Anda di halaman 1dari 19

LAPORAN PRAKTIKUM

REKAYASA PROSES PANGAN

ACARA III
DESTILASI

Disusun oleh:
KELOMPOK 2
Anita Rizmi Sari H0917020
Dhisya Citra Tansa T G H0917028
Fauziyyah Nur A H0917034
Haris Abdul Majid H0917055
Nafi Aulia Rahma H0917055
Puput Dwi Lestari H0917067

PROGRAM STUDI ILMU TEKNOLOGI PANGAN


FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2019
ACARA III
DESTILASI

A. Tujuan
Tujuan dari praktikum Rekayasa Proses Pangan Acara III Destilasi
antara lain:
1. Mahasiswa dapat memisahkan suatu senyawa dalam suatu sampel
dengan metode destilasi sederhana.
2. Mahasiswa dapat memahami proses yang berlangsung pada saat
destilasi.
B. Tinjauan Pustaka
Menurut Earle (1969), destilasi adalah proses pemindahan yaitu
memisahkan komponen – komponen di dalam suatu campuran, membuat
suatu kenyataan bahwa beberapa komponen lebih cepat menguap daripada
yang lain. Apabila uap terbentuk dari suatu campuran uap mengandung
komponen asli campuran, akan tetapi dalam proses yang ditentukan oleh
daya menguap tersebut, uap mengandung komponen tertentu yang lebih
banyak yaitu yang mudah menguap sehingga terjadi pemisahan.
Distilasi merupakan metode pemisahan dan pemurnian yang telah
tertua dan paling banyak digunakan dalam industri kimia. Distilasi
digunakan untuk memisahkan komponen di dalam larutan yang mempunyai
titik didih yang berbeda dan untuk larutan yang miscible (saling larut) dan
volatile menjadi komponennya masing – masing (Yaqoobi et al, 2016).
Walaupun cara ini masih konvensional, namun teknik ini relevan dan
disukai untuk proses industri dan penelitian, karena sistemnya murah,
mudah dibersihkan, produktivitas dan biaya operasinya yang juga tidak
mahal, sehingga metode ini mempunyai beberapa kelebihan bila
dibandingkan dengan metode lain (Kasuan et al, 2010).
Distilasi dilaksanakan dalam praktik menurut salah satu dari dua
metode utama. Metode pertama didasarkan atas pembuatan uap dengan
mendidihkan campuran zat cair yang akan dipisahkan dan mengembunkan
(kondensasi) uap tanpa ada zat cair yang kembali ke dalam bejana didih.
Jadi, tidak ada refluks. Metode kedua didasarkan atas pengembalian
sebagian dari kondensat ke bejana didih dalam suatu kondisi tertentu
sehingga zat cair yang dikembalikan ini mengalami kontak akrab dengan
uap yang mengalir ke atas menuju kondensor. Masing-masing metode ini
dapat dilaksanakan dalam proses kontinu (sinambung) maupun proses
tumpak (batch) (McCabe, 1993).
Pemanasan saat destilasi dilakukan pada suhu tertentu tergantung
dari titik didih komponen yang hendak dipisahkan. Jika hendak
memisahkan dua komponen menggunakan destilasi sederhana digunakan
titik didih terendah diantara keduanya. Sebagai contoh crude etanol dengan
kadar tidak lebih dari 10% (v/v) dimurnikan dari campuran etanol-air
melalui proses distilasi dengan memanaskan campuran tersebut pada suhu
78°C. Distilasi untuk memisahkan etanol dari air hanya dapat mencapai
komposisi kurang dari komposisi azeotropnya, yaitu 95,63% (w/w)
(Maiorella et al, 1984).
Metode destilasi yang umum digunakan dalam produksi minyak
atsiri adalah destilasi air dan destilasi uap-air. Karena metode tersebut
merupakan metode yang sederhana dan membutuhkan biaya yang lebih
rendah jika dibandingkan dengan destilasi uap. Namun belum ada penelitian
tentang pengaruh kedua metode destilasi tersebut terhadap minyak atsiri
yang dihasilkan. Minyak atsiri dalam tanaman aromatik diselubungi oleh
kelenjar minyak, pembuluh–pembuluh, kantung minyak atau rambut
granular. Sebelum diproses, sebaiknya bahan tanaman dirajang (dikecilkan
ukurannya) terlebih dahulu. Namun dalam proses destilasi tradisional pada
umumnya ukuran bahan yang digunakan tidak seragam, karena proses
pengecilan ukurannya hanya melalui proses penghancuran sederhana
(Tri, 2012).
Prinsip destilasi adalah penguapan cairan dan pengembunan
kembali uap tersebut pada suhu titik didih. Titik didih suatu cairan adalah
suhu dimana tekanan uapnya sama dengan tekanan atmosfer. Cairan yang
diembunkan kembali disebut destilat. Tujuan destilasi adalah pemurnian zat
cair pada titik didihnya, dan memisahkan cairan tersebut dari zat padat yang
terlarut atau dari zat cair lainnya yang mempunyai perbedaan titik didih
cairan murni. Pada destilasi biasa, tekanan uap di atas cairan adalah tekanan
atmosfer (titik didih normal). Untuk senyawa murni, suhu yang tercatat pada
termometer yang ditempatkan pada tempat terjadinya proses destilasi adalah
sama dengan titik didih destilat (Sahidin, 2008).
Susu adalah cairan berwarna putih yang disekresikan oleh kelenjar
mamae pada mamalia, untuk bahan makanan sumber gizi anaknya
(Winarno, 1993). Susu yang dikonsumsi manusia sebagian besar berasal
dari sapi yang biasa disebut susu sapi. Susu mengandung tiga komponen
yang karakteristik seperti: laktosa, protein dan lemak susu. Disamping itu
bahan-bahan lainnya seperti: air, mineral dan vitamin. Protein, laktosa,
mineral, vitamin dan beberapa tipe sel dalam susu disebut Solid Non Fat
(SNF).Susu memiliki titih didih sebesar 100,16oC
(Kristanti, 2017)
Larutan teh merupakan larutan yang dibuat dengan menyeduh teh.
Teh sendiri adalah minuman yang terbuat dari daun atau batang tumbuhan
teh (Camelia sinensis). Teh merupakan minuman yang dikonsumsi
terbanyak nomor dua di dunia (Caberra, 2003). Aromanya yang harum serta
rasanya yang khas membuat minuman ini banyak dikonsumsi. Di samping
itu, ada banyak zat yang memiliki banyak manfaat yang sangat berguna bagi
kesehatan tubuh. Teh juga dapat digunakan sebagai antioksidan (Wilantari,
2018). Titik didih air teh yakni 910C (Rabia et al. 2016).
Dari segi kimiawi, alkohol merupakan suatu senyawa kimia yang
mengandung gugus -OH yang terikat pada atom karbon dan atom hidrogen
dan/atau atom karbon lain. Rumus kimia umum alkohol adalah
CnH2n+1OH (Dewi, 2008).Alkohol atau sering disebut dengan etanol
dalam kehidupan sehari-hari dikenal sebagai pelarut, bahan antiseptik dan
bahan bakar alternatif pengganti bensin. Alkohol komersial diperoleh dari
destilasi yang hanya menghasilkan 95% etanol karena etanol dan air dapat
membentuk azeotrop yang mendidih pada temperatur 78,1°C
(Rakhmatullah, 2007)
C. Metodologi
1. Alat
a. Erlenmeyer
b. Hot Plate
c. Klem holder
d. Kondensor
e. Labu dasar bulat
f. Labu leher tiga
g. Statif
h. Stopwatch
i. Termometer
2. Bahan
a. Air
b. Larutan alkohol
c. Larutan susu
d. Larutan teh
3. Cara Kerja

Pemasangan alat destilasi

Larutan Pemasukkan ke dalam labu destilasi


alkohol/susu/teh

Penambahan ke dalam labu destilasi

Air Pengaliran melalui kondensor

Pemanasan sampel

Pengamatan kenaikan suhu

Pencatatan suhu dan waktu saat tetesan pertama


kondensat

Pengamatan sampai tidak ada kondensat


menetes

Pencatatan volume destilat tertampung

Gambar 3.1 Diagram Alir Proses


D. Pembahasan
Distilasi merupakan metode pemisahan dan pemurnian yang telah
tertua dan paling banyak digunakan dalam industri kimia. Distilasi
digunakan untuk memisahkan komponen di dalam larutan yang mempunyai
titik didih yang berbeda dan untuk larutan yang miscible (saling larut) dan
volatile menjadi komponennya masing – masing (Yaqoobi et al, 2016).
Distilasi atau penyulingan adalah suatu metode pemisahan bahan kimia
berdasarkan perbedaan kecepatan atau kemudahan menguap (volatilitas)
bahan. Dalam penyulingan, campuran zat dididihkan sehingga menguap,
dan uap ini kemudian didinginkan kembali kedalam bantuk cairan. Zat yang
memliki titik didih lebih rendah akan menguap terlebih dahulu. Metode ini
termasuk sebagai unit operasi kimia jenis perpindahan panas. Penerapan
proses ini didasarkan pada teori bahwa pada suatu larutan, masing-masing
komponen akan menguap pada titik didihnya. Model ideal distilasi
didasarkan pada hukum raoult dan hukum dalton.
Sampel yang digunakan dalam praktikum adalah larutan susu segar,
larutan dan alkohol. Susu adalah cairan berwarna putih yang disekresikan
oleh kelenjar mamae pada mamalia, untuk bahan makanan sumber gizi
anaknya (Winarno, 1993). Susu yang dikonsumsi manusia sebagian besar
berasal dari sapi yang biasa disebut susu sapi. Susu mengandung tiga
komponen yang karakteristik seperti: laktosa, protein dan lemak susu.
Disamping itu bahan-bahan lainnya seperti: air, mineral dan vitamin.
Protein, laktosa, mineral, vitamin dan beberapa tipe sel dalam susu disebut
Solid Non Fat (SNF).Susu memiliki titih didih sebesar 100,16oC
(Kristanti, 2017)
Larutan teh merupakan larutan yang dibuat dengan menyeduh teh.
Teh sendiri adalah minuman yang terbuat dari daun atau batang tumbuhan
teh (Camelia sinensis). Teh merupakan minuman yang dikonsumsi
terbanyak nomor dua di dunia (Caberra, 2003). Aromanya yang harum serta
rasanya yang khas membuat minuman ini banyak dikonsumsi. Di samping
itu, ada banyak zat yang memiliki banyak manfaat yang sangat berguna bagi
kesehatan tubuh. Teh juga dapat digunakan sebagai antioksidan (Wilantari,
2018). Larutan teh memiliki titik didih/ suhu mendidih pada 910C
(Rabia et al. 2016)
Dari segi kimiawi, alkohol merupakan suatu senyawa kimia yang
mengandung gugus -OH yang terikat pada atom karbon dan atom hidrogen
dan/atau atom karbon lain. Rumus kimia umum alkohol adalah
CnH2n+1OH (Dewi, 2008). Alkohol atau sering disebut dengan etanol
dalam kehidupan sehari-hari dikenal sebagai pelarut, bahan antiseptik dan
bahan bakar alternatif pengganti bensin. Alkohol komersial diperoleh dari
destilasi yang hanya menghasilkan 95% etanol karena etanol dan air dapat
membentuk azeotrop yang mendidih pada temperatur 78,1°C
(Rakhmatullah, 2007)
Ada 4 jenis distilasi yang akan dibahas disini, yaitu distilasi
sederhana, distilasi fraksionasi, distilasi uap, dan distilasi vakum. Selain itu
ada pula distilasi ekstraktif dan distilasi azeotropic homogenous, distilasi
dengan menggunakan garam berion, distilasi pressure-swing, serta distilasi
reaktif
Pada distilasi sederhana, dasar pemisahannya adalah perbedaan titik
didih yang jauhatau dengan salah satu komponen bersifat volatil.Jika
campuran dipanaskan maka komponen yang titik didihnya lebih rendah
akan menguap lebih dulu. Selain perbedaan titik didih, juga perbedaan
kevolatilan,yaitu kecenderungan sebuah substansi untuk menjadi gas.
Distilasi ini dilakukan pada tekanan atmosfer. Distilasi ini dilakukan pada
tekanan atmosfer yang normal. Aplikasi distilasi sederhana digunakan
untuk memisahkan campuran air dan alkohol. (Wahyudi dkk 2017)
Distilasi fraksionasi ialah proses distilasi dengan memperhatikan
titik didih setiap komponen penyusunnya. Dalam kolom distilasi
fraksionisasi, komponen penyusun yang memiliki titik didih lebih rendah
akan menguap terlebih dahulu baru kemudian disusul oleh komponen yang
memiliki titik didih yang lebih tinggi.Perbedaan distilasi fraksionasi dan
distilasi sederhana adalah adanya kolom fraksionasi. Dikolom ini terjadi
pemanasan secara bertahap dengan suhu yang berbeda-beda pada setiap
platnya. Pemanasan yang berbeda-beda ini bertujuan untuk pemurnian
distilat yang lebih dari plat-plat di bawahnya. Semakin ke atas, semakin
tidak volatil cairannya (Armand, 2014)
Distilasi uap digunakan pada campuran senyawa-senyawa yang
memiliki titik didih mencapai 200 °c atau lebih. Distilasi uap dapat
menguapkan senyawa-senyawaini dengan suhu mendekati 100 °c dalam
tekanan atmosfer dengan menggunakan uap atau air mendidih. Prinsip kerja
alat ini adalah menguapkan air dalam tangki destilasi menjadi steam
(Ma`sum dan proborini, 2016).
Destilasi Vakum adalah digunakan untuk cairan yang terurai
dekat titik didihnya sehingga untuk memisahkan dari komponennya
tidak dapat dilakukan dengan destilasi sederhana. Dalam destilasi
vakum, destilasi tidak dilakukan pada tekanan barometer biasa sehingga
cairan tersebut dapat mendidih jauh dibawah titik didihnya yang
selanjutnya proses pemisahan seperti biasa (Khoiri, 2008).
Proses pemisahan secara distilasi dengan mudah dapat dilakukan
terhadap campuran, dimana antara komponen satu dengan komponen yang
lain terdapat dalam campuran :
a. Dalam keadaan standar berupa cairan, saling melarutkan menjadi
campuran homogeny
b. Mempunyai sifat penguapan relatif (α) cukup besar
c. Tidak membentuk cairan azeotrope
Pada proses pemisahan secara distilasi, fase uap akan segera
terbentuk setelah sejumlah cairan dipanaskan. Uap dipertahankan kontak
dengan sisa cairannya (dalam waktu relatif cukup) dengan harapan pada
suhu dan tekanan tertentu, antara uap dan sisa cairan akan berada dalam
keseimbangan, sebelum campuran dipisahkan menjadi distilat dan residu.
Fase uap yang mengandung lebih banyak komponen yang lebih mudah
menguap relatif terhadap fase cair, berarti menunjukkan adanya suatu
pemisahan. Sehingga kalau uap yang terbentuk selanjutnya diembunkan dan
dipanaskan secara berulang-ulang, maka akhirnya akan diperoleh
komponen-komponen dalam keadaan yang relatif murni.
Dalam kehidupan sehari-hari pemanfaatan destilasi sangat luas,
seperti dalam bidang pangan dan kimia seperti pengambilang minyak atsiri.
Dalam Nugraheni (2016) detilasi dimanfaatkan dalam pengambilan minyak
atsiri dari daun kayu manis. Minyak arsiri yang diambil kemudian menjadi
bahan baku banyak produk obat-obatan dan makanan. Distilasi pula
diterapkan pula dalam pemurnian air ataupun alkohol (khotimah, 2017)
prinsif distilasi pula diterapkan dalam pemisahan BBM dari bahan baku
minyak bumi. Metode destilasi turut pula diterapkan pada prosedur
pengujian kemurnian suatu minyak (Kebede, 2008).
Langkah-langkah Pada proses pemisahan secara distilasi, fase uap
akan segera terbentuk setelah sejumlah cairan dipanaskan. Uap
dipertahankan kontak dengan sisa cairannya (dalam waktu relatif cukup)
dengan harapan pada suhu dan tekanan tertentu, antara uap dan sisa cairan
akan berada dalam keseimbangan, sebelum campuran dipisahkan menjadi
distilat dan residu. Fase uap yang mengandung lebih banyak komponen
yang lebih mudah menguap relatif terhadap fase cair, berarti menunjukkan
adanya suatu pemisahan. Sehingga kalau uap yang terbentuk selanjutnya
diembunkan dan dipanaskan secara berulang-ulang, maka akhirnya akan
diperoleh komponen-komponen dalam keadaan yang relatif murni.
Tabel 3.1 Hasil Pengamatan Destilasi
Ke Parameter pengamatan Sampel Hasil pengamatan
awal
1,2 Warna sampel Bening
Volume sampel 80 ml
Suhu larutan mendidih Larutan susu 100,5℃
(lebih encer
Suhu dan waktu kondensat pertama 100,5℃ dan
menit ke-7
Suhu konstan 100,5℃
Volume destilat 70 ml
Warna destilat Bening
Rendemen 87,50%

3,4 Warna sampel Bening


Volume sampel 100 ml
Suhu larutan mendidih Larutan 81℃
Alkohol
Suhu dan waktu kondensat pertama 81℃ dan menit ke-
7
Suhu konstan 81℃
Volume destilat 70 ml
Rendemen 70%
Warna destilat Bening
Warna sampel Coklat tua
5,6 Volume sampel 75 ml
Suhu larutan mendidih Larutan teh 96℃
Suhu dan waktu kondensat pertama 97,5℃ dan
menit ke-16
Suhu konstan 98℃
Volume destilat 60 ml
Rendemen 80%
Warna destilat Bening
Sumber: Laporan Sementara

Tabel 3.1 menyajikan data hasil pengamatan destilasi pada sampel


larutan susu, larutan alkohol dan larutan teh. Parameter yang diamatai warna
akhir, suhu larutan mendidih, suhu kondensat pertama, waktu tetes
kondensat pertama, suhu konstan, volume destilat yang terbentuk, warna
destilat dan besar rendemen.
Kelompok 1 dan 2 menggunakan sampel susu. Larutan susu teramati
mengalami perubahan warna yakni dari putih menjadi bening. Warna air
susu adalah dari putih kebiruan hingga kuning keemasan. Warna putih dari
susu merupakan hasil dispersi dari refleksi cahaya oleh globula lemak dan
partikel koloidal dari kasein dan kalsium phosphat. Volume yang digunakan
sebesar 80 ml yang menghasilkan destilat akhir sebesar 70 ml. Sehingga
besar rendemen 87,5%. Suhu saat larutan mendidih atau titik didih pada
praktikum sebesar 100,5oC. Hal ini sesuai dengan teori Navratilova et al.
(2006) yang menunjukkan bahwa titik didih air susu adalah 100,15oC.
Perbedaan yang tidak terlalu signifikan ini dapat diterima karena
termometer yang digunakan tidak mencapai skala dua desimal sehingga
masih sesuai dengan teori.
Kelompok 5 dan 6 menggunakan sampel larutan teh. Larutan teh
teramati mengalami perubahan warna yakni dari coklat pekat menjadi
bening. Volume yang digunakan sebesar 75 ml yang menghasilkan destilat
akhir sebesar 60 ml. Sehingga besar rendemen 80%. Suhu saat larutan
mendidih atau titik didih pada praktikum sebesar 96oC. Hal ini tidak sesuai
dengan teori Rabia et al (2006) yang menunjukkan bahwa titik didih air susu
adalah 91oC. Sesuai hal tersebut larutan teh memiliki titik didih dibawah
titik didih air. Suhu konstan terletak pada 98 oC dengan suhu destilat
pertama pada 97,5 oC.
Kelompok 3 dan 4 menggunakan sampel alkohol. Alkohol teramati
tidak mengalami perubahan warna yakni tetap bening. Volume yang
digunakan sebesar 100 ml yang menghasilkan destilat akhir sebesar 70 ml.
Sehingga besar rendemen 70%. Hasil praktikum yang dilakukan sudah
sesuai dengan persyaratan mutu alkohol menurut SNI 7390:2012, yang
menyatakan bahwa alkohol dapat diterima dengan kadar air maksimal 0,7.
Suhu saat larutan mendidih atau titik didih pada praktikum sebesar 81oC hal
ini menyimpang dari teori, diketahui titik didih alkohol pada suhu 78,1oC
(Rakhmatullah, 2007). Hal ini disebabkan ketidaktepatan saat mengukur
suhu menggunakan termometer, pengukuran dilakukan tidak tepat saat
alkohol mendidih pertama kali. Sedangkan untuk suhu konstan telah sesuai
yakni berada di kisaran 81 oC sesuai dengan yang dilakukan oleh Lay dkk.
(2010), yang menyebutkan bahwa suhu pada saat kondensat menetes
berkisar antara 80℃-81℃
E. Kesimpulan
Berdasarkan praktikum Rekayasa Proses Pangan Acara III Destilasi,
dapat diambil kesimpulan bahwa:
1. Destilasi adalah metode pemisahan bahan kimia berdasarkan perbedaan
kecepatan atau kemudahan menguap (volatilitas) bahan yang
digunakan untuk memisahkan komponen-komponen yang terdapat
dalam suatu larutan atau campuran dan tergantung pada distribusi
komponen-komponen tersebut antara fasa uap dan fasa air. Destilasi
sederhana atau destilasi biasa adalah teknik pemisahan kimia untuk
memisahkan dua atau lebih komponen yang memiliki perbedaan titik
didih yang jauh.
2. Pada proses destilasi zat yang memiliki titik didih lebih rendah akan
menguap terlebih dahulu. sedangkan zat yang memiliki titik didih yang
lebih tinggi akan mengembun dan akan menguap apabila telah
mencapai titik didihnya, sehingga dapat diketahui volume dari masing-
masing zat tersebut.
DAFTAR PUSTAKA

Al-yaqoobi, Atheer David Hogg and William B. Zimmerman. 2016. Microbubble


Distillation for Ethanol-Water Separation. Hindawi Publishing
Corporation International Journal of Chemical Engineering Volume 16
(1):1-10
Arman, Muhammad., Agus Prasetya., dan Sihana. Desain Sistem Instrumentasi
Proses Distilasi Fraksinasi Batch Berbasis Kendali Suhu. Asean Jurnal Of
System Engineering. Vol 2(2) : 71-79
Cabrera, Carmen Rafael Gimeä Nez, And M. Carmen Loä Pezj. 2003.
Determination of Tea Components with Antioxidant Activity. Agric Food
Chem.5(1): 4427−4435
Earle, R. L. 1969. Satuan Operasi dalam Pengolahan Pangan. Sastra Hudaya.
Bogor
Fibriaria, Ira Gunawana., Rum Hastutia. 2012. Pengkayaan Alkohol Ciu Bekonang
dengan Metode Destilasi Adsorptif Menggunakan Zeolit Alam dan Silika
Gel. Jurnal Kimia Sains dan Aplikasi 15(3): 79 – 83
Kasuan, Nurhani, Zakariah Yusuf, Mohd Nasir Taib, Mohd Hezri Fazalul Rahiman,
Nazurah Tajuddin, Mohd Azri Abdul Aziz. 2010. Robust Steam
Temperature Regulation for Distillation of Essential Oil Extraction
Process using Hybrid Fuzzy-PD plus PID Controller. Journal World
Academy of Science, Engineering and Technology 71.
Kebede, Abebe and Mesele Hayelon. 2008. The Design and Manufacturing of
Essential Oil Distillation Plant for Rural Poverty Alleviation in Ethiopia.
Ethiopian Journal of Environmental Studies and Management Vol.1 No.1.
Khoiri Imam. 2008. Intisari Kimia, Cetakan Keempat,Kawan Pustaka : Jakarta

Khotimah,Husnul., Erika Wulan Anggraeni., dan Ari Setianingsih. 2017.


Karakterisasi Hasil Pengolahan Air Menggunakan Alat Destilasi
Characterization Of Water Processing Using Distilation Equipment Jurnal
Chemurgy, Vol 01(2) 28-38
Kristanti, Novita Dewi. 2017. Daya Simpan Susu Pasteurisasi Ditinjau Dari
Kualitas Mikroba Termodurik Dan Kualitas Kimia. Jurnal Ilmu dan
Teknologi Hasil Ternak. Vol. 12 (1) : 1-7
Lay, A., P.M Pasang., dan Teuku A Iqbal. 2010. Destilasi-Dehidrasi Bioetanol dari
Nira Aren dan Karakteristiknya. Buletin Padma, Vol. 2010(39): 197-205.
Maiorella, B., Blanch, H., Wilke, C. 1984. Feed and component inhibition in
ethanol fermentation. Biotechnology and Bioengineering Vol. 26 (10)
Nov. 84 pg. 1155 – 1166.
Ma’sum, Zuhdi., dan Wahyu Diah Proborini. 2016. Optimasi Proses Destilasi Uap
Essential Oil. Jurnal Reka Buana Vol 1(2): 39-45

Navratilova, Pavlina., Bohumira Janstova., Petra Glossova., dan Lenka Vorlova.


2006. Freezing Point of Heat-treated Drinking Milk in the Czech Republic.
Czech J. Food Sci. 24(4): 156-163.

McCabe, Warren L., Julian C. Smith dan Petter Harriot 1999. Operasi Teknik
Kimia, Edisi Keempat, Jilid 2. Erlangga. Jakarta.
Rabia Sharif, Syed Waqas Ahmad, Hirra Anjum, Naveed Ramzan And Shahid Raza
Malik., Effect Of Infusion Time And Temperature On Decaffeination Of
Tea Using Liquid–Liquid Extraction Technique. Journal Of Food Process
Engineering 37 (2014) 46–52
Rakhmatullah, G Wiradini., NP Ariyanto. 2007. Pembuatan adsorben dari zeolit
alam dengan karakteristik adsorption properties untuk kemurnian
bioetanol, Fakultas Teknologi Industri Institut Teknologi Bandung
:Bandung
Tri, Fuki Yuliarto, Lia Umi Khasanah, &R. Baskara Katri Anandito. 2012.
Pengaruh Ukuran Bahan dan Metode Destilasi (Destilasi Air dan Destilasi
Uap-Air) terhadap Kualitas Minyak Atsiri Kulit Kayu Manis. Jurnal
Teknosains Pangan. 1 (1).
Wahyudi, Nugroho Tri., Faris Faruqi Ilham., Irwan Kurniawan., dan Ari Susandy
Sanjay.2017. Rancangan Alat Distilasi Untuk Menghasilkan Kondensat
Dengan Metode Distilasi Satu Tingkat. Jurnal Chemurgy. Vol. 01(2) :12-
20
Wilantari P.D , N. R. A. Putri, D. G. P. Putra, I. G. A. A. K. Nugraha,
Syawalistianah, Prawitasari, D.N.D1, P. O. Samirana. 2018. Isolasi Kafein
Dengan Metode Sublimasi dari Fraksi Etil Asetat Serbuk Daun Teh Hitam
(Camelia sinensis). Jurnal Farmasi Udayana, Vol 7(2): 53-62
LAMPIRAN
1. Dokumentasi

Gambar 3.2 Pemasangan alat praktikum destilasi

Gambar 3.3 Pengamatan praktikum destilasi


Gambar 3.4 Pengukuran titik didih
2. Perhitungan

Rumus :
𝑉𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒 𝑑𝑒𝑠𝑡𝑖𝑙𝑎𝑠𝑖
Rendemen : 𝑥 100%
𝑉𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒 𝑠𝑎𝑚𝑝𝑒𝑙

Perhitungan :
Sampel kelompok : Larutan Susu

70 𝑚𝑙
Rendemen : 80 𝑚𝑙 𝑥 100%

: 87,5%
3. Laporan Sementara

Anda mungkin juga menyukai