aspek legal yang berkaitan dengan kasus tersebut adalah pemberian obat yang
berbahaya pada pasien. Perawat hanya bertugas untuk memberikan obat pada pasien
buka untuk meresepkan obat pada pasien, tugas yang meresepkan obat pada pasien
adalah dok’ter. Kasus diatas masih ada dokter di pustu tersebut, sehingga ketika
perawat itu memberikan obat yang buka diresepkan olehdokter itu sama saja dengan
melanggar legal keperawatan. Kecuali obat sudah diresepkan namun obat tersebut
tidak ada dan harus di konsulkan kembali pada dokter yang bertugas di pustu tersebut.
2. bagi instansi harus sangat memperhatikan prosedur SOP, dan infokosen yang paling
baik terutama untuk penanganan yang sensitif, yang paling baik disini adalah sejelas-
membuat kurikulum tentang SOP karena dengan tindakan keperawatan yang sesuai
dengan SOP dapat mencegah dari komplikasi. Terutama penyalahan persepsi pada
klien nanti saat dilapangan. Karena perawat nyawanya berada di SOP. Dengan
didikan yang terus menerus tindakan sesuai standar maka akan sulit lepas ketika
menjadi perawat yang melanggar SOP. Terutama instansi RS juga harus mewajibkan
untuk karyawan tenaga perawatnya menggunakan tindakan sesuai SOP karena selai
3. ketika penanganan pasien untuk dirujuk ke RS, ketika dalam kondisi pengankutan
harus diperhatikan pertolongan pertama atau yang disebut dengan petolongan gawat
bukan menjadi salah perawat. Dan keluarga pasien tidak dapat menyalahkan perawat
tersebut. Dan perlu diingatkan infokonsen meruakan hal yang penting sebelum