Disusun Oleh :
REGULER A
2016/2017
1
KATA PENGANTAR
Makanan yang membahas tentang Kejadian Luar Biasa di SD 3 Sangeh ini selesai
tepat pada waktunya. Makalah ini memuat hasil diskusi tentang Pencemaran
ini penulis susun berdasarkan kegiatan diskusi yang telah dilaksanakan oleh
kelompok 8.
bantuan dari semua pihak. Maka dari itu penulis mengucapkan banyak terima
Penulis percaya bahwa dalam penyusunan makalah ini masih jauh dari
kata sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran yang sifatnya membangun sangat
penulis harapkan. Semoga makalah yang sederhana ini mampu memberi manfaat
bagi pembaca.
Penulis
2
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
3
menunjukkan bahwa 30,0% dari kasus-kasus keracunan di Indonesia
disebabkan oleh makanan yang dihasilkan oleh jasa catering.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaiamana kronologi kasus KLB?
2. Bagaimana keracunan makanan tersebut bisa terjadi?
3. Apakah bahan pangan penyebab keracunan tersebut?
4. Apa dan berapa jumlah cemaran atau bahaya (hazard) yang
menyebabkan keracunan?
5. Mengapa bahan cemaran tersebut terdapat dalam bahan pangan?
6. Bagaimana cara penanggulangan supaya tidak terjadi kasus keracunan
makanan kembali?
C. Tujuan
1. Mengetahui bagaimana kronologi kasus KLB
2. Mengetahui Bagaimana keracunan makanan tersebut bisa terjadi?
3. Mengetahui apakah bahan pangan penyebab keracunan tersebut?
4. Mengetahui Apa dan berapa jumlah cemaran atau bahaya (hazard)
yang menyebabkan keracunan?
5. Mengetahui mengapa bahan cemaran tersebut terdapat dalam bahan
pangan?
6. Mengetahui bagaimana cara penanggulangan supaya tidak terjadi
kasus keracunan makanan kembali?
4
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Definisi Kejadian Luar Biasa (KLB)
5
Bakteri Campylobacter, Salmonella, Escherichia coli (E.
coli), Listeria, Clostridium botulinum ( botulinum)
dan Shigella.
6
dengan angka kematian kasus suatu penyakit periode
sebelumnya dalam kurun waktu yang sama.
7. Angka proporsi penyakit (Proportional Rate) penderita baru
pada satu periode menunjukkan kenaikan dua kali atau lebih
dibanding satu periode sebelumnya dalam kurun waktu yang
sama.
D. Klasifikasi kejadian luar biasa (KLB)
Menurut Bustan (2002), Klasifikasi Kejadian Luar Biasa dibagi
berdasarkan penyebab dan sumbernya, yakni sebagai berikut:
1. Berdasarkan Penyebab
a. Toxin
Entero toxin, misal yang dihasilkan
oleh Staphylococcus aureus, Vibrio,
Kholera, Eschorichia, Shigella
Exotoxin (bakteri), misal yang dihasilkan
oleh Clostridium botulinum, Clostridium perfringens
Endotoxin
b. Infeksi
Virus
Bakteri
Protozoa
Cacing
c. Toxin Biologis
Racun jamur
Alfatoxin
Plankton
Racun ikan
Racun tumbuh-tumbuhan
7
d. Toxin Kimia
Zat kimia organik: logam berat (seperti air raksa,
timah), logam-logam lain cyanida, nitrit, pestisida.
Gas-gas beracun: CO, CO2, HCN, dan sebagainya.
2. Berdasarkan sumber
a. Sumber dari manusia
Misalnya: jalan napas, tangan, tinja, air seni, muntahan
seperti:Salmonella, Shigella, hepatitis.
b. Bersumber dari kegiatan manusia
Misalnya: toxin dari pembuatan tempe bongkrek,
penyemprotan pencemaran lingkungan.
c. Bersumber dari binatang
Misalnya: binatang peliharaan, rabies dan binatang
mengerat.
d. Bersumber pada serangga (lalat, kecoak)
Misalnya: Salmonella, Staphylococcus, Streptococcus
e. Bersumber dari udara
Misalnya: Staphylococcus, Streptococcus virus
f. Bersumber dari permukaan benda-benda atau alat-alat
Misalnya: Salmonella
g. Bersumber dari makanan dan minuman
Misalnya: keracunan singkong, jamur, makanan dalam
kaleng.
8
dikatakan bahwa herd immunity ialah kekebalan yang
dimiliki oleh sebagian penduduk yang dapat menghalangi
penyebaran. Hal ini dapat disamakan dengan tingkat
kekebalan individu. Makin tinggi tingkat kekebalan
seseorang, makin sulit terkena penyakit tersebut.
2. Patogenesitas
Patogenesitas merupakan kemampuan bibit penyakit
untuk menimbulkan reaksi pada pejamu sehingga timbul
sakit.
3. Lingkungan Yang Buruk
Seluruh kondisi yang terdapat di sekitar organism,
tetapi mempengaruhi kehidupan ataupun perkembangan
organisme tersebut.
9
BAB III
PEMBAHASAN
10
Mengkonsumsi makanan yang telah disentuh oleh seseorang yang
sedang mengalami diare dan muntah-muntah; dan
Kontaminasi silang, seperti meletakkan makanan matang di wadah
yang sama dengan daging mentah.
11
keracunan disebabkan konsumsi ikan Kerapu, ikan kakap, dan
Barakuda. Asupan jamur beracun juga menyebabkan keracunan
makanan parah karena untuk bahan kimia yang hadir di
dalamnya. Amanita jamur misalnya dapat mengakibatkan
kegagalan ginjal dan bahkan kematian. Infeksi bakteri mungkin
juga memiliki masa inkubasi pendek. Ini termasuk infeksi
dengan Staphylococcus aureus (dimulai dalam waktu 1 sampai
6 jam), Bacillus cereus, Clstridium perfringens (dimulai dalam
waktu 8 sampai 12 jam) dll.
2. Inkubasi menengah dari sekitar 1 sampai 3 hari
Infeksi tersebut dapat mempengaruhi usus besar atau usus
menuju berdarah diare, disentri dengan berlalunya lendir
bersama dengan parah sakit perut. Bakteri penyebab umum
infeksi seperti yang disebabkan karena Campylobacter,
Shigella (dari terkontaminasi makanan dan air), Salmonella
(dari makanan yang buruk dimasak seperti telur dan unggas)
dan Vibrio parahemolyticus (berkat terkontaminasi kerang air
asin). Mereka mengakibatkan diare berair yang mungkin atau
mungkin tidak berdarah. E coli (enterotoxigenic berbagai)
dapat mengakibatkan diare Traveller's di mana mungkin ada
demam dengan diare berdarah. Kolera bacillus menyebabkan
kolera yang menyebabkan diare berair berlebihan yang
mungkin menyebabkan dehidrasi yang parah. Ada beberapa
infeksi virus yang dapat mengakibatkan keracunan makanan.
Ini termasuk Norwalk, rotavirus, adenovirus infeksi. Ini disertai
dengan diare, muntah, demam dengan menggigil dll. Botulisme
disebabkan oleh toksin dari Clostridium botulinum yang dapat
menyebabkan gejala keracunan makanan khas bersama dengan
kelemahan dan bahkan kelumpuhan.
3. Panjang inkubasi 3 sampai 5 hari
12
Kondisi ini termasuk infeksi bakteri seperti orang-orang
dengan berdarah E. coli. Hal ini menyebabkan peradangan usus
menuju disentri berdarah yang parah. Ini dapat menyebabkan
kondisi seperti gagal ginjal terutama pada orang tua yang
mengancam kehidupan utama. Yersinia
enterocolitica penyebab infeksi meradang getah bening dan
mungkin meniru usus buntu dengan parah sakit perut.
4. Inkubasi sangat panjang hingga satu bulan
Ini biasanya dilihat dengan parasit infeksi seperti penyakit
Giardiasis (dari air yang terkontaminasi), Amoebiasis,
Trichinosis (dari babi matang atau permainan liar),
Cysticercosis (disebabkan karena infeksi cacing babi. Itu dapat
mempengaruhi otak yang menyebabkan kejang). Infeksi bakteri
dengan masa inkubasi yang panjang termasuk Listeria dan
Brucella infeksi karena untuk susu yang tidak dipasteurisasi,
keju lembut, dan buruk disimpan olahan daging dan unggas.
Infeksi virus seperti Hepatitis A dapat menyebar karena ke
terkontaminasi makanan dan air. Beberapa infeksi protozoa
seperti toksoplasmosis timbul dari kontaminasi dengan kotoran
kucing terinfeksi. Ini sangat berbahaya bagi orang-orang
dengan kekebalan yang lemah dan wanita hamil. Prion protein
juga dapat menyebabkan penyakit yang disebut ensefalopati
Spongiform sapi atau penyakit sapi gila. Itu berasal dari
terkontaminasi daging sapi.
Penyebab keracunan pada kasus berdasarkan masa inkubasi 2 s.d. 6
jam yang memungkinkan disebabkan oleh Bacillus cereus atau
Staphylococcus aureus. Sedangkan berdasarkan gejala klinis
kemungkinan disebabkan oleh Staphylococcus aureus.
Staphylococcus aureus : Senyawa yang dihasilkan oleh
bakteri Staphylococcus aureus adalah enterotoksin yang berbentuk
didalam makanan karena disebabkan oleh pertumbuhan bakteri.
13
Bakteri ini ditemukan pada manusia, terdapat pada ingus dan
dahak, tangan dan kulit, pada luka yang terinfeksi, serta pada bisul
dan jerawat. Staphylococcus aureus ditemukan pula pada feses dan
rambut. Diperkirakan bakteri ini terdapat pada 20 % orang dengan
kesehatan yang tampaknya baik. Makanan dapat terkontaminasi
bakteri Staphylococcus aureus setelah proses pemasakan dari
pekerja yang terinfeksi. Makanan yang sering menimbulkan
keracunan adalah makanan-makanan panggang yang berisi krim,
ham dan daging unggas, daging dan produknya, susu dan
produknya, salad, pudding, serta makanan yang mengandung
protein tinggi lainnya. Racun yang dihasilkan oleh Staphylococcus
aureus adalah enterotoksin tipe B, yang stabil pada suhu panas
yaitu suhu 15,60C-46,10C, dan produksi terbaik pada 400C. Racun
ini tahan panas dan masih dapat aktif setelah dipanaskan selama 1
jam pada suhu 1000C. Waktu inkubasi 1–8 jam, dan paling sering
antara 2–4 jam. Gejala keracunan adalah banyak mengeluarkan
ludah, mual, muntah, kejang perut, diare berdarah dan mengandung
lendir, sakit kepala, kejang otot, berkeringat dingin, lemas, nafas
pendek dan suhu tubuh di bawah normal. Gejala keracunan akan
hilang setelah 1–2 hari, dan jarang menyebabkan kematian.
Pencegahan keracunan dapat dilakukan dengan : 1) menghindari
pekerja yang sedang sakit dalam proses pengolahan makanan, dan
menerapkan hygiene perorangan yang baik 2) mendinginkan
dengan segera semua bahan makanan, baik mentah maupun masak
(dibawah suhu 6–70C dan menurunkan pH, 3) melakukan
pemanasan yang memadai pada makanan.
D. Apa dan berapa jumlah cemaran atau bahaya (hazard) yang menyebabkan
keracunan
Peristiwa keracunan makanan di SD 3 Sangeh Kabupaten Badung
pada tanggal 9 mei 2011 merupakan Kejaian Luar Biasa (KLB), yang
14
disebabkan karena kontaminasi bakteri pathogen dengan pola penularan
common sourse. Berdasarkan masa inkubasi 2 -6 jam bakteri yang paling
memungkinkan penyebab keracunan adalah bacillus cereus atau
staphylococcus aureus. Sedangkan berdasarkan gejala klinis kemungkinan
disebabkan oleh staphylococcus aureus. Gejala klinis yang paling
dominan dirasakan oleh hampir semua penderita pada KLB keracunan
makanan ini adalah rasa mual (87,9%), muntah (66,7%), sakit perut
(42,4%), sakit kepala (45,5%), diate (27,3%), dan demam (45,50%).
15
tidak. Dinas-dinas terkait seharusnya juga rutin melakukan sidak di kantin-
kantin sekolah untuk memantau kebersihan jajanan anak-anak sekolah.
Sosialisasi juga peru diberikan kepada penjual makanan kantin tentang
sumber-sumber pencemaran makanan yang menyebabkan makanan
terkontaminasi dengan bakteri-bakteri patogen.
16
BAB IV
KESIMPULAN
A. Kesimpulan
Peristiwa keracunan makanan di SD 3 Sangeh Kabupaten Badung pada
tanggal 9 Mei 2011 merupakan Kejadian Luar Biasa (KLB), yang
disebabkan karena kontaminasi bakteri pathogen, dengan pola penularan
common source. Gejala klinis yang paling dominan dirasakan oleh hampir
semua penderita pada KLB keracunan makanan ini adalah rasa mual
(87,9%), muntah (66,7%), sakit perut (42,4%), sakit kepala (45,5%), diate
(27,3%), dan demam (45,50%).
B. Saran
1. Puskesmas perlu meningkatkan pengawasan/ pembinaan terhadap
keamanan pangan termasuk personal hygiene food handlers pada
kantin sekolah.
2. Masyarakat agar segera melapor kepada pihak terkait seperti dias
kesehatan (puskesmas) apabila terjadi kasus serupa sehingga dapat
dilakukan tindakan yang cepat dalam penanggulangan dan membatasi
dampak buruk yang ditimbulkan.
17
DAFTAR PUSTAKA
1. http://tyaarumkusuma.blogspot.co.id/2014/11/makalah-kejadian-luar-
biasa-klb-dan.html diakses pada 26 Mei 2017 pada 09.34 WIB
2. https://ulvaardillah.blogspot.co.id/2016/03/laporan-kejadian-luar-biasa-
klb.html diakses pada 26 Mei 2017 pada 09.45 WIB
3. http://www.poltekkes-denpasar.ac.id/files/JSH/JSH%20V10N2.pdf
diakses pada 26 Mei 2017 pada 09.56 WIB
4. http://www.alodokter.com/keracunan-makanan diakses pada 28 Mei 2017
pada 23.04 WIB
5. file:///I:/KLB/foodborne_illnesses-id_03272015.pdf diakses pada 25 Mei
2017 pada 21:35 WIB
6. http://www.news-medical.net/health/Causes-of-food-poisoning-
(Indonesian).aspx diakses pada 25 Mei 2017pada 21:37 WIB
7. http://halosehat.com/makanan/makanan-berbahaya/keracunan-makanan
diakses pada 25 Mei 2017 pada 21:40 WIB
8. https://gizimu.wordpress.com/2011/11/07/keracunan-makanan-dan-
minuman/ diakses pada 25 Mei 2017 pada 21:55 WIB
18