KONSUL
KONSUL
OLEH :
HIDAYAT
PO0220216049
i
LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING
Karya Tulis Ilmiah ini telah diperiksa dan disetujui untuk di uji oleh tim penguji
Poltekkes Kemenkes Palu Jurusan Keperawatan Prodi D-III Keperawatan Poso.
Nama : Hidayat
NIM : PO0220216016
Pembimbing I
T a s n i m. S.Kep.Ns. M M
NIP : 196301041984032001
Pembimbing II
Mengetahui
Ketua Program Studi
ii
LEMBAR PENGESAHAN TIM PENGUJI
Karya Tulis Ilmiah ini telah dipertahankan didepan tim penguji Poltekkes
Kemenkes Palu Jurusan Keperawatan Prodi D-III Keperawatan Poso pada tanggal
29 Juli 2019.
Nama : Hidayat
NIM : PO 0220216016
Tim Penguji
Mengetahui Menyetujui
Direktur Politeknik Kesehatan Palu Ketua Jurusan Keperawatan
iii
POLTEKKES KEMENKES PALU
JURUSAN KEPERAWATAN PRODI DIII KEPERAWATAN
ABSTRAK
iv
KATA PENGANTAR
Puji syukur dan terima kasih peneliti panjatkan kehadirat ALLAH SWT,
Karya Tulis Ilmiah penelitian ini. Adapun judul Karya Tulis Ilmiah ini adalah
Peneliti menyadari bahwa karya tulis ilmiah ini masih jauh dari sempurna
karena dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah penelitian ini peneliti banyak
menemukan kesulitan dan hambatan, namun berkat bantun dan masukkan saran dari
semua pihak akhirnya peneliti dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini. Untuk
itu peneliti mengucapkan banyak terima kasih kepada ayah dan ibu selaku orang
tua yang tercinta yang telah banyak berkorban dan selalu memberi nasehat, arahan
serta mendoakan peneliti sehingga dapat menyelesaikan pendidikan ini, dan pada
Kesehatan Palu.
v
3. Abdul Malik Lawira, S.Kep. Ns. M.Kes. Ketua Program Studi Keperawatan
Poso
6. Dewi Nurviana, S.Kep. Ns. M.Kep. Sp. Kep. MB, wali kelas yang telah banyak
7. Kepada sahabat-sahabat saya Moh Rifaldi, Moh Fadel, Wardianto, Moh Rizky
ini.
kemampuan yang dimiliki penulis maka Karya Tulis Ilmia ini masih jauh dari
kesempurnaan, maka dari itu, saran dan kritik yang bersifat membangun sangat
penelitian.
Penulis
vi
DAFTAR ISI
vii
A. Gambaran Lokasi Penelitian ................................................................................. 54
B. Identitas Klien ....................................................................................................... 54
C. Hasil Penelitian ..................................................................................................... 54
D. Pembahasan........................................................................................................... 74
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN............................................................................ 85
A. Kesimpulan ........................................................................................................... 85
B. Saran ..................................................................................................................... 86
DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................................... 87
viii
DAFTAR TABEL
ix
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 11 : Dokumentasi
x
DAFTAR GAMBAR
xi
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pola kejadian penyakit saat ini telah mengalami perubahan yang ditandai
dengan perubahan pola penyakit dan kematian yang semula didominasi oleh
atau penyakit tidak menular penyebab kematian setiap tahunnya adalah penyakit
koroner, penyakit gagal jantung atau payah jantung, hipertensi dan stroke(World
Hipertensi adalah salah satu penyebab utama kematian dini diseluruh dunia. Di
tahun 2020 sekitar 1,56 milyar orang dewasa akan hidup dengan hipertensi.
Hipertensi membunuh hampir 8 milyar orang setiap tahun di dunia dan 1,5 juta
orang setiap tahunnya di kawasan Asia Timur – Selatan. Sekitar sepertiga dari
Fajri, 2017).
1
2
Kesehatan Provinsi Sulawesi Tengah bahwa kasus hipertensi pada tahun 2015
sebesar 3,61% meningkat menjadi 5,03% pada tahun 2016 dan 27,8% tahun
menyebabkan komplikasi penyakit seperti gagal ginjal, gagal jantung, stroke dan
dilakukan dengan pemberian obat analgesik dan obat penurun tekanan darah.
perhatian pada suatu aktivitas otot dengan mengidentifikasi otot yang tegang
2014 dalam Nuraini 2015). Dari penelitian yang dilakukan Rahmasari, 2015
penurunan intensitas nyeri kepala tension type sebelum dan sesudah dilakukan
penurunan intensitas nyeri sebesar 4 skor nyeri dan pada kelompok kontrol
Dari data rekam medik Rumah Sakit Umum Daerah Poso pada tahun 2017
hipertensi yang mengalami nyeri kepala dan dari uraian diatas, maka penuls
tertarik untuk melakukan Studi Kasus tentang penerapan terapi relaksasi otot
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penulisan
1. Tujuan Umum
2. Tujuan Khusus
hipertensi.
dengan hipertensi.
D. Manfaat Penulisan
1. Rumah Sakit
2. Institusi Pendidikan
Hasil studi kasus ini menjadi sumber informasi dan sebagai bahan bacaan di
3. Penulis
dengan hipertensi.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Tinjauan Hipertensi
1. Pengertian Hipertensi
tekanan sistoliknya di atas 140 mmHg dan tekanan diatolik diatas 90 mmHg
gagal ginjal. Disebut sebagai “pembunuh diam – diam” karena orang dengan
2. Etiologi
b. Hipertensi sekunder
3. Klasifikasi Hipertensi
Faktor – faktor resiko hipertensi yang tidak dapat diubah dan yang dapat
diubah oleh penderita hipertensi menurut Black dan Hawks adalah sebagai
berikut :
1) Riwayat keluarga
tekanan darah naik dari waktu ke waktu. Klien dengan orang tua
2) Usia
penyakit ginjal.
3) Jenis kelamin
sampai kira kira usia 55 tahun. Resiko pada pria dan wanita hampir
4) Etnis
1) Diabetes melitus
Hipertensi telah terbukti terjadi dua kali lipat pada klien diabetes
2) Stress
3) Obesitas
4) Nutrisi
5) Penyalahgunaan obat
hipertensi. Pada dosis tertentu nikotin dalam rokok sigaret serta obat
10
langsung.
5. Patofisiologi
terletak di pusat vasomotor pada medulla di otak. Dari pusat vasomotor ini
bermula jaras saraf simpatis, yang berlanjut ke bawah korda spinalis dan
yang bergerak ke bawah melalui saraf simpatis ke ganglia simpatis. Pada titik
dapat terjadi. Pada saat bersamaan dimana sistem saraf simpatis merangsang
hipertensi.
perifer bertanggung jawab paa perubahan tekanan darah yang terjadi pada
jaringan ikat, dan penurunan dalam relaksasi otot polos pembuluh darah, yang
6. Pathway
B.
Faktor predisposisi: usia, jenis kelamin,
Aliran darah makin
merokok, stress, kurang olahraga, genetik, Beban kerja jantung
cepat keseluruh tubuh
alkohol, konsentrasi garam, dan obesitas meningkat
sedangkan nutrisi dalam
sel sudah mencukupi
kebutuhan
Kerusakan vaskuler
pembuluh darah
Hipertensi Tekanan sistemik
darah meningkat
Penyumbatan Ketidakefektifan
Informasi yang Defisiensi
pembuluh darah koping
minim pengetahuan
vasokontriksi Ansietas
Resiko cedera
Blood flow darah vasokontriksi Iskemia miokard
menurun
Fatigue
merangsang Kelebihan volume
aldosteron cairan
Intoleransi aktivitas
+
Retensi NA Edema
7. Manifestasi klinis
selain tekanan darah yang tinggi, tetapi dapat pula ditemukan perubahan
pembuluh darah, dan pada kasus berat edema pupil (edema pada dsikus
optikus).
Penyakit arteri koroner dengan angina adalah gejala yang paling menyertai
beban kerja, maka dapat terjadi gagal jantung kiri(Brunner dan Suddart,
a. Nyeri kepala saat terjaga, kadang – kadang disertai mual dan muntah
kapiler.
14
8. Komplikasi hipertensi
suplai darah dari arteri tersebut. Komplikasi hipertensi dapat terjadi pada
organ – organ tubuh menurut Wijaya dan Putri 2013, sebagai berikut.
a. Jantung
jaringan tubuh yang lan dapat menyebabkan sesak nafas atau edema.
b. Otak
c. Ginjal
lambat laun ginjal tidak mampu membuang zat – zat yang tidak
d. Mata
9. Pentalaksanaan
farmakologis terdiri dari berbagai macam cara modifikasi gaya hidup untuk
kaya dengan serat dan protein, dan jika berhasil menurunkan berat
sebanyak 5 mmHg.
mmHg.
16
mengalami hipertensi empat kali lebih besar dari pada mereka yang
Kaplan (2006) dalam Wijaya & Putri (2013), pertahankan asupan diet
tinggi buah dan sayur seperti : pisang, alpukat, papaya, jeruk, apel,
e. Menghindari Merokok
f. Penurunan Stress
Sheps (2005) dalam Wijaya & Putri (2013), stress memang tidak
tinggi.
g. Terapi Pijat
Dalimartha (2008) dalam Wijaya & Putri (2013), pada prinsipnya pijat
1. Pengkajian
proses keperawatan. Jika langkah ini tidak ditangani dengan baik, maka
a. Riwayat Kesehatan/Keperawatan
Keluhan utama : Nyeri dada, nyeri kepala, sesak nafas dan edema.
oksigen.
18
perasaan geli.
Riwayat Perkembangan
3) Tekanan darah
Riwayat Sosial
3) Sumber-sumber ekonomi
Riwayat Psikologis
menangani.
2) Pola nutrisi/metabolik
3) Pola eliminasi
kulit).
7) Pola peran/hubungan
orang lain.
8) Pola seksualitas/reproduksi
keputusan.
c. Pemeriksaan Fisik
1) Jantung
b) Sianosis
c) Sesak nafas
d) Keringat dingin
f) Asites
Inspeksi
Mudah terlihat pada pasien yang kurus dan tidak terlihat pada
b) Toraks/dada
cava superior.
Palpasi
Perkusi
Auskultasi
2) Pembuluh Darah
Inspeksi
sirkulasi perifer.
Palpasi
Auskultasi
arteri.
2. Diagnosa Keperawatan
kebutuhan oksigen.
e. Ansietas.
25
3. Intervensi Keperawatan
(pulmonary vascular
resistance, PVR)
- Penurunan resistensi
vaskular sistemik
(systemic vascular
resistance, SVR)
- Dispnea
- Peningkatan PVR
- Peningkatan SVR
- Oliguria
- Pengisian kapiler
memanjang
- Perubahan warna kulit
4. Perubahan Kontraktilitas
- Batuk, crakle
- Penurunan indeks
jantung
- Ortopnea
- Dispnea paroksimal
nokturnal
- Penurunan left
ventricular stroke work
indeks (LVSWI)
- Penurunan stroke
volume indeks (SVI)
- Bunyi S3 dan bunyi S4
5. Perilaku/emosi
- Ansietas, gelisah
faktor yang berhubungan
1. Perubahan afterload
2. Perubahan kontraktilitas
3. Perubahan frekuensi
jantung
4. Perubahan preload
5. Perubahan irama jantung
Nyeri akut NOC NIC
Definisi : pengalaman 1. Pain level Pain management
sensori dan emosional yang 2. Pain control 1. Lakukan pengkajian
tidak menyenangkan yang 3. Comfort level nyeri secara
muncul akibat kerusakan Kriteria hasil : komprehensif
jaringan yang actual atau 1. Mampu mengontrol 2. Observasi reaksi non
potensial atau digambarkan nyeri (tahu penyebab verbal dari
dalam hal kerusakan nyeri, mampu ketidaknyamanan
sedemikian rupa. menggunakan teknik 3. Gunakan teknik
Batasan Karakteristik : non farmakologi komunikasi terapeutik
1. Perubahan selera makan
27
C. Nyeri
1. Pengertian Nyeri
2013).
2009 dalam Astuty, 2014). Nyeri kepala pada hipertensi disebut sebagai
Nyeri kepala tidak hanya disebabkan oleh hipertensi saja, banyak faktor-
merupakan cara tubuh untuk memberi alarm bahwa ada sesuatu yang tidak
beres sedang terjadi dengan kesehatan kita. Ada rasa sakit yang tidak perlu
dirisaukan, tapi ada pula yang merupakan sinyal penting dan tidak boleh
diabaikan. Mengalami nyeri kepala yang sangat hebat secara tiba-tiba bisa
menjadi salah satu tanda adanya penyakit serius di dalam tubuh. Dr.
merasakan sakit di kepala, yaitu seperti dikutip Fari Helath 24 yaitu stroke,
2. Klasifikasi Nyeri
1) Nyeri akut
2) Nyeri kronik
1) Nyeri Nosiseptif
noxious.
2) Nyeri Neouropatik
kulit.
32
2) Visceral dalam
organ internal.
3) Nyeri alih
4) Radiasi
a. Usia
terima nantinya.
nyeri. Pada kondisi lansia sering kali memiliki sumber nyeri lebih dari
33
dirasakan adalah bagian dari proses penuaan yang normal yang terjadi
b. Jenis kelamin
c. Kebudayaan
dan apa yang diterima oleh kebudayaan mereka. Hal ini meliputi
belajar dari sekitar mereka respon nyeri yang bagaimana yang dapat
dierima atau tidak diterima. Sebagai contoh, anak dapat belajar bahwa
Perawat harus bereaksi terhadap persepsi nyeri pasien dan bukan pada
perilaku nyeri karena perilaku berbeda dari satu pasien dengan pasien
lainnya.
d. Makna nyeri
ini juga dikaitkan secara dekat dengan latar belakang budaya individu
e. Perhatian
menurun.
f. Ansietas
g. Pengalaman sebelumnya
episode nyeri tanpa pernah sembuh atau menderita nyeri yang berat
h. Gaya koping
nyeri.
sama dirasakan sangat berbeda oleh dua orang yang berbeda (Tamsuri,
wjah yang tersenyum untuk ‘tidak ada nyeri’ sampai wajah yang
berlinang air mata untuk ‘nyeri paling buruk’. Kelebihan dari skala
wajah ini yaitu anak dapat menunjukkan sendiri rasa nyeri yang
dialaminya sesuia dengan gambar yang telah ada dan membuat usaha
Suatu alat ukur yang meminta pasien untuk menilai rasa nyerinya
sesuai dengan level intensitas nyerinya pada skala numeral dari 0-10.
Angka 0 berarti ‘no pain’ dan 10 berarti ‘severe pain’ (nyeri hebat).
pada satu bagian tubuh pada satu waktu untuk memberikan perasaan
mengetahui lokasi dan merasakan otot yang tegang, maka kita dapat
c. Meningkatkan gelombang alfa otak yang teradi ketika klien sadar dan
a. Persiapan
sepatu.
mengikat.
41
b. Prosedur
detik.
d) Gerakan pada tangan kiri ini dilakukan dua kali sehingga dapat
belakang.
bawah menegang.
mengendur.
mata.
mulut.
b) Punggung dilengkungkan.
47
kemudian relaks.
sebanyak-banyaknya.
dilepaskan bebas.
1. Jenis Penelitian
Studi Kasus ini dilaksanakan dari tanggal 10 Juli sampai 15 Juli 2019 di
Subjek dalam penelitian ini yaitu satu pasien hipertensi yang mengalami
nyeri kepala
4. Fokus Studi
5. Definisi Operasional
50
51
b. Penurunan nyeri
Terapi relaksasi otot progresif adalah terapi yang dilakukan dengan cara
1. Data Primer yaitu data yang diperoleh dari sumber asli atau pertama dan
melalui :
a. Wawancara
c. Studi dokumentasi
2. Data sekunder adalah data yang sudah tersedia sehingga kita tinggal
mencari dan data yang di ambil yaitu data penderita hipertensi dari :
3. Etika penelitian
manusia, dimana setiap manusia memiliki hak masing-masing yang tidak bisa
a. Informed concernt
tersebut sudah dijelaskan maksud dan tujuan dari tindakan yang akan
diberikan.
c. Prinsip autonomy
f. Prinsip justices
melakukan penelitian perawat tidak memandang dari segi ras, suku, agama,
kelas III untuk penyakit dalam, terdiri dari 1 Nurse Station, 2 bangsal laki – laki
B. Identitas Klien
Klien bernama Ny. E usia 50 tahun, seorang ibu rumah tangga, berstatus
menikah, agama kristen, suku mori dan alamat di Desa Taripa Kecamatan
Pamona Kabupaten Poso. Ny. E masuk di RSUD Poso pada tanggal 06 juli 2019,
nomor rekam medik 078096, dengan diagnosa Hipertensi. Selama dirawat yang
tahun, bekerja sebagai pegawai swasta dengan pendidikan terakhir SMA dan
C. Hasil Penelitian
1. Pengkajian
a. Riwayat kesehatan :
1) Alasan masuk rumah sakit : badan terasa lemas dan nyeri pada
kepala
54
55
Tiga hari yang lalu klien mengeluh tiba tiba merasa lemas tidak
06 Juli 2019 pukul 10.00 wita, klien dibawa oleh keluarganya ke IGD
RSUD Poso.
posisi, nyeri terasa seperti di tekan dikepala bagian belakang, skala nyeri
sulit untuk berganti posisi, jantung berdebar - debar dan jika ingin ke
kamar mandi klien di bantu oleh anak atau cucunya. Klien terlihat gelisah
ini.
Klien pernah dirawat di RS Sinar Kasih Tentena pada tahun 2018 dengan
obat – obatan.
56
d. Pemeriksaan fisik
1) Kepala : Bentuk kepala mesocepal, kulit kepala bersih, tidak ada lesi
dan tidak ada jejas, rambut klien mudah rontok, terdapat nyeri tekan
3) Hidung : Bentuk hidung klien simetris, tidak ada polip dalam saluran
sekret, tidak ada nyeri tekan dan tidak ada nafas cuping hidung.
4) Mulut : Mulut klien terlihat kotor, mukosa bibir kering. Jumlah gigi
5) Telinga : Telinga klien bersih, tidak terdapat serumen. Tidak ada luka,
6) Leher : Pada leher Tidak ada distensi vena jugularis, tidak ada nyeri
pembesaran limfe.
7) Dada : Pada pemeriksaan dada, Bentuk dada simetris kiri dan kanan,
nafas vesikuler tidak ada ronchi, tidak ada nyeri dada bunyi jantung
reguler.
luka tau jejas, umbilicus tidak menonjol, auskultasi bising usus 22 kali
permenit, perkusi pekak pada kuadran kanan atas dan timpani kuadran
kiri atas, kiri bawah dan kanan bawah . Palpasi pada kuadran kanan
atas, hepar tidak teraba dan tidak terdapat nyeri tekan. Pada kuadran
kiri atas limpa tidak teraba, pada kuadran kiri bawah ginjal tidak dan
pada palpasi kuadran kanan bawah tidak teraba teraba ginjal serta
detik, tonus otot kiri dan kanan masing – masing 5, pada ekstremitas
bawah kekuatan otot kanan dan kiri juga normal dimana klien dapat
otot kiri dan kanan masing – masing 5. Pada ekstremitas atas dan
bawah teraba hangat, tidak terdapat edema, tidak ada luka, terpasang
pasien mengatakan pada saat sehat pasien makan 3 kali sehari secara
teratur, pada saat sakit klien makan tetap 3 kali sehari. Pada saat sehat
keluarga pasien mengatakan pasien minum 6 kali sehari, dan pada sakit
keluarga pasien minum 3 kali sehari. Pola eliminasi BAB keluarga pasien
dengan bau khas feces, dan pada saat sakit keluarga pasien mengatakan
pasien BAB 1 kali sehari warna kecoklatan dengan bau khas feses
pasien sakit BAK klien 3-4 kali sehari berwarna warna kuning.
halaman rumah, dan pada saat sakit keluarga pasien mengatakan pasien
hanya terbaring lemah tidak dapat melakukan aktivitas. Pola istirahat dan
tidur keluarga pasien mengatakan sebelum sakit pasien tidur siang 2 jam
sehari dan tidur malam 7-8 jam sehari, pada saat sakit keluarga pasien
mengatakan karena sakit pasien selalu berbaring dan tidak ada waktu-
kesehatanya terganggu.
59
f. Pemeriksaan penunjang
2. Analisa Data
- Klien mengatakan
jantungnya berdebar –
debar
- Klien mengeluh nyeri
setelah beraktivitas
Do :
- Keadaan umum :
lemah
- Klien terlihat dibantu
saat bangun dan BAK
dan makan
- Klien terlihat lebih
sering berbaring
3 Ds : Perubahan Ansietas
- Klien mengatakan pada status
jantungnya berdebar – kesehatan
debar
- keluarga pasien
mengatakan pasien
selalu gelisah
- keluarga klien
mengatakan klien
khawatir jika
kondisinya bertambah
parah
Do :
- klien terlihat gelisah
- klien selalu berkeringat
- klien mudah
tersinggung
- Tanda tanda vital :
TD : 180/100 mmHg
HR : 90 kali per menit
RR : 22 kali per menit
Suhu badan 37.5°C.
3. Diagnosa keperawatan
yang ditandai :
Ds :
belakang
Do :
3) Skala nyeri 6
dengan :
Ds :
Do :
ditandai dengan :
Ds :
bertambah parah
Do :
5) TD : 180/100 mmHg
4. Intervensi keperawatan
D. Pembahasan
1. Pengkajian
mendapatkan data yang spesifik karena saat dikaji klien kurang kooperatif.
Pada pengkajian pasien Ny. E didapatkan data bahwa pasien datang dengan
keluhan tiba tiba merasa lemas tidak mampu berdiri dan nyeri kepala.Klien
mengatakan nyeri kepalanya tiba tiba, nyeri terasa seperti di tekan dikepala
bagian belakang dengan skala nyeri 6 dan dirasakan hilang timbul kemudian
75
bertambah parah saat berpindah posisi. Menurut Nurarif 2015, gejala yang
lazim menyertai hipertensi yaitu nyeri kepala dan kelelahan, ini merupakan
dan ekstrakranial. Terdapat empat fase terjadinya nyeri kepala yaitu pertama
fase normal. Belum terjadi perubahan atau kerusakan arteri serebral dan
neurogenik lokal yang terinduksi karena stres di arteri serebral. Hal ini akan
fase dilatasi arteri parenkimal. Keadaan asidosis dan anoksia atau iskemia
Kondisi ini dipengaruhi juga oleh faktor biologis dan neurogenik lainnya
klien lebih sering berbaring, terlihat memegangi kepala bagian belakang dan
berkeringat dan Klien mengatakan badannya masih lemas dan sulit untuk
76
berganti posisi. Gejala lain yang penulis temukan dari hasil pengkajian pada
Ny. E yang terdapat dalam teori Nurarif adalah Klien terlihat gelisah, sering
klien yang mengakibatkan timbulnya rasa cemas akan penyakit yang sedang
ia derita.
2. Diagnosa keperawatan
kepalanya tiba tiba, dan data objektif nyeri terasa seperti di tekan dikepala
bagian belakang, skala nyeri 6, nyeri dirasakan hilang timbul dan bertambah
parah saat berpindah posisi. Dan saat dilakukan pemeriksaan tanda – tanda
vital didapatkan tekanan darah : 180/100 mmHg, denyut nadi : 90 kali per
menit, pernapasan : 20 kali per menit dan suhu badan 37.0°C. Nyeri akut yang
tekana sistolik dan diastolik. Hal ini sesuai dengan teori Nurarif, 2015 yang
dimana nyeri akut biasanya datang tiba – tiba, umumnya menurun seiring
subjektif Klien mengatakan badannya masih lemas dan sulit untuk berganti
posisi, klien mengeluh jantungnya berdebar - debar dan jika ingin ke kamar
mandi klien di bantu oleh anak atau cucunya. data objektif yang penulis
peroleh adalah KU lemah dan aktivitas dibantu oleh keluarga. Kemudian dari
yang muncul pada pasien hipertensi adalah kecemasan. Data pengkajian yang
ini dan dan keluarga klien mengatakan jika klien khawatir kondisinya
bertambah parah dengan data objektif klien terlihat gelisah dan selalu
berkeringat.
atau tak pernah olahraga, nutrisi buruk, harapan yang tak terpenuhi, kerja
Data yang terdapat dalam teori tetapi tidak ditemukan dalam kasus
pegetahuan/ daya ingat. Hal ini karena diagnosa yang diangkat pada kasus
berdasarkan keluhan yang dirasakan pasien, seperti yang kita ketahui bahwa
3. Intervensi keperawatan
dan data objektif yang ada, karena data ini sangat mendukung dalam
Ny.E disesuaikan dengan tujuan dan kriteria hasil yang ingin dicapai oleh
penulis.
frekuensi, kualitas, intensitas atau beratnya nyeri dan faktor pencetus Monitor
dalam, dan merubah posisi seperti posisi semi fowler). Gunakan metode
menurunkan nyeri kepala pada pasien hipertensi. Tujuan ini sesuai dengan
kelemahan. Intervensi yang penulis gunakan untuk diagnosa ini adalah Kaji
ambulasi, dan melakukan ADL Kaji respon emosi, sosial dan spiritual
lamanya waktu tidur dalam jam, Bantu pasien untuk mengubah posisi secara
misalnya, menggunakan kursi saat mandi, duduk saat menyisir atau menyikat
tingkat ansietas pasien Pada saat ansietas berat dampingi pasien, bicara
dengan tenang, dan berikan ketenangan serta rasa nyaman, Dampingi pasien
80
gejala ansietas.
4. Implementasi keperawatan
dirumuskan. Untuk diagnosa nyeri akut implentasi yang dilakukan pada hari
nyeri pada pagi dan sore hari. Dalam mengukur skala nyeri, penulis
Menurut Sucipto 2014, kelebihan dan keistimewaan dari teknik relaksasi otot
progresif ini yaitu menurunkan ketegangan otot, kecemasan, nyeri leher, sakit
untuk berpindah dari tempat tidur, berdiri, ambulasi, dan melakukan ADL
pasien, bicara dengan tenang dengan pasien serta mengajarkan klien tentang
5. Evaluasi keperawatan
dan kriteria hasil sesuai dengan yang telah dirumuskan pada intervensi
keperawatan sebelumnya.
hari minggu tanggal 15 juli 2019 diperoleh perubahan skala nyeri pada pasien,
yaitu pada hari pertama sebelum dilakukan tindakan relaksasi otot progresif
tindakan relaksasi otot progresif sampai hari kedua, nyeri pasien belum
1 dimulai pada hari ketiga sampai hari kelima. Pada hari pertama dan kedua,
disebabkan adanya faktor lain yang mempengaruhi respon nyeri pada pasien.
Dapat dilihat dari hasil pengkajian, dimana pasien mengeluh merasa cemas
dan khawatir dengan kondisinya saat ini. Data tersebut didukung oleh teori
tubuh. Reaksi tubuh terhadap kecemasan adalah “fight or flight” (reaksi fisik
tubuh terhadap ancaman dari luar), bila korteks otak menerima rangsang akan
sehingga efeknya adalah nafas menjadi lebih dalam, nadi meningkat, dan
pembuuh darah. Bila pembuluh darah menyempit maka aliran arteri akan
relaksasi otot progresif yang dilatih selama ±30 menit maka sekresi CRH
kesehatan.
85
86
B. Saran
teknik relaksasi relaksasi otot progresif baik secara mandiri maupun dengan
bimbingan.
3. Bagi peneliti lain agar dapat mengambil studi kasus yang berhubungan
Dinas Kesehatan Kabupaten Poso. Profil Kesehatan Kabupaten Poso, 2015 - 2017
Friedman, M.M., Bowden, V.R., & Jones, E.G. (2010). Buku ajar keperawatan
keluarga:Riset, Teori, praktek. Jakarta: EGC.
Hidayat, Anas rahmad dan Isnani Nurhayati. 2014. Perawatan kaki pada penderita
diabetes melitus di rumah. Jurnal Permata Indonesia.Vol 5 Pp 49-54
Notoatmodjo, S., 2014; Pendidikan dan Perilaku Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta.
Restyana N.R. 2015. Diabetes Melitus Tipe 2. Artikel. Medical Faculty. Lampung
University.
87
88
Nama :
Jenis kelamin :
Usia :
Alamat :
memahami tentang tujuan, manfaat dan resiko yang mungkin timbul dalam
penelitian ini, maka saya ikut serta dalam penelitian yang berjudul “Penerapan
terapi relaksasi otot progresif terhadap penurunan nyeri kepala pada asuhan
Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya dan tanpa
Yang menyatakan
(.................................)
Jadwal Kegiatan Penelitian
Penyusunan
1
judul
Penyusunan
2
proposal
3 Konsultasi
4 Perbaikan
5 Persetujuan
6 Ujian
proposal
7 Perbaikan
8 Perizinan
penelitian
9 Penelitian
10 Pengelolaan
data
11 Konsultasi
hasil
12 Ujian KTI
13 Perbaikan
14 Penyetoran
KTI
Alat ukur skala nyeri
numeric Rating Scale (NRS)
Penjelasan Sebelum Penelitian
1. Saya adalah Hidayat , mahasiswa dari Poltekkes Kemenkes Palu Jurusan
Keperawatan Prodi DIII Keperawatan Poso yang sedang melakukan penelitian
tugas akhir, dengan ini meminta bapak/ibu untuk berpartisipasi dengan sukarela
dalam penelitian yang berjudul Penerapan Edukasi Perawatan Kaki Terhadap
Pengetahuan Pasien Pada Asuhan Keperawatan Keluarga Dengan Kasus
Diabetes Melitus Di Desa Lanto Jaya
2. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk melakukan Penerapan Edukasi
Perawatan Kaki Terhadap Pengetahuan Pasien Pada Asuhan Keperawatan
Keluarga Dengan Kasus Diabetes Melitus Di Desa Lanto Jaya
3. manfaat bagi bapak/ibu klien adalah akan memperoleh pelayanan kesehatan
yang lebih memuaskan khususnya dalam pemberian asuhan keperawatan dan
tindakan keperawatan dengan menggunakan pendekatan proses keperawatan
serta meningkatkan pengetahuan terutama mengenai penyakit yang diderita.
4. Tindakan yang akan dilakukan adalah mengajarkan perawatan kaki pada
keluarga dengan waktu 5 – 10 menit.
5. Partisipasi bapak/ibu bersifat sukarela, dan tidak ada paksaan.
6. Semua data yang telah diberikan selama penelitian disimpan dan dijaga
kerahasiaannya. Peneliti akan merahasiakan data bapak/ibu dengan cara
memberikan inisial sebagai pengganti nama klien yang berarti identitas
bapak/ibu hanya diketahui oleh peneliti. Untuk informasi lebih lanjut bapak/ibu
dapat menghubungi peneliti di nomor 082271315003.
Poso, Agustus 2019
Penulis
(Hidayat)
97