasarkan tabel di atas menjelaskan pernyataan angket nomer 10 yang berisi Saya
tidak suka ketika melihat teman saya tidak mengerjakan tugas dalam kelompok diskusi.
Hasil penyebaran angket menunjukan 3 atau 8.6% merespon sangat setuju, 2 atau 5.7%
menjawab setuju, 6 atau 17.1% menjawab kurang setuju, 21 atau 60.0% menjawab tidak
setuju dan 3 atau 8.6% menjawab sangat tidak setuju. Dengan demikian saya tidak suka
52
ketika melihat temannya tidak mengerjakan tugas dalam kelompok diskusi 21 atau 60.0%
menjawab tidak setuju.
Item 11
Saya merasa malu ketika akan menjawab soal karena takut salah
Valid Cumulative
Frequency Percent Percent Percent
Valid Setuju 3 8.6 8.6 8.6
Kurang Setuju 5 14.3 14.3 22.9
Tidak Setuju 18 51.4 51.4 74.3
Sangat Tidak Setuju 9 25.7 25.7 100.0
Total 35 100.0 100.0
Berdasarkan tabel di atas menjelaskan pernyataan angket nomer 11 yang berisi saya
merasa malu ketika akan menjawa soal karena takut salah. Hasil penyebarab angket
menunjukan 3 atau 8.6% merespon setuju, 5 atau 14.3% menjawab kurang setuju, 18 atau
51.4% menjawab tidak setuju dan 9 atau 25.7% menjawab sangat tidak setuju. Dengan
demikian saya merasa malu ketika akan menjawab soal karena takut salah 18 atau 51.4%
menjawab tidak setuju.
Item 12
Saya malu bertanya pada guru atau teman karena takut dianggap bodoh
Valid Cumulative
Frequency Percent Percent Percent
Valid Setuju 1 2.9 2.9 2.9
Kurang Setuju 6 17.1 17.1 20.0
Tidak Setuju 20 57.1 57.1 77.1
Sangat Tidak Setuju 8 22.9 22.9 100.0
Total 35 100.0 100.0
Berdasarkan tabel di atas menjelaskan pernyataan angket nomer 12 yang berisi
sayaa malu bertanya pada guru atau teman karena takut dianggap bodoh. Hasil penyebaran
angket menunjukan 1 atau 2.9% merespon setuju, 6 atau 17.1% menjawab kurang setuju,
20 atau 57.1% menjawab tidak setuju dan 8 atau 22.9% menjawab tidak setuju. Dengan
53
demikian saya malu bertanya pada guru atau teman karena takut dianggap bodoh 20 atau
57.1% menjawab tidak setuju.
Item 13
Saya dengan senang hati meminjamkan alat tulis pada teman
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Tidak Setuju 1 2.9 2.9 2.9
Kurang Setuju 8 22.9 22.9 25.7
Setuju 18 51.4 51.4 77.1
Sangat Setuju 8 22.9 22.9 100.0
Total 35 100.0 100.0
Berdasarkan tabel di atas menjelaskan pernyataan angket nomer 13 yang berisi saya
dengan senang hati meminjamkan alat tulis pada teman. Hasil penyebaran angket
menunjukan 1 atau 2.9% merespon tidak setuju, 8 atau 22.9% menjawab kurang setuju, 16
atau 51.4% menjawab setuju dan 8 atau 22.9% menjawab sangat setuju. Dengan demikian
saya dengan senang hati meminjamkan alat tulis pada teman 18 atau 51.4% menjawab
setuju.
Item 14
Saya menjelaskan kepada teman kelompok yang belum paham tentang materi
pelajaran
Valid Cumulative
Frequency Percent Percent Percent
Valid Tidak Setuju 5 14.3 14.3 14.3
Kurang Setuju 8 22.9 22.9 37.1
Setuju 14 40.0 40.0 77.1
Sangat Setuju 8 22.9 22.9 100.0
Total 35 100.0 100.0
Berdasarkan tabel di atas menjelaskan pernyataan angket nomer 14 yang berisi saya
menjelaskan kepada teman kelompok yang belum paham tentang materi pelajaran. Hasil
penyebaran angket menunjukan 5 atau 14.3% merespon tidak setuju, 8 atau 22.9%
menjawab kurang setuju, 14 atau 40.0% menjawab setuju dan 8 atau 22.9% menjawab
54
sangat setuju. Dengan demikian saya menjelaskan kepada teman kelompok yang belum
paham tentang materi pelajaran 14 atau 40.0% menjawab setuju.
Item 15
Saya tidak suka jika ada teman saya yang tidak mengijinkan saya meminjam alat
tulis
Valid Cumulative
Frequency Percent Percent Percent
Valid Sangat Setuju 3 8.6 8.6 8.6
Setuju 8 22.9 22.9 31.4
Kurang Setuju 12 34.3 34.3 65.7
Tidak Setuju 7 20.0 20.0 85.7
Sangat Tidak Setuju 5 14.3 14.3 100.0
Total 35 100.0 100.0
Berdasarkan tabel di atas menjelaskan pernyataan angket nomer 15 yang berisi saya
tidak suka jika ada teman saya yang tidak mengijinkan saya meminjam alat tulis. Hasil
penyebaran angket menunjukan 3 atau 8.6 merespon sangat setuju, 8 atau 22.9% menjawab
setuju, 12 atau 34.3% menjawab kurang setuju, 7 atau 20.0% menjawab tidak setuju dan 5
atau 14.3% menjawab sangat tidak setuju. Dengan demikian saya tidak suka jika ada teman
saya yang tidak mengijinkan saya meminjam alat tulis 12 atau 34.3% menjawab kurang
setuju.
Ranting scala
Total
Pertanyaan 1 2 3 4 5
Frekuensi
ke
F S F S F S F S F S F S
1 1 1 7 14 6 18 21 84 0 0 35 117
2 0 0 1 2 3 9 16 64 15 75 35 150
3 1 1 0 0 4 12 21 84 9 45 35 142
4 6 6 6 12 7 21 14 56 2 10 35 105
5 4 4 8 16 5 15 14 56 4 20 35 111
6 0 0 1 2 5 15 21 84 8 40 35 141
7 0 0 0 0 4 12 24 96 7 35 35 143
8 0 0 0 0 8 24 20 80 7 35 35 139
9 2 2 1 2 5 15 20 80 7 35 35 134
10 3 3 2 4 6 18 21 84 3 15 35 124
11 0 0 3 6 5 15 18 72 9 45 35 138
55
12 0 0 1 2 6 18 20 80 8 40 35 140
13 0 0 1 2 8 24 18 72 8 40 35 138
14 0 0 5 10 8 24 14 56 8 40 35 130
15 3 3 8 16 12 36 7 28 5 25 35 108
JUMLAH 20 20 44 88 92 276 269 1076 100 500 525 1960
Berdasarkaan data yang diperoleh dari 35 responden dengan jumlah item angket
sebanyak 15 maka skor ideal untuk angket tersebut adalah 15 item x 35 responden x 5 (skor
tertinggi tiap item) = 2625. Diketahui jumlah skor total sesuai dengan data penyebaran
angket tentang Keterampilan Sosial adalah sebesar 1960. Presentase angket dapat dihitung
1960
x 100 % = 75%
2625
Skor tersebut tergolong pada kategori kuat yang berada di antara 81% - 100%
75%
100%
1. Uji Normalitas
Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui apakah data berdistribusi normal atau
tidak. Pada pembahasan ini, uji normalitas dilakukan dengan menggunakan uji
Kolmogorov-Smirnova.
Tipe Quiz Team dan Keterampilan Sosial dengan menggunakan uji Kolmogorov-
Smirnovayaitu :
Nilai sig. atau signifikansi atau nilai probabilitas > 0,05, maka data berdistribusi
normal.
Nilai sig. atau signifikansi atau nilai probabilitas < 0,05, maka data berdistribusi
Tipe Quiz Team menunjukkan nilai signifikan pada uji kolmogorov sebesar 0,150. Karena
tersebut nilai signifikan berada di atas 0,05. Maka data Model Pembelajaran Tipe Quiz
Teamberdistribusi normal.
kolmogorov sebesar 0,657. Karena nilai signifikan berada di atas 0,05. Maka data
0,796). R Square disebut koefisien determinan yang dalam hal ini 63,3%. Dari nilai tersebut
dapat diartikan bahwa 63,3% Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Quiz Team
Terhadap Keterampilan sosial Siswa Kelas VII MTsN 11 Cirebon sedangkan sisanya
3. Uji Linieritas
ANOVAa
Sum of Mean
Model Squares Df Square F Sig.
1 Regression 1643.596 1 1643.596 56.949 .000b
58
taraf signifikansi sebesar 0,000. Nilai ini kemudian dibandingkan dengan F tabel yang
dihitung pada derajat bebas pembilang (df pembilang) sebesar 1 dan derajat bebas penyebut
(df penyebut) sebesar 33 pada taraf 0,05 yang nilainya adalah 4.14. Tampak sangat jelas
bahwa nilai Fhitung (56,949) lebih besar dari Ftabel (4.14). Sehingga dapat disimpulkan
bahwa model yang dihasilkan adalah baik. Hal ini menunjukkan model regresi linear dapat
digunakan.
4. Koefisien regresi
Coefficientsa
Standardize
Unstandardized d
Coefficients Coefficients
Std.
Model B Error Beta t Sig.
1(Constant) .61
3.560 7.008 .508
5
Model Pembelajaran
.00
Kooperatif Tipe Quiz 3.307 .438 .796 7.546
0
Team
a. Dependent Variable: Keterampilan Sosial
Y = a + bX
Y adalah variabel dependent, dalam hal ini adalah Keterampilan Sosial, dan X
adalah variabel independent, dalam hal ini adalah Model Pembelajaran Tipe Quiz Team .
Berdasarkan hasil regrasi diketahui nilai constant-nya adalah 3.560 dan nilai Model
Pembelajaran Tipe Quiz Team adalah 3.307. Dari keterangan tersebut kita dapat
Y = 3.560 + 3.307X
Nilai konstanta dari koefficien regresi sebesar 3.560, hal ini menyatakan bahwa jika
tidak ada kenaikan nilai atau skor dari variabel Model Pembelajaran Tipe Quiz Team, maka
Tipe Quiz Team sebesar 3.307 menyataakan bahwa setiap terjadi penambahan skor variabel
Model Pembelajaran Tipe Quiz Team akan dapat menambah kenaikan variabel
Keterampilan Sosial.
5. Uji Hipotesis
hipotesis untuk megetahui apakah terdapat pengaruh atau tidak. Uji hipotesis dapat
Jika nilai signifikan > 0,05 dan thitung< ttabel, maka H0 diterima
Jika nilai signifikan < 0,05 dan thitung> ttabel, maka H0 ditolak
Jika ttabel dicari dengan α = 0,05 dan (df) n-2 atau 35 – 2 = 33, jadi ttabel = 1.69236
Coefficientsa
Standardiz
ed
Unstandardized Coefficien
Coefficients ts
Model B Std. Error Beta T Sig.
1(Constant) 3.560 7.008 .508 .615
60
Model Pembelajaran
Kooperatif Tipe Quiz 3.307 .438 .796 7.546 .000
Team
a. Dependent Variable: Keterampilan Sosial
Berdasarkan hasil uji regresi di atas nilai signifikan sebesar 0,000 dan t hitung
sebesar 7.546. Karena nilai signifikan lebih kecil dari 0,05 dan t hitung (7.546) lebih besar
dari t tabel (1.69236) maka Ho ditolak, artinya bahwa ada Pengaruh Model Pembelajaran
Kooperatif Tipe Quiz Team Terhadap Keterampilan sosial Siswa Kelas VII MTsN 11
Cirebon.
C. Pembahasan
Berdasarkan hasil analisis data mengenai pengaruh model pembelajaran kooperatif
tipe quiz team terhadap keterampilan sosial siswa di MTsN 11 Cirebon dapat dikatakan
bahwa pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe quiz team baik untuk diterapkan
dalam pembelajaran karena memegang peran penting khususnya dalam rangka pencapaian
keterampilan sosial yang optimal. Membaca pada era globalisasi informasi ini merupakan
suatu keharusan yang mendasar untuk membentuk perilaku seorang siswa. Dengan
membaca seseorang dapat menambah informasi dan memperluas ilmu pengetahuan serta
kebudayaan. Tetapi tanpa adanya minat, siswa tidak akan tertarik untuk membaca.
Pada penelitian ini peneliti menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe quiz
team dengan tujuan melatih murid untuk mendengarkan pendapat oranglain, melatih
kreatifitas dan imajinasi murid dalam membuat pertanyaan, serta memacu murid untuk
bekerjasama, saling membantu, serta aktif dalam pembelajaran.
Penelitian dilakukan pada siswa di MTsN 11 Cirebon, dengan menggunakan teknik
cluster sampling. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif, dimana peneliti
menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe quiz team dalam akhir pembelajaran
peneliti melakukan evaluasi untuk mengetahui data hasil keterampilan sosial siswa setelah
diterapkan model tersebut. Setelah itu dilakukan pengumpulan data berupa angket respon
siswa terhadap model tipe quiz team, kemudian dilakukan pengolahan data, analisis data
61
A. Simpulan
Setelah menganalisis dan menjelaskan hasil penelitian dan pembahasan, peneliti
dapat menggambarkan kesimpulan berdasarkan pertanyaan peneliti sebagai berikut :
1. Terdapat R Square sebesar 0,633 (kuadrat dari koefisien korelasi 0,796). R Square
disebut koefisien determinan yang dalam hal ini 63,3%. Dari nilai tersebut dapat
diartikan bahwa 63,3% efektif Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Quiz Team
Terhadap Keterampilan sosial Siswa Kelas VII MTsN 11 Cirebon sedangkan sisanya
2. Diketahui jumlah skor total sesuai dengan data penyebaran angket tentang
Keterampilan Sosial adalah persentase angket 75% artinya keterampilan sosial di
MTsN 11 Cirebon tersebut tergolong baik. Skor tersebut tergolong pada kategori kuat
yang berada di antara 81% - 100%.
3. Berdasarkan hasil uji regresi di atas terdapat nilai signifikan sebesar 0,000 dan t hitung
sebesar 7.546. Karena nilai signifikan lebih kecil dari 0,05 dan t hitung (7.546) lebih
besar dari t tabel (1.69236) maka Ho ditolak, artinya bahwa ada Pengaruh Model
Pembelajaran Kooperatif Tipe Quiz Team Terhadap Keterampilan sosial Siswa Kelas
VII MTsN 11 Cirebon.
B. Saran
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan pada mata pelajaran IPS, maka
sebagai pertimbangan dan masukan kepada para guru kelas, peneliti mengajukan saran
sebagai berikut :
1. Bagi guru
Guru diharapkan agar mau belajar dan berlatih untuk meningkatkan keterampilan
dalam mengajar, mengubah gaya mengajar agar suasana belajar lebih komunikatif.
62
63
2. Bagi sekolah
Sekolah diharapkan supaya menyediakan fasilitas belajar khususnya peralatan untuk
melakukan uji coba dalam mata pelajaran IPS dan mata pelajaran pada umumnya untuk
mendukung proses belajar mengajar.
3. Bagi peneliti
Hasil penelitian ini dapat menjadi referensi bagi peneliti yang ingin menerapkan model
pembelajaran kooperatif khususnya tipe quiz team dalam pembelajaran. Ataupun yang
ingin melanjutkan penelitian ini dengan analisis yang lebih detail.
64
DAFTAR PUSTAKA
http://www.google.co.id/amp/s/Dosenpsikologi.com.
http://aneka modelpembelajaran.blogspot.coo//2017.
Sosiologis.com/metode-penelitian.
Buku ilmu pengetahuan sosial terpadu kelas VII (penulis Anwar Kurnia, penerbit
Yudhistira) .
www.keterampilansosial.co.id
http//faktorketerampilansosialsiswa.com
Mimin Haryati, (2007). Sistem Penilaian Berbasis Kompetensi, Teori dan Praktek,
Jakarta: Gaung persada.
http//pembelajarankooperatif.tipequiz.co.id
LAMPIRAN-LAMPIRAN
68
Lampiran 1
NAMA-NAMA SISWA KELAS VII E MTsN 11 CIREBON
NO NAMA SISWA
1 ABDUL JABAR
2 AGUNG BUDIANTO
3 AGUS SUPARMAN
4 AIDAH
5 ALI
6 ALIF FADILAH
7 AMANDA AMNI AMELIA
8 ANGGA EKA PRASITIYO
9 ARIE ANDRIA
10 ARINI
11 CANTIKA ANJANI
12 DENISA AZAHRA
13 DIAN MELINDA
14 DINDA AMELIA SOLEHA
15 DONI SAPUTRA
16 HUSNUL KHOTIMAH
17 IKLIMA
18 KHOERUL FIRMANSYAH
19 LAIYLA PURNAMA SARI
20 LISA MAULIDIYA
21 M.SYAHRUL PUTRA JAENUDIN
22 MEGA PUTRI WIDIAWATI
23 MISKI
24 MUHAMMAD YUSUF
25 NAYLA AGUSTIN ADAWIYAH
26 NILA APRILIA CAHYANI
27 RAHMA LIYA ERNAWATI
28 REZA SAEPUDIN
29 RIRIN NOVIA RIZKA
30 RISMAWATI
31 SHENDY ANGGA PUTRA
32 SITI FADHILAH
33 SITI NURHALIMAH
34 SITI NURLAILI
35 SITI ANISAH
69
Lampiran 2
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)
A. KOMPETENSI INTI
KI 1 Menghargai dan menghayati ajaran agama yang dianutnya.
KI 2 Menghargai dan menghayati perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab,
peduli (toleransi, gotong royong), santun, percaya diri, dalam berinteraksi
secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam dalam jangkauan
pergaulan dan keberadaannya.
KI 3 Memahami pengetahuan (faktual,konseptual dan prosedural) berdasarkan
rasa ingin tahu tentang ilmu pengetahuan,teknologi,seni,budaya terkait
fenomena dan kejadian tampak mata.
KI 4 Mmencoba, mengolah dan menyaji dalam ranah konkret
(menggunakan,mengurai,merangkai,memodifikasi dan membuat) dan
ranah abstrak (menulis membaca,menghitung menggambar dan
mengarang) sesuai dengan yang di pelajari di sekolah dan sumber lain
yang sama dalam sudut pandang/teori.
C TUJUAN PEMBELAJARAN
Setelah mempelajari materi ini di harapkan siswa mampu:
3.2.1 Menjelaskan pengertian kehidupan manusia pada Masa Praaksara
3.2.1 Menyebutkan contoh kehidupan manusia pada Masa Praaksara
D MATERI PEMBELAJARAN
1. Materi Reguler 1. Pengertian kehidupan manusia pada masa praaksara
2. Contoh kehidupan manusia pada masa praaksara
2. Materi 1.Pengertian kehidupan manusia pada masa praaksara
Remedial 2.Contoh kehidupan manusia pada masa praaksara
E METODE PEMBELAJARAN
Pendekatan Saintifik
Model Pembelajaran Tipe Quiz Team
G. SUMBER BELAJAR
H. LANGKAH-LANGKAH PEMBELAJARAN
KEGIATAN PEMBELAJARAN ALOKASI
WAKTU
Lampiran 1
Bahan Ajar
A.Kehidupan manusia pada masa praaksara
1.Mengenal masa praaksara
Pengertian masa praaksara dapat ditarik kesimpulan bahwa masa praaksara
merupakan salah satu priode dalam kehidupan manusia ketika manusia belum mengetahui
tulisan. Praaksara berasal dari gabungan kata yaitu pra dan aksara. Pra artinya sebelum dan
aksara berarti tulisan. Dengan demikian, yang dimaksud masa praaksara adalah masa
sebelum manusia mengenal tulisan,. Masa praaksara disebut juga dengan masa nirleka (nir
artinya tidak ada dan leka artinya tulisan), yaitu masa tidak ada tulisan. Masa praaksara
dikenal dengan masa prasejarah. Mengapa tulisan menjadi pembatas waktu masa
praaksara? Masa praaksara dimulai dari sejak manusia ada itulah titik dimulainya masa
praaksara. Adapun masa berakhirnya masa praaksara adalah setelah manusia mulai
mengenal tulisan. Berakhirnya masa praaksara tidak sama bagi tiap-tiap bangsa. Contoh
nya Indonesia meninggalkan masa praaksara pada abad ke-5 masehi. Sebagaimana yang
telah dijelaskan sebelumnya masa praaksara manusia belum mengenal tulisan , maka tidak
ada peninggalan tertulis dari masa praaksara. Lalu bagaimanakah cara mengetahui
kehidupan manusia pada masa tersebut? Peninggalan itu dapat berupa artefak dan fosil.
Artefak membantu kita untuk memperkirakan bagaimana perkembangan kehidupan
manusia dan fosil membantu untuk mengetahui pertumbuhan fisik mahluk hidup pada masa
praaksara.
2.Periodisasi masa praaksara
a. Periodisasi secara Geologis
Geologis atau ilmu bumi yakni ilmu yang mempelajari bumi secara keseluruhan.
Berdasarkan hal tersebut, terjadinya bumi sampai sekarang dibagi ke dalam empat zaman.
Menurut ahli geologi, sejarah perkembangan bumi dapat dikelompokan menjadi empat
periode zaman, yakni zaman arkaekum, palaeozoikum, mesozoikum, dan neozoikum.
76
1) Arkaekum
Zaman ini berlangsung kira-kira selama 2500 juta tahun. Pada saat itu kulit bumi masih
panas sehingga belum terdapat kehidupan.
2) Palaezoikum
Zaman ini berlangsung selama 340 juta tahun. Makhluk hidup yang muncul pada zaman ini
seperti mikro organisme, ikan, amfibi, reptil, dan binatang yang tidak bertulang punggung.
Zaman ini sering disebut juga zaman primer.
3) Mesozoikum
Zaman ini berlangsung kira-kira selama 140 juta tahun. Pada zaman ini pertengahan ini,
jenis reptil mencapai tingkat yang terbesar sehingga pada zaman ini sering juga disebut
zaman reptil. Zaman ini sering disebut juga zaman sekunder atau zaman hidup pertengahan.
Setelah berakhirnya zaman ini, maka muncul kehidupan yang lain, yakni jenis burung dan
binatang menyusui yang masih rendah sekali tingkatannya. Adapun jenis reptilnya
mengalami kepunahan.
4) Neozoikum
Zaman ini sering disebut zaman hidup baru yang dapat dibedakan menjadi 2 zaman, yakni;
a) Tersier atau zaman ketiga
Zaman ini berlangsung kira-kira selama 60 juta tahun. Zaman ini ditandai dengan
perkembangan jenis binatang menyusui seperti kera.
b) Kuartier atau zaman keempat
zaman ini berlangsung sejak kiranya 3.000.000 tahun yang lalu. Zaman ini sangat penting
bagi kita karena merupakan awal kehidupan manusia
b. Periodisasi Berdasarkan Arkeologis
Pembabakan zaman praaksara ini berdasarkan pada benda-benda peninggalan yang
dihasilkan oleh manusia. pembabakan zaman praaksara menurut penemuan benda-benda
peninggalan adalah sebagai berikut;
1) Zaman Batu
Zaman batu adalah zaman ketika sebagian besar perkakas penunjang kehidupan manusia
terbuat dari batu. Zaman batu dibagi menjadi 3 zaman, yakni;
77
tetap dilakukan. Manusia purba pada masa neolithikum sudah bisa menghasilkan bahan
makanan sendiri atau biasa disebut food producing.
Peralatan yang digunakan pada masa neolithikum sudah diasah sampai halus, bahkan ada
peralatan yang berbentuk sangan indah. Peralatan yang diasah pada masa itu adalah kapak
lonjong dan kapak persegi. Di Jawa Timur dan Sulawesi Selatan ada yang telah membuat
anak panah dan mata tombak yang digunakan untuk berburu dan keperluan lainnya.
d) Zaman Batu Besar / Megalithikum
Zaman Batu Besar dibangun atas konsep kepercayaan hubungan antara yang masih hidup
dengan yang sudah mati dan pengaruhnya terhadap kesejahteraan masyarakat dan
kesuburan tanah. Bangunan megalith mulai dibangun pada masa bercocok tanam sampai
masa perundagian. Jenis-jenis bangunan megalith sebagai berikut;
(1) Punden Berundak
Punden berundak adalah bangunan pemujaan para leluhur berupa bangunan bertingkat yang
terbuat dari bebatuan. Di atas bangunan itu biasa didirikan menhir. Bangunan ini banyak
dijumpai di Kosala dan Arca Domas (Banten), Cisolok (Sukabumi), serta Pugungharjo
(Lampung).
(2) Menhir
Menhir (men=batu; hir= berdiri) adalah bangunan berupa batu panjang yang didirikan tegak
menjulang sebagai media atau sarana penghormatan, sebagai tempat roh, sekaligus
lambang dari orang yang sudah mati. Menhir banyak ditemukan di Sumatera Selatan, Jawa
Barat, dan Sulawesi Tengah.
(3) Dolmen
Dolmen (dol= meja; men= batu) adalah batu besar dengan permukaan rata. Digunakan
sebagai tempat meletakkan sesaji, pelinggih roh, dan tempat duduk ketua suku agar
mendapat berkat magis dari leluhurnya. Bangunan ini ditemukan di Pulau Samosir
(Sumatera Utara), Pasemah (Sumatera Selatan), Leles (Jawa Barat), serta Pekauman dan
Pakian di Bondowoso (Jawa Timur).
79
(4) Sarkofagus
Sarkofagus adalah peti mati dari satu batu utuh terdiri atas wadah dan tutup. Mayat
diletakkan dalam posisi berbaring meringkuk. Sarkofagus banyak ditemukan di Indonesia
terutama di Bondowoso (Jawa Timur) dan Bali. Pada Sarkofagus sering dipahatkan motif
kedok atau topeng dalam berbagai ekspresi untuk melindungi roh orang yang mati dari
gangguan gaib.
(5) Kubur Batu
Kubur batu berbentuk seperti sarkofagus. Akan tetapi, dibuat dari papan-papan batu.
Banyak ditemukan di Pasemah (Sumatera Selatan ) dan Kajar, Gunung Kidul (DIY).
(6) Arca Batu
Beberapa arca sederhana menggambarkan para leluhur binatang (gajah, kerbau, monyet).
Arca batu ditemukan di Sumatera Selatan, Jawa Barat, dan Sulawesi. Di Pasemah
(Sumatera Selatan) masyarakat di sekitar mengaitkan arca batu dengan legenda Si Pahit
Lidah. Arca batu juga ditemukan di Batu Raja dan Pager Dewa (Lampung), Kosala, Lebak
Sibedug, dan Cisolok (Jawa Barat), Pekauman Bondowoso (Jawa Timur), serta Bada-
Besoha (Sulawesi Tengah).
(7) Waruga
Waruga berpenampilan dan berfungsi seperti sarkofagus, tetapi dengan posisi mayat
jongkok terlipat. Waruga hanya ditemukan di Minahasa. Selain sudah mengenal upacara
perkabungan bahasa Melayu austronesia sudah mengenal tradisi pengayuan, fetisisme, dan
mutilisi (asah gigi, tindik telinga, potong rambut, sunat, serta cabut gigi.
2) Zaman Logam
Pada zaman ini sudah berhasil dibuat peralatan hidup dari logam, karena saat itu telah
muncul golongan undagi atau golongan yang terampil dalam melakukan jenis usaha
tertentu. Pada zaman ini manusia telah mengenal cara melebur, mencetak, menempa, dan
menuang. Zaman logam dibagii menjadi tiga zaman, yakni zaman tembaga, zaman
perunggu, dan zaman besi. Namun di Indonesia hanya mengalami dua zaman logam, yakni
zaman perunggu dan zaman besi.
80
a) Zaman Perunggu
Pasa zaman telah dikenal logam campuran antara tembaga dan timah hitam yang
menghasilkan perunggu. Teknik penuangannya dengan menggunakan cara teknik cetak lilin
(a cire perdue). Alat-alat yang dihasilkan pada zaman ini antara lain; kapak corong (kapak
yang menyerupai corong), nekara, moko, bejana perunggu, manik-manik, cendrasa.
b) Zaman Besi
Zaman besi adalah zaman akhir dari masa prasejarah. Alat-alat yang digunakan pada masa
ini lebih sempurna dari zaman sebelumnya. Dengan masuknya zaman besi ini, maka
kebudayaan perunggu telah digantikan dengan zaman besi.
c. Periodisasi Berdasarkan Perkembangan Kehidupan
1) Masa Berburu dan Mengumpulkan Makanan
Manusia purba pada masa berburu dan meramu disebut dengan food gathering
(mengumpulkan bahan makanan). Pada masa ini manusia sangat bergantung pada sumber
daya alam. Kebutuhan hidup mereka ada pada alam. Agar dapat bertahan hidup, manusia
pada masa ini berburu dan mengumpulkan makanan. Untuk itu tidak mengherankan jika
mereka hidupnya berpindah-pindah dari satu tempat ke tempat lainnya yang ada sumber
makanan. Kebiasaan hidup berpindah-pindah dari satu tempat ke tempat lain disebut
dengan nomaden. Binatang yang dapat mereka buru, antara lain rusa, babi, burung atau
menangkap ikan di sungai, danau, dan pantai. Perburuan yang mereka lakukan di hutan-
hutan, di sekitar daerah di mana mereka tinggal. Binatang yang berhasil ditangkap biasanya
mereka bakar sebelum di makan. Dengan demikian pada masa berburu dan mengumpulkan
makanan, manusia pada masa ini sudah mengenal api. Selain berburu, mereka juga
mengumpulkan umbi-umbian atau tumbuh-tumbuhan yang bisa di makan. Guna
menghadapi tantangan alam yang begitu keras, terutama dari serangan binatang buas
mereka hidup bekerja sama dan berkelompok. Dengan berkelompok akan
mempermudahkan mereka untuk menaklukan binatang buas atau binatang buruan. Hidup
berkelompok memudahkan perburuan dan keamanan.Berdasarkan alat-alat yang
ditemukan, manusia purba pada masa ini menggunakan alat dari batu, tulang dan kayu.
Alat-alat yang digunakan itu masih kasar dan sangat sederhana. Contoh alat-alat yang
81
ditemukan pada masa berburu dan mengumpulkan makanan, antara lain chopper. Alat yang
terbuat dari batu ini berupa kapak yang tidak bertangkai dan cara menggunakan kapak ini
digenggam dengan tangan.
2) Masa Bercocok Tanam
Pada awalnya kehidupan manusia sangat bergantung pada apa yang disediakan oleh alam.
Tahap kehidupan ini ada pada masa berburu dan mengumpulkan makanan. Perkembangan
selanjutnya, manusia mampu mengolah alam. Kemampuan awal mengolah alam untuk
memenuhi kebutuhan hidupnya. Masuk pada masa bercocok tanam. Pada masa bercocok
tanam, manusia praaksara memiliki kemampuan menyediakan makanan dalam jangka
waktu tertentu.Manusai Praaksara dapat menyediakan makanan sendiri karena pada tahap
ini, manusia mampu memproduksi tumbuh-tumbuhan dan mengembangbiakan binatang
ternak. Manusia mampu menanam berbagai jenis tumbuhan yang semua tumbuh liar,
seperti menanam padi dan umbi-umbian. Mereka dapat mengolah tumbuhan itu sehingga
dapat dimanfaatkan sebagai makanan.Pada tahap bercocok tanam, tempat tinggal manusia
tidak berpindah-pindah seperti halnya pada masa berburu dan mengumpulkan makanan.
Pada masa bercocok tanam, manusia secara berkelompok sudah mulai hidup menetap.
Mereka tidak perlu berpindah-pindah lagi karena persediaan makanan melalui bercocok
tanam sudah tercukupi.Berhuma merupakan cara bercocok tanam yang digunakan oleh
manusia praaksara pada masa itu.
3) Masa Perundagian
Zaman logam merupakan fase terakhir perkembangan peradaban prasejarah. Manusia
pendukung kebudayaan ini adalah ras Austronesia dari daratan Asia. Ciri zaman ini adalah
adanya kemampuan pada masyarakat Indonesia dalam pengolahan logam. Barang-barang
yang digunakan menggunakan bahan dari logam. Meskipun sudah mengenal logam, tidak
berarti penggunaan barang-barang dari batu tidak digunakan. Masih banyak masyarakat
pada zaman ini menggunakan alat-alat dari batu.
82
a. Nilai Religius
Masyarakat paraaksara sudah memiliki kepercayaan dengan adanya kekuatan gaib. Meraka
percaya bahwa pohon rimbun yang tinggi besar, hutan lebat, gua yang gelap, pantai, laut
atau tempat yang lainnya dipandang keramat karena ditempati oleh roh halus atau mahluk
gaib. Meraka meyakini bahwa kejadian-kejadian alam seperti hujan, petir, banjir, gunung
meletus. Atau gempa bumi adalah akibat perbuatan roh halus atau mahluk gaib. Untuk
menghindari malapetaka maka roh halus atau mahluk gaib harus selalu dipuja. Kepercayaan
terhadap roh halus ini disebut dengan “Animisme”. Selain percaya kepada roh halus,
mereka juga percaya bahwa benda-benda tertentu seperti kapak, mata tombak, atau benda
lainnya memiliki kekuatan gaib, karena memiliki kekuatan gaib maka benda tersebut harus
dikeramatkan. Kepercayaan bahwa benda memiliki kekuatan gaib disebut dengan
“Dinamisme”.
b. Nilai Gotong Royong
Masyarakat praaksara hidup secara berkelompok, mereka bergotong royong untuk
kepentingan bersama, contohnya membangun rumah yang dilakukan secara bersama-sama.
Budaya gotong royong juga dapat terlihat dari peninggalan mereka berupa bangunan-
bangunan batu besar yag dapat dipastikan dibangun secara gotong royong.
c. Nilai Musyawarah
dalam kehidupan berkelompok, masyarakat masyarakat praaksara telah mengembangkan
nilai musyawarah. Hal ini dapat ditunjukkan dengan dipilihnya pemimpin yang dianggap
paling tua (sesepuh ) yang mengatur masyarakat dan memberikan keputusan untuk berbagai
persoalan yang dihadapi bersama.
d. Nilai Keadilan.
Nilai keadilan sudah diterapkan dalam masyarakat praaksara, yaitu dengan adanya
pembagian tugas sesuai dengan kemampuan dan keahliannya. Tugas antara kaum laki-laki
berbeda dengan kaum perempuan. Hal ini mencerminkan sikap yang adil karena setiap
orang akan memperoleh hak dan kewajiban sesuai dengan kemampuannya.
83
Paul dan firtz sarain (Sarasin bersaudara) mengemukakan bahwa penduduk asli
Indonesia adalah suatu ras yang berkulit gelap dan bertubuh kecil. Ras ini pada awalnya
mendiami asia bagian tenggara yang saat itu masih bersatu sebagai daratan pada zaman es
atau periode glacial. Namun setelah periode es berakhir dan es mencair maka dataran
tersebut kemudian terpisah oleh lautan yaitu laut china selatan dan laut jawa. Akibatnya
daratan yang tadinya bersatu kemudian terpisah menjadi daratan utama asia dan kepulauan
Indonesia. Penduduk asli inilah disebut sebagai suku bangsa vedda oleh Sarasin. Orang
vedda kemudian menyebar ketimur dan mendiami wilayah papua, Sulawesi selatan, kai,
seram, timor barat dan terus ketimur sampai kepulauan Melanesia. Beberapa suku bangsa
seperti kubu, lubu , talang mamak yang tinggal disumatra dan ditoala Sulawesi merupakan
penduduk tertua dikepulauan Indonesia. Mereka diyakini mempunyai hubungan erat
dengan orang vedda. Ras lain yang menghuni kepulauan Indonesia adalah proto melayu
dan deutro melayu. Ciri fisik mereka adalah rambut lurus, kulit kuning kecoklat coklatan
dan bermata sifit. Proto melayu dan deutro melayu tiba dikepulauan Indonesia dalam dua
gelombang.
84
Lampiran 2
A. Penilaian Pengetahuan
Soal
1. Apa yang kalian ketahui tentang pengertian masa praaksara?
2. Sebutkan periodisasi secara geologis?
3. Masa perundagian adalah?
4. Nilai budaya apa saja yang terkandung dalam masa praaksara?
5. Jelaskan pengertian zaman batu muda?
Skor Perolehan
Nilai Akhir = Skor Maksimun × 100
85
Lampiran 3
Lembar Kerja Kelompok
Materi “kehidupan manusia pada masa praaksara”
Kelompok :
Anggota :
1.berdasarkan pengamatanmu mana benda yang merupakan peninggalan masa praaksara
dan benda yang bukan peninggalan masa praaksara !
Benda Alasan
1 fosil manusia purba
2 Prasasti
4 naskah kuno
Lampiran 4
Rubrik penilaian keterampilan
Keterangan :
Skor rentang antara 1-4
1 = kurang
2 = cukup
4 = baik
4 = amat baik
Nilai = Jumlah nilai dibagi 4
2. Rubrik Penilaian Keterampilan (Diskusi)
Kemampuan Menerima
Pemahaman Berkontribus Jumla
mengemukakan pendapat
No Nama materi i h nilai
pendapat teman
1-4 1-4 1-4 1-4
1.
2.
87
3.
4.
5.
Keterangan:
Skor rentang antara 1 – 4
1 = kurang
2 = cukup
3 = baik
4 = amat baik
Nilai = Jumlah nilai dibagi 4
88
Lampiran 3
Pretest
A. Pilihlah a, b, c dan d sebagai jawaban yang paling tepat atau benar !
1. Ciri-ciri zaman mesozoikum adalah..
a. Belum ada kehidupan
b. Berkembang binatang kecil tak bertulang belakang
c. Berkembangnya jenis reptile raksasa
d. Berkembangnya jenis manusia homo sapien
2. Masa kehidupan berburu dan berpindah-pindah berlangsung bersamaan dengan..
a. Zaman neolitik c. Zaman mesolitik
b. Kala holosen d. Kala pleistosen
3. Di bawah ini merupakan pekakas peninggalan pada masa bercocok tanam adalah..
a. Kapak perimbas-kapak genggam c. Kapak perunggu-bejana
b. perungguKapak persegi-kapak lonjong d. Kapak corong-kapak sepatu
4. Masa praksara adalah..
a. Kehidupan Manusia belum mengenal tulisan
b. Manusia sudah mengenal tulisan
c. Sekelompok manusia yang telah mengenal tulisan
d. Sebagai pradaban manusia
5. Masa praaksara disebut juga dengan masa..
a. Pradaban b. Prasejarah c. Kebudayaan d.
Berburu
6. zaman arkaekum merupakan zaman..
a. Zaman tertua c. Zaman kehidupan tua
b. Zaman kehidupan pertengahan d. Zaman kehidupan baru
7. Zaman palaeozoikum merupakan zaman..
a. Zaman tertua c. Zaman kehidupan tua
b. Zaman kehidupan pertengahan d. Zaman kehidupan baru
89
8. Zaman neozoikum adalah zaman kehidupan baru berlangsung sejak 60 juta tahun
yang lalu. Zaman ini dibagi menjadi ..
a. 4 b. 3 c. 2 d. 1
9. Berdasarkan hasil penelitian terhadap benda-benda pada masa praaksara dibagi
menjadi dua zaman yaitu..
a.zaman logam dan emas c. zaman perak dan batu
b. zaman batu dan logam d. zaman emas dan besi
10. Priodisasi masa praaksara dapat dilakukan secara..
a. arkeologis, geografis dan biologis
b. geologi dan geologis
c. geologis, arkeologis dan perkembangan kehidupan manusia
d. perkembangan kehidupan manusia.
11. Zaman praaksara adalah zaman sebelum mengenal tulisan. Zaman praaksara dimulai
sejak manusia ada dan berakhir setelah…
a. Pradaban c. Prasejarah
b. Mengenal tulisan d. Sebelum mengenal tulisan
12. Secara geologis sejarah perkembangan bumi dapat dibagi menjadi 4 periode yaitu….
a. Zaman arkaekum, zaman purba, zaman logam dan besi
b. Zaman neozoikum, palaeozoikum, mesozoikum dan zaman perunggu
c. Zaman mesozoikum, arkaikum, palaezoikum dan zaman kuartier
d. Zaman arkaikum, palaeozikum, mesozoikum dan neozoikum
13. sejarah kehidupan bagi manusia dibagi menjadi dua yaitu Zaman batu dan zaman
logam yang disebut dengan…..
a. geologis b. arkeologis c. sejarah d. perubahan
14. menurut tingkat kehidupan sosial ekonominya, kehidupan manusia praaksara
dikelompokan menjadi tiga yaitu..
a. masa berburu, masa mengumpulkan makanan, dan masa perundagian
b. masa berburu, bercocok tanam, hidupnya menetap dan saling bergotong royong
c. masa berburu, hidupnya berpindah-pindah dan masa perundagian
90
Kunci jawaban :
Lampiran 4
Postest
A. Pilihlah a, b, c dan d sebagai jawaban yang paling tepat atau benar !
1. Ciri-ciri zaman mesozoikum adalah..
a. Belum ada kehidupan
b. Berkembang binatang kecil tak bertulang belakang
c. Berkembangnya jenis reptile raksasa
d. Berkembangnya jenis manusia homo sapien
2. Masa kehidupan berburu dan berpindah-pindah berlangsung bersamaan dengan..
a. Zaman neolitik c. Zaman mesolitik
b. Kala holosen d. Kala pleistosen
3. Di bawah ini merupakan pekakas peninggalan pada masa bercocok tanam adalah..
a. Kapak perimbas-kapak genggam c. Kapak perunggu-bejana
b. perungguKapak persegi-kapak lonjong d. Kapak corong-kapak sepatu
4. Masa praksara adalah..
a. Kehidupan Manusia belum mengenal tulisan
b. Manusia sudah mengenal tulisan
c. Sekelompok manusia yang telah mengenal tulisan
d. Sebagai pradaban manusia
Masa praaksara disebut juga dengan masa..
b. Pradaban b. Prasejarah c. Kebudayaan d.
Berburu
zaman arkaekum merupakan zaman..
c. Zaman tertua c. Zaman kehidupan tua
d. Zaman kehidupan pertengahan d. Zaman kehidupan baru
Zaman palaeozoikum merupakan zaman..
c. Zaman tertua c. Zaman kehidupan tua
d. Zaman kehidupan pertengahan d. Zaman kehidupan baru
94
Zaman neozoikum adalah zaman kehidupan baru berlangsung sejak 60 juta tahun
yang lalu. Zaman ini dibagi menjadi ..
b. 4 b. 3 c. 2 d. 1
Berdasarkan hasil penelitian terhadap benda-benda pada masa praaksara dibagi
menjadi dua zaman yaitu..
a.zaman logam dan emas c. zaman perak dan batu
b. zaman batu dan logam d. zaman emas dan besi
10. Priodisasi masa praaksara dapat dilakukan secara..
a. arkeologis, geografis dan biologis
b. geologi dan geologis
c. geologis, arkeologis dan perkembangan kehidupan manusia
d. perkembangan kehidupan manusia.
26. Zaman praaksara adalah zaman sebelum mengenal tulisan. Zaman praaksara dimulai
sejak manusia ada dan berakhir setelah…
c. Pradaban c. Prasejarah
d. Mengenal tulisan d. Sebelum mengenal tulisan
27. Secara geologis sejarah perkembangan bumi dapat dibagi menjadi 4 periode yaitu….
e. Zaman arkaekum, zaman purba, zaman logam dan besi
f. Zaman neozoikum, palaeozoikum, mesozoikum dan zaman perunggu
g. Zaman mesozoikum, arkaikum, palaezoikum dan zaman kuartier
h. Zaman arkaikum, palaeozikum, mesozoikum dan neozoikum
28. sejarah kehidupan bagi manusia dibagi menjadi dua yaitu Zaman batu dan zaman
logam yang disebut dengan…..
b. geologis b. arkeologis c. sejarah d. perubahan
29. menurut tingkat kehidupan sosial ekonominya, kehidupan manusia praaksara
dikelompokan menjadi tiga yaitu..
e. masa berburu, masa mengumpulkan makanan, dan masa perundagian
f. masa berburu, bercocok tanam, hidupnya menetap dan saling bergotong royong
g. masa berburu, hidupnya berpindah-pindah dan masa perundagian
95
kunci jawaban :
1. A 6. A 11. D 16. D 21. C
2. A 7. D 12. C 17. D 22. B
3. A 8. A 13. A 18. B 23. C
4. A 9. B 14. A 19. D 24. D
5. D 10. C 15. D 20. C 25. C
98
Lampiran 5
Kisi-kisi Indikator Angket Model Pembelajaran Tipe Quiz Team (Variabel X)
N Aspek Indikator Ya Tida
o yang k
diama
ti
1 Tahap Guru memilih topik yang biasa disajikan dalam tiga
1 segmen
2 Tahap Guru membagi siswa kedalam tiga kelompok besar
2
3 Tahap Guru menjelaskan scenario pembelajaran
3
4 Tahap Guru menyajikan materi pelajaran
4
5 Tahap Guru meminta tim A untuk menyiapkan kuis jawaban
5 singkat, sementara tim B, tim C menggunakan waktu
untuk memeriksa catatan mereka mereka
6 Tahap Guru meminta tim A memberikan kuis kepada tim B
6 jika tim B tidak menjawab pertanyaan tim C segera
menjawabnya
7 Tahap Guru meminta tim A mengarahkan pertanyaan
7 berikutnya kepada anggota tim C dan mengulang proses
tersebut
8 Tahap Guru meninta ketika kuisnya selesai lanjutkan segmen
8 kedua dari pelajaran dan mintalah tim B sebagai
pemandu kuis
9 Tahap Guru meminta setelah tim B menyelesaikan kuisnya
9 lanjutkan dengan segmen ketiga dari pelajaran dan
tunjuklah tim C sebagai pemandu kuis
99
Lampiran 6
Kisi-kisi Instrument Angket Positif dan Negatif Model Pembelajaran Tipe Quiz Team
(Variabel X)
N Aspek Indikator (+) (-)
o yang
diamati
1 Tahap 1 Guru memilih topik yang biasa disajikan dalam Positif
tiga segmen
2 Tahap 2 Guru membagi siswa kedalam tiga kelompok Positif
besar
Lampiran 7
ANGKET MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE QUIZ TEAM
Petunjuk pengisian angket
1. Berilah tanda ceklis (√) pada kolom yang tersedia pada salah satu alternatif
jawaban yang paing sesuai.
2. Alternatif jawaban yang tersedia memiliki 2 kemungkinan dengan skala sebagai
berikut :
No PERTANYAAN Ya Tidak
1 Guru memilih topik yang biasa disajikan dalam tiga segmen
Lampiran 8
DATA HASIL ANGKET MODEL PEMBELAJARAN
KOOPERATIF TIPE QUIZ TEAM VARIABEL X
34 1 1 1 2 2 2 2 1 1
35 1 1 1 1 1 1 1 1 1
103
Lamipran 9
Kisi-kisi Indikator Angket Keterampilan Sosial (Variabel Y)
No Indikator Pertanyaan S T KS S
T S S S
S
1 Keterampilan Saya malas bekerjasama dengan teman satu
bekerjasama kelas
Saya berbagi soal dalam pengerjaan tugas
bersama
2 Keterampilan Saya merasa percaya diri diri dalam bergaul
berkomunikas
i Saya membantu teman saya menjawab
sanggahan ketika diskusi
3 Ketarampilan Saya tidak suka apabila ada teman yang
menghargai berbeda pendapat dengan saya
satu sama lain Saya mampu mengendalikan rasa ingin
menang sendiri (egois)
4 Keterampilan Saya berani mengemukakan pendapat dalam
mengemukaka kelompok diskusi
n pendapat Saya tidak berani mengemukakan pendapat
dikelas,karena takut salah
5 Keterampilan Saya dapat membangun tim atau kelompok
membangun dengan solid
tim atau
kelompokA Saya tidak suka ketika melihat teman saya
tidak mengerjakan tugas dalam kelompok
diskusi
6 Keterampilan Saya merasa malu ketika akan menjawab
bertanya dan soal karena takut salah
menjawab Saya malu bertanya pada guru atau teman
soal karena takut dianggap bodoh
7 Keterampilan Saya dengan senang hati meminjamkan alat
saling berbagi tulis pada teman
Saya menjelaskan kepada teman
sekelompok yang belum paham tentang
materi pelajaran
Saya tidak suka jika ada teman saya yang
tidak mengijinkan saya meminjam alat tulis
104
Lampiran 10
Kisi-kisi Instrument Angket Positif dan Negatif Keterampilan Sosial (Variabel Y)
N Indikator Pertanyaan (+) (-)
o
1 Keterampilan Saya malas bekerjasama dengan teman Negatif
bekerjasama satu kelas
Saya berbagi soal dalam pengerjaan tugas
bersama Positif
2 Keterampilan Saya merasa percaya diri diri dalam Positif
berkomunika bergaul
si
Saya membantu teman saya menjawab Positif
sanggahan ketika diskusi
3 Ketarampilan Saya tidak suka apabila ada teman yang Negatif
menghargai berbeda pendapat dengan saya
satu sama Saya mampu mengendalikan rasa ingin Positif
lain menang sendiri (egois)
4 Keterampilan Saya berani mengemukakan pendapat Positif
mengemukak dalam kelompok diskusi
an pendapat Saya tidak berani mengemukakan Negatif
pendapat dikelas,karena takut salah
5 Keterampilan Saya dapat membangun tim atau Positif
membangun kelompok dengan solid
tim atau
kelompokA Saya tidak suka ketika melihat teman saya Negatif
tidak mengerjakan tugas dalam kelompok
diskusi
6 Keterampilan Saya merasa malu ketika akan menjawab Negatif
bertanya dan soal karena takut salah
menjawab Saya malu bertanya pada guru atau teman Negatif
soal karena takut dianggap bodoh
7 Keterampilan Saya dengan senang hati meminjamkan Positif
saling alat tulis pada teman
berbagi Saya menjelaskan kepada teman Positif
sekelompok yang belum paham tentang
materi pelajaran
Saya tidak suka jika ada teman saya yang Negatif
tidak mengijinkan saya meminjam alat
tulis
105
Lampiran 11
ANGKET KETERAMPILAN SOSIAL SISWA
Petunjuk pengisian angket
1. Berilah tanda ceklis (√) pada kolom yang tersedia pada salah satu alternatif
jawaban yang paing sesuai.
2. Alternatif jawaban yang tersedia memiliki 5 kemungkinan dengan skala sebagai
berikut :
STS = Sangat tidak setuju KS = Tidak setuju SS = Sangat setuju
TS = Tidak setuju S = Setuju
No PERTANYAAN S T KS S
T S S S
S
1 Saya malas bekerjasama dengan teman satu kelas
10 Saya tidak suka ketika melihat teman saya tidak mengerjakan tugas
dalam kelompok diskusi
11 Saya merasa malu ketika akan menjawab soal karena takut salah
12 Saya malu bertanya pada guru atau teman karena takut dianggap
bodoh
13 Saya dengan senang hati meminjamkan alat tulis pada teman
106
Lampiran 12
35 2 4 4 2 1 4 4 5 4 4 4 4 5 5 2
109
Lampiran 13
Hasil posttest
No Nama 1 2 3 4 5 6 7 8 9 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 2 2 2 2 25
siswa 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 0 1 2 3 4
1 0 1 1 1 0 0 1 1 0 1 0 0 1 0 1 0 0 1 1 0 0 1 1 0 0
2 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 0 0 0 0 0 0 1 0 0 1 1 0 0
3 0 1 1 0 0 1 1 0 1 1 0 1 0 0 0 1 1 0 0 1 1 1 1 1 0
4 1 1 1 1 1 0 0 1 0 0 1 1 1 0 0 0 1 0 1 1 0 0 0 1 0
5 0 1 1 1 0 1 1 0 0 1 0 1 1 0 0 1 1 0 1 1 0 1 1 0 1
6 0 1 1 1 0 0 1 1 1 1 0 1 0 0 1 0 1 1 1 1 0 1 1 0 1
7 0 1 1 0 1 1 0 0 1 1 0 1 1 0 1 0 1 0 0 1 1 1 1 1 0
8 1 0 1 1 0 0 1 1 1 1 0 0 1 0 1 1 0 1 1 0 1 1 1 0 0
9 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 0 1 0 0 1 0 0 1 1 1 1 0 1 0 1
10 1 1 1 0 0 1 0 0 1 1 0 0 0 1 1 0 1 0 1 1 0 1 0 1 1
11 1 1 1 1 1 0 0 1 0 0 0 1 0 1 0 1 1 1 1 1 0 1 0 1 0
12 0 1 1 1 0 0 0 1 1 1 0 1 0 0 1 0 1 1 1 0 1 0 1 1 0
13 1 1 1 0 0 1 1 0 0 1 0 1 1 0 0 1 1 0 0 1 0 1 1 0 1
14 0 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 0
15 0 1 0 1 1 0 1 1 1 1 0 0 1 1 0 1 1 1 1 0 0 1 0 1 0
16 0 1 1 0 1 0 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 0 0 0
17 1 1 1 0 1 1 1 0 0 1 1 1 0 1 0 1 1 1 0 1 0 0 1 0 1
18 1 1 1 1 1 0 0 1 1 0 0 1 1 0 1 0 1 1 1 0 0 1 0 1 1
19 0 1 1 0 0 0 1 1 1 1 0 1 0 0 0 0 1 1 1 1 0 1 0 0 1
20 0 1 1 0 0 0 1 1 1 1 0 1 1 0 1 0 1 1 1 0 0 1 1 1 0
21 1 1 1 1 1 0 0 0 1 1 0 1 1 0 1 0 1 1 1 1 0 0 1 0 0
22 1 1 1 0 0 0 0 1 1 0 0 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 0 1
23 0 1 1 0 0 1 1 0 1 1 0 1 1 0 0 0 1 1 1 0 1 1 0 1 1
24 1 1 1 1 0 0 0 0 1 1 0 1 0 0 1 0 1 1 1 1 0 1 1 0 0
25 0 1 1 1 1 0 0 1 0 0 0 0 1 0 1 1 0 1 1 1 0 1 1 0 0
26 0 1 1 1 1 0 0 0 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 0 0 0 1
27 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 0 1 0 0 0 1 0 0 1 1 0 1 1 0 0
28 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 0 1 0 1 1 1 1 1 0 1 0 0 1
29 0 1 1 0 1 1 0 1 1 0 0 1 0 0 1 0 1 0 1 1 1 0 1 1 1
30 0 1 1 0 1 1 0 0 1 1 0 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 0 0 1 1
31 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 0 1 0 1 1 0 0 1 0 1 0 1 1 1 1
32 1 0 0 0 0 1 1 0 0 0 1 0 0 1 1 1 1 1 0 1 1 0 0 0 0
33 0 1 1 1 1 0 0 0 0 1 0 1 1 0 0 0 1 1 1 0 1 1 0 1 1
34 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 0 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 0
110
35 0 1 1 1 0 1 0 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 0 0 1 0 0 0
111
Lampiran 14
Hasil pretest
No Nama 1 2 3 4 5 6 7 8 9 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 2 2 2 2 25
siswa 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 0 1 2 3 4
1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 0 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1
2 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 0 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1
3 0 1 0 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 0 1
4 0 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1
5 0 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 0
6 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 0
7 1 0 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 0 1 1 1
8 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 1 1
9 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 0 1 1 1
10 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 0 1 1
11 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1
12 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1
13 0 0 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1
14 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 0
15 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1
16 0 1 0 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 0 1 1 1 1
17 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 0 0 0
18 0 1 0 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 0 1 0 1
19 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 0
20 1 0 1 1 1 1 0 1 1 0 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 0 1 0
21 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 0 1 1 1 0 0 1
22 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 0 1 1 1 1 0 1 1 0
23 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 0 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
24 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 1
25 0 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0
26 1 0 0 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1
27 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 0 0
28 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 0 1
29 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 0 1 0 1 1 1 0
30 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 0 0 1 1 1
31 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1
32 0 1 0 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1
33 0 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 0 0 1 0
34 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1
112
35 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1
113
Lampiran 15
OUTPUT SPSS
UJI VALIDITAS DAN RELIABILITAS
MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE QUIZ TEAM VARIABEL X
Correlations
Item Item
Total Item 1 Item 2 Item 3 Item 4 5
Item Pearson 1 .563** .488** .636** .432** .628
**
Total Correlation
Sig. (2-tailed) .000 .003 .000 .010 .000
N 35 35 35 35 35 35
Item 1 Pearson .563** 1 .361* .251 .024 .103
Correlation
Sig. (2-tailed) .000 .033 .145 .891 .555
N 35 35 35 35 35 35
Item 2 Pearson .488** .361* 1 .364* -.137 .108
Correlation
Sig. (2-tailed) .003 .033 .031 .433 .538
N 35 35 35 35 35 35
Item 3 Pearson .636** .251 .364* 1 .244 .253
Correlation
Sig. (2-tailed) .000 .145 .031 .158 .143
N 35 35 35 35 35 35
Item 4 Pearson .432** .024 -.137 .244 1 .561
**
Correlation
Sig. (2-tailed) .010 .891 .433 .158 .000
N 35 35 35 35 35 35
Item 5 Pearson .628** .103 .108 .253 .561** 1
Correlation
Sig. (2-tailed) .000 .555 .538 .143 .000
N 35 35 35 35 35 35
114
Correlations
N 35 35 35 35
N 35 35 35 35
N 35 35 35 35
N 35 35 35 35
N 35 35 35 35
N 35 35 35 35
N 35 35 35 35
N 35 35 35 35
N 35 35 35 35
N 35 35 35 35
Reliability Statistics
Cronbach'
s Alpha N of Items
.710 9
Item Statistics
Mean Std. Deviation N
Item 1 1.8571 .35504 35
Item 2 1.7714 .42604 35
Item 3 1.6857 .47101 35
Item 4 1.6286 .49024 35
Item 5 1.7143 .45835 35
Item 6 1.8000 .40584 35
Item 7 1.8000 .40584 35
Item 8 1.8571 .35504 35
Item 9 1.7429 .44344 35
117
Item-Total Statistics
Corrected Cronbach's
Scale Mean if Scale Variance if Item-Total Alpha if Item
Item Deleted Item Deleted Correlation Deleted
Item 1 14.0000 3.706 .430 .678
Item 2 14.0857 3.728 .311 .698
Item 3 14.1714 3.382 .472 .666
Item 4 14.2286 3.770 .215 .721
Item 5 14.1429 3.420 .466 .668
Item 6 14.0571 3.526 .479 .667
Item 7 14.0571 3.820 .274 .704
Item 8 14.0000 3.647 .477 .671
Item 9 14.1143 3.575 .387 .684
Scale Statistics
Mean Variance Std. Deviation N of Items
15.85 4.420 2.10242 9
71
118
Lampiran 16
Sig. (2- .000 .172 .142 .036 .000 .118 .024 .838 .162 .043 .001
tailed)
N 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35
Ite Pearson .467* .103 .166 .107 .705 1 .094 .146 - - .108 .171
* **
m Correlatio .065 .095
5 n
Sig. (2- .005 .558 .341 .539 .000 .590 .402 .711 .587 .538 .325
tailed)
N 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35
Ite Pearson .619* .352 .594 .464 .269 .094 1 .364 .315 .472 .459 .528
* * ** ** * ** ** **
m Correlatio
6 n
Sig. (2- .000 .038 .000 .005 .118 .590 .032 .065 .004 .006 .001
tailed)
N 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35
Ite Pearson .695* .229 .638 .706 .381 .146 .364 1 .243 .452 .371 .370
* ** ** * * ** * *
m Correlatio
7 n
Sig. (2- .000 .185 .000 .000 .024 .402 .032 .159 .006 .028 .029
tailed)
N 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35
Ite Pearson .497* .310 .549 .335 .036 - .315 .243 1 .487 .365 .353
* ** * ** * *
m Correlatio .065
8 n
Sig. (2- .002 .070 .001 .049 .838 .711 .065 .159 .003 .031 .038
tailed)
N 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35
Ite Pearson .656* .365 .506 .571 .242 - .472 .452 .487 1 .582 .639
* * ** ** ** ** ** ** **
m Correlatio .095
9 n
Sig. (2- .000 .031 .002 .000 .162 .587 .004 .006 .003 .000 .000
tailed)
N 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35
Ite Pearson .664* .328 .323 .456 .343 .108 .459 .371 .365 .582 1 .490
* ** * ** * * ** **
m Correlatio
10 n
120
Sig. (2- .000 .055 .058 .006 .043 .538 .006 .028 .031 .000 .003
tailed)
N 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35
Ite Pearson .710* .361 .475 .467 .545 .171 .528 .370 .353 .639 .490 1
* * ** ** ** ** * * ** **
m Correlatio
11 n
Sig. (2- .000 .033 .004 .005 .001 .325 .001 .029 .038 .000 .003
tailed)
N 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35
Ite Pearson .763* .536 .646 .453 .392 .259 .572 .647 .365 .452 .467 .371
* ** ** ** * ** ** * ** ** *
m Correlatio
12 n
Sig. (2- .000 .001 .000 .006 .020 .133 .000 .000 .031 .006 .005 .028
tailed)
N 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35
Ite Pearson .612* .114 .593 .629 .280 .195 .330 .559 .576 .338 .410 .303
* ** ** ** ** * *
m Correlatio
13 n
Sig. (2- .000 .514 .000 .000 .103 .261 .053 .000 .000 .047 .014 .076
tailed)
N 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35
Ite Pearson .832* .475 .590 .578 .409 .327 .518 .628 .391 .553 .557 .561
* ** ** ** * ** ** * ** ** **
m Correlatio
14 n
Sig. (2- .000 .004 .000 .000 .015 .055 .001 .000 .020 .001 .001 .000
tailed)
N 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35
Ite Pearson .640* .276 .205 .370 .771 .613 .103 .435 .117 .166 .275 .321
* * ** ** **
m Correlatio
15 n
Sig. (2- .000 .108 .237 .029 .000 .000 .554 .009 .505 .341 .110 .060
tailed)
N 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35
121
Correlations
Item 12 Item 13 Item 14 Item 15
Item Total Pearson Correlation .763** .612** .832** .640**
Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .000
N 35 35 35 35
Item 1 Pearson Correlation .536** .114 .475** .276
Sig. (2-tailed) .001 .514 .004 .108
N 35 35 35 35
Item 2 Pearson Correlation .646** .593** .590** .205
Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .237
N 35 35 35 35
Item 3 Pearson Correlation .453** .629** .578** .370*
Sig. (2-tailed) .006 .000 .000 .029
N 35 35 35 35
Item 4 Pearson Correlation .392* .280 .409* .771**
Sig. (2-tailed) .020 .103 .015 .000
N 35 35 35 35
Item 5 Pearson Correlation .259 .195 .327 .613**
Sig. (2-tailed) .133 .261 .055 .000
N 35 35 35 35
Item 6 Pearson Correlation .572** .330 .518** .103
Sig. (2-tailed) .000 .053 .001 .554
N 35 35 35 35
Item 7 Pearson Correlation .647** .559** .628** .435**
Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .009
N 35 35 35 35
Item 8 Pearson Correlation .365* .576** .391* .117
Sig. (2-tailed) .031 .000 .020 .505
N 35 35 35 35
Item 9 Pearson Correlation .452** .338* .553** .166
Sig. (2-tailed) .006 .047 .001 .341
N 35 35 35 35
Item 10 Pearson Correlation .467** .410* .557** .275
122
Reliability Statistics
Cronbach'
s Alpha N of Items
.894 15
123
Item Statistics
Mean Std. Deviation N
Item 1 3.3429 .90563 35
Item 2 4.2857 .75035 35
Item 3 4.0571 .80231 35
Item 4 3.0000 1.23669 35
Item 5 3.1714 1.24819 35
Item 6 4.0286 .70651 35
Item-Total Statistics
Scale Statistics
Mean Variance Std. Deviation N of Items
56.0000 76.353 8.73802 15
125
Lampiran 17
OUTPUT SPSS
Distribusi frekuensi
Statistics
Pretest Postest
N Valid 35 35
Missing 0 0
Mean 59.2000 77.7143
Median 60.0000 80.0000
Mode 60.00 80.00
Std. Deviation 6.12036 4.36949
Variance 37.459 19.092
Minimum 44.00 68.00
Maximum 72.00 84.00
Sum 2072.00 2720.00
Frequency Table
Pretest
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid 44.00 1 2.9 2.9 2.9
48.00 2 5.7 5.7 8.6
52.00 3 8.6 8.6 17.1
56.00 7 20.0 20.0 37.1
60.00 11 31.4 31.4 68.6
64.00 7 20.0 20.0 88.6
68.00 3 8.6 8.6 97.1
72.00 1 2.9 2.9 100.0
Total 35 100.0 100.0
126
Postest
Frequen
cy Percent Valid Percent Cumulative Percent
Vali 68.00 3 8.6 8.6 8.6
d 72.00 2 5.7 5.7 14.3
76.00 12 34.3 34.3 48.6
80.00 13 37.1 37.1 85.7
84.00 5 14.3 14.3 100.0
Total 35 100.0 100.0
127
Lampiran 18
UJI NORMALITAS
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Model
Pembelajaran
Kooperatif Tipe
Quiz Team Keterampilan Sosial
N 35 35
Normal Mean 15.8571 56.0000
a,b
Parameters Std. Deviation 2.10242 8.73802
Most Absolute .192 .124
Extreme Positive .154 .075
Differences Negative -.192 -.124
Kolmogorov-Smirnov Z 1.138 .732
Asymp. Sig. (2-tailed) .150 .657
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
UJI REGRESI
Regression
Variables Entered/Removeda
Model Variables Entered Variables Removed Method
1 Model Pembelajaran
Kooperatif Tipe Quiz . Enter
b
Team
a. Dependent Variable: Keterampilan Sosial
b. All requested variables entered.
128
Model Summary
Mod Adjusted R
el R R Square Square Std. Error of the Estimate
1
.796a .633 .622 5.37222
ANOVAa
Sum of
Model Squares Df Mean Square F Sig.
1 Regression 1643.596 1 1643.596 56.949 .000b
Residual 952.404 33 28.861
Total 2596.000 34
a. Dependent Variable: Keterampilan Sosial
b. Predictors: (Constant), Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Quiz Team
Coefficientsa
Standardi
zed
Unstandardized Coefficie
Coefficients nts
Model B Std. Error Beta t Sig.
1 (Constant) 3.560 7.008 .508 .615
Model Pembelajaran
3.307 .438 .796 7.546 .000
Kooperatif Tipe Quiz Team
a. Dependent Variable: Keterampilan Sosial
129
Lampiran 19
Tabel N-gain
No Siswa Pretest Postest N Gain Keterangan
1 Siswa 1 48 76 0,54 Sedang
2 Siswa 2 48 80 0,62 Sedang
3 Siswa 3 56 72 0,36 Sedang
4 Siswa 4 52 80 0,58 Sedang
5 Siswa 5 60 76 0,40 Sedang
6 Siswa 6 64 80 0,44 Sedang
7 Siswa 7 60 76 0,40 Sedang
8 Siswa 8 60 84 0,60 Sedang
9 Siswa 9 64 80 0,44 Sedang
10 Siswa 10 56 80 0,55 Sedang
11 Siswa 11 60 80 0,50 Sedang
12 Siswa 12 56 80 0,55 Sedang
13 Siswa 13 56 76 0,45 Sedang
14 Siswa 14 68 76 0,25 Rendah
15 Siswa 15 60 84 0,60 Sedang
16 Siswa 16 64 72 0,22 Rendah
17 Siswa 17 64 76 0,33 Sedang
18 Siswa 18 64 68 0,11 Rendah
19 Siswa 19 52 76 0,50 Sedang
20 Siswa 20 60 68 0,20 Rendah
21 Siswa 21 60 76 0,40 Sedang
22 Siswa 22 64 76 0,33 Sedang
23 Siswa 23 60 80 0,50 Sedang
24 Siswa 24 56 80 0,55 Sedang
25 Siswa 25 52 80 0,58 Sedang
26 Siswa 26 60 80 0,50 Sedang
27 Siswa 27 56 76 0,45 Sedang
28 Siswa 28 68 84 0,50 Sedang
29 Siswa 29 60 80 0,50 Sedang
30 Siswa 30 64 76 0,33 Sedang
31 Siswa 31 68 84 0,50 Sedang
32 Siswa 32 44 76 0,57 Sedang
33 Siswa 33 56 68 0,27 Rendah
34 Siswa 34 72 80 0,29 Rendah
130
Lampiran 20
Diagram hasil Pretest dan Postest
Rata-rata
77.71
80.00 59.20
70.00
60.00
50.00 Pretest
40.00 Postest
30.00
20.00
10.00
0.00
Pretest Postest