Anda di halaman 1dari 17

LAPORAN PRAKTIKUM

ANAK TIMBANGAN TIMBANGAN ELEKTRONIK

Disusun oleh :

M. Fathul Hakim Fadhila : A018030

Muchammad Iqbal Firdaus : A018049

Kresna Andika Aprianto : A018050

Rayhan Putra Pratama : A018053

AKADEMI METROLOGI DAN INSTRUMENTASI

KEMENTRIAN PERDAGANGAN

2018/2019
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pengukuran adalah suatu kegiatan untuk mendapatkan nilai suatu besaran dengan
membandingkan antara objek ukur dengan alat ukur. Perolehan hasil didapatkan secara
kuantitatif dalam bentuk angka dan diteruskan menuju proses pengolahan data. Dalam
dunia industri proses ini digunakan untuk mencari nilai besaran yang berhubungan
dengan pengukuran massa, panjang, suhu, dan lain-lain. Pengukuran tersebut bertujuan
untuk menjaga kualitas suatu produk agar sesuai dengan stándar baku .

Dalam pengukuran diperlukan alat ukur yang berhubungan dengan besaran yang nilainya
akan diukur. Salah satu alat ukur yang penting dan sering digunakan adalah timbangan.
Alat ukur timbang telah lama dipergunakan manusia dalam kehidupan sehari-hari seperti
transaksi perdagangan. Kegiatan penimbangan bertujuan untuk mendapatkan nilai
besaran massa.

Dalam pengukuran tidak mungkin mendapatkan nilai sesungguhnya yang mutlak dari
input instrumen yang diukur. Karakteristik statis dan dinamis dari suatu alat ukur
menyebabkan terjadinya error dalam pengukuran. Error juga disebabkan oleh faktor dari
luar dan dalam yang mempengaruhi keakuratan alat ukur seperti pengaruh lingkungan.
Error tidak dapat dihindari dalam pengukuran, tetapi dapat diminimalisir. Salah satu cara
untuk meminimalisir error yaitu dengan melakukan kalibrasi alat ukur. Kalibrasi
merupakan serangkaian kegiatan untuk menentukan kebenaran penunjukan alat ukur
dengan cara membandingkannya dengan standar ukur yang tertelusur Standar Nasional
dan/atau Internasional.

Proses pengukuran khususnya penimbangan dapat dilakukan oleh beberapa alat ukur,
salah satunya timbangan elektronik. Timbangan elektronik dan anak timbangan yang
digunakan perlu melalui proses kalibrasi dengan tujuan dapat mengetahui niali
ketidakpastian pengukuran pada alat ukur tersebut. Terdapat beberapa metode yang
digunakan untuk mengkalibrasi anak timbangan dan timbangan elektronik salah satunya
yaitu metode CSIRO (Commonwealth Scientific and Industrial Research Organitation).
Pada metode CSIRO, perulangannya lebih banyak dilakukan jika dibandingkan dengan
metode lain.

B. Tujuan
Praktikum yang kami lakukan ini bertujuan sebagai berikut :
1. Mendapatkan niali ketidakpastian bentangan pada AT massa nominal 5 g, 10 g,
20 g
BAB II

TEORI DASAR

A. Pengertian Anak Timbangan (AT)

Anak timbangan adalah benda ukur massa yang diatur berdasarkan karakteristik fisik dan
metrologisnya, meliputi bentuk, bahan, konstruksi, dimensi, kualitas permukaannya, harga
nominal dan kesalahan maksimumnya. Berdasarkan kelas ketelitiannya, ketertelusuran anak
timbangan di Indonesia adalah sebagai berikut:

Gambar 2.1 Rantai Ketelusuran Massa

Pada pengujian anak timbangan dikenal beberapa istilah massa yaitu massa nominal, massa
sebenarnya, dan massa konvensional. Massa nominal adalah nilai yang dipergunakan untuk
menandai karakteristik atau sebagai petunjuk massa suatu benda. Massa sebenarnya
adalah nilai yang mencerminkan suatu massa yang terdefinisi secara sempurna dalam
kondisi dimana massa tersebut ditentukan. Sedangkan massa konvensional adalah massa
hasil penimbangan di udara antara suatu benda dengan massa anak timbangan standar
pada kondisi konvensional yaitu temperatur 20°C, massa jenis AT 8000 kg/m3, dan massa
jenis udara yaitu 1,2 kg/m3.

Metode pengujian anak timbangan yang dikenal ada 2 metode yaitu metode perbandingan
langsung dan metode diseminasi. Pada metode perbandingan langsung yaitu massa nominal
anak timbangan yang diuji dan anak timbangan standar yang digunakan harus sama.
Pengujian dilakukan dengan membandingkan anak timbangan yang diuji terhadap satu atau
lebih anak timbangan standar. Penggunaan anak timbangan standar yang kedua berfungsi
untuk memonitor proses pengujian atau penimbangan.

Seri penimbangan yang digunakan dalam pengujian anak timbangan adalah ABA, ABBA,
atau A B1 B2 … A. Simbol “A” untuk memepresentasikan penimbangan anak timbangan
standar dan simbol “B” untuk mempresentasikan anak timbangan yang diuji. Jumlah seri
penimbangan n harus berdasarkan ketidakpastian yang disyaratkan pada repeatibility serta
reproducibility pengukuran. Jumlah minimum seri penimbangan untuk masing-masing kelas
ketelitian yaitu :

Tabel 2.1. Jumlah minimum seri penimbangan untuk masing-masing kelas ketelitian

Kelas E1 E2 F1 F2 M

Jumlah minimum untuk ABBA 3 2 1 1 1

Jumlah minimum untuk ABA 5 3 2 2 2

Jumlah minimum untuk AB1…BnA - - - - 1

B. Spesifikasi AT

1. Massa nominal Anak Timbangan harus sama dengan 1 x 10n kg, atau 2 x 10n kg, atau
5 x 10n kg dengan n merupakan bilangan bulat negatif atau positif atau nol;

2. Susunan massa nominal dalam satu perangkat Anak Timbangan dengan n merupakan
bilangan bulat negatif atau positif atau nol adalah sebagai berikut:

1) (1; 1; 2; 5) x 10n kg;


2) (1; 1; 1; 2; 5) x 10n kg;

3) (1; 2; 2; 5) x 10n kg; dan

4) (1; 1; 2; 2; 5) x 10n kg;

C. Spesifikasi Khusus AT

1. BENTUK

Anak Timbangan harus mempunyai bentuk yang sederhana tanpa pinggiran yang tajam
dan tanpa lekukan untuk mencegah kotoran melekat pada permukaannya;

Bentuk Anak Timbangan dengan massa nominal kurang dari 1 g adalah berupa lemping
rata persegi banyak atau berupa kawat, dan bentuk ini sudah menunjukkan massa
nominalnya sebagaimana tercantum dalam Tabel 2.2.

Tabel 2.2. Bentuk Lemping Berdasarkan Nilai Massa Nominal AT

Massa Nominal (mg) Lemping Segi Banyak/Kawat


5 – 50 – 500 Pentagon/Segi Lima
2 – 20 – 200 Bujur Sangkar
1 – 10 – 100 – 1000 Segi Tiga

2. BAHAN
1) Bahan Anak Timbangan harus tahan karat dan kualitasnya sedemikian rupa,
sehingga perubahan massanya dapat diabaikan dibandingkan kesalahan
maksimum yang diizinkan pada penggunaan yang normal;
2) Bahan Anak Timbangan kelas E2 harus non magnetik, dengan kepekaan magnetik
(susceptibility magnetic) tidak melebihi 0,03. Kekerasan dan ketahanan bahannya
harus sama atau lebih baik dari baja tahan karat (stainless steel);
3. KONSTRUKSI DAN DIMENSI
1) Anak Timbangan kelas E2 harus massive dan dibuat dari satu benda kerja dari
bahan yang sama tanpa lubang terbuka;
2) Anak Timbangan kelas F1 dan F2 dengan massa nominal 1 g sampai dengan 50 kg
boleh mempunyai lubang justir dengan syarat bahwa volumenya tidak melebihi 0,2
dari volume Anak Timbangan dan tertutup dengan baik dengan knob atau alat lain;

4. MASSA JENIS

Massa jenis bahan Anak Timbangan harus sedemikian rupa, sehingga penyimpangan
10% dari massa jenis yang seharusnya tidak menimbulkan kesalahan lebih dari 0,25
kesalahan maksimum yang diizinkan. Batas harga massa jenis Anak Timbangan adalah
sebagaimana tercantum dalam Tabel 3.2. (SK DIRJEN PDN N0 40 TAHUN 2010)

5. KONDISI PERMUKAAN

Kualitas permukaan Anak Timbangan harus sedemikian rupa, sehingga pada


penggunaan normal perubahan massanya dapat diabaikan dibandingkan kesalahan
maksimumnya. Pfansermukaan Anak Timbangan termasuk bagian bawah harus halus
dan tepinya harus lengkung. Permukaan Anak Timbangan kelas E2, F1 dan F2 tidak
terlihat tanda berpori dan harus mengkilat;
D. Perhitungan
1. AT Standar
a. Ketidakpastian AT Standar ;

U i  U sert

ki  k

b. Koefisien Sensitifitas ;
ci  1
c. Derajat Kebebasan ;
vi  t _ student
k = 2.1
2. Instability AT Standar
a. Jumlah Kalibrasi < 5
b. Ketidakpastian AT Standar

U i  8%  BKD _ AT _ S tan dar

ki  1

c. Koefisien Sensitfitas
ci  1
d. Derajat kebebasan
vi  4

3. Repeatability Mass Comparison


a. Repeat Mass Com

  
n
2 km  1
i 
sm  i 1
n 1

b. Derajat Kebebasan
vm  n  1
n= jumlah banyaknya selisih penimbangan ...n=3
c. Ketidakpastian Resolusi mass Com

2d d  resolusi _ timbangan k res  1


sres 
2 3
d. Derajat Kebebasan

vres  1000
e. Ketidakpastian Repeatability Mass Com
sm
Ui  ki  1 vi  vm sm  sres
nm , jika
U i  sm vi  vm
ki  1 sm  sres , jika
U i  sres ki  1 vi  vres sm  sres , jika

* nm  2 untuk 1 seri ABBA

f. Koefisien Sensitifitas
ci  1
g. Ketidakpastian Bouyancy

U i  4.5 10 6  t  R  M ki  1 ci  1 vi  1000

h. Ketidakpastian buoyancy udara (mg),


M t  Ui 

i. rentang maksimum densitas uji,


R
j. Tabel CSIRO, massa nominal anak timbangan uji (g)
4. Ketidakpastian gabungan

j
uc   (c  u )
i 1
i i
2

5. Derajat kebebasan
4
u
veff  j c 4
(ci ui )
i 1 vi

6. Faktor Cakupan

k  t _ student (veff ,95%)

7. Ketidakpastian Terentang
U  k  uc
Penulisan Ketidakpastian

a. Ketidakpastian ditulis maksimal dengan 2 angka penting

b. Pembulatan penulisan ketidakpastian hanya dilakukan sekali pada akhir perhitungan

c. Pembulatan ketidakpastian dibulatkan ke atas

d. Ketidakpastian Pembulatan

U i  Ketidakpastian yang disebabkan oleh pembulatan, , c 1


ki  1.73 i

Derajat Kebebasan (2.25)

vi  1000
BAB III

METODE PENGUKURAN

A. Persiapan Kalibrasi

a. Mass comparator selalu terjaga keakuratannya di meja tahan getar.


b. Anak timbangan standar selalu terkondisi pada suhu 20oC  0,5oC dan kelembaban 55%
 10%.
c. Sebelum dikalibrasi anak timbangan dicuci dengan wash benzyne atau uap air .
d. Anak timbangan yang sudah bersih dikondisikan ke dalam desikator.
e. Waktu pengkondisian untuk kelas E1, E2, adalah 3 x 24 jam sedangkan untuk kelas F1 F2
dan M adalah 1 x 24 jam.

B. Pelaksanaan Kalibrasi

1. Set mass comparator, agar menunjuk nol.


2. Letakkan anak timbangan standar pada lantai muatan.
3. Tunggu selama 20 s atau sampai penunjukan stabil, kemudian catat penunjukan mass
comparator (Ir1).
4. Turunkan anak timbangan standar, dan tunggu selama 20 sekon kemudian timbanglah
anak timbangan yang akan dikalibrasi.
5. Tunggu selama 20 s atau sampai penunjukan stabil, kemudian catat penunjukan mass
comparator (It1).
6. Angkat anak timbangan dan tunggu selama 20 sekon kemudian timbang kembali.
7. Tunggu selama 20 s atau sampai penunjukan stabil, kemudian catat penunjukan mass
comparator (It2).
8. Turunkan anak timbangan yang dikalibrasi , tunggu selama 20 sekon kemudian
timbanglah anak timbangan standar.
9. Tunggu selama 20 s atau sampai penunjukan stabil, kemudian catat penunjukan mass
comparator (Ir2).

Catatan : Langkah-langkah pengujian dari huruf a sampai dengan huruf i adalah pengujian
AT dengan siklus penimbangan ABBA.
BAB IV

ANALISIS DATA

AT standar : F1

AT uji : F2

Suhu awal ̊
: 22 C

Kelembaban : 50,9 %

Tabel 4.1 Data Pengujian

Penunjukan Mass Comparator (gram) Selisih Penimbangan


Nominal
AT Standar AT Uji AT Uji AT Standar (gram)
5.0000 5.0000 5.0000 5.0000 0.0000
5 5.0000 5.0000 5.0000 5.0000 0.0000
5.0000 5.0000 5.0000 5.0000 0.0000
10.0000 10.0000 10.0000 10.0000 0
10 10.0000 10.0000 10.0000 10.0000 0
10.0000 10.0000 10.0000 10.0000 0.0000
20.0000 20.0000 20.0000 20.0000 0.0000
20 20.0000 20.0000 20.0000 20.0000 0.0000
20.0000 20.0000 20.0000 20.0000 0

Tabel 4.2 Pengolahan Data Nominal 5 g

Komponen
No (I = 1,2,..,5)
1 AT Standar 0.003285714 2.1 1 0.001564626 0.001564626 2 2.44805E-06 2.9965E-12
2 Instability 0.012 1 1 0.012 0.012 4 0.000144 5.184E-09
3 Repeatability 0 1 1 0 0 2 0 0
4 Bouyancy 0.004815 1 1 0.004815 0.004815 1000 2.31842E-05 5.3751E-13
5 Pembulatan 0.05 1.73 1 0.028901734 0.028901734 1000 0.00083531 6.9774E-10
Ketidakpastian Gabungan 0.031700828
Derajat Kebebasan Veff 171.5993018
Faktor Cakupan (K) 1.973933954
Ketidakpastian Bentangan 0.062575341

Nilai AT standar didapatkan dgn menggunakan rumus Ui = Usert dan Ki = K dengan keofisien
sensitifitasnya sebesar 1 dan Ki = 2 serta derajat kebebasan sebesar 4.
Kemudian untuk hasil perhitungan Instability dengan jumlah pengujian < 5 menggunakan rumus
Ui = 8% x BKD AT Standar dgn koefisien sensitifitasnya sebesar 1 dan Ki = 1 serta derajat
kebebasan sebesar 4.

Untuk hasil perhitungan Repeatability didapatkan dgn menggunakan rumus S m =


̅ 2
√∑(𝛿𝑖−𝛿) dan Km = 1 dengan derajat kebebasan Vm = n
𝑛−1
√ 𝑑
Sres = dgn Vres = 1000
√3

Ui 
sm
ki  1 vi  vm jika sm  sres
nm

Untuk hasilperhitungan Buoyancy didapatkan dgn rumus:


U i  4.5 10 6  t  R  M ki  1 ci  1 vi  100

Untuk hasil perhitungan ketidakpastian gabungan menggunakan rumus:


j
uc   (c  u )
i 1
i i
2

Dengan didapatkan derajat kebebasan menggunakan rumus:


4
uc
veff  j
(ci ui ) 4

i 1 vi
Dan factor cakupan K=t_student (Veff,95%)
Sehingga didapatkan ketidakpastan terentang dgn rumus U = K . Uc

Kemudian ketidakpastian pembulatan dilakukan dgn cara membulatkan bilangan dengan nilai
pembulatan 0,5 jika membulatkan bilang utamanya, dan nilai pembulatan 0,05 jika membulatkan
bilangan desimalnya.

Tabel 4.3 Pengolahan Data Nominal 10 g


Komponen
No (I = 1,2,..,5)
1 AT Standar 0.005238095 2.1 1 0.002494331 0.002494331 2 6.22169E-06 1.9355E-11
2 Instability 0.016 1 1 0.016 0.016 4 0.000256 1.6384E-08
3 Repeatability 0 1 1 0 0 2 0 0
4 Bouyancy 0.0054 1 1 0.0054 0.0054 1000 0.00002916 8.5031E-13
5 Pembulatan 0.05 1.73 1 0.028901734 0.028901734 1000 0.00083531 6.9774E-10
Ketidakpastian Gabungan 0.033566232
Derajat Kebebasan Veff 74.22748989
Faktor Cakupan (K) 1.992543495
Ketidakpastian Bentangan 0.066882177

Nilai AT standar didapatkan dgn menggunakan rumus Ui = Usert dan Ki = K dengan keofisien
sensitifitasnya sebesar 1 dan Ki = 2 serta derajat kebebasan sebesar 4.

Kemudian untuk hasil perhitungan Instability dengan jumlah pengujian < 5 menggunakan rumus
Ui = 8% x BKD AT Standar dgn koefisien sensitifitasnya sebesar 1 dan Ki = 1 serta derajat
kebebasan sebesar 4.

∑(𝛿𝑖 −𝛿 ) ̅ 2
Untuk hasil perhitungan Repeatability didapatkan dgn menggunakan rumus Sm = √ 𝑛−1 dan
Km = 1 dengan derajat kebebasan Vm = n
√ 𝑑
Sres = dgn Vres = 1000
√3

Ui 
sm ki  1 vi  vm jika sm  sres
nm
Untuk hasilperhitungan Buoyancy didapatkan dgn rumus:
U i  4.5 10 6  t  R  M ki  1 ci  1 vi  100

Untuk hasil perhitungan ketidakpastian gabungan menggunakan rumus:


j
uc   (c  u )
i 1
i i
2

Dengan didapatkan derajat kebebasan menggunakan rumus:


4
u
veff  j c 4
(ci ui )
i 1 vi
Dan factor cakupan K=t_student (Veff,95%)
Sehingga didapatkan ketidakpastan terentang dgn rumus U = K . Uc

Kemudian ketidakpastian pembulatan dilakukan dgn cara membulatkan bilangan dengan nilai
pembulatan 0,5 jika membulatkan bilang utamanya, dan nilai pembulatan 0,05 jika membulatkan
bilangan desimalnya.

Tabel 4.4 Pengolahan Data Nominal 20 g


Komponen
No (I = 1,2,..,5)
1 AT Standar 0.005714286 2.1 1 0.002721088 0.002721088 2 7.40432E-06 2.7412E-11
2 Instability 0.02 1 1 0.02 0.02 4 0.0004 0.00000004
3 Repeatability 0 1 1 0 0 2 0 0
4 Bouyancy 0.0063 1 1 0.0063 0.0063 1000 0.00003969 1.5753E-12
5 Pembulatan 0.05 1.73 1 0.028901734 0.028901734 1000 0.00083531 6.9774E-10
Ketidakpastian Gabungan 0.035810677
Derajat Kebebasan Veff 40.38039458
Faktor Cakupan (K) 2.02107539
Ketidakpastian Bentangan 0.072376077

Nilai AT standar didapatkan dgn menggunakan rumus Ui = Usert dan Ki = K dengan keofisien
sensitifitasnya sebesar 1 dan Ki = 2 serta derajat kebebasan sebesar 4.

Kemudian untuk hasil perhitungan Instability dengan jumlah pengujian < 5 menggunakan rumus
Ui = 8% x BKD AT Standar dgn koefisien sensitifitasnya sebesar 1 dan Ki = 1 serta derajat
kebebasan sebesar 4.

∑(𝛿𝑖 −𝛿 ) ̅ 2
Untuk hasil perhitungan Repeatability didapatkan dgn menggunakan rumus Sm = √ 𝑛−1 dan
Km = 1 dengan derajat kebebasan Vm = n
√ 𝑑
Sres = dgn Vres = 1000
√3

Ui 
sm ki  1 vi  vm jika sm  sres
nm
Untuk hasilperhitungan Buoyancy didapatkan dgn rumus:
U i  4.5 10 6  t  R  M ki  1 ci  1 vi  100

Untuk hasil perhitungan ketidakpastian gabungan menggunakan rumus:


j
uc   (c  u )
i 1
i i
2

Dengan didapatkan derajat kebebasan menggunakan rumus:


4
u
veff  j c 4
(ci ui )
i 1 vi
Dan factor cakupan K=t_student (Veff,95%)
Sehingga didapatkan ketidakpastan terentang dgn rumus U = K . Uc
Kemudian ketidakpastian pembulatan dilakukan dgn cara membulatkan bilangan dengan nilai
pembulatan 0,5 jika membulatkan bilang utamanya, dan nilai pembulatan 0,05 jika membulatkan
bilangan desimalnya.
BAB V

KESIMPULAN

5.1 Nilai Ketidakpastian Bentangan :

 Nominal 5 g : 0.062575341
 Nominal 10 g : 0.066882177
 Nominal 20 g : 0.072376077

Anda mungkin juga menyukai