Anda di halaman 1dari 48

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Ayam broiler atau potong adalah jenis ras unggulan hasil persilangan
dari ayam yang memiliki daya produktivitas tinggi, terutama dalam
memproduksi daging ayam. Ayam broiler yang merupakan hasil
perkawinan silang dan sistem berkelanjutan sehingga mutu genetiknya bisa
dikatakan baik, apabila ayam tersebut diberi faktor lingkungan yang
mendukung, misalnya pakan yang berkualitas tinggi, sistem perkandangan
yang baik, serta perawatan kesehatan dan pencegahan penyakit. Ayam
broiler merupakan ternak yang paling ekonomis bila dibandingkan dengan
ternak lain, kelebihan yang dimiliki adalah kecepatan pertambahan /
produksi daging dalam waktu yang relatif cepat dan singkat atau sekitar 5-
6 minggu produksi daging sudah dapat dipasarkan atau dikonsumsi.
Di era yang sudah modern ini penggunaan teknologi sudah semakin
canggih, dimana teknologi digunakan dalam kegiatan sehari – hari. Dalam
dunia peternakan pemberian pakan sudah tidak lagi dilakukan secara
manual melainkan dilakukan oleh tenaga mesin atau secara otomatis,
sehingga sangat membantu dalam pengelolaan peternakan.
Peternakan ayam Pak Harto merupakan sebuah tempat budidaya ayam
broiler / potong yang jumlahnya 7.000 ekor yang berdiri sejak tahun 2010,
dikelola oleh Pak Harto yang tinggal di Desa Sukorejo Kecamatan Guntur
Kabupaten Demak. Pada setiap pergantian umur ayam ternak
membutuhkan jumlah pakan yang berbeda – beda, sesuai dengan
kebutuhan ayam ternak. Sehingga proses dalam memberikan pakan ternak
membutuhkan tenaga dan waktu sesuai dengan jumlah ayam ternak itu
sendiri.
Proses pemberian pakan saat ini masih dilakukan secara manual yaitu
pengelola kandang mendatangi kandang dan menuangkan makanan pada
tempat pakan ayam apabila sudah pada waktunya. Saat ini pak Harto
memperkerjakan lebih dari 2 orang sebagai pengelola kandang. Setiap

1
2

pengelola juga harus rajin memberikan makanan pada ayam sesuai jadwal,
yaitu 2 kali dalam sehari supaya tidak ada ayam yang telat makan atau
lupa diberi makan sehingga bisa menyebabkan sakit bahkan kematian.
Dalam pemberian pakan tidak sembarangan karena jumlah pakan
ditentukan berdasarkan umur ayam. Hal ini merupakan salah satu yang
menjadi faktor penyebab rumitnya pemberian pakan ayam di peternakan
Pak Harto. Dalam 1 tahun / siklus panen ayam bisa 4-5 kali, tiap 1 sak
berisi pakan sekitar 50 Kg.

Tabel 1.1 Jumlah Ayam Ternak Tahun 2019


Ukuran
No Jumlah Ayam Umur Ayam Jumlah Pakan
Kandang
1 0-10 hari 3 sak
2 4x6m 200 ekor 11-20 hari 8 sak
3 21-40 hari 21 sak
Sumber Data: Peternakan Ayam Pak Harto

Gambar 1.1 Kandang dari Depan


3

Gambar 1.2 Kandang dari dalam

Dalam usaha peternakan, biaya untuk pakan menempati persentase


terbesar dibandingkan biaya lainnya. Oleh karena itu, penyusunan dan
penyediaan makanan yang baik sama pentingnya dengan penyusunan bibit
ayam yang baik dan manajemen pemeliharaannya. Fungsi pakan yang
diberikan untuk ayam pada prinsipnya harus dapat memenuhi kebutuhan
pokok untuk hidup, membentuk sel - sel dan jaringan tubuh, serta
menggantikan bagian - bagian tubuh yang rusak.
Pakan ayam potong antara kandungan zat yang satu dengan zat
makanan yang lain harus proposional dan menjadi kesatuan. Pemberian
pakan harus tepat dan efisien. Untuk mencapai ketepatan dan efisiensi
tersebut, diperlukan ketelitian dalam menentukan kandungan zat makanan
yang tersedia dan besarnya kebutuhan ternak ayam akan kebutuhan zat
makanan tersebut. Beberapa hal yang harus diperhatikan dalam pemberian
pakan agar ayam yang dipelihara tumbuh sehat dan cepat, yaitu pakan
yang cukup, baik secara kuantitas maupun kualitas karena akan
mempercepat pertumbuhan ayam. Dengan pakan dan manajemen
pemeliharaan yang baik, diharapkan akan menghasilkan pertumbuhan
ayam secara optimal serta memberi keuntungan bagi peternak. Pemberian
4

pakan yang efisien, baik dari segi harga maupun cara pemberian sangat
berpengaruh kepada keuntungan maupun kerugian.

Kualitas dan Kuantitas Pakan Fase Starter


Kualitas dan kandungan zat gizi pakan terdiri atas protein 22 hingga 24%,
lemak 2,5%, serat kasar 4%, kalsium (Ca) 1%, fosfor (P) 0,7 hingga 0,9%,
dan ME 2800-2500 kkal
Kualitas dan Kuantitas Pakan Fase Finisher
Kualitas atau kandungan zat gizi pakan terdiri dari protein 18,1-21,2%,
lemak 2,5%, serat kasar 4,5%, kalsium (Ca) 1%, fosfor (P) 0,7-0,9%, dan
energi (ME) 2900-3400 kkal

Pemberian pakan dilakukan secara terjadwal 2 kali dalam sehari, yaitu


pagi dan sore hari. Pakan yang diberikan dibagi menjadi 2 fase, yaitu fase
starter umur 0-14 hari, sedangkan fase finisher umur 15-40 hari. Konsumsi
protein tersebut bermanfaat untuk meningkatkan sistem kekebalan tubuh
dan antibodi yang baik terhadap vaksinasi. Cara mengetahui apakan ayam
sudah makan atau belum adalah dengan cara menangkap secara acak ayam
lalu meraba temboloknya. Apabila temboloknya berisi pakan berarti ayam
sudah makan.
Dalam menentukan jumlah pakan tiap ayam dapat dilakukan dengan
menggunakan penghitungan Feed Convertion Ratio (FCR). FCR adalah
pakan yang dihabiskan untuk menghasilkan bobot badan. Cara
menghitungnya adalah jumlah pakan selamat pemeliharaan dibagi total
bobot ayam yang dipanen.

Contoh perhitungan
Diketahui ayam berumur 40 hari yang dipanen Pak Harto sebanyak
1.000 ekor, berat rata - rata 2 kg, berat pakan selama pemeliharaan 1.000
kg, maka FCR yang didapat adalah sebagai berikut:
Berat total ayam hasil panen = 1.000 x 2 = 2.000 kg
FCR = 1.000 : 2.000 = 0,5
5

Semakin rendah angka FCR, semakin baik kualitas pakan karena lebih
efisien (dengan pakan sedikit menghasilkan bobot badan yang tinggi).

Dari penjelasan yang sudah penulis sebutkan di atas, terlihat bahwa


memberi pakan ayam tidak sembarangan karena bergantung pada kondisi
dan umur ayam. Proses dalam memberikan pakan ternak membutuhkan
tenaga dan waktu yang cukup besar mengingat jumlah ayam Pak Harto
sangat banyak. Demi mengatasi permasalahan tersebut, diperlukan adanya
suatu sistem atau alat yang bisa digunakan untuk memberikan pakan
ternak, sehingga dapat membantu pekerjaan dalam ternak. Dengan adanya
alat pakan ternak otomatis dapat mengatasi permasalahan dalam
memberikan jumlah pakan yang banyak, dan menghemat tenaga serta
waktu yang dibutuhkan dalam memberikan pakan ternak. Alat pakan ini
dapat dibuat dengan bantuan teknologi Internet Of Things (IOT).
Internet Of Things bekerja dengan berbagai bentuk sensor dan
aktifator, mulai dari sensor gerak, warna, cahaya, bunyi, jarak, pendeteksi
bentuk, sensor panas, sensor encoder, dan seterusnya. Sensor ini akan
membantu produsen mengendalikan produktivitas, layanan, kecelakaan,
gerak tim kerja, mobilitas, logistik, dan keamanan. Sehingga akhirnya
sangat membantu pengoperasian teknologi jarak jauh.
Pada tempat studi kasus penulis, penulis menggunakan teknologi
sensor ultrasonik untuk mendeteksi apakah jumlah pakan sudah hampir
habis. Penulis juga menggunakan alerting / notification, yaitu kapabilitas
memberikan notifikasi secara otomatis kepada pengelola bilamana terjadi
suatu situasi tertentu, termasuk kondisi di mana jumlah pakan anak ayam
sudah berada di bawah standar minimal.
Penulis menggunakan NodeMCU sebagai microcontroller sistem
pakan otomatis. Penulis memilih NodeMCU karena bekerja seperti
arduino, tapi kelebihannya sudah memiliki wifi, sehingga sangat cocok
digunakan untuk proyek IOT. NodeMCU bisa bekerja di program
menggunakan Arduino IDE, software yang digunakan untuk memprogram
board arduino. Ketika sistem diaktifkan, NodeMCU mendapatkan IP
6

address dari jaringan wifi yang tersambung melalui program. NodeMCU


mendapatkan waktu dari NTP (Network Time Protocol), kemudian alat
melakukan sinkronisasi dengan waktu NTP.
Untuk dapat mengirimkan notifikasi kepada pengelola, penulis
menggunakan software Firebase Cloud Mesaging dari google. Ketika
pakan mencapai batas minimal yang dideteksi oleh sensor ultrasonik, maka
sistem mengirimkan notifikasi ke Firebase Cloud Messaging. Firebase
kemudian mengirimkan (push) notifikasi ke perangkat android yang
terinstall di aplikasi. Jika sudah mencapai jadwal makan, maka makanan
akan secara otomatis turun ke tempat pakan.
Hasil dari sistem teknologi baru ini diharapkan membantu proses
memberi pakan ayam di peternakan Pak Harto. Adanya alat pakan
otomatis yang berbasis arduino ini akan mempermudah pekerjaan di sana
yang tadinya dilakukukan secara manual bisa dilakukan secara otomatis
sehingga menjadi lebih cepat dan efisien.

1.2 Identifikasi Masalah


Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka dapat diidentifikasi
masalah dalam pengelolaan ternak ayam di peternakan Pak Harto sebagai
berikut:
1) Proses pemberian pakan ayam membutuhkan tenaga dan waktu yang
cukup lama, karena jumlah ayam yang sangat banyak.
2) Kesulitan dalam memberikan pakan ayam karena keterbatasan pekerja
dan kandang yang luas sehingga dalam menentukan pemberian pakan
sesuai dengan yang diharapkan petenak.
7

1.3 Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang masalah di atas penulis menemukan
beberapa permasalahan di dalam peternakan Pak Harto. Permasalahan -
permasalahan tersebut antara lain sebagai berikut:
1. Bagaimana membuat rancangan sistem teknologi pemberi pakan ayam
otomatis dengan menerapkan metode arduino yang valid?
2. Apakah produk alat sistem teknologi pemberi pakan ayam otomatis
dengan metode arduino bisa digunakan di peternakan Pak Harto?

1.4 Batasan Masalah


Pada dasarnya permasalahan dalam pakan ternak ini cukup luas, tetapi
agar peneletian bisa focus pada pokok permasalahan yang akan diselesaikan
dan tidak melebar kemana – mana maka diperlukan pembatasan masalah agar
tujuan penelitian dapat tercapai. Adapun batasan – batasan dalam penelitian ini
adalah sebagai berikut:
1) Teknologi yang dibangun hanya digunakan untuk memberikan pakan
ayam dipeternakan Pak Harto.
2) Alat ini hanya melakukan perhitungan ketinggian jumlah pakan atau
minuman ayam dibawah batas minimal.
3) Metode yang digunaknan untuk pendukung alat pakan ayam otomatis
menggunakan metode arduino.

1.5 Tujuan
Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah:
1) Membuat rancangan sistem teknologi pemberi pakan ayam otomatis
dengan menerapkan metode arduino yang valid.
2) Membangun alat sistem teknologi pemberi pakan ayam otomatis yang
baik digunakan di peternakan Pak Harto.
8

1.6 Manfaat
Adapun hasil penelitian ini diharapkan akan memberikan beberapa
manfaat sebagai berikut:
1) Bagi Penulis
a) Memperoleh pengalaman di dalam hal memberikan pakan ayam
ternak.
b) Dapat menerapkan ilmu yang didapat dari STEKOM sehingga
berguna di dalam kehidupan bermasyarakat.
c) Memperoleh tambahan pengetahuan mengenai kapan waktu
memberikan pakan pada ayam dan berapa dosis pakan yang
diberikan pada tiap ayam sesuai dengan umurnya masing -
masing.
2) Bagi Akademik (STEKOM)
a) Ikut berpartisipasi dan berperan serta dalam meningkatkan
Sumber Daya Manusia yang berkualitas.
b) Sebagai acuan seberapa jauh mahasiswa berhasil mendalami
pengetahuan yang didapatkan selama kuliah hingga mampu
menerapkannya di lapangan.
3) Bagi Peternakan Pak Harto
a) Teknologi pemberi pakan ayam otomatis dapat menghemat waktu
supaya jadwal makan bisa teratur / terkontrol.
b) Teknologi pemberi pakan ayam otomatis dapat mendeteksi
apakah jumlah pakan sudah hampir habis.

1.7 Penegasan Istilah


NodeMCU merupakan papan pengembangan produk Internet of
Things (IoT) yang berbasiskan Firmware eLua dan System on a Chip
(SoC) ESP8266-12E.
Firebase Cloud Messaging adalah sebuah layanan yang digunakan
untuk melakukan pemberitahuan (notifications) pada aplikasi berbasis
Android / IOS maupun aplikasi web.
9

LCD I2C adalah modul LCD yang dikendalikan secara serial sinkron
dengan protokol I2C/IIC (Inter Integrated Circuit).
RTC (Real Time Clock) adalah jam elektronik berupa chip yang dapat
menghitung waktu (mulai detik hingga tahun) dengan akurat.
SRF (Shortest Remaining First) adalah sensor non-kontak pengukur
jarak menggunakan ultrasonik.
Relay adalah komponen elektromekanikal (Elektromagnet dan
Mekanikal) yang berfungsi sebagai saklar atau switch listrik.
Servo adalah sebuah perangkat atau aktuator putar (motor) yang
dirancang dengan sistem kontrol umpan balik loop tertutup (servo).
BAB II
LANDASAN TEORI

2.1 Deskripsi Teoritik


2.1.1 Sistem
Sistem adalah sekumpulan obyek - obyek yang saling berkaitan
dan berhubungan satu sama lainnya sehingga membentuk kesatuan.
Secara sederhana sistem dapat di artikan sebagai suatu kumpulan atau
himpunan dari unsur atau variabel variabel yang saling terorganisasi,
saling berinteraksi dan saling bergantung sama lain. Fat (Jeperson
Hutahaean, 2014) mengartikan sistem sebagai suatu himpunan suatu
“benda” nyata atau abstrak (a Set of Thing) yang terdiri dari bagian-
bagian atau komponen-komponen yang saling berkaitan,
berhubungan, berketerangan, saling mendukung yang secara
keseluruhan bersatu dalam satu kesatuan (Unity) guna mencapai
tujuan tertentu secara efisien dan efektif.
Sementara Mc Leod (M. Muslihudin & Oktafianto, 2016)
mendefinisikan sistem sebagai sekelompok elemen elemen yang
terintegrasi dengan maksud yang sama untuk mencapai suatu tujuan.
Sumber daya mengalir dari elemen output dan untuk menjamin
prosesnya berjalan dengan baik maka dihubungkan dengan
mekanisme kontrol. Untuk lebih jelasnya elemen sistem tersebut dapat
digambarkan dengan model sebagai berikut:

Gambar 2.1 model hubungan elemen-elemen sistem


Sumber: M. Muslihudin & Oktafianto, 2016

10
11

Untuk memahami atau mengembangkan suatu sistem, maka perlu


membedakan unsur unsur dari sistem yang membentuknya. Berikut
adalah karakteristik sistem yang dapat membedakan suatu sistem
dengan sistem lainnya:
a) Objek
Obyek dapat berupa benda fisik, abstrak, ataupun keduanya
sekaligus; tergantung kepada sifat sistem tersebut.
b) Atribut
Atribut menunjukkan kualitas dan sifat kepemilikan sistem dan
objeknya.
c) Hubungan internal
Hubungan internal yang dimaksud di sini ialah hubungan internal
antara obyek-obyek yang ada.
d) Lingkungan
Lingkungan yaitu tempat di mana sistem berada.

Sistem juga memiliki beberapa element. Elemen-elemen tersebut


yaitu:
a) Tujuan
Tujuan menjadi pembentuk arah sistem. Dengan tujuan, sistem
menjadi terarah dan terkendali. Tujuan antara sistem yang satu
dengan lainnya berbeda-beda.
b) Masukan
Masukan (input) sistem adalah segala sesuatu yang dimasukkan ke
dalam sistem agar selanjutnya menjadi bahan yang diproses.
Masukan dapat berbentu berupa hal-hal yang berwujud fisik
maupun tidak berwujud. Contoh masukan yang berwujud adalah
bahan mentah, sedangkan contoh yang tidak berwujud adalah
informasi.
c) Proses
Proses bagian bagian yang melakukan perubahan atau
transformasi dari masukan menjadi keluaran yang berguna dan
12

lebih bernilai, misalnya berupa informasi dan produk, tetapi juga


bisa berupa hal-hal yang tidak berguna, misalnya saja sisa
pembuangan atau limbah.
d) Keluaran
Keluaran (output) merupakan hasil dari pemrosesan. Pada sistem
informasi, keluaran bisa berupa suatu informasi, saran, cetakan
laporan, dan sebagainya.
e) Batas
Batas (boundary) sistem adalah pemisah antara sistem dan daerah
di luar sistem (lingkungan). Batas sistem menentukan konfigurasi,
ruang lingkup, atau kemampuan sistem.
f) Mekanisme Pengendalian dan Umpan Balik
Mekanisme pengendalian (control mechanism) diwujudkan
dengan menggunakan umpan balik (feedback), yang mencuplik
keluaran. Umpan balik berguna untuk mengendalikan masukan
dan proses. Tujuannya adalah mengatur supaya sistem berjalan
sesuai dengan tujuan.
g) Lingkungan
Lingkungan adalah segala sesuatu yang berada di luar sistem.
Lingkungan bisa berpengaruh terhadap operasi sistem dalam arti
bisa merugikan atau menguntungkan sistem itu sendiri.
Lingkungan yang merugikan diusahakan supaya ditahan dan
dikendalikan agar tak mengganggu kelangsungan operasi sistem,
sedangkan lingkungan menguntungkan harus terus dijaga supaya
memacu terhadap kelangsungan hidup sistem.

2.1.2 Perancangan Sistem


System Design atau perancangan sistem merupakan kegiatan
untuk menciptakan dan mengelola system informasi dalam melakukan
fungsi dasar bisnisnya. Terdapat banyak pendekatan untuk analisis
system dan pada dasarnya semua mempunyai tujuan yang sama, yaitu
memahami system yang rumit kemudian melakukan modifikasi
13

dengan beberapa cara. Hasil modifikasi dapat berupa subsistem baru,


komponen baru dan lain-lain. Tujuan utamanya memperbaiki system
organisasi melalui penerapan software yang dapat membantu
karyawan mencapai tugas bisnis utamanya secara mudah dan efisien.
(Maniah & Dini Hamidin, 2017).
Sistem tersebut harus melalui tahapan-tahapan yang baik guna
menghasilkan sistem yang baik pula, tahapan-tahapan tersebut adalah
sebagai berikut:
a) Permulaan
Beberapa survey pendahuluan untuk menentukan apakah
sebuah sistem dapat dikembangakan untuk memecahkan masalah-
masalah pengolahan informasi. Untuk survey pendahuluan kita
membuat perkiraan yang sangat kasar, jenis sistem apa yang
dibutuhkan atau yang tidak sesuai.
b) Studi Kelayakan
Sasaran memilih alternatif pemecahan masalah yang baik dan
yang paling tepat. Tugasnya adalah menjelaskan metode
pengolahan file, menentukan alternatif perangkat keras dan lunak,
menentukan kelayakan dan memilih kombinasi perangkat keras
dan lunak.
c) Analisa Sistem
Adalah penguraian dari suatu sistem informasi utuk ke dalam
bagian-bagian komponennya dengan maksud untuk
mengidentifikasikan dan mengevaluasi permasalahan-
permasalahan, kesempatan, hambatan yang sering terjadi dan
kebutuhan yang dinampakkan sehingga dapat diusulkan
perbaikan-perbaikannya. Dalam analisis sistem terdapat langkah-
langkah yang dilakukan oleh analis sistem yaitu :
1) Mengidentifikasi masalah
Dalam mengidentifikasikan masalah seorang analis sistem
harus bisa mengidentifikasikan penyebab masalah dan
mengevaluasikan titik keputusan. Sebagai dasar dalam
14

pengidentifikasian titik kepastian yang digunakan adalah


dokumen bagan formulir. Langkah terakhir mengidentifikasi
personel kunci yaitu mengidentifikasi personel yang terlibat
langsung maupun tidak langsung yang mengacu pada bagan
alir formulir dan deskripsi jabatan.
2) Memahami kerja yang ada
Langkah kedua dalam menganalisis sistem adalah memahami
kerja yang ada. Langkah ini dilakukan dengan cara
mempelajari secara terperinci bagaimana sistem yang ada
beroperasi. Untuk mempelajari sistem ini diperlukan data
yang diperoleh dengan cara melakukan penelitian. Penelitian
pada saat analisis sistem disebut penelitian terperinci
(Detailed System).
3) Menganalisis hasil penelitian
Langkah ini dilakukan berdasar data yang diperoleh dari
penelitian yang dilakukan yaitu menganalisis kelemahan
sistem, menganalisis dokumen-dokumen yang digunakan.
4) Membuat laporan hasil analisis
Setelah proses menganalisis sistem selesai dilakukan, tugas
berikutnya adalah membuat laporan hasil analisis. (Maniah &
Dini Hamidin, 2017).

2.1.3 Database
Database adalah kumpulan file - file yag saling berelasi, relasi
tersebut biasanya ditunjukkan dengan kunci dari tiap file yang ada.
Database merupakan kumpulan dari data yang saling berhubungan
satu dengan yang lainnya tersimpan diperangkat keras komputer dan
digunakan perangkat lunak untuk memanipulasinya. Database
merupakan salah satu komponen yang penting dalam sistem
informasi, karena merupakan dasar dalam menyediakan informasi
bagi pemakai.
15

Database adalah sistem software atau aplikasi komputer yang


memungkinkan pengguna untuk mendefinisikan, membuat, me-
maintain, mengontrol akses, memodifikasi, menyimpan, dan
mengambil data dalam cara yang terstruktur serta mengontrol akses ke
database. (Nizwardi Jalinus & Ambiyar, 2016).
Konsep dasar dari basis data adalah kumpulan dari catatan-
catatan, atau potongan dari pengetahuan. Sebuah basis data memiliki
penjelasan terstruktur dari jenis fakta yang tersimpan di dalamnya:
penjelasan ini disebut skema. Skema menggambarkan objek yang
diwakili suatu basis data, dan hubungan di antara objek tersebut. Ada
banyak cara untuk mengorganisasi skema, atau memodelkan struktur
basis data: ini dikenal sebagai model basis data atau model data.
Model yang umum digunakan sekarang adalah model relasional, yang
menurut istilah layman mewakili semua informasi dalam bentuk tabel-
tabel yang saling berhubungan di mana setiap tabel terdiri dari baris
dan kolom (definisi yang sebenarnya menggunakan terminologi
matematika). Dalam model ini, hubungan antar tabel diwakili denga
menggunakan nilai yang sama antar tabel. Model yang lain seperti
model hierarkis dan model jaringan menggunakan cara yang lebih
eksplisit untuk mewakili hubungan antar tabel.
Istilah basis data mengacu pada koleksi dari data-data yang saling
berhubungan, dan perangkat lunaknya seharusnya mengacu sebagai
sistem manajemen basis data (database management system/DBMS).
Jika konteksnya sudah jelas, banyak administrator dan programer
menggunakan istilah basis data untuk kedua arti tersebut.
Jadi secara konsep basis data atau database adalah kumpulan dari
data-data yang membentuk suatu berkas (file) yang saling
berhubungan (relation) dengan tatacara yang tertentu untuk
membentuk data baru atau informasi. Atau basis data (database)
merupakan kumpulan dari data yang saling berhubungan (relasi)
antara satu dengan yang lainnya yang diorganisasikan berdasarkan
skema atau struktur tertentu. Pada komputer, basis data disimpan
16

dalam perangkat hardware penyimpan, dan dengan software tertentu


dimanipulasiunruk kepentingan atau keguanaan tertentu. Hubungan
atau relasi data biasanya ditunjukkan dengan kunci (key) dari tiap file
yang ada. Data merupakan fakta atau nilai (value) yang tercatat atau
merepresentasikan deskripsi dari suatu objek. Data yang merupakan
fakta yang tercatat dan selanjutnya dilakukan pengolahan (proses)
menjadi bentuk yang berguna atau bermanfaat bagi pemakainya akan
membentuk apa yang disebut informasi. Bentuk informasi yang
kompleks dan teritegrasi dan pengolahan sebuah database dengan
komputer akan digunakan untuk proses pengambilan keputusan pada
manajemen akan membenuk Sistem Informasi Manajemen (SIM),
data dalam basis data merupan item terkecil dan terpenting untuk
membangun basis data yang baik dan valid. Data dalam basis data
bersifat integrated dan shared.

2.1.4 Flowchart
Menurut Yakub (M. Muslihudin & Oktafianto : 2016) bagan alir
flowchart adalah bagan yang menggambarkan urutan instruksi proses
dan hubungan satu proses dengan proses lainnya menggunakan simbol
simbol tertentu. Bagan alir digunakan sebagai alat bantu komunikasi
dan dokumentasi.
Pada saat akan menggambarkan suatu bagan alir analis sistem
atau programmer dapat mengikuti pedoman pedoman sebagai berikut:
a) Bagan alir sebaiknya digambarkan dari atas kebawah dan mulai
dari bagian kiri dari suatu halaman.
b) Kegiatan didalam bagan alir harus ditunjukkan dengan jelas.
c) Harus ditunjukkan darimana kegiatan akan dimulai dan dimana
akan berakhir.
d) Masing masing kegiatan didalam alir sebaiknya digunakan suatu
kata yang mewakili suatu pekerjaan.
e) Masing masing kegiatan didalam alir harus dalam urutan yang
semestinya.
17

f) Kegiatan yang terpotong dan akan disambung ketempat lain harus


ditunjukkan dengan jelas menggunakan simbol penghubung.
g) Gunakan bagan alir yang standar.
(1) Bagan alir sistem
Bagan alir sistem merupakan bagan yang menunjukkan
pekerjaan secara keseluruhan dari sistem. Bagan ini
menjelaskan urut urutan dari prosedur prosedur yang ada
didalam sistem dan menunjukkan apa yang dikerjakan pada
sistem. Yakub (M. Muslihudin & Oktafianto : 2016)).
(2) Bagan alir program
Bagan alir program adalah suatu bagan yang menggambarkan
urutan proses secara mendetail dan hubungan antara proses
yang satu dengan proses yang lainnya dalam suatu program.
Bagan alir program juga yang menjelaskan secara rinci
langkah langkah dari proses program. Bagan alir program
dibuat dari derivikasi bagan alir sistem. Bagan alir program
dapat terdiri dari bagan alir logika program (program logic
flowchart) dan bagan alir program komputer rinci (detail
computer program flowchart). Yakub (M. Muslihudin &
Oktafianto : 2016)
18

Tabel 2.1 Simbol-simbol bagan alir program


Simbol Keterangan
Proses, digunakan untuk pengolahan
aritmatika dan pemindahan data.

Terminal, digunakan untuk menunjukkan


awal dan akhir program.
Preparation, digunakan untuk
membersihkan nilai awal pada suatu
variable.
Keputusan, digunakan untuk mewakili
operasi perbandingan logika.

Proses terdefinisi, digunakan untuk proses


yang detailnya dijelaskan terpisah.
Penghubung,digunakan untukmenunjukkan
hubungan arus proses yang terputus masih
dalam satu halaman yang sama.
Penghubung halaman lain, digunakan
untuk menunjukkan hubungan arus proses
yang terputus masih dalam halaman yang
sama.
Sumber: M. Muslihudin & Oktafianto : 2016

2.1.5 Internet
Internet adalah alat penghubung antara organisasi dan
pelanggannya, sehingga tercipta sebuah organisasi baru secara virtual.
Internet merupakan sebuah sistem komputasi di seluruh dunia
yang menggunakan sarana umum untuk menghubungkan perangkat
keras dan mentransmisikan informasi digital, komunitas orang dengan
menggunakan sebuah teknologi komunikasi yang umum dan
mendistribusikan sistem informasi secara global.
Internet memungkinkan satu individu untuk terhubung dengan
satu atau lebih individu lainnya baik untuk berkomunikasi, menerima
serta menyebarkan informasi (Pibriana, 2017).
19

Gambar 2.2 Internet

2.1.6 Android
Android adalah sistem operasi untuk perangkat mobile berbasis
linux yang mencangkup sistem operasi, middleware dan aplikasi.
Android menyediakan platform terbuka bagi para pengembang untuk
menciptakan aplikasi mereka. Android merupakan generasi baru
platform mobile, platform yang memberikan pengembang untuk
melakukan pengembangan sesuai yang diharapkannya (Nazruddin
safaat H, 2015).
Antarmuka pengguna Android umumnya berupa manipulasi
langsung, menggunakan gerakan sentuh yang serupa dengan tindakan
nyata, misalnya menggeser, mengetuk, dan mencubit untuk
memanipulasi objek di layar, serta papan ketik virtual untuk menulis
teks. Selain perangkat layar sentuh, Google juga telah
mengembangkan Android TV untuk televisi, Android Auto untuk
mobil, dan Android Wear untuk jam tangan, masing-masingnya
memiliki antarmuka pengguna yang berbeda. Varian Android juga
digunakan pada komputer jinjing, konsol permainan, kamera digital,
dan peralatan elektronik lainnya.
20

Android adalah sistem operasi dengan sumber terbuka, dan


Google merilis kodenya di bawah Lisensi Apache. Kode dengan
sumber terbuka dan lisensi perizinan pada Android memungkinkan
perangkat lunak untuk dimodifikasi secara bebas dan didistribusikan
oleh para pembuat perangkat, operator nirkabel, dan pengembang
aplikasi. Selain itu, Android memiliki sejumlah besar komunitas
pengembang aplikasi (apps) yang memperluas fungsionalitas
perangkat, umumnya ditulis dalam versi kustomisasi bahasa
pemrograman Java. Pada bulan Oktober 2013, ada lebih dari satu juta
aplikasi yang tersedia untuk Android, dan sekitar 50 miliar aplikasi
telah diunduh dari Google Play, toko aplikasi utama Android. Sebuah
survei pada bulan April-Mei 2013 menemukan bahwa Android adalah
platform paling populer bagi para pengembang, digunakan oleh 71%
pengembang aplikasi bergerak. Di Google I/O 2014, Google
melaporkan terdapat lebih dari satu miliar pengguna aktif bulanan
Android, meningkat dari 583 juta pada bulan Juni 2013.

2.1.7 Firebase Cloud Messaging


FCM adalah sebuah layanan yang digunakan untuk melakukan
pemberitahuan (notifications) pada aplikasi berbasis Android / IOS
maupun aplikasi web. Dahulunya Firebase Cloud Messaging ini
bernama Google Cloud Messaging (GCM), namun sekarang sudah
berubah dan menjadi lebih besar di Firebase. Langkah utama untuk
mengimplementasikan FCM di android adalah membuat project di
Firebase dan mengintegrasikannya dengan aplikasi android
(Yogiswara, 2018).
21

Gambar 2.3 Firebase Cloud Messaging

Langkah langkah yang diperlukan dalam mengelola FCM adalah :


1. Membuat akun atau project console di Firebase Console, Lalu
Create New Project atau buat proyek baru, beri nama sesuai
keperluan.
2. Setelah masuk dashboard, lalu cari tombol Add Firebase to yout
Android app dan ikuti saja langkahnya (masukan nama namespace
dari aplikasi, lalu generate dan download file config-nya (google-
services.json).
3. Letakan file google-services.json tersebut di folder app/ dari
project.
4. Tambahkan dependensi pada gradle, lalu sync project.

2.1.8 NodeMCU
NodeMCU merupakan papan pengembangan produk Internet of
Things (IoT) yang berbasiskan Firmware eLua dan System on a Chip
(SoC) ESP8266-12E. ESP8266 sendiri merupakan chip WiFi dengan
protocol stack TCP/IP yang lengkap.
22

NodeMCU dapat dianalogikan sebagai board arduino-nya


ESP8266. Program ESP8266 sedikit merepotkan karena diperlukan
beberapa teknik wiring serta tambahan modul USB to serial untuk
mengunduh program. Namun NodeMCU telah me-package ESP8266
ke dalam sebuah board yang kompak dengan berbagai fitur layaknya
mikrokontroler + kapabilitas akses terhadap Wifi juga chip
komunikasi USB to serial. Sehingga untuk memprogramnya hanya
diperlukan ekstensi kabel data USB persis yang digunakan charging
smarphone. Alasan penulis memilihan NodeMCU ESP8266 ialah
karena mudah diprogram dan memiliki pin I/O yang memadai dan
dapat mengakses jaringan Internet untuk mengirim atau mengambil
data melalui koneksi WiFi. Spesifikasi dari NodeMCU sebagai
berikut:
1) 10 port pin GPIO
2) Fungsionalitas PWM
3) Antarmuka I2C dan SPI
4) Antarmuka 1 Wire
5) ADC

Gambar 2.4 NodeMCU


23

Gambar diatas merupakan kaki pin yang ada pada NodeMCU.


Berikut penjelasan dari pin – pin NodeMCU tersebut.
1) ADC: Analog Digital Converter. Rentang tegangan
masukan 0-1v, dengan skup nilai digital 0-1024
2) RST: berfungsi mereset modul
3) EN: Chip Enable, Active High
4) IO16: GPIO16, dapat digunakan untuk membangunkan
chipset dari mode deep sleep
5) IO14: GPIO14; HSPI_CLK
6) IO12: GPIO12: HSPI_MISO
7) IO13: GPIO13; HSPI_MOSI; UART0_CTS
8) VCC: Catu daya 3.3V (VDD)
9) CS0: Chip selection
10) MISO: Slave output, Main input.
11) IO9: GPIO9
12) IO10: GBIO10
13) MOSI: Main output slave input
14) SCLK: Clock
15) GND: Ground
16) IO15: GPIO15; MTDO; HSPICS; UART0_RTS
17) IO2: GPIO2;UART1_TXD
18) IO0: GPIO0
19) IO4: GPIO4
20) IO5 : GPIO5
21) RXD: UART0_RXD; GPIO3
22) TXD: UART0_TXD; GPIO1

Untuk tegangan kerja ESP8266 menggunakan standar tegangan


JEDEC (tegangan 3.3V) untuk bisa berfungsi. Tidak seperti
mikrokontroler AVR dan sebagian besar board Arduino yang
memiliki tegangan TTL 5 volt. Meskipun begitu, NodeMCU masih
bisa terhubung dengan 5V namun melalui port micro USB atau pin
24

Vin yang disediakan oleh board-nya. Namun karena semua pin pada
ESP8266 tidak toleran terhadap masukan 5V. Maka jangan sekali –
kali langsung mencatunya dengan tegangan TTL jika tidak ingin
merusak boar melainkan menggunakan Level Logic Converter untuk
mengubah tegangan ke nilai aman 3.3v.

2.1.9 Beternak Ayam yang Baik


Dalam peternakkan ayam, pemberian air minum perlu
diperhatikan karena berpengaruh terhadap pertumbuhan ayam.
Rendahnya kualitas air minum yang diberikan pada ayam broiler akan
menjadi penyebab rendahnya produktifitas. Hal ini karena fungsi air
dalam tubuh adalah sebagai pelarut bahan organik dan anorganik,
membantu proses metabolisme pakan, penyerapan zat zat makanan,
serta proses transportasinya. Dalam hal pengaturan suhu tubuh, air
menyimpan panas tubuh dan melepaskannya melalui penguapan. Air
yang berkualitas buruk dan diberikan kepada ayam akan berpengaruh
terhadap beberapa hal.
Agar air minum yang diberikan dapat berfungsi secara
optimal, beberapa hal yang perlu dilakukan yaitu (Ustomo, 2016):
a. Sebelum diberikan air ditampung terlebih dahulu di tempat
khusus.
b. Tempat air minum sebaiknya tidak terkena sinar matahari
langsung dan terbuat dari bahan yang tidak mudah berkarat.
c. Air minum yang akan diberikan pada ayam sebaiknya tidak
terkena panas matahari secara langsung, dan perlu dijaga agar
suhunya stabil tidak lebih dari 25 derajat C.
d. Air minum sebaiknya diberikan secara ad libitum (selalu
tersedia).
e. Tempat minum dibersihkan setiap hari.
Selain air minum, pemberian pakan juga menjadi faktor
penting dalam menentukkan pertumbuhan ayam (Ustomo, 2016).
25

2.1.10 Sensor Ultrasonik


Sensor ultrasonik adalah sebuah sensor yang memanfaatkan
pancaran gelombang ultrasonik. Sensor ultrasonik ini terdiri dari
rangkaian pemancar ultrasonik yang disebut transmitter dan
rangkaian penerima ultrasonik disebur receiver. Gelombang
ultrasonik merupakan gelombang akustik yang memiliki frekuensi
mulai 20 kHz hingga sekitar 20 MHz. Frekuensi kerja yang
digunakan dalam gelombang ultrasonik bervariasi tergantung pada
medium yang dilalui, mulai dari kerapatan rendah pada fasa gas,
cair hingga padat. Jika gelombang ultrasonik berjalan melaui
sebuah medium, Secara matematis besarnya jarak dapat dihitung
sebagai berikut (Dayona, 2014):
𝑣×𝑡
𝑠=
2
dimana s adalah jarak dalam satuan meter, v adalah kecepatan
gelombang suara yaitu 344 m/detik dan t adalah waktu tempuh
dalam satuan detik. Ketika gelombang ultrasonik menumbuk suatu
penghalang maka sebagian gelombang tersebut akan dipantulkan
sebagian diserap dan sebagian yang lain akan diteruskan.
Sensor ultrasonik adalah sebuah sensor yang mengubah
besaran fisis (bunyi) menjadi besaran listrik. Pada sensor ini
gelombang ultrasonik dibangkitkan melalui sebuah benda yang
disebut piezoelektrik. Piezoelektrik ini akan menghasilkan
gelombang ultrasonik dengan frekuensi 40 kHz ketika sebuah
osilator diterapkan pada benda tersebut. Sensor ultrasonik secara
umum digunakan untuk suatu pengungkapan tak sentuh yang
beragam seperti aplikasi pengukuran jarak. Alat ini secara umum
memancarkan gelombang suara ultrasonik menuju suatu target
yang memantulkan balik gelombang kearah sensor. Kemudian
sistem mengukur waktu yang diperlukan untuk pemancaran
gelombang sampai kembali ke sensor dan menghitung jarak target
dengan menggunakan kecepatan suara dalam medium. Rangkaian
penyusun sensor ultrasonik ini terdiri dari transmitter, reiceiver,
26

dan komparator. Selain itu, gelombang ultrasonik dibangkitkan


oleh sebuah kristal tipis bersifat piezoelektrik (Dayona, 2014).

2.2 Kajian Penelitian yang Relevan


1) Menurut Huda dan Kurniawan (2018) dengan jurnal berjudul
“Perancangan Farm Feeding System Dengan Smartphone Untuk
Ayam Petelur Berbasis Mikrokontroler Arduino Uno”
perancangan alat otomatisasi pakan ayam bertujuan untuk
mempermudah peternak dalam proses pemberian pakan. Alat ini
dibuat dengan membuat sistem Farm Feeding menggunakan
mikrokontroler. Perbedaan program Huda dan Kurniawan dengan
penulis ialah program milik Huda dan Kurniawan memakai
tekonologi bluetooth, sedangkan penulis menggunakan wifi.
2) Menurut Trisanto dan Nasrullah (2015) dengan jurnal berjudul
“Rancang Bangun Alat Pemberi Pakan Dan Pengatur Suhu
Otomatis Untuk Ayam Pedaging Berbasis Programmable Logic
Controller Pada Kandang Tertutup”, pakan dibagikan secara
otomatis melalui konveyor yang berjalan untuk mengalirkan
pakan. Dari sistem yang diciptakan Trisanto dan Nasrullah,
penulis hendak menambahkan fitur untuk mengontrol secara real
time jumlah pakan yang tersedia. Penulis memanfaatkan sensor
ultrasonik guna mengecek jumlah pakan tersedia yang dibagikan.
3) Margaretha (2018) dalam jurnal berjudul “Rancang Bangun
Sistem Pemberian Pakan Dan Minum Ayam Secara Otomatis”
mengemukakan sensor ultrasonik dapat digunakan untuk membuat
sistem pakan otomatis. Sedangkan fitur notifikasi SMS saat
kondisi pakan hampir habis dapat dilakukan menggunakan Kartu
GSM . Hal ini berbeda dengan penulis yang hendak membuat fitur
notifikasi SMS dengan menggunakan Firebase Cloud Mesaging.
27

2.3 Kerangka Berpikir


Berdasarkan latar belakang diatas dapat dijadikan sebagai bahan
dalam pembuatan kerangka pemikiran masalah yang ada pada sistem
lama. Model kerangka pemikiran memakai model pendekatan R&D
dengan modifikasi 6 tahap.

Gambar 2.5 Kerangka Berpikir


28

Keterangan dari gambar tersebut:


Penelitian dilakukan di peternakan ayam Pak Harto Desa Sukorejo
Kecamatan Guntur Kabupaten Demak dengan metode pengumpulan
data berupa wawancara, observasi, dan pengumpulan data. Dari hasil
pengumpulan data didapatkan bahwa memberikan pakan pada ayam
yang berjumlah hampir 10.000 sebanyak 3 kali sehari membutuhkan
banyak waktu dan tenaga. Penulis menawarkan solusi berupa sistem
pemberian pakan otomatis yang dapat digunakan untuk memberikan
pakan pada ayam dengan cukup sekali mengisi.
Penelitian ini menggunakan pendekatan model Penelitian
Pengembangan oleh Borg dan Gall (1983), melalui 6 tahapan yaitu :
Research and Information Collecting, Planning, Develop Prelminary
Form of Product, Preliminary Field Testing, Main Product Revision,
Main Field Testing.
1. Penelitian dan Pengumpulan Informasi (Research and Information
Collecting)
Penggalian data awal dilakukan dengan melakukan analisis
yang telah berjalan pada peternakan ayam Pak Harto yaitu
melakukan observasi pada sistem kerja yang berjalan serta
melakukan wawancara pada bagaian-bagian yang terkait dengan
jadwal pemberian pakan, dosis pakan ayam, dan cara kerja
pemberian pakan ayam.
2. Perencanaan (Planning)
Perencanaan desain sistem yang diawali dengan membuat
Flowchart, DFD, Basis Data, ERD, Normalisasi, User Interface
dan Arsitektur.
3. Mengembangkan / Membangun Bentuk Awal dari Produk
(Develop Prelminary Form of Product)
Dalam membangun bentuk awal dari produk, penulis
membutuhkan hardware berupa NodeMCU yang telah di-install
ESP8255 library. Penulis juga menggunakan database Firebase
serta fitur Firebase Cloud Messsaging sebagai software untuk
29

mengirimkan notifikasi kepada peternak saat jumlah pakan hampir


habis.
4. Pengujian Validasi Produk Awal (Preliminary Field Testing)
Melakukan uji coba lapangan awal dalam skala terbatas.
dengan melibatkan pembimbing. Pada langkah ini pengumpulan
dan analisis data dilakukan dengan cara angket atau kuesioner
untuk melakukan cross check antara yang dirancang dengan
aplikasi yang dibuat sudah memenuhi standar atau belum, apabila
belum maka produk direvisi dan divalidasi kembali ke tahap
perancangan bentuk awal produk.
5. Revisi Produk (Main Product Revision)
Tahapan ini merupakan paket dari tahapan sebelumnya yaitu
tahapan pengujian validasi produk awal, setelah produk direvisi
dan sudah valid, maka masuk ke tahap berikutnya yaitu tahap
pengujian produk utama di lapangan.
6. Pengujian Produk Utama di Lapangan (Main Field Testing)
Setelah produk selesai maka siap dilakukan uji lapangan
dengan menyediakan alat pendukung seperti wifi dan android.
Penulis mulai menjalankan produk dan melihat jalannya proses.
Proses tersebut diawali dari peternak mengisi pakan ke dalam
tempat penampungan hingga pakan diberikan kepada ayam oleh
mesin. Ketika pakan sudah hampir habis, mesin akan mengirimkan
notifikasi via Firebase Cloud Messaging ke android peternak /
pengelola.

2.4 Spesifikasi Produk yang di kembangkan


Dari permasalahan yang ada maka penulis melakukan spesifikasi
produk yang dikembangkan untuk mengatasi permasalahan sebagai
berikut:
1. Sistem Informasi dibuat menggunakan firmware NodeMCU dengan
Firebase sebagai database.
30

2. Sistem terhubungan dengan jaringan menggunakan internet dan


jaringan lokal.
3. Spesifikasi Hardware (Perangkat Keras):
a. NodeMCU.
b. Sensor Ultrasonik
c. Servo
d. LCD.
4. Spesifikasi Software yang digunakan (Perangkat Lunak):
a. Firebase
b. Arduino
c. Notepad++
d. Android.
5. Cara Kerja Sistem
Sistem ini bekerja dalam dua mode, yaitu mode manual dan
mode otomatis. Pada mode manual, pengguna dapat mengendalikan
pemberian makan dan minum secara langsung melalui aplikasi
Android. Sedangkan pada mode otomatis, sistem akan membaca
sensor ultrasonik pada pakan dan minuman. Jika sensor mendeteksi
posisi ketinggian pakan / minuman dibawah batas minimal, maka
sistem akan memberikan notifikasi ke aplikasi Android milik
pengguna. Sehingga pengguna dapat mengisi persediaan pakan dan
minuman agar tidak kehabisan.
Mode otomatis juga dilengkapi dengan penjadwalan
pemberian pakan dan minum, sehingga pakan dan minuman dapat
diberikan secara otomatis sesuai jadwal yang diatur melalui aplikasi
Android. Pengaturan waktu ini menggunakan komponen RTC (Real
Time Clock) yang berfungsi untuk mengingat waktu aktual. Jadwal
yang diatur melalui aplikasi disimpan pada memori khusus di dalam
nodemcu yang disebut EEPROM.
Sistem buka tutup pakan menggunakan penggerak motor
servo, sedangkan sistem buka tutup minuman menggunakan pompa
31

listrik bertegangan DC. Sistem juga dilengkapi dengan LCD untuk


menampilkan informasi ketersediaan pakan dan minuman.
BAB III
METODE PENELITIAN

3.1 Model Pengembangan


Model pengembangan yang digunakan dalam penelitian ini adalah
pendekatan model penelitian dan pengembangan Research and
Development (R&D). Borg & Gall (1983), namun hanya 6 (enam)
langkah yang dilakukan yaitu sebagai berikut : Penelitian dan
Pengumpulan Informasi (Research and Information Collectin,
Perencanaan (Planning), Pengembangan Produk Pendahuluan
(Develop Premilinary Form of Product), Uji Coba Pendahuluan
(Preliminary Field Testing), Perbaikan Produk Utama (Main Mroduct
Revision), Uji Coba Utama (Main Field Testing). Penelitian ini
mengacu pada langkah-langkah yang dilakukan oleh Borg & Gall yang
kemudian dimodifikasi menjadi studi pendahuluan yang dibagi
menjadi studi lapangan dan studi pustaka, analisis sistem, perancangan
sistem, pengembangan sistem, pengujian sistem, verifikasi dan validasi
sistem, revisi dan review sistem, uji coba sistem, dan analisis hasil.
Pemilihan model Borg and Gall berdasarkan pertimbangan pada
model pengembangan yang sudah tersusun dan terprogram dengan
langkah – langkah persiapan dan perencanaan yang teliti. Langkah -
langkah pada model pengembangan R & D adalah sebagai berikut:

Gambar 3.1 Tahapan Model Pengembangan (Pendekatan R&D)

32
33

Borg dan Gall mengajukan serangkaian tahap yang harus


ditempuh dalam pendekatan ini, yaitu:
1. Penelitian dan Pengumpulan Informasi yang dilakukan dengan
cara menggunakan studi literatur terkait permasalahan yang
sedang dihadapi, dilanjutkan dengan mempersiapkan kerangka
kerja untuk penelitian.
2. Perencanaan yaitu proses perumusan kecakapan dan keahlian yang
berkaitan dengan permasalahan, menentukan tujuan pembuatan
sistem, pelaksanaan studi kelayakan secara terbatas, hingga
memikirkan produk akhir yang dihasilkan.
3. Mengembangkan / Membangun Bentuk Awal dari Produk, yaitu
mengembangkan bentuk permulaan dari produk yang akan
dihasilkan. Produk bisa berupa algoritma, desain program, model
program. Termasuk dalam langkah ini adalah persiapan komponen
pendukung, menyiapkan pedoman dan buku petunjuk, dan
melakukan evaluasi terhadap kelayakan alat-alat pendukung.
Produk rancangan ini bila perlu dilakukana validasi minimal
pembimbing dan atau rekan yang menguasai permasalahan yang
diprogramkan
4. Pengujian Validasi Produk Awal, yaitu uji coba produk awal di
lapangan awal dalam skala terbatas. Proses ini melibatkan subjek
dalam jumlah sedikit. Dalam hal ini pembimbing atau rekan harus
memiliki pengetahuan tentang permasalahan yang diprogramkan.
Pada langkah ini pengumpulan dan analisis data dapat dilakukan
dengan cara wawancara, observasi atau angket untuk melakukan
cross check antara yang dirancang dengan aplikasi sudah
memenuhi atau belum.
5. Revisi Produk, yaitu proses perbaikan terhadap produk awal yang
dihasilkan berdasarkan hasil uji coba awal. Perbaikan sebaiknya
dilakukan lebih dari satu kali agar diperoleh model produk utama
lebih luas.
6. Pengujian Produk Utama di Lapangan, yaitu usaha untuk
34

mengimplementasikan produk yang dihasilkan pada skala yang


lebih luas.

3.2 Prosedur Pengembangan


Penelitian ini mengacu pada langkah-langkah yang dilakukan
oleh Borg & Gall yang kemudian dimodifikasi oleh Sukmadinata
(2007) menjadi 3 langkah meliputi :
a. Tahap analisis
1. Potensi dan Masalah
2. Mengumpulkan Informasi
b. Tahap Perancangan
1. Desain Produk
2. Validasi Desain
c. Tahap Pengujian
1. Perbaikan Desain
2. Ujicoba Produk.

Gambar 3.2 Tahapan Metode Pengembangan

Sumber : Sukmadinata (2007)


35

Keterangan dari langkah-langkah diatas sebagai berikut:


a. Tahap Analisis
1. Studi Literatur
Merupakan kegiatan mengumpulkan data-data berupa teori
pendukung dari sistem yang dibuat dengan maksud untuk
memaparkan tentang teori-teori yang berhubungan dengan
sistem pakan otomatis. Sumber-sumber yang didapat berupa
literatur, ebook dan lainnya yang relevan dengan penelitian.
2. Studi Lapangan
Merupakan langkah awal yang bertujuan untuk memperoleh
data yang dibutuhkan dalam tahap analisis. Pada tahap ini
peneliti dapat dilakukan dengan dua cara yaitu:
a. Observasi
Mengamati secara langsung sistem kerja pada peternakan
ayam pak Harto, aliran informasi, aliran data, kelemahan-
kelemahan dari sistem yang ada dan sebagainya
b. Wawancara
Melakukan wawancara dengan pemilik peternakan ayam
yaitu pak Harto guna memperoleh informasi-informasi
yang dibutuhkan untuk memperoleh gambaran spesifikasi
produk yang diharapkan.
b. Tahap Perancangan
Pada tahap ini akan dilakukan perancangan model
sistem. Tahapan perancangan meliputi :
1. Perancangan Arsitektural
Dalam perancangan arsitektural dilakukan dengan
menggunakan rancangan produk berbasis NodeMCU
dengan firebase sebagai database,
2. Perancangan Antarmuka
Perancangan antarmuka atau user interface berupa
desain produk yang dibuat baik kerangka luar maupun
kerangka dalam.
36

3. Perancangan Flowchart, DFD, Database, dan ERD


Tahap ini merupakan tahap yang digunakan untuk
perancangan sistem yang akan dibangun sesuai dengan
kebutuhan user dalam bentuk diagram flowchart dan DFD
serta perancangan database yang digunakan dalam
pembangunan sistem informasi dan relasi antar tabel yang
di bentuk dalam ERD.
c. Tahap pengujian.
Tahap ini merupakan tahap yang digunakan untuk
pengujian validasi oleh pakar yang sesuai dengan permasalahan
yang ada.
1) Validasi pakar
Dilakukan oleh peternak ayam di peternakan pak Harto
yang berkompeten guna mengetahui kondisi sistem pakan
yang baik sesuai dengan umur ayam.
2) Perbaikan Sistem
Melakukan perbaikan terhadap kekurangan dan kelemahan
sistem yang ada, serta menambahkan komponen –
komponen dari masukan-masukan validator, untuk
kemudian di ujikan kembali kepada validator.
3) Ujicoba Produk
Uji coba akan dilakukan pada peternak di peternakan ayam
pak Harto yaitu menguji hasil program yang telah
dihasilkan dari tahapan desain dan pengujian oleh pakar.
Apabila ada masalah atau kekurangan pada program maka
akan diperbaiki.
37

3.3 Uji Coba Produk


3.3.1 Desain Skema Sistem Pakan Ayam

Gambar 3.3 Kerangka Desain Pakan Ayam

Ketika sistem diaktifkan, nodemcu mendapatkan IP address


dari jaringan wifi yang tersambung melalui program. Nodemcu
mendapatkan waktu dari NTP. (Network Time Protocol). Alat
melakukan sinkronisasi waktu dengan waktu NTP. Jika pakan
mencapai batas minimal yang dideteksi oleh sensor ultrasonik,
maka sistem akan mengirimkan notifikasi ke Firebase Cloud
Messaging. Firebase kemudian mengirimkan (push) notifikasi ke
perangkat android yang terinstal aplikasi.Jika sudah mencapai
jadwal makan, maka makanan akan terisi otomatis. Pengguna dapat
memilih melakukan:
a) Mengisi pakan manual jarak jauh melalui aplikasi.
b) Memilih mode manual atau otomatis

3.3.2 Pin Map Sistem Pakan Ayam


Pada sistem pakan ayam yang dibuat terdapat komponen-
komponen yang dibutuhkan agar sistem berjalan dengan baik.
38

Berikut adalah detil komponen yang diperlukan dalam sistem


pakan ayam.

Tabel 3.1 Pin Map Sistem Pakan Ayam

3.4 Desain Uji Coba


3.4.1 Desain Lembar Instrumen Penelitian
A. Pakar
Pada Tabel 3.2 pakar dimohon memberi penilaian pada butir
pengembangan produk prototipe dengan cara mencentang kotak
pada kolom dengan kriteria nilai 1=belum/ kurang, 2=antara
ya dan tidak, 3=cukup baik, 4=baik/ sesuai. Pada kolom
jumlah skor di dapat dari jumlah hasil yang di centang dari
masing-masing kriteria nilai dikalikan bobot kriteria nilai
39

tersebut, kemudian pada kolom jumlah skor total didapat dari


jumlah skor masing-masing kriteria nilai.

Tabel 3.2 Indikator Pertanyaan Pakar


No Indikator 1 2 3 4
Apakah Desain Skema Rangkaian
1
sudah benar
Apakah Input Desain sudah sesuai
2
dengan rancangan
Apakah Desain Flowchart Rancangan
3
Sistem sudah benar
Apakah Sensor Ultrasonik sudah dapat
4
mendeteksi sesuai yang diharapkan
Apakah Desain Fisik Prototipe sudah
5
benar
Apakah Desain Layout Penempatan
6
Sistem sudah benar
Apakah Desain Rangkaian ini sudah
7
benar
Apakah sistem ini sudah mewakili
8
Input, Proses dan Output
Apakah Desain ini sudah memberi
9
gambaran kerja sistem
Apakah sistem ini sudah bisa
10
dilanjutkan ke pembuatan produk

JUMLAH SKOR

JUMLAH SKOR TOTAL

Setelah mencentang kotak pada kolom dengan kriteria


nilai 1-4, pakar dimohon untuk melakukan penilaian dengan
cara melingkari range nilai seperti pada Tabel 3.3 yang sudah
didapat dari jumlah skor total.
40

Tabel 3.3 Indikator Penilaian untuk Pakar


SKOR NILAI

1 ≤ n ≤10 Tidak Baik

11 ≤ n ≤ 20 Cukup

21 ≤ n ≤ 30 Baik

31 ≤ n ≤ 40 Sangat Baik

Setelah melingkari range nilai, pakar dimohon untuk melingkari


indikator kesimpulan seperti pada Tabel 3.4 setelah mengisi semua
penilaian, pkar dimohon untuk melingkari sesuai dengan
kesimpulan penilaian secara umum, meliputi (1. Tidak baik dan
harus diganti, 2. Cukup baik, tetapi dapat digunakan dengan
banyak revisi, 3. Baik, sehingga dapat digunakan tetapi sedikit
revisi, 4. Sangat baik, sehingga dapat digunakan meskipun masih
ada sedikit revisi).

Tabel 3.4 Indikator Kesimpulan untuk Pakar


NO KESIMPULAN

1 Belum dapat digunakan dan harus diganti

2 Dapat digunakan dengan banyak revisi

3 Dapat digunakan dengan sedikit revisi

4 Dapat digunakan tanpa revisi

B. Pengguna
Pada Tabel 3.5 pengguna dimohon memberi penilaian
pada butir pengembangan produk prototipe dengan cara
mencentang kotak pada kolom dengan kriteria nilai
1=belum/ kurang, 2=antara ya dan tidak, 3=cukup baik,
41

4=baik/ sesuai. Pada kolom jumlah skor di dapat dari jumlah


hasil yang di centang dari masing-masing kriteria nilai
dikalikan bobot kriteria nilai tersebut, kemudian pada kolom
jumlah skor total didapat dari jumlah skor masing-masing
kriteria nilai.

Tabel 3.5 Indikator Pertanyaan Pengguna


No Indikator 1 2 3 4
1 Tampilan fisik produk prototipe
nodemcu mendapatkan IP address dari
2
jaringan WiFi
Alat melakukan sinkronisasi waktu
3
dengan waktu NTP
Sensor ultrasonik dapat mendeteksi
4 kondisi pakan yang berada di bawah
ambang batas minimal
Sistem dapat mengirimkan notifikasi
5 ke firebase cloud messaging saat
pakan hampir habis
Firebase dapat mengirimkan (push)
6
notifikasi ke perangkat android
Pemeriksaan kondisi pakan sesuai
7
dengan waktu yang dijadwalkan
Apakah sistem dapat mengisi tempat
8 pakan secara otomatis pada waktu
yang dijadwalkan
Jika Daya padam apakah sistem
9
bekerja normal
Apakah sistem pakan otomatis
meningkatkan efisiensi peternak dalam
10
memberi pakan dibandingkan dengan
sistem pakan manual

JUMLAH SKOR

JUMLAH SKOR TOTAL

Setelah mencentang kotak pada kolom dengan kriteria


nilai 1-4, pengguna dimohon untuk melakukan penilaian
dengan cara melingkari range nilai seperti pada Tabel 3.6
yang sudah didapat dari jumlah skor total.
42

Tabel 3.6 Indikator Penilaian untuk Pengguna


SKOR NILAI

1 ≤ n ≤10 Tidak Baik

11 ≤ n ≤ 20 Cukup

21 ≤ n ≤ 30 Baik

31 ≤ n ≤ 40 Sangat Baik

Setelah melingkari range nilai, pengguna dimohon untuk


melingkari indikator kesimpulan seperti pada Tabel 3.7
setelah mengisi semua penilaian, pengguna dimohon untuk
melingkari sesuai dengan kesimpulan penilaian secara umum,
meliputi (1. Tidak baik dan harus diganti, 2. Cukup baik,
tetapi dapat digunakan dengan banyak revisi, 3. Baik,
sehingga dapat digunakan tetapi sedikit revisi, 4. Sangat baik,
sehingga dapat digunakan meskipun masih ada sedikit
revisi).

Tabel 3.7 Indikator Kesimpulan untuk Pengguna


NO KESIMPULAN

1 Belum dapat digunakan dan harus diganti

2 Dapat digunakan dengan banyak revisi

3 Dapat digunakan dengan sedikit revisi

4 Dapat digunakan tanpa revisi


43

3.4.2 Desain Sistem Lama

Gambar 3.4 Flowchart Sistem Lama

Pada sistem lama, peternak melakukan pengisisan pakan ayam


dengan cara seperti pada diagram di atas. Peternak memberikan
pakan pada waktu pagi dan sore. Ketika pakan ayam sudah hampir
habis, peternak memberikan tambahan pakan di kandang. Begitu
juga saat kondisi minum ayam sudah hampir habis, peternak
melakukan pengisian air minum untuk ayam.
44

3.4.3 Desain Sistem Baru

Gambar 3.5 Flowchart Sistem Baru

Pada sistem baru, peternak dapat lebih mudah mengontrol pakan


dan minum ayam. Pemberian pakan dilakukan secara otomatis
menggunakan NodeMCU. Sistem menyambungkan ke hotspot untuk
mendapat IP. Sistem kemudian membaca sensor RTC. Jika waktu
sama dengan jam 8 pagi atau 4 sore, maka sistem akan mengecek
jumlah pakan dan minum. Pengecekkan dilakukan menggunakan
sensor ultrasonik. Jika kondisi pakan atau minum hampir habis,
maka sistem akan mengirimkan notifikasi. Jika masih tersedia, maka
pintu pakan akan terbuka dan pompa minum dihidupkan.
45

3.4.4 Desain Kerja Sistem

Gambar 3.6 Flowchart Kerja Sistem (IPO)


46

3.4.5 Desain Diagram Block Sistem

Gambar 3.7 Diagram Block Sistem

Diagram di atas adalah diagram block sistem untuk sistem


pakan ayam otomatis. Firebase berfungsi sebagai media untuk
menyimpan status sensor yang mewakili kondisi makanan.
Sedangkan nodemcu berfungsi membaca data di Firebase secara
berkala, dan melakukan kendali servo jika tercapai kondisi tertentu
pada Firebase. Cara kerja sistem secara keseluruhan sendiri adalah
sebagai berikut:

1. Sistem diaktifkan, nodemcu mendapatkan IP address dari


jaringan WiFi yang tersambung melalui program.
2. Nodemcu mendapatkan waktu dari NTP. (Network Time
Protocol).
3. Alat melakukan sinkronisasi waktu dengan waktu NTP.
4. Jika pakan mencapai batas minimal yang dideteksi oleh sensor
ultrasonik, maka sistem akan mengirimkan notifikasi ke
Firebase Cloud Messaging.
47

5. Firebase kemudian mengirimkan (push) notifikasi ke perangkat


android yang terinstal aplikasi.
6. Jika sudah mencapai jadwal makan, maka makanan akan terisi
otomatis.
7. Pengguna dapat memilih melakukan:
1. Mengisi pakan manual jarak jauh melalui aplikasi.
2. Memilih mode manual atau otomatis

3.4.6 Desain Fisik Sistem

Gambar 3.8 Desain Fisik Sistem Bagian Depan

Desain fisik sistem tampak depan dapat dilihat pada gambar 3.8
Bagian atas sistem pakan otomatis terdiri sensor ultra sonik untuk
pakan, servo pakan, persediaan pakan dan pintu pakan. Sedangkan
Bagian atas minum otomatis terdiri sensor ultrasonik untuk minuman
dan persediaan minuman. Bagian bawah sistem pakan otomatis
terdapat box alat, penyalur makan dan tempat pakan. Sedangkan
bagian bawah untuk sistem minum otmatis terdapat tempat
minuman, dan pompa minuman.
48

Gambar 3.9 Desain Fisik Sistem Bagian Samping

Desain fisik sistem tampak samping dapat dilihat pada gambar


3.9. Servo pakan dan servo minuman akan terbuka pada jam tertentu
sehingga dapat mengalirkan persediaan pakan dan minum ke tempat
pakan dan minum. Ketika persediaan pakan atau minum habis,
sensor ultrasonik akan mendeteksi hal tersebut lalu mengirimkan
notifikasi via FCM kepada peternak.

Anda mungkin juga menyukai