Anda di halaman 1dari 16

LAPORAN PRAKTIKUM 5

ANALISIS GIZI PADA PASIEN PENDERITA DARAH TINGGI DENGAN


MELAKUKAN FORM FOOD FREQUENCY QUESTIONNAIRE (FFQ)
Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Gizi Masyrakat Lanjutan
Dosen Pengampu Nining Tyas Triatmaja., S.Gz., M.Si

Disusun Oleh :
Ratdita Wahyu Nur Dini 10318050

PROGRAM STUDI S1 KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS TEKNOLOGI DAN MANAJEMEN KESEHATAN
INSTITUT ILMU KESEHATAN BHATI WIYATA KEDIRI
TAHUN 2021
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pola konsumsi pangan merupakan gambaran jenis, porsi dan ukuran dari
makanan yang dikonsumsi oleh tiap individu. Dari pola konsumsi pangan, juga
terbentuk gambaran mengenai seberapa besar kecukupan gizi yang telah terpenuhi.
Asupan gizi yang dikonsumsi memiliki fungsi dan manafaat yang besar pada tubuh.
Pemenuhan zat gizi pada tiap individu yang berpengaruh terhadap kondisi
kesehatnnya yang nantinya zat gizi tersebut berfungsi sebagai penghasil energi,
membangun serta memelihara jaringan tubuh.
Dalam memenuhi zat gizi, setiap individu memeili asupan yang berbeda-beda
sesuai dengan kebutuhan masing-masing individu. Apabila zat gizi dikonsumsi sesuai
dengan kebutuhan, maka hal itu individu tersebut dapat dikatakan memiliki status gizi
yang baik.
Kesadaran pemenuhan gizi dapat dilakukan implementasi dengan cara
menerapkan pola makan seimbang secara kuantitas maupun kualitas sesuai dengan
kebutuhan gizi tiap individu mulai dari pemenuhan karbohidrat, protein, lemak,
vitamin serta mineral. Untuk pemenuhan vitamin dan mineral memang harus dimulai
sejak dini bahwa ketika masih dalam kandungan. Oleh karena itu, peran keluarga
sangat penting dalam mendukung pemenuhan nutrisi terutama vitamin dan mineral
tubuh (Kemenkes RI, 2014).
Dalam pemenuhan gizi individu dapat dilakukan dengan menggunakan
metode frekuensi semi kualitatif (Semi Quantitative Food Frequency Questionaire)
atau sering disingkat SQ-FFQ.
B. Tujuan Praktikum
1. Memahami konsep penilaian konsumsi pangan dengan metode Food Frequency
Questionnaire (FFQ).
2. Menggunakan instrument Food Frequency Questionnaire (FFQ) untuk penilaian
konsumsi pangan individu.
3. Mampu menganalisis hasil penilaian konsumsi pangan individu dengan metode
Food Frequency Questionnaire (FFQ).
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Food Frequency Questionnaire (FFQ)
1. Pengertian
Food Frequency Questionnaire (FFQ) merupakan sebuah kuesioner yang
memberikan gambaran konsumsi energi dan zat gizi lainnya dalam bentuk
frekuensi konsumsi seseorang. Frekuensi tersebut antara lain harian, mingguan,
bulanan, dan tahunan yang kemudian dikonversikan menjadi konsumsi per hari.
FFQ memberikan gambaran pola atau kebiasaan makan individu terhadap zat
gizi. Bahan makanan dan makanan yang tercantum dalam FFQ tersebut dapat
dibuat sesuai kebutuhan peneliti dan sarana penelitian. (Umi, 2007).
2. Jenis Food Frequency Questionnaire (FFQ)
Terdapat 3 jenis FFQ yaitu :
1) Simple or no quantitative FFQ
FFQ ini tidak memberikan pilihan tentang porsi yang biasa dikonsumsi
sehingga menggunakan standar porsi. Simple or non quantitative FFQ.,
terdiri dari:
a. Daftar makanan : Sifatnya spesifik (fokus pada kelompok-kelompok
makanan tertentu, atau makanan yang dikonsumsi secara berkala dalam
kaitannya dengan acara khusu atau musim) atau luas (untuk
memungkinkan perkiraan jumlah asupan makanan dan keragaman
makanan),
b. Frekuensi kategori respon penggunan : Harian, Mingguan, Bulanan, dan
Tahunan.
2) FFQ Semi-quantitatif (SQ-FFQ)
Semi-quantitatif (SQ-FFQ) adalah FFQ kualitatif dengan penambahan
perkiraan porsi sebagai ukuran misalnya, sepotong roti, secangkir kopi.
3) Quantitative FFQ
Quantitative FFQ adalah FFQ yang memberikan pilihan porsi yang biasa
dikonsumsi responden, seperti kecil,sedang atau besar.
3. Prinsip dan Penggunaan Food Frequency Questionnaire (FFQ)
Prinsip dan penggunaan metode FFQ (Khomson,2002) adalah :
1) Kuesioner frekuensi makanan (FFQ) menilai energi dan atau intake gizi
dengan menentukan seberapa sering seseorang mengkonsumsi sejumlah
makanan yang merupakan sumber nutrisi utama atau dari komponen
makanan tertentu dalam pertanyaan per hari, minggu atau bulan selama
tertentu periode waktu.
2) FFQ. menyediakan data tentang kebiasaan asupan nutrisi yang dipilih,
makanan tertentu atau kelompok-kelompok makanan.
3) Kombinasi khusus dari makanan dapat digunakan sebagai prediktor untuk
asupan nutrisi tertentu atau non-gizi, asalkan komponen asupan makanan
terkonsentrasi dalam jumlah yang relatif kecil makanan atau kelompok
makanan tertentu.
4) FFQ sering dirancang untuk mendapatkan informasi tentang aspek-aspek
tertentu dari diet, seperti lemak makanan atau vitamin tertentu atau mineral
dan aspek lainnya mungkin kurang baik dicirikan.
5) Kuesioner ini terdiri dari daftar sekitar 100 atau lebih sedikit makanan
individu atau kelompok makanan yang kontributor penting untuk intake
energi penduduk atau nutrisi khusus menarik lainnya.
6) FFQ biasanya dikelola sendiri dan karena itu dirancang mudah untuk
diselesaikan oleh subyek penelitian (diwawancarai oleh pewawancara atau
mengisi kuesioner komputer atau melalui telepon.
7) FFQ sering mengandalkan asumsi tentang ukuran porsi dan dibatasi oleh
jumlah detail yang layak untuk disertakan dalam kuesioner. Hal ini
dimungkinkan untuk kuesioner menjadi semi-kuantitatif dimana subyek
diminta untuk memperkirakan ukuran porsi makan biasa.
8) Dalam epidemiologi, FFQ sering diisi dengan merujuk pada tahun
sebelumnya untuk memastikan konsumsi makanan yang biasa untuk periode
itu.
9) FFQ harus spesifik
4. Kelebihan dan Kekurangan Food Frequency Questionnaire (FFQ)
1. Kelebihan
Kelebihan metode food frequency, antara lain: relative murah,
sederhana, dapat dilakukan sendiri oleh responden, tidak memerlukan latihan
khusus, dan dapat membantu menjelaskan hubungan antara penyakit dan
kebiasaan makan.
2. Kekurangan
Kekurangan metode food frequency, antara lain: tidak dapat
menghitung intake zat gizi, sulit mengembangkan kuisioner pengumpulan
data, membuat pewawancara bosan, dan responden harus jujur serta memiliki
motivasi tinggi (Supariasa,2002).
B. Pola Konsumsi
1. Definisi Pola Konsumsi
Pola konsumsi adalah berbagai macam informasi yang memberikan gambaran
mengenai jenis, jumlah dan frekuensi bahan makanan yang dikonsumsi atau
dimakan setiap hari oleh kelompok masyarakat tertentu (Baliwati, 2004).
2. Faktor yang mempengaruhi Pola Konsumsi
Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi pola makan menurut Worthington (2000)
dibagi menjadi dua yaitu:
a. Faktor Internal
1) Indeks Massa Tubuh (IMT)
Indeks masa tubuh merupakan perbandingan (rasio) dari pembagian
antara berat badan dengan tinggi badan yang sering digunakan untuk
mengetahui kategori berat badan seperti kurang, normal, lebih atau obes
(Supariasa, 2001). Berdasarkan hasil penelitian Togo (2001) menyatakan
bahwa ada hubungan yang signifikan antara body mass indeks dengan
pola konsumsi makan.
2) Umur
Berdasarkan hasil penelitian Lucy, dkk (2005) menunjukan bahwa terdapat
hubungan antara umur dengan pola konsumsi makan, dimana semakin tinggi
umur maka akan semakin tinggi pula asupan makannya.
3) Jenis Kelamin
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Lucy, dkk (2005) yang
menyatakan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara jenis kelamin
dengan pola konsumsi makan.
4) Pengetahuan Gizi
Pengetahuan gizi merupakan aspek kognitif yang menujukan pemahaman
responden tentang ilmu gizi, jenis zat gizi, serta interaksinya terhadap status gizi
dan kesehatan. Pengetahuan gizi merupakan landasan yang penting dalam
menentukan konsumsi makanan (Khomsan, 2000)
b. Faktor Eksternal
1) Ketersediaan pangan
Asupan zat gizi seperti energi dan protein dapat dipengaruhi oleh
ketersediaan pangan ditingkat keluarga dan apabila tidak cukup dapat
dipastikan konsumsi setiap anggota keluarga tidak terpenuhi (Depkes,
2002).
2) Pekerjaan
Menurut Haryani 2011, pekerjaan kepala rumah tangga dapat
mempengaruhi tingkat pendapatan keluarga yang digunakan untuk
memenuhi kebutuhan hidup. Jenis pekerjaan berhubungan erat dengan
pendapatan yang merupakan faktor penting dalam menentukan kualitas
dan kuantitas makanan yang akan dikonsumsi (Suhardjo, 1989).
3) Tingkat Ekonomi Keluarga
Tingkat ekonomi keluarga merupakan kemampuan finansial yang
dapat dihasilkan keluarga untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Semakin
tinggi tingkat ekonomi keluarga, maka akan semakin baik tingkat
konsumsi makanan yang akan dimakan, begitu juga sebaliknya. (Apriadji,
1986).

C.
BAB III
METODE
A. Alat dan Bahan
1. Kuesioner Food Frequency Questionneire (FFQ)
B. Teori/Prinsip Kerja
Metode Food Frequency Questionneire (FFQ) merupakan metode yang
digunakan untuk memperoleh data kualitatif berupa kebiasaan konsumsi. Kebiasaan
konsumsi pangan tersebut merupakan salah satu faktor risiko munculnya masalah
gizi. Keuntungan menggunakan metode Food Frequency Questionneire (FFQ) adalah
karakter konsumsi dapat terwakilkan dibandingkan dengan penilaian jangka pendek.
Kelemahan menggunakan metode Food Frequency Questionneire (FFQ) adalah tidak
dapat untuk menghitung intake zat gizi sehari cukup menjemukan bagi petugas, daan
sangat tergantung pada kejujuran responden.
C. Prosedur Kerja
1. Wawancara penilaian konsumsi pangan
a. Mahasiswa mampu menentukan bahan pangan yang akan dicantumkan
didalam kuesioner Food Frequency Questionneire (FFQ). Menentukan
bahan pangan berdasarkan pada asupan pangan tertentu yang berhubungan
dengan masalah gizi yang diangkat.
b. Kuesioner Food Frequency Questionneire (FFQ) beragam tergantung pada
tujuan yang akan dicapai
2. Pencatatan hasil wawancara
Pencatatan dilakukan pada kolom kuesioner Food Frequency Questionneire (FFQ)
sesuai dengan hasil jawaban responden.
BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil
1. Identitas Responden
Nama : Novita Handayani
Alamat : Gubeng Kertajaya 7A No. 38 Surabaya
Jenis Kelamin : Perempuan
TTL : Surabaya, 24 November 1991
Status Pekerjaan : Swasta
Usia : 30 Tahun
Berat Badan : 60 Kg
Tinggi Badan : 158 cm
Tanggal Wawancara : 07 Juni 2021
Riwayat Penyakit : Tekanan Darah Tinggi (Hipertensi)
2. Perhitungan FFQ
a. Formulis Food Frequency Questionnaire (FFQ) Semi Kuantitatif

No Frekuensi Konsumsi Berat


Bahan Makanan
. Hari Minggu Bulan Tahun Tdk. Pernah
1. Daging Ayam 2x 60 gr
2. Kulit Ayam 2x 20 gr
3. Jeroan ayam 2x 40gr
4. Usus ayam 1x 30 gr
5. Daging Sapi 4x 40 gr
6. Daging Kambing -
7. Dendeng -
8. Ikan mujair goreng 4x 40 gr
9. Ikan asin 1x 5 gr
10. Ikan pindang 4x 60 gr
11. Udang kering 2x 30 gr
12. Sarden 2x 50 gr
13. Acar 3x 20 gr
14. Sayur Kalengan -
15. Santan 2x 200 ml
16. Asinan sayur/buah -
17. Tahu Goreng 2x 40 gr
18. Tempe Goreng 2x 50 gr
19. Kerupuk 4x 20 gr
20. Burger 2x 150 gr
21. Ayam kentucky 1x 100 gr
22. Nugget 2x 15 gr
23. Sosis 2x 15 gr
24. Burger -
25. Pizza 3x 100 gr
26. Telur Asin 2x 100 gr
27. Keju 2x 150 gr
28. Coklat 2x 100 gr
29. Roti 2x 30 gr
30 Margarin 2x 5 gr
31. Saus/sambel botol 2x 10 gr
32. Kopi -
33. Teh 2x 112 gr
34. Soda 2x 150 ml
35. Susu Bubuk 3x 150 ml
b. Perhitungan Bahan Makanan
1) Harian (n x gram Urt)
Keterangan : Tidak ada makanan yang dikonsumsi harian oleh
Responden
Frekuensi makandalam seminggu
2) Mingguan (n= ×URT Gram)
7
2
 Daging ayam n= ×60=¿17.14 Gram
7
2
 Kulit ayam n= ×20=¿ 5.7 Gram
7
4
 Ikan mujair goreng n= ×40=¿ 22.85 Gram
7
2
 Santan n= ×200=¿ 57.14 Gram
7
2
 Tahu goreng n= × 40=¿ 11.42 Gram
7
2
 Tempe goreng n= ×50=¿ 14.28 Gram
7
4
 Kerupukn= ×20=¿ 11.42 Gram
7
1
 Ayam kentucky n= ×100=¿ 14.28 Gram
7
2
 Keju n= ×150=¿ 42.85 Gram
7
2
 Coklat n= ×100=¿ 28.57 Gram
7
2
 Roti n= ×112=¿ 32 Gram
7
2
 Saus/sambel botol n= ×60=¿ 17.14 Gram
7
2
 Teh n= ×60=¿ 17.14 Gram
7
4) Bulanan ¿)
2
 Jeroan :n= × 40=¿ 2.6 Gram
30
1
 Usus ayam :n= ×30=30 Gram
30
1
 Ikan asin :n= ×5=¿ 1.6 Gram
30
4
 Ikan pindang :n= ×60=¿ 8 Gram
30
2
 Udang kering :n= ×30=¿ 2 Gram
30
2
 Sarden :n= ×50=¿ 3.3 Gram
30
2
 Nugget :n= ×15=¿ 1 Gram
30
2
 Sosis :n= ×15=¿ 1 Gram
30
2
 Telur asin :n= ×100=¿ 6.6 Gram
30
2
 Margarin :n= ×5=¿ 0.3 Gram
30
2
 Susu bubuk :n= ×150=¿ 10 Gram
30
5) Tahunan ¿)
4
 Daging sapi :n= × 40=¿ 0.43 Gram
365
3
 Acar :n= ×20=¿ 0.16 Gram
365
2
 Burger :n= ×100=¿ 0.54 Gram
365
3
 Pizza :n= ×100=¿ 0.82 Gram
365
2
 Soda :n= ×150=¿ 0.82 Gram
365
c. Perhitungan Asupan rata-rta perhari
1) Energi (Wanita)
BMR = 655+ ( 9,6 × BB ) + ( 1,8 ×TB )−( 4,7 × U )
= 655+ ( 9,6 × 60 ) + ( 1,8 ×158 )− ( 4,7 ×30 )
=( 655+576+ 284.4 )−141
= 1.515,4−141
= 1.374,4 Kkal
Aktivitas fisik = ringan = 1,12
Faktor stress = tidak ada = 1,2
TEE = BMR x Aktivitas Fisik x Stress
= 1.374,4 x 1,12 x 1,2
= 1.847,1 kkal
Jadi, Total Energi Expenditure (TEE) atau kebutuhan energi
total responden sebesar 1.847,1 kkal.
2) Protein
10 % × Kebutuhan Energi
Kebutuhan Protein =
4
10
×1.847,1
= 100
4
1847,1
=
4
= 46,1 gr
3) Lemak
20 % × Kebutuhan Energi
Kebutuhan Lemak =
9
20
×1.847,1
= 100
9
3.69,42
=
9
= 41,04 gr
4) Karbohidat
70 % × Kebutuhan Energi
Kebutujan Karbohidrat =
4
70
×1.847,1
= 100
4
1.292.97
=
4
= 323,24 gr

d. Perhitungan Asupan yang dikonsumsi

BD Kandungan Gizi
No. Nama Bahan Berat E P L KH
D
1. Daging Ayam 17.14 100 51.07 3,11 4.285 0
2. Susu Bubuk 10 100 51.3 2.46 3.62 3
3. Jeroan ayam 2.6 100 7,02 0.837 0.291 0.257
4. Usus ayam 30 100 141,9 13.56 7.89 4.71
5. Daging Sapi 0.43 100 1.17 0.075 9.46 0
6. Ikan mujair goreng 22.58 80 16.07 3.377 0.180 0
7. Ikan asin 1.6 70 2.161 0.470 0.016 0
8. Ikan pindang 8 100 13.6 2.48 0.336 0
9. Udang kering 2 100 5.56 1.252 0.082 0.044
10. Sarden 3.3 100 3.597 0.656 0.112 0.0594
11. Acar 0.16 100 0.016 0.000 0.000 0.0032
8 32
12. Santan 57.14 100 185.1 2.399 19.59 3.199
13. Tahu Goreng 11.42 100 13.13 1.107 0.970 0.2855
14. Tempe Goreng 11.42 100 38.37 2.284 3.197 0.8907
15. Kerupuk 11.48 100 54.75 0.539 2.353 7.8638
16. Burger 0.54 100 1.393 0.056 0.051 0.1755
17. Ayam kentucky 14.28 100 40.84 4.583 2.299 0.157
18. Nugget 1 100 0.48 0.15 0.15 0.11
19. Sosis 1 100 0.49 0.050 0.028 0.0043
20. Pizza 0.82 100 2.337 0.100 0.085 0.2927
21. Telur Asin 6.6 83 9.750 0.745 0.241 0.7285
22. Keju 42.85 100 139.6 9.769 5.613 8.69
23. Coklat 28.57 100 42.99 0.571 8.513 17.91
24. Roti 32 100 79.36 2.56 0.384 16
25. Margarin 0.3 100 2.16 0.001 0.243 0.0012
26. Saus/sambel botol 17.14 100 4.627 0 0 1.1483
27. Teh 17.14 100 51.42 4.85 0.822 9.187
28. Soda 0.82 100 0.336 0 0.000 0.08118
82
Total 964.14 58.04 78.68 74.79
AKG individu 1.847,1 46,1 41,04 323,24
Kategori kurang lebih lebih kurang
B. Pembahasan
FFQ atau Food Frequency Quistinaire merupakan suatu metode yang
berfungsi untuk memperoleh data kualitatif yang dihubungkan dengan kebiasaan
konsumsi pangan, dimana faktor perilaku konsumsi pangan sendiri merupakan salah
satu faktor risiko munculnya masalah gizi. Berdasarkan hasil wawancara FFQ,
didapatkan hasil bahwa makanan yang berisiko tinggi responden terhadap hipertensi
adalah makanan yang tingi protein dan lemak, serta asupan kurang pada energi dan
karbohidrat.
Berdasarkan klasifikasi ideal dalam mengkonsumsi makanan yang dapat
dijadikan acuan pemenuhan kebituhan gizi yang dilihat secara kualitas dan kuantitas
dalam pengomsumsiannya. Dalam hal ini makanan yang berisiko tinggi terhadap
hipertensi dapat memepengaruhi kejadian hipertensi. Menurut ( Fauziyah, 2015))
Konsumsi lemak yang tinggi berpengaruh pada tingginya simpanan kolesterol di
dalam darah. Simpanan ini nantinya akan menumpuk pada pembuluh darah menjadi
plaque yang akan menyebabkan penyumbatan pada pembuluh darah. Penyumbatan ini
menjadikan elastisitas pembuluh darah berkurang sehingga volume dan tekanan darah
meningkat. Hal inilah yang memicu terjadinya hipertensi. Dari hasil wawancara FFQ
diketahui bahwa responden dengan asupan lemak berlebih sering mengkonsumsi
makanan sumber lemak jenuh seperti daging, jerohan, mentega, dan beberapa sumber
lemak nabati seperti minyak kelapa sawit dan santan. Responden juga sering
mengonsumsi sumber lemak jenuh dalam bentuk gorengan seperti ayam goreng, tahu
goreng, tempe goreng, kerupuk, makanan cepat saji, dan lain-lain. Selain itu,
responden mengolah sebagian besar lauk harian mereka dengan cara digoreng,
ditumis, maupun dimasak menggunakan santan.. Lemak jenuh dalam makanan-
makanan tersebut dapat meningkatkan kadar kolesterol darah. Dari hasil wawancara
kebutuhan asupan emak berdasarkan jenis kelamin, usia dan berat tubuh
membutuhkan 41,04 kkal/hari, namun berdasarkan penyataan responden didapatkan
bahwa asupan lemak sebesar 78,68 kkal, dengan ini asupan lemak berlebih
kemungkinan besar adalah penyebab terjadinya hipertensi.
Kemudian didapatkan hasil bahwa responden mengalami kelebihan asupan
protein, dimana takaran asupan protein yang masuk berdasarkan usia, jenis kelamin
dan berat badan adalah 46,1 kkal, sedangkan hasil perhitungan asupan kosnumsi
protein didapatkan hasil 58,04 kkal. Berdasarkan bahan yang dikonsumsi respoonden,
asupan potein tinggi didapatkan dari jenis makanan dengan kandungan protein hewani
sepeerti ikan, udang, susu, dll. Hal ini berarti asupan konsumsi protein responden
berlebih. Hal ini juga sesuai dengan penelitihan (Kurniawan, 2002) yang menyatakan
bahwa kebiasaan konsumsi protein hewani melebihi asupan yang dianjurkan dan
dalam jumlah yang berlebihan dapat meningkatkan risiko tekanan darah, dikarenakan
kenadungan lemak jenuh dan kolesterolnya lebih tinggi dari pada sumber protein
nabati.
BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan
Hipertensi merupakan permasalahan kesehatan yang besar di Indonesia.
Hipertensi adalah keadaan tekanan darah di pembuluh darah meningkat dalam jangka
waktu tertentu. Hal tersebut terjadi karena jantung bekerja lebih keras memompa
darah untuk memenuhi kebutuhan oksigen dan nutrisi tubuh. Dalam jangka waktu
yang panjang, penyakit hipertensi dapat mengganggu fungsi organorgan lain,
terutama organ-organ vital seperti jantung dan ginjal. Food frequency questionnaire
atau FFQ adalah suatu metode yang digunakan untuk memperoleh data kualitatif
berupa kebiasaan kebiasaan konsumsi pangan. Kebiasaan konsumsi pangan
merupakan salah satu faktor risiko munculnya masalah gizi. Berdasarkan hasil
wawancara FFQ, didapatkan resonden mengkonsumsi beberapa makanan yang
berisiko tinggi terhadap hipertensi. Pada total asupan gizi responden, terdapat hasil
lebih pada protein dan lemak, serta kurang pada karbohidrat dan energi.
B. Saran
Perlu adanya kesadaran responden dalam menjaga pola konsumsi makanan
untuk mengontrol tekanan darah. Dalam menurunkan tekanan darah dapat dengan
mengkonsumsi kalium, hal ini dikarenakan kalium meningkatkan konsentrasi cairan
intraseluler dan menarik dari bagian ekstraseluler (Fitri et al., 2018).
DAFTAR PUSTAKA

Fauziah NY, Bintanah S, Kusuma HS. Hubungan asupan bahan makanan sumber serat,
asupan natrium, asupan lemak dan imt dengan tekanan darah pada pasien hipertensi
rawat jalan di Rumah Sakit Tugurejo Semarang. J Gizi Unimus. 2015;4(1):8–12.

FITRI, N. STUDI VALIDASI SEMI-QUANTITATIF FOOD FREQUENCY


QUESTIONNAIRE DENGAN FOOD RECALL 24 JAM PADA ASUPAN ZAT
GIZI MIKRO REMAJA.

Kurniawan A. Gizi seimbang untuk mencegah hipertensi [Internet]. 2012 [cited 2015 May
20]. Available from: http://gizi.depkes.go.id/ wp-content/uploads/2012/05/Gizi-
SeimbangUtk-Hipertensi.pdf

Shahar, S., Lin, C. H., & Haron, H. (2014). Development and validation of food frequency
questionnaire (FFQ) for estimation of the dietary polyphenol intake among elderly
individuals in Klang Valley. Jurnal Sains Kesihatan Malaysia (Malaysian Journal of
Health Sciences), 12(2).

Sulaiman, S., Shahril, M. R., Shaharudin, S. H., Isa, N. M., & Hussain, S. N. A. S. (2008).
Semi-quantitative food frequency questionnaire for assessment of energy, total fat,
fatty acids, and vitamin A, C and E intake among Malaysian women: comparison with
three days 24-hour diet recalls. Jurnal Sains Kesihatan Malaysia (Malaysian Journal
of Health Sciences), 6(2).

WAHYUHANDHINI, R. (2017). UJI DIAGNOSTIK FOOD FREQUENCY


QUESTIONNAIRE (FFQ) DAN 24-HOURS FOOD RECALL DALAM PENILAIAN
STATUS ANEMIA PADA IBU HAMIL (Doctoral dissertation, Universitas Gadjah
Mada).

Anda mungkin juga menyukai