Anda di halaman 1dari 9

SISTEM POLITIK TOTALITERISME

Adinda Putri Wiryani, Beni Setiawan, Farida Husna


Mahasiswa Program Studi Pendidikan Sejarah Fkip Unsri
Email: adindawiryawan@gmail.com

Muhammad Reza Pahlevi, S.Pd, M,Pd.


Dosen Program Studi Pendidikan Sejarah Fkip Unsri

ABSTRAK

Pada penelitian ini metode yang dipergunakan adalah studi literature dengan

mengumpulkan sejumlah data yang berasal dari jurnal serta artikel yang menguraikan

tentangsistem politik totaliterisme. Dalam penelitian ini bertujuan untuk mengetahui informasi-

informasi tentang sistem politik totaliterisme ini yang nantinya diharapkan dapat menjadi

refrensi untuk pembaca. Arendt (1973) dalam karyanya “The origins of Totalitarianism”

menguraikan bahwa konstelasi sosial-pilitik yang mempunyai peluang terciptanya supremasi

totaliterisme. Meski dalam bukunya cenderung berfokus pada stanlisme serta nazisme, namun

hal tersebut bukannya tidak terjadi pada negara yang lainnya.

Kata Kunci: Politik, Totaliterisme, Sistem Politik

PENDAHULUAN terjadi oleh sebab itu masyarakat ada pada

rezim totaliter, lahirnya status Tirani dalam


Totalitarisme muncul serta
suatu peristiwa sosial-politik tersebut.
berkembang didalam Tirani berawal dalam
Totalitarianisme merupakan sebuah konsep
abad ke-20. Pada sebuah penggalaman yang
aturan yang totaliter. Aturan totaliter sendiri keinginannya tidak dapat dipenuhi oleh

merupakan suatu sistem tatanan politik sistem negara totaliter. Pada sebuah negara

dimana negara secara keseluruhan mengatur totaliter keputusan maupun kebijakan yang

aspek kehidupan dan umumnya anti kritik. diimplementasikan dalam negara tersebut

Dalam rezim totaliter, mereka umunya dikendalikan penuh dengan pemerintah

mengupayakan untuk mempertahankan diri sebagai pemegang kekuasaan dan kekuatan

dalam kekuatan politik. Upaya-upaya yang politik yang dominan. Hal lain yang menjadi

dilakukan bersifat resmi dengan masalah dalam penerapan sistem ini ialah

menyebarkan propaganda dan paham tekanan yang ditimbulkan dari penerapan

falsafah ideologi yang dianut dengan media suatu kebijakan yang nantinya dapat

massa dibawah pengendali kekuatan politik membuat situasi memburuk.

yang berkuasa.

Friedrich dan Brzezinski


Metode Penelitian
memaparkan totaliterisme diartikan sebagai
Dalam penelitian ini, metode yang
sebuah konsep ideologi yang valid serta
diterapkan adalah studi literature dengan
sebuah massa akan dipimpin dengan
menggunakan berbagai sumber seperti buku,
individu yang berkualitas sesuai dengan
jurnal, serta artikel. Penelitian ini bersifat
suara massa. Negara Irak misalnya, ialah
analisis deskriptif tentang sistem politik
sebuah negara yang memberikan
totaliterisme.
penggambaran negara yang menganut sistem

totaliter dalam kehidupan negaranya.

Masalah utam pada totaliter sendiri terdapat

pada tiap individu yang tujuann/


PEMBAHASAN dalam hal ini turut mengikutsertakan

pengaruh, kewenangan, kontrol, serta


Definisi Sistem Politik
kekuasaan. David Easton berpandangan
Sistem politik merupakan sebuah
sistem politik adalah suatu kesatuan sistem
bagian dalam sistem sosial yang berfungsi
dimana pada tiap-tiap bagiannya memegang
dalam mencapai tujuan pada sistem dalam
untuk mengalokasikan nilai-nilai yang
lingkungan masyarakat. Umumnya sistem
dianut serta bersifat memikat dalam
politik sangat berkaitan pada proses dalam
masyarakat. Easton mengunkapkan bahwa
pembentukan serta pembagian kekuasaan di
pendekatan analisis dalam sistem politik
masyarakat. Secara berkesinambungan,
adalah sebuah alat utama guna mempelajari
sistem politik dapat dipahami sebagai suatu
kehidupan perpolitik pada suatu negara,
usaha yang dilakukan oleh warga negara
khususnya sistem politik. Easton
dalam menciptakan berbagai hal yang lebih
berpandangan kehidupan politik merupakan
baik secara bersama (teori klasik
sebuah jalinan interaksi perilaku individu
Aristoteles), dalam bentuk nyata sebagai
sebagai sistem. Dalam kaitannya, dijelaskan
kegiatan yang ditujukan guna meraih serta
tentang input dalam sistem politik berbentuk
menjaga kekuasaan dalam masyarakat serta
sebuah tuntutan, dukungan serta hal-hal lain
hal-hal yang dilakukan pada proses
dari lingkungan perpolitikan tersebut, yang
perencanaan dan pengimplementasian
kemudian menghasilkan sebuah output dalm
kebijakan publik. Robert A Dahl
bentuk kebijakan maupun keputusan-
menguraikan bahwa suatu sitem dalam
keputusan. Lebih lanjut, diungkapkan
politik ialah sebuah pola komunikasi
dimana setelah dikeluarkannya sebuah
manusia yang dilakukan secara
output akan terdapat respons/umpan balik
berkelanjutan ataupun bersifat tetap/konstan,
pada lingkungannya yang dapat berbentuk Totalitariansm

sebuah input baru, baik input postif maupun


Totalitarianisme ialah sebuah konsep
input negatif kepada sistem politik yang
politik yang mana negara tidak mengenal
sedang diterapkan.
batas otoritasnya serta berupaya untuk

Ahli politik, Gabriel Almond menguasai setiap aspek kehidupan publik

mendefinisikan sistem politik sebagai dan pribadi di mana pun memungkinkan.

bentuk interaksi dalam masyarakat yang Rezim yang totaliter tetap berkuasa dalam

mandiri dalam melaksanakan fungsi-fungsi kekuatan politiknya melalui aturan-aturan

integrasi serta adaptasi. Gabriel Almond oleh seorang pemimpin dan upaya

menerapkan pendekatan struktural propaganda yang mencakup semua aspek

fungsional dalam mendefinisikan sistem kehidupan, yang dipublikasikan dengan

politik. Dalam pendekatan ini dijelaskan menggunakan media massa dibawah kendali

bentuk terhadap struktur terhadap sistem negara, hanya tedapat satu partai dengan

politik dalam melaksanakan fungsi- represi politik, kultus kepribadian, kontrol

fungsinya. Almond berusaha melakukan uji dalam perekonomian, regulasi serta

coba dengan melakukan perbandingan atas pembatasan berpendapat, pengawasan secara

prosedur serta cara kerja dalam sistem massal dan teror yang terjadi secara luas.

politik. Almond menfokuskan persamaan Ciri khas dalam pemerintahan totaliter ialah

dan perbedaan dalam struktur-struktur "ideologi yang rumit, seperangkat gagasan

politik ketika menlaksanakan fungsi- yang memberi makna dan arah kepada

fungsinya dalam sistem politik, yang bersifat seluruh masyarakat". Cina misalnya, telah

oligarki, monarki, demokratis ataupun menggunakan totalitarianisme sebagai upaya

totaliter praktis, yang lebih lanjut dikembangkan


dengan sistem kredit sosial guna menseleksi tunggal yang memonopoli sebuah kekuatan

dan menerapkan peringkat terhadap politik. Negara otoriter hanya fokus kepada

warganya berdasarkan dari perilaku pribadi kekuatan politik yang selama hal tersebut

mereka. tidak diganggu masyarakat diberi kebebasan

dengan tingkat tertentu. Sedangkan, sistem


Pertama kali konsep ini
otoritarianisme tidak berupaya mengganti
dikembangkan tahun 1920 dengan seorang
dunia serta sifat manusia. Namun
ahli hukum Weimar dilanjutkan akademisi
berkebaliaknnya, rezim totaliter berupaya
Nazi, Carl Schmitt, serta fasis Italia. Benito
memonopoli hampir setiap aspek dalam
Mussolini berpendapat bahwa sistem ini
kehidupan. "Ideologi yang dengan resmi
mempolitisasi segala hal yang spiritual
digaungkan agar dapat masuk ke struktur
dengan manusia: "Segala sesuatu di dalam
masyarakat yang lebih dalam dan
negara, tidak ada di luar negara, tidak ada
pemerintah yang totaliter berupaya agar
yang melawan negara". Schmitt kemudian
seutuhnya mengatur pikiran serta tindakan
memakai istilah Totalstaat pada karyanya di
warganya". Hal tersebut juga memobilisasi
tahun 1927 dan memberi pengaruh terhadap
masyarakat secara menyeluruh untuk
dasar hukum negara yang berkuasa
mengejar tujuannya. Carl Joachim Friedrich
sepenuhnya, The Concept of the Political .
menuliskan bahwa "ideologi totalis adalah
Lambat laun, konsep tersebut diterapkan
suatu partai yang diperkuat dengan polisi
secara massive untuk melakukan
rahasia, serta kontrol monopoli masyarakat
perbandingan Nazisme dan Stalinisme.
massal industri" merupakan tiga ciri dari
Rezim totaliter berbeda dari rezim otoriter.
sebuah rezim totaliter yang menjadi
Terakhir dalam menampilkan sebuah
pembeda mereka dari otoritas lain.
negara di mana sang pemegang kekuasaan
Sistem Politik Totalitariansm mendominasi sistem kapitalismenya. Negara

yang menerapkan prinsip totaliterime ini


Sistem politik Totaliterisme ialah
cenderung lebih menguntungkan dan
sebuah sistem politik dimana pada dalamnya
terbuka utuk para pengusaha lokal. Dalam
terdapat satu partai yang memegang kendali
sudut lain, sistem politik totaliterisme ini
yang secara permanent dalam seluruh aspek
cukup rumit untuk perusahaan-perusahaan
kehidupan sistem perpolitikan dan sosial
multinasional karena proses pengurusan
dalam hak dan kebebasan dalam masyarakat
administrasi yang sulit diurus oleh
yang tidak dilindungi oleh negara dimana
perusahaan-perusahaan Internasional.
jika terjadi pelanggaran pada kebijakan yang

ada akan dikenakan sanksi yang berat Teori ideologis dari totaliterisme

terhadap siapapun. Secara global sistem yang diungkapkan oleh Friedrich dan

politik yang ada tersebebut merupakan Brzezinski mengatakan bahwa pada suatu

sistem politik yang totaliterisme komunis. teori yang terpusat dengan suatu rezim yang

berupaya untuk membentuk suatu kembali


Hingga saat ini masih terdapat
serta merubah masyarakat untuk dapat ia
negara-negara yang menganut sistem politik
kendalikan dibawahnya.
ini. Beberapa negara tersebut adalah Korea

Utara dan Republik Rakyat Cina. Akan

tetapi, dewasa ini banyak negara yang sudah


Berikut ciri dalam totalitarianism
berubah haluan dari sistem politik
1. Hanya terdapat satu partai yang dominan
totaliterisme ini. Negara yang masih
dan memiliki ideologi kuat,
menerapkan sistem inipun cenderung tidak

memberlakukan kembali totaliterisme ini

sesuai dengan fungsinya melainkan


2. Kepemimpinan dikuasai oleh satu orang, informasi oleh pemerintah, guna

yang menganngap wewenang darinya adalah menghindari spekulasi dan asumsi negatif

hal tertinggi, terhadap pemerintah. Pemerintah mengatur

atas apa yang boleh dan tidak boleh ditonton,


3. Pada negara totaliter umumnya terdapat
dibaca, didiskusikan: 3) pembatasan
monopoli kontrol hingga masuk dalm
pengorganisasian masyarakat dan disiapkan
organisasi-organisasi publik negara tersebut.
organisasi oleh pemerintah dengan dalih
4. Pemerintah yang dominan dan
agar tidak bertindak sembrono atau bahkan
memonopoli situasi di publik agar
menganut paham radikalisme: 4) persekusi
masyarakat tetap mengikuti rezim yang
dan pemberlakuan hukum tak tertulis oleh
berkuasa.
pemerintah, dan dinyatakan sah-sah saja

Kecenderungan Totalitarianism dengan alasan demi melindungi negara,

tidak hanya dianggap penjahat, tapi juga


Pada kata pengantar untuk buku
seluruh masyarakat, agar takut dan tidak
Asal-Usul Totalitarianisme: Jilid III
berani mempertanyakan kebijakan
Totalitarisme, Magnsi-Suseno memaparkan,
pemerintah.
bahwa masayarakat perlu untuk tetap

waspada terhadap tedensi-tedensi Tendensi-tendensi totaliter lain yang

totalitarianisme, maupun potensi untuk dikemukakan oleh Arendt dalam The origins

menjadi totaliter-otoriter”. Tendensi- of Totalitarianism, terungkap sebagai bentuk

tendensi totaliter berupa: 1) legitimasi berikut 1) Supremasi ada di tangan satu

gampang atas pelanggaran hak asasi orang yang dianggap pemimpin tertinggi; 2)

manusia atas nama tujuan-tujuan ideologi: 2) diterapkannya sistem satu partai, dengan

pengendalian media massa yang berbasis memanfaatkan aparatur negara guna


melakukan kontrol serta melakukan teror dalam berpikir serta tidak cermat dan

terhadap masyarakat; 3) dilakukannya melakukan telaah secara kritis. Dari kedua

pembersihan secara berkala melalui cara hal tersebut, banalitas suatu rezim lebih

doktrin paham “musuh objektif”; 4) lanjut menjamah terhadap warganya,

penimplementasian metode destruktif relasi menyebarkan perilaku-perilaku kejahatan

sosial serta keluarga dengan paham yang tanpa sungkan dilakukan.

“kesalahan diakibatkan oleh hubungan”


Kepribadian yang kemudian
serta jasa dinilai melalui banyaknya laporan-
dilahirkan ialah kepribadian yang diwarnai
laporan berkaitan teman dekat”, (Pitaloka,
oleh “mandul”nya kesadaran hati nurani.
(2010:3-4).
Karakter sejenis ini tidaklah menempel

Pemikiran Arendt ini relevan dengan terhadap elemen tertentu saja, namun juga

konstelasi politik Indonesia berkaitan menjangkiti seluruh masyarakatnya bahkan

dengan diskursusnya mengenai “Banality of dikonsumerisme juga oleh mereka yang

evil.” Melalui Eichmann in Jerusalem: telah menjadi korban. (Pitaloka, 2010:4).”

report in Banality of Evil (1963), Arendt


KESIMPULAN
menguraikan sebuah negara melakukan
Sistem Politik pada dasarnya
memanifestasikan kejahahatan/banalitas
merupakan sebuah sistem dari bagian sosial
menjadi sesuatu yang dianggap
yang memiliki fungsi untuk menggapai
konvensional. Bermula atas sikap feodal
suatu tujuan dari sebuah sistem tersebut.
warga negara yang didapatkan lewat cara
Suatu sistem politik sangat berkaitan dengan
indoktrinasi serta teror, banalitas yang
manusia atau masyarakat serta merupakan
dilaksanakan rezim pemerintahan bisa
suatu integrasi dan adaptasi. Di dalam
menyebabkan individu menjadi enggan
sistem politik Totalitarisme pada awalnya yang mana dalam suatu negara ini rakyanya,

terlihat pada abad ke 20 yang ada di dalam serta masyarakat penuh dengan kebebasan

suatu tirani, dimana dalam sistem dalam banyak hal. Negara yang ketiga

totalitarisme ini merupakan suatu aturan menganut sistem totaliter ialah Uni Soviet

atau suatu konsep yang totaliter serta dapat didalam negara ini di dalam suatu

mempertahankan diri ya sendiri dari suatu masyarakat rezim stain yang digunakan,

sistem pilitik serta sistem politik serta negara yang terakhir ialah negara

totaliterisme ini sering disebut dengan suatu Jerman dalam negara ini yang menggunakan

ideologi yang sah di dalam suatu suatu sistem kekuasaan dari Nazi

pemerintahan. Di dalam sistem

pemerintahan ini dapat dikatakan bahwa

sistem ini bercirikan sebuah ideologi yang

susah dan di dalamnya sudah terdapat suatu

partai tunggal yang mendukung. Di dalam

suatu negara yang pernah menerapkan

sistwm politik totaliterisme ialah negara-

negara China, Korea, Uni Soviet, Jerman.

Pada penerapan sistwm totaliterisme

ini negara dapat dilihat dari kepemimpinan

yang dari partai tunggal san negara yang

pertama yang menganut sistem totaluterisme.

Serta negara yang menganut sistem

totaliterisme selanjutnya ialah negara Korea

Anda mungkin juga menyukai