Anda di halaman 1dari 26

Makalah

Pengetahuan dasar listrik

NAMA: Muhammad sauqi abdillah


NIM : 180512001062
Teknik RIL A

INSTITUT TRANSPORTASI DAN LOGISTIK TRISAKTI


Jl.IPN No.2 Cipinang Besar Selatan, Jakarta Timur – Indonesia 13410
Telp : (021) 851 6050, 856 9350, Fax: (021) 856 9340

1
Kata pengantar

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh

Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan kami kemudahan sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu. Tanpa pertolongan-Nya tentunya kami tidak
akan sanggup untuk menyelesaikan makalah ini dengan baik. Shalawat serta salam semoga
terlimpah curahkan kepada baginda tercinta kita yaitu Nabi Muhammad SAW yang kita nanti-
natikan syafa’atnya di akhirat nanti.

Penulis mengucapkan syukur kepada ALLAH SWT, karena telah memberikan


kesehatan,sehingga dapat meyelesaikan makalah tepat waktu, pada makalah ini akan membahas
tentang “TEKNIK LISTRIK”. Mulai dari motor listrik ac dan dc,system proteksi,emergency
system dan komponen & peralatan listrik. Apa saja fungsi ? bagaimana cara kerjanya? Apa saja
komponenya ? seperti apa prinsip kerjanya ?

Penulis tentu menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna dan masih banyak
terdapat kesalahan serta kekurangan di dalamnya. Untuk itu, penulis mengharapkan kritik serta
saran dari pembaca untuk makalah ini, supaya makalah ini nantinya dapat menjadi makalah yang
lebih baik lagi. Kemudian apabila terdapat banyak kesalahan pada makalah ini penulis mohon
maaf yang sebesar-besarnya.

Semoga Makalah ini bisa menambah wawasan saya sebagai mahasiswa, bila ada yang
kurang/salah mengartikan tentang isi yang ada pada Makalah mohon maaf yang sebesar-
besarnya.

Demikian makalah saya kurang lebihnya mohon maaf, semoga makalah ini dapat bermanfaat.
Terima kasih wasalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh

Bekasi,5 januari 2020

Muhammad sauqi abadillah

2
Daftar isi
 Cover
 Kata pengantar
 Daftar isi
 Motor………………………………………………………………………………bab II
o Motor listrik pada kereta…………………………………………………2.1
Ac …………………………………………………………………………………2.2
Dc…………………………………………………………………………………2.3
 Simbol motor DC………………………………………………………2.3.1
 Prinsip Kerja Motor DC…………………………………………………2.3.2
 Bagian atau komponen utama motor dc…………………………………2.3.3
 Kelebihan motor dc………………………………………………………2.3.4
 Jenis-jenis motor dc……………………………………………………...3.1.1
 System proteksi………………………………………………………………….4.1
o Penjelasan system proteksi………………………………………………4.1.1
o Peralatan system proteksi………………………………………………..4.1.2
o Jenis-jenis rele proteksi…………………………………………………..4.1.3
 Emergency system………………………………………………………………..5.1
 Komponen dan peralatan listrik………………………………………………….6.1
 Daftar pusaka

3
Bab I
Pendahuluan

1.1 latar belakang

Listrik adalah sebagai sumber kita untuk bisa berkomunikasi dan ekonomi,tampa ada nya
listrik kita tidak bisa melakuan apa-apa.jauh sebelum pengetahuan listrik ada. orang pada
saat itu takut akan kejutan dari ikan listrik. Penduduk Mesir Kuno dari zaman 2750
BC menyebut ikan ini sebagai "Guntur dari Nil",dan menganggap mereka sebagai
"pelindung" dari semua ikan lainnya. Ikan listrik kemudian juga dilaporkan satu
milenium kemudian oleh Yunani Kuno, Kekaisaran Romawi dan para naturalis
Arab. Beberapa penulis kuno, seperti Plinius yang Tua dan Scribonius
Largus,membuktikan efek mati rasa sengatan listrik dari lele dan pari torpedo,dan tahu
bahwa kejutan listrik tersebut dapat mengalir melalui benda berkonduktansi. Pasien yang
terkena pirai atau sakit kepala juga diarahkan untuk memegang ikan listrik dengan
harapan bahwa kejutan yang kuat tersebut mampu menyembuhkan mereka.
1.2 Rumusan masalah
 Prinsip motor listrik ac dan dc,beserta jenis motor ?
 Pengertian tentang system proteksi, dan fungsi dari system proteksi ?
 Pengertian tentang emergency system dan fungsi dari emergency system?
 Apa saja komponen dan peralatan listrik dan apa saja fungsi serta komponen yang ada
di dalam nya ?
1.3 Tujuan
 Menjelaskan apa saja motor listrik ac dan dc
 Menjelaskan tenteng system proteksi
 Menjelaskan tentang emergency system
 Menjelaskan apa saja komponen dan peralatan listrik

4
BAB II
LANDASAN TEORI

2.1 Motor listrik Yang Ada Pada Kereta

Pada awal perkembangan KRL, motor DC dominan digunakan karena mudah


pengaturannya. Cara klasik pengaturan KRL motor DC adalah dengan membatasi tegangan yang
masuk ke motor DC dengan menggunakan rheostat sehingga kecepatan motor DC dapat diatur.
Efisiensi yang rendah akibat rheostat dan berkembangnya teknologi saklar statis (thyristor)
mengakibatkan cara ini sudah tidak lagi dipakai. Sekarang ini untuk mengatur tegangan DC pada
KRL motor DC digunakan konverter DC-DC atau sering disebut DC Chopper. Dengan konverter
DC-DC pengaturan tegangan lebih mudah dan efisiensi lebih baik. Penggunaan konverter DC-
DC dimulai pada KRL generasi tahun 1950. Pada motor DC, komutator, sikat dan cincin belah
merupakan sesuatu yang harus ada, banyak kejadian ground fault yang terjadi ketika komutator
kontak dengan sikat pada kecepatan putar yang tinggi. Hal ini termasuk salah satu yang
mendasari penggunaan motor AC pada KRL.

Hal utama yang mendasari penggunaan motor AC adalah motor AC dapat melaju lebih cepat
dibanding motor DC dikarenakan kecepatan motor AC diatur berdasarkan frekuensi yang
disalurkan dengan nilai tegangan dan arus yang tetap sedangkan motor. DC kecepatannya
tergantung dari nilai tegangan sumber dan fluks yang menyebabkan untuk menaikkan kecepatan
pada motor DC diperlukan tegangan yang besar dan nilai fluks yang kecil dikarenakan hubungan
tegangan sumber dan fluks pada motor DC berbanding terbalik. Dikarenakan tegangan sumber
yang digunakan stabil maka kecepatan pada motor DC relatif lebih stabil dan lambat karena tidak
dapat melaju melebihi ambang batas kecepatannya akibat tegangan sumber yang tidak dapat
diperbesar dari ambang batasnya.

Dikarenakan kerugian sebelumnya dan semakin berkembangnya teknologi saklar statis untuk
rangkaian elektronika daya mengakibatkan KRL generasi selanjutnya lebih memanfaatkan motor
AC dari pada motor DC Apabila sumber yang digunakan berupa sumber DC maka pengaturan
kecepatan menggunakan inverter VVVF (variable voltage, variable frequency) untuk
mendapatkan tegangan AC tiga fasa yang bisa diubah-ubah tegangan sekaligus frekuensinya
sehingga kecepatan motor AC dapat berubah-ubah. Pada kasus sumber yang dipakai adalah
sumber AC satu fasa, diperlukan tambahan penyearah untuk mengubah sumber AC menjadi DC,
kemudian diubah kembali menjadi tegangan tiga fasa menggunakan inverter VVVF (variable
voltage, variable frequency). Hal tersebut terlihat cukup rumit dengan konfigurasi AC-DC-AC
padahal sumbernya AC dan motornya AC juga. Sehingga pada umumnya sumber AC yang
dipakai merupakan sumber satu fasa sedangkan motor AC yang digunakan adalah motor tiga
fasa. Penggunaan motor AC pun terbagi menjadi dua macam, yaitu KRL dengan menggunakan
mesin AC asinkron dan menggunakan mesin AC sinkron.

5
2.2 MOTOR AC

Motor AC adalah jenis motor listrik yang bekerja menggunakan tegangan AC


(Alternating Current). Motor AC memiliki dua buah bagian utama yaitu “stator” dan
“rotor”. Stator merupakan komponen motor AC yang statis. Rotor merupakan komponen
motor AC yang berputar. Motor AC dapat dilengkapi

Struktur dasar dan Prinsip Kerja Motor AC

Keistimewaan umum dari semua motor ac adalah medan-magnet putar yang diatur dengan lilitan
stator. Konsep ini dapat diilustrasikan pada motor tiga-fase dengan mempertimbangkan tiga
kumparan yang diletakkan bergeser 120o listrik satu sama lain. Masing-masing kumparan
dihubungkan dengan satu fase sumber daya tiga-fase (Gambar 1.1). Apabila arus tiga-fase
melalui lilitan tersebut, terjadi pengaruh medan-magnet berputar melalui bagian dalam inti stator.
Kecepatan medan-magnet putar tergantung pada jumlah kutub stator dan frekuensi sumber daya.
Kecepatan itu disebut kecepatan sinkron. yang ditentukan dengan rumus:

Dimana S = kecepatan sinkron dalam rpm

F = Frekwensi sumber daya dalam Hz

P = Jumlah lilitan kutub pada tiap lilitan satu fase

Gambar 1.1. Pembangkitan medan magnit putar

Pada Gambar 1.1 (b) kecepatan sinkron dapat dihitung sebagai:

S=

= 120 x

6
= 3600 rpm

Motor listrik arus bolak-balik adalah jenis motor listrik yang beroperasi dengan sumber tegangan
arus listrik bolak balik (AC, Alternating Current). Motor listrik arus bolak-balik AC ini dapat
dibedakan lagi berdasarkan sumber dayanya sebagai berikut.

2.3 MOTOR DC

Motor Listrik DC atau DC Motor adalah suatu perangkat yang mengubah energi listrik menjadi
energi kinetik atau gerakan (motion). Motor DC ini juga dapat disebut sebagai Motor Arus
Searah. Seperti namanya, DC Motor memiliki dua terminal dan memerlukan tegangan arus
searah atau DC (Direct Current) untuk dapat menggerakannya. Motor Listrik DC ini biasanya
digunakan pada perangkat-perangkat Elektronik dan listrik yang menggunakan sumber listrik DC
seperti Vibrator Ponsel, Kipas DC dan Bor Listrik DC.

Motor DC adalah piranti elektronik yang mengubah energi listrik menjadi energi mekanik berupa
gerak rotasi. Pada motor DC terdapat jangkar dengan satu atau lebih kumparan terpisah. Tiap
kumparan berujung pada cincin belah (komutator). Dengan adanya insulator antara komutator,
cincin belah dapat berperan sebagai saklar kutub ganda (double pole, double throw switch).
Motor DC bekerja berdasarkan prinsip gaya Lorentz, yang menyatakan ketika sebuah konduktor
beraliran arus diletakkan dalam medan magnet, maka sebuah gaya (yang dikenal dengan gaya
Lorentz) akan tercipta secara ortogonal diantara arah medan magnet dan arah aliran arus.
Kecepatan putar motor DC (N) dirumuskan dengan Persamaan berikut.

7
2.3.1 Simbol Motor DC

Motor DC tersusun dari dua bagian yaitu bagian diam (stator) dan bagian bergerak
(rotor). Stator motor arus searah adalah badan motor atau kutub magnet (sikat-sikat),
sedangkan yang termasuk rotor adalah jangkar lilitanya. Pada motor, kawat penghantar
listrik yang bergerak tersebut pada dasarnya merupakan lilitan yang berbentuk persegi
panjang yang disebut kumparan.

2.1.2 Prinsip Kerja Motor DC

Kumparan ABCD terletak dalam medan magnet serba sama dengan kedudukan sisi
aktif AD dan CB yang terletak tepat lurus arah fluks magnet. Sedangkan sisi AB dan DC
ditahan pada bagian tengahnya, sehingga apabila sisi AD dan CB berputar karena adanya
gaya lorentz, maka kumparan ABCD akan berputar.

Hasil perkalian gaya dengan jarak pada suatu titik tertentu disebut momen, sisi aktif
AD dan CB akan berputar pada porosnya karena pengaruh momen putar (T). Setiap sisi
kumparan aktif AD dan CB pada gambar diatas akan mengalami momen putar sebesar :

T = F.r ...(2.2)

Dimana :

8
T = momen putar (Nm) F =
gaya tolak (newton)

r = jarak sisi kumparan pada sumbu putar (meter)

Pada daerah dibawah kutub-kutub magnet besarnya momen putar tetap karena
besarnya gaya lorentz. Hal ini berarti bahwa kedudukan garis netral sisi-sisi kumparan
akan berhenti berputar. Supaya motor dapat berputar terus dengan baik, maka perlu
ditambah jumlah kumparan yang digunakan. Kumparan- kumparan harus diletakkan
sedemikian rupa sehingga momen putar yang dialami setiap sisi kumparan akan saling
membantu dan menghasilkan putaran yang baik. Dengan pertimbangan teknis, maka
kumparan-kumparan yang berputar tersebut dililitkan pada suatu alat yang disebut jangkar,
sehingga lilitan kumparan itupun disebut lilitan jangkar.

Hubungan antara kecepatan, flux medan dan tegangan ditunjukkan dalam


persamaan berikut:

Gaya Elektromagnetik (E)

...(2.3)

Torque (T) :

...(2.4)

Kecepatan Motor Tak Berbeban (Ntidak berbeban (rpm)) :

Ntidak berbeban (rpm) = T x (NMax/km) ...(2.5)

Kecepatan Motor Berbeban (N berbeban (rpm))

NMax - Ntidak berbeban = N berbeban (rpm) ...(2.6)

Arus :

I (A) = T x Km/A ...(2.7)

9
Daya Masukan :

T x N berbeban x Konfersi Faktor antara T dan N = Daya Masukan (Win) ...(2.8) Daya

Keluaran :

V x A = Daya Keluaran (Wout) ...(2.9)

Efisiensi :

Efisiensi (%) = Wout / Win ...(2.10)

Dimana:

E = gaya elektromagnetik yang dikembangkan pada terminal dinamo (volt) Φ =


flux medan yang berbanding lurus dengan arus medan

N = kecepatan dalam RPM (putaran per menit) T =


torque electromagnetik (g/cm)

Ia = arus dinamo (A)

K = konstanta persamaan V =
Tegangan (Volt)

Wout = Daya Keluaran (Watt) Win =


Daya Masukan (Watt)

Motor DC memiliki 3 bagian atau komponen utama untuk dapat berputar sebagai
berikut.

2.1.3 Bagian Atau Komponen Utama Motor DC

2.1.3.1 Kutub medan. Motor DC sederhana memiliki dua kutub medan: kutub utara dan
kutub selatan. Garis magnetik energi membesar melintasi ruang terbuka diantara
kutub-kutub dari utara ke selatan. Untuk motor yang lebih besar atau lebih komplek
terdapat satu atau lebih elektromagnet.

10
2.1.3.2 Kumparan Motor DC. Bila arus masuk menuju kumparan motor DC, maka arus ini
akan menjadi elektromagnet. kumparan motor DC yang berbentuk silinder,
dihubungkan ke as penggerak untuk menggerakan beban. Untuk kasus motor DC
yang kecil, kumparan motor DC berputar dalam medan magnet yang dibentuk oleh
kutub-kutub, sampai kutub utara dan selatan magnet berganti lokasi. Jika hal ini
terjadi, arusnya berbalik untuk merubah kutub-kutub utara dan selatan kumparan
motor DC.

2.1.3.3 Komutator Motor DC . Komponen ini terutama ditemukan dalam motor DC.
Kegunaannya adalah untuk membalikan arah arus listrik dalam kumparan motor DC
dan juga membantu dalam transmisi arus antara kumparan motor DC dan sumber
daya.

2.1.4 Kelebihan Motor DC

Keuntungan utama motor DC adalah dalam hal pengendalian kecepatan motor DC


tersebut, yang tidak mempengaruhi kualitas pasokan daya. Motor ini dapat dikendalikan
dengan mengatur :

 Tegangan kumparan motor DC – meningkatkan tegangan kumparan motor DC akan


meningkatkan kecepatan

11
 Arus medan – menurunkan arus medan akan meningkatkan kecepatan.

Motor DC tersedia dalam banyak ukuran, namun penggunaannya pada umumnya


dibatasi untuk beberapa penggunaan berkecepatan rendah, penggunaan daya rendah hingga
sedang seperti peralatan mesin dan rolling mills, sebab sering terjadi masalah dengan
perubahan arah arus listrik mekanis pada ukuran yang lebih besar. Juga, motor tersebut
dibatasi hanya untuk penggunaan di area yang bersih dan tidak berbahaya sebab resiko
percikan api pada sikatnya.

3.1.1 Jenis-jenis Motor DC (Motor Arus Searah)

Pada dasarnya, semua Motor DC diklasifikasikan menjadi 2 Jenis utama berdasarkan hubungan
Kumparan Medan dan Kumparan Angkernya, kedua jenis Motor DC tersebut adalah Motor DC
sumber daya terpisah atau Separately Excited DC Motor dan Motor DC sumber daya sendiri
atau Self Exited DC Motor. Motor DC sumber daya sendiri ini dapat dibedakan lagi menjadi tiga
jenis yaitu Shunt Wound Motor DC, Series Wound Motor DC dan Compound Wound Motor DC.

1. Motor DC Sumber Daya Terpisah (Separately Excited DC Motor)

Pada Motor DC jenis sumber daya terpisah ini, sumber arus listrik untuk kumparan medan (field
winding) terpisah dengan sumber arus listrik untuk kumparan angker (armature coil) pada rotor
seperti terlihat pada gambar diatas ini. Karena adanya rangkaian tambahan dan kebutuhan
sumber daya tambahan untuk pasokan arus listrik, Motor DC jenis ini menjadi lebih mahal

12
sehingga jarang digunakan. Separately Excited Motor DC ini umumnya digunakan di
laboratorium untuk penelitian dan peralatan-peralatan khusus.

2. Motor DC Sumber Daya Sendiri (Self Excited DC Motor)

Pada Motor DC jenis Sumber Daya Sendiri atau Self Excited Motor DC ini, kumparan medan
(field winding) dihubungkan secara seri, paralel ataupun kombinasi seri-paralel dengan
kumparan angker (armature winding). Motor DC Sumber Daya Sendiri ini terbagi lagi menjadi 3
jenis Motor DC yaitu Shunt DC Motor, Series DC Motor dan Compound DC Motor.

2.1. Motor DC tipe Shunt (Shunt DC Motor)

Motor DC tipe Shunt adalah Motor DC yang kumparan medannya dihubungkan secara paralel
dengan kumparan angker (armature winding). Motor DC tipe Shunt ini merupakan tipe Motor
DC yang sering digunakan, hal ini dikarenakan Motor DC Shunt memiliki kecepatan yang
hampir konstan meskipun terjadi perubahan beban (kecepatan akan berkurang apabila mencapai
torsi (torque) tertentu). Karena Kumparan Medan dan Kumparan Angker dihubungkan secara
paralel, maka total arus listrik merupakan penjumlahan dari arus yang melalui kumparan medan
dan arus yang melalui kumparan angker.

Kecepatannya dapat dikendalikan dengan memasangkan sebuah resistor/tahanan secara seri


dengan kumparan medan ataupun seri dengan kumparan angker. Jika resistor/tahanan tersebut
dipasangkan secara seri dengan kumparan medan maka kecepatannya akan berkurang,
sedangkan apabila resistor/tahanan tersebut dipasangkan secara seri dengan kumparan angker
maka kecepatannya akan bertambah.

2.2. Motor DC tipe Seri (Series DC Motor)

Motor DC tipe Seri atau dalam bahasa Inggris disebut dengan Series DC Motor ini adalah Motor
DC yang kumparan medannya dihubungkan secara seri dengan kumparan angker (armature
winding). Dengan hubungan seri tersebut, arus listrik pada kumparan medan adalah sama dengan
arus listrik pada kumparan angker. Kecepatan pada Motor DC tipe seri ini akan berkurang
seiring dengan penambahan beban yang diberikan pada motor DC tersebut. Motor DC jenis ini

13
tidak boleh digunakan tanpa ada beban yang terpasang karena akan berputar cepat tanpa
terkendali.

2.3. Motor DC tipe Gabungan (Compound DC Motor)

Compound DC Motor atau Motor DC tipe Gabungan ini adalah gabungan Motor DC jenis Shunt
dan Motor DC jenis Seri. Pada Motor DC tipe Gabungan ini, Terdapat dua Kumparan Medan
(Field Winding) yang masing-masing dihubungkan secara paralel dan Seri dengan Kumparan
Angker (Armature Winding). Dengan gabungan hubungan seri dan paralel tersebut, Motor DC
jenis Compound ini mempunyai karakteristik seperti Series DC Motor yang memiliki torsi
(torque) awal yang tinggi dan karakteristik Shunt DC Motor yang berkecepatan hampir konstan.

Motor DC tipe Gabungan (Compound DC Motor) ini dapat dibedakan lagi menjadi dua jenis
yaitu Long Shunt Compound DC Motor yang kumparan medannya dihubungkan secara paralel
dengan kumparan angkernya saja dan dan Short Shunt Compound DC Motor yang kumparan
medannya secara paralel dengan kombinasi kumparan medan seri dan kumparan angker (bentuk
rangkaiannya dapat dilihat pada gambar atas).

4.1 Pengertian system proteksi

4.1.1 Sistem Proteksi

Sistem proteksi tenaga listrik merupakan sistem pengaman pada peralatan peralatan
yang terpasang pada sistem tenaga listrik, seperti generator, busbar, transformator, saluran
udara tegangan tinggi, saluran kabel bawah tanah, dan lain sebagainya terhadap kondisi
abnormal operasi sistem tenaga listrik tersebut.

4.1.2 Peralatan-Peralatan Sistem Proteksi

Untuk mengamankan dari adanya gangguan, dilakukan dengan memasang


peralatan-peralatan sistem proteksi. Sedangkan untuk menghilangkan gangguan dengan
cepat oleh sistem perlindungannya, diperlukan sistem operasi yang cepat dan benar. Suatu
sistem proteksi/pengaman terdiri dari komponen alat-alat utama meliputi:

14
1. Pemutus Tenaga

Pemutus Tenaga (PMT) merupakan peralatan saklar / switching mekanis, yang


mampu menutup, mengalirkan dan memutus arus beban dalam kondisi normal serta
mampu menutup, mengalirkan (dalam periode waktu tertentu) dan memutus arus
beban dalam spesifik kondisi abnormal / gangguan seperti kondisi short circuit /
hubung singkat.

2. Transformator Arus

Transformator arus digunakan untuk mengukur arus beban suatu rangkaian


dengan menggunakan transformator arus maka arus beban yang besar dapat diukur
hanya dengan menggunakan alat ukur (ammeter) yang tidak terlalu besar.

3. Transformator tegangan

Transformator tegangan digunakan untuk mengukur tegangan.

4. Pemisah

Pemisah adalah suatu alat untuk memisahkan tegangan pada peralatan


instalasi tegangan tinggi. Ada dua macam fungsi Pms, yaitu:

1. Pemisah Peralatan;

Berfungsi untuk memisahkan peralatan listrik dari peralatan lain atau


instalasi lain yang bertegangan. Pms ini boleh dibuka atau ditutup
hanya pada rangkaian yang tidak berbeban.

2. Pemisah Tanah (Pisau Pentanahan/Pembumian);

Berfungsi untuk mengamankan dari arus tegangan yang timbul sesudah


saluran tegangan tinggi diputuskan atau induksi tegangan dari
penghantar atau kabel lainnya.Hal ini perlu untuk keamanan bagi
orang-orang yang bekerja pada peralatan instalasi.

5. Arester

Lightning arrester (penangkal petir) yang berfungsi menangkal dari


gelombang berjalan yang akan masuk ke instalasi pusat pembangkit listrik.

15
6. Rele Proteksi

Rele proteksi adalah susunan peralatan yang direncanakan untuk dapat


merasakan atau mengukur adanya gangguan atau mulai merasakan tenaga listrik
dan segera otomatis memberi perintah untuk membuka pemutus tenaga untuk
memisahkan peralatan atau bagian dari sistem proteksi yang terganggu dan
memberikan isyarat berupa lampu atau bel.

 Jenis-Jenis Rele Proteksi

Jenis-jenis rele ada macam macamnya, ini sesuai dengan fungsi dan
kegunaannya masing-masing. Berikut adalah jenis-jenis rele yang di pakai dalam
proteksi sistem tenaga listrik :

Rele proteksi dapat merasakan adanya gangguan pada peralatan yang diamankan
dengan mengukur atau membandingkan besaran-besaran yang diterimanya, misalnya arus,
tegangan, daya, sudut fase, frekuensi, impedansi dan sebagainya, dengan besaran yang
telah ditentukan kemudian mengambilnya keputusan untuk seketika ataupun dengan
perlambatan waktu membuka pemutus tenaga.

Fungsi rele proteksi pada sistem tenaga listrik :

a. Merasakan, mengukur dan menentukan bagian sistem yang terganggu serta


memisahkan secepatnya sehingga sistem lain yang tidak terganggun dapat
beroperasi normal.

b. Mengurangi kerusakan yang lebih parah dari peralatan yang terganggu

c. Mengurangi pengaruhnya gangguan terhadap bagian sistem yang tidak


terganggu di dalam sistem tersebut serta mencegah meluasnya
gangguan.

d. Memperkecil bahaya bagi manusia

16
Hal-hal yang dapat menimbulkan kegagalan pengaman dapat di kelompokan
sebagai berikut :

a. Kegagalan pada rele itu sendiri

b. Kegagalan suplai arus dan/atau tegangan ke rele tegangannya


rangkaian suplai ke rele dari trafo tersebut terbuka atau terhubung
singkat.

c. Kegagalan sistem suplai arus searah untuk triping pemutus tenaga. Hala
yang dapat menyebabkan nya antara lain baterai lemah karena kurang
perawatan, terbukanya atau terhubung singkat rangkaian arus searah.

d. Kegagalan pemutus tenaga. Kegagalan in dapat disebabkan karena


kumparan trip tidak menerima suplai, kerusakan mekanis ataupun
kegagalan pemutusan arus kemampuan dari pemutus tenaganya.

Karena ada kemungkinan kegagalan pada sistem pengaman maka arus dapat diatasi
yaitu dengan penggunaan pengaman cadangan (Back Up Protection). Dengan demikian
pengaman menurut fungsinya dapat dikelompokan menjadi :

a. Pengaman utama yang pada umumnya selektif dan cepat dan


malah jenis tertentu mempunyai sifat selektif mutlak misalnya
rele diferensial

b. Pengaman cadangan, umumnya mempunyai perlambatan waktu hal ini


untuk memberikan kesempatan kepada pengaman utama bekerja terlebih
dahulu, dan jika pengaman utama gagal, baru pengaman cadangan bekerja
dan rele ini tidak seselektif pengaman utama.

4.1.3 Jenis-Jenis Rele Proteksi

Jenis-jenis rele ada macam macamnya, ini sesuai dengan fungsi dan
kegunaannya masing-masing. Berikut adalah jenis-jenis rele yang di pakai dalam
proteksi sistem tenaga listrik :

17
a. Rele Arah (Directional Relay)

Pada dasarnya rele ini menggunakan prinsip dasar releinduksi dengan satu
besaran input. Pada rele arah induksi ini besaran input terdiri dari

1. Besaran penggerak arus

2. Besaran pembanding (refensi atau polarizing) – arus atau tegangan

G H R

Gambar 2.9. Koordinasi Rele Arah

Persyaratan rele arah yang harus di penuhi :

1. Waktu kerja rele arus cepat; 20-40 ms

2. Rele harus dapat pick up pada daya yang kecil. Rele harus masih dapat pick
up dengan raah yang betul pada tegangan yang rendah (2,6 V)

3. Konsumsi dari kumparan dan arus sekecil mungkin pada keadaan normal
sehingga beban dari CT/PT tetap kecil;

4. Rele harus mempunyai harga pembanding drop out dan pick up (Kd) tinggi,
kd = 0,9-1

5. Rela arah tidak boleh bekerja sendiri kalau rangkaian tegangan hilang dna
kumparan arus dialiri arus

6. Rele arah sebaiknya sederhana konstruksinya, dapat diandalkan dalam


oprasinya berukuran kecil.

18
b. Rele Diferensial

“Rele diferensial adalah suatu rele yang bekerja bila ada pembeda vektor dari
dua besaran listrik atau lebih yang melebihi besaran yang telah ditentukan.

Dengan demikian setiap jenis rele, bila dihubungkan dengan cara tertentu dapat
dibuat bekerja seperti rele diferensial. Dengan perkataan lain tidak begitu banyak susunan
rele yang telah dihubungkan dengan cara tertentu dalam sirkit yang membuat rele tersebut
bekerja sebagai suatu rele diferensial.

Rele differensial juga berfungsi untuk mengamankan transformator terhadap


gangguan hubung singkat yang terjadi di dalam daerah pengaman transformator. Rele ini
merupakan pengaman utama (main protection) yang sangat selektif dan cepat, sehingga
tidak perlu dikoordinir dengan rele lain dan tidak memerlukan time delay.

Sifat pengaman dengan rele diferensial :

1. Sangat efektif dan cepat, tidak perlu koordinasi dengan rele lain

2. Sebagai pengaman utama

3. Tidak dapat digunakan sebagai pengaman cadangan untuk seksi/daerah


berikutnya

4. Daerah pengamannya dibatasi oleh pasangan trafo arus dimana rele diferensial
dipasang

19
5.1 emergency system

5.1.2 PILOSOFI DAYA DARURAT


Sistem daya darurat (emergency power system) terdiri dari sistem daya pasokan khusus
(essential) dan pasokan daya kritis (critical).
Pasokan daya normal merupakan pasokan daya yang digunakan pada saat kondisi operasi
normal. Pasokan normal diperoleh dari pusat pembangkit daya utama melalui sistem distribusi
nya. Pada operasi normal semua pengguna menerima daya baik secara langsung ataupun tidak
langsung, misalnya melalui trafo penurun tegangan, UPS atau penyearah dan pasokan daya
normal lainnya.

5.1.3 PASOKAN DAYA KHUSUS


Daya khusus didistribusikan pada frekwensi tertent misalnya 60 Hz atau 50 hz, 3 fasa dengan 4
kawat dengan tegangan tertentu pula, 208V 3-fasa 4-kawat. Pengguna khusus yang memerlukan
tegangan lain, maka pemakai harus mempunyai sistem pengubah tegangan sendiri, sistem
konversi untuk menghasilkan pasokan tersebut, mereka memerlukan pasokan dari daya khusus.
Setiap fasilitas agar dielngkapi dengan sebuah essential ( khusus), yang berfungsi memasok
konsumen khusus tersebut. Untuk suatu fasilitas yang hanya mempunyai sebuah tegangan rendah
tunggal, disarankan agar dielgkapi dengan bagian bus khusus yang terpisah yang dapat
dihubungkan melalui pemutus tenaga penghubung (Tie-Breaker).

5.1.4 SISTEM DAYA KHUSUS


Untuk pengembangan proyek Kilang Minyak dan Gas biasanya dilengkapi dengan generator
darurat (EDG) yang jumlahnya tergantung pada jumlah kebutuhan daya yang diperlukan untuk
start-up sebuah Generator utama dan memenuhi kebutuhan sistem utilitas air dan udara.
Pembangkit khusus (essential ) biasanya dirancang menggunakan rel tunggal dengan dua
pemutus tenaga pengisian (incomer breaker) dan sebuah pemutus tenaga penghubung (tie
breaker). Salah satu pemutus tenaga (breaker) pengisian dihubung ke pasokan normal, pada saat
operasi normal posisi pemutus tenaga ini dalam keadaan tertutup.

Persyaratan generator darurat beroperasi adalah


1). Pasokan normal sudah tidak ada
2). Pemutus tenaga pasokan normal sudah terbuka

20
3). Tidak ada gangguan pada rel (bus) yang kehilangan pasokan dayanya.
4). Pemutus tenaga penghubung dalam keadaan terbuka.

5.1.5 PASOKAN DAYA KRITIS


Batere cadangan pada sistem UPS AC maupun DC dimaksudkan untuk menanggulangi beban-
beban kritis yang memerlukan pasokan tak terputus pada saat pembangkit darurat tidak
beroperasi atau terjadi pemadaman total.
Untuk meningkatkan keandalan dan ketersediaan sistem pengisian (charger) ganda agar dipasok
dari dua titik pengisian, sebuah pengisian menerima pasokan normal dan sebuah lagi dari
pasokan daya pasokan khusus.
Pasokan daya kritis diharapkan tidak terputus akibat terjadinya kehilangan pasokan normal atau
pasokan darurat.
Semua pengguna kritis yang dibutuhkan pada keadaan darurat untuk menjaga keamanan manusia
dan peralatan, dan tidak menerima pemutusan pasokan walaupun singkat. Pengguna kritis juga
termasuk sistem yang membutuhkan operasi setelah pasokan daya khusus padam.
Batere mengizinkan pengguna kritis berfungsi selama waktu yang telah ditentukan dalam
rancangan tanpa pemutusan setelah pasokan daya khusus terputus.

Autonomi batere pengguna kritis


1. Fire & Gas safety systems, 45 minutes
2. Shutdown & Process Control Systems (ESD & PCS), 45 minutes
3. Electrical control systems, 45 minutes
4. Gas Turbine Compressor UCP, 45 minutes
5. Telecommunications systems, 45 minutes
6. Business Automation Systems (IT systems), 45 minutes
7. Switchgear tripping and closing supplies, 2 hours
8. Emergency Generator starting and control
9. Gas Turbine Lube oil pumps, 2 hrs (Note 3)
10. Fire Pump Starting and Control, (Notes 1 & 2)
11. Marine Navigation aids systems, 96 hrs (Note 4)
12. Helicopter landing area perimeter and obstacle lighting,
13. Escape Route Lighting (self contained with integral battery), 1.5 hours
14. Exit Lighting (self contained with integral battery), 3 hours

5.1.6 DISTRIBUSI PASOKAN DAYA KRITIS


Sistem UPS AC utama di beberapa lokasi dapat dipisah menjadi dua kategori.
· Sistem UPS AC utama yang diperuntukan untuk menunjang proses produksi, utilitas, fire and
gas dan sistem control lainnya.
· Sistem UPS Telekomunikasi seperti untuk VSAT, PA/GA dan lainnya.

Umumnya, kebanyakan pengguna kritis mampu menerima dua pasokan daya terpisah, misalnya
seperti: UPS A dan UPS-B untuk sistem UPS redundant dengan pasokan daya juga redundant.
Dengan menerapkan sistem yang seperti ini kemungkinan kegagalan total dari salah satu UPS
dan sistem distribusinya tidak akan menyebabkan terputusnya pasokan daya pada pengguna

21
kritis. Sistem distribusi untuk UPS AC utama terdiri dari sejumlah switchboard distribusi.
Switchboard sistem distribusi menerima pasokan penyulang distribusi UPS utama yang
merupakan bagian dari UPS.

5.1.7. SISTEM UPS AC.


Sistem UPS akan memberikan pemindahan daya tanpa pemutusan pada kejadian pemadaman
pasokan daya normal.
Sistem UPS AC agar dirancang sesuai dengan spesifikasi untuk sistem daya tidak terputus (AC
Uninterruptible Power System).
Sistem UPS AC beroperasi dengan menkonversikan pasokan arus bolak-balik (AC) ke arus
searah (DC), dan mengembalikan arus searah (DC) menjadi kembali arus bolak-balik (AC) yang
selanjutnya akan didistribusikan ke pemakai beban kritis. Batere-batere biasanya diisi secara
pengisian mengambang (float charge) dari konversi arus searah dari komponen UPS. Jika
pasokan AC terputus, maka daya yang tersimpan dalam batere akan digunakan untuk memasok
beban kritis AC setelah diubah menjadi AC yang dilakukan tanpa terjadi pemutusan.

Pasokan daya kritis sistem UPS AC terdiri dari penyearah (rectifier), batere bank, inverter AC
dan distribusi daya utama dan pasokan alternatif dari sumber AC normal yang dilengkapi dengan
stabilizer. Fasilitas bypass menggunakan saklar statik, yang secara otomatis memindahkan beban
ke pasokan alternatif ketika keluaran inverter melampaui batas tegangan dan frekwensi yang
telah ditentukan.

5.1.7. SISTEM UPS DC.


Sistem UPS arus searah (DC) beroperasi dengan menyearahkan pasokan arus bolak-balik (AC)
menjadi arus searah (DC) yang kemudian didistribusikan ke pengguna kritis. Pengisian batere
adalah pengisian mengambang (float charge) yang bersumber dari keluaran penyearah. Ketika
pasokan AC yang masuk ke Batere Charger UPS terputus, maka daya batere menjaga daya DC
tanpa terjadi pemutusan untuk tetap memasok pengguna kritis.
Sistem UPS arus searah (DC) biasanya terdiri dari sebuah penyearah, batere bank dan panel
distribusi. Beberapa sistem UPS DC mungkin memerlukan sejumlah tambahan seperti:
· Sistem distribusi terpadu.
· Pemantau batere, pengendali arus dan tegangan pengisian.
· Penyearah ganda atau redundant.
· Batere ganda atau redundant.

Perlu diperhatikan, bahwa batere tidak boleh ditempatkan di dalam enclosure bersama-sama
dengan peralatan elektronik dan rangkaian kontrolnya.
Persyaratan untuk penapis harmonic agar dievaluasi dan dianjurkan oleh peralatan UPS.
Rancangan margin 50% agar diterapkan untuk kedua UPS pada saat dilakukan rancangan final.
Pasokan daya kritis yang memerlukan ikutan peralatan UPS DC termasuk :
· Motor pengasut generator diesel darurat dan Unit Control Panel (UCP).
· Motor pengasut pompa diesel pemadam kebakaran dan Unit Control Panel (UCP).
· Cadangan minyak pelumas dan kipas ventilasi gas turbin kompressor (tergantung pada
persyaratan pemasok).

22
· Sistem bantuan navigasi laut (marine navigation aids).
· Lampu darurat dan lampu penunjuk penyelamatan/meloloskan diri.
Pasokan daya kritis untuk penerangan darurat agar diperoleh dengan menggunakan pencahayaan
yang terintegrasi dengan batere yang ada.

6.1 Komponen dan peralatan listrik

6.1.1 Komponen dan Fungsi

 Penggerak mula (prime mover), berupa :

 Mesin Diesel.

Pembangkit Listrik Tenaga Diesel (PLTD) ialah Pembangkit listrik yang


menggunakan mesin diesel sebagai penggerak mula (prime mover). Prime mover
merupakan peralatan yang mempunyai fungsi menghasilkan energi mekanis yang
diperlukan untuk memutar rotor generator. Mesin diesel sebagai penggerak mula
PLTD berfungsi menghasilkan tenaga mekanis yang dipergunakan untuk memutar
rotor generator.

 Turbin (air, uap, gas).

Turbin adalah suatu alat atau mesin penggerak mula, di mana energi fluida kerja yang
langsung dipergunakan untuk memutar roda turbin melalui nosel di teruskan ke sudu-
sudunya. Jadi, berbeda dengan yang terjadi pada mesin torak, pada turbin tidak terdapat
bagian mesin yang bergerak translasi. Bagian turbin yang berputar dinamai rotor atau roda
turbin, sedangkan bagian yang tidak berputar dinamai stator atau rumah turbin. Roda turbin
terletak di dalam rumah turbin dan roda turbin memutar poros daya yang menggerakkan atau
memutar bebannya (generator listrik, pompa, kompresor, baling-baling atau mesin lainnya).

 Komponen listrik, antara lain :

 Generator dan perelengkapannya.

Generator atau yang biasa disingkat dengan genset merupakan perangkat yang
berguna untuk menghasilkan energi listrik. Mengapa dinamakan ‘generator set’?

23
perangkat genset pada dasarnya terdiri atas dua piranti yang berbeda, yakni
alternator atau generator dan engine. Alternator atau generator berfungsi sebagai
perangkat pembangkit listrik, sedangkan engine mengemban tugas sebagai piranti
pemutar.

 Transformator dan perlengkapannya.

Transformator adalah suatu alat listrik yang dapat memindahkan dan mengubah
energy listrik satu atau lebih rangkaian listrik satu atau lebih rangkaian listrik ke
rangkaian listrik yang lain, melalui suatu gendeng magnet berdasarkan prinsip
induksi-elektromagnet. Transformator adalah alat yang digunakan untuk mengubah
tegangan bolak balik (ac) dari suatu nilai tertentu ke nilai yang kita inginkan terdiri
dari kumparan primer dan sekunder.

 Peralatan proteksi.

Trafo Instrumen

Current Transformer (CT) / Trafo Arus

Current Transformer (CT) adalah suatu perangkat listrik yang berfungsi


menurunkan arus yang besar menjadi arus dengan ukuran yang lebih kecil. CT
digunakan karena dalam pengukuran arus tidak mungkin dilakukan langsung pada
arus beban atau arus gangguan, hal ini disebabkan arus sangat besar dan
bertegangan sangat tinggi. Karakteristik CT ditandai oleh Current Transformer
Ratio (CT) yang merupakan perbandingan antara arus yang dilewatkan oleh sisi
primer dengan arus yang dilewatkan oleh sisi sekunder.

Potential Transformer (PT) / Trafo Tegangan

Potential Transformer adalah suatu peralatan listrik yang berfungsi menurunkan


tegangan yang tinggi menjadi tegangan yang lebih rendah yang sesuai dengan
setting relay. Trafo ini juga memiliki angka perbandingan lilitan atau tegangan
primer dan sekunder yang menunjukkan kelasnya.

Rele/Relay

Rele/Relay berasal dari teknik telegrafi, dimana sebuah coil di- energize oleh arus
lemah, dan coil ini menarik armature untuk menutup kontak. Rele merupakan

24
jantung dari proteksi Sistem Tenaga Listrik, dan telah berkembang menjadi
peralatan yang rumit. Rele dibedakan dalam dua kelompok :

Komparator : mendeteksi dan mengukur kondisi abnormal, dan membuka atau


menutup kontak (trip).

Auxiliary Relays : dirancang untuk dipakai di auxiliary circuit yang dikontrol oleh
rele komparator, dan membuka / menutup kontak-kontak lain (yang umumnya
berarus kuat).

Circuit Breaker/CB

Circuit Breaker (CB) adalah salah satu peralatan pemutus daya yang berguna
untuk memutuskan dan menghubungkan rangkaian listrik dalam kondisi
terhubung ke beban secara langsung dan aman, baik pada kondisi normal maupun
saat terdapat gangguan. Berdasarkan media pemutus listrik / pemadam bunga api,
terdapat empat jenis CB sbb:
1. Air Circuit Breaker (ACB), menggunakan media berupa udara.
2. Vacuum Circuit Breaker (VCB), menggunakan media berupa vakum.
3. Gas Circuit Breaker (GCB), menggunakan media berupa gas SF6.
4. Oil Circuit Breaker (OCB), menggunakan media berupa minyak.
Berikut ini adalah syarat-syarat yang harus dipenuhi oleh suatu peralatan untuk
menjadi pemutus daya :
a. Mampu menyalurkan arus maksimum sistem secara kontinu.
b. Mampu memutuskan atau menutup jaringan dalam keadaan berbeban ataupun
dalam
keadaan hubung singkat tanpa menimbulkan kerusakan pada pemutus daya itu
sendiri.
c. Mampu memutuskan arus hubung singkat dengan kecepatan tinggi.

DC System Power Supply

DC System Power Supply merupakan pencatu daya cadangan yang terdiri dari
Battery Charger, sebagai peralatan yang mengubah tegangan AC ke DC, dan
Battery, sebagai penyimpan daya cadangan. Sebagai peralatan proteksi, DC
System Power Supply merupakan peralatan yang sangat vital karena jika terjadi
gangguan dan kontak telah terhubung, maka DC System Power Supply akan
bekerja yang menyebabkan CB membuka. Charger sebenarnya adalah sumber
utama dari DC power supply, karena charger adalah alat untuk merubah AC
power menjadi DC power (rectifier).

25
7.1 Kesimpulan
Jadi dari semua yang telah kita bahas tadi ternyata pada kereta rel listrik (KRL) itu menggunakan
motor listrik dengan jenis AC dan DC, juga kita dapat mengetahui apa itu pengertian dari motor
listrik, kita dapat mengetahui tentang sistem proteksi beserta jenis-jenisnya dan syarat-syarat
kegunaannya, dan kita juga dapat mengetahui cara pengaplikasian emergency system dalam
sebuah pembangkit tenaga listrik. Memang belajar tentang listrik itu sedikit rumit, tetapi apabila
kita mau berusaha mengerjakannya akan terlihat mudah.

8.1 Daftar pusaka

 https://id.wikipedia.org/wiki/Listrik
 https://www.academia.edu/32874702/MOTOR_SINKRON_MOTOR_AC_-
SINKRON?auto=download
 http://taufikhardiansyah-elektro.blogspot.com/2014/05/v-
behaviorurldefaultvmlo.html
 https://teknikelektronika.com/pengertian-motor-dc-prinsip-kerja-dc-
motor/
 http://eprints.polsri.ac.id/4649/4/BAB%20II%20%20LA.pdf
 https://teknikelektronika.com/jenis-jenis-motor-dc-motor-arus-searah/
 http://webcache.googleusercontent.com/search?q=cache:http://power-
grounding.blogspot.com/2009/12/daya-darurat.html
 http://eprints.polsri.ac.id/380/3/BAB%20II.pdf
 https://www.academia.edu/15798680/PEMBANGKIT_ENERGI_LISTRIK_K
OMPONEN-
KOMPONEN_PEMBANGKIT_PADA_PEMBANGKIT_ENERGI_LISTRIK

26

Anda mungkin juga menyukai