PT.BINTANG TOEDJOE
Disusun oleh :
1
LEMBAR PENGESAHAN
LAPORAN KERJA PRAKTEK
PT.BINTANG TOEDJOE
2
ANALISA PEMERIKSAAN BAHAN BAKU FRUKTOSE 55%
Oleh
Mengetahui,
Pembimbing Prakerin
ELIZARNI ST,Msi
NIP.197112212002122002
3
KATA PENGANTAR
4
8. Teman-teman seperjuangan Prakerin 2019 di PT.Bintang Toedjoe Fajri Al
Riski yang selalu memberi semangat, dan dukungan dalam melaksanakan
Prakerin.
9. Teman-teman seperjuangan angkatan 52 Aliansi Merak, yang selalu
memberikan semangat dan dukungan.
10. Semua pihak yang telah membantu selama pelaksanaan Praktik Kerja
Industri.
Semoga Allah SWT Membalas budi baik yang tulus dan ikhlas kepada
semua pihak yang bersangkutan.
Penulis menyadari bahwa laporan magang ini masih memiliki banyak
kekurangan. Oleh karena itu, penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang
membangun untuk melengkapi kekurangan yang ada pada laporan magang ini.
Semoga laporan magang ini dapat bermanfaat untuk pembaca.
5
DAFTAR ISI
Lembar Pengesahan ........................................................................................................i
Daftar Isi....................................................................................................................... v
6
3.2 Bentuk-bentuk Sediaan Obat...................................................................... 17
LAMPIRAN ................................................................................................................. 39
7
DAFTAR GAMBAR
8
Gambar 3.1 Alat HPLC ................................................................................................ 21
9
BAB I
PENDAHULUAN
1
penerapan disiplin kerja dalam membangun kerjasama antar
individu. Selain itu, juga menambah pengalaman kerja, dapat meningkatkan
pengetahuan, kemampuan, keterampilan dalam hal metode analisis dan
penggunaan instrument yang modern juga dapat menumbuhkan dan
meningkatkan wawasan siswa sehingga siswa menjadi lebih siap untuk
memasuki dunia kerja yang sebenarnya.
PT.Bintang Toedjoe adalah salah satu institusi yang memberikan
kesempatan bagi siswa/siswi Sekolah Menengah Kejuruan SMAK Padang
untuk melaksanakan Praktik Kerja Industri.
2
2. Siswa/siswi mampu mencari alternatif lain dalam memecahkan
masalah analisis kimia secara cepat, tepat, rinci, akurat dan
sederhana.
3. Meningkatkan kemampuan siswa dalam berpikir terutama dalam
menerjemahkan hasil analisis.
3
BAB II
TINJAUAN UMUM PERUSAHAAN
- Factory : 021-4605533
- Factory : 021-4605535
Website : www.bintang7.com
Email : bintang7@bintang7.com
Logo perusahaan :
4
Garut, Jawa Barat oleh tiga bersaudara, Tan Jun Shie (seorang sinhe), Hioe On
Tjan, dan Thia Poe Tjin, berupa sebuah toko obat. Toko obat tersebut diberi nama
“Firma Drugistery Bintang Toedjoe”. Pemakaian nama Bintang Toedjoe
menggambarkan tujuh orang putri yang dimiliki oleh Tjan Jun Shie.
Pada waktu itu, dengan alat-alat yang sederhana dan memperkerjakan hanya lima
orang karyawan. PT Bintang Toedjoe mulai memproduksi obat-obatan dengan
penjualan bebas guna memenuhi kebutuhan masyarakat akan obat. Pada saat itu
PT Bintang Toedjoe hanya mempunyai izin sebagai toko obat sehingga tidak
memeperbolehkan mengimpor bahan baku oleh pemerintah.
Pada tahun 1985, PT Bintang Toedjoe diakui oleh Kalbe Group dan berkembang
dengan pesat. Tahun 1990, produk-produk PT Bintang Toedjoe mulai diekspor ke
mancanegara. Karena semakin banyak produk yang dihasilkan oleh PT Bintang
Toedjoe, lokasi di kawasan Cempaka Putih sudah tidak memadai lagi, sehingga
pada tahun 1993, perusahaan ini pindah ke kawasan industri Pulogadung,
menempati area seluas 12.000 m2, tepatnya di Jalan Rawa Sumur Barat II/K9,
dengan fasilitas yang lebih baik dari sebelumnya dan sesuai dengan ketentuan
Cara Pembuatan Obat yang Baik (CPOB). Lalu pada September 2002, Head
Office pindah ke Pulomas sedangkan pabrik di Pulogadung. Di area yang
ditempati sampai sekarang ini, selain kantor pusat juga terletak pabrik.Saat ini,
5
dengan memperkerjakan lebih dari 1000 orang karyawan, PT Bintang Toedjoe
merupakan salah satu perusahaan terbesar di Indonesia yang tidak hanya
memproduksi obat obatan, melainkan juga memproduksi suplemen makanan dan
fitomarka. Perkembangan produksinya juga disesuaikan dengan tuntutan keadaan
dan minat konsumen. Nama obat tidak lagi menggunakan bahasa Cina, melainka
dengan bahasa Latin agar mudah dikenali dan diingat oleh konsumen dan untuk
mempermudah proses pemasaran. Untuk penggunaan nama Cina dalam suatu
produk ditandai dengan pemberian kode nomor, seperti pada obat Kay Ye San
diberi nomor 14 dan Kam Cek San diberi nomor 17.
Pada tahun 2002, kantor pusat PT Bintang Toedjoe dipindahkan di Pulomas. Pada
September 2002, dibangunlah pabrik baru diarea seluas 25.000 meter persegi
beserta Kantor Pusat, sementara pabrik sebelumnya tetap beroperasi di
6
Pulogadung. Keduanya masih terpakai hingga sekarang. Berbagai sertifikasi
bertaraf internasional, seperti ISO 14000, HACCP, OHSAS, juga diraih oleh PT
Bintang Toedjoe, hal ini membuktikan komitmennya dalam beroperasi sesuai
standar dunia.
Core values PT Bintang Toedjoe mengacu pada core values kalbe yaitu panca
sradha.
a) Trust is the glue of life. Saling percaya adalah perekat di antara kami.
b) Mindfulness is the foundation of our action. Kesadaran penuh adalah dasar setiap
tindakan kami.
c) Innovation is the key to our success. Inovasi adalah kunci keberhasilan kami.
7
Lokasi PT Bintang Toedjoe berada di Jl, Rawa Sumur Barat II Kav 9
Kawasan Industri Pulogadung, Jatinegara, Cakung, Jakarta Timur (Factory)
Telepon : 021-460553
PT Tatanulia
Nusantara Indah
Jl. Pulo Ayang
8
PT Bintang Toedjoe
Accounting
Department
Purchasing
Legal Department
Department HRD Personalia
Department & GA
Department
Quality
Operation
Department
Training &
Development
Manufacturing Accounting SBU 1
Scientific
Department Department
Affair
Manager
Regular Production
Affair Department
Finance
manager Recruitment & Department
Selection
Manufacturing
Internal
Compilance
TAX Product
Department
Depertment Development
Quality System Department
Assisten
Manager
IT
Department Marketing PPIC
Service & Data Department
Support
Department
9
Recruitment &
Selection Non-
Manufacturing
Compensation &
Internal Benefif
Audit
HR Officer
Berikut ini penjelasan mengenai bentuk tugas yang dikerjakan pada tiap bagian
pada Struktur Organisasi PT. Bintang Toedjoe :
Presiden Direktur
a. Scientific Affair
10
Mendukung bagian Marketing dan Regulatory Affair untuk hal-hal yang berkaitan
dengan Scientific Issue, membantu pengembangan bisnis perusahaan dengan
mencari produk baru yang dapat dipertanggung jawabkan secara ilmiah, memberi
pertimbangan terhadap claim atau statement suatu produk, memberi pertimbangan
scientific, berkaitan dengan komposisi produk, memberikan training product
knowledge produk baru, memeriksa kebenaran isi artwork kemasan, mengkoordinir
pelaksanaan uji praklinis dan uji klinis produk, menyiapkan data-data farmakologi
untuk registrasi.
b. Regulator Affair
11
e. Sebagai Public Relation (PR) bagi PT Bintang Toedjoe dengan cara melakukan
kegiatan pemasaran yang menimbulkan Image positif di mata masyarakat sekaligus
mengimplementasikan CRM (Customer Relationship Management).
Manufacturing Department
Produk yang dihasilkan adalah Puyer 16, proses produksi yang dilakukan adalah:
1. Proses Pengayakan
2. Proses Mixing
3. Proses Filling
Memasukkan puyer yang sudah jadi yang sudah di mixer ke dalam sachet art paper
4. Proses Packaging
Setiap sachet art paper puyer dimasukkan ke dalam box kecil kemudian
dimasukkan ke dalam karton
1. Pelarutan
Semua bahan baku dilarutkan dan dilanjutkan dengan proses mixing secara partial
2. Final Mixing
12
3. Filling
4. Packaging
1. Pengeringan
Campuram bahan baku dikeringkan di FBD (fluid bed dryer), setiap campuran
bahan baku dikeringkan dan menghasilkan fasa
2. Pengayakan
Setiap fasa diayak secara terpisah, dilanjutkan dengan proses pengayakan antara
fasa asam dan basa serta rasa flavor dan aspartame, kemudian dilanjutkan
pengayakan keseluruhan bahan sampai menjadi bulk
3. Filling
4. Packaging
Setiap sachet dimasukkan dalam box kecil dan dimasukkan ke dalam karton.
Bertanggung jawab atas semua aktivitas finance dan accounting serta hal-hal yang
berhubungan dengan hokum dan IT support. Divisi ini dibagi menjadi 3 bagian,
yaitu :
13
Mengatur dan mencatat cash inflow dan outflow perusahaan secara keseluruhan
(pendanaan) serta memberikan Analisa rasio keuangan untuk pengambilan
keputusan manajemen, mengatur dan memonitor cashflow perusahaan termasuk
cabang secara bulanan, menyiapkan income statement, balance sheet, statement,
statement of owner’s equity, cash flow statement, dan general ledger, 14
b. Legal Department
berhubungan denga orang pajak (akutansi dan pelaporan pajak), menyiapkan dan
menyajikan segala masalah pajak dan pemeriksaannya, menyajikan laporan
keuangan dan analisisnnya, stock opname dan membuat laporan (control
inventory).
• Memeriksa setiap isi dokumen resmi (seperti surat perjanjian kontrak) dari
supplier sebelum ditandatangani oleh pejabat berwenang perusahaan.
• Membuat pernyataan keputusan rapat baik dalam RUPS tahunan dan luar
biasa.
c. Internal Audit
14
• Melaksanakan proses pemeriksaan atau audit internal bagi seluruh divisi
cabang dan melaporkannya dalam bentuk laporan audit
• Menjalankan proses audit internal perusahaan secara teknis dan berkala baik
dari segi financial maupun operasional
• Aktif untuk melakukan tugas-tugas lain yang dirasa perlu dalam upaya
mencapai target audit.
Warehouse Management
15
menciptakan system IT terintegrasi seperti : Human Resource and General Affair
Department
Bertanggung jawab atas ketersediaan lingkungan kerja yang nyaman dan aman
serta menjaga asset perusahaan dan melaksanakan administrasi personalia
16
a) PPC (production Planing Control), bertugas untuk membuat
rencana produksi triwulan dan membuat rencana jadwal
penimbangan.
b) IPC (inventory Planning control), bertugas memonitori atau
mengendalikan bahan baku dan bahan kemas yang dapat
digunakan dalam proses produksi dan memonitor jumlah barang
jadi.
c) IMC (Incoming Material Control), bertugas menima RM (raw
material), Menerima Toll in dari perusahaan lain, serta mengawasi
dan menangani penerimaan, penyimpanan, penempatan, dan
distribusi bahan baku dan bahan kemas ke produksi. Di gudang
IMC, ketika barang datang diberi label karantina, selanjutnya
barang tersebut dianalisis oleh QC (Quality Control) dan diberi
status rejected atau released.
d) OMC (Outgoing Material Control), bertugas menerima barang
hasil produksi yang disertai Formulir Penyelahan Hasil (FPH),
menerima surat pesanan, mengatur barang jadi sesuai tempat yang
sudah ditentukan.
Produksi
Produksi merupakan departemen yang bertanggung jawab untuk membuat
atau memperoses bahan baku menjadi obat jadi yang telah mengalami berbagai
macam perlakuan. Departemen produksi berdasarkan jenis pemecahannya dibagi
menjadi tiga, yaitu bagian liquid, bagian puyer, dan bagian effervescent.
Sedangkan berdasarkan prosesnya, proses produksi juga dibagi menjadi tiga
bagian yaitu, Coumpounding, Filling, dan Packaging. Bagian Coumpounding
bertanggung jawab terhadap proses percampuran barang. Bagian Filling
bertanggung jawab terhadap pengisian ke dalam kemasan primer. Sedangkan
bagian Packaging bertanggung jawab terhadap proses Packaging dalam kemasan
sekunder.
17
3. Quality Control (QC)
Quality Control merupakan departemen yang bertanggung jawab terhadap
pengawasan mutu suatu produk dengan cara pemantauan semua proses produksi,
mulai dari bahan baku, bahan kemas, produk ruahan sampai obat jadi.
Dalam menjalankan tugasnya, QC dibagi menjadi dua bagian, yaitu QC
dan QA. QC bertugas menganalisis bahan baku, bahan kemas, produk ruahan,
melakukan infeksi di area produksi, mengontrol bacth record, menangani retained
sample product, produk kembalian dan customer complain. QA bertugas
melakukan kalibrasi alat ukur dan instrument, validasi proses produksi,
pemantauan stabilitas produk baru, pengembangan dan validasi metode analis,
pemeriksaan limbah pabrik, raw material baru dan alternative, serta pemeriksaan
mikrobiologi. Pada dasarnya QC terbagi atas:
a.Bahan baku (Raw Material)
Bahan baku adalah semua yang masuk ke gudang, yang nantinya akan diserahkan
untuk proses produksi baik berkhasiat maupun yang tidak berkhasiat, yang
digunakan dalam pengolahan obat, walaupun tidak semua bahan tersebut masih
terdapat dalam produk setengah jadi (CPOB,1998). Bahan baku digolongkan
sebagai berikut:
Bahan Berkhasiat
Bahan berkhasiat adalah bahan yang mempunyai efek farmakologi atau
mempunyai khasiat tertentu untuk suatu pengobatan.
Bahan Tidak Berkhasiat (bahan tambahan)
Bahan tidak berkhasiat adalah bahan zat yang ditambahkan pada proses
pembuatan obat tetapi tidak mempengaruhi khasiat obat tersebut, tetapi dapat
mempengaruhi rasa dan baunya
b. Bahan setengah jadi (in process material)
Bahan setengah jadi adalah suatu bahan olahan yang masih memerlukan proses
pembuatan lebih lanjut untuk menjadi produk jadi.
c. Bahan Jadi (finished product)
Bahan jadi adalah obat-obatan yang sudah siap untuk dipasarkan. Analisa pada
produk jadi meliputi penetapan kadar-kadar zat aktif dalam obat tersebut
18
d. Stabilitas (Stability)
Dalam proses analisa stabilitas, produk yang tealah disimpan pada jangka waktu
tertentu dan kondisi temperatur (suhu kamar 40 ℃ ) di periksa kembali
kualitasnya. Parameter yang ditetapkan sama seperti perlakuan pada finished
product. Apabila hasil analisa tidak memenuhi persyaratan, maka obat yang telah
beredar dipasaran akan di tarik kembali.
4. Teknik
Departemen teknik bertanggung jawab atas kelancaran proses produksi yang
berhubungan dengan mesin-mesin produksi dan pelaratan lainya. Departemen
teknik terdiri dari empat bagian,yaitu Maintenance, Utility, Workshop, dan
gudang Spare part. Perawatan mesin produksi merupakan tanggung jawab
maintenance. Perawatan terhadap sarana penunjang seperti AC, kompresor, air,
listrik, dan pengelolaan air limbah merupakan tanggung jasab utility. Bagian spare
part bertugas menyediakan komponen mesin, sedangkan workshop merupakan
tempat perbaikan mesin.
5. Produk
Seluruh produk PT Bintang Toedjoe dapat diklasifikasikan menjadi tiga kategori,
yaitu:
1) Produk OTC (Over The Counter)
Produk OTC adalah produk yang bebas beredar dipasaran
biasanya diberi tanda lingkaran hijau atau lingkaran biru.
Contoh dari produk ini diantaranya yaitu, Puyer No.16,
Waisan, Colza, Kam Cek San, dan Kay Ye San.
2) Produk (Food Suplement)
Produk Food Suplement adalah produk yang hanya berkhasiat
untuk menambah atau menjaga stamina tubuh (produk bukan
obat). Contohnya Extra joss.
3) Produk obat tradisional
19
Produk obat tradisional adalah obat yang berasal dari alam,
dapat berupa tumbuh-tumbuhan maupun hewan. Contohnya,
Hemorid, dan Nephrolit.
20
BAB III
TINJAUAN PUSTAKA
21
1. Bahan berkhasiat, yaitu bahan-bahan yang digunakan dalam pemuatan
obat yang berkhasiat dalam pengobatan.
2. Bahan pembantu, yaitu bahan-bahan yang tidak mempunyai khasiat
pengobatan tetapi diperlukan dalam pembuatan obat. Bahan ini
digunakan untuk reformulasi obat yang dibuat sehingga diperoleh obat
yang baik.
3.2 Bentuk-bentuk Sediaan Obat
Sediaan obat beragam bentuknya. Bentuk yang umum yaitubentuk tablet,
kapsul, salep, dan sirup. Secara umum akan diuraikan berdasarkan sifat fisiknya
yaitu:
1. Tablet
Tablet adalah bentuk sediaan padat yang dibuat dengan cara kempa atau cetak.
Tablet dapat berbeda-beda dalam bentuk ukuran, bentuk, berat, kekerasan,
ketebalan, daya hancur, dan aspek lainnya tergantung pemakaian tablet dan
metode pembuatanya. Tablet mengandung zat aktif obat dan zat aktif lain yaitu
bahan pengikat, zat penghancur, zat penyalut, zat pemberi warna dan zat
pembantu lainnya. Zat pengikat adalah bahan yang membantu perekatan partikel
dalam formulasi, memungkinkan granul dibuat dan dijaga keterpaduan hasil akhir
tabletnya. Penggunaan penghancur bila menginginkan pemisahan yang yang cepat
dari bahan tablet kempa, hal ini menjamin pelepasan segera dari partikel-partikel
obat menjadi melarut yang akan meningkatkan absorbs obat. Untuk melindungi
zat aktif yang terdapat dalam tablet dari udara, kelembaban atau cahaya, menutupi
rasa bau yang tidak enak, membuat penampilan lebih baik, dan mengatur
pelepasan obat dalam saluran cerna maka tablet perlu disalut.
2. Kapsul
Kapsul dapat didefinisikan sebagai bentuk sediaan padat dimana zat obat dan
bahan farmasi yang baik sebagai pengisi ditempatkan cangkang yang keras atau
lunak yang biasanya terdiri atas suatu bentuk gelatin, suatu protein yang segera
rusak dalam saluran cerna dan memungkinkan getah lambung masuk mencapai
isinya. Kapsul mempunyai ukuran yang beragam, tergantung pada jumlah obat
22
yang akan diberikan dan mempunyai bentuk serta warna yang berbeda bila dibuat
untuk diperdagangkan. Biasanya bahan-bahan obat dilepaskan dari kapsul lebih
cepat dibandingkan tablet.
3. Salep
Salep adalah bentuk sediaan obat dalam bentuk setengah padat yang mudah
dioleskan dan digunakan sebagai obat luar dan bahan yang digunakan sebagai
obat harus larut atau terdispersi secara homogen dalam dasar salep yang cocok.
4. Sirup
Menurut Anief (1995) sirup adalah larutan pekat dari gula yang ditambah obat
atau zat pewangi dan merupakan larutan jernih berasa manis. Dapat ditambahkan
gliserol, sorbitol, atau polialkohol yang lain dalam jumlah yang sedikit dengan
maksud meningkatkan kalarutan obat dan menghalangi pembentukan hablur
sakarosa.
Sirup adalah sediaan pekat dalam air dan gula atau pengganti gula dengan atau
tanpa penambahan bahan pewangi dan bahan obat (Ansel, 1989). Sirup
merupakan sediaan cair yang berupa larutan yang mengandung sakarosa
(C12H22O11) kecuali yang dinyatakan lain kadar sakarosa tidak kurang dari 64,0%
dan tidak lebih dari 66,0%.
Sirup merupakan alat yang menyenangkan untuk pemberian suatu bentuk
cairan dari suatu obat yang rasanya tidak enak. Sirup-sirup terutama efektif pada
pemberian obat untuk anak-anak, karena rasanya yang enak biasanya
menghilangkan keengganan pada sebagian anak-anak untuk meminum obat. Sirup
biasanya mengandung gula (biasanya sukrosa atau pengganti gula yang digunakan
untuk memberi rasa manis dan kental), pengawet mikroba, pembau, pewarna, air
murni, dan zat-zat obat. Selain itu banyak sirup, terutama yang dibuat dalam
perdagangan, mengandung pelarut-pelarut khusus, pembantu kelarutan, pengental,
dan stabilisator.
3.3 Penggolongan Obat
1. Obat Bebas
Obat yang ditandai dengan lingkaran berwarna hijau dengan tepi
lingkaran berwarna hitam. Obat bebas umumnya berupa suplemen vitamin
23
dan mineral, obat gosok, beberapa analgetik, antipiretik, dan beberapa
antasida. Obat golongan ini dapat dibeli bebas di apotek, toko obat, toko
kelontong, warung
2. Obat Bebas Terbatas
Obat yang ditandai dengan lingkaran berwarna biru dengan tepi lingkaran
berwarna hitam . Obat-obat yang umumnya masuk ke golongan ini antara
lain, obat batuk, obat influenza, obat penghilang rasa sakit dan penurun panas
pada saat demam, beberapa suplemen vitamin dan mineral, dan obat-obat
antiseptika, obat tetes mata untuk iritasi ringan. Obat golongan ini hanya
dapat dibeli di apotek dan toko obat berizin.
3. Obat Keras
Obat yang pada kemasanya ditandai dengan lingkaran yang di dalamnya
terdapat huruf K berwarna merah yang menyentuh tepi lingkaran yang
berwarna hitam. Obat keras merupakan obat yang hanya bisa didapatkan
dengan resep dokter. Obat-obat yang umumnya masuk ke dalam golongan ini
antara lain obat jantung, obat darah tinggi/hipertensi, obat darah rendah
/antihipotensi, obat diabetes, hormon, antibiotika, dan beberapa obat usus
dann lambung. Obat golongan ini hanya dapat di peroleh di apotek dengan
resep dokter.
4. Obat Narkotika
Zat atau obat yang berasal dari tanaman atau bukan tanaman baik sintesis
maupun semi sintesis yang dapat menyebabkan penurunan atau perubahan
kesadaran, hilangnya rasa, mengurangi sampai menghilangkan rasa nyeri, dan
dapat menimbulkan ketergantungan (UU RI No. 22 Th 1997 tentang
Narkotika). Obat ini pada kemasanya ditandai dengan lingkaran yang
didalamnya terdapat palang (+) berwarna merah. Obat narkotika bersifat
adiksi dan penggunaanya di awasi dengan ketat, sehingga obat golongan
narkotika hanya diperoleh di apotek dengan resep dokter asli, contoh dari
obat narkotika antara lain: opium, coca, ganja/marijuana, morfin, heroin, dan
lain sebagainya. Dalam bidang kesehatan, obat-obat narkotika biasa
24
digunakan sebagai anestasi/obat bius dan analgenik/obat penghilang rasa
sakit.
25
kuat dan ada komponen yang ditahan secara lemah. Untuk yang ditahan lemah
akan keluar dari kolom lebih dulu dan yang di tahan kuat akan lebih akhir.
Prinsip kerja HPLC/KCKT yaitu pemisahan komponen-komponen sampel
dengan cara melewatkan sampel pada suatu kolom.yang selanjutnyadilakukan
pengukuran kadar masing-masing komponen tersebut dengan suatu detektor.
Kerja detektor bermacam-macam, tetapi pada dasarnya bekerja membandingkan
respon sampel dengan respon dari larutan standar.
Dengan kata lain, penentuan kadar pada dasarnya adalah membandingkan
respon sampel dengan respon standar. Untuk analisis dengan HPLC/KCKT
diperlukan standar yang betul-betul murni. Untuk mendapatkan hasil analisis yang
tepat juga diperrlukan fase gerak dengan kemurnian tinggi.
26
membutuhkan waktu beberapa jam bahkan hari. Hal ini jelas kurang
menguntungkan, maka diusahakan cara-cara mempercepat pemisahan. Usaha
tersebut adalah dengan menggunakan pompa untuk mengalirkan fase gerak,
ternyata efisiensi pemisahan menjadi turun dan ini dapat diatasi dengan
memperkecil ukuran fase diam.
Sejak tahun 1960, sudah ditemukan teknologi pembuatan partikel. Degan fase
diam yang berdiameter kecil sampai 10, diameter partikel-partikelnya kecil
memerlukan tekanan yan tinggi agar laju alir menjadi besar. Pada tahun 1967
sampai 1969, Kirland. Huber dan Hovart memperkenalkan prinsip serta alat
Kromarografi Cair dengan tekanan 5000 psi (300 atm)
Selanjutnya, dikembangkan Kromatografi ini dengan nama HPLC (High
Performance liquid chromatography). Karena penggunaan tekanan yang tinggi
maka ini lebih dikenal dengan nama Kromatografi Cair Kinerja Tinggi (KCKT).
Ada pula yang menyebutnya High speed liquid chromatography.
Hal yang menarik pada HPLC adalah kecepatan, ketelitian dan kemampuannya
memisah-misahkan suatu campuran yang kompleks. Campuran yang dapat
dipisah-pisahkan, meliputi moleku-molekul, senyawa-senyawa ionik,
senyawa-senyawa yang tidak stabil (senyawa yang diuapkan akan mengalami
penguraian) dan senyawa-senyawa dengan massa rumus besar.
Termasuk contoh dari senyawa-senyawa tersebut antara lain asam amino, asam
nukleat, hidrokarbon, karbohidrat, pestisida, steroid, antibiotik, dan juga
senyawa-senyawa anorganik. Dengan demikian, pemakaian HPLC dalam analisis
dapat meliputi hampir semua bidang, seperti farmasi, kedokteran, bioteknologi,
biokimia, minyak bumi dan sebagainya.
27
gerak akan menggaggu detektor sehingga akan mengacaukan hasil analisa. Fase
gerak biasanya terdiri atas campuran pelarut yang dapat bercampur yang secara
keseluruhan berperan dalam daya elusi dan resolusi. Daya elusi dan resolusi ini
ditentukan oleh polaritas keseluruhan pelarut, polaritas fase diam, dan sifat
komponen-komponen sampel. Untuk fase normal (fase diam lebih polar daripada
fase gerak), kemampuan elusi meningkat dengan meningkatnya polaritas pelarut.
Sementara untuk fase terbalik (fase diam kurang polar daripada fase gerak),
kemampuan elusi menurun dengan meningkatnya polaritas pelarut.
Fase Gerak
Fase gerak dalam HPLC adalah berupa zat cair dan disebut juga eluen atau
pelarut. Selain berfungsi sebagai pembawa komponen-komponen campuran
menuju detektor, fase gerak dapat berinteraksi dengan solut-solut. Oleh karena itu,
fase gerak dalam HPLC merupakan salah satu faktor penentu keberhasilan proses
pemisahan.
Persyaratan fase gerak HPLC:
a) Zat cair harus bertindak sebagai pelarut yang baik untuk cuplikan yang akan
dianalisis
b) Zat cair harus murni sekali untuk menghindari masuknya cuplikan yang dapat
mengganggu interpretasi kromatografi
c) Zat cair harus jernih sekali untuk menghindarkan penyumbatan pada kolom
d) Zat cair harus mudah diperoleh, murah, tidak mudah terbakar, danb tidak
beracun
e) Zat cair tidak kental. Ujumnya kekentalan tidak melebihi 0.5 cP (centipoise)
f) Sesuai dengan detektor.
2. Pompa
Pompa yang cocok digunakan untuk HPLC adalah pompa yang mempunyai
syarat wadah pelarut yaitu pompa harus inert terhadap fase gerak. Pompa
digunakan sebaiknya mampu memberikan tekanan sampai 5000 psi dan mampu
mengalirkan fase gerak dengan kecepatan alir 3 mL/menit. Tujuan penggunaan
pompa atau sistem penghantaran fase gerak adalah untuk menjamin proses
28
penghantaran fase gerak berlangsung secara tepat, reprodusibel, konstan, dan
bebas dari gangguan.
Ada 2 jenis pompa dalam HPLC yaitu: pompa dengan tekanan konstan dan
pompa dengan aliran fase gerak yang konstan. Tipe pompa dengan aliran fase
gerak yang konstan sejauh ini lebih umum dibandingkan dengan tipe pompa
dengan tekanan konstan.
3. Injektor
Sampel yang akan dimasukan ke bagian ujung kolom, harus dengan
disturbansi yang minimum dari material kolom. Sampel yang akan di pisahkan
dimasukan ke dalam kolom secara otomatis atau manual melalui injeksi. Volume
injek sangat tepat mempunyai sampel loop dengan variable volume (misalnya
20-500μl).
29
Aliran dihentikan, injeksi dilakukan pada kinerja atmosfir, sistem tertutup,
dan aliran dilanjutkan lagi. Teknik ini bisa digunakan karena difusi di dalam
cairan kecil clan resolusi tidak di pengaruhi.
b) Septum
Septum yang digunakan pada HPLC sama dengan yang digunakan pada
kromatografi gas. Injektor ini dapat digunakan pada kinerja sampai 60-70
atmosfir. Tetatpi septum ini tidak tahan dengan semua pelarut-pelarut
kromatografi cair. Partikel kecil dari septum yang terkoyak (akibat jarum injektor)
dapat menyebabkan penyumbatan.
c) Loop Valve
Tipe injektor ini ummnya digunakan untuk menginjeksi volume lebih
besar dari 10μ dan dilakukan dengan cara automatis (dengan menggunakan
adaptor yang sesuai, volume yang lebih kecil dapat diinjeksikan secara manual).
Pada posisi LOAD, sampel diisi kedalam loop pada kinerja atmosfir, bila VALVE
difungsikan , maka sampel akan masunk ke dalam kolom.
Syarat-syarat injektor yang baik :
1) Dapat memasukan sampel ke dalam kolom dalam bentuk sesempit
mungkin
2) Mudah di gunakan
3) Keberulangan tinggi
4) Dapat bekerja walaupun ada tekanan balik
4.Kolom
Kolom merupakan bagian HPLC yang mana terdapat fase diam untuk
berlangsungnya proses pemisahan solut/analit. Kolom juga merupakan jantung
kromatografi. Berhasil atau gagalnya suatu analisis tergantung pada pemilihan
kolom dan kondisi percobaan yang sesuai.
30
Gambar 3.4 Kolom HPLC
31
cocok sebagai pengganti silika yang tidak dimodifikasi akan memberikan waktu
retensi yang bervariasi disebabkan karena adanya kandungan air yang digunakan.
5. Detektor
Detektor pada HPLC dikelompokkan menjadi 2 golongan yaitu:
a. Detektor universal ( yang mampu mendeteksi zat secara umum, tidak bersifat
spesifik, dan tidak bersifat selektif) seperti:
1) Detektor indeks bias, detektor ini bekerja mengukur indeks bias
senyawa yang melalui sel. Sel akan mengukur indeks bias solven fase
gerak sebagai blanko dan sampel secara bersamaan untuk
mendapatkan nilai indeks bias relatif.
2) Detektor spektrometri massa, yaitu sejumlah fraksi kecil dari cairan
kolom dimasukan ke dalam spektrometer massa pada kecepatan alir 10-50
μl per menit atau menggunakan termospray. Analit yang diionisasikan,
dipisahkan pada analisator, dibaca oleh detektor dan mengghasilkan
spektrum massa.
b. Detektor yang spesifik ( hanya akan mendeteksi analit secara spesifik)
seperti:
1) Detektor UV-Vis, pada detektor absorban, aliran akan mengalir
dari kolom kromatografi. Untuk meminimalkan pelebaran puncak,
detektor dirancang dalam volume yang sekecil mungkin. Ukuran volume
dibatasi 1-10 μl dengan panjang sel 2-10 nm. Umumnya sel detektor
mampu menahan tekanan hingga 6000 psi sehingga peralatan pengurang
tekanan diperlukan sebelum aliran memasuki detekor.
2) Detektor fluoresensi, detektor fluoresen yang digunakan sama
halnya dengan detektor pada spektrofluoro-fotometer. Detektor paling
sederhana menggunakan lampu merkuri sebagai sumber cahaya dan filter
untuk mengisolasi panjang gelombang emisi radiasi. Lampu xenon
digunakan pada instrument yang lebih baik dengan gratting sebagai
monokromatornya.
3) Detektor elektrokimia, dengan mendasarkan kerjanya pada
pengukuran arus listrik perubahan arus akan dideteksi terhadap waktu dan
32
ditampakkan dalam bentuk kromatogram. Contoh penggunaan detektor
elektrokimia adalah pada penetapan senyawa tiol dan disulfida.
33
terbalik karena fase geraknya lebih polar daripada fase diam. Salah satu
kendala kromatografi ini adalah keterbatasan selektivitas sebagai
ketidakcampuran kadua fase. Karena keterbatasan ini maka kromatografi
partisi tidak digunakan lagi sebagai teknik analisa rutin.
c. Kromatografi fasa terikat
Kromatografi fasa terikat merupakan teknik HPLC yang paling penting
dan paling banyak digunakan saat ini. Dalam hal penerapan kromatografi fasa
terikat dan kromatografi partisi memiliki persamaan. Akan tetapi, sorben fasa
terbalik terdiri dari partikel silika yang dimodifikasi secara kimia dengan
rantai alkil sebaliknya, fasa diam pada kromatografi partisi terdiri dari
partikel yang dilapisi secara fisik dengan zat cair non polar.
Keuntungan kromatografi fasa terikat, yaitu:
1) Meruapakan fasa yang stabil
2) Kepolaran fasa gerak dapat diubah selama proses pemisahan berlangsung bila
kepolaran solut-solut bervariasi
3) Kolom mempunyai umur panjang
4) Memiliki keterukangan waktu retensi yang baik
5) Lebih ekonomis
d. Kromatografi penukar ion
Kromatografi penukar ion merupakan teknik pemisahan campuran ion-ion
atau molekul-molekul yang dapat diionkon. Ion-ion bersaing dengan ion -ion fase
gerak untuk memperebutkan tempat berikatan dengan fasa diam. Dasar pemisahan
kromatografi ini berasal dari perbedaan afinitas senyawa bermuatan terhadap
permukaan penukar ion.
e. Kromatografi ekslusi ukuran
Ukuran molekul merupakan kriteria utama dalam pemisahan kromatografi
ekslusi ukuran. Pemisahan terjadi karena solut-solut berdifusi masuk dan keluar
pori-pori kolom. Molekul-molekul yang lebih besar dari diameter pori-pori akan
melewati kolom secara cepat dan dikenal dengan istilah volume terekslusi begitu
pula sebaliknya. Teknik ini berguna untuk mengkarakterisasi distribusi berat
34
molekul polimer,pemurnian cuplikan biologis dan pemisahan senyawa-senyawa
dengan berat molekul 2000 atau lebih.
3.6 Fuctosa
Nama Lain : Fructosum; Fructose
Rumus Kimia : C6H12O6
Berat Molekul : 180.16
35
36
BAB IV
PELAKSANAAN PERCOBAAN
A.Alat-alat
1. pH Meter
2. Density Meter
3. Erlenmeyer 125 ml
4. Labu Ukur 50 ml
6. Ultrasonic
7. Syringe
8. HPLC RI
9. Hot Plate
10. Vial
37
B. Bahan-bahan
1. Fructose 55%
2. Fehling A
3. Fehling B
4. Larutan Iod
5. Air Ro
A. Persyaratan Fisik
1. pH
2. Brix
B. Persyaratan Kimia
38
1. Identifikasi
2. Amylum
2) Larutkan dengan air RO (jika masih ragu larut atau tidak dapat di
ultrasonic terlebih dahulu), lalu tambahkan hingga tanda batas.
Kocok hingga homogen
b. Kondisi Kromatografi
1) Solvent : air RO
2) Eluent : air RO
39
7) Detektor : RI detektor
8) Kolom : Sugarpack
c. Prosedur analisa
C. Spesifikasi
Identifikasi Positif
Amylum Negatif
Persyaratan
Kimia Fructose ≥ 55 % (HPLC)
Glucose 35 - 40 % (HPLC)
40
D. Perhitungan
Luas Area
% Kadar x100%
Luas Area Total
BAB V
41
Cairan kental, tidak berwarna, tidak
Pemerian berbau, rasa manis
Identifikasi Positif
Amylum Negatif
Persyaratan
Kimia Fructose 55.465 %
Glucose 39.685 %
1. Fuktose
Luas Area
% Kadar x100%
1. Luas Area Total
5491986
= x100%
9911854
= 55.41%
Luas Area
% Kadar x100%
2. Luas Area Total
5480502
= x100%
9877861
= 55.48%
42
Luas Area
% Kadar x100%
3. Luas Area Total
5473375
= x100%
9864526
= 55.49%
Luas Area
% Kadar x100%
4. Luas Area Total
= 5467037 x100%
9854794
= 55.48%
= 55.465%
2. Glucose
Luas Area
% Kadar x100%
1. Luas Area Total
3931882
= x100%
9911854
= 39.67%
Luas Area
% Kadar x100%
2. Luas Area Total
3921102
= x100%
9877861
= 39.70%
Luas Area
% Kadar x100%
3. Luas Area Total
43
3913467
= x100%
9864526
=39.67%
Luas Area
% Kadar x100%
4. Luas Area Total
3912803
= x100%
9854794
=39.70%
= 39.685%
5.3 Pembahasan
1. Persyaratan Fisik
a) pH
b) Brix
Adalah kadar gula dari larutan berair. Satu derajat brix adalah 1 gram
sukrosa dalam 100 gram larutam dan mewakili kekuatan larutan sebagai
persentase berdasarkan massa. Pada analisa yang dilakukan kadar brix
didapatkan sebesar 76.20%, dimana kadar brix memilki spesifikasi
sebesar 75.0 - 77.50 %.
44
2. Persyaratan Kimia
a) Amylum
b) Kadar Fruktose
c) Kadar Glucose
45
46
BAB VI
6.1 Kesimpulan
Persyaratan fisik
Fructose 55.465 % ≥ 55 %
Glucose 39.685 % 35 - 40 %
Dari hasil analisa yang pada sampel fruktose 55 % didapatkan bahwa sampel
yang diuji masih masuk dalam spesifikasi sampel fruktose 55% yang ada di PT
Bintang Toedjoe.
6.2 Saran
47
DAFTAR PUSTAKA
a. http://jurnalmka.fk.unand.ac.id/index.php/art/article/download/385/294
b. https://www.academia.edu/20425538/Metabolisme_Karbohidrat
c. https://id.m.wikipedia.org/wiki/Glukosa
d. http://habibana.staff.ub.ac.id/files/2014/08/3.FRUKTOSE.pdf
e. https://www.academia.edu/35210175/Farmakope_Indonesia_V.pdf?auto=dow
load
48
LAMPIRAN
A. Percobaan Analisa
49
50
51
52
53
54