Anda di halaman 1dari 10

SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)

MENGUKUR TEKANAN DARAH

Disusun Oleh :
DWI HANDAYANI
(092070030)

PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI NERS


FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN
UNIVERSITAS ISLAM SULTAN AGUNG
SEMARANG
2012
SATUAN ACARA PENYULUHAN
MENGUKUR TEKANAN DARAH

Topik : Hipertensi
Sub Topik : Mengukur Tekanan Darah
Sasaran/ target : Keluarga Tn. M
Hari/Tanggal : Jum’at, 20 April 2012
Waktu / Jam : 45 Menit
Tempat : Rumah Tn. M (RT. 01 RW.IV Kel. Banget Ayu Wetan)
Peserta : Keluarga Tn. M
Penyuluh : Dwi Handayani

A. Latar Belakang
Tekanan darah adalah tekanan yang ditimbulkan pada dinding arteri. Tekanan puncak
terjadi saat ventrikel berkontraksi dan disebut tekanan sistolik. Tekanan diastolik
adalah tekanan terendah yang terjadi saat jantung beristirahat. Tekanan darah biasanya
digambarkan sebagai rasio tekanan sistolik terhadap tekanan diastolik, dengan nilai
dewasa normalnya berkisar dari 100/60 sampai 140/90. Rata-rata tekanan darah
normal biasanya 120/80 (Smeltzer & Bare, 2001).
Berdasarkan hasil pengkajian pada keluarga Tn. M tanggal 12 April 2012 didapatkan
hasil tekanan darah Ny. A 160/ 90 mmHg yang termasuk dalam kategori hipertensi
sedang. Seseorang yang memiliki sakit hipertensi harus selalu dipantau tekanan
darahnya. Keluarga Tn. M belum bisa mengukur tekanan darah. Memberdayakan
kesehatan masyarakat merupakan tanggung jawab pemerintah, tenaga kesehatan dan
masyarakat sendiri. Mahasiswa profesi ners program keperawatan Universitas Islam
sultan Agung Semarang dalam melaksanakan tugas keperawatan keluarga dapat
mengaplikasikan ilmu yang diperoleh dengan memberikan pelatihan tekanan darah
kepada keluarga Tn. M.

1
B. Tujuan
1. Tujuan instruksional umum
Setelah dilakukan penyuluhan, keluarga diharapkan mampu mengukur tekanan
darah secara mandiri.

2. Tujuan instruksional khusus


Setelah dilakukan penyuluhan, keluarga diharapkan mampu :
a. Menyebutkan menyebutkan peralatan mengukur tekanan darah
b. Menjelaskan cara mengulur tekanan darah
c. Dapat mendemostrasikan mengukur tekanan darah

C. Setting Tempat

Keterangan :
: Audience

: Penguji

: Penyuluh

D. Kegiatan Penyuluhan

WAKTU KEGIATAN PENYULUH KEGIATAN MEDIA


NO. PESERTA
1. 3 menit Pendahuluan :
 Membuka kegiatan dengan  Menjawab salam
mengucapkan salam.
 Memperkenalkan diri
 Menjelaskan tujuan dari  Mendengarkan
penyuluhan  Memperhatikan
 Menyebutkan materi yang
akan diberikan  Memperhatikan
2. 30 menit Penyajian :
 Menjelaskan peralatan  Memperhatikan Sfigmomanometer
dalam mengukur tekanan
darah

2
 Menjelaskan cara  Memperhatikan (Tensimeter)
mengukur tekanan darah
Stetoskop
 Mendemostrasikan cara  Memperhatikan
mengukur tekanan darah  mendemostrasi Buku catatan tanda
 Memberikan kesempatan kan vital
keluarga untuk mengukur  Bertanya
tekanan darah. Pena
3. 10 menit Evaluasi :
 Menanyakan kepada  Menjawab
peserta tentang materi yang pertanyaan
telah diberikan.
 Reinforcement
4. 2 menit Penutup :
 Mengucapkan terimakasih  Mendengarkan
atas peran serta peserta.
 Mengucapkan salam  Menjawab
penutup salam

E. Metode
1. Ceramah
2. Demostrasi
3. Diskusi / tanya jawab

F. Media
 Sfigmomanometer
 Stetoskop

G. Kriteria evaluasi
1. Evaluasi struktur
Semua anggota keluarga hadir / ikut dalam kegiatan penyuluhan
Penyelenggaraan penyuluhan dilakukan di rumah Tn. M
Pengorganisasian penyuluhan dilakukan hari sebelumnya.
2. Evaluasi proses
Keluarga antusias terhadap materi penyuluhan
Keluarga tidak meninggalkan tempat sebelum kegiatan selesai
Keluarga terlibat aktif dalam kegiatan penyuluhan.
3. Evaluasi hasil
Keluarga mengerti cara mengukur tekanan darah.
Mampu mendemostrasikan secara mandiri cara mengukur tekanan darah.

3
H. Lampiran materi

Semarang, 20 April 2012

Mengetahui
Pembimbing Akademik
Program Profesi Ners

( Iwan Ardian, SKM )

(…………………………………)

4
PELATIHAN PENGUKURAN TEKANAN DARAH

1. Pengertian Tekanan Darah


Tekanan darah adalah tekanan yang ditimbulkan pada dinding arteri. Tekanan puncak
terjadi saat ventrikel berkontraksi dan disebut tekanan sistolik. Tekanan diastolik
adalah tekanan terendah yang terjadi saat jantung beristirahat. Tekanan darah
biasanya digambarkan sebagai rasio tekanan sistolik terhadap tekanan diastolik,
dengan nilai dewasa normalnya berkisar dari 100/60 sampai 140/90. Rata-rata tekanan
darah normal biasanya 120/80 (Smeltzer & Bare, 2001).

Menurut Hayens (2003), tekanan darah timbul ketika bersikulasi di dalam pembuluh
darah. Organ jantung dan pembuluh darah berperan penting dalam proses ini dimana
jantung sebagai pompa muskular yang menyuplai tekanan untuk menggerakkan darah,
dan pembuluh darah yang memiliki dinding yang elastis dan ketahanan yang kuat.
Sementara itu Palmer (2007) menyatakan bahwa tekanan darah diukur dalam satuan
milimeter air raksa (mmHg).

2. Pengukuran Tekanan Darah


Adapun cara pengukuran tekanan darah dimulai dengan membalutkan manset dengan
kencang dan lembut pada lengan atas dan dikembangkan dengan pompa. Tekanan
dalam manset dinaikkan sampai denyut radial atau brakial menghilang. Hilangnya
denyutan menunjukkan bahwa tekanan sistolik darah telah dilampaui dan arteri
brakialis telah tertutup. Manset dikembangkan lagi sebesar 20 sampai 30 mmHg
diatas titik hilangnya denyutan radial. Kemudian manset dikempiskan perlahan, dan
dilakukan pembacaan secara auskultasi maupun palpasi. Dengan palpasi kita hanya
dapat mengukur tekanan sistolik. Sedangkan dengan auskultasi kita dapat mengukur
tekanan sistolik dan diastolik dengan lebih akurat (Smeltzer & Bare, 2001).

Untuk mengauskultasi tekanan darah, ujung stetoskop yang berbentuk corong atau
diafragma diletakkan pada arteri brakialis, tepat di bawah lipatan siku (rongga
antekubital), yang merupakan titik dimana arteri brakialis muncul diantara kedua
kaput otot biseps. Manset dikempiskan dengan kecepatan 2 sampai 3 mmHg per detik,
sementara kita mendengarkan awitan bunyi berdetak, yang menunjukkan tekanan
darah sistolik. Bunyi tersebut dikenal sebagai Bunyi Korotkoff yang terjadi
5
bersamaan dengan detak jantung, dan akan terus terdengar dari arteri brakialis sampai
tekanan dalam manset turun di bawah tekanan diastolik dan pada titik tersebut, bunyi
akan menghilang (Smeltzer & Bare, 2001). Adapun cara pengukuran tekanan darah
terdiri dari berbagai cara sebagai berikut :
1. Tujuan : Mengetahui nilai tekanan darah

2. Alat dan Bahan


1. Sfigmomanometer (Tensimeter) yang terdiri dari :
a. Manometer air raksa + klep penutup dan pembuka
b.Manset udara
c. Slang karet
d.Pompa udara dari karet + sekrup pembuka dan penutup
2. Stetoskop
3. Buku catatan tanda vital
4. Pena

3. Prosedur Kerja Pengukuran Tekanan Darah


Cara Palpasi
1. Jelaskan prosedur pada pasien
2. Cuci tangan
3. Atur posisi pasien
4. Letakkan lengan pasien yang hendak diukur pada posisi terlentang
5. Lengan baju dibuka
6. Pasang manometer pada lengan kanan/kiri atas, sekitar 3 cm diatas fossa cubiti
(Siku lengan bagian dalam). Jangan terlalu ketat atau terlalu longgar.
7. Tentukan denyut nadi arteri radialis (nadi pada siku bagian dalam)
dekstra/sinistra dengan jari tangan kita.
8. Pompa balon udara manset samapi denyut nadi arteri radialis tidak teraba.

6
9. Pompa terus sampai manometer setinggi 20 mmHg lebih tinggi dari titik
radialis tidak teraba.
10. Kempeskan balon udara manset secara perlahan dan berkesinambungan
dengan memutar sekrup pada pompa udara berlawanan arah jarum jam.
11. Catat mmHg manometer saat pertama kali denyut nadi teraba. Nilai ini
menunjukkan tekanan sistolik secara palpasi dan tak mungkin dengan cara ini
menemukan tekanan diastolic.
12. Catat hasil
13. Cuci tangan setelah prosedur dilakukan.

Cara Auskultasi
1. Jelaskan prosedur pada pasien
2. Cuci tangan
3. Atur posisi pasien
4. Letakkan lengan pasien yang hendak diukur pada posisi terlentang
5. Lengan baju dibuka
6. Pasang manometer pada lengan kanan/kiri atas, sekitar 3 cm diatas fossa cubiti
(Siku lengan bagian dalam). Jangan terlalu ketat atau terlalu longgar.
7. Tentukan denyut nadi arteri radialis (nadi pada siku bagian dalam)
dekstra/sinistra dengan jari tangan kita.
8. Pompa balon udara manset samapi denyut nadi arteri radialis tidak teraba.
9. Pompa terus sampai manometer setinggi 20 mmHg lebih tinggi dari titik radialis
tidak teraba.
10. Letakkan diafragma stetoskop diatas arteri brakhialis dan dengarkan.
11. Kempeskan balon udara manset secara perlahan dan berkesinambungan dengan
memutar sekrup pada pompa udara berlawanan arah jarum jam.
12. Catat mmHg manometer saat pertama kali denyut nadi terdengar nilai ini
menunjukkan tekanan sistolik dan catat mmHg denyut nadi yang terakhir
terdengar, niali ini menunjukkan tekanan dastolik.
13. Suara Korotkoff I : Menunjukkan besarnya tekanan sistolik secara auskultasi.
14. Suara Korotkoff IV/V: Menunjukkan besarnya tekanan diastolik secara auskultasi.
15. Catat hasilnya pada catatan pasien.
16. Cuci tangan setelah prosedur dilakukan.

7
Pemeriksaan tekanan darah sebaiknya dilakukan dalam posisi duduk dengan siku
lengan menekuk di atas meja dengan posisi telapak tangan menghadap ke atas dan
posisi lengan sebaiknya setinggi jantung . (lihat gambar)

Bagaimana prosedur pemeriksaan tekanan darah yang baik ?


Setelah memperhatikan beberapa hal di atas, pemeriksaan tekanan darah dapat
dilakukan. Beberapa langkah yang dilakukan pada pemeriksaan tekanan darah
menggunakan spigmomanometer air raksa :

a. Pasanglah manset pada lengan atas , dengan batas bawah manset 2 - 3 cm dari
lipat siku dan perhatikan posisi pipa manset yang akan menekan tepat di atas
denyutan arteri di lipat siku ( arteri brakialis).
b. Letakkan stetoskop tepat di atas arteri brakialis.
c. Rabalah pulsasi arteri pada pergelangan tangan (arteri radialis)-(lihat gambar)

d. Pompalah manset hingga tekanan manset mencapai 30 mmHg setelah pulsasi arteri
radialis menghilang.
e. Bukalah katup manset dan tekanan manset dibirkan menurun perlahan dengan
kecepatan 2-3 mmHg/detik.
f. Bila bunyi pertama terdengar , ingatlah dan catatlah sebagai tekanan sistolik.
g. Bunyi terakhir yang masih terdengar dicatat sebagai tekanan diastolic.
h. Turunkan tekanan manset sampai 0 mmHg, kemudian lepaskan manset.

8
DAFTAR PUSTAKAN

 Tucker, Susan Martin. Standart Perawatan Pasien : Proses Keperawatan, Diagnosis


dan Evaluasi.Edisi V. Volume 3. Jakarta. EGC.
 Instalasi Gizi Perjan RS Dr. Cipto Mangunkusumo dan Asosiasi Dietisien Indonesia.
“Penuntun Diet”; Edisi Baru, Jakarta, 2004, PT Gramedia Pustaka Utama.
 Maryam, R.S & Rosidawati. (2008). Mengenal usia lanjut dan perawatannya. Jakarta:
Penerbit Salemba Medika.
 Smeltzer Suzanne C. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Brunner & Suddarth.
Alih bahasa Agung Waluyo, dkk. Editor Monica Ester, dkk. Ed. 8. Jakarta : EGC; 2001.

Anda mungkin juga menyukai