Anda di halaman 1dari 16

LAPORAN LAB MIKROKONTROLLER

“DIGITAL INPUT SWITCH”

TAUFIQURRAHMAN

321 18 050

2B D3 TEKNIK LISTRIK

KELOMPOK 7

LABORATORIUM ELEKTRONIKA DIGITAL DAN MIKROKON


TROLER
JURUSAN TEKNIK ELEKTRO
POLITEKNIK NEGERI UJUNG PANDANG
2019

A Tujuan
a. Membuat layout simulasi rangkaian switch di proteus menggunakan Arduino
kuno
b. Membuat program sketch di IDE Arduino dengan menyalakan simulasi lampu
LED dan seven segmen di protes
c. Mengaplikasikan hasil simulasi di proteus ke Board Modul Arduino Uno.

B Dasar Teori

Digital berarti sinyal yang dikirimkan/diterima bernilai 1 atau 0, on ata


u off, HIGH atau LOW. Berbeda dengan sinyal analog yang nilainya bersifat kon
tinyu, yakni nilai antara 0 dan 1 dipertimbangkan atau terdapat rentangan nilai da
ri 0 sampai 1. Secara umum pin pada Arduino dapat dikonfigurasi ke dalam dua
mode, yaitu mode input dan output. Mode input berarti mengeset pin agar dapat d
igunakan untuk menerima masukan sinyal dari komponen yang terhubung ke bo
ard arduino. Mode output berarti mengeset pin agar dapat mengirimkan sinyal da
ri arduino ke komponen lain atau ke rangkaian digital. Untuk mengeset mode pin
, kita gunakan fungsi pinMode(). Fungsi ini biasanya digunakan di dalam fungsi
setup(). fungsi ini memerlukan dua parameter, pinMode([nomorPin], [mode]). Pa
rameter pertama diisi oleh nomor pin, dan parameter kedua diisi oleh konstanta I
NPUT atau OUTPUT, sesuai dengan mode yang ingin kita gunakan. Sebagai con
toh, jika ingin membuat LED berkedip, LED tersebut bisa dipasang pada salah sa
tu pin digital dari arduino dan ground. Karena kita ingin membuat led menyala b
erkedip jadi kita konfigurasi pin yang terhubung ke LED menjadi output.

2.1 LED (Light Emitting Diode) LED merupakan dioda, sehingga memiliki kutub
( polar ). Arah arus konvensional hanya dapat mengalir dari anoda ke katoda.
Perhatikan bahwa 2 kawat ( kaki ) pada LED memiliki panjang yang berbeda.
Kawat yang panjang adalah anoda sedangkan yang pendek adalah katoda.

Semikonduktor merupakan material yang dapat menghantarkan arus listrik, m


eskipun tidak sebaik konduktor listrik. Semikonduktor umumnya dibuat dari kond
uktor lemah yang diberi ‘pengotor’ berupa material lain. Dalam LED digunakan k
onduktor dengan gabungan unsur logam aluminium-gallium-arsenit (AlGaAs). K
onduktor AlGaAs murni tidak memiliki pasangan elektron bebas sehingga tidak d
apat mengalirkan arus listrik. Oleh karena itu dilakukan proses doping dengan me
nambahkan elektron bebas untuk mengganggu keseimbangan konduktor tersebut,
sehingga material yang ada menjadi semakin konduktif.

Gambar 2.1 LED

2.2 Pengertian Switch

Switch dalam hal ini Saklar Tombol Tekan (Push Button Switch) adalah pera
ngkat atau saklar sederhana yang berfungsi untuk menghubungkan atau memutus
kan aliran arus listrik dengan system kerja tekan unlock (tidak mengunci). Sistem
kerja unlock disini berarti saklar akan bekerja sebagai device penghubung atau p
emutus aliran arus listrik saat tombol ditekan dan saat tombol tidak ditekan (dilep
as), maka saklar akan kembali pada kondisi normal.
Gambar 2.2 Push Button Switch

Sebagai device penghubung atau pemutus, push button switch hanya memili
ki dua kondisi, yaitu kondisi ON dan kondisi OFF (1 dan 0). Istilah ON dan OFF
ini menjadi sangat penting karena semua perangkat listrik yang memerlukan sum
ber energy listrik pasti membutuhkan kondisi ON dan OFF. Karena system kerja
nya yang unlock dan langsung berhubungan dengan operator, push button switch
menjadi device yang paling utama yang biasa digunakan untuk memulai dan men
ghakhiri kerja mesin di industry. Secanggih apapun sebuah mesin bisa dipastikan
system kerjanya tidak terlepas dari keberadaan sebuah saklar seperti push button
switch atau perangkat lain yang sejenis dan bekerja mengatur pengkondisian ON
dan OFF.
2.3 Prinsip Kerja Push Button Switch

Prinsip kerja Push Button adalah apabila dalam keadaan normal tidak diteka
n maka kontak tidak berubah atau tetap terbuka, Apabila saklar push button terse
but ditekan maka terjadi perubahan kontak yaitu yang semulanya terbuka menjad
i tertutup sehingga adanya arus yang mengalir ke saklar tersebut yang mengindik
asikan lampu akan menyala. Dan apabila saklar push button tersebut dilepas mak
a saklar push button tersebut kembali ke posisi awal yaitu terbuka karena pada je
nis saklar ini tidak menggunakan pengunci (unlock).
Gambar 2.3 Ilustrasi Prinsip Kerja Push Button Switch

2.4 Jenis Push Button Switch

Berdasarkan fungsi kerjanya yang menghubungkan dan memutuskan, push b


utton switch mempunyai 2 tipe kontak yaitu NC (Normally Close) dan NO (Nor
mally Open).

 NO (Normally Open), merupakan kontak terminal dimana kondisi


normalnya terbuka (aliran arus listrik tidak mengalir). Dan ketika
tombol saklar ditekan, kontak yang NO ini akan menjadi menutup
(Close) dan mengalirkan atau menghubungkan arus listrik. Kontak NO
digunakan sebagai penghubung atau menyalakan sistem circuit (Push
Button ON).
 NC (Normally Close), merupakan kontak terminal dimana kondisi
normalnya tertutup (mengalirkan arus litrik). Dan ketika tombol saklar
push button ditekan, kontak NC ini akan menjadi membuka (Open),
sehingga memutus aliran arus listrik. Kontak NC digunakan sebagai
pemutus atau mematikan sistem circuit (Push Button Off).
Selain jenis push button diatas terdapat pula push button yang mengkonbinas
ikan atau menggabungkan dua jenis push button diatas, yaitu Kontak NC dan NO
. Kontak pada tombol jenis ini merupakan gabungan antara kontak NO dan konta
k NC, yang berkerja secara bersama dalam satu poros. Jika tombol di tekan maka
kontak NO yang semula terbuka (open) dan kontak NC yang semula tertutup (cl
ose) akan berbalik arah secara bersama-sama. Yaitu kontak NO akan menjadi ter
hubung (close) dan kontak NC akan menjadi terbuka (open). Jika knop pada tom
bol di lepaskan makan akan kembali ke posisi semula. Tombol campuran jenis in
i kadang digunakan untuk rangkaian system interlock untuk 2 fungsi control yang
berbeda.

Gambar 2.4 Simbol Button Switch Alat dan Bahan

C Alat dan Bahan


1. Tools Proteus (software)
2. Tools IDE Arduino Uno
3. Board Modul Arduino Uno : 1 set
4. Kabel USB : 1 buah
5. Kabel jumper male-female, male-male, female-female

D. Rangkaian Percobaan

4.1 Percobaan 1 (Menyalakan LED dengan PushButton)


Gambar 4.1

4.2 Percobaan 2 (Menyalakan LED dan Buzzer)

Gambar 4.2

E. Langkah Percobaan dan Hasil Percobaan


1. Percobaan 1
1. Merangkai gambar di proteus seperti pada gambar 4.1
2. Membuat Program rduinonya seperti pada gambar 5.1
Gambar 5.1 syntax percobaan 1

3. Meng-copy file .hex dari arduino dan memasukkannya pada proteus


4. Hasil simulasi

(PushButton tidak ditekan)


(Push Button ditekan)

2. Percobaan 2

1. Merangkai gambar pada proteus seperti pada gambar 4.2


2. Membuat program arduinonya seperti gambar 5.2
Gambar 5.2 syntax percobaan 2

3. Meng-copy file .hex dari arduino dan memasukkannya pada proteus


4. Menjalankan simulasi

F. Analisa Hasil Percobaan

1.1 Percobaan 1
Percobaan pertama yakni menyalakan 1 buah LED menggunakan Push But
ton .Pertama tama yang dilakukan adalah membuat rangkaian simulasi di Proteu
s sesuai pada gambar 4.1. Setelah membuat rangkaian simulasinya, selanjutnya
membuat program sketch di IDE Arduino Uno. Dalam hal ini struktur program
sketch minimal terdiri dari 2 fungsi yaitu setup() dan loop(). Setup() berfungsi u
ntuk mendeskripsikan variable yang digunakan sedangkan loop() berfungsi untu
k menjalankan perintah terus menerus. Cara penulisan sketch pada fungsi setup(
) yaitu dengan menuliskan void setup() yang diikuti tanda “ { ” sebagai pembuk
a statement dan tanda “ } ” sebagai penutup statement. Adapun statement yang
digunakan pada fungsi setup() yaitu menyetel pin 2 sebagai INPUT dan pin 13 s
ebagai OUTPUT dan mendeklariskan bahwa pin 2 merupakan input yang bersif
at pull-up seperti pada gambar 5.1.

Gambar 6.1 Menyalakan LED

Setelah itu dilanjutkan pada penulisan fungsi kedua yaitu fungsi loop(). C
ara penulisannya sama dengan penulisan sketch pada fungsi setup(). Adapun sta
tement yang digunakan pada fungsi setup() yaitu membaca output digital pada p
in 2. Lalu ketika pin 2 menerima logika 0 maka LED akan menyala. Waktu me
nyala led dapat diatur dengan menggunakan syntax delay.

1.2 Percobaan 2

Yang membedakan percobaan satu dan kedua ini yaitu hanya dengan peng
gunaan buzzer sebagai alarm. Pertama tama yang dilakukan adalah membuat ra
ngkaian simulasi di Proteus sesuai pada gambar 4.2 dan sebuah modul board A
rduino Uno. Setelah membuat rangkaian simulasinya, selanjutnya membuat sy
ntax sesuai pada gambar 5.2 di IDE Arduino Uno.
Pada percobaan ini, dilakukan simulasi seperti di pabrik. Saat tombol bat
as atas ditekan lampu akan menyala dan buzzer akan berbunyi. Begitupula saat t
ombol batas bawah ditekan lampu LED akan menyala dan buzzer akan berbunyi
bersamaan. Pin 2 dan 3 pada arduino di set menjadi input dari saklar dan di set
menjadi HIGH. Pin 13,A1 arduino di set menjadi output yang dihubungkan ke l
ampu LED dan dihubungkan dengan buzzer.
Gambar 6.2 Menyalakan LED dan buzzer

G. Kesimpulan

Setelah melaksanakan percobaan, praktikan dapat menarik kesimpulan ba


hwa :
a. Praktikan sudah mampu membuat layout simulasi rangkaian switch di
proteus menggunakan Arduino uno hal ini dapat dilihat dari gambar
syntax dan hasil simulasi yang terdapat dilaporan ini;
b. Praktikan sudah mampu membuat program sketch di IDE Arduino
dengan menyalakan simulasi lampu LED di proteus hal ini dapat
dilihat pada hasil simulasi percobaan pertama pada gambar setelah
push button ditekan; dan
c. Praktikan sudah mampu mengaplikasikan hasil simulasi di proteus ke
Board Modul Arduino Uno, ditandai dengan berhasilnya semua
percobaan yang dilakukan di laboratorium.
DAFTAR PUSTAKA

Jobsheet Elektronika Digital dan Mikrokontroller


https://www.codepolitan.com/digital-input-output-pada-arduino
http://blog.unnes.ac.id/antosupri/pengertian-push-button-switch-saklar-tombol-tekan/
https://www.kajianpustaka.com/2012/10/tombol-tekan-push-botton.html
https://akhdanazizan.com/tombol-tekan-push-button/

Anda mungkin juga menyukai