Makalah Kopi PDF
Makalah Kopi PDF
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kopi merupakan bahan minuman yang terkenal tidak hanya di Indonesia, tetapi juga terkenal
di seluruh dunia. Pada umumnya produk minuman kopi yang dihasilkan adalah berupa kopi
bubuk dan kopi instan. Hal ini karena seduhan kopi memiliki aroma yang khas yang tidak
dimiliki oleh minuman lainnya. Minuman ini di gemari oleh segala umur secara turun temurun.
Kondisi ini sama dengan di luar negeri, di Amerika misalnya, sebagian besar masyarakat
menyukai minuman ini, sehingga istilah coffe break masih di gunakan hingga saat ini untuk
menandai waktu istirahat maupun jam makan siang.
Kopi merupakan salah satu hasil komoditi perkebunan yang memiliki nilai ekonomis yang
cukup tinggi di antara tanaman perkebunan lainnya dan berperan penting sebagai sumber devisa
negara. Kopi tidak hanya berperan penting sebagai sumber devisa melainkan juga merupakan
sumber penghasilan bagi tidak kurang dari satu setengah juta jiwa petani kopi di Indonesia. Di
Indonesia kopi robusta paling banyak yaitu mencapai 87,1 % dari total produksi kopi Indonesia
(Rahardjo, 2012).
Perkembangan kopi di Indonesia mengalami kenaikan produksi yang cukup pesat, pada
tahun 2007 produksi kopi mencapai sekitar 676.5 ribu ton dan pada tahun 2013 produksi kopi
sekitar 691.16 ribu ton. Sehingga produksi kopi di Indonesia dari tahun 2007-2013 mengalami
kenaikan sekitar 2.17% (Badan Pusat Statistik, 2015). Keberhasilan agribisnis kopi
membutuhkan dukungan semua pihak yang terkait dalam proses produksi pengolahan kopi dan
pemasaran komoditas kopi. Upaya meningkatkan produktivitas dan mutu kopi terus dilakukan
sehingga daya saing kopi di Indonesia dapat bersaing di pasar dunia (Rahardjo, 2012).
Keberhasilan agribisnis kopi membutuhkan dukungan semua pihak yang terkait dalam
proses produksi kopi pengolahan dan pemasaran komoditas kopi. Upaya meningkatkan
produktivitas dan mutu kopi terus dilakukan sehingga daya saing kopi di Indonesia dapat
bersaing di pasar dunia (Rahardjo, 2012).
Teknologi budidaya dan pengolahan kopi meliputi pemilihan bahan tanam kopi unggul,
pemeliharaan, pemangkasan tanaman dan pemberian penaung, pengendalian hama dan gulma,
pemupukan yang seimbang, pemanenan, serta pengolahan kopi pasca panen. Pengolahan kopi
sangat berperan penting dalam menentukan kualitas dan cita rasa kopi (Rahardjo, 2012).
Secara signifikan produksi biji kopi di Indonesia terus meningkat, namun mutu hasil
pengolahan kopi yang dihasilkan umumnya masih rendah. Oleh karena itu, untuk memperoleh
biji kopi yang bermutu baik maka diperlukan penanganan pasca panen yang tepat dengan
melakukan setiap tahapan secara benar. Proses penyangraian merupakan salah satu tahapan yang
penting dalam pengolahan kopi, yaitu untuk pembentukan aroma dan cita rasa khas kopi dari
1
dalam biji kopi tersebut. Namun, saat ini masih sedikit data tentang bagaimana proses
penyangraian yang tepat untuk menghasilkan produk kopi sangrai berkualitas, dengan
kebutuhan instrumen untuk menilai kualitas derajat sangrai (Marhaenanto, dkk. 2015).
1.3 Tujuan
Adapun tujuan yang ingin dicapai penulis dari makalah ini yaitu:
1. Untuk mengetahui determinasi tanaman kopi.
2. Untuk mengetahui bagaimana morfologi bagian tanaman kopi.
3. Untuk mengetahui kandungan metabolit tanaman kopi dan efek farmakologinya.
4. Untuk mengetahui adakah sediaan atau formula kopi yang ada di dalam masyarakat.
2
II. PEMBAHASAN
2.1 Determinasi Tanaman Kopi
Tanaman kopi merupakan tanaman perkebunan yang berasal dari Benua Afrika,
tepatnya dari negara Ethiopia pada abad ke-9. Suku Ethiopia memasukan biji kopi sebagai
makanan mereka yang dikombinasikan dengan makanan makanan pokok lainnya, seperti
daging dan ikan. Tanaman ini mulai diperkenalkan di dunia pada abad ke-17 di India.
Selanjutnya, tanaman kopi menyebar ke Benua Eropa oleh seorang yang berkebangsaan
Belanda dan terus dilanjutkan ke Negara lain termasuk ke wilayah jajahannya yaitu
Indonesia (Panggabean, 2011).
Di Indonesia kopi mulai di kenal pada tahun 1696, yang di bawa oleh VOC. Tanaman
kopi di Indonesia mulai di produksi di pulau Jawa, dan hanya bersifat coba-coba, tetapi
karena hasilnya memuaskan dan dipandang oleh VOC cukup menguntungkan sebagai
komoditi perdagangan maka VOC menyebarkannya ke berbagai daerah agar para penduduk
menanamnya (Najiyanti dan Danarti, 2004).
Klasifikasi tanaman kopi (Coffea sp.) menurut Rahardjo (2012) adalah
sebagai berikut :
Kigdom : Plantae
Subkigdom : Tracheobionta
Super Divisi : Spermatophyta
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Magnoliopsida
Sub Kelas : Asteridae
Ordo : Rubiales
Famili : Rubiaceae
Genus : Coffea
Spesies : Coffea sp. ( Cofffea arabica L., Coffea canephora, Coffea
liberica, Coffea excels). (Rahardjo, 2012)
5
Biji kopi secara alami mengandung berbagai jenis senyawa volatil seperti aldehida,
furfural, keton, alkohol, ester, asam format, dan asam asetat. Kopi mengandung sebuah
unsur yang disebut terpenoid, yang diketahui dapat meningkatkan kadar kolesterol darah.
Senyawa kimia pada biji kopi dapat dibedakan atas senyawa volatil dan non volatil.
Senyawa volatil adalah senyawa yang mudah menguap, terutama jika terjadi kenaikan suhu.
Senyawa volatil yang berpengaruh terhadap aroma kopi antara lain golongan aldehid, keton
dan alkohol, sedangkan senyawa non volatil yang berpengaruh terhadap mutu kopi antara
lain kafein, chlorogenic acid dan senyawa-senyawa nutrisi. Senyawa nutrisi pada biji kopi
terdiri dari karbohidrat, protein, lemak, dan mineral (Oktadina, 2013). Selain itu, kopi
mengandung tanin. Tanin merupakan senyawa polifenol yang dapat ditemui pada setiap
tanaman yang letak dan jumlahnya berbeda-beda. Senyawa tanin dapat menyebabkan rasa
sepet pada buah dan menyebabkan pencoklatan pada bahan (Aditya, 2015).
Kafein adalah senyawa alkaloid yang termasuk jenis metilxanthine (1,3,7-
trimetilxanthyne) atau C8H10N4O2. Kafein dalam kondisi murni berupa serbuk putih
berbentuk kristal prisma hexagonal, dan merupakan senyawa tidak berbau, serta berasa
pahit. Menurut Smith (1989), dan Sivetz & Desrosier (1979), kafein tidak memberikan
pengaruh yang nyata terhadap aroma kopi, dan hanya memberikan rasa pahit sekitar 10—
30% dari seduhan kopi.
Kafein yang terkandung di dalam kopi dapat menstimulasi kerja system saraf pusat dan
mempertinggi laju denyut jantung, karena itu setelah minum kopi akan merasakan
kesegaran psikis. Kopi bubuk murni mengandung 100 mg kafein. Kafein baru mempunyai
pengaruh stimulasi terhadap kerja otak pada jumlah 100-500 mg. kafein mulai berbahaya
bila konsumsinya mencapai 1000 mg/hari, yaitu kira-kira lebih dari 5 cangkir per hari.
Selain itu, kafein juga dapat meningkatkan daya aspirin dan obat-obatan penghilang rasa
sakit lainnya, oleh karena itu unsur kafein ditambahkan pada beberapa jenis obat. Akan
tetapi, kafein juga merupakan penyebab utama sakit kepala. Wanita yang meminum 2
cangkir atau lebih perharinya dapat meningkatkan resiko terkena perapuhan tulang
(osteoporosis) (Ismayadi, 1985).
Senyawa yang membentuk aroma di dalam kopi menurut Mabrouk dan Deatherage
dalam Ciptadi dan Nasution (1985) adalah:
1. Golongan fenol dan asam tidak mudah menguap yaitu asam kofeat, asam
chlorogenat, asam ginat dan riboflavin.
2. Golongan senyawa karbonil yaitu asetaldehid, propanon, alkohol, vanilin aldehid.
3. Golongan senyawa karbonil asam yaitu oksasuksinat, aseto asetat, hidroksi pirufat,
keton kaproat, oksalasetat, mekoksalat, merkaptopiruvat.
6
4. Golongan asam amino yaitu leusin, iso leusin, variline, hidroksiproline, alanine,
threonine, glysine dan asam aspartat.
5. Golongan asam mudah menguap yaitu asam asetat, propionat, butirat dan volerat.
8
III. PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Di Indonesia kopi mulai di kenal pada tahun 1696, yang di bawa oleh VOC. Tanaman
kopi di Indonesia mulai di produksi di pulau Jawa, dan hanya bersifat coba-coba, tetapi
karena hasilnya memuaskan dan dipandang oleh VOC cukup menguntungkan.
Pada umumnya tanaman kopi berbunga setelah berumur sekitar dua tahun. Bila bunga
sudah dewasa, terjadi penyerbukan dengan pembukaan kelopak dan mahkota yang akan
berkembang menjadi buah. Kulit buah yang berwarna hijau akan menguning dan menjadi
merah tua seiring dengan pertumbuhannya. Batang yang tumbuh dari biji disebut batang
pokok. Batang pokok memiliki ruas-ruas yang tampak jelas pada saat tanaman itu masih
muda. Daun kopi memiliki bentuk bulat telur, bergaris ke samping, bergelombang, hijau
pekat, kekar, dan meruncing di bagian ujungnya.
Kopi memiliki dua senyawa yang membuatnya menjadi citarasa di masyarakat yaitu
kafein yang berpengaruh terhadap rangsangan metabolisme tubuh, dan kafeol yang
menghasilkan aroma yang khas dari kopi.
Sediaan kopi yang tersedia dimasyarakat yaitu kopi bubuk bayuatis bali, parfum kopi,
masker wajah kopi, dan kopi akar wangi.
3.2 Saran
Diharapkan pembaca dapat membudidayakan kopi dengan benar sehingga memperoleh
biji kopi dengan kualitas tinggi dan tidak mengomsumsi kopi secara berlebihan karena bisa
menyebabkan sakit kepala dan osteoporosis.