Lapjad Acara 3 Destilasi Kelompok 2
Lapjad Acara 3 Destilasi Kelompok 2
ACARA III
DESTILASI
Disusun oleh:
KELOMPOK 2
Anita Rizmi Sari H0917020
Dhisya Citra Tansa T G H0917028
Fauziyyah Nur A H0917034
Haris Abdul Majid H0917055
Nafi Aulia Rahma H0917055
Puput Dwi Lestari H0917067
A. Tujuan
Tujuan dari praktikum Rekayasa Proses Pangan Acara III Destilasi
antara lain:
1. Mahasiswa dapat memisahkan suatu senyawa dalam suatu sampel
dengan metode destilasi sederhana.
2. Mahasiswa dapat memahami proses yang berlangsung pada saat
destilasi.
B. Tinjauan Pustaka
Menurut Earle (1969), destilasi adalah proses pemindahan yaitu
memisahkan komponen – komponen di dalam suatu campuran, membuat
suatu kenyataan bahwa beberapa komponen lebih cepat menguap daripada
yang lain. Apabila uap terbentuk dari suatu campuran uap mengandung
komponen asli campuran, akan tetapi dalam proses yang ditentukan oleh
daya menguap tersebut, uap mengandung komponen tertentu yang lebih
banyak yaitu yang mudah menguap sehingga terjadi pemisahan.
Distilasi merupakan metode pemisahan dan pemurnian yang telah
tertua dan paling banyak digunakan dalam industri kimia. Distilasi
digunakan untuk memisahkan komponen di dalam larutan yang mempunyai
titik didih yang berbeda dan untuk larutan yang miscible (saling larut) dan
volatile menjadi komponennya masing – masing (Yaqoobi et al, 2016).
Walaupun cara ini masih konvensional, namun teknik ini relevan dan
disukai untuk proses industri dan penelitian, karena sistemnya murah,
mudah dibersihkan, produktivitas dan biaya operasinya yang juga tidak
mahal, sehingga metode ini mempunyai beberapa kelebihan bila
dibandingkan dengan metode lain (Kasuan et al, 2010).
Distilasi dilaksanakan dalam praktik menurut salah satu dari dua
metode utama. Metode pertama didasarkan atas pembuatan uap dengan
mendidihkan campuran zat cair yang akan dipisahkan dan mengembunkan
(kondensasi) uap tanpa ada zat cair yang kembali ke dalam bejana didih.
Jadi, tidak ada refluks. Metode kedua didasarkan atas pengembalian
sebagian dari kondensat ke bejana didih dalam suatu kondisi tertentu
sehingga zat cair yang dikembalikan ini mengalami kontak akrab dengan
uap yang mengalir ke atas menuju kondensor. Masing-masing metode ini
dapat dilaksanakan dalam proses kontinu (sinambung) maupun proses
tumpak (batch) (McCabe, 1993).
Pemanasan saat destilasi dilakukan pada suhu tertentu tergantung
dari titik didih komponen yang hendak dipisahkan. Jika hendak
memisahkan dua komponen menggunakan destilasi sederhana digunakan
titik didih terendah diantara keduanya. Sebagai contoh crude etanol dengan
kadar tidak lebih dari 10% (v/v) dimurnikan dari campuran etanol-air
melalui proses distilasi dengan memanaskan campuran tersebut pada suhu
78°C. Distilasi untuk memisahkan etanol dari air hanya dapat mencapai
komposisi kurang dari komposisi azeotropnya, yaitu 95,63% (w/w)
(Maiorella et al, 1984).
Metode destilasi yang umum digunakan dalam produksi minyak
atsiri adalah destilasi air dan destilasi uap-air. Karena metode tersebut
merupakan metode yang sederhana dan membutuhkan biaya yang lebih
rendah jika dibandingkan dengan destilasi uap. Namun belum ada penelitian
tentang pengaruh kedua metode destilasi tersebut terhadap minyak atsiri
yang dihasilkan. Minyak atsiri dalam tanaman aromatik diselubungi oleh
kelenjar minyak, pembuluh–pembuluh, kantung minyak atau rambut
granular. Sebelum diproses, sebaiknya bahan tanaman dirajang (dikecilkan
ukurannya) terlebih dahulu. Namun dalam proses destilasi tradisional pada
umumnya ukuran bahan yang digunakan tidak seragam, karena proses
pengecilan ukurannya hanya melalui proses penghancuran sederhana
(Tri, 2012).
Prinsip destilasi adalah penguapan cairan dan pengembunan
kembali uap tersebut pada suhu titik didih. Titik didih suatu cairan adalah
suhu dimana tekanan uapnya sama dengan tekanan atmosfer. Cairan yang
diembunkan kembali disebut destilat. Tujuan destilasi adalah pemurnian zat
cair pada titik didihnya, dan memisahkan cairan tersebut dari zat padat yang
terlarut atau dari zat cair lainnya yang mempunyai perbedaan titik didih
cairan murni. Pada destilasi biasa, tekanan uap di atas cairan adalah tekanan
atmosfer (titik didih normal). Untuk senyawa murni, suhu yang tercatat pada
termometer yang ditempatkan pada tempat terjadinya proses destilasi adalah
sama dengan titik didih destilat (Sahidin, 2008).
Susu adalah cairan berwarna putih yang disekresikan oleh kelenjar
mamae pada mamalia, untuk bahan makanan sumber gizi anaknya
(Winarno, 1993). Susu yang dikonsumsi manusia sebagian besar berasal
dari sapi yang biasa disebut susu sapi. Susu mengandung tiga komponen
yang karakteristik seperti: laktosa, protein dan lemak susu. Disamping itu
bahan-bahan lainnya seperti: air, mineral dan vitamin. Protein, laktosa,
mineral, vitamin dan beberapa tipe sel dalam susu disebut Solid Non Fat
(SNF).Susu memiliki titih didih sebesar 100,16oC
(Kristanti, 2017)
Larutan teh merupakan larutan yang dibuat dengan menyeduh teh.
Teh sendiri adalah minuman yang terbuat dari daun atau batang tumbuhan
teh (Camelia sinensis). Teh merupakan minuman yang dikonsumsi
terbanyak nomor dua di dunia (Caberra, 2003). Aromanya yang harum serta
rasanya yang khas membuat minuman ini banyak dikonsumsi. Di samping
itu, ada banyak zat yang memiliki banyak manfaat yang sangat berguna bagi
kesehatan tubuh. Teh juga dapat digunakan sebagai antioksidan (Wilantari,
2018). Titik didih air teh yakni 910C (Rabia et al. 2016).
Dari segi kimiawi, alkohol merupakan suatu senyawa kimia yang
mengandung gugus -OH yang terikat pada atom karbon dan atom hidrogen
dan/atau atom karbon lain. Rumus kimia umum alkohol adalah
CnH2n+1OH (Dewi, 2008).Alkohol atau sering disebut dengan etanol
dalam kehidupan sehari-hari dikenal sebagai pelarut, bahan antiseptik dan
bahan bakar alternatif pengganti bensin. Alkohol komersial diperoleh dari
destilasi yang hanya menghasilkan 95% etanol karena etanol dan air dapat
membentuk azeotrop yang mendidih pada temperatur 78,1°C
(Rakhmatullah, 2007)
C. Metodologi
1. Alat
a. Erlenmeyer
b. Hot Plate
c. Klem holder
d. Kondensor
e. Labu dasar bulat
f. Labu leher tiga
g. Statif
h. Stopwatch
i. Termometer
2. Bahan
a. Air
b. Larutan alkohol
c. Larutan susu
d. Larutan teh
3. Cara Kerja
Pemanasan sampel
McCabe, Warren L., Julian C. Smith dan Petter Harriot 1999. Operasi Teknik
Kimia, Edisi Keempat, Jilid 2. Erlangga. Jakarta.
Rabia Sharif, Syed Waqas Ahmad, Hirra Anjum, Naveed Ramzan And Shahid Raza
Malik., Effect Of Infusion Time And Temperature On Decaffeination Of
Tea Using Liquid–Liquid Extraction Technique. Journal Of Food Process
Engineering 37 (2014) 46–52
Rakhmatullah, G Wiradini., NP Ariyanto. 2007. Pembuatan adsorben dari zeolit
alam dengan karakteristik adsorption properties untuk kemurnian
bioetanol, Fakultas Teknologi Industri Institut Teknologi Bandung
:Bandung
Tri, Fuki Yuliarto, Lia Umi Khasanah, &R. Baskara Katri Anandito. 2012.
Pengaruh Ukuran Bahan dan Metode Destilasi (Destilasi Air dan Destilasi
Uap-Air) terhadap Kualitas Minyak Atsiri Kulit Kayu Manis. Jurnal
Teknosains Pangan. 1 (1).
Wahyudi, Nugroho Tri., Faris Faruqi Ilham., Irwan Kurniawan., dan Ari Susandy
Sanjay.2017. Rancangan Alat Distilasi Untuk Menghasilkan Kondensat
Dengan Metode Distilasi Satu Tingkat. Jurnal Chemurgy. Vol. 01(2) :12-
20
Wilantari P.D , N. R. A. Putri, D. G. P. Putra, I. G. A. A. K. Nugraha,
Syawalistianah, Prawitasari, D.N.D1, P. O. Samirana. 2018. Isolasi Kafein
Dengan Metode Sublimasi dari Fraksi Etil Asetat Serbuk Daun Teh Hitam
(Camelia sinensis). Jurnal Farmasi Udayana, Vol 7(2): 53-62
LAMPIRAN
1. Dokumentasi
Rumus :
𝑉𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒 𝑑𝑒𝑠𝑡𝑖𝑙𝑎𝑠𝑖
Rendemen : 𝑥 100%
𝑉𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒 𝑠𝑎𝑚𝑝𝑒𝑙
Perhitungan :
Sampel kelompok : Larutan Susu
70 𝑚𝑙
Rendemen : 80 𝑚𝑙 𝑥 100%
: 87,5%
3. Laporan Sementara